cerita remaja islami "jangan berhenti, teruslah berlari" karya : syifa sahaliya

85
1 Jangan berhenti, teruslah berlari ! ^_^ SMAang Karya : Syifa Sahaliya SMA Negeri 1 Sumedang

Upload: syifa-sahaliya

Post on 12-Apr-2017

521 views

Category:

Sports


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

1

Jangan berhenti, teruslah berlari ! ^_^

SMAangKarya : Syifa Sahaliya

SMA Negeri 1 Sumedang

Page 2: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

2

Kata PengantarR

asa syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah S.W.T , karena atas keridhloanNya saya dapat menulis cerita yang berjudul “ Jangan Berhenti, Teruslah Berlari !”ini hingga dapat terselesaikan . Shalawat dan salam tak lupa saya persembahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa umat islam dari zaman kegelapan sampai zaman terang menderang sperti saat ini.

Setiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing, dan tentunya setiap orang pasti memiliki salah satu kisah yang paling berarti dalam hidupnya . Namun hanya sedikit yang dapat mencurahkannya melalui tulisan. Dengan kemampuan yang tak hebat, sedikit demi sedikit saya mencoba untuk menulis cerita tentang kisah inspiratif remaja islami ini .

Semoga cerita ini memberikan motivasi kepada kita untuk selalu bangkit dan semangat untuk meraih cita-cita di dunia maupun di akhirat.

Jazakumullahu khiran katsiira.

Sumedang, 24 Mei 2014

Penulis

Daftar Isi

Page 3: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

3

Kata Pengantar 3Daftar Isi 4Sinopsis Cerita 5(1) Ismi 7(2) Penjara Suci 12(3) Basketball 17(4) Izinkan aku untuk terus berlari,Ibu 20(5) Kata Sahabatku 30 (6) Aku Berhasil, Ibu ! 40(7) Menjelang Ujian Nasional 49(8) Muhadoroh Akbar 57(9) Jabat Tangan Terakhir 64

Page 4: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

4

Sinopsis Ceritaulu yang di kenal dengan tingkah tomboy dan cueknya ternyata memiliki ambisi yang sangat tinggi dalam hidupnya. Ia tidak akan pernah menyerah sebelum Ia dapat meraih

prestasi gemilang yang telah didambakannya . Terkadang Ia menyendiri di teras mesjid putri yang menjadi tempat favoritnya, disitulah Ia dapat mendekatkan diri kepada Allah dengan bersyukur , dan bertafakkur melihat ciptaanNya yang Agung. Selain itu, berkat kegigihan dan tekadnya yang kuat untuk menekuni olahraga basket, ia berhasil lolos dari seleksi anggota tim basket putri bersama seorang teman sekelasnya, Senny. Tanpa banyak pertimbangan, Pak Harry yang menjadi Pelatih basketnya saat itu memberikan schedule latihan basket yang begitu padat sebagai persiapan untuk mengikuti Turnamen Basket Galuh di Ciamis.

L

Namun , ditengah kegigihannya dalam berlatih bermain basket, Ia harus menerima satu kenyataan pahit dalam hidupnya. Ia divonis menderita sakit jantung ( terdapat kelainan listrik jantung ) , yang membuat ibunya saat itu melarang Ia untuk bermain basket dan mulai berobat. Seketika itu Lulu merasa sangat terpukul dan harus berfikir berjuta-juta kali untuk keputusan yang akan ia pilih, berhenti bermain basket untuk sembuh atau terus bermain bola basket namun dalam keaddaan sakit?

Dengan cakapnya Lulu berkata kepada ibunya bahwa “ IBU, AKU INGIN TERUS BERLARI MERAIH CITAKU, & BIARKAN AKU HIDUP BERSAMA SAKITKU AGAR AKU MENJADI ORANG YANG HEBAT “ . Ia sempat dimarahi ibunya, karena secara logika tak ada ibu yang akan merelakan anaknya kesakitan hanya untuk bermain basket semata. Namun, dengan kekuatan perkataan Lulu itulah, sang Ibu percaya dan mengizinkan Lulu untuk tetap bermain basket, dengan syarat Lulu harus kuat.

Page 5: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

5

Setelah itu, guru dan teman-teman Lulu mengetahui penyakit yang di derita Lulu. Sebagian hampir membicarakannya, dan beragam tanggapan pun beredar mengenai Lulu .

Mendengar desas desus pembicaraan orang, Lulu tidak menerimanya.Dalam Hatinya Ia berkata “JANGAN BERHENTI, TERUSLAH BERLARI!” kemudian ia bertekad akan menunjukan kepada dunia bahwasanya ia bisa meraih prestasi gemilang, walau memiliki penyakit yang cukup beresiko dalam hidupnya. Dengan motivasi dari orangtua,guru,pelatih basket,dan juga sahabat-sahabatnya, Lulu dapat bangkit dan mampu untuk menaklukkan sakitnya, dan untuk terus berlari bersama bermain bola basket yang sangat dicintainya, hingga Ia mampu meraih banyak prestasi yang membuat semua orang menganguminya.

Selain banyak mendapatkan penghargaan atas pencapaiannya di olahraga basket bersama anggota tim basket lainnya, Lulu juga mendapatkan beberapa prestasi di bidang akademik. Ia mendapatkan ranking 1 untuk 4 semester berturut-turut, serta piagam-piagam nilai terbaik pada beberapa mata pelajaran, seperti Matematika, Bahasa Inggris, Biologi Fisika, dan bahasa Arab. Ia juga berhasil menjadi Duta Sanitasi Kabupaten Ciamis dan ikut serta dalam lomba poster Sanitasi Air tingkat Jawa Barat di Hotel HorisaonBandung, bersama Nur Fitri temannya.

Sahabat Lulu, daintaranya Rubi’ah(Ubi) yang membisikan kepada Lulu segelintir kekuatan “KALAU KAMU KUAT, AKU JUGA KUAT” saat tak sadarkan diri di Rumah Sakit , Ica, Putri, Winda, dan Nur Fitri menjadi motivator yang paling berarti dalam kehidupan Lulu. Merekalah yang senantiasa mendukung Lulu untuk tetap tegar, menghibur Lulu ketika bersedih, dan senantiasa mendengarkan keluh kisah Lulu semasa hidupnya.

Page 6: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

6

Lulu menganggap bahwa sakitnya adalah Anugerah terindah dari Allah S.W.T , dan dengan semua cobaan yang telah Allah berikan padanya, Ia menjadi mengerti tentang arti kehidupan yang sebenarnya. Dengan keyakinan kepada Allah, ibadah yang tekun, usaha yang luar biasa, dan berdo’alah hidupnya terasa begitu bermakna,Subhanallah.Ia pun berterimakasih kepada Allah, karena ia dapat merasakan CintaNya dalam suka dan duka.

(1) Ismi..

Page 7: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

7

angkah kakiku mengarah ke tempat dimana aku akan tidur,makan,dan tinggal bersama teman-teman baruku. Sebuah kamar yang begitu besar, disana terdapat beberapa

tumpukan kasur, lemari yang begitu banyak, lampu, dan barang pribadi milik teman-temanku.

LIni adalah awal ceritaku di pondok untuk menjadi seorang

santri. Ayah dan kedua kakakku mengantar sampai ke pondok itu, namun Ibuku tidak bisa ikut karena keperluan yang amat penting. Setelah berkemas & merapikan barang-barang pribadiku, wali kamarku, Bu Nurul, menyuruh aku dan teman-teman yang lain untuk berkenalan. Rasanya aku malas untuk mengikutinya, belum lagi aku harus mempersentasikan diriku di hadapan mereka, sesuatu yang begitu nampak takan menghibur. Semuanya duduk melingkar, satu persatu orang yang dipanggil bergegas ke tengah lingkaran itu . Kemudian namaku terpanggil, saat itu aku yang dikenal sebagai si cuek bebek harus menceritakan profilku dengan seksama.

“ Mmm, assalamu’alaikum. Perkenalkan, namaku Syifa Al-Sahal El-Yaa, panggil saja Syifa. Aku berasal dari kota yang tak begitu dikenal,tapi terkenal dengan tahunya.” Kataku sambil berbicara gugup di tengah lingkaran teman-teman. “ Wa’alaikumsalam, oh namamu Syifa. Aku tahu kota yang kamu maksud, Sumedang kan? kenapa kamu jauh-jauh untuk bersekolah disini?” seru temanku Alies yang duduk tepat di depanku. “ Ya.Betul. Entahlah, mungkin karena aku bosan di kotaku, makanya aku mencari tempat yang jauh” jawabku dengan nada yang rendah menandakan kemalasanku untuk bercerita.

Satu jam sudah sesi perkenalan berlangsung, semuanya berjabat tangan dan mengakrabkan diri satu sama lain. Kemudian Ayah dan kakakku memanggilku untuk menghampiri mereka.

Page 8: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

8

Sepertinya mereka akan berpamitan padaku, huft.. mataku mulai berlinang seketika. “Ada apa ayah?kakak? Mau pulang ya?” Tanyaku sambil menahan tangis dan memeluk kakakku. “ Iya nak, Ayah dan kakak akan pulang. Jangan nangis dong, kamu harus betah disini ya” Jawab Ayah dengan senyumanya yang membuatku tak tahan untuk menahan tangis. “ Ayah, aku anak rumahan yang manja. Akankah aku betah disini? Lalu bagaimana cara aku menghubungi Ayah jika aku merindukan Ayah nanti?” Tanyaku yang merasa khawatir jika tak ada Ayah. “ Tenang saja. Ayah percaya suatu saat kamu akan menjadi orang yang tegar dan mandiri. Dan ayah akan menunggu kabar gembiramu kelak. “ Kata ayah dengan nasihat – nasihatnya. “ Baiklah ayah, kakak. Aku pasti akan merindukan kalian, do’akan aku agar aku berhasil disini ya . I love you” Tegarku sambil menghapus air mata di pipiku. “ ya, tentu saja kakak juga percaya padamu dek “ semangat kakak sambil mengelus kepalaku. Suara mesin mobil pun telah terdengar olehku, mereka melambaikan tangan kepadaku, menandakan mereka akan pergi.

Sore menjelang malam, terdengar kumandang adzan maghrib dari mesjid dekat kamarku. Itu menandakan bahwa kami harus bergegas menuju mesjid dengan membawa mukena dan sajadah untuk shalat,serta Al-Quran yang mesti aku peluk atas adabnya. Ini adalah hal yang baru aku lakukan disini. Kesannya terlihat ribet dan tergesa-gesa. Disini kami tidak boleh menjadi masbuk dalam shalat berjama’ah, kalau tidak kami akan terkena sangsi. Makanya, kami berusaha tepat waktu untuk berada di mesjid dan melaksanakan shalat berjama’ah dengan khusyu. Selesai itu, dilanjutkan dengan mengaji di kelas pengajian sampai adzan isya tiba. Huft, sejujurnya aku merasa lelah, padahal belum genap 24 jam aku berada disini.

Page 9: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

9

Sebenarnya aku adalah anak yang tomboy, belum pernah memakai rok kecuali rok sekolah saja. Namun disini aku terpaksa memakai rok dan berbusana muslimah layaknya seorang santri putri. Walaupun hanya memakai kaos panjang bergambarkan kartun bart simpsons yang aku sukai, dan rok lepis yang tak bercorak sedikitpun, aku cukup merasa nyaman. Dengan bersandar dan duduk di teras mesjid,aku mulai menghilangkan rasa lelahku.Namun sedikit aku merasa curiga, seseorang memperhatikanku dari jarak yang tak begitu dekat, aku tak tahu apakah dia memperhatikanku atau aku hanya kegeeran. Tapi ternyata apa yang aku curigakan memang benar, seseorang itu menghampiriku saat aku tengah duduk sambil memandang langit hitam bertaburkan banyak bintang yang berkilau. Ia memegang pundakku dan berkata “ Hey Syifa, sendirian aja nih? Boleh Ibu temani?” Tanya Bu Nurul yang merasa heran padaku. “ Eh Ibu, iya bu boleh kok” jawabku sambil merasa sedikit kaget. “ Seperinya kamu anak yang tomboy ya? Hihi.. Penampilanmu mencerminkan itu” tanya bu Nurul Sembari sedikit tertawa. “ Iya bu, hehe. Tapi tenang bu, disini aku akan merubah sifat tomboyku itu, karena sebetulnya aku menyadari bahwa tomboy itu memang tidak boleh” Keluhku dengan sikap yang so alim. “ Tenang saja, ibu tidak akan memarahimu karena kamu yang tomboy kok. Ya, disini kamu akan belajar banyak hal, baik itu tentang agama, akhlak, lugoh, dan yang terpenting adalah kemandirian” Ajar ibu padaku sembari menenangkan suasana.

Aku suka dengan cara Ibu Nurul berbicara, sepertinya Ia guru yang cukup baik dan disegani banyak orang. Ia adalah guru bahasa inggris sekaligus wali kamarku, jadi aku tak segan untuk sering berbicara dengannya. Ditambah pula aku memang menyukai bahasa inggris, nampaknya aku akan berhubungan baik dengan Ibu Nurul.

Page 10: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

10

“ Syif, ayo sini gabung sama kita” Teriak temanku Alies yang sedang berkumpul dengan teman-teman lainnya di depan kamar. “Mmm, ya,tunggu” Sahutku sambil bersalaman dan meninggalkan Bu Nurul menuju depan kamar. Rupanya mereka sedang senang-senang berbincang, ada yang membicarakan tentang Bu Lisda,ustadzah yang memiliki tampang menakutkan dan sikap yang begitu tegas. Ada juga yang mengobrol sambil memakan cilok pedas dan chuangki panas. “ Kalau aku perhatikan, nama Syifa disini banyak banget ya. Aku punya usulan lohh “ Kata Alies dengan wajah jailnya. “ Iya juga sih, sedikitnya ada 5 nama Syifa disini, memangnya kenapa?masalah yaaaa?”Jawabku sambil merasa tersindir. “ Gimana kalo nama kamu di ganti. Mmm, jadi LULU!” Pintanya sambil tertawa melihatku. “ Apa? Lulu? Apa artinya itu?” Kataku yang merasa kaget mendengarnya.

Semua teman-temanku serentak melirik aku dan Alies yang sedang berbincang, sepertinya mereka mendengar pembicaraanku dengan Alies. “ Haha, itu nama yang bagus Syif! Hihi, 1001 deh yang punya nama Lulu” Kata Winda yang sedang memakan chuangki pedasnya. “ Ssst.. mmm, Lulu itu diambil dari kata si jalu malu-malu yang mirip dengan karaktermu , jadi aku memotong kata-kata akhirya saja,yaitu Lulu. Gimana? Lucu kan?” Usul Alies padalu. Lagi – lagi teman-temanku melirikku dan menertawakan perbincangan itu. Namun teman-temanku malah menyetujuinya, katanya Lulu itu nama yang langka dan unik, mereka juga malah berharap nama Lulu dapat menjadi tenar disini. Tapi aku juga merasa tertarik dengan nama itu, spontan saja aku mengiyakannya. “ Boleh deh, sekarang sebutanku menjadi Lulu saja ya” Jawabku dengan tawaran sebutan baruku. Semuanya terlihat gembira dengan sebutan nama Lulu, dan tak lama setelah itu semua teman-teman di pondok memanggilku dengan sebutan Lulu.

Page 11: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

11

(2)

Page 12: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

12

Penjara Sucienjara Suci, itulah nama yang sering disebut-sebut oleh santri. Tempat dimana semua santri hidup bersama, dari mulai tidur sampai tidur lagi. Disana terdapat himpunan

berbagai macam karakter santri, ada yang cerewet, pendiam, pemalas, rajin, galak, baik hati, egois, penyayang, pemarah, cengeng, penyabar, penggosip, penghibur,pemalu,pendiam,hiper aktif dan masiiih banyak karakkter-karakter lainnya. Tak jarang diantara kami ada yang bertengkar hanya karena masalah sepele, seperti menuduh seseorang karena lemarinya berantakan, atau karena mengacak-ngacak kasur sampai diberi sangsi karena menjadi berantakan. Aku yang dipercaya menjadi ketua kamar selalu berkata “ Piket siapa hari ini? Kok kamar masih berantakan ? Jangan lupa sapu dan pel ya, sebentar lagi pukul 07.00, jangan sampai terlambat sekolah teman-teman” Cerewetku selagi membereskan lemariku dan melihat situasi kamar yang masih kotor. Jika aku dan teman-teman meninggalkan kamar dalam kondisi berantakan dan kotor. Bu Nurul akan mengunci kamar , dan kami tidak bisa masuk jika kamar itu dikunci. Untuk menebusnya, kami harus menjalankan sangsi atas kesalahan kami itu.

P

Pemandangan ular-ular panjang selalu kulihat dan kurasakan setiap hari. Ya,semuanya segala mengantri , tentunya itu adalah hal yang biasa dilakukan dan tak dapat dihindari. Sebelum mandi,kami harus mengantri terlebih dahulu. Seperti saat berada di kamar mandi “ Man fiddahiil ”tanyaku sambil mengetuk pintu . “ mmm.. Alies” Jawab orang yang ada di dalam kamar mandi itu. “ Badru zaman ?” Tanyaku lagi sampbil duduk di atas ember terbalik. “ zaman jiddaaannnn.....” Jawabnya lagi, huft.. itu adalah jawaban

Page 13: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

13

yang membuatku terpaksa menunggu lama hanya untuk mendapatkan giliran mandi. Suara jebar-jebur air embuatku tak tahan untuk ingin mandi dan mencuci baju. Tapiiii aku sadar, ini bukanlah kamar mandi rumah yang dengan bebasnya dapat aku masuki, disini aku harus mandiri, dan tentunya harus sabar.

“Hey........... ngantri...............” Begitulah teriakan salah seorang temanku jika sudah melihat nasi dan lauk pauk yang siap untuk dibagikan secara parasmanan. Dan saking kerasnya teriakan itu, teman-teman kamarku yang lain pun mendengarnya , dan segeralah mereka keluar dari kamar untuk menuju tempat parasmanan sambil membawa piringnya masing-masing.

Lagi-lagi aku harus mengantri di antara puluhan santri yang lainnya. Sungguh memalaskan bagiku, apalagi jika orang yang membagikan parasmanan itu sengaja untuk bertanya vocab bahasa arab dan inggris kepad santri, jika santri itu tidak dapat menjawab, terpaksa harus mengantri ulang kebelakang. “ Lulu.. apa bahasa arabnya nasi?” Tanya ustadzah Fatsay yang akan memberiku sepotong goreng ayam dan 1 porsi nasi yang menjadi menu faforite disini. Aku merasa gugup dan bingung mau menjawab apa karena aku tak pandai berbahasa arab, dan nilai bahasa arabku memang selalu jelek. “ Ma’un bu” Jawabku sambil gugup memegang piring untuk jatah makan siangku. “ Ma’un ma’un, ma’un mah air! Kamu salah, hafalkan mufrodat bahasa arabnya lagi dan kembali mengantri kebelakang!” Suruh Ustadzah Fatsay padaku sambil menertawakan jawaban salahku itu. Lantas aku merasa sakit hati dengan itu, dengan wajah bersedih dan malu aku mengantri lagi ke belakang. “ Saat ini aku bertekad untuk bisa berbahasa Arab! “ Kataku berbicara di dalam hati sambil merasa marah.

Inilah perjuangan, dan bukan sekedar perjuangan semata. Namun talah aku sadari, tak selamanya mengantri mandi atau

Page 14: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

14

makan membuatku kesal, justru itulah hal yang paling berkesan disini.

***

Langit yang begitu gelap dan angin malam yang membuat bulu-bulu tangan merinding menyertaiku selagi berjalan menuju tempat berwudlu untuk mensucikan hadats-hadats kecil. Setelah itu aku dan teman-teman yang lain bergegas menuju mesjid putri yang begitu terang dengan cahaya lampu didalamnya. Mengaji Yasin , membaca Al-Barjanji, dan di akhiri dengan bershalawat, itulah yang wajib kami lakukan pada malam ini, yakni jum’;at di mesjid putri.

Setelah aku ketahui Fadilah surat Yaasin itu adalah akan terampuni orang yang membacanya dengan mengharapkan wajah Allah, itu membuatku enggan untuk melewatkan mengaji yasin bersama. Dan aku menyukai shalawat karena lantunan nada-nadanya yang dapat menyentuh hati. Dalam keadaan suka maupun duka, shalawat pasti dapat menyejukkan hati, dan dengan shalawat kita dapat memanjatkan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang patut untuk selalu kita puji,dan kita kagumi. Apalagi kalau yang melantunkan shalawat itu Annisa Sekar, temanku yang memiliki suara emas yang khas. “ Air mataku sempat terjatuh ketika kamu melantunkan shalawat dengaan suara indahmu itu” Kataku yang sedang duduk di samping Annisa Sekar. “ memangnya kenapa Lu? Aku fikir suaraku tak begitu bagus,hehe” Saut Annisa sambil memabaca arti dari shalawat kamilah. “ Entahlah, hatiku selalu tersentuh saat aku mendengarkannya. Apalagi kalau sambil memahami makna dari shalawat tersebut dan terigat pada semua kesalahan-kesalahanku yang begitu banyak” kataku yang begitu santai menanggapinya. Subhanallah..

Page 15: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

15

Sehubungan dengan kehidupan agamis yang aku jalani saat ini , enggan rasanya jika aku harus mengaku bahwa dulu aku bukanlah orang yang banyak mengetahui tentang agama islam, shalat wajibku masih bolong-bolong, puasa sunnah pun tak pernah, jilbab yang aku kenakan masih di bongkar-rombak, Ya Allah .. sungguh malu jika aku harus mengakuinya. Namun, aku mulai meluruskan niatku untuk dapat menjadi wanita shalehah, dan perlahan aku mulai meninggalkan sifat-sifat burukku itu dengan menjadi orang yang lebih baik.

Ba’da melakukan shalat isya berjama’ah di mesjid, aku mengambil Al-Qur’an berwarna ungu yang terletak di atas sejadah hijauku. Perlahan aku membukanya sambil melihat halaman yang telah aku tandai. Teman-temanku yang ada di dalam mesjid pun melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’annya dengan suara yang lembut, dan kekhusyuan pun aku rasakan dengan begitu sempurna . Sebelum aku membaca ta’udz,aku teringat sosok seseorang yang begitu lembut dan bijak,namanya Pak Iir. Beliau mengajarkan santri tentang arti kehidupan, serta mengajari bagaimana kita senantiasa mengerti tentang apa yang harus kita lakukan di dunia ini atas perintah Allah S.W.T.

Dan salah satu ilmu yang Pak Iir berikan adalah mengenai motiv membaca Al-Qur’an ;

Ya Allah, aku ingin selalu memahami maksudMu Aku ingin selalu mendapatkan hidayahMu, Dan aku ingin selalu mendapatkan rahmat , serta ilmuMu,

bukan hanya pahala yang mungkin akan membutakan diriku padaMu.

Subhanallah, sedikit demi sedikit aku merasakan betapa indahnya hidup ini karena Al-Qur’anul Kariim . “ A’udzubillahiminassyaithonirrojim.. Bismillahiraahmaanirrahiim. Aku

Page 16: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

16

berlindung dari godaan syetan yang terkutuk,Atas Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” Mulailah aku untuk membaca Al-Qur’an dengan tenang dan khusyu, berharap dengan mencintai Al-Qur’an ini Allah selalu dekat denganku.

Page 17: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

17

(3) Basketball

Page 18: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

18

Semenjak parade ekskul yang dipertunjukan di hari terakhir MOPD, aku merasa tertarik dengan pada salah satu ekskul yag cukup ternar, yaitu basket. Dengan melihat perfomen basket dari kakak-kakak kelas yang begitu lincah dan cepat, aku merasa ingin menggeluti olahraga basket tersebut, walaupun aku tidak memiliki pengalaman bermain bola basket sebelumnya.

Setelah pertama kali memainkan bola basket bersama teman-temanku, aku merasa ingin menggeluti bola basket ini dengan serius, walaupun aku tahu si raja siang tengah menonghol tatkala aku sedang asyik bermain. Tak apalah, itu menjadi pengalaman pertamaku di bola basket.

Awalnya aku merasa ribet karena sebagian teman-temanku bermain dengan loyo. Jika aku menyenggol salah satu diantara mereka, aku pasti di bentak dan dimarahi, lantas aku merasa kesal, seharusnya dia tahu bahwa ini namanya permainan, pastilah ada sedikit pelanggaran yang mungkin akan menyakitkan. “ Biasa aja dong mainnya, ini kan cuman permainan bola basket biasa, jangan so jago deh kamu” Tuduh temanku,Almaa dengan badannya yang besar dan merasa keberatan ketika aku tak sengaja menyenggolnya. “ Ya, ini memang permainan biasa. Seharusnya kamu tidak marah kalau ada orang yang menyenggolmu,karena itu tidak sengaja. Tanamkan jiwa sportifmu” Jawabku dengan perlahan dan sedikit menahan amarah. Jengkel sekali aku padanya, dasar cewek, dikit dikit ngomel, dikit dikit nyolot, dikit-dikit menangis hanya gara-gara soal sepele. Namun aku tahu, Allah mengujiku untuk tetap sabar, dan ini adalah langkah pertamaku di basket, aku harus lebih tegar dan sabar tentunya.

Pak Harry ,pelatih basket yang dikenal dengan watak tegas dan disiplin untuk mengajarkan anak – anak didiknya di bola basket. Ternyata benar, pelatih yang selalu mengenakan topi itu mengajarkan calon-calon anggota basket dengan tak wanti-wanti.

Page 19: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

19

Terkadang aku merasa kewalahan atas perintahnya yang menyuruh aku dan yang lainnya berlari mengelilingi lapangan sebanyak 15 kali.

“ Aduh.. aku capek nih, masa iya harus berlari 15 keliling?” Keluh Alma si tukang komen itu. “ Katanya calon anggota basket, tapi disuruh lari sebanyak gini aja udah ngeluh” Jawabku dengan wajah jutek.

Untuk menjadi anggota tim basket yang resmi, aku dan calon-calon anggota lainnya mesti mengikuti seleksi selama 1 minggu full. Dan aku mengikuti seleksi tersebut dengan serius, benar-benar serius. Aku tak ingin menghilangkan kesempatan ini.

Seperti biasa, raja siang kembali memani kami saat ini. Setelah 6 hari berlangsung, kini tinggal 1 hari lagi, dan ini adalah hari terakhirnya. Saingan-sainganku memang berat, ada yang memiliki postur tubung yan tinggi, ada juga yeng badannya tinggi dan besar. Tapi, hanya ada 1 diantara mereka yang menerutku hebat dalam memainkan bola basketnya, dia adalah Senny, teman sekelasku juga teman sekamarku. “Sen, kamu hebat banget basketnya” Kataku sambil mengambil segelas air putih didekatnya. “Ah biasa aja Lu. Kamu juga begitu lincah dalam berlari, sampai-sampai aku tak mampu mengejarmu !” Kata Senny dengan wajah berseri-seri.“ Haha, ah masa sih. Ternyata basket itu menyenangkan ya! Aku baru ngerasain sesenang ini loh, walaupun harus mengeluarkan banyak energi “ Keluhku sambil mengusap wajah yang penuh dengan keringat . “Hihi.... Iya juga, menurutku ini adalah awal perjuangan yang menyenangkan. Semoga kita lolos seleksi ya”

Semenjak itulah aku dan Senny menjadi teman akrab. Dan berharap di pengunguman besok kita dapat lolos seleksi dan menjadi anggota basket putri.

Page 20: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

20

(4) Izinkan aku untuk

berlari, ibu

Page 21: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

21

asil seleksi kemarin akan diumumkan hari ini. Jantungku berdebar kencang, pikiranku menjadi tak karuan, dalam hati aku bertanya akankah aku lolos atau tidak?. “ Ya

Allah, jika Engkau berkehendak, takkan ku sia-siakan kesempatan emas itu, aku janji bahwa aku akan meraih cita-citaku bersama basket, aku mohon.. beri aku kesempatan Ya Allah”Do’aku dalam hati. “ Hey Syif, ayo kita menuju lapangan, sepertinya Pak Harry akan mengumumkan hasilnya!” Ajak Senny sambil berlari melewatiku. Aku langsung bergegas menuju lapangan, dan benar pula disitu Pak Harry sedang berbicara di depan calon anak-anak basket putri.

H

“ Basket itu bukanlah permainan yang mudah, hanya segelintir orang yang menyeganinya. Banyak orang yang beranggapan bahwa permainan bola basket ini sangat rumit, dikit-dikit pelanggaran .. dikit-dikit pelanggaran, itulah yang sering orang-orang komentari. Namun,percayalah suatu saat kalian akan merasakan betapa indahnya permainan bola basket” Ujar Pak Harry sambil memegang selembar kertas berisikan beberapa nama. Aku memperhatikan apa yang Pak Harry katakan, Ia memberikan gambaran betapa sulitnya untuk menghindari pelanggaran di permainan bola basket dan berusaha untuk bermain dengan baik. Ucapannya membuatku termotivasi untuk dapat meraih momen yang katanya akan terasa begitu indah. Tak lama setelah itu Ia mengangkat kertas yang ada ditangannya sambil melirik aku dan Senny. Itu membuatku curiga, aku tak tahu apa maksud Pak Harry menoleh kepadaku. “ Syifa dan Senny, selamat kalian lolos dari seleksi ini” Tegasnya sambil tersenyum lebar. Rasa bahagia dan bangga turut mewarnai hatiku, aku tak tahu apa yang harus kulakukan, saat itu aku hanya tersenyum dan memeluk Senny dengan wajah gembira.Yang aku tahu, sangat

Page 22: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

22

jarang Pak Harry memilih anggota basket yang masih duduk di kelas 7, namun saat ini Ia mempercayai kemampuan aku dan Senny. Kemudian, kami menjadi pemain termuda dalam anggota basket putri, sungguh itu adalah kebanggaan bagi kami.

Semua teman memberikan selamat kepada aku dan Senny. Aku sangat bahagia saat itu, sampai-sampai aku berlari dari lapangan sampai kamarku sambil berteriak “ Horeee aku lolos sleksi”. Akhirnya semua orangpun mengetahuinya.

Jadwal latihan basket dari pukul 13.30 – 15.30 atau dari pukul 15.30 – 17.00 , aku dan Senny pun mulai latihan rutin bersama senior-senior lainnya. Kami mengikutinya dengan penuh semangat, walau terik matahari yang begitu panas, kami tetap berlari memainkan bola sampai mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan tak jarang pula Pak Harry melatih kami dengan keras agar kami tidak menjadi orang yang berleha-leha dan tetap disiplin latihan.

Masa-masa seperti itulah yang membuatku sangat mencintai basket. Dan sebentar lagi kami akan menghadapi Turnamen Basket Galuh di Kabupaten Ciamis. Turnamen yang sangat ditunggu-tunggu olehku, itulah kesempatan dimana aku dan anggota tim basket yang lain harus berjuang meraih penghargaan yang didambakan sejak lama.

“ Kalau kita menang, nanti akan kutunjukkan pialanya kepada Ayah dan Ibuku,hehe” Kataku kepada Senny sambil meminum sebotol air mineral. “Haha, amazing banget kalo kita langsung bisa dapetin penghargaan itu lu” Jawab Senny sambil sedikit tertawa.

Esoknya aku mengikuti KBM di kelas, tapi kebetulan hari itu ada pemeriksaan kesehatan di sekolah, jadi KBMnya terpotong deh oleh pemeriksaan kesehatan itu. Serentak teman-temanku merasa senang dengan adanya info itu, dan sengaja bertepuk tangan untuk

Page 23: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

23

menandakan rasa gembira karena tidak belajar,hehe. “ Asyik..asyik.. engga akan belajar IPS” Kata Windy teman sekelasku sambil menari-nari bahagia. Kelas kami terpanggil pada urutan terakhir oleh salahsatu petugas kesehatan, kami pun berjalan menuju lab kesehatan di lantai 1 sekolah.

Pemeriksaan kesehatan itu berlangsung dramatis. Teman-temanku yang tadinya ketawa-ketiwi malah menjadi tegang bahkan ada yang menangis ketika melihat jarum tajam yang di pegang oleh dokter. “ Aku tidak mau disuntik dok, ampunn aku tidak mau” Teriak Windy sambil menangis dan membuat repot petugas kesehatan. Haha,pandangan semua orang tertuju pada tingkahlaku si Windy dan menertawakannya. Setiap siswa bergiliran untuk diperiksa, ada 3 pemeriksaan yang harus dijalani dengan letak yang berbeda.

Aku sih tidak merasa takut atau khawatir dengan pemeriksaan kesehatan itu, dan aku kira aku baik-baik saja. Ada dokter menyuruhku membuka mulut untuk memeriksa keadaan gigiku, ada juga dokter yang menyuntik lengan kananku, dan ada juga dokter yang memeriksa detak jantungku dengan ..nya. Dari ketiga kategori pemeriksaan itu, mereka tidak memberiku pertanyaan atau pernyataan yang waw, paling hanya mengucapkan “ Baik,cukup” ., kecuali 1 dokter yang memeriksa detak jantungku, ia berkata “ Detak jantungmu tidak konstan, kadang cepat kadang lambat. Apakah kamu memiliki penyakit jantung sebelumnya?” Tanya dokter itu sambil terus memeriksa detak jantungku. Lantas aku merasa kaget dengan tuduhan itu, aku menjawab “ Kok bisa gitu dok? Aku tidak punya penyakit apa-apa kok,aku sehat-sehat saja, bahkan sampai saat ini aku belum pernah sakit” . kemudian dokter itu memberikanku pernyataan bahwa aku diduga memiliki kelainan listrik jantung dan mesti secepatnya diperiksa kepada dokter ahli jantung.

Page 24: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

24

Seketika aku merasa letih, bukan karena kegiatan yang begitu padat di pesantren dan sekolah, tatapi karena aku diduga memiliki kelainan jantung. Aku sangat terpukul dengan itu, semua pikiran negatif terbanyang di pikiranku. Suasana mendadak menjadi hening, entah mengapa rasanya aku ingin pulang untuk memberitahu Ayah dan Ibuku. Sepulang sekolah aku menghampiri 2 orang sahabatku di depan kamar, mereka bernama Ica dan Putri. Aku mengenali mereka adalah orang yang baik, penghibur , sekaligus teman yang selalu menasihatiku tatkala aku bersedih atau galau. “ Ica..Uput, hari ini aku merasa sedih” keluhku sambil duduk di samping mereka. “ Kenapa Lu, cerita dong” Jawab mereka sambil merasa penasaran dan memusatkan pandangan kepadaku . “ Tapi jangan bilang siapa-siapa ya. Aku mendapatkan pernyataan bahwa aku terkena penyakit kelainan jantung! Aku tak begitu faham dengan pernyataan itu!” ujarku sambil memperlihatkan surat pernyataan dari dokter tadi. “ Apa?!,,,” serentak mereka menjawab itu bersamaan. Kedua sahabatku merasa kaget dari apa yang aku ceritakan, merekapun seolah-olah tidak percaya dengan itu. Dan akupun tidak menceritakan dengan panjang lebar kepada mereka.

Aku duduk dan bersender di tempat favoritku,ya tentunya di teras mesjid putri. Angin sepoi-sepoi dan langit yang begitu cerah membuat suasana begitu sejuk. Disanalah aku merenung, sekaligus bertafakur. Aku melihat langit putih disertai awan biru yang begitu menonjol. Daun-daun yang tertiup anginpun aku perhatikan. Subhanallah, Ya Allah .. begitu indah dan agung ciptaanMu, aku bersyukur dapat mendapatkan nikmatMu ini, semoga Engkau terus memberi nikmat kehidupan yang indah untukku, amin.

Terlintas bayangan tentang nasib burukku tadi, aku melihat ke langit dan meratapi kesedihanku. Ya Allah, aku bukanlah orang

Page 25: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

25

yang sempurna, aku belum bisa membanggakan orangtua dan keluargaku, maka izinkanlah aku untuk dapat memberi mereka kebanggaan dengan kerja keras yang aku lakukan. Dan aku mohon, janganlah Engkau memberikanku sakit dalam kesempatanku untuk meraih impianku. Tiba-tiba Rubi’ah datang mengahampiriku. “ Aku tahu apa yang terjadi padamu, barusan Putri yang menceritakannya padaku. Lu, janganlah bersedih. Toh itu kan belum tentu, aku yakin kamu pasti bisa menghadapinya” Ujar Ubi sahabat terbaikku. Dia adalah sosok sahabat yang berbeda, rasanya ia selalu memberikanku kekuatan yang membuatku bisa bangkit. Perkataannya yang lemah lembut serta sikapnya yang terkesan lucu membuatku tak lagi merasa sedih dan kembali tersenyum. Dimata teman-temanku Ubi adalah seseorang yang memiliki kebijaksanaan dalam bertindak, wanita shalihah yang menjadi murid teladan tahun 2010, serta siswi yang berprestasi dalam bidang matematika. “ Iya Bi, aku tidak lagi bersedih kok. Terimakasih atas dukungannya!” kataku sambil sedikit tersenyum kepada Ubi.

Esoknya aku dijemput oleh Ayah dan Ibuku serta bergegas pulang ke rumah atas surat rujukan dokter, dan izin dari wali kamarku Bu Nurul. Di perjalanan pulang aku menceritakan apa yang aku dinyatakan dokter kemarin. Tentunya Ayah dan Ibuku terkejut mendengar ceritaku, mereka tak mengira bahwa aku akan mendapatkan pernyataan itu. Ibuku yang baru bertemu denganku lagi langsung menghubungi dokter yang Ia kenali. Namanya dokter , spesialis jantung.

“ Oh iya, Ayah Ibu .. aku lolos seleksi menjadi anggota tim basket putri ! Aku senang sekali bu, soalnya aku terpilih diantara teman-temanku yang jago-jago maennya. Dan sebentar lagi tim basket kami akan menghadapi turnamen basket galuh di Ciamis “ Kataku sambil semangat bercerita dan ayah dan ibu yang

Page 26: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

26

senantiasa mendengarkan ceritaku. “ Wah, hebat sekali kamu nak! Ayah dan ibu selalu mendukungmu, asalkan itu berada pada jalan yang benar” Jawab Ibu yang sedang memperhatikan ke depan jalan. “ Ayah bangga deh sama kamu nak, tapi hati-hati ya, jangan pernah merasa bangga dan sombong ketika kamu menjadi juara dan pemenang kelak” Lagi-lagi ayah menasehatiku dengan cara bicaranya yang menawan.

Sesampainya di rumah, Ibu menyuruhku untuk istirahat terlebih dahulu. Karena akupun merasa lelah, langsunglah aku bergegas menuju kamar tidurku yang sudah lama hanya menjadi pajangan saja jika aku tak ada di rumah kata Ayahku. Wah, rasanya begitu nyaman setelah lama tidak tidur di kamar ini, yakin deh tidurku malam ini pasti nyenyak sekali. Dan aku tak lupa berdo’a untuk pemeriksaan esok, semoga tidak terjadi hal buruk pada diriku. “Bismika Allahumma ahyaa wa bismika aamuut” kataku sambil mengusapkan wajah

ZZZZzzzzz...

Mentari menyambut hari ini dengan sinarnya yang begitu terang, Alhamdulillah Ya Allah aku masih diberikan kesempatan untuk merasakan hangatnya mentari di pagi hari. “ Dek, ayo kita berangkat” seru Ibu sambil berjalan menuju halaman depan rumah. “Baik mah, tunggu sebentar” Jawabku sambil menutupi pintu rumah.

“ Nomor antrian 008 silahkan masuk” begitulah panggilan di antreean rumah sakit di daerahku. Segeralah aku , ibu , dan ayah yang sudah menunggu lama bergegas menuju ruang praktik dokter . Aku disuruh berbaring diatas kasur pasien untuk diperiksa, kemudian melakukan EKG untuk mengetahui dinamika detak

Page 27: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

27

jantungku . Namun aku merasa takut saat itu, ku kira kalau sudah diperiksa seperti itu akan menunjukan hal yang tak mengenakkan.

Sambil duduk ,Ibu dan Ayah seketika melihatku sedang berbaring,dan wajah mereka terlihat cemas. Tak lama kemudian hasil EKGku tadi telah muncul, mulailah dokter akan menerangkan apa sebenarnya penyakitku ini. “ Atas nama Syifa Al-Sahal El-Yaa. Akan saya terangkan ya dek, Anda mengalami gangguan pada irama jantung, ada listrik jantung liar yang membuat dinamika detak jantungmu tak beraturan” Perlahan dokter menerangkannya kepadaku sambil menggambarkan sebuah gambaran sistem jantung di atas kertas putih. “ Nih, ada alur listrik jantung yang muncul dengan tidak semestinya. Saat ini listrik jantung tersebut masih dikategorikan jinak,tidak ganas. Anda akan mengalami sakit yang luar biasa ketika listrik jantung ini mulai aktiv. Jadi, untuk saat ini Anda perlu perawatan intensif di rumah sakit selama 2 minggu penuh” Kata dokter sambil menyimpulkan data penyakitku. Ayah dan Ibu terlihat begitu miris mendengar penjelasan dokter itu. “ Lalu bagaimana atas pengobatannya dok? Bagaimana anak saya dapat sembuh?” Tanya Ibuku yang terlihat begitu cemas. “ Untuk penyembuhannya hanya dapat di operasi saja, namun di Indonesia ini belum ada yang dapat menangani operasi untuk kategori penyakit ini. Namun di luar negeri sudah banyak rumah sakit bersama dokter bedah jantung yang menangani penyakit ini. Untuk saat ini, saya hanya bisa memberikan obat saja sebagai pereda nyeri tatkala anak ibu meraasa kesakitan” jawab dokter secara perlahan.

Aku hanya dapat menghembuskan nafas panjang saat itu, Ya Allah.. rasanya ini seperti dongeng. Bagaimana bisa aku mendapatkan penyakit separah ini? Tentunya aku begitu terpukul atas semua ini. Entah bagaimana Ayah dam Ibu menasehatiku

Page 28: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

28

nanti, yang aku inginkan hanyalah tak ingin mengabaikan kesempatan bertanding di bola basket 1 pekan yang akan datang.

Duduklah aku,ibu , dan ayah di dekat tempat pengambikan obat. “ Dek, sekarang kamu tenangkan dirimu dan jangan bersedih ya, ini hanya cobaan Allah” Ibu memelukku dengan erat. “ Tapi bu, aku...” kataku sambil menangis “ Sekarang akan ibu siapkan ruangan untuk perawatanmu, dan ibu akan memberitahukan pihak sekolah & pesantren untuk meminta izin 2 minggu” Kata ibu sambil mencari nomor kontak Bu Nurul . “ Ibu, aku tidak mau dirawat! 1 minggu yang akan datang ada pertandingan bola basket disana, aku tidak mau melewati momen itu. “ Seru aku yang menolak untuk dirawat inap. “ Sakitmu parah dek, sudahlah.. lupakan basket! Itu tidak penting untukmu, sekarang pikirkanlah bagaimana kamu agar sembuh” Sentak ibu dengan halus. “ Ibu, aku mohon.. izinkan aku untuk berlari, berlari meraih cita-citaku, berlari menuju impianku, dan berlari untuk menemukan jati diriku. Aku masih bisa sembuh dengan obat yang sesungguhnya bu, bukan dengan perawatan yang mahal dan operasi di luar negeri yang tak tahu bagaimana jaminan keberhasilannya. Ibu, jika sekarang aku harus berobat intensif, belum tentu itu dapat menyembuhkan luka hatiku atas semua ini bu. Aku mohon bu, aku janji aku akan berusaha semampuku bersama penyakit ini untuk meraih citaku“ Pintaku dengan kekeh kepada ibu. Ibu menatap Ayah dengan perlahan, dan ayah memberikan isyarat pada ibu dengan menganggukan kepalanya. Suasana saat itu begitu mengharukan, ibu yang menyuruhku untuk berobat intensif, sedangkan aku menolaknya, dan ayah yang hanya mendengarkan perbincangan aku dan ibu terlihat kebingungan. Aku tak tahu apakah ayah dan ibu mengabulkan permintaanku, setelah itu fikiranku seperti benang kusut yang memiliki rupa begitu jelek.

Page 29: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

29

Setelah aku menenangkan diri, ibu dan ayah menghampiriku . “ Jangan bersedih nak. Ayah dan Ibu akan mengabulkan permintaanmu” Kata Ibu sambil tersenyum padaku. “ Sungguh Ibu? Ayah? Lalu, kapan aku bisa kembali ke pondok?” jawabku sambil merasa bahagia atas keputusan mereka. “ Esok Ayah akan mengantarkanmu kembali ke pondok. Tapi kamu janji harus memakan obat yang telah ayah beli untukmu ya” kata ayah sambil memberikan beberapa jenis obat yang harus aku makan. “ Baik ayah, akan aku laksanakan perintahmu” .

Di perjalanan pulang menuju pondok, aku memikirkan bagaimana aku menceritakan ini kepada teman-teman dan Bu Nurul, akankah mereka berubah sikap kepadaku, entahlah.. yang penting aku masih bisa bermain basket,yeah!.

Lagu My Love- Westlife yang diputarkan Ayahku di mobil, membuat suasana mejadi damai, pemandangan kebun dan sawah yang asri pun menyertainya. Dengan pedenya aku bersenandung dengan irama yang berantakan, tak apalah, hanya ayah ini yang mendengarkannya. Hihi. Jika aku pahami lirik-liriknya, itu sama persis dengan suasana saat itu, tentang sebuah do’a dan harapan untuk menggapai sebuah mimpi, ya.. ‘Cinta’ . Itu menjadi lagu faforitku, sampai-sampai aku menhafalkan liriknya dengan serius,hihi.

Tak terasa akhirnya aku dan ayah sampai di pondok, teman-teman langsung menyambutku di depan kamar. Aku pun langsung berpamitan dengan ayah “ Ayah, sudah aku simpan obatnya di tas. Aku akan baik-baik saja kok, tenang saja ya Ayah..” Kataku sambil bersalaman dengan ayah. “ Iya, Ayah percaya kok. Jaga diri ya “ jawab ayah. Aku keluar dari mobil dan melambaikan tangan kepada Ayah.

Page 30: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

30

“ Lulu.... aku rindu denganmu “ Kata temanku,Wita. “ Hihi.. aku juga rindu denganmu wit” jawabku sambil berpelukan melepas rasa rindu. Rasa bahagaia menyertaiku saat itu, teman-teman menyambut kedatanganku dengan begitu hebring. Lantas, aku berfikir tak akan menceritakan sakitku ini kepada mereka, karena aku takut suasana akan menjadi berubah. Namun, tanpa aku kira mereka malah bertanya-tanya padaku , “ Bagaimana hasil pemeriksaannya Lu?” kata mereka dengan wajah penasaran. Ya Allah.. kuatkanlah aku, tegarkanlah aku.

Terpaksa aku menceritakan semuanya kepada mereka, Bu Nurul pun hadir mendatangiku ke kamar. Secara berlahan aku bercerita kepada mereka, dan alhasil mereka bersedih, bahkan ada yang sampai meneteskan air mata. Aku mencoba tersenyum di akhir ceritaku itu, walaupun air mataku tak dapat dibendung lagi. Lagi-lagi aku berkomentar “ini seperti dongeng ya” , dan salah seorang temanku menanggapinya , “ Sudahlah Lu, jangan becanda di melow momen ini. Aku tidak bisa berkata apa-apa, tapi..... kita akan terus mendukungmu kok, jangan nyerah ya.. buktikan perkataanmu itu Lu” kata Alies,temanku yang selalu menghiburku dengan lelucon-lelucon gejenya.

Lantunan shalawat kamilah mulai terdengar, aku dan teman-teman mengakhiri pembicaraan dan bergegas mengambil ai wudlu untuk menuju mesjid putri dan shalat berjama’ah maghrib.

Page 31: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

31

(5) Kata sahabatku

Page 32: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

32

Hari demi hari aku lalui dengan banyak perubahan yang terjadi, aku yang sebelumnya begitu aktif dan ambisius untuk belajar di kelas, kini tak jarang harus merasakan sakit didada yang membuatku terpaksa untuk diam jika sakit itu mulai terasa. Temen-teman sekelasku terkadang merasa heran jika aku malah menjadi sosok yang tak lagi cerewet ketika harus menjelaskan materi pelajaran yang mereka tanyakan . Namun hal itu tak membuatku menjadi lemah, selagi aku masih mampu , maka tak akan aku sia-siakan itu.

Sejak kelas 1 SMP aku memang menyukai beberapa mate pelajaran yang dianggap rumit menurut teman-teman yang lain, seperti Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, dan Biologi. Tak jarang aku banyak bertanya kepada guru yang sedang menerangkan di kelas jika aku merasa penasaran atau kurang memahami materi yang disampaikan. Kebetulan hari ini jadwalnya pelajaran Matematika. “ Ibu, aku ingin bertanya, kalau perhitungan pertidaksamaan linier itu fungsinya untuk apa? Dan dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana kita menerapkan perhitungan pertidaksamaan linier itu?” Tanya ku samnil mengangkat tangan kananku ketika Ibu Sa’diah memeberikan kesempatan untuk bertanya. “ Fungsi perhitungan pertidaksamaan linier ini adalah cara untuk menghitung dan memperoleh hasil dari 2 hal/ lebih yang berbeda namun masih berada pada kelipatan 1 saja. Mudah saja kita terapkan pada kehidupan sehari-hari, seperti ketika kita membeli bala-bala dan comet yang memiliki haraga setiap satuannya” Jawab Ibu Sa’diah dengan begitu jelas. Dengan itu aku banyak dikenal oleh guru-guru di SMP, tak jarang mereka pun menunjukku untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis tanpa mengotretnya terlebih dahulu. Alhamdulillah, aku merasakan betapa berartinya ilmu-ilmu Allah yang diberikan, tanpa ilmuNya aku tak mungkin dapat seperti sekarang ini.

Page 33: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

33

Jika teman-teman bertanya kepadaku tentang materi-materi itu , aku selalu senang untuk dapat menjelaskan kepada mereka, dengan cara penyampaianku yang berbeda dengan orang lain, aku berharap mereka dapat memeahami materi itu dengan mudah.

“ It’s time to begin for break” Begitulah suara bel sekolah yang akan berbunyi setiap pergantian jam belajar, dengan diiringi oleh lagu-lagu klasik yang membuat pembelajaran lebih tenang lagi. Ketika jam istirahat aku melihat Winda dan Rubi’ah sedang bercerita di koridor depan kelasku, sejenak aku memperhatikan dan perbincangan mereka. “ Bi, kamu sudah tahu apa yang terjadi pada Lulu?” Tanya Winda yang merupakan temanku yang begitu setia menjawab tanyaku tentang pelajaran matematika,maklum lah dia adalah siswa yang begitu pandai memecahkan soal-soal matematika. “ Tidak. Memangnya apa yang terjadi pada Lulu? Atau dia memakai sepatu pentopel ya? Hihi” Jawab Ubi sambil tertawa membayangkanku jika memakai sepatu pentopel. “ Husss, bukan itu tau.. Akan aku beri tahu, tapi jangan disebar luaskan pada yang lainnya ya!? Lulu divonis sakit jantung! Eh.. ya, semacam sakit jantung gitu deh” Kata Winda sambil membisikkan kepada Ubi. “ Apa? Kok bisa? Kenapa ga langsung berobat saja?” Jawab Ubi sambil merasa kaget. “ Ssttt., jangan terlalu keras bicaranya! Iya, entahlah, aku tidak tahu betul, Senny baru saja menceritakannya padaku tadi di kelas” Ucap Winda dengan nada rendah. “ Aku masih tak percaya Win, Lulu yang begitu aktif disini harus mengalami sakit itu. Tak bisa aku membayangkan jika ada di posisinya.” Tegur Ubi yang merasa tak percaya pada perkataan Winda.

Entah persoalan apa yang mereka ceritakan setelah itu, aku yang sedang berada di dalam kelas segera menuju keluar kelas atas panggilan Senny yang berada di pinggir mading di depan kelasku dan melewati Ubi dan Winda. “ Lu, dipanggil Brother tuh,

Page 34: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

34

disuruh menghampiri Brother di TU bersama Ubi. Segeralah aku memanggil Ubi untuk bersama-sama menghampiri Brother. Brother adalah pembina OSIS di SMP ini tapi nama aslinya sih Sarif Hidayat, Ubi menjadi wakil ketua OSIS, sedangkan aku menjadi Sekretaris OSIS.

“ Assalamu’alaikum. Brother memanggil Saya & Lulu? Ada apa ya Brother?” Tanya Ubi sambil memasuki ruang TU. “ Oh iya, silahkan Ubi dan Lulu duduk dulu” Jawab brother sambil mempersilahkan Ubi dan aku duduk. “ Bagaimana persiapan kalian untuk Porseni antar kelas 1 minggu yang akan datang” Tanya Brother dengan wajah berseri-seri yang menandakan jawaban siap dari kami. “ Alhamdulillah kami panitia dari OSIS akan mempersiapkan sematang mungkin untuk Porseni minggu depan Bro, namun masih banyak hal yang perlu kami kerjakan lagi” Kataku sambil melirik Ubi terlebih dahulu. “ Dan insyaallah, kami siap untuk penyelenggaraan Porseni ini Bro” Tambahan jawaban dari Ubi. “ Oh begitu, baik saya percayakan ini kepada kalian dan teman-teman OSIS yang lain ya. Kalian harus kompak untuk menjalankan salah satu program kerja ini, jangan sampai ada permasalahan yang ditangani dengan keegoisan. Saya percaya kalian pasti bisa” Ujar Brother yang memberikan motivasi agar kami tetap kompak.

Setelah itu, Di Ruang OSIS, Muflih Si Ketua OSIS dengan watak kalemnya, Adam dan Irva 2 bendahara OSIS yang selalu care , serta aku dan Ubi memusyawarahkan beberapa masalah dan hal yang belum terselesaikan untuk Porseni yang sebentar lagi akan berlangsung. “ O ya, dari data yang aku tulis, belum ada jadwal untuk pembagian waktu berlangsungnya Porseni nanti. Bagaimana kalau ..” Tiba-tiba dadaku terasa sangat sakit, dan terpaksa aku menghentikan pembicaraanku itu. Muflih, Adam , dan Irva sedang sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan mereka, tentunya

Page 35: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

35

dengan kertas-kertas berisikan data-data penting, tapi mereka mendengarkan apa yang aku usulkan tadi. Ubi yang memperhatikan pembicaraanku tadi justru merasa kaget ketika aku berhenti bicara, dia memasang wajah panik dan heran kepadaku, padahal ia juga sedang menulis . “ Kalau apa Lu? Kamu kenapa? Atau..” Tanya Ubi dengan kekhawatirannya padaku. Aku mencoba untuk mengalihkan pembicaraan untuk menutupi kesakitanku yang tak ingin diketahui banyak orang. “ Kalau, aduh aku lupa mau bilang apa. Sudahlah lanjutkan saja menulisnya Bi, nanti aku beritahu kalau sudah ingat” Jawabku sambil memasang wajah panik untuk mencari alasan agar Ubi tidak percaya. “ Bener? Tapi kamu tidak apa-apa kan?” Sahut Ubi yang sedikit tidak percaya pada perkataanku . Ubi telah mengetahui bahwa aku terkena penyakit jantung, dan sikap khawatirnya tadi membuatku merasa tanggung untuk berbincang dengannya.

***

Jadwal latihan basket hari ini tidak aku lupakan. Dengan mengucapkan Bismillahitawakaltu ‘alallah, aku melangkah menuju lapangan dengan sepatu yang telah terpasang rapih di kakiku. Untuk pertama kalinya aku kembali bermain basket dengan keadaan yang berbeda, ya tentunya akua akan berjuang bersama sakit yang aku derita ini. Entah apa yang akan terjadi nanti, aku akan tetap optimis untuk memperjuangkan cita-citaku ini. “ Lulu.. semangat ya!” Teriak Ubi yang sedang berada di sekolah untuk mengerjakan tugasnya bersama Brother dan teman-teman lain, membuatku begitu semangat untuk segera menyentuh bola basket . “ Pasti BI” Jawabku sambil menunjukan kedua jempol tanganku.

Baru kali ini aku merasa benar-benar lelah, untuk dapat berlari dengan kencang aku benar-benear harus menguras tenaga yang aku milliki, rasanya aku begitu lemah saat ini. Terkadang aku tak sanggup lagi untuk berlari,dan menyempatkan untuk duduk

Page 36: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

36

sebentar selagi teman-temanku sibuk streching. “ Aargh, lagi-lagi dadaku sakit. Ya Allah..” Kataku sambil memegang dadaku dan berhenti berlari. Bersamaan dengan itu, aku melihat Ubi di dekat jendela sedang melihatku kesaskitan , bergegaslah aku untuk bangkit kembali karena tak ingin Ubi melihatku kesakitan dan melaporkannya ke Pak Harry.

Dengan rasa sakit yang masih terasa, aku memaksakan untuk kembali melakukan streching bersama teman-teman yang lain. Aku sadar, jika aku tak melakukan latihan dengan baik, maka jangan harap akan mendapatkan kemenangan yang telah lama aku dambakan. Bangkit!Bangkit!Bangkit! itulah yang kemudian aku fikirkan dan lakukan, dan hati kecilku berkata : “Jangan berhenti! Teruslah berlari!”. Aku pun kembali berlari sekencang-kencangnya untuk dapat lincah memainkan bola basket, sampai waktu latihan basket pun habis. Dan untuk mengakhiri latihan, Pak Harry memberikan evaluasi kepada kami serta motivasi untuk selalu giat melakukan latihan basket . “ Semangat kawan-kawan ! “ Kata Senny yang menjadi Captain Tim Basket Putri. “ Semangat “ Teriak semua anggota basket dengan keringat di wajah mereka.

***

Tanpa terasa Porseni antar kelas tengah berlangsung, pengurus OSIS yang menjadi panitia Porseni pun sibuk dengan tugasnya masing-masing. Pertandingan Basket, Voli, dan Futsal di laksanakan pada waktu yang bersamaan. Pertandingan pun berlangsung meriah, banyak orang-orang yang bersurak dan menyanyikan yel-yelnya dengan keras , “ Ji double O Di Je O Bi Kawan..yeah,kawan..yeah” Begitulah teriakan yel-yel yang di nyanyikan bersama-sama dan memiliki arti GOOD JOB.

Tak sama dengan penonton dan peserta yang bersenang-senang ketika mengikuti porseni ini, sekbid Olahraga OSIS yang di

Page 37: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

37

ketuai oleh Senny mengalami masalah rumit yang datang dari kakak kelas , Senny dan teman-teman yang lainnya kena semprotan dan cemoohan dari kakak kelas yang hanya keukeuh dengan keegoisannya itu, mereka menyalahkan dengan tidak jelas pada pertandingan bola Voli yang dimenangkan oleh teman-teman seangkatanku. “ Yang bener dong jadi panitia , mana persiapannya? Masa sih nangkap bola yang out aja susah banget, bola cadangan cuman ada 2. Lagian wasitnya juga gak adil tuh!” Kata salah satu kakak kelas yang tidak menerima kekalahannya. Merasa sakit hati dengan itu, Senny dan teman-teman sekbidnya menangis, aku yang tengah sibuk menjadi timer pertandingan basket pun melihat secara jelas tragedi itu. “ Maaf ka, bola yang dimiliki sekolah memang haya 3, pembina pun memberikan kami hanya 3 bola itu saja, dan saya kira panitia dan wasit voli tadi memang adil.” Jawabku sambil menghampiri Senny dkk. dan kakak-kakak kelas yang berempug di meja panitia. Perbincangan begitu sengit, aku yang membela panitia harus terkena semprotan perkataan-perkataan kakak kelas yang begitu nyelekit. Namun, dengan mengalahnya aku dengan mengakui kerja panitia yang dilihat tak becus oleh kakak-kakak kelas itu,dan aku mewakili teman-teman panitia lainnya meminta maaf kepada kakak-kakak kelas itu dan berjanji akan memperbaiki kesalahan panitia. . Huft ,begitulah Allah menguji aku dan teman-teman OSIS yang lain untuk tetap kuat dan tegar menghadapi rintangan-rintangan luar biasa seperti ini.

***

Malam minggu kali ini cukup menjadi hari terakhir Porseni yang begitu melelahkan. Tak sedikit pula teman-temanku yang bercerita tentang keluh kesah mereka padaku. Daripada itu, Al-Qur'anul karim kembali ku baca untuk melampiaskan rasa syukur ini kepada Allah S.W.T semata. Begitu pula teman-temanku yang

Page 38: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

38

lain, termasuk Rubi’ah yang ku lihat sebih dulu dariku sedang membaca Al-Qur’an di mesjid putri. “ Bismillahirrahmaanirrahiim.

"

Sembari membacakan ayat-ayat suci Allah dalam bahasa arabnya, aku membaca makna yang terkadung pada Ayat-ayat tersebut pula, agar dapat mengerti apa yang Allah maksudkan pada ayat-ayat tersebut. Kebetulan saat itu aku membeacakan makna ayat yang begitu indah dan menyentuh hati, bunyinya : “ Allahlah yang menciptakan kamu dalam dalam keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu setelah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. ( Q.S Ar-Ruum : 54 )” Subhanallah.. hatiku menjadi gemetar mendengarnya, setelah menyadari bahwa sesungguhnya Allah akan melemahkan seseorang hingga ia beruban, itulah hakikat manusia.” Betapa banyak kesempatan manusia untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah di dunia ini, namun tak jarang mereka sia-siakan.” Kataku di dalam hati sambil merendahkan diri di hadapan Allah S.W.T .

Lama setelah itu tiba-tiba Ubi menghampiri aku, kebetulan aku baru mengucapkan “shodaqallahul ‘aliyyul ‘adziim” menandakan selesainya aku membaca Al-Qur’an. “ Lu, boleh kita

Page 39: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

39

bercerita?” Kata Ubi sambil menepuk pundakku dari belakang dan menoleh ke depanku. “ Mmm, boleh. Mau dimana Bi? Jawabku sambil menutupkan Al-Qur’an yang baru aku baca. “ Di..... di teras depan mesjid aja, aku tahu itu kan tempat favorit kamu” Kata Ubi sambil tersenyum mengetahui tempat favoritku itu. “ haha, tahu aja kamu Bi, baiklah . Ayo !” jawabku sambil berjalan menuju depan teras mesjid bersama Ubi. Kemudian aku dan Ubi duduk di atas lantai mesjid yang diampari sejadah karena terasa dingin. “ O ya, aku tahu apa yang terjadi padamu Lu” Sahut Ubi dengan nada yang begitu lembut. “ Aku? Memang kenapa?” Jawabku pura-pura tidak mengetahui apa yang Ubi maksud. “ Aku tahu penyakit yang dideritamu kini. Dan aku melihatmu kesakitan saat di Ruang OSIS dan saat kamu bermain basket kemarin-kemarin. Kenapa kamu tidak ceritakan padaku? “ Tanya Ubi dengan merasa penasaran. “ Huft... sebenarnya aku enggan menceritakan ini semua padamu. Tapi, tak apalah. Ya, memang benar kini aku memiliki penyakit yang banyak membuatku berubah. Aku sering merasa kesakitan, tapi tak aku tunjukkan. Aku lebih memilih diam saja daripada harus menghebringkan suasana karena sakitku ini, dan aku tidak mau merepotkan orang-orang yang ada di sekitarku “ Jawabku secara perlahan.

Ubi mendengarkan ceritaku dengan begitu seksama, bahkan tanpa ia sadari air matanya terjatuh. “ Lalu mengapa kamu tidak berobat dan berhenti basket saja? Itu kan akan membuat hidupmu lebih baik “ Usul Ubi sambil menghapus air matanya. “ Tidak. Aku lebih memilih untuk bermain basket supaya aku dapat meraih cita-cita yang aku dambakan sejak lama. Dan aku akan mengobati sakitku dengan caraku sendiri,lihat saja, kelak aku akan membuktikannya kok” Jawabku dengan optimis. “ Lu, baru kali ini aku menemukan sosok sahabat sepertimu, aku bangga padamu” Kata Ubi dengan pergantian raut wajah sedih menjadi senang. “

Page 40: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

40

Aku lebih membanggakanmu Bi. Kamu adalah sahabat yang luar biasa, kamu menjadi murid tauladan disini, orang-orang memandangmu dengan begitu sempurna, kamu tetap tegar dan kuat saat orang lain malah membicarakan keburukannmu di belakang, rankingmu selalu yang pertama, dan aku tahu kamu memang jarang mengeluh atau menangis, tapi aku pernah melihatmu menangis ketika orang-orang tak mengetahuinya. Aku bangga memiliki sahabat sepertimu “ Kataku sambil memuji Ubi yang begitu shalehahnya. “ Kamu lebih kuat dariku Lu.

Jika aku ada di posisimu, mungkin aku lebih memilih untuk banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas padat seperti yang kamu lakukan saat ini. Bagaimana bisa seseorang yang sakit malah melakukan aktifitas yang begitu berat dan sulit. “ jawab Ubi yang tidak mau mengakui keunggulan-keunggulan pada dirinya. “ Dengarlah, aku melakukan semua itu karena aku yakin Allah akan memberikanku jalan yang terbaik. Dan selagi aku masih mampu untuk melakukan aktivitas-aktivitas itu, aku tidak akan menyia-nyiakannya” Tegasku untuk dapat membuat Ubi mengerti. Ubi hanya terdiam sesaat, mersa bingung harus berkata apa lagi. “ Sejujurnya aku sering mengeluh jika aku tak mampu lagi menghadapi suatu masalah. Dan memang aku sering menangis jika aku benar-benar tak kuasa merasakan sakit hatinya. Dengan melihatmu yang begitu tegar dengan situasi saat ini, aku malu. “ Keluh Ubi sambil sedikit menjatuhkan air mata. “ Kekuatan itu datang pada hati kita sendiri, kalau kamu yakin padaNya, kamu akan menganggap bahwa masalahmu itu akan menjadikan dirimu ornag yang kuat. Percayalah Bi .. “ Ujarku sambil memberikan sedikit motivasi agar Ubi tak lagi sedih.

“ Tapi ... kalau aku kuat, kamu juga harus kuat ! Aku percaya kamu adalah orang yang hebat Lu! Kita sama-sama berjuang disini ya!” Sahut Ubi yang tiba-tiba semangat mengucapkannya.

Page 41: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

41

Perbincangan yang panjang dengan Ubi membuatku merasa begitu bahagia pada malam minggu ini. Aku pun merasakan kekuatan energi yang menambah, Subhanallah.. betapa berartinya sosok sahabat dalam hidupku ini. “Syukran Ya Allah, wa Syukran Yaa Sohibati” Kataku untuk mengakhiri perbincangan dengan Ubi.

(6) Aku berhasil, ibu !

Page 42: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

42

Dalam benakku aku banyak memikirkan tentang beberapa hal dan permasalahan yang mencangkupi tentang lingkungan. Ide-ide cemerlang yang muncul , serta terfikirkan inovasi-inovasi baru untuk mengatasinya membuatku berkeinginan untuk mempublikasikannya kepada banyak orang. Aku bertekad untuk dapat memelihara bumi ini dengan baik, melindunginya, dan menyeimbangkan ekosistem-ekosisitem yang terlibat di dalamnya. Dengan itu aku mencoba untuk mengikuti lomba sanitasi poster dan karya ilmiah bersama temanku,Nur Fitri sebagai utusan sekolah.

Dan tanpa diduga-duga, aki dan Nur Fitri mendapatkan kemenangan alias juara pertama dalam perlombaan tersebut. Akhirnya aku dan Nur Fitri mendapatkan penghargaan sebagai duta sanitasi Ciamis , dan lolos menuju tingkat Provinsi untuk mewakili Ciamis di Jawa Barat.

Hatiku gembira, semangatku membuncah untuk mengikuti lomba poster dan karya ilmiah mengenai sanitasi yang di selenggarakan di Hotel Horison Bandung dalam rangka memperingati ‘World Water Day’ yang begitu megah. Semuanya seperti berada pada khayalan, berada di tempat yang besar nan yang mewah. Jujur saja, aku belum pernah mendapatkan fasilitas-fasilitas megah seperti ini.

Selama 3 hari lamanya aku dan Nur Fitri mengikuti serangkaian acara disana. Makan malam di pingggir kolam renang yang luas, lilin-lilin yang cantik berada di atas kolam renang yang

Page 43: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

43

membuat suasana menjadi romantis, makanan-makanan berkualitas menjadi pilihan aku dan Nur Fitri pada maam itu. Subhanallah, seperti syurga. Walaupun aku memang belum pernah mengetahui Syurga secara langsung, tapi aku ingat, Ada ayat-ayat Al-Qur’an yang menggambarkan keadaan di Syurga. Tapi, tidak ada yang menandingkan keindahan Syurga. Suasana megah saat ini hanyalah kemewahan sesaat di dunia, dan aku tidak boleh terbelenggu untuk kemewahan ini.

Peserta yang menghadiri perlombaan itu begitu banyak. Di hadiri dengan bintang-bintang tamu yang terkenal, serta seminar motivasi yang membekaliku untuk masa depan yang akan datang. Selesai itu, barulah lomba poster dan karya ilmiah dimulai, aku berada di ruangan terpisah dengan Nur Fitri. “ Nuy, semangat ya! Semoga kita berhasil” Kataku sembari mengharapkan kemenangan. “ Siap Lu, kamu juga ya! Dadah” jawab Nuy sambil bergegas menuju ruangan perlombaan karya ilmiah.

Alhasil aku mendapatkan juara harapan 1 lomba poster tingkat Provinsi Jawa Barat. Dan Nur Fitri berhasil menjadi juara ke-3 lomba karya ilmiah. Perasaan gembira dan haru menyertai aku dan Nur Fitri saat pengumuman kejuaraan. Kami pun kembali ke Ciamis untuk menyerahkan hasil yang telah kami dapatkan.

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan semsta alam.

***

2 Minggu setelah pulang dari Hotel Horison Bandung,pada hari minggu, tepat pukul 13.00 WIB , final pertandingan basket Galuh Ciamis akan segera dimulai. Setelah 5 pertandingan sebelumnya tim basket putri SMPku dapat mengalahkannya dengan skor cukup memuaskan. Pak Harry tetap mempercayai Aku, Senny, dan ke 3 temanku yang lainnya untuk selalu menjadi starter setiap pertandingan, kebetulan posisikumenjadi Forward.

Page 44: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

44

Suasana yang begitu ramai, suporter yang hebringpun membuatku semangat untuk memulai bertanding, apalagi ada sosok teman laki-lakiku yang aku kagumi,hehe. “ Kalau kita menang, ini adalah kemenangan pertama kita Sen” kataku kepada Senny sambil berjabat tangan dan berpelukan di pinggir lapang basket. “ Iya Lu. Kita harus semangat! “ Kata Senny menunjukan keoptimisannya untuk menang.

“ Prittttttttt....... “ pluit pun berbunyi, menandakan dimulainnya permainan basket. Aku siap untuk berlari dan menciptakan score yang cemerlang. Tim lawan yang sudah sering menjuarai basket ini memang tidak diragukan kemampuannya, tak jarang timku kebobolan ketika tim lawan memiliki strategi cantik memasukan bola. Tanpa patah semangat, kami pun menciptakan strategi yang tak kalah cantiknya, hingga pada kuarter ke 3 score kami imbang.

Pada kuarter terakhir, Tim lawan mengungguli skor. Aku yang tengah digantikan oleh pemain yang lain duduk di samping kursi pelatih, mmm.. Pak Harry memberiku jatah 2 kuarter saja padaku, mungkin takut kalau aku kembali kesakitan. Pertandingan berlangsung sengit, surakan dari penonton membuat tim kami gugup. Aku melihat Senny yang masih bermain di lapang begitu panik, shot-shotnya yang selalu mulus dan menciptakan banyak score, kinimalah banyak melenceng. Pak Harry pun terlihat kesal melihatnya dan semakin gelisah, Senny seperti kehilangan kendali.

Kami memang mengenakan baju basket dengan potongan lengan dan kaki panjang, serta kerudung yang akan istiqomah untuk kami kenakan. Di antara tim basket putri di Ciamis dan lainnya, hanya tim kami yang mngenakan pakaian basket secara syar’i. Tapi tentunya itu tidak memberatkan kami untuk tetap bertanding, walaupun tak sedikit orang yang bertanya-tanya dan merasa heran ketika kami menggunakannya.

Page 45: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

45

Di menit ke 2 terakhir score menjadi imbang, Pak Harry kembali mempercayaiku untuk bermain kembali di menit-menit terakhir ini, padahal aku jarang bermain di quarter terakhir. Segeralah aku menggantikan temanku yang tengah bermain dan terlihat kelelahan. Aku berlari dan menghampiri Senny, menepuk tangannya untuk menandakan semangat yang begitu tinggi. “ Past Break Mey !” teriakku di tengah lapang pada Senny. “ Siap Lu” jawab Mey dengan lantangnya. Senny kembali bersemangat , dan tidak lagi kehilangan konsentrasinya.

Di menit terakhir, score masih imbang, yaitu 40. Keberuntungan untuk tim kami, karena tim lawan melakukan pelanggaran padaku kemudian mendapatkan sanksi, dan tim kami mendapatkan score untuk pitrow sebanyak 2 x, dan pitrow itu aku sendiri yang melakukannya. Ya, aku menjadi penentuan kemenangan saat itu. Ketegangan sempat aku rasakan, dengan mendrible bola terlebih dahulu, aku mulai menenangkan diri dan mencoba untuk konsentrasi. Namun, pada kesempatan pertama aku gagal, bola yang aku shot hanya sedikit melenceng, dan penonton pun mesyurakinya. Aku benar-benar gugup segugup-gugupnya, aku berfikir 1000 kali bagaimana cara untuk dapat mendapatkan 1 score saja dan memenangi pertandingan itu.

“ Atas nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ” Masuklah bola basket itu pada ring. Suporter timku begitu hebring, mengungkapkan kegembiran kemenangan hari ini. Aku dan pemain-pemain yang lainnya bersujud di tengah lapang sebagai rasa syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kesuksesaan pada hari ini.

“ Ibu... aku berhasil “ teriakku dalam hati yang ingin segera memberi tahu ibu atas kemenangan pertamaku ini. “ Mey... “ Kataku sambil memeluk erat Senny . “ Kita menang Lu !” jawab

Page 46: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

46

Senny yang membuat suasana semakin haru dan begitu terasa menggembirakan.

Selesai pertandingan final kami mendapatkan beberapa penghargaan, seperti Trophy untuk juara umum dan juara 1 yang sangat besar, mendali untuk setiap pemain pada tim yang mendapatkan juara 1 , serta uang cash sebanyak Rp. 1.500.000,00 . Dan alhadulillah, aku mendapatkan trophy untuk kategori pemain basket putri terbaik .

Pak Harry memberikan selamat untuk kemenangan saat itu, wajahnya yang menunjukan kebahagiaan dan kebanggaan membuatku merasa sangat bangga memiliki Pelatih sepertinya. Kedisiplinannya dalam melatih basket mampu membuat aku dan pemain basket yang lainnya memenangkan banyak pertandingan. Tak hanya di Ciamis saja, pertandingan bola basket tingkat SMP se-Jawa Barat yang diselenggarakan di Pangandaran mampu memberikan hasil yang cukup membanggakan, walaupun kami hanya mendapatkan juara 3 saja. Tercatat Tim Basket putri sekolahku telah menjuarai 6 kali pertandingan dalam 4 semester.

***

Pagi yang begitu cerah, angin sepoi-sepoi memberikanku semangat saat berjalan menuju sekolah. Senin ini kami melakukan kewajiban untuk mengikuti upacara benderaa. Dengan menggunakan topi biru dan dasi panjang yang bergambarkan instansi sekolahku,aku berdiri menghadap sang merah putih, sebagai peserta. Sesi pengibaran bendera, mengeheningkan cipta, pembacaan UUD , menyanyikan lagu nasional, pembacaan janji siswa, spembacaan komitmen siswa, dan pembacaan do’a t telah selesai dilaksanakan . Tinggal pengunguman saja, yang biasa membuatku selalu penasaran dengan pengumumannya. Namun, kala itu aku tengah asyik mengobrol dengan temanku,Alies. Biasa,

Page 47: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

47

dia pasti saja mengajakku mengobrol saat uoacara, sampai-sampai aku hampir tidak memperhatikan Pembina Upacara yang sedang memberikan pengumuman pada upacara itu. “ Assalamu’alaikum Wr.Wb, anak-anak sekalian, pada hari mingu kemarin, Tim Basket Putri Sekolah kita memberikan kejutan besar untuk sekolah kita. Ya, Tim Basket Putri Sekolah kita mendapatkan juara 1 sekaligus juara umum untuk kategori basket putri. Beri tepuk tangan kepada tim basket putri kita” Kata Brother yang kebetulan menjadi Pembina Upacara dan mengumumkan kejuaraan basket kemarin . Serentak semua yang tengah mendengarkan pengumuman itu meberikan tepuk tangan meriah dan melirik ke arah pemain-pemain basket putri yang berada pada jajaran peserta. “ Hore... selamat teman-teman” kata Alies yang memberikan selamat kedua kalinya kepada pemain-pemain basket didekatnya.

Aku dan teman - teman basket yang lain merasa kaget dengan pengumuman itu, sambil merasa bahagia dan bangga. “ O iya, satu lagi nih, atas nama ananda Syifa Sahaliya yang mendapatkan penghargaan sebagai pemain basket putri terbaik, dengan skor tertinggi 38 point dalam pertandingan bola basket putri Galuh 2012. Untuk itu, Senny sebagai perwakilan dari teman-teman yang lain, dan Syifa silahkan maju ke depan untuk serah terima mendali serta trophynya” Kata brother sambil menyiapkan penghargaan dengan rekan-rekan OSIS di depan. Dengan bangganya aku dan Senny bergegas menuju ke depan. Alhamdulillah, kebangaan yang begitu berarti untuk berada di depan peserta, sambil menerima penghargaan hasil jerik payahku dan teman-teman yang lain.

Dalam hari yang sama, aku melaksanakan Ulangan kenaikan kelas untuk 1 minggu ke depan. Dan senin depan adalah pembagian rapot. Tentunya aku mengarapkan nilai terbaik. Aku belajar dengan sungguh-sungguh, tak ada waktu yang kusia-siakan

Page 48: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

48

walau banyak godaan-godaan yang membuatku terlena untuk mengikutinya.

Malam hari sepulang bertadarus dari masjid aku bergegas menuju kamar untuk kembali menghafal pelajaran matematika,bahasa inggris, dan fiqih yang akan di ujikan besok. Alies dan teman –teman kamarku malah sedang menggosip di kamar dengan serius. Argh.. lagi-lagi aku tidak suka kalau teman-teman kamarku tertawa ria dengan lelucon-lelucon serta gosip-gosip hangat yang membuat suasana menjadi berisik, sedangkan menurutku malam itu adalah kesempatan penting untuk belajar, dikarenakan kegiatan padat yang tak dapat dihindari, dan waktu belajar yang sedikit. “ Eh Lu.. sini deh, ah kamu mah belajar melulu, lagian otak kamu kan udah genius, ga usah belajar terus,mending gabung sama kita nih.” Kata si Alies yang menggodaku untuk bergabung dengannya. “ No,no,no. Aku mau belajar, memikirkan bagaimana besok. “ Jawabku sambil mengambil alt-belajar di lemari dan membaca-baca materi yang akan di ujikan. “ Ah.. kita kan butuh refreshing Lu, kali-kali jangan terlalu serius deh. Gimana besok aja ulangan mah” Kata Si Alies yang menyepelekan ujian besok dan terus menggodaku. “ Mending Berakit-rakit kehulu,berenang-renang ketepian. Alias yang artinya bersakit-sakit dahulu , bersenang-senang kemudian. “ Jawabku dengan begitu santainya dan menghiraukan ajakan Alies. “ Yey.. Yasudah deh, gimana kamu aja” Kata Alies sambil meledekku di belakang , dan kembali berbincang-bincang dengan yang lainnya.

Alhamdulillah, Allah memberikanku kelancaran dalam mengisi soal-soal UKK dalam 1 minggu ini. Tinggal menunggu hasil rapot di hari senin nanti.

Perasaan khawatir serta senang menyertai hari yang aku tunggu-tunggu, yaitu pembagian rapot semester 5. Segeralah aku menuju kelas IX A yang menjadi salahsatu identitasku disana.

Page 49: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

49

Teman-temanku terlihat gembira dengan hari ini, tentunya dengan harapan yang sama, ingin mendapatkan yang terbaik. “Tok tok tok.. Assalamu’alaikum “ Ibu Sa’diah selaku wali kelas IX A masuk kelas dengan mengetuk pintu terlebih dahulu. Aku dan teman-temanku duduk rapi di bangku dan menjawab salam Ibu Sa’diah. Aku sudah tidak siap dengan hasilnya. “ Astagfirullah, padahal aku belum tentu mendapatkan hasil yang baik, Ya Allah.. sesungguhnya Engkau Yang Maha Adil, berikanlah aku hasil yang terbaik jika aku pantas untuk mendapatkannya” Ucapku dengan segelintir do’a dalam hati.

“ Perjuangan kalian patut di acungi jempol, di hasil akhir dalam semester ini , kalian mendapatkan angka pada rapot yang cukup memuaskan. Janganlah merasa puas atas angka yang telah kalian dapatkan ini, tingkatkan prestasi kalian dan sekarang kita akan segera mengetahui siapa saja yang menjadi bintang di kelas ini” Kata Bu Sa’diah dengan wajah bahagia yang membuat aku ingin segera mengetahui siapa bintang kelas itu. Suasana semakin tegang, teman-temanku terlihat serius untuk memperhatikan betul pengumuman dari Ibu Sa’diah. “ Kali ini ibu akan mengumumkan siapa yang mendapatkan rank 1 sampai 3 , dan membagikan piagam-piagam nilai terbaik untuk beberapa pelajaran kepada yang akan mendapatkannya” Kata Bu Sa’diah sambil melihat catatannya. “ Iya bu.Siap ! “ Jawab Alies yang menggerakan kakinya di bangku tempat duduknya , menandakan kegugupannya. “ Dan........ Ranking ke 3 adalah ... Senny Meiliya Yasinta.Ranking ke 2 adalah..... Winda Listiani Kartika ....... Dan ranking pertamanya adalah..... Syifa Al-Sahal El-Yaa ! “ Teman-teman memberi aplouse kepada orang-orang yang mendapatkan ranking 1-3, dan Seny,Winda,serta aku mendapatkan penghargaan istimewa dari Ibu, untuk ranking pertamanya, aku diberi 1 trophy yang tertuliskan namaku. Rasa haru menyelimutiku seketika, akhirnya jerik payahku

Page 50: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

50

membuahkan hasil. Dilanjutkan dengan pembagian piagam-piagam nilai terbaik pada setiap mata pelajaran. Senny mendapatkan 2 piagam, Winda mendapatkan 3 piagam, dan aku mendapatkan 5 piagam yang terdiri dari Piagam Nilai Terbaik Matematika, Fisika, Bahasa Inggris , Biologi, dan Bahasa Arab. Dulu aku sempat mendapatkan nilai-nilai yang buruk pada mata pelajaran bahasa arab, bahkan aku masih mengingat ketika Bu Fatsay memarahiku karena aku tidak hafal mufrodat bahasa arab. Setidaknya kini aku telah membuktikan tekadku untuk bisa berbahasa arab dengan baik.

Aku berhasil memborong banyak penghargaan di semester ganjil ini, rasanya ingin segera aku memeritahukan Ibu dan Ayahku di rumah. Subhanallah, aku menghelakan nafas panjang setelah itu. Seperti mimpi, berada pada panggung, lalu mendapatkan aplouse dari penonton yang menyaksikannya. Segala Puji Bagi Allah.. Tuhan Semesta Alam.

Page 51: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

51

(7) Menjelang ujian nasional

H-11 Ujian Nasional. Tak terasa, setelah pengayaan berlangsung hampir 3 bulan, dan Try Out yang telah dilakukan sebanyak 3 kali, tinggal Ujian Nasional yang siap untuk dihadapi. Huft..

Minggu pagi ini aku tak begitu merasa fit, entah mengapa aku merasa tidak begitu semangat, padahal ini kan hari libur. Setelah melakukan senam pagi di lapangan, Senny mengajakku untuk bermain bulutangkis di halaman asrama. “ Lu, maen bulutangkis yuk!” Ajak Senny sambil memainkan shuttle kock yang sedang di pegangnya. “ Mmm.. ayo!” Sahutku menerima ajakannya karena ingin menghilangkan kejenuhan. Plak..plak..plakk.. begitu

Page 52: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

52

kerasnya tembakan bola dari Senny, tak ingin kalah, aku pun memberikan smash yang membuat Senny tidak dapat mengembalikan koknya padaku,hihi. “ Hati-hati raketnya bolong Mey.. Hahaha” Ejekku kepada Senny . “ Haha.. Hati-hati juga kena tipuan mautku ya” Sambil meledekku karena tipuan-tipuan Senny yang jitu.

Usai bermain bulu tangkis selama 30 menit, aku melihat Bu Nurul sedang mengantarkan Ubi, Winda, Alies, dan Tiya ke mobil yayasan. Terlihat wajah teman-temankui itu sangat pucat dan lesu, sepertinya mereka sakit. Karena merasa penasaran, aku menghampiri Bu Nurul. “ Ibu, mereka kenapa? Sakit ya? Mau dibawa kemana?” Tanyaku sambil melirik-lirik ke mobil yayasan. “ Iya, mereka sakit. Terutama Ubi yang dari kemarin terlihat sangat lesu. Sekarang ibu mau mengantarkannya ke klinik yayasan” Jawab ibu dengan merasa khawatir. “ Emang Ubi sakit apa bu? Kok aku baru tahu ya?” Tanyaku lagi atas keadaan Ubi. “ Entahlah, makanya untuk mengetahuinya ibu mengantarkan mereka ke klinik.” Ibu menanggapiku secara ramah. “ Oh begitu, baiklah. Sampaikan dariku semoga lekas sembuh ya. Hehe” Sedikit aku memberikan amanat kepada Ibu untuk teman-temanku di mobil yayasan.

Tak seperti biasanya, dadaku terasa sangat sakit. Aku mencoba untuk tidur, berharap dapat meringankan rasa sakitku. Namun tiada guna. Sampai pada sore hari, hendak menuju mesjid sambil membawa Al-Qur’an untuk bertadarus, aku tak tahan menahan sakit dadaku, Al-Qur’an yang berada di tanganku terjatuh, sampai akhirnya aku pingsan di depan mesjid. Teman -teman yang melihatku kemudian menggotongku ke kamar, dan melaporkannya ke Ustadzah yang ada di sekitar kamar. Suasana menjadi ramai, aku yang sedang digotong pun menjadi tontonan di sore hari ini. “ Ibu, Lulu jatuh pingsan!” Lapor Senny dengan rusuh

Page 53: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

53

kepada Ibu Fatsay. “ Yasudah, gotong Lulu ke mobil yayasan dan akan Ibu beritahu Pimpinan pondok” Jawab Bu Fatsay dengan was-was dan terburu-buru. Senny dan teman-teman yang lain menggotongku ke mobil yayasan, Ibu Fatsay ikut mengantarkanku yang deitemani oleh Senny ke klinik. Panik bukan main, Senny mengatakan pada Ibu bahwa kaki dan tanganku sangat dingin ketika ia pegang.

Sesampainya di klinik, keadaanku semakin parah, sampai akhirnya aku kejang dan terpaksa harus di opname dan di infus. Ibu Fatsay dan Senny pun panik, tidak mengerti mengapa aku bisa seperti ini. Ubi yang kebetulan ada di klinik itu menghampiri Senny dan Bu Fatsay, “ Ibu, itu Lulu? Kenapa Bu?” Tanya Ubi yang begitu pucat dan begitu kaget ketika melihatku. “ Iya. Lulu pingsan dan kejang bi. Ubi ada disini?kenapa?” Jawab ibu dan kembali bertanya. “ Apa? Kok bisa bu? Iya, aku tadi sakit dan baru diperiksa, aku terkena anemia bu” Kata Ubi dengan wajah sedih. “ Ibu juga tidak tahu, tadi Senny yang melaporkannya pada Ibu. Ubi anemia? Pantesan wajahmu begitu pucat. Yasudah, ibu mau menangani Lulu dulu ya” Kata Ibu sambil terburu-buru.

Kabar buruk saat itu, ternyata klinik kehabisan gas udara untuk opname, aku di rujuk ke rumah sakit oleh dokter tersebut. Karena keadaan yang semakin memburuk, Bu Fatsay dan Senny meminta klinik untuk mengantarkanku dengan ambulance. “ Ibu... aku boleh ikut mengantarkan?” Tanya Ubi kepada Bu Fatsay yang sedang sibuk mengurusi ambulance. “ Jangan bi, kamu kan lagi sakit. Disini saja dulu.” Jawab ibu yang melarang Ubi untuk ikut. “ Tapi bu..... pliiissss, kali iniiii aja , boleh ya? Aku ingin menemani Lulu Bu” Ubi yang merayu Bu Fatsay dengn wajah yang mengasihankan. Ibu tak berfikir panjang tentang itu, dan Ibu pun mengizinkan Ubi untuk ikut mengantar Lulu. Tuwiwiwiw..wiwiw.. Suara ambulance terdengar jelas di jalanan dengan laju yang

Page 54: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

54

cepat. Ibu Fatsay memberitahukan pihak pondok yayasan atas kejadian ini, dan mengaharapkan kehadiran dari mereka.

Sesampainya di Rumah Sakit aku di larikan ke IGD, dan aku pun langsung mendapatkan tidakan intensif. Ibu Fatsay dan Senny sibuk untuk memberitahukan keadaan ini ke pihak pondok yayasan lagi, dan mendapatkan banyak telefon dari yayasan, sehingga Ubi menyendiri di ruang tunggu depan IGD. Setelah dokter menanganiku dengan cepat, aku ditinggalkan sendiri di IGD. Entah mengapa dokter itu keluar ruangan IGD, yang jelas Dokter tidak memberitahu keadaanku kepada Bu Fatsay.

Pastinya semua panik, bahkan sempat ada wartawan yang menghampiri Bu Fatsay dikarenakan gosip yang menyebar bahwa ada santri yang keracunan makanan pondok yayasan ,padahal itu sama sekali tidak benar. Terpaksa, Bu Fatsay harus menanggapi isu tersebut dan membenarkan apa yang sebenarnya terjadi.

Sementara itu, Ubi mengahmpiriku ke ruang IGD yang begitu sunyi. Dengan kelembutannya, Ubi sahabat terbaikku mengelus-elus kepalaku. Ia meneteskan air mata saat melihatku begitu lemah tak berdaya, hidungku dikenakan alat opname sebagai fungsi melancarkan pernafasan. Dan jarum infus yang ada di lengan kananku dengan sedikit darah yang keluar. Saat itu aku masih bisa sedikit mendengar walau memang tak jelas. Fikiranku tak berada pada kehidupan nyata, dan seluruh anggota tubuhku tidak berfungsi dengan semestinya. Aku mendengarkan Ubi yang banyak berkata-kata, ia mengepal jemariku, seolah-olah menguatkanku. Dan ia membisikan padaku “ Lu, jangan pergi dulu. Masih banyak hal yang akan kita lewati bersama-sama, kita akan tertawa-tawa bersama lagi, kita akan berjuang bersama-sama lagi Lu untuk mengahadapi UN. Kamu inget kan apa yang kemu katakan padaku, kalau kamu kuat, aku juga kuat Lu. Kamu harus kuat..kuat “ air matanya berjatuhan, dengan kekuatan kata-kata itu aku pun

Page 55: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

55

mendengarnya. Sungguh, aku tak dapat melakukan apa-apa, Ubi shabatku yang begitu baik, membisikan harapan yang begitu besar padaku, seolah-olah memberikan kekuatan batin yang sebenarnya jarang dilakukan oleh setiap orang. Belum pernah sebelumnya aku memiliki sahabat sepertinya, aku sangat salut padanya.

Aku yang terbaring lemah dan tak lagi berdaya hanya dapat mendengar apa yang Ubi katakan dengan waktu yang singkat. Mata yang tak dapat terbuka, tangan,kaki,dan kepada yang tak dapat kugerakan membuatku seperti orang yang mati. Hanya do’a yang menjadi hal utama dalam keadaan itu.

Dokter menjelaskan pada Bu Fatsay dan teman-teman, bahwa saat ini keadaanku begitu lemah. Dan penyakitku ada pada kategori aliran listrik jantung ganas, yang sebelumnya hanyalah aliran listrik jantung jinak, yang membuat sakit itu lebih parah lagi dari sebelumnya. Bu Fatsay dan teman-temanku sempat kebingungan mendengarnya , namun Dokter mengatakan bahwa ia menganjurkan agar aku banyak istirahat saja, masalah pengobatan harus di jelaskan pada pihak keluargaku.

Setelah dipindahkan ke ruang inap, aku mengalami koma selama 3 hari. Aku di temani dengan Ubi , Senny, Bu Fatsay, dan Bu Nurul secara bergiliran. Mereka senantiasa berada di samping tempat tidurku tatkala aku hanya terbaring saja dan tidak bergerak. Setelah itu, Keluargaku datang pada hari ke 2 dari kejadian itu. Semuanya terkejut, bertanya-tanya mengapa ini bisa terjadi. Dalam perbincangan pihak keluarhgaku dengan pihak yayasan, mereka saling mengerti tentang keadaan ini, dan menjelaskan sedetail mungkin. Keluargaku sempat bingung apa yang harus dilakukan nanti.

Minggu depan akan dilaksanakan Ujian Nasional tingkat SMP. Jika aku tidak mengikutinya, aku tidak akan lulus dari SMP dan

Page 56: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

56

terpaksa mengulangnya kembali. Hal yang sangat tidak di harapkan. Guru-guru dan teman-temanku menjengukku setiap saatnya. Dan Alies yang datang saat itu mendramatiskan suasana, “ Astagfirullah.. Lulu... “ Kata Alies sambil merasa prihatin melihatku. “ Kenapa jadi kayak gini Lu, kamu harus setrong dong” begitulah dukungan Alies untuk menguatkanku.

Pada hari ke 3 setelah kejadian itu akhirnya aku sadar. Orang yang pertama kulihat adalah Ibuku. “ Ibu, ini dimana?” tanyaku secara perlahan. Keluargaku yang sedang menuggu kemudian menghampiriku, dan merasa senang ketika aku telah sadar. “ Ini di Rumah Sakit. Kamu tidak sadarkan diri selama 3 hari nak” Jawab ibu dengan senyumannya yang menawan. Secara perlahan aku mulai bisa menggerakan kembali anggota tubuhku. Sampai akhirnya aku bisa berjalan walauun masih terasa lemas.

“ Alhamdulillah nak, akhirnya kamu sadar juga. Ibu cemas ketika kamu tidak sadarkan diri selama 3 hari. “ Kata Ibuku sambil mengemas barang-barangku untuk pulang dari rumah sakit atas perizinan dokter. “ berarti seminggu lagi UN kan Bu? Lalu , kita sekarang mau kemana?” Tanyaku yang belum mengetahuinya. “ Tentu saja kamu akan istirahat dirumah,nak.” Jaawab ibu. “ Tapi aku tidak mau bu, aku sudah sehat. Dan aku ingin kembali ke pondok saja, supaya mudah untuk menghafal buat UN” Kataku menolak ajakan Ibu. “ Bener kamu akan langsung ke pondok lagi? Yang ada nanti kamu pingsan lagi” , “ Tidak bu, aku sudah sehat. Insyaallah kuat kok”.

Ibu mengizinkanku untuk langsung kembali ke pondok. Dan teman-teman menyambut kehadiranku dengan begitu lembutnya. Kondisiku memang masih lemah, wajahku pun masih sedikit pucat. Namun aku tetap semangat untuk berada di pondok tercinta. Keluargaku kemudian pulang kembali, dan aku mendapatkan banyak nasihat dari Ibu dan Ayahku.

Page 57: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

57

Malamnya aku diceritakan oleh teman-temanku tentang tragedi saat aku tak sadarkan diri. Miris aku mendengarnya, ‘’seperti dongeng saja ya?” lagi-lagi aku mengatakan hal yang sama seperti saat aku menceritakan penyakitku pada teman-temanku.

Dengan kegigihanku aku tetap menghafal untuk materi UN nanti dengan mengatur waktu dengan baik, dan mengurangi aktivitas-aktivitas yang beiasanya kau lakukan sebelumnya.

Aku merindukan suasana malam di pondok, lantunan shalawat kembali membuat suasana menjadi damai dan tentram. Di mesjid, aku melihat Ubi yang sedang menulis. Aku menghampirinya dengan perasaan bahagia. “ Ekhem..ekhem.. lagi nulis apa Bi? “ Kataku sambil pura-pura bertanya. “ Eh Lulu.. kok udah pulang lagi? Memangnya udah sembuh?” Jawab Ubi yang kemudian bertanya lagi. “ Alhamdulillah sudah. Mmm.. aku hanya ingin mengucapkan banyak terimakasih padamu Bi” Kataku. “ Mmmm.. Terimakasih untuk apa?” jawab Ubi pura-pura tidak tahu. “ Terimakasih untuk kesetiaannya sebagai Sahabat terbaikku. O ya, tadi kata Bu Nurul kamu sakit anemia, benarkah ” Kataku mengkonfirmasi sakit Ubi. “ Oh, iya, itu kan sudah kewajibanku sebagai sahabat.Mmm, iya Lu, aku kena anemia. Sudahlah, gak apa – apa kok. O ya, aku punya tulisan untukmu, bacalah”kata Ubi sambil memberikan tulisannya padaku. “ lekas sembuh ya Bi.. harus banyak istirahat tuh. Tulisan apa ini? Yowes nanti aku baca, terimakasih ya ” Jawabku sekaligus mengakhiri perbincangan.

Sesampainya di kamar aku langsung membaca tulisan dari Ubi, didalamnya tersurat:

“ Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Untuk Sahabat terbaikku,Lulu.

Page 58: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

58

Disaat tubuh ini lemah, detak jantung ini semakin cepat, aku merasa tak berdaya. Namun entah mengapa, disaat sahabatku terbaring kesakitan dan membutuhkan bantuanku, semua yang kurasa hilang dengan seketika. Rasanya aku bangkit untuk menolong shabatku. Rasa gelisah yang menyertaiku membuatku tak bisa berfikir apa-apa, aku hanya berharap kepadaNya dan berdo’a dengan ketulusan hati ini kesembuhan untuk sahabatku.

..

Ketika aku mengelus kepada sahabatku itu, ku merasa tak kuat untuk menahan tangis. Aku merasakan akan sakitnya itu. Mungkinkah nanti jika aku dan sahabtku berpisah, aku masih berada disampingnya? Ataukah ini yang pertama dan terakhir?

Aku tak tahu akan semua ini, tapi aku selalu berdo’a kepadaNya agar aku selalu bersama dengannya, karena dialah yang membuat prinsip hidupku semakin kuat, hinggaku dapat mengerti tentang kehidupan ini.

...

Ya Rabbi, kuatkanlah fisik dan batin kami agar kami dapat mengemban amanatmu. Aamiin. “

Tulisan itu menyentuh hatiku, tak terasa air matapun berjatuhan membasahi kertas putih itu. Ya Rabb, cintaMu begitu indah, terimakasih atas kehidupan ini, semoga kau memberikan kebaikan untuk sahabatku,Ubi.

Page 59: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

59

(8) Muhadoroh akbar

Muhadoroh Akbar merupakan pentas seni islami akbar yang akan di tampilkan oleh angkatan yang akan mengakhiri perjalanannya di pondok ini. Muhadoroh ini pun merupakan persembahan terakhir dari mereka, sehingga butuh persiapan yang matang demi menunjukan seni terbaik.

Page 60: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

60

Muhadoroh akbar ini dilaksanakan setelah kelulusan sekolah dan kelulusa pondok pesantren. Tepatnya 1 minggu sebelum perpisahan. Kali ini aku dan Ubi di tunjuk sebagai ketua dan wakil ketua dalam Muhadoroh Akbar ini. Dengan niat mengabdi dan hati yang ikhlas, aku dan Ubi bersedia untuk meperjuangkan Muhadoroh ini.

Kali ini aku dan Ubi memiliki strategi serta rencana untuk penampilan-penampilan yang akan dipertunjukkan nanti. Tentu saja, butuh tenaga keras agar dapat mengaturnya dan menjalankannya dengan baik. Kurang lebih terdapat 100 santri yang mesti aku dan Ubi atur. Sulitnya....minta ampun. Masyaallah, baru kali ini pusing tujuh keliling. Kami harus kesana kesini untuk keperluan-keperluan yang harus di siapkan, belum lagi mengkondisikan jadawal latihan setiap pertunjukkannya, apalagi kalau ada temen-temen yang sulit di atur.

Setiap pagi sampai larut malam aku dan Ubi pasti sibuk. Berbeda dengan teman-teman yang lain, yang begitu santai menjalani hari-hari karena tidak lagi bersekolah. Namun, hal itu tidak membuat aku dan Ubi menjadi iri atau malah menyerah. Dengan tekad, usaha, serta do’a, kami mampu melaksanakan latihan yang mantap untuk pementasan nanti.

“ Ubi.. tersisa waktu cuman 1 hari lagi menuju hari-H . Menurutmu apakah semuanya sudah siap? “ Tanyaku sambil membuka catatan-catatan mengenai Muhadoroh Akbar. “ Entahlah, tapi menurutku kita pasti siap deh. Soalnya kalau aku lihat, persiapan untuk nasyid, MSQ,MTQ,Shalawatan, Pidato 3 bahasa, serta acara hiburan seperti The Bus, Sikat, Sing a sSong, penampilan busana, serta romantical untuk puisi semuanya sudah siap “ Jawab ubi secara detail padaku. “ Alhamdulillah, semoga acara nanti sukses ! O ya, kamu akan tampil kan Bi? Masa kamu juga yang ngatur-ngatur ini gak tampil?” Tanyaku pada Ubi . “ Iya . Insyaallah aku

Page 61: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

61

tampil deh , orang sama kamu juga kan?haha” Jawab Ubi sambil tertawa padaku. “ hehe, yaya. Kita kan bakal nynayiin lagunya Westlife yg My Love itu loh, bareng Elsa, Nuy, dan si Kokom. Huft.. udah gak sabar deh aku” kataku dengan wajah bahagia.

Dengan persiapan-persiapan yang begitu megah, seperi panggung besar yang di dekorasi dengan cantik, ruangan-ruangan yang banyak terpakai sebagai persiapan pertunjukkan, busana-busana kreatif yang begitu unik, sound sistem yang begitu besar, alat musik yang telah disediakan, dan tempat duduk penonton yang telah tersusun rapi. Muhadoroh pun siap untuk dipertujukkan besok pada pukul 19.30 wib.

Aku dan Ubi memastikan semuanya telah siap. Dan kami menyempatkan untuk latihan vokal setiap malamnya, momen-momen seperti itulah yang mengesankan, walaupun tidak dengan suara-suara berkualitas dunia, setidaknya suara di mik nanti akan sedikit meperbagus suara-suara kami, hehe.

Namun, ketika malam pertunjukkan Muhadoroh Akbar tiba, hujan medadak turun. Panggung dan kursi-kursi pun menjadi basah. Semua teman-temanku bergegas untuk memindahkan sound sistem yang takut terkena basah, alat musik pun dipindahkan . Sungguh menyedihkannya malam itu, jujur aku sangat kecewa dalam keadaan itu, teman-temanku memasang wajah seperti tidak ada harapan.

“ Ya Allah.. apa yang harus kami lakukan? Masa iya Muhadorohnya dibatalkan? Itu tidak mungkin!” Kataku berbicara sendiri diantara teman-teman yang terus memperhatikan hujan,dan berharap hujan akan segera reda. Namun sepertinya harapan itu tidak terkabulkan, smapai pukul 21.30 hujan masih deras. Dan santri-santri yang lainnya pun sudah pasti tidak akan menghadiri Muhadoroh itu. Dan terpaksa, rois memutuskan untuk

Page 62: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

62

mengundurnya sampai besok. Keputusan itu membuat kami kesal dan resah. Namun apadaya jika Allah tak menghendakinya. Terpaksa aku dan teman-teman kembali ke kamar dengan perasaan tak karuan. Aku dan Ubi sejenak berdiri di depan kamar dan sedikit berbincang. “ Lu, aku yakin Allah memiliki rencana yang terbaik di balik ini semua. Aku yakin kok” Kata Ubi meyakinkanku dengan hari esok yang akan membawa berkah. “ Tapi.. Rasanya aku tidak yakin esok akan meriah Bi. Bagaimana bisa kita melakukan Muhadoroh dari pagi hari, sedangkan Muhadoroh-muhadoroh sebelumnya dilaksanakan di malam hari. “ jawabku yang tidak meyakinkannya. “ Lu, kemarin malam aku bermimpi. Allah menurunkan hujan di malam hari, kala itu aku menangis karena tak mengharapkan hujan datang. Namun, esoknya mentari menyambut pagi dengan begitu indah jauh dari keindahan yang pernah aku rasakan sebelumnya. Dan mungkin Allah memberikan tabir mimpi baik kepadaku sebagai bayangan atas apa yang akan terjadi sekarang dan esok” Kata Ubi sambil menceritakannya dengan begitu lembut. “ Benarkah? Pas banget mimpinya ya ! Aamiin, semoga Allah memberikan maksud yang lebih baik kepada kita ya. Yasudah, istirahatlah untuk hari esok yang akan cemerlang” Kataku yang berubah menjadi senang.

Alhamdulillah, tabir mimpi yang Ubi ceritakan tadi malam menjadi nyata di hari ini. Mentari menyambut pagi dengan kehangatannya, membuatku optimis untuk Muhadoroh hari ini. Bismillah.. kami pun bergegas mempersiapkan semuanya. Tidak ada yang kecewa lagi, semuanya memasang wajah bahagia. Dan akhirnya penonton pun datnag bergerombolan menuju kursi penonton.

Acara-demi acara telah selesai, semuanya disambut positif oleh penonton, semuanya pun merasa terhibur. Dan acara Sing a Song yang akan aku isi bersama Ubi dkk. telah terpanggil, kami

Page 63: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

63

menyanyikan lagu Westlife yang berjudul My Love. Penonton pun menikmati pertunjukan kami, dan kebanyakan memang menyukai lagu ini karena Brother yang selelu memutarkan lagu ini di TU setiap pagi. Selain itu, lagu Westlife memiliki makna-makna lirik yang begitu indah. Aku , Ubi dkk. pun menyanyikannya dengan penuh penghayatan , dan inilah lirik-lirik yang kami nyanyikan :

An empty street And empty houseA hole inside my heartI'm all aloneThe rooms are getting smallerI wonder howI wonder whyI wonder where they areThe days we hadThe song we sang together

And all my loveI'm holding on foreverReaching for the love that seem so far...

So I say a little prayerAnd hope my dream will take me thereWhere the skies are blueTo see you once again my loveoversees from coast to coastto find the place i love the mostWhere the fields are greenTo see you once again my love...

Page 64: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

64

I try to readI go to workI'm laughing with my friendsBut I can't stop to keep myself from thinkingI wonder howI wonder whyI wonder where they areThe days we hadThe song we sang together

And all my loveI'm holding on foreverReaching for a love that seem so far...Chorus

BridgeTo hold u in my armsTo promise u my loveTo tell u from my heartYou're all I'm thinking of

I'm reaching for a love that seem so far...Chorus

Page 65: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

65

(9) Jabat Tangan terakhir

Akhirnya, selesai sudah aku bersekolah dan menjadi santri di pondok ini. Rasa haru serta bahagia menyelimuti suasana di akhir perjumpaan ini. Rasanya aku tak ingin bergegas dari sini, terlalu banyak kenangan yang membuatku enggan untuk melepaskannya. Namun, desakan kewajiban untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi membuatku terpaksa harus meninggalkan semua elemen yang berada di pondok ini.

Page 66: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

66

Sebagai penampilan terakhir, aku didandani special oleh Mbu yang menjadi perias di perpisahan kali ini. Sejatinya aku menjadi orang yang didandani pertama di kamarku. Haduh.. tidak habisnya teman-teman kamarku menjailiku , terpaksa aku harus menurutinya.

Di acara perpisahan ini, santri kelas 9 dan 12 memiliki kostum yang sama satu sama lain. Dengan perpaduan gamis volkadot ungu pink yang di lapis dengan blezzer biru dongker, serta hijab yang syar’i, membuat penampilan kami begitu menari hati para tamu undangan. Tumben juga, penampilanku yang biasanya sederhana dan tidak mementingkan tata rias wajah, kini menjadi ratu pada acara itu. Maksudnya, aku menjadi pengantin wanita untuk mewakili kaum hawa dari kelas 9, dan pengantin laki-lakinya adalah Adam yang menjadi perwakilan kaum adam dari kelas 9.

Suasana musik Arabic serta teater bernuansa arab pun mengawali acara perpisahan ini, aku dan Adam yang duduk di sekitar tamu undangan merasakan dengan hikmat acara tersebut. Setelah itu, kami berjalan menunju panggung untuk sungkem. Air mata pun mengalir ketika aku mencium lutut Bapak Kepala Sekolah, serta Guru-guru disampingnya untuk mengucapankan terimakasih sedalam-dalamnya, dan permintaan maaf sebesar-besarnya.

Dengan berakhirnya acara perpisahan ini, maka berkahir pula kisahku di pondok ini. Aku dan teman-teman memeluk erat satu sama lain, berjabat tangan, mengucapkan selamat,dan selamat tinggal. Dan aku pun terpaksa menjadi orang cengeng, menangis di setiap pelukan teman-temanku. Berharap suatu saat kita akan bertemu lagi.

Setelah bersalaman , berpamitan dan mengucapkan terimakasih kepada guru-guru, tentunya aku bergegas mengampiri

Page 67: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

67

teman-temanku untuk berpamitan. Terakhir, aku berpamitan dengan Ubi. Di dekat tangga menuju sekolah aku menghampiri Ubi, dan Ubi pun menghampiriku. Kami berjabat tangan dengan erat, sepertinya sulit bagi kami untuk bertemu kembali. “ Good Bye My Best Friend, thank’s for all. I proud to you. And wish u can Succes with your life then. “ Kataku sambil sedikit berkaca-kaca. “ Thank you my friend, you are My Best friend too. I will not forgetting you. Wish Allah always keep you forever, and get your Succsess. Bye.. bye..” Itulah ucapan terakhir dari Ubi , ia pun tergesa-gesa untuk pulang bersama keluarganya.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin.

Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Sesungguhnya tak ada yang abadi di dunia ini

Aku percaya dengan KehendakMu.

Jadikanlah aku orang yang selalu bersyukur dalam keadaanku Ya Allah

Dan jangan Engkau lemahkan imanku yang mungkin akan melemahkan akalku.

Ya Allah, terimakasih Engkau telah memberikanku kehidupan yang begitu indah,

CintaMu yang begitu suci membuat jiwa dan raga ini menyadari akan Kasih SayangMu yang begitu berarti.

Berikanlah orang-orang yang berarti dalam hidupku kebaikan dan keberkahanMu.

Lindungilah mereka, dan kasihilah mereka dengan CintaMu.

Dan, Ya Allah, jika Engkau kehendaki, sembuhkanlah sakitku.

Page 68: Cerita Remaja Islami "Jangan Berhenti, Teruslah Berlari" Karya : Syifa Sahaliya

68

Namun, jika tidak, berikanlah aku kekuatan untuk menghadapi hidup ini dengan tegar. Amin