bayi berat lahir rendah (bblr )
TRANSCRIPT
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. 2 Sumber lain
mendefinisikan sebagai bayi dengan berat badan lahir dibawah persentil 10 dari
perkiraan berat menurut masa gestasi. 1,5
Neonatus BBLR adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Berdasarkan berat badan lahir , neonatus BBLR terbagi atas :
1. Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) dengan berat badan lahir 1500-2500 gr.
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah ( BBLSR ) dengan berat badan lahir 1000-1500
gr.
3. Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah ( BBLASR ) dengan berat badan lahir
<1000 gr.
II. Epidemiologi
Angka prevalensi dari BBLR adalah sekitar 10 % dari semua kehamilan. Jumlah ini
bervariasi pada tiap populasi. Sejumlah 3-5 % dari kejadian BBLR terjadi pada
keadaan ibu yang sehat, dan lebih dari 25 % kejadian terjadi pada keaddan ibu dengan
kehamilan resiko tinggi.4
Belum didapatkan data akurat mengenai angka kejadian BBLR di Indonesia. Dari
sebuah laporan Departemen Kesehatan DI Yogyakarta pada tahun 2005, kejadian
BBLR berjumlah 10% dari seluruh kelahiran bayi di daerah tersebut pada tahun yang
sama.6
III. Etiologi
Etiologi BBLR ada yang berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Berikut akan
dikelompokkan etiologi BBLR berdasarkan 3 faktor di atas.1
Faktor Ibu :
Toxemia
Hipertensi dan/atau penyakit ginjal
1
Hipoksemia (misalnya: menderita penyakit jantung atau paru)
Malnutrisi (mikro dan makro)
Menderita penyakit kronis
Anemia sel sabit
Konsumsi obat-obatan,alkohol, rokok.
dsb.
Faktor Janin :
Kelainan kromosom (autosomal trisomi)
Infeksi pada janin (cytomegalic inclusion disease, rubella kongenital, sifilis)
Anomali kongenital
Radiasi
Kehamilan ganda
Hipoplasi pankreas
Defisiensi insulin
Defisiensi insulin-like growth factor type 1.
dsb.
Faktor plasenta :
Penurunan berat plasenta dan/atau selularitas plasenta
Penurunan luas permukaan plasenta
Villous plaentitis (disebabkan bakteri, virus, parasit)
Infark plasenta
Tumor ( mola hidatidosa, chorioangioma)
Plasenta terpisah
dsb.
IV. Patofisiologi
Dari berbagai etiologi di atas, secara garis besar terjadinya BBLR adalah sebagai
berikut2 :
Plasenta
2
Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta dan luas
permukaan villus plasenta. Aliran darah uterus, juga transfer oksigan juga
transfer oksifen dan nutrisi plasenta dapat berubah pada berbagai penyakit
vaskular yang diderita ibu. Disfungsi plasenta yang terjadi sering berakibat
gangguan pertumbuhan janin. Dua puluh lima sampai tiga puluh persen kasus
gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil penurunan aliran darah
uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi penyakit vaskular ibu.
Keadaan klinis yang meliputi aliran darah plasenta yang buruk meliputi
kehamilan ganda, penyalah-gunaan obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam
kehamilan atau kronik), penyakit ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi
plasenta umbilikus yang abnormal, dan tumor vaskular.
Malnutrisi
Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan janin,
yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu selama hamil. Ibu
dengan berat badan kurang seringkali melahirkan bayi yang berukuran lebih
kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan.
Selama embriogenesis status nutrisi ibu memiliki efek kecil terhadap
pertumbuhan janin. Hal ini karena kebanyakan wanita memiliki cukup
simpanan nutrisi untuk embrio yang tumbuh lambat. Meskipun demikian,
pada fase pertunbuhan trimester ketiga saat hipertrofi seluler janin dimulai,
kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan nutrisi
ibu rendah. Data upaya menekan kelahiran BBLR dengan pemberian
tambahan makanan kepada populasi berisiko tinggi (riwayat nutrisi buruk)
menunjukkan bahwa kaloi tambahan lebih berpengaruh terhadap peningkatan
berat janin dibanding pernmbahan protein.
Infeksi
Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin.
Wanita-wanita dengan status sosioekonomi rendah diketahui melahirkan bayi
dengan gangguan pertumbuhan maupun bayi kecil di samping memiliki
insidensi infeksi perinatal yang lebih tinggi. Bayi-bayi yang menderita infeksi
rubella kongenital dan sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan
pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur kehamilan saat mereka
dilahirkan.
Faktor genetik
3
Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi
genetik ibu dan janin. Wanita normal tertentu memiliki kecendrungan untuk
berulang kali melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau keil untuk masa
kahamilan (tingkat pengulangan 25%-50%), dan kebanyakan anita tersebut
dilahirkan dalam keadaan yang sama. Hubungan antara berat lahir ibu dan
janin berlaku pada semua ras.
V. Diagnosis
Kriteria diagnostik pada BBLR adalah sabagai berikut 3 :
1. Menentukan usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT), ukuran uterus dan USG.
2. Penilaian janin :
Klinis
Pengukuran berat dengan tinggi fundus. Taksiran berat janin diukur
dengan rumus Johnson’s yaitu :
(tinggi fundus – 12) x 135 = .... gr
Kadar hormon ibu
Kadar estriol dan human placental lactogen rendah.
USG
Diameter biparietal < optimal
Berkurangnya ukuran lingkaran abdomen menunjukkan bayi
kecil masa kehamilan yang asimetris
Rasio lingkar kepala dan perut > 1 menunjukkan adanya bayi
kecil masa kehamilan yang asimetris
Panjang femur yang rendah menunjukkan adanya bayi kecil
masa kehamilan yang simetris
3. Penilaian bayi baru lahir :
Ukuran berat badan lahir lebih rendah dari masa kehamilan (sesuai
dengan batasan).
Penentuan masa kehamilan berdasarkan HPHT dan atau berdasarkan
pemeriksaan fisik dan neurologis.
PEMERIKSAAN FISIK
4
o BBL < 2500.
o PB kurang atau sama 45 cm.
o Lingkar kepala < 33 cm.
o Lingkar dada < 30 cm.
o Kepala lebih besar dari badan.
o Kulit tipis transparan , lanugo banyak , lemak subkutan kurang.
o Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltik usus terlihat.
o Rambut biasanya tipis .
o Tulang rawan belum sempurna.
o Jaringan mammae belum sempurna demikian pula puting susu.
o Genetelia immatur .
o Bayi kecil , posisinya masih posisi fetal , yaitu posisi dekubitus
lateral , pergerakan nya kurang dan masih lemah.
o Bayi masih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah,
pernafasan belum teratur, dan sering terdapat serangan apneu.
o Otot masuh hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua
tungkai abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam keaadaan fleksi
dan kepala menghadap kesatu jurusan.
o Refleks Moro dapat positif, refleks minghisap dan menelan belum
sempurna, demikiaan juga refleks batuk.
o Pitting edem, sering ditemukan pada pendarahan antepartum,
toxemia gravidarum dan DM.
Berikutnya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang (untuk mengetahui ada
tidaknya infeksi, kelainan kromosom, dan penggunaan obat-obatan oleh ibu) jika
5
tidak ada riwayat ibu menderita penyakit atau kelainan yang dapat mengakibatkan
bayi lahir dengan berat lahir rendah.
VII. Komplikasi 2
Masalah yang sering dijumpai pada BBLR kurang bulan antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Ketidakstabilan suhu
2. Kesulitan pernapasan
3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi
4. Imaturitas hati
5. Imaturitas ginjal
6. Imaturitas imunologis
7. Kelainan neurologis
8. Kelainan kardiovaskuler
9. Kelainan hematologis
10. Metabolisme
VIII. Penatalaksanaan 6
Penatalaksanaan pada BBLR adalah sebagai berikut :
1. Rawat dalam inkubator untuk mencegah hipotermia
2. Early feeding jika memungkinkan
3. Mengatasi komplikasi
4. Memberikan terapi pada yang diduga infeksi
5. Memantau adanya kelainan fisik atau kelainan fungsi intelektual
IX. Prognosis 5
Angka kematian pada BBLR berkisar antara 0,2 % - 1 %. Pada kebanyakan
kasus, bayi dengan berat lahir rendah dengan cepat mengejar ketertinggalan
pertumbuhannya dalam tiga bulan pertama, dan mencapai kurva pertumbuhan
normal pada usia satu tahun.
6
X. Pencegahan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah bayi lahir dengan
berat badan rendah, diantaranya memperbaiki asupan nutrisi pada ibu hamil
dan dengan kontrol antenatal secara teratur.
7
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama Anak : By R
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Minang.
Alamat : Pariaman
ANAMNESA :
Seorang Neonatus baru lahir, kiriman dari IGD, diantar oleh perawat ke Bagian
Perinatologi IKA RSUP Dr.M.Djamil Padang tanggal 19 Mei 2012, jam 23.00 WIB
dengan :
KELUHAN UTAMA:
Neonatus baru lahir berat badan lahir sangat rendah 1200 gram, PB 36 cm.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Neonatus baru lahir BBLSR 1200 gram, PB 36 cm.
Lahir SC ai ibu PEB+HELLP sindrom.
Demam tidak ada,kejang tidak ada
Sesak nafas tidak ada,kebiruan tidak ada
Riwayat ibu demam tidak ada
Riwayat keputihan dan nyeri saat buang air kecil tidak ada
Bayi BAK dan mekonium belum keluar
Kelainan kongenital tidak ada.
8
Pasien sudah dirawat di RSUD Pariaman sejak 1 hari yang lalu,lalu dirujuk ke
padang,mendapat regimen SM,nifedipen,metildopa dan dexametason.
G1 P0 A0 H0
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI :
Ibu : Umur : 28 tahun Pendidikan : Tamat S1 Pekerjaan : Pegawai Honor
Ayah : Umur : 41 tahun Pendidikan : Tamat SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Perkawinan pertama. Penghasilan +/- Rp 1.500.000/bulan
PEMERIKSAAN ANTE NATAL :
Dengan bidan, pemeriksaan teratur.
HPHT : lupa.
PENYAKIT SELAMA HAMIL :
Hipertensi
KOMPLIKASI KEHAMILAN :
Tidak ada.
KEBIASAAN WAKTU HAMIL :
Makanan : Kwalitas : cukup, (3 porsi/hari) .
Kwantitas : cukup.
Obat- obatan : Tidak ada.
Merokok : Tidak ada.
9
PEMERIKSAAN TERAKHIR WAKTU HAMIL :
Tekanan Darah : 130/90 mmHg.
Suhu : 37 C.
Hb : 12,2 gr%
Leukosit : 9800/mm3
RIWAYAT PERSALINAN:
Persalinan : SC ai PEB+HELLP sindrom
Ketuban : Jernih.
Komplikasi persalinan : Tidak ada.
KEADAAN BAYI WAKTU LAHIR :
Lahir tanggal 19 Mei 2012, jam 23.15 WIB.
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelahiran : Tunggal
Kondisi saat lahir : Hidup.
Nilai APGAR : 4/7 .
Riwayat Resusitasi : Tidak ada
Penilaian Usia Kehamilan :
- Kriteria fisik luar (Ballard) : 10.
- Kriteria Neurologis (Dubowitz) : 15.
Total : 25.
- Taksiran Masa Kehamilan : 31- 32 minggu.
10
- Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan berat badan lahir dan taksiran masa
kehamilan : Kecil untuk usia kehamilan (KMK).
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan Umum :Gerakan kurang aktif.
BB Lahir : 1200 gr, PB : 36Cm.
Frekwensi Jantung : 134 x/menit.
Frekwensi Nafas : 54 x/menit.
Kepala :
Ubun-ubun besar : 1 x1 cm.
Ubun–ubun kecil : 1/2 x1/2 cm.
Jejas persalinan : tidak ada.
Mata : Konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik
Telinga : Tidak ada kelainan.
Hidung : Nafas cuping hidung tidak ada
Mulut : Sianosis oral tidak ada
Leher : Tidak ada kelainan.
Thorak : Bentuk Normochest, retraksi (- ).
Paru : Bronkovesikuler, ronchi (-).
Jantung : Irama teratur, bising tidak ada.
Abdomen : Permukaan datar , kondisi lemas,
Hepar : 1/4 – 1/4.
Limpa : S0.
Tali pusat : tidak ada kelainan.
Umbilikus : Tidak ada kelainan.
11
Genitalia : labia mayora belum menutupi labia minora.
Extremitas : Sianosis (-).
Kulit : Sianosis (-), ikterik (-).
Anus : Ada.
Tulang : Tidak ada kelainan.
Refleks Neonatal : Moro lemah, Rooting lemah, Hisap lemah, Pegang lemah.
Ukuran : Lingkaran kepala : 26 cm
Lingkaran dada : 23 cm
Lingkaran Perut : 21 cm
Simfisis kaki : 15 cm
Panjang lengan : 14 cm
Panjang kaki : 15 cm
Kepala – simpisis : 20 cm
DIAGNOSA KERJA :
Neonatus BBLR 1200 gram, PB 36 cm.
Lahir SC ai ibu PEB + HELLP sindrom.
TM : 32- 33minggu. KMK.
AS : 4/7 .
Jejas persalinan : Tidak ada.
Kelainan kongenital : Tidak ada
Penyakit sekarang = BBLSR 1200 gram.
Sikap : Rawat NICU
12
Tabel Perkembangan Pasien
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT TATALAKSANA19 Mei 2012 Pasien pindahan dari KB IGD dengan keterangan
BBLSRRawat dalam inkubator
(hari rawatan ke-1) Keadaan saat diterima : Dextrose 10% 70cc/kg BB/hr >>>3,5cc/jam
S/ : demam tidak ada sesak napas tidak ada Ampicillin sulbactam 2 x
60 mg kejang tidak ada Gentamicin 1x 6 mg O/ :sakit sedang HR 134 x/ menit, RR 44 x /menit, T 35,6 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama
teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat
Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik Rencana :-DK Ks/ : BBLSR -Periksa ulang GDR -Kultur darah Lab : GDR = 79 mg /dl
Hb :17,5 g/dlLeukosit : 11000 mm3Hitung jenis : 0/0/2/63/30/5
Ks/ :dalam batas normal
20 Mei 2012 S/ : anak telah dipasang umbilikal kateter demam tidak ada
Dextrose 10% 9,3/jamASI 8x1cc
(hari rawatan ke-2) sesak napas tidak ada Ampicillin 2 x 60 mg06.00 kejang tidak ada Gentamicin 1x 6 mg Ikterik (-), sianosis (-) BAK dan mekonium sudah keluar O/ :sakit sedang, kurang aktif
HR 130 x/ menit, RR 56 x /menit, T 37,2 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
Ikterik
Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat
Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik Kesan : hemodinamik stabil
08.00 S/ : anak tampak sesak nafas demam tidak ada kejang tidak ada
Ikterik (-), sianosis (-) Muntah tidak ada
13
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 138 x/ menit, RR 78 x /menit, T 36,5 oC
SO2 93% Nafas cuping hidung (+), retraksi (+) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik
Toraks : simetris, retraksi (+), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Sikap : NCPAP PEEP 6FiO2 40Ivfd dextrose 10%Sementara puasa
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat
Ampicilin sulbactam 2x60mg
Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik Gentamisin 1x5mgKesan : takipneu
Kesan AGD : alkalosis respiratorik mixed asidosis metabolik
Rencana : AGD post pemasangan NCPAP
Sikap : Bersihkan jalan nafas
21 Mei 2012 S/ : sesak nafas berkurangSikap : NCPAP PEEP 6
(hari rawatan ke-3) demam tidak ada FiO2 35
Muntah tidak ada Ivfd D 12,5% 3,1cc/jam Ikterik (-), sianosis (-) Kejang tidak ada
Aminosteril infant 6% 0,8cc/jam
Ampicillin 2 x 60 mgO/ :sakit berat, kurang aktif Gentamicin 1x 6 mg HR 150 x/ menit, RR 60 x /menit, T 36,8 oC TD :54/24mmhg O2sat : 97%
ASI 4x1cc
Nafas cuping hidung (-), retraksi minimal
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : perbaikan
22 Mei 2012 S/ : demam tidak ada Sikap :NCPAP(hari rawatan ke-4) sesak napas tidak ada PEEP 5
Kebiruan tidak ada FiO2 30& Ikterik (-), sianosis (-) IVFD D 12,5% 3,1cc/jam BAK ada Aminoinfant steril 6% 1,2
cc/jam
O/ :sakit sedang, kurang aktifAmpicilin sulbactam 2x60mg
HR 142 x/ menit, RR 48 x /menit, T 37 oC SO2 98%
Gentamisin 1x5mg
Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Aminophilin 2x3 mg Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-),
14
wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : hemodinamik stabil
23 Mei 2012 S/ : tampak kuning sampai dada demam tidak ada
O2 nasal 1/2l/iIVFD D 12,5% 3,7cc/jam
(hari rawatan ke-5) sesak napas tidak ada Aminoinfant 6% 1,4cc/jam kejang tidak ada Ampicilin sulbaktam 2x60 sianosis (-) Gentamisin 1x5mg
Aminophilin 2x3 mg IVO/ :sakit sedang, kurang aktif HR 132 x/ menit, RR 58 x /menit, T 37 oC Pindah SCN I
Nafas cuping hidung (-), retraksi (-)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baikKulit : Ikterik sampai dadaKs/ : Ikterik neonatorum grade II
24 Mei 2012 S/ : tampak kuning sampai paha demam tidak ada
O2 1l/i nasalIVFD D 12,5 %
(hari rawatan ke-6) sesak napas tidak ada Aminosteril infant 6% kejang tidak ada Ampicilin sulbaktam 2x60 sianosis (-) Gentamisin 1x5mg
Aminophilin 2x3 mg IVO/ :sakit sedang, kurang aktif ASI 4x5 cc HR 128 x/ menit, RR 46 x /menit, T 37,2 oC 4x10 cc Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baikKulit : Ikterik sampai pahaKs/ : Ikterik neonatorum grade III-IV
Hasil kultur : Steril25 Mei 2012 S/ : tampak kuning sampai dada
demam tidak adaO2 1l/i nasalIVFD D 12,5 %
(hari rawatan ke-7) sesak napas tidak ada Aminosteril infant 6% kejang tidak ada Ampicilin sulbaktam 2x60 sianosis (-) Gentamisin 1x5mg
Aminophilin 2x3 mg IV
15
O/ :sakit sedang, kurang aktif ASI 8x10 cc HR 134 x/ menit, RR 48 x /menit, T 37 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baikKulit : Ikterik sampai dadaKs/ : Ikterik neonatorum grade II
26 Mei 2012 S/ : tampak kuning sampai dada demam tidak ada
O2 1l/i nasalIVFD D 12,5 %
(hari rawatan ke-8) sesak napas tidak ada Aminosteril infant 6% kejang tidak ada Ampicilin sulbaktam 2x60 sianosis (-) Gentamisin 1x5mg
Aminophilin 2x3 mg IVO/ :sakit sedang, kurang aktif ASI 8x10 cc HR 138 x/ menit, RR 50 x /menit, T 37 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baikKulit : Ikterik di bagian wajahKs/ : Ikterik neonatorum grade I
28 Mei 2012 S/ : demam tidak adahari rawatan ke-10 sesak napas tidak ada Sikap :ASI 8x17,5 cc/OGT
kejang tidak ada Ikterik (-), sianosis (-)
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 128 x/ menit, RR 48 x /menit, T 36,8 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : stabil
29 Mei 2012 S/ : demam tidak ada Sikap : ASI 8x20cc
16
hari rawatan ke-11 sesak napas tidak ada kejang tidak ada Ikterik (-), sianosis (-)
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 130 x/ menit, RR 48 x /menit, T 37 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : stabil
30 Mei 2012 S/ : demam tidak ada Sikap :ASI 8x25cchari rawatan ke 12 sesak napas tidak ada
kejang tidak ada Ikterik (-), sianosis (-)
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 138 x/ menit, RR 48 x /menit, T 36,8 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : stabil31 Mei 2012 S/ : demam tidak ada Sikap :ASI 8x25cchari rawatan ke 13 sesak napas tidak ada
kejang tidak ada Ikterik (-), sianosis (-)
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 140 x/ menit, RR 42 x /menit, T 36,8 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
17
Ks/ : stabil1 Juni 2012 S/ : demam tidak ada Sikap :ASI 8x25cchari rawatan ke 14 sesak napas tidak ada
kejang tidak ada Ikterik (-), sianosis (-)
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 138 x/ menit, RR 48 x /menit, T 36,8 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : stabil
2 Juni 2012 S/ : demam tidak ada Sikap :ASI 8x25cc/NGThari rawatan ke 15 sesak napas tidak ada Coba OD
Toleransi minum baik Reflek hisap kurang
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 128 x/ menit, RR 40 x /menit, T 36,7 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : stabil
4 Juni 2012 S/ : demam tidak ada Sikap :ASI OD 8x30cchari rawatan ke 17 sesak napas tidak ada
kejang tidak ada Rencana : konsul mata Ikterik (-), sianosis (-) Untuk ROP
O/ :sakit sedang, kurang aktif HR 122 x/ menit, RR 38 x /menit, T 37 oC Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal,
18
tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : stabil
5 Juni 2012 S/ : tampak kuning demam tidak ada
Sikap :ASI 8x25cc/ASI OD
hari rawatan ke 18 sesak napas tidak ada Urdafalk 2x10mg kejang tidak ada Pedimin 1x1,5cc sianosis (-) Vitamin C 1x2,5mg Tampak agak pucatO/ :sakit sedang, kurang aktif Rencana : DK HR 138 x/ menit, RR 48 x /menit, T 36,8 oC BB : 900 gram PB : 46cm Nafas cuping hidung (-), retraksi (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterik Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama teratur, bising (-), pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, tali pusat terawat Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik Kulit : ikterik (+)Ks/ : stabil Berat badan susah naik
Hasil lab : Hb:10 g/dl Leukosit :16.400 mm3 Trombosit :245.000 mm3
19
BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang neonatus perempuan umur 0 hari pindahan dari KB IGD
RS. DR. M. Djamil Padang tanggal 19 Mei 2012 dengan keluhan utama lahir dngan berat
badan sangat rendah. Didiagnosis dengan BBLSR. Diagnosis kerja ditegakkan
berdasarkan anamesis dan pemeriksaan fisik.
Berdasarkan anamnesis yang didapatkan dari riwayat kehamilan dan persalinan, ibu
menderita PEB+HELLP sindrom, tidak mengkonsumsi obat-obatan,alkohol,tidak
merokok, makanan kuantitas dan kualitas cukup, memeriksakan kehamilan teratur ke
bidan, kehamilan cukup bulan. Persalinan s.c dilakukan di RS. DR. M. Djamil, indikasi
PEB+HELLP sindrom. Kelahiran tunggal, kondisi saat lahir hidu dengan nilai APGAR
4/7.
Berdasarkan pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 1200 gr, panjang 36 cm. Ini
sesuai dengan teori BBLSR yaitu bayi dengan berat badan lahir di bawah 1500 gr.
Tatalaksana awal yang dilakukan pada pasien ini adalah rawat dalam inkubator.
Pada pasien ini diberikan terapi antibiotik profilaks karena BBLSR rentan terhadap infeksi
dari luar. Antibiotik yang diberikan adalah Ampicilin 2x60 mg, dan Gentamycin 1x6mg.
Namun, setelah dilakukan kultur dan sensitivity test didapatkan kesan steril.
Rencana berikutnya yang dilakukan terhadap pasien rontgen toraks karena pasien
sesak. Pada hari kedua pasien mengalami sesak nafas.Direncanakan untuk pemberian
NCPAP . Sementara itu, terapi antibiotik tetap dilanjutkan.
Pada hari kelima sampai kedelapan pasien mengalami ikterus.Pada pasien diberikan
O2 1l/i,ampisilin,gentamisin,Aminosteril infant,IVFD D 12,5%,mulai diberikan ASI
melalui NGT dan aminophilin 2x3mg.
Pada hari rawatan ke 18 pasien tampak agak pucat dan juga kekuningan,tetapi hasil
pemeriksaan laboratorium pasien ini normal.Untuk hal ini diberikan terapi ASI 8x25cc
OD,urdafalk 2x10mg,pedimin 1x1,5cc,vitamin c 1x2,5cc.Untuk rencana akan dilakukan
20
pemeriksaan DK.Pasien belum dipulangkan karena pasien tidak dalam keadaan baik
dimana pertambahan berat pasien ini tidak sesuai harapan.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Stoll Barbara, Chapman. The High-Risk Infant, In : Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelsons Textbook of Pediatrics. 18th Edition. Philadelphia : Saunders, 2007 ; p 701-10.
2. Dalmanik Sylvia M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. Dalam : Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 2008 ; 11-30.
3. Sukadi A. Pedoman Terapi Penyakit Pada Bayi Baru Lahir. Bandung : FKUP 2002.
4. Dogra VS. 2006. Intrauterine Growth Retardation from www.emedicine.com
5. Vandenbosche RC, Kirchner JT. 1998. Intrauterine Growth Retardation from www.aafp.com
6. Profil Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta Tahun 2005. Dinas Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta. 2005. Dari www.depkes.go.id
22