dasar – dasar pemahaman peserta didik

Upload: sapari89

Post on 06-Jul-2018

530 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    1/21

    MAKALAH MATA KULIAH ILMU BIMBINGAN KONSELING

    DASAR – DASAR PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

    Dosen Pengampu : Ust. Sapari. M.Pd.,

    Disusun Oleh :

    M. CHAERUDIN

    NIRM : 4671010114057

    HASANI

    NIRM : 4671010114055

    SEMESTER VI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

    PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

     “ASY - SYUKRIYYAH” TANGERANG-BANTEN

    2015-2016 M/ 1436-1437 H 

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN 

    1. Latar belakang

    Bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta

    didik dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif, dilakukan

    secara sistematis dan berkesinambungan, supaya peserta didik dapat memahami

    dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak secara wajar,

    sesuai dengan tuntutan tugas-tugas perkembangan. Upaya bantuan ini dilakukan

    secara terencana dan sistematis untuk semua peserta didik berdasarkan identifikasi

    kebutuhan mereka, pendidik, institusi dan harapan orang tua dan dilakukan oleh

    seorang tenaga profesional bimbingan dan konseling yaitu konselor.

    Masalah Memahami peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki

    dan dilakukan guru, agar guru dapat mengetahui aspirasi/tuntutan peserta didik

    yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program yang tepat

     bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat memenuhi

    kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan mereka.

    Beberapa dasar pertimbangan perlunya ”Memahami dasar – dasar pemahaman

    Peserta Didik” yaitu sebagai berikut :

    Peserta didik yang dihadapi oleh guru tersebut adalah individu-individu

    yang unik dan berbeda satu dengan lainnya. Mereka hadir dari berbagai latar

     belakang, baik sosial, cultural, strata ekonomi, maupun agama yang berbeda.

    Untuk dapat menghadapi dan membelajarkan perserta didik yang beragam

    tersebut, maka guru perlu mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki peserta

    didik. Dengan begitu berarti guru harus menguasai dan mendalami aspek-aspek

     perkembangan peserta didik, yaitu sebagai berikut ;

    2. Rumusan masalah 

    1. Apa konsep dasar dan aspek aspek perkembangan?

    2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

     perserta didik?

    3. Apa saja tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam perkembangan individu?

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    3/21

    1.3. Tujuan

    1. Mengetahui konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan individu

    2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

     perkembangan peserta didik

    3. Mengetahui tugas-tugas perkembangan individu

    4. Mengetahui pertumbuhan fisik anak

    5. Mengetahui perkembangan inteletual dan bahasa anak

    6. Mengetahui perkembangan sosial anak

    7. Mengetahui perkembangan afeksi anak

    8. Mengetahui perkembangan moral dan agama anak

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    4/21

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Konsep Dasar Perkembangan

    Isitilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan

    sebuah konsep yang cukup kompleks. Di dalamnyaterkandung banyak dimensi.

    Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu

    dipahami beberapa konsep lain yang tekandung didalamnya, diantaranya:

     pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.

    Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang

    semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian

     perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-

    fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap

    kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Perkembangan

    menghasilkan bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap

    aktivitas sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara

     berangsur-angsur tapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap

     berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan

     berahir pada kematian.

    Aspek - aspek perkembangan ;

    a. Pertumbuhan 

    Pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk perubahan-perubahan

    yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti

     pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan

    sebagainya.

    Pertumbuhan fisik meningkat, menetap, dan kemudian mengalami

    kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan

    fisik ada puncaknya. Sesudah suatu masa tertentu, fisik mulai mengalami

    kemunduran dan berakhir pada kerunthan di hari tua, dimana kekuatan dan

    kesehatannya berkurang, pancaindra menjadi lemah atau lumpuh sama sekali.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    5/21

    Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental atau psikis yang relative

     berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya.

    b. Kematangan 

    Kematangan mula-mula merupakan suatu hasil dari adanya perubahan-

     perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti adanya

    kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf, dan kelenjar-kelenjar yang disebut

    kematangan biologis. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikisyang

    meliputi keadaan-keadaan berpikir, rasa kemauan, dan lain-lain, serta kematangan

     pada aspek psikis ini yang memerlukan latihan-latihan tertentu. Misalnya anak

    yang baru berusia lima tahun dianggap masih belum matang untuk menangkap

    masalah-masalah yang bersifat abstrak, oleh karena itu, anak yang bersangkutan

     belum bisa diberikan matematika dan angka-angka. Pada usia empat bulan,

    seorang anak belum matang didudukan, karena berdasarkan penelitian bahwa

    kemampuan leher dan kepalanya belum mampu tegak. Usaha pemaksaan terhadap

    kecepatan tibanya masa kematangan yang terlalu awal akan mengakibatkan

    kerusakan atau kegagalan dalam perkembangan tingkah laku individu yang

     bersangkutan.

    3. Perubahan 

    Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti

    setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula

    mempengaruhi proses perkembangan sseseorang dengan cara yang sama.

    Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan

    orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai

    tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut dengan “aktualisasi diri”

    merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu

    dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti

    yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    6/21

    B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Perkembangan Peserta

    Didik.

    1. Dalam Pertumbuhan

    Ada sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu

    sebagai berikut

    1.1. Faktor Internal

    Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu.

    Termasuk ke dalam faktor internal ini adalah sebagai berikut:

    a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya

    Anak yang ayah dan ibunya betubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi

    tinggi dari pada anak yang berasal dari orang tua bertubuh pendek.

     b. Kematangan

    Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh

    faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan bergizi tinggi, tetapi

    kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda.

    2. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar luar diri anak. Termasuk ke

    dalam faktor eksternal adalah sebagai berikut:

    a. Kesehatan

    Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.

     b. Makanan

    Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang

    cukup gizi pertumbuhannya pesat.

    c. Stimulasi lingkungan

    Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan

     pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.

    2. Dalam Perkembangan

    1. Faktor Internal

    a. Bakat atau pembawaan

    Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu.

     b. Sifat-sifat tertentu

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    7/21

    Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek moyang

    dapat berupa fisik dan mental.

    c. Dorongan dan instink

    Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu

    atau bertindak pada saatnya. Sedangkan instink atau naluri adalah kesanggupan

    atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan manusia bagaimana

    cara-cara melaksanakan dorongan batin.

    2. Faktor Eksternal

    a. Makanan

    Dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat,

     perlu memperhatikan makanannya.

     b. Iklim

    Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat individu dan

     jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang bersangkutan

    c. Kebudayaan

    Latar belakang budaya bangsa sedikit banyak mempengaruhi perkembangan

    seseorang

    d. Ekonomi

    Orang tua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan

     pokok anak-anaknya dengan baik, sering kurang memperhatikan pertumbuhan

    dan perkembangan anak-anaknya.

    e. Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga

    Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya perhatian orang tercurah

    kepadanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat manja. Sebaliknya, seorang

    anak yang memiliki banyak saudara, jelas orang tua sibuk membagikan

     perhatian terhadap saudara-saudaranya. Oleh sebab itu anak kedua, ketiga, dan

    seterusnya memiliki perkembangan yang lebih cepat dibandingkan anak yang

     pertama.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    8/21

    C. Tugas-Tugas dan karakteristik perkembangan Individu 

    Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya

    melalui beberapa periode atau fase perkembangan. Setiap fase perkembangan

    mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan

     baik oleh setiap individu. Sebab, kegagalan melaksanakan tugas-tugas

     perkembangan pada fase tertentu berakibat tidak baik bagi pada fase berikutnya.

    Sebaliknya, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada

    fase tertentu akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada

    fase berikutnya.

    Tugas-tugas perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat

     bermanfaat bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu

    sebagai berikut:

    1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan

    masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.

    2. Memberika motivasi pada setiap individu untuk melakukan apa yang

    diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.

    3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi

    dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki

    tingkat perkembangan berikutnya.

    Tiga bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas

     perkembangan, yaitu sebagai berikut:

    1. Harapan-harapan yang kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial

    mengharapkan perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis

    2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat

    kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.

    3. Adanya krisis yang dialami individu karena mengalami satu tingkatan ke

    tingkatan yang lain.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    9/21

    A. Jenis Tugas-Tugas Perkembangan Remaja 

    1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang denga teman sebaya baik

     pria maupun wanita

    2. Mencapai peran sosial pria dan wanita

    3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif

    4. Mencari kemadirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa

    lainnya

    5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis

    6. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan

    7. Persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga

    8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting

    untuk kompetensi kewarganegaraan

    9. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung

     jawab

    10. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika sebagai

     pedoman tingkah laku.

    B. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan

    Berkeluarga 

    Secara teoritis, masa remaja dapat dibagi menjadi dua fase yaitu

    fase pertama adalah pubertas dan fase kedua adalah adolesens. Fase

     pertama menitikberatkan pada perkembangan fisik dan seksual, serta

     pengaruhnya terhadap gejala-gejala psikososial. Sedangkan fase kedua

    menitikberatkan pada aspek nilai-nilai, moral, pandangan hidup, dan

    hubungan kemsyarakatan (Siti Rahayu Haditono, 1991).

    C. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja bagi Pendidikan 

    Tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena

    akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam

    rangka membantu remaja tersebut, yaitu sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    10/21

    1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan

    melaksanakan kegiatan-kegiatan nonakademik melalui berbagai

     perkumpulan.

    2. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku tidak sesuai

    dengan jenis kelaminnya, mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan

    konseling.

    3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan

     berlomba dalam kegiatan kelompoknya.

    4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan

    yang sesuai dengan minat dan keinginannya, sesuai dengan sistem

    kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan

     pendidikan yang bermanfaat untuk mempersiapkan diri memasuki

     pekerjaan.

    D. Pertumbuhan Fisik Anak 

    Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang

     bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu.

    Perubahan ini bersifat kuantitatif dan dan berkisar hanya pada aspek-aspek

    fisik individu. Oleh sebab itu, secara terminologis, sebenarnya tanpa ada

    tambahan kata fisik pun, hanya dengan istilah pertumbuhan saja, sudah

     bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis.

    E. Upaya Membantu Pertumbuhan Fisik dan Implikasinya Bagi

    Pendidikan 

    Dalam batas-batas tertentu, percepatan pertumbuhan fisik dapat dibantu

    dengan berbagai usaha atau stimulasi secara sistematis, antara lain sebagai

     berikut:

    1. Menjaga kesehatan badan

    2. Member makanan yang baik

    Implikasi bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor-faktor

     berikut:

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    11/21

    a. Sarana dan prasarana

     b. Waktu istirahat

    c. Diadakannya jam-jam olahraga bagi para siswa

    F. Perkembangan Intelektual dan Bahasa Anak 

    1. Perkembangan Intelektual 

    Jean Piaget (Bybee dan Sund, 1982) membagi perkembangan intelek

    menjadi empat tahapan sebagai berikut:

    1. Tahap sensori-motoris

    Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak berada dalam

    suatu masa yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-

    motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujuan dari

     proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut.

    2. Tahap praoperasional

    Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap

    intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan

    yang ditandai oleh suasana intuitif.

    3. Tahap operasional konkret

    Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai

    menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang

    rasa ingin tahunya.

    4. Tahap operasional formal

    Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini,

    anak telah mampu mewujudkan suatu keselurhan dalam pekerjaannya

    yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaan dan moralnya

     juga telah berkembang sehingga mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    12/21

    Karakteristik perkembangan intelektual

    1. Karakteristik tahap sensori-motoris

    Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai

     berikut:

    a. Segala tindakannya masih bersifat naluriah

     b. Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indera

    c. Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi

     belum mampu untuk mengategorikan pengalaman.

    d. Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-

    skema sensori-motorisnya.

    2. Karakteristik tahap praoperasional

    Ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:

    a. Individu telah mengombinasikan dan mentransformasikan berbagai

    informasi

     b. Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam

    menyatakan ide-ide

    c. Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu

     peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum lengkap

    d. Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku:

    1) Berpikir imajinatif

    2) Berbahasa egosentris

    3) Memiliki aku yang tinggi

    4) Menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi, dan

    5) Perkembangan bahasa mulai cepat

    2. Perkembangan Bahasa Anak 

    Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan

     perkembangan kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan

     bahasa dapat dibedakan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut:

    1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    13/21

    Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang

    mempunyai fungsi komunikasi

    2. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)

    Pada usia sekitar 1 tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata

    yang diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebagai satu kalimat

     penuh mencakup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk

    menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.

    3. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)

    Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk

    menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan

    kalimat sederhana yang disebut dengan istilah “kalimat dua kata” yang

    dirangkai secara tepat.

    4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)

    Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat

    mulai bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan

    mulai menggunakan kata jamak.

    5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)

    Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa

    yang lebih kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-

    kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi.

    6. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun – dewasa)

    Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya

     bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam

     berkomunikasi. Keterampilan dan performasi bahasa terus berkembang

    kearah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai

     perwujudan dari kompetensi komunikasi.

    3.Perkembangan Sosial Anak 

    a. Hubungan dengan Keluarga 

    Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peranan

     penting dan menjadi dasar bagi perkembangan psikologi anak dalam

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    14/21

    konteks sosial yang lebih luas. Untuk dalam, dalam memahami

     perkembangan psikososial peserta didik, perlu dipelajari bagaimana

    hubungan anak dengan keluarga.

    1. Karakteristik hubungan anak sekolah dengan keluarga

    Masa usia sekolah dipandang sebagai masa untuk pertama kalinya anak

    memulai kehidupan sosial mereka yang sesungguhnya. Bersamaan dengan

    maksudnya anak ke sekolah dasar, maka terjadilah perubahan hubungan

    anak dengan orang tua. Perubahan tersebut diantaranya disebabkan adanya

     peningkatan penggunaan waktu yang dilewati anak-anak bersama teman-

    teman sebayanya.

    Hubungan orang tua dan anak akan berkembang dengan baik apabila

    kedua pihak saling memupuk keterbukaan. Berbicara dan mendengarkan

    merupakan hal yang sangat penting. Perkembangan yang dialami anak

    sama sekali bukan alasan untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan di

    masa kecilnya. Hal ini justru akan membantu orang tua dalam menjaga

    tgerbukanya jalur komunikasi.

    Pada periode ini, orangtua dan anak-anak telah memiliki sekumpulan

     pengalaman masa lalu bersama, dan pengalaman ini membuat hubungan

    keluarga menjadi bertambah unik dan penuh arti.

    2. Karakteristik hubungan remaja dengan keluarga

    Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi dalam

     perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi

    orangtua-remaja. Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang

    memengaruhi relasinya dengan orangtua adalah perjuangan anak untuk

    memperoleh otonomi, baik secara fisik dan psikologis.

    Beberapa peneliti tentang perkembangan anak remaja menyatakan bahwa

     pencapaian otonomi psikologis merupakan salah satu tugas perkembangan

    yang penting dari masa remaja. Dengan demikian, keterikatan dengan

    orang tua selama masa remaja dapat berfungsi adaptif, yang menyediakan

    landasan yang kokoh dimana remaja menjelajahi dan menguasai

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    15/21

    lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang luas dengan cara-

    cara yang sehat secara psikologis.

    b.Hubungan dengan Teman Sebaya 

    Teman sebaya mempunyai fungsi yang hampir sama dengan orangtua.

    Teman bisa memberikan ketenangan ketika mengalami kekhawatiran.

    Tidak jarang terjadi seorang anak yang tadinya penakut berubah menjadi

     pemberani berkat teman sebaya. Berikut akan diuraikan beberapa aspek

     perkembangan hubungan peserta didik dengan teman sebayanya:

    1. Karakteristik hubungan anak usia sekolah dengan teman sebayanya

    Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak

    menyita waktu anak selama masa pertengahan dan akhir anak-anak.

    2. Pembentukan kelompok

    Pada masa ini anak tidak lagi puas bermain sendirian di rumah, atau

    melakukan kegiatan-kegiatan dengan keluarga. Hal ini terjadi karena anak

    memiliki keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok, serta

    merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.

    3. Popularitas, penerimaan sosial, dan penolakan

    Pada anak usia sekolah dasar mulai terlihat adanya usaha untuk

    mengembangkan suatu penilaian terhadap orang lain dengan berbagai cara.

    3.Persahabatan 

    Karakteristik lain dari pola hubungan anak usia sekolah dengan teman

    sebayanya adalah munculnya keinginan untuk menjalin hubungan

     pertemanan yang lebih akrab atau yang dalam kajian psikologi

     perkembangan disebut dengan istilah friendship (persahabatan).

    1. Karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya

    Berbeda halnya dengan masa anak-anak, hubungan teman sebaya remaja

    lebih didasarkan pada hubungan persahabatan. Menurut Bloss (1962),

     pembentukan persahabatan remaja erat kaitannya dengan perubahan

    aspek-aspek pengendalian psikologis yang berhubungan dengan kecintaan

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    16/21

     pada diri sendiri dan munculnya phallic conflicts. Erikson (1968)

    memandang tren perkembangan ini dari perspektif normative-life-crisis, di

    mana teman memberikan feedback dan informasi yang konstruktif tentang

    self definition dan penerimaan komitmen.

    4.Hubungan dengan Sekolah 

    Bagi seorang anak, memasuki dunia sekolah merupakan

     pengalaman yang menyenangkan, namun sekaligus mendebarkan, penuh

    tekanan, dan bahkan bisa menyebabkan timbulnya kecemasan. Bagi

     banyak anak, pengalaman masuk sekolah merupakan masuk sekolah

    merupakan saat-saat pertama bagi mereka menyesuaikan diri dengan pola

    kelompok, yang diatur oleh satu orang dewasa, yaitu guru. Dunia sekolah

     jelas berbeda dengan dunia rumah, dimana anak-anak harus mengikuti

    aturan main yang ditetapkan sekolah melalui guru.

    5.Perkembangan Afeksi atau Emosi Anak 

    Emosi adalah suatu respon terhadap suatu perangsang yang

    menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan

     biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian

    terjadi baik terhadap perangsang-perangsang eksternal maupun internal

    (Soegarda Poerbakawatja, 1982). Dengan definisi ini jelas perbedaan

    antara emosi dengan perasaan, bahkan disini tampak jelas bahwa perasaan

    termasuk ke dalam emosi atau menjadi bagian dari emosi.

    6. Bentuk-Bentuk Emosi 

    1. Amarah, meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, dsb.

    2. Kesedihan, meliputi pedih, sedih, muram, suram, depresi, dsb.

    3. Rasa takut, meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, panic, dsb

    4. Kenikmatan, meliputi bahagia, riang, senang, gembira, dsb.

    5. Cinta, meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, dsb.

    6. Terkejut, meliputi terkesiap, takjub, dan terpana

    7. Jengkel, meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dsb

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    17/21

    8. Malu, meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina,

    aib, dan hati hancur lebur.

    7. Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku 

    Melalui teori kecerdasan emosional yang dikembangkannya, Daniel

    Goleman (1995) mengemukakan sejumlah ciri utama pikiran emosional

    sebagai bukti bahwa emosi memainkan peranan penting dalam pola

     berpikir maupun tingkah laku individu. Adapun ciri utama pikiran

    emosional tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Respons yang cepat tetapi ceroboh

    2. Mendahulukan perasaan kemudian pikiran

    3. Memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik

    4. Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang

    5. Realitas yang ditentukan oleh keadaan

    8. Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja 

    Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke

    masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai

    kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Umumnya, masa ini

     berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai umur 18 tahun, yaitu masa anak

    duduk di bangku sekolah menengah. Masa ini biasanya diarasakan sebagai

    masa sulit, baik bagi remaja sendiri, maupun bagi keluarga atau

    lingkungannya. Adapun karateristik berbagai periode dipaparkan berikut

    ini:

    1. Periode Praremaja

    Perubahan yang terjadi di awal masa pubertas disertai sifat kepekaan

    terhadap rangsangan dari luar dan respons mereka biasanya berlebihan

    sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat

    merasa senang atau bahkan meledak-meledak.

    2. Periode Remaja Awal

    Control terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan

    cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    18/21

    seperti ini sesungguhnya terjadi karena adanya kecemesan kepada dirinya

    sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang-kadang tidak wajar.

    3. Periode Remaja Tengah

    Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang sering juga

    menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka

    ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut

     baik atau buruk.

    4. Periode Remaja Akhir

    Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagau orang

    dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang

    semakin dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai

    memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka.

    9. Perkembangan Moral dan Agama Anak 

    a.Perkembangan Moral 

    Menurutu Kohlberg tingkatan perkembangan moral sebagai berikut:

    1. Prakonvensional moralitas

    Pada level ini ana mengenal moralitas berdasarkan dampak yang

    ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau

    menyakitkan (hukuman).

    2. Konvensional

    Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas

    tau kelompok sebaya

    3. Pasca Konvensional

    Pada level ini aturan dan konstitusi dari masyarakat tidak dipandang

    sebagai tujuan akhir, tetapi diperlukan sebagai subjek. Anak mentaati

    aturan untuk menghindari hukuman kata hati.

    b.Perkembangan Agama 

    Perkembangan agama menurut Fowler adalah sebagai berikut:

    1. Tahap intuitive-projective faith

    Berlangsung antara usia 2-7 tahun. Pada tahap ini kepercayaan anak

     bersifat peniruan.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    19/21

    2. Tahap mythic-literal faith

    Dimulai dari usia 7-11 tahun. Pada tahap ini sesuai dengan perkembangan

    kognitifnya, anak secara sistematis mulai mengambil makna dari tradisi

    masyarakat.

    3. Tahap synthetic-conventional faith

    Terjadi pada usia 12- akhir masa remaja atau awal usia dewasa.

    Kepercayaan remaja pada tahap ini ditandai dengan kesadaran tentang

    simbolisme dan memiliki lebih dari satu cara untuk mengetahui kebenaran

    4. Tahap individuative-reflective faith

    Terjadi pada usia 19 tahun atau masa dewasa awal. Mulai muncul sintesis

    kepercayaan dan tanggung jawab individual terhadap kepercayaan

    tersebut.

    5. Tahap conjunctive-faith

    Dimulai pada usia 30 tahun sampai masa dewasa akhir. Ditandai dengan

     perasaan terintegrasi dengan simbol-simbol, ritual-ritual dan keyakinan

    agama.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    20/21

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Simpulan 

    Dari uraian pada bab2 dapat disimpukan bahwa aspek-aspek peserta didik

    tersidiri dari: konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan individu, faktor-

    faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, tugas-

    tugas perkembangan individu, pertumbuhan fisik anak, perkembangan intelektual

    dan bahasa anak, perkembangan sosial anak, perkembangan afeksi anak, dan

     perkembangan moral dan agama anak.

    3.2. Saran 

    Untuk dapat tampil menjadi guru yang ideal, memang tidak cukup hanya

    mengandalkan penguasaan atas materi atau ilmu yang diajarkan. Sebab dalam

    konteks pembelajaran, bahan atau materi pembelajaran hanya merupakan

     perangsang tindakan guru dalam memberikan dorongan belajar yang diarahkan

     pada pencapaian tujuan belajar. Karena itu, seorang guru harus membekali diri

    dengan sejumlah pengetauan dan keterampilan lain yang sangat diperlukan dalam

    keberhasilan pelaksanaan tugasnya. Ini sangat penting karena guru dalam

     profesinya tidak berhadapan dengan benda mati melainkan berhadapan dengan

    manusia yang disebut dengan peserta didik.

  • 8/17/2019 Dasar – Dasar Pemahaman Peserta Didik

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Desmita.2009.Psikologi Perkembangan Peserta Didik .Bandung:PT Remaja

    Rosdakarya

    Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori.2012.Psikologi Remaja.Bandung:PT

    Bumi Aksara