bulbus ramadhan

12

Upload: bulbus-bempd-uin-jakarta

Post on 22-Jul-2016

246 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Buletin Bulanan PSPD Edisi Ramadhan 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Bulbus Ramadhan
Page 2: Bulbus Ramadhan

Oleh: M. Iqbal Khusni

Ketua Departemen Keislaman HMPSPD

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa menaungi kita dengan rahmat-Nya. Sholawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW.

Bulan suci umat Islam, bulan suci Ramadhan, Ahamdulillah telah tiba. InsyaAllah seluruh umat Islam di dunia dengan penuh semangat menyambut kedatangan Bulan suci Ramadhan. Tak mau kalah, BULBUS pun pada kesempatan kali ini menyampaikan tentang kajian-kajian Islam khas Ramadhan.

Sedikit berbagi dalam kesempatan ini. Ada sebuah hadits yang artinya sebagai berikut: Pada akhir Sya’ban Rasulullah Saw bersabda: “Wahai manusia sungguh telah dekat kepadamu bulan yang agung lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Bulan yang di dalamnya Allah SWT telah menjadikan puasa sebagai fardlu, dan bangun malam sebagai sunnat. Barang siapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan beramal sunnat, maka (pahalanya) seperti orang yang beramal fardlu pada bulan lainnya. Barang siapa yang beramal fardlu di dalamnya, maka pahalanya seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan fardlu pada bulan lainnya. Inilah bulan kesabaran, dan pahala sabar ialah surga. Inilah bulan kasih sayang, bulan saat rezeki seorang mukmin ditambah. Barang siapa memberikan buka pada bulan itu kepada orang yang puasa maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya, dan memperoleh pahala yang sama tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang itu.’’ (Ibnu Huzaimah, Al Baihaqi, Ibnu Hibban). Hadits di atas menurut beberapa ulama termasuk hadits mutawatir.

Semoga goresan pena dari teman-teman yang telah dituliskan dalam BULBUS kali ini dapat menjadi nilai ibadah dan memberi kemanfaatan yang besar bagi kita semua. Aamiin.

Wallahul muwafiq ila aqwamiththariq

Wassalamaualaikum wr. wb.

Sambutan. Hal 1 Daftar isi. Hal 1 Tim Redaksi. Hal 1 Artikel keislaman:

Segelintir Keteladanan. Hal 2-3

Artikel keislaman: Bolehkah kenyang? Hal 4

Seputar BEM. Hal 5-6

Seputar CIMSA. Hal 7

Seputar USMR. Hal 8-9

Karya PSPD. Hal 10

Komik: “Supaya Kuat Puasanya”. Hal 11

Ketua Umum

Hafiz Muhammad Ikhsan Pemimpin Redaksi Febianza Mawaddah Putri Redaktur Pelaksana Aprilia Larasati Azmi Jabbar Nasution Sri Nur Shadrina Ishlahiyatin Asiah Muthiiah

Penulis Silma M. Rizki Ramadhan Editor Safitri Nenik M. Iqbal Syauqi Design dan Layout Widyandini Sekarpratiwi Hafiz Muhammad Ikhsan Pandu Nur Akbar

Reporter Charifa Sama Kontributor Spesial Reza Aulia Fikri Wahyu Arifiyanti Faraz Raihan Raudya Iwana Risna Wahyu Ananda Eriska Muharani

Ajeng Wildana Aqila Adlina

[email protected]

1

Page 3: Bulbus Ramadhan

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Pemimpin yang tak membebani umat Adalah Rasulullah, yang pernah mengimami sholat para sahabatnya dengan keadaan beliau yang begitu teramat lapar, sehingga beliau harus mengikatkan batu kerikil dengan sehelai kain di perutnya untuk menahan rasa lapar. Tatkala para sahabatnya mengetahui hal tersebut, karena setiap kali pergerakan beliau antara satu rukun ke rukun berikutnya amat sukar dan mengeluarkan suara gesekan batu kerikil itu, para sahabtnya segera menawarkan makanan kepada beliau. Lantas apa yang dikatakan beliau ? Beliau menjawab, "Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya ? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."

Suami yang romantis Rasulullah mempunyai kebiasaan menyisakan sebagian minuman yang disuguhkan oleh Aisyah kepada beliau untuk kembali diberikan kepada Aisyah. Namun suatu hari, beliau hampir-hampir menghabiskan minuman itu tanpa menawarinya kepada Aisyah. “Ya Rasulullah, biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku, tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu ?” Beliau diam dan hendak melanjutkan meminum habis air digelas itu. Dan Aisyah bertanya lagi, “Ya Rasulullah, biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku, tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu ?” Akhirnya beliau memberikan sebagian air yang tersisa di gelas itu kepada Aisyah. Aisyah meminum air itu dan ia langsung kaget seraya memuntahkan air itu. Ternyata air itu terasa asin bukan manis. Aisyah baru tersadar bahwa minuman yang ia buat dicampur dengan garam, bukan gula. Maka sinergislah apa yang dikatakan beliau dengan perbuatan beliau. “Lelaki yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya kepada istrinya.”

Hamba yang dijamin syurga Seolah-olah anugerah kemuliaan dari Allah, tidak dijadikan sebab untuk beliau merasa lebih dari yang lain, ketika di depan ramai maupun dalam keseorangan. Ketika pintu Syurga telah terbuka seluas-luasnya untuk beliau, beliau masih lagi berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah, hingga pernah beliau terjatuh lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh Aisyah, "Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga ? Mengapa engkau masih bersusah payah begini ?" "Ya Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba ? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur."

ARTIKEL Keislaman

Oleh: Reza Aulia Dept. Keislaman HMPSPD

2

Page 4: Bulbus Ramadhan

Teladan yang bijaksana Tatkala seorang pengemis datang meminta-minta kepada Rasulullah yang sedang berkumpul dengan para sahabatnya, beliau bertanya, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumah ?” “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” “Ambil dan serahkan ke saya!” Pengemis itu langsung bergegas pulang dan kembali dengan membawa cangkir. Beliau kemudian menawarkan cangkir itu kepada para sahabat, “Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.” Beliau lalu menawarkannya kepada sahabat yang lain. Seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham. Beliau kemudian memberikan dua dirham itu kepada si pengemis. Beliau mengharapkan agar uang itu digunakan untuk membeli makanan buat keluarganya, dan sisa uangnya digunakan untuk membeli kapak. “Carilah kayu yang banyak dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Dua minggu kemudian, pengemis itu datang kembali menghadap beliau, tapi tidak untuk mengemis. Ia datang kepada beliau membawa uang 10 dirham hasil dari berjualan kayu. Beliau kemudian menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya. Beliau berkata, “Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat seseorang tidak bisa berusaha.”

Kasih sayang yang tanpa pamrih Inilah Abu Bakar, yang tak kuasa menahan tangis tatkala mengetahui dan menjalankan kebiasaan kekasihnya, yaitu Rasulullah, yang setiap pagi selalu pergi ke pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis yahudi buta. Bagaimana kuat Abu Bakar menahan tangis ? Pengemis itu selalu berkata, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya." Namun tanpa berkata sepatah kata pun, Rasulullah menyuapi makanan yang selalu beliau bawakan untuk pengemis itu. Beliau melakukan kebiasaan ini hingga menjelang wafatnya. Tatkala beliau wafat, tak ada lagi orang yang setiap pagi selalu membawakan makanan kepada pengemis itu. Maka ketika Abu Bakar pertama kali mencoba menjalankan kebiasaan Rasulullah ini, pengemis itu bertanya "Siapakah kamu ?" "Aku orang yang biasa." "Bukan ! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.” “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar.

3

Page 5: Bulbus Ramadhan

Oleh: M. Iqbal Syauqi

Dept. Keislaman HMPSPD

Memasuki bulan Ramadhan, sebagaimana sering kita dengar mulai banyak tausiyah tentang kebaikan puasa. Beberapa yang sering disebutkan adalah pernyataan ini, “Nabi makan ketika lapar, dan berhenti sebelum kenyang,”. Meskipun bukan hadis, ternyata nasehat ini memiliki dampak yang luas di masyarakat kita. Jika memang pola makan Nabi Muhammad sedemikian rupa, bagaimanakah kita hari ini ketika puasa? Kenyataannya kita selalu makan banyak saat berbuka puasa. Begitupun walau sudah merasa kenyang, kita tetap melanjutkan makan sampai penuh.

Istilah kenyang jelas berbeda bagi masing-masing kita. Ada yang merasa dengan sepiring nasi ia tercukupi, atau setelah sekian porsi baru seseorang merasa cukup. Betapa relatifnya makna kenyang. Sebenarnya, dalam kitab Shahih Bukhari disebutkan hadis-hadis yang menceritakan bahwa Nabi beserta sahabat beliau pada beberapa kesempatan makan sampai kenyang. Anda tahu mengenai cerita Nabi yang berkunjung ke rumah Ummu Sulaim? Seorang sahabat wanita itu, suatu ketika sedang memasak untuk menjamu Nabi yang berkunjung ke rumahnya. Tak dinyana, ternyata Nabi memanggil sahabat lain sampai 80 orang, padahal Ummu Sulaim hanya memasak sedikit. Terlepas dari keajaiban semacam itu, disebutkan Nabi beserta rombongan makan sampai kenyang.

Jadi, bolehkah orang makan sampai kenyang? Perasaan puas, atau perut yang penuh, demikianlah arti yang lumrah di masyarakat kita. Ini berkaitan erat dengan kerja tubuh. Secara normal, tubuh kita memiliki kapasitas dan kehendak masing-masing untuk makan. Ketika terpenuhi, proses makan ini akan mengirimkan semacam sinyal kenyang ke otak, yang disebut leptin, menyebabkan rasa kenyang. Karena itu, dengan perbedaan masing-masing orang menyikapi dan merasakan kenyang ini, kita mulai bisa membatasi diri ketika makan.

Lantas, bagaimana hadis yang menunjukkan sebaiknya muslim makan? Disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari, yang bermakna begini, “Orang muslim makan dengan satu usus, dan orang kafir (mengingkari nikmat Tuhan. red) makan dengan tujuh usus,”. Maksudnya, meski hadis ini berkaitan dengan perilaku makan bersama orang lain, kita juga bisa menarik pandangan bahwa makan itu secukupnya dan sewajarnya saja. Kenyang di sini, bisa dengan merasa cukup ketika perut sudah terasa sesak. Ketika perut penuh dan terdesak, maka kita akan kelimpungan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban kita yang lain. Wallahu a’lam.

4

Page 6: Bulbus Ramadhan

5

Page 7: Bulbus Ramadhan

6

Page 8: Bulbus Ramadhan

Oleh: Faraz Raihan

LOCO CIMSA UIN 2015-2016

Hari Sabtu, 27 Juni 2015, CIMSA Lokal UIN baru saja mengadakan June Meeting nih. Ada apa aja sih di June Meeting-nya CIMSA? Ringkasnya, di June Meeting ini ada pembahasan mengenai AD/ART CIMSA UIN, sekaligus pengesahan di akhir rangkaian acara. Jadi mulai sekarang Cimsa UIN udah punya AD/ART sendiri loh.

Selain itu, ada presentasi sekaligus pengesahan laporan pertanggungjawaban seluruh official CIMSA UIN periode 2014-2015 selama satu tahun kepengurusan mereka. Ada juga presentasi kandidat MCD (Media and Communication Director) dan SC (Supervising Council), sekaligus pemilihan dan pengesahannya. Nah yang terpilih menjadi MCD adalah Aris Rivaldi Wicaksono. Sedangkan, yang terpilih sebagai SC ada empat orang, yakni Kak Fiizhda Baqarizky, Kak Adichita Khaira, Kak Galang Prahanarendra, dan Kak Amatillah Raifah. Dan akhirnya kepengurusan CIMSA yang baru pun diresmikan dengan disahkannya official CIMSA UIN periode 2015-2016 oleh Kak Adichita sebagai loco CIMSA UIN periode 2014-2015 dan Zata Yuda sebagai ketua HMPSPD secara simbolik melalui surat keputusan. Tak lupa juga, di sela-sela acara ada penampilan dari angkatan 2014 yang turut meramaikan acara June Meeting ini denganpersembahan dua buah lagunya.

7

Page 9: Bulbus Ramadhan

Kegiatan USMR

8

Page 10: Bulbus Ramadhan

9

Page 11: Bulbus Ramadhan

10

Page 12: Bulbus Ramadhan

11