busana jawa

17
Busana Jawa (Perayaan) Sering kali dilihat dalam menggayakan busana jawa, si pemakai memakai baju kebaya bersama kain jarik atau batik jawa. Busana sedemikian sering kali digayakan ketika perayaan dan majlis perkahwinan. Pemilihan kain, jenis kebaya dan kain jarik bergantung kepada jenis majlis yang dihadiri. Baju Kebaya adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia dan Malaysia yang dibuat dari kain kasa yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian tradisional yang lain seperti songket dengan motif warna-warni. Kebiasanya ia dipakai bersama kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan mahupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana yang dipakai setiap hari mahupun sebagai pakaian bagi satu-satu upacara atau majlis. Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya yang bererti pakaian. Dipercayai kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang lalu. Lalu menyebar ke Melaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat 1 . Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropah mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni. Kebaya, menurut Ria Pentasari dalam buku Chic in Kebaya, tidak bisa dipisahkan dari bangsa Arab, Tiongkok, dan Portugis. Perkataan kebaya dianggap berasal dari ketiga-tiga bangsa tersebut. Menurut sejarawan Denys Lombard, kata kebaya berasal dari bahasa Arab kaba , yang ertinya pakaian. Tak menghairankan jika istilah abaya juga masih digunakan untuk pakaian tunik panjang khas Arab. Sejarah kebaya bermula pada abad ke-15 Masihi. Pada waktu itu, kebaya ```merupakan busana khas perempuan Indonesia, terutama perempuan Jawa. Busana ini terdiri atas baju atasan yang dipadu dengan kain. Pada pertengahan abad ke-18,terdapat dua jenis kebaya yang banyak dipakai masyarakat, yakni kebaya Encim, busana yang dikenakan perempuan Cina peranakan di Indonesia, dan kebaya Putu Baru, busana bergaya tunik pendek berwarna-warni dengan motif cantik. Pada abad ke-19, kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial setiap hari, baik perempuan Jawa mahupun wanita peranakan Belanda. Bahkan kebaya sempat menjadi busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia. 1 http://ms.wikipedia.org/wiki/Baju_kebaya, diakses Rabu, 26 Februari 2014 1

Upload: ummi-syafiqah

Post on 25-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Busana masyarakat jawa

TRANSCRIPT

Busana Jawa (Perayaan)Sering kali dilihat dalam menggayakan busana jawa, si pemakai memakai baju kebaya bersama kain jarik atau batik jawa. Busana sedemikian sering kali digayakan ketika perayaan dan majlis perkahwinan. Pemilihan kain, jenis kebaya dan kain jarik bergantung kepada jenis majlis yang dihadiri.Baju Kebaya adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia dan Malaysia yang dibuat dari kain kasa yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian tradisional yang lain seperti songket dengan motif warna-warni. Kebiasanya ia dipakai bersama kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan mahupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana yang dipakai setiap hari mahupun sebagai pakaian bagi satu-satu upacara atau majlis. Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya yang bererti pakaian. Dipercayai kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang lalu. Lalu menyebar ke Melaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat[footnoteRef:1]. Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropah mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni. [1: http://ms.wikipedia.org/wiki/Baju_kebaya, diakses Rabu, 26 Februari 2014]

Kebaya, menurut Ria Pentasari dalam buku Chic in Kebaya, tidak bisa dipisahkan dari bangsa Arab, Tiongkok, dan Portugis. Perkataan kebaya dianggap berasal dari ketiga-tiga bangsa tersebut. Menurut sejarawan Denys Lombard, kata kebaya berasal dari bahasa Arab kaba, yang ertinya pakaian. Tak menghairankan jika istilah abaya juga masih digunakan untuk pakaian tunik panjang khas Arab.Sejarah kebaya bermula pada abad ke-15 Masihi. Pada waktu itu, kebaya ```merupakan busana khas perempuan Indonesia, terutama perempuan Jawa. Busana ini terdiri atas baju atasan yang dipadu dengan kain. Pada pertengahan abad ke-18,terdapat dua jenis kebaya yang banyak dipakai masyarakat, yakni kebaya Encim, busana yang dikenakan perempuan Cina peranakan di Indonesia, dan kebaya Putu Baru, busana bergaya tunik pendek berwarna-warni dengan motif cantik.Pada abad ke-19, kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial setiap hari, baik perempuan Jawa mahupun wanita peranakan Belanda. Bahkan kebaya sempat menjadi busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia.Kebaya, bagi wanita Jawa memiliki makna tersendiri. Nilai falsafah dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan dan tindak tanduk wanita yang halus dan lembut. Bentuknya yang sederhana merupakan simbol kesederhanaan masyarakat Jawa. Kebaya selalu dipasangkan dengan jarik yang membebat tubuh, yang membuat pemakainya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa selalu sinonim dengan lemah gemalai. Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh bermakna bahawa wanita harus boleh menyesuaikan dan menjaga diri. Setagen yang merupakan kain yang kuat dan sangat panjang berfungsi sebagai ikat pinggang bermakna agar menjadi manusia yang sabar.Dalam tradisi Jawa, wanita mengenakan gelung dari kata gulung. Maksudnya rambut wanita yang digulung dan di ikat berbentuk bulatan merupakan simbol reproduksi wanita yang dapat digelar dan digulung (melebar-menyempit), sehingga dapat melahirkan anak-anak (melebar), namun pada saat tidak digunakan akan digulung (menyempit) kembali dan rapi dengan sendirinya.

Falsafah Kebaya Bagi seorang wanita Jawa, kebaya bukan hanya sebagai sehelai pakaian. Lebih dari itu kebaya juga menyimpan sebuah falsafah tersendiri. Sebuah falsafah yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai menjadi salah satu jenis pakaian. Kebaya memiliki makna dan fungsi lebih dari itu. Bentuknya yang sederhana boleh dikatakan sebagai wujud kesederhanaan dari masyarakat Indonesia. Nilai falsafah dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang harus serba lembut. Kebaya selalunya dipasangkan dengan jarik atau kain yang membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh tersebut secara langsung akan membuat siapa pun wanita yang mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa selalu terkenal dengan peribadi yang lemah gemalai.Mengenakan kebaya akan membuat wanita yang mengenakannya berubah menjadi seorang wanita yang anggun dan mempunyai keperibadian. Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh mahu tidak mahu akan membuat wanita tersebut harus boleh menyesuaikan dan menjaga diri. Setagen yang berfungsi sebagai ikat pinggang, bentuknya tak ubah seperti kain panjang yang berfungsi sebagai ikat pinggang. Namun justru dari bentuknya yang panjang itulah nilai-nilai falsafah luhur ditanamkan, merupakan simbol agar bersabar atau jadilah manusia yang sabar, erat kaitannya dengan peribahasa jawa dowo ususe atau panjang ususnya yang bererti sabar.

Sekilas Tentang Kain Batik dan SejarahnyaKata Batik berasal dari bahasa Jawa amba yang bererti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing[footnoteRef:2]. Batik memiliki nilai seni yang tinggi dan telah menjadi sebahagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak sekian lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencarian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sehingga wujudnya Batik Cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. [2: www.wikipedia.com]

Tradisi falsafah Jawa yang mengutamakan pengolahan jati diri melalui meditasi dan mistik dalam mencapai kemuliaan adalah satu sumber utama penciptaan corak-corak batik tersebut selain pengabdian sepenuhnya kepada kekuasaan raja. Motif-motif batik tidak sekadar gambar atau ilustrasi sahaja namun motif-motif batik tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan, karena motif-motif tersebut tidak terlepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan lagi pemberian nama terhadap motif-motif tersebut berkaitan dengan suatu harapan.Sejarah pembuat batikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Jogjakarta. Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun dengan meluasnya seni batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia pertama habis iaitu sekitar tahun 1920. Batik juga dikatakan mempunyai kaitan dengan Islam kerana banyak daerah-daerah pusat pembuat batikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda.Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik yang dihasilkan hanya terbatas dalam Keraton sahaja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya sahaja. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar Keraton, maka kesenian batik ini dibawa keluar oleh mereka dari Keraton dan dikerjakan di kawasan masing-masing. Lama kelamaan seni batik ini ditiru oleh masyarakat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga Keraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita mahupun lelaki.

Batik JawaTerdapat pelbagai jenis batik jawa yang boleh digayakan dengan kebaya. Antaranya ialah:

Batik Jawa Barat

Mungkin hanya sedikit yang tahu bahawa daerah Jawa Barat memiliki motif batik yang sungguh kaya. Ketua Yayasan Batik Jawa Barat baru-baru ini mengatakan bahawa Jawa Barat memiliki 200 motif batik yang model dan coraknya sesuai dengan daerah asalnya. Masing-masing daerah tersebut memiliki motif unik tersendiri, seperti di Bogor terdapat motif kota hujan, bunga bangkai, dan kujang kijang yang menggambarkan Bogor sebagai kota hujan. Dikatakan pula bahawa daerah Cirebon memiliki corak batik yang paling banyak. Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Barat:

Batik Indramayu

Batik Bogor

Batik Cirebon

Batik Garut

Batik Jawa TengahIni adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Tengah:

Batik SemarangDiproduksi para pengrajin di Kampung Batik, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang, batik Semarang juga menawarkan beragam motif yang khas dibanding motif-motif batik dari daerah Jawa Tengah lainnya. Pada umumnya batik Semarang berwarna dasar oranye kemerahan karena mendapat pengaruh dari China dan Eropa. Selain itu, motif dasar batik Semarang banyak dipengaruhi budaya China yang pada umumnya banyak menampilkan motif fauna yang lebih menonjol daripada flora. Misalnya merak, kupu-kupu, jago, cendrawasih, burung phoenix, dan sebagainya. Adapun motif Semarang yang menonjolkan ikon kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Burung Kuntul, Wisma Perdamaian, dan Gereja Blenduk.

Beberapa motif dari batik Semarang:

Batik SoloKota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.Batik Soloterkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap mahupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya yang terkenal antara lain Sidomukti dan Sidoluruh.Batik Solomemiliki warna dominan cokelat soga kekuningan. Beberapa motif daribatik Solo:

Motif Sidomukti Agar selalu mukti, cukup, motif ini biasanya digunakan saat upacara Panggih Pengantin

Batik Pekalongan

MotifBatik Pekalongansedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai identitasbatik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta,batik Pekalonganterlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.Beberapa motifbatik Pekalongan:

Batik Pekalongan motif Jlamprang

Batik RembangBatik yang sangat terkenal di Rembang adalah batik Lasem. Batik Lasem ini pasarannya pun sudah menembus pasar mancanegara. Berikut ini adalah motif-motif dari batik Lasem:

Batik TegalBatik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam warna agak gelap. Budaya berpakaian batik di Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik. Berikut ini beberapa motif dari batik Tegal atau Tegalan:

Batik YogyakartaDi Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional adalah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning. Karakter motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang anti-kolonial.Beberapa motif dari batik Yogyakarta:

Batik Jogja motif Ambarsari

Batik Jawa TimurPerkembangan batik di Jawa Timur sebenarnya agak lambat dibandingkan dengan batik Jawa Tengah. Salah satu penyebabnya mungkin karena batik di Jawa Tengah dan Yogyakarta memiliki patron dari kalangan keraton sehingga selalu ada inovasi. Padahal, batik di Jawa Timur juga memiliki motif yang tidak kalah uniknya dibandingkan dengan daerah lain. Batik Jawa Timur mempunyai motif yang lebih bebas, tanpa terikat pakem-pakem motif yang ada sebelumnya. Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan dipengaruhi berbagai kebudayaan asing. Warna-warna yang dipakai batik Jawa Timur tampak lebih cerah. Batik Jawa Timur sebenarnya tersebar merata di seluruh wilayah Jatim. Hanya saja ada lima wilayah di mana perajin batik lebih banyak ditemukan, yakni di Madura, Tuban, Sidoarjo, Tulungagung, dan Banyuwangi.Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Timur:

Batik MaduraTernyata, Pulau Madura tak hanya tersohor dengan karapan sapi dan garamnya. Wilayah yang termasuk Provinsi Jawa Timur ini juga terkenal sebagai penghasil batik. Bahkan, produk batiknya memiliki ragam warna dan motif yang tidak kalah dengan produksi daerah lain. Maklum, batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Selain warna yang mencolok, seperti kuning, merah atau hijau, batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.

Batik PacitanBatik tulis khas pacitan tergolong jenis klasik seperti Motif Sidomulyo, Sekar Jagat, Semen Romodan Kembang-Kembang.

Batik SidoarjoSidoarjo juga punya Kampoeng batik dengan nama Batik Jetis, Kampoeng ini memproduksi batik tulis dengan motif yang khas dari Sidoarjo. Motif kain batik asal Jetis didominasi flora dan fauna khas Sidoarjo yang memiliki warna-warna cerah, merah, hijau, kuning, dan hitam. Motifnya juga motif kuno, tidak banyak perubahan dari motif yang dulu dipakai oleh para pendahulu. Ada abangan dan ijo-ijoan (gaya Madura), motif beras kutah, motif krubutan (campur-campur) lalu ada motif burung merak, dan motif-motif lainnya.

Batik TubanBATIK Tuban merupakan batik yang paling khas di Jawa Timur,Kenapa? karena proses pembatikannya dimulai dari bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik. Batik ini kemudian disebut Batik Gedog.Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot tertulis, sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap seperti semula.

Batik BanyuwangiTak banyak orang yang tahu, bahawa sejatinya Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di Nusantara. Banyak motif asli batik khas Bumi Blambangan. Namun hingga sekarang, baru 21 jenis motif batik asli Banyuwangi yang diakui secara nasional. Jenis-jenis batik Banyuwangi itu salah satunya antara lain: Gajah Oling; Kangkung Setingkes; Alas Kobong; Paras Gempal; Kopi Pecah, dan lain-lain.Semua nama motif dari batik asli Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi.

Batik MojokertoBatik Mojokerto merupakan sebuah budaya kerajinan batik yang sejarahnya berkembang dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Keunikan batik Mojokerto adalah pada nama-nama coraknya yang sangat asing dan aneh di telinga sebagian orang. Misalnya gedeg rubuh, matahari, mrico bolong, pring sedapur, grinsing, atau surya majapait. Batik Mojokerto kini memiliki 6 motif yang telah dipatenkan, yakni pring sedapur, mrico bolong, sisik gringsing, koro renteng, rawan indek dan matahari.Desain batik itu Mojokerto mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia. Misalnya motif pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam. Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip seperti anyaman bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan merica berlubang.

Batik PonorogoBatik Ponorogo terkenal dengan motif meraknya yang diilhami dari kesenian reog yang menjadi ikon di daerah ini. Hingga kini paling tidak sudah 25 corak batik Ponorogo diciptakan. Motif batik lainnya antara lain merak tarung, merak romantis, sekar jagad, dan batik reog.

Batik TulungagungPesona batik Tulungagung terletak pada tingkat keberanian memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda. Dari yang kebanyakan berwarna coklat mahupun hitam, kini lebih berani dengan memainkan warna yang lebih cerah. Beberapa motif yang paling banyak dibuat di Tulungagung antara lain buket ceprik gringsing,buket ceprik pacit ungker, serta lereng buket. Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang dimiliki para perajin di Tulungagung.Batik Tulungagung, Jawa Timur yang juga dikenal dengan Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang berniat memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.

Pemilihan Busana JawaSaya telah memilih busana jawa yang dipakai oleh masyarakat jawa dalam satu-satu perayaan. Justeru, saya telah memilih baju kebaya labuh (bulat) yang sering akan dipadankan dengan kain jarik atau batik jawa. Melalui sedikit pembacaan yang dibuat, kebiasaannya semasa perayaan, kaum wanita jawa akan memakai kebaya dan kain batik. Namun begitu, melalui pemerhatian dan pembacaan saya juga, baju yang sama juga boleh digunakan untuk majlis perkahwinan di mana busana jawa tersebut akan digayakan bersama-sama dengan aksesori tambahan yang lain. Justeru, penerangan saya pada kali ini akan berfokus kepada kebaya dan kain jarik atau kain batik jawa.Namun begitu, busana jawa yang dipakai oleh wanita jawa di Malaysia telah diadaptasi mengikut kesesuaian masa,tempat dan majlis atau sambutan yang ingin disambut.

18