case borok skabies

Upload: leni-yuliani

Post on 10-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bijnk

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANSkabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi tungau parasit Sarcoptes scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Tungau skabies pertama kali diidentifikasi pada tahun 1600an, tetapi tidak dikenali sebagai penyebab dari erupsi kulit sampai tahun 1700an.1,5,6,8 Penyakit ini sangat menular. Penularan terjadi melalui kontak personal langsung dari kulit ke kulit atau melalui kontak tidak langsung (melalui benda-benda) seperti pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain. Tungau ini bersifat obligat pada manusia, tinggal dalam terowogan yang dibuatnya dalam epidermis superfisial.2,5,7Terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang menderita skabies.1 Skabiesadalah penyakit endemik di seluruh dunia, dapat menyerang seluruh ras dan berbagai tingkatsosial, namun gambaran akurat mengenai prevalensinya sulit didapatkan.1,3 Sebuah penelitianterbaru menyatakan bahwa prevalensi skabies meningkat di United Kingdom dan skabies lebihsering terjadi di daerah perkotaan pada anak-anak dan wanita dan pada musim dingindibandingkan saat musim panas.4,5 Lingkungan padat penduduk, yang sering terdapat pada negara-negara berkembang dan hampir selalu berkaitan dengan kemiskinan dan higiene yangburuk, dapat meningkatkan penyebaran skabies.6,13

BAB IISTATUS PASIEN

2.1 IDENTITAS Nama: An. EN Umur: 14 Tahun Jenis Kelamin: Perempuan Agama: Islam Pekerjaan: Pelajar Alamat: Banjar

2.2 ANAMNESIS (Allo dan Auto Anamnesis 4 Maret 2014) Keluhan Utama :Borok yang terasa nyeri dan gatal terutama malam hari dan semakin meluas pada kedua telapak tangan dan kaki sejak 5 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien anak usia 14 tahun datang bersama ibunya ke Poliklinik RSUD kota Banjar dengan keluhan borok yang terasa nyeri dan gatal terutama malam hari yang semakin meluas pada kedua telapak tangan dan kaki sejak 5 hari yang lalu. Selain borok pasien juga menyatakan terdapat bruntus-bruntus kemerahan pada punggung tangan, pergelangan tangan, badan, kedua paha, lutut dan kedua kaki. Dan ada bruntus - bruntus kemerahan yang berisi nanah.Menurut pasien awalnya timbul bruntus kemerahan sebesar jarum pentul di sela-sela jari tangan kanan yang terasa gatal terutama malam hari sejak 1 bulan yang lalu dan pasien mengaku sering menggaruk daerah tersebut, kemudian bruntus kemerahan semakin banyak dan semakin gatal serta meluas hingga ke telapak tangan, kedua punggung tangan, pergelangan tangan, badan, kedua paha, lutut serta kedua kaki.Bruntus-bruntus kemerahan dirasakan gatal setiap saat tetapi semakin hebat pada saat malam hari. Lama kelamaan bruntus-bruntus kemudian ada yang berisi cairan nanah, karena gatal pasien sering menggaruknya hingga timbul luka akibat garukan. Terutama pada telapak tangan dan kaki karena digaruk oleh pasien sehingga berubah menjadi borok.

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat borok yang terasa nyeri dan gatal terutama malam hari pada telapak tangan dan kaki maupun kulit lainnya belum pernah dirasakan oleh pasien. Riwayat keluhan bruntus bruntus kemerahan berisi nanah disertai gatal pada kedua tangan, badan, dan kaki maupun daerah lainnya sebelumnya belum pernah dialami pasien. Riwayat sering haus , sering buang air kecil pada malam hari dan sering buang air kecil, sering lapar, mengantuk berlebihan tidak dirasakan oleh pasien. Riwayat sesak nafas diikuti bunyi tidak dirasakan oleh pasien. Riwayat Penyakit Keluarga : Dirumah saat ini 3 saudara pasien juga sedang mengalami keluhan bruntus bruntus kemerahan yang terasa gatal pada pergelangan tangan kanan dan kiri serta badan, pasien tinggal disatu kamar dan rumah yang sama serta mereka sering bermain bersama. Tidak terdapat saudara yang bersekolah di pesantren dan tinggal diasrama. Ayah dan ibu pasien tidak terdapat keluhan gatal gatal, kemerahan pada kulit dan kulit terkelupas setelah mengkonsumsi suatu obat, makan makanan tertentu, bersin bersin serta saat terpapar cuaca dingin dan debu. Riwayat sering haus, sering buang air kecil pada malam hari dan sering buang air kecil, sering lapar, mengantuk berlebihan pada anggota keluarga tidak diketahui oleh pasien. Riwayat jantung terasa berdebar dan pusing pada anggota keluarga tidak diketahui oleh pasien. Riwayat sesak nafas diikuti bunyi pada anggota keluarga tidak diketahui oleh pasien.

Riwayat Alergi : Muncul gatal dan kemerahan pada kulit setelah makan makanan tertentu seperti : telur, udang, tempe dll. tidak dirasakan oleh pasien Keluhan sering bersin saat pagi hari atau udara dingin tidak dirasakan oleh pasien Pasien tidak mempunyai riwayat meminum obat obatan yang pernah dikonsumsi menimbulkan reaksi gatal, kulit terkelupas, dan sesak nafas

Riwayat Psikososial : Pasien tinggal satu rumah dengan kedua orang tua dan tiga saudaranya. Pasien menyatakan rumah gubuk dengan ukuran 6 x 4 m, mempunyai dua kamar; satu kamar orang tua pasien, satu kamar dua saudara pasien. Pasien tidur diruang tengah. Pasien mengatakan selalu menggunakan alas kaki setiap akan bepergian keluar rumah. Pasien biasanya mandi 2x dalam sehari, mengganti pakainnya 2x dalam sehari termasuk pakaian dalam. Pasien terkadang memakai baju secara bergantian dengan saudaranya. Ibu pasien mengganti sprei, kasur, guling dan bantal hanya jika terlihat kotor. Ibu pasien mencuci pakaian sendiri dengan sabun detergen dan disetrika. Ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan

2.2 PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran: Composmentis Keadaan umum: Tampak sakit ringan Vital Sign: Nadi:96x/menit RR:20 x/menit Suhu:36C

Status Generalisata: Kepala: Normochepal Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) Hidung: Septum deviasi (-), sekret (-/-) Mulut: Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-) Leher: Pembesaran KGB (-) Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (+/+)Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II reguler Abdomen: Tampak cembung, BU normal, organomegali (-) Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-)

Status Dermatologikus

DistribusiGeneralis

A/Rjari-jari tangan, telapak tangan, punggung tangan, pergelangan tangan kanan dan kiri, perut bagian bawah, pinggang bagian belakang, paha kanan kiri, kaki kanan dan kiri.

LesiMultiple, sebagian konfluens, sebagian diskret, sirkumskripta, ukuran miliar sampai lentikuler, ukuran terkecil diameter 1 mm - 2 mm, ukuran terbesar 5 mm - 7 mm, menimbul dari permukaan kulit, sebagian basah sebagian kering.

EfloresensiPapul eritema, pustule, krusta skuama, eksoriasi

Pemeriksaan Kerokan Kulit Pada pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH : Hasil (-) tidak ditemukan adanya tungau.

2.3 RESUMEPada anamnesis didapatkan:Pasien anak usia 14 tahun datang bersama ibunya ke Poliklinik RSUD kotaBanjar dengan keluhan borok yang dirasakan nyeri dan pruritus nokturna pada telapak tangan dan kaki sejak 5 hari yang lalu. Pasien menyatakan juga terdapat papul eritema di kedua punggung tangan, pergelangan tangan, badan, kedua paha, serta kaki.Awalnya terdapat papul eritema miliar disertai pruritus nokturna di jari tangan kanan, dan pasien sering menggaruk, sehingga meluas ke punggung tangan, pergelangan tangan, serta tampak pada daerah badan kedua paha dan kaki. Lama-kelamaan sebagian papul beberapa menjadi pustule, terytama pada telapak tangan dan kaki karena gatal pasien sering menggaruk sehingga menjadi borok.Di keluarga pasien, tiga saudaranya mengalami keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang terasa gatal pada kedua tangan dan badan, yang mana pasien tinggal satu rumah dan sering bermain bersama.Ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan, tinggal di rumah gubuk dengan ukuran 6 x 4 m dan mempunyai dua kamar. Pasien terkadang memakai pakaian saudaranya. Ibu pasien mengganti sprei, kasur, guling, bantal, jika terlihat kotor.Pemeriksaan Fisik :Didapatkan tanda vital dalam batas normal, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan pada pemeriksaan dermatologi ditemukan:DistribusiGeneralis

A/Rjari-jari tangan, telapak tangan, punggung tangan, pergelangan tangan kanan dan kiri, perut bagian bawah, pinggang bagian belakang, paha kanan kiri, kaki kanan dan kiri.

LesiMultiple, sebagian konfluens, sebagian diskret, sirkumskripta, ukuran miliar sampai lentikuler, ukuran terkecil 1 mm x 2 mm, ukuran terbesar 5 mm x 7 mm, menimbul dari permukaan kulit, sebagian madidans sebagian kering.

EfloresensiPapul eritema, krusta, pustule, skuama, eksoriasi

2.4 DIAGNOSIS BANDING Skabies dengan infeksi sekunder Prurigo hebra Dermatitis

2.5 DIAGNOSIS KERJA Skabies dengan infeksi sekunder

2.6 RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG Pewarnaan gram Histopatologis Pemeriksaan serologi

2.7 PENATALAKSANAAN Non Medikamentosa :Edukasi pasien: Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien dan cara penggunaan obat yang diberikan. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Selalu menjaga kebersihan tangan dan kaki Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas. Alat alat yang tidak bisa direndam dengan air panas seperti karpet,kasur, sofa da boneka dapat dijemur. Menyarankan agar saudara yang mengalami keluhan bruntus bruntus kemerahan pada pergelangan tangan kanan dan kiri serta badan untuk berobat Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.

Medikamentosa: Topikal: Permetrin krim 5% 1x selama 1 hari dioleskan pada seluruh area tubuh dari leher kebawah tanpa terkecuali dan digunakan dalam waktu 8 10 jam, dianjurkan pengolesan pada malam hari kemudia dicuci pada esok harinya Sistemik : amoxicillin 3 x 500 mg perhari

2.8 PROGNOSIS Quo Ad Vitam: Ad Bonam Quo Ad Functionam: Ad Bonam Quo Ad Sanationam: Dubia ad Bonam

BAB IIIANALISIS KASUS

3.1 Mengapa pada kasus ini pasien di diagnosis skabies dengan infeksi sekunder?Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan cardinal sign berupa gatal yang dirasakan terutama pada malam hari, tiga saudara pasien juga sedang mengalami keluhan bruntus bruntus kemerahan yang terasa gatal pada kedua tangan dan badan, Yang mana pada teori dijelaskan diagnosa scabies dapat ditegakkan berdasarkan cardinal signnya yang meliputi 2 dari 4 cardinal sign berikut : 5,121. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkembangan yang padat penduduknya, sebagaian besar tetangga yang berdekatan akan diserang tungau tersebut.3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.4. Menemukan tungau , merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

Predileksi terjadinya scabies pada kasus yaitu lokasinya pada kedua pergelangan tangan, punggung tangan, sela sela jari tangan, badan dan perut bagian bawah.Sesuai dengan teori, lokasi gatal yang dirasakan pada pasien sesuai dengan tempat-tempat predileksi skabies yaitu merupakan tempat dengan startum korneum yang titpis, yakni : sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah.1,5,6,8Pada kasus pemeriksaan fisik didapatkan lesi timbul dengan efloresensi berupa papul eritematosa, pustule, krusta, eksoriasi, dan skuama. Berdarakan teori scabies menunjukkan lesi yang timbul berupa papul, vesikel, urtika, dan lain-lain.3,5,7 Bila ada infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, krusta, erosi, dan lain-lain).5,8,13Faktor resiko scabies pada kasus adalah, ayah pasien yang bekerja sebagai buruh bangunan, ukuran rumah kecil 6 x 4 cm dengan jumlah anggota keluarga 6 dan terdapat 2 kamar, pasien sering bertukar pakaian dengan saudaranya, serta sprei, bantal, dan guling yang jarang diganti. Kasus ini menunjukkan keadaan social ekonomi rendah, dan hygiene yang buruk.Yang mana pada teori dijelaskan mengenai faktor resiko terjadinya scabies berupa faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, dan perkembangan dermografik serta ekologik.5,6,7

3.2 Mengapa pada kasus didiagnosis dengan prurigo hebra dan dermatitis?Pada kasus ini dipikirkan prurigo hebra yaitu penyakit kulit kronis dimulai sejak bayi atau anak, sering terdapat pada anak dengan tingkat social ekonomi dan hygiene rendah. Penyebab pasti belum diketahui, umumnya ada saudara yang menderita, kulit penderita peka terhadap gigitan serangga. Tanda khasnya adanya papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, sangat gatal, lebih mudah diraba daripada dilihat. Garukan yang terus menerus dapat menimbulkan erosi, eksoriasi, krusta, hiperpigmentasi dan likenifikasi. Sering pula terjadi infeksi sekunder. Tempat predileksinya di ektremitas bagian ektensor dan simetrik, dapat meluas ke bokong dan perut. Umunya bagian tungkai lebih parah daripada lengan.9Berdasarkan kasus gejala klinis, lesi kulit, dan tempat predileksi hampir menyerupai namun diagnosis ini dapat disingkirkan karena pasien baru mengalami keluhan 5 hari yang lalu dan tidak peka terhadap gigitan serangga.Pada dermatitis umumnya pasien mengeluh gatal. Penyebaran dapat setempat, generalisata, dan universalis. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit. Dapat berupa eritema, vesikel atau bula, dan krusta pada stadium subakut, pada kronis lesi kering, skuama, hiperpigmentasi, papul, likenifikasi, bahkan erosi atau eksoriasi karena garukan.15 Berdasarkan kasus kelainan kulit hampir sama namun dermatitis tidak pruritus nokturna, dan tidak ada keluarga menderita keluhan yang sama. Sehingga diagnosis dapat disingkirkan.3.3 Bagaimana penatalaksanaan pasien dalam kasus ini?Pada pasien terapi non medikamentosa yang diberikan berupa Edukasi pasien: Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien dan cara penggunaan obat yang diberikan. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Selalu menjaga kebersihan tangan dan kaki Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas. Alat alat yang tidak bisa direndam dengan air panas seperti karpet,kasur, sofa da boneka dapat dijemur. Menyarankan agar saudara yang mengalami keluhan bruntus bruntus kemerahan pada pergelangan tangan kanan dan kiri serta badan untuk berobat Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.Berdasarkan teori dijelaskan untuk mengobati skabies perlu diberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa penyakit skabies mudah sekali menular, sehingga semua individu yang berkontak /serumah harus diobati walaupun gejala belum ada. Obat topikal sebaiknya diberikan setelah mandi karena hidrasi kulit. Pakaian, sprei, handuk dan alat tidur lain hendaknya dicuci dengan air panas. Dapat juga dimasukkan dalam kantong plastik, dibiarkan 1 pekan maka tungau akan mati.1,2,7,12

Terapi Medikamentosa yang diberikan pada pasien berupa : Topikal: Permetrin krim 5% 1x selama 1 hari dioleskan pada seluruh area tubuh dari leher kebawah tanpa terkecualai dan digunakan dalam waktu 8 10 jam, dianjurkan pengolesan pada malam hari kemudia dicuci pada esok harinya

Krim Permetrin : Suatu skabisid berupa piretroid sintesis yang efektif pada manusia dengan toksisitas rendah, bahkan dengan pemakaian yang berlebihan sekalipun dan obat ini telah dipergunakan lebih dari 20 tahun. Krim permetrin ditoleransi dengan baik, diserap minimal dan tidak diabsorbsi sistemik, serta dimetabolisasi dengan cepat.12,13,14 Penggunaan obat ini biasanya pada sediaan krim dengan kadar 1% untuk terapi tungau pada kepala dan kadar 5% untuk terapi tungau tubuh. Studi menunjukkan Penggunaan permethrin 1% untuk tungau daerah kepala lebih baik dari lindane karena aman dan tidak diabsorbsi secara sistemik.14 Cara pemakaiannya dengan dioleskan pada seluruh area tubuh dari leher ke bawah dan dibilas setelah 8-14 jam.5,12 Bila diperlukan, pengobatan dapat diulang setelah 5-7 hari kemudian. Permetrin tidak dianjurkan pada bayi usia kurang dari 2 bulan atau pada wanita hamil.2,5,12,14

Sistemik : amoxicillin 3 x 500 mg perhariAmoxicillin 500 gr 3x1/hari digunakan karena terdapat infeksi sekunder akibat garukan pasien yang menyebabkan ruam menjadi polimorf.Amoxicillin adalah antibiotik golongan penisilin yang bekerja secara broad spectrum dapat membunuh bakteri gram positif dan negatif. Obat ini bekerja membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Obat ini membunuh secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya yang berfungsi untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak bercerai berai, bakteri tidak akan bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini.14Obat ini dapat digunakkan pada infeksi telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, penumonia, infeksi saluran kemih dan infeksi pada kulit. 14

3.4 Bagaimana prognosis pada pasien dalam kasus ini?Pada teori dijelaskan dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik.5,7Sesuai dengan kasus ini prognosisnya adalah : Quo ad vitam: ad bonamKarena walaupun sudah terjadi infeksi sekunder pada pasien dengan menggunakan Permetrin cream 5% untuk scabies dan Amoxicillin 500 gr 3x1/hari untuk infeksi sekunder serta menjaga higenitas, pasien dapat sembuh. Quo ad functionam: ad bonamKarena tidak mengganggu dari fungsi-fungsi organ. Quo ad sanationam: dubia ad bonamKarena penyakit ini dapat kambuh kembali bila higenitas pasien kurang dan terdapat penularannya serta dengan status ekonomi pasien yang rendah.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanSkabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasiterhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis. Tungau Sarcoptes scabiei membuat terowongan pada lapisan tanduk kulitdengan siklus hidup dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu 9-14 hari.Tungau dapat menular melalui kontak langsung (seperti berjabat tangan, tidur bersamadan hubungan seksual) dan kontak tidak langsung (misalnya melalui perlengkapantidur, pakaian atau handuk).Sarcoptes scabiei menyebabkan reaksi kulit berupa eritem, papul atau vesikelpada kulit. Gejala klinis skabies meliputi 4 tanda kardinal yaitu :1) Pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari.2) Menyerang secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga.3) Adanya terowongan pada tempat-tempat.4) Menemukan tungau.Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan anamnesis adanya tanda-tanda kardinal. Diagnosis pasti ditegakan dengan ditemukannya tungau melalui pemeriksaanmikroskopis melalui beberapa cara seperti kerokan kulit, mengambil tungau denganjarum, epidermal shave biopsy, kuretase terowongan, tes tinta Burowi, tetrasiklintopikal, apusan kulit dan biopsi plong (punch biopsy).Penatalaksanaan untuk skabies yang sering digunakan antara lain :1) Krim permetrin, sediaan krim 1% untuk terapi tungau pada kepala dan krim 5% untuk terapi tungau tubuh, dioleskan pada area tubuh dan dibilas setelah 8-14 jam.2) Lindane 1%, sediaan 60 mg, dioleskan dan dibiarkanselama 8 jam.3) Sulfur presipitat 6%, dipakai pada malam hari selama 3 malam dan dibersihkan secaramenyeluruh 24 jam terakhir.4) Benzil benzoat 25%. Dipakai setiap malam selama 3 kali.5) Krim krotamiton (eurax). Mulai jarang digunakan karena dianggap tidak cukup efektif.Untuk menghindari infeksi berulang, seluruh kontak dekat dengan pasien harus dieradikasi, seluruh kain, selimut, handuk dan pakaian harus dicuci dengan air panas. Terapi harus tuntas bagi penderita dan keluarga penderita yang memiliki gejala yang sama.4.2 SaranUntuk melakukan pencegahan terhadap penularan scabies, orang-orang yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan topikal skabisid. Terapi pencegahan ini harus diberikan untuk mencegah penyebaran scabies karena seseorang mungkin saja telah mengandung tungau scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.11,12,13Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian yang digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet dan kain pelapis lainnya sehingga harus dibersihkan (vacuumcleaner).3,10

9