buku 2 pedoman pencacahan - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_pedoman...

86
PEDOMAN PENCACAHAN Survei Konsumsi Bahan Pokok Tahun 2017 (VKBP17) Buku 2 BADAN PUSAT STATISTIK

Upload: vuanh

Post on 05-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

PEDOMAN PENCACAHAN

Survei Konsumsi Bahan Pokok Tahun 2017 (VKBP17)

Buku 2

BADAN PUSAT STATISTIK

Page 2: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi
Page 3: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ……………………………………………………………..

Tujuan ……………………………………………………………………..

Ruang Lingkup …………………………………………………………...

Jenis Dokumen dan Kegunaannya ……………………………...................

1

1.2. 3

1.3. 3

1.4. 3

1.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................... 4

BAB II ORGANISASI LAPANGAN

2.1. Struktur Organisasi ......................................................................................

Arus Dokumen dan Perlengkapan Petugas.................................................

Tugas Pencacah...........................................................................................

7

2.2. 8

2.3. 9

BAB III METODOLOGI PENGUMPULAN DATA

3.1. Cakupan ........................................................................................................

Kerangka Sampel ….………………………………...................................

11

3.2. 11

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

Desain Sampling ..........................................................................................

Stratifikasi Blok Sensus …………………………………………………

AlokasiSampel ............................................................................................

AlokasiBlok Sensus per Kabupaten ...........................................................

12

12

15

15

3.7. Skema Pembentukan Sampel ....................................................................... 16

3.8. Daftar Sampel ............................................................................................... 17

3.9. MetodePengumpulanData .......................................................................... 20

BAB IV TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.L

4.1. Tata Tertib Pengisian Daftar ......................................................…………..

Tata Cara Pengisian Daftar VKBP17.L ......................................................

21

4.2. 21

BAB V TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.S 43

LAMPIRAN

55

Page 4: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan

perseorangan (UU Nomor 18 Tahun 2012). Kondisi ini tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak

bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,

dan produktif secara berkelanjutan. Pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi

kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih sedikit dibandingkan kebutuhannya

dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga

terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat

membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.

Di Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini

merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun selain beras, terdapat

beberapa komoditi lain yang juga penting antara lain jagung, kedelai, daging, telur, susu, ikan,

bawang, dan cabai. Cabai dan bawang merupakan dua komoditi yang akhir-akhir ini menjadi

perhatian karena memengaruhi inflasi. Konsumsi daging sapi perlu dihitung untuk menentukan

kuota impor. Daging dan telur ayam sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan protein. Cetak

biru persusuan nasional memerlukan data konsumsi susu di masyarakat. Konsumsi susu penting

untuk perbaikan gizi dan peningkatan kesejahteraan bagi peternak sapi perah. Beberapa

komoditas strategis perikanan seperti ikan tuna, tongkol, cakalang, kembung, bandeng

merupakan sumberdaya perikanan yang potensial karena jumlahnya yang cukup melimpah dan

memiliki nilai ekonomis penting karena paling banyak ditangkap untuk konsumsi masyarakat

dan kebutuhan pasar regional dan ekspor. Selain itu, konsumsi ikan (selain rumput laut)

merupakan salah satu indikator nasional pencapaian SDGs .

Selain dikonsumsi langsung oleh manusia, bahan pokok juga dikonsumsi dalam bentuk

hasil olahan, seperti tepung, bihun, makanan kering (crackers) dan lain-lain. Bahan pokok

tersebut juga digunakan sebagai bahan baku industri nonmakanan (tidak dikonsumsi manusia),

seperti untuk industri pakan ternak, industri kosmetik, dan industri bahan kimia.

BAB

1

Page 5: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

2

Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat, baik

dari produksi dalam negeri maupun dengan tambahan impor. Pemenuhan kebutuhan pangan dan

menjaga ketahanan pangan menjadi semakin penting bagi Indonesia karena jumlah penduduk

yang cukup besar dengan cakupan geografis yang luas dan tersebar. Indonesia memerlukan

pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan terdistribusi dengan baik

dalam rangka memenuhi kriteria konsumsi maupun cadangan logistik, yang mudah diakses oleh

setiap orang. Ketergantungan masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap bahan pokok

mendorong pemerintah untuk mengetahui secara riil tentang total konsumsi/kebutuhan bahan

pokok tersebut dalam rangka penyediaan nasional. Konsumsi merupakan faktor yang sangat

penting dalam menghitung kebutuhan bahan pokok. Kesalahan dalam penghitungan konsumsi

akan berdampak pada ketidaktepatan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Selama ini

informasi konsumsi bahan pokok per kapita bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas). Namun, konsumsi bahan pokok dalam Susenas hanya konsumsi di dalam

rumah tangga (yang diolah di dalam rumah). Meskipun informasi tentang makanan jadi yang

mengandung bahan pokok juga telah dikumpulkan, tetapi perkiraan tentang konsumsi bahan

pokok dari makanan jadi susah untuk dilakukan.

Pada tahun 2011, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian bekerjasama

dengan Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan kajian khusus mengenai konsumsi beras

dengan berbagai pendekatan yang didasarkan pada berbagai sumber data yaitu Susenas, Survei

Industri, Survei Konsumsi dan Cadangan Beras Nasional, serta Tabel Input-Output. Kemudian

pada tahun 2012 BPS melakukan Survei Konsumsi Beras Nasional (VKB12) untuk melengkapi

data yang belum tersedia, dan untuk memastikan hasil penghitungan konsumsi beras pada tahun

2011. Berdasarkan hasil kajian tersebut dan adanya gejolak beberapa harga bahan pokok seperti

cabai merah dan daging sapi pada beberapa tahun terakhir, maka dipandang perlu dilakukan

kajian lebih lanjut. Oleh karena itu, pada tahun 2014 dan 2015 dilakukan Survei Konsumsi

Bahan Pokok dengan ruang lingkup yang lebih luas dan menambahkan komoditas-komoditas

lain, seperti cabai, bawang merah, dan daging sapi. Demi ketersediaan data yang

berkesinambungan, maka pada tahun 2017 kembali diadakan Survei Konsumsi Bahan Pokok

yang mencakup beberapa komoditi seperti beras, jagung, kacang kedelai, daging sapi, daging

ayam, telur ayam ras, susu sapi segar, ikan, bawang merah, dan cabai.

Page 6: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

3

1.2. Tujuan

Tujuan dari Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017 ini adalah untuk mendapatkan

angka estimasi konsumsi /penggunaan bahan pokok di luar rumah tangga pada level nasional dan

provinsi. Angka ini diperoleh dari jumlah bahan pokok yang digunakan oleh usaha/perusahaan.

Hasil dari survei ini akan digabungkan dengan angka konsumsi bahan pokok pada rumah tangga

yang didapatkan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017, merupakan kegiatan pengumpulan

data mengenai jumlah bahan pokok yang digunakan oleh usaha/perusahaan industri baik besar,

menengah, kecil maupun mikro, jasa akomodasi dan penyediaan makanan/minuman dengan

pendekatan hotel, restoran/rumah makan, catering dan penyedia makanan minuman lainnya,

serta konsumsi bahan pokok pada jasa kesehatan. Kegiatan ini dilakukan pada 34 provinsi di

seluruh Indonesia yang mencakup 384 kabupaten/kota, dengan 9.018 Blok Sensus, dan 58.535

usaha/perusahaan.

1.4. Jenis Dokumen dan Kegunaannya

Jenis-jenis dokumen:

Dokumen Keterangan

1. VKBP17.DSBS Daftar blok sensus terpilih sampel

2. VKBP17.DSPD Daftar sampel perusahaan direktori yang berisi nama dan alamat

usaha/perusahaan pada kabupaten/kota terpilih

3. VKBP17.DS Daftar sampel perusahaan direktori yang berisi nama dan alamat

usaha/perusahaan.

4. VKBP17.KSPD Kerangka sampel yang berisi daftar nama dan alamat

usaha/perusahaan direktori pada kabupaten/kota terpilih

5. VKBP17.L Kuesioner/dokumen untuk pendaftaran bangunan dan rumah

tangga(listing)

6. VKBP17.S Kuesioner/dokumen untuk mencacah usaha/perusahaan yang

terpilih sampel

Page 7: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

4

Dokumen Keterangan

7. Peta WB Sketsa peta Wilayah Blok Sensus, hasil SE2016/ST2013/SP2010

yang digunakan untuk melakukan pengenalan wilayah.

Jenis-jenis buku:

Nomor Buku Judul Buku

1. Buku 1 Pedoman Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota

2. Buku 2 Pedoman Pencacahan

3. Buku 3 Pedoman Pengawasan dan Pemeriksaan

4. Buku 4 Pedoman Pengolahan

1.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Waktu

1. Persiapan

a. Penyusunan metodologi Januari

b. Penyusunan kuesioner dan buku pedoman

c. Penyusunan program pengolahan dan tabulasi

Januari – Februari

Februari d. Pencetakan dokumen Februari – Maret

e. Pengiriman dokumen ke daerah Maret

2. Pelaksanaan

a. Workshop intama 22 dan 24 Februari

b. Pelatihan instruktur nasional 6 – 10 Maret

c. Pelatihan petugas lapangan

d. Listing blok sensus/ Up dating Direktori

e. Pengolahan hasil listing

13 - 30 Maret

1 – 15 April

5 – 21 April

Page 8: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

5

f. Pengiriman data hasil listing ke BPS Pusat

g. Pemilihan/penarikan sampel usaha/rumahtangga

h. Pengiriman daftar sampel ke BPS Provinsi

i. Pencacahan Perusahaan Direktori (PD)

j. Pencacahan Perusahaan Non Direktori (PND)

k. Pengolahan hasil pencacahan PD

l. Pengolahan hasil pencacahan PND

m. Pengiriman hasil pengolahan data PD ke BPS

Pusat

n. Pengiriman hasil pengolahan data PND ke BPS

Pusat

10 - 25 April

25 – 28 April

27 April – 3 Mei

1 April – 31 Mei

1 – 31 Mei

17 April – 16 Juni

15 Mei –16 Juni

25 April – 20 Juni

22 Mei – 20 Juni

Kegiatan Waktu

3. Penyusunan Laporan

a. Tabulasi

b. Penyusunan Draft Laporan Awal

c. Finalisasi Publikasi

Juli

Agustus

September

Page 9: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

6

Page 10: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

7

ORGANISASI LAPANGAN

2.1. Struktur Organisasi Lapangan

Struktur organisasi lapangan pada Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 ini dibagi

menjadi tim pengarah, dan tim penanggung jawab baik pusat maupun daerah, dari Provinsi

hingga Kabupaten/Kota. Bagan alurnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Struktur Organisasi Lapangan

DEPUTI BIDANG

METOD. & INFO.

DEPUTI BIDANG

STAT. DIST. &

JASA

KABPS

DIR. STAT. KTIP

PENGAWAS

PENGARAH

TINGKAT PUSAT

KA.SUBDIT.

STAT.PARIWISATA

DIR. STAT.

PMSS

[METODOLOGI]

]

KA.BPS

PROVINSI

KA.BID.STAT. DIST

BPS PROV

KABID IPDS

BPS PROV

PENANGGUNG

JAWAB

KASI DIST

BPS KAB/KOTA

[SURVEI dan

PENGOLAHAN]

PENGARAH

TINGKAT DAERAH

PENANGGUNG

JAWAB

DIR. SIS

[PENGOLAHAN]

]

KASI IPDS

BPS KAB/KOTA

PENCACAH

BAB

2

Page 11: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

8

2.2. Arus Dokumen dan Perlengkapan Petugas

BPS RI

1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan

Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD

BPS

PROVINSI

1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan

Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD

BPS

KAB/KOTA

1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan

Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD 9. Peta WB

1. VKBP17.S 2. VKBP17.L 3. VKBP17.DSBS 4. VKBP17.DSPD 5. VKBP17.DS 6. VKBP17.KSPD 7. Peta WB

PENGAWAS

1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan

Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD 9. Peta WB

1. VKBP17.S 2. VKBP17.L 3. VKBP17.DSBS 4. VKBP17.DSPD 5. VKBP17.DS 6. VKBP17.KSPD 7. Peta WB

PENCACAH

1. Buku Pedoman 2. Perlengkapan

Petugas 3. VKBP17.S 4. VKBP17.L 5. VKBP17.DSBS 6. VKBP17.DSPD 7. VKBP17.DS 8. VKBP17.KSPD 9. Peta WB

FILE FILE

FILE FILE

FILE

FILE

FILE

Page 12: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

9

2.3. Tugas Pencacah

Agar pelaksanaan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017 berhasil dengan baik,

pencacah harus memahami tugas-tugasnya sebagai berikut:

1. Mengikuti pelatihan petugas lapangan Survei Konsumsi Bahan Pokok tahun 2017.

2. Menerima daftar responden usaha/perusahaan, daftar blok sensus terpilih, dan sketsa

peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Mengenali wilayah tugas dan bersama-sama dengan pengawas.

4. Melakukan pendaftaran (listing) seluruh bangunan dan usaha pada blok sensus terpilih

yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Memastikan bahwa tidak ada bangunan dan usaha yang terlewat pada blok sensus

terpilih yang menjadi tanggung jawabnya.

6. Melakukan wawancara terhadap responden pada usaha/perusahaan/rumahtangga

sampel.

7. Menjalin kerjasama dengan pengawas dan semua responden.

8. Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai.

9. Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan

bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden

telah dicatat dengan benar.

10. Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan dengan pengawas.

11. Menyerahkan dokumen hasil pencacahan berikut dokumen pendukung lainnya,

termasuk sketsa peta blok sensus kepada pengawas.

Page 13: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

10

Page 14: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

11

METODOLOGI PENGUMPULAN DATA

3.1. Cakupan

Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan atau usaha yang dalam kegiatannya

menggunakan atau mengkonsumsi bahan pokok yang dicakup dalam survei yaitu beras, jagung,

kedelai, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam ras/bebek/itik, susu sapi segar, ikan segar

dan hewan air lainnya (selain rumput laut), bawang merah, cabai. Sedangkan menurut cakupan

wilayah, survei konsumsi bahan pokok dilakukan di 384 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Perusahaan/Usaha dalam survei ini dikelompokkan menjadi dua yaitu perusahaan

menengah besar dan perusahaan/usaha mikro kecil. Perusahaan menengah besar meliputi

perusahaan penyediaan akomodasi (hotel bintang), perusahaan restoran berbadan hukum,

perusahaan catering,rumah sakit, dan industri besar sedang (IBS). Sedangkan perusahaan/usaha

kecil meliputi perusahaan/usaha penyediaan makanan dan minuman dan industri mikro kecil

(IMK) pengguna bahan pokok. Adapun cakupan KBLI pada survei konsumsi bahan pokok 2017

secara lengkap tercantum pada lampiran 1.

3.2. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 3 macam yaitu:

1. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah master kabupaten yang disertai dengan

informasi jumlah usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang menggunakan

bahan pokok tersebut, jumlah usaha jasa kesehatan, dan industri.

2. Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah:

a. Perusahaan direktori, Usaha Menengah Besar (UMB) dari hasil pendataan usaha

Sensus Ekonomi 2016-L2 bukan merupakan jaringan usaha penunjang dengan KBLI

hotel berbintang, restoran, catering, jasa kesehatan dan industri pengolahan.

b. Usaha penyediaan makan minumdan IMK pengguna bahan pokok adalah master BS

dari hasil pendataan usaha Sensus Ekonomi 2016-L2 yang berisi informasi muatan

jumlah usaha penyediaan makan minum dan IMK.

BAB

3

Page 15: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

12

3. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga yaitu daftar rumah tangga yang mengusahakan

penyediaan makan minum dan IMK dalam blok sensus terpilih

3.3. Desain Sampling

Desain sampling yang diterapkan dalam Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 dibagi

menjadi 3 tahap sebagai berikut:

1. Tahap pertama, memilih 384 kabupaten sampel. Dilakukan secara PPS dengan size

banyaknya usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, dan industri dalam tiap

kabupaten.

2. Tahap kedua, dikelompokkan menjadi dua:

a. Untuk usaha UMB dilakukan pemilihan sampel secara sistematik pada kabupaten/kota

tertentu.

b. Untuk usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok, tahap kedua

adalah pemilihan blok sensus dengan cara PPS dengan size banyaknya usaha penyediaan

makan minum dan IMK pada tiap blok sensus.

3. Tahap ketiga, memilih rumah tangga usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna

bahan pokok hasil listing pada BS terpilih dengan cara sistematik sampling.

Alokasi sampel usaha rumah tangga penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan

pokok dalam tiap blok dilakukan di BPS RI setelah proses pendaftaran rumah tangga/usaha

selesai dilakukan. Alokasi dilakukan secara terpusat dengan melihat distribusi

usaha/perusahaan menurut komoditas yang dikonsumsi hasil pendaftaran rumah tangga untuk

menghasilkan estimasi konsumsi bahan pokok menurut jenis komoditas tersebut.

3.4. Stratifikasi Blok Sensus

Tujuan dilakukannya stratifikasi blok sensus adalah untuk mengelompokkan blok sensus

menjadi kelompok-kelompok berdasarkan jumlah relatif usaha penyedia makan minum dan

industri mikro kecil pengguna bahan pokok menurut jenis kategorinya. Untuk setiap jenis usaha

pengguna bahan pokok, strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis kategorinya adalah

sekelompok blok sensus dengan komposisi jenis usaha yang dominan (menonjol). Stratifikasi

blok sensus dilakukan pada level provinsi.

Page 16: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

13

Notasi Dasar

Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok sensus yang akan

dilakukan, berikut ini disajikan notasi-notasi yang digunakan:

h : menyatakan blok sensus (h = 1, 2, …, k)

i : menyatakan kategori (i = 1, 2)

1 : Usaha penyediaan makan minum,

2 : Usaha industri mikro kecil pengguna bahan pokok

Nhi : banyaknya usaha pengguna bahan pokok dengan kategori i dalam blok sensus h.

Ai : jumlah blok sensus yang paling sedikit memuat satu usaha pengguna bahan pokok

dengan kategori i.

N.i : jumlah usaha pengguna bahan pokok dengan kategori -i.

Proses Stratifikasi

Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan seperti berikut:

1) JikaNhi=0 untuk semua i, maka blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai strata

non usaha

2) Hitung rata-rata banyaknya usaha pengguna bahan pokok kategori-i pada blok sensus usaha

dengan rumus:

i

ii

A

NB . .

3) Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus untuk usaha kategorii dengan rumus:

i

hihi

B

NI .

4) Membuat peringkat dari Ihi diantara seluruh Ihi (i = 1, 2) untuk seluruh blok sensus seperti

berikut:

Rhi = 1 untuk nilai Ihi terbesar pertama

Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua

…. dst.

Rhi = 0 untuk seluruh i dengan Nhi=0.

5) DefinisikanR1h = i(peringkat pertama blok sensus h) bersesuaian dengan kategori

penyediaan makan minum untuk Rhi=1 dalam blok sensus h, dan R1h = 0 jika N.h=0

6) Definisikan R2h = i(peringkat kedua blok sensus h) bersesuaian dengan kategori IMK

pengguna bahan pokok untuk Rhi=2 dalam blok sensus h, dan R2h = 0 jika N.h=0

7) Definisikan strata/substrata berdasarkan kombinasi dari R1h dan R2h.

Page 17: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

14

Untuk lebih jelasnya, proses pembentukan blok sensus konsentrasi menurut usaha

penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokok sesuai kategori secaraskematis dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.Skema Pembentukan Blok Sensus Konsentrasi

BS

Jumlah Usaha

(i=1,2)

Indeks

Konsentrasi (Ihi) R1h R2h Strata

1 2 1 2

1

2

h Nh1 Nh2 Ih1 Ih2

K

N.i N.1 ….

Ai A1 ….

Bi B1 ….

Contoh :

R1h= 1 dan R2h= 0, adalah kelompok blok sensus yang hanya mengandung jenis usaha

penyediaan makan minum saja.

R1h= 1 dan R2h= 2, adalah kelompok blok sensus yang peringkat pertama dari pada indeks

konsentrasi terdapat pada jenis usaha penyediaan makan minum, sedangkan peringkat

keduanya terdapat pada jenis usaha IMK pengguna bahan pokok.

Evaluasi

Proses stratifikasi yang telah dilakukan dengan prosedur yang tercantum diatas akan

menghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang harus dievaluasi sehingga menghasilkan

kelompok-kelompok blok sensus yang lebih masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap hasil

stratifikasi awal adalah sebagai berikut:

1) Untuk simplifikasi notasi dalam evaluasi terhadap hasil awal stratifikasi maka dilakukan

perubahan notasi.

k : blok sensus

j : peringkat pertama indeks konsentrasi usahadengan kategori –j(j=1, 2)

j’ : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan kategori -j’ (j’= 0, 1, 2)

Untuk j’=0 berarti blok sensus tersebut hanya memuat salah satu jenis kategori saja.

j

jjkN )',( : jumlah usaha pengguna bahan pokok dengan kategori j dalam substrata (j,j’)

j

jN : rata-rata banyaknya usaha pengguna bahan pokok dengan kategori -j dalam

strata j

Page 18: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

15

2) Prosedur Evaluasi

Untuk j’=0

Bila jj

jjjk NN )',( , maka j=3, artinya blok sensus k digolongkan dalam strata non

konsentrasi usaha.

Untuk j’0

Bila j

jjkN )',( j

jN dan '

)',(

j

jjkN '

'

j

jN , maka j=j

Bila j

jjkN )',( <j

jN dan '

)',(

j

jjkN '

'

j

jN , maka j =j’

Bila j

jjkN )',( <j

jN dan '

)',(

j

jjkN <'

'

j

jN , maka j=3

3) Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya dikelaskan ke dalam

salah satu kelas, yaitu:

a) Penyediaan makan minum

b) IMK pengguna bahan pokok

c) Blok Sensus Non Konsentrasi Usaha.

3.5. Alokasi Sampel

Alokasi sampel kabupaten menurut provinsi menggunakan cara compromise allocation.

Formula alokasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

dengan

= compromise allocation

= equal allocation

= proportional allocation

= power of allocation

Distribusi sampel menurut provinsi dan kabupaten terpilih secara lengkap ditampilkan

dalam lampiran 2 , 3, dan 4. Sedangkan alokasi usaha menurut jenis komoditas secara nasional,

provinsi, maupun kabupaten dilakukan secara proporsional dengan mempertimbangkan distribusi

usaha hasil listing. Sehingga proses alokasi menunggu hasil listing pada seluruh blok sensus

selesai dilakukan.

3.6. Alokasi Blok Sensus per Kabupaten/Kota

Target sampel Blok Sensus per provinsi dihitung dengan menggunakan formula sebagai

berikut:

Page 19: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

16

j

k jk

jk

jk mM

Mm

dimana

jkm = target sampel BS di provinsi ke-j (j= 1, 2,…,m) kabupaten ke-k (j= 1, 2,…,n)

jkM = jumlah muatan perusahaan/usaha industri dan pmm hasil listing SE2016

dalam provinsi ke-j (j= 1, 2,…,m) kabupaten ke-k (j= 1, 2,…,n)

im = target sampel BS provinsi ke-i

3.7. Skema Pembentukan Sampel

Skema Pembentukan Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 (VKBP17)

Pemilihan

kabupaten/kota

dalam tiap provinsi

Pemilihan Blok

Sensus dalam

kabupaten/kota terpilih

VKBP17.DSBS

Listing Bangunan

dan Rumah

Tangga

VKBP17.DSCacah dengan

kuesioner

VKBP17-S

Terpilih 384 Kabupaten/Kota

Alokasi kabupaten dengan

Compromise Allocation

Dibentuk

berdasarkan

kerangka sampel

tiap kabupaten

PENCACAH

PENCACAH

PENCACAH

BPS RI

Pemilihan Sampel

secara sistematik

VKBP17.DSPD

Cacah dengan

VKBP17-S

Perusahaan UMB hasil SE2016 – L2

fasilitas kesehatan, industri, penyedia

akomodasi dan penyedia makan

minum menurut kabupaten

Pengolahan hasil

listing bangunan

dan rumah tangga

BPS

Kab/Kota

Pengiriman hasil

pengolahan ke

BPS RI

Pengiriman

VKBP17.DS

ke BPS Prov

Pengiriman

VKBP17.DS

ke BPS Kab/Kota

Stratifikasi Blok

Sensus

Pemilihan Sampel

Usaha Rumah

Tangga Penyedia

Makan Minum

Alokasi Sampel

Usaha Rumah

Tangga Penyedia

Makan Minum

Pemilihan Sampel

Usaha IMK

Pengguna Bahan

Pokok

Alokasi Sampel

Usaha IMK

Pengguna Bahan

Pokok

BPS RI

Pemilihan sampel BS

dengan PPS dengan

size banyaknya

usaha penyediaan

makan minum dan

IMK

Pengiriman hasil

pengolahan ke

BPS Provinsi

BPS

Provinsi

Page 20: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

17

3.8. Daftar Sampel

Daftar sampel pada survei konsumsi bahan pokok dibagi menjadi dua yaitu:

a. Daftar Sampel perusahaan (VKBP17.DSPD)

Daftar Sampel Perusahaan Direktori adalah daftar yang memuat nama sampel perusahaan

menengah besar. Daftar Sampel Perusahaan digunakan untuk perusahaan perusahaan

yang diambil dari direktori.

Rincian yang terdapat dalam Daftar sampel perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama provinsi

2. Rincian kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama

kabupaten/kota.

3. Kolom (1): Nomor, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.

4. Kolom (2) : Kecamatan, berisi kode dan nama kecamatan terpilih

5. Kolom (3) : Desa/Kelurahan, berisi kode dan nama desa/kelurahan terpilih

6. Kolom (4) :Nomor urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor

urut perusahaan/usaha yang terdapat pada kerangka sampel dalam suatu

kabupaten/kota.

7. Kolom (5) : Nama Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom ini adalah nama

lengkap perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.

8. Kolom (6): Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari

perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel

9. Kolom (7) : Jenis Usaha, yang tercantum pada kolom ini adalah jenis kegiatan

perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel, yaitu :

1 : Industri

2 : Hotel

3 : Penyedia Makan Minum

4 : Jasa Kesehatan

10. Kolom (8) : Kegiatan utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan utama

perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel

11. Kolom (9) KBLI – Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan KBLI

dari kegiatan utama (KBLI 2015)

12. Kolom (10) : Hasil Pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan

perusahaan/usaha, yaitu:

1 : ditemukan dan usahanya tetap

Page 21: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

18

2 : ditemukan dan usahanya berubah masih dalam cakupan KBLI

3 : ditemukan dan usahanya berubah diluar cakupan KBLI

4 : pindah dan tidak dapat ditelusuri

5: tutup

6: tidak ditemukan

7: double/ganda, apabila perusahaan ganda, maka tuliskan NUP perusahaan ganda.

13. Kolom (11) : Penggunaan Bahan Pokok, kolom ini berisi kode penggunaan bahan

pokok perusahaan/ usaha, yaitu

1 : Ya, jika perusahaan menggunakan minimal salah satu bahan pokok yang dicakup

survei Bahan Pokok 2017

2 : Tidak, jika perusahaan tidak menggunakan bahan pokok yang dicakup survei

Bahan Pokok 2017

b. Daftar Sampel Blok Sensus (VKBP17.DSBS)

Daftar sampel BS memuat blok sensus yang terpilih sebagai sampel di kabupaten/kota

terpilih. VKBP17.DSBS digunakan sebagai dasar pendaftaran bangunan dan rumah

tangga (listing) pada blok sensus terpilih. Rincian yang terdapat dalam VKBP17.DSBS

antara lain sebagai berikut:

1. Rincian Provinsi, berisi kode dan nama provinsi terpilih

2. Rincian Kabupaten/Kota, berisi kode dan nama kabupaten/kota terpilih

3. Kolom (1) Kecamatan, berisi kode dan nama kecamatan terpilih

4. Kolom (2) Kode desa/kelurahan, berisi kode dan nama desa terpilih dalam setiap

kecamatan dan kabupaten terpilih

5. Kolom (3) Nomor blok sensus terpilih (NBS)

6. Kolom (4) Nomor Subblok Sensus

7. Kolom (5) Nomor kode sampel (NKS), terdiri dari 5 digit angka.

Digit 1 merupakan kode strata BS yaitu:

1: strata konsentrasi usaha penyediaan makan minum

2: strata konsentrasi usaha IMK

3: strata non konsentrasi

Digit 2-5merupakan kategori wilayah desa/kelurahan, yaitu:

0001-4999 NKS daerah perdesaan

5000-9999 NKS daerah perkotaan

Page 22: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

19

8. Kolom (6) Jumlah usaha penyedia makan minum hasil SE 2016, berisi jumlah usaha

penyediaan makan minum hasil Sensus Ekonomi pada blok sensus tersebut

9. Kolom (7) Jumlah usaha IMK hasil SE 2016, berisi jumlah usaha IMK hasil Sensus

Ekonomi pada blok sensus tersebut

10. Kolom (8) Jumlah Usaha Penyedia makan minum Hasil Listing, berisi jumlah usaha

hasil listing Survei Konsumsi Bahan Pokokuntuk usaha penyedia makan minum pada

blok tersebut, dan diisikan oleh pengawas setelah listing dalam setiap BS terpilih

selesai dilaksanakan

11. Kolom (9) Jumlah Usaha IMK Hasil Listing, berisi jumlah usaha hasil listing Survei

Konsumsi Bahan Pokok untuk IMK pada blok tersebut, dan diisikan oleh pengawas

setelah listing dalam setiap BS terpilih selesai dilaksanakan

c. Daftar Sampel Rumah Tangga/Usaha (VKBP17.DS)

Daftar sampel rumah tangga/usaha dibuat di BPS RI setelah penarikan sampel usaha

rumah tangga selesai dilakukan. Daftar Sampel Rumah Tangga (VKBP17.DS) adalah

daftar yang memuat nama sampel rumah tangga terpilih sebagai pendekatan dari

usaha/perusahaan baik untuk usaha penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan

pokok. Rincian yang terdapat dalam Daftar rumah tangga adalah sebagai berikut:

BLOK I. PENGENALAN TEMPAT, Berisi rincian Provinsi, Kabupaten/Kota,

Kecamatan, Desa/Kelurahan, nomor blok sensus, nomor subblok sensus dan nomor kode

sampel

BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, Blok ini berisi rekapitulasi hasil

pencacahan, yaitu jumlah target pencacahan, realisasi pencacahan, usaha yang tidak

berhasil dicacah, menurut alasannya (pindah keluar blok sensus, tidak ditemukan, tidak

dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan, dan tutup/ganti usaha) berdasarkan

jenis usaha.

BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, Blok ini berisi keterangan petugas yaitu

nama,jabatan, tanggal pelaksanaan pencacahan/pengawasan, serta tanda tangan dari

petugas pencacah/pengawas.

BLOK IV. CATATAN

BLOK V. KETERANGAN RUMAH TANGGA/USAHA TERPILIH

Berisi keterangan tentang rumah tangga/usaha terpilih, yaitu

Page 23: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

20

Kolom (1) NUS (nomor urut sampel)

Kolom (2)-(5) Nomor urut segmen, bangunan fisik, bangunan sensus dan nomor urut

rumah tangga/usaha

Kolom (6) Nama kepala rumah tangga

Kolom (7) Nomor Urut Usaha Pengguna Bahan Pokok

Kolom (8) Nama perusahaan/usaha atau nama pengusaha/pemilik usaha/anggota rumah

tangga yang berusaha

Kolom (9) Alamat Lengkap, yaitu alamat lengkap rumah tangga/usaha

Kolom (10) Jenis Usaha, berisi dua kode yaitu kode 1 = PMM (Penyedia Makanan

Minuman) dan kode 2 = IMK (Industri Mikro Kecil)

Kolom (11) Keterangan hasil pencacahan, berisi dua kode yaitu kode 1=ya berhasil

dicacahdan kode 0= tidak

Kolom (12), berisi alasan tidak dapat dicacah.

3.9. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui

wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan yang

relatif besar, pengumpulan data bisa dilakukan lebih dari satu kali kunjungan.

Untuk mencacah usaha/perusahaan penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan

pokok, sesuai dengan desainnya maka terlebih dahulu dilakukan listing pada blok sensus terpilih.

Listing dilakukan pada rumah tangga sebagai pendekatan untuk mendapatkan usaha/perusahaan

penyediaan makan minum dan IMK pengguna bahan pokokdengan menggunakan Daftar

VKBP17.L.

Page 24: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

21

TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.L

4.1. Tata Tertib Pengisian Daftar

a. Semua pengisian daftar ini harus menggunakan pensil hitam.

b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital

(balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Angka harus ditulis

dengan angka biasa (bukan angka romawi).

c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan.

d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara:

1. Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia;

2. Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified).

4.2. Tata Cara Pengisian Daftar VKBP17.L

Daftar VKBP17.L adalah daftar yang digunakan untuk mencatat seluruh bangunan dan rumah

tangga yang berada pada blok sensus terpilih beserta keterangan lainnya. Pendaftaran ini dilakukan

untuk mendaftar usaha/ perusahaan yang terdapat pada blok sensus. Pendaftaran usaha/perusahaan

merupakan salah satu dari kegiatan pendahuluan dari Survei Konsumsi Bahan Pokok Tahun 2017.

Pendaftaran usaha/perusahaan dilakukan pada bangunan tempat usaha dimana usaha tersebut berada.

Sedangkan pendaftaran rumah tangga dilakukan pada bangunan rumah tinggal atau bangunan

campuran. Dalam melakukan pendaftaran perusahaan/ usaha, petugas akan dibekali dengan peta blok

sensus hasil SE2016/ST2013/SP2010 yang menjadi wilayah tugasnya.

Pendaftaran usaha/perusahaan di setiap blok sensus dilakukan dengan dua pendekatan yaitu

pendekatan bangunan tempat usaha dan pendekatan rumah tangga. Pendekatan bangunan tempat usaha

adalah pendekatan pada bangunan untuk usaha maupun bangunan campuran. Usaha yang dicakup

pada daftar VKBP17.L ini meliputi industri pengolahan dengan kode KBLI 10,11,20,21,

restoran/rumah makan, catering/jasaboga, warung makan, kedai makanan, kedai minuman, kafe/rumah

minum, serta rumah/kedai obat tradisional yang terdapat pada blok sensus terpilih. Sedangkan

pendekatan rumah tangga adalah untuk mendapatkan usaha penyedian makanan dan minuman yang

BAB

4

Page 25: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

22

dilakukan oleh anggota rumah tangga di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan

usaha dipindah/dibongkar pasang dan usaha penyediaan makanan minuman keliling.

Daftar VKBP17.L terdiri dari empat blok, yaitu:

Blok I. Pengenalan Tempat

Blok II.a. Rekapitulasi Jenis Usaha

Blok II.b. Rekapitulasi Jumlah Usaha Pengguna Bahan Pokok

Blok III. Keterangan Petugas

Blok IV. Pendaftaran Usaha/Rumah Tangga

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

Tuliskan nama dan kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan/Nagari, Nomor Blok

Sensus, Nomor Sub Blok Sensus (jika ada), dan Nomor Kode Sampel (NKS). Pengisian keterangan

dan kode pada blok ini (Rincian 1 s.d 7) disalin dari Daftar Sampel Blok Sensus (VKBP17.DSBS).

BLOK II.a : REKAPITULASI JENIS USAHA

Blok ini diisi setelah pendaftaran bangunan baik untuk usaha maupun rumah tangga dalam blok sensus

terpilih selesai dilakukan. Isian pada Blok II.a disalin dari halaman terakhir Blok IV yang terisi.

Sebelum mengisi Blok II.a, petugas harus yakin bahwa isian Blok IV telah diperiksa dengan cermat

terutama kewajaran dan konsistensi penjumlahan angka dan tanda check (“√”) antara Blok IV baris A

s.d C [kolom (9) dan kolom (15) s.d (23)].

Blok II.a terdiri dari :

1. Penyediaan Makanan Minuman di Luar Tempat Tinggal dengan Perlengkapan Usaha

Dipindah/Dibongkar Pasang atau Usaha Penyedia Makan Minum Keliling

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (9) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

2. Industri Makanan, Minuman, Kimia, Farmasi dengan TK < 20

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (15) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

BLOK REKAPITULASI (II.a dan II.b) diisi setelah selesai melakukan listing

satu Blok Sensus dan dipastikan tidak ada yang terlewat dan tercacah ganda.

[Isian pada Blok IV telah selesai]

Page 26: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

23

3. Industri Makanan, Minuman, Kimia, Farmasi dengan TK ≥ 20

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (16) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

4. Restoran/Rumah Makan

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (17) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

5. Jasa Boga/Catering

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (18) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

6. Warung Makan

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (19) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

7. Kedai Makanan

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (20) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

8. Kedai Minuman

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (21) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

9. Kafe/Rumah Minum

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (22) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

10. Rumah/Kedai Obat Tradisional

Isian pada rincian ini disalin dari Blok IV kolom (23) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

11. Jumlah

Rincian ini merupakan penjumlahan dari rincian 1 s.d 10 [R.11 = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + R6 +

R7 + R8 + R9 + R10]

BLOK II.b : REKAPITULASI JUMLAH USAHA PENGGUNA BAHAN POKOK

Seperti halnya blok II.a, blok ini diisi setelah pendaftaran bangunan dan rumah tangga dalam blok

sensus terpilih selesai dilakukan. Isian Blok II.b disalin dari halaman terakhir Blok IV yang terisi.

Sebelum mengisi Blok II.b, petugas harus yakin bahwa isian Blok IV telah diperiksa dengan cermat

terutama kewajaran dan konsistensi penjumlahan tanda check (√) antara baris A, B, dan C pada Blok

IV di masing-masing kolom yang terisi [Kolom (24) s.d kolom (33)].

Page 27: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

24

Rekapitulasi Usaha Pengguna Bahan Pokok :

[Isian pada Blok ini disalin dari masing-masing kolom di Blok IV baris C pada halaman terakhir

yang terisi dari kolom (24) s.d kolom (33)]

1. Beras

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (24) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

2. Jagung

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (25) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

3. Kedelai

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (26) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

4. Daging Sapi/Kerbau

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (27) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

5. Daging Ayam

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (28) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

6. Telur Ayam Ras/Bebek/Itik

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (29) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

7. Susu Sapi Segar

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (30) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)”pada halaman terakhir yang terisi.

8. Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya

Isian pada kolom ini disalin dari penjumlahan Blok IV kolom (31) baris C “Jumlah angka atau

tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A+B)” halaman terakhir yang terisi.

9. Bawang Merah

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (32) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

10. Cabai

Isian pada kolom ini disalin dari Blok IV kolom (33) baris C “Jumlah angka atau tanda “√”

kumulatif s.d halaman ini (A+B)” pada halaman terakhir yang terisi.

Page 28: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

25

BLOK III : KETERANGAN PETUGAS

Tuliskan nama petugas, tanggal dilakukan pencacahan/pegawasan, serta tanda tangan dari petugas

pencacah dan pengawas.Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang

melakukan pencacahan, maupun pengawasan.

BLOK IV : PENDAFTARAN USAHA/RUMAH TANGGA

Blok ini digunakan untuk mendaftar semua bangunan, baik bangunan untuk usaha maupun bangunan

untuk tempat tinggal. Dalam pengisian Blok IV ini dilakukan baris demi baris, mulai dari baris (1)

sampai dengan baris terakhir. Masing-masing baris terdiri dari beberapa kolom. Lakukan pengisian

untuk masing-masing kolom, dari kolom (1) sampai dengan kolom (34) sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya.

Kolom (1): Nomor Segmen

Tuliskan nomor urut segmen, yang disalin dari sketsa peta blok sensus SE 2016.

Segmen adalah bagian dari Blok Sensus yang mempunyai batas jelas (alam/ buatan)

seperti: rel kereta api, jalan/gang/lorong atau sungai/kali.

Blok Sensus (BS) adalah bagian dari satu wilayah desa/kelurahan yang merupakan

daerah kerja dari seorang pencacah.

Kolom (2): Nomor Bangunan Fisik

Tuliskan nomor urut bangunan fisik, dimulai dari nomor urut 1 (satu) sampai dengan

nomor urut terakhir dalam satu blok sensus.

Bangunan Fisik adalah tempat berlindung tetap maupun sementara, yang mempunyai

dinding, lantai, dan atap, baik digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat

tinggal.

Penjelasan:

a. Bangunan fisik merupakan bangunan yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal

atau bukan tempat tinggal.

b. Bangunan yang bukan digunakan untuk tempat tinggal dan bukan digunakan untuk

tempat kegiatan ekonomi/usaha, namun memiliki luas paling sedikit 10m2,

dianggap sebagai bangunan fisik tersendiri.

c. Bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal atau usaha, walaupun luas

lantainya kurang dari 10 m2, tetap dianggap satu bangunan fisik.

d. Tempat kegiatan usaha yang mempunyai roda, (seperti gerobak rokok) namun tidak

dipindah-pindahkan, dalam survei ini dikategorikan sebagai bangunan fisik/sensus.

Page 29: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

26

e. Khusus tempat usaha yang tidak mempunyai dinding dianggap sebagai satu

bangunan fisik.

Kolom (3): Nomor Bangunan Sensus

Tuliskan nomor urut bangunan sensus, dimulai dari nomor urut 1 (satu) pada bangunan

sensus pertama di bangunan fisik pertama dan berlanjut sampai nomor urut terakhir

pada bangunan sensus terakhir di bangunan fisik terakhir dalam satu blok sensus.

Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu

keluar/masuk tersendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan. Termasuk

seluruh/sebagian bangunan fisik yang tidak mempunyai dinding tetapi untuk usaha.

Kolom (4): Tuliskan kode Penggunaan Bangunan Sensus :

Tuliskan salah satu kode 1, 2 atau 3 pada kolom (4) sesuai dengan status penggunaan

dari bangunan sensus tersebut.

Kode 1 : Tempat Tinggal

Bangunan Sensus Tempat Tinggal/Rumah adalah bangunan sensus yang

digunakan hanya untuk tempat tinggal oleh rumah tangga biasa maupun

khusus.

Kode 2 : Campuran

Bangunan Sensus Campuran adalah bangunan sensus yang sebagian

digunakan untuk tempat tinggal dan sebagian lagi digunakan untuk

keperluan lain. Misalnya: Rumah Kantor (Rukan), Rumah Toko (Ruko),

Industri Rumah Tangga, dan sejenisnya.

Bangunan-bangunan bukan tempat tinggal dalam satu kompleks seperti perkantoran,

pabrik dan sekolah, meskipun setiap ruangan mempunyai pintu keluar masuk

tersendiri, dalam listing didaftar sebagai satu bangunan fisik dan satu bangunan

sensus.

Khusus untuk bangunan sensus campuran, penulisannya paling sedikit 2

baris: satu baris untuk keterangan rumah tangga dan baris kedua untuk

keterangan usaha yang ada pada bangunan sensus tersebut.

Page 30: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

27

Kode 3 : Bukan Tempat Tinggal

Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal adalah bangunan sensus yang

seluruhnya tidak digunakan untuk tempat tinggal. Misalnya: kantor, toko,

pabrik, masjid, gereja, sekolah dan lain sebagainya.

Contoh:

a. Bangunan sensus yang digunakan sebagai tempat tinggal/rumah saja tanpa ada usaha,

maka isian kolom (4) adalah kode 1 yaitu Bangunan Sensus Tempat Tinggal.

b. Bangunan sensus yang digunakan sebagai tempat usaha, dan pemiliknya tinggal di

bangunan tersebut yang tidak mempunyai pintu keluar-masuk sendiri, misalnya penjual

nasi uduk di rumah tersebut, maka isian pada kolom (4) adalah kode 2 yaitu Bangunan

Sensus Campuran.

c. Bangunan sensus yang tidak digunakan sebagai tempat usaha dan tidak ada rumah tangga

di bangunan tersebut, misalnya gedung sekolah, kantor, pabrik, maka isian pada kolom (4)

adalah kode 3 yaitu Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal.

Kolom (5): Nomor Urut Usaha/Rumah Tangga

Tuliskan nomor urut usaha/rumah tangga mulai dari nomor 1 (satu) sampai dengan

nomor urut terakhir yang ada dalam satu blok sensus terpilih.

Nomor urut hanya diberikan kepada:

a. Rumah Tangga

b. Usaha/perusahaan

Kolom (6): Nama Kepala Rumah Tangga/NamaUsaha/Nama Bangunan

Tuliskan nama kepala rumah tangga atau nama usaha/perusahaan atau kegunaan dari

bangunan sensus.

Pemberian nomor urut harus berurutan mulai dari nomor urut terkecil sampai ke nomor urut terbesar.

Apabila pada kolom (4) berkode 2 (bangunan campuran), maka isian pada kolom ini minimal ada 2 nomor urut, yaitu untuk rumah tangga dan usaha yang ada di dalam

rumah tangga tersebut.

Page 31: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

28

Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab

atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang dituakan atau

dianggap/ditunjuk sebagai KRT.

Penjelasan:

- KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu

tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama.

- KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan

anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan

masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai kepala rumah tangga (KRT) di

rumah istri/anak-anaknya.

- Khusus untuk KRT yang berprofesi sebagai penyedia makanan minuman keliling

namun tinggal ditempat terpisah dengan keluarganya dan pulang ke rumah istri dan

anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan

masih kurang dari 6 bulan), maka perlakuannya adalah:

a) Di rumah istri dan keluarganya, KRT tersebut dicatat sebagai KRT dari rumah

tangga tersebut, namun usahanya tidak dicatat pada Daftar VKBP17.L, jika

berada dalam blok sensus terpilih.

b) Di tempat tinggal, dimana usaha tersebut berada yang terpisah dengan

keluarganya, maka usaha penyedia makanan minuman keliling tersebut akan

dicatat pada Daftar VKBP17.L, jika berada dalam blok sensus terpilih.

- KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing dan

lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah istri dan

anak-anaknya.

- Jika dalam satu bangunan ditempati oleh dua rumah tangga atau lebih, maka

tuliskan masing-masing RT tersebut pada kolom (5) nomor urut usaha/rumah tangga

dan kolom (6) nama Kepala Rumah Tangga (KRT)/nama usaha/nama bangunan

pada baris terpisah. Kemudian selesaikan pengisian kolom berikutnya untuk

masing-masing rumah tangga.

Apabila penggunaan bangunan sensus merupakan bangunan campuran [kolom (4) berkode 2], maka tuliskan terlebih dahulu nama kepala rumah tangga (KRT) pada baris

pertama, kemudian tuliskan nama usaha pada baris selanjutnya.

Page 32: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

29

- Seorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya

diurus sendiri dianggap satu rumah tangga biasa

- Rumah tangga biasa yang menempati dua bangunan sensus dianggap sebagai satu

rumah tangga biasa bila kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu Blok

Sensus.

- Jika beberapa orang yang bersama-sama mendiami beberapa kamar dalam satu

bangunan sensus atau bangunan fisik, dan pengelolaan makannya sendiri-sendiri,

maka setiap kamar dianggap satu rumah tangga. Contoh: tiga orang indekos

bersama-sama dalam satu kamar, tetapi makannya sendiri-sendiri dianggap satu

rumah tangga biasa.

- Untuk bangunan sensus bukan tempat tinggal tuliskan penggunaan bangunan

sensus tersebut

- Apabila ditemukan usaha/perusahaan tidak mempunyai nama, maka tuliskan nama

jenis kegiatan usaha tersebut, diikuti dengan nama pemilik usaha bersangkutan.

- Untuk rumah yang tidak dihuni maka tuliskan “RUMAH KOSONG”.

Contoh pengisian/penulisan di kolom (6):

a. FIRDAUS

b. PENJUAL MIE AYAM KELILING (SLAMET)

c. TOKO SEMBAKO BERKAH

d. MASJID NURUL IMAN

e. ANEKA TAMBANG, PT

f. HOTEL PELANGI

g. RESTORAN LEZAT

h. TOKO BUKU GRAMEDIA

Page 33: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

30

Kolom (7): Tuliskan Alamat Lengkap (Jalan, No., RT, RW)

Jika kolom (6) terisi, maka tuliskan alamat usaha/perusahaan atau rumah tangga secara

lengkap dan jelas seperti nama jalan, nama kampung/dusun, nomor RT/RW, nomor

rumah.

Apabila pada saat melakukan listing ditemukan usaha/perusahaan

hotel/akomodasi, maka perlakuan sebagai berikut:

Jika usaha akomodasi merupakan usaha yang terdapat dalam direktori, maka

dicatat sebagai bangunan hotel dalam Daftar VKBP17.L sampai kolom (12) dan

langsung dicacah dengan Daftar VKBP17.S

Jika usaha akomodasi tersebut tidak tercatat dalam direktori, maka dicatat

sebagai bangunan hotel dalam Daftar VKBP17.L sampai kolom (12) dan tidak

perlu dicacah dengan Daftar VKBP17.S.

Baik usaha akomodasi yang terdapat dalam direktori maupun tidak, harus

ditanyakan apakah usaha akomodasi tersebut memiliki usaha restoran/rumah

makan:

a) Jika memiliki usaha restoran/rumah makan dan masih dalam satu

manajemen dengan usaha akomodasi, maka usaha restoran/rumah makan

tidak dicatat dalam Daftar VKBP17.L dan tidak dicacah dengan Daftar

VKBP17.S.

b) Jika usaha akomodasi tersebut mempunyai usaha restoran/rumah makan

namun tidak dalam satu manajemen hotel, maka perlakuannya adalah:

- Jika usaha restoran/rumah makan tidak terdaftar dalam direktori

(VKBP17.DSPD), maka catat pada Daftar VKBP17.L sampai kolom

(34).

- Jika usaha restoran/rumah makan tersebut terdaftar dalam direktori

(VKBP17.DSPD), maka dicatat pada Daftar VKBP17.L sampai kolom

(13) dan langsung dicacah dengan Daftar VKBP17.S.

Page 34: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

31

Kolom (8): Apakah ada ART Penyedia Makanan Minuman di Luar Tempat Tinggal dengan

Perlengkapan Usaha Dipindah/Bongkar Pasang atau Usaha Penyediaan Makanan Minuman

Keliling?

Jika Ya tuliskan kode ”1”

Jika Tidak tuliskan kode “2”, dan lanjut ke kolom (12)

Penyediaan makanan minuman di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan

usaha dipindah/dibongkar pasang dan penyediaan makanan minuman keliling adalah usaha

perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman siap dikonsumsi yang

didahului dengan proses pembuatan dan biasanya dijual dengan cara berkeliling atau tempat tetap

tetapi peralatan dipindah/dibongkar pasang sehingga tidak terlihat jejak kalau usaha tersebut tutup,

seperti tukang bubur ayam, nasi goreng, penjual jamu keliling, kedai seafood yang dibongkar pasang

dan peralatan dipindah, dan sejenisnya.

Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui usaha-usaha Penyediaan Makanan Minuman di Luar

Tempat Tinggal dengan Perlengkapan Usaha Dipindah/Bongkar Pasang atau Usaha Penyediaan

Makanan Minuman Keliling yang dilakukan oleh ART dalam rumah tangga yang bersangkutan.

Kolom (9): Jumlah Usaha Per Rumah Tangga

Tuliskan banyaknya penyediaan makanan minuman di luar tempat tinggal dengan

lokasi tetap dan perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang dan penyediaan

makanan minuman keliling yang terdapat dalam Rumah Tangga tersebut.

Jika satu ART mempunyai profesi lebih dari satu jenis usaha penyediaan makanan

minuman keliling yang berbeda dan dapat dipisahkan bahan bakunya, maka dicatat

lebih dari satu usaha.

Kolom (9) sampai dengan kolom (11) diisi jika kolom (8) berkode 1

Kolom (8) sampai dengan kolom (11) akan terisi jika kolom (4) berkode “1” atau “2”

yaitu Bangunan Sensus Tempat Tinggal atau Campuran.

Sedangkan jika kolom (4) berkode “3” yaitu Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal

maka tidak perlu mengisi kolom (8) sampai dengan kolom (11)

Tapi lanjut ke kolom (12)

Page 35: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

32

Contoh :

1) Dalam satu rumah tangga terdapat 2 usaha penyedia makan minum keliling, yaitu

usaha Bakso Malang Keliling oleh Pak Amir dan Mie Ayam Keliling oleh Pak

Taufik, maka pada kolom (9) tertulis angka “2”.

2) Pada pagi hari, Pak Amir menjual bubur ayam keliling hingga siang hari. Pada

sore harinya, beliau melakukan kegiatan yang sama, yaitu menjual bubur ayam

keliling lagi. Maka usaha Pak Amir dicatat sebagai satu usaha dengan banyaknya

bahan baku yang digunakan adalah gabungan dari dua kegiatan tersebut.

3) Pada pagi hari, Pak Joko berjualan bubur ayam keliling hingga siang hari. Pada

malam hari, beliau berjualan ketoprak dengan gerobak yang peralatannya

dibongkar/dipindahkan. Maka usaha Pak Joko dicatat sebagai dua usaha, jika

kedua usaha tersebut dapat dipisahkan penggunaan bahan bakunya. Namun jika

tidak bisa dipisahkan, cukup dicatat sebagai satu usaha saja dengan banyaknya

bahan baku yang digunakan adalah gabungan dari dua kegiatan tersebut.

Kolom (10): Nomor Urut per Rumah Tangga

Tuliskan nomor urut usaha penyediaan makanan minuman di luar tempat tinggal

dengan lokasi tetap dan perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang dan

penyediaan makanan minuman keliling mulai dari nomor 1 (satu) sampai nomor urut

terakhir untuk masing-masing rumah tangga penyediaan makanan minuman tersebut.

Kolom (11): Nama Usaha dan Nama ART

Tuliskan nama jenis usaha dan nama anggota rumah tangga (ART) penyediaan

makanan minuman di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan usaha

dipindah/dibongkar pasang dan penyediaan makanan minuman keliling.

Contoh : JAMU GENDONG (IBU SRI)

NASI GORENG KELILING (SUGIYANTO)

ES CAMPUR KELILING (SANTOSO)

BAKSO MALANG KELILING (PAK MANTEP).

Kolom (12): Tuliskan Kode Jenis Kegiatan Usaha

Tuliskan kode jenis kegiatan usaha yang terdapat pada masing-masing bangunan sensus

hasil pendataan usaha/perusahaan. Kode yang dimaksud meliputi :

Page 36: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

33

Kode 1 : Usaha industri makanan, minuman, kimia, farmasi, Restoran/ Rumah Makan,

Catering, Warung Makan, Kedai Makan Minum, Kafe, dan rumah/kedai obat

tradisional dengan tempat usaha tetap.

Industri Pengolahan yang tercakup adalah industri dengan 2 digit KBLI

2015, yaitu: Industri makanan (10); Industri minuman (11); Industri bahan

kimia dan barang dari bahan kimia (20); dan Industri farmasi, produk obat

kimia dan obat tradisional (21).

Kode 2 : Kegiatan Usaha penyedia makan dan minum di luar tempat tinggal dengan

perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang atau usaha penyedia makan

minum keliling

Kode 3 : Usaha Lainnya, termasuk hotel, rumah sakit, dan unit penunjang.

Kode 4 : Tidak ada usaha.

Unit pembantu/penunjang adalah kegiatan ekonomi yang dalam memproduksi

barang/jasa terutama untuk keperluan kegiatan ekonomi yang secara structural berada di

atasnya, baik kantor pusat, cabang, maupun perwakilan. Unit pembantu pada umumnya

tidak mempunyai kewenangan sebagaimana layaknya perusahaan.

KBLi unit penunjang mengikuti KBLI induk/kantor pusat.

Jika kolom (12) berisi kode :

“1” maka lanjutkan ke pertanyaan kolom berikutnya.

“2” maka lanjutkan ke kolom (24) s/d kolom (34).

“3” atau “4” maka STOP (dan ganti baris berikutnya).

Kolom (13) : Apakah Usaha Terdaftar dalam Direktori VKBP17.DSPD?

Tuliskan kode “1”, jika usaha tersebut terdapat dalam daftar direktori, kemudian

STOP (dan pindah ke baris berikutnya)

Tuliskan kode “2”, jika usaha tersebut tidak terdapat dalam daftar direktori,

kemudian lanjutkan ke pertanyaan kolom berikutnya.

Kolom (13) diisi Jika kol (12) berkode “1”

Page 37: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

34

Industri yang dimaksud aalah industri dengan 2 digit KBLI 2015, yaitu: Industri makanan (10);

Industri minuman (11); Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (20); dan Industri farmasi,

produk obat kimia dan obat tradisional (21).

Industri Pengolahan adalah kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi

barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi

nilainya. Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (makloon).

Usaha/perusahaan Industri Pengolahan adalah unit kegiatan ekonomi yang melakukan/

mengusahakan industri pengolahan; terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau

lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Contoh:

1. Usaha pembuatan lemper dan kue basah lainnya

2. Usaha pembuatan bedak beras

3. Usaha pembuatan brownies

Klasifikasi usaha/perusahaan industri pengolahan di Indonesia, menurut BPS dibagi ke dalam 4

(empat) skala usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja/pekerja pada suatu usaha/perusahaan. Skala

usaha tersebut adalah sebagai berikut:

Industri Besar : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja

100 orang atau lebih.

Industri Sedang : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja

20-99 orang.

Industri Kecil : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja

5-19 orang.

Kolom (14) sampai dengan kolom (23) akan terisi jika kolom (13) berkode “2”.

Berikan tanda "√" pada kolom yang sesuai dengan jenis usaha.

Jenis usaha yang dimaksud adalah usaha cakupan survei non Direktori.

Pada setiap baris hanya boleh terisi satu tanda check (√).

Kolom (14) s/d kolom (16)

Khusus untuk Jenis Usaha Industri Makananan, Minuman, Kimia dan Farmasi.

Page 38: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

35

Industri Mikro : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4

orang.

Ada beberapa pedoman, apakah usaha/perusahaan termasuk kategori industri pengolahan,

diantaranya adalah:

a. Mengacu kepada konsep industri, yaitu apabila terjadi proses produksi sehingga ada

pertambahan nilai maka dikatagorikan sebagai industri pengolahan.

b. Lihat nature-nya, yaitu tujuan utama usaha/perusahaan kondisi saat ini. Apabila

usaha/perusahaan itu tujuannya adalah untuk industri pengolahan, meskipun dalam pelaksanaan

melakukan kegiatan di luar industri pengolahan (misalnya perdagangan atau usaha penyedia

makan minum) maka usaha/perusahaan tersebut tetap di cacah sebagai industri pengolahan.

c. Untuk usaha/perusahaan makanan/minuman yang lokasi usahanya tidak berada di bangunan

sensus (misalnya di gerobak, dipikul) maka termasuk kategori usaha penyedia makan/ minum

keliling.

d. Sedangkan usaha yang lokasinya berada di bangunan sensus, maka :

- Apabila ada proses peracikan dan penyajian, dikatagorikan sebagai usaha bukan industri

pengolahan (misalnya : rumah makan/ restoran, dan sebagainya).

- Apabila tidak ada proses peracikan dan penyajian, usaha tersebut dikatagorikan sebagai

industri pengolahan.

e. Untuk kasus batas antara industri dengan pertanian atau peternakan atau perikanan (yang

prosesnya sederhana), contoh:

1. Penggaraman/pengeringan, pengasapan, pemindangan, dan pembekuan ikan.

- Pembekuan ikan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan penangkapan/budidayanya.

Produk akhir berupa ikan segar dikategorikan sebagai usaha pertanian, kehutanan, dan

perikanan.

- Usaha penggaraman/pengeringan, pengasapan, pemindangan, dan pembekuan ikan.

Produk akhir berupa ikan asin, ikan asap, ikan pindang, ikan kaleng, dll dikategorikan

sebagai industri pengolahan.

2. Pemerahan/pengolahan susu

- Pemerahan susu. Produk akhir berupa susu segar, dikategorikan sebagai usaha

pertanian, kehutanan, dan perikanan.

- Pengolahan susu. Produk akhir berupa susu olahan, dikategorikan sebagai industri

pengolahan.

Page 39: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

36

Kolom (14): Kode KBLI 2 digit

Tuliskan salah satu kode yang sesuai dengan jenis usaha industri pengolahan dimaksud,

yaitu:

Kode 10 : Industri makanan,

Kode 11 : Industri minuman

Kode 20 : Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia

Kode 21 : Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional

Kolom (15): Industri Pengolahan TK < 20 Orang

Berikan tanda check (√) pada kolom ini apabila usaha/perusahaan tersebut adalah

Industri Pengolahan makanan, minuman, kimia, dan farmasi yang menggunakan tenaga

kerja kurang dari 20 orang pada saat pendataan.

Kolom (16) : Industri Pengolahan TK ≥ 20 Orang

Berikan tanda check (√) pada kolom ini apabila usaha/perusahaan tersebut adalah

Industri Pengolahan makanan, minuman, kimia, dan farmasi yang menggunakan tenaga

kerja 20 orang atau lebih pada saat pendataan.

Kolom (17): Restoran/Rumah Makan

Beri tanda check (√) pada kolom ini, jika yang diusahakan adalah perusahaan

restoran/rumah makan.

Usaha Restoran/Rumah Makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di

sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan

minuman untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan

peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan

telah mendapatkan surat keputusan sebagai restoran/rumah makan dari instansi yang

membinanya.

Kolom (18) : Jasa Boga/Catering

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Jasa Boga (Catering).

Jasa Boga (Catering) adalah usaha penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang

terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat

dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta,

seminar, rapat dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu/peserta

seminar atau rapat pada saat pesta/seminar berlangsung.

Page 40: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

37

Kolom (19) : Warung Makan

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Warung Makan.

Warung Makan adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau

seluruh bangunan tetap (tidak berpindah-pindah) yang menyajikan dan menjual

makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi maupun tidak dengan

perlengkapan dan peralatan untuk proses pembuatan dan penyimpanan dan belum

mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang membinanya.

Kolom (20): Kedai Makanan

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kedai Makanan.

Kedai Makanan adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan

makanan siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat

dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya menggunakan tenda, seperti kedai

seafood, kedai nasi goreng, kedai pecel lele, dan sebagainya.

Kolom (21): Kedai Minuman

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kedai Minuman.

Kedai Minuman adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan

utamanya minuman siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap

yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya menggunakan tenda,

seperti kedai kopi, kedai jus, dan minuman lainnya

Kolom (22): Kafe/Rumah Minum

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah Kafe/rumah minum

Kafe/Rumah Minum adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau

seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan utamanya minuman untuk

umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses

pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan baik telah mendapatkan surat

keputusan sebagai rumah minum dari instansi yang membinanya maupun belum.

Kolom (23): Rumah/Kedai Obat Tradisional

Beri tanda check (√) pada kolom ini jika yang diusahakan adalah rumah/kedai obat

tradisional.

Rumah/Kedai Obat Tradisional adalah jenis usaha yang bertempat di sebagian atau

seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan minuman jamu atau obat

Page 41: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

38

tradisional untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan

peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan

baik telah mendapatkan surat keputusan sebagai rumah jamu dari instansi yang

membinanya maupun belum.

Kolom (24): Beras

Berilah tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah beras/beras ketan/tepung beras sebagai bahan baku (input) untuk

menghasilkan makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya.

Kolom (25): Jagung

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah jagung sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan makanan/

minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Jagung di sini meliputi jagung

basah dengan kulit, jagung basah tanpa kulit, jagung kering tanpa kulit, jagung pipilan

kering, beras jagung/jagung pecah.

Kolom (26): Kedelai

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah komoditi kedelai sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan

makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Kedelai di sini meliputi

kedelai biji kering dan kedelai basah dengan kulit (baik dengan batang dan daun

maupun tidak).

Kolom (27): Daging Sapi/Kerbau

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah daging sapi/kerbau sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan

makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Daging sapi/kerbau

Kolom (24) sampai dengan kolom (34) diisi jika salah satu dari

kolom (13) berkode "2" atau kolom (15) s/d (23) ada yang bertanda "√".

Kolom (24) s/d (33) digunakan untuk mengetahui penggunaan

bahan pokok selama bulan Maret 2017.

Satu baris boleh terisi lebih dari satu tanda check (√).

Page 42: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

39

tersebut meliputi daging sapi/kerbau segar, daging beku impor, tetelan, dan tulang iga,

termasuk daging giling. Namun tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit.

Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman, dan layak dikonsumsi

oleh manusia, terdiri atas potongan daging bertulang dan daging tanpa tulang, dapat

berupa daging segar hangat, segar dingin (chiled) atau karkas beku (frozen).

Kolom (28): Daging Ayam

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah daging ayam sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan

makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya. Daging ayam tersebut

meliputi daging ayam ras (ayam potong) dan daging ayam buras, termasuk juga daging

giling. Namun tidak termasuk jeroan, kepala, dan ceker.

Kolom (29): Telur Ayam Ras/Bebek/itik

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah telur ayam ras/bebek/itik sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan

makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya.

Telur yang dimaksud disini adalah telur ayam ras (ayam petelur) dan telur bebek/itik.

Kolom (30): Susu Sapi Segar

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah komoditi susu sapi segar sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan

makanan/ minuman/produk lain sebagai output dari usahanya.

Definisi susu segar mengacu pada SNI 01-3141-2011 (Badan Standarisasi Nasional,

2011) adalah cairan yang berasal dari sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara

pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan

sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.

Kolom (31): Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah komoditi Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya sebagai bahan baku (input)

untuk menghasilkan makanan/produk lain sebagai output dari usahanya.

Ikan bisa merupakan ikan air tawar, ikan air payau, maupun ikan air laut seperti tuna,

tongkol, cakalang, ikan kembung, gurame, lele, dan lain sebagainya.

Page 43: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

40

Ikan Tuna adalah semua jenis ikan tuna yaitu Albacora, Tuna mata besar (Big Eye),

Tuna sirip biru (Bluefin), dan Tuna sirip kuning (Yellowfin).

Ikan tongkol adalah semua jenis ikan tongkol yaitu tongkol abu-abu, tongkol komo, dan

tongkol krai.

Ikan Lainnya adalah ikan bersirip (Pisces) lainnya selain ikan tuna, tongkol, dan

cakalang.

Contoh ikan laut : kembung, tenggiri, kakap, kerapu dsb.

Contoh ikan air payau : bandeng

Contoh ikan air tawar : lele, nila, mujair, gurame, ikan mas, dsb

Hewan Air selain ikan (tidak termasuk rumput laut) adalah hewan air lainnya selain

ikan (Picses) baik air laut, air payau, maupun air tawar, namun tidak termasuk rumput

laut.

Contoh hewan air lainnya : Udang, Cumi-cumi, Sotong, Kekerangan (Kerang darah,

Kerang hijau, Remis, dll), Rajungan/Kepiting dsb.

Kolom (32): Bawang Merah

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah komoditi bawang merah sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan

makanan/produk lain sebagai output dari usahanya.

Bawang merah tersebut meliputi bawang merah lokal dan bawang merah impor, baik

bawang kering konsumsi (bawang utuh), bawang merah giling, dan bawang merah

goreng. Namun tidak termasuk bawang daun dan bawang bombay.

Kolom (33): C a b a i

Berikan tanda check (√) pada kolom ini jika usaha/ perusahaan tersebut menggunakan

atau mengolah komoditi cabai sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan

makanan/produk lain sebagai output dari usahanya. Cabai disini meliputi cabai merah

besar dan cabai keriting, cabai hijau besar, dan cabai rawit. Baik cabai segar maupun

cabai olahan (cabai giling, cabai kering maupun cabai bubuk). Namun tidak termasuk

paprica dan saus sambal.

Kolom (34) : Nomor Urut Usaha Pengolah Bahan Pokok

Kolom ini terisi jika kolom (24) sampai dengan kolom (33) minimal ada yang bertanda

"√". Tuliskan nomor urut usaha pengolah bahan pokok, dimulai dari nomor urut 1 (satu)

sampai dengan nomor urut terakhir dalam satu blok sensus.

Page 44: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

41

A. Jumlah angka atau tanda “√”halaman ini:

Isikan jumlah angka pada kolom (9) dan tanda check (√) pada kolom (15) s.d kolom (33) ke

dalam Rincian A (Jumlah angka atau tanda “√” halaman ini).

B. Jumlah angka atau tanda “√” kumulatif s.d halaman sebelumnya

Salinlah semua isian pada pada masing-masing kolom di Rincian C halaman sebelumnya

kedalam Rincian B (Jumlah angka atau tanda “√” kumulatif s.d halaman sebelumnya). Untuk

halaman pertama pada rincian ini tidak perlu diisi.

C. Jumlah angka atau tanda “√” kumulatif s.d halaman ini (A + B)

Isian pada baris ini adalah penjumlahan isian pada Rincian A dan Rincian B untuk masing-

masing kolom. Pada halaman pertama, rincian ini isinya sama dengan Rincian A.

Page 45: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

42

Page 46: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

43

TATA CARA PENGISIAN DAFTAR VKBP17.S

Kuesioner/daftar VKBP17.S digunakan untuk mencacah usaha/perusahaan yang terkena

sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017, baik terdaftar dalam VKBP.17 DSPD maupun

VKBP17.DS. Usaha/perusahaan yang terpilih sampel adalah usaha/perusahaan yang

menggunakan/mengolah makanan sendiri untuk konsumsi tamu/pengunjung/pembeli.

Usaha/perusahaan yang didata dengan kuesioner ini adalah usaha/perusahaan Industri Besar Sedang

(IBS), Industri Mikro Kecil (IMK), hotel, restoran/rumah makan, jasa boga/catering, warung makan,

kedai makanan/minuman, rumah minum/kafe, penyediaan makanan minuman keliling, dan

rumah/kedai obat tradisional. Dalam pelaksanaan pencacahan, petugas akan dibekali dua macam daftar

sampel, yaitu: (i) VKBP17.DSPD yang berupa daftar nama dan alamat usaha direktori, (ii)

VKBP17.DS, yaitu daftar sampel usaha penyediaan makanan minuman hasil listing pada blok sensus

terpilih. Untuk beberapa provinsi akan ditambah daftar lengkap (kerangka sampel) perusahaan

direktori (VKBP17.KSPD).

Daftar VKBP17.S terdiri dari 6 blok yaitu:

Blok I. Pengenalan Tempat

Blok II . Keterangan Usaha/Perusahaan

Blok III. Penggunaan Komoditi Bukan Beras Selama Maret 2017

Blok IV. Penggunaan Komoditi Beras Selama Maret 2017

Blok V. Catatan

Blok VI. Keterangan Petugas

Pengisian Kuesioner VKBP17.S pada halaman satu sebelah kanan atas, jangan lupa lingkari

kode asal daftar usaha sesuai daftar sampel yang digunakan, kemudian tuliskan kode ke kotak

yang tersedia. Tuliskan kode “1” jika berasal dari daftar sampel VKBP17.DSPD dan tuliskan

kode “2” jika berasal dari sampel VKBP17.DS.

BAB

5

Page 47: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

44

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

Blok ini digunakan untuk mencatat identitas responden dalam rangka untuk memudahkan proses

pengolahan data.

Rincian 101 s.d. Rincian 110 meliputi isian mengenai Provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan,

kelurahan/desa/nagari, nomor blok sensus, nomor sub blok sensus, nomor kode sampel, nomor urut

sampel/perusahaan (NUS/NUP), nama lengkap usaha/perusahaan, dan alamat lengkap

usaha/perusahaan. Isiannya disalin dari Blok I daftar VKBP17.DSPD atau VKBP17.DS.

Lengkapi alamat usaha/perusahaan, dan tambahkan nomor telepon serta faksimili.

BLOK II : KETERANGAN USAHA/PERUSAHAAN

Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui jenis kegiatan utama usaha/perusahaan.

Rincian 201 : Jenis Usaha/Perusahaan

Lingkari kode usaha/perusahaan responden, dan isikan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang

tersedia.

Industri Pengolahan: Kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi

barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi

nilainya.

Usaha/perusahaan Industri Pengolahan: Unit kegiatan ekonomi yang melakukan/mengusahakan

industri pengolahan; terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau lebih yang

bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Contoh:

1. Usaha pembuatan kue basah

2. Perusahaan pembuatan Mie Instan

3. Usaha pembuatan jamu beras kencur

BPS mengklasifikasikan usaha/perusahaan industri pengolahan di Indonesia ke dalam 4 (empat) skala

usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja/ pekerja pada suatu usaha/perusahaan.

Skala usaha tersebut adalah sebagai berikut:

Industri Besar : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja

100 orang atau lebih

Industri Sedang : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja

20-99 orang

Industri Kecil : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja

Page 48: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

45

5-19 orang

Industri Mikro : usaha/perusahaan industri pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4

orang

Usaha akomodasi ialah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang

disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan

fasilitas lainnya dengan pembayaran.

Hotel berbintang adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang

disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan

fasilitas lainnya dengan pembayaran dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang

seperti yang telah ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda). Ciri khusus dari hotel

berbintang adalah mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen hotel tersebut.

Usaha Restoran/Rumah Makan adalah adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian

atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk umum

di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan

penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai restoran/rumah makan

dari instansi yang membinanya.

Jasa Boga/Catering, adalah usaha penyediaan jasa makanan atas dasar kontrak perjanjian dengan

pelanggan, lokasi ditentukan oleh pelanggan untuk suatu event tertentu. Kelompok ini mencakup usaha

penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor,

perayaan, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat

kerja, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya berikutpramusaji yang akan melayani tamu-tamu/peserta

seminar atau rapat pada saat pesta/seminar berlangsung.

Warung makan, adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan

tetap (tidak berpindah-pindah), yang menyajikan dan menjual makanan dan minuman di tempat

usahanya baik dilengkapi maupun tidak dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan

maupun penyimpanan dan belum mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang

membinanya.

Kedai makanan, kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan

makanansiap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-

pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya dengan menggunakan tenda, seperti kedai seafood, pecel

ayam, dan lain-lain.

Page 49: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

46

Kedai minuman, kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan

utamanya minuman siap dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat

dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya dengan menggunakan tenda, seperti kedai kopi,

kedai jus, dan minuman lainnya.

Kafe/Rumah minum, kelompok ini mencakup jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian

atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan utamanya minuman untuk umum di

tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan

penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai rumah minum dari instansi

yang membinanya maupun belum.

Penyediaan makanan minuman keliling, kelompok ini mencakup usaha penyediaan makanan

minuman yang dijual secara eceran dan menyajikan makanan dan minuman siap dikonsumsi yang

didahului dengan proses pembuatan dan biasanya dijual dengan cara berkeliling, seperti tukang bakso

keliling, tukang lontong sayur keliling, es cendol, jamu gendong dan lain-lain.

Rumah/Kedai Obat Tradisional, kelompok ini mencakup jenis usaha yang bertempat di sebagian

atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan minuman jamu atau obat tradisional

untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses

pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan baik telah mendapatkan surat keputusan sebagai

rumah jamu dari instansi yang membinanya maupun belum.

Rumah Sakit (RS) adalah sarana kesehatan/bangunan tempat untuk melayani penderita yangsakit

untuk berobat rawat jalan atau rawat inap yang pelayanannya disediakan oleh dokter,perawat dan

tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah Sakit mencakup rumah sakit umum dan khusus. Rumah sakit

umum bisa dimiliki oleh: Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI atau swasta/BUMN. RS

Pemerintah Pusat misalnya RSCM/RSUP Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta, RS Pemerintah Daerah

misalnya RS Abdul Muluk di Lampung, RS Bhayangkara milik POLRI dan RS Swasta misalnya RS

Stella Maris di Kota Makasar-Sulawesi Selatan, RS Pelni dan RS Pertamina milik BUMN. Sedangkan

rumah sakit khusus contohnya adalah jasa kesehatan perawatan paru-paru dan jasa kesehatan jantung.

Rumah Sakit Bersalin adalah rumah sakit khusus untuk persalinan, dilengkapi pelayanan spesialis

pemeriksaan kehamilan, persalinan, rawat inap dan rawat jalan ibu dan anak yang beradadi bawah

pengawasan dokter spesialis kandungan.

Page 50: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

47

Rincian 202 : Tuliskan Kegiatan Utama dari Usaha/perusahaan ini:

Tuliskan Kegiatan Utama dari Usaha/Perusahaan ini. Kode KBLI 2015 (5 digit) diisi oleh

pemeriksa/pengawas.

Rincian kegiatan utama hanya boleh diisi salah satu, 202a saja atau 202b saja.

Apabila membuat atau mengolah bahan pokok, tuliskan secara lengkap bahan baku yang diolah dan

produk utama yang dihasilkan pada rincian 202a. Contoh: membuat lemper dari beras ketan dan ayam.

Apabila usaha/perusahaan tersebut menyajikan makan minum, tuliskan secara lengkap kegiatan usaha

tersebut, makanan/minuman utama yang disediakan pada rincian 202b. Contohnya: menjual nasi

kuning, menjual bakso keliling, rumah makan yang menyediakan masakan padang.

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku statistik mengenai

kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut

kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal

atau informal. KBLI 2015 menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi.

Berikut adalah kode KBLI 5-digit untuk industri pengolahan yang kemungkinan menggunakan bahan

pokok sebagai bahan baku usahanya.

KBLI 5-digit yang menjadi cakupan dalam kegiatan ini

No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI

2015

(1) (2) (3) (4)

1 Industri Pengolahan Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas 10130

Industri Penggaraman/Pengeringan Ikan 10211

Industri Pengasapan/Pemanggangan Ikan 10212

Industri Pembekuan Ikan 10213

Industri Pemindangan Ikan 10214

Industri Peragian/Fermentasi Ikan 10215

Industri Berbasis Daging Lumatan Dan Surimi 10216

Industri Pendinginan/Pengesan Ikan 10217

Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Ikan 10219

Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang)

Dalam Kaleng 10221

Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang Dalam Kaleng 10222

Industri Penggaraman/Pengeringan Biota Air Lainnya 10291

Industri Pembekuan Biota Air Lainnya 10293

Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Biota Air Lainnya 10299

Industri pengasinan/pemanisan buah-buahan dan sayuran 10311

Industri Pelumatan Buah-buahan dan Sayuran 10312

Page 51: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

48

No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI

2015

(1) (2) (3) (4)

Industri Pengeringan Buah-buahan dan Sayuran 10313

Industri Tempe Kedelai 10391

Industri Tahu Kedelai 10392

Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati 10411

Industri Minyak Ikan 10414

Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Lainnya 10490

Industri Pengolahan Susu Segar dan Krim 10510

Industri Pengolahan Susu Bubuk dan Susu Kental 10520

Industri Pengolahan Es Krim 10531

Industri Pengolahan Es Sejenisnya yang Dapat Dimakan (Bukan Es Batu

dan balok) 10532

Industri Pengolahan Produk dari Susu Lainnya 10590

Industri Tepung Campuran dan Adonan Tepung 10614

Industri Makanan Sereal

10615

Industri Tepung Beras Dan Tepung Jagung 10633

Industri Produk Roti dan Kue 10710

Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula 10732

Industri Makaroni, Mie dan Produk Sejenisnya 10740

Industri Makanan dan Masakan Olahan 10750

Industri Pengolahan Kopi 10761

Industri Pengolahan Teh 10763

Industri Kecap 10771

Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan 10772

Industri Produk Masak Lainnya 10779

Industri Kue Basah 10792

Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-kacangan Lainnya Bukan

Kecap, Tempe dan Tahu 10793

Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya 10794

Industri Krimer Nabati 10795

Industri Produk Makanan Lainnya 10799

Industri Ransum Makanan Hewan 10801

Industri Konsentrat Makanan Hewan 10802

Industri Minuman Keras 11010

Industri Minuman Anggur (Wine) 11020

Industri Minuman Ringan 11040

Industri Minuman Lainnya 11090

Industri Bahan Kosmetik dan Kosmetik, Termasuk Pasta Gigi 20232

Industri Bahan Farmasi 21011

Industri Produk Farmasi 21012

Industri Produk Obat Tradisional 21022

Page 52: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

49

No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI

2015

(1) (2) (3) (4)

2 Penyedia Akomodasi Hotel bintang lima 55111

Hotel bintang empat 55112

Hotel bintang tiga 55113

Hotel bintang dua 55114

Hotel bintang satu 55115

3 Penyedia Makan

Minum Restoran 56101

Warung Makan 56102

Kedai Makanan 56103

Penyediaan Makanan keliling/tempat tidak tetap 56104

Jasa boga untuk suatu event tertentu 56210

Penyedia makanan lainnya 56290

Rumah Minum/Cafe 56303

Kedai Minuman 56304

Rumah/Kedai obat tradisional 56305

Penyediaan minuman keliling/tempat tidak tetap 56306

4 Jasa Kesehatan Aktifitas Rumah Sakit Pemerintah 86101

Aktifitas Rumah Sakit Swasta 86103

Tuliskan sejelas-jelasnya jenis produk utama yang dihasilkan oleh usaha/perusahaan ini. Apabila hasil

produksi lebih dari satu jenis dan data/keterangan produk tersebut tidak dapat dipisahkan, maka

penentuan produk utamanya berdasarkan:

1. Produk yang mempunyai nilai (harga * jumlah produk) terbesar dari beberapa produk yang

menggunakan bahan pokok sebagai bahan bakunya;

2. Jika nilai produk pengguna bahan pokok yang dihasilkan sama besar, maka pilih produk yang

mempunyai volume terbesar;

3. Jika nilai dan volume produk pengguna bahan pokok yang dihasilkan sama besar, maka pilih

produk yang mempunyai waktu proses produksi terlama;

4. Jika nilai, volume, dan waktu yang diperlukan sama, maka ditentukan menurut pengakuan

responden.

Contoh penentuan produk utama:

1. Usaha industri yang menghasilkan minuman jamu beras kencur (KBLI 11090) dengan nilai

produk Rp. 450.000,-/bulan dan peyek kacang (KBLI 10794) dengan nilai produk Rp. 200.000,-

/bulan. Jika pencatatan mengenai penggunaan bahan bakunya tidak dapat dipisahkan maka produk

utamanya adalah jamu beras kencur (KBLI 11090).

Page 53: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

50

2. Usaha industri yang melayani kebutuhan untuk sebuah perusahaan catering, yang setiap bulannya

mengirimkan 1.000 buah kue kering (KBLI 10710) dan sebanyak 1.500 buah lemper (KBLI

10792) dengan nilai produk kue yang sama. Maka produk utamanya adalah lemper (KBLI 10792).

Ketika menuliskan ’Produk utama’ harus sejelas-jelasnya agar dapat diketahui secara tepat kode 5-

digit KBLI. Penulisan kode 5-digit KBLI dilakukan oleh pengawas.

No. Penulisan produk utama

yang salah

Penulisan produk utama

yang benar

1. Kue LEMPER DARI KETAN

2. Minuman JAMU DARI BERAS KENCUR

Rincian 203a : Jika isian pada R.201 ≠ 11 (bukan Rumah Sakit), maka tuliskan jumlah

produksi/ tamu/porsi selama Maret 2017

Rincian ini ditanyakan untuk usaha/perusahaan industri pengolahan, hotel, restoran/rumah makan, jasa

boga/catering, warung makan, kedai makanan/minuman, kafe/rumah minum, penyedia makanan

minuman keliling, dan rumah/kedai obat tradisional.

Tuliskan jumlah produksi/ porsi/ tamu selama Maret 2017. Tuliskan juga satuan yang digunakan.

Jika responden merupakan usaha/perusahaan industri, satuan yang digunakan antara lain ton, kilogram,

liter, bungkus, kaleng, piece (pc), bal, dsb dll

Jika usaha catering atau penyedia makanan minuman keliling, satuan yang digunakan biasanya porsi

yang terjual/dipesan, misalnya satuan piring, mangkuk, bungkus, dll

Jika responden merupakan hotel dan restoran, satuan yang digunakan adalah tamu atau pengunjung.

Rincian 203b : Jika isian pada R.201=11 (Rumah Sakit), maka tuliskan jumlah pasien

Rincian ini ditanyakan hanya untuk responden Rumah Sakit. Tuliskan jumlah pasien rawat inap pada

tanggal 31 Maret 2017.

Rincian 204 : Tuliskan banyaknya hari kerja/beroperasi setiap bulan [Jika isian pada R.201≠1

atau 2; maka isikan saja pada Maret 2017]

Untuk usaha/perusahaan industri pengolahan, tuliskan banyaknya hari kerja/beroperasi selama bulan

April 2016- Maret 2017 ke dalam kotak yang tersedia. Selain usaha/perusahaan industri pengolahan,

banyaknya hari kerja hanya diisi untuk bulan Maret 2017.

Page 54: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

51

BLOK III : PENGGUNAAN KOMODITI BUKAN BERAS SELAMA MARET 2017

Rincian ini mencakup keterangan tentang volume atau jumlah serta nilai bahan pokok selain beras

yang diolah/ digunakan oleh usaha/perusahaan selama bulan Maret 2017.

Kolom (1) : Keterangan

Komoditi yang ditanyakan dalam blok ini adalah:

301. Jagung, meliputi:

a. Jagung basah dengan kulit

b. Jagung basah tanpa kulit

c. Jagung kering tanpa kulit

d. Jagung pipilan kering

e. Jagung Pecah/Beras Jagung

302. Kedelai, termasuk kedelai lokal dan kedelai impor; meliputi:

a. Kedelai biji kering

b. Kedelai biji basah dengan kulit

303. Daging sapi /kerbau, termasuk daging giling namun tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit;

meliputi:

a. Daging segar

b. Daging beku impor

c. Tetelan

d. Tulang iga

304. Daging ayam, termasuk daging giling namun tidak termasuk jeroan; meliputi:

a. Daging ayam ras (ayam potong)

b. Daging ayam buras/kampung

305. Telur Ayam Ras/Bebek/Itik

a. Telur Ayam Ras

b. Telur Bebek / Itik

306. Susu Sapi Segar

307. Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya, meliputi:

a. Ikan Tuna/Tongkol/Cakalang

Jenis bahan pokok yang dituliskan disini adalah bahan pokok yang benar-benar

digunakan untuk menghasilkan makanan/minuman oleh usaha/perusahaan ini,

bukan makanan/minuman yang dibuat pihak lain, seperti barang titipan

(konsinyasi) atau produk-produk makanan jadi yang dibeli dari pihak lain

Page 55: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

52

b. Ikan Kembung

c. Ikan Bandeng

d. Ikan Lainnya

e. Hewan Air selain ikan (bukan rumput laut)

308. Bawang merah, baik bawang merah lokal maupun impor, namun tidak termasuk bawang daun

dan bawang bombay; meliputi:

a. Bawang merah utuh (bawang kering konsumsi)

b. Bawang merah giling

c. Bawang Merah goreng

309. Cabai, kecuali paprica dan saus cabai; meliputi:

a. Cabai merah besar dan cabai keriting, berupa:

i. Segar

ii. Kering

iii. Giling

iv. Bubuk

b. Cabai hijau besar, berupa:

i. Segar

ii. Giling

c. Cabai rawit

Kolom (2) : Volume (kg)

Tuliskan jumlah volume bahan pokok sesuai rincian dalam kolom (1) dalam kilogram (kg).

Kolom (3) : Nilai (Rp)

Tuliskan nilai bahan pokok yang digunakan atau diolah pada rincian ini. Nilai bahan pokok adalah

nilai volume bahan pokok yang digunakan (Kg) selama bulan Maret 2017 dikonversikan ke dalam

nilai rupiah dengan cara mengalikan dengan harga per kg (Rp). Apabila bahan pokok yang digunakan

lebih dari satu jenis/merk dengan harga yang berbeda, maka nilai bahan baku merupakan penjumlahan

dari nilai masing-masing jenis bahan pokok tersebut.

Page 56: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

53

BLOK IV : PENGGUNAAN KOMODITI BERAS SELAMA MARET 2017

Rincian ini mencakup keterangan tentang volume atau jumlah, nilai bahan pokok yang diolah/

digunakan oleh usaha/perusahaan selama bulan Maret 2017. Selain itu ditanyakan juga volume atau

jumlah serta nilai bahan pokok yang merupakan stok awal (kondisi 1 Maret 2017) dan stok akhir

(kondisi 31 Maret 2017).

Kolom (1) : Keterangan

Jenis bahan pokok yang ditanyakan adalah:

401. Beras

402. Beras ketan

Keterangan disini antara lain:

a. Konsumsi/penggunaan/pengolahan adalah semua bahan baku yang dimasak atau diolah oleh

usaha ini, tanpa melihat apakah jenis makanan yang dibuat (output yang dihasilkan) terjual

atau tidak (termasuk yang tercecer, dimakan sendiri, diberikan kepada pihak lain, maupun

tersisa).

b. Pembelian,/pemberian/produksi sendiri; adalah semua bahan baku yang didapatkan dari

proses pembelian dan pemberian dari pihak lain, termasuk hasil dari produksi sendiri.

c. Stok pada tanggal 1 Maret 2017, semua persediaan bahan pokok yang belum

digunakan/diolah pada 1 Maret 2017

d. Stok pada tanggal 31 Maret 2017, seluruh persediaan jenis bahan pokok yang ada dan belum

digunakan pada saat 31 Maret 2017.

Kolom (2) : Volume (kg)

Tuliskan jumlah volume bahan pokok sesuai rincian dalam kolom (1) dalam kilogram (kg).

Kolom (3) : Nilai (Rp)

Tuliskan nilai bahan pokok yang digunakan atau diolah pada rincian ini. Nilai bahan pokok adalah

nilai volume bahan pokok yang digunakan (Kg) selama bulan Maret 2017 dikonversikan ke dalam

nilai rupiah dengan cara mengalikan dengan harga per kg (Rp). Apabila bahan pokok yang digunakan

Pencacah harus memastikan konversi takaran yang biasa di gunakan masyarakat ke

dalam satuan Kilogram (Kg) karena kadang ada perbedaan antara satu daerah

dengan daerah lain. Secara umum 1 liter = 0,8 Kg, untuk beras.

Page 57: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

54

lebih dari satu jenis/merk dengan harga yang berbeda, maka nilai bahan baku merupakan penjumlahan

dari nilai masing-masing jenis bahan pokok tersebut.

BLOK V : CATATAN

Blok ini bertujuan untuk menginformasikan hal-hal penting yang tidak dicakup didaftar

pertanyaan. Tuliskan hal-hal penting apabila ada yang perlu diberi catatan baik yang berkaitan

usaha/perusahaan yang menjadi sampel.

BLOK VI : KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan pencacah, pengawas/pemeriksa serta pemberi jawaban.

Page 58: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

55

LAMPIRAN

Page 59: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

56

Lampiran 1. Daftar cakupan KBLI dalam Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017

No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

1 Industri Pengolahan

Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas 10130

Industri Penggaraman/Pengeringan Ikan 10211

Industri Pengasapan/Pemanggangan Ikan 10212

Industri Pembekuan Ikan 10213

Industri Pemindangan Ikan 10214

Industri Peragian/Fermentasi Ikan 10215

Industri Berbasis Daging Lumatan Dan Surimi 10216

Industri Pendinginan/Pengesan Ikan 10217

Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Ikan 10219

Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang) Dalam Kaleng 10221

Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang Dalam Kaleng 10222

Industri Penggaraman/Pengeringan Biota Air Lainnya 10291

Industri Pembekuan Biota Air Lainnya 10293

Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Biota Air Lainnya 10299

Industri pengasinan/pemanisan buah-buahan dan sayuran 10311

Industri Pelumatan Buah-buahan dan Sayuran 10312

Industri Pengeringan Buah-buahan dan Sayuran 10313

Industri Tempe Kedelai 10391

Industri Tahu Kedelai 10392

Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati 10411

Industri Minyak Ikan 10414

Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Lainnya 10490

Industri Pengolahan Susu Segar dan Krim 10510

Industri Pengolahan Susu Bubuk dan Susu Kental 10520

Industri Pengolahan Es Krim 10531

Industri Pengolahan Es Sejenisnya yang Dapat Dimakan (Bukan Es Batu dan balok)

10532

Industri Pengolahan Produk dari Susu Lainnya 10590

Industri Tepung Campuran dan Adonan Tepung 10614

Industri Makanan Sereal

10615

Industri Tepung Beras Dan Tepung Jagung 10633

Industri Produk Roti dan Kue 10710

Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula 10732

Industri Makaroni, Mie dan Produk Sejenisnya 10740

Industri Makanan dan Masakan Olahan 10750

Industri Pengolahan Kopi 10761

Page 60: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

57

Lampiran 1. Daftar cakupan KBLI dalam Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017

No Kategori Deskripsi KBLI 2015 KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

Industri Pengolahan Teh 10763

Industri Kecap 10771

Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan 10772

Industri Produk Masak Lainnya 10779

Industri Kue Basah 10792

Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu 10793

Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya 10794

Industri Krimer Nabati 10795

Industri Produk Makanan Lainnya 10799

Industri Ransum Makanan Hewan 10801

Industri Konsentrat Makanan Hewan 10802

Industri Minuman Keras 11010

Industri Minuman Anggur (Wine) 11020

Industri Minuman Ringan 11040

Industri Minuman Lainnya 11090

Industri Bahan Kosmetik dan Kosmetik, Termasuk Pasta Gigi 20232

Industri Bahan Farmasi 21011

Industri Produk Farmasi 21012

Industri Produk Obat Tradisional 21022 2 Penyedia

Akomodasi Hotel bintang lima 55111

Hotel bintang empat 55112 Hotel bintang tiga 55113

Hotel bintang dua 55114

Hotel bintang satu 55115 3 Penyedia Makan

Minum Restoran 56101

Warung Makan 56102

Kedai Makanan 56103

Penyediaan Makanan keliling/tempat tidak tetap 56104

Jasa boga untuk suatu event tertentu 56210

Penyedia makanan lainnya 56290

Rumah Minum/Cafe 56303

Kedai Minuman 56304

Rumah/Kedai obat tradisional 56305

Penyediaan minuman keliling/tempat tidak tetap 56306 4 Jasa Kesehatan Aktifitas Rumah Sakit Pemerintah 86101

Aktifitas Rumah Sakit Swasta 86103

Page 61: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

58

Lampiran 2. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Provinsi

Provinsi Jumlah sampel

Kabupaten Blok

Sensus Jumlah Usaha

Industri PMM Total 11 ACEH 13 256 227 1435 1662

12 SUMATERA UTARA 23 418 371 2345 2716

13 SUMATERA BARAT 13 298 265 1677 1942

14 RIAU 11 252 224 1415 1639

15 JAMBI 10 191 168 1067 1235

16 SUMATERA SELATAN 13 265 236 1491 1727

17 BENGKULU 9 158 139 884 1023

18 LAMPUNG 12 283 251 1590 1841

19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 7 140 123 779 902

21 KEPULAUAN RIAU 7 160 141 897 1038

31 DKI JAKARTA 5 507 449 2841 3290

32 JAWA BARAT 25 793 703 4447 5150

33 JAWA TENGAH 29 705 625 3951 4576

34 DI YOGYAKARTA 5 268 237 1501 1738

35 JAWA TIMUR 30 760 674 4264 4938

36 BANTEN 8 391 346 2192 2538

51 BALI 9 261 231 1458 1689

52 NUSA TENGGARA BARAT 10 235 210 1320 1530

53 NUSA TENGGARA TIMUR 9 147 131 826 957

61 KALIMANTAN BARAT 12 232 207 1301 1508

62 KALIMANTAN TENGAH 10 178 158 996 1154

63 KALIMANTAN SELATAN 12 262 233 1468 1701

64 KALIMANTAN TIMUR 9 204 181 1138 1319

65 KALIMANTAN UTARA 5 105 93 587 680

71 SULAWESI UTARA 11 200 177 1114 1291

72 SULAWESI TENGAH 10 185 164 1030 1194

73 SULAWESI SELATAN 15 279 248 1563 1811

74 SULAWESI TENGGARA 10 168 149 938 1087

75 GORONTALO 6 145 130 816 946

76 SULAWESI BARAT 6 114 101 638 739

81 MALUKU 8 130 116 732 848

82 MALUKU UTARA 7 111 98 617 715

91 PAPUA BARAT 7 97 87 547 634

94 PAPUA 8 120 107 670 777

Total 384 9018 8000 50535 58535

*)PMM: Penyediaan makan minum

Page 62: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

59

Lampiran 3a. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Sektor Industri Menurut Provinsi

Provinsi

IBS

IMK Total Industri 10

Industri 11

Industri 20

Industri 21

11 ACEH 17 0 0 0 210 227

12 SUMATERA UTARA 149 20 2 8 192 371

13 SUMATERA BARAT 49 0 1 2 213 265

14 RIAU 26 4 0 1 193 224

15 JAMBI 15 0 1 0 152 168

16 SUMATERA SELATAN 31 5 0 3 197 236

17 BENGKULU 12 0 0 0 127 139

18 LAMPUNG 63 2 0 2 184 251

19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 23 0 0 0 100 123

21 KEPULAUAN RIAU 21 2 0 1 117 141

31 DKI JAKARTA 58 16 31 36 308 449

32 JAWA BARAT 247 55 28 74 299 703

33 JAWA TENGAH 284 25 13 52 251 625

34 DI YOGYAKARTA 31 1 2 4 199 237

35 JAWA TIMUR 274 40 22 46 292 674

36 BANTEN 92 23 29 29 173 346

51 BALI 59 15 6 0 151 231

52 NUSA TENGGARA BARAT 36 0 0 0 174 210

53 NUSA TENGGARA TIMUR 13 0 0 0 118 131

61 KALIMANTAN BARAT 36 6 0 2 163 207

62 KALIMANTAN TENGAH 3 0 0 0 155 158

63 KALIMANTAN SELATAN 25 1 0 1 206 233

64 KALIMANTAN TIMUR 13 0 0 0 168 181

65 KALIMANTAN UTARA 13 0 0 0 80 93

71 SULAWESI UTARA 46 4 0 0 127 177

72 SULAWESI TENGAH 17 0 0 0 147 164

73 SULAWESI SELATAN 109 5 0 3 131 248

74 SULAWESI TENGGARA 37 0 0 0 112 149

75 GORONTALO 7 0 0 1 122 130

76 SULAWESI BARAT 5 0 0 0 96 101

81 MALUKU 34 0 0 0 82 116

82 MALUKU UTARA 4 0 0 0 94 98

91 PAPUA BARAT 14 0 0 1 72 87

94 PAPUA 12 0 0 0 95 107

Total 1836 1875 224 135 266 5500

Page 63: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

60

Lampiran 3b. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Sektor PMM Menurut Provinsi

Provinsi Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit

PMM Mikro Kecil

Total

11 ACEH 17 65 3 42 1308 1435

12 SUMATERA UTARA 95 150 5 88 2007 2345

13 SUMATERA BARAT 52 97 4 38 1486 1677

14 RIAU 62 97 10 44 1202 1415

15 JAMBI 35 53 1 24 954 1067

16 SUMATERA SELATAN 71 116 11 39 1254 1491

17 BENGKULU 10 27 2 18 827 884

18 LAMPUNG 25 82 2 44 1437 1590

19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 45 25 0 20 689 779

21 KEPULAUAN RIAU 89 99 5 23 681 897

31 DKI JAKARTA 148 359 54 58 2222 2841

32 JAWA BARAT 164 347 68 131 3737 4447

33 JAWA TENGAH 147 241 23 206 3334 3951

34 DI YOGYAKARTA 97 139 19 52 1194 1501

35 JAWA TIMUR 194 340 37 187 3506 4264

36 BANTEN 66 207 24 47 1848 2192

51 BALI 81 182 9 38 1148 1458

52 NUSA TENGGARA BARAT 75 64 3 27 1151 1320

53 NUSA TENGGARA TIMUR 18 24 1 24 759 826

61 KALIMANTAN BARAT 45 73 2 33 1148 1301

62 KALIMANTAN TENGAH 11 47 2 20 916 996

63 KALIMANTAN SELATAN 53 108 14 30 1263 1468

64 KALIMANTAN TIMUR 66 154 33 39 846 1138

65 KALIMANTAN UTARA 9 6 2 5 565 587

71 SULAWESI UTARA 60 79 1 25 949 1114

72 SULAWESI TENGAH 15 32 1 16 966 1030

73 SULAWESI SELATAN 64 116 10 39 1334 1563

74 SULAWESI TENGGARA 16 29 1 19 873 938

75 GORONTALO 9 15 0 13 779 816

76 SULAWESI BARAT 8 0 0 11 619 638

81 MALUKU 17 29 0 10 676 732

82 MALUKU UTARA 4 12 1 16 584 617

91 PAPUA BARAT 29 13 2 9 494 547

94 PAPUA 47 40 1 12 570 670

Total 1959 1944 3467 351 1447 43326

*)PMM: Penyediaan makan minum

Page 64: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

61

Lampiran 3c. Keterangan Pengambilan Sampel Usaha Direktori Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Provinsi

Provinsi Keterangan pengambilan sampel

IBS Hotel Resto Catering Rumah sakit

11 Aceh take all take all take all take all take all

12 Sumatera Utara take some take some take some take all take some

13 Sumatera Barat take some take some take some take all take all

14 Riau take some take some take some take all take some

15 Jambi take all take all take all take all take all

16 Sumatera Selatan take some take some take some take all take some

17 Bengkulu take all take all take all take all take all

18 Lampung take some take all take some take all take some

19 Kepulauan Bangka Belitung take all take all take all take all take all

21 Kepulauan Riau take some take some take all take all take some

31 DKI Jakarta take some take some take some take some take some

32 Jawa Barat take some take some take some take some take some

33 Jawa Tengah take some take some take some take all take some

34 Di Yogyakarta take some take some take some take all take some

35 Jawa Timur take some take some take some take some take some

36 Banten take some take some take some take all take some

51 B A L I take some take some take some take all take some

52 Nusa Tenggara Barat take some take all take all take all take all

53 Nusa Tenggara Timur take all take all take all take all take all

61 Kalimantan Barat take some take all take all take all take all

62 Kalimantan Tengah take all take all take all take all take all

63 Kalimantan Selatan take some take all take some take all take all

64 Kalimantan Timur take some take some take some take some take all

65 Kalimantan Utara take some take all take all take all take all

71 Sulawesi Utara take some take all take some take all take all

72 Sulawesi Tengah take all take all take all take all take all

73 Sulawesi Selatan take some take some take some take all take some

74 Sulawesi Tenggara take some take all take all take all take all

75 Gorontalo take all take all take all take all take all

76 Sulawesi Barat take all take all take all take all take all

81 Maluku take all take all take all take all take all

82 Maluku Utara take all take all take all take all take all

91 Papua Barat take all take all take all take all take all

94 Papua take all take all take all take all take all

Page 65: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

62

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

1102 ACEH SINGKIL 12 1 0 0 0 1 2

1105 ACEH TIMUR 20 1 0 1 0 1 3

1107 ACEH BARAT 16 1 1 2 0 2 6

1108 ACEH BESAR 25 3 1 5 0 1 10

1109 PIDIE 25 1 0 2 0 4 7

1110 BIREUEN 24 0 0 4 0 6 10

1111 ACEH UTARA 28 2 0 3 0 2 7

1113 GAYO LUES 9 0 0 0 0 1 1

1114 ACEH TAMIANG 19 1 0 4 0 2 7

1116 ACEH JAYA 9 0 0 0 0 1 1

1171 BANDA ACEH 27 4 12 31 2 11 60

1173 LANGSA 20 3 1 3 0 4 11

1174 LHOKSEUMAWE 22 0 2 10 1 6 19

11 ACEH 256 17 17 65 3 42 144

1202 MANDAILING NATAL 16 1 1 0 0 3 5

1204 TAPANULI TENGAH 14 8 1 1 0 1 11

1205 TAPANULI UTARA 12 1 3 0 0 1 5

1206 TOBA SAMOSIR 11 0 1 0 0 2 3

1207 LABUHAN BATU 17 2 5 5 0 2 14

1208 ASAHAN 22 18 3 5 0 6 32

1209 SIMALUNGUN 23 18 11 3 0 4 36

1210 DAIRI 11 0 1 0 0 1 2

1211 KARO 16 3 11 6 0 4 24

1212 DELI SERDANG 37 33 5 43 0 4 85

1213 LANGKAT 26 14 1 7 0 6 28

1217 SAMOSIR 10 0 5 0 0 1 6

1218 SERDANG BEDAGAI 22 6 1 2 0 4 13

1219 BATU BARA 16 3 0 3 0 0 6

1221 PADANG LAWAS 12 0 0 0 0 2 2

1222 LABUHAN BATU SELATAN 12 1 4 0 0 3 8

1271 SIBOLGA 12 2 7 2 0 2 13

1272 TANJUNG BALAI 13 10 1 0 0 1 12

1273 PEMATANG SIANTAR 19 17 2 5 1 5 30

1274 TEBING TINGGI 14 6 0 0 0 5 11

1275 MEDAN 50 23 29 55 4 22 133

1276 BINJAI 17 11 1 11 0 7 30

1277 PADANGSIDIMPUAN 16 2 2 2 0 2 8

12 SUMATERA UTARA 418 179 95 150 5 88 517

1303 SOLOK 19 3 0 1 0 0 4

Page 66: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

63

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

1305 TANAH DATAR 25 4 3 4 0 1 12

1306 PADANG PARIAMAN 29 7 0 10 0 0 17

1307 AGAM 27 1 5 2 0 2 10

1308 LIMA PULUH KOTA 25 3 0 1 0 1 5

1309 PASAMAN 17 2 0 1 0 1 4

1310 SOLOK SELATAN 13 2 1 0 0 1 4

1312 PASAMAN BARAT 23 0 1 1 0 1 3

1371 PADANG 45 15 26 56 4 20 121

1372 SOLOK 15 0 0 2 0 1 3

1375 BUKITTINGGI 19 2 16 9 0 4 31

1376 PAYAKUMBUH 22 12 0 9 0 3 24

1377 PARIAMAN 19 1 0 1 0 3 5

13 SUMATERA BARAT 298 52 52 97 4 38 243

1401 KUANTAN SINGINGI 17 0 0 2 0 3 5

1402 INDRAGIRI HULU 20 1 0 1 0 2 4

1403 INDRAGIRI HILIR 21 1 2 2 0 2 7

1404 PELALAWAN 17 0 1 1 0 3 5

1405 S I A K 20 1 2 4 0 1 8

1406 KAMPAR 27 2 3 8 0 2 15

1407 ROKAN HULU 20 2 1 1 0 5 9

1408 BENGKALIS 24 5 5 8 1 6 25

1409 ROKAN HILIR 21 3 2 4 0 3 12

1471 PEKANBARU 43 10 40 60 8 15 133

1473 D U M A I 22 6 6 6 1 2 21

14 RIAU 252 31 62 97 10 44 244

1501 KERINCI 14 1 0 0 0 0 1

1502 MERANGIN 18 0 2 0 0 2 4

1504 BATANG HARI 16 0 0 2 0 1 3

1505 MUARO JAMBI 16 1 0 0 0 0 1

1506 TANJUNG JABUNG TIMUR 15 0 0 0 0 1 1

1507 TANJUNG JABUNG BARAT 20 0 0 0 1 1 2

1508 TEBO 18 0 0 0 0 1 1

1509 BUNGO 19 0 3 2 0 4 9

1571 JAMBI 39 10 28 46 0 12 96

1572 SUNGAI PENUH 16 4 2 3 0 2 11

15 JAMBI 191 16 35 53 1 24 129

1601 OGAN KOMERING ULU 17 0 4 3 0 3 10

1602 OGAN KOMERING ILIR 21 1 2 4 0 1 8

1603 MUARA ENIM 20 0 3 6 3 2 14

Page 67: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

64

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

1604 LAHAT 18 0 2 2 0 1 5

1606 MUSI BANYUASIN 18 1 3 4 0 3 11

1607 BANYU ASIN 22 18 1 5 0 1 25

1608 OGAN KOMERING ULU SELATAN 11 1 0 1 0 0 2

1609 OGAN KOMERING ULU TIMUR 17 0 2 3 0 3 8

1610 OGAN ILIR 18 1 1 4 1 0 7

1611 EMPAT LAWANG 11 0 0 0 0 0 0

1671 PALEMBANG 53 11 38 70 7 18 144

1672 PRABUMULIH 18 0 2 5 0 4 11

1674 LUBUKLINGGAU 21 6 13 9 0 3 31

16 SUMATERA SELATAN 265 39 71 116 11 39 276

1701 BENGKULU SELATAN 16 1 0 1 0 1 3

1702 REJANG LEBONG 20 2 0 1 0 1 4

1703 BENGKULU UTARA 19 0 0 1 0 2 3

1704 KAUR 13 0 0 0 0 1 1

1705 SELUMA 13 0 0 0 0 1 1

1706 MUKOMUKO 16 0 0 0 0 2 2

1708 KEPAHIANG 13 2 0 0 0 1 3

1709 BENGKULU TENGAH 12 1 0 0 0 1 2

1771 BENGKULU 36 6 10 24 2 8 50

17 BENGKULU 158 12 10 27 2 18 69

1801 LAMPUNG BARAT 12 1 1 0 0 1 3

1803 LAMPUNG SELATAN 29 12 2 7 0 1 22

1804 LAMPUNG TIMUR 28 10 0 1 0 2 13

1805 LAMPUNG TENGAH 32 7 1 4 0 7 19

1806 LAMPUNG UTARA 23 0 0 1 0 4 5

1807 WAY KANAN 15 1 0 0 0 0 1

1808 TULANGBAWANG 18 0 1 2 0 3 6

1809 PESAWARAN 17 6 0 0 0 0 6

1810 PRINGSEWU 20 5 0 2 0 6 13

1812 TULANG BAWANG BARAT 15 3 0 1 0 0 4

1871 BANDAR LAMPUNG 52 12 20 61 2 15 110

1872 METRO 22 10 0 3 0 5 18

18 LAMPUNG 283 67 25 82 2 44 220

1901 BANGKA 23 4 7 5 0 5 21

1902 BELITUNG 22 8 20 4 0 4 36

1903 BANGKA BARAT 18 0 0 0 0 2 2

Page 68: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

65

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

1904 BANGKA TENGAH 15 1 4 5 0 1 11

1905 BANGKA SELATAN 17 0 0 0 0 1 1

1906 BELITUNG TIMUR 19 0 1 1 0 1 3

1971 PANGKAL PINANG 26 10 13 10 0 6 39

19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 140 23 45 25 0 20 113

2101 KARIMUN 23 2 9 6 0 2 19

2102 BINTAN 19 4 24 1 0 2 31

2103 NATUNA 16 1 0 0 0 1 2

2104 LINGGA 14 2 0 0 0 0 2

2105 KEPULAUAN ANAMBAS 13 0 0 1 0 0 1

2171 B A T A M 48 8 43 75 4 15 145

2172 TANJUNG PINANG 27 7 13 16 1 3 40

21 KEPULAUAN RIAU 160 24 89 99 5 23 240

3171 JAKARTA SELATAN 102 22 44 77 16 15 174

3172 JAKARTA TIMUR 106 42 12 58 16 11 139

3173 JAKARTA PUSAT 83 17 50 77 7 13 164

3174 JAKARTA BARAT 111 31 22 71 12 10 146

3175 JAKARTA UTARA 105 29 20 76 3 9 137

31 DKI JAKARTA 507 141 148 359 54 58 760

3201 BOGOR 49 37 8 23 10 9 87

3202 SUKABUMI 32 20 4 7 0 5 36

3203 CIANJUR 32 10 10 8 1 3 32

3204 BANDUNG 47 29 12 15 3 4 63

3205 GARUT 33 10 10 7 1 3 31

3206 TASIKMALAYA 25 4 1 4 0 1 10

3207 CIAMIS 25 14 0 5 0 2 21

3208 KUNINGAN 22 16 4 6 1 5 32

3209 CIREBON 43 26 6 10 2 6 50

3210 MAJALENGKA 29 6 0 6 0 4 16

3211 SUMEDANG 24 12 2 10 1 1 26

3212 INDRAMAYU 35 17 3 11 0 5 36

3213 SUBANG 31 11 7 8 0 6 32

3214 PURWAKARTA 21 10 2 11 5 6 34

3215 KARAWANG 38 11 6 19 8 9 53

3216 BEKASI 39 23 10 20 10 8 71

3217 BANDUNG BARAT 28 18 11 14 1 4 48

3271 BOGOR 27 15 14 22 3 5 59

3272 SUKABUMI 18 7 6 9 0 3 25

Page 69: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

66

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

3273 BANDUNG 52 21 13 37 9 7 87

3274 CIREBON 21 13 10 13 1 6 43

3275 BEKASI 40 18 13 35 7 7 80

3276 DEPOK 36 19 3 30 5 9 66

3277 CIMAHI 21 26 1 9 0 6 42

3278 TASIKMALAYA 25 11 8 8 0 7 34

32 JAWA BARAT 793 404 164 347 68 131 1114

3301 CILACAP 28 6 9 9 1 8 33

3302 BANYUMAS 32 13 7 11 1 11 43

3304 BANJARNEGARA 18 2 1 4 0 2 9

3305 KEBUMEN 24 22 4 6 0 10 42

3307 WONOSOBO 21 14 4 5 0 4 27

3308 MAGELANG 25 12 7 8 0 4 31

3309 BOYOLALI 22 9 5 9 3 10 36

3310 KLATEN 29 15 1 5 0 11 32

3311 SUKOHARJO 26 21 6 14 1 7 49

3313 KARANGANYAR 22 14 6 11 0 5 36

3314 SRAGEN 21 11 0 6 0 10 27

3315 GROBOGAN 24 11 4 8 0 6 29

3316 BLORA 21 3 5 5 1 5 19

3317 REMBANG 18 22 1 1 1 1 26

3318 PATI 26 18 5 3 0 9 35

3319 KUDUS 23 11 7 6 2 10 36

3320 JEPARA 22 5 6 3 2 7 23

3322 SEMARANG 22 16 5 8 0 6 35

3324 KENDAL 23 9 0 9 0 3 21

3325 BATANG 28 14 2 6 1 2 25

3326 PEKALONGAN 23 14 2 11 0 3 30

3327 PEMALANG 28 8 3 4 0 6 21

3328 TEGAL 31 15 5 8 0 6 34

3329 BREBES 33 14 2 10 0 10 36

3372 SURAKARTA 26 11 15 25 3 14 68

3373 SALATIGA 15 8 4 6 1 6 25

3374 SEMARANG 38 33 14 16 6 18 87

3375 PEKALONGAN 18 10 8 9 0 8 35

3376 TEGAL 18 13 9 15 0 4 41

33 JAWA TENGAH 705 374 147 241 23 206 991

3401 KULON PROGO 31 5 0 1 0 5 11

3402 BANTUL 62 19 2 18 3 11 53

Page 70: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

67

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

3403 GUNUNG KIDUL 60 1 2 3 0 3 9

3404 SLEMAN 65 7 37 61 11 18 134

3471 YOGYAKARTA 50 6 56 56 5 15 138

34 DI YOGYAKARTA 268 38 97 139 19 52 345

3502 PONOROGO 22 5 3 12 0 6 26

3503 TRENGGALEK 17 19 1 3 0 3 26

3504 TULUNGAGUNG 26 12 4 8 1 8 33

3505 BLITAR 24 5 2 4 1 10 22

3506 KEDIRI 32 15 1 18 1 10 45

3507 MALANG 35 21 11 14 2 12 60

3508 LUMAJANG 23 12 4 9 0 5 30

3509 JEMBER 36 13 17 13 2 7 52

3510 BANYUWANGI 32 19 8 11 0 9 47

3513 PROBOLINGGO 21 7 1 3 0 5 16

3514 PASURUAN 30 22 17 10 4 3 56

3515 SIDOARJO 40 34 13 16 4 7 74

3516 MOJOKERTO 27 15 5 13 0 9 42

3517 JOMBANG 31 12 5 13 0 12 42

3518 NGANJUK 25 7 4 11 0 6 28

3519 MADIUN 21 10 0 5 0 3 18

3520 MAGETAN 20 7 2 6 0 5 20

3522 BOJONEGORO 22 7 7 13 3 7 37

3523 TUBAN 23 10 9 7 2 2 30

3524 LAMONGAN 24 15 1 16 0 6 38

3525 GRESIK 31 26 1 21 3 5 56

3527 SAMPANG 14 5 1 9 0 1 16

3528 PAMEKASAN 15 8 0 3 0 5 16

3529 SUMENEP 19 12 0 12 3 2 29

3571 KEDIRI 19 10 6 17 0 5 38

3573 MALANG 29 9 30 12 3 7 61

3574 PROBOLINGGO 16 10 2 11 0 4 27

3576 MOJOKERTO 12 5 1 12 0 6 24

3577 MADIUN 17 8 13 18 0 7 46

3578 SURABAYA 57 22 25 20 8 10 85

35 JAWA TIMUR 760 382 194 340 37 187 1140

3601 PANDEGLANG 42 7 13 7 2 1 30

3602 LEBAK 34 8 1 0 0 0 9

3603 TANGERANG 77 53 6 43 4 10 116

3604 SERANG 39 18 13 12 1 1 45

Page 71: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

68

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

3671 TANGERANG 69 40 17 41 5 9 112

3672 CILEGON 34 10 4 18 5 4 41

3673 SERANG 40 13 3 21 0 6 43

3674 TANGERANG SELATAN 56 24 9 65 7 16 121

36 BANTEN 391 173 66 207 24 47 517

5101 JEMBRANA 21 10 7 11 1 3 32

5102 TABANAN 26 12 13 18 0 5 48

5103 BADUNG 39 13 26 36 3 5 83

5104 GIANYAR 33 6 8 32 0 3 49

5105 KLUNGKUNG 20 1 2 15 0 3 21

5106 BANGLI 18 2 0 18 0 3 23

5107 KARANG ASEM 24 6 4 16 0 2 28

5108 BULELENG 34 6 4 15 0 4 29

5171 DENPASAR 46 24 17 21 5 10 77

51 BALI 261 80 81 182 9 38 390

5201 LOMBOK BARAT 32 6 25 16 0 1 48

5202 LOMBOK TENGAH 27 4 5 2 1 2 14

5203 LOMBOK TIMUR 36 9 1 3 0 3 16

5204 SUMBAWA 23 2 4 2 0 2 10

5205 DOMPU 16 1 0 2 1 1 5

5206 BIMA 17 2 0 2 0 0 4

5207 SUMBAWA BARAT 12 1 1 0 0 1 3

5208 LOMBOK UTARA 16 0 14 0 0 1 15

5271 MATARAM 37 11 25 35 1 13 85

5272 BIMA 19 0 0 2 0 3 5

52 NUSA TENGGARA BARAT 235 36 75 64 3 27 205

5302 SUMBA TIMUR 14 1 0 0 0 3 4

5304 TIMOR TENGAH SELATAN 14 0 1 0 0 1 2

5306 BELU 13 0 0 1 0 1 2

5308 LEMBATA 14 0 0 0 0 1 1

5310 SIKKA 19 3 3 0 0 3 9

5311 ENDE 21 1 0 2 0 3 6

5313 MANGGARAI 16 0 0 0 0 2 2

5316 SUMBA TENGAH 3 0 0 0 0 0 0

5371 KUPANG 33 8 14 21 1 10 54

53 NUSA TENGGARA TIMUR 147 13 18 24 1 24 80

6101 SAMBAS 23 3 0 0 0 3 6

6102 BENGKAYANG 15 10 2 0 0 2 14

6103 LANDAK 15 0 0 0 0 1 1

Page 72: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

69

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

6104 MEMPAWAH 17 2 0 1 0 1 4

6105 SANGGAU 19 1 1 2 0 3 7

6106 KETAPANG 21 2 6 2 0 3 13

6107 SINTANG 16 0 2 2 0 1 5

6108 KAPUAS HULU 12 1 0 0 0 1 2

6109 SEKADAU 12 0 0 0 0 1 1

6112 KUBU RAYA 22 3 4 6 0 2 15

6171 PONTIANAK 39 14 27 56 2 12 111

6172 SINGKAWANG 21 8 3 4 0 3 18

61 KALIMANTAN BARAT 232 44 45 73 2 33 197

6201 KOTAWARINGIN BARAT 24 3 2 9 0 5 19

6202 KOTAWARINGIN TIMUR 25 0 2 10 0 1 13

6203 KAPUAS 20 0 0 3 0 0 3

6204 BARITO SELATAN 16 0 0 0 1 1 2

6205 BARITO UTARA 14 0 0 1 0 1 2

6207 LAMANDAU 12 0 0 1 0 1 2

6209 KATINGAN 16 0 0 2 0 1 3

6211 GUNUNG MAS 11 0 0 0 0 1 1

6213 MURUNG RAYA 11 0 0 0 1 1 2

6271 PALANGKA RAYA 29 0 7 21 0 8 36

62 KALIMANTAN TENGAH 178 3 11 47 2 20 83

6301 TANAH LAUT 20 5 0 1 1 1 8

6302 KOTA BARU 18 2 1 3 0 1 7

6303 BANJAR 29 3 6 17 1 6 33

6304 BARITO KUALA 19 0 1 1 0 1 3

6305 TAPIN 15 0 0 2 0 1 3

6306 HULU SUNGAI SELATAN 20 1 0 1 0 3 5

6307 HULU SUNGAI TENGAH 20 1 0 0 0 0 1

6308 HULU SUNGAI UTARA 20 1 0 1 0 2 4

6309 TABALONG 18 0 2 0 8 2 12

6311 BALANGAN 14 0 0 0 1 1 2

6371 BANJARMASIN 44 9 31 46 2 8 96

6372 BANJAR BARU 25 5 12 36 1 4 58

63 KALIMANTAN SELATAN 262 27 53 108 14 30 232

6401 PASER 18 0 3 0 7 1 11

6402 KUTAI BARAT 12 0 0 1 0 1 2

6403 KUTAI KARTANEGARA 28 2 6 6 4 3 21

6404 KUTAI TIMUR 19 0 3 7 5 6 21

6405 BERAU 15 0 1 6 3 1 11

Page 73: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

70

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

6409 PENAJAM PASER UTARA 15 1 0 0 1 1 3

6471 BALIKPAPAN 35 5 30 69 7 11 122

6472 SAMARINDA 43 5 20 62 4 10 101

6474 BONTANG 19 0 3 3 2 5 13

64 KALIMANTAN TIMUR 204 13 66 154 33 39 305

6501 MALINAU 16 0 0 1 0 1 2

6502 BULUNGAN 22 0 0 1 1 1 3

6503 TANA TIDUNG 7 0 0 0 0 0 0

6504 NUNUKAN 23 0 0 2 0 0 2

6571 TARAKAN 37 13 9 2 1 3 28

65 KALIMANTAN UTARA 105 13 9 6 2 5 35

7101 BOLAANG MONGONDOW 14 0 0 0 0 0 0

7102 MINAHASA 23 1 6 4 0 0 11

7103 KEPULAUAN SANGIHE 13 0 0 0 0 1 1

7105 MINAHASA SELATAN 19 4 0 0 0 2 6

7106 MINAHASA UTARA 17 7 2 3 0 3 15

7109 MINAHASA TENGGARA 13 0 0 0 0 1 1

7111 BOLAANG MONGONDOW TIMUR 12 0 0 0 0 0 0

7171 MANADO 35 9 43 61 1 9 123

7172 BITUNG 21 21 7 4 0 2 34

7173 TOMOHON 14 3 0 6 0 1 10

7174 KOTAMOBAGU 19 5 2 1 0 6 14

71 SULAWESI UTARA 200 50 60 79 1 25 215

7201 BANGGAI KEPULAUAN 13 0 0 0 0 0 0

7202 BANGGAI 22 3 2 1 0 1 7

7204 POSO 17 0 0 0 0 2 2

7205 DONGGALA 19 1 0 1 0 1 3

7206 TOLI-TOLI 17 0 0 1 0 1 2

7208 PARIGI MOUTONG 23 1 0 1 0 2 4

7209 TOJO UNA-UNA 14 0 0 2 0 1 3

7210 SIGI 15 0 0 0 0 0 0

7211 BANGGAI LAUT 10 4 0 0 0 0 4

7271 PALU 35 8 13 26 1 8 56

72 SULAWESI TENGAH 185 17 15 32 1 16 81

7302 BULUKUMBA 16 1 2 2 0 1 6

7303 BANTAENG 12 1 0 3 0 0 4

7305 TAKALAR 17 18 0 1 0 1 20

7306 GOWA 25 20 0 11 0 1 32

Page 74: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

71

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

7307 SINJAI 14 2 3 1 0 0 6

7309 PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 16 19 0 1 0 0 20

7310 BARRU 13 5 0 1 0 1 7

7311 BONE 20 11 2 4 0 1 18

7313 WAJO 16 4 1 1 1 3 10

7315 PINRANG 18 4 4 1 0 2 11

7317 LUWU 14 0 0 0 0 1 1

7325 LUWU TIMUR 14 3 5 11 1 1 21

7371 MAKASSAR 50 23 43 74 8 20 168

7372 PAREPARE 18 2 2 2 0 3 9

7373 PALOPO 16 4 2 3 0 4 13

73 SULAWESI SELATAN 279 117 64 116 10 39 346

7401 BUTON 11 1 0 0 0 1 2

7402 MUNA 18 4 0 0 0 1 5

7403 KONAWE 21 0 0 0 0 1 1

7404 KOLAKA 18 1 1 2 0 1 5

7405 KONAWE SELATAN 18 6 1 1 0 1 9

7406 BOMBANA 13 4 0 0 0 1 5

7408 KOLAKA UTARA 11 0 0 0 0 1 1

7411 KOLAKA TIMUR 9 0 0 0 0 0 0

7471 KENDARI 29 18 13 21 0 8 60

7472 BAUBAU 20 3 1 5 1 4 14

74 SULAWESI TENGGARA 168 37 16 29 1 19 102

7501 BOALEMO 19 0 0 0 0 1 1

7502 GORONTALO 33 4 0 1 0 2 7

7503 POHUWATO 19 0 0 0 0 1 1

7504 BONE BOLANGO 23 1 0 0 0 1 2

7505 GORONTALO UTARA 18 0 0 0 0 0 0

7571 GORONTALO 33 3 9 14 0 8 34

75 GORONTALO 145 8 9 15 0 13 45

7601 MAJENE 23 3 0 0 0 1 4

7602 POLEWALI MANDAR 31 2 2 0 0 3 7

7603 MAMASA 10 0 0 0 0 2 2

7604 MAMUJU 22 0 6 0 0 3 9

7605 MAMUJU UTARA 16 0 0 0 0 1 1

7606 MAMUJU TENGAH 12 0 0 0 0 1 1

76 SULAWESI BARAT 114 5 8 0 0 11 24

8103 MALUKU TENGAH 27 6 3 0 0 2 11

Page 75: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

72

Lampiran 4. Jumlah Sampel Survei Konsumsi Bahan Pokok 2017 Menurut Kabupaten

Kabupaten Jumlah sampel

BS

Jumlah Sampel Direktori

Industri Hotel Restoran Catering Rumah

Sakit Total

8104 BURU 13 1 1 0 0 1 3

8105 KEPULAUAN ARU 12 9 0 0 0 1 10

8106 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 0 0 0 0 0

8108 MALUKU BARAT DAYA 13 0 0 1 0 0 1

8109 BURU SELATAN 8 0 0 0 0 0 0

8171 AMBON 31 18 13 28 0 5 64

8172 TUAL 9 0 0 0 0 1 1

81 MALUKU 130 34 17 29 0 10 90

8201 HALMAHERA BARAT 12 1 0 0 0 1 2

8202 HALMAHERA TENGAH 9 0 0 0 0 1 1

8204 HALMAHERA SELATAN 18 1 0 1 0 1 3

8205 HALMAHERA UTARA 17 0 0 0 1 2 3

8207 PULAU MOROTAI 9 0 0 0 0 2 2

8271 TERNATE 29 2 4 11 0 9 26

8272 TIDORE KEPULAUAN 17 0 0 0 0 0 0

82 MALUKU UTARA 111 4 4 12 1 16 37

9101 FAKFAK 10 0 1 1 0 1 3

9102 KAIMANA 9 1 2 0 0 0 3

9104 TELUK BINTUNI 11 1 1 0 0 1 3

9105 MANOKWARI 19 0 8 6 0 0 14

9107 SORONG 12 2 0 0 1 0 3

9108 RAJA AMPAT 10 0 1 0 0 1 2

9171 SORONG 26 11 16 6 1 6 40

91 PAPUA BARAT 97 15 29 13 2 9 68

9401 MERAUKE 17 1 4 6 0 2 13

9402 JAYAWIJAYA 8 2 5 2 0 0 9

9404 NABIRE 14 1 5 0 0 0 6

9408 KEPULAUAN YAPEN 17 0 1 0 0 0 1

9409 BIAK NUMFOR 14 3 4 1 0 1 9

9412 MIMIKA 14 2 9 9 1 3 24

9419 SARMI 7 0 0 0 0 1 1

9471 JAYAPURA 29 3 19 22 0 5 49

94 PAPUA 120 12 47 40 1 12 112

Page 76: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

73

PROVINSI VKBP17.DSBS

KABUPATEN/KOTA

PENYEDIAAN MAKAN MINUM

IMK PENYEDIAAN

MAKAN MINUM IMK

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

: digit 1strata : digit 2-5 NKS : 4 digit NKS daerah perdesaan : 0001 - 4999 : 4 digit NKS daerah perkotaan : 5000 - 9999

1. master kode dan nama wilayah menggunakan MFD online semester I tahun 2016 2. kolom (4) NKS dengan digit 1-5:

Keterangan:

NOMOR SUBBLOK

SENSUS

JUMLAH USAHA HASIL SE2016 JUMLAH USAHA HASIL LISTING

(1)

SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK 2017

DAFTAR SAMPEL BLOK SENSUS

:

:

KECAMATAN DESA/KELURAHAN/

NAGARI

NOMOR BLOK

SENSUS

NOMOR KODE

SAMPEL (NKS)

Lampiran 5. Contoh VKBP17.DSBS

Page 77: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

74

Lampiran 6. Contoh VKBP17.DSPD

VKBP17.DSPD

:

:

NO NUP NAMA PERUSAHAAN ALAMAT JENIS USAHA KEGIATAN UTAMAKBLI

2015

HASIL

PENCACAHAN

PENGGUNAAN

BAHAN POKOK

(1) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) `(11)

1 Kode kolom (10) : 1 4 Pindah dan tidak dapat ditelusuri Kode kolom (11) : 1 Ya

2 2 5 Tutup 2 Tidak

3 6 Tidak ditemukan

4 3 7 Double /ganda

(2) (3)

SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK 2017DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN DIREKTORI

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

KECAMATAN DESA/KELURAHAN

Jasa Kesehatan

Kode kolom (7) Industri

Hotel

Penyedia Makan Minum

Ditemukan dan usahanya tetap

Ditemukan dan usahanya berubah,

masih dalam cakupan KBLI

Ditemukan dan usahanya berubah,

diluar cakupan KBLI

Page 78: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

75

Lampiran 7. VKBP17.DS

1. Provinsi : 5. Nomor Blok Sensus :

2. Kabupaten/Kota : 6. Nomor Subblok Sensus :

3. Kecamatan : 7. Nomor Kode Sampel :

4. Desa/Kelurahan :

*) coret yang tidak perlu

1. Jumlah Target Pencacahan

2. Jumlah Realisasi Pencacahan

3. Tidak berhasil dicacah (Jumlah Rincian 3.a s.d. 3.d)

a. Pindah keluar Blok Sensus

b. Tidak ditemukan

c. Tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan

d. Tutup/Ganti usaha2

1.

2. Jabatan

3. Tanggal pelaksanaan

4.

SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK 2017DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA/USAHA

VKBP17.DS

BLOK I. PENGENALAN TEMPAT

BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN

Tanda tangan

BLOK IV. CATATAN

Nama Petugas

PENCACAH PENGAWASURAIAN

BLOK III. KETERANGAN PETUGAS

Usaha penyedia

Makanan dan

Minuman

Industri Mikro

KecilUraian

(1) (2) (3)

Page 79: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

76

Berhasil

dicacah?

Fisik Sensus Ya-1 Tidak-2

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Kode (kol 10) 1. PMM Kode (kol 12): 1. Pindah

2. IMK 2. Tidak ditemukan

3.Tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan

4. Tutup/Ganti Usaha

Jumlah

BLOK V. KETERANGAN RUMAH TANGGA/USAHA TERPILIH

Keterangan

Jika kolom

(11)=2, alasan

tidak dapat

dicacah (kode)

Nama Kepala Rumah

Tangga

Alamat Lengkap

(Jalan, No, RT/RW)

Bangunan

SegmenRuta/

Usaha

NOMOR URUT Nomor

Urut

Usaha

Pengolah

Bahan

Pokok

Nomor

Urut

Sampel

Nama

Perusahaan/Pengusaha/

Pemilik usaha/Anggota

Rumah Tangga yang

berusaha

Jenis

Usaha

Page 80: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

77

Lampiran 8. Contoh Kuesioner VKBP17.L

1. Provinsi

2. Kabupaten/Kota *)

3. Kecamatan

4. Desa/Kelurahan *)

5. Nomor Blok Sensus

6. Nomor Sub Blok Sensus

7. Nomor Kode Sampel (NKS)

*) Coret yang tidak sesuai

5. Daging ayam [disalin dari kolom (28) ]

7. Susu sapi segar [disalin dari kolom (30) ]

1. Penyedia Makan Minum Keliling [disalin dari kolom (9) ] 8.

2. Industri pengolahan dengan TK<20 [disalin dari kolom (14) ]

3. Industri pengolahan dengan TK≥20 [disalin dari kolom (15) ] 9. Bawang merah [disalin dari kolom (32) ]

4. Restoran/ Rumah Makan [disalin dari kolom (17) ] 10. Cabai [disalin dari kolom (33) ]

5. Jasa Boga/Catering [disalin dari kolom (18) ]

6. Warung Makan [disalin dari kolom (19) ]

7. Kedai Makan [disalin dari kolom (20) ]

8. Kedai Minum [disalin dari kolom (21) ] Nama petugas

9. Kafe/Rumah Minum [disalin dari kolom (22) ] Tanggal

10. Rumah/ Kedai Obat Tradisional [disalin dari kolom (23) ]

11. Jumlah [1+2+3+4+5+6+7+8+9+10 ]

VKBP17.L

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK

SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK TAHUN 2017

Tanda tangan

Uraian

Telur ayam ras/bebek/itik [disalin dari kolom

(29) ]6.

PENDAFTARAN BANGUNAN DAN RUMAH TANGGA

(1)

BLOK II.b. REKAPITULASI JUMLAH USAHA PENGGUNA BAHAN

POKOK

(2)

Jenis Usaha

BLOK I. PENGENALAN TEMPAT [disalin dari VKBP17.DSBS ]

1. Beras [disalin dari kolom (24) ]

2. Jagung [disalin dari kolom (25) ]

BLOK II.a. REKAPITULASI JENIS USAHA

[disalin dari Blok IV baris C pada halaman terakhir yang terisi

di masing-masing kolom ]

Jenis Bahan Pokok Jumlah

Pencacah Pengawas

BLOK III: KETERANGAN PETUGAS

3. Kedelai [disalin dari kolom (26) ]

4. Daging sapi/kerbau [disalin dari kolom (27) ]

Ikan segar dan hewan air selain rumput laut

[disalin dari kolom (31) ]

Jumlah

(1) (2)

[disalin dari Blok IV baris C pada halaman terakhir yang terisi di masing-masing kolom]

Page 81: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

78

Halaman ... dari ... halaman

Jumlah

Usaha

per

Rumah

Tangga

Nomor

Urut

per

Rumah

Tangg

a

Nama Usaha dan Nama

ART

Ya = "1"

→(STOP)

Tidak = "2"

Beras Jagung Kedelai

Daging

Sapi/

Kerbau

Daging

Ayam

Telur

Ayam/

Bebek/

Itik

Susu

Sapi

Segar

Ikan dan

Hewan

Air

Lainnya

Bawang

MerahCabai

Nomor Urut

Usaha

Pengguna

Bahan

Pokok

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34)

Kode Jenis Kegiatan Usaha pada Kolom (12): Kode KBLI 2 Digit pada Kolom (14): 10 = Industri makanan; 20 = Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia;

1 = Usaha industri makanan, minuman, kimia, farmasi. Restoran/rumah makan, catering, warung makan. Kedai makan/minum, kafe/rumah minum, dan rumah/kedai obat tradisional dengan tempat usaha tetap. 11 = Industri minuman; 21 = Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional.

2 = Usaha penyedia makan dan minum di luar tempat tinggal dengan perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang atau usaha penyedia makan minum keliling

3 = Usaha lainnya termasuk hotel, rumah sakit, dan unit penunjang.

4 = Tidak ada usaha

BLOK IV. PENDAFTARAN USAHA/ RUMAH TANGGA BLOK IV. PENDAFTARAN USAHA/RUMAH TANGGA (LANJUTAN)

NomorTuliskan

Kode

Penggunaan

Bangunan

Sensus

No Urut

Usaha/

Rumah

Tangga

Nama Kepala Rumah Tangga/

Nama Usaha/ Nama Bangunan

Tuliskan Alamat Lengkap

(Jalan, No., RT, RW)

Diisi Jika Kol (4) berkode "1" atau "2"

Tuliskan

Kode Jenis

Kegiatan

Usaha

Kode = "2"

[Lanjut

ke Kol (24)]

Kode "3"

atau "4"

(STOP)

Diisi jika

Kol (12)

berkode "1"

Apakah Usaha

Terdaftar

dalam Direktori

VKBP17.DSPD

?

Diisi Jika Kol (13) berkode "2",

Berikan tanda "√" pada salah satu kolom (15) s/d (23) sesuai dengan jenis usaha

Diisi jika

kolom (12) berkode "2" atau kolom (15) s/d (23) ada yang bertanda "√"Diisi jika

salah satu

dari kolom

(24) s/d (33)

bertanda

"√"S

e

g

m

e

n

Bangunan

Apakah ada ART

Penyedia Makan

Minum di Luar

Tempat Tinggal

dengan

Perlengkapan

Usaha

Dipindah/Dibongkar

Pasang atau Usaha

Penyedia Makan

Minum Keliling

Ya = "1"

Tidak = "2"

[Lanjut

Diisi Jika Kol (8) berkode "1"

Tuliskan !

Semua ART Penyedia Makan Minum di Luar

Tempat Tinggal dengan Perlengkapan Usaha

Dipindah/Dibongkar Pasang atau Usaha

Penyedia Makan Minum Keliling

B. Jumlah angka atau tanda "√" kumulatif s.d halaman sebelumnya

C. Jumlah angka atau tanda "√" kumulatif s.d halaman ini (A + B)

F

i

s

i

k

S

e

n

s

u

s

1. Tempat

Tinggal

2. Campuran

3. Bukan

Tempat

Tinggal

A. Jumlah angka atau tanda "√" di halaman ini

Kode

KBLI 2

Digit

TK

< 20

TK

≥ 20

Kedai

Minum

Rumah/

Kedai

Obat

Tradisi

onal

Dalam menjalankan usaha selama bulan Maret 2017,

Apakah menggunakan bahan pokok berikut?

Berikan tanda "√" jika 'Ya'

Warung

Makan

Kedai

Makan

Kafe/

Rumah

Minum

Industri Makanan,

Minuman, Kimia, dan

Farmasi

Restoran/

Rumah

Makan

Jasa

Boga/

Catering

Page 82: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

79

i Beras, meliputi: vi. Telur ayam, telur bebek/itik

1. Beras

2. Beras Ketan

ii. Jagung, meliputi:

1. Jagung basah dengan kulit

2. Jagung basah tanpa kulit viii.

3. Jagung kering tanpa kulit

4. Jagung pipilan kering

5. Beras jagung/jagung pecah

iii. Kedelai, meliputi :

1. Kedelai biji kering

2. Kedelai basah ix. Bawang merah, meliputi :

iv. Daging sapi/kerbau [termasuk daging giling, namun tidak termasuk 1. Bawang merah utuh

jeroan, kepala, dan kulit], meliputi: 2. Bawang merah giling

1. Daging segar 3. Bawang merah goreng

2. Daging beku impor x. Cabai, meliputi :

3. Tetelan 1. Cabai merah besar dan cabai keriting segar

4. Tulang iga 2. Cabai merah besar dan cabai keriting kering/bubuk

v. Daging ayam, termasuk daging giling namun tidak termasuk jeroan, 3. Cabai merah besar dan cabai keriting giling

meliputi : 4. Cabai hijau besar segar

1. Daging ayam ras (ayam potong) 5. Cabai hijau besar giling

2. Daging ayam buras (termasuk ayam kampung) 6. Cabai rawit

CAKUPAN KOMODITI VKBP2017.L

Bahan pokok yang dicakup dalam listing terdiri dari:

Susu sapi segar adalah cairan yang berasal dari sapi sehat dan bersih,

yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan

alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun dan

belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.

Ikan segar dan hewan air lainya namun tidak termasuk rumput laut,

baik ikan laut, ikan air payau maupun ikan air tawar. Misalnya ikan

tuna mata besar (Big Eye), ikan tuna sirip biru (Bluefin), ikan tuna sirip

kuning (Yellowfin), ikan tongkol abu-abu, ikan tongkol komo, ikan

tongkol krai, ikan kembung, ikan tenggiri, ikan kakap, ikan kerapu,

ikan bandeng, ikan lele, ikan nila, ikan mujair, ikan gurame, ikan mas,

udang, cumi-cumi, sotong, kekerangan (kerang darah, kerang hijau,

remis, dsb), rajungan/kepiting dsb.

vii.

Referensi waktu : bulan Maret 2017

Page 83: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

80

Lampiran 9. Contoh Kuesioner VKBP17.S

PD (VKBP17.DSPD) -1

PND (VKBP17.DS) -2

RAHASIA

101. PROVINSI

102. KABUPATEN/KOTA *)

103. KECAMATAN

104. KELURAHAN/DESA *)

105. NOMOR BLOK SENSUS (NBS)

106. NOMOR SUB BLOK SENSUS

107. NOMOR KODE SAMPEL (NKS)

108. NOMOR URUT SAMPEL/PERUSAHAAN (NUS/NUP)

109. Nama lengkap usaha/perusahaan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

110. Alamat lengkap usaha/perusahaan (nama jalan/ kampung) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Nomor Telepon : ( . . . . . . . ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Nomor Faksimili: ( . . . . . . . ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

201. Jenis usaha/perusahaan ini :

Industri pengolahan dengan TK≥ 20 orang -1 Kedai Makanan/Minuman -7

Industri pengolahan dengan TK< 20 orang -2 Kafe/Rumah Minum -8

Hotel -3 Penyedia Makanan Minuman Keliling -9

Restoran/Rumah Makan -4 Rumah/Kedai Obat Tradisional -10

Jasa Boga/Catering -5 Rumah Sakit -11

Warung Makan -6

202. Tuliskan kegiatan utama dari usaha/perusahaan ini secara rinci :

a. Membuat/mengolah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

b. Menyediakan makan/minum : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

203. a.

b.

Tuliskan banyaknya hari kerja/beroperasi setiap bulan [Jika isian pada R.201 ≠ 1, 2; maka isikan saja pada Maret 2017]:

*) Coret yang tidak sesuai

**) Coret yang tidak sesuai, tuliskan satuan yang sesuai

MarSep Okt Nov Des Jan Feb

2016 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

Kode Pos

BLOK II : KETERANGAN USAHA/PERUSAHAAN

Kode KBLI 2015 [diisi oleh Pengawas]

Jika isian pada R.201 ≠ 11 (bukan Rumah sakit), maka tuliskan jumlah produksi/tamu/porsi selama Maret 2017 :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . kg/orang/bungkus/. . . . . . . . . . . . . . . . . . **)

Jika Isian pada R.201 = 11 (Rumah Sakit)

Maka tuliskan jumlah pasien rawat inap pada tanggal 31 Maret 2017 : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Orang.

204.

VKBP17.S

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

SURVEI KONSUMSI BAHAN POKOK TAHUN 2017

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

[ disalin dari VKBP17.DS untuk usaha PND dan VKBP17.DSPD untuk usaha PD](1) (2) (3)

Dasar HukumPelaksanaan kegiatan ini berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.KerahasiaanKerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Pasal 21,

TujuanMendapatkan data penggunaan bahan pokok di luar rumah tanggaObjek SurveiUsaha/perusahaan Industri, Hotel, Restoran, Catering, Kafe, Penyediaan Makan Minum Lainnya, dan Rumah Sakit.

Page 84: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

81

301. Jagung

a. Jagung basah dengan kulit

b. Jagung basah tanpa kulit

c. Jagung kering tanpa kulit

d. Jagung pipilan kering

e. Jagung pecah/beras jagung

302. Kedelai

a. Kedelai biji kering

b. Kedalai biji basah dengan kulit

303. Daging sapi/kerbau

a. Daging segar

b. Daging beku impor

c. Tetelan

d. Tulang iga

304. Daging ayam

a. Daging ayam ras

b. Daging ayam buras/kampung

305. Telur

a. Telur ayam ras

b. Telur bebek/itik

306. Susu sapi segar

307. Ikan segar

a. Ikan tuna/tongkol/cakalang

b. Ikan kembung

c. Ikan bandeng

d. Ikan lainnya

e. Hewan air selain ikan (bukan rumput laut )

308. Bawang merah

a. Utuh

b. Giling

c. Goreng

309. Cabai

a. Cabai merah besar/keriting

i. Segar

ii. Kering

iii. Giling

iv. Bubuk

b. Cabai hijau besar

i. Segar

ii. Giling

c. Cabai rawit

BLOK III : PENGGUNAAN KOMODITI BUKAN BERAS SELAMA MARET 2017

BAHAN POKOK VOLUME (kg) NILAI (Rp)(1) (2) (3)

Page 85: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

82

401. Beras

a. Konsumsi/penggunaan/pengolahan

b. Pembelian/pemberian/produksi sendiri

c. Stok pada tanggal 1 Maret 2017

d. Stok pada tanggal 31 Maret 2017

402. Beras Ketan

a. Konsumsi/penggunaan/pengolahan

b. Pembelian/pemberian/produksi sendiri

c. Stok pada tanggal 1 Maret 2017

d. Stok pada tanggal 31 Maret 2017

601. Nama

602. Jabatan

603. Tanggal, bulan

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi :

Endang Suryani, Barudin, Akhmad Tantowi

Subdirektorat Statistik Pariwisata

Badan Pusat Statistik

Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10709

Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4 ext. 6330-6333

Fax : (021) 3506638

Email : [email protected] ;

604. Tanda tangan/cap

(1) (2) (3) (4)

. . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . s/d . . . . . . . . . .

BLOK VI. : KETERANGAN PETUGAS

URAIANPETUGAS

PEMBERI JAWABANPENCACAH PEMERIKSA/PENGAWAS

BLOK V : CATATAN

BLOK IV : PENGGUNAAN KOMODITI BERAS SELAMA MARET 2017

BAHAN POKOK VOLUME (kg) NILAI (Rp)

(1) (2) (3)

Page 86: Buku 2 PEDOMAN PENCACAHAN - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2017_3408_ped_Pedoman Pencacahan.pdf1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan adalah kondisi

83

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

1. Beras, meliputi beras dan beras ketan.

2. Jagung, meliputi jagung basah/kering, jagung pipilan, dan beras jagung.

3. Kacang kedelai, meliputi: kedelai biji kering dan kedelai basah.

4.

5. Daging ayam meliputi: daging ayam ras (ayam potong) dan ayam buras (ayam kampung).

6. Telur, meliputi telur ayam ras dan telur bebek/itik.

7.

8.

9. Bawang merah, baik bawang merah utuh, bawang merah giling, maupun bawang merah goreng.

10. Cabai, meliputi cabai merah besar segar/kering/bubuk/giling, cabai hijau besar, dan cabai rawit.

Ikan segar, termasuk ikan tuna/tongkol/cakalang, ikan kembung, ikan bandeng, ikan lainnya, dan hewan air lainnya

(namun tidak termasuk rumput laut).

Warung Makan adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan tetap (tidak

berpindah-pindah) yang menyajikan dan menjual makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi

maupun tidak dengan perlengkapan dan peralatan untuk proses pembuatan dan penyimpanan dan belum

mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang membinanya.

Kedai Makanan adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan makanan siap dikonsumsi yang

melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya

menggunakan tenda, seperti kedai seafood, kedai pecel lele, kedai nasi goreng, dan sebagainya.

Kedai Minuman adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan menyajikan utamanya minuman siap

dikonsumsi yang melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang,

biasanya menggunakan tenda, seperti kedai kopi, kedai jus, dan minuman lainnya.

Kafe/Rumah Minum adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang

menjual dan menyajikan utamanya minuman untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan

peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak. Baik telah mendapatkan surat

keputusan sebagai rumah minum dari instansi yang membinanya maupun belum.

Penyedia makanan dan minuman keliling/tempat tidak tetap adalah usaha perdagangan eceran yang menjual dan

menyajikan makanan dan minuman siap dikonsumsi yang didahului dengan proses pembuatan dan biasanya dijual

dengan cara berkeliling, seperti tukang bubur ayam, nasi goreng, jamu gendong, dan sebagainya.

Rumah/ Kedai Obat Tradisional adalah usaha yang bertempat tinggal di di sebagian atau seluruh bangunan

permanen yang menjual dan menyajikan minuman jamu atau obat tradisional untuk umum ditempat usahanya, baik

dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan baik

telah mendapatkan surat keputusan sebagai rumah jamu dari instansi yang membinanya maupun belum. Kelompok

ini mencakup usaha penyediaaan jasa pelayanan minum yang menyajikan minuman jamu siap di konsumsi yang

melalui proses pembuatan di tempat tetap yang dapat dipindah-pindahkan atau dibongkar pasang, biasanya dengan

Susu sapi segar, adalah susu sapi yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun dan

belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.

Rumah Sakit (RS) adalah sarana kesehatan/bangunan tempat untuk melayani penderita yang sakit untuk berobat

rawat jalan atau rawat inap yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Rumah Sakit mencakup rumah sakit umum dan khusus. Rumah sakit Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

CAKUPAN KOMODITI

Daging sapi /kerbau, tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit. Daging sapi ini meliputi: daging segar, daging beku

impor, tetelan, dan tulang iga.

PENJELASAN

CAKUPAN RESPONDEN

Industri Pengolahan/Manufaktur adalah kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi

barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.

Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri pengolahan (makloon).

Industri manufaktur yang dicakup meliputi (1). Industri Besar Sedang (TK≥ 20 0rang) dengan kode KBLI 10 (makanan),

11 (minuman), 20 (kimia), dan 21 (farmasi); dan (2). Industri Mikro Kecil (TK˂ 20 orang) dengan kode KBLI 10, 11,20,

dan 21.Hotel adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan

menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan

persyaratan sebagai hotel yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya.

Restoran/Rumah Makan adalah usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen

yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi dengan

peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat

keputusan sebagai restoran/ rumah makan dari instansi yang membinanya.

Jasa Boga/Catering adalah usaha penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-

pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya.