bronkiektasis anak

5
BRONKIEKTASIS Bronkiektasis didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana terdapat dilatasi iriversibel dari bronkus. Faktor penyebab utama kemungkinannya adalah obstruksi yang menyebabkan dilatasi bronkial di bagian distal dan infeksi yang menyebabkan kerusakan permanen dinding  bronkus. Bronkiektasis biasanya didiagnosa dengan menggunakan computed tomography scan untuk mellihat sejauh mana pembesaran dinding bronkus. Bronkiektasis juga dikarakteristikkan dari obstruksi pengaliran udara yang ringan dan sedang yang akan semakin lama gejalanya akan memberat. Dinding bronkial biasanya menjadi tebal disebabkan oleh inflamasi dan infiltrasi oleh limfosit dan makrofag yang membentuk folikel limfoid. Karakteristik bronkiektasis yaitu kerusakan dari dinding bronkus, pembuluh darah, jaringan elastis dan komponen otot-otot polos. A. Etiologi Faktor penyebab bronkiektasis yang pasti masih belum diketahui, namun banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya bronkiektasis antaranya adalah yang pertama acquired bronchiectasis dan yang kedua adalah congenital bronchiectasis. Acquired Bronchiectasis Acquired Bronchiectasis bisa disebabkan oleh yang pertama adalah melibatkan  beberapa faktor obstruksi. Faktor-faktor obstruksi ini melibatkan sebagian besar cabang  bronkus yang kecil. Akibat dari aspirasi, mukus masuk ke dalam lumen bronkus yang menyebabkan kolaps bagian distal. Keadaan ini menyebabkan tekanan intraluminer  proksimal meningkat dan mengakibatkan dilatasi bronkus. Bila terjadi infeksi pada bronkus yang mengalami dilatasi ini serta terjadi destruksi dinding bronkus, maka akan terjadi dilatasi  bronkus yang permanen. Obstruksi dapat disebabkan oleh aspirasi benda asing, plak mukus,  bronkogenik karsinoma, pembesaran kelenjar getah bening di hilus yang menyebabkan  bronkiektasis pada distal bronkus. Kondisi yang telah dinyatakan menyebabkan gangguan mekanisme mucociliary clearance dan gangguan ini akan menyebabkan berkembangnya infeksi bakteri. Penyebab kedua dari acquired bronchiectasis adalah dari infeksi paru berulang. Infeksi saluran nafas akut misalnya bronkopneumonia menyebabkan destruksi jaringan  peribronkial yang akhirnya terjadi penarikan dinding bronkus yang set erusnya terjadi dilatasi  bronkus. Bronkiektasis pada umumnya dijumpai pada individu yang mempunyai recurrent dan infeksi saluran pernapasan bawah dalam jangka waktu yang lama. Seperti pada anak- anak, penderita bronkopnemonia akibat komplikasi sekunder seperti cacar, measle, influenza yang akan menderita bronkiektsis pada usia dewasa. Faktor yang lain adalah faktor inhalasi dan aspirasi. Bronkiektasis pada umumnya dijumpai akibat inhalasi oleh gas ammoniak atau teraspirasi cairan lambung.

Upload: noraine-zainal-abidin

Post on 14-Apr-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bronkiektasis anak

7/27/2019 Bronkiektasis anak

http://slidepdf.com/reader/full/bronkiektasis-anak 1/5

BRONKIEKTASIS

Bronkiektasis didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana terdapat dilatasi iriversibel

dari bronkus. Faktor penyebab utama kemungkinannya adalah obstruksi yang menyebabkandilatasi bronkial di bagian distal dan infeksi yang menyebabkan kerusakan permanen dinding

 bronkus. Bronkiektasis biasanya didiagnosa dengan menggunakan computed tomography

scan untuk mellihat sejauh mana pembesaran dinding bronkus. Bronkiektasis juga

dikarakteristikkan dari obstruksi pengaliran udara yang ringan dan sedang yang akan semakin

lama gejalanya akan memberat. Dinding bronkial biasanya menjadi tebal disebabkan oleh

inflamasi dan infiltrasi oleh limfosit dan makrofag yang membentuk folikel limfoid.

Karakteristik bronkiektasis yaitu kerusakan dari dinding bronkus, pembuluh darah, jaringan

elastis dan komponen otot-otot polos.

A.  Etiologi

Faktor penyebab bronkiektasis yang pasti masih belum diketahui, namun banyak 

faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya bronkiektasis antaranya adalah yang pertama

acquired bronchiectasis dan yang kedua adalah congenital bronchiectasis.

Acquired Bronchiectasis

Acquired Bronchiectasis bisa disebabkan oleh yang pertama adalah melibatkan

 beberapa faktor obstruksi. Faktor-faktor obstruksi ini melibatkan sebagian besar cabang

 bronkus yang kecil. Akibat dari aspirasi, mukus masuk ke dalam lumen bronkus yang

menyebabkan kolaps bagian distal. Keadaan ini menyebabkan tekanan intraluminer 

 proksimal meningkat dan mengakibatkan dilatasi bronkus. Bila terjadi infeksi pada bronkus

yang mengalami dilatasi ini serta terjadi destruksi dinding bronkus, maka akan terjadi dilatasi

 bronkus yang permanen. Obstruksi dapat disebabkan oleh aspirasi benda asing, plak mukus,

 bronkogenik karsinoma, pembesaran kelenjar getah bening di hilus yang menyebabkan

 bronkiektasis pada distal bronkus. Kondisi yang telah dinyatakan menyebabkan gangguan

mekanisme mucociliary clearance dan gangguan ini akan menyebabkan berkembangnyainfeksi bakteri.

Penyebab kedua dari acquired bronchiectasis adalah dari infeksi paru berulang.

Infeksi saluran nafas akut misalnya bronkopneumonia menyebabkan destruksi jaringan

 peribronkial yang akhirnya terjadi penarikan dinding bronkus yang seterusnya terjadi dilatasi

 bronkus. Bronkiektasis pada umumnya dijumpai pada individu yang mempunyai recurrent

dan infeksi saluran pernapasan bawah dalam jangka waktu yang lama. Seperti pada anak-

anak, penderita bronkopnemonia akibat komplikasi sekunder seperti cacar, measle, influenza

yang akan menderita bronkiektsis pada usia dewasa.

Faktor yang lain adalah faktor inhalasi dan aspirasi. Bronkiektasis pada umumnyadijumpai akibat inhalasi oleh gas ammoniak atau teraspirasi cairan lambung.

Page 2: Bronkiektasis anak

7/27/2019 Bronkiektasis anak

http://slidepdf.com/reader/full/bronkiektasis-anak 2/5

Kongenital Bronkiektasis

Pertamanya adalah pada sindroma Kartagener. 20% penderita dengan dextrocardia

menderita bronkiektasis. Gejala jelas apabila terkena infeksi seperti pertusis, infuenza dan

morbili. Kedua adalah pada fibrosis kistik paru (cystic fibrosis). Faktor lain adalah pada

kelainan sistemik seperti pada gangguan rheumatologik, inflammatory bowel disease dan

 pada AIDS.

B.  Manifestasi Klinis

Gejala yang biasanya muncul pada bronkiektasis adalah batuk kronis yang

 produktif terutama pagi hari, dengan sputum yang purulen, bisa sepanjang hari (wet

 bronchiectasis) juga bisa batuk kering yang kadang disertai hemoptisis (dry bronchiectasis).

Selain itu bisa terdapat sputum berwarna putih dan kadang-kadang warna kuning yangmenandai infeksi berat 400-500 cc/hari, batuk darah yang 50-70% adalah kasus yang masif,

demam berulang,nyeri dada dan sesak nafas.

C.  Pemeriksaan Fisis

Antara pemeriksaan fisis yang dilakukan adalah dengan mendengar suara pernafasan

yang ditandai dengan bronkial dan ekspirasi memanjang. Selain itu terdapat suara

tambahan sama ada ronki basah atau ronki kering. Selain itu terdapat clubbing finger  pada penderita bronkiektasia. Pada kasus yang berat bisa terjadi kegagalan napas.

D.  Kondisi-Kondisi Yang Berhubungan Dengan Bronkiektasis:

Sumbatan bronkus (bronchus obstruction); tumor endobronkial, bronkolitiasis dan

gangguan inflamasi seperti tuberkulosis dan aspirasi benda asing.

Infeksi; infeksi paru nekrotik yang tidak diobati yang bisa disebabkan oleh Klebsiella,

Staphylococcus, M.tuberculosis, Mycoplasma pneumoniae, dll.

Inflamasi; yang disebabkan oleh ulserasi asam lambung yang diaspirasi yang

menyebabkan bronkiektasis.

Aspilogilosis bronchopulmoner alergi; yang ditandai dengan bronkospasme,

 bronkiektasis dan sekret yang mengandung aspergillosis. Reaksi hipersensitif 

terhadap antigen yang terhirup di trakeobronkial. Bronkiektasis terjadi akibat

sumbatan sekret yang mengandung hipa dan aspergilus.

Defisiensi imun; yang terjadi pada penderita defisiensi imun kongenital maupun

didapat. Selain itu pada pasien yang limfosit B yang abnormal, pada

hipogammaglobulinemia kongenital atau didapat yang penurunannya menyebabkan

hilangnya IgG.Defisiensi Alfa-1 Antitripsin.

Page 3: Bronkiektasis anak

7/27/2019 Bronkiektasis anak

http://slidepdf.com/reader/full/bronkiektasis-anak 3/5

Diskinesia Silia Primer; pada Sindroma kartagener ( dextrocardia, bronkiektasis,

sinusitis sindrom)

Fibrosis kistik; yang disebabkan adanya gangguan transportasi klorida yang

mengakibatkan penumpukan klorida dalam sel menyebabkan sel menjadi kering

seterusnya menghasilkan sekret yang kental dan membatu dan mengakibatkan infeksikronik yang bisa menyebabkan infeksi berulang.

E.  Gambaran Radiologis

Film dada mungkin tidak menunjukkan kelainan. Bronkiektasis paling sering terdapat

 pada bagian basal paru dan sinar-X dada dapat menampakkan gambaran berikut;

Bronkiektasis silindris: dilatasi bronkus dapat terlihat sebagai garis paralel

(menggambarkan dinding bronkus) yang menyebar dari hilus menuju diafragma.

Bronkiektasis kistik: dilatasi terminal dapat divisualisasi sebagai bayangan kistik atau

cincin, kadang disertai batas cairan.

Konsolodasi pneumonik.

Perubahan fibrotik.

CT resolusi tinggi dengan jelas memperlihatkan dilatasi bronkus dan penebalan

dinding bronkus. Modalitas ini juga mampu mengetahui lobus mana yang terkena,

terutama penting untuk menentukan apakah diperlukan pembedahan. Pada CT,

 berbagai gambaran tambahan berikut dapat diamati:

Bronkus yang terlihat di bagian tepi;Bronkus yang memiliki diameter yang lebih besar dari pada cabang arteri pulmonalis

yang di dekatnya.

Foto toraks bronkiektasis

Page 4: Bronkiektasis anak

7/27/2019 Bronkiektasis anak

http://slidepdf.com/reader/full/bronkiektasis-anak 4/5

F.  Pemeriksaan Lab

Pertama yang diperiksa adalah sputum. Sputum pada penderita bronkiektasis biasanya

terdiri dari 3 lapisan; lapisan atas jernih, lapisan tengah serous dan lapisan bawah

keruh yang terdiri dari pus dan cellular debris.Sebaiknya sputum diambil dari aspirasi transtrakeal dan seterusnya dilakukan

 pemeriksaan gram, biakan serta uji resistensi. Pada umumnya pada sputum ditemukan

H.influenza dan P.aeruginosa.

G.  Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penderita bronkiektasis pada dasarnya terdiri dari; pemberian

obat-obatan, fisioterapi, pembedahan dan usaha pencegahan.

Pemberian obat-obatan

Antibiotika ; diberikan apabila terjadi perubahan sifat sputum dari mukoid ke purulen

dan diberikan obat sesuai dengan hasil uji resistensi.

Bronkodilator ; Beta agonist, antikolinergik atau teofilin. Diberikan pada pasien

dengan gambaran kronis dan obstruksi jalan nafas.

Mukolitik dan Ekspektoran ; bertujuan untuk mengencerkan sekret dan merangsang

sekresi dahak dari saluran nafas.

Steroid ; untuk inhalasi. Terbukti dalam mengurangi produksi sputum dan juga

menurunkan angka eksaserbasi.

Fisioterapi

Bertujuan mengeluarkan sekret dalam saluran napas dan memperbaiki fungsi paru.

Caranya adalah dengan latihan nafas dan drainase postural. Posisi drainase postural

tergantung dari lokasi segmen yang terkena.

Pembedahan

Dilakukan apabila pengobatan konservatif yang adekuat namun masih tetap ada

keluhan. Juga apabila terdapat infeksi berulang serta batuk darah berulang dan masif.

Tindakan operasi yang dilakukan adalah seperti segmrntektomi, lobektomi atau

 pneumonektomi. Selain itu juga cara pembedahan yang lain adalah dengan melakukan

transplantasi paru.

Upaya Pencegahan

Pencegahan bisa dilakukan dengan mengambil imunisasi yang sewajarnya serta

menghindari paparan asap rokok serta pengobatan adekuat pada pneumonia, pertusis

atau morbili.

H.  Komplikasi dari bronkiektasis

Pneumonia, pleuritis, efusi pleura atau emfisema, sinusitis, hemoptisis, abses otak,

amiloidasis.

Page 5: Bronkiektasis anak

7/27/2019 Bronkiektasis anak

http://slidepdf.com/reader/full/bronkiektasis-anak 5/5

BAGIAN RADIOLOGI APRIL 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

PNEUMOTHORAKS

DISUSUN OLEH ;

 NOAINE BINTI ZAINAL ABIDIN

C 111 09 847

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 

2013