belajar dan berbagi ilmu

Upload: muhammad-rifai

Post on 15-Jul-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BELAJAR DAN BERBAGI ILMUmachinery engineering

Assalamualaikum Wr. Wb.Assalamualaikum Wr. Wb. SEMOGA APA YANG ADA, DAPAT BERMANFAAT

Laman

Beranda CADCAMCAE CNC PERPINDAHAN PANAS

Sabtu, 31 Juli 2010MESIN PERAJANG SERBAGUNA", SEBAGAI PENINGKAT PRODUKTIFITAS HOME INDUSTRI KERIPIK DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

LAPORAN AKHIR PKMM "MESIN PERAJANG SERBAGUNA", SEBAGAI PENINGKAT PRODUKTIFITAS HOME INDUSTRI KERIPIK DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Oleh : Sudiyono ( 5201407051/2007 ) Kris Wanto ( 5201406014/2006 ) Ngartiningsih

( 3101408096/2008 ) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2010 HALAMAN PENESAHAN LAPORAN AKHIR PROGRA KREATIFITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan : "Mesin Perajang Serbaguna", sebagai Peningkat Produktifitas Home Industri Keripik di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T ( ) PKM-M 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( )Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a) Nama Lengkap : Sudiyono b) NIM : 5201407051 c) Jurusan : Teknik Mesin d) Universitas : UNNES e) Alamat rumah dan No. Telp : Jetis Rt 01/RW I, Kel. Kalisegoro, Kec. Gunungpati,Semarang/085640359585 f) E-mail : [email protected] 5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang 6. Dosen Pendamping a) Nama Lengkap dan Gelar : Dr. M. Khumaedi, M.Pd b) NIP : 19620913 199102 1 001 c) Alamat dan No Telp. : Dewi Sartika VII/3 Perum Undip Sukorejo Semarang/(024) 8318515 7. Biaya Total Kegiatan a) Sumber Dikti : RP 6.000.000,- b) Sumber lain : - 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan Semarang, Juni 2010 Menyetujui : Ketua Jurusan, Ketua Pelaksana Kegiatan, (Drs. Wirawan Sumbodo, M.T.) NIP. 1966015 199002 1 002 Pembantu atau Wakil Rektor BidangKemahasiswaan Dosen Pendamping (Dr. Masrukhi, M.Pd.) (Dr. M. Khumaedi, M.Pd) NIP. 19620508 198803 1 002 NIP. 19620913 199102 1 001 ii (Sudiyono ) NIM. 5201407051 Abstrak Keripik merupakan makanan yang sifat dan fungsinya sangat umum. Keripik dapat dimakan dimana saja dan kapan saja dalam kondisi santai maupun resmi. Selain itu, keripik juga bisa dijadikan sebagai peluang usaha. Di Kecamatan Gunungpati ini banyak masyarakat yang sudah menjalankan usaha pembuatan keripik. Namun di dalam proses pengolahan keripik ini terdapat beberapa permasalahan. Salah satunya adalah masalah pemotongan/perajangan bahan baku keripik yang masih dilakukan secara manual. Sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka salah satu jalan yang dilakukan adalah membuat suatu mesin perajang serbaguna yang menggunakan prinsip putaran dan menggunakan beberapa pisau untuk memotong bahan baku keripik, sehingga dapat meningkatkan produktifitas home industri keripik tersebut. Dengan adanya program mesin perajang serbaguna ini, diharapkan akan bisa memberikan manfaat langsung kepada home industri keripik tersebut, yaitu menghasilkan sebuah mesin yang mampu menggantikan tenaga manusia dalam proses perajangan bahan baku keripik menjadi lebih cepat. Sehingga akan meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, dan akhirnya meningkatkan produktifitas kerja. Dengan mengunakan mesin perajang tersebut, hasil produksi akan meningkat. Dengan menggunakan cara manual, dalam waktu 1 jam hanya dihasilkan 5 kg keripik, sedangkan dengan menggunakan mesin perajang dapat dihasilkan 12 kg keripik dalam waktu 1 jam. Selain itu tenaga dan waktu yang dibutuhkan dalam proses perajangan bahan baku keripik bisa lebih dikurangi. Kata kunci : keripik, mesin perajang serbaguna, produktifitas iii KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul "Mesin Perajang Serbaguna",

sebagai Peningkat Produktifitas Home Industri Keripik di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dengan baik. Keberhasilan penulis dalam meyelesaikan kegiatan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada : 1. Dr. Masrukhi, M.Pd selaku Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. M Khumaedi, M.Pd. selaku dosen pendamping 3. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan support baik material maupun spiritual. 4. Teman-teman yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya, sehingga penulis sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis pada khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya. iv Semarang, Mei 2010 Penulis I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 Keripik merupakan makanan yang sifat dan fungsinya sangat umum. Keripik dapat dimakan dimana saja dan kapan saja dalam kondisi santai maupun resmi, misalnya pada saat santai seperti menonton televisi, hidangan untuk tamu, makanan pada saat berkumpul dengan keluarga dan sebagainya. Selain itu, keripik juga bisa dijadikan sebagai peluang usaha. Di Kecamatan Gunungpati ini banyak masyarakat yang sudah menjalankan usaha pembuatan keripik. Produk yang sudah mereka hasilkan diantaranya adalah keripik pisang, keripik simgkong, keripik talas, dan keripik ketela. Walaupun masih dalam skala industri rumah tangga, namun usaha mereka ini dapat berjalan dengan lancar. Hal ini selain dikarenakan pasar yang masih menjanjikan, didukung pula oleh potensi yang ada di daerah Kecamatan Gunungpati tersebut. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Gunungpati bermatapencaharian sebagai petani dan memiliki kebun. Dan jenis tanaman yang mereka tanam bermacam-macam. Diantaranya adalah bahan baku keripik tersebut yaitu pisang, singkong, ketela, dan talas. Namun di dalam proses pengolahan keripik ini terdapat beberapa permasalahan. Salah satunya adalah masalah pemotongan/perajangan bahan baku keripik yang masih dilakukan secara manual. Sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga. Padahal proses pemotongan bahan baku merupakan salah satu langkah terpenting yang menentukan hasil akhir dari keripik tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja,s sehingga produktifitas kerja dapat meningkat pula. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka tim pengabdian kepada masyarakat (PKM-M UNNES) akan membuat suatu mesin perajang serbaguna untuk meningkatkan produktifitas home industri keripik. Mesin perajang serbaguna ini adalah suatu mesin yang menggunakan prinsip putaran dan menggunakan beberapa pisau untuk memotong bahan baku keripik. Pembuatan mesin perajang serbaguna ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga. Selama ini pengolahan dengan cara manual hanya dapat menghasilkan keripik sebanyak 10 kg setiap harinya. Dengan dibuatnya mesin perajang serbaguna berkapasitas produsi 10 kg tiap 40 menit maka mesin tersebut dapat meningkatkan produksi keripik. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang dapat dikristalkan antara lain : 1. Bagaimana konstruksi mesin perajang serbaguna yang dapat membantu menggantikan tenaga manusia dalam proses produksi keripik? 2. Apakah program mesin perajang serbaguna dapat meningkatkan produktifitas home industri keripik? Tujuan Program

2 Tujuan dari penulisan proposal ini antara lain ; 1. Membuat mesin perajang serbaguna untuk membantu home industri keripik dalam proses perajangan bahan baku agar dapat meningkatkan produktifitas kerja. 2. Mensosialisasikan penggunaan mesin perajang serbaguna di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Luaran yang Diharapkan Dari pelaksanaan program ini dapat dihasilkan mesin perajang serbaguna yang dapat membantu masyarakat home industri keripik di Kecamatan Gunungpati Kota Semararang dalam proses perajangan bahan baku keripik sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja.. Kegunaan Program Manfaat yang diharapkan dari terlaksananya kegiatan ini adalah ; 1. Mengaplikasikan pengetahuan dan kreativitas yang sudah dimiliki. 2. Membantu home industri keripik di Kecamatan Gunungpati untuk meningkatkan produktifitas kerja. 3. Dapat meningkatkan penghasilan dan hasil produksi home industri keripik II. GAMBARAN.UMUM MASYARAKAT SASARAN Sebagian besar masyarakat Kecamatan Gunungpati Kota Semarang bermatapencaharian sebagai petani atau berkebun. Namun ada pula yang bekerja sebagai pedagang. Mereka yang memilih untuk bertani dan berkebun karena memiliki lahan yang subur. Beberapa jenis tanaman yang dihasilkan adalah singkong, ketela, talas, dan pisang. Hasil pertanian dan perkebunan tersebut mereka jual dalam keadaan mentah maupun diolah menjadi bentuk makanan lain. Salah satu bentuk pengolahan tersebut adalah keripik. Tujuan dari diolahnya hasil perkebunan dan pertanian tersebut manjadi bentuk keripik adalah untuk meningkatkan nilai jualnya. Dan masyarakat di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang mengolah keripik dengan bentuk usaha home industri. Permasalahan yang dialami oleh masyarakat home industri tersebut adalah pengolahan yang masih dilakukan secara manual. Mulai dari proses pengupasan, perajangan, penggorengan, dan pembungkusan. Dan slah satu proses yang membutuhkan waktu dan tenaga lebih adalah proses perajangan. Dengan adanya program pengabdian kepada masyarakat ini, diharapkan akan bisa memberika manfaat langsung kepada home industri keripik tersebut, yaitu menghasilkan sebuah mesin yang mampu menggantikan tenaga manusia dalam proses perajangan bahan baku keripik dengan hasil yang baik. Sehingga akan meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, dan akhirnya meningkatkan produktifitas kerja. III. METODE PENDEKATAN Persiapan Kegiatan 3 1. Survey dan analisis di tempat home industri keripik di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. 2. Koordinasi dengan pihak yang terkait dalam program pengabdian ini, yaitu pemilik dan kelompok home industri keripik. 3. Perencanaan design suatu mesin perajang serbaguna. Desain dari mesin tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penggunaan dan perawatan. Pelaksanaan Kegiatan 4. Penyediaan bahan baku dan persiapan peralatan dan pembuatan sarana dan prasarana yang ada dalam kegiatan pengabdian ini. Kegiatan ini meliputi pembelian bahan-bahan dan komponenkomponen pembuatan mesin. 5. Membuat mesin perajang yang menggunakan prinsip putaran dengan kecepatan tertentu yang dilengkapi beberapa pisau pemotong. Tahapan pembuatan mesin perajang serbaguna ini yaitu : a. Pembuatan rangka mesin dengan bahan dasar besi plat siku dengan ukuran rangka : tinggi 75 cm, lebar 50 cm, dan panjang 85 cm. b. Membuat plat penutup mesin dengan menggunakan plat besi tebal 2 mm. c. Membuat saluran masuk dan saluran keluar dengan menggunakan plat stainless steel tebal 2 mm. d. Memasang pisau pada piringan aluminium. e. Finishing rangka dan plat penutup mesin dengan cara diampelas kemudian dicat. f.

Merangkai semua bagian tersebut menjadi satu. g. Pasang sistem sabuk dan puli h. Pasang motor listrik kemudian hubungkan dengan sistem sabuk dan puli. i. Pasang sistem kelistrikan. 6. Sosialisasi kegiatan. Dalam kegiatan sosialisasi ini dilakukan uji coba mesin perajang, kemudian membandingkan hasil yang diperoleh dengan proses sebelumnya, yaitu proses manual dengan tenaga manusia. Peserta dari sosialisasi ini adalah para pelaku home industry keripik di daerah kecamatan Gunungpati, kota Semarang. Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program pengabdian ini. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan secara langsung hasil pemotongan dengan tenaga manusia dengan menggunakan mesin perajang serbaguna ini. Kemudian mengevaluasi pendapat- pendapat dari pihak home industri keripik tentang dimensi dan bentuk mesin, kemudian melakukan analisis dan perbaikan sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih baik. Penyusunan Laporan Penyusunan laporan direncanakan akan dilakukan dalam 2 macam penyusunan, yaitu penyusunan laporan kemajuan dan penyusunan laporan akhir kegiatan. Penyusunan laporan akhir kegiatan untuk melaporkan rangkaian kegiatan secara institusi kepada sumber dana program ini. IV. PELAKSANAAN PROGRAM Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan 4 Program Mesin Perajang Serbaguna ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2010, bertempat di desa Jetis, Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Tahapan Pelaksanaan/ Jadwal Faktual Kegiatan No. Jenis Kegiatan Waktu Peaksanaan 1. 2. 3. 4. 5. 5. 6. 7. Persiapan tempat dan peralatan Membuat desain mesin perajang serbaguna Membuat mesin perajang Uji coba dan sosialisasi mesin perajang serbaguna Serah terima mesin perajang serbaguna Monitoring Evaluasi Pelaporan Instrumen Pelaksanaan Maret 2010 April 2010 April 2010 Mei 2010 Mei 2010 Mei 2010 Mei 2010 Mei 2010 Minggu ke 3 dan 4 Minggu ke 1 Minggu ke 2-4 Mnggu ke 1 dan 2 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 3 Minggu ke 4 Insrumen pelaksanaan program mesin perajang serbaguna ini adalah : 3. Masyarakat pelku home industri keripik, sebagai sasaran utama. 4. Alat dan bahan dalam proses sosialisasi 5. Media sosialisasi yang berupa banner, modul, dan angket. Rancangan dan Realisasi Biaya 1. Bahan habis pakai Listrik Rp 200.000,00 Elektoda Rp 200.000,00 Jumlah Rp 400.000,00 2. Peralatan Penunjang PKM Besi profil L 15 meter Rp 350.000,00 Plat besi 3 meter Rp 350.000,00 Plat Stainless Steel 1,5 meter Rp 250.000,00 Bearing 2 buah Rp 80.000,00 Puli 300 dan 50 @1 buah Rp 150.000,00 Poros 20 0,5 meter Rp 150.000,00 Piringan Alumunium 400 1 buah Rp 250.000,00 Pisau 10 buah Rp 100.000,00 V belt 3 buah Rp 150.000,00 Mur dan Baut secukupnya Rp 50.000,00 Motor listrik PK 1 buah Rp 750.000,00 Saklar ON-OFF 1 buah Rp 20.000,00 Kabel Listrik 5 meter Rp 100.000,00 Stop

kontak 1 buah Rp 20.000,00 Cat besi dan tiner @ 2 kaleng Rp 100.000,00 Meteran dan Penggaris 2 buah Rp 100.000,00 Kunci pas, kunci ring, gergaji besi 1 set Rp 300.000,00 Jumlah Rp 3.270.000,00 3. Biaya Pembuatan Mesin Sewa tempat, mesin, dan peralatan Rp 750.000,00. Transportasi Rp 100.000,00 Jumlah Rp 850.000,00 4. Biaya Sosialisasi Pembelian bahan baku keripik Rp 80.000,00 Modul sosialisasi Rp 150.000,00 Konsumsi Rp 250.000,00 Perjalanan Rp 200.000,00 Dokumentasi Rp 300.000,00 + Rp 980.000,00 Total pengeluaran 1. Bahan habis pakai Rp 400.000,00 2. Peralatan penunjang PKM Rp 3.270.000,00 3. Biaya pembuatan mesin Rp 850.000,00 4. Biaya sosialisasi Rp 980.000,00 + Jumlah Rp 5.500.000,00 Laporan Rp 485.500,00 + Total Rp 5.985.500,00 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan 5 Hasil dari kegiatan ini yaitu berup kegiatan sosialisasi mesin erajang serbaguna kepada masyarakat home industri keripik. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di rumah bapak Sunoto, di desa Jetis, Kelurahan Kalisegoro, kecamatan Gunungpti, kota Semarang, pada tanggal 3 Mei 2010. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 10 orang, yang semuanya merupakan pelaksana home industri keripik. 6 Dari 10 orang tersebut, 9 orang (90 %) menyatakan Ya, akan menggunkan mesin perjang serbaguna dalam roses produksi keripik mereka. Sedangkan 1 orang (10 %) menyatakan Tidak akan mengunakan mesin perajang serbaguna tersebut. Akan menggunakan mesin perajang : 9 orang (90 %) Tidak akan menggunakan mesin perajang : 1 orang (10 %) Tabel Perbandingan hasil mesin perajang serbaguna dengan proses manual. No. Mesin Perajang Serbaguna Proses Perajangan Manual 1. 2. 3. 4. Menggunakan tenaga motor listrik Menggunakan 4 pisau pemotong Hasi perajangan : 12 kg/jam Hasil produksi/hari : 200-250 bungkus Pembahasan Hasil Sosialisasi Mesin Perajang 10 % 90 % Menggunakan tenaga manual Hanya menggunakan 1 pisau potong Hasil perajangan : 5 kg/jam Hasil produksi/hari : 100-180 bungkus 1. Proses persiapan Proses persiapan ini meliputi persiapan tempat, peralatan dan perlengkapan pendukung (modul, angket, banner), dan persiapan mesin. 2. Proses uji coba mesin perajang Dalam proses uji coba, tim pelaksana kegiatan melibatkan langsung asyarakat sasaran, sehingga dapat diperoleh saran dan masukan dari kekurangan mesin perajang serbaguna tersebut. Setelah itu dilakukan perbaikan terhadap mesin perajang serbguna, sesuai dengan saran dan masukan dari masyarakat pelaku home industri keripik. 3. Proses sosialisasi Dalam proses sosialisasi ini, disampaikan tentang keunggulan-keungguan mesin perajang serbaguna, perawatan mesin, keselamatan kerja, perbaikan apabila terjadi kerusakan terhadap mesin perajang, dan langsung diberikan praktek penggunaan mesin perajang serbaguna tersebut. Selain itu juga diberikan

angket utuk mengetahui tangapan masyarakat terhdap peaksanaan program PKMM mesin perajang serbaguna ini. Kemudian langsung dilakukan serah terima mein perajang serbaguna, dari Tim PKMM kepada masyarakat pelaku home industri keripik, yang dalam hal ini diwakili oleh ketua pelaksana PKMM dan ibu Rohmi selaku perwakilan dari masyarakat home industri keripik. VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 7 1. Pengunaan mesin perajang serbaguna bias mengurangi tenaga manusia yang digunakan dalam proses perajangan bahan baku keripik. 2. Dengan mengunakan mesin perajang serbagna, proses perajangan bahan baku keripik bisa diakukan dengan lebih cepat. 3. Dengan menggunakan mesin perajang serbaguna, maka produktfitas home industri keripik bisa meningkat. Saran 1. Kegiatan pengabdian ini perlu dilakukan secara terus menerus, seingga akan timbul kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat. 2. Perlu dilakukan kerja sama dalam hal pemasaran produk, sehinga segmen pemasaran keripik bisa lebih luas. Diposkan oleh PEMBELAJAR di 08:19 0 komentar Label: pkm 2010 Reaksi: Link ke posting ini

mesin penggiling emping jagung

LAPORAN AKHIR PKMM MESIN PENGGILING EMPING JAGUNG SEBAGAI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI

KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Disusun oleh : Muhammad Rifqi Zamroni (5201409055/2009) Kris Wanto (5201406014/2006) Achmad Rois (5201406006/2006) Dian Mariya (4101409127/2009)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2010 1. Judul Kegiatan : Mesin Penggiling Emping Jagung Sebagai Teknologi Tepat Guna di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T () PKM-M 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA () Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a) Nama Lengkap : Muhammad Rifqi Zamroni b) NIM : 5201409055 c) Jurusan : Teknik Mesin d) Universitas : UNNES e) Alamat rumah dan No. Telp : Jln. Trambesi 1344 Plamongan Indah Semarang/085640201660 f) E-mail : [email protected] 5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang 6. Dosen Pendamping a) Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Winarno Dwi Rahardjo, MPd b) NIP : 195210021981031001 c) Alamat dan No Telp. : Jl. Menoreh Tengah VIII/55A Sampangan, Semarang (024) 8317833/08156651484 7. Biaya Total Kegiatan a) Sumber Dikti : RP 6.400.000,b) Sumber lain : 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan Semarang, 30 Mei 2010 Menyetujui ; Ketua Jurusan, Ketua Pelaksana Kegiatan, (Drs. Wirawan Sumbodo, M.T.) NIP. 19660151990021002 Pembantu atau Wakil Rektor

Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping (Dr. Masrukhi, M.Pd.) (Drs. Winarno Dwi Rahardjo, MPd) NIP. 196205081988031002 NIP. 195210021981031001 ABSTRAK Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang merupakan salah satu wilayah penghasil jagung. Hasil pertanian jagung selain dijual berupa jagung juga dijual dalam kemasan berupa emping jagung. Pembuatan emping jagung masih menggunakan proses manual, maka dibutuhkan suatu mesin sehingga lebih efektif dan efisien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat (PKM-M UNNES) membuat program mesin penggiling emping jagung untuk meningkatkan produksi emping jagung. Tujuan program ini adalah untuk membantu produsen emping jagung dalam pembuatan emping jagung agar lebih efektif dan efisien dan mensosialisasikan cara penggunaan alat penggiling emping jagung di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.Metode yang diguanakan adalah survey tempat, pembuatan mesin penggiling emping jagung sampai pada pengujiaannya, sosialisasi program kepada masyarakat, evaluasi program dan pembuatan laporan. Hasil dari program ini adalah dihasilkan suatu mesin penggiling emping jagung menggunakan 2 roler dan digerakkan dengan motor listrik dan engkol (manual). Dihasilkan pula buku panduan mesin emping jagung yang merupakan petunjuk tentang tata cara pengoperasian penggiing emping jagung yang meliputi gambar desain penggiling emping jagung, spesifikasi penggiling, gambar penggiling emping jagung, cara pengoperasian mesin dan cara pemeliharaan mesin. Hasil selanjutnya berupa sosialisasi mesin penggiling emping jagung kepada masyarakat dengan hasil angket dari 15 orang warga dusun Sruwen 10 orang diantaranya menyatakan ya (ingin menerapkan program) atau 66,67%, 3 orang lainnya tidak tahu (abstain) atau prosentase 20%, dan 2 orang menyatakan tidak ingin atau prosentase sebesar 13,33%. Kesimpulan dari program ini adalah bahwa mesin penggiling emping jagung dapat meningkatkan produktivitas karena proses pembuatan emping jagung menjadi 5 kali lebih cepat daripada sebelumnya. Kata kunci: mesin penggiling, emping, jagung

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul Mesin Penggiling Emping Jagung Sebagai Teknologi Tepat Guna di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Laporan ini sebagai bukti bahwa penyusun telah melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat. Keberhasilan penyusun dalam meyelesaikan penyusunan laporan akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terimakasih yang tulus kepada : 1. DP2M Ditjen Pendidikan Tinggi selaku penyelenggara program kegiatan PKM. 2. Dr. Masruki, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menyalurkan kreativitasnya 3. Drs. Wirawan Sumbodo, M.T selaku ketua jurusan Teknik Mesin UNNES. 4. Drs. Winarno Dwi Rahardjo, MPd selaku dosen pendamping. 5. Teman-teman anggota PKMM. 6. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan support baik material maupun spiritual. 7. Seluruh mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam menyusun laporan oleh karena itu penyusun mengharap ada kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, baik pada penyusun maupun pada pembaca. Semarang, Mei 2010

Penulis

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Seperti diketahui Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang merupakan salah satu wilayah penghasil jagung. Desa tersebut memang cocok untuk pengembangan pertanian jagung karena tanahnya yang subur. Pertanian jagung di Kecamatan Bergas Kabupaen Semarang selama ini hasilnya selain dijual berupa jagung juga di jual dalam kemasan menjadi suatu makanan ringan yang berupa emping jagung. Hanya saja dalam pembuatan emping jagung membutuhkan proses yang bertahap dan sangat lama, terlebih pada proses pemipihan jagung menjadi emping. Untuk meningkatkan produksi emping jagung yang sebelumnya masih menggunakan proses yang manual, maka dibutuhkan suatu cara agar proses produksi lebih otomatis, sehingga lebih efektif dan efisien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat (PKM-M UNNES) akan membuat membuat mesin penggiling emping jagung untuk meningkatkan produksi emping jagung, yaitu suatu mesin yang dapat menggiling ataupun memipihkan jagung yang akan

dijadikan emping, dan agar pengolahannya lebih efisien. Dengan dibuatnya penggiling emping jagung tersebut dimaksudkan agar dapat menghemat waktu dan biaya. Selama ini pengolahan dengan manual hanya dapat menghasilkan emping sebanyak 5Kg setiap harinya, maka dengan dibuatkan mesin emping jagung berkapasitas produsi 5Kg tiap 30 menit maka mesin tersebut dapat meningkatkan produksi emping jagung, Pengamatan pun telah dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat terhadap lokasi di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, dimana produk tersebut (emping jagung) banyak diproduksi, maka pada program pengabdian masyarakat ini Tim pengabdian kepada masyarakat mengambil judul: Mesin Penggiling Emping Jagung Sebagai Teknologi Tepat Guna di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah 1. Apakah mesin penggiling emping jagung dapat meningkatkan produksi emping jagung di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang? 2. Apakah mesin penggiling emping jagung dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang? Tujuan Program Tujuan dari penulisan program ini antara lain ; 1. Membuat mesin penggiling emping jagung untuk membantu produsen emping jagung dalam pembuatan emping jagung agar lebih efektif dan efisien. 2. Mensosialisasikan cara penggunaan alat penggiling emping jagung di Desa Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah dihasilkannya mesin penggiling emping jagung yang dapat membantu masyarakat di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dalam mengolah jagung menjadi emping secara efektif dan efisien. Kegunaan program Manfaat yang diharapkan dari terlaksananya program ini adalah ; 3. Mengaplikasikan pengetahuan dan kreativitas yang sudah dimiliki. 4. Membantu pembuatan emping jagung di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. 5. Meningkatkan produksi emping jagung di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. II. TINJAUAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Secara umum kondisi masyarakat di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang bermata pencaharian sebagai petani maupun berkebun, serta sebagian ada yang memanfaatkan sebagian lahannya untuk memelihara ternak baik sapi maupun kambing sebagai usaha sampingan. Masyarakat di Kabupaten Semarang memilih untuk bertani dan berkebun karena tanahnya subur. Jenis pertanian yang dikerjakan oleh masyarakat Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang salah satunya adalah pertanian jagung. Pertanian jagung yang dihasilkan masyarakat di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang selama ini selain dijual berupa jagung, tetapi juga di jual dalam kemasan menjadi suatu makanan ringan yang berupa emping jagung. Dengan dijual dalam bentuk kemasan berupa emping jagung maka

pendapatan masyarakat di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang akan lebih meningkat. Kendala yang ada dalam pembuatan emping jagung oleh masyarakat kecamatan tersebut berrmuara pada pengolahan yang masih sangat manual, hal ini yang menyebabkan produktivitas emping jagung rendah. Produktivitas yang rendah akan menyebabkan pendapatan yang diperoleh masyarakat sangat kecil. Maka dengan adanya program mesin emping jagung ini harapannya akan dapat membantu masyrakat dalam pengolahan emping jagung yang lebih efektif dan efisien. III. Metode Pendekatan Persiapan Kegiatan a. Persiapan bahan dasar dan bahan penunjang Bahan baku yang dipersiapkan dengan pembelian berupa plat besi siku dengan tebal 4 mm, besi kawat berdiameter 3 mm, besi pejal diameter 50 mm panjang 300mm, plat stainless steel tebal 2mm dengan ukuran 1 x 2 meter. Motor listrik, puli dan v belt, bearing. Sedangkan untuk bahan penunjang dipersiapkan dengan pembelian barang-barang yang berupa paku keling, elektroda, mur dan baut,cat besi. b. Persiapan Alat Persiapan alat dilakukan dengan melakukan pembelian semua peralatan yang diperlukan dalam proses pengolahan. c. Persiapan Tempat Pemilihan tempat yang memudahkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan merupakan suatu keharusan. Oleh karena itu, tempat yang digunakan untuk melakukan usaha ini adalah tempat bengkel produksi dan bengkel las. Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan alat Proses pembuatan alat penggiling dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1. Membuat kerangka dengan bahan dasar besi pelat siku dengan ukuran rangka tinggi 800mm, panjang 300mm dan lebar 400 mm. 2. Melubangi kerangka sebagai lubang poros untuk rol penggiling dan mekanisme puli. 3. Finishing kerangka dengan mengampelas permukaannya dan dilanjutkan dengan pengecatan. 4. Membuat roll penggiling dengan membubut besi pejal. 5. Membuat dua buah roda gigi dari bahan dasar besi, dengan ukuran jumlah gigi sebanyak 63. 6. Potong pelat stainless steel sesuai ukuran corong untuk memasukkan bahan dan corong untuk pengeluaran hasil penggilingan. 7. Bentuk kedua corong tersebut dan pasang pada kerangka. 8. Pasang roll penggiling pada kerangka. 9. Rakit sistem roda gigi , rakit sistem puli beserta v- belt 10. Pasang motor listrik dan hubungkan dengan sistem puli. 11. Membuat rangkaian kelistrikan yaitu saklar on-off yang dilengkapi lampu indikator mesin kondisi on dan fuse pengaman Sosialisasi program Sosialisai kepada masyarakat mengenai mesin, pengoperasian mesin, dan pembuatan mesin. Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui produksi emping jagung dapat meningkat setelah menggunakan alat penggiling emping jagung tersebut. Mengevaluasi pendapat-pendapat dari

masyarakat mengenai bentuk dan ukuran, menganalisisnya kemudian menyempurnakan hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan keinginan masyarakat agar alat ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Penyusunan Laporan Penyusunan Laporan direncanakan akan dilakukan dalam 2 macam penyusunan, yaitu penyusunan laporan bulanan dan penyusunan laporan akhir kegiatan. Penyusunan laporan akhir kegiatan untuk melaporkan rangkaian kegiatan secara institusi kepada sumber dana program ini. IV. PELAKSANAAN PROGRAM Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : 5 Maret sampai 31 Mei 2009 Tempat : Kelurahan Bergas Kidul Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahapan Pelaksanaan No Jenis Kegiatan Bulan ke12345 1. 2. Pengajuan proposal Pelaksanaan program a. perencanaan pembuatan mesin b. pembelian bahan baku mesin c. pembuatan mesin penggiling d. evaluasi mesin penggiling emping e. sosialisasi pada masyarakat f. monitoring program g. evaluasi program h. pelaporan

Instrumen Pelaksanaan a. Masyarakat sebagai sasaran utama b. Alat dan bahan dalam program c. Sosialisasi menggunakan spanduk,, brosur, banner, presentasi dengan lcd. Rancangan dan Realisasi Biaya Bahan habis pakai Listrik Rp 200.000,00 Elektoda Rp 400.000,00 Total Rp 600.000,00 Peralatan penunjang PKM Besi siku 5 10 meter Rp 300.000,00 Besi siku 3 2 Meter Rp 100.000,00 Pelat stainles steel 1,5 meter2 Rp 300.000,00 Bearing 7 buah Rp 300.000,00 Puli 5 cm 5 buah Rp 200.000,00 Puli 15cm 2 buah Rp 130.000,00 Mur dan baut M12, M14, M19 Rp 50.000,00 Plat strip 2mm 3 meter Rp 50.000,00 Kunci pas, ring, gergaji 1 set Rp 100.000,00 Meteran dan penggaris 3 buah Rp 300.000,00 Alat kelitrikan 1 set Rp 100.000,00

Mtor Listrik Hp 1 buah Rp. 700.000,00 Minyak cat 1 liter Rp. 20.000,00 v-belt 3 buah Rp 50.000,00 Cat dan kuas 2 kaleng Rp 100.000,00 Jumlah Rp 2.900.000,00 Biaya pembuatan Roller 2 buah Rp. 250.000,00 Engkol 1 buah Rp. 100.000,00 Poros 2 buah Rp 100.000,00 Sewa bengkel las 1 minggu Rp 300.000,00 Roda gigi 2 buah Rp 150.000,00 Jumlah Rp. 900.000,00 Biaya Sosialisasi Transportasi Rp. 500.000,LCD, Sound, sewa tempat Rp. 600.000,Konsumsi Rp. 400.000,Modul sosialisasi Rp. 100.000,Jumlah Rp. 1.600.000,Total Pengeluaran Bahan habis pakai Rp 600.000,00 Peralatan penunjang PKM Rp 2.900.000,00 Biaya pembuatan Rp 900.000,00 Biaya Sosialisasi Rp 1.600.000,00 Biaya pembuatan laporan Rp 400.000,00 + Jumlah Rp 6.400.000,00 V. Hasil dan Pembahasan a. Dihasilkan sebuah mesin penggiling emping Mesin yang dihasilkan berupa penggiling emping jagung menggunakan 2 roler dan digerakkan dengan motor listrik dan engkol (manual). Roler berjumlah 2 memungkinkan penggilingan lebih cepat dan dalam waktu yang singkat. Motor listrik untuk meningkatkan kecepatan penggilingan dan menghemat penggunaan tenaga manusia. Sedangkan engkol berfungsi sebagai penggerak apabila sedang tidak mengunakan energi listrik. Spesifikasi mesin pembuat emping jagung adalah Spesifikasi Mesin Ukuran rangka : 75cm x 70cm x 70cm Roller : 2 roller Puli : diameter kecil 5cm, diameter besar 15cm, jadi perbandingan puli (reduksi) yaitu 5/15 =1/3 Fan belt : ukuran 33,5 cm Putaran motor : 1400 rpm Kapasitas produksi: 12 Kg Putaran roler : 155,56 rpm (2 kali reduksi pada putaran motor yaitu 1/3. 1/3.1400rpm) Daya motor : 1/2 Hp

Jika proses sebelumnya dengan teknik manual memerlukan waktu 5 jam untuk menghasilkan 12 Kg emping jagung, maka dengan menggunakan mesin penggiling emping jagung cukup memerlukan waktu 1 jam saja, sehingga mesin penggiling dapat memproses 6 kali lebih cepat daripada manual. b. Buku panduan pengoperasian alat Buku panduan merupakan petunjuk tentang tata cara pengoperasian penggiing emping jagung yang meliputi gambar desain penggiling emping jagung, spesifikasi penggiling, gambar penggiling emping jagung, cara pengoperasian mesin dan cara pemeliharaan mesin. c. Sosialisasi MesinPenggiling Emping Jagung Sosialisasi Mesin Penggiling Emping Jagung bertempat di Rumah warga bernama Bp. Purwadi, Bergas Kab. Semarang tanggal 20 April 2010. Yang di hadiri 15 orang yang terdiri dari ibu kelompok PKK dusun Sruwen berjumlah 12 dan perwakilan remaja karang taruna 3 orang. yang kemudian kami dijadikan sampel pengisian angket untuk memperoleh hasil sebagai berikut: 10 orang menyatakan ya (ingin menerapkan program) atau 66,67%. 3 orang tidak tahu (abstain) atau prosentase sebesar 20%. Tidak ingin menerapkan. Karena responden merupakan anggota remaja. 2 orang menyatakan tidak ingin atau prosentase sebesar 13,33%.

Gambar 2. Diagram Prosentase Hasil Sosialisasi Emping Jagung VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan : 1. Program PKM Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan sarana mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah kedalam bentuk yang nyata kepada masyarakat. 2. Peningkatan produktivitas industri kecil emping jagung dapat dilakukan dengan membuat mesin pembuat emping jagung yang digerakkan oleh motor listrik ataupun secara manual menggunakan engkol. 3. Program PKM Pengabdian Kepada Masyarakat membantu masyarakat dalam pemecahan persoalan yang ada pada masyarakat. SARAN Dari kesimpulan diatas dapat disarankan : Setelah dihasilkan mesin penggiling yang dapat meningkatkan produktivitas industri kecil emping jagung hendaknya program ini tetap dilanjutkan oleh masyarakat. Diposkan oleh PEMBELAJAR di 08:17 0 komentar Label: pkm 2010 Link ke posting ini

Reaksi:

PEMANFAATAN HASIL PERKEBUNAN BERUPA BUAH KARET MENJADI TEMPE

LAPORAN PKMK PEMANFAATAN HASIL PERKEBUNAN BERUPA BUAH KARET MENJADI TEMPE Oleh : Achmad Rois 5201406006 (2006) Yosia Anar Arpinas 5201406001 (2006) Kris Wanto 5201406014 (2006) Dwi Nur Cahyono 5201406020 (2006) Sudiyono 5201407051 (2007)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2009 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul : Pemanfaatan Hasil Perkebunan Berupa Buah Karet Menjadi Tempe 2. Bidang Kegiatan : Kewirausahaan 3. Bidang Ilmu : Manajemen Industri 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Achmad Rois b. NIM : 5201406006 c. Jurusan : Teknik Mesin d. Universitas : UNNES e. Alamat Rumah : Jl. PTP Ngobo Dusun Pluwang Rt 01/Rw VII, Desa Wringinputih, Kec. Begas, Kab. Semarang 50552 f. Telepon/Hp : 085740153933 g. E-mail : [email protected] 5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 Orang 6. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Winarno Dwi Raharjo, M.Pd. b. NIP : 130914969 7. Lokasi Kegiatan : Dusun Pluwang 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan 9. Biaya Total kegiatan a. Sumber Dikti : Rp 5.400.000,00 Semarang, 24 Juni 2009 Menyetujui; Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Pelaksana

Drs. Wirawan Sumbodo, MT. Achmad Rois NIP : 131876223 NIM : 5201406006 Pembantu Rektor Dosen Pembimbing Bidang Kemahasiswaan Dr. Masrukhi, M.Pd. Drs. Winarno Dwi Raharjo, M.Pd. NIP : 131764049 NIP : 130914969 ABSTRAK Dengan terlaksananya kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa ini, maka diharuskan pula dengan membuat laporan akhir Program Kreatifitas Mahasiswa. Laporan Ini juga sebagai bukti bahwa penulis juga sudah melaksanakan kegiatan Program Kretiftas Mahasiswa. Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat, baik pada penulis maupun pada pembaca. Selama melaksanakan kegiatan Program Kretifitas Mahasiswa dengan judul Pemanfaatan Hasil Perkebunan Berupa Buah Karet Menjadi Tempe, penulis mengumpulkan data dengan berbagai

tahapan yaitu tahap persiapan, tahap produksi, tahap pemasaran dan tahap evaluasi. Buah karet selama ini hanya digunakan perusahan sebagai benih tanaman karet untuk keperluan regenerasi tanaman yang sudah tua dan buah karet tidak memiliki nilai jual yang tinggi, terbuang sia-sia dan tidak dimanfaatkan. Berdasarkan ilustrasi diatas maka kami ingin membuat tempe dari buah karet untuk dapat menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat. Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah usaha pembuatan tempe dari buah karet sangatlah menjanjikan dan mempunyai profit yang bagus bila ditekuni. Kata kunci : buah karet, tempe, perkebunan

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunianya sehingga pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Pemanfaatan hasil perkebunan berupa buah karet menjadi tempe dapat diselesaikan dengan baik. Pelaksanaan PKM dan penyusunan laporan PKM selesai atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. 2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Drs. Abdurrahman, M.Pd. 3. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang Drs. Wirawan Sumbodo, MT. 4. Dosen pembimbing Bapak Drs. Winarno Dwi Raharjo, M.Pd. 5. Teman-teman tim PKMK senasib seperjuangan. 6. Seluruh seluruh pihak yang terlibat pada program ini. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam menyusun laporan ini. Namun, penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, sehingga penulis sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Semarang, Juni 2009 Penulis

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN i ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR LAMPIRAN v BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Perumusan Masalah 1 C. Tujuan Program 1 D. Luaran program 2 E. Kegunaan program 2 BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 3 BAB III. METODE PENDEKATAN 5 BAB IV. PELAKSANAAN PROGRAM 6 A. Waktu dan Tempat Pelasanaan 6 B. Tahapan Pelaksanaan 6 C. Instrumen Pelaksanaan 7 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 8 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 10 LAMPIRAN- LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana Lampiran 2. Jadwal Pelaksanaan. Lampiran 3. Penggunan Biaya Lampiran 4. Denah Lokasi Lampiran 5. Rencana produksi Lampiran 6. Brosur Program PKMK Lampiran 7. Banner PKMK Lampiran 8. Hasil uji laboratorium

Lampiran 9. Form Bimbingan PKMM Lampiran 10. Dokementasi Kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang belum tentu mengenal biji keret,bahkan mengetahui keuntunganya.Yang banyak diketahui masyarakat umum selama ini hanyalah getah karet yang disebut lateks, yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban, karet sandal, dan keperluan lain yang berkaitan dengan karet. Selain getah karet, hasil perkebunan yang sering digunakan adalah kayu dari pohon karet sendiri, kayu basah sebagai bahan pembuatan lantai untuk diekspor keluar negeri sementara kayu yang telah kering kebanyakan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Disisi lain, pohon kare juga menghasilkan buah (klathak). Biji karet sendiri selama ini digunakan perusahan hanya sebagai benih tanaman tersebut untuk keperluan regenerasi tanaman yang sudah tua, namun ini hanya terjadi dalam jangka waktu puluhan tahun. Karena pohon karet merupakan tanaman tahunan yang dilakukan ketika umur tanaman sudah tua dan tidak produktif lagi. Selama ini buah karet tidak memiliki nilai jual yang tinggi, terbuang sia-sia dan tidak dimanfaatkan.

Daerah di Sekitar perkebunan karet, ketika masa berbuah datang banyak ditemukan buah karet yang tidak dimanfaatkan dan tercecer di mana-mana. Padahal di daerah Kabupaten Semarang sendiri terdapat perkebunan karet yang luasnya mencapai 100 Ha lebih, serta perkebunan karet yang berada di Daerah Sumaratra dan Kalimantan yang berpotensi menghasilkan buah karet yang cukup banyak, namun tidak memiliki nilai jual yang tinggi. Masyarakat di Sekitar perkebunan selama ini tidak memanfaatkan biji karet tersebut sebagai sumber pengghasilan yang lain namun kehidupan keseharianya hanya bergantung pada hasil bekerja di perkebunan yang tidak menentu, untuk itu dengan mengolah biji karet dapat meningkatkan penghasilan mereka, sebab buah karet yang belum diolah tidak memiliki hargajual yang tinggi atau dengan kata lain bahan baku murah. Melihat hal tersebut kami mencoba memanfaatkan biji karet yang berserakan dan dibiarkan berserakan dimana-mana dengan mencoba membuat tempe dari bahan tersebut,karena selama ini tempe terbuat dari bahan kedelai yang merupakan bahan makanan tradisional. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas dalam program ini adalah: 1. Bagaimanakah cara memanfaatkan hasil perkebunan karet? 2. Bagaimanakah menyebarluaskan tempe buah karet kepada masyarakat? 3. Bagaimanakah mencari bahan baku alternatif pembuatan tempe? C. Tujuan Program Tujuan program yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1 Memanfaatkan biji atau buah karet menjadi tempe. 2 Mensososialisasikan kepada masyarakat tentang produk tempe buah karet. 3 Mencari alternatif lain bahan pembuatan tempe.

D. Luaran Program 1. Terciptanya tempe dari bahan baku buah karet yang merupakan pemanfatan dari hasil perkebunan. 2. Masyarakat mengetahui tentang produk tempe buah karet yang memiliki kandungan gizi yang baik. 3. Buah karet dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatan tempe dengan gizi yang baik. E. Kegunaan Program Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah : 1. Menciptakan tempe dari bahan baku buah karet yang merupakan pemanfatan dari hasil perkebunan. 2. Mensosialisasikan tentang produk tempe buah karet yang memiliki kandungan gizi yang baik. 3. Mendapatkan bahan baku alternatif pembuatan tempe yaitu buah karet yang memiliki kandungan gizi yang baik.

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA A. Prospek usaha pembuatan tempe buah karet. Usaha pembuatan minuman tempe buah karet sangat berprospektif, melihat Tempe telah banyak dikonsumsi baik di Indonesia maupun diseluruh dunia, terutama kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menemukan tempe sebagai pengganti daging, sehingga sampai saat ini tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Tempe merupakan sumber protein nabati yang mempunyai nilai gizi yang tinggi . Tempe dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dengan konsumsi rata-rata sehari/orang 4,4 g sampai 20,0 g. Tempe dapat diperhitungkan sebagai sumber makanan yang baik gizinya karena memiliki kandungan protein, karbohidrat, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral. Nutrisi utama yang hendak diambil dari tempe adalah proteinnya, karena besarnya kandungan asam amino didalamnya. Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Karet mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki ongkos produksi yang murah bila dibandingkan dengan tempe biji kedelai yang. Jadi prospek penjualan tempe buah karet cukup menguntungkan. B. Keunggulan tempe buah karet. Adapun Kelebihan tempe dari biji karet: a) Tempe dari biji karet lebih lembut dari pada tempe dari kedelai. b) Tempe biji karet tidak cepat menjadi tempe busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es. c) Tempe biji karet memiliki kandungan gizi diantaranya Karbohidrat 11,02% d) Kandungan protein yang terdapat pada tempe buah karet adalah 5,42% e) Kandungan lemak pada tempe buah karet yaitu 2.06% C. Keterkaitan dengan Produk Lain Termasuk Perolehan Bahan Baku Di pasar sudah ada bergabai macam tempe seperti kedelai dan saga, tetapi tempe dari buah karet ini memiliki kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dari tempe kedelai. Selain itu bahan baku

yang murah sehingga memiliki prospek yang baik. D. Peluang Pasar Peluang produk ini untuk masuk ke pasar sangat besar, banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi tempe sebagai makanan tambaha sehari-hari menjadikan produkini dicari masyarakat. Selain itu harga yang relatif dibawah yang lain. E. Media Promosi yang Akan Digunakan Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat. Media itu berupa Stand banner, brosur, beriklan dimedia massa, lewat penyuluhan dan yang lainnya. F. Strategi Pemasaran yang Akan Diterapkan Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha tanaman hias ini menggunakan analisis bauran pemasaran yaitu : 1. Kebijakan Produk Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini bernama Tempe buah karet yang diambil dari sebagian kata bahan yang digunakan dalam pembuatan produk ini. Hasilnya berupa tempe buah karet yang dikemas dalam plastik dan daun pisang. 2. Kebijakan harga Harga yang diberikan kepada pelanggan yaitu sebesar Rp. 800,00 per bungkus dan harga Rp. 400,00. Harga ini ditentukan berdasar analisis keuangan yang telah dilakukan. Harga ini lebih murah dari harga produk sejenis yang ada di pasaran dengan kualitas yang baik. 3. Kebijakan Promosi Untuk meningkatkan hasil penjulan minuman probiotik maka perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pamflet, spanduk, dan media promosi lainnya. Sistem penjualan yang digunakan yaitu penjualan secara tunai, kredit dan sistem konsinyasi. 4. Kebijakan distribusi Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha maupun dan penitipan di warung-warung sekitar lokasi.

BAB III METODE PENDEKATAN Program Kreativitas Mahasiswa yang disusun ini merupakan bidang kewirausahaan, oleh karena

itu metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan metode produksi dan penjualan. A. Metode Produksi Metode produksi yang dilakukan adalah melakukan proses tempe buah karet dalam skala perajin tempe. B. Metode Pemasaran Pemasaran merupakan proses penyaluran dari produsen ke konsumen atau menjual ke konsumen. Selain itu pemasaran dilkukan lewan media promosi.

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juli 2009. Tempat produksi daerah Pluwang Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. (Jadwal kegiatan pelaksanaan terlampir). B. Tahapan Pelaksanaan PKM Kewirausahaan ini terbagi menjadi empat tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap produksi, (3) tahap pemasaran dan (4) tahap evaluasi dan pelaporan.

1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan meliputi persiapan tempat untuk usaha, dan persiapan bahan dan perlengkapan. Berikut bahan dan peraltan yang perlu dipersiapakan : Bahan : Bauah karet, Ragi tempe, platik, air, daun pisang. Alat : Panci, kompor, bak karet, , pisau, ember, meja, palu, kompor, tabung gas, regulator, tampir. 2. Tahap Produksi Pada tahap ini dilakukan produksi skala perajin tempe. Berikut cara pembutannya : a) Disiapkan biji karet sebanyak 5 kilogram. b) Biji karet dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran pada kulit biji. c) Selanjutnya biji karet di buang kulitnya dengan cara memecahkannya. d) Setelah terpisah dari kulitnya, daging biji di buang bakal daunnya agar tidak memabukkan saat dimakan , lalu di rendam selama 2 x 24 jam. e) Setelah direndam kemudian di rebus selama 2-3 jam. f) Biarkan hingga dingin , setelah dingin air rebusan di buang lalu biji direndam lagi selama 36 jam dengan air baru g) Biji karet lalu di cuci dan di kukus 30 menit h) Setelah dikukus selama 30 menit, air yang tersisa didalam panci/dandang dibuang, kemudian biji karet dipindahkan ketempat yang lebih lebar (tampah) dan diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, biji karet dibiarkan dingin sampai permukaan keping karet kering dan airnya menetes habis i) Setelah dingin, taburkan ragi tempe sebanyak 1kg ( 0,2 % dari bobot biji karet) sambil diaduk aduk sampai rata. Penambahan ragi bertujuan guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam membuat tempe j) Selanjutnya tempe dikemas sesuai dengan selera, dapat menggunakan plastik ataupun daun pisang. Bila menggunakan daun, daun yang biasanya digunakan untuk pembungkus adalah daun pisang. k) Plastik atau daun pisang yang telah berisi biji karet dilubangi dengan menggunakan jarum yang terbuat dari kayu ukuran kecil kira-kira 6 - 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah. l) Tempe disimpan di tempat yang tidak tertutup (pada suhu kamar) untuk menghindari pembusukkan pada tempe karena suhu yang terlalu panas, usahakan ditempat yang terjadi sirkulasi udara. m) Tempe didiamkan kurang lebih selama 36 jam. n) Setelah 36 jam, tempe siap di olah menjadi makanan yang lezat dan bergizi tinggi. o) Proses pembuatan membutuhkan waktu kurang lebih 5-6 hari. 3. Tahap Pemasaaran Pada tahap pemasaran dilakukan sesuai dengan strategi pemasaran sebagai berikut. a. Kebijakan Produk Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini bernama Tempe buah karet yang diambil dari sebagian kata bahan yang digunakan dalam pembuatan produk ini. Hasilnya berupa tempe buah karet yang dikemas dalam plastik dan jaun pisang. b. Kebijakan harga Harga yang diberikan kepada pelanggan yaitu sebesar Rp. 800,00 per bungkus dan harga Rp. 400,00. Harga ini ditentukan berdasar analisis keuangan yang telah dilakukan. Harga ini lebih murah dari harga produk sejenis yang ada di pasaran dengan kualitas yang baik. c. Kebijakan Promosi Untuk meningkatkan hasil penjulan minuman probiotik maka perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pamflet, spanduk, dan media promosi lainnya. Sistem penjualan

yang digunakan yaitu penjualan secara tunai, kredit dan sistem konsinyasi. d. Kebijakan distribusi Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha maupun dan penitipan di warung-warung sekitar lokasi. 4. Tahap Evaluasi dan Pelaporan Pada tahap ini dilakukan kegaitan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan analisis keuangan. Setelah itu hasilnya dibuat laporan kemajuan untuk Monitoring dan Evaluasi oleh Dikti dan laporan akhir. C. Instrumen Pelaksanaan Instrumen yang ada meliputi: 1) alat dan bahan dalam proses produksi, 2) desain kemasan, 3) media promosi. Alat, bahan, dan cara kerja telah dipaparkan. Proses pengemasan (packaging) dilakukan dengan menggunakan plastic yang telah dilakukan penncetahan nama produk dan bungkus daun pisang. Media promosi yang baru digunakan antara lain: Stand banner, brosur, maupun secara langsung. Dalam setiap kali produksi, produk tersebut langsung didistribusikan ke warung-warung. Demikian seterusnya hingga dikembangkan secara lebih luas usahanya. Perencanaan setelah satu tahun akan lebih dikembangkan baik kualitas maupun kuantitasnya, seperti: jumlah produksi, kualitas produk, intensitas promosi, dan perluasan jaringan pemasaran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Program

Dari kemajuan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Buah karet yang tadinya tidak berguna setelah diolah secara optimal dapat menjadi produk untuk menambah pendapatan masyarakat. 2. Sudah diproduksi 1.800 bungkus dan terjual 1.261 bungkus. 3. Profit yang diperoleh (sampai dengan 24 Juni 2009) sebesar Rp. 623.000,00 4. Sebagai usaha bisnis baru yang layak dijalankan dan sangat menjanjikan. 5. Tercipta usaha sampingan bagi masyarakat guna menambah penghasilan. 6. Telah tumbuh jiwa kewirausahaan tim untuk mengembangkan usaha ini secara lebih luas 7. Menambah jenis makanan baru / diversivikasi pangan yang ramah lingkungan 8. Untuk pemasaran, sudah masuk ke berbagai warung. Permintaan semakin hari semakin meningkat diimbangi dengan daya beli konsumen. B. Pembahasan 1. Penentuan HPP Harga Pokok Produksi Total Biaya Untuk Produksi dan Pemasaran per-bulan sebesar Rp. 655.014,00 dibulatkan menjadi Rp. 655.000,00 Total produk yang dihasilkan 1.680 produk yang dihasilkan per-bulan Harga Pokok Produksi = Rp. 655.000,00 : 1.680 = Rp. 389,9 per-plastik Harga Pokok Penjualan Perusahaan mengambil margin sebesar 88,8% dari HPP = Rp.345,43 Sehingga harga pokok penjualan adalah 389,9 + 345,43 = Rp.735,33 dibulatkan menjadi Rp. 750,00 Jadi Harga Pokok Penjualan sebesar adalah Rp. 750,00 per plastik 2. Total Penjualan Bulan Jumlah terjual April 2009 460 Mei 2009 441 Juni 2009 (sampai 24 Juni 2009) 360 3. Total Pendapatan Keterangan April 2009 Mei 2009 Juni 2009 Penjualan per-bulan Rp. 368.000,00 Rp. 352.800,00 Rp. 288.000,00 Jumlah Pendapatan Rp. 368.000,00 Rp. 352.800,00 Rp. 288.000,00 Laporan Laba Rugi laporan laba rugi per-bulan, dilihat per-tahun berjalan Keterangan April 2009 Mei 2009 Juni 2009 (sampai 24 Juni 2009) Pendapatan per-bulan Penjualan Rp. 368.000,00 Rp. 352.800,00 Rp. 288.000,00 Sub total Rp. 368.000,00 Rp. 352.800,00 Rp. 288.000,00 Biaya Yang Dikeluarkan

460 X @ 272,91 125.538,6 441 X @ 272,91 120.353,31 360 x @ 272,91 139.729,92 Laba Bersih 242.461.4 232.446,69 148.270,08 C. Kendala dan Solusi Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program adalah sebagai berikut : 1. Kurang kompaknya tim pada waktu pelaksanaan program 2. Pelaksanaan program berbenturan dengan waktu kuliah 3. Waktu untuk produksi pada jam pagi digunakan untuk kuliah. 4. Kondisi cuaca yang tidak menentu bahan baku sulit sulit ditemukan. 5. Pemasaran kurang berjalan lancar, mengingat konsumen belum mengetahui dan memahami arti penting minuman probiotik bagi tubuh. Solusi dan usaha untuk mengatasi kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan sebuah kesepakatan bersama anggota untuk tetap kompak dalam pelaksanaan program. 2. Membuat time schedule bagi setiap anggota tim, sehingga diperoleh waktu yang tepat untuk pelaksanaan program. 3. Mengatur strategi produksi melaksanakan produksi pada saat libur kuliah pada hari sabtu/minggu. 4. Ditempatkan ditempat yang teduh tetapi akibatnya proses pengeringannya menjadi lebih lama. Dari indikator-indikator di atas dapat dikatakan bahwa program ini dirasakan oleh tim cukup berhasil dan tim terus melakukan pengembangan usaha dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi demi kepuasan konsumen, serta perluasan jaringan pemasaran. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari paparan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Buah karet yang tadinya tidak berguna dapat diolah menjadi produk untuk menambah pendapatan masyarakat. 2. Usaha tempe dari buah karet memiliki peluang yang sangat bagus bagi masyarakat dengan adanya potensi yang ada. B. Saran 1. Melihat laporan di atas maka PKM ini mempunyai peluang untuk dikembangkan terus menjadi usaha di bidang produksi makanan. 2. Perlu adanya pengarahan dan bantuan pemasaran dan surat ijin usaha dari pemerintah daerah setempat, agar mampu mengakses pasar secara lebih luas lagi. Demikian laporan pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan yang disusun untuk dilaporkan kepada pihak-pihak terkait. Beberapa kekurangan dalam pelaksanaan program ini akan diupayakan untuk diperbaiki, dan keberhasilan yang telah dicapai akan ditingkatkan pada program selanjutnya. Diposkan oleh PEMBELAJAR di 08:15 0 komentar Label: pkm 2009 Reaksi: Link ke posting ini

natural paper debog

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang tentu mengenal sampah. Bahkan mengetahui dampak yang ditimbulkannya. Diantaranya, sampah yang menumpuk dapat mengganggu kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit dan juga merusak pemandangan. Walaupun demikian tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang bersih, indah, asri, dan bebas sampah belum menyeluruh. Sampah dapat diperoleh dari berbagai sisa hasil produksi, salah satunya dari sisa hasil kebun yang tidak bermanfaat. Masyarakat pedesaan sebagian besar pendapatannya berasal dari hasil kebun, dan jenis tanaman yang ditanam bermacam-macam. Tanaman pisang merupakan tanaman yang ditanam sebagai usaha sampingan dari tanaman utama, namun biasanya jumlahnya banyak. Pada kenyataannya pohon pisang hanya berbuah satu kali dan pada jarak waktu yang relatif lama. Dampaknya, pohon pisang yang telah diambil buahnya akan menjadi pohon pisang yang mati, tidak berguna, terabaikan dan menjadi sampah kebun. Masyarakat belum banyak memanfaatkannya, paahal pelepah pohon pisang yang menjadi sampah bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan bahkan terbilang mengagumkan, disamping pendapatan dari penjualan hasil kebun. Sampah pelepah pohon pisang tersebut dapat diolah menjadi bahan yang bernilai lebih, yaitu digunakan untuk bahan pembuatan kertas seni, karena pelepah pohon pisang adalah jenis pelepah pohon yang berserat. Karena kebutuhan akan pemakaian kertas sangat meningkat, sedangkan bahan kertas yang biasanya berasal dari kayu semakin langka dan mahal, yang berdampak langsung pada naiknya harga kertas. Yang lebih menarik bahwa kertas seni dapat dimanfaatkan menjadi berbagai barang kerajinan yang mempunyai nilai tambah yang sangat ekonomis. Maka dari itu pemakaian pelepah pohon pisang sebagai bahan pembuat kertas seni bisa memberikan manfaat antara lain: pemanfaatan sampah perkebunan, sumber pendapatan baru bagi masyarakat serta penghematan kayu sebagai bahan dasar kertas dengan tujuan untuk mengurangi pemanasan global dan pelestarian lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu usaha yang kami

lakukan adalah memanfaatkan sampah pelepah pohon pisang di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, untuk dijadikan bahan dasar kertas seni. Hal tersebut karena Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang mempunyai potensi besar dalam pemanfaatan sampah pelepah pohon pisang. Untuk mendapatkan data yang akurat maka tim PKM Pengabdian Kepada Masyarakat telah melakukan pengamatan di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Selanjutnya kami melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kertas seni dari sampah pelepah pohon pisang. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang dapat dikristalkan antara lain. 1. Bagaimana cara pembuatan kertas seni dari sampah kebun berupa pelepah pohon pisang? 2. Apakah program kegiatan pembuatan kertas seni dari sampah pelepah pohon pisang yang dilakukan akan meningkatkan minat mastarakat untuk berwiraswasta? 3. Apakah pendapatan masyarakat akan meningkat setelah mendapat pelatihan cara pembuatan kertas seni dari pelepah pohon pisang? C. Tujuan Program Tujuan dari penulisan proposal ini antara lain : 1. Memanfaatkan sampah pelepah pohon pisang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.. 2. Mensosialisasikan cara pembuatan kertas seni dari sampah kebun yang berupa pelepah pohon pisang kepada masyarakat pedesaan. D. Luaran yang Diharapkan Dari pelaksanaan program ini dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tentang cara membuat kertas seni ( natural paper ) dengan bahan dasar sampah pelepah pohon pisang dari kebun mereka. E. Kegunaan program Manfaat yang diharapkan dari terlaksananya kegiatan ini adalah : 1. Mengaplikasikan pengetahuan dan kreativitas yang sudah dimiliki. 2. Membantu dalam pembuatan kertas seni berbahan dasar sampah pelepah pohon pisang. 3. Meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan. 4. Meningkatkan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Secara umum kondisi masyarakat di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang bermatapencaharian sebagai pedagang, sedangkan para pemudanya sebagian besar belum mempunyai pekerjaan/menganggur karena kurang mempunyai ketrampilan yang memadai atau belum mempunyai pekerjaan tetap. Oleh Sebab itu Tim Pengabdian Kepada Masyarakat ingin memberikan keterampilan pemanfaatan limbah kebun berupa pelepah pohon pisang untuk dijadikan natural paper atau sering disebut dengan kertas seni. Hal tersebut sejalan dengan banyak tersedianya bahan baku yaitu pelepah pohon pisang di lokasi tempat dilaksanakannya kegiatan ini. Biasanya pelepah pohon pisang hanya dibiarkan tergeletak di tanah setelah diambil buahnya, sehingga hanya menjadi sampah yang tidak bermanfaat. Dengan adanya program ini kami bermaksud untuk memanfaatkan potensi di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang banyak terdapat pelepah pohon pisang untuk dimanfaatkan menjadi kertas seni. Dengan adanya program pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan akan bisa memberikan manfaat yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat, diantaranya: membersihkan kebun dari sampah pelepah pohon pisang dengan cara memanfaatkannya untuk dijadikan bahan pembuat kertas seni, memberikan ketrampilan kepada para pemudanya supaya bisa mengembangkan potensi diri dan tidak menganggur lagi, serta masih banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya program pengabdian kepada masyarakat ini.

BAB III METODE PENDEKATAN

A. Persiapan Kegiatan 1. Persiapan bahan baku dan bahan penunjang Bahan baku yang dipersiapkan dengan pembelian pelepah pohon pisang sebanyak 2 batang, dan pewarna tekstil. Sedangkan untuk bahan penunjang dipersiapkan bahan perekat yang berupa tepung kanji, lem kayu dan bermacam-macam hiasan. 2. Persiapan Alat Persiapan alat dilakukan dengan melakukan pembelian semua peralatan yang diperlukan dalam proses pengolahan. 3. Persiapan Tempat Adanya tempat produksi mutlak diperlukan untuk menunjang terlaksananya kegiatan produksi, Karenanya diperlukan suatu tempat yang baik dan memadai. Untuk menentukan tempat tersebut, diterapkan pula aspek efektivitas dan efisiensi kerja dalam proses produksi. Pemilihan tempat yang memudahkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan merupakan suatu keharusan. Oleh karena itu, tempat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah rumah warga yang digunakan sebagai pusat kegiatan warga. B. Pelaksanaan Kegiatan 1. Pembuatan alat Proses pembuatan alat pencetak kertas seni yaitu a. Menyiapkan kayu ukuran 3x4 cm sebagai bingkai cetakan. b. Ukur kayu tersebut dengan panjang 40cm sebanyak 4x, dan panjang 50cm sebanyak 4x. c. Rangkai kayu tersebut menjadi dua buah bingkai persegi panjang menggunakan pengikat paku. Haluskan permukaan kedua bingkai dengan menggunakan ampelas. d. Setelah itu potong kasa halus sesuai ukuran bingkai kayu tersebut, beri kelebihan 2cm pada tiap sisinya untuk tekukan. e. Pasang kasa halus pada salah satu bingkai kayu, rekatkan dengan menggunakan paku. Satu pasang alat pencetak selesai di buat. f. ( ket: membuat 3 pasang alat pencetak ). g. Potong kain keras dengan ukuran 50 x 60 cm sebanyak 50 lembar, sebagai alas kertas yang telah dicetak. 2. Proses Pembuatan Bubur Kertas a. Menyiapkan pelepah pohon pisang, potong kecil kecil ukuran 1 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. b. Setelah kering rebus sampai lunak (20 menit) . c. Kemudian disaring dan dibuat bubur dengan cara diblender. d. Beri pewarna tekstil dan direbus kembali sampai mendidih. e. Bubur tersebut disaring dan masukkan pada ember kotak besar. f. Tambahkan 150 gr kanji ke dalam 300 ml air dan juga panaskan 2 ltr air (hangatkan). Campurkan air kanji dengan air hangat. g. Tuangkan 30 ltr air ke dalam ember kotak dan tambahkan 500 ml air kanji yang dicampur. Sisa air kanji tersebut (950 ml) tuangkan ke dalam bubur pelepah dan diaduk. 3. Proses Pencetakan Kertas a. Gabungkan 2 bingkai cetakan dan posisikan saringan berada di tengah-tengah diantara bingkai tersebut. b. Masukkan saringan/cetakan ke dalam ember kotak, kemudian angkat perlahan-lahan cetakan yang telah berisi bubur kertas.

c. Lepaskan bingkai yang diatasnya, akan terlihat lapisan bubur kertas di atas bingkai saringan d. Tempelkan kain keras di atas lapisan bubur kertas yang telah dicetak. e. Balik dan letakkan pada meja landasan. f. Hilangkan air yang terbawa di cetakan dengan menggunakan pipa (seukuran dengan lebar bingkai). Dengan cara menekan dan menggeserkan pipa kearah kekiri dan kekanan. g. Kemudian angkat bingkai saringan maka tampak lembaran kertas basah menempel di kain keras. h. Ulangi langkah kerja No. 1 5, kemudian balik dan letakkan diatas kertas hasil cetakan yang pertama. (ket : maksimal tumpukan 4 lapis ). Lakukan langkah tersebut sampai bubur kertas habis dicetak. i. Angkat kain keras yang sudah terisi lembaran kertas basah satu persatu dan jemur di bawah sinar matahari sampai hampir kering. j. Setelah dijemur, proses pengeringan selanjutnya menggunakan setrika listrik agar diperoleh permukaan yang halus. Dengan cara : permukaan yang akan disetrika harus dilapisi dengan kain untuk mencegah panas berlebih. C. Pelaksanan Sosialisasi 1. Pembuatan sampel produk Setelah kertas jadi, maka proses selanjutnya adalah membuat produk yang berbahan dasar kertas seni tersebut. Contoh produk yang sudah dibuat adalah kotak kado dan tempat pensil. 2. Kegiatan penyuluhan/sosialisasi dan pelatihan Peserta dari kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini yaitu para pemuda di lingkungan sekitar tempat pelaksanaan kegiatan PKM. Proses pelaksanaannya yaitu dengan memberikan penjelasan secara teori kemudian langsung dipraktekkan dan dengan pengisian angket.

BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2009, bertempat di Desa Jetis, Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. B. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan No Jenis Kegiatan Bulan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Persiapan tempat dan peralatan Pembuatan sample

Sosialisasi kepada masyarakat Monitoring program Evaluasi program Pelaporan April 2009 April 2009 Mei 2009 Juni 2009 Juni 2009 Juni 2009 Minggu I Minggu II IV Minggu II dan III Minggu I - III Minggu III Minggu IV C. Instrumen Pelaksanaan Instrumen yang ada meliputi: 1. Masyarakat sebagai sasran utama 2. Alat dan bahan dalam proses pembuatan sampel, produk, dan pelatihan 3. Media sosialisasi yang berupa spanduk, banner, dan leaflet. D. Rancangan dan realisasi Biaya a. Bahan habis pakai Gas Rp 80.000,00 b. Bahan pembuatan Pewarna Rp 15.000,00 Lem kayu Rp 25.000,00 Total Rp 40.000,00 c. Peralatan Operasional Blender 2 buah Rp 550.000,00 Setrika Listrik 1 buah Rp 200.000,00 Bak Kotak 70cm x 48cm x 42cm, volume : 85 ltr Rp 380.000,00 Ember Plastik 4 buah Rp 80.000,00 Meja Landasan 2 buah Rp 350.000,00 Pipa 2 meter Rp 30.000,00 Kain keras / kain sablon 6 meter Rp 120.000,00 Kompor Gas 1 buah Rp 450.000,00 Panci Besar 2 buah Rp 160.000,00 Pisau Besar 2 buah Rp 50.000,00 Gunting 2 buah Rp 20.000,00 Total Rp 2.390.000,00

d. Alat Pencetak Kasa halus 2 meter Rp 200.000,00 Kayu 3x4 cm 4 meter Rp 80.000,00 Paku secukupnya Rp 10.000,00 Palu 1 buah Rp 10.000,00 Ampelas 10 lembar Rp 30.000,00 Total Rp 330.000,00 e. Biaya penunjang kegiatan Penyuluhan Rp 500.000,00 Sewa Tempat dan alat Rp 400.000,00 Konsumsi Rp 300.000,00 Biaya Listrik Rp 150.000,00 Perjalanan dan Komunikasi Rp 250.000,00 Dokumentasi Rp 300.000,00 Spanduk dan leaflet Rp 300.000,00 Perlengkapan pembuatan produk Rp 200.000,00 Lain lain Rp 250.000,00 + Jumlah Biaya Lain Rp 2.650.000,00 Jumlah Pengeluaran Rp 5.490.000,00 Penyusunan Laporan Rp 500.000,00 Jumlah Total Rp 5.990.000,00

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan Hasil dari kegiatan ini yaitu berupa kegiatan sosialisasi kepada masyarakat. 1. Kegiatan Sosialisasi 1 (Sosialisasi / teori) Tempat: Bp. Sunoto. Jetis Kalisegoro, Gunungpati, Semarang Tanggal: 23 Mei 2009 Peserta: 21 orang (Remaja Karang Taruna) Hasil sosialisasi 1 pada masyarakat Dari 21 orang: 18 orang ( 86%) menyatakan ya 2 orang (9%) menyatakan tidak 1 orang (5%) menyatakan tidak tahu Kriteria: o Ya : Akan menerapkan program

o Tidak : Tidak akan menerapkan o Tidak tahu: Abstain 2. Kegiatan Sosialisasi 2 ( Praktek / Pelatihan) Pelaksanaan: Tempat: Bp. Sunoto. Jetis Kalisegoro, Gunungpati, Semarang Tanggal: 24 Mei 2009 Peserta: 23 orang (Remaja Karang Taruna) B. Pembahasan 1. Proses persiapan Proses persiapan ini meliputi persiapan tempat, peralatan pendukung, dan bahan baku. 2. Proses pembuatan sampel produk Dalam proses ini, Tim PKM membuat sampel kertas seni yang dibuat sebagai contoh kepada masyarakat. Kemudian Tim PKM membuat contoh produk jadi yang berupa kotak kado dan tempat pensil. 3. Proses sosialisasi 1 Program pembuatan kertas seni ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat. Dalam proses sosilaisasi 1, Tim mengundang remaja karang taruna di lingkungan tempat kegiatan berlangsung. Jumlah undangan yang hadir adalah 21 orang. Sosialisasi 1 ini adalah proses penyampaikan Program Pembuatan Kertas Seni dari Pelepah Pohin Pisang secara teori di dalam ruangan , kemudian para peserta diminta mengisi angket. 4. Proses sosialisasi 2 Setelah pada proses sosialisasi 1 diberikan teori, maka pada kegiatan sosialisasi 2 ini, masyarakat langsung diberikan praktek pembuatan kertas seni dari pelepah pohon pisang. Lanhkah awal adalah Tim mempraktekkan cara pembuatan kertas seni tersebut mulai dari awal pemotongan bahan baku sampai dengan proses pencetakan dan pengeringan. Kemudian peserta diminta mempraktekkan proses tersebut. 5. Kendala dan solusi Kendala yang dihadapi selama kegiatan ini adalah : a. Pewarnaan kertas seni menggunaan pewarna alami tidak bertahan lama b. Selama kegiatan berlangsung, masih sering turun hujan sehingga pengeringan bahan dan kertas kurang maksimal. c. Masing-masing anggota Tim memiliki kesibukan sendiri, sehingga tidak di setiap kegiatan bisa hadir. d. Peserta pelatihan kebanyakan masih sekolah, sehingga penerapan program ini kurang maksimal. Solusi dan usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah : a. Bahan pewarna kertas diganti dengan bahan pewarna tekstil b. Proses penjemuran ditempatkan di tempat yang teduh dan di angin-anginkan c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu d. Penerapan programini dimaksimalkan pada peserta yang belum memiliki banyak kesibukan , dalam hal ini adalah peserta yang belum memiliki pekerjaan Dari hasil yang diperoleh, maka Tim menilai kegiatan sosialisasi ini cukup berhasil. Selama kegiatan sosilaisasi, masyarakat mampu menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh

Tim PKM dengan baik. Kemudian sebagai tindak lanjut dan realisasidari kegiatan sosialisasi dan pelatihan, masyarakatpun menerapkan program pembuatan kertas seni tersebut. Saat ini masyarakat yang sudah menerapkan ada 4 orang, yang bekerja bersama.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelepah pohon pisang yang merupakan sampah kebun yang tidak dimanfaatkan lagi, ternyata memiliki nilai lebih untuk digunakan sebagai bahan baku kertas seni. 2. Kegiatan sosilaisasi dan pelatihan pembuatan kertas seni mampu memberikan keterampilan tambahan bagi masyarakat. 3. Pembuatan kertas seni dari pelepah pohon pisang bisa menjadi alternatif usaha baru bagi masyarakat. B. Saran 1. Kegiatan pengabdian ini agar terus dilaksanakan, sehingga kerja sma antara mahasiswadengan masyarakat tetap berlangsung dengan baik. 2. Perlu diadakan kegiatan sosialisasi tambahan tentang pemasaran produk, sehingga masyarakat dapat menjual produk yang dihasilkannya. Diposkan oleh PEMBELAJAR di 08:12 0 komentar Label: pkm 2009 Reaksi: Link ke posting ini

baggase kertas seni

LAPORAN PKMK BAGASSE MENJADI NATURAL PAPER DAUR ULANG AMPAS TEBU MENJADI KERTAS SENI Oleh : Ketua Dwi Nur Cahyono 5201406020 (2006) Anggota Yosia Anar Arpinas 5201406001 (2006) Kris Wanto 5201406014 (2006) Achmad Rois 5201406006 (2006) Sudiyono 5201407051 (2007) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2009 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul : Bagasse menjadi natural Paper Daur Ulang Ampas Tebu Menjadi Kertas Seni 2. Bidang Kegiatan : Kewirausahaan 3. Bidang Ilmu : 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Dwi Nur Cahyono b. NIM : 5201406020 c. Jurusan : Teknik Mesin d. Universitas : UNNES e. Alamat Rumah : Purwosari Rt 01/Rw III, Sayung, Demak.

f. Telepon/Hp : 085643658359 g. E-mail : 5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 Orang 6. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Winarno Dwi Raharjo, M.Pd. b. NIP : 130914969 7. Lokasi Kegiatan : Desa Kalisegoro 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan 9. Biaya Total kegiatan a. Sumber Dikti : Rp 5.100.000,00 Semarang, 24 Juni 2009 Menyetujui; Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Pelaksana

Drs. Wirawan Sumbodo, MT. Dwi Nur Cahyono NIP : 131876223 NIM : 5201406020 Pembantu Rektor Dosen Pembimbing Bidang Kemahasiswaan Dr. Masrukhi, M.Pd. Drs. Winarno Dwi Raharjo, M.Pd. NIP : 131764049 NIP : 130914969 ABSTRAK Dengan terlaksananya kegiatan Program KreatifitasMahasiswa ini, maka diharuskan pula dengan membuat laporan akhir Program Kreatifitas Mahasiswa. Laporan Ini juga sebagai bukti bahwa penulis juga sudah melaksanakan kegiatan Program Kretiftas Mahasiswa. Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat, baik pada penulis maupun pada pembaca. Selama melaksanakan kegiatan Program Kretifitas Mahasiswa dengan judul Bagasse menjadi natural Paper Daur Ulang Ampas Tebu Menjadi Kertas Seni , penulis mengumpulkan data dengan berbagai tahapan yaitu tahap persiapan, tahap produksi,Tahap pemasaran dan tahap evaluasi. Ampas tebu merupakan jenis pohon yang berserat dimana serat tebu dapat digunakan untuk pembuatan kertas seni. Sedangkan ampas tebu dari pengolahan tebu biasanya digunakan sebagai bahan bakar pangganti minyak dan tidak jarang hanya dibakar atau dibuang begitu saja untuk membersihkannya. Berdasarkan ilustrasi diatas maka kami ingin membuat kertas seni dan berbagai produk dari kertas seni tersebut untuk dapat menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat. Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah usaha pembuatan kertas seni dan produknya ini sangatlah menjanjikan dan mempunyai profit yang bagus bila ditekuni. Kata kunci (key word) : Bagasse, Natural Paper

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunianya sehingga pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Pemanfaatan hasil perkebunan berupa buah karet menjadi tempe dapat diselesaikan dengan baik. Pelaksanaan PKM dan penyusunan laporan PKM selesai atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. 2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Drs. Abdurrahman, M.Pd. 3. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang Drs. Wirawan Sumbodo, MT. 4. Dosen pembimbing Bapak Drs. Winarno Dwi Raharjo, M.Pd. 5. Teman-teman tim PKMK senasib seperjuangan. 6. Seluruh seluruh pihak yang terlibat pada program ini. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam menyusun laporan ini. Namun, penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, sehingga penulis sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Semarang, Juni 2009 Penulis DAFTAR ISI Halaman LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR LAMPIRAN v BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Perumusan Masalah 1 C. Tujuan Program 1 D. Luaran program 1 E. Kegunaan program 2 BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 3 BAB III. METODE PENDEKATAN 5 BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 6 A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 6 B. Tahapan Pelaksanaan 6 C. Instrumen Pelaksanaan 7 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 8 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 11 LAMPIRAN- LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana Lampiran 2. Jadwal Pelaksanaan. Lampiran 3. Penggunan Biaya Lampiran 4. Denah Lokasi Lampiran 5. Rencana produksi Lampiran 6. Brosur Program PKMK Lampiran 7. Banner PKMK Lampiran 8. Form Bimbingan PKMM Lampiran 9. Dokementasi Kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang tentu mengenal tebu, tebu merupakan bahan baku pembuatan gula atau pun minuman dari tebu. Dari hasil pengolahan tebu tersebut akan menghasilkan limbah berupa ampas tebu. Pada kenyataannya bahwa ampas tebu dari pengolahan tebu biasanya digunakan sebagai bahan bakar pangganti minyak dan tidak jarang hanya dibakar atau dibuang begitu saja untuk membersihkannya. Masyarakat belum banyak yang memanfaatnya, padahal ampas tebu yang menjadi sampah bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan bahkan terbilang mengagumkan, di samping pendapatan dari penjualan dari pengolahan tebu tersebut. Sampah ampas tebu tersebut dapat diolah menjadi bahan yang bernilai lebih, yaitu digunakan untuk bahan dasar pembuatan kertas seni karena tebu adalah jenis pohon yang berserat. Maka bisa disimpulkan bahwa ampas tebu bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuat kertas karena sifat pohonnya yang berserat. Yang lebih menarik bahwa kertas seni dapat dimanfaatkan menjadi berbagai barang kerajinan yang mempunyai nilai tambah yang sangat mengagumkan. Maka dari itu pemakaian ampas tebu sebagai bahan pembuat kertas seni bisa memberikan manfaat antara lain: pemanfaatan sampah industri, sumber pendapatan baru bagi masyarakat serta penghematan kayu sebagai bahan dasar kertas dengan tujuan untuk mengurangi pemanasan global dan pelestarian lingkungan. Dari latar belakang diatas maka penulis bermaksud memanfaatkan ampas tebu dari pengolahan

gula atau minuman, untuk dimanfaatkan menjadi kertas seni dan produk dari kertas seni tersebut. Dengan adanya produk tersebut akan menjadi lebih inovatif, sebagai alternatif menambah pendapatan bagi masyarakat yang ingin menekuni usaha ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas dalam program ini adalah: 1 Bagaimana menciptakan peluang usaha dikalangan masyarakat untuk menumbuhkan ketrampilan berwirausaha yang berorientasi pada profit. 2 Bagaimana cara pembuatan kertas seni dari limbah pabrik berupa ampas tebu. C. Tujuan Program Tujuan program yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1. Membuat sebuah usaha sampingan masyarakat yang menghasilkan profit untuk menambah penghasilan masyarakat. 2. Menumbuhkan budaya kewirausahaan di kalangan masyarakat untuk mendorong terciptanya wirausaha baru dengan menerapkan Iptek. 3. Memanfaatkan sampah ampas tebu untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. D. Luaran Program Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah : 1. Terciptanya peluang usaha mandiri yang bergerak di bidang pemanfaatan limbah lingkungan dan pabrik. 2. Mengaplikasikan pengetahuan dan kreativitas yang sudah dimiliki mahasiswa agar bermanfaat dan berguna bagi masyarakat. 3. Membantu dalam pembuatan kertas seni berbahan dasar ampas tebu. E. Kegunaan Program Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah : 1. Meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha. 2. Untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan akademik mahasiswa dalam kreativitas dan penalaran pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang kebermanfaatan dari ampas tebu. BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA A. Prospek usaha pembuatan kertas seni Bagasse Paper yang memanfaatkan limbah ampas tebu. Usaha pembuatan kertas seni dari ampas tebu sangat berprospektif, melihat semakin tingginya omset penjualan kertas seni dan produk hasil dari pengolahannya yang sudah ada. Karena kebutuhan masyarakat akan kertas seni atau pun kotak kado yang terus meningkat untuk berbagai kebutuhan. Salah satu manfaat dari pembuatan kertas seni dari ampas tebu adalah pelestarian lingkungan. Dimana ampas tebu yang kami gunakan adalah limbah dari pabrik gula, sehingga untuk bahan baku dalam pengolahan kertas seni dari ampas tebu sangat mudah diperoleh. Oleh karena itu, biaya produksi pembuatan kertas seni dari ampas tebu ini sangatlah kecil. Jadi prospek kertas seni dari ampas tebu Bagasse Paper sangatlah menjanjikan bagi masyarakat.

B. Keunggulan kertas seni Bagasse Paper yang memanfaatkan limbah ampas tebu. Keunggulan Bagasse Paper ini adalah sebagai berikut : a) Produk ini memiliki nilai lebih yaitu bahan baku yang murah dimana bahan bakunya adalah bahan baku yang tidak terpakai. b) Produk yang dihasilkan mempunyai nilai artistik yang tinggi karena terdapat unsur seni didalamnya. c) Produk yang dihasilkan berkualitas dimana produknya tidak kalah dibandingkan dengan produk yang lain. C. Keterkaitan dengan Produk Lain Termasuk Perolehan Bahan Baku Di pasar sudah ada produk sejenis, seperti produk dari daur ulang kertas bekas atau pun daur ulang dari plastik bekas, tetapi produk hasil pengolahan kertas seni dari ampas tebu adalah produk yang benar-benar baru dan mempunyai prospek kedepan yang cerah. D. Peluang Pasar Peluang produk ini untuk masuk ke pasar sangat besar, banyaknya mini market dan toko-toko assesoris disekitar lokasi usaha menjadikan kemudahan dalam distribusi produk. E. Media Promosi yang Akan Digunakan Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk ini, yaitu melalui media pamflet, spanduk, brosur, lewat penyuluhan dan yang lainnya. F. Strategi Pemasaran yang Akan Diterapkan Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha kertas seni ini menggunakan analisis bauran pemasaran yaitu : 1. Kebijakan Produk Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini bernama Bagasse Paper. Hasilnya berupa kertas seni dan kotak kado yang bernilai artistik yang tinggi. 2. Kebijakan harga Harga yang diberikan kepada pelanggan yaitu sebesar Rp. 2.500,00 untuk per lembar kertas seni dan Rp. 10.000,00 untuk per buah kotak kado. Harga ini ditentukan berdasar analisis keuangan yang telah dilakukan. Harga ini lebih murah dari harga produk sejenis yang ada di pasaran dengan kualitas yang baik. 3. Kebijakan Promosi Untuk meningkatkan hasil penjulan produk dari kertas seni maka perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pamflet, spanduk, radio dan media promosi lainnya. 4. Kebijakan distribusi Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha maupun dan penitipan di toko-toko assesoris dan minimarket sekitar tempat usaha yaitu di Kalisegoro.

BAB III METODE PENDEKATAN Program Kreativitas Mahasiswa yang disusun ini merupakan bidang kewirausahaan, oleh karena itu metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan metode produksi dan penjualan. A. Metode Produksi Metode produksi yang dilakukan adalah melakukan proses pembuatan kertas seni dan produknya dalam skala home industri. B. Metode Pemasaran Pemasaran merupakan proses penyaluran dari produsen ke konsumen atau menjual ke konsumen.

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2009. Tempat produksi usaha kegiatan ini di Jetis Kel. Kalisegoro Gunung Pati Semarang. (Jadwal kegiatan pelaksanaan terlampir) B. Tahapan Pelaksanaan PKM Kewirausahaan ini terbagi menjadi empat tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap produksi, (3) tahap pemasaran dan (4) tahap evaluasi dan pelaporan. 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan meliputi persiapan tempat untuk usaha, dan persiapan bahan dan perlengkapan serta tempat untuk pemasaran. Berikut bahan dan peralatan yang perlu dipersiapakan : Bahan : ampas tebu, lem kayu, air, pewarna. Alat : blender, bak kotak, ember plastik, pipa, kain keras/kain sablon, kompor gas, panci besar, pisau besar, alat pencetak, strika listrik, meja. 2. Tahap Produksi Pada tahap ini dilakukan produksi skala home industri. Berikut cara pembutannya : a. Menyiapkan ampas tebu di jemur di bawah terik matahari hingga kering, lalu potong kecil kecil ukuran 2 cm. b. Setelah itu proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak kemudian di buat bubur (pulp) dengan cara di blender. c. Bubur ampas tebu (pulp) tersebut dimasukkan pada ember. d. Tambahkan pewarna tekstil (wenter) kemudian direbus kembali sampai mendidih dan diamkan hingga dingin (untuk pewarnaan kertas), setelah dingin masukan bubur ampas tebu tersebut ke dalam ember kotak. e. Siapkan lem kayu dengan perbandingan 20 gr lem kayu untuk 1 kg bubur ampas tebu dan campur lem kayu dengan air pada ember. f. Tuangkan air ke dalam ember kotak dengan perbandingan 1 : 10 terhadap bubur ampas tebu (pulp) kemudian masukan campuran lem kayu tersebut dan diaduk g. Gabungkan 2 bingkai cetakan dan posisikan saringan berada di tengah-tengah diantara bingkai tersebut, kemudian masukkan saringan/cetakan ke dalam ember kotak, kemudian angkat perlahan-lahan cetakan yang telah berisi bubur kertas. h. Lepaskan bingkai yang diatasnya, akan terlihat lapisan bubur kertas di atas bingkai saringan kemudian tempelkan kain keras di atas lapisan bubur kertas yang telah dicetak. i. Balik dan letakkan pada meja landasan. j. Hilangkan air yang terbawa di cetakan dengan menggunakan pipa (seukuran dengan lebar bingkai). Dengan cara menekan dan menggeserkan pipa kearah kekiri dan kekanan. k. Kemudian angkat bingkai saringan maka tampak lembaran kertas basah menempel di kain keras. l. Ulangi langkah kerja h-m, kemudian balik dan letakkan diatas kertas hasil cetakan yang pertama. ( maksimal tumpukan 4 lapis ). Lakukan langkah tersebut sampai bubur kertas habis dicetak. m. Angkat kain keras yang sudah terisi lembaran kertas basah satu persatu dan jemur di bawah sinar matahari sampai hampir kering. n. Setelah dijemur, proses pengeringan selanjutnya menggunakan setrika listrik agar diperoleh permukaan yang halus. Dengan cara, permukaan yang akan disetrika harus dilapisi dengan kain untuk mencegah panas berlebih 3. Tahap Pemasaaran Pada tahap pemasaran dilakukan sesuai dengan strategi pemasaran sebagai berikut. a. Kebijakan Produk Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini bernama Bagasse Paper. Hasilnya berupa kertas seni dan kotak kado yang bernilai artistik yang tinggi. b. Kebijakan harga Harga yang diberikan kepada pelanggan yaitu sebesar Rp. 2.500,00 untuk per lembar kertas seni dan Rp. 10.000,00 untuk per buah kotak kado. Harga ini ditentukan berdasar analisis keuangan yang telah dilakukan. Harga ini lebih murah dari harga produk sejenis yang ada di pasaran

dengan kualitas yang baik. c. Kebijakan Promosi Untuk meningkatkan hasil penjulan produk dari kertas seni maka perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pamflet, spanduk, radio dan media promosi lainnya. d. Kebijakan distribusi Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha maupun dan penitipan di toko-toko assesoris dan minimarket sekitar tempat usaha yaitu di Kalisegoro. 4. Tahap Evaluasi dan Pelaporan Pada tahap ini dilakukan kegitan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan analisis keuangan. Setelah itu hasilnya dibuat laporan kemajuan untuk Monitoring dan Evaluasi oleh Dikti dan laporan akhir. C. Instrumen Pelaksanaan Instrumen yang ada meliputi: 1) alat dan bahan dalam proses produksi, 2) pengemasan dan merk, 3) media promosi. Alat, bahan, dan cara kerja telah dipaparkan. Proses pengemasan (packaging) dilakukan dengan menggunakan plastic mika untuk kertas seni sedangkan produk dari kertas seni dikemas menggunakan plastic kado. Media promosi yang baru digunakan antara lain: liflet, brosur, maupun secara langsung. Dalam setiap kali produksi, produk tersebut langsung didistribusikan ke pasar.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Program Dari kemajuan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Ampas tebu yang tadinya limbah, sudah dapat diolah secara optimal menjadi kertas seni dan produknya untuk menambah pendapatan. 2. Sudah diproduksi 240 lembar kertas seni dan 240 buah kotak kado dan terjual 70 lembar kertas seni dan 62 buah kotak kado. 3. Profit yang diperoleh (sampai dengan 20 Juni 2009) sebesar Rp 529.695,00 4. Sebagai usaha bisnis baru yang layak dijalankan dan sangat menjanjikan. 5. Terciptanya usaha sampingan bagi masyarakat untuk menambah penghasilan. 6. Untuk pemasaran, sudah masuk ke berbagai toko, minimarket. Permintaan semakin hari semakin meningkat diimbangi dengan daya beli konsumen dan potensi pasar dengan harga yang kompetitif . B. Pembahasan 1. Penentuan HPP

Harga Pokok Produksi Total Biaya Untuk Produksi dan Pemasaran per-3 hari sebesar Rp 27.100,00. Total produk yang dihasilkan 20 lembar kertas seni untuk per-3 hari Harga Pokok Produksi = Rp 27.100,00: 20 = Rp 1.355,00 per-lembar Harga Pokok Penjualan Perusahaan mengambil margin sebesar 84,5% dari HPP = Rp 1.144,98 Sehingga harga pokok penjualan adalah 1.355,0 + 1.144,98 = Rp 2.499,98 dibulatkan