botani umum

Upload: golia-putra

Post on 16-Oct-2015

298 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

botani ja

TRANSCRIPT

BOTANIBotani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang menekuni bidang botani disebut sebagai botanis.Ruang lingkup botaniSeperti bentuk-bentuk kehidupan lain dalam biologi, tumbuhan hidup dapat dipelajari dari perspektif yang berbeda, dari tingkat molekul , genetika dan biokimia melalui organel , sel , jaringan , organ , individu, populasi tumbuhan , dan komunitas tumbuhan. Pada setiap tingkat ini seorang ahli botani mungkin prihatin dengan klasifikasi ( taksonomi ), struktur ( anatomi dan morfologi ), atau fungsi ( fisiologi ) dari kehidupan tumbuh-tumbuhan. Botani juga tidak hanya mempelajari kelompok dari Kerajaan Tumbuhan saja tetapi juga mempelajari Jamur (mikologi), Bakteri (bakteriologi), Lumut kerak (lichenology), fikologi.pohon general sherman yang merupakan pohon terbesar di dunia

Penelitian tumbuhan sangat penting karena tumbuhan adalah bagian mendasar dari kehidupan di Bumi , yang menghasilkan oksigen , makanan , serat , bahan bakar dan obat-obatan yang memungkinkan manusia dan bentuk kehidupan lainnya ada. Melalui fotosintesis , tumbuhan menyerap karbon dioksida , sebuah gas rumah kaca yang dalam jumlah besar dapat mempengaruhi iklim global. Selain itu, tumbuhan dapat mencegah erosi tanah dan berpengaruh dalam siklus air . Sebuah pemahaman yang baik tentang tumbuhan sangat penting bagi masa depan masyarakat manusia karena memungkinkan kita untuk : Memproduksi makanan untuk memberi makan populasi yang berkembang Memahami proses-proses kehidupan yang mendasar Memproduksi obat-obatan dan bahan untuk mengobati penyakit-penyakit Memahami perubahan lingkungan dengan lebih jelasTUMBUHANDalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau"). Nama lainnya adalah Metaphyta.

Klasifikasi tumbuhan masa lalu memasukkan pula semua alga dan fungi (termasuk jamur lendir) sebagai anggotanya. Kritik-kritik yang muncul membuat fungi dipisahkan dari tumbuhan. Meskipun stasioner, fungi bersifat saprotrof, mendapatkan energi dari sisa-sisa bahan organik. Selain itu, dinding sel fungi tidak tersusun dari bahan yang sama dengan tumbuhan dan malahan mirip hewan. Sebagian besar alga kemudian juga mulai dipisahkan dari keanggotaan tumbuhan karena tidak memiliki diferensiasi jaringan dan tidak mengembangkan klorofil sebagai pigmen penangkap energi.Penggunaan teknik-teknik biologi molekuler terhadap filogeni tumbuhan ternyata memberikan banyak dukungan atas pemisahan ini. Tumbuhan dalam arti yang sekarang dipakai (arti sempit) dianggap sebagai keturunan dari suatu alga hijau.Ciri-ciri khas TumbuhanCiri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit, merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karena sifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan).Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri, meskipun beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki flagelum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Variasi morfologi tumbuhan jauh lebih besar daripada anggota kerajaan lainnya. Selain itu, tumbuhan menghasilkan banyak sekali metabolit sekunder sebagai mekanisme pertahanan hidup atas perubahan lingkungan atau serangan pengganggu. Reproduksi juga terpengaruh oleh sifat iniPada tingkat selular, dinding sel yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin menjadi ciri khasnya, meskipun pada tumbuhan tingkat sederhana kadang-kadang hanya tersusun dari pektin. Hanya sel tumbuhan yang memiliki plastida; juga vakuola yang besar dan seringkali mendominasi volume sel.Golongan AlgaKebanyakan alga sudah tidak lagi masuk kedalam Kerajaan Plantae. Alga terdiri dari beberapa kelompok yang berbeda dari organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis, masing-masing yang muncul secara independen dari leluhur yang non-fotosintetik. Alga yang paling mencolok adalah rumput laut, alga multiseluler yang mungkin kurang lebih mirip tanaman terestrial, tetapi diklasifikasikan bersama alga hijau, merah, dan coklat. Masing-masing kelompok alga ini juga termasuk berbagai jenis organisme mikroskopik dan organisme uniselulerAlga hijau dari Ernst Haeckel's Kunstformen der Natur, 1904

KLASIFIKASI TUMBUHANKlasifikasi ilmiahDomain: ArchaeplastidaKerajaan: Plantae ( Haeckel, 1866 )Divisi : Alga hijauChlorophyta-alga hijau sejatiCharophyta-alga hijau berkarangTumbuhan darat (Embryophyta)Tumbuhan darat tak-berpembuluh (lumut)Marchantiophytalumut hatiAnthocerotophytalumut (hati) tandukBryophyta/Muscilumut sejatiHorneophytopsidaTumbuhan berpembuluh (tracheophyta)RhyniophytaZosterophyllophytaLycopodiophytapaku kawatTrimerophytophytaPteridophytapaku-pakuan dan paku ekor kudaProgymnospermophytaSpermatophyta (tumbuhan berbiji)Pteridospermatophytapaku (ber)bijiPinophytatumbuhan runjungCycadophytapakis haji dan kerabatnyaGinkgophytaginkgoGnetophytamelinjo dan kerabatnyaMagnoliophytatumbuhan berbungaNematophytes Istilah taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa Swiss di herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng, 1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit atau kelompok, dan nomos artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan untuk menempatkansuatu makhluk hidup pada takson tertentu. Kegiatan pokok taksonomi tumbuhan ada tiga yaitu penamaan, pertelaan ciriciri dan penggolongan. Taksonomi merupakan bagian dari sistematika (Rifai,1976). Sistematika cakupannya lebih luas yaitu meliputi taksonomi, studi evolusi dan filogeni (Stuessy,1989).Dalam taksonomi terdapat dua istilah yang sering dianggap sinonim yaitu identifikasi dan determinasi. Karena kedua istilah tersebut dianggap sinonim, maka penggunaannya sering dipertukarkan. Kalau kita memperhatikan definisi dari kedua istilah tersebut, sesungguhnya terdapat perbedaan identifikasi asal katanya adalah to identify yang artinya mempersamakan, mencocokkan, membandingkan dan sebagainya. Sedangkan to determine yang atinya menentuka atau memastikan. Dengan demikian identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah yang dilakukan dengan mempersamakan, mencocokkan, atau membandingkan sifat dan ciri yang dimiliki oleh dua tumbuhan.Determinasi berarti menentukan atau memastikan nama dari tumbuhan atau spesimen tumbuhan tersebut, sedangkan identifikasi merupakan proses yang dilaksanakna terlebih dahulu yaitu dengan mengamati sifat-sifat tumbuhan atau spesimen atau yang lainnya setelah itu lalu melakukan determinasi atau menentukan nama ilmiahnya yang benar.

Tujuan taksonomi tumbuhan adalah:1. Untuk penemuan flora-flora di dunia2. Memberikan sebuah metode identifikasi dan komunikasi yang tepat3. Menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh4. Memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai dengan aturan tata nama tumbuhan.5. Membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan mengenai organisme sehingga tercipta suatu sistim yang sederhana dan dapat digunakan orang lain.Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam membantu usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu. Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup: 1. Intensifikasi; yaitu dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau antar jenis yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul. 2. Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman); taksonomi tumbuhan dapat membantu memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut. 3. Ekstensifikasi (perluasan areal); taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator tanah.

Di samping itu taksonomi juga berperan dalam pengembangan obat-obat tradisional. Dalam industri tempe misalnya, taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan kedelai (bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehingga secara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedele yang sudah umum dikenal (Rideng, 1989).Identifikasi dan sistem identifikasiIndentifikasi atau pengenalan merupakan kegiatan untuk menetapkan identitas (jati diri) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi.Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan harus tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlukan bekal yang lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi tumbuhan. Oleh karena itu pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan (herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka. Adapun teknik identifkasi yaitu:1. Bertanya langsung kepada ahlinya2. Mencocokkan dengan herbarium3. Mencocokkan dengan uraian dan gambar dalam buku flora atau monografi4. Menggunakan kunci identifikasiCara Mengidentifikasi TumbuhanDari tumbuhan yang ada di bumi ini, yang demikan beranekaragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah kita kenal dan ada pula yang tidak kita kenal. Yang kita kenal mungkin juga dikenal orang lain tetapi mungkin juga tidak. Sebaliknya pun dapat terjadi, tetapi mungkin pula tumbuhan yang tidak kita kenal itu belum pula dikenal oleh siapa pun, jadi juga belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Denagn demikian orang yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu menghadapi 2 kemungkinan, yaitu :1. Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuanManusia sebagian besar bergantung pada tumbuhan, tentulah sejak dahulu kala manusia telah melakukan pengenalan tumbuhan dan semakin banyak yang ia kenal semakin dirasakan pula perlunya untuk mengadakan penggolongan atau klasifikasinya. Oleh sebab itu masalah identifikasi ini bukan suatu yang baru. Yang relatif baru adalah kesepakatan internasional menuju keseragaman dalam pemberian nama yang secara eksplisit kemudian disebut sebagai nama ilmiah. Untuk kalsifikasinya pun diharapkan agar dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu dengan menerapkan sistem filogenetik.Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen (bahan) yang rill, baik spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau dalam bejana yang berisi cairan pengawet, misalnya alcohol dan formalin. Oleh pelaku identifikasi spesimen yang belum dikenal itu melalui studi yang seksama kemudian dibuatkan candra atau deskripsinya disamping gambar-gambar terinci mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya, yang atas dasar hasil studinya kemudian ditetapkan spesimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan berturut-turut ke atas dimasukkan kategori yang mana (marga, suku, bangsa, dan kelas serta divisinya). Penentuan nama jenis dan tingkat-tingkat takson keatas berturut-turut tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlikan bekal yang lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi tumbuhan. Oleh karena itu pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan (herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka.2. Identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.Publikasi ahli-ahli taksonomi yang memuat nama takson baru yang diperkenalkan kepada khalayak ramai, sekurang-kurangnya kepada khalayak ilmu pengetahuan disebut publikasi yang asli. Seperti telah disebut dimuka baik nama yang diberikan maupun cara mempublikasikannya harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam KITT. Nama yang diberikan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disebut nama yang tidak sah sedang publikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disebut sebagai publikasi yang tidak berlaku atau tidak shahih. Nama yang tidak sah dan dipublikasikan menyimpang dari ketentuan merupakan nama yang tidak dapat diterima dan tidak dibenarkan untuk dipakai.Nama takson baru yang diperkenalkan seorang ahli lazimnya termuat dalam karya yang disebut Flora atau Monografi. Flora merupakan suatu bentuk karya taksonomi yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu, seperti misalnya Flora pulau Jawa, flora suku daerah pertanian di Jawa, sedangkan Monografi memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu (jenis, marga, suku), baik yang terbatas pada suatu wilayah tetentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia, misalnya jenis-jenis Annona di Jawa atau jenis-jenis Annona di seluruh dunia. Flora dan monografi lazimnya memuat candra atau deskripsi setiap jenis yang disebut didalamnya, kadang-kadang bahkan disertai gambar-gambar lengkap (atlas) seluruh jenis yang dimuat. Dengan demikian, flora atau monografi oleh pembaca dapat digunakan sebagai sarana identifikasi untuk jenis-jenis tumbuhan yang tidak ia kenal, tetapi diperkirakan berasal dari wilayah yang sama atau tergolong dalam kategori yang sama dengan yang disebut dalam flora atau monografiitu. Bahkan sering kali penulis flora ataupun monografi dengan sengaja menyertakan suatu sarana identifikasi khusus untuk jenis tumbuhan yang sama dengan yang dimuat dalam flora atau monografi itu yang berupa kunci identifikasi atau kunci determinasi.Untuk identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal, tetapi dikenal oleh dunia ilmi pengetahuan, pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain:1. Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan kita.2. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.3. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi.4. Penggunaan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.5. Penggunaan lembar identifikasi jenis (yaitu sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama dan klasifikasi jenis yang bersangkutan.Kunci DeterminasiDeterminasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan (Rifai,1976).Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain- lainnya). Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:1. IngatanPendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain.2. Bantuan orangPendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.3. Spesimen acuanPendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.4. PustakaCara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciri- ciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada dalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya.5. KomputerBerkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer.JENIS-JENIS KUNCI DETERMINASI TUMBUHANMenurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomisebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Diantara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel.Macam-macam Kunci DeterminasiBerdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilh maka dikenal 3 macam kunci determinasi yaitu:1. Kunci perbandinganDalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan sekaligus. Yang termasuk kuncin perbandingan antara lain :a) TableKunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang berisi sifat dan ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada tidaknya sifat dan ciri yang dimiliki oleh takson-takson tersebut.b) Kartu berlubangc) Kunci leenhoutsMemuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk mengatasi permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang.2. Kunci analisisBentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis sering disebut kunci dikotomi (dua ciri yang saling berlawanan), sebab pada dasarnya terdiri atas :a) Sederet bait/kupletDalam suatu kunci, sepasang pertanyaan yang saling bertentangan dinamakan kuplet (couplet), sedangkan masing-masing pertanyaan dinamakan bait (lead).b) Setiap bait terdiri atas dua atas beberapa baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain.Artinya, apabila suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lain pasti gugur. Untuk memudahkan pemakaiannya dan pengacuan maka setiap bait diberi nomor sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Seperti telah disinggung di atas pemakai kunci determinasi harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Tapi dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun secukupnya akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita akan dituntun langsung pada nama takson tumbuhan yang dicari.Kunci determinasi analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci determinasi bertakik dan kunci paralel.a) Kunci determinasi bertakikPada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pada takik awal atau pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama dari baik penuntun pertama maupun penuntun yang dipisahkan berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Kunci bertakik ini efisien untuk bahan yang sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat banyak dapat dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh karena itu ada alternatif kunci lain, yaitu kunci paralel. b) Kunci paralelBerbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat dibandingkan dengan kunci bertakik. Kunci ini lebih efisien untuk bahan takson yang banyak, sehingga banyak digunakan dalam buku-buku yang berjudul Flora. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel. Kerugiannya adalah kita tidak dapat melihat langsung sifat-sifat takson dalam satu deretan seperti pada kunci bertakik. HUBUNGAN DENGAN ILMU BOTANI LAINSeorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan tentang morfologi, embriologi, anatomi, sitogenetik dan ilmu sejenis lainnya. Cabang ilmu ini merupakan dasar dari botani, tapi di lain pihak perkembangannya sangat tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani lainnya. Datadata yang diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi, genetika, anatomi, ekologi, morfologi, palinologi, palaentologi, fitogeografi, fitokimia dan cabang-cabang botani lain sangat berguna bagi botani sistematika. Akan tetapi ilmu-ilmu itu sendiri tidaklah akan berjalan pesat secara efisien tanpa bantuan botani sistematika. Percobaan percobaan yang dilakukan dalam cabang-cabang botani yang banyak tersebut tidak mungkin dapat diulangi dan kebenaran kesimpulannya dikukuhkan kalau identitas atau nama tumbuhan objeknya meragukan.Kekurangcermatan dalam penamaan objek percobaan akan menyebabkan nilai suatu penelitian merosot atau bahkan tidak ada harganya sama sekali (Rifai, 1989).TAHAP PERKEMBANGANMenurut Davis and Heywood (1963), ada 4 tahapan perkembangan taksonomi yaitu: 1. Fase eksplorasi; 2. Fase konsolidasi; 3. Fase biosistematik; 4. Fase ensiklopedik. Turril (1935) membagi tahap ini dengan cara yang berbeda, lebih menunjukkan kesinambungan antara satu fase ke fase yang lain, yaitu: taksonomi alfa yang ekuivalen dengan fase eksplorasi dan konsolidasi, dan taksonomi omega ekuivalen dengan fase ensiklopedik. Taksonomi alfa lebih kurang sepenuhnya tergantung pada ciri morfologi luar, sedangkan taksonomi omega menekankan pada semua ciri taksonomi yang ada.Fase EksplorasiFase eksplorasi disebut juga fase pioneer, sesuai dengan salah satu tujuan taksonomi yaitu inventarisasi semua tumbuhan yang ada di muka bumi. Pada fase ini yang lebih ditekankan adalah identifikasi yang didasarkan pada herbarium yang jumlahnya terbatas. Acuan utama adalah morfologi dan distribusi tumbuhan tersebut.Fase KonsolidasiFase ini disebut juga fase sistematika. Pada fase ini studi lapangan dilakukan secara intensif dan bahan herbarium sudah lebih lengkap. Banyak tumbuhan yang dinyatakan sebagai jenis pada fase eksplorasi ternyata merupakan varian dari jenis lainnya dan banyak menemukan jenis-jenis baru. Pada fase ini flora dan dasar-dasar monografi mulai diterbitkan.Fase BiosistematikaFase ini disebut juga fase eksperimental. Pengetahuan terhadap tumbuhan bukan hanya pada distribusi geografis tetapi juga informasi pada tingkat yang lebih luas misalnya jumlah dan morfologi kromosom. Pada fase ini kegiatan yang menonjol adalah: analisis sistem kawin silang, pola variasi dan penelitian yang menyangkut aspek-aspek taksonomi di bidang kimia (kemotaksonomi), taksonomi kuantitatif (numerical taxonomy), sitologi, anatomi, embriologi, palinologi.Fase EnsiklopedikFase ini merupakan koordinasi dari ketiga fase sebelumnya. Semua data (ciri taksonomi) yang ada dianalisis dan disintesis untuk membuat satu atau lebih sistem klasifikasi yang mencerminkan hubungan kekerabatan secara filogenetis.Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan (Rifai,1976).ATURAN PEMBUATAN KUNCI DETERMINASIKunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan. Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel(1989) antara lain:1. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.2. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya. Contoh :1. Leaves opposites2. Leaves either in whorls, or spirally arranged, or distichousBukan 1. Leaves opposites2. Leaves not opposites3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci5. Mencantumkan nomor couplet6. Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atasMENGGUNAKAN KUNCI DETERMINASISaran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:1. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif)2. Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana tumbuhan tersebut diperoleh3. Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hal lain yang lebih rinci 4. Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati5. Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau kamus6. Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi ke belakang.7. Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya8. Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya9. Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau specimen herbarium yang ada.TATA NAMA (NOMENKLATUR)Sudah menjadi naluri manusia untuk memberi nama kepada apa saja yang ada di sekitarnya. Nama itu merupakan sesuatu yang mutlak perlu dalam kehidupan sehari-hari, sebab tanpa nama untuk mengacu benda-benda konkrit seperti tumbuh-tumbuhan maupun hal-hal yang abstrak tidak mungkin kita lakukan. Radford (1986) mengutip pendapat Macself seperti yang ditulis oleh Johnson (1971): Betapa aneh dan kacaunya kehidupan ini seandainya kita mengabaikan penggunaan nama yang kita pakai untuk mengidentifikasi segala sesuatu yang kita lihat, buat atau pakai. Perolehan dan penyebaran pengetahuan tentulah tidak mungkin lagi dan aktivitas kehidupan akan terhenti. Sulit dibayangkan bagaimana kita harus berkomunikasi satu dengan yang lain tanpa menyebut suatu nama.Pemberian nama pada tumbuhan disebut nomenklatur atau tatanama. Cara pemberian nama itu melibatkan asas-asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan Kongres Botani sedunia. Peraturan-peraturan tersebut secara formal dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature). Tujuan utama sistem ini adalah menciptakan satu nama untuk setiap takson (Rideng, 1989). Selanjutnya Rifai (1973) menyatakan bahwa kode tatanama ini bertujuan untuk menyediakan cara yang mantap dalam pemberian nama bagi kesatuan-kesatuan taksonomi, menjauhi atau menolak pemakaian nama-nama yang mungkin menyebabkan kesalahanatau keragu-raguan atau yang menyebabkan timbulnya kesimpangsiuran dalam ilmu pengetahuan. Tatanama ini juga bertujuan menghindarkan terciptanya nama-nama yang tidak perlu. Maksud pemberian nama pada setiap kesatuan taksonomi tumbuh- tumbuhan bukanlah untuk menunjukkan ciri-ciri atau sejarahnya, tetapi untuk memberikan jalan guna pengacuan dan sekaligus menunjukkan tingkat kedudukan taksonominya.SEJARAH TATANAMA TUMBUHANDulu nama-nama ilmiah tumbuhan itu merupakan sebuah pertelaan sehingga sering disebut nama pertelaan, yaitu terdiri atas tiga atau lebih kata (disebut juga polinomial). Sebagai contoh: Sambucus caule arboreo ramoso floribus umbellatis, artinya Sambucus dengan batang berkayu dan bercabang-cabang serta bunga bentuk payung. Bisa dibayangkan betapa rumitnya untuk berkomunikasi dengan nama yang panjang seperti ini. Berdasarkan hal ini para ahli botani berusahauntuk memperbaiki dan menyempurnakan sistim penamaan tersebut untuk mempermudah komunikasi. Sejak tahun 1753 sistim polynomial digantikan dengan binomial sejak publikasi systema plantarum oleh Carolus Linnaeus dan berlaku secara internasional. Sistim binomial yaitu sistim penamaan dimana nama jenis terdiri dari dua kata, kata pertama adalah nama marga dan kata kedua merupakan penunjuk jenis atau spesies epithet. Contoh: Hibiscus tiliaceusNAMA UMUMDalam botani, pemberian nama yang dimaksud bukanlah nama daerah atau nama umum yang biasa sehari-hari diberikan orang yang hidup di sekitar tempat tumbuhan itu tumbuh. Hal ini disebabkan karena untuk keperluan komunikasi ilmiah nama-nama daerah tersebut sama sekali tidak memenuhi syarat. Nama daerah atau nama umum memiliki beberapakelemahan yaitu:1. Tidak bersifat menyeluruh atau hanya terbatas pengertiannya pada orang-orang sebahasa saja. Misalnya gedang dalam bahasa Madura berarti pisang, sedangkan dalam bahasa Sunda pepayalah yang dimaksud.2. Nama-nama umum biasanya tidak memberikan informasi yang menunjukkan hubungan kekerabatan, tidak bisa digunakan untuk membedakan bangsa, suku, atau taksa lainnya.3. Jika suatu tanaman terkenal, kemungkinan mempunyai banyak nama umum.4. Kadang-kadang dua atau lebih tanaman yang berbeda mempunyai nama umum yang sama atau sebaliknya5. Banyak jenis khususnya yang langka tidak mempunyai nama umumPemakaian nama umum ini akan menimbulkan kericuhan yang tiada henti-hentinya. Jika dalam satu negara saja sudah tidak ada keseragaman dan dapat terjadi salah pengertian, apalagi dalam taraf internasional kesimpang- siuran yang sudah pasti timbul akan lebih hebat lagi. Karena itu dalam dua abad terakhir ini pemakaian nama ilmiah dalam botani sudah menjadi kebiasaan yang umum di seluruh dunia.NAMA ILMIAHNama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya kata yang digunakan untuk nama tadi. Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah bahwa penentuan, pemberian atau cara pemakaiannya untuk setiap golongan tumbuhan dapat dilakukan berdasarkan suatu aturan atausistim tatanama (Rifai, 1973). Nama ilmiah juga merupakan suatu kunci pembuka khazanah ilmu pengetahuan tentang suatu jenis, karena dengan menggunakan nama ilmiah maka segala perbendaharaan pengetahuan manusia yang terkumpul dalam pustaka-pustaka akan terbuka bagi kita untuk ditelusuri, dipelajari, ditelaah, diolah dan dimanfaatkan.PRINSIP DAN PERATURAN TATANAMA TUMBUHANa. Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada hewanb. Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya.c.Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakai sebagai dasar pada publikasi berikutnya.d. Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya bisa membuat satu nama yang benar.e. Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latinf. Aturan tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil.g. Suatu nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak disukai atau karena kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa- sinensis, aslinya bukan di Cina. Perubahan nama hanya boleh dilakukan biala sudah betul-betul diteliti taksonominya.KOMPOSISI NAMA ILMIAHNama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :1. Genus2. Spesies epithet (penunjuk jenis)3. AuthorContoh : Daucus carota L.Nicotiana tabacum LNama-nama genera- Kata benda tunggal dalam bahasa Latin atau dilatinkan dengan inisial huruf besar- Setelah penulisan pertama pada genus yang sama boleh disingkat, contoh: Quercus alba Q. alba, Q. rubra- Tidak boleh terlalu panjang- Tidak boleh menggunakan nama yang sama dengan jenisnyaContoh: Salacca zalacca tidak dianjurkanPenunjuk Jenis- Biasanya berupa kata sifat, akhirannya disesuaikan dengan nama marga. Contoh: Syzygium aromaticum- Dalam bahasa Latin atau dilatinkan- Bisa berasal dari berbagai bentuk (nama orang, nama tempat, nama umum, dll.)- Tidak boleh terlalu panjang- Tidak boleh mengulang nama marga- Ditulis dengan huruf kecil dan apabila terdiri dari 2 suku kata harus diberi tanda sambung.Contoh: Hibiscus rosa-sinensisIpomea pes-capreAuthorAuthor adalah nama pengarang yang menerbitkan nama sah takson itu untuk pertama kali. Tujuan pencantuman nama author adalah supaya penunjukan nama suatu takson tepat dan lengkap serta memudahkan penelitian tentang keabsahan nama. Contoh : Daucus carota L. (L. Linnaeus) Vernonia acaulis (Walter) GleasonPenamaan cultivar dan varietasNama cultivar biasa disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh : Mangifera indica c.v. harum manis Citrullus lanatus c.v. Crimson sweetNama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh :Licuala gracilis var. gracilisOryza sativa var. javanicaTINGKAT KESATUAN TAKSONOMIUntuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan memperlancar pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi yang berbeda-beda tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dicantumkan dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuhan dapat dimasukkan dalam tingkat-tingkat kesatuan taksonomi sebagai berikut (dalam urutan menurun, beserta akhiran-akhiran nama ilmiahnya):- Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)- Divisi (divisio -phyta)- Anak divisi (sub divisio -phytina)- Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga phyceae)- Anak kelas (subclassis idea)- Bangsa (ordo ales)- Anak bangsa (subordo ineae)- Suku (familia aceae)- Anak suku (subfamilia oideae)- Puak (tribus eae)- Anak puak (subtribus inae)- Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya tidak diseragamkan akhirannya)- Anak marga (subgenus)- Seksi (sectio)- Anak seksi (subsectio)- Deret (series)- Anak deret (subseries)- Jenis (species)- Anak jenis (sub species)- Varietas (varietas)- Anak varietas (subvarietas)- Forma (forma)- Anak forma (subforma)TIPE TATANAMA TUMBUHANUntuk menghindari kekacauan dalam pemakaian nama ilmiah maka Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT) menetapkan bahwa penerapan nama-nama takson dari tingkat suku ke bawah ditentukan berdasarkan tipe tatanama. Suatu tipe tatanama adalah salah satu unsur penyusun takson yang selalu dikaitkan dengan nama takson yang bersangkutan untuk selama-lamanya. Tipe tatanama tidak perlu merupakan unsur atau spesimen atau contoh yang paling khas daripada takson; tipe hanyalah suatu unsur yang selamanya dikaitkan dengan nama. Tipe yang digunakan dalam tatanama secara umum adalah:1. Holotipe (= holotypus), ialah suatu spesimen atau unsur lain yang dipakai oleh seorang pengarang atau ditunjuk olehnya sebagai dasar waktu pertama kali mengusulkan nama jenis baru. Selama holotipe masih ada, penerapan nama yang bersangkutan dengannya dapat dipastikan secara otomatis. Kalau pengarang yang mempertelakan suatu takson tidak menentukan holotipe, atau kalau holotipe hilang maka tipe pengganti atau tipe baru dapat ditunjuk untuk menggantikannya.2. Tipe pengganti (= Lectotype), ialah suatu spesimen atau unsur lain dari spesimen-spesimen asli (isotope atau sintipe) yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe tidak ditentukan atau holotipe hilang atau hancur.3. Isotipe (= Isotype), ialah duplikat (bagian dari suatu nomor koleksi yang dikumpulkan dalam waktu yang sama) dari holotipe.4. Sintipe (= Syntypus), ialah salah satu daripada beberapa spesimen atau contoh yang disebutkan pengarang kalau holotipe tidak ditentukan, atau slah satu daripada beberapa specimen yang bersama-sama ditunjuk sebagai tipe.5. Tipe baru (= Neotypus), ialah spesimen yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe hilang atau rusak dan tidak mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak adanya isotope atau sintipe.

Nama-nama baru yang diusulkan untuk mengganti nama-nama lain, ataupun nama-nama kombinasi baru yang berasal dari nama-nama sebelumnya, haruslah memakai tipe-tipe tatanama dari namanama yang lebih tua atau yang digantinya.SATU TAKSON SATU NAMASalah satu asas penting dalam Kode Tatanama yaitu kesatuan taksonomi hanya boleh mempunyai satu nama ilmiah yang tepat, yaitu nama tertua yang sesuai dengan peraturan-peraturan. Hal ini diadakan untuk mengatasi kemungkinan dipakainya beberapa nama ilmiah yang berlainan untuk suatu takson yang sama (sinonim). Sebaliknya peraturan yangsama juga perlu untuk menghindari pemakaian satu nama ilmiah yang sama untuk beberapa taksa yang berbeda (homonim). Untuk menghindari penggonta-gantian nama marga dan suku yang timbul sebagai akibat penerapan peraturan-peraturan (terutama asas prioritas) secara konsekuen, maka beberapa nama diawetkan untuk terus dipertahankan pemakaiannya, misalnya: Palmae = Arecacea, Graminae = Poaceae, Cruciferae = Brassicaceae, Leguminosae = Fabaceae, Guttiferae = Clusiaceae, Umbelliferae = Apiaceae, Labiatae = Lamiaceae, Compositae =AsteraceaeILMU BOTANI PRAKTISPengertian Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, namun pada materi ini yang dibahas hanya yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka, yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama pada keadaan survival.Pemanfaatan tumbuhan secara praktis di lapangan bagi kepentingan manusia, dapat dijadikan sebagai :

a. Bahan MakananPedoman menkonsumsi tumbuhan sebagai makanan dilapangan :- Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan.- Sebaiknya makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja.- Sebaiknya bagian yang akan dimakan daunnya masih muda (pucuknya).- Apabila daunnya yang akan dikonsumsi maka sebaiknya tidak bergetah atau berbulu.- Tumbuhan yang tidak berbau busuk.- Tumbuhan yang dimakan oleh hewan menyusui (mamalia).- Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).- Apabila Buahnya yang akan dikonsumsi maka buah tersebut tidak berwarna mencolok.- Buah-buahan yang berwarna ungu sebaiknya tidak di makan karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid- Buah-buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya dioleskan sedikit dibibir dan ditungguada/tidak reaksinya.Contoh jenis tumbuhan yang dapat di konsumsi :- Umbi Talas (Colocasia sp.), Rumput Teki (Cyperus rotondus).- Arbei hutan (Rubus sp). Markisa (Passiplora guandrangularis), Bune (Antidesma bunius (L) Spreng).- Biji muda Sengon (Albizia lophata) dan Kaliandra (Caliandra Cahartica).- Daun muda Paku Tiang (alsophila glauca), selada air (Nasturtium officinale).- Daun Begonia (Begonia sp.), Rebung Bambu (Bambusa sp.).- Bunga Honje atau Kecombrang (Nicolara sp.) dan Bunga Turi (Sesbania glandiflora).- Pisang Hutan muda (Musa sp.) yang dapat dimakan yaitu : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.- Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu Jamur Tiram (Pleutotus ostratus) dan Jamur Kuping (Auricularia jadae).b. Bahan Obat-ObatanSudah sejak jaman dahulu manusia memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. Antara lain digunakan sebagai obat demam, sakit kepala sakit gigi, luka, digigit ular beracun dan lain sebagainya.c. Tempat BerlindungSebaiknya tempat berlindung (beristirahat) dialasi dengan dedaunan, dapat mencegah menghantarkan dingin langsung dari tanah, pohon tumbang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung.d. Sumber AirUntuk mendapatkan air dari tumbuhan dapat dilakuan dengan cara:- Menyelubungkan ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat, penguapan dari daun dapat menyebabkan pengembunan pada plastik bagian dalam.- Mengumpulkan embun dari tumbuhan dengan menggunakan kain.- Mengambil air dari batang tanaman rambat seperti rotan dengan cara memotong bagian atas setinggi mungkin dan bagian bawah yang dekat dengan tanah, air tetesannya dapat langsung diminum.- Mengambil air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, misalnya pisang-pisangan dan talas-talasan biasanya setelah hujan atau embun di pagi hari. Pada ruas Bambu dan pada Kantung Semar sebaiknya disaring dan dimasak dahulu karena sering terdapat serangga yang mati dan berbau.e. Bahan Bakar Untuk Menyalakan ApiPada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dalu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, atau dengan cara mengiris setipis mungkin kayu yang ada hingga menjadi serpihan. Untuk membuat api, dapat dilakukan dengan cara menggesekkan bambu dengan bambu (kayu kering) yang keras secara konstan dan cepat (gerakan seperti menggergaji) hingga panas dan mengeluarkan asap, simpan bahan penyala dekat sumber panas lalu gesek kembali hingga bahan penyala terbakar.f. Sarana Kegiatan MemasakFasilitas di alam yang dapat digunakan sebagai sarana kegiatan memasak, seperti bambu atau kelapa yang masih muda yang dilubangi ujungnya, digunakan sebagai wadah memasak.TUMBUHAN YANG BERBAHAYARacun tumbuhan terdapat dalam akar, umbi, batang, ranting, daun, biji, dan bulu-bulu (trikoma). Racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata, bila masuk dalam peredaran darah dapat menyebabkan keracunan, atau dapat menyebabkan kita keracunan makanan melalui saluran pencernaan.Adapun ciri-ciri tumbuhan yang beracun antara lain :- Mempunyai getah seperti susu, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.- Buah-buahan yang warnanya menyolok, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.- Daun yang mempunyai bulu-bulu atau duri-duri halus, biasanya menimbulkan gatal-gatal.- Khusus untuk jamur, ciri-ciri yang beracun yaitu pada tangkai terdapat bagian yang menyerupai cincin, warna mencolok, berbau busuk, biasanya hidup pada tempat-tempat yang kotor(seperti kotoran hewan), jika diiris / dipotong dengan pisau perak meninggalkan bekas noda, jika dimasak dengan nasi akan meninggalkan warna gelap pada nasi disekitar jamur tersebut.MENGENALI TUMBUHAN SURVIVAL, ILMU BOTANI DAN ZOOLOGIAktivitas di alam terbuka serin sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca yg buruk, atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah, umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri ciri-cirinya. Arbei hutan ( Rubus) rasanya menggiurkan. Kalau Anda mengaku pencinta alam yang doyan menempuh rimba atau mendaki gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.Kiat hidup darurat ini penting, soalnya alam kerap sulit diprediksi perilakunya, walaupun sejak awal Anda telah mempersiapkan segala sesuatu secermat mungkin. Misalnya peta lokasi, kompas, global positioning system (alat untuk mengetahui posisi sesaat dengan bantuan satelit), alat komunikasi (HT, HP), bekal, dan obat-obatan. TUMBUHAN SURVIVALDengan pengetahuan survival yang andal, Anda seperti mempunyai jurus pamungkas yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan di saat posisi terjepit. Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan. Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat.Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan. Tak beracun = di dimakan satwa makan Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari. Buah senggani ( Melastoma sp.) boleh dimakan.Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh ( Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas. Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan). Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan. Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat.Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit. Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles ( Amorphophallus sp.) Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili ( Dioscorea aculeata), gembolo ( Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung( Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus. Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa ( Passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak ( Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani ( Melastoma sp.), arbei hutan ( Rubus), dan anggur hutan. Hindari warna mencolok Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno. Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat. Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan. Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi. Tahukah Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang ( Volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan. Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar. Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari. Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan dipancing-pancing. Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada. Tumbuhan Tumbuhan yang dapat dimakan Dari batangnya : > Batang pohon pisang (putihnya) > Bambu yang masih muda (rebung) > Pakis dalamnya berwarna putih > Sagu dalamnya berwarna putih > Tebu Dari Daunnya : > Selada air > Rasamala (yang masih muda) > Daun mlinjo > SingkongDari Akar dan umbinya : > Ubi jalar, talas, singkongDari Buahnya : > Arbei, asam jawa, juwetTumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya : > Jamur merang, jamur kayu Ciri Ciri-ciri jamur beracun :> Mempunyai warna mencolok> Baunya tidak sedap> Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning> Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan> Bila diraba mudah hancur> Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya> Tumbuh dari kotoran hewan> Mengeluarkan getah putih

BOTANIBotani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. BUNGA ORKID, Orchidaceae ialah famili bunga bungaan yang mempunyai banyak perbedaan dari segi bentuk dan rupa pokok. Terdapat lebih dari 111 genus dan 808 spesis orkid di Malaysia. Genus dan varieti dapat di kenalpasti melalui bunga. Secara umum, orkid komersil boleh dikelaskan kepada dua kumpulan yang besar, iaitu orkid simpodiun dan monopodium.Bunga orkid terdiri dari sepal, petal, stamen dan pistil. Gabungan stamen dan pistil di namakan kolum. Di bahagian luar sepusar bunga terdapat tiga kelopak sepal manakala di sebelah dalamnya pula terdapat dua kelopak petal. Kelopak petal ketiga berubah bentuk menjadi labelum atau bibir. Kolum mengandungi cepu debunga di bahagian atas, stigma di bahagian tengah dan benang sari di bahagin bawah. Debunga terletak dalam pundi yang dipanggil polinia yang terdapat dalam bilangan yang genap 2-12. Ovari terletak bawah sepal dan berfungsi sebagai tangkai bunga atau pedisel. Setelah persenyawaan , ovari akan membesar menjadi buah orkid yang mengandungi biji benih. Daun Pokok orkid mempunyai urat daun yang selari seperti monokotilidon yang lain. Terdapat juga jenis orkid yang mempunyai urat daun yang tidak begitu terang kecuali urat tengahnya. Ada orkid yang berdaun tebal dan ada juga yang berdaun nipis. Walau bagaimanapun kebanyakan orkid komersil yang terdapat di Malaysia berdaun tebal dan sukulen/lendair, kecuali sebilangan orkid jenis Oncidium sahaja yang berdaun nipis dan lembut. Akar Orkid jenis simpodium seperti Oncidium dan Dendrobium mempumyai hanya akar serabut sahaja sementara orkid jenis monopodium seperti Vanda mempunyai akar serabut di bahagian bawah tanah dan akar udara di bahagian atasnya. Orkid tidak mempunyai akar rerambut. Batang Bentuk batang orkid berkait rapat dengan cara pertumbuhan pokok orkid sama ada orkid simpodium atau orkid monopodium. Cara pertumbuhan orkid juga digunakan sebagai satu ciri yang dilihat untuk menentukan genus orkid. Orkid simpodium boleh tumbuh sama ada di atas pokok (epifit) atau atas tanah (terestrial). Batang pokoknya berbentuk seperti bebawang semu, menjalar dan mempunyai pertumbuhan dua atau berbagai hala. Bebawang semunya panjang beruas-ruas atau pendek tanpa ruas. Akar dan daun akan terbit daripada bebawang semu manakala tunas baru pula akan mengeluarkan bunga apabila matang. Bebawang semu tua akan mengeluarkan tunas baru di pangkal rumpun sebelum mengecut dan mati. Genus-genus orkid komersil yang terdapat di dalam kumpulan simpodium ialah Oncidium, Cattleya dan Dendr Dendrobium. obium. Orkid monopodium mempunyai batang yang kecil dan di liputi oleh upih-upih daun. Akar udara yang keluar daripada batang terpaksa menembusi upih daun. Batang orkid monopodium tidak bercabang dan boleh mengeluarkan tunas-tunas baru setelah dipotong. Keratan batang kemudiannya ditanam di dalam pasu di atas tanah yang tidak lembap. Genus-genus orkid komersil yang terdapat dalam kumpulan monopodium ialah Vanda, Arachnis, Renanthera, Aranda, Phalaenopsis, Holttumara dan Mokara.Tumbuhan obat dapat dikelompokan jd 2 bagian : 1. dimakan atau diminuma. a. Bratawali ( anamitra cocculus ) tumbuhan merayap, terdapat dihutan atau dikampung, Batangnya direbus dan airnya diminum, dan rasanya pahit, Kegunaanya untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka dan penambah nafsu makan.b. keci beling/ngokilo ( strobiateses ) tumbuhan semak dihutan, ambil daunya dan masak untuk obat pinggang, infeksi dan keracunan pada pencernaan. c. sembung/sembung manis( blumen balsmifira ) jenis rumput-rumpuan yang terdapat dipadang rumput 2. tumbuhan obat luar ( untuk luka )a. getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak,gosok pd bagian yg bemgkak dan biarkan 24 jam, bersihkan dgn minyak kelapa dan air hangat,baik jg untuk terkilir.b. Air rebusan bratawali, untuk mencuci luka dan jg air batang pohon randu ( kapuk hutan ) c. Daun sambilioto atau daun ploso ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking. Dihutan ada banyak tumbuhan yang mengandung racun. Untuk itu ada beberapa pedoman untuk terhindar dari keracunan, prinsip yang harus dipegang adalah lebih tidak makan daripada keracunan dan ada juga tumbuhan yang dapat dimakan secara mentah tetapi adapula yang harus direbus dahulu. Maka agar aman, rebuslah terlebih dahulu makanan yang akan dikonsumsi bila masih asing. ZOOLOGI Zoologi adalah disiplin ilmu dari biologi yang secara khusus mempelajari hewan. Secara garis besar, hewan hewan- hewan dihutan yang dapat dimakan dapat digolongkan atas : a. golongan mamalia : kucing hutan, anjing hutan, kelelawar, bangsa kera, kambing hutan, rusa, babi hutan, bajing dan kelinci.b. Golongan hewan melata ( reptile ): Kadal, toke bunglon, cicak, ular dan amfibi( katak pohon dan katak hijuau )c. Golongan burung ( hampir semua jenis burung dapat dimakan )d. Golongan serangga : Belalang, jangkrik, laron, lebah, larva, madue. Golongan hewan lunak : Siput, cacing,keong, ulat pohon ( ulat sundari ) ular ( 1/3 bagian tengah tubuhnya ) kadal ( bagian belakang dan ekor )ikan, dan binatang besar lainya. Binatang yang tidak bisa dimakan:a. Binatang Mengandung bisa : lipan dan kalajengkingb. Mengandung racun : penyu lautc. Mengandung bau yang khas : sigungHabitat Hewan Habitat dapat diartikan sebagai tempat tinggal makhluk hidup Misalnya : ikan dapat dijumpai diair( sungai, danau dan laut ). Semakin tinggi permukaan tanah maka jenis hewan yang ada makin sedikit. Jadi kalau tersesat digunung dan ingin cari makan jangan terus naik kepuncak gunung, lebih baik turun. Prilaku hewanPrilaku tiap jenis hewan adalah khas, kapan kita akan menghindarinya dan kapan akan kita menangkapnya.pada musim kimpoi adalah yg paling tepat untuk menangkap mereka karena mereka biasanya mereka kurang peka terhadap lingkungan.burung yang pindah dari daerah dingin ke panas. Ular yg sedang menjaga telur atau anaknya akan lebih ganas.