basic sticking snare drum pada battery line drum …
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
305
BASIC STICKING SNARE DRUM PADA BATTERY LINE DRUM CORPS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Rahmayana1*, Ahmad Sya’i1, Ramdiana1
1Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala
*Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Basic sticking Snare Drum pada Battery Line Drum
Corps Universitas Syiah Kuala”. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana Basic sticking Snare Drum pada Battery Line Drum Corps
Universitas Syiah Kuala dan apa saja kendala yang dialami pelatih selama
proses latihan Basic sticking Snare Drum. Penelitian bertujuan untuk
mendeskripsikan Basic sticking Snare Drum pada Battery Line Drum Corps
Universitas Syiah Kuala dan mendeskripsikan kendala yang dialami pelatih
selama proses latihan berlangsung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek
penelitian ini adalah pelatih dan alumni pemain snare drum pada Battery Line
Drum Corps Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh. Sedangkan teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi untuk memperoleh
gambaran yang jelas mengenai hal yang diteliti, wawancara untuk menggali
keterangan yang lebih mendalam, dan dokumentasi yang dilakukan dengan cara
menyelidiki benda-benda untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Basic sticking Snare Drum pada
Battery Line Drum Corps Universitas Syiah Kuala meliputi pengenalan alat, cara
memegang stick, basic sticking, dan rudiment. Kendalanya adalah sulit
menyamakan posisi tangan kanan dan kiri sesuai dengan teknik tradisional grip,
sulit menyatukan ketukan ketika melakukan rudiment pada setiap pemain,
sulit mengontrol tangan kanan dan kiri, serta kurangnya kedisiplinan pemain
saat proses latihan berlangsung.
Kata kunci: basic sticking, snare drum, Battery Line Drum Corps
PENDAHULUAN
Drum Corps merupakan Sekelompok barisan orang yang memainkan
satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat
musik (tiup, perkusi, dan instrumen pit) secara bersama-sama. Umumnya
dipimpin oleh satu field commander (FC) yang dilakukan baik di lapangan
terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi
dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi
terhadap lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang
dilakukan oleh sejumlah pemain bendera (Guard Line). Drum Corps
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
306
merupakan nama lain dari Marching Band dan Drum Band. Perbedaan Drum Band,
Marching Band, dan Drum Corps terletak pada penggunaan alat tiup. Drum Band
dilengkapi alat tiup yang terdiri dari pianika. Marching Band dilengkapi alat tiup yang
terbuat dari logam yang menghadap kedepan dan ke atas, sedangkan Drum Corps
dilengkapi alat tiup yang menghadap kedepan saja.
Drum Corps terdiri dari beberapa instrumen horn line, percussion line, dan
guard line. Kelompok horn line terdiri dari Trumpet (Soprano), Mellophone (Alto),
Trombone, Baritone, Euphonium (Tenor) dan Tuba (Bass). Pada kelompok horn
line pemain harus dapat menguasai posisi bibir (embouchure) selama bergerak
dalam barisan, sedangkan untuk kelompokpercussion line dibagi menjadi dua
yaitu PIT percussion dan battery. Kelompok PIT Percussion terdiri atas
Marimba, Xylophone, Vibraphone, Bells, Chimes, Timpani, Conga dan Drum Set.
Sedangkan battery line terdiri atas: Snare drum, Marching Cymbal, Drum Tenor, dan
Bass Drum. Battery line adalah sekelompok orang dalam barisan dengan alat
pukul yang melakukan beragam gerakan dan aksi dalam memainkan musik
dan baris berbaris di lapangan.Standar jumlah keseluruhan pemain battery line
bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Khusus pemain battery harus
memiliki daya tahan tubuh yang kuat karena beban instrumen sangat berat
dan harus bermain sambil berjalan. Kelompok PIT percussion bermain di garis
depan dekat dengan Field Commander (FC), dan harus mengikuti aba-aba dari
FC dan mendengarkan musik di belakangnya. Pemain percussion line menguasai
teknik memegang stick dan teknik sticking yang benar, sedangkan pada
kelompok guard line para penari harus dapat memainkan atraksi yang
menarik sesuai dengan alunan musiknya.
Snare drum merupakan salah satu dari instrumen musik perkusi pada
kesatuan Drum Band, Marching Band, dan Drum Corps. Snare drum umumnya
digunakan secara berkelompok. Snare drum dilengkapi dengan beberapa
baris tali senar (snappy) terbuat dari steel dan plastik yang direntangkan
secara melintang pada membran yang terdapat pada sisi sebelah bawah. Ukuran
standar (diameter x kedalaman) adalah 13x11 dan 14x12 inci dengan berat
antara 16-45lb. Hal ini membuat suara yang dihasilkan menjadi lebih keras,
sesuai dengan kebutuhan di lapangan terbuka.
Menurut May Syahrizal selaku pelatih snare drum di Drum Corps Universitas
Syiah Kuala, mengatakan: ”Sangat penting mengajarkan basic atau teknik
sticking pada pemula, baik pada sekolah dasar maupun sekolah tahap
lanjutan dan bahkan pada orang dewasa sekalipun”. Untuk memainkan snare
drum pemain harus terbiasa dengan basic atau teknik yang sudah diajarkan oleh
pelatih, melakukan latihan secara berulang-ulang membuat pemain terbiasa.
Kendala yang dialami pelatih Drum Corps Universitas Syiah Kuala pada section
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
307
battery ialah menyamakan tempo saat melakukan basic sticking pada setiap
individunya. Langkah yang diambil untuk mengatasi kendala ini pemain diajarkan
basic sticking dengan tempo yang benar secara individu dengan waktu yang
ditentukan sampai pemain mengerti dan paham, setelah itu pelatih akan
menggabungkan semua pemain dan melakukan basic sticking secara
bersama”.
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam bermain snare drum sejak duduk
di bangku sekolah menengah pertamatahun 2009 pelatih hanya mengajarkan
ketukan/pukulan sebuah lagu secara spontan, tanpa menjelaskan dasar-
dasar basic sticking dan Rudiment dalam bermain snare drum, sehingga
minimnya pengetahuan basic yang dimiliki oleh para pemain. Seharusnya
basic sticking ini sudah diajarkan sejak awal, sehingga pemain tidak lagi
canggung dalam melakukan kegiatan latihan dan basic tersebut dapat
menjadi pegangan di kemudian hari.
Berdasarkan dengan uraian di atas maka telah dilakukan penelitian
terhadap proses latihanbasic sticking snare drum dengan judul “Basic
sticking Snare Drum pada Battery Line Drum Corps Universitas Syiah Kuala”
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Saryono (2010),
“penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas satau keistimewaan
dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif”.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini
dipergunakan untuk mendeskripsikan tentang Basic sticking Snare Drum pada
section battery line Drum Corps Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini digunakan
karena penelitian kualitatif jauh lebih subjektif dan sifat dari jenis penelitian ini
adalah penelitian dan penjelajahan terbuka, dan berakhir dengan dilakukannya
wawancara dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam.
2. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Drum Corps Universitas Syiah Kuala, Biro
Kemahasiswaan parking lot dan lapangan tugu Kota Pelajar Mahasiswa
(Kopelma) Darussalam, Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei
sampai dengan Juli 2019.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
308
3. Subjek dan Objek
Subjek penelitian adalah dari mana data dapat diperoleh. Menurut Amirin
(1989) merupakan “seseorang atau sesuatu mengenai yang mengenainya ingin
diperoleh keterangan”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data
primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya)
dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah pelatih dan alumni yang mengetahui tentang battery line di Drum Corps
Universitas Syiah Kuala. Objek penelitian pada hakikatnya adalah topik
permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Maka objek dalam penelitian ini
adalah “Basic sticking Snare Drum pada battery line Drum Corps Universitas
Syiah Kuala”.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan dari langkah
pengumpulan data dan teknik pengumpulan data ini adalah demi
mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak
akan diragukan kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2013:145) mengemukakan bahwa, “observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis”. Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi adalah suatu teknik
pengumpulan data kualitatif yang dianjurkan untuk mendapatkan data-data
deskriptif. Teknik observasi berasal dari kata observation yang berarti
pengamatan. Teknik observasi digunakan untuk memahami pola, norma, dan
makna perilaku dari informan yang diteliti. Observasi dipilih karena peneliti bisa
terlibat langsung dengan kegiatan informan dan dapat mengetahui subjek
penelitiannya secara langsung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah non-partisipan, peneliti tidak
terlibat aktif dalam kehidupan informan, tetapi hanya menjadi pengamat
independen. Peneliti hanya datang enamkali untuk melihat proses latihan Basic
sticking Snare Drum di Drum Corps Universitas Syiah Kuala.
b. Wawancara
Menurut Esterbeg (Sugiyono, 2013:231) wawancara merupakan, “pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga
dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Wawancara adalah
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.
Wawancara dipilih karena dengan wawancara peneliti bisa face to face dengan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
309
responden. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yaitu
wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan. Sehingga
jawaban yang diinginkan memang sesuai dengan isi hati pada saat itu. Adapun
narasumber yang ingin diwawancarai adalah May Syahrizal selaku pelatih dan
Hardiansyah selaku alumni pemain pada battery line Drum Corps Universitas
Syiah Kuala.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono, (2013:240) dokumen merupakan, “catatan peristiwa yang
sudah berlalu”. Dokumen bisa berbentuk gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumentasi adalah aktivitas atau proses
sistematis dalam melakukan pengumpulan, pencarian, penyelidikan,
pemakaian, dan penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan,
penerangan pengetahuan dan bukti serta menyerbarkannya kepada
pengguna. Dokumentasi dipilih untuk mendapatkan keterangan, penerangan
pengetahuan, serta bukti. Berdasarkan fungsinya peneliti menggunakan
dokumen primer, dokumen yang menyajikan informasi tentang hasil penelitian
asli atau langsung dari sumbernya.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di
informasikan kepada orang lain. Analisis data disebut juga pengolahan data dan
penafsiran data. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Menurut Sugiyono
(2014:339), “Mereduksi data selain merangkum memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan dibuang
yang tidak perlu”. Dengan demikian, dapat ditemukan hal-hal pokok dari
proyek yang diteliti yang berkenaan dengan fokus penelitian, sehingga
data-data yang tidak perlu dan tidak berkenaan dapat dibuang. Peneliti memilih
data yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu mengenai “Basic sticking
Snare Drum pada Battery line Drum Corps Universitas Syiah Kuala”.
b. Penyajian data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk
penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan),
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
310
matriks grafik, jaringan dan bagan. Setelah data direduksi maka hal selanjutnya
adalah penyajian data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono 2014:341)
“yang paling sering digunakan untuk menyaji data dalam penelitian kualitatif adalah
teks yang bersifat naratif”. Dari observasi dan wawancara kemudian disajikan dalam
bentuk laporan catatan lapangan tertulis. Dengan mendisplay data maka akan mudah
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami. Tahap merangkumkan data-data yang telah dituangkan dalam
suatu susunan yang sistematis untuk mengetahui hasil proses “latihan Basic sticking
Snare Drum pada Battery line Drum Corps Universitas Syiah Kuala”.
c. Penarikan kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data atau penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2014:345),
“kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan agar mendapatkan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas”. Verifikasi data adalah usaha rangkum inti dari seluruh data
mengenai “Basic sticking Snare Drum pada Battery line Drum Corps Universitas
Syiah Kuala” dengan demikian hasil penguji yang seperti ini dapat dianalisis
dengan mengambil suatu kesimpulan yang dapat dipercaya, sehingga
dapat dijadikan sebagai sebuah sumber referensi atau patokan terhadap
kajian-kajian selanjutnya yang terkait tentang “Basic sticking Snare Drum pada
Battery line Drum Corps Universitas Syiah Kuala”.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses Latihan Basic Sticking Snare Drum pada Battery Line Drum Corps
Universitas Syiah Kuala
Proses adalah sesuatu tuntutan perubahan dari suatu peristiwa
perkembangan sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus (Soewarno,
2007:21). Proses merupakan suatu bentuk dari serangkaian langkah atau
suatu tahapan dalam mencapai suatu tujuan dan hasil yang dinginkan, proses
biasanya mempunyai urutan-urutan yang saling terkait serta
berkesinambungan dan ditentukan oleh individu maupun suatu kelompok itu
sendiri, sehingga adanya interaksi yang terjalin dalam waktu dan ruang yang
menghasilkan suatu tindakan, perbuatan, pekerjaan dan peristiwa yang akan
dilakukan. Latihan basic sticking memerlukan waktu yang panjang dan berulang-
ulang pada setiap materi yang ditargetkan sesuai dengan jadwal latihan,
apalagi ketika akan menghadapi suatu penampilan maupun perlombaan yang
cukup bergengsi. Adapun proses latihan bersama secara tidak langsung dapat
membentuk berbagai budaya seperti menimbulkan kerja sama (Team Work) antar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
311
anggota, membentuk rasa disiplin padasetiap anggota, membentuk mental, dan
adanya interaksi pada setiap antar anggota yang bergabung di dalam
ekstrakurikuler.
Pada saat kegiatan awal mereka mengadakan apel dan berdo’a untuk
pembukaan dalam mengawali latihan, melakukan pemanasan fisik (jogging),
melakukan peregangan per section, memberikan pemahaman tempo,
pengenalan basic sticking, gripping, dan rudiment. Setelah melakukan
serangkaian kegiatan awal, selanjutnya ketua kelompok membubarkan barisan
untuk melakukan latihan per section bersama pelatih. Latihan ini masuk ke dalam
kegiatan inti dimana pelatih memberikan penjelasan materi, pengenalan alat
musik snare drum, cara memegang stick, mengajarkan basic sticking,
mengajarkan rudiment/pukulan dasar snare drum (single stroke, double stroke,
dan single paradiddle). Semua itu berfungsi untuk melatih dan meningkatkan
kualitas bermain musik pada setiap pemain.
1. Teknik Dasar Battery
Ada dua poin yang harus diperhatikan di dalam teknik bermain Battery yaitu:
Griping dan Sticking.
a. Griping
Griping adalah cara memegang stick. Ada dua cara memegang stick pada
perkusi, yaitu: Traditional Grip dan Matched Grip. Pada snare drum digunakan
Tradisional Grip. Sedangkan Matched Grip digunakan pada Tenor Bass dan
Bass Drum.
Gambar 1. Cara Memegang Tradisional Grip
Foto: Rahmayana, 2019
Grip ini biasanya digunakan pada alat musik snare drum. Perbedaan grip ini
terletak pada tangan kiri, dimana stick dijepitkan di antara ibu jari dan telunjuk
lalu dijepitkan diantara ruas jari manis dan kuku sebagai tumpuan saat
melakukan pukulan (rebound). Sedangkan tangan kanan sama seperti
matched grip.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
312
Gambar 2. Cara Memegang Matched Grip
Foto: Rahmayana, 2019
Kedua tangan memiliki grip yang sama sehingga lebih mudah dalam
pengendalianya. Letakan stick dilipatan telapak tangan kanan kiri dan kelima
jari melingkari stick. Matched grip memiliki dua cara memegang berbeda, yaitu:
1. Closed Hand
Gambar 3. Cara Memegang Closed Hand
Foto: Rahmayana, 2019
Closed hand/tangan tertutup dimana pukulan sangat mengandalkan lengan
dan pergelangan tangan sehingga pukulan menjadi kaku dan tangan cepat
lelah, kecepatannya pun sangat terbatas.
2. Open hand
Gambar 4. Cara Memegang Open Hand
Foto: Rahmayana, (2019)
Open Hand/tangan terbuka dimana ibu jari dan telunjuk yang digunakan
untuk menjepit stick sedangkan ketiga jari lainnya seperti jari tengah, jari
manis dan kelingking berperan untuk mendorong stick.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
313
b. Sticking (cara memainkan stick).
Pertama sekali yang harus diperhatikan adalah:
1. Ketinggian stick
Untuk bermain dalam kecepatan yang rendah dan sedang, tap sekitar
7,5 cm dan sekitar 5,5 cm dari head drum.Sedangkan bermain dalam
kecepatan tinggi, tap sekitar 7,5 cm dan sekitar 2,5 dari head drum, jika
belum waktunya bermain ketinggian stick sekitar 2,5 cm dari head drum
(jangan menempel di head drum).
2. Posisi stick
Pada saat diam atau waktu bermain tinggi pergelangan kedua tangan sejajar.
Stick diayunkan tegak lurus dengan head drum ke arah vertikal. Bermain di
tengah head dan posisi stick harus jatuh di tempat yang tetap.
2. Latihan Dasar Battery
a. 8-8-16
R = Tangan kanan L = Tangan kiri
b. Bucks
Bermain not kecil dan not besar secara aksen.
R = Not besar (Tangan kanan) r = Not kecil (Tangan kanan)
L = Not Besar (Tangan kiri) l = Not kecil (Tangan kiri)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
314
c. Triplet Accet
Bermain aksen diawal not.
d. Diddles dan Roll
Setelah pemain dapat menguasai materi tersebut, selanjutnya pelatih
akan mengajarkan rudiment (pukulan dasar pada permainan snare drum).
R = Tangan kanan memukul
L = Tangan kiri memukul
Rudiment yang digunakan pada snare drum di Drum Coprs Universitas
Syiah Kuala ada tiga, yaitu: Single Stroke, Double Stroke, dan Single Paradiddle.
1. Single Stroke
2. Double Stroke
3. Single Paradiddle
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
315
Setelah memberikan penjelasan mengenai materi Basic sticking Snare
Drum selanjutnya pelatih mengarahkan pemain snare drum untuk memakai
alatnya masing-masing, lalu pelatih akan mendemonstrasikan cara bermain
dan memegang stick yang benar dan diikuti oleh ke empat pemain snare
drum tersebut. Untuk membentuk anggota baru agar bermain sesuai dengan
yang diharapkan dapat menghabiskan waktu 4 sampai 6 bulan dengan jadwal
latihan yang cukup rutin dilakukan setiap minggu dan harus dengan disiplin
serta konsisten dilakukan oleh setiap anggota baru. Sedangkan untuk
mengajarkan basic sticking kepada pemula biasanya membutuhkan waktu 15
hari berturut-turut atau 30 kali pertemuan. Dalam seminggu terdapat 3 kali
pertemuan, yaitu: Rabu, Sabtu dan Minggu dimana satu kali pertemuan sebanyak
4 jam.
Kegiatan selanjutnya pelatih menggabungkan pemain snare drum dengan
section lainnya, untuk melakukan evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan
berfungsi menyatukan antara semua section untuk bermain secara bersama-
sama. Ketika tempo antara section brass dan battery tidak sesuai, maka pelatih
harus memberikan tempo agar para anggota dapat mengikuti tempo yang sama
dengan satu komando. Menyamakan tempo dalam bermain, setelah
penggabungan selesai itu artinya latihan pada hari itu juga telah selesai.
Kendala yang dialami Pelatih selama Proses Latihan Basic Sticking Snare Drum
pada Battery Line Drum Corps Universitas Syiah Kuala
Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam proses latihan Basic
sticking Snare Drum pada battery line Drum Corps Universitas Syiah Kuala
terdapat kendala yang dialami pelatih selama latihan berlangsung, sehingga
tujuan dan target tidak dapat tercapat sesuai waktu yang telah ditentukan.
1. Sulit menyamakan posisi tangan kiri dan kanan sesuai dengan teknik tradisional
grip. Hal ini sering terjadi kepada pemain pemula karena pada dasarnya untuk
membuat tangan kiri dan kanan terbiasa pemain tidak bisa hanya
mengandalkan latihan ketika jadwal latihan dengan pelatih saja. Lain halnya
dengan teknik matched grip, teknik tradisional lebih sulit karena cara
memegang stick pada tangan kiri berbeda dengan tangan kanan. Dimana
stick diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Jari tengah lurus untuk
membantu mengarahkan stick, lalu stick diletakkan diantara ruas jari manis
dan kuku sebagai tumpuan saat melakukan rebound (pantulan). Kendala ini
bisa diatasi dengan melakukan pengulangan sesering mungkin baik di lokasi
latihan, di rumah, dan lokasi lainnya yang memungkinkan.
2. Sulit menyatukan ketukan ketika melakukan rudiment pada setiap pemain
karena pada umumnya pemahaman dan daya ingat para pemain berbeda- beda
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
316
sehingga sulit untuk menyamakan tempo pada saat latihan berlangsung.
Kendala ini bisa diatasi dengan menggunakan alat pengukur kecepatan dalam
birama (metronome).
3. Sulit mengontrol tangan kiri dan kanan sehingga berpengaruh terhadap suara
pukulan yang dihasilkan pada setiap masing-masing tangan. Hal ini terjadi
karena biasanya pelatih sekaligus mengajarkan ketukan menggunakan tangan
kiri dan kanan. Seharusnya pelatih lebih mengutamakan melatih tangan secara
bergantian antara tangan kiri dan kanan. Ketika tangan kanan sudah terbiasa
barulah pelatih mengajarkan tangan kiri sampai suara yang diinginkan sudah
tercapai. Kendala ini bisa diatasi dengan memperbaiki ketinggian stick dan
posisi stick.
4. Kurangnya kedisiplinan para pemain saat latihan, sering kali pelatih sudah
berada di lokasi latihan namun para pemain belum sampai di lokasi. Hal ini
sangat berpengaruh pada kualitas latihan yang dilakukan. Padahal
konsistensi sangat dibutuhkan pada saat latihan berlangsung untuk
meningkatkan kualitas permainan sticking pada setiap pemain. Hal ini bisa
diatasi dengan memberikan sanksi kepada para pemain yang terlambat datang
berupa push up, lari di lapangan dan menambah jam latihan untuk pemain yang
terlambat tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan efek jera sehingga
untuk kedepannya para pemain akan lebih mengutamakan kedisiplinan dan
kehadiran selama proses latihan berlangsung.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis basic sticking snare drum pada Battery Line
Universitas Syiah Kuala, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Melatih basic sticking terhadap anggota snare drum tidaklah dilakukan secara
spontan. Melainkan harus melalui tahapan seperti apel, peregangan otot,
jogging dan pendinginan. Memberikan penjelasan materi seperti
memperkenalkan alat musik snare drum, mengajarkan cara memegang stick,
memberikan pemahaman mengenai tempo, dan mengajarkan rudiment. Hal ini
dilakukan agar serangkaian latihan tersebut dapat dilakukan secara berulang-
ulang.
2. Kendala yang dialami oleh pelatih dalam mengajarkan Basic sticking Snare
Drum pada Battery Line Universitas Syiah Kuala sebagai berikut:
a. Karakter anggota yang berbeda.
b. Menyamakan tangan kiri dan kanan pada teknik tradisional grip.
c. Menyamakan pukulan (tempo).
d. Menyamakan suara pukulan antara tangan kanan dan kiri.
e. Kedisiplinan dan kehadiran para pemain
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume IV, Nomor 4:305-317
November 2019
317
DAFTAR PUSTAKA
Harsono.1988. Choaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Choaching.
Jakarta: CV. Tambak Kusumah
Kirnadi. 2004. Pengetahuan Dasar Marching Band. Jakarta: PT. Citra Intirama
Mumtaz, Fairuzul. 2017. Kupas Tuntas Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Diantara
Sukadiyanto.2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:
FIK Universitas Negeri Yogyakarta
Pandu. 2017. Perbedaan Marching Band dan Drum Band. (Online). Diakses
dari http://www.marchingband-drumband-dan-marchingband/ pada 14 Juni 2019
Saryono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Asifabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik. Yogyakarta:
FIK Universitas Negeri Yogyakarta
Suriadi, Albert. 2015. Belajar Drum Stick Sticking. (Online). Diakses dari
http://www.kaskus.co.id/thread/54df573aa2cb1785768b456e/belajar-
drum-tips-sticking/ pada 13 M ei 2019. Pukul 16:50 WIB