chapter ll
Post on 10-Dec-2015
220 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tyrTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Nilai-Nilai Perawat
Nilai memberikan hidup dan identitas kepada individu, profesi, dan
masyarakat. Perawat setiap hari akan ditantang dalam hubungan dan bagaimana
mengambil keputusan yang dipengaruhi oleh nilai tersebut. Maka dari itu nilai
menjadi sangat penting bagi seorang perawat, yaitu akan menjadi sumber
kepuasan dan juga menjadi sumber konflik. Perawat dituntut untuk belajar
mengenali dan bekerja dengan kekuatan nilai yang dianutnya ketika memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien. Pada bagian ini akan dibahas tentang definisi
nilai, pengertian nilai-nilai perawat, pembentukan nilai, nilai dalam keperawatan
profesional, klarifikasi nilai, dan tantangan nilai dalam keperawatan.
1.1. Definisi Nilai
Nilai menurut Znowski (1974, dalam Ismani, 2001) nilai adalah keyakinan
seseorang tentang susuatu yang berharga, kebenaran, dan keinginan mengenai ide-
ide, objek atau perilaku khusus.
Menurut Potter dan Perry (2005) nilai adalah keyakinan yang mendasari
seseorang melakukan tindakan dan tindakan itu kemudian menjadi menjadi suatu
standar atas tindakan yang selanjutnya, pengembangan dan mempertahankan
sikap terhadap objek-objek, penilaian moral pada diri sendiri dan orang lain serta
pembandingan diri dengan orang lain.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
1.2. Pengertian Nilai-nilai Perawat
Ismani (2001) mendefinisikan nilai-nilai (value) merupakan hak seseorang
dalam memutuskan dan mengatur perilakunya. Nilai tersebut dimiliki oleh setiap
individu yang berfungsi untuk mengatur langkah-langkah yang seharusnya
dilakukan, karena nilai berasal dari hati nurani dan diperoleh seseorang sejak
kecil. Maka dalam memberikan pelayanan perlunya kesadaran perawat atas nilai
yang dimilikinya dan kebutuhan pasiennya. Nilai tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan dan pendidikan perawat.
Nilai profesional dalam keperawatan yang paling fundamental adalah
perawatan (pemberian asuhan keperawatan). Perlindungan atau advokasi terhadap
pasien juga berkembang sebagai nilai keperawatan primer. Dalam dokumen yang
berjudul Essentials of College and University Education for Professional
Nursing, American Association of Colleges of Nursing Values (AACN) dalam
Potter dan Perry (2005) menerbitkan tujuh nilai esensial bagi perawat profesional,
yang meliputi altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, harga diri manusia,
keadilan dan kebenaran.
1.3 Pembentukan Nilai
Nilai dapat dipelajari melalui observasi, pertimbangan, dan pengalaman
(Hamilton, 1992 dalam Potter & Perry, 2005). Seorang individu akan
mengobservasi tingkah laku terhadap lingkungan tertentu dan mencatat respons
yang dihasilkannya. Tingkah laku yang menurutnya berhasil dan produktif akan
dapat diadopsi sebagai penduan untuk melakukannya. Pasien akan membentuk
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
nilai dari proses observasi, pemahaman, dan pengalaman. Nilai yang dipegang
oleh suatu kelompok profesional juga terbentuk melalui pemahaman, observasi,
dan pengalaman.
1.3.1 Bentuk Transmisi Nilai
Lima cara tradisional dalam mentransmisikan nilai menurut Potter dan Perry
(2005) yaitu modeling, moralisasi, laissez-faire, pilihan bertanggung jawab, dan
penguatan atau hukuman. Cara tersebut dapat membantu perawat dalam
mengembangkan pemahaman tentang pembentukan nilai dan kemudian
menggunakannya sebagai metode yang efektif.
a. Modeling
Seseorang bertindak untuk menunjukkan cara yang lebih disukai orang lain
dalam bertingkah laku. Dimana seseorang membutuhkan nilai dari berbagai
contoh model.
b. Moralisasi
Orangtua dan guru memegang standar apa yang benar dan salah serta secara
keras membatasi anak untuk mengikuti perangkat nilai mereka.
c. Laissez-faire
Kadang seseorang memperoleh nilai dengan bertingkah laku secara bebas
tanpa batas atau peraturan. Tidak ada suatu sistem nilai yang cocok untuk
semua orang dan kemudian anak membentuk nilai tanpa panduan yang kaku
dari oranfg tua.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
d. Pilihan bertanggung jawab
Keseimbangan antara kebebasan dan pembatasan memungkinkan anak-anak
untuk memilih nilai yang mengarah pada kepuasan pribadi dan dukungan
orangtua. Pilihan nilai pada anak-anak lebih terbatas dibandingkan dengan
pendekatan laissez-faire.
e. Penguatan dan hukuman
Pemberian penguatan atau hadiah untuk suatu sikap dari nilai tertentu akan
membantu mengendalikan tingkah laku. Ketika seorang anak gagal untuk
melakukan tingkah laku tertentu, orangtua memberikan hukuman.
1.3.2 Pengaruh Sosiokultural
Nilai terbentuk dari lingkungan sosial yang dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikan, sosioekonomi, spritual, dan budaya seseorang. Lingkungan budaya
yang lebih besar yang terdapat kelompok masyarakat yang lebih kecil, dan
subbudaya dengan nilai yang cukup khas yang akan membuat kelompok
masyarakat yang lebih kecil berbeda dengan kelompok yang dominan. Maka
mereka akan mengambil nilai-nilai budaya yang dominan ditempat mereka hidup.
Karena setiap orang akan belajar dari apa yang dilihatnya, kebiasaan, tingkah
laku, ritual, dan sikap orang lain. Jika seseorang tidak mengikuti nilai-nilai
dilingkungannya maka seringkali dianggap bodoh, tidak efektif atau bahkan
berbahaya. Hal ini juga berlaku dalam praktik keperawatan.
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat berupaya untuk
memahami pengaruh budaya dalam ruang lingkup lingkungan kerjanya, nilai dari
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
promosi kesehatan, penggunaan pelayanan asuhan kesehatan dan penyesuaian
terhadap penyakit. Sistem nilai yang ada pada perawat harus memahami bahwa
praktik kultural tidak bersifat benar atau salah, namun pengertian perawat lebih
untuk memahami dan menghargai dari nilai-nilai pasiennya. Maksudnya
meskipun perawat merasa nilainya lebih benar dalam memutuskan suatu tindakan,
namun seorang perawat harus dapat menunjukkan kepeduliannya pada nilai-nilai
budaya pasien dengan berusaha untuk memahami makna dan nilai dibalik praktik
kesehatan kultural tertentu sebelum berupaya untuk melakukan modifikasi
(Johnson & Rogers, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).
1.4 Nilai dalam Keperawatan Profesional
Profesi keperawatan yang berhubungan dengan pasien dibutuhkan nilai-nilai
profesi yang mendasarinya dalam memberikan pelayanan. Untuk tujuan identitas
dan pendidikan, profesi keperawatan menyatakan nilai-nilai yang mereka percayai
yang akan dibentuk dan dipertahankan. Namun, secara periodik profesi mengkaji
ulang nilai dan tingkah laku dalam keperawatan untuk mengembangkan dan
mengakomodasi kebutuhan baru pada pasien. Nilai perawat yang paling
fundamental yaitu memberikan asuhan keperawatan dan memberikan
perlindungan atau advokasi kepada pasien.
1.4.1 Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial
Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat
mempengeruhi tindakan dan mempertahankan apa yang yang dilakukannya.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan nilai-
nilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada pasien.
Berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang American Association of Colleges
of Nursing (AACN) menetapkan tujuh nilai dan perilaku keperawatan esensial
yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia, keadilan, dan
kebenaran.
a. Alturisme
Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu
sebagai individu yang perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati,
dan ketekunan. Dan nilai profesional perawat yaitu memberikan perhatian yang
penuh pada pasien, membantu teman sejawat ketika mereka tidak dapat
melakukannya dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian pada
masalah sosial yang behubungan dengan kesehatan.
b. Persamaan
Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah menerima,
asertif, tidak sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan perilaku
profesional sebagai perawat yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan
berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan memilih pasien dari
karakter seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain,
mengekspresikan pikiran tentang perkembangan dalam bidang keperawatan
atau kesehatan.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
c. Estetika
Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya,
kreativitas, imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat
beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan
lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain,
menempatkan diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan positif dalam
keperawatan.
d. Kebebasan
Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan,
kemerdekaan, keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai
perawat profesional yaitu bisa menghargai hak pasien untuk menolak
perawatan, mendukung hak teman sejawat