00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan...

157

Upload: hoangdien

Post on 29-Aug-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan
Page 2: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

13pb

TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM

Struktur Bahasa Melayu Bangka

Page 3: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

00002164

Page 4: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

Struktur Bahasa Melayu Bangka

OIeh:

Zulkarnain Mustafa

Zainal Abidin Gani

Sofian Silahiddin

Yuslizal Saleh

Zainul Arifin Aliana

DEC

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta

1984

Page 5: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

Hak cipta path Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

PerpUSt Put r iqanB 3 ' 3

? 1 3 Cl

Naskah buku mi semula merupakan hasil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah -. Sumatra Selatan 1977/1978, disunting dan diterbitkan dengan dana Pro-yek Peneitian Pusat

Staf inti Proyck Pusat; Dra. Sri Sukesi Adiwimarta (Pemimpin). Drs. Hasjmi Dini (Berida-harawan). Drs. Lukman Hakim (Sekretaris) Prof. Dr. Ilaryati Socbadio, Prof. Dr. Amran Halini dan Dr. Astrid Susanto (KonstItan).

Sebagian atau seluruh isi buku mi dilarang digunakan atau diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalarn hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah

Alarnat penerbit : Pusat Pembinaan dan Pengcmbangan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV. Rawaniangun, Jakarta Timur

iv

Page 6: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

PRAKATA

Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (1979/1980--1983/1984) telah digariskan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagai segmya. Dalam kebijaksanaan mi, masalah kebahasa-an dan kesastraan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana sehingga tujuan akhir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, termasuk sastranya, tercapai. Tujuan akhir itu adalah berkembangnya bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional dengan baik di kalangan masyarakat luas.

Untuk mencapai tujuan akhir mi, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan, seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan me-lalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, penyusunan berbagai kamus Indonesia dan kamus daerah, penyusunan berbagai kamus istilah, serta penyusunan buku pedoman ejaan, pedoman tata bahasa, dan pedoman pem-bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan karya sastra daerah yang utama, sastra dunia, dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia, (4) pengembang-an pusat informasi kebahasaan dan kesastraan melalui penelitian, inventarisa-si, perekaman, pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi, dan (5) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian bea siswa dan hadiah atau tanda penghargaan.

Sebagai salah satu tindak lanjut kebijaksanaan itu, dibentuklah oleh Pemerintah, dalam hal mi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian Pusat) path tahun 1974. Pro-yek itu bertugas mengadakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah dalarn segala aspeknya, termasuk peristilahan untuk berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 7: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

Karena luasnya masalah kebahasaan clan kesastraan yang perlu dijang-kau, sejak tahun 1976 Proyek Penelitian Pusat ditunjang oleh 10 proyek penelitian tingkat daerah yang berkedudukan di 10 propinsi, yaltu (1) Daerah Istimewa Aceh, (2) Sumatra Barat, (3) Sumatra Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Selatan, (9) Sulawesi Utara, dan (10) Bali. Selanjutnya, sejak tahun 1981 telah diadakan pula proyek penelitian bahasa di 5 propinsi lain, yaitu: (I) Sumatra Utara, (2) Kalimantan Barat, (30 Riau, (4) Sulawesi Tengah, dan (5) Maluku. Pada tahun 1983 mi telah diadakan pula proyek penelitian bahasa di 5 propinsi lain, yaitu : (1) Jawa Tengah, (2) Lampung, (3) Kalimantan Tengah, (4) Irian Jaya, dan (5) Nusa Tenggara Timur. Dengan demikian, pada saat mi terdapat 20 proyek penelitian tingkat daerah di sam-ping Penelitian Pusat, yang berkedudukan di Jakarta.

Program kegiatan proyek penelitian bahasa di daerah dan proyek Pene-litian Pusat sebagian disusun berdasarkan Rencana Induk Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dengan memperhatikan isi buku Pelita dan usul-usul yang diajukan oleh daerah yang bersangkutan.

Proyek Penelitian Pusat bertugas, antara lain, sebagai koordintor, pengarah administratif dan teknis proyek penelitian daerah serta menerbit-kan hasil penelitian bahasa dan sastra. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengem. bangan Bahasa berkedudukan sebagai 1)embina proyek, baik proyek penelitian tingkat daerah maupun Proyek Penelitian Pusat.

Kegiatan penelitian bahasa dilakukan atas dasar kexja sama dengan per-guruan tinggi baik di daerah maupun di Jakarta.

Hingga tahun 1983 mi Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah telah menghasilkan lebih kurang 652 naskah laporan penelitian hahasa dan sastra serta pengajaran bahasa dan sastra, dan 43 naskah kamus dan daftar istilah berbagai bidang ilmu dan teknologi. Atas dasar pertimbang-an efisiensi kerja sejak tahun 1980 penelitian dan penyusunan kamus dan daf-tar istilah serta penyusunan kanius bahasa Indonesia clan bahasa daerah dita-ngani olch Proyck Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan Perigembangan Bahasa.

Dalam rangka penyediaan sarana kerja sania buku-buku acuan bagi ma-hasiswa, dosen, guru, tenaga peneliti, serta masyarakat umum, naskah-naskah laporan hasil penelitian itu diterbitkan sctelah dinilai dan disunting.

Buku Struktur Bahasa Melayu Bangka mi semula merupakan naskah laporan penelitian yang berjudul "Struktur Bahasa Melayu Bangka", yang disusun oleh tim peneliti Fakultas Keguruan Universitas Sriwijaya dalam

A

Page 8: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

rangka kerja sama dengan Proyek Peneitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah—Sumatra Selatan tahun 1977/1978. Setelah melalui proses penilaian dan disunting oleh Dra. Juwitaningsth dari Pusat Pembinaan dan Pengembang-an Bahasa, naskah mi diterbitkan dengan dana yang disediakan oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah—Jakarta.

Akhirnya, kepada Dra. Sri Sukesi Adiwimarta, Pemimpin Proyek Pene-litian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah—Jakarta (Proyek Peneitian Pusat) beserta staf, tim peneliti, serta semua pihak yang memungkinkan terbitnya buku mi, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Mudah-mudahan buku mi bermanfaat bagi pembinaan dan pengembang-an bahasa dan sastra di Indonesia.

Jakarta, Januari 1984 Amran Halim Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

vi'

Page 9: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan
Page 10: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

KATA PENGANTAR

Proyek penelitian bahasa Melayu Bangka mi merupakan paket khusus dari Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembi-naan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Penelitian mi dibagi atas dua bagian, yakni penelitian tentang struktur bahasa Melayu Bangka dan penelitian tentang latar belakang sosial budaya bahasa Melayu Bangja dengan tim peneliti yang berbeda-beda. Dalam hal mi Lembaga Bahasa Universitas Sriwijaya mendapat tugas untuk meneliti struk-tur bahasa Melayu Bangka.

Guna memperoleh data dan informasi tentang struktur bahasa Melayu Bangka yang diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pemenian tentang baha-sa itu, tim banyak mendapat bantuan dari segala pihak. Atas segala bantuan yang memungkinkan buku laporan penelitian mi dapat diselesaikan tepat pada waktunya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Ucapan tenima kasih mi kami tujukan kepada:

1. Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pu-sat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada tim untuk melaksanakan penelitian mi ;

2. Walikota Kotamadya, Kepala Daerah Tingkat II Pangkal Pinang, dan Bupa-ii, Kepala Daerah Tingkat II Bangka beserta staf yang telah mempenlancar usaha penelitian mi ;

3. Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Pang-kal Pinang dan Kabupaten Bangka, Saudara Drs. H. Mas'ud Sulaiman, me-rangkap sebagai pembantu tim penelitian mi, yang banyak memberikan

ix

Page 11: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

data dan informasi yang diperlukan sehingga memudahkan tim menyusun buku laporan penelitian im;

4. Para informan dan kepada semua pihak yang telah memberikan sumbang-sihnya.

Mudah-mudahan buku laporan penelitian tentang struktur bahasa Mela-yu Bangka mi ada manfaatnya untuk penelitian berikutnya walaupun sebenar-nya tim menyadari bahwa buku laporan mi masih perlu disempurnakan.

Tim Peneliti,

x

Page 12: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA......................................... KATAPENGANTAR ..................................ix DAFTAR IS[ ........................................xi DAFTAR TABEL. BAGAN, DAFTAR LAMBANG BUNY! BAHASA MELAYU BANGKA dan EJAAN ...........................x v

Bab I Pendahuluan ................................... ...I 1.1 Latar Belakang Masalah ..............................1 1.2 Pembatasan Masalah ................................2 1.3 Tujuan Penelitian ...................................2 1.4 Jangkauan .......................................3 1.5 Asuinsi, 1-lipotesis, dan Kerangka Teori ....................3 1.6 Definisi Istilah ....................................5 1.7 Fungsi dan Kedudukan ..............................11 1.8 Tradisi Sastra ......................................12 1.9 Studi Pustaka ..................................... 13 1.10 Populasi dan Sampel ................................13 1.11 Metode dan Teknik .................................14

Bab II Fonologi ........................................17 2.1 Vokoid .........................................17 2.2 Diftong .........................................20 2.3 Kontoid ........................................22 2.4 Fonem Segmental ..................................27 2.4.1 Fonem Vokal ..................................... 27 2.4.2 Diftong .......................................... 34 2.4.3 Fonem Konsonan .................................. 33

xi

Page 13: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

2.4.4 Variasi Fonem Segmental 2.4.5 Deret Vokal ...................................... 44 2.4.6 Deret Konsonan ................................... 45 2.4.7 Gugus Konsonan .................................. 47 2.4.8 Alofon Fonem Segmental ............................. 48 2.4.9 Struktur Suku Kata ................................. 48 2.5 Fonem Supra Segmental .............................49 2.5.1 Jeda Terbuka .................................... 51 2.5.2 Jeda Sekat Tunggal .................................5 1 2.5.3 Jeda Sekat Ganda .................................. 52 2.5.4 Jeda Silang Ganda .................................. 52 2.6 Ejaan .......................................... 53 2.6.1 Ejaan Tradisional .................................. 53 2.6.2 Ejaan Latin ...................................... 53 2.6.3 Ejaan yang diusulkan ................................ 54

Bab 111 Morfologi ...................................... 57 3.1 Kata Dasar ........................................ 3.2 Imbuhan atau Afiksasi ............................... 58 3.2.1 Awalan ......................................... 58 3.2.2 Akhiran ........................................ 59 3.2.3 Sisipan ......................................... 60 3.3 Morfofonemik .................................... 61 3.4 Kata Ulang ...................................... 69 3.4.1 Perulangan Seluruhnya .............................. 70 3.4.2 Perulangan Sebagian dalam Kata Turunan .................. 70 3.4.3 Perulangan Bersama Pemterian Imbuhan ................... 71 3.4.4 Perulangan dengan Pergantian Fonem ..................... 71 3.5 Persenyawaan atau Kompbsitum ........................ 72 3.5.1 Kata Majemuk Jenis Pecab Belah ........................ 72 3.5.2 Kata Majemuk Jenis Uran Kecit ........................ 72 3.5.3 Kata Majemuk Jenis Matari ............................ 73 3.6 Fungsi dan Arti Imbuhan ............................. 73 3.7 Fungsi dan Arti Perulangan ............................ 81

3.7.1 Arti Perulangan dengan Kata Kerja ....................... 81 3.7.2 Arti Perulangan dengan Kata Benda ...................... 81 3.7.3 Arti Perulangan dengan Kata Sifat ...................... 81 3.7.4 Arti Perulangan dengan Kata Bilangan ................... 82

xii

Page 14: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

Bab IV Sintaksis . 83 4.1 Jenis Kata ..................................... . 83 4.1.1 Kata Benda ..................................... 83 4.1.2 Kata Kerja ....................................... 85 4.1.3 Kata Sifat ...................................... 87 4.1.4 Kata Keterangan .................................. 89 4.2 Struktur Sintaksis ................................. 91 4.2.1 Struktur Modifikasi ................................ 91 4.2.2 Struktur Predikasi ................................. 94 4.2.3 Struktur Komplementasi ............................ 98 4.2.4 Struktur Koordinasi ............................... 101 4.3 Kalimat ....................................... 103 4.3.1 Kalimat Situasi ................................... 103 4.3.2 Kalimat Urut .................................... 112 4.3.3 Kalimat Jawaban ................................... 115

Bab V Kesimpulan dan Saran 119

5.1 Latar Belakang Sosial Budaya ......................... 119 5.2 Sistem Fonologi ................................. 120 5.3 Sistem Morfologi ................................ 120 5.4 Sistem Sintaksis ................................. 121 5.5 Saran ......................................... 122

DAFTAR PUSTAKA .................................. 125 LAMPIRAN I PETA PULAU BANGKA ...................... 127

LAMPIRAN 2 DAFTAR KOSA KATA DASAR ................. 128 LAMPIRAN 3 CERITA RAKYAT .......................... 134

xl"

Page 15: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan
Page 16: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

DAFTAR lABEL, BAGAN, DAN LAMBANG

label Halaman

1. K.abupaten Bangka ................................ 9 2. Dialek Bahasa Melayu Bangka ......................... 10 3. Ciri-ciri Vokoid Bahasa Melayu Bangka .................... 18 4. Posisi Vokoid ..................................... 19 5. Posisi Diftong Bahasa Melayu Bangka .................... 21 6. Ciri-ciri Kontoid Bahasa Melayu Bangka .................... 23 7. Posisi Kontoid Bahasa Melayu Bangka .................... 25 8. Posisi Alofon-alofon Vokoid Bahasa Melayu Bangka ........... 28 9. Pasangan Minimal Vokoid ............................ 29

10. Pemerian Fonem Vokal Bahasa Melayu Bangka .............. 32 11. Posisi Fonem Vokal Bahasa Melayu Bangka ................. 33 12. Posisi Alofon-alofon Konsonan Hambat Bahasa Melayu Bangka . . . 35 13. Pasangan Minimal Konsonan yang Mencurigakan ............. 36 14. Pemerian Fonem Konsonan Bahasa Melayu Bangka ............ 39 15. Kedudukan Fonem Konsonan Bahasa Melayu Bangka .......... 41 16. Pola Deret Vokal Bahasa Melayu Bangka clan Kedudukannya

dalam Kata ...................................... 44 17. Pola Derat Konsonan Bahasa Melayu Bangka ................ 46 18. Gugus Konsonan Bahasa Melayu Bangka ................... 48

Bagan

1. Vokoid Bahasa Melayu Bangka ........................ 18 2. DiftongMaju ..................................... 20 3. Diftong Mundur ................................... 21 4. Kontoid Bahasa Melayu Bangka ........................ 24 5. Fonem Vokal Bahasa Melayu Bangka .................... 32 6. Fonem Konsonan Bahasa Melayu Bangka .................. 40

Daftar

I. Lambang Bunyi Bahasa Melayu Bangka ................... 15 2. Ejaan yang Diusulkan untuk Bahasa Melayu Bangka ..........

55

xv

Page 17: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan
Page 18: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 LatarBelakang

Bahasa Melayu Bangka adalah salah satu bahasa daerah yang mendu-kung keutuhan dan kelangsungan kehidupan kebudayaan Indonesia. Fungsi clan kedudukan bahasa daerah begitu pentingnya sehingga di dalam Undang-Undang Dasar 1945, dalam penjelasan Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa ba-hasa-bahasa daerah yang dipakai sebagai alat perhubungan dan dipelihara oleh masyarakat pemakainya akan dihormati dan dipeithara juga oleh negara karena bahasa itu merupakan bagian kebudayaan. Selain itu, fungsi dan ke-dudukan bahasa daerah penting pula untuk mendukung usaha dan program pengembangan serta pembakuan bahasa nasional Indonesia. Oleh karena itu, penelitian tentang bahasa-bahasa daerah yang terdapat di dalam wilayah Re-publik Indonesia, lebih-lebih bahasa daerah yang belum pernah diteliti seper -ti bahasa Melayu Bangka, perlu dilakukan dengan tujuan mewujudkan fungsi dan kedudukan bahasa daerah itu.

Bertitik tolak dari hal-hal yang dikemukakan di atas, jelaslah kiranya bahwa penelitian bahasa Melayu Bangka perlu dilaksanakan karena: a. data dan informasi mengenai bahasa Melayu Bangka di Sumatra Selatan

masth sangat kurang dan mungkin belum ada sama sekali, baik hasil pene-litian perorangan maupun hasil penelitian Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan;

b. data dan informasi mengenai bahasa daerah amat diperlukan dalam rangka pengembangan dan pembakuan bahasa Indonesia, antara lain, dengan me-manfaatkan unsur-unsur yang berkaitan dengan struktur bahasa daerah ml;

C. penelitian tentang struktur bahasa Melayu Bangka sudah ditetapkan seba-

Page 19: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

gai salah satu kegiatan penelitian tahun 1978 dalam skala prioritas Renca-na Induk Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, De-partemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Data dan informasi tentang bahasa Melayu Bangka mi mencakup struk-tur bahasa, fonologi, morfologi, dan sintaksis, serta dilengkapi pula dengan keterangan tentang latar belakang sosial budaya.

1.1.2Masalah

Masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian tentang struktur bahasa Melayu Bangka mi dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Yang dimaksud dengan struktur bahasa dalam penelitian mi adalah pola-pola organisasi bahasa yang dapat dikelompokkan menjadi pola-pola bunyi bahasa, tata kata, dan tata kalimat (Rivers, 1970:33).

b. Bahasa Melayu Bangka adalah suatu bahasa daerah yang masth digunakan oleh masyarakat penutur asli yang pusat pemukimannya terletak di bebera-pa kecamatan di dalam Kabupaten Bangka, Sumatra Selatan.

1.2 Pembatasan Masalab

Bahasa mempunyai beberapa segi. Akan tetapi, penelitian mi dibatasi pada struktur bahasa Melayu Bangka saja. Sebagai bahan pelengkap diteliti pula latar belakang sosial budaya bahasa mi yang mencakup, antara lain, nama bahasa, wilayah pemakaian, variasi dialektis, jumlah penutur ash, dan situasi serta kedudukan bahasa mi di tengah-tengah masyarakatnya.

Walaupun penelitian mi ada juga hubungannya dengan kosa kata, kata-kata yang diperlukan adalah kata-kata yang dapat digunakan untuk menggam-barkan struktur bahasa Melayu Bangka. Makna setiap kata yang dipakai se-bagai contoh dibatasi pada makna struktural saja. Penelitian mi bukan pene-litian tentang kosa kata atau semantik.

Bahasa Melayu Bangka adalah bahasa daerah yang dipakai oleh masyara-kat yang bermukim di Pulau Bangka, di dalam wilayah Propinsi Sumatra Se-latan. Pulau Bangka terdiri dari dua daerah tingkat II, masing-masing: (1) Daerah Tingkat II Bangka dengan ibu kotanya Sungaiiat dan (2) Daerah Tingkat II Kotamadya Pangkalpinang dengan ibu kotanya Pangkalpi-nang.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ml bertujuan memperoleh seperangkat korpus data yang akan

Page 20: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

dipakai sebagai landasan untuk memeriksa struktur bahasa Melayu Bangka dan latar belakang sosial budaya bahasa daerah itu.

1.4 Jangkauan

Jangkauan yang diharapkan dalam hal mi adalah seperangkat naskah laporan penelitian, yang berisikan uraian dan pemerian tentang:

a) struktur bunyi atau fonologi bahasa Melayu Bangka; b) struktur kata atau morfologi bahasa Melayu Bangka; c) struktur kalimat atau sintaksis bahasa Melayu Bangka; d) latar belakang sosial budaya bahasa Melayu Bangka, yaitu keterangan

mengenai nama bahasa dan wilayah pemakaiannya, jumlah penutur ash, fungsi, kedudukan, variasi dialektis, serta tradisi sastra hisan dan tulisan; dan

e) kosa kata dasar dan cerita rakyat sebagai bahan pelengkap informasi ten-tang bahasa mi.

1.5 Aswnsi, Hipotesis, dan Kerangka Teori

Dalam melaksanakan penelitian mi diterapkan asumsi, hipotesis, dan ke-rangka teori tertentu.

1.5.1 Asumsi

Sebagai landasan pikiran dalam penelitian mi dikemukakan beberapa asumsi kebahasaan. Asumsi itu adalah sebagai berikut.

a. Setiap bahasa mempunyai sistemnya sendiri dengan ciri-ciri khas yang membedakannya dari bahasa-bahasa lain.

b. Unsur-unsur bahasa berhubungan satu sarna lain di dalam suatu sistem atau jaringan beberapa sistem dan bukanlah semata-mata kumpulan kata-kata belaka (J.P.B. Allen, 1975:51).

c. Bahasa yang dianggap baku adalah bahasa yang dipakai, baik sebagai baha. sa pergaulan maupun sebagai bahasa ilmiah, lisan atau tulisan.

d. Fungsi organik bahasa adalah untuk menyampaikan suatu maksud atau arti dan ukuran untuk menentukan salah atau benar di dalam pemakaian suatu bahasa hanya dapat ditetapkan oleh penutur asli bahasa itu Isendiri.

1.5.2 Hipotesfs

Berlandaskan pokok-pokok pikiran yang terkandung di daham keempat

Page 21: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

4

asumsi yang divangkapkan di atas, dapat dikemukakan dua buah hipotesis mengenai struktur bahasa Melayu Bangka dan latar belakang sosial budayanya sebagai berikut.

a. Bahasa Melayu Bangka mempunyai sistem sendiri dengan ciris-ciri khas yang membedakannya dari bahasa-bahasa lain, baik pada tingkat struktur fonologi, struktur morfologi maupun pada tingkat sintaksis.

b. Bahasa Melayu Bangka path umumnya dipakai oleh masyarakatnya sebagai bahasa pergaulan saja.

1.5.3 Kerangka teori

Teoni yang diterapkan di dalam penelitian mi pada dasarnya adalah teori linguistik struktural yang sudah sening juga digunakan dalam penelitian bahasa-bahasa daerah lain.

Kerangka teori itu dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Setiap bahasa terdiri dari kumpulan satuan kebahasaan yang sistematis dan dapat dijabarkan. Hal mi berarti bahwa satuan-satuan dalarn satu ting-katan mempunyai struktur tertentu yang dapat diuraikan untuk mengeta-hui ciri-ciri masing-masing satuan dalam kaitannya dengan satuan itu sen-diri atau dalam kaitannya dengan satuan-satuan dalam tingkatan lain.

b. Penjabaran satuan kebahasaan itu didasarkan kepada pendekatan bahwa satuan-satuan kebahasaan dapat dianalisis secara bertingkat-tingkat.

c. Satuan.satuan dalam tiap tingkat berkait-kaitan dengan satuan-satuan dalam tingkat yang lebth tinggi.

d. Sesuai dengan sifatnya, satuan-satuan dalam tingkatan analisis yang. lebth tinggi menjadi lebih rumit. Hal mi berarti bahwa untuk dapat menganali-sis struktur satuan dalam tingkat yang lebih tinggi dipenlukan hasil anali-sis pada tingkat yang di bawahnya. Cini-ciri satuan pada tingkat yang lebth tinggi pada umumnya mencalcup ciri-ciri satuan dalam tingkat di bawah-nya (Gleason, 1955:66).

e. AnaJisis dapat dibuat dan dibedakan menurut:

1) analisis fonologis; 2) analisis morfologis, dan 3) anaJisis sintaksis.

(Gleason, 1955:66)

Page 22: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

1.6 Definisi Istilah

Istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian mi dijelaskan dalain uraian berikut.

1) Fungsi Bahasa

Yang dimaksud dengan fungsi bahasa ialah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya (Halim, 1976:19).

2) Kedudukan Bahasa

Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan (Halim, 1976:19).

3) Data

Dalam penelitian mi data merujuk kepada satuan-satuan struktur fono-logi, struktur morfologis, dan struktur sintaksis serta unsur-unsur latar belakang sosial budaya bahasa, serta kosa kata dasar bahasa Melayu Bangka, data mi dikumpulkan sebagai hasil respons para informan ter-hadap pertanyaan-pertanyaan yang disusun sebagai rangsangan di dalam instrumen dan respons itu direkam atau ditulis, baik sebagai variabel yang dikontrol maupun sebagai variabel yang tak dikontrol.

4) Variabel yang Dikontrol

Yang dimaksud dengan variabel yang dikontrol ialah semua rangsangan dalam bentuk satuan kebahasaan (fonologi, morfologi, dan sintaksis) serta sebuah daftar angket yang disiapkan dalam instrumen atas dasar bahasa Melayu Bangka dan dipakai untuk memancing respons para in-forman.

5) Variabel yang tak Dikontrol

Variabel yang tak dikontrol adalah satuan kebahasaan dan keterangan atau bahan yang diungkapkan dalam respons para informan dalam ben-tuk cerita, penjelasan, dan tuturan atau percakapan bebas.

6) Latar Belakang Sosial Budaya Bahasa Latar belakang sosial budaya bahasa adalah informasi mengenai nama bahasa, lokasi dan wilayah pemakaian,jumlah penutur. variasi dialektis, fungsi dan kedudukan, tradisi sastra lisan, serta tradisi sastra tulisan.

Page 23: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

6

7) Fonologi Yang dimaksud dengan fonologi dalam hubungan mi adalah bunyi dan fonem bahasa Melayu Bangka serta ciriciri dan polanya di dalam pem-bentukan morfem dan kata-kata.

8) Morfologi Yang dimaksud dengan morfologi di sirti adalah bentuk kata bahasa Melayu Bangka serta ciri-ciri pola morfologis, fungsi, dan arti utamanya.

9) Sin taksis Yang dimaksud dengan sintaksis dalam penelitian mi adalah pola frase dan pola kalimat bahasa Melayu Bangka serta ciri-ciri sintaksis utama-nya.

10) Kosa Kata Dasar Kosa kata dasar dimaksudkan di sini ialah sejumlah kata-kata bahasa Melayu Bangka yang diperoleh dari informan berdasarkan daftar kata Swadesh.

11) Penggolongan Bahasa Menurut Fungsi Penggolongan bahasa menurut fungsi dan semua defInisinya dikutip dan kertas kerja Jazir Burhan yang berjudul "Politik Bahasa Nasional dan

Pengajaran Bahasa" yang dimuat di dalam buku Politik Bahasa Nasional Jilid 1, yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Ba-hasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1976 sebagai berikut.

a. Bahasa nasional adalah bahasa yang dipakai oleh suatu negara sebagai bahasa persatuan dalam lingkungan politik, sosial, dan kebudayaan.

b. Bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan dalam melaksanakan tu-gas-tugas pemerintahan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

c. Bahasa ilmu dan kebudayaan adalah bahasa yang digunakan dalam lapangan kebudayaan, ilmu, dan teknologi.

d. Bahasa pengantar adalah bahasa yang digunakan dalam menyampai-kan pelajaran di sekolah-sekolah.

e. Bahasa pergaulan adalah bahasa yang dipakai dalam pergaulan di ka-langan masyarakat.

Page 24: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

12) Penutur As!! Yang dimaksud dengan penutur asli adalah orang yang berbahasa ibu bahasa Melayu Bangka,yaitu orang yang dalam beberapa tahun pertama hidupnya belajar berbicara dalam bahasa Melayu Bangka sebagai bahasa masyarakat dan bahasa ibunya, dan dia tidak meninggalkan masyarakat dalam waktu yang lama (lihat Zelling S. Harris, 1969:13--14).

13) Ciriciri Khas

Yang dimaksudkan dengan ciri-ciri khas ialah ciri-ciri khas dalam keba-hasaan yang mencakup ciri-ciri struktur fonologi, struktur morfologi, dan struktur sintaksis yang terkandung di dalam bahasa Melayu Bangka,

14) Kumpulan Satuan Kebahasaan yang Sistematis dan Dapat Dijabarkan Konsep mi mengandung makna bahwa satuan-satuan dalam tiap tmgkat mempunyai struktur tertentu dan struktur itu dapat diuraikan untuk menemukan ciri-ciri satuan itu sendiri atau ciri-ciri dalam hubungannya dengan satuan lain dalam tingkat yang sama atau tingkat lain.

15) Analisis Fonologis Yang dimaksud dengan analisis fonologis dalam penelitian mi adalah penjabaran fonem bahasa Melayu Bangka dengan mencari ciri-ciri fone-tisnya untuk menemukan pola-pola organisasi bunyi bahasa mi.

16) Analisis Morfologis Yang dimaksud dengan analisis morfologis di sini adalah penjabaran morfem bahasa Melayu Bangka dengan mencari ciri-ciri morfologisnya untuk menemukan pola-pola organisasi morfem bahasa mi.

17) Analisis Sinraksis Yang dimaksud dengan analisis sintaksis di sini adalah penjabaran frase dan kalimat bahasa Melayu Bangka dengan mencari ciri-ciri sintaksis-nya untuk menemukan pola-pola organisasi bahasa mi.

1.3 Nama Bahasa

Masyarakat umum, baik di dalam maupun di luar daerah pulau Bangka, menyebut bahasa mi bahasa Bangka. Bahkan masyarakat di daerah Bangka Tengah (Pangkalpinang) menyebutnya bahasa Bangkak, diucapkan [banka?]. Kata bangka mempunyai beberapa arti. Dari beberapa informan didapat ke-

Page 25: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

terangan bahwa kata bangka berasal dari kata bangkai. Kisahnya adalah seba-gai benikut. Ada dua orang bersaudara di daerah Sulawesi Selatan (Bugis), ben-nama Daeng Malengka dan Daeng Malena. Ayalmya seorang raja yang ben-kuasa di daerah itu. Menurut adat di Sulawesi yang akan menggantikan raja ialah Daeng Malengka sebagai anak tertua. Akan tetapi, ayahnya mengingin-kan Daeng Malena anak yang bungsu menggantikan sebagai raja. Oleh karena itu, Daeng Malengka menasa kecewa lalu ia berlayar sampai ke Johor. Lama ia tinggal di sana, akhbnya ia pulang ke tanah airnya. Dia pulang dengan penahu yang dipimpm oleh Nakoda Ragam,juragan Kedah. Di tengah jalan perahunya pecah, terdampan di sebuah pulau. Daeng Malengka dan nakoda Ragam me-ninggal. Di pulau tempat perahu mereka terdampar ditemui mayat (bangkai) Daeng Malengka dan Nakoda Ragam. OIeh karena itu, masyarakat dipulau itu menyebutnya pulau "Bangkai" atau pulau Bangka. Sekarang di pulau Bangka terdapat suatu tempat bernama Tinibuntulang. Munkin sekali di tempat itu ditemukan mayat Daeng Malengka dan juragan Kedah yang bernama Ragam.

Dari informasi lain didapat pula keterangan bahwa kata bangka berasal dari kata wangka (bandingkan kata bicara berasal dari kata wicara, batu ben-asal dari kata watu) yang berarti 'timah'. Kata wangka terdapat pada batu bertulis yang ditemukan di kota Kapur bertahun 686 M, dalam bahasa San-skerta, yang berarti 'timah'. Sekalipun masih disangsikan apakah pada tahun itu penduduk telah mengenal timah, namun kenyataannya hingga saat mi, pulau Bangka terkenal dengan hasil utamanya, yakni timah Bangka.

Dari kedua versi mi, tim lebih cenderung berpendapat bahwa kata bang-ka berasal dari kata wangka yang berarti timah karena pulau Bangka adalah pulau yang banyak menghasilkan timah.

Bahasa Melayu Bangka, sesuai dengan nama yang dibenikan, termasuk rumpun bahasa Melayu yang terdapat di daerah pulau Bangka. Bahkan menu-rut Voorhoeve dalam bukunya Critical Surva.y of Studies of the Language of Sumatra, bahasa Melayu yang terdapat di sepanjang pesisir timur pulau Su-matra (termasuk Bangka) adalah salah satu dialek bahasa Melayu.

1.4 Wilayah Pemakalan

Bahasa Melayu Bangka dipakai di pulau Bangka yang terdini dari Kabu-paten Bangka dan Kotamadya Pangkalpinang di Propinsi Sumatra Selatan. Daerah Tingkat 11 Bangka dengan ibu kota Sungailiat, terbagi dalam tiga belas kecamatan, yaitu (I) Kecamatan Pangkalanbaru, (2) Kecamatan Mendo Barat, (3) Kecamatan Sungaiselan, (4) Kecamatan Marawang, (5) Kecamatan Sungai

Page 26: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

9

liat, (6) Kecamatan Blinyu, (7) Kecamatan Jebus, (8) Kecamatan Mentok, (9) Kecamatan Kelapa, (10) Kecamatan Koba, (11) Kecamatan Payung, (12) Ke-camatan Toboali, dan (13) Kecamatan Lepor/Pongok.

Berikut tahel wilayah dan jumlah penduduk yang diperoleh dan A.A. Bakar (Pak Yak) dalam bukunya Bangka Membangun, terbitan akhir November 1977.

lABEL 1 KABUPATEN BANGKA

No Kecamatan Ibu Kota Jumlah Kelurahan

Jumlah Penduduk

Keterang--an

1 Pangkalanbaru P. Baru 9 29.500 2 Mendo Barat Petaling 10 18.000 3 Sungaiselan S. Selan 8 17.000 4 Merawang Baturusan 11 26.000 5 Sungailiat S. Liat 12 63.000 6 Blinyu Blinyu 5 44.500 7 Jebus Jebus 11 21.000 8 Mentok Mentok 11 34.000 9 Kelapa Kelapa 10 24.500

10 Koba Koba 12 15.000 11 Payung Payung 15 15.000 12 Toboali Toboali 12 35.000 13 Lepor/Pongok Tg. Labu 5 6.500

Jumlah 131 350.000

Di antara jumlah penduduk itu terdapat warga negara asing, terutama Cina lebth kurang 55.000 jiwa. Daerah Tingkat II Kotamadya Pangkalpinang terbagi dalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pangkalpinang I dan Keca. matan Pangkalpinang II. Tiap-tiap kecamatan dibagi pula dalam tiga blok dan tiap blok dikepalai oleh seorang kepala blok (bandingkan dengan kampung-kampung yang terdapat di Kotamadya Palembang yang dikepalai oleh sirah kampung dan di daerah-daerah lain di Sumatra Selatan dengan marga yang di-kepalai oleh pasirah). Jumlah penduduk di Daerah Tingkat II Kotamadya Pangkalpinang mi pada akhir 1977 tercatat 79.000 jiwa, di antaranya ter-dapat 15.500jiwa WNA.

Page 27: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

10

Di datamkedua daerah tingkat II mi (Kabupaten Bangka dan Kotama-dya Pangkalpinang) terdapat lima dialek bahasa. Kelima dialek itu dicantum-kan namanya dalam Tabel 2 di bawah mi.

lABEL 2 DIALEK BAHASA MELAYU BANGKA

No Dialek Wilayah di Sekitar Mentok

1 Melayu Bangka Barat Bangka Barat 2 Melayu Bangka Utara Bangka Utara 3 Melayu Bangka Selatan Bangka Selatan 4 Melayu Bangka Tengah Kotamadya P. Pinang, Sungailiat,

Mendo Barat 5 Melayu Bangka Cina Jebus dan S. Liat

Di daerah perbatasan antara Kecamatan Sungailiat dan Kecamatan Bli-nyu terdapat suku Mapur (urn) yang rnenggunakan bahasa Mapur (Lum). Kata urn kabarnya adalah singkatan dari kata belurn. Suku mi masth berkem-bang dalam segala aspek kebudayaan.

1.5 Jumlah Penutur Ash

Dalam tabel I tercantum jumlah penduduk Kabupaten Bangka pada akhir tahun 1977 sebanyak 350.000 jiwa, di antaranya 55.000 orang warga negara asing. Dalam Kotamadya Pangkalpmnang tercatat sebanyak 79.000 jiwa, diantaranya terdapat 15.500 orang warga negara asing. Jumlali seluruh pendu-duk di kedua daerah tingkat II itu, tidak termasuk warga negara asing, adalah 385.500 jiwa.

Boleh dikatakan 90% dari penduduk mi, lebih kurang 315.000 orang, menggunakan bahasa Melayu Banga sebagai bahasa ibu. Jumlah mi tentu saja dapat diperbesar dengan memasukkan orang-orang Bangka yang bermukim di luar pulau Bangka, terutama pelajar dan pekerja, jumlahnya diperkirakan 10.000 orang. Jadi, jumlah penutur asli bahasa Melayu Bangka adalah seba-nyak Iebth kurang 325.000 orang.

Perlu ditambahkan bahwa penduduk Bangka yang bermukim di luar pulau Bangka, jumlahnya relatif kecil karena menurut adat Bangka bila orang-

Page 28: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

11

orang yang berasal dari luar Bangka mengambil puteri Bangka sulit untuk ke-luar dari daerah Bangka.

1.6 Variasi Dialektis

Bahasa Melayu Bangka tidak mempunyai tingkatan-tingkatan bahasa (bandingkan seperti bahasa Jawa; kromo, ngoko, madya, dan knomo inggil), baik terhadap orang.orang tua maupun orang-orang yang dihormati lainnya, mereka tetap akan menggunakan bahasa yang sama. Tidak ada bahasa khusus untuk orang tua atau untuk orang-orang yang lebih rendah kedudukannya danipada si pembicara atau untuk anak-anak. Walaupun ada hanyalah berkisar pada kata-kata panggilan atau kata ganti saja. Kata ganti orang ketiga tunggal, misalnya, dipakai die 'dia'. Kata mi dipakai oleh si pembicara kepada lawan bicara yang sejenis, lain jenis, sebaya, dan lebih muda. Akan tetapi, kata mi dapat juga dipakai terhadap orang yang lebth tua kalau si pembicara sedang marah.

1.7 Fungsi dan Kedudukan

1.7.1 Tempat dan Situasi Pemakai

Bahasa Melayu Bangka dipakai dalam lingkungan keluarga dan masyara-kat dalam wacana sehari-hari pada suasana atau situasi tidak resmi. Dalam suasana resmi --seperti pada pesta perkawinan, upacara, rapat umum, dan khotbah di mesjid atau di surau-- orang Bangka hampmr selalu menggunakan bahasa Indonesia yang kadang-kadang bercampur dengan bahasa Melayu Bangka.

Di kantor-kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah serta pada upacara-upacara resmi dipakai bahasa Indonesia. Para pejabat dan guru sekolah yang berasal dari luar Bangka yang bekenja di daenah Bangka mula-mula memakai bahasa Indonesia dalam pembicaraan sehari-hani dengan penduduk Bangka, tetapi dalam waktu singkat mereka juga memakai bahasa Melayu Bangka pada suasana tidak resmi.

Bahasa pengantar di sekolah-sekolah adalah bahasa Indonesia. Walaupun demikian, di kelas penmulaan sekolah dasar sering pula guru yang berasal dan daerah Bangka menggunakan bahasa Melayu Bangka dalam menyajikan pela-jaran.

Di pasar-pasar pada umumnya digunakan bahasa Melayu Bangka antar orang Bangka, sedangkan antarorang yang berasal dari daerah luar Bangka me-

Page 29: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

12

makai bahasa Melayu Bangka yang bercampur dengan bahasa daerah mereka, misalnya bahasa Melayu Palembang dan bahasa-bahasa daerah lain. Jelaslah bahwa bahasa Melayu Bangka pada umumnya berfungsi sebagai bahasa per-gaulan saja bukan sebagai bahasa resmi atau bahasa pengantar di sekolah-seko-lah.

1.7.2 Kedudukan

Bahasa Melayu Bangka mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam ma-syarakat pemakainya. Hal mi ternyata dalam pemakaiannya bilang seorang pe-lajar atau mahasiswa atau pejabat yang baru pulang dari tugasnya di luar daerah Bangka berbicara dengan orang-orang tua atau pemuka masyarakat setempat pastilah mereka akan menggunakan bahasa Melayu Bangka, bukan bahasa In-donesia. Dengan menggunakan bahasa Melayu Bangka, orang-prang tua atau pemuka masyarakat setempat akan terasa lebih dthormati jika dibandingkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan bila mereka yang baru datang dari daerah luar Bangka berjumpa dengan orang-orang tua menggunakan baha-sa Indonesia, mereka dianggap sebagai orang tidak tahu diri, ingin membangga-kan din. Berbicara dengan orang yang berasal dari daerah lain dalam Propinsi Sumatra Selatan biasanya penutur asli bahasa Melayu Bangka menggunakan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa Melayu Palembang dan ba-hasa Melayu Bangka. Bila orang dari daerah lain sudah dapat menggunakan bahasa Melayu Bangka, penutur asli bahasa Melayu Bangka merasa senang. dan akan melayaninya dengan memakai bahasa Melayu Bangka pula.

1.8 Tradisi Sastra

Bahasa Melayu Bangja mempunyai tradisi sastra lisan dalam bentuk puisi dan prosa. Dalam bentuk puisi, misalnya kita jumpai dalam bentuk pantun, campak, mantera, dan jampi. Campak adalah pantun bersahut yang digunakan dalam upacara-upacara adat, untuk menyelingi suatu tanian. Sastra hisan 1alam bentuk prosa adalah cerita-cerita rakyat. Sastra tulis dalam bahasa Melayu Bangka tidak ditemukan. Menurut keterangan para informan, dahulu pernah ada semacam tulisan Arab Melayu yang lebih dikenal dengan Arab gundul, yakni tulisan Arab tanpa diakritilc. Tulisan itu yang pernah ada pada zaman nenek moyang mereka, zaman Susuhunan Palembang masih berkuasa di daerah itu, sekarang sukar ditemukan.

Pada zaman penjajahan Belanda masyarakat Bangka telah memakai tu-lisan Latin dengan ejaan yang berlaku. Pada waktu mi mereka memakai tuhis-

Page 30: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

13

an Latin dengan ejaan yang disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

1.9 Studi Pustaka

Dalam melaksanakan penelitian mi dikumpulkan sebanyak mungkin tulisan atau buku yang ada kaitannya dengan bahasa dan masyarakat Melayu Bangka. Studi pustaka mi sayangnya tidak banyak memberikan bantuan pada penelitian struktur bahasa karena sebagian besar tulisan yang terkumpul hanya memberikan keterangan mengenai daerah, masyarakat, dan beberapa unsur latar belakang sosial budaya.

Tulisan yang dapat dikumpulkan dan dikaji adalah sebagai berikut.

a. Monografi Daerah Kabupaten/Kotarnadya dalam Propinsi Sumatra Selatan oleh Bakopda Sumatra Selatan, terbitan tahun 1976. Dari buku tersebut diperoleh keterangan mengenai jumlah kecamatan, jumlah kelurahan, dan jumlah penduduk di Pulau Bangka.

b. Bang/ca Membangun oleh A.A. Bakar (Pak Yak), terbitan akhir November 1977. Dari buku itu diperoleh keterangan mengenai jumlah kecamatan, jumlah kelurahan, dan jumlah penduduk di pulau Bangka.

c. Barin Amir Mal: Pahiawan-pahiawan Nasional yang Ta/c Boleh Dilupakan oleh A.A. Bakar, terbitan tahun 1969. Dari buku itu diperoleh gambaran umum mengenai perjuangan rakyat Bangka pada zaman silam.

d. Banglo dan Pahlawan-jpahlawan Pak Udak oleh A.A. Bakar, terbitan tahun 1976. Dalam buku itu ada sebuah cenita yang ditulis dalam bahasa Melayu Bangka, yaitu cerita yang benjudul "Makper Masang Ranjau". Dari cerita mi diperoleh gambaran umum mengenai struktur bahasa Melayu Bangka.

1.10 Populasi dan Sampel

Populasi di dalam penelitian mi adalah masyarakat penutur asli bahasa Melayu Bangka, lebih kurang 325.000 orang, yang bertempat tinggal di Pulau Bangka. Sampel penelitian mi sebagian besar dipusatkan pada bahasa Melayu Bangka Tengah. Dari setiap daerah diambil beberapa orang informan. Mereka adalah penutur asli bahasa Melayu Bangka, laki-laki dan perempuan, berumur 25 tahun ke atas, sehat, tidak mempunyai kelainan-kelainan yang dapat mein-pengaruhi pengucapan ujar-ujaran, serta tidak atau belum banyak terpengaruh oleh bahasa lain.

Page 31: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

14

1. 11 Metode dan Teknik

1.11.1 Metode

Metode yang dipakai sebagai landasan kegiatan dalam pelaksanaan pene-litian struktur bahasa Melayu Bangka mi adalah metode deskriptif, seperti yang diterapkan dalam ilmu linguistik struktural. Kata deskriptif dalam hu-bungan mi bermakna bahwa penelitian mi dilakukan seobjektif mungkin dan disarankan semata-mata atas fakta walaupun bahan yang diolah dipilih dan semua data yang terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu memeriksa struktur bahasa Melayu Bangka -- fonologi, morfologi, dan sintaksis --yang masih dipakai oleh masyarakat pada masa kini.

1. 11.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan korpus data digunakan teknik sebagai berikut.

Perekaman ujaran para informan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang disusun di dalam instrumen. Instrumen disusun dengan jalan mengi-dentifikasikan variabel mana yang dikontrol dan variabel mana yang tak dikontrol. Variabel yang dikontrol ditentukan menurut kategori dan pola struktur kebahasaan seperti yang digunakan dalam buku Pedoman Penulis-an Tata Bahasa Indonesia, The Strukture of A men can English, dan penge-tahuan para anggota tim peneliti sendiri. Semua rekaman ditranskripsikan secara fonetis dan fonemis dengan menggunakan lanibang-lambang Inter-national Phonetic Alphabet (IPA) yang disesuaikan menurut keperluan. Rekaman yang dibuat meliputi lebih kurang 40 buah kaset C.60.

Wawancara dengan (1) para infornian di lapangan dengan menggunakan daftar pert anyaan--digunakan bahasa Indonesia campur bahasa Palem-bang dan bahasa Melayu Bangka sebagai pengantar-- (2) orang-orang ter-kemuka di Palembang dan di Bangka yang diduga banyak mengetahui ten-tang bahasa dan masyarakat serta latar belakang sosial budaya bahasa Me-layu Bangka. Teknik mi dipakai untuk mengumpulkan informasi mengenai wilayah, jumlah penutur ash, fungsi, kedudukan, variasi dialektis, tradisi sastra, bahasa M'elayu Bangka.

Penyebaran daftar pertanyaan di kalangan sejumlah penutur asli bahasa Melayu Bangka untuk diisi secara tertulis.

Studi pustaka untuk mengumpulkan informasi dan bahan yang erat hu-bungannya dengan tujuan penelitian mi.

Page 32: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

15

1.11.3 Teknik Analisis

Dalam menganalisis data ditempuh prosedur sebagai berikut:

a. mengklasifikasikan data ke dalam tingkatan fonologis, morfologi, dan sin-taksis dengan menggunakan katagori dan pola struktur kebahasaan yang lazim diterapkan dalam linguistik struktural;

b. menyeleksi data untuk pemerian struktur dan latar belakang sosial budaya bahasa dan seleksi seperti mi serasi dengan metode deskriptif yang sering diterapkan dalam penelitian bahasa;

c. menganalisis data yang sudah berbentuk transkripsi secara struktural dan kontrastif sesuai dengan prosedur dan cara yang lazim diterapkan dalam ilmu linguistik struktural.

1.12 Lambang-lambang yang Digunakan

Bunyi dan fonem bahasa Melayu Bangka dituliskan dengan huruf dan lambang abjad fonetik internasional atau International Phonetic Alphabet (IPA) yang disesuaikan dengan keperluan. Mesin tik fonetik belum ada di Pelembang. Oleh karena itu, tim terpaksa hanya memanfaatkan mesin tik biasa. Lambang bunyi dan fonem yang digunakan sejauh mungkin disesuaikan dengan huruf dan lambang yang ada pada mesin tik biasa. Lambang bunyi yang dipakai untuk melukiskan struktur fonologi bahasa Melayu Bangka dapat dilihat selengkapnya dalam daftar di bawah in!.

DAFTAR 1

LAMBANG BUNYL BAHASA MELAYU BANGKA

Lambang Bunyi

i:

Contoh Ejaan Biasa

ikak

Transkripsi Fonetik

i

[i:ka?]

Arti

bangkau

Lambang Bunyi

t

Contoh Ejaan Biasa

Transkripsi Fonetik

Art!

tue [tu:e:] tua i kantit [kantit] koyak d dirus [di:rus] siram a: ape [a:pe:] apa k kinyam [ki:naml cicip a pan [pan] panci g 'uge [u:ge:] juga e: ge: [ge:] kah ? ba' [ba?] ayah e sudeh [su:deh] sudah h suah [su:ah] pernah

bedam [b:dam] hilang s sirong Esi:ron] miring

men I [men] jika I c cikar [ci:kar] tempan

Page 33: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

16

DAFTAR 1 (Lanjutan)

Lambang Bunyi

Contoh Ejaan Biasa

Franskripsi Fonetik

Arti Lambang Bunyi

Contoh Ejaan Biasa

Transkripsi Fonetik

Arti

0: kero [k :ro:] keruh j jangu [ja:nuj dagu O bong [bun] kakus r r ngat [renat] wangi U: budu [bu:du:] bodoh m malai [ma:lay] lengah U buk [bu?] nasi n ni [ni:] mi ay wai [way] wahai n nyabe [ha:be:] nyawa Oy seloy [s by] selam n ngah [nan] dan aw auman [awman] nakal 1 lah [lah] sudah P pukang [pu:kan] paha w wak [wa?] bibi b buar [bu:ar] boros y dayang [da:yang] gadis

Catatan:

Lambang lain yang digunakan adalah

menyatakan bahwa bunyi yang digambarkan lambang sebelumnya adalah panjang.

- menyatakan bahwa bunyi yang digambarkan lambang sebelumnya adalah tak lepas atau agak lambat terlepas.

adalah tanda kurung untuk lambang fonetik

I adalah tanda kurung untuk lambang fonemik

Page 34: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

BAB II FONOLOGI

Ditinjau dari segi ilmu fonetik, bunyi bahasa dalam bahasa Melayu Bang-ka dapat dibagi atas dua kelompok besar, yakni (1) vokoid dan (2) kontoid.

2.1 Vokoid

Dalam bahasa Melayu Bangka terdapat dua belas vokoid, yaitu [i:, i, e:,

e. a:, a. o:, U:. u, :, a I. Semua vokoid mi adalah bunyi bersuara, dalam pe - ngertian bahwa dalam proses pengucapannya pita suara bergetar. Masing-masing vokoid diberikan atas dasar: (a) panjang relatif ucapan (panjang, pen-dek); (b) bagian lidah yang diangkat (depan, tengah, belakang); (c) tinggi rela-tif lidah (tinggi, sedang, rendah): (d) bentuk bibir (bundar, tak bundar).

Cara mengucapkan masing-masing vokoid itu, yaitu tinggi relatif Iidah dan bagian lidah yang diangkat, diperlihatkan dalam bagan di bawah ini

[i: ] adalah vokoid tak bundar, panjang, depan, dan tinggi. I iJ adalah vokoid tak bundar, pendek, depan, dan tinggi. [e: I adalah vokoid tak bundar, panjang, depan, dan sedang. [e I adalah vokoid tak bundar, pendek, depan, dan sedang. [a: J adalah vokoid tak bundar, panjang, tengah, dan rendah. [a] adalah vokoid tak bundar, pendek, tengah, dan rendah. [0:] adalah vokoid bundar, panjang, belakang, dan sedang. [o] adalah vokoid bundar, pendek, belakang, dan sedang. [U:] adalah vokoid bundar, panjang, belakang, dan tinggi. [u] adalah vokoid bundar, pendek, belakang, dan tinggi. [;] adalah vokoid tak bundar, panjang, tengah, dan sedang. [] adalah vokoid tak bundar, pendek, tengah, dan sedang.

17

Page 35: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

EI

Setiap vokoid mempunyai ciri tersendiri. Perbedaan antar vokoid itu di-gambarkan dalam tabel di bawah mi. (Tanda + di dalam tabel mi berarti ada, dan tanda - berarti tak ada).

TABEL3 CIRI-CIRI VOKOID BAHASA MELAYU BANGKA

C: e a: a 0: 0 U: u :9: 9:

Bundar - - - - - - + + + + + + Tak Bundar+ + + + + + - - - - - - Panjang + - + - + - + - + - + - Pendek - + - + - + - + - + - +

i: i e: e, a: a 0: 0 U: u : Depan + + + +, + + - - - - - - Tengah - - - - + + - - - - + + Belakang - - - - - - + + + + - - Tinggi + + + + - - - - + + - - Sedang - - + + - - + t - - + + Rendah - - - - + + - + - - - -

BAGAN 1 VOKOID BAHASA MELAYU BANGKA

Depan Tengah Belakang

Tinggi Panjang i: U:

Pendek i u.

Sedang Panjang e: 9: 0:

Pendek e 3 0

Rendah Panjang a: Pendek a

Page 36: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

19

Suatu vokoid dapat menempati posisi awal --, yaitu pada perrnulaan kata --, posisi tengah --, yaitu di antara dua bunyi lain --, dan posisi akhir --, yaitu sebagai bunyi akhir suatu kata. Posisi vokoid bahasa Melayu Bangka diperlukan dalam label 4 di bawah mi. Contoh berikut adalah kata dasar yang ditulis dengan lambang fonetik.

TABEL4 POSISI VOKOID

IVokoid Posisi

Awal Tengah Belakang

[i:] [i:so?] 'pisau' [bi:se :J 'sakit' [ni:] 'ii' [i:ka?] 'engkau' [pi:ran] 'nama ikan' [ke:la:ki:] 'pria'

[i] [ikhlas] 'rela' [ca:bi?] "cabe' -

[impit] 'himpit' [kantit ]

'koyak' -

[e:] [e:so?] 'besok' [be:ro?] 'darmaga' [ge:] 'kah' [e:ko?] 'ekor' [ce:re?

] 'cerek' [bu:de:] 'pikun'

[e] - [pen] 'pena' -

— [ku:le?] 'sampan' -

[a:] [a:pe:] 'apa' [pa:ca?] 'dapat' [su:sa:] 'susah' [a:su?] 'anjing' [a:pe:] 'mengapa' [se:sa:] 'cuci'

[a] [ambi?] 'ambil' [pan] 'panci' -

[ambat] 'hambat' [na?] 'mau' -

[o:] - - [ka:ro:] 'keruh' -

- [u:to:] 'mobil' 101 -

-

[ao9 ] 'ya' -

(bog] 'kakus' -

[u:] [u:tak]I 'otak' [bu:la?] 'bohong' [kG:lu:] 'kelu' [u:ba:] 'ubah' [su:nut] 'mulut' [bindu:] 'asam kemang'

Eu ]

[ukit] 'tuil' [bi:1u9 ]

'telinga' -

[umbi?] 'umbi' [la:pun] 'buru' -

[3:] [3:ma?] 'ibu' [p9:nin] 'marah' -

[3:nak] 'tekan' [a9:man] 'parah' -

[] [nta:] 'entah' [man] 'jika' -

[3ndu?] 'induk' [b3ntan] 'benar' -

Page 37: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

PIC

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa:

a. vokoid [1:, a:, u: ] terdapat pada semua posisi dalani suku kata terbuka;

b. vokoid [i, a, u, ;a ] terdapat hanya pada posisi awal dan tengah dalam suku kata tentutup;

c. vokoid [;: ] terdapat hanya pada posisi awal dan tengah dalam suku kata terbuka;

d. vokoid [e] hanya terdapat pada posisi awal dan akhir dalam suku kata tertutup;

e. vokoid [e, ol hanya terdapat pada posisi tengah dalam suku kata tertutup;

f. vokoid [o:] hanya terdapat pada posisi akhir.

2.2 Diftong

Dalam bahasa Melayu Bangka ada lagi sekelompok bunyi yang dapat di-masukkan ke dalam kelompok vokoid dan yang lazin dinarnakan diftong. Biasanya diftong diucapkan sebagai gabungan dua vokoid, satu diantaranya merupakan inti suku kata yang silabik, sedangkan yang satu lagi berbentuk bunyi luncuran yang nonsilabik. Diftong bahasa Melayu Bangka nyata benar memiliki ciri-ciri vokoid, karena itu diftong itu tenmasuk golongan vokoid. Sebenarnya setiap vokoid boleh saja diucapkan dengan diawali atau dibarengi bunyi luncuran (glide) sehingga bunyi itu membentuk diftong.

Dalam bahasa Melayu Bangka ditentukan tiga buah diftong, yakni [ay, oy, awl. Diftong Lay dan oy] dinamakan diftong maju dan diftong [awl di-namakan diftong mundur.

a. Diftong Ma/u

Diftong maju dibentuk dengan mengucapkan vokoid silabik [a] atau [o] yang diikuti bunyi luncuran menuju [ii. Gerakan dari vokoid silabik itu menimbulkan bunyi luncuran akhir yang mengarah ke atas dan ke muka. Bagan 2 di bawah mi melukiskan bagaimana diftong maju itu dibentuk.

BAGAN 2 DIFTONG MAJU

Page 38: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

21

b. DiftongMundur

Pembentukan diftong mundur dilakukan dengan mengucapkan vokoid silabik [a] yang diikuti bunyi luncuran menuju [u 1. Gerakan dari vokoid silabik menuju vokoid nonsilabik itu menimbulkan bunyi luncuran akhir yang mengarah ke atas dan ke belakang. Terjadinya diftong mundur [aw] tampak dalam bagan 3 di bawah mi.

BAGAN 3 DIFTONG MUNDUR

V . 4

Diftong dapat menempati posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir dalam kata-kata. Tabel 5 di bawah mi memperlihatkan posisi diftong. Contoh berikut adalah kata dasar ditulis dengan lambang fonetik.

TABEL 5 POSISI DIFTONG BAHASA MELAYU BANGKA

Jiftong Posisi

Awal Tengah Akhir

[ayl [ay] 'ah' [mayni] 'maini' [ba:ray] 'sejenis lokan' [ayni] 'Aini' - [kamkay] 'kepalang'

toy] toy] 'ya' - [wa:doy] 'amboi' -

- [sloy] 'selam' [awl [awman] 'nakal' [sawki] 'jala' [sa:raw] 'keruntung'

[awda] 'Audah' [tawco] 'tauco' [su:raw] 'surau'

Ketiga diftong itu terdapat pada posisi akhir, sedangkan diftong pada posisi awal dan posisi tengah berupa kata seru atau kata serapan.

Page 39: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

22

2.3 Kontoid

Yang dimaksud dengan kontoid dalam hubungan mi adalah bunyi yang dalam pengucapannya arus udara dihambat sama sekali oleh penutupan la-rinks atau jalan mulut, atau dipaksa melalui lubang sempit, atau dipindahkan dari garis tengah, atau menyebabkan bergetarnya salah satu alat-alat supra glotal (Samsuri, 1976:20).

Di dalam bahasa Melayu Bangka terdapat 23 buah kontoid, yaitu [p, p b, t, td, k, Ic g, ?, ? h, s, c, j, r, m, n, , w, y ]

Pemerian kontoid didasarkan pada (a) cara ucapan: hambat, geser, desis, afrikat, nasal, lateral, getar, semi, vokoid; (b) daerah artikulasi: bilabial, den-tal, alveolar, alveo-palatal, velar, glotal; (c) kegiatan larinks: bersuara, tak bet-suara; (d) akhir ucapan: lepas atau tak lepas.

[p] adalah kontold hambat bilabial tak bersuara yang lepas.

[p1 adalah kontoid hambat bilabial tak bersuara yang tak lepas. [b] adalah kontoid hambat bilabial bersuara yang lepas. [t] adalah kontoid hambat dental tak bersuara yang lepas. [f] adalah kontoid hambat dental tak bersuara yang tak lepas. [d] adalah kontoid hambat dental yang lepas. [k] adalah kontoid hambat velar tak bersuara yang lepas [k] adalah kontoid hambat velar tak bersuara yang tak lepas

[g] adalah kontoid hambat velar bersuara yang lepas [?) adalah kontoid hambat glotal tak bersuara yang lepas ['?l adalah kontoid hambat glotal tak bersuara yang tak lepas [h] adalah kontoid geser glotal tak bersuara yang lepas [s] adalah kontoid desis alveolar tak bersuara yang lepas [c] adalah kontoid afrikat alveo-palatal tak bersuara yang lepas [jJ adalah kontoid afrikat alveo-palatal bersuara yang lepas [r] adalah kontoid getar alveolar bersuara yang lepas [m] adalah kontoid nasal bilabial bersuara yang lepas [n] adalah kontoid nasal alveolar bersama yang lepas [] adalah kontoid nasal alveo-palatal bersuara yang lepas [J adalah kontoid nasal velar bersuara yang lepas [1] adalah kontoid lateral alveolar bersuara yang lepas [w] adalah kontoid semivokoid bilabial bersuara yang lepas [y] adalah kontoid semivokoid alveo-palatal bersuara yang lepas.

Page 40: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

23

Ciri-ciri kontoid bahasa Melayu Bangka digambarkan dalam Tabel 6 di bawah mi.

TABEL 6 CIRI-CIRI KONTOID BAHASA MELAYU BANGKA

p b t— d k kg ? f s c r m ic I i w

Bilabial +++ — — — — — — — — — — — — —

Dental ———+++ _________________ Alveolar Alveo-palatal ++———+———+ Velar

--——------—--—

Glotal Hambat Geser - — — — — — — — — — — — + — — — — — — — — — — — I

Desis - — — — — — — — — — — — — + — — — — — — — — — — I Afrikat -- — — — — — — — — — — — ++ ________ Getar + _______ Nasal

-

Lateral Semivokoid + + Bersuara — -- + — — +

-------

- -— -f - — — — — —

Takbersuara ++—++—++—+++++

-----------

————————- Lepas TakLepas —+——+——+——+ — — — — — — — — — — — —

Selanjutnya Bagan 4 yang berikut menggambarkan bagaimana kontoid itu dibentuk.

Page 41: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

24

BAGAN 4 KONTOID BAHASA MELAYU BANGKA

Daerah Artikulasi Cara Bila- Denta Alveo- Alveo- Velar Glotal

bial lar palatal Pengucapannya

L Hambat TB

TL B b d g

Geser TB h

Desis TB B s

TB c Afrikat C

B j

G TB eLar r TB

Nasal B m n

Lateral TB B

TB Semi Vokoid Vokoid B w y

Keterangan: L lepas TB tak bersuara TL tak lepas B bersuara

Kontoid dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir dalam suatu kata. Dalam Tabel 7 diterapkan posisi yang ditempati kontoid dalam kata dasar.

Page 42: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

25

TABEL 7

POSISI KONTOID BAHASA MELAYU BANGKA

Kon Posisi

toid Awal Tengah I Belakang

[1

[p,reh] 'temui'

[pu:kaj] 'paha'

[bi:u19] 'kuping' [ball 'bola' [tu:nu:] 'bakar' [tu:a?] 'arak'

[di:li?] 'nanti' [dampinj 'dekat' [ki?am] 'cicip' [ku:law] 'omel'

[g9li?—] 'jijik' [gu:wal] 'gulat'

h]

s]

C]

[la:pa9] 'tanah lapang'

[ampir] 'hampir'

[u:beng] 'ubah' [a:bo?] 'kakek' [s9ti:la] 'ketela' [kotip—] 'sengat'

[badam] 'hilang' [e:de:] 'ada' [tu:kul] 'marti!' [ba:kul] 'bakul'

[u:ge:] 'juga' [su:ge:] 'kaya' [sa?at] 'saat' [ba?mi] 'bakmi'

[se:hat] 'sehat' [la:hat] 'lahat' [a:se:] 'rasa' [a: say] 'penyakit' [pa:cal] 'pacal' [a:cu9] 'angkat'

[p—]

[b]

[t]

[t]

[d]

[k]

[k]

[g]

[?]

ha:diah] 'hadiah' ha:lal] 'halal' s9:ga?] 'gertak' su:ijut] 'niulut' 09:lih] 'dali!' cu:be:] 'coba'

[a:cap] 'sering' [u:rup] 'huruf

[lapit] 'lipat' [pat] 'pahat'

[ga:lak] 'suka' [kpak ] 'goyang'

[manta?] 'mentah' [ba?] 'ayah' [ru:ah] 'arwah'. [su:ah] 'pernah' [r:misJ 'lokan kecil' [be:rus] 'rakus'

Page 43: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

26

TABEL 7 (Lanjutan)

Kon Posisi

toid Awal Tengah Belakang

[j] [ja:9u:] 'dagu' [bu:jarj] 'buyung' -

[ja:Iu:] 'usil' [ju:ju9] 'jujung' -

[r] [rimpus] 'habiskan [ku:ram] 'kotor' [bu:lar] 'rabun' [re:9at] 'uang' [g9:ram] 'geraham' [da:sar] 'tempurung'

[m] [ma:lay] 'lengah' [a:ma:] 'ayah' [ka:lam] 'tenang' [mi:da] 'berkun- [a:man] 'paman' [bi:ram] 'babak

jung belur' [n] [ni:] 'ii' [sa:ne:] 'sana' [b.3ntan] 'besar'

[nu:we:] 'serius' [m:O:nantu:] 'me- [aijgon] 'bagus' nantu

[] [a:man] 'enak' [a:e] 'hanya' -

[iia:ru:] 'palu' [ku:a?] 'kunyah' -

[9] [ijan] 'dan' [ka:ijan] 'ingat' [gancai] 'cepat' [ji:1u:] 'ngilu' [a:9at] 'panas' ['e:non] 'tengok'

[I] [li:yer] 'leher' [a:1u1] 'lebth baik' [be:ijal] 'bodoh' [Ii:notj 'mengan- [pu:Ln] 'hat' [pal] 'tonggak'

tuk

[w] [wa?] 'bibi' [ga:we:] 'kerja' 1[sa:raw] 'keruntung' [wa:ii] 'wangi' [nu:we:] 'serius' [su:raw] 'suarau'

[y] [ya:hun] 'asoy' [da:yan] 'gadis' [so:loy] 'selam' [yo:] 'inarilah' [i:yu:] 'iyu' [kamkay] 'kepalang'

a. Kontoid yang terdapat pada semua posisi adalah [h, s, r, m, n, i, I, w, y Kontoid [h] pada posisi awal hanya terdapat dalam beberapa buah kata serapan, biasanya dari bahasa Arab. Dalam kata-kata ash bahasa Melayu Bangka sendiri tidak ditemukan [h] pada posisi awal. Oleh karena itu,

[hi pada posisi awal dalarn kata serapan, seperti [ha:lal] sering tidak di-ucapkan oleh penutur asli bahasa Melayu Bangka.

Page 44: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

27

b. Kontoid yang hanya ada pada posisi awal dan tengah adalah [p, b, t, d, k, g, c, j, X,j.

c. Kontoid yang hanya menempati posisi akhir adalah [p, t. k, ?].

d. Kontoid yang ada pada posisi tengah saja adalah [?].

2.4 Fonem Segmental

Fonem atau bunyi yang mampu membedakan arti sebuah kata adalah satu atau sekelompok bunyi yang sama secara fonetik dan berada dalam ke-dudukan komplementer atau variasi bebas (Francis, 1958:594). Fonem dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu (1) fonem segmental dan (2) fonern supraseg-mental.

Fonem segmental adalah fonem primer, yaitu seniva fonem yang saling mengikuti secara berturutan dalam arus (uturan, yakni vokal dan konsonan (Francis, 7958:595).

2.4.1 Fonem Vokal

Fonem vokal bahasa Melayu Bangka dicari dengan jalan menganalisis vokoidnya. Pendekatan yang digunakan dalam membuat analisis mi adalah (1) prosedur penggabungan dan prosedur pemisahan. Prosedur penggabungan untuk membuktikan apakah dua buah vokoid yang mirip merupakan dua buah fonem atau sebuah alofon (anggota) dan yang lain fonem. Beberapa bu-nyi dapat dianggap sebagai anggota-anggota sebuah fonem kalau bunyi-bunyi itu mirip secara fonetik dan saling menyendiri di dalam distribusinya (Pike, 1974:84). Sesuai dengan kaidah mi dapatlah dikatakan bahwa setiap pasang-an vokoid di bawah mi merupakan dua buah alofon satu fonem karena mere-ka mirip secara fonetik dan saling menyendiri di dalam distribusinya. Pasangan vokoid itu adalah

[i:] dan [i] [o] dan [o] [e:] dan [e] [U:] dan [u] [a:] dan [a] [e:] dan [e]

Seperti yang sudah diperlihatkan dalam Tabel 2, vokoid [i:, e:, a:, 0:,

U:, e: ] terdapat pada suku kata terbuka, sedangkan rekannya masing-masing i, e, a, o, u, e J terdapat path posisi lain.

Page 45: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

28

I [i:]

TABEL 8 POSISI ALOFON—ALOFON BAHASA MELAYU BANGKA

Posisi Pada Suku Kata

Terbuka

[i:dup] 'hidup' [bi:se:] 'sakit' [a:pi:] 'api'

ISetiavNorma Semen Di Tempat Lam

Fonem

[e:ko?] 'ekor' [ka:te:] 'cebol' [sa:me:] 'sama'

[a:pe:] 'apa' [la:pun] 'bum' [sa:sa:] 'cuci'

[bu:lo:] 'bulu' [u:to:] 'mobil' [sa:ro] 'susah'

I. [u:leh] 'oleh'

[bu :le:] 'peroleh'

[ko:1v:] 'kelu'

[impit] 'himpit' [ambi?] 'ambil' [ba9kil] 'gurau'

[u:beh] 'buah' [a:ke?] 'kakek' [gu:re] 'goreng'

[aku:] 'guru' [cu:ka?] 'cuka' [ki:da1] 'kotor'

[ka:1o?] 'kalau' [si:ko?] 'satu' [si :ro9J 'miring'

[umbi?] 'umbi' [bi :1u9] 'telinga' [a:5os] 'hangus'

[i]

[e:]

[e]

[a]

[a]

[o:]

[o]

[u]

/ i I

/a!

/0/

/u/

Page 46: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

29

lABEL 8 (Lanjutan)

it Posisi ____________________________ Alofon Pada Suku Kata Di Tempat Lain Norma Sementara

Terbuka setiap Fonem

[9:] [':ma?1 'ibu' -

[n3:man] 'parah' -

[p9:ni9] 'marah' -

[a] - [3ndu?] 'induk' - [ompu?] 'punya' - [j3nJaIJ] 'tingkat'

Semua norma fonem sementara bagi vokoid bahasa Melayu Bangka di-analisis lebih jauh untuk memantapkan fonem vokal bahasa mi dengan me-nerapkan prosedur pemisahan. Pelaksanaan prosedur mi menghendaki pasang-an minimal kata. Bila dua bunyi berada dalani keadaan kontras dalam ling-kungan yang serupa, kedua bunyi itu adalah dua buah fonem yang terpisah. Kontras seperti mi sedapatnya dicari pada semua kedudukan, supaya pembuk-tian mi betul-betul menyakinkan.

TABEL9 PASANGAN MINIMAL VOKAL

Pasangan Vokal I Contoh dalani Pasangan Minimal

lit dan let

/a/ dan /c!

/iso?/ 'pisau' /eso?/ 'besok' /bibi?/ 'bibi' /bibe?/ 'itik' /kati/ 'kati' /kate/ 'kata' /ana?/ 'anak'

Page 47: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

30

TABEL 9 (Lanjutan)

Pasangan Vokal I Contoh dalam Pasangan Minimal

lena?! 'enak' /pan/ 'panci' /pen/ 'pena' /basal 'basah' /base/ 'bahasa'

dan /a/ /ila/ 'hilang' Jalaij/ 'halang' /pirarl 'pirang' /para9l 'golok' /balatl 'bulu' /blit/ 'curang'

dan / a/ /liteh/ 'agak kotor' /1teh/ 'letih' /kicap/ 'kecap' /k3cap/ 'cicip'

dan / o / /sari/ 'sehari' /saro/ 'susah' /sari3/ 'saring' /saro3/ 'sarong'

dan / u / Jdie/ 'dia' /due/ 'dua' /kapir/ 'kapir' /kapur/ 'kapur'

dan / o / /bule/ 'peroleh' /bulo/ 'buluh' /pen/ 'pena' /pon/ 'pohon'

hi

/e/

Page 48: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

31

TABEL 9 (Lanjutan)

Pasangan Vokal Contoh dalam Pasangan Minimal

I e / dan I I /tmpe/ 'tempe' /tarnpe/ 'tempa' /beno?/ 'dermaga' /bru?/ 'kera'

/ a / dan I o / /bula?/ 'bohong' /bulo?/ 'jambu mente' /sara9/ 'sarang' /saro9/ 'sarong'

/ a I dan I u I /alas/ 'alas' /ulas/ 'peras' /bala?/ 'bahaya' /bula?/ 'bohong'

/ a I dan /.a /anta/ 'antah' /onta/ 'entah' /para9/ 'parang' /1ra9/ 'perang'

I u / dan / o / /telu?/ 'teluk' /telo?/ 'telur' /batu?/ 'batuk' /bato?/ 'tempurung'

Ternyata semua pasangan fonem yang mencurigakan itu merupakan fonem-fonem terpisah. Oleh karena itu. dalam bahasa Melayu Bangka ada enam buah fonem vokal, yaitu I i, e, a, , o, u /.

Bagaimana masing-masing vokal itu diucapkan akan diperiksa dalam Ta-bel 10 di bawah mi.

Page 49: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

32

TABEL 10 PEMERIAN VONEM VOKAL BAHASA MELAYU BANGKA

Fonem Alofon Pemerian

/ i / Vokal tak bundar depan dan tinggi [i: I Varian panjang [11 Varian pendek dan agak lebih rendah

/ e / Vokal tak bundar, depan, dan sedang [e:] Varian panjang [e] Varian pendek

/ a / Vokal tak bundar, tengah, dan rendah

[ a:] Varian panjang [a] Varian pendek

Vokal tak bundar, tengah, dan sedang Varian panjang

[ I Varian pendek

/o/ Vokal bundar, belakang, dan sedang [o:J Varian panjang [o] Varian pendek

/ u / Vokal bundar, belakang, dan tinggi [u:] Varian panjang [u] Varian pendek

Pembentukan fonem vokal dapat dilihat di dalam Bagan 5 di bawah mi.

BAGAN 5 FONEM VOKAL BAHASA MELAYU BANGKA

Depan Tengah Belakang

Tinggi i u

Sedang e o

Rendah a

Page 50: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

33

Dalam Tabel 11 di bawah mi dicantumkan posisi yang mungkin dapat ditempati oleh setiap fonem vokal itu di dalam kata-kata.

TABEL 11 POSISI FONEM VOKAL BAHASA MELAYU BANGKA

Fonem Vokal

Alofon Posisi -

Awal Tengah Belakang

lit [i:] /idu9/ Aida/ /kaki/ 'hidung' 'lidah' 'kaki'

[i] /itam/ /lime/ /krsi/ 'hitam' 'lima' 'kursi'

/e/ [e:J /elo/ /kuset/ /p9de/ 'meter' 'korek api' 'pedas'

[e J /eko?/ /ubeh/ None/ 'ekor' 'ubah' 'kena'

/a/ [a:] /aru/ /saj/ /basa/ Rgarai' 'merica' 'basah'

[a] /amoh/ /kuna?/ /tekeria/ 'letih' 'kunyah' 'untunglah' /ande/ /p3lam/ /upa/ 'andai' 'mangga' 'upah'

let [e:] /nka/ /k pot -

'engkau' 'abu-abu' [e] /mpat/ in nol/ -

'empat' 'muncul' /0/ [0:] - NO /lumpo/

'kubis' 'lumpuh' [o I - /kalo?/ /separo/

'kalau' 'separuh' /u/ [u:] /utare/ /cube/ /baru/

'utara' 'pirmg kecil' 'batu' [u] /uto/ /kumbi?/ /biru/

'mobil' 'kemiri' 'biru'

Page 51: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

34

Mengenai posisi fonem vokal bahasa Melayu Bangka dalam kata ternya-ta sebagai berikut:

(a) vokal / i, e, a, o, u / ada pada semua kedudukan. (b) vokal / / hanya terdapat pada posisi awal dan tengah.

2.4.2 Diftong

Dalam paragraf 2.2 sudah dinyatakan bahwa dalam bahasa Melayu Bang-ka ada tiga buah diftong, yaitu [ay, oy, awl. Secara fonemik semua diftong dianggap bukan fonem tersendiri, tetapi termasuk golongan fonem bunyi si-labiknya saja. Hal mi berarti bahwa di dalam bahasa Melayu Bangka tidak ada fonem diftong, karena itu diftong [ ay ] termasuk fonem / a /. Sebenarnya dalam bahasa mi setiap vokal dapat diucapkan sebagai diftong karena didahu-lui atau diikuti bunyi luncuran.

2.4.3 Fonem Konsonan

Analisis dengan menggunakan pendekatan prosedur penggabungan ter-nyata memperlihatkan bahwa setiap pasangan hambat, yaitu kontoid hambat tak bersuara yang lepas dan rekannya yang tak lepas, adalah alofon-alofon sebuah fonem. Pasangan kontoid hambat yang dimaksudkan adalah:

[p1 dan [p_I [k] dan [k] [t] dan [t] (?] dan [?1

Kontoid hambat tak bersuara yang lepas terdapat pada posisi awal dan tengah, sedangkan rekannya yang tak lepas terdapat pada posisi akhir. Konto-id hambat tak bersuara yang pada posisi akhir dikatakan tak lepas karena dalam pengucapannya hambatan di daerah artikulasi tidak segera terlepas. Dalam bahasa Melayu Bangka terdapat empat buah kontoid hambat yang dapat menempatai posisi akhir, yaiu [p, t, k,? J. Kontoid hambat yang lain-nya, yaitu [ b, d, g J tidak terdapat pada posisi akhir. Jadi, ia tidak mempu-nyai varian tak lepas.

Posisi alofon-alofon setiap konsonan hambat tak bersuara tersebut di-perlihatkan dalam Tabel 12 di bawah mi.

Page 52: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

35

TABEL 12 POSISI ALOFON-ALOFON KONSONAN HAMBAT BAHASA MELAYU

BANGKA

Alofon Kedudukan pada Akhir Kata

Kedudukan pada Tempat Lain

Norma Fonemik Sementara

[] [a:tap] -

'atap' [ke:rap] -

'sering' [] - [pi:na?]

'manja' - [puipui]

'mumpung' [t] [da:wat] -

'cendol' -

[bantut] -

'bosan' [t] - [tu:e:] /t/

'tua' - [pu:tih]

'putth' [k] [timbaI] -

'tembak' -

[ga:laIZ] -

'suka' [k] [ka:tes] 1k!

'pepaya' [nka]

- 'engkau ['1 [pi:na?]

'manja' [mania?] -

'mentah' [?] [ra?yat] [?]

'rakyat' [ba?so:] 'bakso'

Page 53: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

36

Kontoid-kontoid Bahasa Melayu Bangka yang lain dapat dianggap sudah mempunyai norma fonemik sementara, yaitu lambang fonemik masing-masing karena tidak mempunyai varian. Prosedur pemisahan diterapkan dalam upaya untuk menguji apakah setiap norma fonemik sementara yang sudah diten-tukan dapat diterapkan sebagal norma fonemik permanen atau tidak. Untuk mi dipakai pasangan minimal kata yang mirip bagi pasangan fonemik semen-tara yang mencurigakan.

Tabel yang berikut berisi pasangan minimal setiap pasangan konsonan yang mencurigakan. Pasangan minimal yang mengandung fonem yang kon-trastif diusahakan memadai jumlahnya dalam pengertian bahwa fonem yang kontrastif itu ada pada semua posisi supaya pembuktian mi benar-benar me-yakinkan. Ada beberapa yang kontrastif pada suatu posisi, tetapi tidak kon-trastif pada posisi lain.

lABEL 13 PASANGAN MINIMAL KONSONAN YANG MENCURIGAKAN

Pasangan Konsonan yang Mencurigakan I Contoh dalam Pasangan Minimal

/p/ dan /b/ /pukai/ 'paha' /bukazj/ 'sejenis drakula' /lepar/ 'nama pulau' /Iebar/ 'lebar'

/t/ dan /d/ ftua/ 'tua' /due/ 'dua' /atap/ 'atap' /adap/ 'hadap'

/?/ dan 1k! /telu?/ 'telor' /teluk/ 'teluk'

'bapak' /bak/ 'bak'

/k! dan /g/ /ska?/ 'orang sekali' /saga?/ 'gertak' /k9lam/ 'gelap' /plam/ 'sejenis kayu'

/5/ dan Ic! /s3Ia/ 'batas'

Page 54: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

37

lABEL 13 (Lanjutan)

Pasangan Konsonan yang Mencurigakan

Contoh dalam Pasangan Minimal

/c/ dan /j/

fh/ dan /?/

/h/ dan In

/m/ dan /mi/

In/ dan flr/

in! dan /1:11

flit dan fiji

/cIa/ /asar/ /acar/ /cara?/ /jara?/

/anciij/ /anjiij/ /sakit/ /sa?it/ fbuah/ /bua?/ /sihat/ /sirat/ /tular/ /tulah/ /mi/ mit /same/ /sane! /ntam/ /ntan/ me! Ii Thunif fbuni/ /niru/ /ijiru/ fbenas/ fbeijas/ /pulan/ /pulaij/ /ambat/ /ijambat/

'caci' 'asyar' 'acar' 'tidak mantap' 'jarak'

'pesing' 'anjing' 'sakit' 'said' 'buah' 'bengkok' 'sehat' 'sirat' 'tular' 'kuwalat' 'mi' 'ii, 'sama' 'sana' 'hantam' 'tampung' 'nah' 'nya' 'sejenis pohon' 'bunyi meniru'

'mengaduk' 'sebab' kepanasan' 'hat' 'pulang' 'menyuruh' 'mengelu-elukan'

Page 55: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

38

lABEL 13 (Lanjutan)

Pasangan Konsonan yang Mencurigakan

Contoh dalam Pasangan Minimal

/aam/ 'anyam' /aijm/ 'setengah kenyang'

/1/ dan in /lapas/ 'lepas' /rpas/ 'jerat' /gam/ 'geram' /sial/ 'sial' /siar/ 'sejenis cacing'

/w/ dan /b/ twa?! 'bibi' /ba?/ 'bapak' /waris/ 'wanis' /banis/ 'bans' /sawaij/ 'asap' /sabaij/ 'nama kota di Bangka Selatan'

/w! dan /y/ /bawaij/ 'bawang' /bayaij/ 'bayang'

Posisi pasangan fonem yang mencunigakan seperti terithat dalam tabel di atas membuktikan bahwa semua pasangan fonem yang mencurigakan itu merupakan fonem-fonem terpisah karena dilakukan berada dalam kontras pada pasangan minimal. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa di dalam Bahasa Melayu Bangka ada 19 tbnem konsonan, yaitu / p, b, t, d, g, ?, h, s, c, j, r, m, n, A, i, 1, w, y I.

Pemberian masing-masing fonem konsonan itu disajikan dalam Tabel 14 di bawah mi.

Page 56: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

39

TABEL 14 PEMERL&1J FONEM KONSONAN BAHASA MELAYU BANGKA

Fonem Konsonan Alofon Pemerian

Konsonan hambat bilabial tak bersuara [] Varian lepas

Varian tak. lepas /b/ [b] Konsonan hambat bilabial bersuara /t/ Konsonan hambat dental tak bersuara

[t] Varian lepas

[1] Varian tak lepas /d! [d] Konsonan hambat dental bersuara /k/ Konsonan hambat velar tak bersuara

[k] Varian lepas [k] Varian tak lepas

/g/ [g] Konsonan hambat velar bersuara /?/ Konsonan hambat glotal tak bersuara

[?] Varian lepas [?] Varian tak lepas

/h/ [h] Konsonan geser glotal tak bersuara

Is! [s] Konsonan desis alveolar tak bersuara /cf [c] Konsonan afrikat alveo-palatal tak bersuara

hi U] Konsonan afrikat alveo-palatal bersuara In [r] Konsonan getar alveolar bersuara /m/ [m] Konsonan nasal bilabial bersuara In! [n] Konsonan nasal alveolar bersuara

[J Konsonan nasal alveo-palatal bersuara fiji 141 Konsonan nasal velar bersuara /1/ [1] Konsonan lateral alveolar bersuara /w! [w] Konsonan semi vokal bilabial bersuara

[y] Konsonan semi vokal alveo-palatal

Perbedaan konsonan yang satu dengan konsonan yang lain ditandai oleh perbedaan pengucapannya. Dengan perkataan lain, setiap konsonan mempunyai cara pengucapan serta daerah ucapan atau artikulasi sendiri. Perbedaan seperti liii diperlihatkan pada bagan berikut.

Page 57: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

40

BAGAN 6 FONEM KONSONAN BAHASA MELAYU BANGKA

Daerah Aitj Bila- Dental 1[Alveo- Alveo- Velar Glotal kulasi bial lar Pala-

Cara tal Pengucapan

Hambat TB p t k ? B b d g

Geser TB h B

Desis TB s B

Afrikat TB c B j

Getar TB B r

Nasal TB B rn n n

Lateral TB B

Semi vokal TB B w y

Keterangan : TB Tak bersuara B Bersuara

Posisi yang dapat ditempai oleh setiap fonem konsonan BMB dapat di-lthat pada Tabel 15. Kata-kata yang digunakan sebagai contoh pada umumnya adalah kata dasar, kecuali posisi awal bagi fonem ml dan /ij/. Untuk mem-

Page 58: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

41

beri contoh kata dengan kedua fonem mi pada posisi awal ada kalanya dipa-kai kata-kata yang berawalan meN-.

Semua kata yang dipakai sebagai contoh ditulis dengan lambang fone-mik tanpa tanda kurang demi kesederhanaan.

TABEL 15 KEDUDUKAN FONEM KONSONAN BAHASA MELAYU BANGKA

Fonem Alofon Kedudukan

Awal Tengah Belakang

/p/ [fl /pute/ 'putih' llapun/ 'buru' /idup/ 'hidup'

[] /pat/ 'pahat' lapel 'apa' /acap/ 'sering' ,'b/ [n] lbal/ 'bola' /ubeh/ 'ubah' -

/buar/ 'boros' /ambe?/ 'ambil' -

It! [t] /taijga?/ 'tangga' lsetila/ 'ketela' /bantut/ 'bosan' [1] /tefjon/ 'tengok' /l9teh/ 'letih' /geligit/ 'bambu

kecil' /d! [d] /dili?/ 'nanti' ,Icadinl 'hidangan -

/dirus/ 'sham' /bdam/ 'hilang' -

/k! [k] /kuloij/ 'danau /banka?/'bangka' Jk9pak/ 'goyang buatan'

[k] /kali/ 'gali' /lakil 'suami' /sipak/ 'sepak' /g/ [g] /gali?/ 'jijik' /suge/ 'kaya' -

/g9si?/ 'gusi' /tuga?/ 'pangil' -

/?l [?] - lsa?at/ 'saat' /man- 'men- ta?/ tah'

1'] - /ba?so/ 'bakso' /gasa?/ 'han- tam'

/h/ [h] /hadis/ 'hadis' /sehat/ 'sehat' /saah/ 'pernah /halal/ 'halal' /lahat/ 'lahat' /p9cah/ 'pecah'

Es] /si.ko?/ 'satu' /rasi/ 'pemba- /b9rus/ 'rakus' waan'

/sute?/ 'satu' /rasuk/ 'kesu- /alas/ 'alas' rupan'

Page 59: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

42

TABEL 15 (Lanjutan)

Foneni Alofon Kedudukan

Awal Tengah Belakang

/c! [c] /cube/ 'coba' /pacul/ 'cangkul' -

/cuka?/ 'cuka' /kelin- 'sri -

cuIj/ gunting'

/j/ [j] /j91ur/ 'mon- /ijaw/ 'hijau' -

- cong' /jaian/ 'jangan' /ajar/ 'ajar' -

In [r] /rat/ 'wangi' /kuriij/ 'loreng' /bular/ 'rabun' /rimba?/ 'rimba' /garam/ 'garam' /gsur/ 'gusur'

/m/ [m] /malay/ 'lengah' /rimuij/ 'usap' tram! 'ram' /malaw/ 'embalau' !amoh/ 'letth' hum! 'belum'

/n/ [n] /nasi?/ 'nasi' /mane/ 'mana' !kilan/ 'jeng- kal'

!nanar! 'sakit /sane/ 'sana' /bentan/ 'besar' jiwa

ml [n] ,Ineda?/ , mabuk, /kuna?/ 'kunyah , -

/aman/ 'enak' /ad/ 'hanya' -

['ii /ijan/ 'dengan, fkaijan/ 'ingat' /alurJI 'sebalk dan' nya

,nape/ 'mengapa /aljat! 'panas' !bancaij/ 'cepat sekali'

/1/ [1] !linef 'nyenyak' !malan! 'agak /kda1/ 'kotor' pusing'

/ljyer/ 'leher' /baloy/ 'seri' /bija1! 'bodoh /w/ [w] /wanka/ 'Bangka' /gawe/ 'kerja' fpulawf 'pulau'

/waduh,/ 'aduh' /suwan/ 'kunjung' /bakaw/ 'bakau' /y/ [] /yan/ 'yang' /saya?/ 'tempu- /petai/ 'petai'

rung' /yakin/ 'yakin' /saya?/ 'keranjang' /way/ 'wahai'

Page 60: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

43

Ternyata posisi fonem konsonan dalam kata adalah sebagai berikut a. Fonem konsonan /p, t, k, h, s, r, m, n, ij, w, y, 1/ dapat menempati semua

posisi. Perlu dicatat bahwa /h/ pada posisi awal hanya terdapat dalam kata serapan, umumnya kata.kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata.kata mi pun oleh sebagian besar penutur ash Bahasa Melayu Bangka diucapkan tan- pa /h/ awal. Misalnya, /halal/ diucapkan [ala!].

b. Fonem konsonan /b, d, g, c, j, 11/ dapat menempati posisi awal dan tengah saj a.

c. Fonem konsonan /?/ hanya nienempati posisi tengah dan akhir.

2.4.4 Variasi Fonem Segmental

Ada fonem yang si!abik dan ada pula fonem yang tak silabik. Variasi fonem segmental dalam hubungan mi menibicarakan apakah sebuah fonem silabik atau tak silabik. Sebuah fonem merupakan fonem silabik bi!a fonem itu menjadi puncak atau inti (nucleus) suku kata.

Dalam Bahasa Me!ayu Bangka hanyalah fonem vokal yang dapat meru-pakan fonem silabik, sedangkan fonem konsonannya tidak silabik. Dengan perkataan lain bahasa mi mempunyai kaidah yang menyatakan bahwa setiap suku katanya mempunyai vokal. Sebagian besar suku kata bahasa mi terdiri dari konsonan dan vokal dan sebagian suku katanya terdiri dari satu vokal sa-ja. Di bawah mi disajikan vokal silabik Bahasa Me!ayu Bangka yang berdiri sendiri sebagai sebuah suku kata dalam kata dasar dan kata turunan.

a. Vokal silabik lu yang berdini sendiri sebagai sebuah suku kata terdapat pada posisi awal, tengah, dan akhir. Contoh : li-tam! 'hitam'; /di.i.si?/ 'diisi'; /ba-i/ 'semua'

li-dun! 'hidung'; /di.i.rup/ 'diirup' /ra.i/ 'muka' b. Voka! silabik /e/ yang berdiri sendini sebagai sebuah suku kata terdapat

pada posisi awal, tengah, dan akhir. Contoh: /e-so?/ 'besok' /di-e-lo/ 'dimeteni' /di-e/ 'dia'

/e.ko/ 'ekor'; /ku.e.nef 'kenya'; fbu.e/ 'buth' c. Vokal si!abik fa/ yang berdiri sendini sebagai sebuah suku kata terdapat

pada posisi awal, tengah dan akhir. Contoh: /a.tu?/ 'kakek'; /bu-a-ne/ 'buahnya'; /tekeri.a/ 'untunglah'

d. Vokal silabik / / yang berdiri sendiri sebagai sebuah suku kata terdapat pada posisi awal dan tengah. Contoh : /-ma?/ 'ibu'; /di. -nat 'ditekan' /;.na?/ 'tekan'

e. Vokoid si!abik /o/ yang berdini sendini sebagai suku kata amat jarang; ka-laupun ada hanya terdapat dalam kata serapan. Contoh: /radi-o/ 'radio'

Page 61: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

44

f. Vokal silabik /u/ yang berdiri sendiri sebagai sebuah suku kata. Contoh : /u-to/ 'mobil'; /di-u-bat/ 'diobat'; /pra-u/ 'perahu';

/u.tak/ 'otak'; /ba.u-ne/ 'baunya'; /ta.u/ 'tahu'

2.4.5 Deret Vokal

Yang dimaksud dengan deret vokal dalam hubungan mi adalah pola fonologi yang di dalamnya ada dua vokal yang terletak berdampingan di da-lam sebuah kata.

Bila suatu kata mempunyai deret vokal, pemenggalan kata atas suku kata dilakukan dengan memisahkan deret vokal itu. Sebagai contoh dapat dikemukakan struktur deret vokal dalam kata /ria?/ 'gembira', yang di dalam-nya ada deret vokal lu dan /a/. Oleh karena itu, pemenggalan suku kata pada kata inijatuh di antara iii dan fa/, yaitu fri-a?!.

Dalam Bahasa Melayu Bangka ada beberapa pola deret vokal dan satu deret vokal dapat menempati posisi tertentu dalam kata. Dalam Tabel 16 di-cantumkan pola deret vokal yang didapat dari korpus data yang terkumpul. Contoh pemakaian setiap pola deret vokal dipenlihatkan pula sehingga dengan tabel itu dapat dilihat posisi setiap deret vokal dalam kata. Kata-kata yang di-pakal sebagai contoh adalah kata dasar dan kata turunan.

TABEL 16 POLA DERET VOKAL BAHASA MELAYU BANGKA

DAN KEDUDUKANNYA DALAM KATA

Pola Deret

Posisi

Vokal Awal Tengah Akhir

li-if li-in! 'lin' /pi-il/ 'fill' fsapi-i/ 'safei' - fdi-irup/ 'dihlrup' /raji-i/ 'Rajil'

li-e/ - /bi-ene/ 'beanya' /di-e/ 'dia' - /di-elo/ 'dimeteri' fbi-e/ 'bea'

/i-a/ - mi-an! 'sangat' /teke- 'untung- ri-a/ lah'

- hi-ar! 'liar' -

li-of -. - /radi-o/ 'radio' /1-u/ - /bi-ur/ 'hasrat' /kereti- 'pelantuk'

U/ besar'

Page 62: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

45

TABEL 16 (Lanjutan)

Pola Deret

Posisi

Vokal Awal Tengah Akhir

- /si-ur/ 'goreng' -

/a-il /a-i?! 'air' ha-is! 'sejenis Ira-il 'muka' ikan'

/a-is/ 'main-main' /ka-in/ lain' /ba4/ 'semua' la-a! - /pa-al/ Taal' /ba-a/ 'nama oran

- /ta-at/ 'taat' -

/a-o/ /ao?! 'ya' _- -

/a-u/ Ia-urn! 'aum' Isa-ut! 'sahut' /ba-u/ 'bau' la-us! 'haus' /ta-ut/ 'taut' /ta-u/ 'tahu'

la-al - ftabo-ali/ 'Taboali' -

/u-il /u-it/ 'sejenis ant' fbu-l1/ 'sial' /bu-i/ 'penjara' /q-h-u-in 'uir-uh' /bu-ih/ 'buih'

/u-e/ - /cu-e?/ 'tempat /tu-e/ 'tua' membuat kue' - /du-e/ 'dua'

/u-a/ /u-a? 'bibi' /bu-a?/ 'bengkok' /bu-a/ 'buah' - /bu-ar/ 'boros' -

Ternyata posisi deret vokal bahasa Melayu Bangka sebagai berikut: (a) Deret vokal yang terdapat pada semua posisi adalah li-i, a-i, a-u, u-i,

u-a, - (b) Deret vokal yang hanya terdapat pada posisi tengah dan akhir ada!ah

/i-e, i-a, i-u, a-a, u-el. (c) Deret vokal yang hanya pada posisi awal adalah /a-o/. (d) Deret vokal yang hanya pada posisi tengah ada!ah ho-al. (e) Deret vokal yang hanya pada posisi akhir ada!ah hi-o/.

2.4£ Deret Konsonan

Dalam struktur fonologi Bahasa Me!ayu Bangka terdapat bukan saja de-ret vokal tetapi juga deret konsonan. Yang dirnaksud dengan deret konsonan

Page 63: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

46

dalam hubungan mi adalah dua konsonan yang terletak berderetan dalam su-ku kata. Bila terdapat deret konsonan dalam satu kata, pemenggalan suku-su-ku kata pada kata itu jatuh di antara kedua konsonan itu. Misalnya, kata /bancarj/ 'cepat sekali' mempunyai deret konsonan ml dan Ic!. Oteh karena itu, pemenggalan kata mi menurut suku kata jatuh di antara In! dan /c/ se-hingga menjadi /ban-cal/.

Korpus data yang terkumpul diteliti untuk niencari pola deret konso-nan Bahasa Melayu Bangka dan hasil penelitian itu nienunjukkan bahwa deret konsonan bahasa mi haiiya ada pada posisi tengah. Mungkin gejala mi disebab-kan oleh kenyataan bahwa Bahasa Melayu Bangka tidak mempunyai konso-nan yang silabik.

Dalam Tabel 17 di bawah mi dicantumkan pola-pola deret konsonan yang dapat ditemukan dalani korpus data serta contoh kehadirannya dalam kata-kata.

TABEL 17 POLA DERET KONSONAN BAHASA MELAYU BANGKA

Deret Contoh

Konsonan

/p-s/. map-si! 'nafsi' I /nap-su/ 'nafsu' /?-w/ . /pa?-wo/ 'paman'

/ma?.wo/ 'bibi' is-ti /pas-ti/ 'pasti'

/pis-ta/ 'pesta' fber-ba?/ 'berebah' /kur-ban/ 'korban'

/r-d/ /mer-du/ 'merdu' /gar-du/ 'gardu'

/r-g/ /per-gam/ 'sejenis burung punai' /ber-go/ 'sejenis makanan'

/r-t/ /ber-te/ 'bertth' /ar-ti/ 'arti' /mar-hum/ 'almarhum' /nur-ha/ 'Nurha'

Page 64: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

47

TABEL 17 (Lanjutan)

Deret Konsonan

Contoh

fm-pt /mini-pi/ 'mimpi' ftem-pe/ 'tempa' /um-but/ 'umbut' lam-bin! 'dukung di punggung'

in-ti /n-te/ 'kamu honorifik' /mun-ta?/ 'muntah'

/n-d/ fan-del 'andai' /kun.de/ 'sanggul'

/n -c/ Ian-cm! 'pesing' fgan-can/ 'cepat'

/n-j/ fjen-jan/ 'tingkat' /in-jak/ 'injak'

in-k! /pan-kaIf 'kota' /en-ka/ 'engkau'

/n-g/ fun.gan/ 'mabuk karena kebanyakan makan'

/n-gan/ 'batas' /n-s/ /kun-si/ 'tangsi Cina'

fgan-sa/ 'sejenis keris'

2.4.7 Gugs Konsonan

Di dalam Bahasa Melayu Bangka terdapat dua konsonan yang berdam-pingan pada suku kata atau kata yang bersuku satu. Gejala seperti itu dinama-kan gugus konsonan (consonant cluster). Perbedaan antara gugus konsonan dan deret konsonan adalah gugus konsonan terdapat pada suku kata atau kata yang bersuku satu, sedangkan deret konsonan ada pada kata (bersuku dua atau lebih). Didalam kata ndamping 'mendekati' terdapat gugus konsonan /ndf dan deret konsonan fm-pt.

Setelah diteliti dengan saksama kata-kata yang ada dalam korpus data, ternyata Bahasa Melayu Bangka memiliki beberapa buah gugus konsonan yang semuanya terdapat pada posisi awal. Tabel 18 di bawah mi berisikan po-Ta-pola gugus konsonan bahasa mi dengan contoh pemakaiannya di dalam kata.

Page 65: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

48

TABEL 18 GUGUS KONSONAN BAHASA MELAYU BANGKA

Pola Gugus Konsonan Contoh

/pr/ /pranay/ 'perangal' fpranku?/ 'nama samaran' /pranko/ 'prangko'

/mb/ /mbarun/ 'dungu' fmbarut/ 'membarut'

/nd/ /ndampinf 'mendekati' /ndu?/ 'loh' /ndu?ndu?/ 'serangga'

2.4.8 Alofon Fonem Segmental

Sebenarnya setiap fonem terdiri atas sekelompok bunyi mirip. Kelom. pok bunyi yang menjadi anggota sebuah fonem dinamakan alofon-alofon se-buah fonem segmental itu. Kehadiran alofon-alofon sebuah fonem sering di-sebabkan oleh pengaruh bunyi lain yang terletak berdampingan dengan fonem itu. Ada pula alofon yang terjadi karena posisi fonem itu di dalam kata. Posisi itu ada yang komplementer dan ada pula yang bervariasi bebas.

2.4.9 Stn,kturSulw Kata Struktur suku dalam hubungan mi merusuk kepada, ". . . urutan fonem

segmen (segmental) yang paling sedikit terdiri atas sebuah vokal, yang mung-kin diikuti oleh sebuah konsonan, atau/dan didahului oleh satu, dua atau tiga konsonan" (Samsuri, 1976:78). Bahasa Melayu Bangka, sama halnya dengan bahasa-bahasa lain, mempunyai kata-kata dan setiap kata terdiri atas satu atau lebih suku kata. Oleh karena kebanyakan kata Bahasa Melayu Bangka terdiri dari suku kata, pemerian struktur kata bahasa mi dibatasi pada struktur suku kata dalam kata dasar saja.

Huruf V digunakan sebagai lambang vokal dan huruf K lambang konso-nan. Kata uma 'rumah', umpamanya, memiliki struktur suku kata V—KY, yang berarti bahwa suku pertama satu vokal dan suku kata kedua terdiri dan konsonan dan vokal. Di bawah mi disajikan pola-pola struktur suku kata de-ngan contoh distnibusinya dalam kata-kata.

Page 66: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

49

a. Struktur suku kata pada (1) V /1/ 'th' (2) VK /ah/ 'ah'

lest 'es'

ata yang bersuku satu sel KV mu

ma! /ge/

(4) KVK lnanl

lyu?l

,agai berikut. 'ml, 'nah' 'lah' 'dengan' 'kakak' (pria) 'kakak' (wanita)

b. Struktur suku kata pada kata yang bersuku dua sebagai berikut. (1) V.VK/ao?/ 'ya' (2) Ky-V/diet 'dia'

lais/ 'sia-sia' /bau/ 'bahu'; 'bau' hint 'lln' /tauf 'tahu'

(3) V.KV/baul 'abu' /aku/ 'saya' /uto/ 'mobil'

(4) V—KVK /agi?/ 'lagi' /alu?/ 'alu' fasu?/ 'anjing'

(5) VK-KV /anta/ 'antah' /nte/ 'kamu' (honorifik) /Gljka/ 'engkau'

(6) Ky—Ky /bini/ 'isteri' flaki/ 'suami' /ragi/ 'ragi'

(7) KV—VK /suat/ 'sebentar' /biar/ 'biar' /buar/ 'boros'

(8) VK—KVK /ambin/ 'gendong di punggung' /impit/ 'himpit' /uxkit/ 'tuil'

(9) KV-KVK /mean/ 'mendongkol' /basiI/ 'yang mana saja' /cabi?/ 'cabe'

(10) KVK-KVK /baijkil/ 'bergurau' /1aigu'?/ 'sombong' /bilJkhh/ 'suka menghasut' /barkiij/ 'bengkel'

Page 67: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

50

C. Struktur suku kata pada kata yang bersuku tiga sebagai berikut. (1) V-Ky-Ky /agama/ 'agama'

/usaha/ 'usaha' /amaraf 'amarah'

(2) Ky-V-Ky /piatu/ 'piatu' /biase/ 'biasa' /puase/ 'puasa'

(3) Ky-Ky-V /semua/ 'semua' (4) Ky-Ky-Ky /pariu?/ 'periuk'

/sliu?/ 'nama burung' /pria?/ 'peria'

(5) V-KV-KVK fibadat/ 'ibadat' /alamat/ 'alamat' /amanat/ 'amanat'

(6) KY-KY-Ky /teljaru/ 'tenggara' /soraye/ 'seraya' /sga1e/ 'segala'

(7) KVK-KV-KV /sijgre/ 'selat' /1giri/ 'tenggiri'

(8) KV-KVK-KV /bsumbo/ 'kesumba' (9) VK-KV-KV /antara/ 'antara'

(10) KVK-KV-KVK /ramponan/ /s9mbilu?/ /ttjgiriij/

(11) KV-KVK-KVK /g9knggam/ /ketumbar/ /belirnbiij/

(12) KVK-KV-VK /menkuan/

'mantera' 'sembilu' 'sejenis cecak' 'merasa jijik' 'ketumbar' 'belimbing' 'sejenis pandan berduri'

2.5 Fonem Supraseginental

Bunyi suprasegmental ada empat macam, yaitu (a) nada, (b) tekanan, (c) panjang,dan (d)jeda.

Nada adalah tinggi rendahnya suara dalarn mengucapkan suatu ujaran kata atau kalimat. Tekanan merupakan keras atau lembutnya suatu ucapan dan panjang adalah kuantitas suatu bunyi. Bahasa Melayu Bangka dengan sen-dirinya mempunyai nada, tekanan, dan panjang. Akan tetapi, ketiganya tidak dapat dikatakan fonem dalam bahasa mi.

Page 68: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

51

Ciri utama fonem adalah kemampuannya menibedakan arti, sedangkan di dalam Bahasa Melayu Bangka, nada, tekanan, dan panjangnya ujaran kata tidak menibedakan arti kata. Dalarn ujaran yang lehih besar daripada kata, misalnya frase atau kalimat, nada, tekanan, dan panjang ujaran dapat mengu-bah arti. Walaupun gejala seperli mi termasuk bidang fonologi, tetapi dia le-bih merupakan gejala sintaksis atau kalimat dan cral hubungannya dengan intonasi atau lagu kalimat. Intonasi dibicarakan pada bagian sintaksis atau tata kalimat.

Satu-satunya bunyi suprasegment al yang dapat digolongkan fonew dalam Bahasa Melayu Bangka adalah jeda. Yang dimaksud dengan jeda dalam hubungan mi adalah peralihan atau transisi daTi satu bunyi segmental ke bu-nyi segmental lain dalam sebuah kata atau ujaran yang lehih besar daripada kata. Dalam Bahasa Melayu Bangkajeda dapat membedakan anti.

Berdasarkan analisis data yang terkumpul dapat diketahui bahwa Ba-hasa Melayu Bangka meniiljki empat macam jeda, yaitu (a) jeda terbuka atau jeda tambah, (b) jeda sekat tunggal, (c) jeda sekat ganda, dan (d) jeda silang ganda.

2.5.1 Jeda Terbuka

Jeda terbuka adalah peralihan di antara dua fonem segmental yang di-tandai dengan penangguhan fonem pertama dan rnerupakan permulaan yang baru dengan foneni kedua. Jeda terbuka sening dinamakan jeda tanibah atau plus, dan ditandai dengan lambang 1+1 yang diletakkan di antara kedua fonem yang hersangkutan. Di bawah mi disajikan beberapa contoh jeda ter-buka yang terdapat dalam Bahasa Melayu Bangka dalam pasangan minimal yang kontrastif untuk membuktikan kemampuan jeda terbuka yang dapat mengubah aTti.

Contoh /bilull + ka/ tefingamu' /tu + naijka?/ 'itu nangka' /biluigka/ 'sejenis mentimun' /selaijg + ka/ 'batasmu' /tunar/ 'tunangankau' /selaijka/ 'satu langkah'

2.5.2 Jeda Sekat Tunggal

Jeda sekat tunggal dalam hubungan mi adalah jeda terminal yang me-rupakan pemutusan tiba-tiba yang nengikuti nada mendatar. Jeda sekat tunggal dilambangkan dengan sebuah garis tegak I 1 I. Biasanya jeda sekat tunggal muncul di awal atau diakhini keterangan tambahan.

Page 69: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

52

Di bawah mi dikemukakan beberapa contoh jeda sekat tunggal. (a) /suqy + sa.an/ /tmpat + lahirku/ ha + na? + maju/

'Sungai Selan, tempat lahirku, sudah mau maju'. (b) /pa? + mas'ut/ k9pale + kantor + dpartmen +' peka + kabupten +

baijka? eso? + na? + gi + ke + pelimbaij / 'Pak Mas'ud, kepala kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, besok akan pergi ke Palembang'.

2.5.3 Jeda Sekat Ganda

Jeda sekat ganda adalah jeda terminal yang terdiri dari pemutusan ber-angsur-angsur yang mengikuti naiknya nada. Jeda sekat ganda pada umumnya muncul dalam menyebutkan beberapa buah kata secara berurutan, misalnya nama-nama tempat, angka-angka, secara berturut-turut. Jeda seperti mi mun-cul di belakang setiap kata dalam urutan itu, kecuali di belakang kata yang terakhir dalam urutan itu. Sebagai lambang jeda sekat ganda dipakai dua buah garis tegak lurus yang sejajar (If II).

Di bawah mi disajikan beberapa ujaran Bahasa Melayu Bangka yang mengandungjeda sekat ganda,

(a) /pijkalan + baru o mandu? + barat 11 surjgay + salan sungai + Rat / 'Pangkalan Baru, Mendu Barat, Sungai Selan, Sungai hat' /siko? JJ due 11 tige H 9mpat II lime/ /

•isatu, dua tiga empat lima!

2.5.4 Jeda Silang Ganda

Yang dimaksud dengan jeda silang ganda dalam hubungan mi adalah jeda yang ditandai dengan menghilangnya suara yang mengikuti nada turun.

Kehadiran jeda silang ganda sering dapat diketahui pada akhin hampir semua ujaran dalam Bahasa Melayu Bangka, termasuk ujaran yang terdiri dari satu kata saja. Jeda silang ganda dilambangkan dengan dua pasang garis sejajar miring yang silang-menyilang.

Di bawah mi dicantumkan tiga buah ujaran Bahasa Melayu Bangka yang berisijeda silang ganda.

(a) /pa?+ripin+ cube +ka+k9+smni#f/ 'Pak Ripin ke sini anda sebentar'

Page 70: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

53

(b) /kami + eso? + pagi + beratjkat ' I 'Kami besok berangkat'.

(c) /aku + la + diam + di + sini + la + lime + bolas + taun 'Aku tinggal di sini sudah lima belas tahun'.

2.6 Ejaan

Masyarakat bahasa Melayu Bangka berkomunikasi sesamanya terutama secara lisan dengan menggunakan sistem bunyi yang sudah dikemukakan di atas. Akan tetapi, sering pula mereka berhubungan sesamanya secara tulisan. Dalam komunikasi tertülis tentu saja mereka memakai bahasa tulisan de-ngan sisteni tulisan atau grafemik tertentu. Oleh karena itu, dalam Bahasa Melayu Bangka terdapat pula unsur ejaan, yaitu unsur yang berkaitan dengan sistem penulisan bahasa. Sistem ejaan berhubungan erat dengan abjad yang dipakai.

Sistem abjad yang dipakai dalam bahasa Melayu Bangka ada dua macam, yaitu (a) ejaan tradisional dan (b) ejaan Latin.

2.6.1 E/aan Tradisional

Sebelum pendidikan formal memasuki Pulau Bangka, masyarakat ba-hasa Melayu Bangka berkomunikasi secara tertulis dengan sesama mereka dengan tulisan Arab. Jadj, ejaan tradisional yang digunakan adalah ejaan/ tulisan Arab. Akan tetapi, ejaan Arab tidak berkenibang di dalam wilayah bahasa Melayu Bangka karena datangnya pendidikan formal di zaman Be-landa menyebabkan ejaan mi segera diganti dengan sistem ejaan Latin. Pada waktu liii boleh dikatakan tidak ada .lagi orang Bangka yang berkomunikasi dengan tulisan Arab.

2.6.2 Ejaan Latin

Sistem ejaan dengan abjad Latin yang dipakai masyarakat bahasa Me-layu Bangka mengikuti sistem ejaan yang berlaku untuk menuliskan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sistem ejaan dalam Bahasa Melayu Bangka sudah beberapa kali mengalami perubahan. Di zaman Belanda masyarakat bahasa Me-layu Bangka menggunakan ejaan yang dinamakan Ejaan Ch. A. van Ophuysen.

Sejak tahun 1947 sanipai tahun 1972 mereka menggunakan ejaan yang dikenal sebagai Ejaan Republik.

Sejak tahun 1972 masyarakat Bahasa Melayu Bangka memakai ejaan bahasa Indonesia yang berlaku di dalain wilayah Republik Indonesia yakni

Page 71: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

54

ejaan yang diberi nama Ejaan yang Disempurnakan. Walaupun begitu, sistem-sistem ejaan Latin terdahulu masih banyak pengaruh pada masyarakat Bahasa Melayu Bangka. Sebagian besar di kalangan mereka, lebih-lebih orang-orang tua, belum menerapkan sistem Ejaan yang Disempurnakan secara keseluruhan. Pengaruh sjstem ejaan lama jelas terlihat dalam hal menuliskan kata yang me-ngandung huruf-huruf yang diubah dengan huruf-huruf lain dalam Ejaan yang Disempurnakan.

Masih ada, rnungkin besar juga jumlahnya, yang menuliskan kata-kata seperti cube 'coba', naman 'enak', dan jangui 'dagu' dengan ejaan seperti chube, nyaman, dan d/anggu.

Dalam menuliskan kata ulang dan kata depan kelihatannya banyak sekali orang Bangka yang belum menerapkan sistem Ejaan yang Disempurna-kan. Mereka menuliskan kata ulang dengan menggunakan angka dua dan kata depan dirangkaikan dengan kata benda yang rnengikutinya. Misalnya, ujaran seperti dikulamkulam 'di kolam-kolarn' dituliskan dikulam2, padahal menurut Ejaan yang Disempurnakan ujaran seperti mi harus ditulis di kulam-kulam. Dengan demikian, dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa masyarakal ha-hasa Melayu Bangka belum lagi memakai sistern ejaan yang seragam untuk menuliskan bahasa mi dengan abjad Latin. Demi pembinaan Bahasa Melayu Bangka kiranya perlulah diusahakan agar bahasa mi merniliki sistem ejaan Latin yang dipakai sernua anggota masyarakat secara seragam.

2.6.3 E/aan yang Dwsulkan

Dengan ditemukannya fonem dan struktur fonologi Bahasa Melayu Bangka dapatlah disusun suatu sistern ejaan bagi penulisan bahasa mi. Sisteni yang diinginkan adalah sistem ejaan dengan satu lambang untuk satu fo-nem. Konsep mi pulalah yang menyebabkan usulan mengenai sisteni ejaan untuk Bahasa Melayu Bangka diajukan di akhir bab yang niengaji fonologi mi, bukan di dalam bab yang mengemukakan saran-saran. Bagairnanapun ju-ga, sistem ejaan erat hubungannya dengan fonologi suatu bahasa.

Ejaan yang diusulkan untuk menuliskan bahasa Melayu Bangka dengan abjad Latin adalah Ejaan yang Disempurnakan, yang berlaku sekarang dalam penulisan bahasa Indonesia. Sistem Ejaan yang Disempurnakan tepat diguna-kan untuk menuliskan bahasa Melayu Bangka karena (1) masyarakat Bahasa Melayu Bangka sudah mengenal sistem iiii, (2) bahasa tulisan bahasa Melayu Bangka dengan Ejaan yang Disempurnakan akan mudah dibaca oleh orang daerah lain, (3) pemakaian Ejaan yang Disempurnakan dalam menuliskan

Page 72: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

55

bahasa Melayu Bangka akan membantu pengajaran ejaan bahasa Indonesia bagi masyarakat Bahasa Melayu Bangka dan (4) pemakaian sistem ejaan yang sama dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah akan mempertebal rasa ke-banggaan akan bahasa nasional dan bahasa daerah dan hal mi sejalan dengan politik bahasa nasional kita.

Struktur fonologi bahasa Melayu Bangka agak berbeda dari stnuktur ba-hasa Indonesia. Dalarn bahasa Melayu' Bangka fonem hambat velar 1k/ dan fonem hambat glotal /?/ terbukti sebuah fonemik, dalam pengertian kedua-nya adalah dua buah fonem terpisah dan mempunyai kemampuan untuk menguhah anti kata. Oleh karena itu, diusulkan untuk menuliskan kedua fo-nem mi dipakai huruf k untuk /k/ dan tanda hamzah (') untuk (?).

Dalam bahasa Melayu Bangka terdapat vokal depan yang sedang (e) dan vokal tengah yang sedang (9). Vokal /3/ sering juga dinarnakan e pepet. Kedua vokal mi merupakan foneniik dalam bahasa Melayu Bangka. Oleh karena itu, sebaiknya masing-masing dituliskan dengan huruf atau lambang tersendiri. Vokal /e/ sebaiknya ditulis dengan huruf e, sedangican vokal // ditulis dengan huruf e juga, tetapi ditambah dengan suatu tanda di atas-nya. Di sini dipakai tanda titik saja karena tanda inilah yang paling sesuai di antara segala tanda yang terdapat pada mesin tik biasa. Jadi. vokal ditulis é.

Sistem ejaan mi disajikan dalam daftar di halaman berikut. Dalam daftar itu dicantumkan sernua huruf yang dapat dipakai dalam menuliskan bahasa Melayu Bangka dengan abjad Latin. Masing-masing huruf diberikan contoh pemakaiannya dalam kata-kata bahasa mi, yang ditulis secara gra-fernik (ejaan biasa), fonernik, dan fonetik.

DAFTAR 2 EJAAN YANG DIUSULKAN UNTUK BAHASA MELAYU BANGKA

Huruf Contoh

Grafernik Fonemik Fonetik Arti

a ape /ape/ Ia:pe:1 apa e ge /ge/ [ge:1 kah e bdam /b3dam/ Lb3:danhl hilang

ika' /ika?/ Fi:ka?1 engkau

Page 73: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

56

DAFTAR 2 (Lanjutan)

Huruf Contoh

Grafemik Fonemik Fonetik Arti

o kéro /kerof [b:ro:J keruh u budu /budu/ [bu:dul bodoh ai wai /way/ [way] wahai au auma (awman] [awman] nakal oi séloi /sêloy/ [s9:loy] selam b buar /buar/ [bu:ar] boros c cikar /cikar/ [ci:kar] tampan d dirus /dirus/ [di:rusl siram g uge /uge/ [u:ge:] juga h suah /suah/ [su:ah] pernah j jagu /jagu/ [ja:iju:] dagu k kinyam /kiam/ [ki:iIam] cicip

ba' /ba?/ [b] ayah bengal /beiaI/ [b9xjal] bodoh

m malai /malay/ [ma:lay] lengah n ni mu [ni:] mi ng ngan /iJan/ Iian] dan fly nyabe /iiabe/ [n:beJ nyawa p pukang /pukatj/ [pu:kai] paha r rngat /rat/ [r:iat] wangi s sirong /siro1/ [si:roijj miring t taun /taun/ [ta:un] tahun w Wa' [wa?] bibi y dayang /dayaij/ [da:yall gadis

Di samping huruf-huruf dan lambang-lambang yang dimaktubkan di dalam daftar di atas, sistem ejaan bahasa Melayu Bangka sebaiknya mengi-kuti pula sistcm Ejaan yang Disempurnakan dalam penulisan (a) lambang bilangan, (b) kata ulang dan kata majemuk, (c) unsur serapan, serta (d) tan-da baca.

Page 74: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

BAB Ill MORFOLOGI

Yang dirnaksud dengan morfologi di sini adalah studi tentang kata. Pembicaraan rnorfologi di dalam bab mi dititikberatkan pada masalah pern-bentukan kata dalam bahasa Melayu Bangka.

Kata adalah suatu satuan atau unit linguistik terkecil yang niempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Suatu kata dapat terdiri dari satu atau lebih bagian yang merupakan bentuk (morfl atau satuan linguistik yang mempu-nyai arti. Bentuk atau satuan linguistik terkecil yang rnempunyai artj jtu di-sebut morfem. Dengan perkataan lain, suatu kata dapat terdiri dari satu atau lebih morfem.

Dilihat dari segi distribusinya, morfem dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu (1) morfem bebas clan (2) morfern terikat. Dalam proses pembentukan kata, biasanya satu atau Iebih morfem bebas digabung dengan satu atau lebih morfern terikat. Yang pertarna disebut kata dasar clan yang kedua disebut afiks atau imbuhan. Sehubungan dengan distribusi morfem mi, penlu dicatat bahwa bentuk fonemis suatu morfem dapat berubah sebagai akibat perbedaan lingkungan. Bentuk-bentuk fonernis yang henlainan itu disebut alomorf mor-fern itu.

Proses pembentukan kata dalarn bahasa Melayu Bangka dapat berupa (1) peniberian imbuhan atau afiksasi, (2) pengulangan atau reduplikasi, dan (3) persenyawaan atau kompositum.

3.1 KataDasar

Yang dimaksud dengan kata dasar di sini adalah rnorfçm bebas yang dapat diberi imbuhan atau afiks. Di dalam bahasa Melayu Bangka, kata da-sar pada umumnya terdini dari dua suku kata, seperti piso .pisau', wang 'orang', diwe 'sendiri' uto 'mobil', bilung 'telinga', kebo 'kerbau', si/co 'seekor', satu 'sebuah', benci 'benci', fiat 'buruk', kutor 'kotor' tige 'tiga',

57

Page 75: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

58

ukan 'bukan', minom 'minum'. Kata dasar yang bersuku satu terbatas pada beberapa kata seru atau tiruan bunyi, seperti oi 'hai', i 'ih' dan oi 'hai'.

3.2 Imbuhan atau Afiksasi

Yang dimaksud dengan imbuhan atau afiks adalah morfem terikat yang (dapat) dilekatkan pada suatu morf atau konstruksi, baik yang tunggal mau-pun yang konipleks dalarn proses pembentukan kata. Ada tiga macam im-buhan, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), dan akhiran (sufiks). Awalan adalah imbuhan yang dilekatkan pada awal kata, akhiran adalah imbuhan yang ditambahkan pada akhir kata, dan sisipan adalah imbuhan yang disisip-kan di tengah kata.

Berikut mi adalah uraian imbuhan beserta contoh-contoh pemakaian. nya dalam bentuk kata-kata. Contoh.contoh itu ditulis dengan ejaan biasa, kecuali contoh-contoh untuk gejala morfofonemik dituliskan dengan ejaan fonemik. Tanda panah ( - )yangdipakai dalam contoh berikut mi berarti 'menjadi'.

3.2.1 Awalan

Awalan selamanya terletak di permulaan bentuk dasar. Dalam bahasa Melayu Bangka terdapat imbuhan awalan seperti berikut.

a. 1 bé Contoh:

be #gulo 'gula' -+ beTgulo 'bergula' be + anak 'anak' - béranak 'beranak' U + asep 'asap' - bérasep 'berasap'

b. tê Contoh:

td + ambin 'dukung'- térambin 'terdukung' td # bawa 'bawa' - térbawa 'terbawa' t + beli 'beli' -* térbeli 'terbeli'

c. Contoh:

di + tabok 'pukul' -+ ditabok 'dipukul' di + usir 'usir' - diusir 'diusir' -di + bacok 'baca' -+ dibacok 'dibaca'

Page 76: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

59

d. JpFnj Contoh:

pen + ambin 'dukung'- pangambin 'pendukung' pen + maling 'curl' -+ p?maling 'pencurl' pen + racau 'klcuh' - pandacau 'pengicuh'

Catatan: 1) N pada awalan p N— dapat menjadi ng (ftjf),m (/m/), n (ml), ny (/n!) atau no! (I I).

2) n di depan kata dasar yang mulal dengan

/j/

ditulis dengan n dalam sistem ortografi.

e. ké- Contoh:

kè + tue 'tua' katue 'ketua'

f. Contoh:

sè + banding 'banding' - sabanding 'sebanding' s 1-pantas 'pantas' • SapafltaS 'sepantas' s* +piring 'piring' sapiring 'sepiring'

g. 1ku- Contoh:

ku + minom 'minum' - kuminom 'kuminum' ku + nimbak 'tembak' - kunimbak 'kutembak' 1w + makai 'pakai' - kumakai 'kupakal'

h. •ng Contoh:

ngi+ !impar 'lempar' -' ngalimpar 'melempar' ng + racau 'kacau' - ngaracau 'mengajau' ng + rapi 'bohong' -* ngarapi 'membohong'

32.2 Akhiran

Akhiran atau sufiks selamanya terletak di akhur bentuk dasar. Di dalam bahasa Melayu Bangka terdapat imbuhan akhiran seperti berikut.

Page 77: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

60

a 1-e} Contoh:

-e + inakan -e # gawe -e # minom

b. i -ge} Contoh:

-ge + siape -ge + kemane -ge+ape

c. Contoh:

-ku + kersi -ku + ba/u -ku + keritongen

d.-ka Contoh:

-ka + sepatu 4ca +pjso' -ka + uto

'makan' - makano 'makanan' 'kerja' - gawee 'pekerjaan' 'minum' - minomo 'minuman'

'siapa' siapege 'kemana' - kemanege 'apa' - apage

'kursi' - kersiku `baju' -+ ba/u 7cu 'kereta angin' kerztongenku

'siapakah' 'kemanakah' 'apakah'

'kursiku' 'bajuku' 'kereta angink

'sepatu' - sepatuka 'sepatunya' 'pisau' -+ piso'a 'pisaunya' 'mobil' utoka 'mobilnya'

32.3 Sisipan

Imbuhan yang berupa sisipan atau infiks terletak di tengah kata dasar-nya dan jumlahnya sangat sedikit. Jenis imbuhan sisipan itu adaiah sebagai berikut.

a. -ci- Contoh:

-el + gantung 'gantung' gelantung .bergantungan' -el- +ginyar 'sinar' -+ ngelinyar 'bersinar-sinar'

b. -em- Contoh:

-em- + pan cang 'pancang' - ngemancang 'memasang pancang' -em- +geter 'getar' - gemetar

'bergetaran'

Page 78: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

e. -er Contoh:

-er + gigi 'gigi'

gerigi 'gerigi' -er + gigit 'gigil'

gerigit 'bunyi gigi waktu sedang marah'

3.3 Morfofonemik

Yang diniaksud dengan mor fo fonc iiiik ialah gejala t erjadinya perubahan satu foneni alau lchih dalarn penibenlukan kata. Pembentukan kata baru se-perti mi, yang menimbulkan perubahan fonologis, rnerupakaii gejala yang banyak juga terdapat di dalam bahasa Melayu Bangka. Misalnya, awalan nge- ditambahkan kepada kata kipas 'kipas' akan menjadi ngipas 'mengipas'.

Gejala morfofonernik dalam bahasa Melayu Bangka yang akan diperik-sa di sini hanya yang bersifat umuni saja.

3.3.1 Morfofonemik A walan nge-

Yang perlu diperhatikan niengenai rnorfofoneniik awalan nge- adalah hal-hal sebagal berikut.

a. Bila awalan nge- ditambahkan kepada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan sonorair It, r. w. y/, awalan itu tetap nge (In!). Contoh:

ng-1-libar v'lebar' —+ nglibar 'nielebar' ng+luas 'luas' —4. ngluas 'nieluas' ng+liet 'lihat' — nglier 'melihat' ng#rikin 'Ititung' — ngrikin 'rnenghitung' ng+rus v'rusak' ngrus 'merusak' ng + raba 'raba' - ng raba 'meraba' ng + wakil v'wakil' —+ ng wakil 'mewakili' ng 1-yakin )yakin' —p ngyakin 'meyakmnkan'

b. Bila awalan nge- ditarnbahkan kepada bentuk dasar yang berfonem awat vokal, maka nge- berubah menjadi ng- (in-i). Contoh:

nge 1-i/au 'hijau' —+ ngijau 'menghijau' nge + hr 'hilir' - ngilir 'menghilir' nge + ilang 'hilang' — ngilang 'menghilang' nge + angkat 'angkat' —f ngangkat 'mengangkat'

Page 79: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

62

ng # ambi Iambil' -p ngambil 'menganibil' ng # antar 'antar' -f ngantar 'niengantar'

ulur 'ulur' ngulur 'mengulur' USi 'usik' ngusi 'mengusik' Ulu 'huhi' ngub4 'niengulu' .impas 'hempas' ngèrnp's 'menghcmpas' ,)ntm 'hantam' ngènr(m 'rnenghantam'

c. Bila nga ditambahkan pada bentuk dasar yang berfonern awal /k/ atau

/gf. maka ng- berubah rnenjadi ng- (/g/) dan konsonan /k! dan /g/ luluh. Contoh:

nga # kucil 'lepas' ngucil 'melepaskan' ng.a + kapa 'kapak' ngapak 'mengapak' nga + kipas 'kipas' ngipas 'mengipas' nga +guSO 'gosok' nguso 'inenggosok' nga+gancang 'cepat' ngancang 'niempercepat' ngz#ganggU 'ganggu' ' nganggu 'rnengganggu' nga #garu 'garuk' - ngaru 'menggaruk'

d. Bila awaan nga ditambahkan pada benluk dasar yang berfonem awal Is! atau /c!, maka nga- berubah nienjadi fly- (//) dan fonem awa /s/ dan /c/ Iuluh. Contoh:

nga+sikap 'buka' - nyiflgkap 'membuka' ng + suroh 'suruh' - nyuruh 'nienyuruh' nga + si/cat 'sikat' nyikat 'nienyikat' nga + sangkut 'sangkut' -p nyangkut 'menyangkut' nga + cari 'can' nyari 'mencani' ngd + cabut 'cabut' -b nyabut 'mencabut' nga + cucuk 'tusuk' -4. nvucuk 'nienusuk' nga + can cang 'cencang' -+ nyancang 'mencencang'

e, Bila awalan nga ditambahkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /tf, maka nga- berubah n (in') dan fonem awal It! luluh. Contoh:

nge + t t k 'potong' -4 n t k 'memotong' ng + tampa! 'tampar' -+ nampar 'menampar' nga + tabok 'pukul' -4' nabok 'memukul'

ga + ti.bar 'tebar' -p nibar 'menebarkan'

Page 80: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

63

ng+tingo'Bat' -* ningo 'melihat'

f. Bila awalan ng- ditanthahkan pada bentuk dasar yang berfonern awal Id! dan /j/, maka ng- berubah menjadi ngn- (/qn-/), (in-i), sedangkan fo-nem awal /d/ dan

/j/

tetap ada.

nga + thikat 'dekaf' - ngndakt 'niendekat' ng#duge 'duga' - ngrnduge 'menduga' nga + dngar 'dengar' -p ngandngr 'mendengar' nga + dapat 'dapat' -+ ng?ndap?t 'mendapat' nga + duduk 'duduk' - ngnduduk 'nienduduki' pi,gj #jula 'dorong' -p ngJnjula 'mendorong' nga #jelo 'jala' -4 nganjalo 'menjala'

33.2 Morfofonemik Awalan be-

a. Bila awalan b- ditambahkan kepada kata yang berfonem awal vokal, ba-berubah menjadi b- ( / bar- I).

Contoh: ba + inggut 'gerak' -4 b ringgut 'bergerak' ba + ingos 'ingus' -f b rinos 'beringus' ba + i/can 'ikan' - b rikan 'berikan' ba#antu 'hantu' - brantu 'berhantu' ba+asap 'asap' ' brasap 'berasap' ba + ade 'ada' -+ b rade 'berada' ba # ambun 'embun' - b rambun 'berembun' ba + ama/i 'ibu' - b ramah 'beribu' ba # ambus 'hembus' -p b rambus 'berhembus' ba + umpan 'umpan' -' b rumpan 'berumpan' ba + u/at 'ulat' -p b rulat 'berulat' ba + ume 'ladang' -p b rume 'berladang'

b. Bila awalan ba- ditambahkan pada kata ajar 'ajar', maka ba- berubah men-jadi be!- (/bal-/) seperti halnya dengan hahasa Indonesia. Jadi ba + ajar -+ be/ajar 'belajar'.

c. Bila ba- ditambahkan kepada kata dasar yang berfonem awal konsonan,

maka ba- tetap ba- (/ba-/).

Page 81: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

64

Contoh: # kaki 'kaki' -b bakaki 'berkaki'

ba + liher 'leher' -p baliher 'berleher'

ba + lime 'Lima' — balime 'berlirna'

ba + payung 'payung' -f bpayung 'berpayung'

ba + dJk?t 'dekat' — bedak.at 'berdekatan'

ba + duge 'kira' -f baduge 'berkira-kira'

3.3.3 Morfofonemik A walan ta-

a. Bila t- ditambahkan kepada kata yang berfonern awal vokal, maka akan

berubah menjadi tar (/tr./). Con toh:

ta -t vigat 'ingat' - taringat 'teringat' td + itam 'hitani' -p taritam 'terlalu hitain' t? + iflJ) 'injak' - tarin/a 'terhinjak' to + ampas 'banting' tiampas 'terbanting' t.) + anam 'gendong' -f taranam 'tergendong' ta # ambi 'arnbil' -p tarambi 'terambil' ta + angkat 'angkat' -f tarangkat 'terangkat' ta + Usi 'ganggu' - tarusi 'teranggu'

b. Bila ta- ditambahkan pada bentuk dasar yang bcrfonem awal konsonan

atau vokal yang suku keduanya mulai dengan fr/ maka ta- (clap ta- (/to-/).

Contoh: td + iris 'iris' -- tairis 'teriris' ta+arah 'arah' -9-- taarah 'terarah' td + urai 'taurai' -p t?urai 'terurai' ta +. urus 'urus' -+ taurus 'terurus' ta + basuh 'tacuci' -f tabasuh tercuci' ra + bangon 'bangun' -' tabangon 'terbangun' ra # birak 'berak' -+ tabirak 'terberak' ta + calap 'celup' - tacalap 'tercelup' ta + kucil 'lepas' takucil 'terlepas' ta +Jamor 'jemur' -' ta/amor 'terjemur' La + surun,g 'dorong' -' zasurung 'terdorong'

3.3.4 Morfofonemik A walan paN- Yang perlu diperhatikan mengenai morfofonemik awalan paN- adalah

hal-hal berikut.

Page 82: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

65

a. Bila awalan peN- ditambahkan pada kata yang berfonem awal vokal, maka paN- berubah menjadi pang (/p994'). Contoh:

peN # intai 'intip' — panginrai 'pengintip' pa1V # ambin 'dukung' —p pangambin 'pendukung' pa'I # anjU 'ben' —' panganju 'pembeni' paN # ijo 'eja' —p pangijo 'pengejar' paN + isap 'isap' — pingisap 'pengisap' p)N + aso 'asuh' —4 pangaso 'pengasuh' paN + amban 'emban' pangainban lain yang diperguna

kan menggendong bayi'

paN + am pang 'halang' — pangam pang 'penghalang' paN + usir 'usir' -- pengusir 'pengusir' paN + untal 'lenipar' -- panguntal 'pelempar'

h. Bila awalan paN- ditamhahkan kepada kata yang berfonern awal konsonan yang nonsonoran, niaka unsur N pada awalan itu akan hornorganik dengan konsonan awal kata dasar itu, dengan catatan bahwa sernua konsonan awal tak bersuara akan Iuluh.

1) pN- — pEng- (/par./) di dépan /k/ dan /g/. ('ontoh:

peN + kncé,ig 'kthicang' —f pengenceng 'pengencang peN # kucil 'lepas' pCngucil 'aat untuk melepas-

kan' peN +gUs() gosok' —* pènguso 'penggosok' peN + gureng 'goreng' —f pènggureng 'penggoreng' pN - gawe kerja — pnggawe 'pekerjaan' ON +gantung 'ganlung' — penggantung 'penggantung'

2) pN- —f pèny- (/pair-/) di depan Is! dan /c/. Contoh:

peN + sugi 'sugi - pCnyugi 'penyugi' ON + suro 'suruh' pènyuro 'tukang suruh peN # sulap 'sulap' — pCnyulap 'penyulap' peN + cucu tusuk' - pènyucu 'penusuk' ON + cube 'coba' pènyube tukang coba' PA ( + cencang 'iris' - pènyecang 'alat untuk mengiris'

Page 83: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

66

3) peN —+pn-(/pn-/, di depan /t,d/ atau /p n-I di depan /j/) Contoh:

peN + tahan 'tahan' --p penahan 'alat untuk penahan'

pN + tawar 'tawar' -p pnawar 'penawar' peN + tan' 'tank' -p pnarik 'penarik' peN + tan 'tan' - pènari 'penari' peN + dingin 'dingin' - péndingin 'pendingin' peN + diem 'diam' - pndim 'pendiam' peN + dèndam 'den dam' -' péndéndam 'pendendam' pèN+/ago 'jaga' -* phi/ago 'penjaga' peN #jèmor 'jmur' -+ pénjmor 'penjemur' peN #jula' 'donong' -f pnjula' 'pendorong' peN +jiret )rat' -+ pnflrt 'penjerat'

4) pN -+ pém. (/p9m./) di depan /p/ dan /b/. Contoh:

peN + pinta' 'pinta' -* pminta 'peminta' peN#pikèt 'pikat' pmikèt 'pemikat' peN + péntong 'pukul' -+ pemCnrong 'pemukul' peN + bulak 'bohong' - pbnbulak 'pembohong' peN + bersih 'bersih' -f pémbrsih 'pembersih' peN # balik 'batik' - pémbalik 'pembalik' peN + buru 'usir' - pmburu 'tukang usir' peN + bales 'balas' -' pmbals 'pembalas' peN + bawah 'bawa' -+ pmbawah 'pembawa' peN + bencih 'ben ci' - pèmbt'ncih 'pembenci'

5) peN - p- (/p-/) di depan konsonan sonoran Contoh:

peN # lintang 'palang' pèlintang 'alat pemalang peN # limpar 'lempar' - plimpar 'pelempar' peN + lukis 'Iukjs' -k p1ukis 'pelukis' pèN+lingah 'lengah' -' plingah 'pelengah' pN -p'- ruso 'rusak' -' pèruso 'perusak' p&N + rèndèm 'rendam' -f pèrndèm 'perendam' pèN1-rasè 'rasa' -k pèrase 'perasa' peN # rampo Inampok' -f pérampo 'perampok' peN + waris 'waris' -p pwaris 'pewaris'

Page 84: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

67

peN + wangi 'wangi' -p pèwangi 'pewangi' ON + maling 'curi' - pémaling 'pencuri'

3.3.5 Morfofonemik A walan di-

Awalan di- (/di-/) dapat ditambahkan pada setiap kata dasar, baik yang berfonem awal vokal maupun yang berfonem awal konsonan tanpa menye- babkan perubahan bunyi.

Contoh: di + angkat 'angkat' - diangkat 'diangkat' di+ikat 'ikat' - diikat 'diikat' di + èmbus 'hembus' -f diémbus 'dihembus' di + untal 'lempar' -p diuntal 'dilempar' di + pasang 'pasang' -p dipasang 'dipasang' di + bawa' 'bawa' -p dibawa 'dibawa' dii-d&nger 'dengar' -4 didéngér 'didengar' di+kapa 'kapak' -p dikapa' 'dikapak' di-tgébok 'gebuk' -- digèbok 'digebuk' di+libs 'sabet' -p dilibès 'disabet' di + minom 'niinum' -p diminom 'diminurn' dil-raba' 'raba' -p diraba 'diraba' di+suro 'suruh' - disuro 'disuruh' di+tai 'naik' - ditai 'dinaikkan'

3.3.6 Morfofonemik Akhiran On

Akhiran -ken (/.ken/) dapat ditarnbahkan pada setiap kata dasar, baik yang berfonem akhir vokal maupun yang berfonern akhir konsonan tanpa menyebabkan perubahan bunyi. Contoh:

-kdn + gawe 'kerja' - gaweken 'kerjakan' -ken + minom 'minum' - minomkn 'mjnumkan' -ken + cube 'coba' ---+ cubekn 'éobakan' -ken #garu 'garut' -p garuken 'garutkan' -ken + kucil 'lepas' - kucilkén 'lepaskan' -ken + singkap 'buka' -k singkapkèn 'bukakan' -k1?n +besij' 'besar' -+ 'besa'kn' 'besarkan'

+ panas 'panas' - panaskèn 'panaskan' -ken + kecit 'kecil' - kecitkdn 'kecilkan'

Page 85: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

68

-ken 4- item 'hitam -* itémkn 'hitamkan' -ke'n +téh 'putth' -+ putehken 'putihkan'

3.3.7 Morfofonemik Akhiran -e

Akhiran -e (I-el) dapat ditambahkan pada setiap kata dasar tanpa me- nyebabkan perubahan bunyi. Contoh:

-e - lema' 'lemak' -f lema'e 'lemaknya' -e + bas 'bagus' -p base 'bagusnya' -e + mirah 'merah' -k mirahe 'merahnya' -e 4- besa' 'besar' - besa'e 'besarnya' -e # kecit 'kecil' -k kecite 'kecilnya' -e 4- panan 'paman' -p pamane 'parnannya' -e + u to 'mobil' -f U toe 'mobilnya' -e 4- kipas 'kipas' -p kipase 'kipasnya' •e 4- liher 'leher' -f lihere 'lehernya' •e # ladang 'ladang' -p umee 'Iadangnya'

3.3.8 Ge/alan Persandian

Yang diniaksud dengan gejala persandian ialah konibinasi dua buah vo-

kal yang menghasilkan satu vokal karena satu di antara kedua vokal itu luluh. Gejala persandian sering terdengar dalarn bahasa Melayu Bangka bila kata dasar yang berfonern awal vokal diberi inibuhan, atau kombinasi antara dua buah kata yang satu berfoneni akhir vokal dan yang lain berfonem awal vokal.

Di dalam .bahasa Melayu Bangka, gejala persandian itu adalah sebagai berikut.

a. //+/u/ /u/ Contoh

+ /utan/ 'hutan - /kutan/ 'kehutan' + /uralj/ 'orang - /suraij/ 'seorang'

b. //+/a/—/a/ Contoh:

/ko/ + /aik/ 'air' -* /kaik/ keair' /s91 + Ian! 'han' /sari/ 'sehani'

Page 86: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

69

C. //+/i/—fi/ Contoh:

+ /iko/ 'satu --•' /siko/ 'salu'

d. f/+/j/—+/e/ Contoh:

/tige/ 'tiga' + /iko'?/ -p ftigeko?/ 'tiga buah' atau 'tiga ekor'

/lime/ 'lima' + /iko?/ -- /lirneko?/ 'lima buah' atau 'lima ekor'

Calatan Bila kata-kata seperti tigeko' 'tiga buah' atau 'tiga ekor' atau kata-kata

seperti limeko' 'lima buah' atau lima ekor' dibaca agak lambat, maka fonem 1€/ it masih agak jelas terdengar.

3.4 Kata Ulang

Pembentukan kata dapat dilakukan pula dengan perulangan (pu) mor-fern. Perulangan morfem mi dapat dilakukan, baik secara keseluruhan mau-pun sebagian dengan atau tanpa perubahan fonem. Hasil perulangan itu dma-makan kata Wang. Ben tuk yang diulang disebut kata dasar.

Yang dipakai sebagai pedoman untuk mencari kata dasar ialah adanya seniacam ketentuan yang menyatakan bahwa perulangan jtu biasanya tidak mengubah jenis kata.

Contoh: pu + bekat' 'berkata' (kk)—+ bekate-kate 'berkata-kata' pu + uto 'mobil' (kb)—+ uto-uto 'mobil-mobilan' pu + item 'hitarn' (ks) - item-item 'hitarn-hitam'

Pedoman lain yang dipergunakan ialah bentuk dasar kata ulang, yaitu suatu bentük kata dasar yang dipakai dalam bahasa Mclayu Bangka. Kata turunan unggat-unggit 'ungkat-ungkit' mempunyai bentuk dasar unggit 'ungkit', bukan unggat. Kata unggat saja tidak dipakai dalam bahasa Melayu Bangka.

Di dalarn bahasa Melayu Bangka terdapat empat macam kata ulang, yaitu (a) perulangan seluruhnya, (b) perulangan sebagian dalam kata turun.

Page 87: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

70

an, (c) perulangan bersama pemberian imbuhan fonem, (d) perulangan de-ngan penggantian fonem.

3.4.1 Penilangan Selunihnya Yang dimaksud dengan perulangan seluruhnya ialah perulangan seluruh

kata, baik kata dasar maupun kata turunan, tanpa pengganti fonem. serta tanpa adanya kombinasi melalui proses pemberian imbuhan.

Contoh: Pu + nirnah 'rumah' - rumah-rumah 'rumah-rumahan' Pu + uto 'mobil' - uto-uto 'mobil-mobilan' pu + piso 'pisau' - pisopiso' 'pisau-pisauan' pu + pedang 'pedang' -f pedang-pedang 'pedang-pedangan' pu + senapang 'senapan' -4 senapang-sena- 'senapan.senapan'

pang

Perulangan (seluruhnya) kata benda di dalam bahasa Melayu Bangja mengubah arti kata yang sebenarnya menjadi arti kata yang tak sebenar-nya seperti pada contoh di atas.

3.4.2 Penilangan Sebagian dalam Kata Tuninan

Yang dimaksud dengan perulangan sebagian dalam kata turunan ialah perulangan sebagian kata turunan dengan mengulang kata dasarnya saja.

a. Perulangan Kata Turunan yang Berawalan me- Contoh:

pu + melumpat 'melompat' -k melumpat-lumpat 'me1ompat. lompat'

pu + meringe' 'merengek' - meringe '-ringe' 'merengek- rengek

b. Perulangan Kata Turunan yang Berawalan di- Contoh:

pu + di/agor 'ditinju' - diagoragor 'ditinju-tinju' Pu + ditunggu 'ditunggu' -0 ditunggu-tunggu 'dltunggu-tunggu'

Page 88: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

71

c. Perulangan Kata Turunan yang Berawalan be- Contoh:

Pu + beuse' 'bekerja' - be'usê'-usé' 'berkejar-kejaran' Pu + beinggut 'bergerak' - binggut-inggut 'bergerak-gerak'

d. Perulangan Kata Turunan yang Berawalan ke- Contoh:

pu + kelime 'kelima' -' kc1ime-lime' 'kelima-Iirnanya' pu + kmane 'ke mana' kómané-kmwth 'ke mana-mana'

e. Perulangan Kata Turunan yang Berawalan te- Contoh:

pu + téringet 'tèringat' teringet-inget 'tringat-ingat' pu + térin/& 'terinjak' - thrin/èk-in/k 'térinjak-injak'

3.4.3 Perulangan Bersama Pemberian Imbuhan Yang dimaksud dengan perulangan bersama pemberian imbuhan ialah

proses perulangan suatu kata yang dilakukan bersama-sama dengan pemberian imbuhan. Perulangan bersama pemberian imbuhan dapat dilakukan dengan memberikan akhiran. saja.

Con toh:

pu + mahal 'iiaha1' + e - semahal-mahale 'semahal-mahal- nya

pu + murah 'murah' + e -' semurah-murahe 'semurah.murah- nya'

3.4.4 Pen4angan dengan Pergantian Fonem

Perulangan dengan pergantian fonem ialah perulangan yang menyebab-kan trjadinya pergantian fonem suatu bentuk dasar. Misalnya, dalam ke-tepak-ketepok 'ketopak ketepuk' bentuk dasar ketepok berubah menjadi ke-tepak pada bagian kedua, yaitu perubahan bk! menjadi /ak/. Kata ketepak saja tidak ada artinya.

Contoh: pu + ketepak 'bunyi pukulan' - ketepak-ketepok 'memukul

berulang-ulang' Pu + gedebok 'bunyi sesuatu -p gedebak-gedebok 'bunyl yang

yang jatuh berdebur'

Page 89: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

72

3.5 Persenyawaan atau Kompositum

Pembentukan kata dapat pula dilakukan dengan persenyawaan pengga-

bungan dua kata yang sudah ada. Kata yang sudah ada iiii dapat berupa kata

dasar atau kata turunan. Bila kedua kata digabungkan, maka tedadflall kata baru yang lazirn disebut kata majemuk. Kata rnajernuk bahasa Mefayu Bangka

dibagi menjadi beberapa golongan, yaltu (1) katá majemuk jenis pecah belah, (2) kata majeniuk jenis urang kecit, (3) kata majemuk jenis matari, dan (4) kata majemuk jenis musem ngetam.

3.5.1 Kata Ma/emuk Jenis Pecah Belah

Kata majernuk jenis pecah belah 'pecah belah' merupakan struktur yang

di antara kedua unsurnya tidak dapat disisipkan kata ke? 'dan'. Dalam bebe-

rapa keadaan struktur pecah belah dapat dibedakan dari stnuktur kcrsi me/a 'kursi meja' dengan menyisipkan kata ke? 'dan' di antara kedua unsurnya.

Contoh:

pecah 'pecah -+ pecah bela/i 'pecah belah'

belah belah

tulang :th11 -p tulang kering 'tulang kening' kering kering antu 'hantu'

-+ antu kubur 'hantu kubur' kubur 'kubur'

35.2 Kata Majemuk Jenis Urang Kecit

Kata majemuk jenis urang kecit 'orang kecil' merupakan struktur yang

di antara kedua unsurnya tidak dapat disisipkan kata yang 'yang'. Dalam be-

berapa keadaan struktur urang kecit dapat dibedakan dari struktur rumah kecit 'rurnah kecil' dengan menyisipkan kata yang 'yang' di antara kedua

unsurnya. Di antara urang 'orang' dan kecit 'kecil' tidak dapat disisipkan kata

yang 'yang'. Bila kata yang disisipkan di antara kata urang dan kecit, maka

terjadilah struktur baru dengan arti lain. Arti urang kecit ialah orang kecil atau orang awam, sedangkan arti urang yangAr kecit ialah orang kecil tubuh-nya.

Contoh:

sepan 'celana'

pan/ang 'panjang' -~ sepan panjang 'celana panjang'

kersi 'kursi'

males 'malas' -' kers: males 'kursi malas'

urang 'orang' - urang tue 'orang tua' tue 'tua'

Page 90: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

73

35.3 Kata Ma/emuk Jenis Matari

Kata majemuk jenis matari berasal dari mate 'mata' dan an 'han' yang mengalami penubahan kanena penistiwa persendian (/e/ + /a/ -+ Ia!). Bila diperhatikan maka jelas kelihatan bahwa kedua unsurnya merupakan kata benda yang erat sekali hubungannya. Bila dibandingkan struktur matani de-

ngan struktur mate situe 'mata hanimau', akan kelihatan sekali perbedaannya. Mate Situe dapat saja dipisahkan dengan kata kanan 'kanan' atau kiri 'kin' se. hingga terjadi struktur mate kanan situe tu 'mate' kanan hanimau itu

Contoh: mate 'mata

-b mate ai' 'mata air' ci air' ana 'anak' lwncz 'ic.unci'

-~ ana' kunci 'anak kunci'

ana 'anak' timbang 'timbangan

anti' tim bang 'anak timbangan'

3.6 Fungsi dan Arti Imbuhan

Fungsi imbuhan ialah untuk membentuk kata baru. Penambahan im-buhan dapat mengubah jenis (kelas) kata dan dapat juga tidak. Kata sipak 'sepak', misalnya, adalah katakerja. Bila kata itu diberi awalan peN—, maka tenbentuklah kata baru penyipak 'penyepak', yang menjadi kata benda. Jadi, salah satu fungsi peN— ialah membentuk kata benda.

Imbuhan mengandung pula anti tententu di samping mempunyai fungsi seperti diutarakan di atas. Dengan arti di sini dimaksudkan adalah arti dalam hubungannya dengan proses morfologi. Jadi, arti dalam pengertian gramatikal bukan leksikal. Anti awalan peN— pada kata penyipak, umpamanya, ialah orang atau binatang yang suka mengerjakan pekerjaan yang disebut dalam kata dasar sipak 'sepak'.

Di bawah mi diberikan fungsi dan anti imbuhan yang terdapat dalam bahasa Melayu Bangka. Singkatan yang digunakan adalah sebagai benikut.

+ ditambahkan kepada menjadi

KK katakerja KB kata benda KS kata sifat KBL kata bilangan KKT kata keterangan

Page 91: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

74

3.6.1 Fungsi dan Arti be. a. be- + KB -) KK aktif intransitif

Artinya dalam bahasa Melayu Bangka adalah: 1) mempunyai

Contoh: bi + anak 'anak' -p beânak 'beranak' be # embun 'embun' -p bèembun 'berembun'

2) mengendarai atau naik Contoh:

be # uto mobil' -f bèuto 'bermobil' b + kapal 'kapal' bèkapal 'berkapal'

3) memakai Contoh:

be + sepan 'celana' bèsepan 'bercelana' b + ba/u 'baju' bba/u' 'berbaju'

4) mengusahakan Contoh:

be + fual 'dagang' befual 'berdagang'

5) memanggil

Contoh:

be # paman 'paman' - bèpaman 'berpaman' be # bibi 'bibik' - bèbibi 'berbibik'

6) dalam keadaan yang dikenai yang disebut kata dasar Contoh:

b # ujan 'hujan' béufan 'berhujan' be + minya' 'minyak' -' bèminya' 'berminyak'

7) mengeluarkan Contoh:

be + bunyi 'bunyi' - bbunyi 'berbunyi' b + nanah 'nanah' -- bnanah 'bernanah'

8) ada atau mengandung Contoh:

be + raøin 'racun' - be'racun 'beracun' b + api 'api' brapi 'berapi'

Page 92: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

75

b. be'- + KS -b KK aktif intransitif Arti be- = mengalami Contoh:

be' + panas panas' ---f be'panas 'berpanas'

c. be'- + KK -f KK aktjf intransitif Artinya dalam bahasa Melayu Bangka adalah

1) keadaan Contoh:

be + pelu' 'peluk' -' be'pëlu' 'berpeluk' be' +/alan 'jalan' be'jalan 'berjalan'

2) niengerjakan berulang-ulang Contoh:

U + main 'main' - bémain-main 'bermain-main' be' + renang 'renang' - be'rénang- 'berenang-renang'

renang d. be + KBL -+ KK aktif intransitif

Arti be' = berada dalam kumpulan yang terdiri dan (yang disebut kata da-sar). Contoh:

be' + lime 'lima' -- be'lime 'berlima' be' + tige 'tiga' -- btige 'bertiga'

3.6 .2 Fu ngsi dan A rti te- a. te'- + KK --4 KK pasif

Artinya dalam bahasa Melayu Bangka adalah: 1) menyatakan hasil perbuatan atau aspek perfektif

Contoh: td + makan 'makan' - thmakan 'termakan' te + minom 'minum' -k temiflOm 'terminum'

2) tidak sengaja melakukan Contoh:

té + tuflu 'bakar' -f te'tunu 'terbakar'

3) mungldn atau dapat Contoh:

ti + angkat 'angkat' térangkat 'terangkat' + bawa 'bawa' -p tébawa 'terbawa'

Page 93: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

76

b ré- + KB - KK aktif intiansitif Arti te = mengeluarkan contoh:

té#bfra' 'berak' - rebira' 'terberak' th + kemeh 'kencing' -+ tkemeh 'terkencing'

c. te- + KK ---- KK aktifintransitil Arti te adalah liba-tiba berada dalarn kcadaan Contoh:

+ tabok 'pukul' - ttabok 'terpukuj' te + minonz 'mjnurn -9 téminorn 'terminum'

d. te- + KS -) KS bentuk komparatif Arti te = lebth Contoh:

tè +pedes 'pedas' -+ tepedes 'Iebih pedas' t # pindek 'pendek' Upindek 'lebii pendek'

3.6.3 Fungsi dan Arti peN- a.pN+KK—*KB

Artinya dalarn bahasa Melayu Bangka adalah 1) hewan yang dipakai untuk rneniikat

Contoh: peN # kanti 'pikat' - penganri 'sejenis burung yang

2) yang suka mengerjakan dipakai untuk me-

Contoh: iiiikat'

peN + ngimet 'lacur' -f p'engimet 'perempuan yang suka melacurkan din'

3) alat untuk mengerjakan Contoh:

peNt pentong 'pukul' -p pmentong 'peniukul'

b. pN+KB — KBagen Arti pN = yang suka membuat Contoh:

piN + miso 'omong kotor' -* pimiso

'orang yang suka

c. peN+KS—+KB bicara kotor'

Artinya dalam bahasa Melayu Bangka adalah: 1) yang mempunyai sifat

Contoh: jieN + rnalas 'malas' -f pemalas

'pemalas'

jieN + takut 'takut' - pénakut

'penakut'

Page 94: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

77

2) aat untuk membuat jadi Contoh:

peAl + alus 'halus' —f pèngalus 'penghalus'

3.6.4 Fungsi dan Arti di.- a. di- + KK —+ KK pasif

Arti di- = dikenai perbuatan Contoh:

di+/rt 'jerat' —p di/ret 'dijerat'

di + tabok 'tampar' —* ditabok 'ditampar'

3.6$ Fungsi dan Arti ke- a. k-+KS----KB

Arti ke- = yang di- .. . -kan Contoh:

k + tue 'tua' - kétuC 'ketua'

b. ke- + KBL —f kata bilangan Arti ke = menyatakan urutan Contoh:

V + lime 'lima' — f klime 'kelima' k+due 'dua' —+ kdue 'kedua'

3.6.6 Fungsi dan Arti se- a. ye- + KK — KK aktif intransitif

Arti se- = bersania-sania Contoh:

sé + minom 'mjnum' —+ seminom 'seI11inUfl sé + makan 'makan' —p sdmakan 'semakan'

b. se+KB — KBL Artinya dalam bahasa Melayu Bangka adalah

1) satu Contoli:

sè4-beru/ut 'keturunan' -9- sCberujut 'seketurunan' 2) seluruh

Contoh: sè + dunio 'dunja' -----p s&Iunio 'sedunia s + kampong 'desa' —k skampong sedesa'

Page 95: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

78

C. se'+KB—'KKT Arti se = sama dengan Contoh:

Se # care ------ -' se'care 'secara'

d. se+KS KS Arti se = sama atau seperti Contoh:

sé + luen 'cantjk' séluen 'secantik' + /iat 'buruk' -p sjiat 'seburuk'

3.6.7 Fungsi dan Arti 1w- a. ku- +KK ---- KKpasif

Arti ku- = dikenai perbuatannya Contoh:

ku + pasang 'pasang' - kupasang 'kupasang' ku + usik 'usik' - kuusik 'kuusik' ku + tabok 'pukul' -f kutabok 'kupukul'

3.6.8 Fungsi dan Arti nge- a. nge- + KK - KK aktif transitif

Arti nge- = melakukan kata seperti disebut kata dasar Contoh:

nge # rikin 'hitung' -p ngerikin 'inenghitung' nge -i-raba 'raba' -+ ngeraba 'nieraba'

b. nge- + KK -f KK aktifintransitif Arti nge = niengerjakan yang disebut kata dasar Cont oh:

nge # kucil 'lepas' -f ngucil 'nielepas' nge-I-lumpat 'lompal' - ngelumpat 'melompat'

c. nge- +KB —*KKaktifjntransitif Art inya dalam bahasa Melayu Bangka adalah:

1) nienjadi Contoh:

nge + rakit 'rakit' -f ngerakit 'menjadi rakit'

) dalani keadaan seperti Contoh:

nge + angin 'angin' ---- ngangin mengangini'

Page 96: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

79

3) membuat Contoh:

igè # rémpah 'rempah' -p 'ngérdmpah' 'gulal pakai kuah'

4) rninum atau makan Contoh:

nge + kopi 'kopi' -p 'ngopi' 'minum kopi'

d. ngé- + KS - KK aktif intransitif Artinya nge- - menjadi Contoh:

ngé + item 'hitam' - ngithm 'menjadi hitam'

3.6 .9 Fungsi dan Arti -ge a. -ge + KK : KK aktif transitif

Arti -nge: I) melakukan untuk

Contoh: carik 'can' + ge -' carikge 'carikan' jemor 'jemur' 1-ge -' /emorge 'jemurkan'

2) menyebabkan menjadi ('ontoh:

dudo' 'duduk' #ge -' dudo'ge 'dudukkan' 3) perintah yang berupa permintaan atau menghaluskan penintah

Contoh: tunggu 'nanti' -i-ge -' tungguge 'nantikan'

b. KB + -ge - KK aktif transitif Arti ge-:

I) rnernasukkan Contoh:

pak 'peti' 1-ge -' pakge 'petikan' sarung 'sarong'+ge -' sarungge 'sarongkan'

2) menjadikan Contoh:

kurban 'korban' 1-ge— kurbange 'korbankan'

.c. KS + -ge: KK aktiftransitif Arti -ge:

1) rnenyebabkan menjadi atau kausalif Contoh:

anget 'panas'#ge -' angetge 'panaskan'

Page 97: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

80

2) membuat menjadi Iebih Contoh:

kecit 'kedil' 4-ge -i kecitge 'kedilkan' mirah 'merah'+ ge - mirahge 'merahkan'

3.6 .1 O Fungsi dan Arti -ku a. KB+ -ku -* KB

Arti -ku = kepunyaan aku atau posesif (',ontoh:

kritongen 'sepeda' + ku keritongenku 'sepedaku' kersi 'kursi' + ku -- kersiku 'kursiku'

Bentuk posesif kata ganti orang pertama tunggal saya ialah -ku, tidak pernah aku. Demikian pula halnya saya sebagai obyek selamanya dipakai -ku, bukan aku.

3.6.11 FungsidanArti-ka a. KB+ka — -KB

Arti -ka = kepunyaan dia atau posesif Contoh:

sepatu 'sepatu' + ka -* sepatuka 'sepatunya' piso' 'pisau' + ka -b piso' ka 'pisaunya' dumper 'dompet' + ka -i. dumpetka 'dompetnya' rumah 'rumah' + ka -b rumahka 'rumahnya' uto 'mobil' + ka -- utoka 'mobilnya' pedang 'pedang' + ka -_-+ pedangka 'pedangnya' bilung 'telinga' + ka - bilungka 'telinganya'

3.6.12 Fungsi dan A rti Sisipan (-el-, -em-, -er-) Sisipan tidak niengubah jenis kata dan tidak mempunyai fungsi yang je-

las. Arti sisipan, pada umumnya, ialah untiik menyatakan intensitas dan se-

suatu yang dikerjakan berulang-ulang. Contoh:

-em- + gerar 'getar' -p gemetar 'bergetaran' atau 'rnenggigil'

-el- + ginyar 'sinar' -+ ngelinyar 'bersinar-sinar' -em- + pancang 'pancang' -f ngemancang 'memasang pancang'

Page 98: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

81

3.7 Fungsi dan Arti Perulangan Karena perulangan tidak niengubah jenis kata, fungsinya pun tidak be.

gitu jelas. Di bawah mi diberikan hanya arti perulangan menurut jenis kata dasar suatu kata ulang.

3.7.1 Arri Peru langan Kata Kerja Arti perulangan kata kerja adalah sebagai herikul.

a. Berulang-ularig mcngerjakan Conioh:

PU + mc1u,npat 'melompat' -f rnhmpat- 'melompat.lompat' lu mpat

PU + meringek 'merengek' -+ mringek- merengek-rengek' ringek

b. melakukan dengan santai Contoh

PU + minom 'minum' -k minom-minom 'mjnum-minum' PU+ dudu' 'duduk' -f dudu'-dudu' 'duduk-duduk'

c. menyatakan intensitas Contoh:

PU + ditunggu 'ditunggu' -+ ditunggu-tunggu 'ditunggu.tunggu' d. melemahkan arti

Contoh: PU + nakori menakutj'- 0 nakot-nakoti 'menakut.nakuti'

3.7.2 A rti Peru langan Kata Benda Arti perulangan kata benda berikut mi adalah menyerupai. Contoh:

PU + rumah 'rumah' - rumah-rumah 'rumah-rumahan' PU + uto 'mobil' - uto-uk 'mobil-mobilan'

3.7.3 Arti Pendangan Kata Sifat Arti perulangan kata sifat adalah sebagai berikut:

a. Paling Contoh:

PU + niahal 'mahal' -4 semahal-mahale 'semahal-mahalnya' PU + murah 'murah' -p semurah-murahe 'semurah.murahnya'

Page 99: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

b, inenyatakan intensitas Contoh:

82

PU + ra/in 'rajin' - rajin-rajin PU + lame 'Iarna -f lame-lame

3.7.4 Arti Peru langan Kata Bilangan Arti perulangan kata bilangan adalah sebagai berikut: a. demi

Con toh: PU+ siko 'satu' -f siko-siko' PU + due 'dua' - due-due PU + tige 'tiga' -f tige-tige

'rajin-rajin' 'larna-lama'

'satu-satu' 'dua-dua' 'tiga-tiga'

Page 100: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

BAB IV SINTAKSIS

Struktur fonologi dan struktur inorfologi bahasa Melayu Bangka Se-cara garis besar sudah dipaparkan di dalam Bab 11 dan Bab 111. Dalarn bab mi diberikan struktur sintaksis atau tata kaliinat bahasa mi. Yang dimaksud dengan struktur sintaksis adalah susunan morfem atau kata-kata dalam ujaran yang maknanya lebih besar daripada arti kata-kata itu sendiri.

Pembahasan mengenai sintaksis mi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu (1) jenis kata dan (2) struktur sintaksis. Ujaran yang dipergunakan sebagai contoh tulis di dalam ejaan biasa, yakni ejaan yang disempurnakan yang disesuaikan dengan ejaan yang diusulkan untuk menulis bahasa Melayu Bangka.

4.1 JenisKata

Di dalam pembicaraan tentang morfologi terlihat bahwa imbuhan ber-tindak sebagai alat untuk membentuk kata baru. Imbuhan dapat mengubah jenis suatu kata dasar. Dengan demikian, di dalam memeriksa struktur sin-taksis bahasa Melayu Bangka mi pembicaraan mengenai jenis kata perlu dl-adakan.

Kata-kata dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis kata yang yaitu (a) kata benda, (b) kata kerja, (c) kata sipat, dan (d) kata keterangan. Kata-kata lain di luar keempat jenis kata mi disebut kata struktural, yaitu kata-kata yang biasanya tidak mempunyal arti leksikal dan berguna di dalam pembentukan struktur sintaksis. Setiap jenis kata mempunyai ciri-ciri tertentu di dalam ujaran. Ciri-ciri ml dapat dipakai penentu jenis kata suatu kata. 4.1.1 Kata Benda

Kata benda dapat digabungkan dengan akhiran -1w dan -e 'nya' serta pelV— atau dapat dthubungkan secara langsung dengan kata bilangan. Me-nurut ketentuan itu ada beberapa kata dasar yang sudah merupakan benda.

83

Page 101: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

84

Contoh: burung 'burung' bini 'istri" sungot 'mulut' umah 'runiah' telci 'telur' asu' 'anjing' ma' 'ibu'

Kata benda dapat diketahui rnc1aui seiumlah ciii penentu kata benda, misalnya penentu kata bilangan nierupakan penentu kata benda yang man-tap. Inthuhan pembantu kata benda adalah -ku, -e, clan pen- Contoh:

umahku 'rumahku' pernulak 'pe rnbohong binie 'isterinya' penjerat 'penjerat' penyuruh 'penyuruh' pemaling 'peniating'

Inibuhan lain yang merupakan kata benda ialah ke- Contoh:

kètue 'ketua' ktsane 'kepana' késanin 'ke sana lagi'

a. Kata ganti orang 1) ika' 'orang kedua tunggal' Contoh:

umah ika' 'rumah engkau' 2) ka 'orang kedua janiak' Contoh:

umah ka 'rumah kamu' 3) kite' 'kita' Contoh:

umah kite' 'rumah kit a' 4) kami 'kami' Contoh:

umah kami 'rumah kami'

b. Kata Ganti Penu n/uk ini dan ilu Contoh:

umah in! 'rumali mi' umah 1 'rumah Itu' umah-umgJ, tu 'rumah-rumah itu'

Page 102: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

85

c. Kata Stniktural Kuantitas Contoh:

banyak umah tebakar banyak urang nanam kupi bakarung-karung kupi segale urang Hap urang Islam lebih banyak agi' urang

ci. Kata Stn4ktur Lain

Contoh:

'banyak rumah terbakar' 'banyak orang menanam kopi' 'berkarung-karung kopi' 'semua orang' 'setiap orang Islam' 'lebih banyak lagi orang'

umah laen 'rumah lain'

sape urang laen tu 'siapa orang lain itu'

e. Kata Ganri Mendiri atau Refleksi

Kata ganti mendiri atau refleksi dinyatakan dengan kata sendiri.

Contoh: 1w sendiri 'saya sendiri' ka senliri 'engkau sendiri' ika sendjrj 'kamu (jamak) sendiri' die sendjri 'dia sendiri' kami sendjrj 'kami sendirj' kite sendjrj 'kita sendiri'

Di samping kata ganti orang ada dua kata yang dipakai sebagai peng-ganti kata benda. f. tu 'itu, yang jtu' Contoh:

sape tu yang tu punyeku

g. ni Contoh:

sape ni yang ni punyeku

'siapa itu' 'yang jtu punyaku' 'ii, yang mi'

'siapa mi' 'yang mi punyaku

4.1.2 KataKerja Kata kerja adalah kata-kata yang dapat dijadikan sebagai perintah atau

kata-kata yang berimbuhan me-, di-, be-, ke-, -ken. Menurut ketentuan itu, ada beberapa kata kerja yang berbentuk kata dasar.

Page 103: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

86

Contoh:

ainbi' 'ambil' dudu' 'duduk' kefar 'kejar' tuga' 'panggll' suruh 'suruh'

a. Imbuhan yang merupakan penentu kata kerja ialah sebagai berikut. 1) me- Contoh:

mesiang 'merumput' nunu 'membakar' ngerumput 'merumput' numbu 'menumbuk' mawa' 'membawa' nutu' 'menumbuk' nyerong 'mendorong' nyjpa' 'menyepak' ningo' 'melihat'

2) di- Contoh:

dimakan 'dimakan' diceke' 'dicekik' diringo' 'dikunjungi' dipikul 'dipikul' diterkam 'diterkam' dipelasah '(anak) dipukul'

3) be- Contoh:

betemu 'bertemu' bebunyi 'berbunyi' beume 'berhuma' bepanas 'berpanas'

4) ke- Contoh:

kedengar 'kedengaran' kepanas 'kepanasan' key/an 'kehujanan'

5) -ken Contoh:

polidangken 'lemparkan' kutengken 'potongkan' basuhken 'cucikan' kuce'ken 'kupaskan'

6) te- (di samping bertindak sebagai penentu kata kerja juga menjadi pe. nentu kata sifat).

Page 104: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

87

Contoh: teinja'

'terinjak'

tegantung 'tergantung' teburai

'terural'

b. Kata struktural lah pada perinta i yang merupakan penentu kata kerja. Contoh:

pangku 'lah

'pangkulah'

penyeplah 'simpanlah' simpenlah

'simpanlah'

bacelah 'bacalah'

4.1.3 KataSifat Kata sifat adalah kata yang dapat dijadikan bentuk perbandingan dan

kata yang dapat menempati kedudukan tertentu di dalam ujaran. Berdasar-kan ketentuan itu, kata sifat dapat berwujud kata dasar dan dapat pula ber-wujud kata turunan.

a. Kata Sifat yang Berwu/ud Kata Dasar Kata sifat yang berwujud kata dasar terdiri dari dua suku kata clan jarang

yang terdiri dari satu suku kata.

Contoh:

kayo 'kaya' kutor 'kotor' cikar 'cantik' hat 'buruk' bagus 'bagus'; 'elok' buro' 'buruk' besa' 'besar' raPnai 'ramal' kecit 'kecil' gori' 'senang hati'

b. Kata Sifat yang Berbentuk Kata Turunan Imbuhan yang merupakan penentu kata sifat ialah sebagai berikut. 1) se. ...-e

Contoh: sepacak-pacake 'sedapat-dapatnya' sekecit-kecite 'sekecil-kecilnya' sebesak-besake 'sebesar-besarnya' secikar-cikare 'secantik-cantiknya'

2) te- Contoh:

tekayo 'paling kaya' tetinggi

'tertinggi'

Page 105: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

88

3)se- Contoh:

sebagus 'sebagus' senywnen 'seenak' sekayo 'sekaya' selembi' 'sedingin' sekutor 'sekotor'

Bentuk perbandingan sebagal penentu kata sifat adalah sebagal berikut

1) Bentuk komparatif yang dinyatakan dengan lebih 'lebih' dan dad 'dan-pada'

Contoh:

cikare lebih dari ku. 'Dia lebih cantik daripada saya' Urnahnyaya lebih bagus 'Rumahnya lebth bagus dari umahku. daripada rumahku.' Ba/u 'nyaya lebih 'Bajunya lebih bagus bagus dari ba/u '1w. daripada baju saya.'

2) Bentuk superlatif yang dinyatakan dengan te- 'paling' dan kata depan di antara 'di antara'.

Contoh:

Nyaya tekayu di antara dari urang segale-gale tu. Gunung tu yang tetinggi di an tara gunung-gunung di Sumatra Selatan.

'Dia terkaya di antara mereka itu..' 'Gunung itu yang tertiuggi di antara gunung-gunung di Sumatra Selatan..'

c. Kedudukan Kata Sifat di dalam Ujaran

Kata yang diikuti umon 'bukan main, alangkah' di dalam kalimat meru-pakan kata sifat.

Contoh:

Urang mude tu kayo umon-umon. Jeruk besa' nyang siko' ni masam umon. Sepi umon ari ni. Senang umon hatie.

'Orang muda itu bukan main kayanya.' 'Jeruk yang satu mi bukan main masamnya.' 'Alangkah sepinya hari mi.' 'Alangkah senang hatinya!

Page 106: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

89

d. Kata Keterangan pada Kata Sifat Ada beberapa kata keterangan yang dapat dijadikan penentu kata sifat. Ka-ta keterangan itu dapat menempati kedudukan sesudah dan sebelum kata sifat di dalani ujaran.

1. Kata keterangan pada kedudukan sesudah kata sifal, rnisalnya: (a) umon 'benar' Contoh:

panas umon 'panas benar' lw tor umon 'kotor benar' payah umon 'payah benar'

(b) sikit 'agak' Contoh:

merah sikit 'agak merah' ma/u sikit 'agak niaju'

2. kata keterangan pada kedudukan sebelum kata sWat, misalnya (a) paling 'paling' Contoh:

paling gan cang 'paling cepat' (b) da' 'kurang' Contoh:

da' luas 'kurang luas' dasihat 'kurang sehat'

4.1 .4 Kata Keterangan

Kata keterangan dapat menempati posisi akhir dan posisi awal ujaran dengan mempergunakan frase terang umon 'secara jelas'

Contoh:

I) agi' Uang tu ngisahken kisahc sekali agi.' 'lagi' 'Orang itu menceritakan ceritanya sekali lagi.'

2) di sini' Urang tu ngisahken kisahe di sini.' 'di sini' 'Orang itu menceritakan ceritanya di sini.'

3) pelan Die nyupir pelan. (Nya nyupir pelan). 'pelan' 'Dia menjalankan mobil pelan.'

4) terang umon Terang umon die ngisah kisahe. 'secara jelas' 'Secara jelas dia mengisahkan kisahnya.'

Page 107: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

90

Tingkal perbandingan kata keterangan adalah: 1) komparatif

Contoh: lambat nue 'lebih pelan' terang nue 'lebth jelas'

2) superlatif Contoh:

selambete 'paling lambat' sejelase 'paling jelas' set erange 'paling terang'

Ada kata keterangan yang disebut kata keterangan pengganti. Ada sejumlah kata yang berlaku sebagai pengganti kata keterangan dalam konteks kebaha-saan langsung. Kata-kata seperti mi disebut kata keterangan pengganti, misal-nya sebagai berikut mi. 1) waktu tu 'waktu it u'

Contoh: Ku da'ngadirirapat tu kemaren, 'Aku tidak menghadiri rapat jtu kemarin kerne anakku sakit waktu tu. karena anakku sakit waktu itu.'

Termasuk ke dalam kelompok waktu tu adalah: ari ni 'han mi' saben an 'tiap han' saben pagi 'tiap pagi' kadang-kadang 'kadang-kadang' fareng-jareng 'sekali-sekali'

2) ke sanin 'ke sana (untuk jauh)' Contoh:

Ku ne'gi ke l47imbang kerngku lum suah ke sanin. 'Aku hendak pergi ke Palembang karena aku belum pernah ke sana'

Termasuk ke dalam kelompok ke sanin adalah di lUG! 'di luar' ngendu hi' 'mendahului' di dalem 'di dalam' melakang 'membelakang'

3) macem tu 'seperti itu' Contoh:

Die nyalanken mobil cepet, ku da' paca' macem tu.

Page 108: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

91

'Dia menjalankan mobil cepat, aku belum dapat menjalankan mobil se-perti itu.'

4.2 Struktur Sintaksis Struktur sintaksis dasar dapat dibagi atas empat kelompok: (a) struktur

modifikasi. (b) struktur predikasi, (c) struktur komplementasi, dan (d) struk-tur koordinasi, Di bawah mi setiap struktur itu akan diberikan secara garis be-sarnya saja.

4.2.1 Struktur Modifikasi Yang dimaksud dengan struktur modifikasi adalah struktur yang koni-

ponen-komponennya terdiri atas kata yang diterangkan dan kata yang mene-rangkan. Di dalam bahasa Melayu Bangka, kata yang diterangkan hampir se-lamanya terletak di depan, sebelum kata yang menerangkan. Contoh:

urang miskin 'orang miskin' meraning union 'niarah benar' tukang kayu 'tukang kayu' dayang cl/car 'gadis cantik'

Kata yang menerangkan berfungsi untuk memperjelas, memperluas, me-milih, membedakan, mengubah, memerikan, atau dengan kata lain mempe-ngaruhi arti kata yang diterangkan.

Menurut jenis kata-kata yang diterangkan, struktur niodifikasi dapat di-kelompokkkan ke dalam empat golongan.

a. Kata Benda sebagai Kata yang Diterangkan (1) Kata benda + kata benda

Contoh: ana'lurah 'anak Lurah' ana'pa'su 'anak paman bungsu' ana'pa'wo 'anak paman tua' ana'paman 'anak paman'

(2) Kata benda + kata kerja Contoh: bi/or rebus ubi tunu jagungtunu kacang gu reng

'ubi jalar rebus' 'ubi kayu bakar' 'jagung bakar' 'kacang goreng'

Page 109: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

92

(3) Kata benda + kata sjfat Contoh:

bijor mfrah umah besa' urang tue' kawat alus

'ubi jalar rnerah' 'rurnah besar' 'orang tua' 'kawat halus'

(4) Kata benda + kata keterangan Contoh:

hawa luar 'udara di luar' Bangka'jaman lu 'Bangka zaman dahulu' gawe sudah fli 'pekerjaan sesudah mi'

(5) Kata benda + kata depan atau frase kata depan Contoh:

urang dimes/id tu 'orang di mesjid itu' gawe untuk nyiang kebon ni 'pekerjaan untuk menyiangi kebun mi'

Menurut struktur rnorferniknya kata depan dapat dibagi atas enipat jenis, yaitu sebagai berikut.

(a) Kata depan sederhana dengan satu morfern Contoh:

di 'di' ke 'dengan' sampai 'sampai' sela' 'di antara' ke 'ke' mumpung 'mumpung'

(b) Kata depan dengan dua morfem Contoh:

selame 'selarna' ke bawah 'ke bawah' katas 'ke atas' sepanjang 'sepanjang'

(c) Kata depan majemuk Contoh:

/auh dan' 'jauh dan' di dalem 'di dalam'

b. Kata Kerja sebagai Kata yang Diterangkan (1) Kata kerja + kata kerja

Page 110: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

93

Contoh: duduk ngelamun 'duduk melamun' makan berdiri' 'makan berdiri'

(2) Kata kerja + kata keterangan Contoh:

begawe kuat 'bekerja keras' begawe flue-flue 'bekerja sempurna'

(3) Kata kerja + kata depan Contoh:

datang ke ni' 'datang ke sini' nangkep ikan di sanin 'menangkap ikan di sana'

(4) Kata keterangan + kata kerja Contoh:

farang ngomong 'jarang berbicara' gala' dateng 'sering datang'

c. Kata Sifat sebagai Kata yang Disempurnakan

(1) Kata sifat + kata benda Contoh:

biru laut 'biru laut' kuning ae' 'kuning gading'

(2) Kata sifat + kata kerja Contoh:

paca'bebula' 'pintar menipu' seneng diiat enak dilthat'

(3) Kata sifat + kata keterangan Contoli:

bagus umon 'bagus benar' mirah umon 'nierah benar' tue umon 'tua benar'

(4) Kata keterangan + kata sifat Contoh:

lum tekenal 'belum terkenal'

Page 111: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

n.

(5) Kata sifat + frase kata depan Contoh:

bae' ke' sape ge 'balk dengan siapa saja' lebih dari biasee 'lebih dari biasanya'

d. Kata Keterangan sebagai Kata yang Diterangkan Contoh:

sekali agi' dak agi' gala' ke sane sungkan umon

4.2.2 Stn4ktur Predikasi

'sekali lagi' 'tidaic lagi' 'gemar ke sana' 'enggan benar'

Struktur predikasi adalah struktur yang subjek dan predikatnya meru• pakan unsur langsung, yang susunannya adalah subyek + predikat, kadang-kadang predikat + subyek. Seinua jenis kata dapat menjadi predikat di dalam bahasa Melayu Bangka. Oleh karena itu, struktur predikasi dapat dibagi-bagi menurut predikatnya.

a. Kata Ker/a sebagai Predikat

Kata kerja dapat berbentuk (a) intransitif dan (b) transitif

(1) Kata Keija Intransitif Kata kerja intransitif terbagi dua, yaitu kata kerja intransitif dalam bentuk kata dasar dan kata kerja intransitif dalarn bentuk kata tu-runan.

(a) Kala kerja intransitif dalain bentuk kata dasar Contoh:

Die lalu 'Dia lewat' Die dudok 'Dia duduk'

(b) Kata kerja intransitif berbentuk kata turunan Contoh:

Die bediang 'Dia berdiang' Die muet 'Dia membentuk' Die terkejut 'Dia terkejut'

Page 112: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

95

(c) Kata keterangan + kata kerja intransitif Contoh: Die lum tidu' 'Dia belum tidur' Die lah tidu' 'Dia sudah tidur' Die tengah tidu' 'Dia sedang tidur' Die arus tidu' 'Dia mesti tidur'

(2) Kata Kerja Transitif

(a) Kata kerja transitif berbentuk kata dasar dalam bahasa Melayu Bangka umumnya dipakai di dalam bentuk perintah (impera-tifl, seperti: bawe' Bawe' ni ke belakang! 'bawa' 'Bawa mi ke belakang!' ambi' Ambi' ae' kulam tu! 'ambi!' 'Ambil air kolam itu!'

(b) Kata kerja transitif b erbentuk kata turunan Contoh: Die ngelipat kaen 'Dia melipat kain.' Duri term/ak die Turi terinjak oleh dia.' Die nuangken ae' tu 'Dia mencurahkan air itu.' Die manggi! kite 'Dia mengundang kita.' Die mangonken adik

'Dia membangunkan adik.' Die melasa 'anake 'Dia memukul anaknya.'

(c) Kata kerja bentuk aktif intransitif dan transitif tanpa perubah-an, misalnya:

Kami tngah mesiang. kebun. Kami te'ngah maco!.

Kami te'ngah maw!

Kami t&igah maw! kebun.

'Karni sedang merumput' (in-transitif) 'Kami sedang merumput ke-bun' (transitif) 'Kami sedang mencangkul' (in-transitif) 'Kami sedang men cangkul ke-bun' (transitif).

Page 113: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

96

(d) Kata kerja bentuk pasif Contoh: Die kuajar nulis. Kebun têngah dipaculAli. Kebun téngah kupacul.

'Dia saya ajari rnenulis' 'Kebun sedang dicangkuli All' 'Kebun sedang saya cangiculi'

Predikat yang buk.an Kata Ker/a Predikat yang bukan kata kerja adalah seperti berikut mi. (1) Kata benda sebagai predikat

Contoh: Die tukang kayu 'Dia tukang kayu' Die pe'dagang 'Dia pedagang' Die pa'gawai 'Dia buruh/pegawai'

(2) Kata sifat sebagai predikat Contoh:

Buah sahang tu rnirah. 'Buah lada itu merah' Kolong tu bsa' 'Kolam itu besar' Kolong tu baru. 'Kolam itu baru' Ba/u' tu baru. 'Baju itu baru'

(3) Kata keterangan sebagai predikat Contoh:

Ku agi 'Saya lagi.' Ika' kela' dulu. 'Karnu nanti dulu.'

(4) Kata struktural sebagai predikat Contoh:

Tu die. 'Itu dia' Die di atas. 'Dia di atas' Die k atas. 'Dia ke at as' Die dari atas. 'Dia dari atas' Die ke situ, ku ke sini. 'Dia ke situ, aku ke sini' Kakie empat 'Kakinya empat'

c. Subjek Subjek dapat terdiri dari hal-hal benikut mi. I) Kata benda atau struktur niodifikasi dengan kata benda sebagai intinya

menjadi subyek. Contoh: Manusia makn. 'Manusia makan' Arilah berubah. 'Hari sudah berubah'

Page 114: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

97

Sungai tu da' suah kering. 'Sungai itu tidak pernah kering'

2) Kata kerja sebagai subyck Contoh:

Ngerukok terus da' bi. 'Merokok tenis tidak baik' Makan ban yak ige' 'Makan terlalu banyak sakit perut. sakit perut' Begawe di kbun sahang la/i jadi 'Bekerja di kebun lada menjadi angen-angenku benar. angan-anganku henar'

3) Kata sifat atau struktur modifikasi dengan kata sifat sebagai intinya menjadi suhyek Contoh:

Sara kini' 'Sulit sekarang Bi'ke' urang ngantung di' 'Berbuat baik kepada orang yang sendiri. menguntungkan kita sendiri'

4) Kata keterangan atau struktur modifikasi dengan kata keterangan se- bagai intinya nienjadi subyek. Con toh

Dulu senang. 'Dahulu senang'. Kini'sara. 'Sekarang susah'.

5) Kata struktural sebagai subjek ('ontoh:

Due genap, siko 'gait/il. 'Dua genap, satu ganjil' Tu babi utan. Itu babi hutan' Ku mesiang kebun. 'Saya menyiangi kebun' Kanii ngawi kebun. 'Katni menggarap kebun'

6) Struktur komplementasi sebagal subyek Contoh:

Ngesat rezeki sara 'Mencari rezeki susah zaman fli.' zaman mi' Nyupir mobil payah. 'Menjalankan mobil sukar'

7) Struktur kordinasi sbagai subyek Contoh:

Kaen ba/u'ke makan minom 'Sandang dan pangan perlu ke kite perlu bagi kita'

8) Struktur predikasi (dalam tata bahasa tradisional disebut anak kalimat sebagai subyek.

Page 115: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

98

Contoh: Yang penting arus didulu.'

'Yang penting harus didahulukan.'

Ape yang digawe rang tu 'Apa yang dikerjakan orang itu lum terang bagi kami. belum jelas bagi kami.'

4.2.3 Stniktur Komplementasi Struktur komplementasi adalah struktur yang unsur langsungnya adalah

unsur-unsur kata kerja dan komplemen atau pelengkap. Contoh:

Die ngi/ar babi utan. 'Dia mengejar babi hutan.' Struktur yang lainnya adalah sebagai berikut:

a. Kata Ker/a Penghu bung sebagai Predikat dalam Stnikiur Kornplementasj. Contoh:

Urang tu langsung meraning. 'Orang itu lantas marah.' Urang tu jadi meraning. 'Orang itu menjadi marah.' Urang tu keliate meraning. 'Orang itu tampaknya marah.'

b. Kata Kerja Transisi sebagai Predikat dalam Struktur Komplementasi. Contoh:

Nekku bekebun di tanah tu. 'Nenekku berkebun di tanah itu.' Umahe lah tejual. 'Rumahnya sudah terjual.'

Penanda formal kata kerja penghubung, kata kerja transitif, dan kata kerja intransitif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) kata kerja penghubung mempunyai komplemen, tetapi tidak mempunyai bentuk pasif;

2) kata kerja intransitif tidak mempunyai komplemen dan tidak mempunyai bentuk pasif;

3) kata kerja transitif mempunyai komplemen dan bentuk pasif.

Komplemen kata kerja penghubung dinamakan komplemen subjektif, se- dangkan komplemen kata kerja transitif disebut komplemen objektif.

c. Komplemen Su bjektif sebagai Predikat (1) Kata benda sebagai komplemen subjektif

Contoh:

Anakejadi guru. 'Anak menjadi guru' Apiak pamane jadi 'Anak pamannya meRjadi tentara. tentara.'

Page 116: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

99

(2) Kata kerja sebagai komplernen subjektif Contoh:

Die ade nyimpan duir. 'Dia ada menyimpan uang.' (3) Kata sifat sebagai komplemen subjektif

Contoh: Urang tu keliate sakit atau 'Orang itu kelihatannya sakit.' Urang ya keliate sakit.

(4) Kata keterangan sebagai komplemen subjektif Contoh:

Die ade kemaren 'Dia ada kemarin.' (5) Frase kata depan sebagai komplemen subjektif

Contoh: Die add di sand. 'Dia ada di sana.'

d. Objek Langsung

Bila komplemen kata kerja transit if terdiri dari satu objek, balk satu kata maupun satu struktur yang kompleks, objek mi dinamakan objek lang-sung. Perinciannya adalah sebagai berikut.

(1) Kata benda sebagai objek Iangsung Contoh:

Did mdli pemadn. 'Dia membeli mainan.' (2) Kata ganti sebagai objek langsung

Contoh: Ku ningo 'die. 'Aku meithat dia.'

(3) Kata struktural sebagai objek langsung Contoh:

Kami makan siko due. 'Kami makan satu, dua.' (4) Kata kerja sebagai objek Iangsung

Contoh: Die manggil makdn. 'Dia mengundang makan.' Die dipanggil makdn. 'Dia diundang makan.' Did kuliat makdn. 'Dia kulihat makan.' Die' gala' gi. 'Dia suka bepergian.'

(5) Struktur modifiksi sebagal objek langsung Contoh:

Kami ngeliat gambar bagus 'Kami melihat gambar bagus di rumah lurah. di rumah Iurah.'

Page 117: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

100

(6) Struktur kordinasi sebagai objek langsung Contoh:

Pengantén baru perlu umah 'Pengantin baru memerlukan ke 'kebun. runiah dan kebun.'

(7) Struktur komplementasi sebagai objek langsung Contoh:

Die maksud ngesat duit. 'Dia berniat mencari uang.' (8) Struktur predikasi sebagai objek !angsung

Contoh: Ayah nyuruh urang ngawe 'Ayah rnenyuruh orang kebun. menggarapt kebun.' Ku lah tau die' ad p'ya. 'Sudah kuketahui dia ada

disini.' e. Objek rak Langng.

Bila komplemen yang terdapat pada struktur komplemen merupakan kata kerja transitif dengan dua objek, inaka satu di antaranya selalu menjadi objek langsung dan yang lain adalah objek tak langsung atau objek koin-plemen objektif. Komplemen di sini merupakan bagian dari kata kerja transitif. Perinciannya sebagal berikut:

(I) Kata benda sebagai objek tak langsung Contoh:

Die meri'ana'e permaen. 'Dia niembenikan anaknya mainan.'

(2) Kata ganti sebagai objek tak langsung Contoh:

Die m1ik'ku kasut. 'Dia niembelikan saya sandal:

(3) Struktur modifikasi sebagai objek tak langsung Contoh:

Die men 'ana' urangmiskin tu 'Dia memberi anak orang miskin itu nasi' sepiring. nasi sepiring'

(4) Struktur kordinasi sebagai objek tak Iangsung Contoh:

Die rneri'ayàh ke'rna' 'Dia memberi ayah dan ibunya selimot mirah. seilmut merah.'

Page 118: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

101

f. Komplemen Objektif

Ciri-ciri komplemen objektif adalah sebagai berikut. 1) Dalam kalimat aktif komplemen obyektif selalu ada bersama-sama de-

ngan objek langsung sebagai bagian dari objek yang kompleks. 2) Dalam komplemen-komplemen seperti mi kompelemen objektif ter.

letak sesudah objek langsung. 3) Arti strukturalnya sama dengan anti struktural objek langsung walaupun

jenis katanya tidak sama. 4) Bila unsur kata kerja yang terdapat di dalam komplemen-komplemen

semacam mi diubah menjadi bentuk päsif, maka objek Iangsung dapat dijadikan subjek. Perincian selanjutnya adalah sebagai berikut.

(a) Kata benda sebagai komplemen objektif Contoh: Kami men' name ana' kami 'Kanii nainakan anak kami Au. All.'

(b) •Kata kerja sebagai komplemen objektif Contoh: Ku manggil urang untuk 'Saya rnernanggil orang (untuk) macui. mencangkul.'

(c) Kata sifat sebagai komplemen objektif Contoh: Diéngécét umah tu 'Dia niengecat rurnah itu dengan i/au. warnahijau.' Kamibetemu k'die sendini. 'Kami menemukan dia sendirian.'

(d) Kompleinen subjektif sebagai koniplernen objektif Contoh: Kamimiieh die /adi 'Kami ineinilih dia !nenjadi lurali. lurah.' Gubernur ngangkat diet jadi 'Gubernur mengangkat dia menjadi bupati. bupati.

4.2.4 Stnktur Koordinasi

Struktur koordinasi terdiri dari dua unit atau Iebih yang setara secara sintaksis dan digabung dalarn suatu struktur yang berfungsi sebagai suatu unit. Struktur koordinasi ditandai dengan kata-kata berikut.

ke' 'dengan ukan... cumen 'bukan.. saja' tez'api 'tetapi' 'tapi. .. uli' 'tapi . . . pula'

Page 119: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

102

u/can 'bukan' bi'. . . atau "balk ... maupun.' atau 'atau' makin... makfn 'makin . . . makin'

a. KoordinasiSub/ek Contoh:

Ma' ke' ba' begawe di kebun. 'Ibu dan ayah bekerja di kebun.'

b. Koordinasi Predikat Contoh:

Die begawe ké' tidu'di kebun tulah. 'Dia bekerja dan tidur di kebun itulah.'

c. Koordinasi Obyek Contoh:

Die meli ba/u k' sepatu di pasar 'Dia membeli baju dan sepatu di pasar.' Die meli adi' ke" kakae andu' bagus. 'Dia membelikan adik dan kakaknya handuk bagus.'

d. Stnsktur Koordinasi Eliptik Contoh:

Ku perlu kicap manis ukan kicap masin. 'Aku nietnerlukan kecap yang manis dan bukan yang asin.' Ku ngambi' ba/u' tangan pan/ang, ukan tangan pendek 'Aku mengambil baju lengan panjang, bukan lengan pendek.' 'Ku perlu topi nyang mirah, ukan nyang i/au. 'Aku perlu topi yang merah, bukan yang hijau.' Dayang tu cikar ké' pintêr. 'Gadis itu cantik lagi pintar.' Die nyuruh Ali jam tig, dan Usman /am dud. 'Dia menyuruh Ali pukul tiga, sedangkan Usman pukul dua.' Ba' ngece't umah ke ' ch i/au, dan toko cét putih. 'Ayah mencat rumah dengan cat hijau, sedangkan toko dengan cat putth.' Umah dicet ba' i/au, dan toko purl/i. 'Rumah dicat ayah dengan warna hijau, sedangkan toko dengan warna putih.'

e. Struktur Koordinasi Terpisah Contoh:

Dari mati alung die makan bangkai. 'Daripada mati lebih baik dia inakan bangkai.'

Page 120: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

103

Dari nyerah ke ' Belande ahazg mati. 'Danpada menyerah kepada Belanda lebth balk mati.'

f. Stn,ktur Koordinasi Korelatif Contoh:

Yang kupanggil ukan guru, tapi kepala' sekulah. 'Yang kupanggil bukanlah guru, tetapi kepala sekolah.' Ape die pin ter umon, atau gile ne? 'Apakah dia itu cerdik benar, atau gila betul?' Die manggil segald urang, kay miskin. 'Dia mengundang semua orang, kaya miskin'

4.3 Kalimat Kalimat adalah tuturan yang diakhiri intonasi akhir tuturan. Kalimat di

dalam bahasa Melayu Bangka dapat dikelompokkan ke dalam tigajenis, yaitu (1) kalimat situasi, (2) kalimat urut, dan (3) kalimatjawaban.

4.3 .1 Kgyjjmat Situasi Kalimat situasi adalah kalimat yang memulai percakapan dan yang ben-

tuknya sangat beraneka ragam, terutama sebagai jawaban terhadap dua faktor nonlinguistik, berupa (1) situasi atau konteks nonlinguistik yang mengandung kalimat itu dan (2) sifat jawaban yang dllnginkan dan pihak lain dalam per-cakapan. Pembagiannya sebagal berikut.

a. Kalimat Salam atau Tegur Sapa Kalimat tegur sapa atau kalimat salam mi berupa sapaan, atau ucapan sa-lam kepada orang. Contoh:

Ei, ape kabar? 'Hai, apa kabar?' b. Kalimat Panggilan atau Sebu tan

Kalimat Panggilan atau Sebutan, adalah kalimat yang menggunakan kata seru, Contoh:

Ei, bung. 'Hal, Hung!' Ri, cu 'Hai, Cucu!' Ri, na' 'Hal, keponakan atau nak!' Ei,ma' 'Hai, Bu!' Ei,pa' 'Hai, Pak!'

Page 121: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

104

El, Pa' Bupati 'Hal, Pak Bupati!'

c. KalimatSefli Kalimat seru adalah kalimat yang mengandung seruan atau perasaan hati-nya. Contoh:

Wiu, baguse. 'Ambol, alangkah bagusnya!'

Bangsat! 'Bangsat!' Adui ma, sakete 'Aduh Mak, alangkah sakitnya!'

d. Kalimat Berita Kaliniat berita dalam kalimat situasi kebanyakan diikutf oleh kontur

intonasi akhir kalimat yang menurun dengan pola-pola struktural sebagai berikut:

(1) memberikan keterangan kepada kalimat Contoh: Nue' umon dü ngambi' tu. 'Sungguh benar dia mengambil itu'

(2) berupa kalimat situasi minim Contoh: sampai di ni'jadilah. 'Sampai di sini saja' Jadilah untu 'sari ni. 'Cukuplah untuk hari mi' Keliate ke'u/an. 'Kelthatannya akan hujan'

C. Kalimat Perintah Kalimat situasi bentuk perintah biasanya terdini dari salah satu struktur

yang seperti tertera berikut mi dengan pola intonasi yang menandai kalimat perintah. (1) Satu kata kerja dengan atau tanpa kata ajakan

Con toh: Gi! 'Pergi' Yo kite gi. 'Ayoh kita pergil' Yo makan! Man ,nak.an!' Yo masu'. 'Marl masuk!'

(2) Struktur komptementasi. Contoh: Jangan dipadah ké' die! 'Jangan beri tahu kepada dia!' Jangan suruh die ke sanin! 'Jangan suruh dja ke sana!' Tulungambi'periu' tu. 'Tolong ambilkan peniuk itu!'

Page 122: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

105

(3) Struktur modifikasi Contoh: Mulailah begawe da' usah 'Mulailah bekerja, tidak usah perlu nunggu ku! menunggu aku!' Cepatlahja!an itu! 'Cepatlah berjalan!'

(4) Struktur koordinasi Conloh: Atau begawelah kuat-kuat atau 'Atau bekerjalah keras-keras atau gilah cepat-cepat darini'! pergilah cepat-cepat dari sini!' Datanglah, k' mampir k umah!'Datanglah, lalu mampinlah ke rumah!' Nginep k' vnakan di ni!' 'Menginaplah dan makan di sini!' Atau ika 7ah nyang nasa', 'Atau kaulah yang masak, atau aku atau ku bai! saja!'

(5) Struktur predikasi Contoh: Ka pulanglah lu 'I 'Kamu pulanglah dulu!' Segale ika' berenti ngomong! 'Semua kamu berhentilah

bicara!' (6) Struktur predikasi yang tidak lengkap

Contoh: Mane kartu pendudu' 'Mana kartu penduduk!' Mane karcis! 'Mana karcis!' Mana duite! 'Mana uangnya?'

d. Kalimat Tanya Kalimat situasi dalam bentuk kalimat tanya ditandai oleh (a) kontur

intonasi akhir kaliniat menaik dan (b) adanya kata tanya di awal. di tengah, atau di akhjr kalimat. Benikut mi adalah kalimat tanya dalam macam-macam intonasi.

(1) Kaliinat tanya dalam struktur predikasi Contoh: La/i datang lum dth? 'Sudah datangkah dia?' Ikutda'ika?' 'Ikutkahkamu?' Ap die la/i bebini? 'Apakah dia sudah beristni?'

(2) Kalimnat tanya dalam struktur lain terdiri dari satu kata yang diucapkan dengan suara naik

Page 123: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

106

Contoh: Die?

'Dia?' Sebile agi?'

'Kapan lagi?'

(3) Kalimat tanya dengan kata tanya tanpa inversi sebagai berikut.

(a) Kalimat tanya dengan kata tanya sederhana Contoh: Sebilé ika 'datang? 'Kapan karnu datang?' Di mane dicbgawe? 'Di mana dia bekerja?' Macam mane indeê? 'Bagaimana rupanya?' Ngapé diënangis? 'Mengapa dia menangis?' Berapëana'ê? 'Berapakah anaknya?' Nyang mane ma'e? 'Yang inanakah ibunva?'

(b) Kalimat tanya dengan kata ganti tanya dengan atau tanpa inversi Contoh: Sapé tu? Sapë nganggu ika'? Sapê ika 'ganggu?

Parang lingkung sape ni'? Punye sape piso' ni'?' Ké 'sapé dii ngirim surat? Ki 'sapé dii ke Mekah? Dan sapi dii tan k' tu? Ika' suruh ngambi 'sape die? Ape nyag muat ka sedih? Ap9 nyang nyusahkan ika'? Ape katanam kini 'e? Nanam ape die kini 'e?' Tamb' apldipakaie? Naek ape die ke Jawe?' Ké' ape begawe' kuat-kuat? Ke" ape atap tu di buat? Tebuat dari apé'atap tu? Ika'suruh meli ape die?

'Siapa itu?' 'Siapa mengganggu kamu?' 'Siapa kamu ganggu?'

'Sabit siapa mi?' 'Punya siapa pisau mi?' 'Kepada siapa dia mengirim surat?' 'Dengan siapa dia ke Mekah?' Tari siapa dia tahu akan hal itu?' 'Kamu suruh menjemput siapa dia?' 'Apa yang menyedthkanmu?' 'Apa yang menyusahkanmu?' 'Apa kau tanam sekarang?' 'Menanam apakah dia waktu mi?' 'Pupuk apakah yang dipakainya?' 'Naik apakah dia ke Jawa?' 'Untuk apakah bekerja keras-keras?' 'Untuk apakah atap itu dibuat?' 'Terbuat dari apa atap itu?' 'Kamu suruh membeli apa dia?'

(c) Pertanyaan dengan kata tanya dalam struktur predikasi tak leng-kap.

Page 124: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

107

Contoh: Ape'? 'Apa?' 'Ape' agi'? 'Apa lagi?' Sape? 'Siapa?' Dari mane'? 'Darimana?' Berape? 'Berapa?' Ngapè? 'Mengapa?' Ke mans? 'Ke mana?' Mane'? 'Mana?' Di mane? 'Di rnana?' Mace'm mane? 'Bagaimana?' Ke'ap? 'Dengan apa?' Berapa banya?'Berapa banyak?' Tudung sapé? 'Topi siapa?'

f, Klausa Terikat

Klausa terikat adalah struktur yang berbentuk kalimat berita. Pada da-sarnya berbentuk predikasi tetapi mempunyai kontur intonasi akhir kabmat dan berfungsi sebagai pembatas, sebagai subyek, atau komplemen.

Kebanyakan klausa terikat mi diawali dengan kata struktural yang Ia-zim dinamakaii kata sambung, yaitu kata sambung sederhana dan kata ganti relatif.

(1) Kata Sambung Sederhana Kata sambung sederhana dalam bahasa Melayu Bangka adalah sebagai berikut: Contoh: sudêh -p Sudéh kami makan kami gi. 'sudah' - 'Sesudah kami makan, karni pergi.' biar -* Biar ari u/an, die' datang. 'meskipun' 'Meskipun hari hujan, dia datang.' waktu -* Waktu die agi' kecit, die' lah di ni' 'ketika' : 'Ketika dia masih kecil, dia sudah di sini' macem ru -f Macem tu mobil datang, kami berangkar' 'begitu' - 'Begitu mobil datang, kami berangkat' macam - Dth ngaroh macam direr/cern macan. 'sepenti' -p Dia menjenit seperti diterkam macan.' kéné - Ke'ne ari u/an, die' da' datang. 'karena' -p 'Karena hari hujan, dia tak datang.' him - Lum datang Jepang, kami lah nanam kupi. 'sebelum' -p 'Sebelum Jepang datang, kami sudah menanam kopi.' nyoroh -p Die makai tambak nyoroh tanamane subur. 'supaya' - 'Dia memakai pupuk supaya tanamannya subur.'

Page 125: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

108

sekir( -f Seki4 ku beduit, ku meli mobil. 'seandainya' 'Seandainya saya beruang, saya membeli mobil' Siflggê -+ Dii ma/can singge'sakit perutc 'sehingga' -p 'Dia makan sehingga sakit perutnya men -f Ku tau men di datang. 'bahwa' - 'Saya tahu bahwa dia datang.' sebilë -* Ku da' tau sebili dii datang. 'bila' -+ 'Saya tidak tahu bila dia datang.' men - Ku na' mLnjemken ka duit mon ku ade duit. 'selagi' -k 'Saya mau meminjami kau uang selagi saya mempunyai

uang' ngape -+ Ku da' tau ngape di~e nangis. 'mengapa' -k 'Aku tidak tahu mengapa dia menangis'.

(2) Klausa Terikat sebagai Pembatas

Klausa terikat sebagai pembatas adalah sebagal berikut. (a) Kata benda sebagai kata yang diterangkan

Contoh: Kami dapai kabar ke" dii lah nai' pangkat. 'Kanji rnendapat berita bahwa dia sudah naik pangkat' Kabar die' lah puking nyinangkn ati farnili. 'Berita dia sudah pulang menyenangkan hati sanak famili'

(b) Kata kerja sebagai kata yang ditcrangkan Contoh: Die datang sude'h kami berangkat. 'Dia datang sesudah kami berangkat.' Ku ne'ikut ke manibai'kagi. 'Aku akan ikut ke rnana saja kau pergi.'

(c) Kata sifat sebagai kata yang diterangkan Contoh: Tingkahé'kinie bi'me'n dari tingkah dulue. 'Perangainya sekarang lebih balk daripada perangainya dulu'

(d) Kata keterangan sebagai kata yang diterangkan Contoh: Die lumpar cepat umon sanggi da' tekejar ke" ku. 'Dia berlari cepat benar sehinggatak terkejar olehku.' Die datang lebih cepat dan nyang kami duge 'Dia sampai lebth cepat daripada yang kami duga.'

Page 126: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

109

(e) Struktur modifikasi berintikan kata kerja sebagai kata yang dite-rangkan Contoh: Die'gi kumd sébélum kami bangun. 'Dia pergi ke huma sebelum kami bangun' Penonton nunggu dengan sabar sam pal kisah abis 'Penonton menunggu dengan sabar sampai ceritanya habis.'

(f) Struktur komplementasi sebagai kata yang diterangkan Contoh: Die nyupfr mubil macam dike/ar antu. 'Dia menjalankan mobil seperti dikejar hantu

(3) Klausa Relatif

Jika dibandingkan, ada perbedaan antara klausa relatif dengan klausa terikat karena kata ganti relatif tidak hanya menjadi kata sam-bung, tetapi juga mempunyai fungsi struktural di dalam kalimat. Berikut mi adalah kata ganti relatif. nyang -+ Urang laki nyang umahe di pasar tu paca' nyanyi. 'yang' 'Orang laki-laki yang rumahnya di pasar itu pandai

bernyanyi.' Urang bini nyang datang kemarén gala' nulung kami. 'Perempuan yang datang kemarin sering menolong kami.' Urang nyang datang kemaré'n gala' nulung kami. 'Orang yang datang kemarin sering menolong kami!.' Urang nyang ika 'liar kèmarn lah gi. 'Orang yang kamu lihat kemarin sudah pergi.' Nyang lah disimpe'n jangan dibe"Ianjékén. 'Yang sudah disimpan jangan dibelanjakan.' Kami nyualken nyang lah bersih. 'Kami menjual yang telah bersih.' Gaweke nyang bi'-bi' bale. 'Kerjakan yang baik-baik saja.' Na' kami makan ségale' nyang disidiJken, 'Akan kaini makan semua yang dthidangkan.'

saps -_ Saps ra/in, idup se'nang. 'Siapa' 'Siapa rajin, hidup snang.'

Sape beibadat masu' surge'. 'Siapa beribadat masuk surga.'

Page 127: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

110

Kami cia' tau sap; manggile' 'Kami tidak tahu siapa yang memanggilnya.'

ape _+ Ku da' tau apes nyang k' digawe. 'apa' 'Aku tidak tahu apa yang hendak dikerjakan!' sebile -* Kami da' tau sebile' die datang. 'bila' 'Kami tidak tahu bila dia datang (sampai).'

Kamida' tau sebile' die' pulang. 'Kami tidak tahu bila dia pulang.'

ke mane —ilCamj lum tau ke mans nanamkaen jagyng tu.' 'ke mana' 'Kami belum tahu ke manamenanamkanjagung itu!'

Kami lum tau ke mang sebai'e nanamken bqor ni. 'Kami belum tahu ke mana sebaiknya menanamkan ubi jalar mi.'

di mans -+ Kami tau di mane' die kin! 'e 'di mana' 'Kami tahu di mana dia sekarang.' waktu —Anakku nyang tu lahir waktu Jepang datang. 'ketika' 'Anak saya yang paling tua lahir ketika Jepang datang'

(4) Klausa Terikat sebagai Subyek Klausa terikat sebagai subjek adalah sebagai berikut mi. Contoh: Nyang die tu aiim lah rekenal. 'Bahwa dia itu aiim sudah terkenal.' Di mane' die' kini 'e karni luni tau. 'Di mana dia sekarang, kami belum tahu.' Me"n ka sakit da' usah datang. 'Jika engkau sakit tidak usah datang.' Sape' nebang batang kuini tu ku da' tau. 'Siapa yang menebang batang kuini itu aku tidak tahu.' Sap nyang datang dulu' mukek pintu. 'Siapa yang datang dahulu membukakan pintu.' Ape bai nyang ka omongke'n da' begun k' ku. 'Apa saja yang kaukatakan tidak berguna bagiku!'

(5) Klausa Terikat sebagat Komplemen Berikut mi kami berikan contoli kiausa terikat sebagai komplemen. (a) Objek Iangsung sebagai kompiemen

Contoh: Padahkin ke' die'ku ade'di sini. 'Katakan kepadanya aku ada di sini.'

Page 128: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

in

(b) Subjek sebagal komplemen Contoh: Guru baru tu nyang ngajar di sini. 'Guru baru itu yang mengajar di sini.'

(c) Obyek tak langsung sebagai komplemen Contoh: Ben' surat ni k' urang duduk di situ. 'Berikan surat mi kepada orang yang duduk di situ.' 'Suruk masuk sapi-sapê nyang adé di luar. 'Suruh masuk siapa-siapa yang ada di luar.'

(d) Objek kata depan sebagai komplemen Contoh: Die' terimé kasik k' urang nyang nulung die. 'Dia berterima kasth kepada orang yang menolong dia.'

(e) Struktur predikasi sebagai komplemen Contoh: Dii nambak kebun kupie ke 'apes bai nyang ade 'Dia memupuk kebun kopinya dengan apa saja yang ada.'

(1) Keterangan kepada kalimat sebagai berikut.

(1) Klausa terikat sebagai keterangan kepada kalimat. Contoh: Sebili dii !ah sampai kite berangkat. 'Bila dia sudah sampai, kita berangkat.' Kalu'ari u/ian tutuplah segale /ndelo. 'Kalau had hujan tutuplah semua jendela.' 'Kalau hari hujan tutuplah semua jendela' Apibainyang ika'na' ku na'ku da'peduli, ku tetap ke' keputusaniw. 'Apa saja yang kau kehendaki aku tak peduli, aku tetap pada putusanku.' Sape'bai nyang tepilih da 'jadi soal gi kami. 'Siapa saja yang terpilth tidak jadi soal bagi kami.' Biarpun ari u/an da'jadi soal, kami kapasti k' ngambi' kulat. 'Meskipun hari hujan tidak menjadi rnasalah, karni masih akan memetik jamun.'

Page 129: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

112

(2) Gatra mutlak Contoh: Sudh begawe kami pulang. 'Selesai peketjaan kami pulang.' 'Ika' sampal kami lab slap berangkat. 'Kamu dan kami siap berangkat.'

(3) Kata kerja dengan komplemen Contoh: Kalu ' na dapat duit banya begawe ka kuat-kuat. 'Jika engkau hendak mendapat uang banyak, bekerjalah dengan giat' Kalu' na ' pintar, belajarlah ka rafin-rafin. 'Kalau mau pintar, belajarlah engkau dengan giat.'

(4) Frase kata depan Contoh: Di luar dudu ' dayang cikar. 'Di beranda duduk gadis cantik.' Dari luar dayang tu ngomong. 'Dari beranda gadis itu berbicara.'

(5) Kata keterangan sebagai keterangan kepada kalimat Contoh: Kecini umon die'bebula. 'Nyata benar dia berbohong.' Tentu bai ku bend kgawe penjajah. 'Tentu saja saya benci terhadap perbuatan penjajah.'

4.3 .2 Kalimat Unit Yang diniaksud dengan kalimat urut ialah kaliniat yang langsung me-

nyambung kalimat situasi (selain dari sapaan atau panggilan), kalimat jawab-an, atau kalimat urut lain tanpa pergantian pembicara. Kalimat urut dapat ditandai dengan

a. kata pengganti b. kata penunjuk C. kata benda fungsional dan kata kerja fungsional d. kata sambung e. keterangan kepada kalimat

Page 130: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

113

a. Kata Pengganti sebagai Penenlu Kalimat Urut

Situasi Kalimat Unit

Ku merih lurah. 'Aku mengunjungi Iurah' Ku da 'puny duit. 'Aku tidak mempunyai uang.' Mertui ku na' nyual kebunë 'Mertuaku akan menjual kebunnya.'

'Die'nyun1h ku nandJ tangan surat. 'Dia menyuruh aku menandatangani surat.' Kalu ' ade kupinfemken ka. Kalau ada kupinjami engkau.'

Curnan tulah caree die nyari' duit. 'I-Ianya itulah caranya dia memperoleh uang.'

b. Kata Penunjuk atau kata Benda Fungsional sebagai Penentu Kalimat Urut

Situasi

Die melih kupiah baru. 'tha membeli kopiah baru.' Die adi due ad!' bin!. 'Dia menipunyai dua orang adik (saudara) perempuan.' Bert' ku keris atau pedang. Teri aku kenis atau pedang.' Cube tingo ' kedzlê dayang tu. 'Coba ithat kedua gadis itu.'

Din!' ade enem jeruk. 'Di sini ada enam jeruk.'

Kaliinat unit

Kupiah ni maFial dan nyang lame 'Kopiah mi mahal daripada yang lama.' Keduje lah kawin. 'Keduanya sudah kawin.'

Nyang siko 'e begune gi' ku. 'Salah satu berguna bagiku.' Nyang tinggi siti dan nyang pende' Maniam 'Yang tinggi si Siti dan yang pendek si Mariam.' Cu man tige nyang bi' 'I-Ianya tiga yang baik'.

c. Kata Sambung sebagai Penenlu Kalimat Urut

Situasi

Ari u/an lebet. 'Hari hujan lebat.' Kebun Lu la/i kubeli. 'Kebun itu telah kubeli.' So 'pagi belacan ni mesti dijual segalèê.

Kalimat Unit

Tapi awae panas. 'Akan tetapi, hawanya panas.' Dan duitè la/i kubeni' 'Dan uangnya telah kubenikan.' Kalu' da ' kite ke' rugi besa' 'Kalau tidak kita akan rugi besar.'

Page 131: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

114

'Besok terasi mi mesti dijual sernuanya' Die da men ape-ape ke U. Sedeng utange dulu 'e lum dzbayar. 'Dia tidak memberi apa-apa 'Bahkan hutangnya dulu belurn kepadaku' dibayarnya'

d. Keteranganpada Kalimat sebagai Penentu Kalimat Urut

Situasi Die mandi terkacar-kacar 'Dia mandi tergopoh-gopoh' Kini' e kami makai bibit Jepang. 'Sekarang kami memakai bibit Jepang' Dii sampai 'Dia sampai' Waktue lah ki'abis.

Kalimat urut Sudh tu dilsembahyang. 'Sudah itu dia sembahyang' Sebelum tue kami lum suah makai bibitbi 'Sebelumnya kanii belum pernah mernakai bibit baik Terus kan makan. 'Lalu kami makan' Tulah sebape kamigaweken ni'

'Waktunya sudah hampir habis' 'Ituiah sebabnya kami kerjakan mi' Dayang tu cikar umon. Tambah gi' dii urang sekulah. 'Gadis itu cantik benar' 'Tambahan lagi dia orang bersekolah'

e. Kata Keterangan Kon/ungtif sebagai Penentu Kalimat Urur

Situasi

Paman berubat k' dukun. Taman berobat dengan dukun' Urang kayo tu bi' ké' urang. 'Orang berada itu baik kepada orang' Ku na' umon jam tangan tu. 'Aku benar-benar menghendaki jam tangan itu' Lah gala' umon die marah ke' kami. 'Sudah serjng benar dia marah kepada kami'

Kalimat Unit

Asilé paman kami tambah sehat. 'Hasilnya paman kami semakin sehat' Tambah gi' sebili gala' sedekah. 'Tambahan lagi bila suka memberi sedekah' - Cuman ku da' sempe't melie. 'Hanya aku tjdak sempat membelinya'

Bianpun macam tu kami de" kecit ati. 'Walaupun demikian kami tidak berkecil hati'

Page 132: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

115

f. Kata Depan sebagai Penentu Kalimat Urut

Situasi Kalimat Unit

Kemaren die dimarah guru. 'Kernarin dia dimarahi guru' Die' dapat ngikut segale gawe di kampung. 'Dia dapat mengikuti kegiatan (di) kainpung'

Kerne tulah die da' datang. 'Karena itulah dja tidak datang' Dalam hal lain die' da'bi' 'Dalam bidang lain dia tidak baik'

4.33 Kalimat Jawaban Kalimat jawaban adalah kalimat pertarna dalani suatu tuturan, kecuali

kalimat pernbukaan. Kalimat jawaban biasanya terdapat dalam bahasa per-cakapan.

a. Kalimat Jawaban Terhadap Salam

Salam Jawaban

Ape kabar? Masi bi' 'Apa kabar?' 'Biasa saja' Tinggallah. Ach, minta' lah die same-same sehat. 'Tinggallah' 'Ya, mudah-mudahan sama-sama sehat' Ku gi, ma' Ach, selamat jalan, bibi' bai. 'Aku pergi, Bu' tingkah di tern pat urang.

'Ya, selainat jalan, baik-baik saja berlaku di tempat orang

b. Kalimat Jawaban Terhadap Panggilan

PaI1 Jawaban Ti, kawan!' 'Adé ape'!' 'Hal, kawan!' 'Ada apa?'

Ali. AdéapI,yah? 'All!' 'Ada apa, Ayah?'

Page 133: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

116

Ma! Apè,Na? 'Ibu!' 'Apa. Nak?' El, Cu. Ade ape, N? 'Hai, Cucu!' 'Ada apa, Nek?'

c. Jawaban Terhadap Seruan

Seruan Jawaban

Wew, panase. A ch, benar. 'Aduh, alangkah panasnya!' 'Ya, memang benar'

Da' 'All, tidak!' Raséku da'panas. 'Perasaanku tidak panas'

Lurah kite na' kawin agi' Ach benar. 'Lurahkita tnau kawin lagi' 'Ya, benar'

Apbenar? 'Apa betul?'

d. Jawaban Terhadap Kalimat Berita

Berita Jawaban

Ali na' neruské'n sekulahe. Bi' umon. ke Unsri. 'Baik sekati' 'Ali mau meneruskan Ape benar? pelajarannya ke Unsri!' 'Apa benar?'

Da' mungkin. 'Mana rnungkin'

Ku da' ne' makan. Kuge' camtulah. 'Aku tidak suka makan!' Aku pun demikian'

Ku ne 'Aku suka'

Kutolong doaken supaya ka Ach. berasil. 'ya' 'Aku tolong mendoakan supaya Mugè-mugè berasil

Page 134: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

117

engkau berhasil'.

e. Jawaban Terhadap pertanyaan

Pertitnyaan 1. Tanpa Kata Tanya

Ne 'jambu? 'Suka buah jambu?'

Ne' telo? Suka telur?'

Lah makan? 'Sudah makan?' La/i minom kupi? 'Sudah minuni kopi?'

'Mudah-mudahan saja berhasil.' Ach macam tulah ne "fa, begitulah hendaknya!'

Jawaban

Ach, ne' 'Ya, suka!' Kerengke' ku tu. 'Kegemaran saya itu'. Da eh. 'Tidak, ah!' Ne' 'Suka' Da 'Tidak'. Lah. 'Sudah' Oh,lum. 'Oh, belum'

2. Dengan Kata Tanya Ape nyang gaweken? 'Apa yang dikerjakan 7 '

Ape nyang dibuat? 'Apa yang dikerjakan?'

Ne'ke mantka? 'Mau ke mana engkau?' Tukul mane nyang ka ambi? 'Palu mana yang kauambil?' Berapé hargé seluar tu? 'Berapa harga celana itu?' Dari ape tebuat atap tu?

Da 'ap-ap 'Tidak apa-apa.' Ngomong-ngomong bal. 'Mengobrol saja.' Tengah ngany'm tikar. 'Sedang menganyam tikar'

Da sini bai. •Ah, ke sini-sinilah!' Tukul nyang besa'. 'Palu yang besar' Cuman due ribu. 'l-lanya dua ribu' Buluh dibe la/i.

Page 135: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

118

'Dari apa terbuat atap itu?' Adi pacul? 'Ada pacul?'

'Bambu dibelah' Adi 'Ada' Da' de 'Tidak ada' Da'punyè 'Tidak punya' Mane adi 'Mana ada'

Page 136: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V mi akan memuat beberapa kesimpulan pokok yang berkaitan de-ngan apa yang diuraikan dan diperikan di dalam bab-bab terdahulu. Semua kesimpulan dibuat dengan memusatkan perhatian kepada tujuan serta jang-kauan penelitian, yakni pemerian struktur bahasa dan latar belakang sosial bu-daya bahasa Melayu Bangka (BMB). Dengan sendirinya hipotesis yang diaju-kan dalam rangka peneitian mi menjadi pusat perhatian pula dalam membuat kesimpulan.

Kesimpulan disajikan menurut pokok-pokok bahasan yang dibicara-kan dalarn bab-bab terdahulu, yaitu (1) latar belakang sosial budaya, (2) sis-tern fonologi, (3) sistem inorfologi, dan (4) sistem sintaksis.

Sebagal penutup, akan dikernukakan beberapa saran yang bertalian de-ngan penelitian mi dan penelitian yang akan datang.

5.1 Latar Betakang Sosial Budaya.

a. Bahasa yang diteliti mi bernania bahasa Melayu Bangka. Masyarakat unium, baik di luar maupun di dalarn daerah Bangka, rnenyebutnya bahasa Bangka. Akan tetapi. masyarakat Bangka Tengah (di sekitar Pangkal Pinang) menyebutnya bahasa Bangkak, dengan ucapan/baijka?/.

b. Wilayah pemakaian Bahasa Melayu Bangka adalah di pulau Bangka yang nieliputi Kabupaten Bangka dan kotamadya Pangkal Pinang di Propinsi Sumatra Selatan. Pemakainya berjumlah lebih kurang 325.000 orang.

c. Bahasa Melayu Bangka Inernpunyai lima macam dialek yang utama, yaitu (I) dialek Melayu Bangka Barat dengan wilayah Bangka Barat, (2) dia-lek Melayu Bangka Utara dengan wilayah Bangka Utara. (3) dialek Melayu Bangka Selatan dengan wilayah Bangka Selatan, (4) dialek Melayu Bangka Tengah dengan wilayah kotamadya Pangkal Pinang, Sungal Liat, serta Men-do Barat, dan (5) diakk Cina Bangka dengan wilayah Jebus dan Sungai Liat.

d. Bahasa Melayu Bangka bertetangga dengan bahasa Melayu Riau di sebelah barat, hahasa Melayu Palembang di sebelah barat daya, dan hahasa Melayu Belitung di pulau Belitung.

119

Page 137: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

120

e. Satu di antara kedua hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian mi berbunyi "Bahasa Melayu Bangka pada umurnnya berfungsi sebagai baha-sa pergaulan saja." Data dan informasi yang terkumpul jelas mernbuktikan bahwa hipotesis mi benar. Bahasa Melayu Bangka hanya dipakai sebagai bahasa sehari-hari dalam lingkungan keluarga dan antar penduduk setempat, sedangkan dalam situasi resmi orang Bangka menggunakan bahasa Indonesia. Walaupun begitu bahasa Melayu Bangka dipelihara dengan baik oleh masya-rakatnya.

f. Bahasa Melayu Bangka mempunyai tradisi sastra lisan dalam bentuk puisi dan prosa. Puisinya berbentuk pantun, campak, mantra, dan jampi. Sastra dalam bentuk prosa berupa cerita rakyat.

g. Di masa lampau bahasa Melayu Bangka mernpunyai sastra tulisan dengan menggunakan tulisan Arab gundul. Pada masa mi masyarakat bahasa Melayu Bangka menggunakan tulisan Latin dengan sistem ejaan yang disern-purnakan, yaitu ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

5.2 Sistem Fonologi

a. Dalam bahasa Melayu Bangka terdapat enam fonem vokal, yaitu /i, e, a, 6 , 0, uf, sembilan belas fonern konsonan, yaitu I p, h, d, t, k, g, ?, h, s, C, j, r, m, n, n, j, I. w, y / , clan empat buah foneni supra segmental, yaitu fonem jeda / +, I , 11 , j Di samping itu, terdapat pula tiga buah diftong, yaitu /ay, oy, aw /.

b. Dalani bahasa Melayu Bangka hanyalah vokal yang dapat menjadi fonern silabik, sedangkan fonem konsonannya tidak silabik. Dengan perka-taan lain, dalarn bahasa mi berlaku suatu kaidah, yaitu setiap suku katanya rnernpunyai vokal.

c. Dalam bahasa Melayu Bangka ditemukan tiga belas macam deret vokal, yaitu / i-i, i-e. i-a, i-o, i-u, a-i, a-a, a-o, a-u, 0-a, u-i, u, u-a /, dan tujuh belas macam deret konsonan, yaltu / p-s. ?-w, s-t, r-b, r-d, r-g, r-t, r-h, m-p, rn-b, n-t, n-d, n-c, n-j, ij-k, ij-g, n-s /.

d. Bahasa Melayu Bangka mempunyai lima macam struktur suku kata, yakni V. VK, Ky, KVK, dan KKV, dengan catatan bahwa suku kata dengan struktur KKV hanya terdapat pada kedudukan awal, seperti pada /mbarui/ 'dungu'.

5.3 Sistem Morfologi

a. Kebanyakan kata dasar bahasa Melayu Bangka terdiri dari dua suku

Page 138: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

121

kata dengan tekanan primer pada suku kata kedua dari belakang. b. Sebagian besar morfem yang terdapat dalam bahasa Mclayu Bangka

nierupakan morfeni hebas. sedangkan morfem terikatnya terbatas pada im-buhan yang terdini dari delapan awalan be-, u-, di-, peN-, kg-, sé-, ku-, n gé-, linia akhiran (-e, -ge, -ken, -ku, -ka). clan tiga buah sisi pan (él-, -em-, -e-).

c. Pembentukan kata dalam bahasa Melayu Bangka dapat dilakukan dengan jalan (I) afiksasi. (2) reduplikasi. clan (3) persenyawaan. Proses pembentukan kata-kata dalani bahasa Melayu Bangka mi hampir sania dengan yang terjadi dalarn bahasa Indonesia.

5.4 Sistem Sintaksis

a. Dalarn bahasa Melayu Bangka terdapat lima jenis kata yang utama, yaitu (1) kata benda, (2) kata kerja. (3) kata sifat. (4) kata keterangan. clan (5) kata strukiural. Semua jenis kata mi memberikan ciri-ciri khas tipe struk-tur hahasa Mclayu Bangka yang dapat dikenal dengan tanda-tanda formal scrta kedudukannya di dalam ujaran.

b.Dalam bahasa Melayu Bangka dapat dikenal empat macam struktür sin-taksis, yakni (1) struktur modifikasi, (2) struktur predikasi, (3) struktur kom-plementasi, dan (4) struktur kordinasi.

Pola struktur modifikasi ditentukan oleh jenis kata-kata yang diterang_ kan, misalnya kata benda + kata sifat seperti dayang cikar 'gadis cantik'.

Pola struktur predikasi ditentukan oleh jenis kata yang membentuk (a) predikat, inisalnya die lalu 'dia liwat' dan (b)jenis kata yang membentuk subjek, misalnya. kata benda sebagai subjek dalam manusia makén 'manusia makan.'

Pola struktur komplementasi bahasa melayu Bangka terdiri clan bebe-rapa pola, antara lain: (a) struktur komplementasi dengan kata kerja peng-hubung sebagai predikat, misalnya, Urang ru keliare meraning 'Orang itu

kelihatannya ;narah.' (b) struktur komplementasi dengan kata kerja tran-sitif sebagai predikat, misalnya Ku ningo' die 'Saya inelihat dia.', clan (c) st ruktur komplementasi dengan komplemen subjektif sebagai predikat, misalnya Anake jadi guru 'Anaknya menjadi guru'.

Dalam bahasa Melayu Bangka terdapat enam macam pola struktur koordinasi, yaitu: (a) koordinasi subjek, misalnya Ma' ke' ha' begawe di kébun 'Ibu dan ayah bekenja di kebun', (b) koordinasi predikat, misal-nya Die begawe ke' tidu' di kebun tulah 'Dia bekerja clan tidur di kebun itulah', (c) koordinasi obyek, misalnya Die mali baju ke sepatu di pasar 'Dia membeli baju clan sepatu di pasar', (d) struktur koordinasi eliptik, mi-salnya Ku pe'rlu topi nyang mirah, ukan nyang ijau 'Saya perlu topi merah,

Page 139: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

122

bukan yang hijau', (e) struktur koordinasi terpisah. rnisalnya Dari ,zyhah ke Belande ulung mat! 'Daripada mcnyerah kepada Belanda lebih baik mati', daii (f) strukiur koordinasi korelatif. misalnya Ape die pinter umon, atau gile nue 'Apakah dia cerdik benar, atau gila benar'.

c. Kaliniat dalani bahasa Melayu Bangka dapat dikelornpokkan ke da-lam tiga jenis, yaitu: (1) kalimat situasi. seperti kaliniat pemberi sa 1 ain. liii-salnya Ei, ape kabar? 'Hai. apa kabar?', (2) kaiimat urut yang nlempunyai penanda tertentu. seperti kata pengganti, niisalnya Ku rnérih lurah. Die nyuruh ku nande tangan surat. 'Aku nierigunjungi Lurah. Dia inenyuruh aku menandatangani surat', dan (3) kaliinat jawaban yang dibagi menurut kalimat yang nienimbulkannya, seperti kalimat jawaban terhadap salam, misalnya: Salam: Ape kabar? 'Apa kabar?' Jawaban : Biase bai 'Biasa sa/a'

Dernikianlah beberapa kesimpulan penting tnengenai struktur bahasa Melayu Bangka. Kiranya jelas bahwa hipotesis kedua dalam penelitian mi terbukti kebenarannya karena memang bahasa Melayu Bangka rnernpunyai sistem sendiri dengan ciri-ciri khas yang membedakannya dari bahasa-bahasa lain, baik pada tingkat struktur fonologi, struktur morfologi maupun pada tingkat struktur sintaksis.

Di samping kenyataan mi, tak dapat disangkal pula kenyataan sebagai-mana tampak dari uraian dalam bab-bab terdahulu, bahasa Melayu Bangka dan bahasa Indonesia mempunyai banyak persamaan, baik dalam sistem bu-nyi, kata-kata maupun dalam sistem sintaksisnya. Hal mi mudah dimengerti karena keduanya masih termasuk dalam rumpun bahasa Melayu.

5.5 Saran

Dalam hubungannya dengan laponan penelitian mi, ada baiknya kalau hal-hal berikut dikemukakan. a. Laporan penelitian liii merupakan studi deskniptif bahasa Melayu Bangka yang pertama, sepanjang pengetahuan kami. Walaupun jauh dari sempurna, ada baiknya kalau laporan mi dapat inencapai para peminat bahasa, khusus-nya para peneliti bahasa untuk dapat dipergunakan sebagai bahan perban. dingan dalam penelitian bahasa Melayu Bangka yang lebih mendalam di ma-sa yang akan datang. b. Laporan peneitian mi menyangkut struktur dialek bahasa Melayu Bangka Tengah saja. Di dalam uraian terdahulu (1.7.2) telah disebutkan bahwa ha-

Page 140: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

123

hasa Mclayu Bangka Iuctllpunyai lima dialek. Di sampilig itu. niasih ada dua

bahasa lain di pulau Bangka, yaitu bahasa Lorn dan hahasa Mapur.

Dalain hubungan itu, hendaknya laporan mi dilihat scbagai suatu Un-dangan dan lantangan hagi para peneliti bahasa untuk melakukan penelitiati

lcbih lanjut deriii kelengkapan inforniasi mengenai hahaya Melayu Bangka

khususnya dan bahasa-bahasa Nusantara pada unlumnya.

c. Dilihat dari segi kehutuhan pendokumentasian bahasa dan pelajaran bahasa,

laporan mi perlu dilcngkapi dengan kainus. Untuk itu ada haikuva kalau usa-ha penelitian berikutnya mengcnai hahasa Metayu Bangka liii ditiijukan un-

tuk penyusunan kaniusnya karena hiugga sekarang belum ada karnus bahasa

Melayu l3angka.

Page 141: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan
Page 142: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

DAFTAR PUSTAKA

Bach, Emmon. 1964. An Introduction to Transformational Grammar. New York: bit, Rinehart and Winston.

Bakar, A.A. 1976. Banglo dan Pahiawan-pahiawan Pak Udak. Mentok: Al-syiah.

Bakar, A.A. 1969. Barm Amir Tikal, Pahiawan-paiziawan Nasional yang Tak Boleh Dilupakan. Pangkal Pinang: Yayasan pendidikan Rakyat Bangka.

Bloch, Bernard, dan Trager, George L. 1942. Outline of Linguistic Analysis, Baltimore: Linguistic Society of America.

Bloomfield, Leonard. 1933. Language. New york, Henry bolt & Co. Chomsky, Noam. 1965. Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge Mass:

M.I.T. Press. 1957. Syntactic Structure. The Hague: Mouton & Co.

Emeis, M.G. 1950. Inleiding tot de Bahasa Indonesia. Groningen: J.B. Wol-ters.

Fodor, Jerry A. dan Jerrold J. Katz. Editor. 1964. The Structure of Langu-age: Readings in the Philosophy of Language. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.

Fokker, A.A. 1950. Beknopte Grammatica van de Bahasa Indonesia. Gro-ningei: J.B. Wolters' Uitgevermaatschappij N.V.

1960. Pengantar Sintaksis Indonesia. Djakarta: Pradnja Paramita. Francis, Nelson W. 1958. The Structure of American English. New York:

The Ronald Press Company. Fries, C.C. 1952. The Structure of American English. An Introduction to the

Construction of English Sentences, New York: Harcourt Brace. Gleason, H.A. 1955. An Introduction to Descriptive Linguistics. New York:

Henry Holt & Co.

125

Page 143: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

126

Harris, Zellig S. 1951. Methods in Structural Linguistics. Chicago: The Uni-versity of Chicago Press.

Hill, Archibald A. 1958. Introduction to Linguistic Structures: From Sounds to Sentences in English, New York: Harcourt, Brace and Company.

Hocket, Charles F. 1961. A Course in Modern Linguistics. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Jacobson, Roman, and Morris Halle. 1958. Fundamentals of Language. The Hague: Mouton & Co. ;

Jones, Daniel. 1962. An Outline of English Phonetics. Cambridge: W. Heffer & Sons.

Katz, JJ., and Postal, P.M. 1964. An Integrated Theory of Linguistic De-scription. Cambridge: Massachusette M.I.T. Press.

Marsden, William. 1966. The History of Sumatra. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Nida, Eugene A. 1949. Morphology: the Descriptive Analysis of Words, Ann Arbor: University of Michigan Press.

---, 1966, A Synopsis of English Syntax. The Hague: Mouton & Co. Pei Mario. 1965. The Story of Language, New York: The New Ameri-can Library.

Pike, Kenneth L. 1947. Phonemics: A Technique for Reducing Language to Writing. Ann Arbor: University of Michigan Press.

1945. Phonetics, A Critical Analysis of Phonetic Theory and Tech-nic for the Practical Description of Sounds. Ann Arbor: University of Michigan Press.

1947. The Intonation of American English. Ann Arbor: University of Michigan Press.

Ramlan. M. 1967. Ilmu Bahasa Indonesia, Morfologi, Jogja: U.P. Indonesia. Samarin, William J. 1967. Field Linguistics. New York: bit, Rinehart and

Winston. Samsuri. 1976. FonologL Malang: Usaha Penerbit/Percetakan Alinamater

YPTP—IKIP Malang. 1976. Morfo-Sintaksis. Malang: Usaha Penerbitan/Percetakan 'Alma-

mater' YPTP—IKIP Malang. Sapir, Edward. 1949. Language: An Introduction to the Study of Speech,

New York: Harcourt, Brace & Company. Voorhoeve, P. 1955. Critical Survey of Studies on the Languages of Sumatra.

's Gravenhage: Martinus Nijhoff.

Page 144: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

127

Lampiran 1

PETA PULAU BANGKA

Skala I:Isoojoo LAUT CINA

SELATAN / 1

BUS

\BELLAYU

LIAT tAENTOK

BATURUSA C) I

PITANG

PINANG PANGKAL

\A~S. SILAN

KOSA PAYUNG

\ t-" P. LEPAR

TOB

QTALABU

LAUT JAWA

Page 145: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

128

Lampiran 2

DAFTAR KOSA KATA DASAR

A. Kata Ganti Orang

1. ku 'aku' 2. ka 'engkau' 3. Ica' 'engkau' (banyak) 4. kite 'kita'

B. Penunjuk Tempat/Arah

5. ni 'mi' 6. tu 'itu'

C. Kata Tanya

7. ape 'apa' 8. sape 'siapa'

D. Kata Penunjuk Jumlah

9. banyak 'banyak' 10. gale/segale 'semua'

E. Kata Bi1anin

11. siko' 'satu' 12. due 'dua' 13. tige 'tiga' 14. due puloh 'dua puluh' 15. dua puloh satu 'dua puluh satu' 16. due puloh due 'dua puluh dua' 17. due puloh lime 'dua puluh lima'

F. Ukuran

18. besa' 'besar' 19. panjang 'panjang' 20. kecit 'kecil'

Page 146: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

129

G. Orang

21. laki 22. bini 23. urang 24. urangbini

25. urang laki 26. penganten

'laki-laki' 'perempUan' 'orang' 'wanita yang sudah kawin'

'pria yang sudah kawin' 'pengantin'

H. Binatang

27. ikan 'ikan' 28. burung 'burung' 29. krbau 'kerbau' 30. sapi 'sapi' 31. kutu 'kutu'

I. Tanaman dan Bagiannya

32. batang 'pohon'

33. bibit 'benih' 34. bibit padi 'bibit padi' 35. daun 'daun' 36. akar 'akar' 37. kulit kayu 'kulit pohon'

J. BagianBadan

38. kulit 'kulit' 39. dajing 'daging' 40. darah 'darah' 41. tulang 'tulang' 42. gmuk 'lemak' 43. tanduk 'tanduk' 44. buntut 'ekor' 45. bulu 'bulu' 46. rambut 'rarnbut' 47. kepala' 'kepala' 48. bilung 'telinga' 49. mate 'mata' 50. idung 'hidung'

Page 147: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

130

51. mulot 'mulut' 52. gigi 'gigi' 53. lidah 'lidah' 54. kuku 'kuku' 55. kaki 'kaki' 56. lutut 'lutut' 57. tangan 'tangan' 58. pérut 'perut' 59. leher 'leher' 60. titek 'payu dara' 61. jantung 'jantung' 62. ati 'hati.

K. Pengindraan dan Perbuatan

63. minom 'minum' 64. makan 'makan' 65. gigit 'gigit' 66. tingo' 'lihat' 67. déngar 'dengar' 68. tau 'tahu' 69. tidu' 'tidur' 70. mati 'mati' 71. raba' 'raba' 72. cium 'cium' 73. rase 'rasa' 74. mandi 'mandi'

L. Posisi

75. bérnang 'berenang' 76. bejalan 'berjalan' 77. datang 'datang' 78. baring 'berbaring' 79. dulu' 'duduk' 80. bdfri 'berdiri' 81. be'ri' 'ben' 82. lumpat 'berlari' 83. békélai 'berkelahi'

Page 148: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

131

M. Kegtan than

84. ngomong 'berkata' 85. nyanyi 'bernyanyi' 86. ngomong 'berbicara'

N. Keadaan Alam

87. mateari 'matahari' 88. bulan 'bulan' 89. bintang 'bintang' 90. ail 'air' 91. ujan 'hujan' 92. batu 'batu' 93. pasir 'pasir' 94. tanah 'tanah' 95. awan 'awan' 96. asp 'asap' 97. api 'api' 98. débu 'debu' 99. langet 'langit'

0. Warna

100. mirah 'merah' 101. ijau 'hijau'

102. kunmg 'kuning' 103. puteh 'putih'

104. itm 'hitam'

P. Priode Waktu

105. malém 'malam' 106. slang 'slang' 107. sure 'sore' 108. pagi 'pagi' 109. kemaren 'kemarin' 110. so' pagi 'besok'

Q. Keadaan

111. panas 'panas'

Page 149: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

132

112. dingin 'dingin' 113. pnoh 'penuh' 114. baru 'baru' 115. bagus 'bagus' 116. bulk 'bulat' 117. kéring 'kermg'

R.Arah

118. barat 'barat' 119. timur 'timur' 120. kiri 'kin'

S. Kekerabatan

121. bapa' 'bapak' 122. ma' 'ibu' 123. a. kaka' 'kakak' lelaki

b. ayu' 'kakak' wanita 124. paman 'paman' adik ayah atau ibu 125. bibi' 'bibik' adik ayahatau ibu 126. wa' 'uwak' kakak ayah atau ibu

lelaki atau perempuan 127. nene' atau atu' 'nenek atau kakek' 128. cucu' 'cucu' 129. ipar 'ipar' 130. adik ipar 'adik ipar' 131. kakak ipar 'kakak ipar'

T. Perangai

132. sé'dih 'sedih' 133. méraning 'marah' 134. sé'nang 'gembira' 135. malu 'malu' 136. brani 'berani'

U. Bagian Rumah

137. umah 'rumah' 138. lawang 'pintu'

Page 150: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

133

139. je'ndelo 'jendela' 140. atp 'atap' 141. lantai 'lantai' 142. dek, geladak 'loteng' 143. tangga' 'tangga'

V. Lain-lain

144. da' 'tidak' 145. munuh 'membunuh' 146. tébakar 'terbakar' 147. jalan 'jalan' 148. name 'nama' 149. langkah 'langkah' 150. brsth 'bersih'

Page 151: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

134

Lampiran 3

CERITA RAKYAT

Makper Masang Raniau Makper Memasang Ranjau

1. Makper disuro bini a Nduk 1. Makper disuruh isterinya Nduk Dak ngelapun pelanduk. Dak menjerat pelanduk.

2. Di tenga utan die ketemu kik 2. Di tengah hutan dia bertemu Sang Sanake. dengan Sang Senake.

3. Rupe a Sang Senake tenga nek 3. Rupanya Sang Senake sedang pulang mikul rusa sikok. pulang memikul rusa seekor.

4. "Hui, Sanake ! 4. "Hei, Senake

5. Macem mane ka nangkep rusa 5. Bagaimana engkau menangkap tu?" tegor Makper. rusa itu?" tegur Makper.

6. "Gampang" saot Sanake. 6. "Mudah," sahut Sang Senake.

7. "Cube ka pikul dulu rusaku ni, 7. "Coba kau pikul dahulu rusa kuajar ka muet ranjau". mi, kuajar engkau membuat

ranjau."

8. Makper terus mikul rusa Sang 8. Makper lalu memikul rusa Sang Senake yang berat tu, Sanake yang berat itu, terhu- teinggau-ingau di samping yung-huyung, sedangkan Sang Sang Senake yang bejalan Senake berjalan bebas menuju belinggang menuju ruma a. ke rumahnya.

9. "Di tenga utan ka buet lubang 9. "Di tengah hutan engkau buat besak" kate Sang Senake mulai lobang besar" kata Sang Senake ngajar Makper. mulai mengajar Makper.

Page 152: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

135

10. "Kayu-kayu bakal tempat 10. lubang katebang dulu, kayu mesirak katebeng, kayu peripit katebeng, kayu pelawan kate-beng, kayu petaling, katebeng, kayu terentang katebeng, kayu ibul katebeng."

11. Abis segale kayu di utan di- 11 teratap Sang Senake supaya makin panjang cerita a, makin nampek ruma a.

12. "Sude tu" sambung Sang 12 Senake

13. "Ka galilubang,kagaliagik, 13 ka gall agik, jadi lubang a kin besak, makin besak, makin besak."

"Kayu-kayu untuk tempat lu-bang engkau tebang dahulu, ka-yu mesirak kautebang, kayu pe-ripit kautegang, kayu petaling kautebang, kayu terentang kau-tebang, kayu ibul kautebang."

Habis kayu di hutan disebut Sang Senake supaya makin pan-jang ceritanya makin tampak rumahnya.

"Setelah itu," sambung Sang Se-nake.

"Engkau gall lubang, kaugali la-gi. Jadi, lubangnya semakin be-sar."

14. Ruma Sang Senake makin nam- 14. Rumah Sang Senake semakin pek, tampak.

15. "Sude tu ka pasang ranjau, di 15. lejuk timur ranjau, di lejuk barat ranjau, di lejuk utara ranjau, di lejuk selatan ranjau, di tenggara ranjau."

16. Pengabis a sampailah Makper 16. mikul rusa tu ke ruma Sang Senake.

17. "Ranjaua kabuet dariapa?" 17. tanya Makper mengap-mengap, sambil ngepes rusa tu ketanggak.

"Setelah itu kaupa sang ranjau, di sebelah timur ranjau, di sebelah barat ranjau, di sebelah selatan ranjau, di sebelah tenggara ran-jau."

Akhirnya sampailah Makper me-mikul rusa itu ke rumah Sang Senake.

"Ranjaunya kaubuat dari apa?" Makper terengah-engah, sambil mengempaskan rusa itu ke tang-

Page 153: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

136

18. "Dari bulo runcing."

19. Makper ingen ge masang ranjau, die n1ik lubang, sude tu die nyarik bulo, die ketemu kik rebung, banyak bener.

20. "Ha, ni la bulo runcing" kate Makper.

21. "Ade bulu a pulik, terang bebisa."

18. "Dari bambu runcing."

19. Makper ingin juga memasang ranjau, dia menggali lubang, su-dah itu dia bertemu dengan re-bung, banyak benar.

20. "Ha, milah bambu runcing" ka-ta Makper.

21. "Ada bulunya pula, pasti berbi-bisa."

22. Ditebang a dan diambik a 22. Ditebangnya dan diambilnya re- rebung tu, terus dipa sang a ke bung-rebung itu lalu dipasangnya dalem pelubang a. ke dalam pelubangnya.

23. Esok pagi a Makper ngintai 23. Keesokan harmya Makper me- ranjau a. ngintai ranjaunya.

24. Tapi ukan main hiran dan 24. Tapi bukan main heran dan ke- kecele a Makper, waktu nyi- cewanya Makper ketika melihat ranjau a. ranjaunya.

25. Dan usah rusa, kik ranjau a ge 25. Jangankan rusa, bahkan ranjau- abis dimakan rusa, tinggel kulit- nya pula habis dimakan rusa, kulit agik. tinggal kulit-kulitnya lagi.

26. Waktu Nduk Dak tau, dikulau 26. Waktu Nduk Dak mengetahul- a dak kawa-kawa agik. nya, dimarahinya Makper tidak

tertahan-tahan lagi.

27. "Tula men budu igak." 27. "Itulahjika terlalu bodoh."

28. Kerutuk Nduk Dak, ialu diajar 28. Gerutu Nduk Dak, lalu diajar -

a Malcper muet ranjau. nya Makper membuat ranjau.

Page 154: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

137

29. Esak pergi Makper gi pulik 29. Keesokan harinya Makper pergi ngintai rajau a. pula mengintai ranjaunya.

30. Diliet a la kene nian sikok rusa 30. Dilihatnya telah kena seekor rusa.

31. Cepat-cepat die pulang ke ruma 31. Cepat-cepat dia pulang ke rumah.

32. "Ka kucerai!" kate a pada 32. "Engkau kucerai!" katanya pada Nduk Dak. Nduk Dak.

33. Die terus ambus, ngambik rusa 33. Dia langsung menghilang me- yang kene ranjau tu, lalu ngambil rusa yang kena ranjau dibawak a ke pundok di ume. itu lalu dibawanya ke pondok

ladang.

34. Rupe a Makper nek makan 34. Rupanya Makper ingin makan surang rusa tu. rusa itu sendiri.

35. TapiNduk Dak tau tabiat la- 35. Tapi Nduk Dak tahu tabiat la- kiatu. kinyaitu.

36. Malem-malem disusul a dan die 36. Malani-malam disusulnya dan dia semunyik di balik belukar dekat bersembunyi di balik belukar de- pundok. kat pondok.

37. Nduk Dak tau pulik laki a tu 37. Nduk Dak tahu bahwa lakinya takut kik antu, takut burung takut dengan hantu, takut de- malem. ngan burung malam.

38. Nduk Dak icak -icak jadi 38. Nduk Dak pura-pura jadi burung burung antu. hantu.

39. "Tukinterrrrrrrrrrrr! 39. "Tukinterrrrrrrrrrrrrr!

40. Kurentun telok burung Makper 40. Kurenggut telür burung Makper, asak dak merin merin ku bila tidak memberikan paha rusa pukang rusa bangerrrrrr." rusa yang berbauuuuuuuuuuu! ".

Page 155: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

138

41. Makper gelugut ketakut a

42. Dilimpar a rusa sepukang.

43. Bebunyi pulik Nduk Dak "Tukinterrrrrrrrrrrrr

41. Makper demam ketakutan.

42. Dilemparnya sepukang rusa.

43. Berbunyi pula Nduk Dak: "Tukinterrrrrr

44. Kurentun telok burung Mak- 44. Kurenggut telur burung Makper per asak dak merin ku dado bila tidak memberikan dada rusa rusa bangerrrrrr. rusa yang berbauuuuuuuuuuuu.

45. Dilimpar Makper pulik dado 45. Dilempar Makper pula dada rusa rusa, diambil Nduk Dak pulik. diambil Nduk Dak pula.

46. Macam tu la seterus a sampai 46. Begitulah seterusnya sampai ha- abis rusa sikok, lalu pulang bis rusa seekor, lalu pulang Nduk Nduk Dak mikul rusa a. Dak memikul rusanya.

47. Esok pagi Makper pulang ke 47 ruma, terus mintak rujuk kik binia.

48. Daging rusa tu separo a la di- 48 makan Nduk Da, separo a dibuat pekasem, disimpan dalem serumbung bulo.

49. Waktu Nduk Dak gi mandik ke 49 aik, Makper diem-diem nek maling pekasem bini a.

Keesokan harinya Makper pu-pulang ke rumah, lalu minta ru-juk dengan isterinya.

Daging rusa itu sebagian telah di-makan Nduk Dak, sebagainya di-buat bekasam, disimpan dalam gerumbung bambu.

Ketika Nduk Dak pergi mandi ke air, Makper diani-diam hen-dak mencuri bekasam isterinya itu.

50. Tekenyer ge rupe a die makan 50. Timbul keinginan (rupanya) dia pekasem rusa. untuk makan bekasan rusa.

51. Kik tangan die ngelok peka- 51. Dengan tangan dia menjangkau sem dalem serumbunbu10 tu, bekasam di dalam gerumbung tapi mim4g nasi1arsia1;tangan bambu iti, tetapi memang nasib-

I PUS PENGE' P'4

OEPARTE'ItT - DAN f . I

Page 156: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

139

a dak pacak agik keluar dan serumbung bulo tu.

52. Puas die nanik a.

53. Nduk Dak pun pulang.

54. Makper cepat-cepat berkelum-bus dalem kain, icak-icak ge-lugut.

nya sial, tangannya tak dapat keluan lagi.

52. Puas dia menariknya.

53. Nduk Dak pun pulang.

54. Makper cepat-cepat berselubung dengan kain, pura-pura demam.

55. "Huhuhuhu, huhuhuhu" kate 55. "Huhuhuhu," katanya sambil a sambil menggigil. menggigil.

56. "Sini kunguruta" kate Nduk 56. "Kemari aku mengurutmu," ka- Dak, lalu diurut a badan Mak- ta Nduk Dak, lalu diurutnya ba- per. dan Makper.

57. Tapi asak Nduk Dak nek ngu- 57. Tetapi ketika Nduk Dak hendak rut lengen a, Makper cepet-cc- mengurut tangannya, Makper Ce- pet ngelumbus tangan a dalem pat-cepat menyelubungkan ta- kain. ngannya ke dalam kain.

58. Pengabis a dak urang Nduk 58. Akhirnya Nduk Dak tahu. Dak tau.

59. "Tula men budu igak" kaku 59. "Itulah kalau tenlalu bodoh," Nduk Dak, sambil ngelepas kata Nduk Dak, sambil mele- Makper dari serumbung bulo. paskan Makper dari gerumbung

Bambu.

Page 157: 00002164repositori.kemdikbud.go.id/3664/1/struktur bahasa melayu bangka 157.pdf · bentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan

6~ -6tol

L