bahan ketikan asisten

Upload: putu-mananitia

Post on 06-Jul-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    1/26

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    2/26

    +sia neonatus atau bayi:

    -(pabila disertai demam dapat dipikirkan infeksi seperti sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih,

    tonsilitis, otitis media akut, gastroenteritis.

    -(pabila tidak ada tanda infeksi dapat dipikirkan hipertrofi pilorus stenosis, kelainan-kelaianan metabolik,

    neurologi, atau endokrin.

    "ada usia anak 

    -(pabila disertai demam dengan keadaan umum yang baik, dipikirkan gastroenteritis terutama apabila

    disertai diare

    -(pabila disertai letargi/gangguan keasadaran dapat dipikirkan adanya kelainan neurologi, metabolik,endokrin, obat-obatan, toksin, alkohol.

    Gejala lain yang menyertai:

    -Nyeri abdomen yang menyertai muntah bila disebabkan oleh ulserasi, obstruksi usus. Muntah akan

    meredakan rasa nyeri dan mual pada ulserasi dan obstruksi saluran cerna, tapi tidak berpengaruh

    terhadap nyeri akibat peradangan.

    -Defisit neurologis dan tanda peningkatan tekanan intrakranial merupaka indikasi adanya prosesintrakranial sebagai penyebab muntah.

    -ejala sistem saraf pusat seperti nyeri kepala, pandangan kabur, perubahan status mental dan kaku kuduk,

    merupakan tanda lesi intrakranial. Muntah pada lesi saraf pusat dapat tidak didahului oleh mual.

    -ertigo dan tinitus menyertai penyakit pada telinga/labirin.

    -(danya assa pilorus pada epigastrium $oli0e sign& merupakan tanda hypertrophic pyloric stenosis.

    -Nyeri tekan abdomen bisa disebabkan oleh proses inflamasi dalam rongga perut, seperti pankreatitis,kolesistisis, atau peritonitis.

    -"emeriksaan colok dubur dilakukan pada kecurigaan apendisitis dan !irschprung diasease. "emeriksaan

    colok dubur pada !irschprung1s disease ditandai oleh ampula rekti yang kosong dan feses yang

    menyeprot

    Pemeriksaan penunjang:

    'angat spesifik tergantung pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya:

    -ork up sepsis: kultur darah, urin, 2", dan lain-lain

    -"elacakan adanya gangguan metabolik: analisa gas darah, ammonia, dan lain-lain

    -"emeriksaan laboratorium, meliputi:

    - "emeriksaan elektrolit

    - 3ilirubin dan transaminase hepar pada kasus yang dicurigai hepatitis- +rinalisis apabila dicurigai infeksi saluran kemih

    - (milase dan lipase darah untuk menegakkan pankreatits

    - "emeriksaan cairan serebrospinal pada kasus infeksi intrakranial

    -"emeriksaan radiologi terutama dibutuhkan untuk kasus bedah, meliputi:

    - 4oto polos abdomen untuk melihat gambaran udara usus

    - 4oto abdomen dengan kontras sesuai indikasi

    - +ltrasonografi

    -5ndoskopi mungkin diperlukan untuk kasus muntah yang disebabkan oleh gastritis atau ulkus.

    Tata laksana

    -(tasi dehidrasi apabila ada

    -"elacakan etiologi

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    3/26

    -Dukungan nutrisi

    -#erapi medikamentosa: obat antimutah

    6ang termasuk obat antimuntah yaitu:

    -Dopamin-antagonist: domperidon dan metoklopramid

    -(nti-histamin: prometa7in-'erotonin 8-!#9 antagonist: ondansetron

    bat antimuntah tidak selalu dianjurkan terutaa ada gastroenteritis akut karena dapat menimbulkan

    masking effect pada kelainan yang serius serta adanya efek samping yang tidak diinginkan, misalnya

    letargi, gerakan ekstrapiramidal dan efek samping yang sering dihubungkan dengan sindrom eye.

    (ntimuntah dapat diberikan untuk mengurangi edek samping obat anti-neoplasma. 3iasanya digunakan

    ondansetron intra0ena dengan dosis ;,%8 mg/kg33, diberikan setiap < jam secara perlahan dalam %8

    menit, maksimal )=-9) mg/hari. ndansetron dapat juga diberikan secara oral dengan dosis ;,%-;,)

    mg/kb33 diberika setiap >-%) jam.

    Indikasi rawat

    -Dehidrasi berat

    -Muntah bedah $muntah akibat kelainan bedah&-Muntah yang belum diketahui sebabnya.

    #abel %. "endekatan etiologi muntah berdasarkan usia

     Neonatus 3ayi (nak emaja

    Infeksi 'epsis

    Meningitis

    I' 

    astroenteritis

    Meningitis

    titis media

    Infeksi saluran

    napasI' 

    astroenteritis

    titis media

    'inusitis

    I' 

    astroenteritis

    'inusitis

    Infeksi saluran

    napas

    (natomi/obstruksi (tresia dan *ebs

    Duplikasi

    Malrotasi/0ol0ulus

    !irschprung

    diseasae

    Meconium

    ileus/plug

    !ypertrophic

     pyloric sstenosis

    Inguinal hernia

    !irschprung

    disease

    Intususepsi

    Intususepsi

    !ernia inguinali

    3e7oar

    bstruksi akibat

    ulkus peptikum

    !ernia inguinal

    3e7oar 

    'indrom arteri

    mesenterika

    superior 

    astrointestinal Necroti7ing

    enterocolitis

    0erfeeding

    'indrom pseudo-

    obstruksi

    astritis astritis

    (ppendicitis

    "ankreatitis

    !epatitis

    astritis

    (ppendicitis,

     pankreatitis

    !epatitis

    Diskinesia

    kandung empedu

     Neurologis !ematom subdural

    2edera kepala

    !idrosefalus

    !ematom subdural 2edera kepala

     Neoplasma

    Migrain

    2edera kepala

     Neoplasma

    Migrain

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    4/26

    'indrom eye

    Metabolik/endokri

    n

    rganis acidemias

    (mino acidemias

    +rea cycle defects

    alaktosemia

    !iperkalsemia

    Intoleransi/alergi

    makanan

    M2(D

    +remia

    2(!

    DM DM

    ehamilan

    "orfiria intermiten

    akut

    #oksin/bat-obatan

    "sikologis/bulimia

    KEPUTAKAA!

    %. (lhashimi D, (lhashimi !, 4edoro*ic7. (ntiemetics for reduced 0omiting related to acute

    gastroenteritis in children and adolescent. #he 2ochrane Database of 'ystemic e0ie*s );;?. Issue ).

    (rt No: 2D;;88;>. DI: %;.%;;)/%=>8%

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    5/26

    Penurunan Kesadaran

    "enurunan kesadaran pada anak merupakan kedaruratan yang dapat mengancam j*a dan membutuhkan

    diagnosis dan tata laksana cepat. esadaran adalah keadaan tanggap jaga akan diri dan lingkungan secara

    spontan. esadaran mempunyai ) aspek yaitu bangun $wakefullness& dan tanggap jaga $awareness&.

    (spek bangun diatur oleh fungsi otonom 0egetatif otak yang bekerja akibat adanya stimulus asenden dari

    tegmentum pontin, hipotalamus posterior, dan talamus $ascending reticular activating system/(('&.'edangkan aspek tanggap diatur oleh neuron-neuron kortikal dan proyeksi timbal baliknya dengan inti-

    inti subkortikal. #anggap membutuhkan bangun, tetapi bangun dapat terjdi tanpa harus tanggap.

    Dalam menangani pasien dengan penurunan kesadaran ternyata memerlukan pengetahuan memeriksaneurologis yang berbeda dengan yang sadar. "endekatan diagbosis berdasarkan anamnesis ri*yaat klinis

    dan pemeriksaan fisis E neurologis yang terdiri tanda 0ital, 'kala koma lasgo*, pola napas, gerak bola

    mata $Doll1s eye mo0ement&, ukuran pupil, dan respon motorik.

    Diagnosis

    Anamnesis

    'etelah pasien stabil, anamnesis penting untuk menentukan etiologi. peristi*a dan keadaan sebelum

    a*itan, ri*ayat penyakit, dan pengobatan terdahulu mungkin bermanfaat untuk menentukan penyebab

     pasien mengalami penurunan kesadaran atau tidak sadar. i*ayat penyakit yang penting anatara lain:

    -"asien mengalami kecelakaan lalu lintas tertabrak mobil, kemungkinan akibat trauma kepala

    -"asien tiba-tiba mengalami sakit kepala hebat kemudian tidak sadar dapat disebabkan arteri E 0ena

    malformation $(M& yang tiba-tiba pecah

    -"asien mengalami panas tinggi, mengigau kemudian kejang dapat disebabkan ensefalitis-"asien satu hari ini tiba-tiba muntah-muntah kemudian mulai tidak sadar dapat disebabkan 'indrom eye

    -"asien malas makan kesadaran menurun perahan mungkin disebabkan adanya gangguan ensefalopati

    metabolik 

    -"asien epilepsi kejang terus menerus lebih dari 9; menit disebut status kon0ulsif yang menyebabakan

     pasien tidak sadar 

    -"ada anak penderita diabetes, koma dapat terjadi akibat hipoglikemia atau ketoasidosis-(nak dengan penyakit jantung ba*aan dapat mengalami abses atau infark serebri

    -"emeriksaan fisis dan neurologis

    Tekanan darah :

    #ekanan darah dapat disebabakan peningkatan tekanan intrakranial, perdarahan di otak, atau intoksokasi

    obat. #ekanan darah rendah dapat disebabkan syok spinal atau keracunan.

    kala Koma Glasgow

    #abel %. "enilaian 'kala oma lasgo* pada (nak 

    #anda 'kala oma lasgo* Nilai

    3uka mata $5ye F 5& 'pontan =

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    6/26

    eaksi terhadap bicara

    eaksi terhadap nyeri

    #idak ada

    9

    )

    %

    Motorik $Motorik F M& 'pontan atau menurut perintah

    okalisasi nyeriMenasrik karena nyeri

    4leksi abnormal karena nyeri

    $dekortikasi&

    5kstensi abnormal karena nyeri

    $deserebasi&

    #idak ada

    >

    8=

    9

    )

    %

    isan $erba F & #erorientasi, tersenyum

    Menangis, interaksi tidak tepat

    Menangis, interaksi menyerang

    Menangis, interaksi iritabel

    #idak ada

    8

    =

    9

    )

    %'kala berkisar 9-%8, dimana nilai skala %)-%=: gngguan kesadaran ringan, nilai skala ?-%%: gangguan

    kesadaran sedang, nilai skala G

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    7/26

    Gerakan "ola mata # Doll’s eye movement $ dan gerakan bola mata abnormal pada pasien dengan

     penurunan kesadaran, disebabkan oleh gangguan anatomis yang lokasinya sama dengan bagian kaudal

    (('.

    Ukuran pupil

    #abel 9. angguan refleks pupil dan gerakan bola mata pada penurunan kesadaran

    Dilatasi pupil

    - 'atu: ipsi lateral $satu sisi&, penyebaran darah secara cepat, tumor, ancaman herniasi, pasca kejang

    atau lesi d saraf otak III

    - Dua: pasca kejang, hipotermia, hipoksia, kerusakan menetap, ensefalitis atau syok perdarahanontraksi pupil

    - MenetapA kelainan pons dan metabolik - eaktif: kelainan medula dan metabolik 

    "upil Midsi7ed $ditengah&

    - Menetap: herniasi sentral

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    8/26

    %espon Motorik 

    4ungsi motorik dapat memeberikan informasi tentang lokalisasi lesi. "ola hemiparesis disertai refleks otot

    abnormal, memperlihatkan lokalisasi lesi kontralateral dari jaras kortikospinalis. (dapun respon motorik 

    yang ada:

    -Dekortikasi atau posisi fleksi $lengn fleksi dan tertarik ke atas dada& disebabkan oleh kerusakan traktusspinalis atau di atas red nucleus

    -Deserebrasi atau posisi ekstensi $lengan ekstensi dan rotasi interna& disebabkan oleh kerusakan dekat

    traktus 0estibulospinalis, atau akibat keracunan

    -pistotonus adalah posisi kepala kebelakang disertai tulang belakang melengkung, dan tangan disamping

    akibat kerusakan berat kedua korteks

    Diharapkan dari pemeriksaan fisis E neurologis di atas, kita dapat menentukan letak lesi atau gangguan

    ''". Melakukan pemantauan tingkat lesi akan memberikan data apakah keadaan pasien makin membaik 

    atau memburuk, apakah obat-obatan yang kta berikan bekerja dengan baik atau tidak. "erubahan

    gangguan tingkat lesi dan maknanya harus selalu disampaikan kepada orangtua pasien.

    "emeriksaan penunjang

    "emeriksaan penunjang yang dilakukan atas indikasi ke arah mana kita memikirkan penyebab penurunan

    kesadaran $tidak perlu semua dilakukan& :

    -"emeriksaan darah perifer dan urin lengkap, kultur darah dan urin

    -(nalisa gas darah, elektrolit, fungsi hati, fungsi ginjal, amonia

    -#oskikologi

    -"ungsi lumbal

    -2#-'can kepala, MI kepala

    -55

    Tata &aksana

    Medikamentosa

    -ihat algoritme $lampiran I&

    -#ata laksana peningkatan tekanan itrakranial dan kejang

    -Mengobati etiologi

    -oreksi gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit

    -Mengatasi suhu tubuh dan atasi agitasi

    Kepustakaan

    %. Myer 52, atenberg N. 2oma in infants and children. Dalam: 3erg 3,penyunting. "rinciples of 

    child neurology. Ne* 6ork: Mc ra*-!ill, %??>.h.9;9-%8

    ). NelsonD'. 2oma and altered le0el of consciousness. Dalam: 4leisher , ud*ig ', penyunting#eHtbook of ediatric 5mergency Medicine. 5disi ke >. "hiladelphia: ippincott illiams J ilkins,

    );%;.h. %B>-

    9. 4enichel M. 2linical "ediatric Neurology. 5disi ke >. "hiladelphia: 5lse0ier 'aunders );;?.h. =?-B<

    =. (bend N', esseler ', !elfaer M(. icht DC. 50aluation of the comatose child. Dalam: Nicholas

    D, penyunting. ogers #eHtbook of "ediatric Intensi0e 2are. 5disi ke =. "hiladelpphia: ipincott

    illiams J ilkins, );;%

    8. opper (!, 'amuel M(. (dams and ictor1s. 2oma and related disorders of counsciousness.

    "rinciples of neurology. 5disi ke ?. Ne* 6ork: Mc ra* !ill,);;?.h.99?->%

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    9/26

    >. 'te0en D, 3hard*aj (. (pproach to the comatose patient. 2rit 2are Med );;>A9=: 9%-=%

    ambar ). (lgoritme tatalaksana a*al pasien dengan kesadaran menurun

    Calan napas E intubasi bila ' K <

    "ernapasan E pertahankan saturasi ) L

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    10/26

    Penyakit %e(luks Gastroeso(agus

    efluks gastroesofagus $5& didefinisikan sebagai aliran balik isi lambung $berupa air liur, makanan-

    minuman, cairan sekresi lambung, pankreas, empedu& ke dalam esofagus yang berlangsung secara

    in0olunter tanpa terlihat usaha dari bayi. 'ebagaian besar bayi memperlihatkan regurgitasi $isi refluksdikeluarkan melalui mulut&, sedangkan sebagian lainnya memperlihatkan gejala klinis yang ber0arasi.

    'ekitar bulan, dan 9-8 pada umur %) bulan. ebih kurang )8 orang tua

    enganggap regurgitasi sebagai suatu maslah. 'ebagian besar 5 fisiologis, sekitar bulan

    -"erdarahan saluran cerna, hematemesis, hematokesia

    -Demam, letargi, gagal tumbuh

    -Diare, konstipasi, perut distensi, hepatomegali-+bun-ubun membonjol, makro//mikrosefali

    -#erbukti atau dicurigai sindrom genetik/metabolik 

    Pemeriksaan penunjang

    -'ampai saat ini, tidak ada satupun pemeriksaan penunjang yang ideal yang dapat memperlihatkan

    sekaligus refluks, derajat keparahan, dan terkaitnya dengan gejala klinis.

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    11/26

    -"emantauan p! esofagus $p! metri&A meski hasil pemeriksaan kadangkala tidak berkorelasi dengan

     beratnya gejala klinis/komplikasi, tetapi p! metri masih digunakan untuk mendeteksi 5 asam. Nilai

    indeks refluks $I& G8 normal, I 8-%; patologis, I L%; patologis dengan kemungkinan

    terjadinya esofagitis.

    -ombinasi Multiple Intraluminal Impedance dan p! metri: dapat mendeteksi episode refluks asam dannon asam. "emeriksaan ini harganya sangat mahal dan tidak digunakan secara rutin.

    -5ndoskopi, untuk membuktikan adanya esofagitispenyakit 5. "emeriksaan ini dapat melihat kerusakanmukosa esofagus, eritem, erosi, pucat, 0askularisasi meningkat sebagai petanda esofagitis.

    -"atologi anatomi, dilakukan untuk melengkapi hasil pemeriksaan endoskopi. 'etiap pemeriksaan

    endoskopi harus disertai tindakan biopsi jaringan mukosa esofagus untuk pemeriksaan patologi

    anatomi. "ada pemeriksaan patologi anatomi dapat terlihat eosinofilia, hiperplasia basal, dilatasi ruang

    intraselular. alaupun demikian, bila tidak ditemukan tanda tersebut tidak menghilangkan kecurigaan

     penyakit 5.

    -3arium meal: tidak digunakan untuk mendiagnosis 5/penyakit 5 tetapi untuk mendeteksi kelainan

    anatomi saluran cerna atas.

    -Nuclear scintigraphy: tidak direkomendasi untuk e0aluasi penyakit 5 secara rutin, digunakan untuk 

    mendiagnosis aspirasi paru pada gejala respirasi kronis atau berulang

    -+ltrasonografi: tidak direkomendasikan untuk e0aluasi penyakit 5

    Terapi

    -egurgitasi $5 fisiologis&

    - "arenteral reassurance: yakinkan orang tua bah*a regurgitasi adalah fisiologis

    - ('I eksklusif harus diteruskan pemberiannya. 3ukan alasan menghentikan ('I atau memberikan

    susu formula kepada bayi yang mendapatkan ('I eksklusif karena bayi mengalami regurgitasi

     berlebihan.

    - 3ia frekuensi dan 0olume regurgitasiberlebihan banyak $L= kali sehari&, orang tua sangat cemas,

    dan bayi sudah mendapat susu formula, maka dapat diberikan thickening milk komersial atau

    dimodifikasi dengan cara menambahkan % sendok takar $8 gram& tepung beras ke dalam %;; m

    susu formula standar.

    - "osisi bayi setelah minum, terlentang denngan sudut =8->; derajat antara pinggang dan tempattidur.

    - "rokinetik $cisaprid&: penyediaan cisapride terbatas hanya di farmasi rumah sakit. "emberiannya

    hanya bila tata laksana di atas tidak memberikan respons dan harus dalam pemantauan dokter.

    'ebalikanya dilakukan pemeriksaan 5 sebelum pemberian cisaprid. Dosis cisaprid ;,)

    mg/kg/kali, 9 kali sehari. "rokinetik lainnya $metoklopramid, domperidon& tidak terbukti

    mempunyai efek yang lebih baik dibandingkan cisaprid.-5 patologis/penyakit 5: terbukti penyakit 5 $esofagitis& diberikan !) antagonis $rantin, ) mg/kg

    33/hari, dua kali sehari& atau "roton "ump Inhibitor $omepra7ole %-) mg/kg 33/kali, satu kali sehari&

    selama %-) bulan bergantung respons klinis.

    -3edah $fundoplikasi&, hanya dilakukan bila tata laksana di atas tidak memberikan respons, kualitas anak 

    menurun atau penyakit 5 mengancam ji*a

    -#erapi empiris:

    - #idak cukup bukti ilmiah untuk memberikan terapi !) antagonis/""I sebagai uji diagnostik.

    - "endapat ahli: terapi empiris dapat diperkenankan hanya pada daerah yang tidak mempunyai alat

    diagnostik 5/penyakit 5. #atalaksana yang diberikan adalah !) antagonis $ranitidin )

    mg/kg 33/kali, dua kali sehari& atau "roton "ump Inhibitor $omepra7ole ;,>-) mg/kg 33/kali,

    satu kali sehari& selama ) minggu. 3ila keluhan/gejala klinis hilang, maka sangat mungkin anak 

    mengalami penyakit 5 dan terapi dapat diteruskan sampai %-) bulan. 3ila tidak ada perubahan

    keluhan, maka harus dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai dugaan diagnosis lainnya.

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    12/26

    epustakaan

    %. andenplas 6, udolph 2D, Di oren7o 2, !assall 5, iptak , Ma7ur ,dkk. North (merican 'ociety

    for "ediatric atroenterology !epatology and Nutrition, 5uropean 'ociety for "ediatric

    atroenterology !epatology and Nutrition. "ediatric gastroesophageal refluH clinical practice

    guidelines:joint recommendations of the North (merican 'ociety for "ediatric atroenterology,

    !epatology, and Nutrition $N('"!(N& and the 5uropean 'ociety for "ediatric astroenterology,!epatology, and Nutrition $5'"!(N&. C "ediatric astroenterolo Nutr. );;?A=?:=?

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    13/26

    Perdarahan aluran )erna pada Anak 

    "erdarahan saluran cerna adalah hilangnya darah dalam jumlah yang tidak normal pada saluran cerna

    mulai dari rongga mulut hingga ke anus. olume darah yang hilang dari saluran cerna dalam keadaan

    normal sekitar ;,8-%,8 m per hari.

    "erdarahan saluran cerna dapat dibagi menjadi ) berdasarkan lokasi anatomi sumber perdararahnnya:

    -"erdarahan saluran cerna atas $ di atas ligamentum #reit7&-"erdarahan saluran cerna ba*ah $di ba*ah ligamentum #reit7&

    Manifestasi klinis perdarahan saluran cerna yang terjadi dapat berupa:

    -Melena yaitu keluarnya tinja yang ber*arna hitam atau seperti ter -!ematoche7ia yaitu keluarnya darah segar per rektum yang ber*arna merah cerahatau sedikit gelap

    -!ematemesis yaitu muntah darah dengan material muntahan ber*arna merah terang atau merah gelap

    $coffe grounds&

    "enyebab perdarahan saluran cerna pada anak sangat ber0ariasi dan kondisi klinis yang ditimbulkannya

     bisa ringan hingga berat mengancam ji*a $life threatening conditions&.

    "erbedaan klinis perdararahan saluran cerna atas dan ba*ah:

    -'aluran cerna atasA

    - !ematemesis

    - Melena

    - !ematoche7ia dapat terjadi apabila perdarhan berat yaitu 0olume perdarhan yang terjadi sangat banyak dan darah cepa dikeluarkan karena sifat darah sebagai katartik.

    -+sus halus:

    - Melena- !eatoche7ia

    -'aluran cerna ba*ahA

    - !ematoche7ia, kecuali apabila motilitas usus berjalan lambat

    Diagnosis

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    14/26

    (namnesia

    Dalam melakukan e0aluasi anak dengan perdarhan saluran cerna ada beberapa kondisi yang harus segera

    ditentukan sejak a*al:

    -(pakah anak betul-betul mengalami perdarhan saluran cerna

    -(pakah perdarhan yang terjadi menyebabkan gangguan hemodinamik -(pakah perdarhan saat ini sedang berlangsung

    -#indakan apa yang harus segera dilakukan saat ini

    !al-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis:

    -#entukan apakah anak betul-betul mengalami perdarhan saluran cerna dari produk muntahan dan tinja.3eberapa kasus yang sering dikelirukan dengan perdararahan saluran cerna antara lainadalah:

    - !ematemesisi dan melena:

    - #ertelan darah ibu pada saat persalinan atau saat menyusui akibat puting yang lecet

    - #ertelan darah epistaksis

    - Mengkonsumsi makanan dan obat-obatan tertentu

    - !ematoche7iaA

    - Menstruasi

    - !ematuria

    -#entukan seberapa banyak 0olume darah yang hilang untuk menentukan berat ringannya perdarhan

    saluran cerna dan tanyakan tanda-tanda gangguan hemodinamik yang terjadi

    -#anyakan *arna darah dan jenis perdarhannya ntuk menentukan lokasi perdarhannya. #anyakan durasi

     perdarhan untuk menentukan kronisitas perdarhan.

    -#anyakan gejala-gejala penyerta lain dan faktor yang mengarah pada penyebab tertentu. ejala penyerta

    gastrointestinal antara lain diare, cramping, nyeri perut, konstipasi, muntah. ejala sistemik yang perluditanyakan antara lain , demam, timbulnya ruam, pusing, pucat, sesak nafas, berdebar-debr, ekstremitas

    dingin. !ematoche7ia akut disertai nyeri perut hebat pada anak yang tampak sakit berat bisa

    merupakan komplikasi dari intususepsi, 0ol0ulus, hernia inkarserata, atau thrombosis mesenteric.

    !ematochesia tanpa disertai rasa nyeri dapat disebabkan oleh di0ertikulum Meckel, polip, duplikasiintestinal, massa submukosa usus, malformasi 0askular atau aneurisma arteri mesenterika. Muntah

    hebat sering berhubungan dengan penyebab Mallory eiss #ear.

    -i*ayat penyakit sebelumnya: ri*ayat perdarhan, ri*ayat penyakit hati

    -i*ayat penyakit keluarga: penyakit perdarhan $bleeding diasthese&, penyakit hati kronik, penyakit

    saluran cerna $polip, ulkus, kolitis&, pemakaian obat-obatan tertentu.

    -i*ayat minum obat-obatan yang mengiritasi mukosa $mengkonsumsi dalam jangka panjang& seperti

     N'(ID, steroid, obat-obatan sitostatika tertentu

    -i*ayat trauma abdomen

    "emeriksaan fisik 

    -#entukan berat ringannya perdarhan dengan melihat keadaan umum pasien, status hemodinamik,

     pemikiran 0olume darah yang hilang dan *arna dari perdarhan:

    - "erdarhan berat ditandai dengan keadaan umum yang pucat, gelisah, letargis dan nyeri perut

    - (nemis $pucat& penting untuk memperkirakan banyaknya kehilangan darah. Indikator terbaik menunjukan adanya pedarhan berat dan tanda-tanda a*al gagal jantung adalah resting tachycardia

    dan perubahan tekanan darah dengan perubahan ortostatik. "erubahan ostostatikdidefinisikan

    sebagai peningkatan denyut nadi );H/menit atau penurunan tekanan darah sistolik sebesar %;

    mm!g atau lebih dari perubahan posisi supine ke posisi duduk. "erdarahan yang berlangsung

     baik kronis maupun akut dapat menimbulkan dekompensasi jantung

    -#anda-tanda fisis yang sering dijumpai pada anak dengan perdarahansaluran cerna.

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    15/26

    "emeriksaan penunjang

    "emeriksaan laboratorium

    -+ji uaiac dengan sampel tinja untuk mengetahui perdarhan tersembunyi atau untuk konfirmasi apakah

    materi dalam sampel tinja adalah darah. "emeriksaan ini cukup sensitif dan spesifik. !asil positif palsudijumpai apabila sampel yang diperiksa mengandung hemoglobin atau myoglobin dari daging, lobak,

    ferrous sulfat $p! tinja G >&, tomat, ceri merah segar. !asil negatif palsu dijumpai apabila sampel yangdiperiksa mengandung 0itamin 2 atau penyimpanan fese L =hari.

    -"emeriksaan hemoglobin, hematokrit, dan red blood count $32&. "erdarhan kronis ditandai dengan

     penurunan 32, hemoglobin dan hematokrit. (nemia dengan 32 normal menunjukan perdarhan

    akut, sedangkan anemia dengan 32 rendah menunjukan perdarhaan kronis.

    -(pabila tidakk ada tanda-tanda syok, penyakit sistemik ataupun penyakit hati dapat dilakukan

     pemeriksaan berikut: darah rutin lengkap, laju enda darah $5D&, 3lood +rea Nitrogen $3+N&,

     protrombin time $""#&, partial thromboplastin time $("##&, uaiac dari sampel tinja dan muntahan.

    - (pabila ada tanda-tanda syok, penyakit sistemik dan penyakit hati dilakukan pemeriksaan sebagai

     berikut: darah rutin lengkap, 5D, 3+N, *aktu protrombin, ("##, uaiac dari sampel tinja dan

    muntahan, golongan darah dan cross match, ('#, (#, #, 3+N, kreatinin, albumin, protein total.

    -+ji (pt-Do*ney untuk konfirmasi apakah hematemesis yang dialamai bayi berasal dari saluran cerna bayi

    atau darah ibu yang tertelan saat persalinan atau menyususi dari outing ibu yang lecet.

    "emeriksaan radiologis

    -4oto polos abdomen

    -+ntuk melihat tanda-tanda enterokolitis nekrotikans seperti dilatasi usus, penebalan dinding usus dan pneumatosis intestinal

    -3ariem enema

    -+ntuk melihat adanya polip, malrotasi ataupun itususepsi

    -4aktor kontras saluran cerna bagian atas

    -"ada kasus perdaran saluran cerna atas disertai gejala disfagiam odinofagia, atau drooling

    -+ltrasonografi abdomen

    -+ntuk melihat adanya hipertensi portal dan penyakit hati kronis

    -2#-scan dan MI-+ntuk melihat kondisi 0askuarisasi abdomen

    -#echnetium ??m- pertenchnette 'can Meckel

    -+ntuk mendeteksi adanya di0ertikulum Meckel

    -#echnetium ??m-labelled red cells

    -+ntuk melokalisir perdarahan kecil dan intermiten dengan kecepetan perdarhan ;,%-;,9 m/menit

    $8;;m/hari&-(ngiografi

    -Diindikasikan untuk perdarahan aktif atau perdarhan kronikk rekuren yang tidak tamak dengan

     pemeriksaan lainnya. (gar sumber perdarhan dapat diketahui diperlukan kecepatan perdarahan L ;,8

    m/ menit. 'pesifisitas mencapai %;; tetapi sensiti0itasnya lebar tergantung pada kecepatan perdarahannya.

    "emeriksaan endoskopi

    -Indikasi atroskopi dan kolonoskopi untuk mengetahui lokasi perdarahan, mencari penyebab spesifik 

     perdarahan saluran cerna, biopsi jaringan dan bila memungkinkan sekaligus terapi inter0ensi.

    #ata laksana

    "rinsip penangan mencakup tindakan suportif dan terapi untuk mengontrol perdarahan.

    -'uportif 

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    16/26

    - 'atiblisasi hemodinamik dengan resusitasi cairan intra0ena kristaloid $inger laktat atau Normal

    saline&. "ada perdaraahan karena 0arises pemberian cairan harus hati-hati untuk menghindari

     pengisian intra0askuler yang terlalu cepat sehingga dapat meningkatkan tekanan porta dan

    memicu terjadinya perdarhan berulang.

    - ksigenasi diberikan pada perdarhan aktif masif dengan syok - "ada perdarahan masif diberi transfusi darah $hole blood,"2& untuk memperbaiki oHygen-

    carrying capacity. #ransfusi darah sebaiknya diberikan sehingga mencapai hematokrit kurang dari9; untuk menghindari kondisi o0ertransfused yang dapat meningkatkan tekanan porta dan

    memicu perdarahan berulang. "emantauan hematokrit diperlukan pada kasus perdarahan aktif.

    - oreksi koagulasi atau trombositopenia apabila ada indikasi $4resh 4ro7en "lasma, trombosit&

    - oreksi gangguan elektrolit bila ada

    - Mencegah terjadinya esefalopati hepatikum/hepatic encephalopathy $!5& pada penderita penyakit

    hati kronis yang mengalami perdarhan saluran cerna, dapat dilakukan dengan pemberian laktosa

    dan nonabsorbable antibiotoc. aktulosa berfungsi untuk membersihkan saluran cerna dari sisa-

    sisa darah. Nonabsorbable antibiotic $Neomisin, 2olistin& bertujuan untuk mensterilkan usus dari

     bakteri usus yang mencerna jedelaan darah menjadi ammonia $neurotoksik& sehingga prosuksi

    dan pasase ammonia ke aliran sistemik bisa di cegah. Dosis laktulosa ;,8-% m/kg33 diberika )-

    = kali per hari.

    -"engobatan spseifik untuk mengontrol perdarahan:- "erdarahan aktif:

    - astric (cid 'ecretion Inhibitor I:

    - anitidin $histamin-) agonis& % mg/kg 33 dilanjutkan )-= mg/kg33/hari infus kontinue

    atau 9-8 mg/kg33/hari terbagi dalam 9 dosis $bolus&- "antopra7ole $proton pump inhibitor/""I&: anak-anak G =; kg: ;,8-% mg/kg 33/ hari i0

    sehari, anak-anak L =; kg: );-=; mg sekai sehari $maksium =;.g/hari&

    - (gen 0asoaktif I:

    Mempunyai efek menurunkan tekanan 0ena porta dengan menurunkan aliran darah splanik.

    - kreotid $somatostatin analog&: % mcg/kg33 bolus $maksimum =; mg/hari&. 3ila

     perdarhan sudah terkontrol dosisi diturunkan 8; perlahan-lahan tiap %) jam hingga

    mencapai )8 dosis pertama baru diberhentikan. nkreootid lebih disukai karena sedikit

    menimbulkan efek samping sistemik dibandingkan 0asopresin dan juga mempunyai efek samping sistemik dibanding 0asopresin dan juga mempunyai efek mengurangi sekresi asam

    lambung. 5fek samping yang sering dijumpai hiperglikmia.

    - asopresin $antidiuretic hormone& ;,;;)-;,;;8 unit/kg33/menit setiap %) jam kemudian

    diturunkan dalam )=-=< jam $maksimum ;,) unit/menit&. asopresin mempunyai efek 

    samping kontriksi perifer dan memicu.

    - Mencegah perdarahan:- astric (cid 'ecretion Inhibitor $oral&

    - anitidin $histamin-) antagonis& )-9 mg/kg33/kali, ) atau 9 per hari $maksimum 9;;

    mg/hari&

    - 4amotidin $histamin-) antagonis& ;,8 mg/kg 33/ kali, dua kali sehari $maksimum =;mg/hari

    - ansopra7ol $""I& %-%,8 mg/kg 33/hari, satu atau dua kali sehari $maksimum 9; mg duakali sehari&

    - mepra7ol $ppi& %-%,8 mg/kg33/ hari atau dua hari sekali $maksimum ); mg dua kali

    sehari&

    - (dhesi0e protection of +cerated Mucosa $ral&:

    - 'ukralfat $ocal adhesi0e paste& =;-

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    17/26

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    18/26

    - ontak dengan penderita pertussis dan belum diimunisasi/imunisasi tidak adekuat

    - #anda dan gejala klinis tergantung dari stadium:

    %. 'tadium kataral

    ejala klinisnya minimal dengan/tanpa demam, rhinorea, anoreksia, frekuensi batuk bertabah

    ). 'tadium paroksismal3atuk paroksismal yang dicetuskan oleh pemberian makan $bayi& dan akti0itasA fase inspiratorik 

     batuk atau batuk rejan $inspiratory whooping &A  post-tussive vomiting . Dapat pula dijumpa mukamerah atau sianosis, mata menonjol, lidah menjulur, lakrimasi, hipersali0asi, distensi 0ena lebar 

    selama serangan, apatis, penurunan berat badan.

    9. 'tadium kon0alesens: gejala akan berkurang dalam beberapa minggu sampai beberapa bulanA

    dapat terjadi petekia pada kepala/leher, perdarahan konjungti0a, dan terdengar crackles difus.

    - 3ayi G > bulan gejalanya tidak khas, mungkin berupa tanda dan gejalaA

    - !ipoksia yang terlihat lebih hebat dibandingkan gambaran klinis

    - Muntah-muntah sampai menimbulkan dehidrasi

    - adang hanya menunjukan tanda dan gejala sianosis dan apneic spell , tanpa disertai whoop

    Pemeriksaan penunjang

    -eukosit dan hitung jenis sel:

    - eukositosis $%8.;;;-%;;.;;;/mm9 dengan limfositosis absolut.-Ig terhadapat toksin pertusis:

    - Didapatkan antibiotiknya $Ig terhadap toksin pertusis&

    -4oto toraks:

    - Infiltrat peruhiler atau edema, atelektasis, ata empiema-Diagnosis pasti apabila ditemukan organisme pada apus nasofaring $bahan media 3ordet-engou& dengan

    menggunakan media transport $egan-o*e&

    Diagnosis "anding

    (deno0irus

    3ordetella parapertussis

     Bordetella bronchiseptika

    Tata &aksana

    - 'uportif umum $terapi oksigen dan 0entilasi mekani juka dibutuhkan&

    - bser0asi ketat diperlukan pada bayi, untuk mencegah/mengatasi terjadinya apnea, sianosis, atau

    hipoksia

    - "asien diisoloasi $terutama bayi& seama = minggu, diutamakan sempai 8-B hari selesai pemberian

    antibiotik. ejala batuk paroksismal setelah terapi antibiotik tidak berkurang, namun terjadi penurunan transmisi setelah pemberian orterapi hari ke-8

    - 3elum ada studi berbasis bukti untuk pemeberian kortikosteroid, albuteroll, dan beta-) adrenergik 

    lainnya, serta belum terbukti efektif sebagai terapi pertusis.

    - Dilakukan penilaian kondisi pasien, apakah terjadi apnea, spel sianotik, hipoksia dan/ ataudehidrasi.

    Terapi anti"iotik 

    #ujuan farmakoterapi adalah mengihilangkan infeksi, mengurangi morbiditas, dan mencegah komplikasi

    Penyulit

    "neumonia : kejang

    (telektasis : perdarahan dan berdarah

    uptur al0eoli : epistaksis, melena, perdarahan subkonjungti0a, hematom epidural

    5mfisema : perdarahan intrakranial

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    19/26

    3ronkiektasi : meningoensefalitis, endefalopati, koma

    "neumotoraks : dehidrasi dan gangguan nutrisi

    uptur diafragma : hernia umbilikalis/inguinalis, prolaps rekti

    Indikasi %awat

    -"ertusis pada bayi usia G > bulan

    -"ertusis dengan penyulit, termasuk apnea dan spel sianotik 

    Pemantauan

    -Monitor kemungkinan gangguan respirasi, kesadaran, dehidrasi serta anoreksia pada kasus yang

    memerlukan tindakan ra*at di umah 'akit

    -(mati apakah demam tidak membaik atau bahkan bertambah buruk setelah terapi hari ke-9, karena

    mungkin terjadi infeksi sekunder 

    -Isolasi terhadap kasus sampai hari ke-8 pemberian antibiotik 

    -"emberian antibiotik profilaksis kepada kontak erat

    Konsultasi

    3edah saraf, 3edah toraks dan 0askular, serta bedah anak bila terjadi komplikasi

    Pen+egahan

    %. e*aspadaan penularan melalui droplet:

    - 'ampai hari ke-8 pemberian antibiotik yang efektif 

    - 'ampai minggu ke-9 setelah timbul batuk paroksismal, apabila tidak diberikan antibiotik ). Imunisasi

    #erdapat ) tipe 0aksin pertusis, yaitu %& 0aksin whole-cell   $*"& dengan basis  B. pertusis  yang

    dimatikan dan )& 0aksin acellular  $a"& dengan komponen organisme highly purified .

    Prognosis

    -Mortalitas terutama oleh karena kerusakan otak $ensefalopati&, pneumonia, dan penyulit paru lain

    -"ada anak besar Q prognosisnya baik 

    -Dapat timbul sekuele berupa whee!ing  pada saat de*aa

    urat Persetujuan

    Diperlukan

    Kepustakaan

    %. 2herry CD, !eininger +. "ertusis and other 3ordetella infections. Dalam: 4eigin D $penyunting&

    #eHtbook of pediatric infectious disease. 5disi ke->. );;?. 3 'aunders 2o, "hiladelphia: h %>

    ). ong ''. "ertussis $3ordetella pertussis and 3. parapertussis&. Dalam: 3ehrman 5, liegman M,

    Censon !3, penyunting Nelson teHtbook of pediatric.edisi ke-%

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    20/26

    Polio

    "olio $poliomyelitis& adalah infeksi oleh entero0irus dari famili "icorna0iridae yang bermanifestasi dalam

    = bentuk: inapparent infection $?;-?8&, abortif/minor illness $=-

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    21/26

    Kultur:

    Dilakukan pemeriksaan kultur 0irus dari feses dan apus tenggorok, pada pasien tersangka infeksi

     poliomyelitis $pasien (4"&

    ,istologi:

    (g spesifik entero0irus dilakukan imunofluoresens dan pemeriksaan N( melalui "2.

    "asien yang sembuh dapat mengalami sindrom pascapoliomielitis dengan keluhan kelemahan rekurens

     pada otot yang terkena. 'indrom ini dapat terjadi );-=; tahun setelah infeksi polio.

    *aktor risiko

    Makin meningkat usia terinfeksi 0irus polio akan meningkatkan risiko mendapat paralisis dan angkakematiannya tinggi. "asien innapparent illness yang dilakukan tonsilektomi dapat mempresipitasi

     poliomyelitis bulbar. "ada saat onset sakit, pemberian 0aksin D"#, kerja fisis berat, dan trauma

    meningkatkan kemungkinan terjadinya paralisis.

    Diagnosis -anding

    -Infeksi entero0irus lainnya

    -"uillain Barre syndrome

    -ugelberg elander spinal muscular dystrophy

    -Meningitis asepsis

    -5nsefalitis

    Tata &aksana

    Medikamentosa

    #idak ada anti0irus untuk terapi infeksi oleh 0irus polio

    uporti( 

    -"emberian antipiretik/analgetik bila terdapat keluhan demam, nyeri kepala, atau nyeri otot

    -entilasi mekanik seringkali diperlukan pada pasien paralisis bulbar 

    -#rakeostomi dilakukan pada pasien yang membutuhkan dukungan 0entilasi mekanik jangka panjang

    -ehabilitasi medis dilakukan pada kondisi pralisis untuk mencegah terjadinya dekubitus, pneumonia

    akibat berbaring lama, serta latihan aktid dan pasif untuk mencegah kontraktur 

    -onstipasi diatasi dengan pemberian laksatif dan pemasangan kateter urine

    -#erapi hipertens bila terjadi ensefalopati hipertensif.

    -edah

    -Diperlukan bantuan bedah ortopedi bila terjadi sekuele yang mengakibatkan displasia atau kontraktur 

    Diit

    -eseimbangan cairan dan elektrolit sangat diperlukan, bilamana memungkinkan diet tinggi serat untuk 

    mencegah konstipasi

    -!indari terjadinya aspirasi

    Penyulit

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    22/26

    -#imbulnya rasa nyeri hebat pada saat terjadinya spasme dan kekauan otot

    -"aralisis otot 0esikaurinaria dan atoni I# $);&

    -espiratory insufficiency pada pure spinal, bulbar, dan bulbospinal poliomyelitis

    -(ritmia jantung, tekanan darah tidak stabil, dan kelainan 0asomotor terjadi bila pusat 0ital di medula

    terkena

    Pemantauan

    -"asien poliomyelitis nonparalitik harus terus dipantau untuk kemungkinan berkembang ke arah paralitik 

    dengan pemeriksaan refleks perifer dan dalam secara rutin.

    -"asien yang terbaring lama, imobilisasi, terpasang kateter 0ena, urin dan edotracheal tube  $5##&,

    dipantau untuk mengetahui kejadian infeksi

    -"asien poliomyelitis memerlukan pemantauan jangka panjang untuk mencegah sekuele lebih lanjut

    dengan upaya program rehabilitasi medis

    Indikasi %awat

    -(cute flaccid paralysis $(4"& untuk memantau kemungkinan timbulnya distress pernapsan, gangguan

     berkemih, dan gangguan sentral $misal: hipertensi ensefalopati&

    -"asien yang mengalami penurunan kesadaran

    Konsultasi

    -Dilakukan secara komprehensif antara dokter spesialis anak $infeksi, neurologi, pulmonologi, tumbuh

    kembang, imunologi&, rehabilitis medis, psikiatri, da terapis

    Pen+egahan

    -#erdapat ) macam bentuk 0aksin untuk mencegah infeksi oleh 0irus polio, yaitu inacti0ated polio0irus0accine $I"& dan oral attenuated polio0irus 0accine $"&

    Prognosis

    "oliomielitis tipe bulbar memiliki komplikasi tertinggi dan angka kematiannya mencapai >; diikuti oleh

     poliomielitis tipe spinal. "asien inapparent illness atau abortif dapat sembuh tanpa menimbulkan sekuele

    yang signifikan.

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    23/26

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    24/26

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    25/26

  • 8/17/2019 BAHAN KETIKAN ASISTEN

    26/26