boleh print skripsi.docx

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan mematikan dan dalam hitungan detik dapat mengubah nasib dan jalan hidup seseorang. Dewasa ini stroke cenderung menjadi masalah kesehatan dikalangan masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar. Stroke merupakan istilah klinik penyakit peredaran darah otak (PPDO) atau cerebrovascular disease (CVD) yang ditandai dengan timbulnya kelainan fungsi otak secara mendadak, menetap serta mempunyai kecenderungan memburuk, bahkan kematian dalam kurun waktu 24 jam pertama. Penyebab kematian dalam minggu pertama disebabkan oleh pembengkakan jaringan otak akibat stroke yang luas di supratentorial atau di batang otak (Muljadi, et. al., 2007)”. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia dan penyebab kecacatan pada usia produktif dan usia lanjut. Berdasarkan sifat lesi serebral, stroke dibagi 1

Upload: adly-tompaika

Post on 03-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

35

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangStroke dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan mematikan dan dalam hitungan detik dapat mengubah nasib dan jalan hidup seseorang. Dewasa ini stroke cenderung menjadi masalah kesehatan dikalangan masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar. Stroke merupakan istilah klinik penyakit peredaran darah otak (PPDO) atau cerebrovascular disease (CVD) yang ditandai dengan timbulnya kelainan fungsi otak secara mendadak, menetap serta mempunyai kecenderungan memburuk, bahkan kematian dalam kurun waktu 24 jam pertama. Penyebab kematian dalam minggu pertama disebabkan oleh pembengkakan jaringan otak akibat stroke yang luas di supratentorial atau di batang otak (Muljadi, et. al., 2007).Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia dan penyebab kecacatan pada usia produktif dan usia lanjut. Berdasarkan sifat lesi serebral, stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan hemoragik (perdarahan). Sekitar 80% kasus stroke adalah iskemik dan 20% lainnya merupakan hemoragik (Indiyarti. 2011). Prevalensi stroke dapat bergeser dan bertambah banyak pada negara berkembang akibat meniru kebiasaan negara barat yang dianggap sebagai cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga dan stress, telah menjadi gaya hidup seseorang terutama di perkotaan, padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktorfaktor risiko penyakit stroke ( Sitorus, 2006).Menurut Al Rasyid (2007) di Indonesia, stroke adalah penyebab kematian utama untuk kasus dirumah sakit dan juga dikatakan sebagai penyebab utama kecacatan pada kelompok usia dewasa ( Pamela K, 2008).Dalam suatu Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Bulan Desember 2008, disebutkan bahwa Prevalensi stroke di Indonesia ditemukan Sebesar 8,3 per 1000 penduduk, dan yang telah terdiagnosis oleh Tenaga Kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk (Depkes, 2008). Saat ini angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam dari urutan ketiga penyebab kematian, melampaui penyakit yang selama ini mendominasi angka kematian terbesar di Indonesia seperti jantung dan kanker. Ini sebagai akibat perubahan gaya hidup serta stres berat yang dihadapi masyarakat karena beban hidup yang semakin berat (Gemari.2008).Adapun Prevalensi Nasional untuk Strok berdasarkan diagnosis Tenaga Kesehatan dan gejala yang ditemukan adalah 0,8%. Dimana di Indonesia terdapat 11 provinsi yang memiliki prevalensi Stroke diatas prevalensi Nasional, dimana salah satunya adalah Propinsi Sulawesi Tengah ( Depkes, 2008). Stroke terjadi akibat defisit neurologik yang biasanya terjadi secara mendadak. Stroke tersebut di bedakan atas dua macam yaitu Stroke iskemik dimana dapat terjadi karena oklusi fokal pembuluh darah ke otak yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi. Dan Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral atau perdarahan subrakhnoid (Ismail. 2011).Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan (2009) mengemukakan bahwa Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, dimana 80 % dihasilkan dari dalam tubuh yaitu organ hati dan sebanyak 20 % lainnya dari luar tubuh misalnya zat makanan.Kolesterol darah pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yang penting yaitu kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol jahat dan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang biasanya dikenal sebagai kolesterol baik ( Bethesda Stroke Center, 2012).Dari berbagai hasil penelitian, disebutkan bahwa Kolesterol merupakan faktor risiko terjadinya stroke yang secara konsisten . Kolesterol LDLyang tinggi, kolesterol HDL yang rendah, dan rasio kolesterol LDL dan HDL yang tinggi akan memiliki hubungan dengan peningkatan risiko terkena stroke. Hal ini akan lebih diperkuat bila ditemukan faktor risiko stroke lainnya misalnya: hipertensi, merokok, dan obesitas ( Bethesda Stroke Center, 2012). Menurut Lang (2005) dia berpendapat bahwa Hubungan antara kolesterol dan stroke sebenarnya dapat dilihat dari berbagai penelitian terapi kolesterol. Menurutnya keberhasilan terapi penurunan kadar kolesterol darah akan menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung sebesar 60% (Bethesda Stroke Center, 2012).Sedangkan menurut Lawrence M. Brass, M.D. dalam sebuah artikel yang ditulisnya bahwa penelitian telah menemukan hubungan antara lipid darah tinggi dan aterosklerosis pada arteri serebral, tetapi masih belum jelas apakah tingkat kolesterol tinggi secara signifikan meningkatkan risiko stroke.Begitupun dalam buku yang ditulis oleh Abdul Gofir ( 2011) di katakan dalam buku tersebut bahwa LDL kolestrol mungkin sebagai resiko yang baru untuk stroke iskemik dan tidak disebutkan untuk faktor resiko pada stroke perdarahan.Masih adanya pertentangan pendapat atau masih belum jelasnya pandangan mengenai bagaimana hubungan kadar LDL kolesterol pada penderita stroke non hemoragik maupun stroke hemoragik dan kemudian peneliti melihat bahwa prevalensi stroke Sulawesi Tengah merupakan salah satu prevalensi Stroke diatas prevalensi nasional, serta masih kurangnya informasi dan penelitian mengenai masalah tersebut di Sulawesi Tengah, hal inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk tertarik melakukan penelitian hubungan antara tingkat kolesterol LDL pada penderita stroke non hemoragik di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu tahun 2011. B. Rumusan MasaalahBerdasarkan latar Belakang masaalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:Apakah ada hubungan antara kadar LDL-Kolesterol dengan kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan antara kadar LDL-Kolesterol dengan kejadian Stroke dirumah sakit umum anutapura palu tahun 2011.2. Tujuan Khususa. Mengetahui distribusi frekwensi kejadian stroke hemoragik dan non hemoragik berdasarkan jenis kelamin dan usia dirumah sakit umum anutapura palu tahun 2011.b. Mengetahui kadar LDL-Kolestrol antara stroke hemoragik dan non hemoragikc. Mengetahui hubungan antara kadar LDL kolestrol dengan kejadian strokeD. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini antara lain:1. Bagi Instansi KesehatanSebagai bahan masukan bagi instansi kesehatan dalam hal membantu untuk penatalaksanaan yang tepat dan cepat pada stroke.2. Bagi penelitiDapat di jadikan sebagai sarana belajar untuk memperoleh pengetahuan baru, serta sebagai salah satu pengalaman yang memberikan manfaat.3. Bagi pembacaDapat memberikan pengetahuan menganai hubungan antara kadar LDL-Kolesterol pada penderita Stroke. Sehingga dapat menjaga pola hidup sehingga mengurangi atau mencegah penderita stroke di Indonesia umumnya dan sulawesi Tengah khususnya.4. Bagi peneliti selanjutnyaDapat memberikan informasi dan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.E. Keaslian PenelitianPenelitian mengenai hubungan antara kadar LDL-Kolesterol pada penderita Stroke sudah pernah dilakukan yaitu di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 17 Mei -19Juni 2010. Dari penelitian didapatkan 60 sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebagai subjek penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar LDL dengan penderita stroke non hemoragik. Selanjutnya menurut penelitinya bahwa hasil penelitian tersebut tidak signifikan kemungkinan disebabkan oleh karena populasi yang diambil selektif, bersifat untuk daerah tertentu atau tidak universal dan mengabaikan faktor risiko stroke seperti Index Masa Tubuh (IMT), tekanan darah, diabetes mellitus, merokok dan penyakit jantung.Selanjutnya pada penelitian yang akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dimana lokasi penelitian yang akan dilakukan adalah berbeda dengan daerah penelitian sebelumnya, juga metode yang digunakan serta jumlah sampel dan lama penelitian.

BAB IITINJAUN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka1. Stroke1.1 DefinisiMenurut Warlow et al (2007) stroke secara umum adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala atau tanda klinis yang berupa gangguan fungsional otak fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, yang disebabkan oleh vaskuler (Gofir, 2011).Menurut De Freitas et al (2009) tanda dan gejala stroke jenis apapun akan menimbulkan defisit neurologis yang bersifat akut. Seperti:a. Hemidefisit motorikb. Hemidefisit sensorikc. Penurunan kesadarand. Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus (XII) yang bersifat sentrale. Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan berbahasa (afasia) dan gangguan fungsi intelektual (demensia)f. Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia)g. Defisit batang otak. ( Ismail, 2011).

1.2 PenyebabPenyebab terjadinya stroke terdiri atas beberapa hal antara lain sebagai berikut:1.2.1 Infark otak dimana menyebabkan stroke sekitar 80% dari semua kasus stroke meliputi:a. Emboli terdiri atas :1. Emboli kardiogenik: fibrilasi atrium atau aritmia lain, thrombus mural ventrikel kiri, penyakit katub mitral atau aorta, endokarditis (infeksi atau non infeksi)2. Emboli paradoksal (foramen oval paten): penyumbatan arteri sistemik oleh thrombus berasal dari vena sistemik, yang telah melalui defek yang menyebabkan hubungan langsung antara rongga jantung sebelah kanan dan kiri, biasanya berupa foramen oval yang terbuka.b. Aterotrombolitik yaitu penyakit pembuluh darah sedang-besar meliputi :1. Penyakit ekstrakranial: arteri karotis interna, arteri vertebralis.2. Penyakit intrakranial: arteri karotis interna, arteri cerebri media,arteri basalis, lakuner (oklusi arteri perforans besar)1.2.2 Perdarahan intra serebral menyebabkan sekitar 15% untuk terjadinya stroke yang disebabkan oleh : hipertensi, malformasi arteri-vena, angiopati amiloid1.2.3 Perdarahan Subaraknoid memegang peran sebanyak 5% pada kasus Stroke1.2.4 Adapun penyebab lain yang di yakini dapat menyebabkan infark atau perdarahan sehingga menyebabkan stroke adalah: Trombosis sinus dura, diseksi arteri karotis atau vertebralis, vaskulitis susunan saraf pusat, penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang progresif), migrain, kondisi hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat (kokain atau aftetamin), kelainan hematologist (anemia sel sabit, polisitemia atau leukimia ), dan miksoma atrium (Mansjoer et. al., 2007).1.3 Faktor ResikoMenurut guidelines for the primary prevention of stroke yang dikeluarkan AHA dan ASA Goldstein (2011) faktor resiko stroke diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :1.3.1 Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasia. Usia Menurut Goldstein (2011) stroke adalah penyakit yang banyak terjadi pada usia tua, namun angka insidensi stroke pada anak akhir-akhir ini menunjukan adanya peningkatan, namun kelompok usia antara 25-44 tahun lebih memiliki angka insidensi stroke yang rendah. Dengan bertambahnya usia, maka resiko stroke iskemik dan stroke perdarahan intraserebral juga meningkat, ditunjukan bahwa resiko stroke iskemik dan perdarahan intraserebral meningkat 2x lipat setalah usia 55 tahun (Gofir, 2011).b. Jenis kelaminMenurut Roquer et al (2003) stroke iskemik dan stroke perdarahan lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita, namun perkecualian pada usia 35-44 tahun dan usia > 85 tahun (Gofir, 2011).c. Berat badan rendahMenurut Goldstein (2011) angka kematian stroke meningkat pada pasien dewasa di Inggris dan Wales yang memiliki riwayat berat badan lahir rendah. Selanjutnya pada penelitian disouth carolina madicaid didapatkan peningkatan resiko stroke 2x lipat pada pasien dengan berat badan lahir < 2500g dibandingkan pasien dengan berat badan lahir sekitar 4000g (Gofir, 2011).d. RasPada pasien dengan ras negro dan hispanik memiliki angka insidensi stroke lebih tinggi dan angka mortalitas stroke lebih tinggi dari pada pasien ras kulit putih. Menurut Goldstein (2011) Populasi kulit hitam lebih beresiko terkena stroke karena terkait tingginya prevalensi hipertensi, obesitas, dan DM ( Gofir, 2011).

e. Faktor genetikPasien yang memiliki riwayat keluarga stroke akan memiliki resiko stroke sekitar 30%. Untuk kembar monozigot memiliki resiko 1,65x lipat dibanding kembar dizigot.Adapun mekanisme terjadinya adalah karena (1) sifat genetik faktor resiko stroke yang diturunkan; (2) sifat genetik kerentanan terhadap faktor resiko yang diturunkan;(3) faktor gaya hidup, budaya dan lingkungan yang ada dalam keluarga; (4) interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan ( Gofir, 2011).1.3.2 Faktor resiko yang dapat diubah dan terdokumentasi dengan baik.a. Diabetes mellitus (DM) Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua -duanya. Diabetes mellitus sering menimbulkan banyak komplikasi salah satunya adalah stroke. Dengan makin banyaknya kasus diabetes, sudah pasti angka kejadian stroke juga akan makin bertambah. Di Instalasi rawat inap penyakit dalam RSU Haji Surabaya, diabetes mellitus merupakan penyakit dengan kunjungan tertinggi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pengetahuan mengenai faktor risiko kejadian stroke pada penderita diabetes mellitus merupakan hal yang sangat penting sebagai tindakan pencegahan terhadap timbulnya kejadian stroke pada penderita diabetes mellitus. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari pengaruh faktor risiko kejadian stroke pada penderita diabetes mellitus(Rachmawati. 2009).b. TIA (Transient Ischemic Attack) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dennis et al ( 1989) adalah resiko stroke rekuren atau kematian lebih tinggi pada stroke iskemik minor dari pada pada pasien dengan TIA (Gofir, 2011). c. Merokok Menurut Goldstein hubungan merokok dan stroke berdasarkan study epidemiologi yang telah dilakukan menunjukan adanya penurunan kejadian stroke dengan penghentian merokok (Gofir, 2011).d. Dislipidemia Menurut penelitian yang dilakukan framingham kenaikan 38,7 mg% LDL kolesterol akan meningkatkan angka stroke sebesar 25 % s sedangkan kenaikan HDL 1mmol (38,7mg%) akan menurunkan terjadinya stroke setinggi 47% ( Supriyatna, 2010).e. HipertensiMenurut Indiana Stroke Prevention (2007) Hipertensi merupakan faktor resiko sangat penting pada semua stroke, hal ini terjadi peningkatan resiko stroke berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan darah. Biasanya resiko stroke meningkat 1,6 kali setiap peningkatan 10 mmHg tekanan darah sistolik , dan sebesar 50% kejadian stroke dapat diatasi dengan pengendalian tekanan darah (Gofir, 2011).f. Atrial fibrilasiMenurut Gage et al (2004) Atrial fibrilasi (AF) adalah gangguan irama yang sering terjadi pada pria dewasa. AF biasanya ditemukan pada 1-1,5% populasi dinegara barat dan merupakan faktor resiko independen stroke. Prevelensi AF terjadi peningkatan seiring dengan bertambahnya umur, didapatkan 1% pada usia 80 Tahun (Gofir, 2011).g. Patent foramen ovaleMenurut overrel et al (2000) terjadi peningkatan prevalensi Patent foramen ovale pada pasien stroke kriptogenik yang berusia 55 Tahun atau lebih muda, tetapi tidak yang berusia lebih dari 55 Tahun (Gofir, 2011).h. Stenosis arteri carotis asimtomatikPada penelitian terbaru angka kejadian tahunan stroke pada Stenosis arteri carotis asimtomatik yang ditangani secara medis menujukan penurunan mencapai 1% (Gofir, 2011).i. Sickle cell diseaseMenurut Indiana Stroke Prevention Task Force (2007) Sekitar 15-25% pasien dengan Sickle cell disease akan mengalami TIA atau stroke. Terjadinya stroke, baik stroke infark maupun perdarahan (Gofir, 2011).j. Obesitas dan distribusi lemak tubuhDari hasil penelitian Seung-han et al (2003) dengan menggunakan penelitian kohort observasional prospektif terhadap 21.144 laki-laki Amerika Serikat yang di follow-up selama 12,5 tahun (rerata) untuk kejadian 631 stroke iskemik menemukan bahwa BMI > 30 kg/mm3 berhubungan dengan adjusted relative risk ( RR) stroke iskemik sebesar 2,0 ( 95% CI: 1,5 hingga 2,7) dibandingkan laki0laki dengan BMI < 30 kg/mm3 (Gofir, 2011).1.3.3 Faktor resiko yang dapat diubah dan kurang terdokumentasi dengan baik.a. MigrenMenurut Goldstein (2011) migren diperkirakan adalah salah satu penyebab terjadinya stroke, karena mungkin berhubungan dengan gangguan serebrovaskuler seperti perdarahan serebri, diseksi arteri karotis atau vertebralis dan stroke iskemik (Gofir, 2011).b. Konsumsi alkoholMenurut Goldstein (2011) dalam suatu penelitian dikatakan bahwa penurunan komsumsi alkohol yang berat dapat menurunkan resiko stroke (Gofir, 2011).c. Penyalahgunaan obat-obatanMenurut Goldstein (2011) bahwa penyalahgunaan obat-obatan berhubungan dengan kejadian stroke iskemik dan stroke perdarahan. Akan tetapi belum ada data yang menyatakan kaitan resiko stroke iskemik terhadap penggunaan spesifik obat-obat tertentu dan juga belum ada penelitian yang menyatakan penghentian obat-obatan dapat menurunkan resiko stroke (Gofir, 2011).d. Obstruksi sleep apnea ( OSA)Menurut Goldstein (2011) Sleep apnea memiliki hubungan terjadinya resiko stroke dan kejadian kardiovaskuler, bahkan Sleep apnea dapat secara independen menjadi faktor resiko stroke. Dengan penanganan yang tepat terhadap sleep apnea dapat menurunkan tekanan darah , walaupun begitu belum terdapat studi prospektif yang menyatakan terapi sleep apnea dapat menurunkan resiko stroke (Gofir, 2011).e. HyperhomocysteinemiaMenurut Goldstein (2011) dalam suatu penelitian yang mempelajari hubungan efek terapi penurunan homosistein menggunakan vitamin B-kompleks pada resiko stroke masih belum pasti. Adapun resiko stroke mengalami penurunan pada durasi terapi yang lebih dari 3 tahun akan terjadi penurunan konsentrasi plasma homosistein sebanyak 20% ( Gofir, 2011).f. Peningkatan lipoprotein (a)Menurut Goldstein (2011) Lipoprotein (a) merupakan partikel lipoprotein densitas rendah dimana apolipo protein B-100 mengikat secara kovalen dengan glikoprotein (a). Struktur dan bentuk kimiawi dari partikel lipoprotein hampir sama dengan LDL. Lipoprotein (a) berkontibusi dalam proses aterogenesis dan berkaitan dengan peningkatan resiko penyakit serebro-kardio-vaskuler (Gofir, 2011).g. HiperkoagulabilitasBerdasarkan penelitian larue et al (1987) pasien dengan yang memilki kadar hematokrit yang tinggi akan memiliki resiko yang besar untuk terkena infark lakuner. diperkirakan kenaikan hematokrit akan meningkatkan fiskositas darah, kemudian terdapat hubungan terbalik antara fiskositas dengan aliran darah otak, sehingga terjadi peningkatan hematokrit yang saling berinteraksi sehingga menimbulkan stroke infaklakuner (Gofir, 2011).h. Inflamasi dan Infeksi1. Hitung leukosit dan monosit2. Peningkatan kadar fibrinogenMenurut penelitian bahwa peningkatan fibrinogen pasian diatas median berhubungan dengan resiko stroke iskemik.3. High-sensitivity-C-reaktif proteinHigh-sensitivity-C-reaktif protein adalah prediktor independen untuk sroke,MI dan kematian vaskuler pada individu yang tampak sehat (Gofir, 2011).i. Kemampuan filtrasi glomelurus.Menurut penelitian Bos et al (2007) hubungan antara GFR dan resiko stroke yaitu pada penurunan GFR dimana resiko stroke pendarahan meningkat sangat tinggi. Namun, untuk faktor resiko stroke iskemik tidak ada hubungan antara GFR dengan faktor resiko stroke (Gofir, 2011).j. Polutan udaraHong et al (2002) telah meneliti hubungan antara polutan udara dengan stroke. Hasilnya adalah bahwa polutan udara memilki hubungan yang signifikan dengan moralita stroke iskemik. Penelitian itu menunjukan sebuah proses patogenik akut dalam sistem serebrovaskuler yang dipicu oleh polusi udara (Gofir, 2011).1.4 Klasifikasi Berdasarkan jenisnya stroke terbagi atas:1.4.1 Stroke non hemoragikStroke non hemoragik pada dasarnya disebabkan oleh oklusi pembuluh darah otak yang kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak. Stroke ini terjadi akibat trombosis pada plak aterosklerosis pada arteri otak atau yang memvaskularisasi otak, atau suatu emboli dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut diarteri otak. Stroke jenis ini merupakan stroke paling banyak ditemukan, yaitu sekitar 80% dari seluruh stroke. Stroke jenis ini juga bisa disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke otak. Contohnya seperti syok atau hipovolemia dan juga penyakit lain (Sudoyo et. al., 2009).1.4.2 Stroke hemoragikStroke hemoragik ditemukan sekitar 20% dari semua stroke, stroke ini terjadi akibat pecahnya suatu mikro aneurisma dari charcot atau etat crible diotak. Yang meliputi perdarahan intraserebral, subdural, dan subaraknoid ( Sudoyo et. al., 2009).1.5 Tanda dan Gejala Menurut lawrence M.B, M.D. tanda dan gejala stroke terdiri atas:a. stroke non hemoragik Tanda dan gejala stroke non hemoragik meliputi adanya kelumpuhan mendadak atau mati rasa pada daerah wajah, lengan, dan kaki pada satu sisi tubuh. Dapat pula terjadi gangguan berbicara, atau kesulitan berbicara. Selain itu terjadi pula gangguan penglihatan yang meliputi hamianopia atau monokuler atau diplopia, sehingga bisa menyebabkan gangguan penglihatan kabur secara mendadak. Selain itu dapat pula berupa adanya vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala (pusing), atau bisa terjadi perubahan mendadak pada status mental pasien misalnya konvulsi, delirium, letargi, stupor atau koma dan bahkan juga bisa terjadi kehilangan memori.b. Stroke hemoragikPada perdarahan intraserebral biasanya menimbulkan gejala yang bersifat akut seperti sakit kepala yang parah serta terjadi penurunan kesadaran. Adapun gejala lainnya tergantung pada ukuran dan lokasi perdarahan. Misalnya bila terdapat lokasi perdarahan pada otak kecil bisa menyebabkan gangguan keseimbangan yang meliputi kesulitan berjalan, sakit kepala dan mual muntah.Adapun pada perdarahan subarachnoid biasanya gejalanya dapat berupa sakit kepala yang luar biasa atau sangat parah yang biasa terjadi secara mendadak, kekakuan pada leher, terjadi penurunan kesadaran, mual muntah, dan bisa mempengaruhi gangguan intelektual dan biasanya terjadi kejang.1.6 Diagnosis dan Pemeriksaan PenunjangDiagnosis stroke pada dasarnya berguna untuk mencari keterangan atau informasi apakah seorang pasien menderita stroke atau tidak.Pemeriksaan standar atau baku emas pada stroke adalah pemeriksaan pencitraan tomografi terkomputer (CT-SCAN), namun pada beberapa keadaan misalnya stroke akibat gangguan pada batang otak biasanya pada hari pertama pemeriksaan tidak ditemukan kelainan apapun, sehingga harus menggunakan pemeriksaan MRI yaitu pencitraan dengan menggunakan resonansi magnetik untuk menemukan kelainan atau lesi pada daerah tersebut, namun dilakukan setelah 24 jam kemudian.Selanjutnya pemeriksaan pada pasien stroke harus dilihat juga dari segi status pasien secara keseluruhan diantaranya tekanan darah, kadar gula darah, keadaan kardiorespirasi, keadaan hidrasi, elektrolit, asam basa, keadaan ginjal dan lain sebagainya.Selain pemeriksaan diatas ada juga skor yang digunakan untuk melakukan diagnosis berdasarkan jenis, letak dan besarnya lesi pada pasien stroke antara lain seperti ; skor siriraj, skor gajah mada, dan lain-lain. namun ketepatannya dalam mendiagnosis stroke belum bisa diandalkan( Sudoyo et. al., 2009).Selanjutnya menurut Harsono ada beberapa pemeriksaan penunjang yang biasanya digunanakan pada pemeriksaan stroke antara lain;a. Pemeriksaan lumbal pungsiPemeriksaan lumbal pungsi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada kimia sitologi, mikrobiologi, dan virologi. Disamping itu dapat dilihat tetesan cairan serebrospiinal saat keluar baik kecepatannya, kejernihannya, warna dann tekanan yang mengambarkan proses terjadinya di intraspinalis. Pada stroke non hemoragik akan ditemukan tekanan normal dari cairan serebrospinal.b. Elektrokardiografi (EKG)Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan jantung dimana jantung berperan dalam suplai darah ke otak.c. ElektroencephalografiPemeriksaan dengan elektroencepalografi berfungsi untuk mengetahui masaalah berdasarkan gelombang otak yang menunjukan area lokasi secara spesifik.d. Angiografi CerebralPemeriksaan ini dilakukan untuk membantu secara spesifik dalam mencari penyebab stroke seperti perdarahan atau obstruksi arteri, dimana akan memperlihatkan secara tepat letak oklusi atau daerah ruptur.e. Ultrasonografi DoplerPemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit malformasi arteri dan vena ( Puri.2008).1.7 PencegahanPencegahan yang dilakukan untuk menghindari terjadinya stroke terdiri atas:1.7.1 Pencegahan primera. Biasanya dengan melakukan kampanye nasional yang terintegrasi pada program pencegahan penakit vaskuler.b. Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke dengan cara:1. Menghindari rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, komsumsi garam berlebihan, obat-obat golongan amfetamin, kokain dan lain-lain.2. Mengurangi kolestrol dan lemak dalam makanan.3. Mengendalikan hipertensi, DM, penyakit jantung, dan penyakit vaskuler aterosklerotik lainnya.4. Menganjurkan komsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur.1.7.2 Pencegahan sekundera. Modifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko misalnya pada pasien hipertensi dianjurkan diet dan mengkonsumsi obat anti hipertensi yang sesuai.b. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin.c. Dengan menggunakan obat-obatan misalnya asetosal yang merupakan obat pilihan pertama atau antikoagulan oral (warfarin) diberikan pada pasien dengan resiko penyakit jantung (Mansjoer et. al., 2007).2. LDL Kolestrol2.1 DefinisiMenurut UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) adalah Jenis kolesterol yang mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL dalam darah menyebabkankan pengendapan kolesterol dalam arteri. Selanjutnya akan menyebabkan terjadinya proses aterosklerosis, dimana aterosklerosis akan mengurangi aliran darah dan menyebabkan pasokan oksigen ke berbagai organ menjadi berkurang sehingga organ tersebut tidak dapat berfungsi ( eleanor bull et. al., 2005).Adapun untuk Perhitungan Konsentrasi Kolesterol-LDL adalah sebagai berikut: Konsentrasi kolesterol-LDL (LDL-C) dihitung dari kadar kolesterol total (TC), HDL-kolesterol (HDL-C) dan trigliserida (TG) Menurut Rumus Fried & Wald :LDL-C = TC (HDL-C) TG/5 mg / dlLDL-C = TC (HDL-C) TG/2.2 mmol / lTabel 1 Klasifikasi nilai kadar LDL kolesterol menurut National Stroke Association (2009) adalah sebagai berikut .LDL ("Kolesterol jahat)

Kurang dari 100Optimal

100-129Mendekati optimal

130-159Batas normal tertinggi

160-189Tinggi

Lebih dari 190Sangat tinggi

2.2 PenyebabHal yang menyebabkan kadar kolestrol LDL dalam darah tinggi diantaranya adalah sebagai berikut:a. Usia TuaPada prinsipnya peningkatan kadar kolestrol merupakan hal yang alami yang terjadi sesuai dengan pertambahan usia, namun dengan kita tidak melakukan usaha untuk menurunkan kadar kolestrol tersebut akan menyebabkan terjadinya kerusakan tubuh sesuai dengan perjalanan waktu (Bull et. al., 2005).b. Jenis kelaminJenis kelamin juga turut andil memberikan pengaruh pada peningkatan kadar kolestrol yaitu dimana menurut hasil penelitian di Inggris peningkatan kadar kolestrol pria lebih tinggi dari wanita biasanya pada umur anatara 45-54 tahun, namun pada usia antara 55- 64 tahun, kadar kolestrol pada wanita akan lebih tinggi dari pria. Hal tersebut menunjukan untuk terjadinya faktor resiko akibat kolestrol pada wanita lebih lambat sepuluh tahun dibanding pria (Bull et. al., 2005).c. Faktor genetikFaktor genetik berkaitan dengan penyakit yang dikenal dengan hiperkolesterolemia familial (HF). Pada penderita hiperkolesterolemia familial mekanisme pengeluaran kolestrol LDL kolestrol dari sirkulasi bekerja tidak sesuai mestinya, sehingga hal ini akan menyebabkan kadar LDL kolestrol dalam darah akan mencapai 2-3 kali dari batas nilai normal (Bull et. al., 2005).d. Kurang melakukan aktifitas fisikOrang yang melakukan olahraga secara teratur yaitu olah raga aerobik seperti berjalan cepat, atau bersepeda akan akan meningkatkan Kolestrol HDL yaitu kolestrol yang baik untuk tubuh (Bull et. al., 2005).e. Pola makan yang kurang baik Pola makan yang kurang baik ini berkaitan dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh yang nantinya akan menyebabkan kelebihan berat badan (Bull et. al., 2005).3. Hubungan LDL Kolestrol dengan StrokeKadar kolesterol LDL yang tinggi akan memicu terjadinya penimbunan kolesterol pada sel, yang menyebabkan munculnya aterosclerosis atau disebut juga pengerasan dinding pembuluh pada darah arteri. dan selanjutnya terjadi penimbunan plak di dinding pembuluh darah. Aterosclerosis kemudian akan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit akibat gangguan pembuluh darah misalnya: penyakit jantung koroner, stroke, gangguan pembuluh darah tepi.Atherosklerosis adalah penyakit akibat terbentuknya plak di dinding arteri besar, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah dan mengakibatkan aliran darah terganggu dan menurunkan elastisitas pembuluh darah. Plak terdiri dari sel otot polos, jaringan ikat, lemak, dan kotoran yang tertimbun dalam intima dinding arteri (Fatmawati, 2008).Proses terjadinya aterosklerosis menurut Kumalasari adalah sebagai berikut :a. Sel endotel arteri mengalami cedera, baik secara mekanis maupun karena adanya bahan-bahan sitotoksin yaitu termasuk LDL teroksidasi. Daerah yang terluka terkadang ke darah dan akan menarik monosit, kemudian berubah menjadi makrofag dan memakan bahan-bahan di sekitarnya termasuk LDL teroksidasi. Sel makrofag tersebut berubah menjadi sel busa yang tertimbun dan menimbulkan fatty streak di dalam pembuluh darah yang diakibatkan dipenuhinya sel makrofag oleh sel lemak.b. Sel endotel yang rusak tersebut mengakibatkan trombosit menggumpal dan melepaskan tromboksan A2 yaitu suatu zat yang mendorong penggumpalan trombosit lebih lanjut. Sel tersebut juga melepaskan platelet-platelet growth factor. Makrofag ini menghasilkan pertumbuhan yang mengakibatkan proliferasi sel otot polos, yang berintegrasi dari lapisan medial ke intimal dinding arteri.c. Sel di dalam lapisan intima melepaskan lemak yaitu triasilgliserol ditambah dengan kolesterol yang menumpuk di dalam plak yang sedang tumbuh. LDL terus masuk ke lesi dan ikut berperan menambah timbunan lemak.d. Sel di lesi mensekresi kolagen, elastin dan glikosaminoglikan membentuktudung fibrosa dan muncul kristal kolesterol di bagian tengah plak. Sel terperangkap dan mati sehingga terbentuk kotoran plak, dan juga terjadi klasifikasi. Ruptur dan pendarahan plak berkapsul tersebut di pembuluh koroner dapat menyebabkan pembentukan akut bekuan darah (trombus), yang semakin lama semakin menyumbat. Berikut ini adalah gambar dari penyumbatan pembuluh darah arteri (Fatmawati, 2008). A B

C D

Gambar 1 Potongan melintang ArteriKeterangan:A. Potongan melintang arteri normal.B. Robekan pada dinding arteri.C. Penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah.D. Pembuluh tersumbat oleh bekuan darah (trombus).(Fatmawati, 2008).Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah seperti genetik, diet tinggi lemak, kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, dan merokok. Sebagai contoh merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol HDL. Selain itu, Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat pula disebabkan oleh konsumsi alkohol atau obat-obatan misalnya seperti steroid atau pil kontrasepsi ( Bethesda Stroke Center, 2012).Sedangkan menurut Alam R et al dan Woo J et al tingginya kadar LDL tidak hanya sebagai faktor risiko penyebab stroke iskemik, tetapi juga berpengaruh pada keluaran setelah serangan stroke, selain hipertensi, hiperglikemia, hipertemia, usia lanjut, dan keparahan stroke (Pamela K.2008).

4. Kerangka TeoriBerdasarkan uraian diatas, maka kerangka teori pada Penelitian ini adalah:

Faktor resiko yang dapat diubah dan kurang terdokumentasi dengan baikFaktor resiko yang dapat diubah dan terdokumentasi dengan baik

Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

Dislipidemia `

UsiaJenis kelaminMigrenKonsumsi alkoholPolutan udaraDll

LDL-KOLESTEROL

S T R O K E

Keterangan : Diteliti Tidak diteliti Gambar 2 Kerangka Teori5. Kerangka konsepDalam penelitian ini peneliti akan menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dalam hal ini LDL Kolestrol dan variabel dependen dalam hal ini Stroke.

Berdasarkan uraian tersebut dirancang kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel dependenVariabel independen

LDL Kolestrol

Stroke

Gambar 3 Kerangka KonsepB. Landasan TeoriKolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) adalah Jenis kolesterol yang berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkankan pengendapan kolesterol dalam arteri.Selanjutnya, LDL akan menembus dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh darah yang lebih dalam yaitu intima. LDL disebut lemak jahat karena memiliki kecenderungan melekat di dinding pembuluh darah sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah.Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah atau plak kolesterol membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran darah kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah, meninggalkan luka pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Karena pembuluh darah sudah mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total.Adapun stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala-gejala dan atau tanda klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam ( kecuali ada intervensi bedah atau membawa kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain penyebab vaskuler. Definisi ini mencakup stroke akibat infark otak(strok iskemik), perdarahan intraserebral (PIS) non traumatik, perdarahan intraventrikuler dan beberapa kasus perdarahan subarachnoid.Berdasarkan atas jenisnya stroke terbagi atas:a. Stroke non hemoragik Jenis stroke ini pada dasarnya disebabkan oleh oklusi pembuluh darah otak yang menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak.b. Stroke hemoragikStroke jenis ini merupakan sekitar 20% dari semua stroke, diakibatkan oleh pecahnya suatu mikro aneurisma dari charcot atau etat crible diotak. Dibedakan antara: perdarahan intraserebral, subdural, dan subaraknoid.Selanjutnya hubungan antara Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan memicu penimbunan kolesterol di sel, yang menyebabkan munculnya atherosklerosis dan penimbunan plak di dinding pembuluh darah. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit akibat gangguan pembuluh darah yaitu salah satunya stroke.C. HipotesisAda hubungan antara kadar LDL Kolesterol dengan kejadian Stroke dirumah sakit umum anutapura palu tahun 2011BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Menurut Ahmad Watik Pratiknya (2010) Penelitian cross sectional merupakan penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan point time. Dalam hal ini adalah bagaimana hubungan antara kadar LDL-Kolesterol pada penderita Stroke di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu Propinsi Sulawesi Tengah2. Waktu PenelitianWaktu penelitian dilaksanakan pada Tanggal 23 Mei 2012.C. Instrumen PenelitianAdapun Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder atau dalam hal ini data rekam medis pasien stroke periode Januari 2011-Desember 2011.

D. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi adalah semua pasien stroke yang datang berkunjung di rumah sakit umum anutapura pada bulan Januari 2011- Desember 2011.2. Sampel Sampel penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu semua penderita stroke yang tercatat kadar LDL kolestrolnya dalam rekam medis pada bulan Januari 2011- Desember 2011 yang mana pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.3. Kriteri Inklusi dan Ekslusia. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : Pasien stroke yang memiliki umur 45- 84 tahun Pasien stroke rawat inap dan rawat jalan yang tercatat dalam rekam medis LDL Kolestrolnyab. Adapun kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah Faktor resiko lain seperti berat badan , ras, faktor genetik,diabetes melitus,sindrom metabolik,merokok,atrial fibrilasi, patent foramen ovale, dan lain-lain karena tidak tercatat dalam rekam medis.

E. Definisi Operasional1. Variabel bebas ( LDL Kolestrol )Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) adalah Jenis kolesterol yang mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL dalam darah menyebabkankan pengendapan kolesterol dalam arteri.2. Variabel terikat ( Stroke)Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala atau tanda klinis yang berupa gangguan fungsional otak fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, yang disebabkan oleh vaskuler.F. Rancangan Penelitian

Populasi

Stroke hemoragiksampelStroke non hemoragik

Kadar LDL kolesterol rendah

130mg/dlKadar LDL kolesterol rendah 130mg/dl

Gambar 4 Rancangan Penelitian.G. Teknik pengumpulan DataData yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien stroke yang tercatat LDL kolestrolnya di Rumah Sakit Umum anutapura palu.

H. Pengolahan DataMenurut Budiarto (2003) kegiatan dalam proses pengolahan data meliputi:1. EditingMemeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan memeriksa keseragaman serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan.2. CodingMenyederhanakan data yang terkumpul dengan cara memberi kode atau simbol tertentu.3. Entri Memasukan data untuk diolah menggunakan computer.4. TabulasiMengelompokan data yang diperoleh kedalam suatu label tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dngan tujuan penelitian agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.I. Teknik Analisis DataHasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dengan uji analisa varian, dengan rumus chi square menggunakan program SPSS 17.0 for window.J. Etika PenelitianAdapun etika penelitian dalam peneliti melakukan penelitian adalah:1. Mengambil surat pengantar penelitian dari program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan universitas tadulako palu.2. Membawa dan menyerahkan surat pengantar penelitian tersebut dibagian rekam medis rumah sakit umum anutapura palu.3. Melakukan penelitian di bagian ruangan penyimpanan data rekam medis setelah mendapat persetujuan dari bagian rekam medis rumah sakit umum anutapura palu.4. Data yang didapatkan harus dirahasiakan dan hanya di pergunakan untuk keperluan penelitian semata.

1