cerita rakyat

Upload: masni-nas-saban

Post on 12-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

cerita rakyat Asia

TRANSCRIPT

CERITA RAKYAT

CERITA RAKYAT

Isi Kandungan:

TajukMukasuratCerita Rakyat Kaum India2Cerita Rakyat Melayu Riau: Puaka Tanjung Penyabung4Kisah Tauladan Kaum Khadazan: Pelajaran Sang Kodok8Kisah Tauladan Rakyat Cina: Tongkat Ajaib11Cerita Rakyat Melayu: Keldai dengan serigala.15

Cerita Rakyat Kaum India

Dahulu kala hiduplah enam orang buta. Mereka sering mendengar tentang gajah. Namun karena mereka semua belum pernah melihatnya, mereka ingin sekali tahu seperti apa gajah itu. Maka mereka beramai-ramai pergi melihat gajah.Orang buta pertama mendekati gajah. Ia tersandung dan ketika terjatuh, ia menabrak sisi tubuh gajah yang kokoh. Oh, sekarang aku tahu! katanya, Gajah itu seperti tembok.Orang buta kedua meraba gading gajah. Mari kita lihat, katanya, Gajah ini bulat, licin dan tajam. Jelaslah gajah lebih mirip sebuah tombak.Yang ketiga kebetulan memegang belalai gajah yang bergerak menggeliat-geliat. Kalian salah! jeritnya, Gajah ini seperti ular!Berikutnya, orang buta keempat melompat penuh semangat dan jatuh menimpa lutut gajah. Ah! katanya, Bagaimana kalian ini, sudah jelas binatang ini mirip sebatang pohon.Yang kelima memegang telinga gajah. Kipas! teriaknya, Bahkan orang yang paling buta pun tahu, gajah itu mirip kipas.Orang buta keenam, segera mendekati sang gajah, ia menggapai dan memegang ekor gajah yang berayun-ayun. Aku tahu, kalian semua salah. Katanya. Gajah mirip dengan tali.Demikianlah keenam orang buta itu bertengkar. Masing-masing tidak mau mengalah. Semua teguh dengan pendapatnya sendiri, yang sebagian benar, namun semuanya salah. Mereka semua hanya meraba bagian tubuh gajah yang berlainan, mereka tidak melihat keseluruhan hewan gajah itu sendiri.

Cerita Rakyat Melayu Riau:

Puaka Tanjung Penyabung

Cerita rakyat Melayu Riau yang berjudul Puaka Tanjung Penyabung masih bercerita tentang kedurhakaan seorang anak kepada ibunya. Hampir mirip dengan cerita-cerita petuah Melayu lainnya yang juga memiliki pesan yang sama, berbakti kepada kedua orang tua dan tidak boleh durhaka kepadanya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini cerita singkat dari Puaka Tanjung Penyabung tersebut:Cerita ini menghisahkan seorang anak bernama Atan Comot yang durhaka kepada ibunya. Akibat kedurhakaannya tersebut Atan Comot hilang ditelan laut karena ibunya menyumpahinya.Dahulu, tinggal lah Atan Comot bersama ibunya yang miskin. Makanan kesukaan Atan Comot sehari-harinya adalah borin asap dengan ulam latuh. Makan tradisional orang kampung yang saat itu bagi Atan Comot dan ibunya sangat nikmat. Karena memang keterbatasan uang yang mereka miliki untuk bisa makan dan hidup enak. Akhirnya, karena kesulitan hidup yang mereka hadapi, Atan Comot meminta izin kepada ibunya untuk pergi merantau mencari uang. Dengan berat hati ibunya pun mengizinkan. Pergilah Atan Comot berlayar untuk merantau ke banyak negeri. Sampai akhirnya berkat kegigihannya dalam berusaha, ia pun tumbuh menjadi seorang pengusaha yang kaya raya dan sukses hidupnya serta memiliki kapal layar yang besar. Namun sayang sekali, Atan Comot tak pernah lagi ingat akan ibunya. Terlebih lagi tentang kehidupannya di kampung dulu. Ia telah lalai dengan harta benda dan kekayaan yang telah ia miliki.

Pada suatu ketika, berkunjung lah Atan Comot tersebut ke tempat kelahirannya. Alangkah bahagianya sang ibu yang mendapatkan anaknya kembali. Ia pun masih ingat dengan makanan kesukaan anaknya tersebut. Dengan susah payah ia pun menyiapkan sajian borin asap dengan ulam latuh yang istimewa untuk anaknya. Namun apa yang terjadi, di luar dugaan ternyata Atan Comot merasa malu dan gengsi dengan makanan kesukaannya dulu itu. Kini ia memandang bahwa makanannya itu adalah makanan kampung yang tidak berkelas. Atan Comot marah kepada ibunya, ia pun lalu menendang baki berkarat yang berisi makanan borin asap dengan ulam latuh yang dibawa oleh ibu Atan Comot tersebut. Tak sampai di situ saja, Atan lalu memukul tangan ibunya yang berpegangan pada bagian tepi perahu. Tak ayal lagi ibunya pun terjatuh ke dalam laut.

Ibu Atan pun sangat sedih, kesal dan marah. Kemudian, ibu Atan pergi ke sebuah batu di Tanjung Penyabung. Ia lantas kemudian berdoa sambil memegang kedua buah dadanya. Doanya, Jika benar anak diperahu itu anakku Atan, anak yang telah kukandung Sembilan bulan sepuluh hari; anak yang telah kubesarkan dengan air susuku ini, terjadilah sesuatu padanya.

Setelah doa yang diucapkan oleh si ibu selesai, tiba-tiba guruh menggelegar dan angin ribut pun turun dengan kencangnya menenggelamkan perahu yang ditumpangi Atan. Atan ketakutan. Ia pun menjerit minta tolong dan minta ampun pada ibunya, tetapi sudah terlambat. Ternyata azab tak bisa lagi dihentikan. Angin terus menghantam. Hingga akhirnya Atan Comot hilang ditelan laut. Saat ini, menurut cerita orang sekitar yang entah benar entah tidak adanya, jika angin sedang kencang, pernah terlihat lah seorang nenek berdiri di atas batu dan terdengar pula suara orang menjerit.

Ada banyak hikmah pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita rakyat Melayu Atan Comot tersebut. Banyaknya cerita rakyat Melayu yang memiliki pesan sejenis menandakan betapa pentingnya seoarang anak untuk berbakti kepada orang tua. Seperti ajaran dan petuah Melayu yang mengajarkan hal tersebut. Berikut ini beberapa pelajaran penting yang bisa kita dapatkan dari cerita rakyat Melayu Riau yang berjudul Puaka Tanjung Penyabung:1. Tidak boleh durhaka kepada orang tua, terutama ibu yang sangat besar jasanya kepada seorang anak.2. Tidak boleh melupakan siapa kita di masa dulu. Jika kita orang susah pada awalnya, maka tetap kita harus bisa ingat diri kita dan tidak lupa diri dengan kesuksesan hidup yang telah kita raih.3. Tidak boleh melupakan kampung halaman, terutama ketika kita telah hidup sukses di kota.4. Tidak boleh menghina orang susah dan orang miskin.

Kisah Tauladan Kaum Khadazan

Pelajaran Sang Kodok

Sekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan,dan dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Semua kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut,mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati. Kedua kodok tersebut tak menghiraukan komentar itu dan mencuba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati. Sedang kodok yang satunya tetap meneruskan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan kodok-kodok tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja. Dia bahkan berusaha lebih kuat dan akhirnya berhasil.

Ketika dia sampai diatas, ada kodok yang bertanya, "Apa kau tidak mendengar teriakan kami?". Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahawa ia pekak. Akhirnya kodok2 tesebut sedar bahwa saat di bawah tadi kodok pekak itu menganggap mereka telah memberikan semangat kepadanya.

Renungan :Kekuatan hidup dan mati ada di lidah. Kekuatan kata-kata yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" justeru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari.

Kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" dapat membunuh mereka. Hati hatilah dengan apa yang akan diucapkan. Suarakan 'kata-kata kehidupan' kepada mereka yang sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti bahwa 'kata-kata kehidupan' itu dapat membuat kita berfikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan.

Semua orang dapat mengeluarkan 'kata-kata kehidupan' untuk membuat rakan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit darikeputus-asaanya, kejatuhannya, ataupun kemalangannya.

Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan semangat kekuatan bagi mereka yang sedang putus asa dan jatuh.

Kisah Tauladan Rakyat Cina

Tongkat Ajaib

Dahulu kala, ada sebuah danau yang sangat jernih di Yunnan. Beberapa orang petani memelihara sapi di dekat danau itu. Tiap pagi mereka mambawa sembilan puluh sembilan ekor sapi untuk minum di danau, namun pada siang hari, sapi-sapi itu berubah menjadi seratus ekor. Seorang gadis cantik selalu muncul pada saat yang sama. Tak seorang pun tahu dari mana asal gadis itu, namun mereka menyukainya. Ia tahu tentang banyak hal dan suka bercerita. Ceritanya sangat menarik.

Ada seekor sapi ajaib di antara ternak kalian, katanya. Ia dapat berjalan di atas air. Sehelai bulunya dapat mengangkat beban yang sangat berat.

Para petani menanyakan sapi yang mana yang ia maksudkan, namun ia hanya tersenyum. Hanya orang yang jujur yang dapat mengetahuinya, katanya.

Pada suatu hari, sapi-sapi itu sedang mencari makanan. Gembala tua yang biasa menjaga mereka mengumpulkan mereka. Tak disadarinya tongkat tua yang dipakainya menyentuh seekor sapi. Beberapa helai bulu sapi itu terselip pada retakan pada ujung tongkat.

Sore pun tiba, gembala itu mengikat dua keranjang kayu bakar pada ujung-ujung tongkat dan memikulnya. Heran, katanya dalam hati, Kayu ini ringan sekali. Mungkin aku baru mengumpulkan sedikit kayu. Hari masih terang, lebih baik aku mengumpulkan kayu lagi.

Ia pun mengumpulkan kayu lagi banyak-banyak. Diikatnya pada kedua ujung tongkat. Namun ia tetap dapat mengangkatnya dengan mudah. Ia pun pulang.Demikianlah, tiap hari gembala tua mengumpulkan banyak kayu bakar dan membawanya ke pasar untuk dijual. Karena kayu yang dijualnya jauh lebih banyak dari sebelumnya, ia pun mendapat lebih banyak uang dan dapat menabung.

Pada suatu hari, ketika kakek itu membawa kayu itu ke pasar, seorang kaya melihatnya. Ia heran karena gembala yang sudah tua itu dapat membawa begitu banyak kayu. Tiap hari ia menunggu kakek itu lewat membawa kayu. Ia pun menemui kakek itu dan bertanya, Kek, bagaimana kau dapat membawa kayu yang berat itu?

Tongkat ini ajaib, jawab sang kakek.

Kalau kau mau menjual tongkat itu kepadaku, aku akan memberimu lima ratus keping emas.

Lima ratus keping emas adalah jumlah yang sangat besar. Uang itu dapat digunakannya hingga akhir hidupnya. Kakek pun menerimanya dan memberikan tongkatnya kepada orang kaya itu.

Orang kaya itu sangat gembira karena berhasil mendapatkan tongkat ajaib. Namun ia lihat tongkat tua itu sudah usang dan retak-retak pada ujung. Dibawanya tongkat itu ke tukang kayu untuk diperbaiki. Tukang kayu memotong ujung tongkat yang retak dan membuangnya. Bulu sapi ajaib pun ikut terbuang.

Pada suatu hari orang kaya itu menunjukkan tongkat itu kepada isterinya. Ia mengikat banyak kayu di ujung-ujung tongkat dan menyuruh isterinya mengangkatnya. Wanita itu tentu saja tidak dapat mengangkatnya. Kau ini, mana mungkin ini tongkat ajaib? katanya, ini cuma tongkat biasa.

Orang kaya itu mengomel, Dasar kamu tidak tahu apa-apa. Ia pun mengangkat tongkat dan kayu itu. Ia juga tidak dapat melakukannya karena tongkat itu sekarang sudah kembali menjadi tongkat biasa..

Cerita Rakyat Melayu

Keldai dengan serigala.

Pada suatu pagi,seekor keldai pergi meragut rumput di sebuah padang rumput yang luas.Ia meragut rumput dengan gembira kerana rumput di situ sunguh segar.Lagipun tiada haiwan lain di di situ,jadiia dapat meragut rumput dengan senang hati.Oh,beruntung sungguh aku hari ini!Setelah kenyang, keldai mamandang sekeliling,tiba-tiba ia ternampak seekor serigala yang kelaparansedang menuju ke arahnya.Apakah yang harus aku buat sekarang? Kalau aku lari,tentu serigala itu Berjaya mengejar aku,rungut keldai yang ketakutan itu.Tiba-tiba keldai mendapat idea. Keldai memberanikan diri. Ia berpura-pura berjalan dengan selamba kea rah seringala.Apakah yang sedang berlaku?Mengapa kamu tidak lai sebaiksahaja ternampak aku?tanya serigala yang kehairanan.Tiada gunanya aku lari kerana kamu tetap akan buru dan menangkap aku.Akhirnya aku akan jadi makanan kamu juga.Kata keldai dengan berani.Betul juga cakap kamu.Kalau kamu terlepas hari ini,esok atau lusa kamu akan jadi mangsa aku juga,kata serigala.Tapi tiada seronok kalau aku dapat tangkap kamu dengan mudah.Kan lebih seronok kita main kejar-kejar.Kalau aku Berjaya tangkap kamu,aku akan memakan kamuBaiklah,aku setuju dengan cadangan kamu,Kata keldai,tapi sebelum kita main kejar-kejar,aku mahu meminta pertolongan kamu.Boleh kah kamu tolong buangkan serpihan duri di dalam kuku kaki belakan aku.Ya,sudah tentu aku akan tolong kamu!Kata serigala.Keldai pun menghuluhkan kaki belakangnya ke arah serigala.Ketika serigala cuba memegang kakinya dan menunduk untuk mencabut duri tersebut,keldai pun menendang muka serigala dendang kuat.Aaaaaahhhhhhh!Jerit serigala dengan kuatnya.Disebabkan tendangan keldai itu amat kuat,serigala mengalami kecederaan yang teruk.Hidungnya berdarah dan beberapa batang giginya.Akhirnya ia diri dengan kesakitan yang amat sangat.Lain kali ku akan tangkap kamu dan makan kamu!jerit serigala dengan marah.Cerita RakyatPage 16