borang portofolio snake bite.doc

21
Borang Portofolio Nama Peserta : dr. Zakia Pasaribu Nama Wahana : RSUD Dr.Soeratno Gemolong Topik : Snake bite menolak dirp SABU Tanggal (kasus) : 12 April 2013 Nama pasien : Tn. T (60 th) No. RM : 17269 Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Endah Sri Puji H, M.Kes Tempat Presentasi : RSUD Dr.Soeratno Gemolong Objektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan suami penderita dilakukan pada tanggal 12 April 2013 pukul 18.00 WIB di IGD RSUD dr. Soeratno Gemolong dan didukung dengan catatan medis. Pasien datang dengan keluhan habis tergigit ular di jari telunjuk kaki kanan pada pagi hari saat berada disawah saat pasien sedang menebang pohon terasa ada yang menggigit kakinya pasien langsung tersentak dan tampak ada bekas gigitan seperti gigian ular setelah tergigit pasien

Upload: aditya-iqbal-maulana

Post on 01-Dec-2015

115 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Borang Portofolio snake bite.doc

Borang Portofolio

Nama Peserta : dr. Zakia Pasaribu

Nama Wahana : RSUD Dr.Soeratno Gemolong

Topik : Snake bite menolak dirp SABU

Tanggal (kasus) : 12 April 2013

Nama pasien : Tn. T (60 th) No. RM : 17269

Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Endah Sri Puji H, M.Kes

Tempat Presentasi : RSUD Dr.Soeratno Gemolong

Objektif Presentasi :

Keilmuan √ Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik √ Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia √ Bumil

Deskripsi :

Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan suami penderita dilakukan pada tanggal 12

April 2013 pukul 18.00 WIB di IGD RSUD dr. Soeratno Gemolong dan didukung

dengan catatan medis.

Pasien datang dengan keluhan habis tergigit ular di jari telunjuk kaki kanan pada pagi

hari saat berada disawah saat pasien sedang menebang pohon terasa ada yang

menggigit kakinya pasien langsung tersentak dan tampak ada bekas gigitan seperti

gigian ular setelah tergigit pasien langsung ke orang pintar yang biasa mengobati

orang yang tergigit ular. kata orang pintar nya bisa akan di tarik oleh media

batu..pasien baru datang lagi ke RS pada sore harinya. Pasien hanya merasa pegal di

bekas gigitan ular. tidak mengeluh sesak nafas, nyeri kepala, mual atau muntah.

Tujuan :

o Menegakkan diagnosis Snake bite

o Mengatasi kegawatdaruratan pada pasien Snake bite

o Penatalaksanaan dan Edukasi pada pasien Snake bite

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus √ Audit

Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Page 2: Borang Portofolio snake bite.doc

Data pasien: Nama: Tn.T Nomor Registrasi: 017269

Nama klinik: RSUD Dr. Soeratno Gemolong Telp:

-

Terdaftar sejak: -

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Snake bite / Pasien datang dengan keluhan habis

tergigit ular di jari telunjuk kaki kanan pada pagi hari saat berada disawah saat pasien

sedang menebang pohon terasa ada yang menggigit kakinya pasien langsung tersentak

dan tampak ada bekas gigitan seperti gigian ular setelah tergigit pasien langsung ke

orang pintar yang biasa mengobati orang yang tergigit ular. kata orang pintar nya bisa

akan di tarik oleh media batu..pasien baru datang lagi ke RS pada sore harinya. Pasien

hanya merasa pegal di bekas gigitan ular. tidak mengeluh sesak nafas, nyeri kepala,

mual atau muntah.

2. Riwayat Pengobatan : Pasien sudah periksa ke orang pintar??????.minum tolak

angin……

3. Riwayat kesehatan/Penyakit : pasien belum pernah sakit seperti ini

sebelumnya.

4. Riwayat keluarga : Di keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama

dengan pasien.

5. Riwayat pekerjaan : pasien bekerja sebagai petani

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) :

pasien tinggal bersama dengan istri dan anaknya yang belum menikah. Kondisi

rumah pasien berlantai keramik, dibersihkan tidak setiap hari, terdapat jendela,

ventilasi, kamar mandi seminggu sekali dikuras dan WC menggunakan septitank,

tersedia tempat pembuangan sampah.

Page 3: Borang Portofolio snake bite.doc

7. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN

LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan FASILITAS

WAHANA)

a) Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : baik

Tanda Vital

a. Kesadaran : Compos Mentis

b. Tekanan darah : 130/70 mmHg

c. Nadi : 80 x /mnt, irama: regular, isi : cukup

d. Laju Nafas : 20 x /menit,

e. Suhu : 36,2 °C

Kepala : mesocephale.

Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-) serous.

Telinga : low set ear (-/-), discharge (-/-)

Mulut : bibir sianosis (-).

Tenggorok : Faring hiperemis (-) ,T1/T1

Leher : simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

Kulit : Sianosis (-), ikterus (-), edema (-), ptekie(-).

THORAX

Paru :

Inspeksi : hemithorax dextra dan sinistra simetris, retraksi intercosta (-/-)

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal hemitorak kiri dan kanan sama

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : vesikuler +/+ ,wheezing -/-, ronkhi -/-

Page 4: Borang Portofolio snake bite.doc

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung atas : sela iga II linea parasternalis sinistra

Batas jantung kiri : sela iga VI linea mid clavicularis sinistra

Batas jantung kanan : sela iga IV linea sternalis kanan

Pinggang jantung : sela iga III linea parasternalis kiri

Auskultasi : BJ I/II reguler, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Peristaltik (+) Normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)

Hepar : Tidak teraba

Lien : Tidak teraba

Genital : laki-laki , dalam batas normal

Pemeriksaan Neurologi : Reflek fisiologi (+) normal, Reflek patologis (-)

Anggota Gerak Superior Inferior

Akral dingin - / - - / -

Sianosis - / - - / -

Edema - / - - / -

Page 5: Borang Portofolio snake bite.doc

Status lokalis digiti II pedis dextra

- Tampak bekas gigitan ular berupa 2 titik seperti bekas gigitan taring ular

- Edema (-)

- Warna di sekitar gigitan sama dengan kulit sekitar

- Nyeri tekan (+)

b) Program Pemeriksaan penunjang :

1. Darah rutin(leukosit, eritrosit, trombosit, hemoglobin, hematokrit)

2. Urin lengkap

3. GDS, ureum, kreatinin, SGOT,SGPT, clotting time, bleeding time

c) Pengobatan

pasien menolak untuk diobati dengan menggunakan SABU( Serum Anti Bisa Ular)

pasien meminta untuk dibati saja tanpa memakai sabu. Pasien diberikan :

- Amoxicillin 3 x 500 mg,

- Dexamethason 3 x 0,5 mg,

- Asam mefenamat 3 x 500 mg

- Ranitidine 2 x 150 mg

Page 6: Borang Portofolio snake bite.doc

Daftar Pustaka :

1. Agus P, dkk : Kedaruratan Medik : Edisi Revisi, Binarupa Aksara, Jakarta, 2000

2. Prinsip penanganan gigitan Ular | Medical Era - Health Social NetworkWritten by

Lucky Yogasatria NatasukmaMonday, 15 March 2010 20:28

3. Konsil Kedokteran Indonesia

hasil pembelajaran:

A. Definisi Snake bite

B. Etilogi Snake bite

C. Patofisiologi Snake bite

D. Diagnostik Snake bite

E. Terapi Snake bite

F. Manual persetujuan tindakan kedokteran

Ringkasan Hasil Pembelajaran

SNAKE BITE

A. DEFINISI

Bisa ular dapat mengakibatkan orang meninggal oleh karena bias ular yang bersifat

hematotoksik, neurotoksik atau histaminic (Agus, dkk. 2000)

luka gigit yang disebabkan oleh ular, baik ular berbisa ataupun tidak berbisa.

B. ETIOLOGI

Elapidae (ular sendok (kobra), ular belang, ular cabai, dll.), Hydrophiidae (ular-ular laut),

dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan).

C. PATOFISIOLOGI

Bisa ular diproduksi dan disimpan pada sepasang kelenjar di bawah mata. Bisa ular

dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring yang terdapat di rahang atas. Gigi taring ular

dapat tumbuh hingga 20 mm pada rattlesnake (ular derik) yang besar. Dosis bisa setiap gigitan

tergantung pada waktu yang berlalu sejak gigitan terakhir, derajat ancaman yang dirasakan

ular, dan ukuran mangsa. jumlah bisa yang akan dikeluarkan.

Page 7: Borang Portofolio snake bite.doc

Ular koral memiliki mulut yang lebih kecil dan gigi taring yang lebih pendek. Hal ini

menyebabkan mereka memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menyuntikan bisa dibanding

dengan jenis crotalid, dan mereka menggigit lebih dekat dan lebih mirip mengunyah daripada

menyerang seperti dikenal pada ular jenis viper.

Semua metode injeksi venom ke dalam korban (envenomasi) adalah untuk mengimobilisasi

secara cepat dan mulai mencernanya. Sebagian besar bisa terdiri dari air. Protein enzimatik pada

bisa menginformasikan kekuatan destruktifnya. Bisa ular terdiri dari bermacam polipeptida yaitu

fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase, kolin esterase, protease,

fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase. Enzim ini menyebabkan destruksi jaringan lokal,

bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan hemolisis, atau pelepasan histamin sehingga timbul

reaksi anafilaksis. Protease, kolagenase, dan arginin ester hydrolase telah diidentifikasi pada

bisa ular viper. Neurotoxin merupakan mayoritas bisa pada ular koral. Detail spesifik diketahui

beberapa enzim seperti berikut ini:

1. Hyaluronidase memungkinkan bisa dapat cepat menyebar melalui jaringan subkutan

dengan merusak mukopolisakarida;

2. Phospholipase A2 memainkan peranan penting pada hemolisis sekunder dari efek

esterolitik pada membran eritrosit dan menyebabkan nekrosis otot; dan

3. Enzim trombogenik menyebabkan terbentuknya bekuan fibrin yang lemah, dimana, pada

waktunya mengaktivasi plasmin dan menyebabkan koagulopati konsumtif dan

konsekuensi hemoragiknya.

Konsentrasi enzim bervariasi di antara spesies, karena itu menyebabkan perbedaan envenomasi.

Gigitan copperhead secara umum terbatas pada destruksi jaringan lokal. Rattlesnake dapat

menyisakan luka yang hebat dan menyebabkan toksisitas sistemik. Ular koral mungkin

meninggalkan luka kecil yang kemudian dapat muncul kegagalan bernafas dengan tipe blokade

neuromuscular sistemik. Efek lokal dari bisa berfungsi sebagai pengingat akan potensi

kerusakan sistemik dari fungsi system organ. Salah satu efek adalah perdarahan; koagulopati

bukanlah hal yang aneh pada envenomasi yang hebat. Efek lain, edema lokal, meningkatkan

kebocoran kapiler dan cairan interstisial di paru. Mekanisme pulmonal dapat terpengaruh secara

signifikan. Efek terakhir, kematian sel lokal, meningkatkan konsentrasi asam laktat sekunder

terhadap perubahan status volume dan membutuhkan peningkatan ventilasi per menit. Efek-efek

blokade neuromuskuler berakibat pada lemahnya ekskursi diafragmatik. Gagal jantung

merupakan akibat dari hipotensi dan asidosis.

Page 8: Borang Portofolio snake bite.doc

D. GEJALA KLINIS

Digigit oleh ular berbisa menghasilkan efek yang bervariasi, dari luka gigitan yang

sederhana sampai sakit yang mengancam nyawa dan kematian. Hasil temuan pada korban

gigitan ular dapat menyesatkan. Seorang korban dapat tidak menunjukkan gejala inisial,

dan kemudian tiba-tiba menjadi sesak nafas dan menjadi syok.

Gejala dan tanda gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa kategori mayor :

1. Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra menimbulkan rasa

sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat

berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan jaringan

sekitar sisi gigitan luka.

2. Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat

menyebabkan perdarahan organ internal seperti otak atau organ-organ abdomen.

Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan dari mulut atau luka

yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan

kematian.

3. Efek sistem saraf : bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem

saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama secara cepat menghentikan

otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum mendapat perawatan. Awalnya,

korban dapat menderita masalah visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan

kesemutan.

4. Kematian otot : bisa dari Russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa

elapid Australia dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area

tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba

menyaring protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.

5. Mata : semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata

korban, menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.

Penderajatan envenomasi membedakan kebutuhan akan antivenin pada korban

gigitan ular-ular viper.

Page 9: Borang Portofolio snake bite.doc

Derajat dibagi dalam ringan, sedang, atau berat.

1. Envenomasi ringan ditandai dengan rasa sakit lokal, edema, tidak ada tanda-tanda

toksisitas sistemik, dan hasil laboratorium yang normal.

2. Envenomasi sedang ditandai dengan rasa sakit lokal yang hebat; edema lebih dari

12 inci di sekitar luka; dan toksisitas sistemik termasuk nausea, vomitus dan

penyimpangan pada hasil laboratorium (misalnya penurunan jumlah hematokrit

atau trombosit).

3. Envenomasi berat ditandai dengan ptekie, ekimosis, sputum bercampur darah,

hipotensi, hipoperfusi, disfungsi renal, perubahan pada protrombin time dan

tromboplastin time parsial teraktivasi, dan hasil-hasil abnormal dari tes-tes lain

yang menunjukkan koagulopati konsumtif.

Penderajatan envenomasi merupakan proses yang dinamis. Dalam beberapa jam sindrom

ringan awal dapat berkembang menjadi sedang bahkan reaksi yang berat.

E. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan envenomasi; dibagi menjadi perawatan di

lapangan dan manajemen di rumah sakit.

1. Perawatan di Lapangan

seperti kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan utama adalah untuk mempertahankan pasien

sampai mereka tiba di instalasi gawat darurat. Sering penatalaksanaan dengan autentisitas

yang kurang lebih memperburuk daripada memperbaiki keadaan, termasuk membuat insisi

pada luka gigitan, menghisap dengan mulut, pemasangan turniket, kompres dengan es, atau

kejutan listrik. Perawatan di lapangan yang tepat harus sesuai dengan prinsip dasar emergency

life support. Tenangkan pasien untuk menghindari hysteria selama implementasi ABC

(Airway, Breathing, Circulation).

Pertolongan Pertama

a. Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua. Ular dapat terus mengigit dan

menginjeksikan bisa melalui gigitan berturut-turut sampai bisa mereka habis.

b. Buat korban tetap tenang, yakinkan mereka bahwa gigitan ular dapat ditangani secara

efektif di instalasi gawat darurat.

c. Batasi aktivitas dan imobilisasi area yang terkena (umumnya satu ekstrimitas),

Page 10: Borang Portofolio snake bite.doc

dan tetap posisikan daerah yang tergigit berada di bawah tinggi jantung untuk

mengurangi aliran bisa.

d. Jika terdapat alat penghisap, (seperti Sawyer Extractor), ikuti petunjuk penggunaan. Alat

penghisap tekanan-negatif dapat memberi beberapa keuntungan jika digunakan dalam

beberapa menit setelah envenomasi. Alat ini telah direkomendasikan oleh banyak ahli di

masa lalu, namun alat ini semakin tidak dipercaya untuk dapat menghisap bisa secara

signifikan, dan mungkin alat penghisap dapat meningkatkan kerusakan jaringan lokal.

e. Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit/ketat yang dapat menghambat aliran

darah jika daerah gigitan membengkak. Buat bidai longgar untuk mengurangi pergerakan

dari area yang tergigit.

f. Monitor tanda-tanda vital korban; temperatur, denyut nadi, frekuensi nafas, dan tekanan

darah (jika mungkin). Tetap perhatikan jalan nafas setiap waktu jika sewaktu-waktu

menjadi membutuhkan intubasi.

g. Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna, ular yang mengigit

kemungkinan berbisa

h. Segera dapatkan pertolongan medis. Transportasikan korban secara cepat dan aman ke

fasilitas medis darurat kecuali ular telah pasti diidentifikasi tidak berbahaya (tidak

berbisa).

i. Identifikasi atau upayakan mendeskripsikan jenis ular, tapi lakukan jika tanpa resiko yang

signifikan terhadap adanya gigitan sekunder atau jatuhnya korban lain. Jika aman, bawa

serta ular yang sudah mati. Hati-hati pada kepalanya saat membawa ular-ular masih dapat

mengigit hingga satu jam setelah mati (dari reflek).

j. Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat darurat akan

lama, pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit. Jika memasang bidai, ingat untuk

memastikan luka tidak cukup bengkak sehingga menyebabkan bidai menghambat aliran

darah. Periksa untuk memastikan jari atau ujung jari tetap pink dan hangat, yang berarti

ekstrimitas tidak menjadi kesemutan, dan tidak memperburuk rasa sakit.

Page 11: Borang Portofolio snake bite.doc

Manajemen di Rumah Sakit

1.  Pertama kali yang ditangani adalah kondisi gawat yang mengancam nyawa 

( prinsip ABC) kesulitan bernafas memerlukan ETT (endo tracheal tube)  dan 

ventilator . Gangguan sirkulasi darah memerlukan cairan intra vena dan mungkin

berbagai obat untuk menanggulangi gejala yang  timbul : nyeri, kesemutan, dan

pembengkakan.

2. Monitor tanda – tanda kegawatan pernafasan dan kardiovaskuler.

3. Siapkan ICU /ventilator bila sewaktu – waktu terjadi gangguan pernafasan.

4. Pasang intra venous line dengan jarum besar, berikan SABU 2 ampul  / dalam 500 

ccDextrose 5% / NaCL fisiologis, minimal 2000 cc per 24 jam. Maksimum pemberian 

SABU 20 ampul per24 jam

.Bila jenis ular yang mengigit diketahui dan ada SABU yang sesuai berarti SABU

Monovalen diberikan, atau alternatif bila ular penggigit tidak diketahui dapat diberikan

bisa polivalen

5. Rawat /tutup luka dengan  balutan steril dan salep / kasa antibiotic /antiseptic.

6. Waspadai terjadi kompartemen sindrom : 5P (pain, pallor, pulselessness, paralysis,

pale)

7. Berikan terapi suportif : tetanus toxoid, antibiotik

Berbagai teknik pertolongan pertama pada masa lalu, saat sekarang sudah tidakdianjurkan lagi, antara lain ,

- -

Jangan memotong dan menghisap kedaerah gigitan ular, hal itu akan lebih memperp

arah

kerusakan yang ada, bahaya infeksi meningkat dan tidak ada hasilnya dalam mengelu

arkan

Page 12: Borang Portofolio snake bite.doc

- Jangan menggunakan es, karena es tidak menghambat venom, justru bisa menimbulka

n frostbite

- - Jangan menggunakan rangsang listrik, karena ternyata tidak bermanfaat dan resiko

- luka bakar serta gangguan jantung.

- -   Jangan memakai alkohol, walau dapat meringankan nyeri, tetapi pelebaran

- pembuluh darah /vasodilatasi memudahkan penyerapan venom.

- - Jangan menggunakan tourniquet atau pengikatan tungkai/lengan, terbukti tidak

Efektif dan meningkatkan kerusakan jaringan dengan resiko kehilangan tungkai/

lengan.

PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

1. Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi:a. Adalah persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas rencana tindakan

kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan.

b. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi adalah pernyataan sepihak dari pasien dan bukan perjanjian antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali setiap saat.

c. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi merupakan proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, dan bukan sekedar penandatanganan formulir persetujuan.

2. Tindakan Kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilakukan terhadap pasien untuk tujuan preventif, diagnostik, terapeutik, atau rehabilitatif.

3. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi adalah tindakan kedokteran atau kedokteran gigi, yang dengan probabilitas tertentu dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan (kehilangan anggota badan atau kerusakan fungsi organ tubuh tertentu), misalnya tindakan bedah dan tindakan invasif tertentu.

4. Tindakan invasif adalah tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien. Tindakan invasif tidak selalu berrisiko tinggi.

Page 13: Borang Portofolio snake bite.doc

5. Wali adalah orang yang secara hukum dianggap sah mewakili kepentingan orang lain yang tidak kompeten (dalam hal ini pasien yang tidak kompeten).

6. Keluarga terdekat adalah suami atau isteri, orang tua yang sah atau anak kandung, dan saudara kandung.

7. Pengampu adalah orang atau badan yang ditetapkan pengadilan sebagai pihak yang mewakili kepentingan seseorang tertentu (dalam hal ini pasien) yang dinyatakan berada di bawah pengampuan (curatele).

8. Kompeten adalah cakap untuk menerima informasi, memahami, menganalisisnya, dan menggunakannya dalam membuat persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi.

MENGAPA PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN ATAU KEDOKTERAN GIGI PENTING?Dengan mengingat bahwa ilmu kedokteran atau kedokteran gigi bukanlah ilmu pasti, maka keberhasilan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi bukan pula suatu kepastian, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat berbeda-beda dari satu kasus ke kasus lainnya. Sebagai masyarakat yang beragama, perlu juga disadari bahwa keberhasilan tersebut ditentukan oleh izin Tuhan Yang Maha Esa. Dewasa ini pasien mempunyai pengetahuan yang semakin luas tentang bidang kedokteran, serta lebih ingin terlibat dalam pembuatan keputusan perawatan terhadap diri mereka. Karena alasan tersebut, persetujuan yang diperoleh dengan baik dapat memfasilitasi keinginan pasien tersebut, serta menjamin bahwa hubungan antara dokter dan pasien adalah berdasarkan keyakinan dan kepercayaan. Jadi, proses persetujuan tindakan kedokteran merupakan manifestasi dari terpeliharanya hubungan saling menghormati dan komunikatif antara dokter dengan pasien, yang bersama-sama menentukan pilihan tindakan yang terbaik bagi pasien demi mencapai tujuan pelayanan kedokteran yang disepakati.Departemen Kesehatan telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Persetujuan Tindakan Medik pada tahun 1989, dan kemudian pada tahun 2004 diundangkan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang juga memuat ketentuan tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi. Lebih jauh Undang-Undang tersebut memandatkan agar diterbitkan Permenkes untuk mengaturnya lebih lanjut. Sejalan dengan itu, Konsil Kedokteran Indonesia menerbitkan buku Manual ini sebagai petunjuk ringkas pelaksanaan Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi, yang untuk selanjutnya dalam buku ini akan disebut sebagai “Persetujuan Tindakan Kedokteran”. Jika seorang dokter tidak memperoleh persetujuan tindakan kedokteran yang sah, maka dampaknya adalah bahwa dokter tersebut akan dapat mengalami masalah :

Page 14: Borang Portofolio snake bite.doc

1. Hukum Pidana : Menyentuh atau melakukan tindakan terhadap pasien tanpa persetujuan dapat dikategorikan sebagai “penyerangan” (assault). Hal tersebut dapat menjadi alasan pasien untuk mengadukan dokter ke penyidik polisi, meskipun kasus semacam ini sangat jarang terjadi.

2. Hukum Perdata : Untuk mengajukan tuntutan atau klaim ganti rugi terhadap dokter, maka pasien harus dapat menunjukkan bahwa dia tidak diperingatkan sebelumnya mengenai hasil akhir tertentu dari tindakan dimaksud padahal apabila dia telah diperingatkan sebelumnya maka dia tentu tidak akan mau menjalaninya, atau menunjukkan bahwa dokter telah melakukan tindakan tanpa persetujuan (perbuatan melanggar hukum).

3. Pendisiplinan oleh MKDKI : Bila MKDKI menerima pengaduan tentang seorang dokter atau dokter gigi yang melakukan hal tersebut, maka MKDKI akan menyidangkannya dan dapat memberikan sanksi disiplin kedokteran, yang dapat berupa teguran hingga rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN?Sebagaimana diuraikan diatas, persetujuan tindakan kedokteran adalah pernyataan sepihak pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan.Suatu persetujuan dianggap sah apabila:a. Pasien telah diberi penjelasan/ informasib. Pasien atau yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap (kompeten) untuk

memberikan keputusan/persetujuan.c. Persetujuan harus diberikan secara sukarela.Kadang-kadang orang menekankan pentingnya penandatanganan formulir persetujuan tindakan kedokteran. Meskipun formulir tersebut penting dan sangat menolong (dan kadang-kadang diperlukan secara hukum), tetapi penandatanganan formulir itu sendiri tidak mencukupi. Yang lebih penting adalah mengadakan diskusi yang rinci dengan pasien, dan didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. Ketika dokter mendapat persetujuan tindakan kedokteran, maka harus diartikan bahwa persetujuan tersebut terbatas pada hal-hal yang telah disetujui. Dokter tidak boleh bertindak melebihi lingkup persetujuan tersebut, kecuali dalam keadaan gawat darurat, yaitu dalam rangka menyelamatkan nyawa pasien atau mencegah kecacatan (gangguan kesehatan yang bermakna).

Page 15: Borang Portofolio snake bite.doc

Oleh karena itu sangat penting diupayakan agar persetujuan juga mencakup apa yang harus dilakukan jika terjadi peristiwa yang tidak diharapkan dalam pelaksanaan tindakan kedokteran tersebut. Upaya memperoleh persetujuan dapat memerlukan waktu yang lama. Persetujuan pada berbagai keadaan akan berbeda, karena setiap pasien memiliki perhatian dan kebutuhan yang individual. Dan meskipun waktu yang tersedia sedikit, tetap saja tidak ada alasan untuk tidak memperoleh persetujuan.UNTUK APA SAJAKAH DIPERLUKAN PERSETUJUAN?Persetujuan meliputi berbagai aspek pada hubungan antara dokter dan pasien, diantaranya:

a. Kerahasiaan dan pengungkapan informasi : Dokter membutuhkan persetujuan pasien untuk dapat membuka informasi pasien, misalnya kepada kolega dokter, pemberi kerja atau perusahaan asuransi. Prinsipnya tetap sama, yaitu pasien harus jelas terlebih dahulu tentang informasi apa yang akan diberikan dan siapa saja yang akan terlibat.

b. Pemeriksaan skrining : Memeriksa individu yang sehat, misalnya untuk mendeteksi tanda awal dari kondisi yang potensial mengancam nyawa individu tersebut, harus dilakukan dengan perhatian khusus.

c. Pendidikan : Pasien dibutuhkan persetujuannya bila mereka dilibatkan dalam proses belajar-mengajar. Jika seorang dokter melibatkan mahasiswa (co-ass) ketika sedang menerima konsultasi pasien, maka pasien perlu diminta persetujuannya. Demikian pula apabila dokter ingin merekam, membuat foto ataupun membuat film video untuk kepentingan pendidikan.

d. Penelitian : Melibatkan pasien dalam sebuah penelitian merupakan proses yang lebihmemerlukan persetujuan dibandingkan pasien yang akan menjalani perawatan. Sebelum dokter memulai penelitian dokter tersebut harus mendapat persetujuan dari Panitia etika penelitian. Dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menerbitkan beberapa panduan yang berguna.

SIAPA “PEMBERI INFORMASI DAN PENERIMA PERSETUJUAN”?Adalah tanggung jawab dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan/tindakan untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut diperoleh secara benar dan layak. Dokter memang dapat mendelegasikan proses pemberian informasi dan penerimaan persetujuan, namun tanggung jawab tetap berada pada dokter pemberi delegasi untuk memastikan bahwa persetujuan diperoleh secara benar dan layak. Jika seseorang dokter akan memberikan informasi dan menerima persetujuan pasien atas nama dokter lain, maka dokter tersebut harus yakin bahwa dirinya mampu menjawab secara penuh pertanyaan apapun yang diajukan pasien berkenaan dengan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya–untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut dibuat secara benar dan layak.

Page 16: Borang Portofolio snake bite.doc

SOAP

1. SUBJEKTIF

Pasien datang dengan keluhan habis tergigit ular di jari telunjuk kaki kanan pada pagi

hari saat berada disawah saat pasien sedang menebang pohon terasa ada yang menggigit kakinya

pasien langsung tersentak dan tampak ada bekas gigitan seperti gigian ular setelah tergigit pasien

langsung ke orang pintar yang biasa mengobati orang yang tergigit ular. kata orang pintar nya

bisa akan di tarik oleh media batu..pasien baru datang lagi ke RS pada sore harinya. Pasien hanya

merasa pegal di bekas gigitan ular. tidak mengeluh sesak nafas, nyeri kepala, mual atau muntah.

2. OBJEKTIF

Kesan Umum :

Pasien laki- laki , Umur : 60 tahun

Keadaan umum : baik

Tanda Vital

a. Kesadaran : Compos Mentis

b. Tekanan darah : 130/70 mmHg

c. Nadi : 80 x /mnt, irama: regular, isi : cukup

d. Laju Nafas : 20 x /menit,

e. Suhu : 36,2 °C

Pemeriksaan per organ tidak ditemukan kelainan, kecuali pada status lokalis, beberapa hal

yang ditemukan:

Status lokalis digiti II pedis dextra

- Tampak bekas gigitan ular berupa 2 titik seperti bekas gigitan taring ular

- Edema (-)

- Warna di sekitar gigitan sama dengan kulit sekitar

- Nyeri tekan (+)

Page 17: Borang Portofolio snake bite.doc

3. ASSESMENT

Bisa ular dapat mengakibatkan orang meninggal oleh karena bias ular yang bersifat

hematotoksik, neurotoksik atau histaminic (Agus, dkk. 2000) luka gigit yang disebabkan

oleh ular, baik ular berbisa ataupun tidak berbisa.

- Nasional studi melaporkan kejadian musiman 90% dari bulan april- oktober

- 50% (usia 18-28 thn).

- Gigitan ular (95%) >> di ekstremitas bagian atas terutama di tangan

4. PLAN

Diagnosis : snake bite menolak dirp SABU

Pengobatan :

pasien menolak untuk diobati dengan menggunakan SABU( Serum Anti Bisa Ular)

pasien meminta untuk dibati saja tanpa memakai sabu. Pasien diberikan :

- Amoxicillin 3 x 500 mg,

- Dexamethason 3 x 0,5 mg,

- Asam mefenamat 3 x 500 mg

- Ranitidine 2 x 150 mg

Edukasi :

Jika muncul sesak nafas, muntah terus menerus, nyeri kepala berat langsung di bawa lagi ke igd

Page 18: Borang Portofolio snake bite.doc

Berita acara presentasi portofolio

Pada hari ini tanggal :.................................................................................................................telah

dipresentasikan portofolio oleh :

Nama :.........................................................................................................

No. ID Peserta :..........................................................................................................

dengan judul / topik :

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

No. ID dan Nama Pendamping :..............................................................................................

............................................................................................................................................................

.No. ID dan Nama Wahana :..............................................................................................

Nama Peserta Presentasi No. ID Peserta Tanda Tangan

........................................ ........................................... .......................

........................................ ............................................ .......................

........................................ ........................................... .......................

....................................... ............................................ .......................

........................................ ............................................ .......................

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

Dr. Endah Sri Puji H, M.Kes

NIP : 19710219 200312 2 005