crs polip meta

24
 BAB I PENDAHULUAN Pol ip hidung adalah kel ainan muk osa hid ung ber upa massa lunak yang ber tan gkai,  berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, dengan permukaan licin dan agak  bening karena mengandung banyak cairan. Polip hidung umumnya berasal dari penonjolan keluar dari mukosa yang menutup sinus maksilaris atau etmoidalis. 1 Polip hidung dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai pada penderi ta dewasa muda ber usia antara 30–60 ta hun , se dan gkan per bandi nga n antara la ki- la ki dan  perempuan adalah – ! " 1 dan tidak ada kekhususan ras pada kejadian polip hidung. 1  #ejala ya ng timbul pada pender ita polip hid ung adalah hipo smia dan post nasal drip . #ejala lainnya seperti demam yang persisten, bersin, dan terkadang sakit kepala. Polip etmoidal terlihat pucat, dan terdapat massa yang halus. 1 $tiologi pasti dari polip hidung belum diketahui, tetapi ada tiga %aktor penting yaitu adanya peradangan kronik dan berulang pada mukosa hidung dan sinus, gangguan keseimbangan &asomotor dan peningkatan tekanan cairan interstisial dan edema mukosa hidung. Polip hidung  bukan merupakan penyakit tetapi merupakan mani%estasi klinik dari berbagai macam penyakit dan sering dihubungkan dengan sinusitis, asma dan rhinitis alergi. 1  'alah satu etiologi dari polip hidung yaitu alergi. (hinitis alergi mengenai kira-kira 10- )* penduduk dunia. (hinitis alergi dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua golongan umur, tetapi biasanya mulai timbul pada anak dan dewasa muda. +ekambuhan dan  berat ringannya rhinitis alergi dipengaruhi oleh %aktor internal yaitu genetik dan sistem imun tubuh. 1 +emungkinan dari keterkaitan polip hidung dan rhinitis alergi dalah reaksi alergi di mukosa hidung mengakibatkan &asodilatasi dan peningkatan permeabilitas dari pembuluh darah yang akan mengakibatkan cairan berpindah keluar dari intra&askular dan menyebabkan cairan masuk kedalam jaringan. enyebab kan edema dan menimbulkan massa polipoid. Polip hidung ser ing ter jadi pada pend eri ta asma kar ena ser ing nya ter papa r rea ksi in% lamasi . ntar a 1* hingga 3!* dari polip hidung dihubungkan dengan riwayat asma. ubungan polip hidung dan asma juga bergantung pada umur, dari penelitian 'ettipane antara rentang umur 10-)0 tahun terdapat 3,1* pasien asma dengan umur dibawah !0 tahun mengalami polip hidung, 1,!* 1

Upload: meita

Post on 14-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

polip hidung

TRANSCRIPT

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 1/24

BAB I

PENDAHULUAN

Polip hidung adalah kelainan mukosa hidung berupa massa lunak yang bertangkai,

 berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, dengan permukaan licin dan agak 

 bening karena mengandung banyak cairan. Polip hidung umumnya berasal dari penonjolan

keluar dari mukosa yang menutup sinus maksilaris atau etmoidalis.1

Polip hidung dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai pada penderita

dewasa muda berusia antara 30–60 tahun, sedangkan perbandingan antara laki-laki dan

 perempuan adalah – ! " 1 dan tidak ada kekhususan ras pada kejadian polip hidung.1 

#ejala yang timbul pada penderita polip hidung adalah hiposmia dan postnasal drip.

#ejala lainnya seperti demam yang persisten, bersin, dan terkadang sakit kepala. Polip etmoidal

terlihat pucat, dan terdapat massa yang halus.1

$tiologi pasti dari polip hidung belum diketahui, tetapi ada tiga %aktor penting yaitu

adanya peradangan kronik dan berulang pada mukosa hidung dan sinus, gangguan keseimbangan

&asomotor dan peningkatan tekanan cairan interstisial dan edema mukosa hidung. Polip hidung

 bukan merupakan penyakit tetapi merupakan mani%estasi klinik dari berbagai macam penyakit

dan sering dihubungkan dengan sinusitis, asma dan rhinitis alergi.1 

'alah satu etiologi dari polip hidung yaitu alergi. (hinitis alergi mengenai kira-kira 10-)* penduduk dunia. (hinitis alergi dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua

golongan umur, tetapi biasanya mulai timbul pada anak dan dewasa muda. +ekambuhan dan

 berat ringannya rhinitis alergi dipengaruhi oleh %aktor internal yaitu genetik dan sistem imun

tubuh.1

+emungkinan dari keterkaitan polip hidung dan rhinitis alergi dalah reaksi alergi di

mukosa hidung mengakibatkan &asodilatasi dan peningkatan permeabilitas dari pembuluh darah

yang akan mengakibatkan cairan berpindah keluar dari intra&askular dan menyebabkan cairan

masuk kedalam jaringan. enyebabkan edema dan menimbulkan massa polipoid. Polip hidung

sering terjadi pada penderita asma karena seringnya terpapar reaksi in%lamasi. ntara 1*

hingga 3!* dari polip hidung dihubungkan dengan riwayat asma. ubungan polip hidung dan

asma juga bergantung pada umur, dari penelitian 'ettipane antara rentang umur 10-)0 tahun

terdapat 3,1* pasien asma dengan umur dibawah !0 tahun mengalami polip hidung, 1,!*

1

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 2/24

memiliki polip dengan umur diatas !0 tahun. al lain yang berhubungan dengan asma yang bisa

mengakibatkan polip hidung adalah masalah pengobatannya yaitu /'s yang mengalami

intoleransi. 2. idals pada tahun 144 menyatakan bahwa didapatkan hubungan antara aspirin,

asma, dan polip hidung.1

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 3/24

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

−  /ama " 5n.'

− mur " 34 tahun

− 7enis kelamin " laki-laki

− lamat " +ota 8aru

− gama " +risten

− Pekerjaan " 'wasta

− Pendidikan " '

− (egister " 9019)

2.2 ANAMNESIS

:utoanamnesis, 5gl " ; juni 01)<

   Keluhan Utama

idung kanan tersmubat sejak tahun yang lalu

   Anamnesa

Pasien mengeluh hidung kanan tersumbat sejak tahun yang lalu, sumbatan

dihidung menetap dan tidak hilang timbul, awalnya sumbatan dihidung ringan namun

lama kelamaan sumbatan dihidung membuat pasien sulit berna%as saat tidur dan

terjadi penurunan %ungsi penghidu pada pasien kurang lebih satu tahun yang lalu.

'umbatan di hidung tidak disretai dengan nyeri ataupun keluarnya cairan dari hidung.

Pasien menyangkal ada nyeri tekan pada wajah, bersin-bersin dan ingusan pada saatcuaca dingin atau terkena debu. ngus yang turun ketenggorokan :-<, 'uara sengau :<,

emam :<, batuk :<, lendir pada tenggorok :<. (iwayat asma :<

3

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 4/24

   Riwayat Pengobatan

5idak pernah mengobati hidung sebelumnya.

   Riwayat Penyakit Dahulu

(iwayat asma :-<, (hinitis alergi :-<, ipertensi :-<, :-<

   Riwayat Penyakit Keluarga

5idak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien

.

2.3 HAL-HAL PENTING

TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING

#atal " -=- (inore " -=- 'ukar enelan " - 'uara parau " -

ikorek " -=- 8untu " >=> 'akit enelan " - %onia " -

 /yeri "-=- 8ersin 5rismus "- 'esak napas " -

8engkak "-=- ? ingin=@embab " - Ptyalismus " - (asa sakit " -

Atore "-=- ? ebu (umah " - (asa /gganjal " - (asamengganjal "-

5uli "-=- 8erbau " -=- (asa 8erlendir " -

5initus "-=- imisan " -=- (asa +ering " -

Bertigo "-=- /yeri idung " -=-

ual " - 'uara sengau " -

untah " -

2.4 PEMERIKSAAN FISIK 

− +esadaran " compos mentis

− Pernapasan " 16 i/x

− 'uhu " 36,9 CD

−  /adi " 9 i/x

− 5 " 10=90 mmg

− nemia " -=-

!

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 5/24

− 'ianosis " -=-

− 'tridor inspirasi " -=-

− (etraksi suprasternal " -

−(etraksi interkostal " -=-

− (etraksi epigastrial " -=-

a) Telina

Da!n Telina Kanan Ki"i

notia=mikrotia=makroti

a- -

+eloid - -

Perikondritis - -

+ista - -

2istel - -

Att hematoma - -

Lian Telina Kanan Ki"i

tresia - -

'erumen prop - -

$pidermis prop - -

+orpus alineum - -

7aringan granulasi - -

$Eositosis - -

Asteoma - -

2urunkel - -

Me#$"ana Ti#%ani Kanan Ki"i

iperemis - -

(etraksi - -

8ulging - -

tropi - -

)

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 6/24

Per%orasi - -

8ula - -

'ekret - -

(e%leks Dahaya bn bnRe&"'-a!"i(!la" Kanan Ki"i

2istel - -

+ista - -

bses - -

P"e-a!"i(!la" Kanan Ki"i

2istel - -

+ista - -

bses - -

$) Hi!n

Rin'*('%i An&e"i'" Kanan Ki"i

Bestibulum nasi iperemis :-<, li&ide :-< iperemis :-<, li&ide :-<

+a&um nasi$dema mukosa :-< 'ekret :-<,

hiperemis :-<

  $dema mukosa :-< 'ekret

:-<, hiperemis :-<

'elaput lendir bn bn

'eptum nasi e&iasi :-< e&iasi :-<

@antai > dasarhidung

bn bn

+onka in%erior ipertro%i :-<, hiperemis :-< ipertro%i :-<, hiperemis :-<

eatus nasi medius

assa bertangkai, berbentuk 

lonjong, berwarna putihkebau-abuan telah keluar dari

meatus medius, tetapi belum

memenuhi rongga hidung,

 permukaan licin, berwarna putih dan pucat

assa bertangkai, berbentuk lonjong,

 berwarna putih keabu-abuan

masih terbatas di meatus

medius, permukaan licin,

 berwarna putih dan pucat

Polip + +

+orpus alineum - -

assa tumor  - -

2enomena palatum ,-) ,-)

6

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 7/24

mole

Rin'*('%i

P'*&e"i'"Kanan Ki"i

+a&um nasi

bn

'elaput lendir 

+oana

'eptum nasi

+onka superior 

adenoid

assa tumor 

2ossa rossenmuller 

T"an*il!#ina*i

Sin!*Kanan Ki"i

  5idak dilakukan

) M!l!&

Ha*il

'elaput lendir mulut bn

8ibir 'ianosis :-< raghade :-<

@idah tropi papil :-<, tumor :-<

#igiP kanan bawah sudah dicabut, 3

kanan bawah terdapat karies

+elenjar ludah bn

) Fa"in

Ha*il

&ula 8entuk normal, terletak ditengah

Palatum mole hiperemis :-<, benjolan :-<

Palatum durum iperemis :-<, benjolan :-<

Plika anterior iperemis :-<

5onsil

ekstra " tonsil 5, hiperemis :-<,

 permukaan rata, kripta tidak melebar

detritus :-<

'inistra " tonsil 5, hiperemis :-<, permukaan rata, kripta tidak melebar

detritus :-<

;

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 8/24

Plika posterior iperemis :-<

ukosa oro%aring iperemis :-<, granula :-<

e) La"in'*('%i ini"e&

Ha*il

Pangkal lidah

bn

$piglottis

'inus piri%ormis

ritenoid

'ulcus arytenoid

Dorda &ocalis

assa

) Kelen/a" Ge&a0 Benin Le0e"

Kanan Ki"i

(egio bn bn

(egio bn bn

(egio bn bn

(egio B bn bn

(egio B bn bn

(egio B bn bn

area Parotis bn bn

rea postauricula bn bn

rea occipital bn bn

9

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 9/24

reasupracla&icular 

bn bn

) Pe#e"i(*aan Ne"i "aniale*

Kanan Ki"i

 /er&us , B, B bn bn

 /er&us B bn bn

 /er&us F bn

(egio F bn

2. PEMERIKSAAN AUDIOLOGI

Te* Penena"an Kanan Ki"i

5es rinne + +

5es weber 5idak ada lateralisasi 5idak ada lateralisasi

5es schwabach 'ama dg pemeriksa=/ 'ama dg pemeriksa=/

− +esimpulan " 2ungsi Pendengaran dalam batas normal

2. PEMERIKSAAN PENUN5ANG

a< (adiologi " -

$) @aboratorium " -

2.6 DIAGNOSIS

• Polip nasi deEtra stadium dan polip nasi sinistra stadium1

2.7 DIAGNOSIS BANDING

1. +arsinoma sinonasal

. Polipoid mukosa

3. 5umor ka&um nasi sinistra

3.8 PENATALAKSANAAN

4

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 10/24

• iagnostik 

5es cukit kulit

8iopsi G 2/8

(ontgent kepala posisi waters

• 5erapi"

5erapi bertujuan untuk membantu mengurangi ukuran polip dan mengobati penyebabnya.

+ortikosteroid topikal hidung

5riamsolon asetonide 1 H 0 mcg dua semprotan pada setiap lubang hidung

ekongestan

Pseudoe%edrin H 60 mg

ntibiotik 

moEicillin 3 H )00 mg

• onitoring

+eluhan hidung tersumbat

'ekret hidung

   Post nasal drip

  kuran polip

• +$ :+omunikasi, n%ormasi dan $dukasi<

1. enjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien

. enjelaskan terapi yang diberikan tentang man%aat, cara, dan e%ek samping obat

3. 'egera kontrol ke dokter apabila tidak ada perbaikan atau polip semakin membesar 

!. enyarankan untuk melakukan tindakan polipektomi jika terapi medikamentosa tidak 

ada perbaikan

3.19 PROGNOSA

Iuo ad &itam " dubia ad bonam

10

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 11/24

Iuo ad %ungsionam " dubia ad bonam

BAB III

TIN5AUAN PUSTAKA

4.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI 2:3::6

. $mbriologi

idung dibentuk oleh lima prominensia %acialis. Prominensia %rontalis membentuk 

 jembatan hidung. Prominensia nasalis mediana yang menyatu membentuk lengkung dan ujung

hidung. an prominensia nasalis lateralis menghasilkan cuping hidung.

• (ongga idung

'elama minggu keenam, %o&ea nasalis menjadi semakin dalam, sebagian karena

 pertumbuhan prominensia nasalis sekitar dan sebagian karena penetrasi ke mesenkim

dibawahnya. ula – mula membrana oronasalis memisahkan kedua lekukan dari rongga mulut

 primiti% melalui %oramen yang baru terbentuk, koana primiti%.

+edua koana ini terletak di kedua sisi garis tengah dan tepat di belakang palatum primer.

+emudian dengan terbentuknya palatum sekunder dan perkembangan lebih lanjut rongga hidung

 primiti%, terbentuknya koana de%eniti% di taut antara rongga hidung dan %aring.

'inus udara paranasal berkembang sebagai di&ertikulum dinding hidung lateral dan meluas

ke dalam maksila, os etmoidale, os %rontale, dan os s%enoidale. 'inus – sinus ini mencapai

ukurannya yang maksimal selama pubertas dan ikut membentuk wajah yang de%initi%.

8. idung @uar 

idung luar berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke bawah "

1. Pangkal hidung :bridge<

. orsum nasi

3. Puncak hidung

!. la nasi

). +olumela

11

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 12/24

6. @ubang hidung :nares anterior<

idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan

ikat dan beberapa otot kecil yaitu . /asalis pars trans&ersa dan . /asalis pars allaris. +erja

otot – otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. 8atas atas nasi eksternus

melekat pada os %rontal sebagai radiks :akar<, antara radiks sampai apeks :puncak< disebut

dorsum nasi. @ubang yang terdapat pada bagian in%erior disebut nares, yang dibatasi oleh "

- 'uperior " os %rontal, os nasal, os maksila

- n%erior " kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor 

dan kartilago alaris minor .

Perdarahan "

1. . /asalis anterior :cabang . $tmoidalis yang merupakan cabang dari . A%talmika,

cabang dari a. +arotis interna<.

. . /asalis posterior :cabang .'%enopalatinum, cabang dari . aksilaris interna,

cabang dari . +arotis interna<

3. . ngularis :cabang dari . 2asialis<

Persara%an "

1. Dabang dari /. A%talmikus :/. 'upratroklearis, /. n%ratroklearis<

. Dabang dari /. aksilaris :ramus eksternus /. $tmoidalis anterior<

D. +a&um /asi

engan adanya septum nasi maka ka&um nasi dibagi menjadi dua ruangan yang

membentang dari nares sampai koana :apertura posterior<. +a&um nasi ini berhubungan dengan

1

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 13/24

sinus %rontal, sinus s%enoid, %ossa kranial anterior dan %ossa kranial media. 8atas – batas ka&um

nasi "

Posterior" berhubungan dengan naso%aring

tap " os nasal, os %rontal, lamina kribri%ormis etmoidale, korpus

s%enoidale dan sebagian os &omer

@antai " merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal,

 bentuknya konka% dan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap. 8agian ini

dipisahnkan dengan ka&um oris oleh palatum durum.

edial " septum nasi yang membagi ka&um nasi menjadi dua ruangan

:dekstra dan sinistra<, pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit,

 jaringan subkutan dan kartilago alaris mayor. 8agian dari septum yang terdiri dari

kartilago ini disebut sebagai septum pars membranosa J kolumna J kolumela.

@ateral " dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os

etmoid, konka nasalis in%erior, palatum dan os s%enoid.

+onka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan dari tulang etmoid.

'edangkan konka nasalis in%erior merupakan tulang yang terpisah. (uangan di atas dan belakang

konka nasalis superior adalah resesus s%eno-etmoid yang berhubungan dengan sinis s%enoid.

+adang – kadang konka nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak di bagian ini.

13

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 14/24

Perdarahan "

rteri yang paling penting pada perdarahan ka&um nasi adalah .s%enopalatina

yang merupakan cabang dari .maksilaris dan . $tmoidale anterior yang merupakan

cabang dari . A%talmika. Bena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang

 berjalan bersama – sama arteri.

Persara%an "

1. nterior ka&um nasi dipersara%i oleh serabut sara% dari /. 5rigeminus yaitu /.

$tmoidalis anterior

. Posterior ka&um nasi dipersara%i oleh serabut sara% dari ganglion pterigopalatinum

masuk melalui %oramen s%enopalatina kemudian menjadi /. Palatina mayor menjadi

 /. '%enopalatinus

. ukosa idung

(ongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan %ungsional dibagi atas

mukosa perna%asan dan mukosa penghidu. ukosa perna%asan terdapat pada sebagian besar 

rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia

dan diantaranya terdapat sel-sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya

lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa. alam keadaan

normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir :mucous

blanket < pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

'ilia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai %ungsi yang penting. engan

gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam ka&um nasi akan didorong ke arah naso%aring.

engan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk 

mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. #angguan pada %ungsi silia

akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat.

#angguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang,sekret kental dan obat – obatan.

ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian

atas septum. ukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia : pseudostratified 

1!

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 15/24

columnar non ciliated epithelium<. $pitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang,

sel basal dan sel reseptor penghidu. aerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.

$. 'inus Paranasal

anusia mempunyai sekitar 1 rongga di sepanjang atap dan bagian lateral rongga udara

hidungK jumlah, bentuk, ukuran dan simetris ber&ariasi. 'inus-sinus ini membentuk rongga di

dalam beberapa tulangwajah dan diberi nama yang sesuaiK sinus maksilaris, s%enoidalis, %rontalis

dan etmoidalis. Lang terakhir biasanya berupa kelompok-kelompok sel etmoidalis anterior dan

 posterior yang saling berhubungan, masing-masing kelompok bermuara ke dalam hidung.

'eluruh sinus dilapisi oleh epitel saluran pernapasan yang mengalami modi%ikasi, dan mampu

menghasilkan mukus, dan bersilia, sekret disalurkan ke dalam rongga hidung. Pada orang sehat,

sinus terutama berisi udara.

2. 2isiologi hidung

1. 'ebagai jalan na%as

Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi

konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah naso%aring, sehingga aliran udara

ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan

kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. kan tetapi di bagian

depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran

dan bergabung dengan aliran dari naso%aring.

. Pengatur kondisi udara :air conditioning <

2ungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan

udara yang akan masuk ke dalam al&eolus. 2ungsi ini dilakukan dengan cara "

a. engatur kelembaban udara. 2ungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada

musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini

sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.

 b. engatur suhu. 2ungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah

di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga

radiasi dapat berlangsung secara optimal. engan demikian suhu udara setelah

melalui hidung kurang lebih 3;o D.

1)

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 16/24

3. 'ebagai penyaring dan pelindung

2ungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri

dan dilakukan oleh "

a. (ambut :vibrissae< pada &estibulum nasi

 b. 'ilia

c. Palut lendir :mucous blanket <. ebu dan bakteri akan melekat pada palut

lendir dan partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan dengan re%leks

 bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke naso%aring oleh gerakan silia.

d. $nMim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.

!. ndra penghidu

idung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa ol%aktorius

 pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel

 bau dapat mencapai daerah ini dengan cara di%usi dengan palut lendir atau bila

menarik na%as dengan kuat.

). (esonansi suara

Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. 'umbatan hidung

akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.

6. Proses bicara

embantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal :m,n,ng< dimana

rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran

udara.

;. (e%leks nasal

ukosa hidung merupakan reseptor re%leks yang berhubungan dengan saluran

cerna, kardio&askuler dan perna%asan. Dontoh " iritasi mukosa hidung menyebabkan

re%leks bersin dan na%as terhenti. (angsang bau tertentu menyebabkan sekresi

kelenjar liur, lambung dan pankreas.

4.2 POLIP NASI

4.2.1 Deeni*i 2:3

16

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 17/24

Polip nasi ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung,

 berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat in%lamasi mukosa. Polip dapat timbul pada

 penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. 8ila ada polip

 pada anak di bawah usia tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau

meningoense%alokel.

Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi kekuning-kuningan atau kemerah-merahan,

suram dan lebih kenyal :polip %ibrosa<. Polip kebanyakan berasal dari mukosa sinus etmoid,

 biasanya multipel dan dapat bilateral. Polip yang berasal dari sinus maksila sering tunggal dan

tumbuh ke arah belakang, muncul di naso%aring dan disebut polip koanal.

4.2.2 In*ien Dan E%ie#i'l'i !

Polip nasi lebih banyak ditemukan pada penderita asma nonalergi :13*< dibanding

 penderita asma alergi :)*<. Polip nasi terutama ditemukan pada usia dewasa dan lebih sering

 pada laki-laki, dimana rasio antara laki-laki dan perempuan "1 atau 3"1. Penyakit ini ditemukan

 pada seluruh kelompok ras.

4.2.3  E&i'%a&'ene*i* ,!

$tiologi polip nasi belum diketahui secara pasti. /amun ada tiga %aktor yang berperan

dalam terjadinya polip yaitu "

1. Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang kronik dan berulang

. #angguan keseimbangan &asomotor 

3. $dema, dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial sehingga timbul edema mukosa

hidung. 5erjadinya edema ini dapat dijelaskan oleh %enomena 8ernoulli.

2enomena 8ernoulli menyatakan bahwa udara yang mengalir melalui tenpat yang sempit

akan menimbulkan tekanan negati&e pada daerah sekitarnya. 7aringan yang lemah ikatannya

akan terisap oleh tekanan negati&e ini sehingga mengakibatkan edema mukosa dan pembentukan

 polip. 2enomena ini menjelaskan mengapa polip kebanyakan berasal dari area yang sempit di

kompleks osteomeatal di meatus medius.

1;

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 18/24

ula – mula ditemukan edema mukosa yang kebanyakan terdapat di daerah meatus

medius. +emudian stroma akan terisi oleh cairan interseluler, sehingga mukosa yang sembab

menjadi polipoid. 8ila proses ini terus berlanjut, mukosa yang sembab ini akan semakin besar 

dan kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai, sehingga

terbentuk polip.

Pembentukan polip sering juga dihubungkan dengan in%lamasi kronik, dis%ungsi sara% 

otonom serta predisposisi genetic. enurut teori 8ernsteis, terjadi perubahan mukosa hidung

akibat peradangan atau aliran udara yang bertubulensi, terutama di daerah sempit di kompleks

ostiomeatal. 5erjadi prolaps submukosa yang diikuti oleh reepitelisasi dan pembentukan kelenjar 

 baru. 7uga terjadi peningkatan penyerapan natrium oleh permuksaan sel epitel yang berakibat

retensi air sehingga terbentuk polip.

5eori lain mengatakan ketidakseimbangan sara% &asomotor menyebabkan terjadinya

 peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi &askuler yang mengakibatkan

dilepaskan sitokin dari sel mast yang akan menyebabkan edema dan lama-kelamaan menjadi

 polip.

4.2.4 Ga#$a"an Ma("'*('%i* an Mi("'*('%i(,!

'ecara makroskopis polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan licin, berbentuk 

 bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, agak bening, lobular, dapat tunggal atau

multiple dan tidak sensiti&e. arna polip yang pucat tersebut disebabkan karena mengandung

 banyak cairan dan sedikitnya aliran darah ke polip. 8ila terjadi iritasi kronis atau proses

19

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 19/24

 peradangan warna polip dapat berubah menjadi kemerah-merahan dan polip yang sudah

menahun warnanya dapat menjadi kekuning-kuningan karena banyak mengandung banyak 

 jaringan ikat.

'ecara mikroskopik, tampak epitel dari polip serupa dengan mukosa hidung normal yaitu

epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab. 'el –selnya terdiri lim%osit, sel

 plasma, eosino%il, neutro%il dan makro%ag. ukosa mengandung sedikit sel – sel goblet.

Pembuluh darah sangat sedikit dan tidak mempunyai serabut sara%. Polip yang sudah dapat

mengalami metaplasi epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik,

gepeng berlapis tanpa keratinisasi.

 

4.2.  Ge/ala Klini* ,3,9

#ejala utama yang ditimbulkan oleh polip hidung adalah rasa sumbatan di hidung.

'umbatan ini tidak hilang – timbul dan makin lama semakin berat keluhannya. Pada sumbatan

yang hebat dapat menyebabkan gejala hiposmia atau anosmia. Polip hidung biasanya bilateral,

dapat menyebabkan obstruksi dan hilangnya daya penciuman. 8ila polip ini menyumbat sinus

 paranasal, maka sebagai komplikasinya akan terjadi sinusitis dengan keluhan nyeri kepala dan

rinore. 8ila penyebabnya adalah alergi, maka gejala yang utama ialah bersin dan iritasi di

hidung.

4.2.  Dian'*a ,!

iagnosa polip nasi dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan %isis dan

 pemeriksaan penunjang.

• Ana#ne*i*

+eluhan utama penderita polip nasi adalah sumbatan hidung mulai dari yang ringan sampai

 berat, rhinore yang jernih sampai purulen, hiposmia dan anosmia. apat juga disertai bersin – 

 bersin, rasa nyeri pada hidung dan sakit kepala di daerah %rontal. 8ila disertai dengan in%eksi

sekunder, didapatkan  post nasal drips dan rhinore purulen. #ejala sekunder yang timbul ialah

na%as melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup. 'elain

itu harus ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleransi aspirin dan alergi obat lainnya serta

alergi makanan.

14

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 20/24

• Pe#e"i(*aan Fi*i*

Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior, polip nasi terlihat sebagai massa yang berwarna

 pucat yang berasal dari meatus nasi medius dan mudah digerakkan.

ackay dan @und :144;< membagi stadium polip nasi menjadi ! yaitu"

'tadium 0 " 5idak ada polip, atau polip masih berada dalam sinus

'tadium 1 " Polip masih terbatas di meatus medius dan perlu endoskop untuk melihatnya.

'tadium " Polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tapi belum

memenuhi rongga hidung, dapat dilihat dengan speculum hidung

'tadium 3 " Polip yang massi% yang mengisi hampir seluruh rongga hidung.

• Pe#e"i(*aan %en!n/an

Tes Alergi

elalui tes ini dapat diketahui kemungkinan pasien memiliki riwayat alergi.

 Naso-endoskopi

Polip nasi stadium 1 dan kadang – kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rhinoskopi

anterior, tetapi tampak pada pemeriksaan nasoendoskopi.

 Radiologik 

(adiologi dengan posisi aterNs dapat menunjukkan opasitas sinus. D5 scan potongan

koronal merupakan pemeriksaan yang terbaik untuk menge&aluasi pasien dengan polip

nasi. D5 scan koronal dari sinus paranasal sangat baik untuk mengetahui jaringan yang

mengalami kerusakan, luasnya penyakit dan kemungkinan adanya destruksi tulang.

4.2.6  Dian'*i* Banin 6

Polip didiagnosis bandingkan dengan konka polipoid, yang ciri – cirinya tidak bertangkai,

sukar digerakkan, nyeri bila ditekan dengan pinset, mudah berdarah, dapat mengecil pada

 pemakaian &asokonstriktor :kapas adrenalin<. 'edangkan polip bertangkai, mudah digerakkan,

konsistensi lunak, tidak nyeri bila ditekan, tidak mudah berdarah, pada pemakaian

&asokonstriktor :kapas adrenalin< tidak mengecil.

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior cukup mudah untuk membedakan polip dan konka

 polipoid, terutama dengan pemberian &asokonstriktor yang juga harus hati – hati pemberiannya

0

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 21/24

 pada pasien dengan penyakit kardio&askuler karena bisa menyebabkan &asokonstriksi sistemik,

maningkatkan tekanan darah yang berbahaya pada pasien dengan hipertensi dan dengan penyakit

 jantung lainnya.

4.2.7  Ta&ala(*ana ,3,!

ntuk polip edematosa, dapat diberikan pengobatan kortikosteroid "

1. Aral, misalnya prednison )0 mg=hari atau deksametason selama 10 hari, kemudian

dosis diturunkan perlahan – lahan :tappering off <.

. 'untikan intrapolip, misalnya triamsinolon asetonid atau prednisolon 0,) cc, tiap )

 – ; hari sekali, sampai polipnya hilang.

3. Abat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid, merupakan obat untuk 

rinitis alergi, sering digunakan bersama atau sebagai lanjutan pengobatn

kortikosteroid per oral. $%ek sistemik obat ini sangat kecil, sehingga lebih aman.

ntuk polip yang ukurannya sudah besar dilakukan ektraksi polip :polipektomi< dengan

menggunakan senar polip. 'elain itu bila terdapat sinusitis, perlu dilakukan drenase sinus. Aleh

karena itu sebelum operasi polipektomi perlu dibuat %oto sinus paranasal untuk melihat adanya

sinusitis yang menyertai polip ini atau tidak. 'elain itu, pada pasien polip dengan keluhan sakit

kepala, nyeri di daerah sinus dan adanya perdarahan pembuatan %oto sinus paranasal tidak boleh

dilupakan.

Prosedur polipektomi dapat mudah dilakukan dengan senar polip setelah pemberian

dekongestan dan anestesi lokal.

Pada kasus polip yang berulang – ulang, perlu dilakukan operasi etmoidektomi oleh karena

umumnya polip berasal dari sinus etmoid. $tmoidektomi ada dua cara, yakni " 

1. ntranasal

. $kstranasal

4.2.8 P"'n'*i* !

Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu pengobatannya juga perlu ditujukan

kepada penyebabnya, misalnya alergi. 5erapi yang paling ideal pada rinitis alergi adalah

menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.

1

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 22/24

'ecara medikamentosa, dapat diberikan antihistamin dengan atau tanpa dekongestan yang

 berbentuk tetes hidung yang bisa mengandung kortikosteroid atau tidak. an untuk alergi inhalan

dengan gejala yang berat dan sudah berlangsung lama dapat dilakukan imunoterapi dengan cara

desensitisasi dan hiposensitisasi, yang menjadi pilihan apabila pengobatan cara lain tidak 

memberikan hasil yang memuaskan.

BAB I;

ANALISIS KASUS

8erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan %isik, pasien didiagnosis menderita Polip /asi.

8erdasarkan anamnesa didapatkan "

• Pasien mengeluh hidung kiri dan kanan buntu yang sudah berlangsung selama bertahun

 – tahun

hidung buntu dirasakan lebih berat pada saat cuaca dingin dan jika terkena angin

•  pasien juga sering mengeluh keluar cairan dari hidung yang kental

• Pasien terasa ingus turun ke tenggorokan

• Pasien menyangkal ada nyeri tekan pada wajah.

al ini sesuai dengan gejala klinis dari polip nasi yaitu" +eluhan utama penderita polip

nasi adalah hidung tersumbat mulai dari yang ringan sampai berat, rhinore yang jernih sampai

 purulen, hiposmia dan anosmia. apat juga disertai bersin – bersin, rasa nyeri pada hidung dan

sakit kepala di daerah %rontal. 8ila disertai dengan in%eksi sekunder, didapatkan  post nasal dripsdan rhinore purulen. 

ari pemeriksaan %isik pada pasien dengan rinoskopi anterior tampak massa putih keabu-

abuan. al ini sesuai dengan teori yaitu pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak massa

 putih keabu-abuan atau kuning kemerahan di ka&um nasi.

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 23/24

an pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang seperti rontgen sinus

 paranasal.

Pada pasien ini biasa dilakukan terapi medikamentosa dengan pemberian kortikosteroid,

dapat mengurangi ukuran polip dan mengurangi gejala sumbatan hidung. iberikan

kortikosteroid topical hidung :nasal spray<. enyarankan untuk melakukan tindakan polipektomi

 jika terapi medikamentosa tidak ada perbaikan

BAB ;

KESIMPULAN

1. Polip nasi merupakan salah satu penyakit 55 yang memberikan keluhan

sumbatan pada hidung yang menetap dan semakin lama semakin berat dirasakan.

. $tiologi polip di literatur terbanyak merupakan akibat reaksi hipersensiti&itas yaitu pada

 proses alergi, sehingga banyak didapatkan bersamaan dengan adanya rinitis alergi.

3. Pada anamnesis pasien, didapatkan keluhan Pasien mengeluh hidung kiri dan

kanan buntu yang sudah berlangsung selama bertahun – tahun, hidung buntu dirasakan

lebih berat pada saat cuaca dingin dan jika terkena angin, pasien juga sering mengeluh

keluar cairan dari hidung yang kental, Pasien terasa ingus turun ke tenggorokan

!. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan massa yang lunak, bertangkai dan tidak ada

nyeri tekan.

). Penatalaksanaan untuk polip nasi ini bisa secara konser&ati% maupun operati%, yang biasanya

dipilih dengan melihat ukuran polip itu sendiri dan keluhan dari pasien sendiri.

6. Pada pasien dengan riwayat rinitis alergi, polip nasi mempunyai kemungkinan yang lebih

 besar untuk rekuren. 'ehingga kemungkinan pasien harus menjalani polipektomi beberapa

kali dalam hidupnya.

3

7/18/2019 Crs Polip Meta

http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 24/24

DAFTAR PUSTAKA

1. (@" 0&&%<==>>>.e$''(*%.'" iunduh 1 mei 01!.

2. 'oepardi $a, skandar /, $d. 8uku jar lmu +esehatan 5elinga idung 5enggorok 

+epala @eher. $disi +elima. 7akarta" 2k, 00;

3. (@" http"==www.geocities.ws=koskap3sakti=lain=('-8=55=re%-55-

('8-polip-nasi.doc. iakses 1 mei 01!

!. (@" http"==mercywords.blogspot.com=009=04=polip-nasi.html. iakses 1 mei

01!.

. ansjoer , 5riyanti +, dkk. +apita 'elekta +edokteran $disi ketiga 7ilid Pertama.

edia esculapius. 2+. 001.

6. dams #l, 8oies @r, igler Ph. 8uku jar Penyakit 5ht. $disi 6. 7akarta " $#D,

144;;. 'adler 5. angman $mbriologi +edokteran. $disi 10. 7akarta" $#D, 004

9. 'wartM . 8uku jar iagnostik 2isik ! Textbook of Physical "iagnosis#.

7akarta" $#D, 144)

!