caring dalam kehiduhan mahasiswa keperawatan dengan kakak dan adik kelasnya
DESCRIPTION
Tugas mata kuliah KDK , Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran Semester 1 tahun 2015TRANSCRIPT
APLIKASI PERILAKU CARING DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN dengan KAKAK dan
ADIK KELASNYA
Disusun Oleh :
Erinda Alia Dahlia 220110150050 2015
Mahdaniar Siti Zahroh 220110150123 2015
Vivi Vitriani Indriana 220110150117 2015
Adriati Ajeng Juliana 220110150093 2015
Epah Hudaepah 220110150071 2015
UNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami limpahkan kepada Allah SWT karena berkat karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan pada materi yang ada bersumber dari berbagai buku,
internet, dan pengamatan langsung pada lingkungan yang berkaitan. Materinya memuat
macam-macam hal yang menarik namun dikemas secara sederhana, dan tidak melupakan
usnsur-unsur penting di dalamnya. Oleh karena itu, makalah ini dapat menjembatani kita
menjadi insan yang cerdas intelektualnya, emosionalnya, dan spiritualnya.
Kami beranggapan bahwa makalah ini telah sempurna, oleh karena keterbatasan,
kemampuan yang kami miliki. Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”.
Tetapi semua ini tidak terlaksana tanpa campur tangan atau bantuan pihak lain. Dengan
demikian kami mengucapkan terimakasih, terutama pada:
1. Orang tua
2. Ibu Sri Hartati selaku dosen mata kuliah konsep dasar keperawatan
3. Rekan-rekan yang telah membantu selesainya tugas ini, khususnya mahasiswa
Fkep Unpad
Agar makalah ini benar-benda bermanfaat, dianjurkan kepada para pembaca agar
membacanya dengan saksama. Bahkan juga dianjurkan untuk memperkaya wawasan dengan
membaca sumber lain yang relevan, seperti surat kabar dan internet. Jika mengalami
kesulitan, disarankan untuk berdiskusi dengan teman atau bertanya pada dosen yang
bersangkutan.
Semoga makalah ini dapat menemani kita untuk menjadi insan yang berguna bagi
nusa dan bangsa. Aamiin.
Jatinangor, September 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan
Bab 2 Tinjauan Teori 4
2.1 Teori Caring
Bab 3 Kasus dan Pembahasan 10
3.1 Sopan santun3.2 Senyum, Sapa, dan Salam3.3 Berbagi Materi
Bab 4 Kesimpulan dan Saran 16
Daftar Pustaka17
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Grigsby dan Megel (1995) menyatakan bahwa seseorang bisa meneruskan atau
mengirimkan caring kepada orang lain jika orang tersebut telah menerima perilaku caring
dari orang lain. Singkatnya, orang akan menerima dan memberi caring secara bergantian.
Caring merupakan sebuah rasa peduli, hormat serta menghargai orang lain. Caranya
dengan mencurahkan perhatian dan mengkaji kesukaan-kesukaan seseorang, juga bagaimana
seseorang berfikir, bertindak dan berperasaan (Sobel, 1989)
Bisa kita ibaratkan jika caring adalah jantung dari keperawatan. Karena, caring
memegang peran yang sangat krusial untuk kehidupan semua orang untuk mengembangkan
serta mensejahterakan kehidupan mereka untuk mencapai hasil yang positif dan maksimal
terutama untuk orang yang dirawat. Perilaku caring sendiri bukan hanya sebatas memberi
kasih sayang, perhatian, perlindungan, kehadiran, kesejahteraan, memberikan sentuhan dan
membina kedekatan dengan klien. Namun, dalam keperawatan, caring sangat diperlukan
untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya. Hingga akhirnya klien bisa
melakukan semua aktivitasnya sendiri secepat mungkin (Creasia & Parker, 2001)
Lingkungan kampus adalah tempat transisi kesuksesan, depresi, kecemasan,
kegagalan, penggunaan alkohol dan obat-obatan berbahaya. Ketika seorang mahasiswa
menginjakan kakinya di lingkungan kampus, ia akan menghadapi beribu-ribu tantangan
sosial, akademik, dan psikologi hingga mengalami hal yang seringkali dialami seorang
pasien, yaitu rasa cemas dan stress (Dunn & Cramer, 2007 ; Story & Butts 2009)
Seluruh mahasiswa Fakultas Keperawatan harus bisa mengontrol dan menjaga dirinya
sendiri dari segala hal-hal negatif yang akan dihadapinya di kampus. Lebih pentingnya lagi,
sebagai seorang calon perawat mereka harus bisa menerapkan konsep caring dalam segala
tingkah lakunya dimanapun mereka berada, salah satunya yaitu di kampus.
Menurut Beck (2001), saat seorang mahasiswa mengalami iklim pendidikan
keperawatan yang caring, maka akan membuat mereka mudah untuk mempelajari bagaimana
bersikap caring secara profesional.
1
Mahasiswa akan membawa caring yang telah mereka tanamkan dalam dirinya sendiri
selama proses pendidikan kemudian mengubahkan menjadi caring dalam praktek
keperawatan yang sesungguhnya (Watson & Leininger, 1990 ; Story & Butts, 2009)
Sikap caring, bukan hanya berfungsi untuk menunjang profesi mereka sebagai
seorang perawat. Grigsby & Megel (1995) mengatakan, jika sikap caring akan membuat
orang yang melakukannya menjadi sosok pribadi yang kuat dan bisa mengaktualisasikan
dirinya sendiri.
Menjadi seorang perawat, berarti harus bisa memahami sikap caring, tulus serta
memahami berbagai macam hal-hal yang dirasakan oleh klien. Hingga seorang perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan yang bermutu. Hal itu dapat tercapai apabila,
perawat menunjukan sikap caring-nya kepada setiap klien. Seperti, memberikan kasih
sayang, kenyamana, simpati, kepedulian, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan
instruksi kesehatan, tidakan konsltasi kesehatan, perilaku menolong, tindakan pemeliharaan
kesehatan, cinta, kesehatan, perilau protektif, berbagi, perilaku stimulasi, bantuan, penurunan
stress, dukungan, surveilands, kelembutan dan kepercayaan Leininger (Creasia & Parker,
1988 dalam buku tahun 2001)
Tentu kita mengetahui, jika suatu pekerjaan yang kita lakukan secara teratur dalam
waktu yang lama pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan bagi diri kita. Untuk itulah,
setiap mahasiswa keperawatan harus bisa menanamkan sikap caring semenjak dirinya
menginjakan kakinya di lingkungan kampus keperawatan hingga ia lulus dan terjun dalam
dunia keperawatan profesional.
Tidak ada alasan, untuk membuat perilaku caring menjadi hal yang sulit untuk
diwujudkan. Karena, dengan pelaksanaan caring, mutu asuhan keperawatan akan lebih
meningkat, image perawat akan lebih terangkat serta profesi keperawatan akan mendapat
tempat khusus di hati para pengguna jasa pelayanan kesehatan (Sartika, 2011)
Lebih pentingnya lagi, Watson (1979), menegaskan jika sikap caring yang ditunjukan
oleh seorang perawat menjadi sebuah jaminan berkualitas atau tidaknya pelayanan
keperawatan.
2
1. 2 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu :
o Menjelaskan bagaimana penerapan sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak kelasnya
o Menjelasakan bagaimana sikap caringdalam kehidupan mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan adik kelasnya
o Mengevaluasi penerapan sikap caring yang terjadi diantara mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak dan adik kelasnya
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Teori Caring
2.1.1 Menurut Milton Mayeroff
Berdasarkan hasil analisis mengenai makna caring dalam hubungan manusia oleh
Mayeroff (1972), disimpulkan bahwa caring merupakan sebuah proses yang memberikan
kesempatan pada seseorang (penerima atau pemberi asuhan) untuk pertumbuhan pribadi.
Dalam analisisnya, terdapat beberapa aspek utama caring, diantaranya :
Kejujuran
Rasa percaya
Pengetahuan
Penggantian irama (belajar dari pengalaman)
Kesabaran
Harapan
Keberanian, dan
Kerendahan hati.
Mayeroff (1971), menyatakan jika seseorang merawat orang lain dalam keadaan yang
sangat berarti, akan membantu orang tersebut untuk tumbuh dan mengaktualisasikan
dirinya..... dalam konteks kehidupan manusia, caring menjadi salah satu cara untuk mengatur
nilai-nila serta aktivitas disekitarnya. Melayani orang lain dengan sikap caring, akan
membuat kehidupan orang tersebut lebih berarti.
Dapat kita lihat jika teori yang dikemukakan Mayeroff merupakan makna caring
secara luas. Ia tidak hanya melihat sikap caring yang dilakukan di tempat-tempat pelayanan
kesehatan seperti klinik atau rumah sakit. Ia juga menjabarkan berbagai macam hubungan
caring : interpersonal, personal, spiritual, keluarga terapeutik, emosional dan yang lainnya.
2.1.2 Menurut K.M.Swanson
Konsep caring menurut Swanson (1991), didasari oleh 5 asumsi. Diantaranya :
4
Maintaining belief : Membantu orang lain yang sedang mengalami sebuah peristiwa
ataupun transisi dengan cara mempertahankan iman orang tersebut agar menghadapi
masa depan yang lebih bermakna. Bertujuan untuk membantu orang lain menggapai
tujuan hidupnya dengan sikap yang penuh harapan. Seorang perawat harus bisa
memberi ketenangan kepada kliennya, memiliki sifat yang positif serta menolong
kliennya dengan tulus.
Knowing : Berusaha untuk memahami setiap peristiwa yang dialami orang lain.
Seorang perawat harus melakukan setiap tindakannya berdasarkan aturan, memahami
segala kondisi dan situasi kliennya, serta menghindari terjadinya komplikasi.
Being with : Mampu hadir untuk menemani kliennya secara emosional, berbagi
dengan klien secara tulus, hingga menciptakan kepercayaan pasien.
Doing for : Membantu orang lain untuk melakukan segala hal yang seharusnya
dilakukan oleh orang tersebut sendirian. Seorang perawat harus memberikan
perawatan yang senyaman mungkin, memberikan asuhan keperawatan yang
kompeten, bersikap protektif, serta antisipatif. Perawat juga harus merawat kliennya
dengan terampil dan kompeten seraya menjaga martabat orang tersebut.
Enabling : Memberikan fasilitas berupa informasi-informasi penting kepada kliennya
untuk membantunya melalui suatu peristiwa asing atau transisi kehidupan. Perawat
juga harus membantu kaliennya untuk mencari alternatif penyelesaian masalahnya
sehingga mempercepat proses penyembuhan kliennya.
2.1.3 Menurut Simon Roach
Roach (1995), mengemukakan 5 komponen caring, yaitu :
Kasih sayang (compassion) : Rasa peka akan kepedihan dan kesulitan orang lain yang
diekspresikan dengan cara membantu orang lain untuk tetap bertahan, Berbagi dengan
orang lain, mau berbagi tentang segala hal yang orang lain rasakan, juga mau
memberikan dukungannya secara penuh.
Kemampuan (competence) : Mempunyai keterampilan, kemampuan, energi, ilmu
pengetahuan dan motivasi yang tinggi untuk menunjang profesinya. Kemampuan
menjadi tak berarti jika tanpa kasih sayang begitupun sebaliknya. Kasih sayang akan
tak berguna jika tak diiringi dengan kemampuan.
5
Kepercayaan diri (confidence) : Kondisi dimana seseorang memiliki rasa penuh
percaya diri untuk memelihara hubungannya dengan orang lain. Kepercayaan diri
diekspresikan dengan sikap caring yang akan menumbuhkan kemampuan orang lain
dalam mengembangkan dirinya serta menceritakan kebenaran.
Sura hati (concience) : Nilai humanistik altruistik (peduli pada kesejahteraan orang
lain) menjadi standar moral dari seorang perawat yang harus dilakukan dalam
kehidupannya sehari-hari.
Komitmen (commitment) : Perawat harus menjalankan setiap tugasnya dengan
konsekuen serta berkualitas.
2.1.4 Menurut Barnum dan Melleis
Barnum (1998) dan Melleis (1997), menjelaskan bahwasanya caring terdiri dari 5
konsep, diantaranya :
Caring as human traits : Caringadalah sifat atau kebiasan manusia yang didasari oleh
kepribadian, budaya atau psikologis.
Caring as moral imperactive : Caringberhubungan dengan aspek moral yang berperan
penting sebagai esensi dari keperawatan yang menjunjung tinggi martabat seseorang
sebagai manusia.
Caring as an effect : Diekspresikan dalam bentuk empati, emosional, dan mengabdi
pada pekerjaan.
Caring as an interpersonal interaction : Dalam mmeberikan asuhan, seorang
perawatn akan selalu melakukan interaksi dengan pasien beserta keluarganya.
Caring as a therapeutic intervension : Caringadalah terapi keperawatan.
2.1.5 Menurut Griffin
Griffin (1983), menggambarkan caring di dalam praktik keperawatan seperti sebuah
proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat untuk melakukan segala perannya
yang spesifik dalam satu cara untuk menyalurkan segala ekspresi emosi-emosi tertentu
kepada kliennya. Perawat harus siap untuk membantu, melayani dan menolong kliennya yang
mempunyai kebutuhan khusus.
6
2.1.6 Menurut Jean Watson
Watson dikenal karena teorinya tentang “Human Science and Human Care” atau
“Pengetahuan Manusia dan Merawat Manusia”. Dalam teorinya dijelaskan bahwa terdapat
10 faktor karatif, yang merupakan sifat dan karakter perawat yang menjelaskan bagaimana
caring bisa dimanifestasikan sebagai sebbagai esensi dan inti keperawatan. 10 faktor tersebut,
diantaranya :
Membentuk nilai humanistik (kemanusiaan) dan altruistik (mementingan kepentingan
orang lain diatas kepentingannya sendiri) : Nilai-nilai ini didapatkan melalui proses
belajar, pengalaman pribadi, proses interaksi dengan orang lain, ataupun dengan cara
memahami nilai yang ada dalam pribadi orang lain.
Menanamkan Faith- Hope (keyakinan dan harapan) : Seorang perawat harus selalu
berpikiran positif agar kliennya memiliki sikap optimis dan percaya diri hingga
membuatnya bisa lebih cepat sembuh.
Menanamkan sifat kepercayaan diri atau sensitifitas untuk diri sendiri dan orang lain :
Seorang perawat dituntut untuk bisa meningkatkan sensitifitas terhadap dirinya
sendiri dan orang lain, karena dengan hal tersebut perawat akan menjadi lebih apa
adanya dan lebih sensitif kepada kliennya. Itu juga membuat perawat jadi lebih tulus
dalam merawat pasiennya. Karena, harus kita ketahui jikajendela dari jiwa seseorang
ialan pikiran dan emosinya.
Membina hubungan Helping-Trust (saling perdaya dan saling bantu) : Saling
menerima hal yang positif dan negatif menggambarkan hubungan yang saling
percaya. Untuk mewujudkan hal ini seorang perawat dituntut untuk bersikap empati,
jujur, terbuka serta melakukan komunikasi yang efektif dengan kliennya.
Meningkatkan serta menerima ungkapan perasaan, baik yang positif ataupun yang
negatif : Perawat dituntuk untuk bisa memahami situasi apapun yang akan dialami
pasiennya entah itu disaat bahagia ataupun sedih.
Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan.
Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal :
Faktor ini sangat penting untuk membedakan konsep caring dan curing. Perawat
menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan, memberi
informasi kepada klien dengan cara pendidikan kesehatan untuk membantu klien
memenuhi kebutuhan pribadi serta alternatif penyembuhannya. Perawat harus mampu
7
memahami persespi klien dan meredakan situasi yang menegangkan sehingga proses
belajar-mengajar ini menjadi lebih efektif.
Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau
memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dari lingkungan spiritual : Perawat
dituntut untuk bisa menyadari bahwa lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap
keadaan kliennya. Setelah meneliti lingkungan kliennya, perawat bisa memberikan
dukungan situasional, membantu indivisu mengembangkan persepsi yang lebih akurat
dan memberikan informasi sehingga klien dapat mengatasi masalahnya.
Memebantu memenuhi kebutuhan dasar manusia : Dengan sepenuh hatinya, perawat
dituntut untuk memenuhi kebutuhan biofisik, psikososial, dan kebutuhan interpersonal
pasien.
Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic : Membantu kliennya
untuk memahami tentang konsep kehidupan dan kematian. Karena, hal itu dapat
membantu seseorang menemukan kekuatan atau keberaniannya untuk menghadapi
akhir hidupnya nanti.
2.2 Hubungan Antara Keperawatan dan Caring
Menurut beberapa penulis, perilaku caring dalam profesi keperawatan merupakan
sebuah bentuk cinta.
Ray (1981), “.... analisis caring secara konseptual dari perspektif berbeda diperkirakan
sebagai sebuah bentuk cinta.....”
Campbell (1984), mempersepsikan jika caring adalah sebuah bentuk dari “cinta
sedang”. Maksudnya, hubungan caring secara profesional terikat kuat oleh konvensi dan
undang-undang.
McFarlane (1976), menjabarkan keperawatan sebagai suatu proses untuk “menolong,
membantu, melayani, caring”, hal ini menunjukan bahwa caring dan keperawatan merupakan
sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa
beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam proses caring di lingkungan keperawatan.
Griffin (1980, 1983), membagi konsep caring menjadi dua domain utama. Pertama,
konsep caring yang berkenaan dengan emosi dan sikap seorang perawat, yang kedua konsep
8
caring terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi
keperawatannya.
Griffin (1983), menyebutkan bahwa seorang perawat harus melakukan aktivitas peran
yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu
kepada resipien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong dan
melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan
antara perawat dengan pasiennya. Emosi “menyukai’ dan “kasih sayang” ditawarkan secara
sementara sebagai respon afektif penting yang diekspresikan melalui hubungan ini.
9
BAB 3
KASUS dan PEMBAHASAN
3.1 Aplikasi Caring Mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan Kakak dan Adik Kelasnya
3.1.1 Dalam Hal Sopan dan Santun
A. Gambaran Umum
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Aplikasi
caring dalam kehidupan mahasiswa fkep antara kakak dan adik kelas diantaranya
adalah Sopan dan Santun. Sopan memiliki arti beradab dalam hal tingkah laku,tutur
kata, dan berpakaian, sedangkan santun memiliki arti halus dan baik, penuh rasa belas
kasihan dan suka menolong.
Sopan dan santun dalam kehidupan mahasiswa fkep meliputi saling menyapa
dengan bahasa yang baik dan ramah, berprilaku sesuai dengan adat dan budaya
setempat yang berlaku, saling menghargai dengan memberikan penghormatan yang
pantas, dan saling membantu satu sama lainnya. Jadi sudah jelas bahwa sopan dan
santun perlu diterapkan karena merupakan bagian dari caring, tetapi dalam hal
aplikasinya masih saja ada yang belum mengaplikasikanya meskipun sebagian besar
banyak yang sudah mengaplikasikannya. Misalnya saja diawal semester perkuliahan
di Fkep antara kakak dan adik kelasnya hanya sebagian besar dari mereka yang baru
mengaplikasikannya, hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya karakter
seseorang, belum saling mengenal, dan belum beradpatsi dengan lingkungan barunya.
B. Evaluasi
Dari peristiwa yang terjadi diatas dapat kita ketahui bahwa aplikasi caring dalam
kehidupan mahasiswa Fkep sudah cukup baik, tetapi kita juga perlu meningkatkannya
kembali, karena sikap caring terutama dalam hal sopan dan santun harus diterapkan
oleh seluruh mahasiswa Fkep untuk melatih mahasiswa tersebut menjadi perawat
yang profesional dikemudian hari.
10
C. Hal yang Perlu Dipertahankan, Diperbaiki, dan DihilangkanSelain miningkatkan sikap caring dalam hal sopan dan santun kita juga perlu
memperbaikinya, karena dengan begitu kita dapat pula meningkatkan tali
persaudaraan, keakraban, dan kerukunan antara kakak dan adik kelasnya di dalam
kehidupan mahasiswa Fkep. Dalam meningkatkan hal tersebut kita juga perlu
menghilangkan karakter yang tidak baik seperti sifat egois, apatis, malu atau segan
dalam memulainya.
3.1.2 Dalam Hal Senyum, Sapa dan Salam
A. Gambaran Umum
Sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelas,
khususnya dalam hal senyum, sapa, dan salam, mengalami perkembangan yang cukup
baik dari awal tahun ajaran baru hingga saat ini. Di awal tahun ajaran baru, sikap caring
dalam hal senyum salam dan sapa masih terlihat sangat kurang, baik itu antara adik
kepada kakak kelas, maupun sebaliknya kakak kepada adik kelas. Hal itu terjadi karena
banyak faktor, di antaranya yaitu belum terjadi saling mengenal di antara kakak dengan
adik kelasnya, adik kelas masih beradaptasi dengan lingkungan barunya, adik kelas masih
mencari tahu siapa saja warga atau civitas akademika yang berada dalam lingkungan
barunya kini, begitupun kakak kelas yang baru melihat dan mengenali wajah-wajah adik
kelasnya yang baru. Namun, seiring berjalannya waktu, mulai terjadi peningkatan
interaksi antara adik dengan kakak kelas, meskipun pada awalnya interaksi tersebut
didasari oleh tuntutan tugas, namun pada akhirnya interaksi tersebut memberikan dampak
yang positif bagi adik maupun kakak kelas. Dengan adanya interkasi tersebut maka
terjadi saling mengenal antara kakak dengan adik kelasnya. Setelah saling mengenal,
mereka saling berkomunikasi dan bertukar informasi, baik secara langsung ketika
bertemu maupun secara tidak langsung melalui alat komunikasi.
Hampir semua mahasiswa Fkep sudah menunjukan sikap caring dalam hal senyum,
sapa dan salam ketika mereka bertemu secara langsung. Baik dari adik kelas kepada kakak
kelas, maupun sebaliknya dari kakak kelas pada adik kelas. Mereka akan dengan hangat
memberikan senyum, dan memberikan salam kepada kakak maupun adik kelasnya.
Bahkan, apabila sudah saling mengenal nama, mereka akan saling menyapa dengan
menyebutkan nama orang yang mereka sapa. Seperti contoh sapaan yang sering digunakan
ketika mereka saling berpapasan di antaranya adalah : “Assalamu’alaikum Kang, Teh!”,
11
“Punten Kang, Teh!”, “Selamat pagi Kang, Teh!”, “Duluan Kang, Teh” dll. Jika mereka
bertemu dengan jarak yang agak jauh sekalipun, mereka tetap saling menyapa dengan
saling memberikan senyum atau lambaian tangan sebagai bentuk sapaan, meskipun tanpa
memberikan salam atau menyapa nama.
Namun, sikap ini lebih banyak ditunjukkan oleh adik kelas kepada kakak
kelasnya, dibanding kakak kelas kepada adik kelas. Hal ini kemungkinan terjadi karena
dari segi usia mereka lebih tinggi dibanding adik kelasnya, sehingga masih ada beberapa
di antara kakak kelas yang memiliki keinginan untuk lebih dihormati oleh adik kelasnya,
baik itu dengan cara diberikan senyum, disapa, atau diberikan salam terlebih dahulu oleh
adik kelasnya. Namun dari sisi lain juga, hal ini dilakukan oleh kakak kelas untuk menilai
sejauh mana adik-adik kelasnya menerapkan sikap caring dalam hal senyum, sapa, dan
salam di kehidupan sehari-harinya.
B. Evaluasi
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum sudah baik. Namun masih ada
beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang masih perlu
ditingkatkan yaitu sikap untuk berani memberikan senyum, salam, dan sapa kepada
siapapun tanpa harus melihat dia siapa, tingkat berapa, fakultas mana, kenal atau tidak
dengan kita.
C. Hal yang Perlu Dipertahankan, Diperbaiki, dan Dihilangkan
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan,
diperbaiki, juga dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya
yaitu : sikap saling memberi senyum, salam, dan sapa yang sudah diaplikasikan oleh
adik kelas kepada kakak kelas maupun sebaliknya dari kakak kelas kepada adik
kelasnya, baik ketika mereka berpapasan secara langsung dengan jarak dekat, maupun
ketika bertemu dengan jarak yang agak jauh. Adapun hal yang masih perlu diperbaiki
yaitu sikap untuk berani memberikan senyum, salam, dan sapa kepada siapapun tanpa
harus melihat dia siapa, tingkat berapa, fakultas mana, kenal atau tidak dengan kita.
Juga yang harus diperbaiki juga dari segi niat dalam melakukan sikap caring ini,
12
jangan sampai niatnya hanya ingin sekedar dipuji atau hanya untuk mencari aman
agar tidak dianggap tidak sopan oleh orang lain, namun seharusnya niatkan sikap
caring yang kita lakukan ini sebagai ibadah, dan bentuk kesungguhan kita untuk
menanamkan dan menerapkan budaya caring agar tertanam kuat dalam kepribadian
kita sebagai modal utama untuk menjadi perawat di masa yang akan datang.
Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu sikap senioritas, merasa lebih ingin
dihormati, sehingga enggan untuk memberikan senyum, salam dan sapa terlebih
dahulu kepada orang lain terutama adik kelas.
3.1.3 Dalam Hal Berbagi Materi
A. Gambaran Umum
Sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelas,
khususnya dalam hal berbagi materi, berbagi informasi serta meminjamkan buku
mengalami perkembangan yang cukup baik dari awal tahun ajaran baru hingga saat
ini. Di awal tahun ajaran baru, sikap caring dalam hal berbagi materi, berbagi
informasi serta meminjamkan buku masih terlihat sangat kurang atau bahkan tidak
ada. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, diantaranya belum saling mengenalnya
antara adik kelas dan kakak kelas, adik kelas masih terlihat sangat canggung di
lingkungan barunya; terlihat canggung kepada kakak tingkat nya; serta kepada seluruh
civitas akademika. Tetapi setelah adanya tahapan-tahapan proses penerimaan
mahasiswa baru, dari sana sangat terlihat perbedaannya, banyak sekali manfaat yang
bisa kita ambil dari tahapan-tahapan tersebut. Disana ditekankan agar adik kelas bisa
bersosialisasi, bergabung dengan kaka kelasnya itu mengakibatkan banyak hal,
diantaranya bisa menjadi lebih dekat satu sama lain, bisa saling sharing entah itu
pengalaman, berbagi materi, berbagi informasi dll.
Dengan beberapa penekanan yang mengharuskan kita untuk lebih mengenal
seluruh civitas akademika didalam Fakultas Keperawatan ini diantaranya adik kelas
harus mencari dan berkenalan serta bersilaturahmi dengan kakak kelas yang memiliki
nomor NPM yang sama, hal itu secara tidak langsung bahwa adik kelas memiliki
kakak masing-masing, disana bisa saling berbagi hal apapun layaknya seperti adik dan
kakak. Tidak sedikit kakak kelas yang berbagi informasi mengenai perkuliahan,
bahkan banyak yang menawarkan buku-buku yang adik kelasnya butuhkan, kakak
kelas banyak yang memberi materi-materi perkuliahan yang dosennya ajarkan kepada
13
mereka saat kakak kelas berada di posisi yang sama dengan adik kelasnya. Hal itu
sangat bermanfaat terutama adik kelas yang memang baru memasuki masa
perkuliahan mereka sangat membutuhkan hal-hal seperti itu, mereka butuh kakak
yang bisa membantu dan membimbing mereka.
Adik kelas sangat membutuhkan hal-hal seperti materi-materi perkuliahan,
buku serta informasi seputar perkuliahan yang menunjang pembelajaran mereka saat
dikelas yang kebanyakan dari mereka tidak terlalu memahami apa yang dosen
jelaskan saat dikelas. Mereka membutuhkan pengetahuan yang lebih untuk
menunjang pembelajaran mereka kedepannya. Hal itu biasanya disebabkan oleh
mereka yang belum siap mengalami dunia perkuliahan ataupun mereka yang memang
sulit memahami materi yang diberikan karena beberapa hal, contohnya dosen yang
menerangkan terlalu cepat dll. Oleh karena itu, mereka akhirnya mencari materi-
materi yang mereka butuhkan untuk quis, uts, uas, sgd ataupun yang lainnya.
Kebanyakan dari mereka pun akhirnya meminta kepada kaka tingkat yang memang
dalam kenyataannya mereka telah melewati tahap ini, mereka pun lebih
berpengalaman sehingga mereka tau lebih awal dan mereka pasti mempunyai
beberapa referensi yang mereka dapatkan ditahapan sebagai adik kelas pada saat itu.
B. Evaluasi
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum sudah baik. Namun masih ada
beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang masih perlu
ditingkatkan yaitu semua kakak kelas bisa membantu serta membimbing adik
kelasnya, karena belum semua kakak kelas melakukan hal caring seperi berbagi
materi; cinformasi; serta buku, masih ada beberapa yang belum menerapkan hal
tersebut.
C. Apa yang perlu dipertahankan
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan,
diperbaiki, juga dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya sikap
saling berbagi mengenai materi, buku ataupun informasi yang sudah diterapkan oleh
kakak kelas terhadap adik kelasnya, dalam hal ini belum adanya timbal balik yang
terlihat dari adik kelas terhadap kakak kelas nya dalam hal berbagi materi
14
perkuliahan. Hal ini disebabkan adik kelas yang masih baru memasuki ranah
perkuliahan. Adapun hal yang masih perlu diperbaiki yaitu belum semua kakak kelas
dapat berbagi hal tersebut, masih ada beberapa yang terkadang sulit untuk berbagi
terutama dalam hal materi. Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu untuk tidak
mempunyai rasa “rugi” dalam diri kakak kelas untuk berbagi materi, buku, serta
informasi. Dan juga rasa pilih kasih dalam artian kakak kelas hanya berbagi kepada
adik kelas yang memang telah mereka kenal sebelumnya.
15
BAB 4
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
Sikap caring yang diterapkan di lingkungan Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran antar Kakak dan Adik kelas mengalami kemajuan dalam waktu kurang lebih 1
bulan ini. Diantaranya bisa dilihat ketika saling sapa dengan ramah dan penuh sopan
santunnya satu dengan yang lainnya tanpa ada rasa keterpaksaan dan merambah pada
pengenalan pribadi masing-masing. Selain itu, dengan mengenal maka dapat menimbulkan
rasa caring dan akhirnya mereka bisa saling membagi pengalaman mereka satu sama lain.
Angkatan atas pun dengan senang hati membantu adik kelasnya dalam hal materi
pembelajaran hingga buku-buku apa saja yang diperlukan selama perkuliahan.
4.2 Saran
Sikap caring merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki di dalam
kepribadian seorang perawat. Alangkah lebih baik apabila penanaman dan penerapan sikap
ini lebih digalakkan, khususnya di lingkungan Fkep, dengan tujuan seluruh civitas akademika
di dalamnya, terkhusus para mahasiswa Fkep, terbiasa untuk menerapkan perilaku caring,
bahkan lama kelamaan akan semakin melekat sebagai jati diri para mahasiswa, sehingga di
masa yang akan datang nanti, ketika mahasiswa terjun di dunia keperawatan yang sebenarnya
sebagai seorang perawat, mereka tidak akan merasa asing, terpaksa, atau perlu usaha yang
keras lagi untuk mengaplikasikan perilaku caring.
16
DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan : pendekatan integral pada asuhan
pasien. Edisi ke 1. Diterjemahkan oleh: Agung Waluyo. Jakarta: EGC
Batubara, Nurlailan. 2015. Studi Fenomenologi : Karakteristik Caring Dosen Keperawatan
di Fakultas Keperawatan Universitas Swasta Kota Medan. Universitas Sumatera Utara
Morrison, Paul. 2008. Caring and Communicating : hubungan interpersonal dalam
keperawatan. Edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Widyawati. Jakarta: EGC
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/Chapter%20I.pdf
17