bahan bacaan:

79
Bahan Bacaan: 1. Sudikno, Pengantar Ilmu Hukum 2. Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Chandra Pratama, 1996 3. Sudikno, Penemuan Hukum 4. Ridwan Syahrani, Pengantar Ilmu Hukum 5. Lili Rasyidi, Filsafat Hukum & Teori Hukum 6. Suryono Soekanto, Sosiologi Hukum 7. Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum 8. Sunaryati Hartono, Perbandingan Hukum 9. W. Friedman, Teori & Filsafat Hukum

Upload: seanna

Post on 08-Jan-2016

153 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bahan Bacaan:. Sudikno, Pengantar Ilmu Hukum Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Chandra Pratama, 1996 Sudikno, Penemuan Hukum Ridwan Syahrani , Pengantar Ilmu Hukum Lili Rasyidi , Filsafat Hukum & Teori Hukum Suryono Soekanto , Sosiologi Hukum - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Bacaan:

Bahan Bacaan:

1. Sudikno, Pengantar Ilmu Hukum2. Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian

Filosofis dan Sosiologis), Chandra Pratama, 19963. Sudikno, Penemuan Hukum4. Ridwan Syahrani, Pengantar Ilmu Hukum5. Lili Rasyidi, Filsafat Hukum & Teori Hukum6. Suryono Soekanto, Sosiologi Hukum7. Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum8. Sunaryati Hartono, Perbandingan Hukum9. W. Friedman, Teori & Filsafat Hukum

Page 2: Bahan Bacaan:

ASPEK-ASPEK PENGUBAH HUKUM

Oleh:

Suhrawardi K Lubis, SH.,Sp.N.,MHFarid Wajdi, SH.,M.Hum

Page 3: Bahan Bacaan:

PengertianAspek-aspek Pengubah Hukum

Dilihat dari sudut gramatikalnya terdiri dari tiga suku kata, yaitu:

1. Aspek

2. Pengubah

3. Hukum

Page 4: Bahan Bacaan:

Kata “ASPEK” berarti

Kata aspek berarti:

1. “tanda” atau

2. “sudut pandang” atau

3. “dapat juga diartikan sebagai kategori gramatikal verba (lingkungan kata kerja; kata yang menggambarkan proses, perbuatan atau keadaan) yang menunjukkan lama dan jenis perbuatan”

(KBBI)

Page 5: Bahan Bacaan:

Kata “PENGUBAH” berarti:

Berasal dari kata “ubah”, yang berarti:

1. menjadi lain (berbeda) dari semula

2. bertukar (beralih, berganti menjadi sesuatu yang lain.

Sedangkan pengubah berarti “ orang atau sesuatu yang mengubah”

(KBBI)

Page 6: Bahan Bacaan:

Kata “HUKUM” berarti:

Kumpulan aturan, perundang-undangan atau hukum kebiasaan, di mana suatu negara atau masyarakat mengakuinya sebagai sesuatu yang mempunya kekuatan mengikat terhdap warganya.

(Oxford English Dictionary)

Page 7: Bahan Bacaan:

Dengan demikian “ASPEK PENGUBAH HUKUM” dapat diartikan sbb:

“Proses, perbuatan atau keadaan yang mengubah Hukum”

Page 8: Bahan Bacaan:

Materi Bahasan:

I. Pendahuluan

II. Sistem Hukum Dunia

III. Sumber Hukum

IV. Penemuan Hukum

V. Faktor-faktor Pengubah Hukum

Page 9: Bahan Bacaan:

Materi Bahasan:

VI. Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat

dalam melaksaanakan perubahan.

VII.Law Tool of Social Enginering

Page 10: Bahan Bacaan:

II. SISTEM HUKUM DUNIA

Yang dimaksud dengan Sistem Hukum;

Sistem merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh yag terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain.

Dengan kata lain sistem hukum adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain yg merupakan satu kesatuan yg terorganisasi dan kerjasama ke arah tujuan kesatuan.

Page 11: Bahan Bacaan:

Prof. Rene David membagi sistem hukum sebagai berikut:

1. Sistem Romawi Jerman (selalu diistilahkan dengan Civil Law).

2. Sistem Common Law

3. Sistm Hukum Agama dan Filsafat

4. Sistem Hukum Sosialis

Page 12: Bahan Bacaan:

Civil LawSeperti yang berlaku di negara-negara Eropa yang lebih mementingkan kodifikasi, ilmu hukum kontinental ini sangat dipengaruhi oleh hukum Romawi.

Page 13: Bahan Bacaan:

Common LawSistem ini berasal dari Inggris (dalam sistem ini tidak ada sumber hukum, sumber hukum hanya kebiasaan masyarakat yang dikembangkan di pengadilan/keputusan pengadilan). Hkm Inggris karena keadaan geografis dan perkembang an politik serta sosial yang terus menerus, dengan pesat berkembang menurut garisnya sendiri, dan pada waktunya menjadi dasar perkembangan hukum Amerika.

Page 14: Bahan Bacaan:

Dalam perkembangannya Hkm Amerika bertambah bebas dlm sistem hukum aktual nya, yang lama kelamaan terdapat perbedaan yang fundamental yaitu:

1. Di Amerika Hk yang tertinggi tertulis, yakni konstitusi Amerika yang berada di atas tiap- tiap undang-undang. Di Inggris kekuasaan parlemen untuk membuat uu tdk terbatas.

2. Karena seringnya ada kebutuhan akan penafsiran konstitusi, Hakim Amerika (dibanding Inggris)lebih sering dihadapkan pada persoalan kepenti umum.

Page 15: Bahan Bacaan:

3. Kebutuhan untuk mensistematisasikan hukum, di Amerika dirasa lebih mendesak, karena banyaknya bahan hukum yang merupakan ancaman karena tidak mudah untuk diatur

Page 16: Bahan Bacaan:

Khusus Indonesia

Selain sistem hukum yang disebutkan di atas juga dikenal:

5. Sistem Hukum Adat

Page 17: Bahan Bacaan:

III. SUMBER-SUMBER HUKUM

Pengertian;

Adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.

Page 18: Bahan Bacaan:

Menurut CIVIL LAW

1. Undang-undang

2. Kebiasaan

4 Sumber3. Traktat

4. Doktrin

Page 19: Bahan Bacaan:

Menurut COMMON LAW

Putusan

PengadilanAda 2sumber

Produk Parlemen

Page 20: Bahan Bacaan:

Menurut ISLAMIC LAW

Al-Qur’an

Al-Hadis

Ada 4

Ijma’ Ulama*

Ijtihad

Page 21: Bahan Bacaan:

Sumber Hukum Ijtihad dapat dilaku kan dengan berbagai cara, yaitu ;

Qias

Al-Istihsan

Sad Zariah

Ijtihad Istislah

Istishaq

Maslahah Mursalah

Urf

Page 22: Bahan Bacaan:

Keistimewaan Hukum Islam1.Universal

(Internasional/menyeluruh)

2.Humanity

Ada 3 (Insaniah /Kemanusiaan /penuh kasih)

3.Morality

(Akhlaq)

Page 23: Bahan Bacaan:

3 Karakteristik Hukum Islam(Hasbi Ashsiddiqy)

Harakah

(Utuh)Waqathah

(Harmoni)Takamul

(Sempurna)

3 Karakteristik

Page 24: Bahan Bacaan:

Menurut COSTEMER LAW

Kebiasaan

Ada 2

sumber

Tradisi

Page 25: Bahan Bacaan:

Menurut SOCIALIST LAW

Sumbernya adalah:

Keputusan Tertinggi para penguasa berupa produk kebijaksanaan pemerintah atau negara.

Intinya: tidak ada sumber hukum yang resmi, yang jelas:

1. Hukum adalah penguasa negara

2. Hukum membela Rakyat proletar

Page 26: Bahan Bacaan:

Sistem Hukum Sosialis

Ada dua teori yang mendasari hukum dalam masyarakat sosialis, yaitu:

Pertama Keseluruhan hubungan-hubungan dari produksi

membangun struktur ekonomi masyarakat, dasar yang sebenarnya, yang di atasnya timbul supra-struktur hukum dan politik, dan dengan mana bentuk-bentuk kesadaran sosial menyesuaikan diri.

Page 27: Bahan Bacaan:

Kedua;

Bahwa seluruh cita hukum berkaitan dengan negara dan karena itu merupakan sarana dengan mana mereka yang mengawasi alat-alat produksi tetap mengawasi mereka yang dicabut hak miliknya. Dengan berpindahnya pemilikan alat-alat produksi ketangan masyarakat, individu akan dilibatkan, seperti halnya negara dan hukum, yang dibenarkan hanya oleh kebutuhan dengan paksaan.

Page 28: Bahan Bacaan:

Catatan:

Kedua teori ini tentunya sangat menyesatkan, sebab dapat menjadi penyekat pemikiran konstruktif mengenai fungsi hukum dalam masyarakat sosialis.

Page 29: Bahan Bacaan:

IV. PENEMUAN HUKUM

Penemuan hukum ini dilakukan oleh Hakim, dalam penemuan hukum ini ada perbedaan pandangan antara Eropa Kontinental dengan Anglo Saxon

Eropa Kontinental tidak memisahkan secara tegas antara metode interpretasi dengan metode konstruksi, sedangkan Anglo Saxon memisahkannya secara tegas.

Page 30: Bahan Bacaan:

Kapan Penemuan Hukum diperlukan ?

Untuk menjawab ini ada dua aliran pemikiran:

1. Penganut Doktrin “Sen-clair”

Aliran ini berpendapat penemuan hukum dibutuhkan apabila:

a. Peraturannya belum ada untuk suatu

kasus in konkreto, atau

b. Perturan sudah ada tetapi belum jelas

Diluar keadaan ini penemuan hukum tidak ada.

Page 31: Bahan Bacaan:

2. Penemuan Hukum harus selalu dilakukan.

Hakim selalu dan tidak pernah tidak

melakukan penemuan hukum

Page 32: Bahan Bacaan:

2 Jenis Metode Penemuan Hukum

Interpretasi

Metode

penemuan

Hukum

Konstruksi

Page 33: Bahan Bacaan:

Perbedaannya;

Interpretasi:

Penafsiran terhadap teks Undang-undang, dengan masih tetap berpegang pada bunyi teks itu.

Konstruksi:

Hakim menggunakan penalaran logisnya untuk mengembangkan lebih lanjut suatu teks UU, dimana hakim tidak lagi berpegang kepada bunyi teks, tetapi tidak mengbaikan hukum sebagai suatu sistem

Page 34: Bahan Bacaan:

Jenis Interpretasi dewasa ini

Metode subsumptif Interpretasi gramatikal Intrpretasi historis Interpretasi sistematis Interpretasi sosiologis atau teleologis Interpretasi komparatif Interpretasi futuristis Interpretasi restriktif Interpretasi ekstensif

Page 35: Bahan Bacaan:

Jenis Metode Konstruksi

Sebelum membicarakan jenis konstruksi terlebih dahulu dikemukakan syarat utama untuk melakukan konstruksi:

1. Meliputi materi hukum positif

2. Tidak boleh membantah dirinya sendiri

3. Faktor estetis

Intinya harus mengandung materi, kesatuan

logis dan bentuk

Page 36: Bahan Bacaan:

Metode Konstruksi:

a. Metode Argumentum Per Analogiam, dan

b. Metode Argumentum A’ Contrario

c. Rechtsvervijnings (Pengkonkritan/penyempitan hukum)

d. Fiksi Hukum

Page 37: Bahan Bacaan:

Aliran-aliran Penemuan Hukum

Aliran Legisme

Penemuan Historis

Hukum Begriffsjurisprudenz

Interessenjurisprudenz

Freirechtbewegung

Page 38: Bahan Bacaan:

Aliran Legisme

Aliran ini lahir sbg reaksi atas ketidak seragaman hukum kebiasaan pada abad 19 dengan jalan kodifikasi dengan menuangkan hukum secara lengkap dan sistemats dalam kitab undang-undang.Aliran ini menegaskan bahwa satu-satunya sumber hukum adalah undang-undang, yang dianggap cukup jelas dan lengkap yang berisi semua jawaban terhadap persoalan hukum sehingga hakim hanyalah berkewajiban menerapkan peraturan hukum pada peristiwa konkrit dengan bantuan penafsiran gramatikal.

Page 39: Bahan Bacaan:

Pemecahannya melalui subsumptie, dan untuk melaksanakan ini diperlu kan syarat-syarat:

1. Undang-undang harus bersifat umum (berlaku bagi setiap orang.

2. Ketentuan-ketentuan yang ada di dalamnya harus dirumuskan secara abstrak (sehingga berlaku umum)

3. Sistem peraturannya harus lengkap, sehingga tidak ada kekosongan-kekosongan.

Berdasarkan pendapat ini maka semua hukum terdapat di dalam undang-undang, dan hanya undang-undanglah yang menjadi sumber hukum.

Page 40: Bahan Bacaan:

Mazhab Historis

Abad ke 20 disadari bahwa UU tidak lengkap, nilai-nilai yang dituangkan tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat, kalau kondisi ini diperta-hankan maka akan terjadi kekosongan hukum.

Akhirnya Von Savigny mempelopori pandangan yang kemudian dinamai Mazhab Historis, yang inti pandangannya adalah:

”Hukum tumbuh dari kesadaran hukum bangsa di suatu tempat dan pada waktu tertentu”.

Page 41: Bahan Bacaan:

Begriffsjurisprudenz

Ketidak mampuan legislator meremajakan undang-undang pada waktunya merupaka alasan dasar untuk memberi peran yang lebih aktif kepada hakim untuk menyesuaikan undang pada keadaan yang baru.Dalam posisi seperti ini jurisprudensi mulai memperoleh peranan sebagai sumber hukum.

Dalam abad 19 lahirlah aliran yang dipelopori oleh Rudolf von Jhering yang menekankan pada sistematik hukum.

Page 42: Bahan Bacaan:

Inti ajaran ini menegaskan bahwa;

Yang ideal adalah apabila sistem yang ada berbentu suatu piramida, yang mana dipuncak piramida terletak asas utama, dan dari puncak piramida dibuatlah pengertian-pengertia baru (Begriff) dan selanjutnya dikembangkan sistem asas-asas dan pengertian-pengertian umum yg digunakan untuk mengkaji undang-udang.

Page 43: Bahan Bacaan:

Piramida Begriff

asas

utama

pengertian-pengertian

Page 44: Bahan Bacaan:

Ciri khas aliran ini:

Lebih memberikan kebebasan kepada hakim tinimbang aliran legisme, hakim tidak perlu terikat pada bunyi undang-undang, dia dapat mengambil argumentasinya dari peraturan-peraturan hukum yang tersirat dalam undang-undang. Dengan demikian lebih bersandar kepada ilmu hukum.

Page 45: Bahan Bacaan:

Interessenjurisprudenz

Aliran ini sebagai reaksi terhadap aliran Begriffjurisprudenz, aliran ini lebih menitik beratkan kepada “kepentingan-kepentingan” (interessen) yang difiksikan, dan oleh karena itu pulalah aliran ini dinamai dengan “Interesenjurisprudez” yang mengalami masa kejayaan pada awal abad 20 di Jerman.

Page 46: Bahan Bacaan:

Pendapat aliran ini:

Bahwa hukum tidak boleh dilihat oleh hakim sebagai formil-logis belaka, akan tetapi harus dinilai menurut tujuannya.Adapun yang menjadi tujuan menurut van Jhering adalah “idee keadilan dan kesusilaan yang tak mengenal waktu”Contoh: bahwa siapa yang dalam proses hak milik benda tidak atas nama, dan dapat menunjukkan penguasanya (bezit) atas benda tersebut, maka ia dibebaskan dari pembuktian.

Page 47: Bahan Bacaan:

Freirechtbewegung

Reaksi yang tajam terhadap aliran Legisme baru muncul pada sekitar tahun 1900 di Jerman, reaksi ini dimulai oleh Kantorowics dengan nama samaran Gnaeus Flavius.

Aliran ini menantang keras pendapat yang menyatakan bahwa kodifikasi itu lengkap dan hakim dalam proses penemuan hukum tidak memiliki sumbangan kreatif.

Page 48: Bahan Bacaan:

Aliran ini berpendapat bahwa:

Hakim memang harus menghormati undang-undang, tetapi ia dapat tidak hanya sekedar tunduk dan mengikuti undang-undang, melainkan menggunakan undang-undang sebagai sarana untuk menemukan pemecahan peristiwa konkrit yang dapat diterima. Dapat diterima karena pemecahan yang diketemukan dapat menjadi pedoman bagi peristiwa konkrit serupa lainnya, di sini hakim tidak berperan sebagai penafsir undang-undang, tetapi sebagai pencipta hukum.

Page 49: Bahan Bacaan:

V. FAKTOR-FAKTOR PENGUBAH HUKUM

ASPEK POLITIK1. Penguasa

2. Orsospol

3. Ormas

4. LSM/NGO

5. Kelompok penekan

Page 50: Bahan Bacaan:

Aspek Budaya

1. Perubahan Nilai

2. Euporia Reformasi

BUDAYA 3. Anti kemapanan

4. Kontak Budaya

5. Stratifikasi

Page 51: Bahan Bacaan:

Aspek Ekonomi

-Pengelompokan Negara

-Perdagangan bebas

ASPEK -Perjanjian

EKONOMI -Traktat

-ADR

-Arbitrase

Page 52: Bahan Bacaan:

Tren Global

-Tidak ada batas negara

-Informasi yang cepat

-Komunikasi

TREN GLOBAL -Komplek Industri militer

-Lawyer asing

-ADR

-Arbirase

Page 53: Bahan Bacaan:

IPTEK

Perobahan gaya hidup

IPTEK Utiliti

Kejahatan tingkat tinggi

Page 54: Bahan Bacaan:

Pendidikan

SDM

PENDIDIKAN Pengacara

Pengangguran tkt tinggi

Page 55: Bahan Bacaan:

Menurut Friedman ada 3 unsur hukum yang berubah:

Struktur Hukum

Substansi Hukum

Kultur hukum

Page 56: Bahan Bacaan:

Struktur Hukum

Pola yang menunjukkan tentang bagaimana hukum itu dijalankan menurut ketentuan-ketentuan formalnya, struktur ini menunjukkan bagaimana pengadilan, pembuat hukum dan lain-lain badan serta proses hukum itu berjalan dan dijalankan.

Page 57: Bahan Bacaan:

Substansi HukumAdalah peraturan-peraturan yang dipakai oleh para pelaku hukum pada waktu melaksanakan perbuatan-perbuatan serta hubungan-hubungan hukum.Contoh:

pada saat pedagang melaksanakan perjanjian antar sesamanya, pd saat itu ia mendasarkan hubungannya pada peraturan perdagangan, dan inilah yang disebut dengan substansi hukum.

Page 58: Bahan Bacaan:

Kultur Hukum:adalah penamaan untuk unsur tuntutan atau permintaan. Tuntutan tersebut datangnya dari rakyat atau para pemakai jasa hukum, seperti pengadilan.Contoh:Jika seorang kreditur menghadapi kredit macet, maka ia dapat menempuh berbagi alternatif:

- kekeluargaan - jasa tukang pukul - arbitrase - melimpahkan ke pengadilan.

Page 59: Bahan Bacaan:

PERUBAHAN HUKUM & PERUBAHAN MASYARAKAT

Persoalan perubahan hukum dan perubahan masyarakat ini dua hal penting, yaitu:

1. Bagaimana hukum menyesuaikan diri dengan perubahan masyarakat (Hukum berperan pasif).

2. Sejauhmana hukum berperan untuk menggerakkan masyarakat menuju suatu perubahan yang terencana (Hukum berperan aktif). Disini fungsi hukum sebagai a tool of social engineering/alat rekayasa masyarakat.

Page 60: Bahan Bacaan:

Hukum berperan pasif:

Menurut Grossman kaidah sosial yang dapat mengalami perubahan

Perubahan pd kaidah perubahan pd kaidah

kaidah individual kaidah kelompok

perubahan pada kaidah kaidah masyarakat

Page 61: Bahan Bacaan:

Hukum berperan aktif

Menurut pendapat ini Law is a tool of social engineering.

Teori ini pertama sekali diperkenalkan oleh Roscoe Pound, aliran ini berpendapat hukum muncul sbg alat untuk menciptakan perubaan.

Perubahan oleh hukum ini dapat saja didahului oleh penemuan teknologi, kontrak, konflik kebudayaan, gerakan-gerakan sosial, fungsi perubahan fisik, biologis serta kependudukan. Setelah itu baru hukum dipanggil untuk menyelesaiaknan persoalan yang timbul akibat adanya perobabahan tersebut.

Page 62: Bahan Bacaan:

Putusan Hakim sebagai a tool of social engineering:

Menurut Roscoe Pound (Friedman, 1953: 350-35) bahwa:

1. Fungsi “social engineering” dari hukum maupun putusan hakim ditentukan dan dibatasi oleh kebutuhan untuk menyeimangkan antara stabilitas hukum dan kepastian thd perkembangan hukum sebagai alat evolusi sosial.

2. Kebebasan pengadilaan yang merupakan hal esensial dlm masyarakat demokratis, pembatasan lebih lanjut jika pengadilan menjadi penerjemah- penerjemah yang tertinggi dari konstitusi.

Page 63: Bahan Bacaan:

3. Dalam sistem-sistem hukum, ditangan organ organ politiklah terletak pengawasan yang tertinggi terhadap kebijakan badan legislatif sehingga fungsi hakim relatif lebih mudah.

4. Dalam penafsiran preseden dan undang-udang, fung

si pengadilan dapat dan harus harus lebih positif dan

konstruktif.

5. Semakin lebih banyak penggunaan hukum sbg alat pengendalian sosial serta kebijakan dalam masyara kat modern, secara bertahap mengurangi “hukum nya pakar hukum”, dan dgn demikian fungsi kreatif hakim dan sistem hukum kebiasaan berperan.

Page 64: Bahan Bacaan:

Alat Bantu bagi Hakim

1. Keterangan pakar

Sering terjadi kekeliruan yang meyebutkan keterangan pakar sebagai saksi ahli, padahal sesungguhnya ada perbadaan asasi antara keterangan saksi dan keterangan pakar.

2. Komputerisasi

Lahirnya ilmu baru di bidang hukum yang disebut dengan Jurimetrik

Page 65: Bahan Bacaan:

Ciri khas Jurimetrik:

1. Berkaitan dgn analisis kuantitatif dari tingkah laku hakim.

2. Penerapan teori komunikasi dan informasi terhadap ekspressi hukum.

3. Penggunaan logika matematika dalam hukum.

4. Mencari kembali data hukum dengan pemanfaatan elektronika dan mekanik.

5. Merumuskan suatu kalkulus dari prediktabilitas hukum.

Page 66: Bahan Bacaan:

Sebelum Jurimetrik dikenal terlebih dahulu dikenal apaa yang disebut dengan law report

Law report itu memuat antara lain:a. Judul perkara,b. Nomor acara pengadilan,c. Tanggal putusan,d. Kata pengantar (jenis perkaranya)e. Ikhtisar,f. Nama pengacara,g. Ringkasan pledooi atau surat tuduhanh. Ringkasan kenyataan.i. Penjelasan pengadilanj. Putusan pengadilan

Page 67: Bahan Bacaan:

Beberapa Pandangan Tentang Perubahan Hukum

a. Daniel S. Lev

b. Sinzheimer

c. Karl Renner

d. Thomas C. Dienes

e. Grad

f. Robert Seidman

g. Max Weber

Page 68: Bahan Bacaan:

Pandangan Daniel S. Lev tentang Perubahan Hukum

Hukum itu bukanlah hukum tertulis atau perundang-undangan (sebab itu akan menyempitkan arti hukum.

Hukum yang dimaksud dengan perubahan hukum adalah hukum yang ada dalam praktek sehari-hari oleh para pejabat hukum (Hakim, Jaksa, Polisi, Pengacara, dsb) apabila tingkah laku mereka berubah maka hukumpun telah berubah, walaupun peraturan perundang-undangannya masih tetap seperti dulu.

Page 69: Bahan Bacaan:

Teori Sinzheimer:

Ada beberapa makna yang dapat diberikan mengenai pengertian perubahan hukum, antaralain perubahan hukum dalam bentuk pemberian isi konkret terhadapkaidah hukum yang abstrak.

Teori ini lebih lanjut dikembangkan Karl Renner.

Page 70: Bahan Bacaan:

Teori Karl Renner:

Konsep hukum dari masyarakat pra-kapitalisme, tanpa mengalami perubahan secara formal, masih dapat menyesuaikan diri pada masyarakat kapitalisme.Misalnya Ketika Renner membahas tentang konsep kepemilikan. Semejak dulu penguasaan atas objek pemilikan itu si pemilik hanya memiliki hubungan pada objek pemilikan yaitu benda, namun dalam perkembangannya ke arah kapitalisme telah mengubah secara de facto hubungan tersebut

Page 71: Bahan Bacaan:

Bukti perubahan itu misalnya:

Banyaknya arus perundang-undangan yang mengalihkan barang milik menjadi barang umum, dengan demikian, makna abstrak dari hak milik, yg sementara itu rumusannya tetap saja, telah berubah isinya diakibatkan bergesernya hubungan-hubungan yg diatur oleh kaidah itu menjadi bersifat publik.

Page 72: Bahan Bacaan:

Teori Perubahan Thomas C. Dienes

Perubahan hukum secara formal akan mengakibatkan terlibatnya pula badan-badan yang menggerakkan perubahan itu, dan badan yang dimaksud itu terutama: badan legislatif dan badan peradilan.

Page 73: Bahan Bacaan:

Teori Grad ttg Momen Perubahan:

Untuk menentukan kapan saat yang tepat hukum untuk mengatur tidaklah mudah, sebab mungkin saja suatu kelompok masyarakat membutuhkan pemecahannya, tetapi kelompok lain belum tentu merasakan hal yang sama.Kelebihan badan legislatif adalah keleluasaannya untuk berfikir dan menimbang-menimbang untuk pembuatan hukum baru, tetapi kelebihan ini sekaligus sebagai kelemahan, krn masa menilai itu tlh ditinggalkan oleh perubahan masyarakat.

Page 74: Bahan Bacaan:

Teori Robert Seidman

Bahwa hukum itu tidak demikian saja dapat ditransfer dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lainnya, hal ini dikenal dengan istilah;

The Law of The Non Transferrability of Law

Hal ini terjadi disebabkan berbedanya perangkat sosial, nilai-nilai sosial yang dianut, stratifikasi sosialnya dan taraf pemikiran warga masyarakatnya.

Page 75: Bahan Bacaan:

Teori Max Weber

Perkembangan hukum itu melalui 4 tahapan, yaitu:

1. Pengadaan hukum melalui pewahyuan (revelation) scr kharismatik (law prophets), (ini sangat berbeda dgn pakar yang mendasarkan pembuatan hukum dari kaidah yg ada sebelumnya)

2. Penciptaan dan penemuan hukum secara empiris oleh para legal honoratiores”.

3. Pembenahan (imposition) hukum oleh kekuatan-kekuatan sekuler atau teokratis, bersifat “secular theocratic”

4. Hukum digarap secara sistematis dan dilakukan secara profesional olh yang memeperoleh pdd formal hukum.

Page 76: Bahan Bacaan:

VI. KESADARAN HUKUM

Secara ilmiah maupun melalui peng amatan sangat sulit mengetahui adanya kesadaran hukum masyarakat, akan lebih sulit lagi jika ingin mengetahui tingkat kesadaran yang dimiliki oleh mereka.Untuk mengetahui secara kualitatif, tinggi atau rendahnya kesadaran hukum adalah dengan cara melakukan pengamatan, adapun petunjuk-petunjuk yang perlu diamati

Page 77: Bahan Bacaan:

4 indikator petunjuk kesadaran hukum masyarakat

Pengetahuan Hukum

Pemahaman kaidah4 kaidah hukumindikator

Sikap terhadap norma-norma

Prilaku Hukum

Page 78: Bahan Bacaan:

Motivasi mematuhi hukum

Jika dianalisis lebih lanjut ada bebarapa faktor pendorong yang menjadikan norma hukum lebih dipatuhi oleh masyarakat

1. Dorongan yang bersifat psikologis/ kejiwaan.

2. Dorongan untuk memelihara nilai-nilai moral yang luhur di dalam masyarakat.

Page 79: Bahan Bacaan:

3. Dorongan dalam upaya untuk

memperoleh perlindungan hukum.

4. Dorongan untuk menghindar dari

sanksi hukum.