buku anugerah seni 2007 dkr

49
Elu-eluan Panitia Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007 Assalamuaikum, wr.wb. Dewan Kesenian Riau, untuk yang keempat kali, kembali memberikan penghargaan kepada para seniman dalam bidang seni yang digelutinya masing-masing melalui Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau. Pada anugerah yang keempat ini, setelah Anugerah Seni 2001, 2003, dan 2005, panitia senantiasa berusaha menyelenggarakannya dengan memperbaiki semua bentuk kesalahan untuk menuju kesempurnaan. Seperti juga sebelumnya, untuk menjaga objektifitas, rapat pleno Dewan Kesenian Riau menunjuk para panelis yang terdiri dari bidang ilmu yang dimilikinya untuk dapat melihat dari berbagai sisi pandang, meskipun Dewan Kesenian Riau mengarahkan beberapa kriteria untuk bahan pertimbangan penilaian yang menjadi acuan dasarnya. Dewan Kesenian Riau memberikan penghargaan berupa Anugerah Seni ini untuk memberikan motivasi kepada seniman yang telah berjasa dan bertungkus-lumus memberikan makna kepada seni itu sendiri, memberi warna bagi kehidupan, mencipta dan melahirkan karya seni, yang seperti kata Hasan Junus, seperti ibu melahirkan anaknya, dan lain-lain arti yang tidak dapat semuanya kita pandang pada seniman itu. Dalam melahirkan karya seni itu, umumnya seniman mengikuti jiwanya secara tulus sebagaimana seniman-seniman pendahulunya yang berada di kampung-kampung. Ketulusan, rasa rindu hati, merupakan mata air memunculkan seniman-seniman musik gendang-gong di Telukriti, tukang koba Wak Setah di Paganan Tapah, Taslim, Ganti di Pasirpengarayan, Norma di pedalaman Bonai, Udin sang pemain nafiri di Bengkalis, langkah zapin yang senantiasa ditarikan seniman- seniman di kampung-kampung di luar Siak Sri Indrapura, Imam Jum’at di Sungai Guntung Rengat, Abdul Aziz di Kampung Pasir Sialang Bangkinang, Imam Bongkol di Sorek, Datuk Bandar Idris yang senantiasa menjaga tradisi di Sedinginan, “Perandai-perandai” di Kuantan Singingi, Pemain- pemain Madihin di Indragiri Hilir, para pelaku teater bangsawan, sampai kepada sastrawan- sastrawan seperti Musa Ismail, Hafney Maulana yang mengajarkan murid-muridnya untuk menulis puisi dan cerita-pendek, dan nama-nama lain yang tidak akan dapat kita sebutkan satu persatu. Ketulusan para seniman ini, yang umumnya timbul dari keharuan, telah banyak memberikan tapak dan jalan kemuliaan bagi semua. Dewan Kesenian Riau, dalam kapasitas terbatas, mencoba memberikan apresiasi dan penyambung hati, melalui sebuah anugerah. Anugerah ini tentu saja sangat kecil jika disandingkan dengan kreatifitas yang sudah dilakukan oleh para seniman sepanjang hidupnya. Namun kita semua percaya, bahwa itikat, semangat, dan nilai-nilai kemuliaan seni yang menjadi dasar kesenimanan, tentulah lebih dominan dari segala hal lain yang berada di luarnya. Segala kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya ke arah yang lebih baik sangatlah diharapkan. Untuk segala jerih payah serta bantuan moril dan material dari berbagai pihak, terutama dukungan pemerintah Provinsi Riau, kawan-kawan seniman, budayawan, para panelis: Tuan Yusmar Yusuf, Tuan Chaidir, Tuan Ashaluddin Jalil, Tuan Kazzaini KS, Tuan SP. Drs. H. Taufik Ikram Jamil, Tuan SPN. Iwan Irawan Permadi, Puan Tien Marni, yang sudah sudi membuang waktu hingga larut malam dan semua pihak yang tidak akan dapat disebutkan satu-persatu namanya, panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Akhir kata kami sampaikan sebuah pantun seorang tukang koba Tuk Ganti yang sudah meninggal-dunia, Kelelatu layang-layang Terpaut di rumpun seleguni Tiba waktu bawa sembahyang Rindu hati bawa bernyanyi Wassalam Kazzaini KS Ketua Panitia

Upload: sagang-online

Post on 30-Mar-2016

366 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Buku Anugerah Seni 2007 DKR

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Elu-eluan Panitia Anugerah Seni

Dewan Kesenian Riau 2007

Assalamuaikum, wr.wb.

Dewan Kesenian Riau, untuk yang keempat kali, kembali memberikan penghargaan kepada

para seniman dalam bidang seni yang digelutinya masing-masing melalui Anugerah Seni Dewan

Kesenian Riau. Pada anugerah yang keempat ini, setelah Anugerah Seni 2001, 2003, dan 2005,

panitia senantiasa berusaha menyelenggarakannya dengan memperbaiki semua bentuk kesalahan

untuk menuju kesempurnaan.

Seperti juga sebelumnya, untuk menjaga objektifitas, rapat pleno Dewan Kesenian Riau

menunjuk para panelis yang terdiri dari bidang ilmu yang dimilikinya untuk dapat melihat dari

berbagai sisi pandang, meskipun Dewan Kesenian Riau mengarahkan beberapa kriteria untuk bahan

pertimbangan penilaian yang menjadi acuan dasarnya.

Dewan Kesenian Riau memberikan penghargaan berupa Anugerah Seni ini untuk

memberikan motivasi kepada seniman yang telah berjasa dan bertungkus-lumus memberikan makna

kepada seni itu sendiri, memberi warna bagi kehidupan, mencipta dan melahirkan karya seni, yang

seperti kata Hasan Junus, seperti ibu melahirkan anaknya, dan lain-lain arti yang tidak dapat

semuanya kita pandang pada seniman itu.

Dalam melahirkan karya seni itu, umumnya seniman mengikuti jiwanya secara tulus

sebagaimana seniman-seniman pendahulunya yang berada di kampung-kampung. Ketulusan, rasa

rindu hati, merupakan mata air memunculkan seniman-seniman musik gendang-gong di Telukriti,

tukang koba Wak Setah di Paganan Tapah, Taslim, Ganti di Pasirpengarayan, Norma di pedalaman

Bonai, Udin sang pemain nafiri di Bengkalis, langkah zapin yang senantiasa ditarikan seniman-

seniman di kampung-kampung di luar Siak Sri Indrapura, Imam Jum’at di Sungai Guntung Rengat,

Abdul Aziz di Kampung Pasir Sialang Bangkinang, Imam Bongkol di Sorek, Datuk Bandar Idris

yang senantiasa menjaga tradisi di Sedinginan, “Perandai-perandai” di Kuantan Singingi, Pemain-

pemain Madihin di Indragiri Hilir, para pelaku teater bangsawan, sampai kepada sastrawan-

sastrawan seperti Musa Ismail, Hafney Maulana yang mengajarkan murid-muridnya untuk menulis

puisi dan cerita-pendek, dan nama-nama lain yang tidak akan dapat kita sebutkan satu persatu.

Ketulusan para seniman ini, yang umumnya timbul dari keharuan, telah banyak memberikan tapak

dan jalan kemuliaan bagi semua.

Dewan Kesenian Riau, dalam kapasitas terbatas, mencoba memberikan apresiasi dan

penyambung hati, melalui sebuah anugerah. Anugerah ini tentu saja sangat kecil jika disandingkan

dengan kreatifitas yang sudah dilakukan oleh para seniman sepanjang hidupnya. Namun kita semua

percaya, bahwa itikat, semangat, dan nilai-nilai kemuliaan seni yang menjadi dasar kesenimanan,

tentulah lebih dominan dari segala hal lain yang berada di luarnya.

Segala kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya ke arah yang lebih baik sangatlah

diharapkan. Untuk segala jerih payah serta bantuan moril dan material dari berbagai pihak, terutama

dukungan pemerintah Provinsi Riau, kawan-kawan seniman, budayawan, para panelis: Tuan

Yusmar Yusuf, Tuan Chaidir, Tuan Ashaluddin Jalil, Tuan Kazzaini KS, Tuan SP. Drs. H. Taufik

Ikram Jamil, Tuan SPN. Iwan Irawan Permadi, Puan Tien Marni, yang sudah sudi membuang waktu

hingga larut malam dan semua pihak yang tidak akan dapat disebutkan satu-persatu namanya,

panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Akhir kata kami sampaikan sebuah pantun seorang tukang koba Tuk Ganti yang sudah

meninggal-dunia,

Kelelatu layang-layang

Terpaut di rumpun seleguni

Tiba waktu bawa sembahyang

Rindu hati bawa bernyanyi

Wassalam

Kazzaini KS

Ketua Panitia

Page 2: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

“Seulas Pinang”

Dewan Kesenian Riau

Puja-puji bagi Allah, untuk yang ketika kali Dewan Kesenian Riau (DKR), tahun ini

kembali menyelenggarakan helat yang dinamakan Anugerah Seni. Sebagaimana dihajatkan sejak

semula, Anugerah Seni diberikan sekali dalam dua tahun dengan semua percabangan seni yang ada

di pengurusan DKR, yaitu Sastra, Musik, Teater, Tari dan Seni rupa yang diberi gelar Seniman

Pemangku Negeri dan satu gelar bernama Seniman Perdana. Penilaian dilaksanakan oleh suatu tim

panelis yang terdiri dari tujuh orang, masing-masing dari perwakilan Dewan Kesenian Riau,

perwakilan seniman yang sudah pernah mendapat Anugenah Seni DKR, tokoh media massa

(wartawan), perwakilan DPRD Propinsi Riau, perwakilan akademisi seni, perwakilan pemerintah,

dan tokoh budayawan Riau, yang objektivitas mereka dapat dipertanggungjawabkan.

Pemberian anugerah semestinya memang mengandung berbagai harapan, namun anugrah

bukanlah sebagai tujuan dari sebuah proses kreativitas dalam berkesenian. Anugrah seyogyanya

dapat menjadi tolaku ukur sejauh mana proses kreatifitas, ketunakan, dan dedikasi serta pencapaian

yang telah diraih, disamping dapat menempatkan dirinya sebagai suatu “tanda”, sehingga

berpredikat “penanda”. Untuk itu kita pun maklum dan harus menjadi sangat maklum bahwa tugas

penerima anugerah di masa mendatang akan lebih berbeban dan memberi makna menuju

kecemerlangan masa kini dan masa akan datang.

Di samping itu, jalan menuju kecemerlangan yang telah dirintis oleh para pendahulu,

pemikir-pemikir kesenian, sehingga terwujudnya sebuah forum pemberian anugerah ini, yang tentu

saja di latar belakangi dengan harapan dapat dijadikan sebagai pelatuk-picu bagi salah-satu alat

menuju ketepatan sasaran yang akan membesarkan dunia kesenian kita.

Terimakasih kepada para pendukung, baik pemerintah daerah Propinsi Riau, lembaga-

lembaga terkait, para tim panelis, dan perorangan yang telah medukung secara penuh agar hingga

saat ini kegiatan yang bernama Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau dapat berkelanjutan, dan kami

harapkan dapat menjadi suatu tradisi yang tidak putus rentang waktu penyelenggaraannya.

Ketua Umum

Drs. Eddy Ahmad RM

Page 3: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

S U R A T K E P U T A S A N

Nomor: Kpts. 39/DKR-SK/XII/2007

Tentang

PANITIA PELAKSANA KEGIATAN

“ANUGERAH SENI ”

DEWAN KESENIAN RIAU TAHUN 2007

Menimbang )

Mengingat )) dst.

Memutuskan )

Menetapkan :

Pertama : Bahwa Dewan Kesenian Riau menunjuk nama-nama terlampir sebagai “Panitia

Pelaksana Kegiatan Julang Seni dan Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau (DKR)

tahun 2007.”

Kedua : Segala biaya yang timbul sehubungan dengan diterbitkanya Surat Keputusan ini

dibebankan kepada Dewan Kesenian Riau (DKR).

Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila

terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan.

Keempat : Panitia wajib membuat laporan pertanggung jawaban administrasi dan keuangan pada

Dewan Kesenian Riau paling lambat 15 (lima belas) hari setelah kegiatan berakhir.

DITETAPKAN DI : PEKANBARU

PADA TANGGAL : 1 DESEMBER 2007

DEWAN KESENIAN RIAU

Ketua Umum

Drs. Eddy Akhmad RM

Page 4: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Lampiran Surat Keputusan:

Nomor: Kpts.39/DKR-SK/XII/2007

PANITIA PELAKSANA KEGIATAN

“ANUGERAH SENI ”

DEWAN KESENIAN RIAU TAHUN 2007

Pelindung : 1. Gubernur Riau

2. Ketua DPRD Riau

Penasehat : 1. H. Rida K Liamsi

2. DR. Yusmar Yusuf

3. Taufik Ikram Jamil

Penanggung Jawab : Ketua Umum Dewan Kesenian Riau

Pengarah : 1. Sutrianto

2. Yoserizal Zen

PELAKSANA:

Ketua : Kazzaini KS

Wakil Ketua : Hang Kafrawi

Sekretaris : Syaukani Al Karim

Wakil Sekretaris : Herman Rante

Bendahara : Multi H Tintin

Seksi Acara : 1. Taufiq (Koordinator)

2. Bero S Soekarno (Teater)

3. Beni Riaw (Musik)

4. Duni Sriwani (Tari)

Publikasi/Dokumentasi : 1. Yatna Yuana (Koodinator)

2. Saidul Tombang

3. Fedli azis

Transportasi/Akomodasi : 1. Zulfan Aki (Koodinator)

2. T. Suyandi

Persidangan : 1. Eriyanto Hadi

2. Griven H Putra

3. Murparsaulian

Perlengkapan : 1. M. Yusuf

2. Aammesa

Konsumsi : 1. Yeyen

2. Widi

3. Saharuddin

Keamanan : 1. Indra (Koordinator)

2. Syawaluddin

3. Masrur Sujatmiko

4. Aspandi

Pembantu Umum : 1. Indra Maha (Koordinator)

2. Winrizal

3. Arif

Sekretariat : 1. Rusli

2. Herlela Ningsih

3. Syamsi R Medi

4. Hardi

Pekanbaru, l Desember 2007

Ketua Umum

Dewan Kesenian Riau

Drs. Eddy Akhmad

Page 5: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

S U R A T K E P U T A S A N

Nomor: Kpts.41/DKR-SK/XII/2007

Tentang

TIM PANELIS

ANUGERAH SENI

DEWAN KESENIAN RIAU

TAHUN 2007

DEWAN KESENIAN RIAU

Menimbang )

Mengingat )) dst.

Memutuskan )

Menetapkan :

Pertama : Bahwa Dewan Kesenian Riau menunjuk nama-nama terlampir Tim Panelis

“Anugerah Seni” Dewan Kesenian Riau tahun 2007.

Kedua : Segala biaya yang timbul sehubungan dengan diterbitkanya Surat Keputusan

ini dibebankan kepada Dewan Kesenian Riau.

Ketiga : Tim Panelis sudah membuat keputusan penerima anugerah paling lambat tanggal

17 Januari 2008.

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan penyerahan

anugerah, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya

akan diadakan perbaikan.

DITETAPKAN DI : PEKANBARU

PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2007

Ketua Umum

Drs. Eddy Akhmad RM

Page 6: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Lampiran Surat Keputusan:

Nomor: Kpts.41/DKR-SK/XII/2007

TIM PANELIS

ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU

TAHUN 2007

1. Yusmar Yusuf

2. Taufik Ikram Jamil

3. Ashaluddin Jalil

4. Chaidir

5. Kazzaini KS

6. Iwan Irawan Permadi

7. Tien Marni

DITETAPKAN DI : PEKANBARU

PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2007

Ketua Umum

Drs. Eddy Akhmad RM

Page 7: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

RISALAH PERTEMUAN

TIM PANELIS ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU TAHUN 2007

PERTEMUAN I

I. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal: Sabtu, 19 Januari 2008

Pukul : 20.30 s.d. 22.30

Tempat : Ruang Hang Nadim, Hotel Sahid, Pekanbaru

II. Peserta

Dari 7 panelis, sebanyak enam orang menghadiri pertemuan pertama ini. Sedangkan 1 panelis lagi

dinyatakan izin, dengan pesan menyetujui apa pun hasil pertemuan tim panelis.

Panelis yang hadir adalah:

1. drh. H. Chaidir, M.M.

2. SPN Iwan Irawan Permadi

3. Drs. Kazzaini Ks

4. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil

5. Dra. Tien Marni

6. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi

Panelis yang dinyatakan izin namun kemudian tetap mengikuti pertemuan lewat komunikasi media

HP adalah: Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, M.S., karena yang bersangkutan tengah mengikuti tim

perjuangan DBH (dana bagi hasil) Riau di Jakarta.

III. Agenda dan Hasil Pertemuan

1. Pertemuan dibuka dan ditutup oleh Panitia Bidang Persidangan Anugerah Seni DKR, Griven

H. Putra, M.Ag. Dalam sambutan pembukaan, Griven menegaskan, panitia hanya bertindak

sebagai fasilitator. Keputusan tentang siapa penerima anugerah, diserahkan sepenuhnya

kepada tim panelis. Keputusan tim panelis bersifat mutlak, tidak dapat digugat oleh siapa

pun.

2. Selanjutnya diadakan pemilihan ketua dan sekretaris tim panelis yang juga merangkap

sebagai anggota. Disepakati secara aklamasi untuk memilih Yusmar Yusuf sebagai ketua

tim dan Kazzaini Ks sebagai sekretaris tim.

3. Setelah ketua dan sekretaris tim terpilih, persidangan selanjutkan langsung dipimpin oleh

ketua tim panelis, Yusmar Yusuf.

4. Yusmar Yusuf langsung mengambil alih pimpinan sidang dari Griven H Putra.

5. Hal pertama yang dibahas adalah kriteria untuk Seniman Perdana (SP) dan Seniman

Pemangku Negeri (SPN), [lihat lembaran kriteria]. Hal yang cukup lama diperdebatkan

adalah, bagaimana status seniman yang kini –karena faktor politik—mereka berada di

kawasan Kepulauan Riau, padahal sebelumnya mereka juga bertungkus-lumus berkesenian

dengan membawa nama Riau. Nama Ghaleb Husein banyak disebut sebagai contoh. Beliau

salah satu tokoh film asal Kepulauan Riau (dulu Riau) yang cukup terpandang.

Diperdebatkan, yang dimaksud Riau apakah dalam konteks kebudayaan atau konteks politik

(administrasi pemerintahan)? Akhirnya diputuskan, kata Riau di sini merujuk pada konteks

politik (administrasi pemerintahan). Dengan sendirinya, Ghaleb Husein (sebagai contoh),

tidak memenuhi kriteria untuk menerima anugerah DKR.

6. Tim panelis kemudian membahas usulan-usulan calon penerima anugerah yang masuk dari

masyarakat. Dari pembahasan awal ini disepakati untuk kembali memberi waktu kepada

masyarakat untuk menyampaikan usulan. Perpanjangan masa menjaringan/menerima usulan

masyakarat ini dari 21 s.d 27 Januari 2008. Disepakati pula, pengumuman perpanjangan

masa pengusulan ini dimuat di media massa cetak terbitan Senin, 21 Januari 2008. Semua

usulan dialamatkan ke Sekretariat DKR, Kompleks Bandar Serai, Pekanbaru.

7. Tim panelis juga meminta DKR mempersiapkan nama-nama seniman Riau yang ada di data

base DKR. Ini lebih kepada untuk memperkuat data yang ada pada masing-masing tim

panelis. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada nama yang tercecer atau terlewatkan begitu saja

tanpa melalui pertimbangan.

8. Tim panelis sepakat, yang menjadi bahan untuk dipertimbangkan adalah: a) usulan dari

masyarakat, b) daftar nama para seniman dari DKR, dan c) daftar nama para seniman yang

Page 8: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

dibawa oleh masing anggota tim panelis. Keputusan akhir adalah kesepakatan bersama para

panelis.

9. Panelis sepakat untuk mengadakan pertemuan II pada Kamis, 31 Januari 2008, di Hotel

Raudah, Pekanbaru.

PERTEMUAN II

I. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal: Kamis s.d. Jumat, 31 Januari 2008 s.d. 1 Februari 2008.

Pukul : 20.00 (31/01/08) s.d. 01.15 (01/02/08).

Tempat : Ruang Pertemuan Utama, Hotel Raudah, Pekanbaru

II. Peserta

Dari 7 panelis, sebanyak 4 orang menghadiri pertemuan II ini. Sedangkan 3 anggota dinyatakan

izin. Namun, peserta yang izin tetap terus mengikut perkembangan pertemuan melalui komunikasi

HP.

Panelis yang hadir adalah:

1. Dr. H. Yusmar Yusuf, MPsi (ketua/anggota)

2. Drs. Kazzaini Ks (sekretaris/anggota)

3. SPN Iwan Irawan Permadi (anggota)

4. Dra. Tien Marni (anggota).

Panelis yang dinyatakan izin adalah:

1. Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, M.S. (anggota). Yang bersangkutan menghadiri pertemuan

rektor se-Indonesia di Jakarta.

2. drh. H. Chaidir, M.M. (anggota). Yang bersangkutan sedang keluar kota Pekanbaru.

3. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil (anggota). Yang bersangkutan mengurus mertua sedang

sakit keras di rumah sakit.

III. Agenda Pertemuan

1. Pertemuan dibuka dan ditutup oleh ketua tim panelis, Yusmar Yusuf.

2. Pada pembukaan pertemuan II ini juga dihadiri Ketua DKR, Drs. Edi Ahmad RM. Sebelum

sidang tim panelis dilanjutkan, ketua tim panelis mempersilakan Ketua DKR menyampaikan

hal-hal yang dipandang perlu sebagai pihak yang punya hajat.

3. Ketua DKR Edi Ahmad dalam sambutannya menyampaikan: a) pelaksanaan puncak

anugerah direncanakan diselenggarakan pada 17 Februari 2008. Berkaitan dengan itu, DKR

sangat berharap agar tim panelis dapat menyelesaikan tugasnya menyesauian dengan jadwal

tersebut; b) untuk menghindari salah pengertian dan sakwasangka dari masyarakat, DKR

mengimbau agar tim panelis mengabaikan para pengurus DKR untuk dipertimbangkan

sebagai calon penerima anugerah; c) Edi Ahmad kembali menegaskan bahwa DKR hanya

bertindak sebagai fasilitator, keputusan mutlak tetap berada di tangan tim panelis.

4. Pada pertemuan kedua ini, tim panelis menyepakati:

a) mencari, membahas, menetapkan calon Seniman Perdana (SP) untuk

diajukan pada pertemuan tim panelis selanjutnya.

b) mencari, membahas, menetapkan calon Seniman Pemangku Negeri (SPN)

untuk diajukan pada pertemuan tim panelis selanjutnya.

IV. Hasil Pertemuan

1. Yang menjadi bahan pertimbangan tim panelis adalah usulan-usulan dari masyarakat, daftar

para seniman yang diajukan DKR, juga nama-nama seniman yang dimiliki oleh para panelis

sendiri. Namun, semua sumber itu hanya sebagai alat bantu. Yang menjadi keputusan adalah

hasil pembahasan secara tim.

2. Disepakati, yang menjadi kriteria penilaian adalah:

a) jangkauan karya,

b) ketunakan dalam berkarya,

c) kemandirian dalam berkarya,

d) kreativitas dalam berkarya,

e) kontiniutas dalam berkarya,

f) kualitas/pengaruh karya,

Page 9: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

g) orijinalitas karya.

3. Pada agenda pembahasan calon Seniman Perdana (SP), muncul beberapa nama yang

diunggulkan. Setelah membahas dan mempertebatkan dari berbadai sudut dan aspek, sesuai

dengan kriteria yang disepakati, tim menyepakati untuk mengajukan Rida K Liamsi sebagai

calon penerima Anugerah Seniman Perdana (SP) dari DKR. Nama ini disepakati akan

diajukan dan dibahas secara lebih mendalam pada pertemuan tim panelis selanjutnya.

4. Pada agenda pembahasan calon Seniman Pemangku Negeri (SPN), tim panelis

membahas per cabang seni. Pada cabang seni tertentu muncul beberapa nama, bahkan

untuk cabang seni sastra muncul cukup banyak nama. Tetapi pada beberapa cabang seni

yang lain yang muncul hanya sedikit nama unggulan.

a) Seni sastra adalah cabang seni yang memunculkan cukup banyak nama yang layak

diunggulkan. Oleh karena itu, pembahasan dan perdebatan untuk cabang seni ini

berlangsung cukup alot. Meski telah memakan waktu cukup lama, tim panelis belum juga

dapat kata sepakat siapa yang akan diajukan sebagai calon penerima anugerah SPN pada

cabang seni ini, hingga akhirnya tim panelis sepakat untuk menunda pembahasannya pada

pertemuan berikutnya. Di sisi lain, tim panelis berpendapat, alotnya pembahasan dan

perdebatan pada cabang ini, menandakan perkembangan cabang seni sastra di Riau relatif

cukup menggembirakan.

b) Untuk cabang seni musik, muncul tiga nama yang diunggulkan. Tim panelis kemudian

sepakat memilih Arman Rambah untuk diajukan sebagai calon penerima Anugerah SPN

untuk bidang musik.

c) Pada cabang seni teater, juga ada tiga nama yang diunggulkan Namun, setelah

mempertimbangkan berbagai aspek, sesuai dengan kriteria yang ada, untuk kategori ini tim

panelis sepakat untuk tidak mencalon satu nama pun untuk memperoleh anugerah SPN.

. d) Untuk cabang seni tari, yang muncul sebagai unggulan hanya satu nama. Namun, nama

ini pun kemudian dinilai oleh tim panelis belum mampu menyandang gelas SPN, karena

masih perlu diuji oleh waktu. Oleh karena itu, untuk kategori ini tim panelis juga sepakat

untuk tidak mengajukan satu nama pun sebagai calon penerima SPN.

e) Pada cabang seni rupa, ada tiga nama yang diunggulkan. Setelah membahas dan

memperdebatkan dari berbagai aspek, tim panelis sepakat untuk mengajukan Masteven

Romus sebagai calon menerima Anugerah SPN untuk cabang seni ini.

5. Pada pertemuan kedua ini, tim panelis juga mengimbau DKR agar mempertimbangkan

cabang seni film untuk juga dinilai pada penyelenggaraan anugerah DKR mendatang. Ini

antara lain atas pertimbangan bahwa Riau sudah sukses sebagai tuan rumah

penyelenggaraan FFI 2007 yang tentunya diharapkan dapat menjadi pelecut aktivitas

perfilman di sini. Namun, dengan catatan, jika memang ada geliat pada cabang seni ini di

Riau.

PERTEMUAN III

I. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal: Jumat, 1 Februari 2008

Pukul : 16.15 s.d. 17.30

Tempat : Ruang Pertemuan DKR, Kompleks Bandar Serai, Pekanbaru.

II. Peserta

Dari 7 panelis, sebanyak 5 orang menghadiri pertemuan III ini. Sedangkan 2 panelis dinyatakan

izin.

Panelis yang hadir adalah:

1. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi (ketua/anggota)

2. Drs. Kazzaini Ks (anggota)

3. SPN. Iwan Irawan Permadi (anggota)

4. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil (anggota)

5. Dra. Tien Marni (anggota)

Panelis yang dinyatakan izin adalah:

1. Prof. Dr. H Ashaluddin Jalil, M.S. (anggota). Yang bersangkutan menghadiri pertemuan

rektor se-Indonesia di Jakarta.

Page 10: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

2. drh. H. Chaidir, MM (anggota). Yang bersangkutan masih berada di luar kota Pekanbaru.

III. Agenda Pertemuan

Pertemuan III ini dipimpin ketua tim panelis Yusmar Yusuf. Pertemuan III ini lebih sebagai

lanjutan dari pertemuan II sebelumnya. Penekanannya adalah:

1. Untuk menemukan calon yang akan diusulkan sebagai penerima anugerah SPN pada cabang

seni sastra.

2. Untuk membahas secara lebih mendalam nama-nama calon yang sudah dicatat pada

pertemuan II, baik untuk kategori SP maupun SPN.

IV. Hasil Pertemuan

Pada pertemuan III ini, tim panelis menyepakati:

1. Untuk cabang seni sastra, setelah mempertimbangkan nama-nama yang diunggulkan, tim

panelis sepakat untuk mengajukan Fakhrunnas MA Jabbar sebagai calon penerima SPN,

untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.

2. Untuk calon penerima anugerah SP, setelah kembali membahas dan mempertimbangkan

unggulan-unggulan yang ada, tim panelis tetap sepakat untuk mengajukan Rida K Liamsi

sebagai calon yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

3. Untuk calon penerima anugerah SPN pada cabang seni yang lain (selain sastra), setelah

mempertimbangkan unggulan-unggulan yang mengemuka, tim panelis tetap sepakat untuk

mengajukan Arman Rambah (cabang seni musik) dan Masteven Romus (cabang seni

rupa) sebagai calon yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Sedangkan cabang seni

teater dan cabang seni tari, tim panelis juga tetap sepakat untuk tidak mengajukan satu nama

pun sebagai calon penerima anugerah SPN.

4. Pertemuan VI akan diselenggarakan di Hotel Raudah, Pekanbaru, pada pukul 20.30 s.d.

selesai.

PERTEMUAN IV

I. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal: Ahad, 3 Februari 2008

Pukul : 21.00 s.d. 22.30

Tempat : Ruang Pertemuan Utama, Hotel Raudah, Pekanbaru.

II. Peserta

Dari 7 panelis, sebanyak 5 orang menghadiri pertemuan IV ini. Sedangkan 2 panelis dinyatakan

izin. Para panelis yang berhalangan hadir pada pertemuan keempat ini, tetap mengikuti jalannya

pertemuan melalui komunikasi HP.

Panelis yang hadir adalah:

1. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi (ketua/anggota)

2. Drs. Kazzaini Ks (sekretaris/anggota)

3. SPN. Iwan Irawan Permadi (anggota)

4. Drs. SP. H. Taufik Ikram Jamil (anggota)

5. Dra. Tien Marni (anggota).

Panelis yang dinyatakan izin adalah:

1. Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, M.S. (anggota). Yang bersangkutan masih berada di Jakarta

menghadiri pertemuan para rektor se-Indonesia.

2. drh. H. Chaidir, M.M. (anggota). Yang bersangkutan dalam perjalanan dari Duri ke

Pekanbaru.

III. Agenda Pertemuan

Pertemuan IV ini dipimpin ketua tim panelis, Yusmar Yusuf. Agenda pertemuan IV ini adalah

untuk membahas calon-calon yang sudah ditetapkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Jika

pada pertemuan IV ini tidak ditemukan hal-hal yang dapat mengubah status mereka sebagai calon,

maka pada pertemuan IV ini para tokoh tersebut akan ditetapkan sebagai penerima anugerah DKR

untuk kategori SP dan SPN.

IV. Hasil Pertemuan

Page 11: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

1. Untuk kategori SP, setelah kembali membahas calon yang ditetapkan dalam pertemuan-

pertemuan sebelumnya, dan melihat kembali unggulan-unggulan yang muncul, tim panelis –

baik yang hadir di ruang pertemuan maupun yang berhalangan hadir namun tetap

berkomunikasi lewat HP—sepakat memilih Rida K Liamsi sebagai penerima anugerah SP.

2. Untuk kategori SPN, setelah kembali membahas calon yang ditetapkan dalam pertemuan-

pertemuan sebelumnya, dan melihat kembali unggulan-unggulan yang muncul, tim panelis –

baik yang hadir di ruang pertemuan maupun yang berhalangan hadir namun tetap

berkomunikasi lewat HP—sepakat memilih Arman Rambah, Fakhrunnas MA Jabbar,

dan Masteven Romus sebagai penerima anugerah SPN.

3. Dengan terpilihnya seniman yang berhak menyandang anugerah SP dan SPN ini, berarti

tugas tim panelis anugerah DKR tahun 2007 dianggap selesai.

4. Yusmar Yusuf selaku ketua tim panelis mengajak semua panelis menutup pertemuan

terakhir tim panelis ini dengan bersama-sama mengucapkan Alhamdulillah!

Pekanbaru, 3 Februari 2008

a.n. Tim Panelis,

Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi Drs. Kazzaini Ks

Ketua/anggota Sekretaris/anggota

Page 12: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

S U R A T K E P U T A S A N

Nomor: Kpts._____/DKR-SK/I/2008

Tentang

PENETAPAN KRITERIA PENERIMA

ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU

DEWAN KESENIAN RIAU

Menimbang )

Mengingat )) dst.

Memutuskan )

Menetapkan :

Pertama : Bahwa demi kelancaran pelaksanaan kerja Panitia Anugrah Dewan Kesenian Riau

dipandang perlu menetapkan Kriteria Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau Tahun

2007 yang ke IV.

Kedua : Bahwa Kreteria-kriteria yang terlampir dalam surat keputusan ini ditetapkan sebagai

Kriteria Anugerah Dewan Kesenian Riau.

Ketiga : Bahwa segala biaya yang timbul atas diterbitkannya surat keputusan ini dibebankan

kepada Dewan Kesenian Riau.

Keempa : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala

sesuatunya akan diubah/diperbaiki apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan atau kesalahan dalam penetapan keputusan ini.

DITETAPKAN DI : PEKANBARU

PADA TANGGAL : 19 JANUARI 2008

DEWAN KESENIAN RIAU

Ketua Umum

Drs. Eddy Akhmad RM

Page 13: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Lampiran Surat Keputusan:

Nomor: Kpts._____/DKR-SK/I/2008

PENETAPAN KRITERIA PENERIMA

ANUGERAH DEWAN KESENIAN RIAU

1. Peneriam Anugerah Seniman 2007 dipilih oleh suatu Tim Panelis yang ditunjuk oleh Dewan

Kesenian Riau, terdiri dari budayawan, tokoh adat, tokoh pers, ilmuan, pemerintah daerah, dan

Dewan Kesenian Riau.

2. Anugerah Seniman 2007 Dewan Kesenian Riau dibagi dalam dua kategori :

Seniman Perdana, sebanyak 1 (satu) orang jika memenuhi kriteria yang ditentukan.

Seniman Pemangku Negeri, paling banyak 5 (lima) orang sesuai percabangan seni yang ada di

Dewan Kesenian Riau untuk 5 (lima) cabang seni, yaitu musik, sastra, senirupa, tari, dan teater

& film (masing-masing penerima), jika memenuhi kriteria yang ditentukan.

3. Anugerah Seniman 2007 Dewan Kesenian Riau diberikan kepada Seniman Riau, yang dalam

konteks ini diartikan sebagai seniman yang terkait dengan satu atau lebih status berikut ini :

Penduduk Provinsi Riau (ber-KTP Riau), dan/atau;

Kelahiran Riau, dan/atau;

Dibesarkan di Riau, dan/atau;

Berorang tuakan Melayu Riau.

4. Selain ketentuan umum (angka 2 dan 4) di atas, penerima Anugerah Seniman 2007 dipilih oleh

tim Panelis dari calon-calon yang memenuhi ketentuan khusus sebagai berikut :

Masih hidup dan masih berkarya;

Menghasilkan karya-karya yang orisinal dan bermutu, serta memiliki gaya pengucapan yang

khas;

Karya-karya dan aktifitas, kreativitas, dan kesenimannya memberi sumbangan yang bermakna

(signifikan) pada pembentukan dan perkembangan citra budaya serta peradapan Riau;

Khusus untuk penerima Anugerah Seniman Perdana : jangkauan relative pengaruh

kesenimannya (karya, aktifitas, dan kreatifitas) sekurang-kurangnya meliputi wilayah Provinsi

Riau;

Khusus penerima Anugerah Seni Seniman Perdana tidak berhak lagi dipilih baik sebagai

penerima Anugerah Seni Seniman Perdana maupun Seniman Pemangku Negeri, sedangkan

seniman yang sudah menerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri hanya boleh

dinominasikan dan dipilih untuk penerima Anugerah Seni Seniman Perdana.

5. Anugerah Seni Seniman Perdana (SP) maupun Seniman Pemangku Negeri (SPN) bukan

harus/wajib ada penerimanya dalam arti apabila tidak memenuhi kriteria maka Anugerah Seni

Seniman Perdana (SP) atau Seniman Pemangku Negeri (SPN) percabangan seni tertentu boleh

tidak ada penerimanya.

6. Panitia memberi peluang kepada siapa saja (baik orang maupun lembaga) di Riau untuk

mengusulkan seseorang atau lebih sebagai calon penerima Anugerah Seniman 2007 ini, dengan

ketentuan sebagai berikut :

Calon diusulkan memenuhi ketentuan angka 2 samapi 4 di atas;

Usulan sebaiknya dilengkapi dengan hujjah (argument) berdasarkan ketentuan 2-4 diatas;

Batas waktu pengusulan ialah samapi tanggal 25 Desember 2007, di alamatkan ke Panitia

Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau, UP. Tim Panelis Anugerah Seniman2007, Komplek

Badar serai Seni Raja Ali Haji Jl. Jend. Sudirman- Pekanbaru; Telp/Fax (0761) 25903;

Usulan yang disamapikan, bagi Tim Panelis bersifat tidak mengikat.

DITETAPKAN DI : PEKANBARU

PADA TANGGAL : 19 JANUARI 2008

DEWAN KESENIAN RIAU

Ketua Umum

Drs. Eddy Akhmad RM

Page 14: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

TIM PANELIS ANUGERAH SENI

DEWAN KESENIAN RIAU 2007

SURAT KEPUTUSAN TIM PANELIS ANUGERAH SENI

DEWAN KESENIAN RIAU 2007

Nomor : lst/Pnls/Anugerah Seni-DKR/II/2008

Tentang

Narna-nama Seniman Penerima Anugerah Seni

Dewan Kesenian Riau 2007

Menimbang )

Mengingat:

1. Surat Keputusan Dewan Kesenian Riau, Nomor Kpts. 41/DKR-SK/XII/2008, tanggal 31

Desember 2007 tentang penunjukan Tim Panelis Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007

serta lampiran Surat Keputusan tentang ketentuan dan pedoman umum pelaksanaan tugas Tim

Panelis Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007.

2. Kriteria calon penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007 yang ditetapkan dalam

pertemuan pertama Tim Panelis Anugerah Seniman 2007.

3. Diskusi-diskusi dan hasil-hasil diskusi Tim Panelis Anugerah Seniman 2007 yang berlangsung

tanggal (I) tanggal 31 Januari 2008, (II) tanggal 01 Januari 2008, (III) tanggal 3 Januari 2008,

dengan risalah sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

4. Usul-usul yang disampaikan oleh berbagai pihak kepada Tim Panelis Anugerah Seniman 2007.

Memutuskan:

Menetapkan:

1. Saudara Rida K Liamsi, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana 2007.

2. Saudara Masteven Romus, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri 2007

untuk cabang Seni Rupa.

3. Saudara Fahkrunnas MA Jabbar, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku

Negeri 2007 untuk cabang Seni Sastra.

4. Saudara Arman Rambah, sebagai Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri 2007

untuk cabang Musik.

Demikian Surat Keputusan ini dibuat untuk dapat dimaklumi.

Pekanbaru, 3 Februari 2008

TIM PANELIS

1. Yusmar Yusuf ( Ketua / Anggota )

2. Tien Marni ( Sekretaris/Anggota )

3. Ashaluddin Jalil ( Anggota )

4. Chaidir ( Anggota )

5. Kazzaini KS ( Anggota )

6. Iwan Irawan Permadi ( Anggota )

7. Taufik Ikram Jamil ( Anggota )

Page 15: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

S U R A T K E P U T U SA N

DEWAN KESENIAN RIAU

Nomor : Ist /DKR-SK/II/2008

TENTANG

Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Rian 2007

Menimbang : 1. Surat Keputusan Musenda Riau Nomor : Kpts. 02/MUSENDA/DKR/II/2007,

tanggal 26-27 Januari 2007, tentang Pedoman Dasar Dewan Kesenian Riau.

2. Surat Keputusan Musenda Nomor : Kpts./06/ MUSENDA/DKR/II/2007,

tanggal 27 Januari 2007, tentang Program Kerja Dewan Kesenian Riau

2007/2012.

3. Surat Keputusan Ketua Umum DKR Nomor: 001/DKR-SK/II/ 2007 tanggal 3

Februari 2007 tentang Susunan Pengurus Dewan Kesenian Riau Masa Khidmat

2007 - 2012.

4. Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor: Kpts. 73/II/2007, tanggal 27 Februari

2007, tentang Pengukuhan Susunan Pengunis Dewan Kesenian Riau Masa

Khidmat 2007 - 2012.

Mengingat : 1. Perubahan APBD (ABT) Riau Tahun 2007, untuk biaya Rutin Dewan Kesenian

Riau Tahun 2007

2. Surat Keputusan Dewan Kesenian Riau Nomor: Kpts. 39/ DKR-SK/I/2007,

tanggal 1 Desember 2007, tentang Penetapan Panitia Pelaksana Anugerah Seni

Dewan Kesenian Riau 2007.

3. Surat Keputusan Dewan Kesenian Riau Nomor: Kpts. 41/ DKR-SK/XII/2007,

tanggal 31 Desember 2007, tentang Penetapan Tim Panelis Anugerah Seni

Dewan Kesenian Riau 2007.

4. Surat Keputusan Hasil Musyawarah Tim Panelis Anugerah

Seni Nomor: Ist/Pnls /Anugerah Seni-DKR/I/ 2008, tanggal

Januari 2008, tentang Penerima Anugerah Seni Dewan

Kesenian Riau 2007.

Memutuskan

Menetapkan :

Pertama : Anugerah Seni yang diberikan yaitu 1 (satu) orang penerima Anugerah Seni

Seniman Perdana, dan 3 (tiga) orang penerinia Anugerah Seni Seniman Pemangku

Negeri.

Kedua : Nama-nama Seniman penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau

Ketiga : Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007 terlampir dalam Surat

Keputusan ini.

a. Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana berhak menyandang gelar SP

(Seniman Perdana) di awal namanya.

b. Penerima Anugerah Seniman Pemangku Negeri berhak menyandang gelar SPN

(Seniman Pemangku Negeri) di awal namanya.

c. Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana berhak menerima uang sebesar Rp.

75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah), tropi dan piagam.

d. Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri 3 ( tiga ) kategori profesi

seni masing-masing berhak menerima uang sebesar Rp. 25.000.000,00 ( Dua

puluh lima juta rupiah ) dan piagam.

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bersifat mutlak.

DITETAPKAN DI: PEKANBARU

PADA TANGGAL: 3 FEBRUARI 2008

DEWAN KESENIAN RIAU

Ketua Umum

Drs. Eddy Ahmad RM

Page 16: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

LAMPIRAN:

SURAT KEPUTUSAN DEWAN KESENIAN RIAU

Nomor : Ist/DKR-SK/II/2008

Tentang : Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2007

a. Penerima Anugerah Seni Seniman Perdana

ø Rida K Liamsi

b. Penerima Anugerah Seni Seniman Pemangku Negeri

1. Fahkrunnas MA Jabbar (Bidang Seni Sastra)

2. Masteven Romus (Bidang Seni Rupa)

3. Armansyah Anwar (Bidang Seni Musik)

DITETAPKAN DI: PEKANBARU

PADA TANGGAL: 3 FEBRUARI 2008

DEWAN KESENIAN RIAU

Ketua Umum

Drs. Eddy Ahmad RM

Page 17: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Kronologis Hidup dan Kesenimanan

Penerima Anugrah Seni Dewan Kesenian Riau 2001

Seniman Perdana

SUTARJI CALZOUM BACHRI

1941 Juni, Lahir di Rengat, Riau.

1947 Masuk sekolah rakyat dan selesai tahun 1953 di Bengkalis-

Pekanbaru.

1956 Menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Tanjung

Pinang, Riau.

1959 - Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri di

Tanjung Pinang.

- Kuliah di Fakultas sastra Inggris Universitas Padjadjajaran Bandung

selama satu tahun di Fakultas Sosial Poitik Jurusan Administrasi. Universitas Padjadjajaran

Bandung sampai Doktoral II namun tidak menyelesaikan skripsi kesarjanaan karena sudah tertarik

denganpenulisan kreatif.

1970-an Kumpulan puisi O di terbitkan oleh Yayasan Indonesia.

- Kumpulan puisi amuk diterbitkan oleh Yayasan Karyawan Taman Ismail Marzuki

- Hadiah buku terbaik Dewan Kesenian Jakarta namun Sutardji menolaknya karena

penjuriannya dianggap tidak serius.

1973 Mengelurakan kredo kepenyairan yang ingin melepaskan kata dan beban penyampaian

makna.

1974 Mengikuti International Poetry Reading Rotterdam.

Oktober sampai dengan April 1975 mengikuti International Creative Writing Program

Lowa City,USA.

1979 Menerima Anugrah Sastra Asia Tenggara (South East Asia Write Award) dan satu srikit

Thailand. Menenima penghargaan Sastra Kabupaten Kepulauan Riau oleh Bupati

Kepulauan Riau.

1980 Antologi 0, Amuk, Kapak buku dari tiga kumpulan puisi, penerbit Puasa Sinar Harapan

Jakarta.

1982 November, menikah dengan Meriam Linda dan memperoleh seorang anak Mila

Seraiwangi.

1990-an Menerima Anugrah Seni Pemerintah Republik Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan. Menerima Anugrah Sastra Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jakarta.

1998 Menenima Anugrah Sastra Dewan Kesenian Jakarta.

1999 Sampai sekarang mengasuh rubric budaya bulanan “Bentara” di Harian Kompas dan

redaktur senior Majalah Sastra Honison.

2001 Buku kumpulan cenita Pendek “Hujan Menulis Ayam” diterbitkan oleh Indonesiatera.

Selain itu Sutadji Calzoum Bachri sering diundang membacakan sajak-sajaknya

dibeberapa kota dunia dan membawa nama Riau dalam setiap pembacaan puisinya

antara Lain di Rotterdam Belanda, Lowa City USA, Medeliin Colombia, Singapura dan

Kuala Lumpur Malaysia. Sekarang Sutardji Calzoum Bachri menetap di Jakarta dan

tunak mengabdikan diri pada dunia seni.

Seniman Pemangku Negeri

AMRIN SABRIN

1977 Menamatkan Pendidikan Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia —

Akademi Senirupa Indonesia Yogyalarta. (setelah menamatkan pendidikan

Diploma sampai sekarang aktif melakukan pengumpulan, penelitian dan

pengembangan ragam hias Melayu Riau) Desember, menyunting Tengku

Khairul Bariah debagai istri. Merancang dam mengenjakan relief pendidikan

ruang Tunggu Kantor Wilayah Departeman Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Riau

1978 Desember, diterima sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau.

Page 18: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

1984 Merancang dan membuat relief VIP Room Pemerintah Daerah Provinsi Riau di Bandar

Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru.

1985 Melakukan penataan dan pengadaan pelaminan Melayu Riau untuk Anjungan Riau di

Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

27 Januari, melakukan revitalisasi kerajaan “Tekat” Riau di Bengkalis.

1991 Pameran Seni Kaligrafi visualisasi puisi Melayu Riau, yang diselengagrakan di Taman

Budaya Riau.

Peragaan dan pameran Tekat Perada Emas Indo Tourism di Arena Pekan Raya Jakarta.

1992 Buku Ragam Hias Daerah Riau Amrin Sabrin diterbitkan oleh penerbit Pucuk Rebung.

1994 Mengikuti Pameran Seni Kaligrafi Islam di Aula Mesjid Agung An-nur Pekanbaru.

Peragaan & Pameran Tekat Perada Emas pada Pekan Budaya Asia Pasifik di Tanjung

Pinang.

1996 Peragaan Pameran Tekat Perada Emas pada Pekan Budaya Provinsi Riau di Gedung

Purna MTQ Bencah Luas Pekanbaru. Saat ini sedang mengembangkan Tekat Perada

Emas dan mengikuti karya-karya Tekat Perada Emas pada berbagai pameran, antara lain

ke Malaysia dan Brunai Darussalam.

Seniman Pemangku Negeri

HASAN JUNUS

1941 12 Januari, lahir di pulau Penyengat-sebuah pulau kecil

bersejerah Tanjung Pinang.

1960-1960 Masuk Sekolah Rakyat, Sekolah Menengah Pertama dan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di kampung kelahirannya

pulau Penyengat dan Tanjung Pinang.

1960 Melanjutkan pendidikan di Bandung, mengambil Jurusan

Sejarah dan Antropologi pada Fakultas Sastra Universitas

Padjadjaran, serta belajar pula pada Jurusan Bahasa Timur,

(Jepang) pada Institut for Foreign Langunges.

Pendidikan di Peguruan Tinggi tak satu pun diselesaikan Hasan Junus. Sebelum tahun 1960-an

sampai sekarang Hasan Junus aktif menulis esei, artikel, cerita pendek, dan terjemahan dibeberapa

harian nasional.

1975 Menjadi guru Sekolah Lanjutan Atas di Tanjung Batu Kundur, Riáu.

1979 Bersama Iskandar Leo dan Eddy Mauntu menerbitkan karaya “Jelaga”.

1981 Atas permintaan Ibrahim Sattah, Hasan Junus pun pindah ke Pekanbaru dan

meninggalkan pekerjaannya sebagai guru di Kundur. Di Pekanbaru pulalah Hasan Junus

menikah dengan Tengku Arfah dan sampai sekarang hidup bahagia tinggal di

Pekanbaru.

1982 Salah satu karyanya masuk dalam bagian Anthologi of Asean Literature of Indonesia.

1986 Terakhir sebagai tenaga pengajar luar biasa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Islam Riau. beberapa tahun kemudian hingga tahun 1998

mengjar Sastra Bandingan dan Bahasan Naskah Melayu pada Fakultas Sastra

Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

1988 Tulisan Hasan Junus berjudul Raja Ali Haji - Budayawan di Gerbang abad XX

diterbitkan oleh UIR Press.

1992 Novelet “Burung Tiung Sri Gading” diterbitkan oleh Penerbit Pucuk Rebung. Menjadi

Penasehat Majalah Sastra Menyimak yang diterbitkan Yayasan membaca sampai 1994.

1993 Duduk sebagai pengurus Komite Sastra Dewan Kesenian Riau periode pertama, Menulis

“Peta Sastra Daerah Riau” dikerjakan bersama Ediruslan Pe Amanriza.

1995 Salah satu cerita pendek Hasan Junus disertakan dalam antologi pemenang dan unggulan

Sayembara Kincir Emas Paradoks Kilas Balik. Cerpen “Pengantin Boneka”

diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Jeanette Lingard dan diterbitkan dalam Diverse

Lives - Contemporary Stories form Indonesia (Oxford University Press).

1996 Karya Mencari Junjungan Buih Karya Sastra di Riau dan Furu’al-Makmur diterbitkan

oleh PPBKM Universitas Riau.

Karya Furu’al-Makmur (Artefak) diterbitkan oleh PPBKM Universitas Riau.

Terpilih sebagai penerima Anugrah Sagang atas bukunya Raja Ali Haji Budayawan di

Gerbang abad XX.

Page 19: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

1998 Bersama Elmustian Rahman dan A1-azhar menerbitkan berkala Sastra Suara. Anggota

redaksi dan kemudian menjadi pimpinan redaksi majalah budaya “Sagang” sampai

sekarang.

Karya kumpulan cerita pendek Tiada Bermimpi Lagi diterbitkan oleh Unri Press.

Kumpulan cerita pendek Sekumtum Mawar Untuk Emily dan Lima Betas cerita Iainnya

oleh unri Press.

Cakap-CakapRampai-Rampai dan pada Masa ini Sukar Dicari.

1999 Seniman-Budayawan pilihan Sagang:

Karya Buku Dan Saudagar Bodoh dan Fakir Yang Pintar Menuju Sastra yang Mendunia.

Sampai sekarang Hasan Junus tetap produktif menulis esei, cerpen, artikel sastra budaya

dan tulisan kreatif lainnya, diantaranya sebagai penulis tetap halaman sastra budaya

“Sagang” rubrik

Cakap-Cakap Rampai-Rampai dan kemudian diganti dengan halaman “Budaya” rubrik

Rampai.

Selain itu Hasan Junus menulis cerita pendek terjemahan.

2001 Terbit buku kumpulan cerita sandiwara yang berjudul Tiga Cerita Sandiwara Melayu,

diterbitkan oleh Cindai Wangi Publishing House, Batam.

Seniman Pemangku Negeri

IDRUS TINTIN

1932 10 November, lahir di Rengat, Riau, kemudian Idrus di bawa

orang tuanya pindah ke Tarempa, Kepulauan Riau dan kemudian

masuk Sekolah Rakyat di Tarempa.

1941 Pindah ke Tanjung Pinang, Idrus Tintin melanjutkan Sekolah

Rakyat tidak selesai. Tinggal di asrama Dai Toa (asrama

penampungan anak-anak yatim paitu). Semenjak tinggal di

asrama inilah Idrus Tintin mulai mengenal dunia drama. Salah

satu grup drama pimpinan Raja Khatijah terpilihlah Idrus Tintin

bersama Hasan Basri, untuk berperan: dalam satu pertunjukan

drama bahasa Jepang di Gedung Daerah Tanjung Pinang

(sekarang).

1943 Bekerja di sentral telepon perusahaan Okabutai milik pemerintahan pendudukan Jepang

di Tanjung Pinang.

Jadi pemeranan dalam pertunjukan drama pendek ide cerita Noserang mengenai

kehidupan petani yang hidup melarat.

1945 Pindah ke Tembilahan dan masuk Sekolah SMP Muhammadiyah, tidak selesai..

Beramain teater sebagai Piguran bersama grup drama Agus Moeis dan Hasbullah.

1947 Pindah ke Rengat dan melanjutkan Sekolah SMP. Masa-masa sekolah di Rengat setiap

ada kesempatan, Idrus selalu saja bermain teater.

1948 Idrus masuk tentara pangkat prajurit.

1950 Pindah ke Tanjung Pinang dan bekerja sebagai Staf Angkatan Darat.

1952 Pindah ke Tarempa Idrus Tintin mendirikan grup sandiwara “Gurinda”.

1954 Masuk Pegawai Negeri sampai menjadi Kepala Kantor Sosial Kewedanan Pulau Tujuh.

1957 Idrus Tintin yang bergemilang dengan kesenian dan masih mencari identitas diri maka

dipindahkan ke Tanjung Pinang dan kemudian meninggalkan tugas pegawai negeri.

1958 Bersama Hanafi Harun membentuk kelompok teater non formal di Tanjung Pinang dan

tampil berpuluh kali. Beberapa cerita yang dimainkan yaitu Buih dan Kasih Sayang

Orang Lain, Bunga Rumah Makan, dan awal dan Mira.

1959 Bergabung Galeb Husien. Mengadakan pertunjukan drama spektakuler di depan Kantor

RRI Tanjung Pinang, yaitu drama pasien. Idrus Tintin sebagai peran utama, bermain

bersama beberapa orang seperti Edi Nur, Ita Harahap. Pertunjukan di sutradarai Galeb

Husien, dan Asisten Sutradara Idrus Tintin. Semenjak itu setiap ada kegiatan perayaan

pemerintah daerah kelompok Idrus Tintin selalu diajak untuk bermain drama.

Mengkoordinir drama dan pertunjukan drama CIS, dan Pasien di Gedung Setia Dharma

Pekanbaru selama dua malam dibantu Thamrin Riau. Kesempatan dialog dengan

penonton, drama yang ditampilkan Idrus tintin di samping mendapat pujian, juga

mendapat protes sebab drama yang dibawakan merupakan drama yang tidak biasa bagi

mereka.

Page 20: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Belajar teater non formal di Jakarta dengan harapan dapat masuk ASDRAFI. Bertemu

dengan Galeb Husien belajar teater seperti di ATNI.

Bertemu dan latihan bermain teater cerita” Kereta Kencana” di temapat Motinggo

Busye.

Melanjutkan perjalanan ke Solo dan belajar teater pada S. Tossani. Bermain tearer di

Surabaya bertepatan dengan hari kelahiran Idrus Tintin.

1960 Kembali ke Rengat dan menikah dengan Masni seorang perempuan Rengat Indragiri,

Riau. Bekerja di Kantor Penerangan Rengat, Indragiri, Riau.

Membentuk kelompok teater dan berkali-kali memimpin pertunjukan bersama Taufik

Effendi Aria, Bakri, Rusdi Abduh di Rengat, Tanjung Pinang, Tembilahan. Naskah

cerita yang dimainkan merupakan naskah yang dibuat sendiri namun tidak terarsip baik

Idrus Tintin maupun kawan-kawan grupnya. Kegiatan berteater di Rengat dilakukan

sampai tahun 1965.

1964 Mengikuti festival Drama di Pekanbaru yang ditaja oleh Pemerintah Daerah Riau Idrus

Tintin mendapat penghargaan sebagai actor terbaik.

1966 Memimpin dan menyutradarai sebuah pertunjukan drama di Gedung Trikora, yang

didukung anatara lain oleh M. Rasul, Taufik Effendi Aria, Mami Soebrantas, dan RP

Marpaung.

1970 Pindah ke Jakarta, bekerja di sebuah Travel Nusantara Air Center dan Majalah Indonesia

Movie rubric budaya.

Membentuk Grup Movies Teater di Gedung Kesenian Jakarta bersama dengan Alex

Zulkarnain.

1973 Meninggalkan semua pekerjaan di Jakarta, kembali ke Rengat kemudian tahun yang

sama pindah ke Pekanbaru dan bekerja di Perusahaan Penimbunan Pasir.

Menyutradarai pertunjukan “Hariamau Tingkis” di Balia Dang Merdu di bawah

koordinator BM Syam dengan para pemain antara lain Faruq AIwi, Patopoi Menteng,

Akhyar dan Yusuf Dang.

Berhenti bekerja di perusahaan, kemudian bekerja sebagai pegawai honor Bagian Humas

Kantor Gubernur Riau dan salah seorang pengasuh majalah Gema Riau. 1974

Mendirikan Teater Bahana dibantu oleb Armawi KH.

1975 Mengajar di SMAN 2 Pekanbaru selama 17 tahun. Idrus Tintin membina siswanya

berkesenian di Teater Bahana. Minimal satu kali sebulan Teater Bahana melakukan

pementasan di Pekanbaru.

1996 MenerimaAnugrah Sagang untuk seniman/budayawan terpilih dari Yayasan Sagang

Riau Pos Media Grup.

Idrus Tintin selalu mengikuti pertemuan ilmiah baik sebagai pembicara, peserta maupun

mengadakan pertunjukan teater monolog. Kawan-kawan Idrus mengatakan bahwa

kehidupan Idrus adalah teater.

2003 14 Juli, Idnus Tinti tutup usia.

Seniman Pemangku Negeri

IWAN IRAWAN PERMADI

1960 16 Juli, lahir di Bandung Jawa Barat

1966 Menamatkan sekolah TK di Majalengka.

1973 Menamatkan Sekolah Dasar di Bekasi.

1976 Menamatkan Sekolah Menengah Pertama di Bekasi.

1979 Menamatkan Sekolah Menengah Atas di Bekasi.

1983 Menyelesaikan Pendidikan di Padepokan Seni Bagong K di

Yogyakarta. Menyunting gadis asal Riau Duni Sriwani sebagai

istri. Pernikahan dengan gadis Riau merupakan langkah awal

Iwan Irawan Permadi

untuk menetap di Pekanbaru. Mendirikan sekaligus sebagai pimpinan/ Artistic Director Pusat

Latihan Tari Laksemana dan Gobah Cotemporary Music, sebagai wadah pengembangan seni tari

dan musik.

1984 Melahirkan karya “Tari Perisai” dan ditampilkan dalam Festival Tari Tingkat Nasional

yang diselenggarakan Direktorat Kesenian. “Karya Tari Perisai” Iwan Irawan Permadi

memperoleh penghargaan 10 (sepuluh) penyaji terbaik oleh Direktorat Kesenian Jakarta,

Page 21: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

1985 Karya “Tari Zikir” ditampilkan pada Festival Tari Nasional/Mensesneg, memperoleh

penghargaan 10 (sepuluh) penyaji terbaik oleh Mensesneg.

1986 Karya “Drama Tari Hang Tuah” ditampilkan pada pergelaran tunggal / PLT Laksemana

atas kerjasama dengan Bidang Kesenian Kanwil Depdikbud Provinsi Riau. “Drama Tari

Cik Masani” ditampilkan pada Festival drama Tari Nasional dan memperoleh

pengharagaan 6 (enam) penyaji terbaik drama tari tingkat nasional.

Mencipta karya”Tari Koba dan Langit” dan ditampilkan pada Festival Tari Nasional.

Karya “Tari Menyibak Tirai Mengintai Nasib I” ditampilkan dalam pergelaran tunggal

di Pekanbaru.

1987 Karya “Tari Menyibak Tirai Mengintai Nasib II” ditampilkan di Gedung Olah Seni

Riau. kemudian lahir pula “Komposisi dua satu” dipergelarkan di Gedung OIah Seni

Riau.

1988 Karya “Drama tari Putri Kaca Mayang”, “Topeng Mak Yong”, “Kipas Mendu”

ditampilkan di Gedung Olah Seni Riau. kemudian menyusul karya “Tan Sapak”

ditampilkan pada Gelanggang Tari se-Sumatra di Padang.

1990 Mengikuti Festival Tari Tingkat Nasional dengan menampilkan karya “Tari Bulian

Besar”. Penampilan tari “Bulian Besar” mendapat penghargaan 10 (sepuluh) besar

penyaji terbaik oleh Mensesneg.

1991 Menampilkari karya tari “Dua Lelaki” di Gedung Teater Arena Pekanbaru.

1993 Menampilkan karya tari “Hutan” dalam Gelanggang Tari se-Sumatra di Pekanbaru.

Mengikuti Duta Seni Riau ke Kuala Lumpur, Malaysia.

1994 Karya “Bukit Tadah Angin” dipergelarkan dalam Indonesia Dance Festival (IDF).

1995 Karya “Tari Tuanku Tambusai” ditampilkan pada rangkaian acara Dialog Selatan II di

Pekanbanu. Mengikuti Festival Tari Internasional di Perancis dan Spanyol (bersama

dengan Pusat Latihan Tari Laksemana).

1996 Mengikuti Festival Tari Intennasional di Perancis, Spanyol dan Belgia, dan menenima

penghargaan Medaille Du Honneur” oleh Association Culturelle D’echanges

Internatonal Perancis I.

1997 Melahirkan karya tari “Topeng” dan ditampilkan pada acara Pasar Tari Kontemporer

Indonesia di Pekanbaru.

Sebagai Redaktur Pasar Tari Kontemporer Indonesia.

1998 Karya tari “Asap” tari menyongsong Abad XXI ditampilkan di Padang.

1999 Karya tari “Al-Rajul” ditampilkan pada pesta Budaya Melayu Tarnan Budaya Riau.

Karya tari “Sirih Besar” di tampilkan pada Forum Koneografer Sumatra di Padang dan

Pasan Tari Contemporer Indonesia di Pekanbaru.

Karya tari “Perjalanan Panjang” di pergelarkan pada Gelanggang Tari di Padang dan

Riau

Dance Forum.

2000 Mengikuti Hannover Ekspo di Jerman.

Sebagai Artistic Director Bintan Zapin Festival di Tanjung Pinang.

2001 Mengikuti Festival Tari International di Agrigento - Sisilia - Italy. Mengikuti Festival

Tari Internasional di Perancis. Mengikuti Festival Gendang Nusantara di Melaka,

Malaysia.

“Akibat Patih Karma Wijaya” merupakan karya tari terbaru dan dipergelarkan pada

pertunjukan seni luar Provinsi di Yogyakarta / Data Seni Dewan Kesenian Riau.

Seniman Pemangku Negeri

H. MISRAN RAIS

1930 30 Agustus, lahir di Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau.

1941 Menamatkan Governement School di Bengkalis.

1944 Menamatkan Sekolah Juru Rawat (ESEI HEI) di Tebing Tinggi,

Sumtara Utara.

1953 Menikah dengan Syamsiar (Almarhum). Mengikuti kursus biola

pada Morris Musik Kesawan, Medan, Sumatra Utara.

1955 Menikah dengan H. asmah Talif Memimpin Orkestra UP

Dharma di Bagan Siapi-api.

Page 22: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

1969 Sebagai anggota symponi Riau, Jakarta Fair.

1976 Berhenti sebagai pimpinan Orkestra UP Dharma di Bagan Siapi-api.

1980 Sampai sekarang aktif mencipta lagu, mengubah, dan arnsement lagu-lagu Melayu dan

masih ditekuni Misran sampai sekarang. Beberapa lagu gubahan Misran, Rais yaitu

Mars/Hymne Yayasan Putri Tujuh, Mars/Hymne Yayasan Sosial Multi Marga, Mars,

Hymne STIE Sri Gemilang, Mars/Hymne ATMI Dumai, Mars/Hymne Perguruan

Wahidin, Mars/Hymne Perguruan Setia Budi Rokan Hulu, Mars/Hymne Asuransi

Jakarta, Mars/Hymne Rokan Hilir.

.1992 Menerima Anugrah dan BPP Gapensi Pusat Jakarta atas ciptaan lagu “Hymne/Mars

Gapensi oleh BPP Gapensi Pusat Jakarta.

Menerima penghargaan Lomba Cipta Lagu Melayu oleh Dharma Wanita Provinsi Riau.

1996 Rekaman album perdana lagu-lagu gubahannya: Belimbuk, Kuala Rokan, Ayam Putih

Pungguk, Apo Tandonya, Joget Bono, Bagan Senembah, Zapin Bekayuh, Intan Kocik,

Dindung Badindung, dan Rokan Hilir.

1998 Mendapat penghargaan atas lagu ciptaan “Hymne/Mars Sultan Syarif Kasim” dan Bupati

Bengkalis.

2000 Mencipta lagu “Hymne/Mars Rokan Hilir” dan mendapat penghargaan Bupati Rokan

Hilir.

2001 Mengubah dan mencipta lagu-lagu seperti : Anak Rajo Jatuh, Panglima Layar, Bungo

Kiambang, Tung-Tung Kodak, Buah Apo Namonya, Uyang Nak Kombo, Nelayan Kito,

Paetani Makmur, Nasib Badan.

Sekarang H. Misran Rais pensiunan. Pegawai Negeri Pekerjaan Umum ini menetap di

Bagan Siapi-api, Rokan Hilir.

Kronologis Hidup dan kesenimanan

Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2003

Seniman Perdana

HASAN JUNUS

Di lahirkan di Penyengat (Tanjung Pinang, Riau) 12 Januari 1948.

Tahun 1960 melanjutkan pelajaran di Bandung, mengambil Jurusan Sejarah

dan Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, serta belajar pula

pada jurusan bahasa Timur pada Institute fo Foreign Languanges.

Memperdalam bahasa Eropa pada berbagai balai kursus dan perkumpulan

budaya. Sejak tahun 1993 sampai tahun 1989 menjadi tenaga pengajar luar

biasa pada FKIP Universitas Islam Riau sampai 1986; setelah itu mengajar

Sastra Bandingan dan Bahasan Naskah Melayu pada Fakultas Sastra

Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, sampai 1998.Bersama Sutardji

Calzoum Bachri penasihat majalah sastra “menyimak” yang diterbitkan oleh

Yayasan Membaca dan Oktober 992 sampai Oktober 1994.

Dan samping menulis karya asli juga menerjemah karya sastra asing, Duduk di Komite Sastra

Dewan Kesenian Riau periode pertama. Bersama Elmustian Rahman dan Al-azhar menerbitkan

berkala sastra suara sejak Agustus 1998. Anggota redaksi, redaksi pelaksana, lalu pimpinan redaksi

majalah kebudayaan sagang sampai tahun 2002. penasihat pada berkala sastra berdaulat. Peraih

Anugrah Sagang sebagai Seniman Budayawan Pilihan Sagang 1999. Sebelum itu bukunya Raja Ali

Haji Budayawan di Gerbang Abad XX meraih anugrah yang sama pada tahun 1996. peraih Anugrah

Seni 2001 dan Dewan Kesenian Riau sebagai Seniman Pemangku Negeri.

Karya-karyanya: Jelaga (1979); karya bersama Iskandar Leo dan Eddy Mawuntu; salah

satu bagian dalam Anthology of Asean Literature-Oral Literature of Indonesia (1983); Raja Ali Haji

Budayawan di Gerbang Abad XX (1998; Peraih Anugarh Sagang 1996), Burung Tiung Sri Gading

(Penerbit Pucuk Rebung), Pekanbaru 1992; novelette digubah dari naskah sandiwara karyanya

sendiri; sebagai naskah sandiwara merupakan cerita yang 7 kali di pentaskan di Riau, sekali di

Jakarta dan sekali di Padang); Peta Sastra Daerah Riau (1993 diterbitkan oleh Pemda Tingkat I

Riau; bersama Ediruslan Pe Amanriza); Tiada Bermimpi Lagi (Unri Press, 1998); Sekuntum Mawar

Untuk Emily dan Lima Belas Cerita Lainnya di Unri (Unri Press, 1998); Cakap-Cakap Rampai-

Rampai dan Pada Masa ini Sukar Dicari (Unri Press, 1998); Kematian Yang Lain dan Cerita-cerita

lain (Unri Press, Pekanbaru, 1999); Dan Saudagar Bodoh dan Fakir yang Pintar Menuju Sastra

yang Mendunia (PPBKM, Pekanbaru, 1997). Salah satu cerpenya diseratakan dalam antologi

Page 23: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

pemenang dan unggulan sayembara Kincir Emas Paradoks Kilas Balik. Cerpen “Pengantin

Boneka” diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Jeanette Lingard dan diterbitkan dalam Diverse

Lives-Contemporary Stories from Indonesia (Oxford University Press, 1995). Mencari Junjungan

Buih Karya Sastra di Riau (1999). Tiga Cerita Sandiwara Melayu dan Anak Badai Belajar Dan

Daun serta Kuntum Mawar itu Bercerita belum mendapatkan penerbit. Raja Ali Haji Fisabilillah

Hannibal dan Riau (Humas Pemda Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, 2000). Bersama Fakhri

Cerita-cenita Pusaka Kuantan Singingi (Penerbit Unri Press & Pemkab Kuantan Singingi & Balai

Pengkajian dan Pelatihan Dinas Kebudayaan dan Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau, 2001).

Karya sulung penerbit Cindai Wangi Publishing House Batam 2001 ini ialah Tiga Cerita Sandiwara

Melayu kanya Hasan Junus.

Lapasitas dan FKIP Universitas Riau Pekanbaru 1994 telah membuat kitab-katam-kaji

tingkat pertama (skripsi) atas naskah sandiwana Burung Tiung Seri Gading dengan judul aspek alur

dan Perawatan dalam Teks Drama Burung Tiung Seri Gading Karya Hasan Junus.

Juga ada seorang mahsiswa wanita dan FKIP UIR yang membuat skripsi berdasarkan

karya ini. Kajian atas novellet Burung Tiung Seri Gading dilakukan oleh Renu Lubis dan

Universitas Leiden Mei 1996. Karya Hasan Junus yang lain yaitu novellet “Pelangi Pagi” dalam

kumpulan Pelangi Pagi (Penerbit Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru, 1999) dijadikan bahan

penulisan skripsi oleh Helda Munirah 9811291 dari FKIP Unri tahun 2002 dengan judul “Watak

Tokoh Dalam Pelangi Pagi karya Hasan Junus”. Karya-karya lainnya terdiri Furu’ al-Makrnur

(Artefak, PPBKM Unri, 1996). Karya-karya dalam bentuk cerbung Pelangi Pagi (1992), Pohon

Pengantin, dan Cermin Nyinyin Almayer (dalam Riau Pos sebagai penceritaan kembali karya

Joseph Conrad Almayer’s Folly,), Murai Malam (novellet yang bergaya liar terbit sebagai cenita-

bersambung di Riau Pos). Penulisan Bab II, Bab III dan Bab IV Warisan Riau. Bersama Wan Galib

dkk menerjemahkan Nedenlanders In Siaken Djohor karya Nelisa Netscer. Salah seorang penulis

dan Dari Percikan Kisah Membentuk Provinsi Riau (Yayasan Pusaka Riau, Peknabru, 2001).

Menulis esei sastra dan budaya pada lembar seni & budaya “Sagang” (Riau Pos) dengan rubrik

tetap “Cakap-Cakap Rampai-Rampai”. Setelah lembar seni & budaya “Sagang” diganti oleh

“Selesa” pada setiap hari Minggu ia menulis esei sastra dalam rubrik “Rampai” sampai sekarang

yang umumnya berisi esei singkat yang memberikan semangat kepada penulis-penulis muda di Riau

untuk meluas cakrawala pengetahuan sastranya. Tahun 2002 bersama Drs. Elmustian Rahman MA

mengalih aksara lima syair yang terdiri dari Kitab al-Nikah karya Raja Ali haji, Syair Sinar Gemala

Mestika Alam Raja Ali Haji, Syair Raksi dari Syarah Hari Bulan karya Engku Haji Ahmad, Syair

Pelayaran Engku Puteri ke Lingga karya Engku Haji Ahmad, Syair Perjalanan Sultan Lingga dan

Yang Dipertuan Muda Riau Pergi ke Singapura dan Peri Keindahan Isatan Sultan Yang Amat Elok

karya Khalid Hitam; dua buku dalam bidang bahasa yaitu Bugyat al-An ifi Furuf al-Ma ‘ani karya

Raja Ali Kelana, dan Pembuka Lidah dengan Teladan Umpama yang Mudah karya Abu

Muhammad Adnan. Pada tahun 2002 terbit pula oleh Unri Press Karena Emas di Bunga Lautan dan

Engku Puteri Raja Hamidah Pemegang Regalia Kerajaan Riau serta cetakan kedua Raja Ali Haji-

Budayawan di Gerbang Abad XX.

Banyak mahasiswa yang mendedikasi karya ilmiahnya kepada Hasan Junus. Namanya

disertakn dalam sekian thesis dan disertasi. Sejak duapuluhan tahun terakhir ini banyak sajak-sajak

yang ditujukan kepadanya sudah merupakan kumpulan yang khusus. Will Derks menyatakan bahwa

Hasan Junus membawa postodernisme dengan cerita-ceritanya banyak bertolak dari naskah kuno

sehingga karya-karya itu harus dikaji dengan lebih mendalam. sedangkan Henri Chambert Loir

menilai di dalam karyakarya Hasan Junus ada keluasan sastra dunia yang bertitik-tolak dan

kebudayaanya sendiri.

Seniman Pemangku Negeri

H. TAUFIK IKRAM JAMIL

1963 19 September, Lahir di Teluk Belitung, Kabupaten Bengkalis,

Riau.

1970 Masuk Sekolah Dasar Negeri I Teluk Belitung, Kabupaten

Bengka1is.

1977 Masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bengkalis.

1980 Masuk Sekolah Pendidikan Guru di Bengkalis.

1983 Melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Riau, Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan.

1995 Melahirkan karya “Tersebab Aku Melayu” kumpulan sajak.

Page 24: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

1997 Melahirkan karya “Sandiwana Hangtuah” kumpulan cerpen.

Memperoleh Penghargaan dari Yayasan Sagang kategori “Buku Terbaik”.

Pemenang I Cerpen Sayembara yang diselenggarakan oleh Majalah Honison.

Harapan II, Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta.

1998 Melahirkan karya “Membaca Hang Jebat” kumpulan cerpen.

Memperoleh penghargaan cerpen Utama Indonesia dari Dewan Kesenian Jakarta.

1999 Melahirkan karya “Hempasan Gelombang” Novel.

Memperoleh penghargaan Buku Sastra dan Pusat Bahasa Pendidikan Nasional.

2002 Memperoleh penghargaan dan tabloid Intermezo kategori Seniman/ Budayawan Riau

2002.

2003 Memperoleh penghargaan dari Yayasan Sagang kategori Seniman/ Budayawan Riau

2003.

Sekarang Taufik Ikram Jamil terus berkreatifitas. Sekarang menjabat sebagai Ketua

Yayasan Pusaka Riau, Direktur Akademi Kesenian Melayu Riau dan Ketua Umum

Dewan Kesenian Riau.

Seniman Pemangku Negeri

HERI SYAHRIAL (ERI BOB)

1965 30 Januari lahir di Bengkalis Kab. Bengkalis - Riau.

1984 Menamatkan SLTA di Bengkalis.

1985 Di kontrak PT CPI sebagai pemain musik.

1987 Pindah ke Pekanbaru kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi

Lancang Kuning sampai semester VI.

Bermain musik di beberapa Pub di Pekanbaru.

1989 Menerima penghargaan sebagai Gitaris Terbaik pada Festival

Band Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Menerima penghargaan sebagai Keyboard Terbaik pada Festival

Jazz Band Universitas Lancang Kuning.

1990 Menenima penghargaan sebagai Gitaris Terbaik pada Festival Band Fakultas Tekhnik

Universitas Riau.

1991 Mengajar musik pada Sekolah Musik Renata JI. M. Yamin Pekanbaru.

1992 Menjadi pemain musik pada Band 69 pimpinan Bapak Soeripto (Gubernur Riau pada

masa itu).

1993 Menikah dengan Helmi dan dikaruniai 2 orang anak.

Pindah ke Batam bekerja pada perusahaan PT. Pertamina Tongkang sebagai pemain

musik dan main musik di beberapa Pub di Batam.

1996 Pindah kembali ke Pekanbaru bermain musik kembali pada Band 69 dan di beberapa

Pub di Pekanbaru.

Membuat lagu Jingle iklan untuk Radio Bharabas Pekanbaru.

1997 Pemenang Lomba Karya Cipta Jingle Iklan untuk PT. Agung (Toyota). Mengaransiment

lagu-lagu dan pencipta lagu Tradisional Jepang (Hissi Kuri moto) Album Pertama.

1998 Mengaransiment lagu-lagu dan pencipta lagu Tradisional Jepang (Hissi Kuri moto)

Album II)

1999 Mengajar musik pada Sekolah Musik Mutiara JI. Durian Pekanbaru.

2000 Bergabung dengan Grup D’sakai dan mengaransement lagu-lagu pada grup tersebut

untuk rekaman di Jakarta.

2001 Membuat musik-musik untuk puisi (Selendang Delima) untuk Yayasan Bandar Serai

Raja Ali Haji.

Masuk dalam 5 besar pada Lomba Karya Cipta Lagu Melayu yang diadakan oleh Dewan

Kesenian Riau.

2002 Menjadi anggota Komite Musik Dewan Kesenian Riau.

Membuat iklan jingle untuk Pasar Sukaramai.

Membuat lagu Mars untuk PT. Surya Dumai.

Membuat lagu Hymne dan Mars untuk Akademi Kesenian Melayu Riau.

Menjadi Dosen pada Akademi Kesenian Melayu Riau.

1) Dandun.(Kolaboirasi)

Page 25: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

2) Devi Prima (Pop)

3) Siak Raja Kecil-Pak Uso (Melayu)

Mencipta lagu untuk album Idawati ke-2 berjudul Raja Sehari.

2003 Menjadi Dewan Artistik untuk Bandar Seni Raja Ali Haji Orkestra yang ditugaskan

untuk mengaransment lagu-lagu Melayu dan mencipta lagu-lagu baru unutuk Orkestra,

antara lain:

Dua Anak dan Ombak.

Mendirikan Grup Geliga, mencipta dan mengarransment lagu pada grup ini kemudian

Rekaman di Kuala Lumpur, dengan jenis musik Kolaborasi antara Musik Jazz dan

Melayu dalam bentuk Instrumental, dengan judul ciptannya antara lain:

1) Terkenang Damon

2) Dang Purnama

3) Buai-buailah

4) Arun Jauh

5) Demang Lebar Daun

6) Pantai Lumpur

7) Kasut Baru

8) Saujana Pesisir

9) Ya Zapin

10) Melaut

11) Sirih Sekapur

12) Sampan Hanyut

Grup Geliga pemah diundang untuk tampil di:

1) Gapena Malaysia di Kuala Lumpur

2) Panitia Kenduri Seni Melayu di Batam 2002-2003

3) Panitia Kenduri Seni Melayu se-Dunia di Pekanbaru

Mencipta musik dan lagu Tarian untuk Negri Pahang pada Festival Citrawarna 2003

Malaysia

Membuat opening Musik untuk Taman Mini Malaysia Malaka.

Mencipta dan mengarransment lagu-lagu Melayu pada album Nandung dengan

penyanyinya Lina Kasem, dengan judul ciptaan:

1) Nandung

2) Sayang-Sayang Anakku

3) Nibung Patah

4) Sekedar Kata

5) Mencari Kasih

6) Ayun-Ayun

7) Selat Bengkalis

8) Teluk Belanga

9) Seni

10) Penghibur

Mengarransment beberapa lagu dan mengisi musik string/biola dan gitar pada album

Noraniza Idris (penyanyi Malaysia) yang akan beredar.

2004 Membuat jingle lagu untuk Radio Geliga Batam

Disamping itu Heri Syahrial (Eri Bob) sering juga menjadi Pemusik Tamu untuk

mengisi biola pada album rekaman:

1) Pantai Solop —Inhil

2) Idawati album ke-2

3) Lagu Qasidah (Sungai Pakning)

Heri Syahrial (Eri Bob) menguasai 3 jenis alat musik yaitu keyboard, gitar dan biola

Page 26: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Seniman Pemangku Negeri

SUDARNO MAHYUDIN

1940 26 September, lahir di Bagan Siapiapi, Kabupaten Rokan Hilir-

Riau.

1953 Tamat Sekolah Rakyat di Bagan Siapiapi

1956 Tamat Sekolah Menengah Pertama Bagian B di Surakarta

1960 Tamat Sekolah Menengah Atas Bagian B di Surakarta

1965 Melanjutkan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas

Gajah Mada Yogyakarta sampai tingkat II.

1966 Melahirkan karya Teater “Sebuah Jawaban”

1980 Pemenang I dalam Lomba Penulisan Cerita Daerah Riau dengan

judul“Insiden Santau Hulu”

1981 Melahirkan karya Teater “Pinangan” (Adaptasi Anton Chekov).

Melahirkan karya Teater “Siluman Ular Putih” (Adaptasi NN).

1982 Melahirkan karya Teater “Puteri Sed Daun”

Pemenang II dalam Festival Teater di Kabupaten Bengkalis, dengan judul “Puteri Seri

Daun”

1985 Naskah “Kudeta” sebagai Pemenang II sayembara Penulisan Skenario Film,

diselenggarakan oleh Departemen Penerangan RI

Pemenang II dalam Lomba Penulisan Buku Anak, dengan judul “Perang Guntung”.

Memperoleh sebagai pemenang II Festival Drama se-Kabupaten Bengkalis dengan judul

naskah “Putri Sen Daun”

1988 Pemenang II dalam Lomba Penulisan Cerita Daerah Riau, dengan judul “Sungai Yang

Menjadi Sakti Hidup”.

1990 Skenanio film/sinetron “James Bagio Vs Wrong Gang, ditayangkan TVRI

1992 Naskah “Pilih-Pilih Menantu” dipentaskan di Teater Arena Komplek Balai Dang Merdu

Pekanbaru.

Naskah “Pilih-Pilih Menantu” dipentaskan di Gedung Cupu Manik Bagan Siapiapi.

Beberapa makalah mengenai perfilman disampaikan dalam beberapa diskusi perfilman

di Pekanbaru

1993 Melahirkan karya Teater “Pilih-Pilih Menantu”

Melahirkan karya Teater “Ratu Cik Sima”

Skenario film/sinetron “Mencari Pencuri Anak Perawan” (berdasarkan roman detektif

karya Suman Hs), ditayangkan TVRI.

1995 Skenario film/sinetron “Nara Singa” ditayangkan TVRI

1996 Skenario film/sinetron “Awang Mahmuda” ditayangkan TVRI

1997 Pemenang II dalam Lomba Penulisan Buku tentang Raja Haji, dengan judul

“Tenggelamnya Kapal Malaka’s Welvaren”.

2000 Mengikuti perkuliahan kelas jauh pada Saint John Institute of Management Sciences.

Naskah “Hang Tuah Mendurhaka” dipentaskan di Festival Teater se-Riau yang

diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Riau di Pekanbaru.

Pemenang III Cerpen dalam Laman Cipta Sastra yang diselenggarakan oleh Dewan

Kesenian Riau, dengan judul “Rayap”.

2001 Selesai MBA.

2002 Mengikuti Festival Teater se-Riau 2002 di Bengkalis yang diselenggarakan oleh Dewan

Kesenian Riau dengan judul naskah “Pinangan Liuk”

Memperoleh Anugerah Sagang kategori Seniman/Budayawan Riau 2002 oleh Yayasan

Sagang.

2003 Juli, Naskah “Nasib Tukang Beca (komedi)” dipentaskan di Bagan Siapiapi.

Naskah “Ratu Cik Sima” belum dipentaskan.

Agustus, Naskah “Pinangan Liuk” dipentaskan di Laman Bujang Mat Syam Komplek

Bandar Seni Raja sempena Festival Budaya Melayu se-Dunia II.

Oktober, Naskah “Pinangan Liuk” sebagai Penyaji Terbaik I, pada Festival Teater

Remaja yang diselenggarakan oleh Sanggar Latah Tuah Pekanbaru. November, Naskah

“Pinangan Liuk” dipentaskan di Bagan Siapi-api.

November, Naskah “Pinangan Liuk” dipentaskan di Ujung Tanjung

Page 27: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Skenario film/sinetron “Dikalahkan Sang Sapurba” (diangkat dan novel karya Ediruslan

Pe Amanniza), selesai diproduksi, menunggu penayangan Skenanio film/sinetron “Ke

Langit” (diangkat dan novel karya Ediruslan Pe Amanriza), selesai diproduksi,

menunggu penayangan.

Skenario film/sinetron “Panggil Aku Sakai” (diangkat dari novel karya Ediruslan Pe

Amanriza), dalam proses produksi.

Skenario film/sinetron “Panglima Besar Reteh” (Pemkab Indragini Hulu), dalam proses

produksi.

Skenario film/sinetron “Pangeran Istana Matahari” (Pemkab Siak Sri Indrapura), dalam

proses produksi.

Pemenang Harapan I Cerita Rakyat dalam kegiatan Laman Cipta Sastra se-Riau Dewan

Kesenian Riau 2003, denganjudul “Gadis Cik Inam”.

Desember, sebagai pemakalah dalam kegiatan Dedah Sinetron se-Riau 2003 yang ditaja

oleh Dewan Kesenian Riau.

Desember, sebagai Dewan Juri dalam kegiatan Sayembara Film Independen Dewan

Kesenian Riau 2003.

Seniman Pemangku Negeri

SAID PARMAN

1960 29 Oktober, lahir di Sungai Pinang - Kepulauan Riau

1974 Menamatkan Sekolah Dasar di Rata Singkep

1977 Menamatkan Sekolah Menengah Pertama di Dabo Singkep.

1981 Menamatkan Sekolah Pendidikan Guru di Tanjungpinang -

Riau.

1987 Menamatkan Pendidikan di Institut Seni Indonesia jurusan Tari

di Yogyakarta.

1983 Membuat karya drama tari “Siu Bingsu Bulan Bekandung”

resital sarjana muda ASTI Yogyakarta.

Tari tunggal “Tanduk Kipas’ di Yogyakarta

1984 Membuat drama tari “Panca Sila Sakti” di Medan.20 April,

memperoleh penghargaan dari Didik Nini Thowok, sanggar

Natya Lakshita,Yogyakarta sebagai “house manager”. Membuat drama tari “Aswatama

Nglandhak” di Yogyakarta.

1986 Tari kontemporer “Suita Kai Pak ME” ujian untuk S-I Komposisi Tari ISI Yogyakarta.

1987 “Tari Zapin-Gazal” di Kijang - Kepulauan Riau.

1988 Tari massal “Rampai Tatubai” di Tanjungpinang

28 Oktober, memperoleh penghargaan dan Murwanto, Bupati Kepulauan Riau pada

acara “Malam Citra Pesona” Sumpah Pemuda ke-60.

1 November, memperoleh penghargaan dari Abu Chairah, Kadis P & K Kabupaten

Kepulauan Riau untuk “Koreografer Tari Masal’ pada porseni SD se-Kabupaten

Kepulauan Riau.

1989 Bangsawan “Meriam Sumbing Pulau Mepar” sutradara bersalam aim. Drs. Imron Noeh,

di Daik Lingga

Drama “Dosa Anak Datuk” sutradara bersama aim. Drs. Imron Noeh, di Dabo Singkep.

1992 Tari “Sketsa Hitam Putih” di Taman Budaya Riau Pekanbaru

Karya tulis “Tari Melayu Riau Hari ini” sebagai Pemenang III Sayembara Penulisan

Kritik

Tari tahun 1991/1992 oleh Ditjen Kebudayàan Direktorat Kesenian.

9 Maret, memperoleh pengharagaan dari Drs. EX. Sutopp Cokrohamijoyo, Direktur

Keseniati, sebagai Pemenang III Sayembara Penulisan Naskah Resensi/Knitik Tari tahun

1991/1992 Tingkat Nasional di Jakarta.

10 Maret, karya tulis “Potpourri tari Nan Jombang” di terbitkan Riau Pos.

1993 28 Oktober, Memperoleh penghargaan dan Drs, EX. Sutopo Co krohamijoyo, Direktur

Kesenian, sebagai peserta pada Festival Musik Tradisional di Taman Ismail Marzuki

Jakarta.

7 November, karya tails “Keberadaan musik tradisi Riau dan ornamentik garapan

komposisi perkusi pada kompang, di terbitkan Riau Pos.

Page 28: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

11 Desember, memperoleh penghargaan dari Yayasan Lontar, AT & T, Fakultas Sastra

Universitas Indonesia sebagai peserta pada Festival dan Seminar Tradisi Lisan

Nusantara di Jakarrta. 1994 Tari “Topeng Makyong” di Pekanbaru

Karya Tulis “Mengangkat tari ke pentas pertunjukan” di sajikan pada Workhsop Penata

Tari di Taman Budaya Riau.

September, kanya tulis “Diskripsi Tari Topeng Makyong” di sajikan pada Festival Tari

Nusantara di Taman Ismail Marzuki Jakarta.

30 September, memperoleh penghargaan dari Prof. DR. Ing. Wardiman Djoyonegoro,

untuk penampilan tari “Topeng Makyong” sebagai salah satu dari sepuluh penampil

terbaik Festival Tari Nusantana di Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Tari “Sentak Belang Kaki” garapan bersama Best Hikmahetty, SST, Pekanbaru Tari

kontemporer “Kenduni Arwah” di Taman Budaya Riau Pekanbaru.

1995 Tari “Kipas Mendu” di Pekanbaru

Tari Kontemporen “Tong Tong Kosong” ditampilkan pada Pasar Tani Kontemporer di

Pekanbaru Riau.

15 Januari, memperoleh penghargaan dari Drs.H. Rustam S Abrus, Ketua Umum Dewan

Kesenian Riau, atas partisipasi pada acara Lomba Lukis Anak-Anak se-Daenah Riau, di

Pekanbaru.

25 Juli, mempenoleh penghargaan dari H. Johan Syanifuddin, SH, Sekretanis Umum

Panpel MTQ Nasional ke-17 untuk Pelatih Tari Pembukaan “Gurindam Budaya’ di

Pekanbanu.

1996 22, 29 Desember, karya tulis “Tari Melayu Lama Dan Baru” tulisan bersambung di

terbitkan Riau Pos.

1997 Drama tari “Jebat Gugat” di Pekanbaru

5 Januani, karya tulis “Tari Melayu Lama Dan Baru” tulisan bersambung di terbitkan

Riau Pos.

6 Juli, karya tulis “Dua Bentuk Pengembaraan Bunyi, Jinak dan Liar” diterbitkan Riau

Pos.

Karya tulis “Wawasan Tari Riau” disajikan pada Pelatihan Guru Kesenian di Balai

Pelatihan Guru Pekanbaru

1998 Tari “Tahta” di Pekanbanu

3 September, memperoleh penghangaan dari Drs. Saini Kasim, Direktur Kesenian, atas

partisipasi pada Festival Tari Anak-Anak di Denpasar - Bali.

3-5 Oktober, karya tulis “Zapin Riau” disajikan pada Seminar Festival Zapin Nusantara”

di Johor Bahru Malaysia.

29 November, memperoleh penghargaan dari Drs.H. T. Lukman Jaafar atas nama

Gubernur Riau sebagai Koreognafer pada Parade Tari Daerah Riau di Pekanbaru.

1999 Tari “Makosuik Ati” di Pekanbaru

29 Oktober, memperoleh penghargaan dari DR. Sri Hastanto, S.Kar, Direktur Kesenian,

sebagai peserta pada Festival Nasional Teater Anak-Anak, di Taman Mini Indonesia

lndah Jakarta. 27 November, memperoleh penghangaan dari Drs. Rusjdi S Abrus,

Kepala Dinas Paniwisata Daerah Tingkat I Riau sebagai Koreografer pada Parade Tari

Daerah Riau 1999.

2000 Tari “Jegau” di Pekanbaru

Tari” Kedi Ngamen” ditampilkan pada acara Hari Bumi di Taman Budaya Riau

12 - 16 April, memperoleh penghargaan dari Hj. Baharom Bin Majid, Setiausaha

MPMBB, untuk penglibatan dan sumbang bakti bagi menjayakan “Pesta Gendang

Nusantara III” di Melaka. 14 November, memperoleh penghargaan dari Drs. Rusjdi S

Abrus, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Tingkat 1 Riau sebagai Koreografer pada

Parade Tari Daerah Riau 2000.

2001 12 - 15 April, memperoleh penghargaan dari MD. Sirat Bin Abu, Yang Dipertua

MPMBB, untuk penglibatan dan sumbang bakti bagi menjayakan “Pesta Gendang

Nusantara IV” di Malaka.

2002 Karya tulis “Tri Gedubang dan Tari Tradisi Lainnya” diterbitatkan dalam bentuk buku

Seri Cinta Budaya Negeri, Pekanbaru.

12 - 15 April, memperoleh penghargaan dari MD. Sirat Bin Abu, Yang Dipertua

MPMBB, untuk penglibatan dan sumbang bakti bagi menjayakan “Pesta Gendang

Nusantara IV” di Malaka.

Page 29: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

2003 Tari “Semah Alam” ditapilkan pada acara Hari Bumi di Taman Budaya Riau. Sekarang

Said Parman berdomisili di JI. Pramuka Lr. Tanama No. 22 Tanjungpinang dan

menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Tanjungpinang.

Seniman Pemangku Negeri

AMRUN SALMON

1961 Menamatkan pendidikan Sekolah Rakyat di Pekanbaru

1964 Menamatkan Sekolah Menengah Tingkat Pertama di Pekanbaru.

1968/1969 Menamatkan Sekokah Menengah Tingkat Atas di Pekanbaru.

1973 Menyelesaikan tingkat Sarjana Muda pada Sekolah Tinggi Seni

Rupa “ASRI’ Yogyakarta, Jurusan Dekorasi.

1975 Menikahi Putri Yogya Dra. Sudaryati. Memiliki 3 orang anak

perempuan Anak pertama: Khamelia Destri Anggraini Anak

kedua : Gemala Madumetha Anak ketiga : Anggia Paramitha

1976 Mengikuti pameran seni lukis bersama teman perupa di Gedung

Wanita Pekanbaru.

1977 Mengerjakan relief pendidikan di ruang tunggu Kantor Wilayah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Prop. Riau bersama

SPN Amnin Sabrin.

1984 Menancang dan mengerjakan relief ornamen gapura Selamat Datang pada jalan menuju

Bandara Sulthan Syanif Qasim II (bersama SPN Amnin Sabrin).

Melaksanakan relief pada VIP Room Pemerintah Daerah di Bandara Sultan Syarif

Qasim II (bersama SPN Amnin Sabnin).

1991 Melaksanakan revitalisasi kerajinan “tekat” Riau di Bengkalis (bersama SPN Amrin

Sabrin)

Merancang/menata stand pameran Pemda Riau di Singapura.

Merancang/menata stand pameran Juli 1991 - 1999 Tingkat Nasional di Jakarta.

1993 Merancang dan menata berbagai pameran Tingkat Nasional lainnya di Jakarta.

1994 Pameran Seni Kaligrafi Visualisasi Melayu Riau di Taman Budaya Riau Pekanbaru

Mengikuti Pameran Seni Kaligrafi Islam di Aula Mesjid Agung An-Nur Pekanbaru.

Merencanakan relief tema Kebudayaan Perjuangan dan Pembangunan di depan pintu

masuk Arena MTQ Nasional XVII di Bancah Laweh Pekanbaru.

1995 Mengikuti pameran lukisan se-Sumatera III di Taman Budaya dan Gedung Museum

Negeri Sang Nila Utama Riau Pekanbaru.

Mengerjakan/menata pameran Kerajinan di Kuala Lumpur Malaysia.

1996 Merancang relief Hang Nadim untuk Batam (tidak dilaksanakan).

1998 Menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci Mekkah

2000 Merencanakan dan menyiapkan Pameran Promosi Pemda Riau pada EXPO 2000 di

Hannover Jerman.

2001 Menyiapkan dan mengarahkan Pameran Kerajinan di Bandar Seni Sri Begawan Brunai

Darussalam.

Sekarang berdomisili di Jl. Kuantan VII No. 42 Pekanbaru. bekerja sebagai Pegawai

Negeri Sipil pada Dinas Kebudayaan Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau.

KARYA YANG PERNAH DIBUAT

LUKISAN

1. Menggobek (cat minyak) dikoleksi oleh Prof. Dr. Tabrani Rab

2. Plantar I (cat minyak) dikoleksi oleh prof. Dr. Tabrani Rab

3. Plantar II (cat minyak) dikoleksi oleh Zulkifli ZA

4. Mantera Pemanis (cat mnyak) dikoleksi oleh Zulkifli ZA

5. Sepi Diamuk Api (cat minyak) dikoleksi oleh Taman Budaya Riau

6. Ikan Kayangan I (cat minyak) dikoleksi pribadi

7. Ikan Kayangan II (cat minyak) dikoleksi pribadi

8. Topeng Makyong I (cat minyak) dikoleksi pribadi

9. Topeng Makyong II (cat minyak) dikoleksi pribadi

10. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi oleh O.K. Nizami Jamil

11. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi oleh Ismed A Royan (Alm)

12. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi oleh Ismed A Royan (Alm)

Page 30: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

13. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi pribadi

14. Kaligrafi (Acrilic) dikoleksi pribadi

KOLASE

1. Pondok Sakai (kayu) koleksi pribadi

2. Hutanku Punah (kayu) koleksi pribadi

VISUALISASI PUISI

1. Buai Anak (Acrilic) koleksi pribadi

2. Kremuning (Acrilic) koleksi pribadi

3. Penganten Boneka (Acrilic) dikoleksi oleh Hasan Junus

WALL HANGING

1. Alaf I (Acrilic) koleksi pribadi 2001

2. Pengulangan (Acrilic) koleksi DR. Yusmar Yusuf, Mpsi 2001

3. Ornamen Bunga Kiambang (Acrilic) koleksi pribadi 2002

4. Pucuk Rebung (Acrilic) koleksi pribadi 2002

BERBAGAI RANCANGAN

Batik, tenunan, logo dan sejumlah desain interior baik yang dilaksanakan maupun berupa rancangan

saja dan sejumlah ornamen baik pada kertas biasa dan yang sudah diberi figura. Sampai saat ini

masih berkarya.

PENGHARGAAN-PENGHARGAAN YANG PERNAH DIDAPAT

1. Memperoleh Juara I Logo MTQ Nasional ke XVII di Pekanbaru

2. Memperoleh Juara I Logo Kota Batam

3. Memperoleh Juara I Logo Kabupaten Siak

4. Memperoleh Juara II Logo Kabupaten Rokan Hilir

5. Memperoleh Juara III Logo Kabupaten Rokan Hulu

6. Penghargaan I Penata Pameran Pemda Provinsi Riau pada Pekan Raya Jakarta

7. Penghargaan II Penata Pameran Pemda Provinsi Riau pada Pekan Raya Jakarta

8. Penghargaan III (dua kali) Penata Pameran Pemda Provinsi Riau pada Pekan Raya Jakarta

antara tahun 1991 - 1998.

Bercerita

(Kutipan Pidato Hasan Junus pada acara Anugrah Seni DKR 2005)

SEBENARNYA seorang seniman, siapapun itu, apakah pengarang cerita pendek atau serita

panjang, penyair, eseis, penulis cerita sandiwara, teaterawan, musikus, perupa, penari, ialah seorang

tukang cerita. Masing-masing dengan andalannya seperti hati dan pikiran, mata, telinga dan mata

yang terampil. Seniman digolongkan sebagai intektua1 yang senantiasa menyiapkan makanan

pikiran karena kesan boleh juga dinamakan pengaruhi yang ditinggalkannya pada masyarakat di

lingkungannya. Penamaan budayawan adalah karena kekhususannya yang lebih dipertajam dengan

nama seniman kalau kerjanya menghasilkan karya seni yang merupakan makanan rohani bagi

mereka yang memerlukan.

Seni memiliki kawasan, wilayah dan sempadannya sendiri, dihuni oleh orang-orang bebas

atau orang-orang yang berhasil membebaskan diri dari berbagai kungkungan. Karena seni

mempunyai hukum dan aturannya sendiri itulah kawasan, wilayah dan sempadannya barangkali

ditata rapi oleh sejarah, geograpi, etnis, dan lainnya. Akan tetapi mungkin pula kawasan, wilayah

dan sempadan itu dibentuk berdasarkan faktor-faktor yang sama sekali bertentangan dengan semua

yang tersebut tadi. Baik dalam abad kegelapan dan abad pencerahan, baik di negeri yang lepas

bebeas dan di negeri yang terkungkung, senantiasa ada para seniman. Khusus di abad kegelapan dan

di negeri yang terkungkung, para seniman berkarya dengan risiko tinggi sehingga kadang-kadang

penciptaan karya seni harus di bayar dengan nyawa. Namun seniman dan karya seni tetap ada dan

terus juga ada.

Kawasan yang bermakna kesenian itu dapat di gambarkan seperti sebuah bangunan

segitiga,. Bagian alasnya dihuni oleh para penikmat dan pencinta kesenia, bagian tengah tengah

oleh ilmuwan dan kritikus kesenian, sedangkan bagian puncaknya oleh seniman kreatif. Akan tetapi

bagian yang sebenarnya tidaklah sesederhana itu, meskipun kerumitannya pun tidak pula membuat

Page 31: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

prinsip-prinsip dasarnya berubah terlalujauh dan terlalu besar. Seluruh bangunan segitiga yang yang

imajiner itu hehdak saya bed nama Masyarakat Seni. Kalau saudara-saudaraku tidak setuju pada

nama itu berilah nama yang lain padanya.

Memang tidak ada suatu ukuran tunggal untuk menilai perkemabangan kesenian dimana pun, baik

disini seandainya kesenian disini dikatakan bermutu randah dan juga di sana kalau di di sana

terdapat kesenian bermutu tinggi. Atau sebaliknya. Akan tetapi beberapa petunjuk dapat dijadikan

indikasi yang berharga asal pandi menggunakannya.

Kita sama-sama tahu bahwa jumlah orang yang menjadi anggota Masyarakat Seni itu tidaklah

banyak. Akan tetapi jumlah yang tidak banyak bukanlah gambaran yang jitu pada potensi yang

sesunggguhnya yang dikandung dalam batang tubuh kesenian yang sedia ada dalam din setiap

seniman. Buktinya segala macam bentuk kekuasaan senantiasa memerlukan kesenian untuk

kepentingan macanimacam kekuasaan itu sendiri, kepentingan di luar lingkaran sang seni. Lagi pula

mata rantai kehadiran seniman dan karya seni di sepanjang perjalanan waktu yang panjang dalam

sejarah dunia dan sejarah setempat tak pernah benar-benar terputus. Kadang-kadang memang

pernah terjadi kesenian mengalami keadaan genting, namun putus tidak.

Pada kesempatan ini saya hendak menyarankan suatu sikap agar para seniman dan

(lembaga-lembaga) yang menopangnya seperti Dewan Kesenian (dan lembaga lainya) seyogyanya

berupa sekuat dapat bergerak dengan lincah dan gagah menuju terbinanya Masyarakat Seni yang

nggul. Dengan menyebutkan Masyarakat Seni yang Unggul mau tak mau harus berarti munculnya

karya-karya seni yang unggul. munculnya karya-karya seni yang unggul tentu berarti pula memberi

perhatian dan bimbingan kalau perlu agar para seniman dapat mencapai tingkat unggulan. Tentu

saja selalu ada seniman yang tak memerlukan sama sekali bimbingan dan petunjuk, namun sebesar

apapun seorang seniman itu ia tetap memerlukan semacam bantuan, barang kali dalam bentuk

sesuatu yang sebenarnya berada di luar kerja kesenian. Hal ini terutama tertuju pada para seniman

yang kehidupannya sehari-hari agar tersangkak sangkak karena kekurangan materi dasar penunjang

hidup namun ia kaya sekali dengan gagasan dan berpotensi besar menghasilkan karya-karya seni

yang dapat dijadikan niakanan rohani, pembangkit hati dan pikiran dan kesadaran juga tempat

berteduh bagi mereka yang memerlukannya.

Dewan Kesenian atau lembaga semacam 1w yang lain bertugas menopang kekurangan dan

kesulitan mendasar yang di hadapi para seniman serta membantu mereka agar dapat menemukan

(sebenarnya menyadarkan mereká akan ) berbagai ragam perspektif barn yang berangkat dan leon-

leon kesenian, ilmu yang makin kini semakin membludak banyak dan mendalam sifatnya. Hal ini

patut benar dipertimbangkan karena bukanlah para anggota Dewan Kesenian idealnya harus terdini

dan orang-orang yang dapat menjadi tangki pikiran, yang biasanya terdiri dan para seniman dan

sekaligus penükir kesenian dan para akademisi dalam bidang ilmu kesenian dan kebudayaan atau

yang banyak tahu tentang kesenian.

Seorang seniman yang mengangkat masalah keresahan sosial dalam karya-karyanya tidaklah

harus menjadi sosiolog dan I atau politikus. Seorang seniman yang menjadikan gambaran tentang

puak dan kaum dalam karya-karyanya tidaklah harus menjadi seorang ahli antropologi. Seorang

seniman yang menokohkan drang-orang yang besar dan kecil yang hidup di masa lampau atau

menjadikan sumber ilhamnya tidaklah harus menjadi sejarawan. Dan mengangkat orang-orang suci

atau aulia seorang seniman tidak harus menjadi rohaniwan. Kalau seniman terlarik pada orang-

orang gila ia tidak harus menjadi ahli psikolog. Pada jin, hantu, jembalang, bunian, kembaran dan

semacamnya ia tidak pula harus menjadi seorang demolog. Ia tetap seorang seniman, barangkali

seorang seniman yang sangat senius dalam menggarap karya-karya seninya.

Seyogyanya seorang seniman harus terus dan terus menerus mencari dan berupaya

mendapatkan dimensi baru untuk mengisi ciptaannya dan melawan segala macam klise dan sosok

stetreotipe. Kadang-kadang jalannya menerabas keluar dari rel, dan kalau beruntung sampai pada

alamat berkesnian yaitu lahirnya karya seni yang sangat unik khas seniman penciptanya.

Maka janganlah sang seniman membiarkan begitu saja keuntungan yang telah diberi dan

disediakan oleh sejarah dan geograpis. Sesuai dengan sifat alam, keuntungan dan kelebihan itu

memang tersedia untuk di mamfaatkan. Sedang kekurangan dan kendala yang ada bersifat untuk di

lawan dan di taklukkan. Seniman yang menyadarii hal-hal yang seperti ini pasti dapat menghasilkan

karya-karya yang penuh nuansa, kaya dengan ragam, berdenyut kencang, membangkitkan hati

menimbulkan kagum.

Berikanlah kebebasan kepada seniman itu memilih sendiri cana dan gayanya menciptakan

karya. Jauhkanlah dan mengungkung bangsa seniman dengan aturan-aturan yang membelenggunya.

Kalau pilihannya ialah berkarya dengan mengandalkan akar budaya setempat, itu tentu bagus dan

Page 32: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

sah-sah saja. Namun seniman yang memilih tidak mengandalkan akan budaya setempat dan lokal

suka pada warisan lama juga mempunyai hak hidup dan harus diberikan kesempatan yang sama.

Seorang seniman yang menciptakan karya seni sama sekali tidak harus tunduk dan takluk

pada kekuatan yang berasal dari luar kawasan kesenian. Kalau ada orang yang hendak menjadi

seniman kosmopolit, apa salahnya? Karena gelanggang peraturan dan persaingan untuk karyá seni

yang dihasilkannya berada di sini, maka hal itu mengandung arti tempat ini lurut di perhitungkan

dan ikut menentukan. Sang seniman boleh saja bernafas di udara universal namun tempat

pijakannya harus kokoh berada di bumi sendiri.

Saya percaya bahwa di masa depan yang tak terlalu jauh sudah hadir secara meyakinkan

para seniman total yang sejumlah waktu dan perhatian di tumpukan pada pekerjaan seni. Sikap dan

pilihan hidup mereka yang tidak terbelah-bagi barang kali merupakan salah satu ciri seniman pada

awal millenium ketiga. Pada mereka ink pula karya-karya besar di hadapkan lahir.

Adalah alat musik yang sama yang menghasilkan lagu yang berbeda, yang riang atau

bersuasana duka. Mari ikuti tuntutan pikiran dan bisikan hatimu, seniman, lalu mainkanlah lagumu,

entah yang bagaimana suka hatimulah. Lalu yang karya yang kau hasilkan berubah menjadi

keindahan. Sementara itu baikilah di ingat bahwa tumpuan pandangan apabila kita berada di depan

kesenian seyogianya diutamakan pada karya, bukan orang yang menciptakannya.

Barang kali ada sebagian kecil pendapat saya yang saudara-saudanaku setuju dan ada pula

sebagian besar yang tidak di setuju, atau sebaliknya. Biarkanlah itu semua menjadi bagian yang

tetap dapat di diskusikan dalam berbagai kesempatan kelak. Akan tetapi seandainya saja ada di

antara saudara-saudara yang tak dapat menerima satu huruf pun dan semua yang saya katakan maka

apa boleh buat di antara saya dengan orang-orang itu pintu dialog pun tertutuplah sudah.

Anugrah seni yang disampaikan kepada para seniman yang di tentukan oleh Dewan

Kesenian Riau malam ini seyogyanya dipandang sebagai suatu ungkapan keriangan di kalangan

masyarakat seni. Bukan saja bagi para peraih yang telah berkarya dan beruntung tapi bagi semua

orang, nominator dan seniman kreatif Iainnya. Tiada ruang dan luang tersedia untuk bersedih dan

berpedih, karena karya seni oleh seorang peraih tapi pahit bagi yang belum berhasil meraihnya.

Bagi saya di atas segala-galanya semua adalah cerita. Peristiwa dan keadaan apapun senantiasa

menjadi indah setelah menjadi sejarah, saudara kandung cerita.

Setiap hari para wartawan memberikan bahan mentah cerita di surat-surat kabar. Seniman

boleh memakai bahan-bahan itu setelah mempermandingkannya dan mempermuliakannya. Harapan

saya kepada para seniman ialah dalam berkesenian, dalam menciptakan karya-karya seni, jadilah

seperti ikan paus biru yang tubuhnya terus membesar sampai ke ujung usia. Jadilah seniman yang

terus berkarya, terus dengan tunak tanpa jeda yang tak begitu perlu dan tidak membuang-buang

masa kehidupan yang sudah singkat ini, tak mengenal lelah, tak tahu jemu, tak mengenal gerun dan

negeri, dengan semangat tinggi, rajin dan lasak, berdendang riang sampai kematian datang. Dengan

telinga, mata, dan tangan memakai kata-kata, nada, garis, bentuk dan gerak yang di gauli dengan

semangat tinggi lahirkanlah karya, karya, karya-karya.

Selagi masih bemafas seniman siapapun ia, seorang pengarang cerita pendek dan cerita

panjang, penyair, eseis, penulis cerita sandiwara, teaterawan, musikus, perupa, penari — hendaklah

terus bercerita, janganlah berhenti, janganlah pernah berhenti, teruslah bercerita, teruslah

mencintai.***

Kronologis Hidup dan Kesenimanan

Penerima Anugerah Seni Dewan Kesenian Riau 2005

Seniman Perdana

TAUFIK IKRAM JAMIL

Lahir di Teluk belitung, Kabupaten Bengkalis, Riau, 19 September

1963. Menyelesaikan pendidikan SD-SPG di kabupaten itu, ia kemudian

menuntut ilmu di Universitas Riau dan menamatkannya tahun 1987.

“tersebab haku melayu” merupakan buku kumpulan sajaknya yang pertama

(Yayasan Membaca 1995),- menyusul kumpulan cerpen “Sandiwara Hang

Tuah” (Grasindo 1997), “Membaca Hang Jebat” (Unri Press, 1998— cetak

ulang oleh Yayasan Pusaka Riau tahun 2000), dan “Hikayat Batu-batu”

(Kompas, 2005), roman “Hempasan Gelombang” (Grasindo dan P2BKM

Unri 1999), dan roman “Gelombang Sunyi” (Kompas, 2001).

Page 33: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Beberapa karyanya juga banyak terhimpun dalam berbagai antologi di Pekanbaru, Jakarta,

Yogyakarta, Lampung, Malcassar, Surabaya, dan Kuala Lumpur, seperti dalam “Negeri Bayang-

bayang”, “Soeharto dalam Cerpen Indonesia&’, dan “1000 Tahun Nusantara”, termasuk antalogi

cerpen dalam bahasa Inggris “Menagerie 4” (Yayasan Lontar, Jakarta, 2000).

Berbagai penghargaan sempat diraihnya. Pada tahun 1997, Yayasan Sagang Riau Pos

Pekanbaru menilai bukunya “Sandiwara Hang Tuah” sebagai karya budaya terbaik. ini disusul

dengan keberhasilannya meraib juara pertama dalam sayembara cerpen majalah sastra Harison,

Jakarta. Tahun 1998, romannya “Hempasan Gelombang” meraih juara harapan dua dalam

sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta. Setahun berikutnya, lembaga kesenian ini

juga memberikan penghargaan Cerpen Utama Indonesia 1998 melalui cerpennya “Jumat Pagi

Bersama “Amuk”. Penghargaan Penulisan Sastra dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional (Depdiknas) Jakarta, diberikan kepadanya tahun 1999 melalui buku “Membaca Hang

Jebat”. Tabloid iuntermezo, memilihnya sebagai seniman budayawan Riau terbaik tahun 2002,

menyusul penghargaan serupa oleh Yayasan Sagang tahun 2003, di samping anugerah seniman

budayawan dan sanggar seni kampus Universitas Islam Riau Lisendera Dua Terbilang.

Tahun 2000, dia diundang dalam Baca Sajak Perdana Singapura, kemudian 2001 membaca

sajak bersama penyair dari 10 negara dalam Festival Puisi Internasional di Jakarta. Tahun yang

sama juga mewakili Indonesia dalam Majelis Sastra Asia Tenggara dan menjadi pembimbing

penulisan novel pada lembaga serupa. ia juga menjadi pembicara dalam berbagai seminar

kebudayaan antara lain di Leiden (Belanda), Singapura, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Jakarta, dan

Bogor, di samping berbagai kota di Riau. Selama dua tahun berturut-turut, 2001-2002, diundang

Depdiknas untuk berbicara di depan perwakilan guru-guru sastra SMU se-Indonesia.

Karya-karyanya dibicarakan berbagai kalangan antara lain untuk kajian ilmiah baik untuk

seminar sastra maupun sebagai kitab khatam kaji di Riau, Jawa, bahkan Belanda. Ilmuwan sastra

dan University of Victoria, Canada, bahkan memberikan tanda kepada karya Taufik Tkram Jamil

sebagai pembawa makna baru untuk novel warna lokal di Indonesia. Dalam makalahnya pada

Pertemuan Ilmiah Nasional HISKI XIV di Surabaya tahun 2003, Bodden menulis, “Daripada

serentetan teknik untuk melukiskan tatanan kehidupan sehari-hari keluarga dan komunitas, atau

untuk menggambarkan kepercayaan, upacara, dan kebiasaan rohani sebuah komunitas seperti dalam

sebagian besar novel-novel warna lokal tahun tahun 70-an dan beberapa novel warna lokal yang

baru (misalnya, Tanian Burni), karya Taufik Ikrarn Jamil ini sudah mengajukan sebuah makna baru

untuk novel warna lokal. Dalam novel ini warna lokal diubah menjadi sebuah identitas linguistik,

budaya, dan sejarah yang sebagiannya jelas merupakan ciptaan bebas manusia yang akan selalu

berkembang dan berubah.

Tahun 1983-2002 atau selama 19 rahun, menjadi wartawan di beberapa koran, terakhir

bergabung dengan harian Kompas Jakarta lebih dan 14 tahun. ia juga mendirikan Yayasan

Membaca tahun 1991 yang bergerak di bidang kebudayaan terutama untuk menerbitkan majalah

sastra menyimak. Sejak lima tahun lalu, mendirikan Yayasan Pusaka Riau yang juga bergerak di

bidang kebudayaan antara lain penerbitan, percetakan, dan pendidikan seni seperti dikonkritkannya

dengan membuka Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR), bahkan terjun ke dalam industri seni.

Seniman Pemangku Negeri

MARHALIM ZAINI

Nama Lengkap : Marhalim Zaini, S.Sn

Tempat/Tanggal Lahir : Teluk Pambang Bengkalis Riau, 15 Januari

1976

Alamat Asal : Parit I Desa Teluk Pambang Kec. Bantan Kab.

Bengkalis- Riau

Alamat Sekarang : JI. Utama Sari 46 RT 03/07 (Samping Masjid

Nurussalam) Tangkerang Selatan Bukitraya

Pekanbaru-Riau 28282

Alamat Instansi : Akademi Kesenian Melayu Riau

(AKMR) Komplek Bandar Seni Raja Au Haji (Bandar Serai) Ji. Jend.

Sudirman Pekanbaru-Riau

Alamat Email : [email protected]

HP : 081371660659

Page 34: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Pendidikan Formal:

- Sekolah Dasar (SD) di Teluk Pambang Bengkalis (1981)

- Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Masmur Pekanbaru (1987)

- Madrasah Aliyah Negeri (MAN-1) Pekanbaru (1991)

- InstitutAgama Islam Negeri (lAIN) Imam Bonjol Padang (1995-tidak selesai)

- Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (1998-2004)

Pengalaman Jurnalistik:

- Staf redaksi Tabloid Shoutul Jamiah IAIN Imam Bonjol Padang (1997)

- Koresponden Tabloid Fajar Padang (1997).

- Wakil Pimpinan Redaksi Tabloid Taferil ISI Yogyakarta (2000)

- Pimpinan Redaksi Jurnal Teater Stambul Yogyakarta (2003)

- Pemimpin Redaksi Majalah Seni Berdaulat (2005-sekarang)

Buku Tunggal yang Telah Terbit:

- Segantang Bintang Sepasang Bulan (kumpulan sajak, Yayasan Pusaka Riau, 2003)

- Di Bawah Payung Tragedi (Kumpulan naskah drama, AKMR Press, 2003)

- Langgam Negeri Puisi (Kumpulan Sajak, Dewan Kesenian Bengkalis dan Interbud Yogyakarta,

2004)

- Tubuh Teater (kumpulan Esai Teater, Dewan Kesenian Bengkalis dan Interbud Yogyakarta,

2004)

- Novel Jangan Biarkan Lara Menangis (Proses terbit di Penerbit Mizan bandung)

- Kumpulan cerpen Belajar Bercinta dengan Laut (proses terbit di Grasindo Jakarta)

Buku Antologi Bersama:

- Batarak (UKM Teater Imam Bonjol Padang, 2000)

- Embun Tajalli (FKY XII, Yayasan Aksara, 2000)

- Anugerah Sagang 2000 (Yayasan Sagang Riau Pos, 2000)

- Filantmpi (FKY XIII, Yayasan Aksara, 2001)

- Hijau Kelon & Puisi 2002 (Penerbit Buku Kompas, 2002)

- Dian Sastro for President (AKY, Bentang, 2002)

- Magi dan Tirnur (Yayasan Sagang, 2003)

- Pertemuan dalam Pipa (Dewan Kesenian Jakarta & Logung Pustaka, 2004)

- Satu Abad Cerpen Riau (Yayasan Sagang, 2004)

- Seikat Dongeng Tentang Wanita (Yayasan Sagang, 2004)

- Rembulan Tengah Han (DKR dan Yayasan Sagang, 2004)

- Maha Duka Aceh (PDS FIB Jassin, 2005)

- Living Together (Dwi Bahasa)- (Utan Kayu, 2005)

- Tafsir Luka (Yayasan Sagang, 2005)

Media Massa yang Memuat Karya

(Puisi, Cerpen, Esai, Resensi, Naskah Drama):

Jakarta Kompas, Majalah Horison, Media Indonesia, Koran Tempo, Jurnal Puisi,

Republika.

Riau : Riau Pos, Riau Mandiri, Majalah Sagang, Majalah Berdaulat, Majalah Tepak, Riau

Tribune. Padang Singgalang, Haluan, Mimbar Minang, Tabloid fajar, Padang Ekspres

Yogyakarta: Yogya Pos, Bernas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Gelanggang Rakyat, Majalah

Bakti, Majalah Kuntuni, Koran Malioboro, On Off Solo Solopos, Pos Kita

Surabaya : Jawa Pos, Surabaya Post, Minibar

Semarang : Suara Merdeka

Bali : Bali Post

Bandung : Pikiran Rakyat

Lampung : Lampung Post, Radar Cirebon, dan lain-lain.

Penghargaan (Hadiah):

- Tahun 1999, sajak Madah Seorang Bocah, Penghargaan dan Rektor 151 Yogyakarta dan DPD

BSMI DIY.

- Tahun 2001, sajak Rel Santo Thomas dan Jembatan Mati Itu, Otto, memenangkan Lomba

Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-DIY

Page 35: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

- Tahun 2001, sajak Bersiul di Perkampungan Bangkai memenangkan Sayembara Sastra Dewan

Kesenian Riau.

- Tahun 2002, sajak Segantang Bintang, Sepasang Bulan meraih Juara I Lomba Cipta Puisi

Majalah Sagang

- Tahun 2002, sajak Gumam Teluk Mambang (3) juara II Sayembara Sastra DeAan Kesenian

Riau.

- Tahun 2002, cerpen Malam Leba ran di Pelabuhan juara II Sayembara Sastra Dewan Kesenian

Riau

- Tahun 2003, cerpen Kopi Senja di Negeri Siti juara I Sayembara Menulis Sastra, mendapat

“Hadiah Tepak” dan Majaiah Budaya Tepak.

- Tahun 2003, cerpennya Lelaki Kuli dan Perempuan yang Pandai Menyimpan Api juara II

Sayembara Sastra Dewan Kesenian Riau

- Tahun 2003, Buku kumpulan sajak Segantang Bintang Sepasang Bulan, terpilih lima nomine

KSI Award, Jakarta.

- Tahun 2004, Cerpen Temui Aku Han Jumat, Di Belakang Kelenteng Tao, juara I Laman Cipta

Sastra DKR

- Tahun 2004, Sajak Subuh yang Lumpuh, juara III Laman Cipta Sastra DKR

- Tahun 2004, Esai Sastra Riau dalam Risau Sejarah, Juara I Laman Cipta Sastra DKR.

- Tahun 2004, Naskah Lakon Api Semenanjung, Juara III Laman Cipta Sastra DKR

- Tahun 2004, buku puisinya Langgam I Vegeni Puisi terpilih nominasi Anugerah Sagang 2004

- Tahun 2005, Puisi Lesung Batu, Lesung Kayu Juara II Laman Cipta Sastra DKR.

- Tahun 2005, Naskah Drama Pan geran Terubuk Juara III Laman Cipta Sastra DKR

- Tahun 2005, Cerpen Jangan Menyebut Dun Frasa liii Juara II (tingkat Nasional) Laman Cipta

Sastra DKR.

- Tahun 2005, Novel Jan gan Biarkan Lara Menangis, raih Pemenang Penghargaan I Sayembara

Penulisan Novel Dar Mizan (Tingkat Nasional).

- Tahun 2005, Skenario Film Dongeng Negeri Siti raih 10 Naskah Pilihan dalam Sayembara

Penulisan Skenario Film Cerita Dept. Kebudayaan dan Pariwisata dan Dirjen.

Perfilman Indonesia, 2005

Ivent Sastra yang Diikuti:

- Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN) 1997 di INS Kayutanam, diundang bersama Teater Nadi

Martir.

- Mengikuti Pekan Bahasa, Sastra dan Seni Nasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Bandung, tahun 2000.

- Diundang baca sajak pada Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) tahun 2002.

- Diundang baca cerpen oleh Dewan Kesenian Jakarta dalam Cakrawala Sastra Indonesia 2004,

14 sampai 17 September 2004 di TIM Jakarta.

- Diundang baca sajak oleh Dewan Kesenian Riau dalam Pasar Seni, 01 Januari 2004 di Laman

Bujang Mat Syam Pekanbaru.

- Pentas Sastra di Auditorium Kompleks AL-Azim, Melaka, Malaysia, dalam acara Seminar

Warisan Puisi Melayu Serumpun dan Forum Adat, 5 Oktober 2004, ditaja oleh Institut Seni

Malaysia Malaka, Kerajaan Negeri Melaka, dan Dewan Bahasa dan Pustaka.

- Diundang baca sajak dalam iven International Literary Award 2005 di Bandung, Lampung,

Jakarta, pada 25 Agustus s/d 3 September 2005, yang diselenggarakan oleh Komunitas Utan

Kayu Jakarta kerjasama Winternechten Belanda.

- Diundang baca sajak dalam Kenduri Seni Melayu, oleh Dewan Kesenian Batam, Desember

2005, di Tanjung Uma, Batam.

- Diundang baca sajak dalam Bintan Art Festival 2005, oleh Dewan Kesenian Tanjung Pinang, di

Bintan Tanjung Pinang, 3-6 Desember 2005.

Organisasi/Lembaga Seni/Sastra:

- Anggota/ aktor Teater Nadi Martir Padang (1995-1997)

- Pendiri, aktor, sutradara, penulis naskah, Teater Imam Bonjol IAIN Padang, (1998)

- Aktor dan Pelatih, Teater ESKA LAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1998-2003)

- Ketua Div. Pendidikan, Aktor, Sutradara, Komunitas Rumahlebah Yogyakarta, (2001-2003)

- Ketua dan Sutradara, Teater Batukuala Yogyakarta, (2000-2004)

- Anggota Himpunan Sastrawan Muda Indonesia (HISMI) Yogyakarta (1999-2001)

- Ketua Umum, Rumah seroja (Rumpun Mahasiswa Seni Riau Yogyakarta), (2003-2004)

Page 36: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

- Ketua Jurusan Teater dan staf pengajar, Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) Pekanbaru,

(2004 - sekarang)

- Koordinator Majelis Jumat, Sebuah Forum Diskusi Sastra Bulanan (2004 - sekarang)

- Pembina Rumah Sastra Siswa (RSS) Pekanbaru

- Koordinator Telangkai Teater Riau.

Memberi Kata Pengantar dalam Buku:

- Buku Antologi Puisi Teater Imam Bonjol Padang berjudul La Belle Noiseuse (Penerbit UKM

Teater Imam Bonjol, 2000)

- Buku Esai Budaya karya Nurel Javissyarqi berjudul Budaya Semi (Penerbit Pustaka Pujàngga,

2005)

- Buku Antologi Puisi Senapelan Writer Asosiation (SWA) Pekanbaru, berjudul Belantara Kata

(Penerbit UIR Press, 2004).

- Buku Kumpulan Cerpen Griven H Putra berjudul Tenggelam (2005)

Seniman Pemangku Negeri

ZUARMAN AHMAD

1963 03 April, lahir di Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai Kabupaten

Kampar (sekarang Kabupaten Rokan Hulu), anak keempat dan 9

(sembilan) saudara pernikahan Ahmad Dr dan Hasiah.

1970 Masuk Sekolah Dasar Negeri I Dalu-dalu

1973 Mendirikan orkes gambus bersama kawan-kawan, sebagai pemain

gambus dan biola, dan menjadi penabuh drum Orkes Rangkaian

Sukma bersama musisi yang jauh di alas usianya. Mulai dan kelas I

hingga kelas 6 mendapat ranking I (Pertama)

1975 Tamat Sekolah Dasar Negri I Dalu-dalu

1975/1976 Masuk Sekolah Menengah Pertama. Mendirikan Band SMP

Dalu-dalu bersama kawan-kawan dan dibimbing oleh gurunya (abang paling tua). Menciptakan lagu

“Sekumtum melelatiku yang Hilang”, dan “Yuli”. Bermain musik di acara-acara kenduri nikah-

kawin, resepsi negara kecataman, kampanye, dan acara Iainnya. Mulai dan kelas I hingga kelas III

mendapat ranking I (Pertama).

1979 Tamat Sekolah Menengah Pertama

1979/1980 Masuk Sekolah Menengah Atas Negeri II Pekanbaru. Belajar musik bersama Cris

Pangabean. Ikut Vokal Grup bersama kawan-kawan SMA II Pekanbaru. Pindah

sekolah ke SMA Pasirpengaraiyan. Mendirikan Band SMA Pasirpengaraiyan.

Bermain di acara nikab-kawin, resepsi, dan acara lainnya di Pasirpengarayan. Ikut

Lomba Nyanyi tingkat SMA di Bangkinang dan diutus ke Pekanbaru, dan main

celempong mengiringi tan Mengolah Nina di Pekanbaru.

1984 Karena sibuk bermain musik, baru menamatkan Sekolah Menengah Atas Negeri

Pasirpengarayan.

1984-1886 - Pulang-balik Dalu-dalu-Pekanbaru, bermain musik.

1986 - Kuliah di Jurusan Musik Sendratasik UJR Pekanbaru. Bersama Pak Abubakar

bermain musik Orkes Melayu Asli mengiringi nyanyi dan tan pada acara-acara

kenduri, resepsi dan lain-lain.

- Belajar Musik Mendu dengan BM Syamsuddin dan tampil bersama dalam

teater kolosal Mendu di Gedung Olah Seni, Taman Budaya Pekanbaru.

Menjadi gum honor di SMP Islam Pekanbaru ketika duduk di semester II

Menjadi guru honor di beberapa sekolag menengah atas di Pekanbaru hingga 8

(delapan) tahun. Masuk ke beberapa sanggar tari sebagai pemusik.

- Juara Lomba Baca Puisi Bulan Bahasa FKIP UIR

- Menciptakan Mars FKIP UIR

- Menciptakan lagu “Pagi Mengalir Basal?’ syair Al Azhar, dan beberapa hagu

Balada lainnya.

- Bersama Syamsuddin Tambusai membina Rebana SMP Islam membentuk

beberapa gruni Rebana dan membinanya di Pekanbaru, dan berkembang

hingga sekarang lebih-kurang ratusan grup rebana.

- Penyaji Terbaik Karya Cipta “Lagu Dan Desa” Jurusan Musik UIR

Page 37: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

1989 - Mendirikan Orkes Gambus Al-Fajar RRI Pekanbaru, sebagai pemain biola dan

gambus.

- Sebagai pemusik Orkes Keroncong Mutiara pimpinan Pak Untung

- Anggota Musisi Musik Keroncong “Pemihihan Bintang Radio-Televisi Remaja

Riau

1990/1991 - Tamat kuliah di Jurusan Musik Sendratasik UIR.

- Menjadi anggota beberapa sanggar di Pekanbaru sebagai pemain musik, penata

dan komposer musik, antara lain Sanggan Mukaddimah UIR, Sanggar

Muhibbin, Sanggar Dang Merdu, Sanggar Laksemana, Sanggan Malay,

Sanggar Bubindya, Sanggar Selendang Delima, Sanggar Anggun Cik Sun,

Mendirikan Sanggar Puteri Tujuh (Sekolah Menengah Kesenia Indonesia,

SMKI), mendirikan Teater Ma’rifat,

- 1991, Mendirikan dan menjadi guru musik dan mater SMKI (Sekolah

Menengah Kesenian Indonesia) Pekanbaru.

- Menata dan Menciptakan musik Tari di Sanggar Dang Merdu, Laksemana, dli.

- Pertama sekali membuat musik tan zapin dengan tempo cepat bersama

Suryaminsyah dan SPN Iwan Irawan Permadi, ditampilkan di Perancis,

Spanyol dan Kunming (Cina).

- Tahun 1992, 14 Nopember, péngiring musik Baca Puisi H Tabrani Rab dan

Noor SM (penyair Malaysia)

- 1992, Pengiring Musik Melayu dalam Festival Lagu Langgam Melayu Remaja

di Pekanbaru yang diselenggarakan oleh Depdikbud Kodya Pekanbaru.

- Penataran Pertemuan/Orientasi Seni Budaya Keagamaan Propinsi Riau

- Mengikuti event tim kesenian Riau ke luar Riau dan luar negeni (Malaysia)

1993- - Mendirikan Kelompok Musik Abbandono, mendirikan Kelompok Musik

Selasih Dulang. Mendirikan Kelompok Musik Nobat bersama Dandun Wibawa

dan membuat musik kolaborasi (dua warna) mendahului Jaduk Ferianto.

- Pertama sekali menciptakan musik kontemporer di Riau

- Menatal komposer musik tan, Hutan, dil

1994 - Penata Musik dan Mencipta Lagu untuk Musik Pengiring Tan Persembahan

Pergelaran Kesenian Pembukaan dan Penutupan MTQ Nasional ke- 17 Tahun

1994, yang dibuka oleh Presiden Soeharto di Puma MTQ (Bandar Serai

sekarang), 17-23 Juli.

- Juara Lomba Baca Syair dan Lukisan Puisi FKIP UIR

- Workshop Musik Perkusi Tradisional Riau Dewan Kesenian Riau 1994.

- Menjadi Pengurus Dewan Kesenian Pekanbaru Komite Musik

- Menata dan komposer musik Tari

1995 - Membentangkan karya cipta musik di Teater Arena, Kompleks Balai Dang

Merdu.

- Sebagai Penata/komposer dan pemusik dalam L’Amitié des Peuples par

lefolkrore, chants, musique, activités culturelles Perancis dan Spanyol, antara

lain di kota AIX-LES-BAINS, STRASBOUR4 HAGUENAU, LURE,

BOURBONNE, PLOMBIERES-LES-BAINS, BAINS-LES-BAINS,

AMNEVILL, CONTREXEVILLE France (Perancis), dan ORENSE, dan kota

lain di Espagne (Spanyol).

- Pesta Gendang Nusantara di Melaka

1996 - Pesta Gendang Nusantara di Melaka

- Mengikuti Ceramah Sastra Hasan Junus di Taman Budaya Pekanbaru, 5 Juni

1996

- Karnival Johor, 17 Ogos-31 Ogos 1996

- Penata Musik Parade Tan Daerah di Pekanbaru dan Jakarta

- Mencipta musik Country dan musik tari

- Mengikuti Pekan Budaya Melayu di Medan

- Penelitian Lagu Rakyat Riau

1997 - Mengikuti Pekan Budaya Melayu Xl di Medan, 30 JuIi-04 Agustus

- Juara Lomba Musik Rebana, dan Orgen Tunggal, 17 Agustus

- Menjadi Pengurus Dewan Kesenian Riau, Komite Musik

- Menjadi Jun Paduan Suara, Band, Lomba Nyanyi Melayu, Rebana

Page 38: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

- Menjadi Pengurus Dewan Kesenian Riau (DKR) hingga 3 periode sampai

sekarang

- Merekam Album Melayu Dewan Kesenian Riau, beberapa lagu Melayu

Ciptaan

- Menata Musik Tari, dll

1998 - Menyelenggarakan event musik Dewan Kesenian Riau

- Merekam Lagu Bernuansa Islami

- Mendirikan Orkes Gambus lkhwanusshofa

- Mencipta musik Rentak Gendang Seratus, dli

- Mengajar Musik di Sekolah Musik Mutiara

- Komposer Musik pada event Kenduni Seni di Batam -

- Pemakalah Musik Dewan Kesenian Riau

1999- - Mencipta Musik untuk pembacaan puisi, tari

2001 - Mengikuti event musik

- Mendirikan Orkes Gambus Dakwatul Musiqi

- Mengarransemen Album Teja (Tanjungpinang)

- Mengarransemen dan mencipta lagu Album Kampar Kiri

- Mengarransemen dan mencipta lagu Album Komite Musik Dewan Kesenian

Riau

- Mengarransemen dan mencipta lagu bernuansa Islami Orkes Gambus

Ikhwanushhofa.

- Menggarransemen dan mencipta lagu bernuansa Islami Orkes Gambus

Dakwatul Musiqi

- Pemakalah Musik Dewan Kesenian Riau 2002 - Menjadi Dewan Artistik

Bandar Serai Orchestra

- Mengarransemen lagu Melayu dan mencipta musik untuk orkestra

- Mendirikan dan bergabung dalam Musik Country

- Mengarransemen dan mencipta lagu Album Musik Islami

- Anggota Dewan Juri Band, Rebana Partai Keadilan, Lagu Melayu

2003- - Menjadi Pengarah Artistik dan Kunduktor Bandar Serai Orchestra

2006 - Menggaransemen musik untuk Bandar Serai Orchestra

- Membuat Komposisi Orkestra Oueia@Ratok, Temasik, Symphoy Empat

Sungai, Terjemahan ke bentuk Musik dari Cerita-pendek Hasan Junus, dan

Terjemahan ke bentuk Musik dan sajak-sajak Idrus Tintin, Asrizal Nur,

Ediruslan Pe Amanriza, Rida K Liamsi, dll.

- 2004, Pengamat Bandar Serai dan Kemantan Awards Kompetisi Tan Tunggal

Kontemporer.

- Instruktur Bengkel Sastra Musikalisasi Puisi untuk Guru Pembimbing dan

Siswa SMA dan MA se-Kota Pekanbaru

- Mengikuti Seminar “Peranan Budaya Melayu Riau dalam Mendukung

Pencapaian Visi Riau 2020.

- Pengamat Rarak Cipta Musik Dewan Kesenian Riau

- Juri Musik dan Instruktur Workshop Siswa SMA se-Riau

- 12 kali Konser Bandar Serai Orchestra, Konser Kelima “Juadah Rindu” di

Aditorium RTM Johor Bahru Malaysia, hingga mengiringi Ahmad Jaiz di Siak

Sri Indrapura, 15 Pebruari 2005.

- Dosen Luar Biasa Akademi Kesenian Melayu Riau sejak 2002-2003 hingga

sekarang

- Menjadi Redaktur Majalah Budaya Sagang sejak tahun 1999 hingga sekarang

- Menulis esai musik

- Sedang menyiapkan Ensikiopedi Musik Melayu Riau

- Desember 2005, Menerima Anugerah Seni Tradisional Kategori Anugerah

Prestasi Seni/ Musik dari Gubemur Riau H.M. Rush Zainal

Karya-karya Musik:

Vokal : Sekuntum Melatiku yang Hilang, Yuli, Lagu dari Desa, Nyanyian Pagi (Pagi

Mengalir Basah); Burung Waktu, Dermaga Angsa, dIl (Puisi Idrus Tintin); Jodoh

dan Nagoya (berubah versi One Night in Batam), Meniti Waktu, dIl (Puisi

Asrizal Nur); Nyanyi Sunyi (Sajak Amir Hamzah), Nyanyian Sakai, Lorong

Page 39: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Waktu Gurindam Jiwa, Joget Rokan, Merindu Kasih, Menabur Kasih Menuai

Rindu, Selasih Dulang, Dermaga Kasih, Gunong Sahilan, O Mak Pulanglah

Copek, Nyanyian Senja, Apo Paedah kan Diseobuik, Oje, mo Kuhapik, Zapin

Sungai Siak, Neo Zapin, Sarajevo, Tanah Airmata (puisi Sutardji C. Bachni), 16

Besar Lagu Anak-anak di Jakarta, dll.

Musik Terjemahan

(Kontemporer) : Nyanyian Wangkang, Bagan I dan II (dari sajak Ediruslan), Tabir, Daun Senja,

Pengantin Boneka (dan Cerita-pendek Hasan Junus), Mula Jadi, Komposisi

Gendang Rentak Seratus, Gondang, Musik Pinggan Ayan, Musik Perut, Tak,

Aceh 26 Desember 2004, Komposisi Marwas Ketobong Mantra, Komposisi 300

Gendang, dan lain-lain

Musik Tan : Tari Zapin Payung Sekaki, Kompang Gelek, Makyang Mah, Hutan, Musik Tari

MTQ Nasional, Musik Tari Sanggar Dang Merdu, Laksemana, Bubindya,

Muhibbin, Sanggar Puteni Tujuh SMK1, Musik Tari Kontemporen, dll.

Koor : Mars FKIP UIR, Mars Pramuka Riau, Hymne SMKI, Mars SMP Islam.

Opera : Opera Bulan, Tun Fatimah (belum dipentaskan)

Orchestra : Oueia@Ratok, Temasik, Preludium, Symphony Empat Sungai, Nyanylan

Wangkang, dan lain-lain sedang dalam pekerjaan untuk Bandar Serai Orchestra.

Aransemen

Orkestra : Dondang Sayang, Czardas, Damak, Malam, Pak Ngah Balek, Seroja, Tanjung

Puteri, Anaulum, Habibi Nurul’ain, Azizah, Fatwa Pujangga, Getaran Jiwa,

Hero, Keluhan Jiwa, Mati Lampu, Minuet in G Perwira, Traumerei, Selasih

Sayang, Lapaloma in A Major, Romance d’Amour, DiAmbang Sore, Wakil

Rakyat, One Night in Batam, My Heart Will Go On

Karya-karya sastranya di tulis di majalah Budaya Sagang dan Riau Pos berbentuk cerita-pendek,

sajak dan juga beberapa buah terjemahan cerita-pendek dan sajak, antara lain:

1. Antologi Puisi bersama Basrul Ibn Bahaman

2. Requeim (cerita-pendek: Harian Pagi Riau Pos)

3. Sang Pmfesor dan Bulan Purnama (cerita-pendek: Harian Pagi Riau Pos)

4. Sajak terjemahan Burbank dengan Baedeker: Bleistein dengan Sebatang Cerutu, karya T. S.

Eliot) (Harian Pagi Riau Pos, Minggu, 18 Maret 2001)

5. Kisah Burung Api

6. Memandang Perempuan Sempurna 100 % di satu Pagi yang Indah (cerita-pendek terjemahan

karya Haruki Murakami: majalah Budaya Sagang, Edisi 28/IlI/Januari 2001)

7. Terdampar (Naskah Drama: majalah Budaya Sagang, Edisi 29/III/Pebruari 2001)

8. Becak Mengarang Waktu (Teruntuk Opung HJ): majalah Budaya Sagang; Edisi 31/III/April

2001)

9. Terjemahan Puisi Anak-anak (Kids Pick The Funniest Poems, yang diterbitkan oleh

Meadobrook Press, dan beberap puisi Kelompok Puisi Sekolah Irving-Bradley, Copyraght

1996-2001, Emmi Tan, Internet)

10. SMS Langitan (cerita-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 33/III/Juni 2001)

11. Orang Asing (cerita-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 39 Desember 2001)

12. Opera Bulan (majalah Budaya Sagang, Edisi 45/III/ Juni 2002)

13. Negeri Antara lmpian dan Kenyataan (certa-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 46/III/Juli

2002)

14. Ikan Ajaib (certa-pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 42/III/Maret 2002)

15. Saya Melihat Pak Menteri Mati di Kamar Hotel: Ia dan Seorang Perempuan Cantik (cerita

pendek: majalah Budaya Sagang, Edisi 49/III/Oktober 2002)

16. Sajak dan puluhan cerita-pendek dengan nama pena yang ia sendiri sudah lupa.

Page 40: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Seniman Pemangku Negeri

DANJTE S MOEIS

Dantje S Moeis. Lahir di Rengat-Riau 12 April 1952 - Pekerja Seni

- Anggota redaksi/perwajahan) pracetak majalah budaya Sagang

- Pengurs Dewan Kesenian Riau (komite Senirupa)

- Alamat tempat tinggal, jalan Angsana no. 542 Beringin Indah,

Pekanbaru, telp. 0761-7056313

- Sekretaris Umum si Kari (Sindikat Kartunis Riau). Belajar melukis

secara otodidak yang kemudian dikembangkan melalui pergaulan

dengan para seniman perupa. Beberapa kali mengikuti pameran-

pameran besar senirupa berskala nasional baik di Jakarta maupun

dibeberapa kota besar di Indonesia.

- Sebagai salah seorang pengurus Dewan Kesenian Riau, Dantje S

Moeis Beberapa kali mengusung karya-karya perupa Riau untuk dipamerkan di Galerry Nasional

maupun Taman Ismail Marzuki Jakarta. Di samping giat berkarya dalam bentuk seni rupa, sebagai

upaya untuk menjembatani pikiran-pikirannya dalam hal ini tentang dunia senirupa yang

digelutinya dengan masyarakat, Dan tje juga banyak menulis artikel atau esei senirupa yang dimuat

diberbagai media cetak.

Karya tulis.

Esei Senirupa

- Youngster Bingung (Sagang 34)- Menatap Cermin Kini Karya Instalasi (Riau Pos) - Nasionalisme

Sebagai Titik Tolak Kreatifitas (Sagang 22) - Bedah idiom Alam (Riau Mandiri 2000) - Riau dalam

Instalasi Era dan Pasca Orba (Sagang 19)- Kelayakan Pengelolaan Benda Seni (Riau Pos) -

Eksplorasi

Meta Ekologi (Sagang 14) - Menapis Karya Lukis (Riáu Pos) - Menjadi Tunak di Banyak Kamar

tak

Bersekat (Sagang Juli 2001) - Patung Kota (Riau Pos) - Pirous di Serambinya (Sagang April2002) -

Seni

Pada Halaman Album Perjalanan Zaman (Sagang September 2001)- Seniman Bukanlah Hanya

Seniman

(Sagang Agustus 2001) - Senirupa Kartun dalam Media Cetak (Sagang 48) - Seni Patung di Riau

(Sagang

49)- Youngster dan Pilihan Jujur (Sagang 33)- Pameran di Jalan dan Jalan-jalan (Sagang 51)- Karya

Senirupa Berteknologi (Riau Pos) - Senilukis Anak-anak dan Upaya Pembinaan (Biduk Feb. 2003) -

Leonardo da Vinci (Biduk Jan. 2003) - Seni Grafis Agar tak Bantut (Riau Pos) - Always Green and

always blue (Sagang Feb. 2003)

Di samping menulis artikel atau esei senirupa, Dantje juga melintas batas kreatifitas dengan

tulisantulisan kreafif lainnya dalam bentuk:

Cerita-pendek

•-Gusur (Riau Pos 2003) - Kunci Inggris (Tepak 2003) - Anggur Obat (Riau Pos 2003) - Dolah

Pencerita (1999) - Di Manjamalam (Sagang th. 2000) - Kementut (Riau Mandiri

th.2002) - Lung Perak (Riau Pos th. 2001) - Mad Yang Indah (Sagang Juni 2001) -

Memilih Saat Mati Yang Salab (Sagang 29) - Ndu Amat (Genta Okt.1995) - Surat

Pendek Buat Raja (Genta th.1995) - Pengantin Bunian (Riau Pos 1995)

- Pisah Kepala (1999) - Semah Japura Laut (2000) - Sio-sio Ngangkang (Gerbang Sari th. 1995) -

Baju Sultankita (Sagang th.1999) - Tujuhbelas Agustus di Tidur Siang (2000)- Vas

Bunga (Sagang Riau Pos 1996).

Cerita-Bersambung

- Lembaran Wama-wami (Riau Pos) - Komik Strip, Putri Tuntung Kuning (Media Riau).

Puisi

-Fasihullisan (1999)- Perjalanan Arwah (1999)- Jalan 99(1999) - Pasca 2000(1998 - Pohon

Katakata (1998)- Kisab Rumput (1997)- Tamat yang di Tamatkan Lelah (1998)- Batu

dan batü-batu (1998)

- Duka Ayah si Jantan (1998) - Bahasa Duka (2005) - Angkat Cangkul (2005) - Almanak Merah

Hitam

(2005)- Laut Itu Tiba-tiba Tiba (2005)- Penunggang Naga (2001)- Day to day Politics (2000) -

Sajak

Page 41: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Angin (2000) - Indon 2001 (2001) - Kwas (2001) - Mimpi di Negeri Garuda (2000) - Pisah Arah

(2000)

- Semab Japura Laut (2001) - Di Atas Rd Jakrta Yogja (2002) - Berita Pagi Itu (2005)

Buku Puisi

Kumpulan Puisi Penyair Riau, (Yayasan Kine Club Riau 2000)

Buku Cerita-pendek

“Semah Japura Laut” Kumpulan cerita-pendek karya Dantje S Moeis (CV. Mahkota Riau 2002) -

Kumpulan Cerita-pendek (Yayasan Sagang 1998-2003) - Seabad Cerpen Riau (2004)

Penghargaan

- Pemenang lomba karya lukis se Riau 1989

- Pemenang lomba penulisan Cerita-pendek Dewan Kesenian Riau 2000

- Penerima Anugerah Sagang sbg. Budayawan Pilihan 2001

Seniman Pemangku Negeri

G.P. ADE DHARMAWI

GP. Ade Dharmawi merupakan nama pena dari Drs. Ahmad

Darmawi, M.Ag. Gelar yang diberikan keluarganya (neneknya) sebagai

timang-timang yaitu: Gusti Prabu Tanglung Jaeng Pananggak Sungai Tabuk

Mas Curai Bintang Karaminan Madu-i Rahmah Ahmad Darmawi Rahman

Syukur Ridha al-Tsaqafiy. Ahmad Darmawi lahir pada hari Sabtu di Desa

Sungai Batang Indragini Hilir, 4 Juni 1966. Beliau adalah anak pertama dan

delapan orang bersaudara Bapak bernama Abdul Murad bin Abdul Rahman

dan Ibu beranama Arbiyah binti H. Syukur.

Kecendrungan dan perhatiannya dalam bidang teater mulai terbina

sejak kecil dengan seringnya ia menonton pertunjukan teater tradisi (Mak Yong, Mendu dan

Wayang Bangsawan — di daerah Kepulauan Riau; karena masa kecil, ia sering ikut kakeknya H.

Syukur berlayar ke berbagai pelosok pulau di Kepulauan Riau — terakhir kakeknya wafat dan

berkubur di Pulau Medang Kecamatan Senayang). Di wilayah Indragiri, ia sempat menonton

berbagai petunjukan Lamud, Madihin, Wayang Banjar dan Mamanda set-ta Sandiwara).

Keterlibatan secara langsung dalam dunia teater, bermula ketika kelas 5 SD (ia dan kawan-kawan

kecilnya dilatih oleh guru kesenian untuk bermain Sandiwara dan mementaskannya di sekolah pada

perayaan hari-hari besar Nasional dan Hari-hari Besar Islam). Pendalaman pengetahuan,

pemahaman dalam bidang teater ini secara serius mulai ditekuninya ketika melanjutkan kuliah ke

Pekanbaru pada tahun 1985.

Sejak mahasiswa, senantiasa aktif dalam bidang seni budaya. Selama berkuliah itu pula ia

secara sungguh-sungguh menata masa depan serta membuat target yang ingin dicapainya

dikemudian hari. Sejak tahun 1992 s.d. 2005, menjadi Dosen tetap pada Fakultas Syariah IAIN

SUSQA Riau. Pada pertengahan 2005 beliau pindah ke Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

SUSKA Riau.

Meskipun ia telah berhasil mencapai cita-citanya secara formal, namun hobi dan

kegemaran dalam bidang seni budaya tetap berkembang. Bahkan di dalam maupun luar kampus,

beliau lebih dikenal sebagai seniman dan budayawan dengan nama populer G.P. Ade Dharmawi,

atau lebih akrab dipanggil Ade, daripada sebagai dosen dengan nama resmi Ahmad Darmawi.

Dan berbagai aktivitas dan kreativitas seni yang digeluti menjadi modal dasar baginya

dalam membina dan mengembangkan dunia teater. Di antara berbagai bidang seni yang digelutinya,

bidang teatenlah yang paling dominan dalam perjalanan aktivitas dan kreativitas seninya.

Kecendrungan kepada dunia teater sebagai media kreativitas utamanya, berawal dan kesukaannya.

menonton film serta keinginannya ikut main film sejak kecil. Setelah beliau hijrah ke Pekanbaru,

keinginan:

sejak kecil itu ia realisasikan dengan melibatkan diri dalam berbagai sanggar seni untuk menempa

diri menimba pengalaman.

Sejak tahun 1985 sampai sekarang, Ade Dharmawi senantiasa melibatkan diri dalam

berbagai pementasan teater, baik sebagai pelakon, penulis naskah, sutradara maupun pengarah. Di

samping itu, beliau juga senantiasa melakukan pembinaan dan pengembangan teater melalui

berbagai workshop, ceramah, kemah teater dan instalasi teater. Bahkan beliau juga sering diminta

sebagai pengamat, juri dalam berbagai festival teater serta telah melakukan penelitian dalam bidang

teater.

Page 42: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

BersamaTeater Latah Tuah IAIN SUSQA, Ade Darmawi banyak membina anak-anak muda untuk

menggeluti dunia teater.

Kemudian ketunakan sekaligus kelasakannya dalam mengangkat marwah dan martabat

perteateran di Riau bersama beberapa sanggar, khususnya sanggar Latah Tuah, beliau telah

mengantar dunia perteateran Riau hingga ke tingkat nasional. Melalui upayanya membina dan

mengembangkan terater pada sejumlah sanggar serta sebagai penelangkai seniman dan sanggar

teater di berbagai Kabupaten/ Kota.

Khusus dalam bidang teater, nama beliau dua kali tercatat sabagai salah seorang nominee penerima

Anugrah Seni DKR. Tahun 2001, para nominee yang diajukan oleh Tim Panelis dalam bidang teater

tersebut adalah: Idrus Tintin (al-marhum), Bustamam Halimi dan G.P. Ade Dharmawi Pada tahun

2003, beliau kembali terpilih sebagai nominee bersama H. Sudarno Mahyudin dan Hang Kafrawi.

Sementara pada tahun 2005, Pemerintah Propinsi Riau melalui Dinas Kebudayaan Kesenian dan

Pariwisata telah menetapkan dan memberikan penghargaan kepada GP. Ade Dharmawi sebagai

penerima Anugrah Seni Tradisional Riau Kategori Anugrah Prestasi Seni Bidang Teater. Diantara

aktivitas dan kreativitas Ade Dharmawi, khusus dalam membina dan mengembangkan bidang seni

budaya:

Karya Tulis Dalam Bidang Seni Budaya:

- Fitsafat lqra. (Riau Pos. Rabu, 20 Juli 1994 bersempena MTQN XVII).

- Theatrum ogito Ergo Sum: Olah Batin AnKara Akal dan Had dari Jendela Seni. (Riau Pos. 11

September 1994).

- Dimensi Sastra Pada Kisah-kisah Data,,, al-Quran. (Riau Pos. 18 Desember 1994).

- Bahasa al-Quran. (Genta, Edisi 4-10 Pebruari 1995. Orasi Sastradalam acara Tadarus Puisi

Ramadhan DKR 1995).

- Potensi Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Pergaulan di Kawasan SIJORI. (Makalah Dialog Selatan

II DKR, 11 — 13 Desember 1995 bersama Prof. Dr. Amir Luthfi).

- Puisi Sebagai L’Art Enggage Dalam Sastra Melayu Riau. (Majalah SOLUSI, SMF Ushuluddin

lAIN SUSQA Pekanbaru, Juni 1997).

- Syekh Abdurrahman Shiddiq Masih Belum Tersosialisasi. (Majalah Budaya SAGANG No. 2, Vol.

I, Nopember 1998).

- Perkembangan Tarnadun Datam Alum Melayu. (Majalah Budaya SAGAN No. 5. Vol. II, Pebruari

1999.

- Memetik Buah Sastra Dari Kebun Seni Bahasa al-Quran. (Majalah Budaya SAGANG, No. 7, Vol.

II, April 1999).

- Asal Muasal Huruf Arab-Metayu Dan Perkembangannya. (Majalah Budaya SAGANG, No. 12,

Vol. II, September 1999).

- Mengungkap Pernikiran Keagamaan Dalam Karya Sastra. (Majalah Budaya SAGANG No. 17,

Vol. III, Pebruari 2000).

- Ibrah Keagamaan Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjary: Studi Filologi Terhadap Metafor

Dalam Syairlbarat dan Khabar Qiarnat. (Thesis: Program Pascasarjana IAIN SUSQA

Pekanbaru, 2000).

- Syair Ibarat (Tuan Guru Abdurrahman Shiddiq) Eksploitasi, Rekonstruksi dan Konkritisasi Kata

Ibarat Menjadi Sebuah Fakta. (Makalah dalam diskusi MANASSA bersempena Simposium

Internasional Pernaskahan Nusantara IV, 18020 Juli 2000).

- Sinetron Lokal: Riau Gudang Artis Melayu? (AZAM, No. 69, Thn. lll Edisi 2-8 Mci 2000).

- Teater Tradisional Bak Keris Dengan Pistol. (AZAM, No. 74/Thn.I1/Edisi 6 —12 Juni 2000).

- Strategi Kebudayaan Datum Pernbinaan Dan Pengembangan Seni Budaya. (Majalah DPRD,

Oktober 2001).

- Pengaruh Karya Sastra Religius Terhadap Keberagamaan Pengarangnya di Pekanbaru. (Penelihan

Individu: Lembaga Penelitian dan Pengembangan IAIN SUSQA, 2001).

- Sang Gelar: Rus Abrus Tiga Dalam Satu. (Telaah Karya-karya Rustam S. Abrus, Yayasan

SAGANG, cet. I, Oktober 2002).

- Durrat al-Ibratfi “Sya‘ir ibarat dan Khabar Qiyamat” ini al-Syaikh ‘Abd al-Rahmân Shiddig al-

Banjari Dirasat ‘an al-Majâz fT Fanni Adabi = The Peatrs of Lesson in Syair ibarat dun Khabar

Qiamat: A Study of Metaphor in Literature. (Pekanbaru: Journal for Southeast Asian Islamic

Studies, ISSAIS, Vol. 4 November 2002).

- Agama dan Masyarakat Madani di Indonesia. (Majalah MINDA SERUMPUN, Edisi Mei 2003).

- Manusia Khalzfah di Burnt. (Majalah MINDA SERUMPUN, Edisi Juni 2003).

- Ibrah Keagarnaan: Datam Syair Ibarat dan Khabar Kiamat Karya Syekh Abdurrahman Shiddiq at-

Banjari. (Pekanbaru: Alaf Riau, cet. 1. 2003).

Page 43: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

- Sang Gelar Kumputan Naskah Teater. (Pekanbaru: Alaf Riau, cet. I. 2003).

- Syair Marhum Pekan (Sultan Muhammad All Abdul Jalil Muazzamsyah) Pendiri Kota Pekanbaru,

sebanyak 666 Bait. (Pekanbaru: LSBM-STR dan Pemko Pekanbaru, 2004).

- Teater Bangsawan Melayu Riau. (Pekanbaru: Balitbang Propinsi Riau dan LSBM-STR, 2005).

- Nilal-nilal Sosial Agama Dalam Konvensi Teater Bangsawan Melayu Makalah (2005)

- Kiblat: Naskah dan Narasi Tari Massal Bersempena Pembukaan STQ XV Riau, 2004. bersama

PLT Laksmana.

- Mengenal Teater. Kertas Kerja disampaikan pada Ceramah Tearer di Taluk Kuantan dan

Tembilahan bersama Dinas BUDSENIPAR Propinsi Riau, 2004.

- Raja Ali Haji Imam Mazhab Bahasa Melayu. Makalah disampaikan pada Diskusi/Seminar seputar

Pemberian Gelar Pahlawan pada Raja. Ali-Haji. Ditaja oleh PDPTS (Persatuan Dosen

Perguruan Tinggi Swasta, 2004).

- Nilal Budaya Kampung di Cangkang Retak (Pekanbaru: Tabloid Gagasan, UIN Suska Riau, Edisi

50/Juni-Juli 2005).

- Seni Budaya Melayu Dalam Masyarakat dan Budaya Kontemporer. (Pangkalan Kerinci. Makalah

Workshop Pendidikan Budaya Melayu Untuk Pelajar SLTA se-Kabupaten Pelalawan, Agustus

2005).

- Panduan Dasar Pusat Simakan Pengamat Festival Teater. (Tembilahan: Kertas Kerja Pengamat

Festival Teater Dewan Kesenian Kabupaten Indragiri Hilir, September 2005).

- Menyoal Visi Riau 2020: Bahasa Menunjukkan Bangsa (Tabloid Gagasan, UIN SUSKA Riau,

Edisi 5 1/Agustus-September 2005).

- Menyoal Visi Riau 2020: Pantun Melayu (Tabloid Gagasan UIN Suska Riau, Edisi 52/Oktober-

November 2005).

- Menyoal Visi Rlau 2020: Pembangunan Seni Budaya Melayu (Taboid Gagasan UIN Suska Riau,

Edisi 53/Desember 2005-Januari 2006).

- Syair Rokan Hilir (Pekanbaru: LSBM-STR, 2005). Dli.

Naskah Drama/Teater, dan Skenario Film.

- Burung Bala-bala. (Naskah Drama Radio: RRI Pekanbaru dan Sanggar USYATA IAIN SUSQA

Pekanbaru, 1986).

- Tuaka. (Naskah Drama Radio: RRI Pekanbaru dan Sanggar USYATA IAIN SUSQA Pekanbaru,

1987).

- Perempuan Warung II (Naskah Teater Sanggar Bianglala, 1996).

- Perblncangan Roh. (Naskah Teater: Sanggar SELASIH, 1996).

- Putih Hitam Bersisa. (Naskah Teater: Sanggar LATAH TUAH lAIN SUSQA Pekanbaru, Teater

Arena DKR 1996 / Sanggar SELEMBAYUNG UNILAK, Teater Arena DKR 1997).

- Musyawarah Berbuah Berkah. (Naskah Teater Panggung Penerangan: Sanggar LENTERA G.T.:

Deppen Kodya Pekanbaru dan Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru, Stadion Puma

MTQ, Juara Umum Festival Panggung Penerangan se-Riau, 1997).

- Baginda Seganiang Lada. (Naskah Panggung Penerangan: Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA

Pekanbaru dan Deppen Kabupaten Kepulauan Riau, Stadion Puma MTQ, Juara Harapan I

Festival Panggung Penerangan se-Riau, 1997). -

- Ku Yang. (Naskah Tearer: Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru, Juara Umum

Festival Teater DKR 1997, Pementasan Teater Modern di Gedung Taiwan bersempena Malay

Art Celebration Batam 1997, Peringkat VII dan Sepuluh Besar Festival Teater PEKSIMINAS

Surabaya 1998, Pementasan Apresiatif FESTAMASIO I Samarinda 2001).

- Latah Membawa Tuah. (Naskah Tearer Panggung Penerangan: Pemenang 11 Penulisan Naskah

Panggung Penerangan se-Riau 1998).

- Harut Marut. (Naskah Teater: Sanggar LATAH TUAII IAIN SUSQA Pekanbaru, Teater Arena

DKR 1998).

- Menanti Purnama di Senapelan. (Naskah Teater Panggung Penerangan: Sanggar LATAH

TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru dan Deppen Kodya Pekanbaru, Penyaji terbaik I Festival

Panggung Penerangan se-Riau, Taman Budaya 1999).

- Mencari Tuhan. (Drafgt Naskah Teater : Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru,

Temu Teater Mahasiswa Indonesia, Padang 1999)

- Sang Gelar. (Naskah Teater : Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbaru, Temu Teater

se-Sumatera wakil Taman Budaya Riau di Jambi 2000, Pementasan Teater Modern Festival

Budaya Melayu di Hall A Bandar Serai Pekanbaru 2000, Juara Umum Festival Teater DKR

2001, Pementasan Apresiatif di Taman Budaya Riau 2001, Teateronik RTV 2001, Pementasan

Page 44: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Tunggal di Taman Ismail Marzuki Tajaan Yayasan Kesenian Riau Jakarta 2001, Utusan Dinas

BUDSENIPAR Provinsi Riau pada Festival Seni Pertunjukan Indonesia di Gedung Kesenian

Jakarta 2001, Teateronik TVRI Pusat Jakarta 16 Januari 2002, Duta Seni DKR Pementasan

Teater di Taman Budaya Jogjakarta 2002).

- Mahkota Jiwa. (Naskah Teater : Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbru, seleksi

PEKSIMIDA Riau di PKM UNRI 2002, peñata Artistik Terbaik III Festival Teater DKR di

Bengkalis 2002; sanggar KAPAS Bengkalis, Juara Umum II Festival Teater Remaja tajaan

Dinas BUDSENIPAR Provinsi Riau di Taman Budaya Riau 2002).

- Cendramatahari. (Naskah Teater: Sanggar LATAH TUAH IAIN SUSQA Pekanbru, wakil kota

Pekanbaru dalam pergelaran Teater Tradisional bersempena Festival Budaya Melayu se Dunia

di Teater Arena Bandar Serai, 2003, Festival Tradisi/Klasik Budsenipar Prov. Riau, 2004).

- Ku Yang. (Skenario Sinetron: KIS Riau Peserta Festival Film Independen Indonesia SCTV,

2003).

- Panglima Besar Tengku Sulung. (Sinopsis Skenario Film Televisi, 2003).

- Marhum Pekan. (Sinopsis Skenario Film Televisi, 2003).

- Tujuh Abad Sastra Melayu: Syair Ibarat dan Khabar Qiamat Jalan Menuju Keinsyafan.

(Skenario Film Dokumenter: INKALAM dan TVRI Pekanbaru, 2003)

- Duanu (Skenario Film Dokumenter BKKMDR dan BKKBS Provinsi Riau, 2003)

- Mambang Laut (Naskah Drama Mini Produksi Sanggar Latah Tuah dan BKKMDR,

dipentaskan bersempena Seminar Nasional Pengukuhan Eksistensi Masyarakat Duanu Riau,

Hotal Sahid, 2003).

- Bayang Setumbang Banadan (Naskah Drama Bangsawan: Produksi Sanggar LATAH TUAH

UIN SUSKA Riau, Taman Budaya, 2005)., dll.

Aktivitas Dalam Bidang Teater dan Film

1. Work Shop Teater: Pelatiah dan Pendidikan dalam bidang teater ini dilakukan secara

bekesinambungan setiap tahun sejak tahun 1996 samapi sekarang ke berbagai Kabupaten/Kota

dalam wilayah Provinsi Riau.

2. Instalasi Teater: Aktivitas unik ini dilakukan secara berkesinambungan sejak tahun 1997

sampai sekarang. Instalasi Teater yang dilakukan Sanggar LATAH TUAH UIN SUSKA

Pekanbaru dengan melibatkan sanggar-sanggar lain.

3. Kemah Teater: Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan setiap tahun sejak tahun 1998

sampai sekarang. Kemah Teater yang dilaksanakan oleh Sanggar LATAH TUAH UIN SUSKA

Pekanbaru dengan melibatkan sanggar-sanggar lain.

4. Penyutradaraan: G.P. Ade Dharmawi telah melahirkan beberapa orang Sutradara Teater, Yaitu :

Kunni Masrohanti (Sutradara Wanita pertama di Riau dalam Naskah SRI KARMA, Sutradara

Terbaik I dalam naskah ABU pada Festival Teater DKR 2000); Zulfan Amrin Al-Aki dalam

naskah Sang Gelar, Sutradara terbaik I Festival Teater DKR 2001); Rinaldi dalam naskah

Mencari Tuhan; Erzansyah Riau dalam naskah Sang Gelar pada Sanggar KAPAS Bengkalis;

Heri Budiman pada Sanggar RESAM Duri, Suriyanto pada Sanggar KAYANG Tapung:

Khozim Mahfudh pada Sanggar Teater SMU V Pekanbaru; Iskandar Zulkarnain pada Sanggar

SMK Muhammadiyah, Arrive dan M. Yazid pada Sanggar SMU X Pekanbaru.

5. Pembinaan: Melalui Sanggar Latah Tuah, G.P. Ade Dharmawi telah melakukan pembinaan

teater bagi mahasiswa IAIN, UNRI dan UIR juga selain Mahasiswa, mulai dari anak TK

samapai SLTA dan masyarakat umum. Dalam sejarahperteateran Riau, snggar latah tuah

berhasil merekrut dan mengorbitkan pemain teater dari etnis cina yang sekaligus non muslim.

6. Penjurian/Pengamat dalam Festival, antara lain: Festival Teater Anak Shaleh se Pekanbaru,

1995; 1997, 1999; 2001. Festival Teater Anak Shaleh se Pekanbaru, 1999; 2001; 2003; 2005.

Festival Teater Remaja se-Kota Pekanbaru dan sekitarnya 2003. Festival Teater IDrus Tintin

Award se-Riau 2004; Festival Teater Tradisi/Klasik se Kabupaten Indragiri Hilir, 2005.

7. Pemeran Datuk Temenggung dalam Sinetron “Nara Singa”, TVRI Jakarta 1994.

8. Pemeran Lurah dalam Sinetron “Kemilau Mutiara Hijau”, TPI 1997, Indosiar 2000.

9. Pemeran Ayah dalam Sinetron “Syrus”. Vivi Production, 2001.

10. Juri Festival Film Nasional (Produksi 1990 s.d. 1999) Kine Klub Film Nasional dan SENAKI,

Gedung Film Jakarta 2000.

11. Pemeran Penulis NAskah Melayu Kuno dalam Film Dokumenter “Takkan Melayu Hilang

Melayu di Bumi”. Produksi TVRI Pekabaru dan Yayasan Badar Serai. 2000.

Page 45: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

12. Pemeran Datuk Kutianso, Koordinator Artis Riau dan Asisten Sutradara dalam Sinetron

“Dikalahkan Sang Sapurba”. Produksi Tri Sabda Production, Pemkab Rohul dan Yayasan

Badar Serai. 2003.

13. Sutradara dan Konsultan Akademik Film Dokumenter Syair Ibarat dan Khabar Qiamat jalan

menuju Keinsyafan. Produksi TVRI Pekanbaru dan INKALAM, 2003

14. Sutradara dan Konsultan Akademik Film Dokumenter Duanu. Produksi Lembaga Pembinaan

dan pengembangan Masyarakat Duanu INHIL, 2003.

15. Pelakon dalam Kampung Riau Pos (Produksi RTV 2005).

Seniman Pemangku Negeri

MUSRAL ALHAQ

Nama : Musrial Alhaq

Tempat/Tgl Lahir : Teluk Belitung/ 10 Januari 1966

Agama : Islam

Alamat : Jl. Gatot Subroto No. 040 Bengkalis

Karya-Karya tari :

Tahun 1991-2005

- Drama tari “dedap durhaka”

- “Putri pepuyu”

- Drama tari “merbau bersiram darah”

- Joget “pucuk rebung”

- “Belo Kampung”

- Drama Tari “Cik Puan”

- Zapin anak laut

- “Mendam Birahi”

- “Tago”

- “Pengasih”

- “Singgasana”

- “Ratib Akit”

- Lafaz

- Zapin Belanak

- Rentak berselirat

- Joget belaman

- Zapin memikat

- Menjunjung zapin

- Zapin “ya salam”

- Petaka

- Joget jenaka

- Joget bontek

- Perang sakai

- Tari tepak

- Zapin alif

- Penganten boneka (kontemporer)

- Tari massal “pembukaan / penutupan stq- Riau tahun 2002 di Bengkalis

- Tari missal “pembukaan / penutupan stq- Kab Bengkalis 2005

Aktifitas Kesenimanan :

- Pembina Sanggar Tasik Bengkalis

- Ketua Komite Tari DKKB (Dewan Kesnian Kabupaten Bengkalis)

- Penggagas Kegiatan pesta seni, festival zapin tradisi, standing zapin dan helat semarak zapin

serantau di Kab. Bengkalis, workshop- workshop seni.

Page 46: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Kronologis Hidup dan Kesenimanan

Penerima Anugrah Seni Dewan Kesenian Riau 2007

Seniman Perdana

RIDA K LIAMSI

Rida K Liamsi, dilahirkan di Dabosingkep, Provinsi Kepulauan Riau,

17 Juli 1943. Rida K Liamsi yang bernama asli Ismail Kadir ini pernah menjadi

Guru Sekolah Dasar pada rentang tahun 1967-1975 sebelum akhirnya terjun di

dunia jurnalistik. Karir wartawannya dimulai ketika tahun 1972 – 1973 sebagai

wartawan Mingguan Pelita Buana. Pernah menjadi wartawan Majalah Tempo

selama delapan tahun, di Harian Suara Karya lima tahun, sebelum pindah ke

Harian Riau Pos yang terbit di Pekanbaru. Kini selain menjadi CEO Riau Pos

Group yang mengelola kelompok bisnis media di bawah bendera Jawa Pos

Group, juga menjabat Direktur PT JPNN di Jakarta. Group Riau Pos sendiri

mempunyai bisnis media di Riau, Kepulauan

Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan di Nanggroe Aceh Darussalam. Juga mempunyai

beberapa TV local seperti Riau Televisi, Batam Televisi, serta Padang Televisi.

Sejak duduk di sekolah menengah pertama suami dari Hj Asmini Syukur ini suda menulis

sajak-sajak. Tahun 1981 kumpulan sajaknya yang pertama ODE X terbit dalam bentuk stensilan.

Bersama Hasan Junus dan Eddy Mawuntu menerbitkan kumpulan essei dan puisi yang diberi nama

JELAGA, di Tanjungpinang. Beberapa sajaknya juga pernah dimuat dalam beberapa antalogi puisi

yang terbit di Pekanbaru. Di tahun 2003, menerbitkan kumpulan sajaknya yang ke dua Tempuling.

Rida K Liamsi juga banyak menulis artikel-artikel budaya dan menjadi pembicara dalam

berbagai pertemuan budaya, terutama tentang kebudayaan Melayu. Akhir tahun 2007 lalu, novel

pertamannya BULANG CAHAYA diterbitkan.

Tanda komitmennya terhadap perkembangan satra dan budaya, Rida juga mendirikan sebuah

yayasan budaya yang diberina nama Yayasan SAGANG. Melalui yayasan ini, sejak tahun 1997

telah menerbitkan majalah budaya yang diberi nama SAGANG. Yayasan ini juga setiap tahunnya,

sejak tahun 1996, telah memberikan penghargaan kepada para seniman/budayawan, karya-karya

budaya, serta institusi budaya yang bernapaskan budaya Melayu, dengan anugerah yang diberinama

ANUGERAH SAGANG.

Seniman Pemangku Negeri

FAKHRUNNAS MA JABBAR

Dilahirkan di Desa Tanjung Barulak, Kampar, Riau pada 18 Januari

1959. Mulai menulis sejak di bangku SMP di Bengkalis. Menamatkan

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan, Universitas

Riau (UNRI) Pekanbaru tahun 1985. Menjadi dosen di Universitas Islam

Riau (UIR) sejak 1986. Tulisannya berupa artikel, esai, cerpen dan puisi telah

dimuat di sejumlah media nasional dan local seperti Horison, Kompas,

Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Riau Pos, Kartini, Nova, Citra,

Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, Seputar Indonesia, Gatra dan

sebagainya.

Aktif dalam berbagai organisasi kesenian dan kebudayaan a.l. Komite Sastra Dewan

Kesenian Riau (1994-96), Sekretaris Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI- 1983-95), Sekretaris

Lembaga Seni Budaya Pemuda KNPI Riau (1981-85), Sekretaris Komite Program Yayasan Puisi

Nusantara (1980-84). Sejumlah buku telah diterbitkan antara lain, Di Bawah Matahari (1981) dan

Matahari Malam, atahari Siang (1982) - keduanya kumpulan puisi bersama penyair Husnu Abadi ,

Meditasi Sepasang Pipa (1987) –kumpulan puisi bersama penyair Wahyu Prasetya, Biografi Buya

Zaini Kuni : Sebutir Mutiara di Lubuk Bendahara (1993), Autobiografi H. Soeman Hs: Bukan

Pencuri Anak Perawan (1998) yang terpilih sebagai Buku Terbaik Anugerah Sagang tahun 1999.

Kumpulan Puisi Airmata Barzanji (Adi Cita, Yogyakarta, 2005, Pengantar oleh D. Zawawi Imron),

Kumpulan Cerpen Sebatang Ceri di Serambi (Akar Indonesia, Yogyakarta, 2005, Kata Pengantar

oleh Dr. Maman S. Mahayana) – pernah dibahas oleh Pengamat Sastra Prof. Harry Aveling di

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, 2006 serta terpilih sebagai 10 Nominator

Khatulistiwa Literary Award 2006 dan terpilih sebagai Buku Pilihan Anugerah Sagang 2006

Katagori Buku Pilihan. Sejumlah puisinya diterjemahkan dan ikut dalam Antologi Puisi Indonesia-

Portugal bersama 50 Penyair Indonesia lainnya. Kumpulan Puisi terbarunya, Tanah Airku Melayu

Page 47: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

sedang dalam proses penerbitan oleh penerbit Adi Cita, Yogyakarta. Selain itu, 6 buku cerita anak

di mana tiga judul di antaranya termasuk buku Inpres yakni Anak-anak Suku Laut (Pustaka Utama

Grafiti, 1994), Menembus Kabut (Depag RI, 1985), Menyingkap Rahasia di Bumi Harapan (1997).

Sebuah cerpennya, Rumah Besar Tanpa Jendela dimuat dalam Buku Cerpen Horison Sastra

Indonesia (Horison, 2001) dan diangkat ke sinetron oleh Chaerul Umam ditayangkan di LaTivi

(2002). Sering memenangkan Sayembara Penulisan Sastra di antaranya Juara Pertama Penulisan

Cerpen se-Indonesia (Bali Post, 1992), Juara Pertama Penulisan Cerpen se-Indonesia (UNS

Surakarta, 1993), Juara Pertama Penulisan Puisi Lingkungan se-Indonesia (Sanggar Sastra

Banjarmasin, 1987) dan Juara Pertama Penulisan Puisi tingkat Mahasiswa se-Indonesia pada

Porseni tahun 1982) dan lain-lain. Sering pula memberikan ceramah sastra dan budaya dan

membaca puisi di sejumlah kota seperti Kuala Lumpur, Singapura, Pekanbaru, Padang, Medan,

Jambi, Lampung, Jakarta dan Bandung. Pernah diundang oleh Unesco Korea Selatan tahun 1999

bersama dua budayawan Indonesia dan Negara-negara ASEAN lainnya pada ’99 Cultural Exchange

Programme ASEAN-Republic of Korea di Seoul dan Kyong Ju. Menghadiri dan membacakan puisi

pada event sastra seperti Hari Sastra di Malaysia, Pertemuan Puisi Indonesia 1987, Malam

Bosnia (1995), Malam Solidaritas Islam (1996), Gong Melayu 2001 (2001) dan Baca Sajak

Tempuling Rida K. Liamsi (2003), Cakrawala Sastra Indonesia (2004) – semuanya di TIM

Jakarta dan Kongres Cerpen Indonesia di Pekanbaru (2006). Terakhir, membacakan sajak-

sajaknya di Laman Bujang Mat Syamsuddin, Bandar Serai, Dewan Kesenian Riau, Pekanbaru,

Maret 2004. Selain aktif berkesenian, dia juga menjalani profesi sebagai wartawan selama 20 tahun

sejak 1979 dimulai dari LKBN Antara, Panji Masyarakat, Prioritas, Media Indonesia dan

Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Sering memenangkan Lomba Karya Jurnalistik di Riau.

Saat ini bekerja pada sebuah perusahaan pulp dan kertas di Pangkalan Kerinci, Pelalawan Riau dan

hidup bersama istri yang dianugerahi tiga anak. ***

Seniman Pemangku Negeri

ARMAN RAMBAH

Nama : ARMAN RAMBAH

Tempat/tgl. Lahir : Pasir Penggarayan 5 April 1971

Alamat : Jl. Safari III No. 4 Sigunggung Labuh Baru Barat

Telp./Hp : (0761) 7048277/0811764770

Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Dasar : SDN 004 Pasir Penggarayan

2. SLTP : SMPN 1 Pasir Penggarayan

3. SLTA : SMAN 1 Pasir Penggarayan

4. Perguruan Tinggi

a. Strata 1 (S-1) : Sendratasik FKIP UIR

b. Strata 2 (S-2) : Pascasarjana Pencipta Seni Musik Institut

Seni Indonesia Yogyakarta (semester II)

Kegiatan

1. Mengajar pada jurusan musik Akademi Kesenian Melayu Riau

2. Mengajar pada jurusan program studi sendratasik FKIP UIR

3. Sebagai pemain akordion pada grup music geliga

4. Sebagai pengurus pada Bandar Serai Orkestra

5. Menulis esai tentang musik pada Koran Riau Pos dan Majalah Sagang

Prestasi yang pernah diraih

1. Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2004

2. Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2005

3. Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2006

4. Lima kjarya musik terbaik pada RARAK CIPTA MUSIK Dewan Kesenian Riau di Kabupaten

Pelalawan tahun 2003

Page 48: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Kegiatan music yang penah diikuti

1. Satu Bumi Beribu Bunyi di TMI Jakarta tahun 2007

2. Java Jazz di Jakarta tahun 2007

3. Mallaca Strait Jazz Festival di Malaka tahun 2006 dan Pekanbaru tahun 2007

4. Konser Kolaborasi Musik Gondang Burogong di Rokan Hulu tahun 2007

5. Menjadi pemakalah pada Seminar Koba di Pekanbaru 2007

6. Menjadi pemakalah pada Ketobung di Pekanbaru 2007

7. Menjadi pembicara pada Diskusi Musik Musik di STSI Padang Panjang tahun 2004

8. Pemateri Workshop musik AKMR bekerja sama dengan Budsenipar Provinsi Riau tahun 2005,

2007

9. Pemateri Workshop musik Dewan Kesenian Riau tahun 2007

10. Mengikuti Seminar Word Music di TIM Jakarta

11. Mengikuti acara Gendang di Malaka tahun 2004

12. Mengikuti kunjungan kesenian di Singapura dan Brunai Darussalam tahun 2002

13. Mengikuti kunjungan kesenian di Pahang Malaysia tahun 2004

14. Diundang sebagai Additional Palyer di Pahang Malaysia tahun 2005

15. Menjadi Dewan Juri pada Rarak Cipta Musik Dewan Kesenian Riau tahun 2005

16. Sebagai Panitia Atraksi Budaya pada acara Pertemuan Memartabatkan Tamadun Melayu

Serumpun tahun 2007

17. Sebagai ketua panitia seminar harapan dan tantangan musik Melayu Riau dalam kajian ilmiah

tahun 2007

18. Sebagai ketua panitia Festival Seni Tradisi dan Kreasi Sendratasik FKIP UIR tahun 2000

19. Mengikuti acara Kenduri Seni di Batam tahun 2002, 2003.

20. Mengikuti Sayang-sayang Selatb di Bengkalis tahun 2001 dan Selat Panjang tahun 2002

21. Mengikuti acara Semarak Zapin Serantau di Bengkalis tahun 2003

22. Mengikuti Acara Hitam Putih Word Music di Pekanbaru tahun 2003, 2004, 2005

Karya Musik

1. Komposisi Musik Bukayuh (kwintet gesek dokumentasi berbentuk notasi) tahun 2007

2. Komposisi Musik Topogeh (piano + kwintet gesek dokumentasi berbentuk notasi) tahun 2007

3. Komposisi Musik Puan untuk prosesi launching Yayasan Tenas Effendy ( dokumenta-si

berbentuk rekaman) tahun 2007

4. Aransemen musik album lagu Melayu (Idawati): Harapan Kasih Tahun 2001

5. Aransemen musik album lagu Melayu (Idawati): Semalam di Bandar Serai tahun 2003

6. Aransemen musik album lagu Melayu (Amilah Amir, Malaka): Antara Cinta dan Ketaatan

tahun 2001

7. Aransemen musik album : Lagu Melayu Anaka-anak tahun 2005

8. Aransemen musik album lagu Melayu (Yuherman): Zapin Pasang Suluh tahun 2006

9. Aransemen musik album lagu Melayu (Hasan): Zapin Pemuncak Payung tahun 2004

10. Aransemen musik album lagu Melayu (Abunawas): Senja di Rokan Hulu tahun 2007

11. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Bengkalis : Negeri Junjungan tahun 2002

12. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Dendang Melayu Natuna tahun

2004

13. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Natuna Gerbang Uarat Ku

tahun2007

14. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Album Melayu Batam tahun 2006

15. Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Indragiri Hulu : Sultan Ibrahim Tahun 2007

16. Aransemen lagu Hymne dan Mars Kabuoaten Rokan Hulu tahun 2007

17. Aransemen musik untuk Festival lagu Melayu Dikpora Pekanbaru tahun 2005, 2006, 2007

18. Aransemen musik untuk Festival Seni Pelajar se-Provinsi Riau tahun 2006, 2007

19. Aransemen musik untuk Bandar Serai Orkestra yang dinyanyikan oleh Ahmad Jais, Malaysia

tahun 2005

20. Aransemen musik untuk lagu Ulang Tahun Emas Provinsi Riau tahun 2007

21. Aransemen musik lagu Lancang Kuning, Pantai Solop dan Ayam Putih Pungguk Produksi

Dinas Pariwisata Provinsi Riau tahun 2004

22. Aransemen musik lagu-lagu perjuangan untuk Obade pada HUT RI ke-62 di Pekanbaru

23. Aransemen musik untuk lagu Anugerah Tradisi Dinas Pariwisata Provinsi Riau tahun 2005,

2006, 2007.

Page 49: Buku Anugerah Seni 2007 DKR

Seniman Pemangku Negeri

MASTEVEN ROMUS

Nama : Masteven Romus

Tempat/tgl. Lahir : Pekanbaru/10 September 1974

Pendidikan : 1987 tamat Sekolah Dasar 005 Jadirejo Sukajadi

Pekanbaru

1990 tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pekanbaru

1993 tamat Sekolah Menegah Atas Negeri 3 Pekanbaru

2001 menyelesaikan pendidkan di Fekon UNRI

Pengalaman berkesenian

- Tahun 1994 mendirikan Sanggar Seni 412 FE-UNRI

- Tahun 1998 mengikuti pameran lukisan di taman budaya

- Tahun 1999 mengikuti pameran liukisan menyambut hari Kehutanan

- Tahun 2001 mengikuti menapis karya seni rupa DKR, berhasil masuk 6 karya pilihan

- Tahun 2001 mengikuti pameran ke Malaysia

- Tahun 2002 terlibat dalam kegiatan pementasan darama Menara Angin karya Alm Dasri Al-

Mubary dan explorasi seni rupa (seni rupa pertunjukan) di Dumai

- Tahun 2003 terlibat dalam pementasan pertunjukan spektakuler (pembacaan puisi) bersama

Tyas AG di Dumai

- Tahun 2004 mengikuti Menapis Karya seni rupa DKR, berhasil mencapai karya pilihan 2 dan

mengikuti pameran bersama di museum Riau

- Tahun 2004 bersama Alm Dasri Al-Mubary membuat experiment theater, puisi dan seni rupa

- Tahun 2005 mengikuti Bentanmg Karya Seni Rupa DKR

- Tahun 2006 mengikuti Bentanmg Karya Seni Rupa DKR

- Tahun 2006 membuat desain cover album malay jazz Geliga

- Tahun 2007 terpilih sebagai pengurus DKR Komite seni Rupa

- Tahun 2007 terlibat dalam pelaksanaan Bentang Karya Seni Rupa DKR “roman, rona, riau”

dan mengundurkan diri dari DKR