bentuk pemerintahan romawi

26
Kerajaan Romawi Kerajaan Romawi REGNVM ROMANVM Regnum Romanum 753 SM–509 SM Wilayah Kerajaan Romawi Ibukota Roma Bahasa Latin Agama Mitologi Romawi Pemerintahan Monarki absolut Raja - 753 717 SM Romulus

Upload: prinanda-pradanasari

Post on 02-Jun-2015

912 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 2: Bentuk pemerintahan romawi

Superbus

Badan legislatif Senat

Era sejarah Abad Kuno

- Pedirian Roma 753 SM

- Pemerkosaan Lucretia

509 SM

Kerajaan Romawi (Latin: Regnum Romanum) adalah sebuah pemerintahan monarki di kota Roma dan wilayah kekuasaannya.[1] Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal dari zaman tersebut. Kebanyakan sumber ditulis selama masa Republik dan Kekaisaran berdasarkan pada legenda. Sejarah Kerajaan Romawi bermula sejak pendirian kota tersebut, sekitar tahun 753 SM dan berakhir setelah penggulingan kekuasaan para raja dan pendirian Republik pada tahun 509 SM.[2]

Awal kerajaan

Kerajaan Romawi bermula dari permukiman di sekitar Bukit Palatine di sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya menyediakan perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut berperan dalam kejayaan Roma kelak.[3] Pada awalnya Romulus dan Remus berselisih mengenai tempat akan didirikannya kota. Ketika Romulus sedang membangun tembok kota, Remus mengejek dan mengganggu pekerjaannya. Puncaknya adalah ketika Remus melewati wilayah Romulus, Remus dibunuh oleh Romulus.[4] Menurut sumber dari Livius, Plutarkhos, Dionysius dari Halicarnassus dan yang lainnya, kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja dalam masa 243 tahun.

Ketika bangsa Galia menyerang Roma setelah Pertempuran Allia pada 390 SM, (menurut Polybius pertempuran tersebut terjadi pada 387/386 SM) mereka menghancurkan semua catatan sejarah, sehingga tidak ada catatan sejarah dari masa kerajaan.[5]

Lembaga politik

Romawi Kuno

Page 3: Bentuk pemerintahan romawi

Politik dan pemerintahanRomawi Kuno

Periode

Kerajaan Romawi753 SM – 509 SMRepublik Romawi508 SM – 27 SM

Kekaisaran Romawi27 SM seterusnya

PrincipatusDominatusTetrarki

Kekaisaran Barat Kekaisaran Timur

Konstitusi Romawi

Konstitusi Kerajaan RomawiKonstitusi Republik Romawi

Konstitusi Kekaisaran RomawiKonstitusi Kekaisaran Romawi terakhir

Sejarah konstitusi RomawiSenat

Majelis legislatifHakim eksekutif

Hakim

KonsulPretorKuestorPromagistrat

EdilisTribunusSensorGubernur

Hakim luar biasa

DiktatorMagister EkuitumTribunus konsular

RexTriumviriDesemviri

Gelar dan Penghormatan

Kaisar

LegatusDux

Magister MilitumImperatorPrinceps Senatus

Page 4: Bentuk pemerintahan romawi

OfficiumPrefektusVikariusVigintiseksviriLiktor

Pontifeks MaksimusAugustusCaesarTetrarki

Hukum dan preseden

Hukum Romawi

ImperiumMos maiorumKolegialitas

Kewarganegaraan RomawiAuktoritasCursus honorum

Negara lain · Atlas

Portal politik

lihat bicara

sunting

Raja

Romawi awal adalah sebuah monarki yang dipimpin oleh seorang raja (Latin: rex). Semua raja Romawi dipilih oleh rakyat Roma kecuali Romulus yang menjadi raja karena dia yang mendirikan Roma.[6]

Dengan asumsi bahwa raja berdaulat penuh dan memegang kekuasaan tertinggi negara, maka raja juga adalah sekaligus:[7]

1. Kepala pemerintahan - memiliki kekuasaan untuk menegakkan hukum, mengelola semua harta milik negara, dan mengawasi semua pekerjaan umum

2. Kepala Negara - mengatur hubungan dengan kerajaan lain dan menerima duta besar.3. Pemimpin Legislatif - merumuskan dan mengajukan undang-undang.4. Panglima tertinggi - komandan militer Romawi dengan kekuasaan mengatur legiun, menunjuk

pemimpin militer, dan menyatakan perang.5. Pemimpin keagamaan - mewakili Romawi dan rakyatnya di hadapan para dewa, memiliki kendali

administratif atas agama Romawi.6. Hakim Agung - mengambil keputusan mengenai semua kasus pidana dan perdata.

Kepala pemerintahan

Raja diberikan kekuasan pemerintahan, kehakiman, dan militer tertinggi dengan penggunaan imperium. Imperium dimiliki raja seumur hidupnya dan membuat raja kebal terhadap

Page 5: Bentuk pemerintahan romawi

pengadilan. Sebagai pemilik tunggal imperium di Roma pada saat itu, raja memiliki kekuasaan eksekutif tertinggi serta kekuasaan militer sebagai panglima tertinggi seluruh legiun Romawi. Selain itu, hukum yaang menjaga warga negara dari penyalahgunaan magistratus yang memiliki imperium, tidak ada pada masa raja.

Kekuasaan raja yang lainnya adalah hak untuk menunjuk atau mencalonkan pejabat pada semua jabatan. Raja menunjuk tribunus celerum untuk bertugas sebagai tribunus suku Ramnes di Roma sekligus sebagai komanan pengawal pribadi raja, Celeres. Raja diharuskan menunjuk tribunus ketika mulai menjabat dan ketika akan meninggal. Tribunus merupakan jabatan tertinggi kedua setelah raja dan juga memiliki hak untuk memanggil rapat Majelis Curiate.

Jabatan lainnya yang ditunjuk oleh raja adalah praefectus urbi, yang bertindak sebagai penjaga kota. Ketika raja sedang berada di luar kota, prefek memiliki semua kekuasaan dan hak raja, bahkan diberikan imperium selama berada di dalam kota.

Raja juga merupakan satu-satunya orang yang bisa mengangkat bangsawan menjadi anggota Senat.

Pemimpin keagamaan

Raja memiliki hak pada auspicium atas nama Roma dan kepala augurnya, dan tidak ada bisnis publik yang dapat dilaksanakan tanpa kehendak dewa menjadikan asupicium penting. Orang-orang mengenal raja sebagai perantara antara manusia dengan dewa (pontifex, "pembangun jembatan") dan dengan dimikian mereka memandang raja dengan sangat religius. Ini menjadikan raja sebagai pemimpin agama negara. Raja bisa mengatur kalender Romawi, dia juga menyelenggarakan semua upacara keagamaan dan menunjuk pejabat keagaamaan yang lebih rendah. Diceritakan bahwa Romulus merupakan pendiri jabatan augur sekaligus merupakan augur terhebat. Demikian juga raja Numa Pompilius, yang mengembangkan dasar-dasar dogma keagamaan Romawi.

Pemimpin legislatifLihat pula: Lex Regia

Di bawah kepemimpinan raja, lembaga legislatif (Senat dan Majelis Curiate) hanya memiliki sedikit kekuasaan; mereka bukanlah lembaga yang independen karena mereka tidak memiliki hak untuk berkumpul dan mendiskusikan masalah kenegaraan sesuai kehendak mereka. Mereka hanya bisa berkumpul jika dipanggil oleh raja dan hanya boleh mendiskusikan masalah sesuai keinginan raja. Walaupun begitu, Majelis Curiate memiliki hak untuk meluluskan hukum yang diusulkan oleh raja, sedangan senat berfungsi sebagai dewan kehormatan. Senat bertugas menasehati raja namun tidak bisa mencegah tindakan raja. Satu-satunaya tindakan raja yang tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Senat dan Majelis Curiate adalah menyatakan perang terhadap negara lain.

Page 6: Bentuk pemerintahan romawi

Hakim agung

Memiliki imeperium memjadikan raja berhak menentukan putusan dalam semua kasus pengadilan, karena raja juga dapat berfungsi sebagai sebagai kepala keadilan Roma. Meskipun raja bisa menunjuk pontif untuk bertugas sebagai hakim dalam perkara-perkara kecil, raja memiliki otoritas tertinggi dalam semua kasus yang dibawa ke hadapannya, baik perkara pidana maupun perdata. Ini menjadikan raja sangat berkuasa baik dalam masa damai maupun dalam masa perang. Beberapa sejarawan percaya bahwa keputusan raja tidak dapat diganggu gugat dan dengan dimikian tidak dapat dilakukan banding. Namun beberapa sejarawan lainnya meyakini bahwa permohonan banding dapat diajukan pada raja oleh kalangan bangsawan pada pertemuan Majelis Curiate.

Untuk membantu raja, sebuah dewan bertugas menasehati raja selama persidangan, namun rajalah yang berhak menentukan putusan akhirnya. Raja juga menunjuk dua detektif kriminal (Quaestores Parridici) sebagai pengawas pada kasus-kasus pengkhianatan. Menurut Livius, Tarquinius Superbus, raja ketujuh dan terakhir Romawi, menghakimi kasus-kasus kriminal tanpa penasehat, sehingga menciptakan ketakutan pada orang-orang yang hendak melawannya.[8]

Daftar raja yang pernah memerintah

Romulus

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Romulus

Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Setelah mendirikan Roma, Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi warga Roma.[9] Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma.[10] Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius.[11][12] Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan Veii.[13]

Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja.[14] Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat.[15] Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul membentuk Dewan Curiata.[16]

Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja sebagai Quirinus, dewa perang.[17][18]

Numa Pompilius

Setelah kematian Romulus, terjadi masa interregnum selama satu tahun dimana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan

Page 7: Bentuk pemerintahan romawi

beriman.[19] Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa.[20]

Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan.[21] Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan damai.[22][23] Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii, flamine.[24][25] Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.[22][26] Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk serikat dagang.[27] Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa memerintahkan untuk membuat sebelas salinannya, yang kemudian dipuja sebagai benda suci oleh orang Romawi.[28] Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami[18][29]

Tullus Hostilius

Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan.[30] Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya.[31] Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.[18]

Dalam suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan petirnya.[32] Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.[33][34]

Ancus Marcius

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ancus Marcius

Koin bergambar Ancus Marcius dan kakeknya, Numa Pompilius.

Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma

Page 8: Bentuk pemerintahan romawi

dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.

Tarquinius Priscus

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tarquinius Priscus

Tarquinius Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan melawan kerajaan lain dan membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang.

Dia menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri.[3] Dia membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda), mendirikan Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi, dan memperkenalkan lambang militer Romawi.

Setelah menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.

Servius Tullius

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Servius Tullius

Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius mengadakan sensus penduduk pertama dan membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya dan wilayah geografisnya. Dia mendirikan Dewan Centuria dan dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).

Tarquinius Superbus

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tarquinius Superbus

Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik.[35] Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.[36]

Senat

Page 9: Bentuk pemerintahan romawi

Senat kerajaan Romawi

Romulus mendirikan Senat setelah dia mendirikan Roma. Dia memilih orang-orang dari kaum bangsawan (orang-orang yang memiliki kekayaan dan istri serta anak yang sah) untuk menjabat sebagai dewan kota. Dengan demikian, Senat adalah dewan penasihat raja. Senat terdiri dari 300 orang Senator, dimana 100 orang Senator mewakili tiga suku kuno di Roma: Ramnes (latin), Tities (Sabin), dan Lukeres (Etruska). Raja memiliki kekuasaan untuk mengangkat Senator namun harus disesuaikan dengan adat kebiasaan.

Dalam pemerintahan monarki, Senat hanya memiliki sedikit kekuasaan dan kewenangan karena sebagian besar kekuasaan dipegang oleh raja, selain itu raja dapat menjalankan semua kewenangannya tanpa persetujuan Senat. Fungsi utama Senat adalah melayani raja sebagai penasihat dan koordinator legislatif. Setelah undang-undang yang diusulkan oleh raja melewati Comitia Curiata, Senat bisa menolaknya atau menyetujuinya sebagai hukum. Raja bisa meminta pertimbangan pada Senat mengenai masalah tertentu namun pada akhirnya rajalah yang memutuskan. Raja memiliki kewenangan untuk mengadakan rapat Senat kecuali selama interregnum, dimana Senat bisa mengadakan rapatnya sendiri.

Pemilihan raja

Ketika seorang raja mati, Romawi memasuki masa interregnum. Kekuasaan tertinggi negara akan berpindah ke Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari raja baru. Senat akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri (interrex) untuk bertugas selama lima hari dengan tujuan mengusulkan raja berikutnya. Setelah lima hari, seorang interrex akan menunjuk (dengan persetujuan Senat) Senator lain sebagai interrex. Proses ini akan terus berlanjut sampai raja yang baru terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang cocok, ia akan mengusulkannya pada Senat dan Senat akan meninjau calon tersebut. Jika Senat menyetujuinya, interrex akan memanggil Majelis Curiate untuk mengadakan sidang.

Setelah diusulkan kepada Majelis Curiate, rakyat Romawi dapat menerima atau menolaknya. Jika diterima, raja terpilih tidak segera menjalankan tugas. Dia harus melalui dua proses lagi sebelum mendapatkan kekuasaan penuh. Pertama, raja harus menjalani upacara keagamaan yang

Page 10: Bentuk pemerintahan romawi

dipimpin oleh seorang augur. Kedua, pemberian kewenangan dari Majelis Curiate kepada raja terpilih.

Akhir kerajaan

Raja ketujuh Romawi, Tarquinius Superbus, memerintah dengan kejam. Dia menggunakan kekerasan, pembunuhan, dan teror untuk mempertahankan kekuasaannya. Sang raja juga mencabut banyak konstitusi yang telah ditetapkan oleh pendahulunya. Puncaknya adalah peristiwa pemerkosaan Lucretia yang kemudian menyebabkan rakyat memberontak dan menggulingkan kekuasaan raja. Setelah itu, Romawi menjadi sebuah republik.

Romawi pasca-monarki

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Republik Romawi

Untuk menggantikan kepemimpinan raja, dibuatlah lembaga baru bernama konsul. Konsul terdiri dari dua orang, dipilih untuk masa jabatan selama satu tahun, dan konsul yang satu dapat membatalkan kebijakan konsul yang lain. Awalnya, konsul memiliki kekuasaan seperti raja, dalam perkembangan selanjutnya, kekuasaan konsul dikurangi dengan adanya hakim-hakim yang memegang wewenang tertentu. Yang pertama muncul adalah praetor, yang membuat konsul tak lagi memiliki otoritas yudisial. Kemudian ada censor yang mengambil alih dari konsul hak untuk melakukan sensus.

Rakyat Romawi kemudian menciptakan jabatan yang disebut diktator. Seorang diktator memiliki wewenang penuh atas masalah-masalah sipil dan militer. Kekuasaan diktator begitu mutlak sehingga jabatan ini hanya berlaku pada masa-masa darurat. Walaupun tampaknya mirip dengan raja, diktator Romawi memiliki masa jabatan yang terbatas yaitu enam bulan. Berlawanan dengan konsep modern diktator sebagai perampas kekuasaan, diktator Romawi dipilih secara bebas, biasanya berasal dari jajaran konsul.

Setelah menjadi republik, kekuasaan keagamaan raja diberikan kepada dua jabatan baru: Rex Sacrorum dan Pontifex Maximus. Rex Sacrorum secara de jure adalah pejabat agama tertinggi di Republik. Tugas utamanya adalah mengadakan pengorbanan tahunan untuk Jupiter, sebelumnya tugas ini dilakukan oleh raja. Sedangkan pejabat agama tertinggi secara de facto adalah Pontifex Maximus, yang memegang sebagian besar wewenang keagamaan. Dia memiliki kekuasaan untuk menunjuk dan mengangkat pejabat-pejabat keagamaan seperti perawan Vesta, pendeta, dan bahkan Rex Sacrorum. Pada awal abad ke-1 SM, jabatan Rex Sacrorum dilupakan dan Pontifex Maximus memperoleh hampir seluruh kewenangan keagamaan Romawi.

Kembalinya monarki

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kekaisaran Romawi

Page 11: Bentuk pemerintahan romawi

Augustus Caesar, kaisar pertama Romawi.

Dengan naiknya Gaius Julius Caesar dan anak angkatnya Gaius Julius Caesar Octavianus (Kaisar Augustus), Romawi hampir dipimpin kembali oleh raja. Gaius Julius Caesar terpilih sebagai Pontifex Maximus dan diktator selama seumur hidup, yang memberinya kekuasaan lebih banyak daripada raja-raja terdahulu. Namun sebelum berhasil mengubah Romawi, Caesar lebih dulu terbunuh pada 15 Maret 44 SM. Selama periode antara 28 SM dan 12 SM, Augustus memperoleh konsuler kekaisaran dan kekuasaan Tribun Rakyat, dikombinasikan dengan posisi Pontifex Maximus dan Princeps Senatus. Semua jabatan tersebut membuat Augustus menjadi sangat berkuasa. Augustus kemudian mendirikan Kekaisaran Romawi, ini adalah awal dari masa Principatus. Meskipun telah menjadi kekaisaran, lembaga-lembaga republik masih tetap ada sampai masa Dominatus. Bahkan sampai era Bizantium, kaisar akan berbagi gelar konsul. Ada juga kepausan, yang memerintah Romawi untuk jangka waktu tertentu, bersama dengan Negara Kepausan.

Republik Romawi

Republik RomawiRES PUBLICA ROMANA

  509 SM–27 SM

SPQRMotto

Senatus Populusque Romanus

Page 12: Bentuk pemerintahan romawi

Daerah Republik Roma pada saat pembunuhan Julius

Caesar, sekitar 44 SM

Ibukota RomaBahasa Bahasa LatinAgama Mitologi RomawiPemerintahan RepublikKonsul

 - 509 SM-508 SM

Lucius Junius Brutus, Lucius Tarquinius Collatinus

 - 27 SM

Gaius Julius Caesar Octavianus, Marcus Vipsanius Agrippa

Badan legislatif Senat RomawiEra sejarah Abad Kuno

 - 

Pemerkosaan Lucretia

509 SM

 - 

Julius Caesar dinyatakan diktator seumur hidup

44 SM

 - Pertempuran Actium 2 September 31 SM

 -Octavianus dinyatakan sebagai

16 Januari 27 SM

Page 13: Bentuk pemerintahan romawi

 KaisarLuas

 - 326 SM [1]

10.000 km² (3.861 mil²)

 - 200 SM [1]

360.000 km² (138.997 mil²)

 - 146 SM [1]

800.000 km² (308.882 mil²)

 - 100 SM [1] 1.200.000 km²

(463.323 mil²)

 - 

50 SM [1]

1.950.000 km² (752.899 mil²)

Republik Romawi adalah fase dari Kebudayaan Romawi kuno yang ditandai dengan bentuk pemerintahan republik. Periode Republik Romawi dimulai dari penggulingan Kerajaan Roma (ca. 509 SM), dan diikuti oleh berbagai perang saudara. Di masa Republik Romawi pula terjadi perang terkenal yang bernama Perang Punic antara Republik Romawi dengan Kekaisaran Kartago. Kapan tepatnya Republik Romawi berakhir masih belum disetujui oleh para sejarawan, tergantung definisi yang digunakan. Sebagian sejarawan mengusulkan penunjukan Julius Caesar sebagai diktator seumur hidup pada 44 SM), dan sebagian lainnya mengusulkan Pertempuran Actium (2 September 31 SM), dan sebagian lainnya mengusulkan pemberian kekuasaan penuh bagi Octavianus pada 16 Januari 27 SM sebagai tanggal berakhirnya Republik Romawi dan berdirinya Kekaisaran Romawi.

Pemerintahan Republik Romawi diatur oleh adat, tradisi dan hukum. Secara garis besar, pemerintahan dijalankan bersama-sama oleh tiga pihak: dua orang konsul, senat, dan golongan Pleb.

Daftar isi

1 Lembaga politik o 1.1 Senat o 1.2 Dewan Legislatif o 1.3 Dewan Centuria o 1.4 Dewan Suku o 1.5 Dewan Pleb o 1.6 Hakim Eksekutif

2 Lihat pula 3 Referensi

Page 14: Bentuk pemerintahan romawi

Lembaga politik

Senat

Senat memiliki wewenang yang disebut Senatus consultum, yaitu pertimbangan senat untuk hakim dan biasanya dipatuhi oleh para hakim. Meskipun secara teknis tidak punya peran resmi dalam konflik militer, pada praktiknya Senat adalah pihak yang mengawasi urusan-urusan seperti itu. Senat juga mengatur administrasi masyarakat sipil. Persyaratan untuk menjadi seorang senator yaitu memiliki tanah senilai minimal 100.000 denarii, terlahir dari golongan bangsawan, dan telah memegang jabatan publik minimal sekali.

Dewan Legislatif

Dewan Legislatif memiliki kewenangan untuk menentukan hakim, memvonis hukuman mati, mengurusi menyatakan perang dan perjanjian damai , dan membentuk persekutuan. Ada dua macam dewan legislatif. Yang pertama adalah comitia yang merupakan dewan dari semua kelompok masyarakat. Yang kedua adalah concilia yang merupakan dewan dari kelompok masyarakat tertentu.

Dewan Centuria

Masyarakat Roma dikelompokan berdasarkan centuria-centuria dan suku-suku. Centuria-centuria dan suku-suku berkumpul membentuk kelompok mereka sendiri yang disebut Comitia Centuriata (Dewan Centuria). Pemimpin Dewan Centuria biasanya adalah seorang konsul. Dewan Centuria berwenang memilih hakim-hakim (konsul,praetor, dan censor), mengesahkan hasil suatu sensus, menyatakan perang, dan mengurusi kasus yudisial tertentu.

Dewan Suku

Dewan suku (Comitia Tributa) dipimpin oleh seorang konsul dan terdiri dari tiga puluh lima suku. Suku-suku tersebut tidak didasarkan pada pertalian etnik atau kekerabatan tetapi lebih kepada pembagian wilayah geografis. Dewan suku berwenang memilih quaestor, curule, aedile, dan tribunal militer.

Dewan Pleb

Dewan Pleb adalah perwakilan dari kelompok Pleb. Mereka memilih pejabat mereka sendiri, tribunal pleb, dan tribunal aedile. Biasanya tribunal pleb yang memimpin Dewan Pleb. Kelompk ini bisa bertindak sebagai pengadilan banding.

Hakim Eksekutif

Tiap hakim dapat membatalkan keputusan dari hakim yang setara atau di bawah tingkatannya, tribunal pleb dan tribunal aedile. Hakim-hakim terdiri dari konsul, praetor, censor, aedile, quaestor, tribunal, dan diktator.

Page 15: Bentuk pemerintahan romawi

Kekaisaran Romawi

Kekaisaran RomawiSENATUS POPULUSQUE ROMANUS

(SPQR )"Senat dan Rakyat Romawi" [nb 1]

← 27 SM–476/1453 M → 

Vexillum dengan aquila dan inisialisme negara Romawi

Wilayah terluas Kekaisaran Romawi pada 117 M.[1]

Page 16: Bentuk pemerintahan romawi

Ibukota

Roma adalah satu-satunya ibukota politik sampai tahun 266 MAda beebrapa pusat politik selama masa Tetrarki sementara Romawi terus menjadi ibukota nominal, kebudayaan, dan idologi.Konstantinus mendirikan ulang kota Konstantinopel sebagai ibukota baru kekaisaran pada tahun.[2]

Mediolanum (Milan) adalah padanan abratnya selama pembagian barat/Timur yang semakin sering. Ibukota Kekaisaran Barat kemudian dipindahkan ke Ravenna.

Bahasa Latin, Yunani

Agama

Agama tradisional Romawi, Kultus imperial, Agama Hellenistik (sampai tahun 380)Kristen(sejak tahun 380)

Pemerintahan OtokrasiKaisar

 - 27 SM–14 M Augustus - 378–395 Theodosius I

 - 475–476 / 1449–1453

Romulus Augustus / Konstantinus   XI

Badan legislatif Senat RomawiEra sejarah Antikuitas klasik

 - Pertempuran Actium

2 September 31 SM

 - Octavianus menyatakan diri sebagai Augustus

27 SM

 - 

Diokletianus membagi administrasi Imperial antara Barat dan Timur

285

 - Konstantinus Agung menjadikan Konstantinopel

330

Page 17: Bentuk pemerintahan romawi

ibukota baru Kekaisaran

 - 

Kematian Theodosius Agung, diikuti oleh pembagian permanen Kekaisaran menjadi paruh barat dan timur

395

 - 

Penggulingan Kaisarn Romawi Barat Romulus Augustus/Kejatuhan Konstantinopel *

476/1453 M

Luas

 - 25 SM[3][4] 2.750.000 km² (1.061.781 mil²)

 - 50[3] 4.200.000 km² (1.621.629 mil²)

 - 117[3] 6.500.000 km² (2.509.664 mil²)

 - 390 [3] 4.400.000 km² (1.698.849 mil²)

Populasi - perk. 25 SM[3][4] 56.800.000 

     Kepadatan 20,7 /km²  (53,5 /mil²) - perk. 117[3] 88.000.000 

     Kepadatan 13,5 /km²  (35,1 /mil²)Mata uang (a) 27 SM – 212 M: 1

aureus emas (1/40 pon emas, didevaluasi menjadi 1/50 pon pada tahun 212) = 25 denarius perang = 100 sestertius perunggu = 400 as tembaga.(b) 294–312: 1 aureus solidus emas (1/60 pon emas) = 10 'argenteus perak = 40 folles perunggu = 1,000 denarius logam rendah(c) sejak tahun 312: 1 solidus emas (1/72 pon

Page 18: Bentuk pemerintahan romawi

emas) = 24 siliqua perak = 180 folles perunggu

Sekarang bagian dariCountries today[tampilkan]

* Peristiwa ini menandai akhir Kekaisaran Romawi Barat (286–476)[5] dan Kekaisaran Romawi Timur (330–1453),.

Kekaisaran Romawi (bahasa Latin: Imperium Romanum) adalah periode pasca-Republik peradaban Romawi kuno, ditandai dengan bentuk pemerintahan otokrasi dan wilayah kekuasaan yang lebih luas di Eropa dan sekitar Mediterania.[6]

Republik Romawi yang betahan selama 500 tahun dan lebih dulu ada, telah melemah dan runtuh melalui beberapa perang saudara.[nb 2] Beberapa peristiwa banyak diajukan sebagai penanda peralihan dari Republik menjadi Kekaisaran, termasuk penunjukan Julius Caesar sebagai diktator seumur hidup (44 SM), Pertempuran Actium (2 September 31 SM), dan pemberian gelar Augustus kepada Octavianus oleh Senat (4 Januari 27 SM).[nb 3]

Pada dua abad pertamanya, Kekaisaran Romawi mengalami kestabilan dan kemakmuran, sehingga periode tersebut dikenal sebagai Pax Romana ("Kedamaian Romawi").[7] Romawi ini mencapai wilayah terluasnya di bawah kaisar Trajanus: pada masa pemerintahannya (98 sampai 117 M) Kekaisaran Romawi menguasai kira-kira 6.5 juta km2[8] permukaan tanah. Pada akhir abad ke-3 M, Romawi menderita krisis yang mengancam keberlangsungannya, namun berhasil disatukan kembali dan distabilkan oleh kaisat Aurelianus dan Diokletianus. Umat Kristen bangkit berkuasa pada abad ke-4 ketika pemerintahan ganda dikembangkan di Barat Latin dan Timur Yunani.

Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada 476 M setelah Romulus Augustus dipaksa untuk menyerah kepada pemimpin Jermanik, Odoaker.[9] Sementara Kekaisaran Romawi Timur terus berlanjut hingga Abad Pertengahan sebagai Kekaisaran Bizantium, yang pada akhirnya runtuh pada tahun 1453 dengan meninggalnya Konstantinus   XI dan penaklukan Konstantinopel oleh Turki Utsmaniyah yang dipimpin oleh Mehmed   II .[10]

Karena wilayahnya yang luas dan jangka waktunya yang lama, institusi dan kebudayaan Romawi memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan bahasa, agama, arsitektur, filsafat, hukum, dan bentuk pemerintahan di daerah-daerah yang dikuasainya, khususnya di Eropa. Ketika bangsa Eropa melakukan ekspansi ke belahan dunia lainnya, pengaruh Romawi ikut disebarkan ke seluruh dunia.

Daftar isi

1 Sejarah 2 Pemerintahan

o 2.1 Kaisar 3 Lihat pula

Page 19: Bentuk pemerintahan romawi

4 Catatan kaki 5 Rujukan 6 Referensi 7 Pranala luar

Sejarah

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kekaisaran RomawiLihat pula: Sejarah kampanye militer Romawi

Romawi telah mulai menganeksasi provinsi-provinsi sejak abad ke-3 SM, empat abad sebelum mencapai jangkauan terluasnya, dan dalam arti tersebut, Romawi sudah menjadi sebuah "kekaisaran" meskipun masih dijalankan sebagai sebuah republik.[11][12][13][14] Provinsi di Republik Romawi dikelola oleh mantan konsul dan praetor, yang dipilih untuk masa jabatan satu tahun dan memperoleh imperium, "hak memimpin".[15] Pengumpulan harta kekayaan oleh sejumlah kecil orang melalui komando atas provinsi merupakan suatu faktor penting dalam peralihan Romawi dari republik menjadi kekaisaran otokrasi.[16][17][18][19] Kelak, posisi kekuasaan yang dipegang oleh kaisar diungkapkan sebagai imperium.[20] Kata imperium dalam bahasa Latin tersebut merupakan asal muasal untuk kata imperium dalam bahasa Indonesia, yang maknanya mulai berpengaruh pada sejarah Romawi selanjutnya.[21]

Pemerintahan

Kaisar

Octavian, dikenal secara meluas sebagai Augustus, adalah kaisar pertama Kekaisaran Romawi.