buku tajwid fusi ft

61
Arham bin Ahmad Yasin, Lc., MH.

Upload: insani-mukhlisa

Post on 25-Jul-2015

650 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 0

Arham bin Ahmad Yasin, Lc., MH.

Page 2: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 1

MUQODDIMAH

Alhamdulillahilladzi anzalal qur’an hudan linnasi wa bayyinaatin minal huda wal furqon.

Wash sholatu was salamu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in.

Allah swt berfirman : “Alif laam miim. Kitab ( Al Qur'an ) ini tidak ada keraguan

padanya, pentunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”(QS. 2: 1-2)

“Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab ( Al Qur'an ) kepadamu (Muhammad).

Diantaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok kitab ( Al Qur'an) dan yang lain

mutasyabihat. Adapun orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti

yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak

ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam

berkata :kami beriman kepadanya( Al Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang

dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal”(QS.3 :7)

“Sungguh Al Qur'an ini memberi petunjuk ke jalan yang paling lurus dan memberi kabar

gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat

pahala yang besar.(QS.17 :9)

“Dan Kami turunkan dari Al Qur'an ( sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi

orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dholim ( Al Qur'an itu ) hanya akan

menambah kerugian” (QS.17 :82)

”Haa miim. ( Al Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha

Penyayang. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang

mengetahui. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka

berpaling (darinya serta tidak mendengarkan)”(QS. 41:1-4)

“ Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana

mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya,

mereka itulah orang-orang yang rugi.(QS. 2:121)

“Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu ( dalam membaca Al Qur'an)

kerena ingin cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya ( di

dadamu) dan membacakannya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah

bacaan ini. Kemudian sesungguhnya kami yang akan menjelaskannya.(QS.7516-19)

Page 3: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 2

“Dan sungguh telah kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan, maka adakah yang

mau mengambil perlajaran”(QS. 54: 15/22/32/40)

Itulah Ayat-ayat Allah mengenai Al Qur'an. Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang

menjelaskan fungsi dan keutamaan Al Qur'an, dan bagaimana seharusnya kita bersikap atau

berinteraksi dengan Al Qur'an. Sehingga kita tidak menjadi orang yang dikhawatirkan oleh

Rasulullah saw. Sebagimana tersebut dalam firman Allah swt.: “Dan Rasul ( Muhaammad)

berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur'an ini

diabaikan”(QS.25:30).

Banyak ummat Islam yang sangat asing dengan Al Qur'an, baik secara bacaan,

pemahaman dan pengamalan. Keasingan terhadap Al Qur'an tersebut disebabkan mereka enggan

untuk mempelajarinya. Banyak faktor yang menjadikan ummat Islam enggan untuk mempelajari

Al Qur'an. Diantaranya adalah tidak merasakan atau memahami urgensi mempelajari Al Qur'an.

Seolah-olah belajar Al Qur'an bukanlah sebuah hal yang penting atau prinsip, bukan kewajiban,

tidak menarik, membosankan, tidak menguntungkan, dsb, na’udzubillah. Atau juga disebabkan

karena faktor malas, gengsi, malu, merasa sudah mampu, tidak mau repot atau susah payah,

sudah terlanjur, merasa sudah cukup, dsb “Sekali-kali tidak, sungguh ,manusia itu benar-benar

melampaui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup”(QS. 96:6-7).

Alhamdulillah suatu fenomena yang patut kita syukuri, saat ini telah banyak lembaga-

lembaga bimbingan Al Qur’an dengan metode-metode dan buku-buku yang sangat bagus dan

semakin memudahkan untuk belajar Al Qur’an. Tinggal apakah kita mampu dan mau

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya nikmat Allah ini.

Buku yang sederhana ini sifatnya hanya melengkapi buku-buku yang telah ada tersebut.

Dengan susunan yang sedikit berbeda. Pada bab Makhorijul Huruf langsung penulis tambahkan

sifat-sifat huruf yang paling menonjol, dan lebih detailnya dijelaskan tersendiri dalam bab sifat-

sifat huruf, dan tambahan catatan kesalahan-kesalahan umum yang terjadi saat membaca suatu

huruf atau suatu hukum tajwid agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan tersebut. Dan

permasalahan atau pengecualian yang terkait dengan suatu huruf atau suatu hukum tajwid tidak

dimasukkan dalam satu bab tersendiri, akan tetapi langsung dibahas di bab tersebut disertai

latihan-latihan langsung. Meskipun terdapat keterangan-keterangan diatas, untuk penerapannya

secara benar dalam praktek, tetap harus melalui proses talaqqi (berhadap-hadapan langsung

guru dengan murid), dan tidak bisa dilakukan secara otodidak. Rujukan utama secara praktek

adalah dari talaqqi dari para Asatidz dan Masayikh penulis dengan bacaan riwayat Imam Hafsh

Page 4: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 3

dari ‘Ashim, dan secara teroritis berdasarkan kitab-kitab Ulumul Qur’an yang muktabar yang

disusun oleh para pakar dibidangnya.

Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi kita semua, dan dapat membantu proses

belajar maupun mengajar Al Qur’an, serta menjadi amal sholeh bagi penulis, kedua orang tua,

para Asatidz dan Masayikh penulis.

اللهم ارحمنا بالقرآن واجعله لنا إماما ونورا وهدى ورحمة اف النهارراللهم ذكرنا منه ما نسينا وعلمنا منه ما جهلنا وارزقنا تالوته آناء الليل وأط

نيالمالع با رة يجا حلن لهعاجو Ya Allah, kasihanilah kami dengan Al Qur'an, dan jadikan Al Qur'an bagi kami sebagai

pemimpin, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah kami apa yang kami lupa darinya(Al Qur'an ), dan ajarkankan kami apa yang kami tidak tahu darinya, dan karuniakan pada kami

untuk membacanya siang dan malam. Dan jadikanlah Al Qur'an hujah bagi kami wahai Robb semesta alam.

نألكس مم بكل اللهاس وه لك تيمس به كفسن أو زأنهي لتف ابكتك أو هتلما عدأح نم كلقخ أو تأثرتاس ي بهلم فب عيالغ كدنل أن ععجآن تالقر ميظالع بيعلق رابون ورنو صداروجلاء نو

اأحاننز ابذها ونموغما ونمومه Kami memohon kepadamu Ya Allah dengan segala nama milikMu, yang Engkau namakan dengannya diriMu, atau yang Engkau turunkan dalam KitabMu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang hambaMu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghoib disisiMU, jadikanlah Al Qur'an yang Agung ini sebagai penyejuk hati kami, cahaya dada

kami, pelipur kesedihan kami, dan penghilang kesusahan dan kesempitan kami.

وعلى ، وفي يوم القيامة شفيعا ، وفي القبر مؤنسا ، اللهم اجعل القرآن لنا في الدنيا قرينا ومن النار حجابا وستارا، وإلى الجنة رفيقا ، الصراط نورا

Ya Allah, jadikanlah Al Qur'an bagi kami di dunia sebagai teman, di dalam kubur sebagai pendamping, di hari kiamat sebagai penolong, di atas shirot sebagai cahaya, ke surga sebagai

pengantar, dan dari neraka sebagai hijab dan penghalang

، ،

.

خادم القرآن الكریم

أرحام بن أحمد یاسین

Page 5: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 4

DAFTAR ISI

MUQODDIMAH ........................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 4

SEPUTAR AL QUR’AN .............................................................................................................. 5

10 PRINSIP ILMU TAJWID ......................................................................................................... 6

TARGET TAHSIN TILAWAH .................................................................................................. 11

KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN .................................................................................. 12

ISTI’ADZAH DAN BASMALAH ............................................................................................. 13

CARA MENYAMBUNG DUA SURAT ................................................................................... 14

TINGKAT KECEPATAN MEMBACA AL QUR’AN ............................................................. 14

MENYEMPURNAKAN HAROKAT ....................................................................................... 15

MAKHORIJUL HURUF ............................................................................................................. 17

SIFAT-SIFAT HURUF ................................................................................................................ 29

HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN.................................................................................... 33

HUKUM MIM MATI ................................................................................................................. 36

HUKUM MAD (BACAAN PANJANG) .................................................................................... 37

MACAM-MACAN IDGHOM .................................................................................................... 42

WAQOF ........................................................................................................................................ 45

ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN .............................................................................. 52

EXTRA : 20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN ................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 59

SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS ................................................................................. 60

Page 6: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 5

SEPUTAR AL QUR’AN

Pengertian Al Qur’an

• Kalamulloh yang Mu’jiz, yang diturunkan kepada Penutup Para nabi dan Rosul, dengan perantara Malaikat Jibril a.s., yang tertulis dalam Mushaf, yang sampai kepada kita dengan mutawattir, yang tilawahnya bernilai ibadah, yang dimulai dari surat Al Fatihah, dan ditutup dengan surat An Nas1.

Nuzulul Qur’an • Gelombang Pertama :turunnya Al Qur’an secara utuh dari Al lauhil Mahfudz ke langit

dunia. • Gelombang Kedua :turunnya Al qur’an secara berangsur-angsur kepada Nabi

Muhammad saw. Melalui perantaraan malaikat jibril selama kurang lebih 23 tahun, diawali dari surat Al Alaq ayat 1-5 dan diakhiri surat Al Baqarah ayat 281.2

Makkiyah dan Madaniyyah • Ayat Makkiyyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah. • Ayat Madaniyyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah saw hijrah ke Madinah.3

KEWAJIBAN KITA TERHADAP AL QUR’AN (آنالقر وحا نناتاجبو)

• التصدياإل/ قيب انمه (mengimani seluruh isinya) (QS. 2:4;85, 4:136;150, )

• التسحين /الالتةو ( Tilawah dengan baik)

(QS. 2:121, 29;45, 35;29)

• سفالتير /التدبر (mentadabburi dan memahami)

(QS. 39;29, 4;82, 47;24)

• بطالتيلا/ قعب لمه (mengamalkan dan menerapkan dalam kehidupan)

(QS. 2;2, 8;2, 25;73, 31;7)

• التبلغي /الدعلإ ةويه (menda’wahkan/menyampaikan/ mengajarkan kepada orang

lain) (QS. 2;159, 25;52, 13;30, 19;97, 36;70)

• التحفظي (menghafal) (QS. 15;9, 29;29,) Sabda Rasulullah saw:

جوفه في ليس الذي الرجل إن وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال عباس ابن عن )رواه الترمذي( الخرب كالبيت القرآن من شيء

”sesunggguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari Al Qur’an bagaikan rumah yang tidak ada penghuninya”(HR. Turmudzi )

1 Muhammad Ali Ash Shobuni.At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985 , hal . 8 2 Ibid. hal. 15, 30 3 Ibid.

Page 7: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 6

ةرشعال ئادبامللملع التوجيد

(10 PRINSIP ILMU TAJWID)

1. حده (PENGERTIANNYA)

Secara bahasa : tajwid berarti tahsin atau memperbagus Secara istilah : tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang pemberian setiap huruf haknya dan mustahaqnya4 secara makhraj, sifat, waqaf, ibtida’, tanpa berlebihan dan dibuat-buat, sesuai yang dicontohkan dari Rasulullah saw.

2. هعوضوم (BAHASANNYA) • KALIMAT / AYAT- AYAT AL QUR’AN

3. هترثم ( BUAH/ HASILNYA)

Selamatnya lisan dari kesalahan saat membaca Al Qur’anul Karim هلائضف .4 (KEUTAMAANNYA)

• Merupakan Amal yang terbaik

نان عثمع يضر الله هنع نع بيلى النص الله هليع لمسقال و كمريخ نم لمعآن تالقر هلمعرواه البخاري( و(

Dari Utsman bin ‘Affan, Rasulullah saw bersabda:“sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya”(HR. Bukhari)

• Memberi Syafaat pada hari kiamat

اقرءوا « يقول -وسلم عليه اهللا صلى- الله رسول سمعت قال الباهلى أمامة يأبعن )رواه مسلم( ألصحابه شفيعا القيامة يوم يأتى فإنه القرآن

4 Mustahaq huruf adalah konsekwensi atau hasil yang timbul dari suatu hak huruf, misalnya sifat isti’la’ konsekwensinya adalah tafkhim/ tebal (lihat bab sifat huruf)

Page 8: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 7

Dari Abi Umamah:saya mendengar Rasulullah saw bersabda : bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi pembacanya”(HR. Muslim)

• Mendapat derajat yang tinggi

بهذا يرفع الله إن « قال قد - وسلم عليه اهللا صلى- نبيكم إن أما عمر قال )رواه مسلم(.» آخرين به ويضع أقواما كتابال

Dari Umar bin Al Khatthab, bahwa Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah dengan Kitab ( Al Qur’an) ini mengangkat(derajat) suatu kaum, dan dengannya(pula) Allah merendahkan yang lainnya”(HR. Muslim)

دبع ن اللهرو بمع ىضر ا اللهمهنن عع بىقال «: قال -وسلم عليه اهللا صلى- الني عند منزلك فإن ، الدنيا فى ترتل كنت كما ورتل وارقه اقرأه القيامة يوم القرآن لصاحب

رآخ ةا آيهؤقررواه الترمذي و أبو داود و أمحد و البيهقي وابن ماجه( » ت ( Dari ‘Abdillah ibnu ‘Amr ra dari Rasulullah saw bersabda: Dikatakan kepada shohibul Al Qur’an : bacalah, dan naiklah, dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmu adalah diakhir ayat yang engkau baca.(HR. HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, dan Ibnu Majah)

لفيقو القيامة يوم القرآن يجيء قال وسلم عليه الله صلى النبي عن هريرة أبي عن يقول ثم الكرامة حلة فيلبس زده رب يا يقول ثم الكرامة تاج فيلبس حله رب يارواه ( حسنة آية بكل وتزاد وارق اقرأ له فيقال عنه فيرضى عنه ارض رب يا

)واحلاكم ، حسن صحيحالترمذي وقال حديث Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda: Qur’an datang dihari Qiyamat, dan berkata: Ya Robb, berilah ia perhiasan! Maka dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian berkata lagi : Ya Robb, tambahkan! Maka dipakaikan hiasan kemuliaan. Kemudian berkata : Ya Robb, ridloilah dia. Maka dikatakan kepadanya : bacalah dan naiklah! Dan setiap ayat menambah kebaikan (HR. At Turmudzi dan berkata: hadits hasan shohih, dan Al Hakim)

• Mendapat ketenangan, rahmat, & dibanggakan Allah

نأبى ع ةهريول قال قال رسر ا -وسلم عليه اهللا صلى- اللهمو عمتاج مى قوف تيب نم وتيب لون اللهتي ابتك الله هونساردتيو مهنيإال ب لتزن هملية عينكالس مهتيغشة ومحالر

مهفتحال وكةالمئ مهذكرو الله نيمف هدنرواه مسلم( ع(

Page 9: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 8

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Al Qur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, diliputi dengan rahmat, melaikat menaungi mereka, dan Allah sebut dihadapan (malaikat ) disisiNya”(HR. Muslim)

• Pahala yang berlipat

دبع الله نب ودعسقول مول قال يسر لى اللهص الله هليع لمسو نأ مفا قررح ناب متك الله فله ة بهنسال حةونسر حشا بعهثالرواه الترمذي( أم(

Dari Ibnu Mas’ud Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan tiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat”(HR. Turmudzi)

• Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah

نس عول قال قال أنسر لى اللهص الله هليع لمسإن و لهل زل عجو نيلأه ناس ميل قال النق نم ما هول يسر ل قال اللهأه آنالقر مل هأه الله هتاصخابن ماجهرواه أمحد و( و(

Dari Anas ra : Rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari manusia. Sahabat bertanya : ya Rasulullah siapakah mereka? Rasulullah menjawab : Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang spesialNya (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

• Sebaik-baik kesibukan dan anugerah

نم جل و عز الرب يقول سلم و عليه اهللا صلى اهللا رسول قال: قال سعيد أيب عنشلغقال هآنر ويركذ عن ملأسأ يتطعيتفأ هلض أ امعطي السائلين فواهللا املك لض ىلع سائفك مالكال راهللا لض على لخقحسن حديث هذا قالرواه الترمذي و( ه

)ضعيف: األلباين الشيخ قالو ،غريبAllah berfirman dalam hadits Qudsi :” barangsiapa yang disibukkan oleh Al Qur’an dan berdzikir kepadaKu dari meminta kepadaKu, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas seluruh kalam yang lain, adalah seperti keutamaan Allah atas makhluqNya” (HR. Turmudzi)

بتهسن .5 (KEDUDUKANNYA TERHADAP ILMU LAIN) • Merupakan salah satu dari Ilmu Syar’i yang independen dan benar-benar berbeda dengan

ilmu yang lainnya, karena tidak mungkin seseorang menguasainya dengan sendirinya tanpa seorang pengajar yang mutqin.

Page 10: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 9

6. هعاضو ( PELETAKNYA) • Secara praktek bersumber dari wahyu yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. • Secara teori : tajwid disusun oleh para imam qiro’ah dan pakar dalam bidang ini. Adapun

yang pertama kali menyusunnya ada yang mengatakan Abu Abdil Qosim bin Sallam (wafat tahun 224 H), ada pula yang mengatakan selainnya.

7. همسا ( NAMANYA)

علم التجوید • فن الترتیل • حق التالوة •

8. هاددمتسا (PERKEMBANGANNYA)

• Dari bacaan Al Qur’anul Karim yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Kemudian Rasulullah mengajarkannya kepapa para Shahabat, kemudian para Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, para Imam Qiro’ah hingga sampai kepada kita dengan sanad mutawattir.

9. هكمح (Hukum Mempelajarinya)

• Secara Teori : Fardlu Kifayah (9;122) • Secara Praktek : Fardlu ‘Ain

QS. 75;16-119, 73;4 Sabda Rasulullah saw:

هنإف نيابتكال لهأ و قسفال لهأ نوحل و ماكيإ و اهاتوصأ و برعال نوحلب آنرقال اؤرقاسجيءي من بعق يدوم يجرعقالب نوآنر تجريال عغاءن و الرهانبية و النال حو ياوجز حاجنرهم فمتولق ةنوبهم لق ووب من يجعبهم أشنهرواه الطرباين والبيهقي( م(

“Bacalah Al qur’an sesuai dengan cara dan suara orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan ahlul kitab. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku melagukan Al Qur’an seperti nyanyian rahbaniyah dan ratapan, suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka, hati mereka dan orang-orang yang mengagumi mereka telah terfitnah” (HR. Al Baihaqi & Ath Thabrani)

Imam Ibnu Al jazari berkata:

إلينا منه وهكذا أنزال اإلله به ألنه آثم ناالقر يصحح لم من الزم حتم بالتجويد واألخذ وصال

Page 11: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 10

“ membaca (Al Qur’an) dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Qur’an, dan demikianlah Al Qur’an sampai kepada kita darinya”5

Beliau juga berkata :

الو شنأ ك هذألا هك ةمما هم متعدبفب نومه مقي الانعرآن قإوامة حدوده متعدبنو ةرضحالب ةلصتمال ةاءرقال ةمئأ نم اةقلتمال ةفى الصلع هفورح ةامقإو هاظفلأ حيحصتب

النوبيفألا ةصحيال ةعبريال ةي الت تجوز مفالختهال الا وعدلو عنغى لا إهريأهـ" اه “Tidak diragukan bahwasannya Ummat ini sebagaimana mereka diperintahkan memahami Al Qur’an dan menegakkan hukum-hukumnya, juga diperintahkan membetulkan lafadz-lafadznya dan menegakkan huruf-hurufnya dengan sifat yang dicontohkan dari para imam qiro’ah yang bersambung pada Nabi Muhammad saw dengan arab yang fasih, yang tidak boleh menyelisihinya dan berpaling kepada selainnya.”6

Syeikh Nashiruddin Ath Thablawi berkata :

قوأ دجمقفال عاءه ألاوصولينو ى ألعنال ه تجوال زقب ةاءرالشاذ مع وروده ي الفجلمفة ،ا مالبب كقاءرة ا لمم ريأ دالص.

“Para Ulama’ Fiqih dan Ushul telah sepakat bahwa tidak boleh membaca (Al Qur’an) dengan riwayat yang syadz (ahad/tidak mutawattir) walaupun ada riwayatnya. Lalu bagaimana dengan yang tidak ada riwayatnya sama sekali!! “7

10. لهائسم (Permasalahannya)

Kaidah-kaidah ilmu tajwid seperti : makhorijul dan sifat-sifat huruf, hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, idghom, mad dan qoshr, waqof, washol dan ibtida’, dsb.

5 Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah,. 6 Imam Ibnu Al Jazari, An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub 7 Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, hal 56

Page 12: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 11

Target Tahsin Tilawah (Tilawah yang ideal)

Lancar

Benar

Frekwensi

tilawah

Talaqqi

Page 13: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 12

KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN

- Niat Ikhlash (QS. 98;5).

- Sungguh-sungguh/mujahadah (QS.29;6&69)

- Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13)

- Yakin bahwa belajar Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40)

- Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an

- Tidak tergesa-gesa/membaca dengan tartil (QS.73;4, 75;16, 20;114)

- Talaqqi kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18)

- Banyak praktek dan mengulang hingga bisa terucap secara refleks dari mulut

dengan benar

- Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an

- Disiplin dalam menerapkan setiap hukum-hukum tajwid ( karena hukum-hukum

tajwid bersifat eksak/pasti)

- Dengan suara yang lantang dan berusaha membaguskan suaranya (dengan suara

yang terbaik)

- Menggunakan mushaf yang standart ( ‘Utsmani)

- Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam mempelajari AL Qur’an (QS.20;114)

- Ber’azam untuk mengajarkan kembali

Page 14: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 13

ISTI’ADZAH DAN BASMALAH

Lafadz Isti’adzah

وذعأ

atau

وذعأ السمال عيعلمي

Disunnahkan membaca Isti’adzah setiap memulai membaca Al Qur’an. Dan jika tilawah dilakukan secara bergantian dan berurutan, maka yang membaca Isti’adzah bisa yang pertama saja.

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.(QS. An Nahl :98) Lafadz Basmalah

Basmalah dibaca disetiap memulai awal surat kecuali surat At Taubah. Adapun jika memulai dari tengah surat, Basmalah boleh dibaca boleh tidak. Cara membaca Isti’adzah, basmalah, dan awal surat 1. Dipisah semua:

وذعأ . .

2. Disambung semua :

وذعأ

3. Menyambung Isti’adzah dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan awal surat :

وذعأ .

4. Memisah Isti’adzah dengan Basmalah, dan menyambung Basmalah dengan awal surat :

وذعأ .

Page 15: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 14

CARA MENYAMBUNG DUA SURAT

1. Dipisah semua :

. .

2. Disambung semua:

3. Menyambung Basmalah dengan awal Surat :

.

Yang tidak boleh adalah menyambung akhir surat sebelumnya dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan surat sesudahnya. Tingkat Kecepatan Membaca Al Qur’an 1. راحلد : Membaca dengan cepat (lebih cepat dari hadr, sudah tidak ideal)

Membaca dengan lambat : الترتيل .2

3. رويدالت : Membaca antara tartil dan hadr

4. قيقحالت : Membaca dengan sangat lambat

Page 16: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 15

MENYEMPURNAKAN HAROKAT

Salah satu bagian penting dari kesempurnaan bacaan Al Qur’an adalah menyempurnakan

harokat. Maksudnya adalah pengucapan vokal a, i, u dengan sempurna.

- Setiap Huruf yang berharokat fathah ( ) atau yang berbunyi “a” harus dibaca dengan

membuka bibir secara sempurna, sehingga terucap ‘a” secara sempurna, dan tidak boleh

miring ke “e” atau “o”, atau pada huruf-huruf yang tebal (tafkhim) tidak boleh miring ke

“a”

- Setiap Huruf yang berharokat kasroh ( ) atau yang berbunyi “i” harus dibaca dengan

merendahkan bibir bagian bawah, sehingga terucap “i” secara sempurna, dan tidak boleh

miring ke “e”

- Setiap Huruf yang berharokat dlommah ( ) atau yang berbunyi “u” harus dibaca dengan

memonyongkan (membulatkan) bibir secara sempurna, sehingga terucap “u” secara

sempurna, dan tidak boleh miring ke “o” ":التجويد علم يف املفيد: "منظومته يف الطييب العالمة قال

ضما الشفتين بضم إال يتما فلن مضموم وكل افهم بالفتح والمفتوح يتم، للفم بانخفاض انخفاض وذو

إذ وفرنإ الح كنت كهرحا مكهرشي جرخل مأص كهرالح أي جرخاو مالو جرخمو فاألل اء وي اليا فجهرخي مالذ رفع محققا كن بالضم شفاهه تنطبقا لن القارئ تر فإنهبأن صقتنا مم اضم اجبالوو طقالن ا بهمتم

ح ذو كذاكذو فتر وكس جبي امما كل إتمهنم همافه بصت Imam Ahmad Ath Thibii rohimahullah menyatakan :

“Dan setiap huruf yang berdlommah tidak akan sempurna kecuali dengan membulatkan

(memonyongkan) bibir secara sempurna.

Dan yang berkasroh dengan merendahkan bibir, maka ia menjadi sempurna. Dan yang

berfathah dengan membuka bibir, maka fahamilah.

Page 17: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 16

Ketika suatu huruf berharokat, maka makhroj asli harokah tergabung dengannya.

Yaitu makhroj wawu (و ) , makhroj alif (ا ) , dan ya’ (ي ) di makhrojnya yang sudah

diketahui.

Jika engkau melihat seorang qori’ tidak membulatkan bibirnya (pada huruf berdlommah),

maka pastikan

bahwa ia mengurangi yang berdlommah. Sedangkan seharusnya mengucapkan dengan

sempurna.

Demikian pula yang berkasroh dan berfathah, wajib menyempurnakan keduannya,

fahamilah, maka engkau akan benar.8

Contoh-contoh perubahan arti jika salah harokat

• Kalimat وسرو نيركشالم نريء مب لأن اللهه “bahwa Allah dan RasulNya berlepas diri dari

orang-orang musyrik” , jika dibaca وسرو نيركشالم نريء مب أن اللهله , artinya menjadi “bahwa

Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan RasulNya ”

• kalimat كلائوا المكفر ينفى الذوتةإذ ي “ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir

“ jika dibaca لائكوا المكفر ينفى الذوتةإذ ي artinya menjadi “ketika orang-orang kafir mencabut

nyawa para malaikat “

Contoh-contoh perubahan arti jika salah panjang pendek

• Kalimat ا إهاجزكأس كان م نون مبرشي ارراكان الأبفور “sungguh orang-orang yang berbuat

kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air

kafur”. Jika dibaca هاجزكأس كان م نون مبرشي ارراكا إن الأبفور artinya menjadi “sungguh

orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang

campurannya adalah orang kafir”

• Kalimat متكرش نل لئكمنأزيد “sungguh jika kalian bersyukur, sungguh Aku akan menambah

(nikmat) kepada kalian”. Jika dibaca متكرش ناللئ كمنأزيد artinya menjadi “sungguh jika

kalian bersyukur, Aku tidak menambah (nikmat) kepada kalian”

8 Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah: Daru Nurul Maktabat, 1424 H, Hal. 117

Page 18: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 17

MAKHORIJUL HURUF

Makhorij jama’ dari makhroj artinya tempat keluar . Makhorijul Huruf artinya tempat

keluarnya huruf. Pengucapan huruf sesuai makhrojnya merupakan hal yang sangat penting dalam membaca Al Qur’an. Kesalahan pada makhorijul huruf dapat menyebabkan peruabahan arti kata.

Contoh-contoh perubahan arti jika salah makhroj

• kalimat لإنم شتكر yang berarti “jika kalian bersyukur”, kalau dibaca : إن لم ستكرmaka artinya menjadi “jika kalian mabuk”,

• kalimat تنعولم yang berarti “kalian mengetahui, jika dibaca نأتولم maka artinya menjadi “ kalian menderita kesakitan”,

• Kalimat لاقولوا قووسيداد yang berarti “dan berkatalah perkataan yang benar”, jika dibaca

ديدا شوقولوا قولا , maka artinya menjadi “dan berkatalah perkataan yang keras”

• Kalimat الحلهل دم “Segala puji bagi Allah” jika dibaca الهلهل دم artinya menjadi “kematian bagi Allah”

Setiap huruf hijaiyyah memiliki makhroj sendiri-sendiri yang berbeda dengan huruf latin.

Apabila huruf tersebut dikeluarkan dari makhroj yang benar, maka akan keluar suara dengan benar pula. Secara global makhorijul huruf ada lima :

1. Rongga Mulut dan tenggorokan ( فوالج ) 2. Tenggorokan (لقالح ) 3. Lidah ( انسالل ) 4. Bibir ( فةالش )

5. Rongga Hidung ( موشيالخ ) Namun jika dirinci Jumlah keseluruhan makhorijul huruf ada tujuh belas makhroj. 1- Rongga Mulut dan tenggorokan ( فوالج )

1. Yang keluar dari al jauf adalah huruf-huruf mad (panjang) yaitu و ي ا atau biasa

disingkat اهيحون . setiap huruf mad harus benar-benar keluar dari al jauf secara bersih

dan tidak boleh ada suara hidung. 2. Tenggorokan (لقالح )

2. Pangkal tenggorokan, keluar huruf ھـ -ء و ء أن أأن من المؤن مئيئا أن ءاأ ي أو بأ ءا إ

أؤ أأ إئ أأ إئ أؤ

Page 19: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 18

ا هه يهب وه ه واه ن ههنم نه المههن ميا هن هاه أه إه أه أه إه أه

. . . . . . .

. . . . . .

. . . . . . .

. . . . . .

.

3. Tengah tenggorokan, keluar huruf ح -ع ا عع يعب وع ع واع ن ععنم نع المعن معيا عن عاع

أع إع أع إع أع أع ا حح يحب وح ح واح ن ححنم نح المحن محيا حن حاح

أح إح أح إح أح أح . . . . . . . .

. . . . . .

.

. . . . . .

. . . . .

Page 20: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 19

4. Ujung Tenggorokan, keluar huruf خ -غ , dibaca dengan tafkhim(tebal)9

اغن غا غيغن مغالم غغن منن غ اغو غ غو بغي غا غ أغ إغ أغ أغ إغ أغ

ا خخ يخب وخ خ واخ ن خخنم نخ المخن مخيا خن خاخ أخ إخ أخ خ أخأخ إ

. . . . .

. . . .

. . . . .

. . . .

. . . . . Praktek Surat Al Fatihah dan Al A'la

3. Lidah ( انسالل ) 5.Pangkal lidah dengan langit-langit, keluar huruf ق , dibaca dengan tafkhim (tebal) tanpa

disertai keluarnya nafas. Jika mati, huruf qof harus dibaca memantul (qolqolah)10

اقن قا قيقن مقالم قن منقن ق اقو ق قو بقي قا قأق إق أق إق أق أق

. . . . .

9 Tafkhim secara bahasa berarti menebalkan. Secara istilah berarti sifat tebal yang melekat pada huruf sehingga gemanya memenuhi rongga mulut. 10 Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf Qof adalah mengeluarkan huruf Qof terlalu dalam dari tenggorokan. Yang benar adalah dari pangkal lidah.

Page 21: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 20

. . .

. . . .

6. Pangkal lidah dengan langit-langit sedikit dibawah makhroj qof, keluar huruf ك , dibaca disertai keluarnya nafas.

اكن كا كيكن مكالم من ككنن ك اكو ك كو بكي كا كأك إك أك أك إك أك

. . . . .

. . . .

Praktek Surat Al Anfal Ayat 29-32, Al Balad, dan Al Alaq

7. Tengah lidah dengan langit-langit, keluar huruf ي –ش -ج , Jika huruf jim (ج) mati harus dibaca memantul (qolqolah)

جا ج يجب وج ج واج ن جنم نجج المنج جميا جن جاج أج إج أج إج أج أج

ا شش يشب وش ش واش ن شنم نشش المشن مشينا شش اش أش إش أش إش أش أش

يا ي ييب وي ي واي ن ينم نيي الميين ميا ين ياي أي أي إي أي أي

. . . . . .

. . .

. . . . . .

. .

Page 22: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 21

. . . . . .

. . . . . .

. ١١Praktek Surat An Naba’ ayat 1- 30

7. Sisi lidah kiri atau kanan bertemu dengan gigi geraham atas, keluar huruf dibaca , ضdengan tafkhim (tebal).12

ا ضض يضب وض ض واض ن ضنم نضض المضن مضيا ضن ضاض إض أضإض أض أض أض

. . .

Praktek surat Thoha 83 – 97, surat Adl Dluha

8. Ujung sisi lidah bertemu dengan ujung langit-langit, keluar huruf ل , dalam lafadz jika huruf sebelumnya berharokat fathah atau dlommah, maka dibaca tebal 13(اهللا )(tafkhim). Selain tempat tersebut huruf lam harus dibaca tipis (tarqiq) termasuk lafadz jika sebelumnya kasroh. 14 (اهللا)

11 Kesalahan umum saat membaca huruf ya’ yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. Secara umum tidak boleh menahan (mamanjangkan) tasydid. Huruf bertasydid hanya ditekan

secara biasa. Kesalahan mamanjangkan tasydid oleh ulama’ disebut tamthithusy syaddi ) ديط الشطمت( . Kecuali pada huruf mim dan nun tasydid, ghunnah pada mim dan nun tasydid wajib ditahan. Jadi yang menyebabkan ditahan adalah ghunnah, termasuk pada idghom bighunnah. 12 kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengeluarkan huruf ض dari ujung lidah bertemu dengan gigi depan, atau dengan geraham, atau dengan pipi, sedangkan yang tepat adalah sisi lidah dengan geraham. Sehingga lidah atau bibir tidak perlu miring ke kiri atau ke kanan. Kesalahan umum yang lain adalah mengucapkan ض dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf و dan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf. 13 Dalam mushhaf timur tengah lafadz harokatnya fathah biasa (pendek), namun tetap harus dibaca 2 harokat. 14 Kesalahan umum pada pengucapan huruf yang berharokat fathah sebelum lafadz (اهللا) , adalah membacanya miring ke “o”, misalnya kalimat (اهللا) dibaca olloh, harusnya tetap Alloh, dan kalimat (و اهللا) dibaca wolloh,

harusnya tetap Walloh, termasuk kalimat dibaca walodl dloollin, harusnya tetap waladl dloollin.

Dsb.

Page 23: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 22

الن ل اليلن ملالم للن منن ل الو ل لو بلي ل ال أل إل أل أل إل أل

. . . . .

. . . .

Praktek Surat Al Hasyr : 18 – 24

9. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dibawah makhroj lam, keluar huruf ن , jika huruf nun bertasydid (ن ) maka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua harokat.15 Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan nun yang bertasydid (ن ) adalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai tathniinul ghunnaat ) اتنالغ طننيت( .

نا ن ينب ون ن وان ن ننم ننن المننن ميا نن نان أن إن أن أن إن أن

. . . . .

. . . . Praktek Surat An Nas, Al Hujurot 13-18

10. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dengan memasukkan sedikit permukaan lidah,

keluar huruf ر, huruf ro’ memiliki tiga kondisi : (1) harus dibaca tebal (tafkhim), (2) harus dibaca tipis (tarqiq), dan (3) boleh dibaca tafkhim atau tarqiq.

1. Harus dibaca tebal (tafkhim)

1. berharokat fathah / dlommah : رت ا، ألمزقنر 15 Ada pula yang menyebutkan sekitar tiga harokat, Disebut “sekitar” karena ghunnah bukan harokat, ukuran pasti lamanya menahan ghunnah adalah pada talaqqi.

Page 24: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 23

2. Mati setelah fathah/ dlommah : ميرا، مدشرم

3. Mati setelah hamzah washol16 : ، , 4. Mati setelah kasroh sesudahnya terdapat huruf isti’la’17 yang tidak berharokat

kasroh dalam satu kata : , , , ,

5. Mati karena waqof (berhenti) setelah alif atau wawu sukun: 6. Mati karena waqof (berhenti) setelah huruf mati yang sebelumnya huruf yang

berharokat fathah / dlommah

2. Harus dibaca tipis (tarqiq)

1. Berharokat kasroh : رىجت 2. Mati sesudah kasroh : نوعرف

3. Mati karena waqof setelah huruf Ya’ sukun : 4. Mati karena waqof setelah huruf mati (bukan isti’la’) yang sebelumnya huruf

yang berharokat kasroh : 16 Hamzah washol adalah hamzah yang tidak dibaca ketika di pertengahan kalimat, dan dibaca jika di awal kalimat

(lawan dari hamzah qotho’/asli, yang tetap dibaca diawal, ditengah, atau diakhir). Dalam mushhaf timur tengah

biasanya ditulis dengan alif diatasnya ada huruf shod kecil ( ),cara menentukan harokat hamzah washol ( ) adalah :

1. Pada alif lam ( ال ) hamzah washol harus dibaca fathah . misal ( , ), 2. Pada kalimat ( ناب ، ، ةناب ، اثنين امرىء ، أةرم ، اماس ، اثنتين ) hamzah washol harus dibaca

kasroh. 3. Selain dua bentuk diatas, untuk menentukan harokat hamzah washol dilihat harokat huruf ketiganya. Jika huruf

ketiga fathah atau kasroh, maka hamzah washol harus dibaca kasroh, misal : , . , (karena huruf ت berdatsdid (dobel), maka huruf kedua dan ketiga adalah huruf ت )

Dan jika huruf ketiga dlommah, maka hamzah washol harus dibaca dlommah, misal: , . 17 Lihat di bab sifat-sifat huruf

Page 25: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 24

3. Boleh tebal atau tipis

1. Mati setelah kasroh sesudahnya ada huruf isti’la’ berharokat kasroh : قرف 2. Mati karena waqof setelah huruf isti’la’ yang mati yang sebelumnya huruf

yang berharokat kasroh : رصم 3. Mati karena waqof setelahnya ada huruf Ya’ yang dibuang18 :

را ري رب ور ر وار ر ننن مرر المرم رنيا رر نار أر إر أر إر أر أر

Praktek surat Al Muddatstsir, Al Fajr, dan Al Qomar19

11. Ujung lidah bertemu dengan gusi bagian atas (pangkal gigi seri atas), keluar huruf ط– ت –د , pengucapan huruf ت disertai dengan keluarnya nafas20. Pengucapan huruf ط &

د tanpa disertai keluarnya nafas. Huruf ط harus dibaca tafkhim (tebal), dan jika mati huruf د ،ط harus dibaca qolqolah (mamantul).21

ا دد يدب ود د واد د نن مددن المدم نديا دد ناد أد إد أد أد إد أد

ا تت يتب وت ت وات ن تنم نتت المتن متيا تن تات أت إت أت أت إت أت

اطن طا طيطن مطالم ططن منن ط اطو ط طو بطي طا ط أط إط أط أط إط أط

18 Dapat diketahui dari konteks ayat atau asal kalimat. 19 Kesalahan umum yang terjadi saat membaca huruf ro’ yang bertasydid seperti dalam lafadz basmalah adalah ro’ dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau ro’ tasydid dibaca dengan menghentakkan suara sehingga seolah suaranya

terputus atau tersendat (ada jeda), kesalahan ini disebut oleh ulama’ sebagai ( صةحمر اءاتالر ). 20 Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ط د ت adalah lidah keluar menyentuh ujung gigi. 21 Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ط adalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf و dan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf.

Page 26: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 25

. . . . .

. . . .

. . . . .

. . . .

.

. . . .

. . . .

Praktek Surat At Takwir, At Takatsur, dan Al 'Adiyat, Ar Ra’d 25-29

12. Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri atas (lidah sedikit keluar), keluar huruf ظ– ث -ذ , huruf ظ harus dibaca tafkhim (tebal).

اثن ثا ثيثن مثالم ثثن منن ث اثو ث ثو بثي ثا ث أث إث أث أث إث أث

اذن ذا ذيذن مذالم ذذن منن ذ اذو ذ ذو بذي ذا ذ أذ إذ أذ أذ إذ أذ

اظن ظا ظيظن مظالم ظظن منن ظ اظو ظ ظو بظ يظا ظ أظ إظ أظ أظ إظ أظ

. . . . .

. . . . .

. . . . .

Page 27: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 26

. . . . . . .

. . .

. . . .

Praktek Surat Al Baqarah :275-281, Al Zalzalah

13. Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah, namun lebih dekat ke bawah, keluar huruf

ز –س –ص , huruf ص dibaca tafkhim (tebal),22

ا سس يسب وس س واس ن سنم نسس المسسن ميا سن ساس أس إس أس إس أس أس

زا ز يزب وز ز واز ز ننن مزز المزم زنيا زز ناز أز إز أز إز أز أز

ا صص يصب وص ص واص ن صنم نصص المصن مصيا صن صاص أص إص أص إص أص أص

. . . . . .

. . . . .

. .

. . . .

. . . . . .

22 Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ص adalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf و dan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf

Page 28: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 27

. . . . . .

. . . . . .

. . ٢٣ Praktek Surat Al Qori’ah, Al Zalzalah, & Nuh

4. Bibir (فةالش )

15. Bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung gigi seri atas, keluar huruf ف افن فا فيفن مفالم ففن منن ف افو ف فو بفي فا ف

أف إف أف أف إف أف . . .

. . . 16. Dua bibir

- tertutup , keluar huruf م –ب , jika huruf ba’ mati maka harus dibaca mantul (qolqolah). Jika huruf mim bertasydid (م) maka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua harokat. Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan mim yang bertasydid (م) adalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai

اتنالغ طننيت (tathniinul ghunnaat). - membulatkan bibir, keluar huruf و

23 Boleh dibaca Shod, boleh dibaca sin :

(Ath Thur : 37) (Al Baqarah : 245)

( Al A’rof: 69)

Jika huruf sin diatas huruf shod maka lebih utama (masyhur) dibaca sin. Dan jika huruf sin dibawah huruf shod, maka lebih utama (masyhur) dibaca shod.

Page 29: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 28

با ب يبب وب ب واب ن بنم نبب المببن ميا بن باب إب أب أب أب إب أب

ا مم يمب وم م وام ن منم نمم الممن مميا من مام أم إم أم إم أم أم

وا و يوب وو و واو و ننن موو الموم ونيا وو ناو إو أو إو أو أو

. . . . .

. .

. . . . .

. .

. . . ٢٤ .

. Praktek Surat Yusuf ayat 43 – 49, At Takatsur

5. Rongga Hidung ( موشيالخ )

17. Yang keluar dari Rongga hidung adalah ghunnah ( dengung) yang ada pada huruf mim dan nun. Seluruh huruf selain dari huruf mim dan nun, tidak boleh ada suara hidung, termasuk pada mad. Ada tidaknya suara hidung dapat dicek dengan memencet atau menutup kedua lubang hidung saat pengucapan huruf.

24 Kesalahan umum saat membaca huruf wawu yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. (lihat catatan kaki nomor 11)

Page 30: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 29

SIFAT-SIFAT HURUF

Huruf-huruf hija’iyyah memiliki sifat-sifat yang khusus yang harus diberikan. Dengan sifat-sifat tersebut kita dapat :

1. Membedakan antara satu huruf dengan huruf yang lain, terutama yang sama makhrojnya. 2. Memperbagus pengucapan huruf secara tepat. 3. Mengetahui huruf yang mempunyai sifat yang kuat dan sifat yang lemah, yang hal ini

berpengaruh dalam masalah Idghom. 4. Membedakan antara huruf-huruf arab (hija’iyyah) dengan selain huruf hija’iyyah.

Misalnya antara huruf “t” dalam bahasa indonesia berbeda dengan sifat huruf “ ت “ dalam bahasa arab, antara huruf “K” berbeda dengan sifat huruf “ ك “, huruf “s” berbeda dengan sifat huruf “ ث، ص، ش ، س “ dsb. Lebih-lebih huruf yang tidak memiliki padanan dalam bahasa kita seperti huruf “ غ، ظ ، ض “ . Sehingga kita tidak membaca Al Qur’an dengan logat kita masing-masing, akan tetapi membaca Al Qur’an dengan logat arab sebagaimana sabda Rasulullah saw:

)رواه الطرباين والبيهقي( اهاتوصأ و برعال نوحلب آنرقال اؤرقا “Bacalah Al qur’an sesuai dengan logat dan suara orang Arab. (HR. Al Baihaqi & Ath Thabrani)

Dari segi keterikatan dengah huruf, sifat huruf dibagi dua :

1. Sifat Ashliyyah atau sifat lazimah, yaitu sifat asli yang dimiliki oleh suatu huruf yang tidak dapat terpisahkan dari huruf tersebut dalam kondisi apapun (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun).

2. Sifat ‘Arodliyyah atau sifat ‘aridloh, yaitu sifat yang ada pada suatu huruf dalam satu kondisi, dan tidak ada dalam kondisi yang lain, seperti sifat tafkhim (tebal) ataau tarqiq (tipis) pada huruf ro’, idhar atau ikhfa’ pada huruf nun mati, dsb.

Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah sebagaimana disebut di atas, adalah suatu hak huruf yang harus selalu diberikan dalam pengucapan suatu huruf. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah secara keseluruhan ada tujuh belas. Dan dari tujuh belas sifat tersebut, setiap huruf minimal memiliki lima sifat dan maksimal tujuh sifat. Secara global tujuh belas sifat tersebut dibagai menjadi dua kategori : 1. Sifat yang memiliki lawan., dan 2. Sifat yang tidak memiliki lawan. 1. Sifat yang memiliki lawan :

سكت شخص فحثهKeluar nafas : hurufnya adalah : الھمس .1 جهرال : Tidak keluar nafas : hurufnya adalah selain dari huruf Al Hams

2. دةالش : Suara tertahan : hurufnya adalah أجد قط كتب . (antara sifat syiddah dan sifat Ar Rikhowah ada huruf yang memiiki

sifat pertengahan ( طالتسو ) hurufnya adalah ; نل رمع

Page 31: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 30

Suara terlepas : hurufnya adalah selain huruf Asy Syiddah dan At : الرخاوة

tawassuth25

قظ ضغط خصLidah naik ke langit-langit26 : hurufnya adalah : : االستعالء .3 ’Lidah turun27 : hurufnya adalah selain huruf isti’la : االستفال

4. اقاإلطب : Lidah lengket dengan langit langit: hurufnya adalah: ظ، ط، ض، ص احتفناال : Lidah terpisah dari langit-langit: hurufnya adalah selaih huruf al ithbaq

5. اإلذالق : Mengeluarkan huruf dengan cepat dan mudah: hurufnya adalah

فر نم لب اتماإلص : Mengeluarkan huruf dengan tertahan /berat : hurufnya adalah selain

dari huruf al idzlaq.28

2. Sifat yang tidak memiliki lawan :

1. ريفالص : Keluar suara tambahan menyerupai desis burung; hurufnya adalah

ز، س، ص جد قطبSuara memantul ketika mati29 : hurufnya : القلقلة .2 3. ناللي : Mengeluarkan suara dengan lembut : hurufnya adalah huruf _ و_ ، ي

(wawu dan ya’ sukun sebelumnya huruf berharokat fathah)

4. افرحناال : Miring dari makrojnya30.: hurufnya adalah ر، ل

25 Sifat Syiddah, Tawassuth, dan Rikhowah sangat berpengaruh pada tempo huruf. 26 Yang dimaksud naik ke langit-langit adalah lidah bagian belakang terangkat ke langit-langit. Konsekwensi dari huruf yang memiliki sifat isti’la’ adalah harus selalu dibaca tafkhim (tebal) dalam segala kondisi (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun), -keterangan tentang tafkhim lihat catatan kaki nomor 9-. Sifat isti’la’ tidak ada hubungannnya dengan bibir, tetapi hubungannya dengan lidah. Sehingga tidak ada kaitan antara isti’la’ dengan gerakan/bentuk bibir, misalnya dengan memonyongkan bibir. Memonyongkan bibir hanya pada huruf wawu dan huruf yang berharokat dlommah. 27 Huruf yang memilki sifat istifal harus selalu dibaca tarqiq(tipis). 28 Kedua sifat ini (idzlaq dan ishmat) tidak ada hubungan atau pengaruh dalam pengucapan suatu huruf. Akan tetapi hubungannya adalah dengan bahasa. Jika ada kata yang terdiri dari empat atau lima huruf yang tidak satupun dari

huruf-huruf tersebut merupakan huruf idzlaq, maka kata tersebut bukan dari bahasa arab. Misal kalimat : دجسع (emas) 29 Qolqolah dibagi dua: (1) qolqolah sughro (jika mati ditengah ayat), dan (2) qolqolah kubro (jika mati/dimatikan di

akhir ayat). Pengucapan qolqolah tidak seolah-olah berakhiran hamzah seperti ءد (de’). Akan tetapi dipantulkan secara wajar : د (de)

Page 32: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 31

لتكريرا .5 : Ujung lidah bergetar31. Hurufnya adalah ر 6. يفشالت : Angin menyebar di mulut : hurufnya adalah ش

ض Suara dan makhroj memanjang32 : hurufnya adalah : االستطالة .7 Dari keterangan diatas, maka jika sifat-sifat masing-masing huruf diuraikan adalah sebagai berikut:

اإلصمات، االنفتاح، االستفال، ةالشد، جهرال - أ القلقلة، اإلذالق ، االنفتاح، االستفال، ةالشد، ، جهرال –ب اإلصمات، االنفتاح، االستفال، ةدالش، الھمس –ت اإلصمات، االنفتاح، االستفال، الرخاوة ، الھمس -ث القلقلة، اإلصمات ، االنفتاح، االستفال، ةالشد، ، جهرال -ج اإلصمات، االنفتاح، االستفال، ، الرخاوة ، الھمس -ح اإلصمات، االنفتاح، االستعالء، الرخاوة ، الھمس -خ القلقلة، ات اإلصم، االنفتاح، االستفال، ةالشد، ، جهرال -د اإلصمات، االنفتاح، االستفال، الرخاوة ، جهرال –ذ ٣٣ التكرير، االنحراف، اإلذالق ، االنفتاح ، االستفال، التوسط ، جهرال ا –ر الصفير، اإلصمات، االنفتاح، االستفال، الرخاوة ، جهرال -ز

الصفير، اإلصمات ، االنفتاح، االستفال، ، الرخاوة ، الھمس - س التفشي، اإلصمات ، النفتاحا، االستفال، ، الرخاوة ، الھمس - ش الصفير، اإلصمات، اإلطباق، االستعالء، الرخاوة ، الھمس -ص االستطالة، اإلصمات ، اإلطباق، االستعالء، الرخاوة ، جهرال -ض القلقلة، اإلصمات ، اإلطباق، االستعالء، ةالشد ، جهرال - -ط

30 Maksudnya adalah miringnya huruf setelah keluar dari makhrojnya hingga menyentuh makroj huruf lain. Huruf lam miring hingga ke ujung lidah, sedangkan huruf ro’ miring ke bagian permukaan lidah. 31 Harus dihindari bergetarnya ujung lidah berlebihan sehingga seolah menimbulkan lebih dari satu huruf ro’ 32 Memanjang diseluruh sisi lidah dengan gigi geraham(5 gigi belakang). Pengaruh dari sifat ititholah pada huruf ض adalah pada tempo suara huruf ض yang lebih, terutama saat sukun atau bertasydid. 33 Hanya huruf ro’ saja yang memiliki 7 sifat.

Page 33: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 32

اإلصمات، اإلطباق، االستعالء، الرخاوة ، جهرال -ظ صماتاإل، االنفتاح ، االستفال، التوسط ، جهرال - ع اإلصمات، االنفتاح، االستعالء، الرخاوة ، جهرال - - غ اإلذالق، االنفتاح، االستفال، ، الرخاوة ، الھمس -ف القلقلة، اإلصمات ، احاالنفت، االستعالء، ةالشد، جهرال - ق اإلصمات، االنفتاح ، االستفال ، ةالشد، الھمس –ك االنحراف، اإلذالق ، االنفتاح ، االستفال، التوسط ، جهرال ا -ل اإلذالق، االنفتاح، االستفال ،، التوسط، جهرال –م اإلذالق، االنفتاح، االستفال، ، التوسط، جهرال - ن اإلصمات، االنفتاح، االستفال، ، الرخاوة ، جهرال -و

اإلصمات، االنفتاح، االستفال، ، اوةالرخ ، الھمس_ هـ اإلصمات، االنفتاح، االستفال، ، الرخاوة ، جهرال -ي

Page 34: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 33

HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN ) - - - /ن (

1. ارإظه : Jelas/ terang. Nun mati atau tanwin dibaca jelas tanpa menahan

ghunnah ketika bertemu dengan huruf أ هـ ع ح غ خ misal :

دغام بغنةإ .2 : Masuk disertai ghunnah (dengung). Nun mati atau tanwin dimasukkan

(melebur) kedalam huruf berikutnya disertai menahan ghunnah sekitar

dua harokat34 ketika bertemu huruf 35 ي ن م و misal :

٣٦

34 Lihat catatan kaki nomor 15 35 Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan idghom bighunnah adalah ghunnah tidak ditahan, atau menahan suara ي atau و tanpa ada ghunnah, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-

gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai اتنالغ طننيت.

Page 35: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 34

Praktek surat Al Insan 19 - 31

دغام بال غنةإ .3 : Masuk tanpa ghunnah. Nun mati atau tanwin dimasukkan /melebur ke

huruf berikutnya tanpa adanya ghunnah ketika bertemu huruf ل ر , misal :

4. إقالب : Membalik/merubah. Nun mati atau tanwin dirubah seperti mim disertai

menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu dengan huruf ب 37

Praktek Surat Al Humazah dan Ali ‘Imran : 18-22

Menyamarkan. Nun mati atau tanwin dibaca samar (antara idzhar dan : إخفاء .5

idghom)38 disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu

selain huruf-huruf yang diatas. Yaitu : ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك

36 Pengecualian dari Idghom bighunnah dalam kalimat : دنياال , nun mati harus dibaca Idzhar, tidak dibaca idghom bighunnah. 37 Cara pengucapannya adalah menempelkan/menutup kedua bibir dengan lembut, tidak ditekan sebagaimana pengucapan pada mim yang bertasydid. Sehingga suara mim terdengar agak samar. Ada pula yang menyatakan pengucapannya adalah dengan sedikit merenggangkan kedua bibir (bibir tidak menempel) atau menyentuhkan gigi seri atas dengan bibir bawah. Akan tetapi – wallohu a’lam - yang lebih kuat menurut para ulama adalah kedua bibir tetap menempel/tertutup akan tetapi menempel dengan lembut (tidak ditekan). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan. 38 Cara pengucapannya adalah nun mati atau tanwin disamarkan, namun posisi bibir atau lidah sudah siap masuk ke huruf berikutnya dengan menahan ghunnahnya. Sehingga cara pengucapan ikhfa’ berbeda-berbeda tergantung makroj huruf berikutnya. Jika sesudahnya adalah huruf isti’la’ (ص ض ط ظ ق ) maka ikhfa’ juga harus dibaca tafkhim (tebal), dan jika sesudahnya adalah huruf istifal ( ت ث ج د ذ ز س ش ك ) maka ikhfa’ juga harus dibaca tarqiq (tipis). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan.

Page 36: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 35

Praktek Surat Al Muzzammil

Page 37: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 36

HUKUM MIM MATI

Mim mati . م Mim mati bertemu dengan huruf : (إدغام ميمي ) إدغام مثلين .1

langsung dimasukkan kedalam huruf mim berikutnya disertai manahan ghunnah sekitar dua harokat (sama persis dengan cara pengucapan huruf mim yang bertasydid), misal :

Cara . ب Mim mati bertemu dengan huruf : إخفاء شفوي .2

pengucapannya sama persis dengan pengucapan iqlab (lihat catatan kaki nomor 3٧).39

3. ارفوي إظهش : Mim mati bertemu dengan seluruh huruf selain ب

dan م . Mim mati dibaca jelas tanpa menahan ghunnah.40

Praktek Surat Al Fiil , Al Isro’ : 68- 71 , Al Mu’minun : 51 -76

39 Kesalahan umum saat membaca ikhfa’ syafawi adalah tidak menahan ghunnahnya. 40. Kesalahan yang umum terjadi adalah ketika huruf mim mati bertemu dengan huruf ف sering dibaca samar atau dengan menahan ghunnah.

Page 38: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 37

HUKUM MAD (BACAAN PANJANG)

Secara global hukum mad dibagi menjadi dua : (1) Mad Asli, dan (2) Mad Far’i (cabang). 1. Mad Asli. Panjangnya dua harokat(tidak boleh lebih atau kurang), yang termasuk mad asli

adalah 41: 1. Mad Thobi’i : Apabila ada alif setelah huruf berfathah, ya’ sukun setelah huruf

berkasroh, atau wawu sukun setelah huruf berdlommah42 : - و-، ي -، ا . misal :

نوحيها2. Mad Badal : Yaitu hamzah yang dibaca mad : misal , 3. Mad ‘Iwadl : Berhenti pada huruf berharokat fathah tanwin selain huruf ة . cara

membacanya adalah dengan menghilangkan tanwin, dan membaca huruf tersebut dua

harokat43. Misal : 4. Mad Tamkin : Yaitu jika ada ya’ yang bertasydid bertemu dengan ya’ sukun. Panjangnya

2 harokat : misal : 5. Mad Shilah Qoshiroh (sughro) : Adalah huruf ha’ (ه ) dlomir (kata ganti ketiga

tunggal)44, yang sebelumnya dalah huruf hidup. Misal , . 45

41 Banyak pula ulama yang menggolongkan mad asli hanya mad thobi’i, dan menggolongkan mad badal, mad ‘iwadl, mad tamkin, dan mad shilah qoshiroh dalam mad far’i (cabang), tidak dalam mad asli. Namun intinya tetap dibaca 2 harokat. 42 Di dalam mushaf timur tengah tidak ada fathah/kasroh/dlommah yang berdiri. 43 Kesalahan umum yang terjadi ketika membaca mad ‘iwadl adalah membacanya lebih dari dua harokat dengan anggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya pada mad ‘iwadl ketika mau ruku’. 44 Ha’ dlomir (kata ganti ketiga tunggal) selalu dibaca panjang jika sebelumnya adalah huruf hidup, dan selalu dibaca pendek jika sebelumnya huruf sukun atau huruf mad. Pengecualian pada kalimat –kalimat :

(QS. Al Furqon : 69) : ha’ dlomir ( ه ) dibaca panjang.

( QS. Az Zumar : 7). : ha’ dlomir ( ه ) dibaca pendek.

(QS. Al A’rof : 111), dan (QS. An Naml : 28) : ha’ dlomir ( ه ) dibaca sukun. 45 Dalam mushaf cetakan Indonesia, mad shilah biasanya ditandai dengan dlommah atau kasroh yang berdiri. Namun dalam mushaf timur tengah, dlommah dan kasroh tetap seperti biasa, tapi setelah dlommah terdapat huruf

wawu kecil, dan setelah kasroh terdapat huruf ya’ yang berbentuk seperti sudut ( )

Page 39: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 38

Praktek Surat Al Furqon 1- 11 2. Mad Far’i (cabang). Suluruh mad, panjang aslinya adalah dua harokat. Panjang mad

menjadi lebih dari dua harokat jika ada sebab. Dan jika sebab tersebut tidak ada, maka tidak boleh sama sekali memanjangkan mad lebih dari dua harokat. Sebab tersebut secara global dibagi dua yaitu :

1. Sebab Hamzah :

1. Mad Wajib muttasil: Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah dalam satu

kalimat(kata). Panjangnya 4 atau 5 harokat. misal : , , ,

, , Praktek Surat Al Baqarah ayat 13 - 24

2. Mad Jaiz Munfashil : Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah di lain kalimat.

Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. Misal : . Praktek

Surat Al Kafirun.

3. Mad Shilah Thowilah (kubro) : Yaitu jika setelah mad shilah qoshiroh (sughro) ada huruf hamzah. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. 46misal :

, , Praktek Ayat Kursi ( QS. Al Baqarah : 255)

2. Sebab Sukun 1. Mad ‘Aridl lissukun : Yaitu jika setelah mad asli ada huruf yang

diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya adalah 2, 4, 6 harokat47. Misal.

٤٨

46 Bacaan yang umum kita gunakan adalah bacaan dengan riwayat Hafsh dari ‘Ashim dengan Jalur (thoriqoh) Syathibiyyah. Dalam jalur syathibiyyah, mad jaiz munfashil dan mad shilah thowilah hanya boleh dibaca 4 atau 5 harokat (tidak boleh 2 harokat). Sedangkan mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah yang boleh dibaca 2 harokat, adalah jalur (thoriqoh) Thoyyibatun Nasyr, yang jika kita menggunakannya (membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 2 harokat) terdapat konsekwensi-konsekwensi perubahan dalam beberapa hukum tajwid yang lain. Jika kita tidak memahami konsekwensi-konsekwensi tersebut, maka lebih baik tetap membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 4 atau 5 harokat.( Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, 1/ 296-298) 47Banyak orang yang beranggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya ketika mau ruku’. Sedangkan yang dapat dipanjangkan hingga 6 harokat hanyalah jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Jika tidak

maka tetap harus dibaca mad asli . misal mad thobi’i : , atau mad ‘iwadl, misal :

. 48 Jika yang dimatikan adalah mad wajib muttashil, maka dibaca 5 atau 6 harokat misal : .

Page 40: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 39

Praktek Surat At Tiin.

2. Mad Lin : Yaitu jika wawu atau ya’ sukun setelah huruf yang berharokat fathah, dan sesudahnya ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya 2, 4, atau 6 harokat.

Misal : . . Praktek Surat Quraisy.

3. Mad Farq : Yaitu mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjangnya 6

harokat. Di dalam Al qur’an hanya ada empat pada empat tempat, yaitu kalimat

(QS. Al An’am ayat 143, dan 144), dan kalimat (QS. Yunus ayat

59 dan An Naml ayat 59) 4. Mad lazim : Mad lazim dibagi empat macam , seluruhnya wajib dibaca 6 harokat.

Mad lazim Mutsaqqol Kalimi ;Yaitu mad asli bertemu huruf yang bertasydid49. Misal

،

،

Praktek surat Al An’am : 76-80

Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi : Yaitu mad badal bertemu huruf sukun. Di dalam Al Qur’an hanya ada pada 2 tempat (QS. Yunus ayat

51 dan 91 dengan kalimat yang sama yaitu : Mad Lazim Mutsaqqol Harfi :Yaitu huruf لكمسع قصن di awal-awal surat yang

diidghomkan. Cara bacanya adalah dengan membaca abjadnya dan dipanjangkan 6 harokat kemudian diidghomkan pada huruf berikutnya.

Misal: Mad Lazim Mukhoffaf Harfi : yaitu huruf لكمسع قصن di awal-awal surat yang

tidak diidghomkan. Misal , ,

Secara keseluruhan huruf-huruf yang dipakai sebagai pembuka surat ada 14 huruf,

yang dapat dirangkai menjadi صالن كعمس قطريهح atau له عقاط يمكح صن رس

49 Kesalahan umum saat membaca Mad lazim mutsaqqol kalimi adalah huruf yang bertasydid setelah bacaan mad tersebut dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau langsung masuk ke tasydid dan tidak memanjangkan mad 6 harokat.

Page 41: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 40

Huruf-huruf tersebut kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1- Huruf-huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan dipanjangkan 6 harokat, ada

8 huruf dirangkai menjadi لكمسع قصن 2- Huruf-huruf yang dibaca mad thobi’i (2 harokat) dan tidak dibaca abjad

hijaiyyahnya, ada 5 huruf dirangkai menjadi : رطه ي50 ح , Misal : dibaca : اطاه

3- Huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan tidak dipanjangkan sama sekali, yaitu huruf alif (ا )

Secara praktek, ketika menyambung huruf-huruf tersebut dalam satu

rangkaian bacaan, berlaku hukum nun mati dan mim mati. Misalnya huruf ل (الم )

bertemu dengan huruf م (يمم ), maka berlaku hukum Idghom Miimi. Dan Jika huruf

maka berlaku hukum Idhar Syafawi (lihat , رbertemu dengan huruf ( الم) ل

bahasan Mim Mati). Demikian juga jika huruf ع (نيع) bertemu dengan huruf ص (ادص), maka berlaku hukum Ikhfa’. Dan jika huruf س (نيس ) bertemu dengan huruf م (يمم ), maka berlaku hukum Idghom Bighunnah (lihat bahasan nun mati ). Dst.

Praktek

Catatan : Tanda ( ~ ) bukanlah tanda baca, bukan pula sebab mad menjadi panjang. Akan tetapi

sebabnya adalah yang telah disebutkan diatas. Misal dalam kalimat :

Dalam kalimat ada tanda ( ~ ) karena ada hamzah (أ) pada ayat berikutnya. Jadi jika

berhenti pada kalimat , tetap harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebabnya ada pada

ayat berikutnya . Namun jika disambung (washol) dengan ayat berikutnya, maka dibaca mad jaiz munfasil karena ada sebab hamzah. Tanda ( ~ ) sifatnya hanya membantu, bukan patokan. Demikian pula misalnya pada kalimat :

50Para ulama juga menggolongkannya pada mad asli. Kesalahan umum saat membaca huruf-huruf ini (رطه يح ) adalah dibaca abjad hijaiyyahnya, atau dibaca lebih panjang dari dua harokat.

Page 42: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 41

Jika berhenti (waqof) pada kalimat , maka dibaca mad ‘aridl lissukun (2- 6 harokat),

karena ada sebab setelah mad ada huruf yang dimatikan. Namun jika disambung

(washol) dengan ayat berikutnya , maka harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebab mad dapat lebih panjang dari dua harokat tidak ada.

Jadi untuk memastikan suatu mad dapat lebih panjang dari dua harokat atau tidak, adalah dengan memastikan ada tidaknya sebab-sebab yang telah diuraikan diatas.

Page 43: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 42

MACAM-MACAM IDGHOM

1. Idghom Mutamatsilain ( متغام مناإدليث ) Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf

yang sama makroj dan sifatnya (huruf yang sama), yang sebelumnya sukun , dan yang berikutnya berharokat(hidup) sehingga seolah-olah menjadi satu huruf bertasydid . Misal :

، ،

، Huruf dal dan ba’ tidak boleh dibaca qolqolah, tetapi langsung masuk pada huruf berikutnya

،

Huruf wawu tidak boleh ditahan seperti idhgom bighunnah, akan tetapi cukup ditekan secara wajar.

Jika huruf wawu atau ya’ merupakan huruf mad, maka tidak dapat diidghomkan pada huruf berikutnya. Misal :

،

2. Idghom Mutajanisain ( جانسنيام متإدغ ) Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf

yang sama makrojnya namun berlainan sifatnya. Misal :

ظ --- ذ

ت ---د

د --- ت

Page 44: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 43

ط -- ت

ذ -- ث

م –ب

Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga dinamakan idghom taam/sempurna.

ت –ط ، ،

Huruf tho’ tidak gugur seratus persen. Qolqolah pada huruf tho’ tidak dibaca, namun sifat Ithbaq atau sifat tebal(tafkhim) tho’ masih ada, sehingga dinamakan Idhgom Naqish /tidak sempurna.

3. Idghom Mutaqoribain ( تغام منإديقارب ) Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf

yang berdekatan makroj dan sifatnya. Misal :

٥١ر –ل

ك –ق

Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga juga termasuk idghom taam/sempurna.52

Catatan : Ada suatu kesalahan yang rawan terjadi yaitu membaca idghom pada huruf-huruf yang harus dibaca idhar/ jelas : Misal :

د –ذ ، ج –ذ ، ت –ذ

ز –ذ ، س –ذ ، ص –ذ

51 Sebagian Ulama ada yang menggolongkannya pada Idghom Mutajanisain. 52 Dalam Mushaf Timur tengah, jika idghom taam (sempurna ), maka huruf yang diidghomi ditandai dengan tasydid. Dan jika idghom naqish (tidak sempurna), maka tidak diberi tasydid.

Page 45: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 44

ز – ت، ج –ت ، ث –ت

س –ت ، ص –ت ، ظ –ت

ز -د ، ذ –د ، ج –د

س –د ، ش –د ، ص –د

ط -ض، ظ –د ، ض –د Huruf-huruf dalam bacaan diatas ( ض،د، ت، ذ ) tetap harus dibaca idhar (jelas), dan tidak boleh

dibaca idghom. Dan pada huruf (د ) tetap harus dibaca qolqolah.53

53 ‘Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Op. Cit. 1/ 245-247. Kalimat-kalimat yang digaris bawah adalah kalimat-kalimat

yang paling rawan terjadi kesalahan.

Page 46: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 45

WAQOF

Waqof artinya berhenti, lawannya adalah washol yang artinya sambung(terus). Masalah waqof dan washol merupakan hal yang sangat penting dalam tilawah Al Qur’an. Karena waqof dan washol sangat terkait dengan makna ayat. Jika tidak tepat dalam waqof dan washol, maka boleh jadi akan merubah makna. Bahkan Ali bin Abi Tholib ra. ketika ditanya tentang makna firman Allah swt.

٥٤

beliau menjawab : فقورفة الوعمو فورالح دويجت (membaca huruf dengan tajwid dan

mengetahui waqof.)55 Sehingga berdasarkan pernyataan Ali bin Abi Tholib ra. tersebut, seseorang belum dapat dikatakan membaca Al Qur’an dengan tartil jika tidak menguasai masalah waqof. Dari segi makna ayat, waqof dibagi 4 macam, yaitu :

1. امالت قفالو : Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya dan tidak

terkait dengan ayat berikutnya baik lafadz maupun maknanya. Misal :

كافي الوقف ال .2 : Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurnya maknanya namun

secara lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Misal :

3. قفالو نسالح : yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya namun

ma’na dan lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Oleh karena itu dianjurkan untuk memulai dari kalimat sebelumnya. Kecuali jika di akhir ayat. Misal :

54 QS. Al Muzzammil ayat 4 55 Ibnul Jazariy , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub; Juz 1 hal 254

Page 47: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 46

ج

ط

ال

4. قفالو خالقبي : Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna maknanya, yang jika

dilakukan akan memberikan makna yang tidak bagus atau bahkan merubah arti. Misal ::

..

Waqof ini jika dilakukan dengan sengaja maka hukumnya tercela, kecuali jika berhenti karena darurat, seperti nafas habis, batuk, bersin, atau menguap, maka wajib mengulang.

Untuk mengetahui kaidah waqof-waqof diatas, tentu saja sangat diperlukan pemahaman terhadap makna ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab. Namun agar waqof tilawah kita tepat dan terhindar dari kesalahan arti (terutama bagi yang tidak menguasai tata bahasa arab), maka dalam mushaf Al Qur’an diberikan tanda-tanda waqof yang disesuaikan dengan makna ayat. Dan bagi yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab, maka ia tidak terikat dengan tanda-tanda tersebut. Karena tanda-tanda tersebut sifatnya tidak mutlak. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al Jazari :

ليسيف و آنالقر نم قفو بجال ... وو امرح رغي الهم ببس “Di dalam Al Qur’an tidak ada waqof yang sifatnya wajib atau haram kecuali karena suatu sebab.56 Bahkan boleh jadi kita dapati satu cetakan mushaf yang satu dengan yang lainnya, dalam satu ayat yang sama memiliki tanda waqof yang berbeda. Tanda-tanda waqof tersebut adalah :

1. : harus waqof

2. : lebih utama waqof

3. : lebih utama waqof

4. : boleh waqof boleh wasol

5. : lebih utama washol

6. : berhenti pada salah satu tanda

7. : tidak boleh waqof57

56 Imam Ibnu Al Jazari., Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah 57 Berhenti diakhir ayat tetap boleh walaupun terdapat tanda (ال) di akhir ayat, namun harus melanjutkan ayat berikutnya (tidak berhenti tilawah). Misalnya :

ال

Page 48: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 47

Catatan :

Ketika waqof, huruf terakhir harus mati atau dimatikan. Tidak boleh waqof dalam kondisi

huruf hidup, baik waqof ditengah ayat maupun di akhir ayat. Imam Al Jazari menyatakan :

احلركه بكل الوقف وحاذر“Hindari waqof dengan harokat (huruf hidup)”58

Jika huruf terakhir adalah huruf mati, maka dibaca apa adanya : misal

- (huruf yang terakhir adalah alif)

-

-

-

Jika huruf terakhir adalah huruf hidup, maka harus dimatikan 59(termasuk jika huruf

sebelum akhir juga huruf mati), misal :

-

-

- ٦٠

58 , Imam Ibnu Al Jazari. Loc. Cit.

59 Pengecualian jika berhenti (waqof) pada lafadz (QS. An Naml ; 36), maka boleh mematikan pada

huruf ya’, sehingga dibaca famaa aataanii. Atau boleh juga mematikan pada huruf nun dan huruf ya’ tidak dibaca, sehingga dibaca famaa aataan.

Page 49: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 48

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

٦١

60 Jika mati pada mad shilah, huruf ه (ha’ dlomir) tetap harus dimatikan. 61 Kesalahan umum saat waqof pada kondisi huruf sebelum akhir berharokat sukun(mati), adalah berhenti pada huruf sebelum akhir tersebut dan menghilangkan (tidak membaca) huruf yang terakhir sesudahnya. Atau kesalahan yang lain adalah dengan menghidupkan huruf yang terakhir. Yang tepat adalah huruf yang terakhir tetap dibaca (tidak hilang), namun hurus dimatikan. Sehingga huruf terakhir dan sebelum akhir sama-sama mati.

Page 50: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 49

Jika huruf terakhir adalah ta’ marbuthoh (ة ), maka ketika mati menjadi huruf ه ,

misal :

-

-

Jika huruf terakhir berharokat fathatain ( ), maka ketika mati dibaca mad iwadl (lihat

bab mad)62, kecuali pada huruf ة tetap dibaca seperti kaidah mati pada ة diatas. Misal:

-

-

62 Termasuk pada hamzah yang berharokat fathatain (ء ) walaupun sesudahnya tidak ada huruf alif.

Page 51: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 50

-

-

Jika huruf terakhir yang dimatikan bertasydid, ada beberapa kondisi :

- Jika mematikan huruf mim dan nun yang bertasydid, maka huruf mim atau nun

dimatikan dengan menahan ghunnahnya sekitar dua harokat , misal :

-

-

-

-

- Jika mematikan huruf qolqolah ( ق، ج، ب ) yang bertasydid, maka huruf tersebut tidak langsung diqolqolahkan, tetapi ditahan sejenak baru diqolqolahkan (dipantulkan)63. Misal :

-

-

-

-

-

- Jika mematikan huruf bertasydid selain pada dua kondisi diatas, maka dibaca mati dengan sidikit ditekan. Misal :

63 Kesalahan umum dalam masalah ini adalah misalnya dalam kalimat , adalah dengan sedikit

memanjangkan huruf (ح). Yang tepat adalah menahan sejenak qolqolahnya baru dikeluarkan, bukan memanjangkan huruf sebelumnya, huruf sebelumnya tetap harus dibaca 1 harokat.

Page 52: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 51

-

-

-

-

-

-

-

- .

Page 53: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 52

ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN

: berhenti sejenak tanpa bernafas pada ayat : سكتة .1

٦٤ ٦٥ ٦٦ ٦٨ ٦٧

Memonyongkan (membulatkan) bibir ketika menahan ghunnah nun : إشمام .2

tasydid sebagai isyarat dlommah yang terbuang pada ayat69 :

fathah dibaca miring ke kasroh(re’) pada ayat70: : إمالة .3

yaitu hamzah kedua dibaca pertengahan antara hamzah dan alif pada ayat : تسهيل .4

:71 72

64 QS. Al Kahfi : 1-2 65 QS. Yasin : 52 66 QS. Al Qiyamah : 27 67 QS. Al Muthoffifin : 14 68 Selain empat ayat tersebut, pada QS. Al Haqqoh : 28-29

ketika washol dapat dibaca ةكتس atau idghom.

69 QS. Yusuf : 11 70 QS. Hud : 41 71 QS. Fushilat :44 72 Selain ayat tersebut, لهيست juga dapat diterapkan pada Mad Farq yaitu kalimat : dan

Page 54: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 53

yaitu mengganti hamzah yang berharokat sukun dengan huruf ya’ sukun : تبديل .5

pada ayat73 : sehingga membacanya adalah iituunii,74 bukan

I’tuunii, juga bukan u’tuunii.75

yaitu dengan memindahkan harokat hamzah washol ke huruf lam pada : نقل .6

ayat76 : 77

نون الوقاية .5 : Wiqoyah artinya menjaga. Nun Wiqoyah yaitu nun yang dibaca kasroh

yang dimunculkan untuk menjaga agar tanwin tidak hilang, dibaca ketika ada

tanwin bertemu dengan hamzah washol78, cara bacanya adalah tanwin

dihilangkan, dan diganti dengan huruf nun kasroh (ni) misal79 :

73 QS. Al Ahqof : 4 74 Hamzah washolnya dibaca kasroh (i) karena harokat asli huruf ketiganya (ت) adalah kasroh, huruf (ت) tersebut menjadi dlommah karena menyesuaikan dengan huruf (و) jama’ sesudahnya. (Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16.) 75 Sebenarnya tabdil adalah kaidah umum yang berlaku untuk setiap hamzah washol yang bertemu dengan hamzah asli yang sukun. Cara bacanya yaitu dengan mengganti hamzah asli yang sukun dengan huruf mad yang sesuai

dengan harokat hamzah washol. Misal dalam surat Al Baqarah 283 jika kita memulai pada bacaan maka

harus kita baca uutumina, bukan u’tumina. 76 QS. Al Hujurat : 11 77 Aslinya adalah bi’sal ismu, dipindah harokatnya menjadi bi’salismu 78 Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16.

79 Pada mushaf cetakan Indonesia biasanya sudah ditandai dengan huruf nun kecil dibawah, dan tanwinnya sudah dihilangkan. Pada mushaf timur tengah tidak ada nun kecil tersebut, namun tanwin tetap ditulis, dan hamzah washol

ditandai dengan huruf alif diatasnya ada huruf shod kecil ( ),. Walaupun nun wiqoyah tidak tertulis, ketika ada

tanwin bertemu dengan hamzah washol (), nun wiqoyah tetap harus dibaca. Kesalahan umum yang terjadi adalah

tanwin dihilangkan begitu saja tanpa membaca nun wiqoyah, dan langsung masuk ke huruf berikutnya.

Page 55: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 54

6. ةدجة السءاي : Yaitu ayat-ayat yang jika kita membacanya disyari’atkan untuk

melakukan sujud tilawah80. Jumhur ‘Ulama’ menyatakan hukum sujud

tilawah adalah Sunnah Muakkadah.

نة أبى عريرول قال قال هسر أ إذا « -وسلم عليه اهللا صلى- اللهقر ناب مة آددجالس دجفس بالسجود وأمرت الجنة فله فسجد بالسجود آدم ابن أمر ! ويله يا يقول ىيبك الشيطان اعتزلتيفأب ىفل اررواه مسلم وابن ماجه.» الن

“dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Apabila anak adam membaca ayat sajdah kemudian sujud, maka menyingkirlah syetan dan menangis seraya berkata : celakalah diriku, anak adam disuruh sujud dan ia pun ber sujud, maka baginya surga. Dan aku disuruh sujud namun aku enggan, maka bagiku neraka. (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Sujud tilawah disunnahkah bagi yang membaca maupun yang menyimak, baik diluar sholat maupun didalam sholat. Disyaratkan untuk sahnya sujud tilawah seperti syarat sahnya sholat yaitu : dalam kondisi suci dari hadats kecil dan besar, suci dari najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat81. Caranya: diawali takbir, kemudian sujud, lalu bangkit lagi dengan mengucapkan takbir. Bacaan sujud tilawah82, bisa sebagaimana bacaan sujud sholat,

tiga kali األعلى ربي سبحانatau membaca :

80 Ayat-ayatnya ada lima belas tempat yaitu : QS. Al A’rof : 206, Ar Ra’d:15, An Nahl : 50, Al Isro’ : 109, Maryam: 58, Al Hajj : 18 dan 77, Al Furqon: 60, An Naml :26, As Sajdah : 15, Shod : 24, Fushilat : 37, An Najm : 62, Al Insyiqoq : 21, dan Al Alaq: 19. 81 DR. Wahbah Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. 2/114, Imam Nawawi At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an hal. 111 82 DR. Wahbah Zuhaili , Ibid 2/118, Imam Nawawi, Ibid hal 118, Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah, 2002, 1/182, dari Hadits Riwayat Al Bukhori, Muslim, Al Baihaqi, At Turmudzi, Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ahmad.

Page 56: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 55

مالله لك تدجس ، بكو تنآم ، لكو تلمأس دجهي سجي ولذل لقهخ هروصو قفش هعمس هرصبو كاربت الله نسأح نيقالالخ

“ Ya Allah untukMu aku sujud, kepadaMu aku beriman, dan kepadaMu aku berserah diri. Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya, Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta. ” Atau membaca ;

دجهي سجي ولذل لقهخ هروصو ، قشو هعمس هرصبو ، هلوبح هتقوو. “Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya”

Atau bisa ditambah dengan membaca doa:

وتقبلها ، ندك ذخرا واجعلها لي ع، وضع عني بها وزرا ، اللهم اكتب لي بها أجرا ، داود كدبع نا مهلتقبا تني كمم.

“ Ya Allah tuliskanlan untukku di sisiMu dengan tilawah ini suatu pahala, dan ampunilah dosaku dengan tilawah ini, dan jadikanlah untukku di sisiMu suatu simpanan, dan terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari hambaMu Dawud” 7. ريدتسالم فرالص : yaitu bulatan sempurna ( ه ) diatas suatu huruf. Tanda ini biasanya

terdapat di mushaf timur tengah. Tanda tersebut diletakkan diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) baik ketika waqof maupun washol.

Page 57: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 56

8. تسالم فرلالصيط : yaitu bulatan lonjong diatas suatu huruf. Tanda tersebut diletakkan

diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) ketika washol, dan dibaca (dianggap ada) ketika waqof83.

٨٤

83 Misalnya pada lafadz jika washol (terus), maka harus dibaca pendek. Dan jika waqof pada lafadz

tersebut, maka harus dibaca panjang (2 harokat). 84 Sering muncul pertanyaan : kalau tidak dibaca kenapa ditulis? Padahal ini adalah hal yang biasa dalam bahasa apapun, seperti pada kata “student” dalam bahasa Inggris, kenapa huruf “t” harus ditulis, walaupun tidak dibaca? Jawabnya karena itu sudah merupakan kaidah penulisannya. Ada huruf yang harus ditulis walaupun tidak dibaca. Demikian juga dalam bahasa Arab. Lebih-lebih dalam Al Qur’an yang setiap hurufnya bernilai sepuluh kebaikan (lihat bahasan keutamaan membaca Al Qur’an, halaman 10).

Page 58: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 57

20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN

1- Niat Ikhlash (QS. 98;5), dan memahami keutamaan menghafal Al Qur’an.. Keikhlasan akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan setiap perintah Allah dengan maksimal.

2- Sungguh-sungguh/mujahadah & memiliki tekad (kemauan) yang kuat (QS.29;6&69)

3- Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13) 4- Yakin bahwa menghafal Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40), 5- Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an (Membaca dengan tadabbur (berusaha

memahami isinya) dan khusu’, Membaguskan bacaan (bacaan yang ideal dan sesuai tajwid), Menjaga kesucian dan kebersihan, dll)

6- Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an. Dan konsisten terhadap waktu yang sudah kita tetapkan. Jika terpaksa dilanggar, maka maktu yang dilanggar harus dihitung hutang.

7- Menetapkan target secara eksak sesuai kampuan maksimal masing-masing yang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi jumlah yang mau dihafal maupun batas waktunya (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).misal : dalam waktu sekian harus dapat sekian (kalau perlu ditulis). Target tidak boleh abstrak ( misal : secukupnya, sedapatnya, seselesai-selesainya, sebanyak-banyaknya, sekena-kenanya, sesempatnya, dsb)

8- Menghafal persurat atau perhalaman. Jika langsung per-ayat, umumnya akan mengalami kesulitan saat menyambung antar ayat.

9- Halaman/surat yang hendak dihafal, dibaca berulang-ulang sampai akrab dan memiliki gambaran utuh dengan halaman/surat tersebut, dengan konsentrasi penuh dan pandangan fokus. Jangan sampai teralihkan pada pikiran dan pandangan yang lain.

10- Membaca dengan tartil & Tidak tergesa-gesa (QS.73;4, 75;16, 20;114). Membaca dengan cepat (tergesa-gesa) akan menjadikan hafalan mudah kacau.

11- Dengan suara yang lantang dan berusaha membaca dengan suara yang terbaik, karena akan lebih berkesan dan membekas di pikiran. Menghafal dengan suara yang pelan akan sulit memastikan benarnya bacaan, dan akan muncul keraguan saat dibaca dengan keras.

12- Setelah melakukan proses pada poin ke-9, 10, dan 11, baru kemudian menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian lanjut ke ayat berikutnya. Kemudian diulang dari awal, lanjut lagi ke ayat berikutnya, dan seterusnya hingga selesai satu surat atau satu halaman yang menjadi target. (Tetap dengan tartil dan suara lantang. Walaupun sudah hafal, tidak boleh semakin cepat )

13- Mengulang surat atau hafalan yang baru dihafal minimal sepuluh kali dihari tersebut. Pastikan yang baru dihafal dipagi hari, sore masih hafal, atau sebaliknya.

14- Talaqqi dan memperdengarkan hafalannya kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18), lebih utama jika orang tersebut juga hafal.

15- Banyak mengulang (muroja’ah) hafalan, dan tidak menambah hafalan baru sampai hafalan yang lama kuat. Rasulullah saw bersbada :´Jagalah Al Qur’an ini, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sengguh ia(hafalan Qur’an) lebih cepat lepasnya dari unta yang ditambatkan” (Muttafaqun ‘Alaih)

Page 59: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 58

16- Menggunakan satu mushaf yang standart (mushhaf ‘Utsmani), karena saat menghafal, secara otomatis mata dan pikiran akan merekam letak ayat. Dan mengingat letak ayat, sangat membantu mengingat ayat.

17- Disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu luang. Bagi penghafal Al Qur’an, ”menunggu adalah waktu yang sangat menyenangkan” , dan kalahkan rasa bosan dan jenuh dengan mencari suasana yang baru dan berbeda untuk menambah atau mengulang hafalan.

18- Menjauhi segala hal-hal yang sia-sia ( banyak ngobrol, banyak melamun, mendengar atau melihat hal yang sia-sia, dsb), lebih-lebih yang haram.(QS. 23:3, 25;72, 28;55). Rasulullah saw bersabda:” janganlah kalian banyak bicara tanpa dzikrullah, karena sensungguhnya banyak bicara tanpa dzikrullah ada dapat menjadikan kerasnya hati. Dan sejauh-jauh hamba dari Allah adalah yang hatinya keras. (HR. At Turmudzi, dan Al Baihaqi)

19- Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam menghafal AL Qur’an (QS.20;114). Setiap selesai sholat fardhu, sholat sunnah, sebelum dan sesudah membaca Al Qur’an, dan sesering mungkin. Karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (seizin) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.(QS. 75;17)

20- Ber’azam :sekali hafal tidak boleh lupa selamanya (seumur hidup). Jangan sampai dikemudian hari kita menjadi mantan hafidz qur’an, atau kita mengatakan : dulu saya hafal surat ini dan itu, dulu saya hafal sekian juz, dulu saya rajin muroja’ah, atau dulu hafalan Qur’an saya banyak, dsb. na’udzubillah.

آخر الكتاب

Page 60: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 59

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdur Rouf, Pedoman Dauroh Al Qur’an,

Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr

Al Islamiyyah, 2001

Aiman Rusydi Suwaid, Durus Tajwid, /www.youtube.com/

Anas Karzum, Warottilil Qur’ana Tartila, Al Hai’atul ‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim (

Badan Tahfidz Al Qur’an Internasional), 2007

Efendi Anwar, Bmbingan Tahsin dan Tajwid Al Qur’an Utsmani 2 & 3, Jakarta: Pustaka Al

Utsmani.

Hisamuddin Salim Al Kilani, Al Bayan Fii Ahkami Tajwidil Qur’an, Saudi Arabia, 1999

Imam An Nawawi , At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an

Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah(Matan Al

Jazari), Tahqiq DR. Aiman Rusydi Suwaid.

________________ , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub

Muhammad Ahmad M, Al Mulakhoshul Mufid Fii ‘Ilmit Tajwid, Madinah: Darus Salam.

Muhammad Ali Ash Shobuni, At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985

Muhammad Ash Shodiq Qomhawi, Al Burhan fii Tajwidil Qur’an, Beirut: Al Maktabah Ats

Tsaqofah.

Muhammad ‘Ishom Muflihul Qudloh, Al Wadlih Fii Ahkamit Tajwid, Yordania: Darun Nafa’is.

Rihab Muhammad Mufid Syaqoqi, Hilyatut Tilawah Fii Tajwidil Qur’an, Al Hai’atul

‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim ( Badan Tahfidz Al Qur’an

Internasional), 2008.

Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah:

Daru Nuril Maktabat, 1424 H

Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah,

2002

Wahbah Az Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985.

Yahya Abdur Rozzaq Ghoutsani, ‘Ilmut Tajwid: Ahkam Nadhoriyyah Wa Mulahadhot

‘Amaliyyah thathbiqiyyah, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1996.

Page 61: Buku Tajwid FUSI FT

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 60

SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS (Sanad Ilmu Tajwid Penulis Dari Syaikh Abdul Qowiy Bin Abdul Karim Al Arjali dari

Yaman)