bahan ajar prinsip stratigrafi

30
BAB I STRATIGRAFI A. PENGERTIAN STRATIGRAFI STRATIGRAFI adalah : - Ilmu yg mempelajari tentang lapisan-lapisan yang membahas tentang hubungan dan kejadian dari jenis-jenis batuan (Sandi stratigrafi Indonesia, 1973). - Cabang ilmu geologi yang berhubungan dengan pendeskripsian, pengaturan dan klasifikasi dari perlapisan batuan yang ada di alam. B. KONSEP–KONSEP TERDAHULU YG BERHUBUNGAN DGN STRATIGRAFI. 1. Hukum Superposisi Hukum ini menyatakan bahwa selama tidak ada gangguan dalam pengendapan batuan sedimen, maka perlapisan yang berumur lebih tua akan terletak di bawah sedangkan lapisan yang berumur muda terletak di atasnya. 2. “ Original Continuity ” (Steno, 1609) Konsep ini menyatakan : Pada saat pengendapan sedimen berlangsung, endapan yang terjadi akan membaji ke arah cekungan pengendapannya.” 3. “ Uniformitarianism ” (James Hutton, 1783) Konsep ini lebih dikenal dengan “The Present is The Key to The Past ” masa kini adalah kunci untuk masa lampau. Semua proses alam yg terjadi di alam pada masa sekarang, terjadi pula pada masa lampau hanya kemungkinan intensitasnya berbeda. 4. “ Neptunism ” (pencetus : Werner) 1

Upload: ari

Post on 14-Jul-2016

99 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

klj

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

BAB ISTRATIGRAFI

A.PENGERTIAN STRATIGRAFISTRATIGRAFI adalah :

- Ilmu yg mempelajari tentang lapisan-lapisan yang membahas tentang hubungan dan kejadian dari jenis-jenis batuan (Sandi stratigrafi Indonesia, 1973).

- Cabang ilmu geologi yang berhubungan dengan pendeskripsian, pengaturan dan klasifikasi dari perlapisan batuan yang ada di alam.

B.KONSEP–KONSEP TERDAHULU YG BERHUBUNGAN DGN STRATIGRAFI.1. Hukum Superposisi Hukum ini menyatakan bahwa selama tidak ada gangguan dalam

pengendapan batuan sedimen, maka perlapisan yang berumur lebih tua akan terletak di bawah sedangkan lapisan yang berumur muda terletak di atasnya.

2. “ Original Continuity ” (Steno, 1609) Konsep ini menyatakan : Pada saat pengendapan sedimen

berlangsung, endapan yang terjadi akan membaji ke arah cekungan pengendapannya.”

3. “ Uniformitarianism ” (James Hutton, 1783) Konsep ini lebih dikenal dengan “The Present is The Key to The Past

” masa kini adalah kunci untuk masa lampau. Semua proses alam yg terjadi di alam pada masa sekarang, terjadi pula pada masa lampau hanya kemungkinan intensitasnya berbeda.

4. “ Neptunism ” (pencetus : Werner) Teori ini menyatakan bahwa : Semua sedimentasi berlangsung di

laut atau semua awal pengendapan terjadi di laut.”

5. “ Plutonism ” Konsep ini sebagai dasar dari “ Uniformitarianism ” yang menyatakan bahwa setiap batuan yang di temukan selalu dikaitkan

1

Page 2: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

dengan Volkanisme”. Konsep ini lebih maju dibandingkan dengan Neptunism.

6. “ Strata indetified ” dengan Fosil (Smith, 1816)Batuan yang ditemukan ditempat satu dengan lain mempunyai kesamaan, maka dapat dikorelasikan, jika kandungan fosilnya juga sama. Jadi perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan kandungan fosil yg khas.

7. “ Rock Stratigraphic and Time Stratigraphic Units ”Rock stratigraphic unit penggolongannya didasarkan pada sifat fisik batuan, sedangkan Time stratigraphic unit didasarkan pada waktu terjadinya. Jadi teori ini mempunyai kegunaan untuk menentukan satuan-satuan batuan di alam.

8. “ Facies Sedimentary ” adalah kelompok satuan dengan ciri–ciri yang khas, yang merupakan lingkungan pengedapan tertentu. Facies adalah aspek geologi, kimia, fisik dari kesamaan waktu.

9. “ Law of Correlation of Facies ” Bila tak ada selang waktu pengendapan, dan tak ada gangguan

pada waktu pengendapan berlangsung, maka dalam siklus (daur) pengedapan, urutan facies pengedapan yg dapat dikenal secara lateral juga menunjukkan urutannya secara vertikal.

10. “ Principles of Lateral Accumulation ” Proses sedimentasi akan berlangsung apabila terjadi pengurangan

energi. Jadi proses sedimentasi tergantung dari kompetensi arus (kemampuan membawa beban) dan kapasitas arus (kemampuan arus untuk membawa beban volume tertentu). Prinsip ini dapat untuk membantu menentukan lingkungan pengendapan ditinjau dari arus pembentuknya.

C.SATUAN – SATUAN DALAM STRATIGRAFI.Pada dasarnya satuan stratigrafi dapat digolongkan menjadi 4 satuan :1. Satuan Litostratigrafi

Pembagian litostratigrafi dimaksudkan untuk menggolongkan lapisan-lapisan batuan di bumi secara bersistem menjadi satu satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi.

2

Page 3: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

Ciri-ciri litologi dalam litostratigrafi ini meliputi :- jenis batuan, - keseragaman gejala litologi batuan dan - gejala- gejala lain dari tubuh batuan yang dapat diamati dilapangan.

Satuan litostratigrafi dapat terdiri dari batuan beku, sedimen, metamorf, maupun kombinasinya.

Satuan litostratigrafi ini banyak digunakan pada pemetaan geologi baik untuk perusahaan-perusahaan maupun dalam pemetaan di luar perusahaan.

Alasan penggunaan akan satuan litostratigrafi ini seperti ditunjukan dalam table berikut ini :Table XIX : Hubungan antara satuan startigrafi dengan tujuan yang akan dicapai. Tanda + berarti “prospek“ sedangkan tanda - berarti “tidak prospek” (dikutip dari kuliah startigrafi Indonesia II tanggal 17 – 8- 1981 oleh Ir. Sukandarrumidi).

TujuanNo. Sat. Startigrafi Satuan Penyeba

bStratigrafi Struktur Pontensi

1. Listostratigrafi + + + + +2. Biostratigrafi + + + +/- +/-3. Kronostratigrafi + + + - -4. Gaokronologi + + + - -

2. Cara Pengelompokan Litostratigrafi Ada 2 cara pengelompokan yaitu :

a) Secara resmi (formal), satuan yang dihasilkan dinamakan satuan litostratigrafi resmi, yaitu satuan yang namanya dibuat menurut suatu aturan tertentu. Aturan ini sering disebut sebagai “Kode Stratigrafi” yang termasuk dalam Sandi Stratigrafi Indonesia.

Derajat yang paling mendasar untuk litostratigrafi adalah formasi. Tingkatan berturut-turut dari yang paling besar lingkupnya berturut sebagai berikut :

3

Page 4: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

a. Kelompok, ialah satuan litostratigrafi resmi setingkat lebih tinggi dari formasi dan karenanya dapat terdiri dari dua formasi atau lebih yang menunjukkan kesamaan ciri litologi. Sifat- sifat dari kelompok.i. Kelompok harus terdiri dari dua formasi atau lebih yang telah

ada dan karenanya sesuatu kelompok tidak dapat berdiri sendiri.

ii. Apabila dalam suatu kelompok terdapat formasi yang membagi, maka jenis dan jumlah satuan formasinya tidak selalu tetap.

iii.Suatu formasi dapat ditingkatkan menjadi kelompok kalau tenyata memenuhi persyaratan.

b. Formasi, ialah satuan dasar dalam pembagian litostratigrafi.Sifat- sifat dari Formasi ini adalah sebagai berikut :i. Formasi harus memiliki keseragaman atau gejala litologi yang

nyata baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih.

ii. Formasi dapat tersingkap di permukaan, berkelanjutan dibawah permukaan atau seluruh terdapat di bawah permukaan.

iii. Formasi harus mempunyai nilai stratigrafi yang meliputi daerah cukup luas dan lazim dapat dipetakan pada skala 1 : 25. 000 atau lebih kecil.

iv.Tebal dari suatu formasi berkisaran antara kurang dari satu meter sampai beberapa ribu meter, oleh karenanya ketebalan bukanlah suatu syarat pembatasan formasi

c. Anggota, ialah bagian dari formasi yang secara litologi berbeda

dengan ciri umumnya formasi yang bersangkutan, serta memiliki penyebaran lateral (pelamparan) yang berarti. Sifat-sifat dari anggota ini adalah sebagai berikut : i. Anggota selalu merupakan bagian dari suatu formasi, tetapi

formasi tidak selalu perlu mempunyai anggotaii. Kalau suatu formasi terdiri satu anggota atau lebih, maka

bagian yang lain dari formasi tersebut tidak perlu dinyatakan sebagai anggota.

iii.Batas penyebaran lateral (pelamparan) suatu anggota tidak boleh melampaui batas pelamparan formasi.

4

Page 5: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

iv.Lentil ialah suatu tubuh batuan berbentuk lensa yang terdapat dalam satuan batuan, sedangkan lidah ialah tubuh serupa tetapi menjulur dalam satuan yang lain.

b. Secara tidak resmi, satuan yang dihasilkan adalah satuan tak resmi, dimana satuan ini penamanya tidak mengikuti aturan secara resmi. Satuan ini diberikan pada pemerian batuan di daerah tertentu yang bersifat khusus. Pengelompokan batuannya berdasarkan atas ciri litologinya yang khas saja. Contohnya adalah : satuan batugamping, satuan batupasir, satuan batulempung, dan sebagainya.

Cara ini banyak dilakukan dalam pemetaan geologi di lapangan dan sifatnya obyektif (apa adanya) seperti yang dapat diamati dilapangan. Cara ini dapat berkembang pula dan kemungkinan dapat berkembang menjadi satuan resmi. Asalkan dapat memenuhi syarat-syarat sebagai satuan yang resmi. Oleh karena itu jumlah satuan pada peta geologi tertentu akan lain jumlahnya jika sudah menjadi satuan yang resmi.

1. BATAS DAN PENYEBARAN SATUAN.Batas dan peyebaran litostratigarfi mempunyai sifat-sifat adalah sebagai berikut :

1. Batas satuan litistratigarfi ialah sentuhan antara dua satuan yang berlainan cirri litologiny , yang dijadikan dasar sebagai pembeda kedua satuan tersebut.

2. Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata perubahan litologinya atau dalam perubahan hal tersebut tidaj nyata, batasnya merupakan bidang yang diperkirakan kedudukannya ( batas arbitrer)

3. Satuan- satuan yang berangsur berubah atau menjari- jemari, peralihannya dapat di pisahkan sebagai satuan tersendiri apabila memenuhi persyartaan sandi.

4. Penyebaran suatu satuan litostratigrafi semata-mata ditentukan oleh kelanjutan gejala litologi yang menjadi cirinya

5

Page 6: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

5. Dari segi Praktis penyebaran suatu satuan litostratigrafi dibatasi oleh batas cekungan pengedapan atau aspek geologi yang lain.

6. Batas daerah hokum tidak boleh digunakan sebagai alasan berakhirnya penyebaran lateral ( pelamparan) suatu satuan.

7. Batas satuan litostratigrafi tidak perlu berimpit dengan batas satuan waktu.

2. TATANAMA SATUAN LITOSTRATIGRAFI.1. Tatanama satuan litostratigrafi resmi ialah dwinama

( binomial) untuk tingkat kelompok, formasi dan anggota dipakai istilah tingkatannya dan diikuti nama geografi.Misal : suatau satuan litostratigrafi bertingkat formasi dengan lokasi tipe didaerah A maka dinamakan “ Formasi A “

2. Nama geografi suatu satuan hendaknya terdiri dari satu kata, misalkan, kata-kata “ Sungai,” “ Kampung,” “ Gunung,” atau “ Pulau” seringkali mengawali nama geografi. Sekiranya tidak mengaburkan pengertian, maka kata-kata tersebut harus dihapus. Contoh sungai Progo, Gunung Masigit, harus ditinggalkan kata awalnya ; sungai liat, bukit tinggi harus ditulis sepenuhnya, karena nama-nama tersebut merupakan satu kesatuan.

3. Untuk menghidari duplikasi, nama geografi yang telah dipakai untuk nama suatu satuan litostratigrafi resmi tidak boleh dipergunakan nama satuan litostratigrafi yang lain, baik yang sama ataupun yang berbeda tingkatanya.

4. Penulisan kedua kata nama satuan litostratigrafi resmi harus di mulai dengan huruf besar.

Penjelasan : Berbeda dengan cara penulisan nama satuan resmi, nama satuan tak resmi selalau dimulai dengan huruf kecil, kecuali nama geografi atau jika penulisanya pada permualaan kalimat.

5. Jika untuk suatu satuan litostratigrafi yang sama terdapat dua buah penamaan, maka nama resmi yang diusulkan terdahulu yang harus dipakai.

6. Sataun dengan ciri- ciri litologi ( peralihaan) antara dua satuan litostratigrafi, boleh mempergunakan nama geografi kedua batuan litostratigrafi tersebut yang dihubungkan dengan garis penghubung. Penjelasan ; Seandainya A dan B masing- masing nama geografi yang dipergunakan untuk sebutan dua formasi

6

Page 7: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

yang berubah berangsur-angsur, maka formasi peralihaanya boleh dinyatakan dengan formasi A-B.

7. Nama sebarang Geografi satuan waktu lampau, yang telah populer atau telah dikenal dalam pustaka, sebaiknya dipertahankan. Statusnya dipastikan atau diubah menurut aturan litostratigrafi yang sesuai.

8. Nama geografi mungkin berubah atau bahkan hilang, tetapi perubahan itu tidak boleh mempengaruhi nama satuan litostratigarfi yang telah ada.

2. Satuan Biostratigrafi Satuan Biostratigrafi merupakan salah satu satuan dalam stratigrafi dimana penggolongan lapisan-lapisan yang ada dibumi ini didasarkan pada kandungan dan penyebaran fosil yang terkandung didalamnya. Fosil yang dimaksud adalah yang terdapat dalam batuan yang seumur (kontemporer) dengan pengendapan perlapisan batuan.

1. Tingkat dan Jenis Satuan Biostratigrafi Satuan dari biostratigrafi adalah “zona”, yaitu suatu lapisan atau tubuh lapisan yang dicirikan oleh satu takson fosil atau lebih. Berdasarkan pada ciri paleontology satuan biostratigrafi dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Zona Kumpulan : zona yang merupakan kesatuan sejumlah lapisan yang terciri oleh kumpulan alamiah fosil yang khas atau kumpulan suatu jenis fosil. Kegunaan : sebagai penunjuk lingkungan kehidupan purba. Persyaratan : Nama zona kumpulan harus diambil dari satu unsur atau lebih yang menjadi penciri utama kumpulannya. Seandainya suatu kumpulan terciri oleh takson A, B, dan C, maka nama zona kumpulan A atau zona kumpulan A- B.

7

Page 8: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

b. Zona kisaran : tubuh lapisan batuan yang mencakup kisaran stratigrafi unsur terpilih dari kumpulan fosil yang ada. Zona kisaran ini dapat berupa kisaran satu unsur takson, kumpulan takson, takson-takson bermasyarakat ( asosiasi ). Kegunaan : untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan dan sebagai dasar waktu penempatan batuan-batuan dalam skala waktu geologi. Persyaratan : Nama zona kisaran ini diambil dari satu jenis fosil atau lebih yang menjadi ciri utama zona.

Contoh : zona kisaran takson ialah zona kisaran Globorotalia Margaritae, sedangkan kisaran takson-takson ialah zona kisaran Globigerinoides sicanus – Globigerinatella insueta.

c. Zona puncak : ialah tubuh lapisan batuan yang menujukkan perkembangan maksimum suatu takson tertentu. Yang dimaksud dengan perkembangan maksimum adalah jumlah maksimum populasi suatu takson dan bukan seluruh kisarannya. Kegunaan : untuk menunjukkan kedudukan kronostratigrafi tubuh lapisan batuanPersyaratan : pengambilan namanya diambil dari zona puncak ini adalah diambil dari takson yang berkembang secara maksimum dalam zona tersebut.

8

Page 9: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

d. Zona Selang : selang stratigrafi antara dua horizon biostratigrafi. Horizon biostratigrafi ialah awal dari dan akhir dari pemunculan takson-takson penciri.Kegunaan : zona selang pada umumnya untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan Persyaratan : Batas atas dan bawah suatu zona selang ditentukan oleh pemunculan awal atau akhir takson-takson penciri. sedangkan pengambilan nama zona selang adalah dari nama- nama takson penciri horizon-horizon yang merupakan batas atas dan bawah zona tersebut.

3. Satuan Kronostratigrafi Pembagian kronostartigrafi adalah penggolongan lapisan

batuan secara bersistim menjadi satuan bernama berdasarkan waktu terjadinya. Pembagian ini merupakan kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi. Satuan ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk dalam satuan waktu geologi tertentu.

Antara kronostratigrafi dan geokronologi mempunyai hubungan yang erat, dimana bagi setiap satuan kronostratigrafi terdapat satuan geokronologi perbandinganya adalah Eonotem dengan kurun, Eratem dengan Masa, Sisetem dengan Zaman, Seri dengan Kala, dan Jenjang dengan Umur.

A. Stratotipe dan Batas Satuan.

Dalam kronostratigrafi di kenal istilah Stratotipe satuan dan Stratotipe batas.

9

Page 10: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

Stratotipe satuan adalah sayatan selang stratigrafi yang dibatasi oleh stratotipte batas atas dan bawah di tempat asal nama batuan.

Stratotipe batas adalah tipe batas bawah atau atas satuan. Stratotipe batas harus dipilih dari batuan sayatan stratigrafi hasil pengendapan yang menerus tanpa adanya rumpang.

B. Tingkat – Tingkat Satuan Kronostratigrafi

Urutan tingkat satuan kronostratigrafi resmi ialah : - Eonotem, - Eratem, - Sistem, - Seri dan - Jenjang. Satuan tersebut menyebutkan dari yang besar ketingkatan yang lebih kecil. Satuan ini diberi awalan “ super” bila tingkatannya dianggap lebih tinggi dari pada satuan tertentu, tetapi bila lebih rendah dari satuan diatasnya, sebaliknya diberi awalan “sub” untuk tingkatan yang lebih rendah, tetapi lebih tinggi bila dibanding tingkatan di bawahnya.

4. Satuan Geokronologi

Satuan Geokronologi adalah pembagian waktu berdasarkan peristiwa geologi.

Cara penentuan : didasarkan atas gejala yang terekam pada batuan dan bukan merupakan satuan lahirah.

Tingkat- tingkat satuan geokronologi dari dasar ke kecil ialah berturut-turut: - Kurun, - Masa, - Kala dan - Umur.

10

Page 11: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

Klasifikasi Tersier Indonesia ialah pengertian Geokronologi yang pada hekekatnya bertitik tolak dari klasifikasi Biostratigrafi, berdasar sejumlah zona kisaran bersamaan foraminifera besar.

D. KOLOM STRATIGRAFI

Kolom Stratigrafi ialah urutan batuan yang ada di suatu daerah, dengan pengandaian daerah tersebut belum mengalami perlipatan atau persesaran atau deformasi yang lain sehingga dibuat dalam keadaan superposisi.

Kolom Startigrafi ada 2 macam.1. Kolom Litologi : salah satu kolom startigrafi dimana

pengelompokkannya didasarkan jenis litologi yang dijumpai pada suatu daerah

2. Kolom Stratigrafi : pemakaian kolom litologi yang sudah dikelompokkan dgn penafsiran-penafsiran dan penyederhanaan, mana yg tua mana yang muda dan bagaimana kedudukannya.

Kolom Stratigrafi dapat dibuat dengan cara, diantaranya ialah dengan cara : 1. Stratigrafi terukur, yaitu mengetahui kolom stratigrafi dengan

langsung mengukur pelapisan yang dijumpai di lapangan. Maksud dari pembuatan stratigrafi terukur ini ialah :

11

Page 12: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

i. Mengetahui ketebalan secara tepat dari pada setiap lapisan batuan pada suatu daerah.

ii. Dapat mengambarkan sifat-sifat fisik, biologis, kimiawi pada urutan batuan sediment yang ada disuatu daerah.

iii. Mengetahui hubungan startigrafi dari fasies-fasies sedimenter secara tegak dan leteral

2. Dengan Pemetaan geologi Cara ini banyak digunakan oleh pemeta jika keadaan medan tidak memungkinkan dilakukanya pengukuran startigrafi secara langsung dengan mengadakan pengamatan lapangan. Dan yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan lapangan adalah pemiliahan lintasan.

i. Pemilihan tipe singkapan pada lembah-lembah sungai, pemotongan tebing pengalian-pengalian dan sebagianya.

ii. Keadaan topografinya sebaiknya pemilihan singkapan di daerah yang topografis landai, hal ini untuk mempermudah pengukuran.

iii. Sturktur geologi hindarkan pengukuran ditempat yang mempunyai sturktur kompleks, di cari tempat yang mudah dan sederhanan. Sedangkan pengukuran stratigrafi sebaiknya dilakukan dari batuan yang diperkirakan berumur tua, ke yang umur lebih muda.

iv. Factor kemudahan medan di hindarkan medan yang sangat sulit dicapai seperti hutan yang sangat lebat, tebing yang sangat curam, rawa- rawa dan sebagainya.

v. Jalur pengukuran sebaiknya dilakukan secara tegak lurus arah pelapisan ( strike) supaya tidak hanya melakukan koreksi, setiap perubahan batuan diamati secara teliti.

3. Dengan pengamatan log (pemboran)

- Banyak dilakukan pd perusahaan-perusahaan minyak- Kegunaan mengetahui zona dan ketebalan lapisan yang prospek

dan tidak prospeknya kandungan hidrokarbon.- Ketebalan di sekeliling sumur pemboran dapat ditentukan.- Cara tak langsung, sebab yang diamati hanya berupa grafik

12

Page 13: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

rekaman peralatan elektronis.- Dapat dilakukan kesebandingan atau korelasi, apabila jumlah jumlah

sampel lubang bornya banyak.- Dapat mengetahui ketebalan lapisan batuan secara lateral,

(penebalan dan penipisan lapisan batuan dapat diketahui)

D. HUBUNGAN STRATIGRAFIPengertian : hubungan kelompok batuan yang mempunyai ciri sama

dengan kelompok lain secara vertikal atau secara stratigrafis.

Pada prinsipnya ada 2 macam, yaitu:1. Hubungan selaras, batas hubungannya tidak dipisahkan oleh adanya

selang waktu pengendapan.Yang termasuk dalam hubungan ini adalah:a. Hubungan kontak antara yang atas dan bawah tegas, (kontak

hubungannya nyata dan dapat diamati secara mudah antara lapisan atas dan bawah tegas dapat dipisahkan pada suatu bidang tertentu)

b. Hubungan kontak gradasional, (sukar ditentukan bidang pemisahnya sebab antara litosome satu dengan yang lain perubahannya secara berangsur atau bergradasi). Misalkan, perubahan dari pasir ke lempung. Diantaranya terjadi campuran antara pasir dan lempung, yang ke arah bawah berubah secara gradasi menjadi pasir, sedangkan ke arah atas berubah menjadi lempung.

13

Page 14: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

c. Hubungan Kontak yang interkalasiKontak ini terjadi selang-seling, biasanya pasir dengan lempung atau serpih atau lanau. Hubungan ini dapat tegas kontaknya ataupun dapat bergradasi.

2. Hubungan tidak selaras (Uncomfortable Relationship)Pengertian : terjadi antara bagian atas dan bawah dipisahkan

oleh adanya bidang ketidakselarasan atau adanya selang waktu pengendapan.

Yang termasuk dalam hubungan ini adalah:a. Ketidakselarasan menyudut (Angular Unconformity),

yaitu ketidakselarasan dimana kedudukan lapisan yang berada di bawah bidang ketidakselarasan membentuk sudut terhadap bidang ketidakselarasan ini, kemudian di atas bidang ketidakselarasan diendapkan sedimen yang kedudukannya relatif sejajar dengan bidang ketidakselarasannya.

b. Disconformity (Grabau, 1905, vide Krumbein & Sloss, 1953). Yaitu suatu ketidakselarasan dimana bidang ketidakselarasannya relatif sejajar dengan perlapisan batuan yang berada di atas dan bawahnya.

14

Page 15: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

c. Para Conformity, yaitu ketidakselarasan semu, sebab bidang ketidakselarasannya tidak dapat diamati di lapangan. Penentuan ketidakselarasannya hanya berdasarkan atas umurnya yang ditentukan diantaranya dengan kandungan fosilnya.

d. Non Conformity, yaitu jika bidang erosi pada batuan beku atau metamorf, dimana kemudian di atasnya diendapkan sedimen. Atau ada suatu intrusi yang kemudian tersingkap tetapi setelah itu terendapkan sedimen di atasnya.

e. Diastem, yaitu ketidakselarasan yang menyangkut hiatus (gap waktu) yang pendek sekali, biasanya ketidakselarasan ini bersifat lokal.

Kesimpulan sementara :- Dalam pengamatan lapangan, kadang-kadang ketidakselarasan

dapat dikenal secara umum, seperti dijumpainya konglomerat alas dijumpainya bidang erosi yang jelas antar lapisan dan sebagainya.

- Untuk hal yang lebih spesifik dapat dilakukan dengan analisa paleontologi.

- Dapat pula dibantu dengan sifat fisik batuan seperti :a. perbedaan kekompakan yang sangat menyolok,b. perbedaan warna yang menyolok dan sebagainya.

NB : Data terakhir ini hanya sbg data pendukung saja.- Perlu diingat bahwa jika ada bidang erosi antara dua lapisan, belum

dapat dipastikan bahwa hal itu adalah ketidakselarasan.

15

Page 16: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

Contoh : endapan sungai, pada endapan itu sering dijumpai bidang perlapisan dan antaranya dijumpai bidang erosi.

- Dapat disebut juga ketidakselarasan apabila antara endapan di bawah dan di atas bidang erosi tidak mempunyai perbedaan umur dalam skala geologi.

D. LINGKUNGAN PENGENDAPANPrinsip dari analisa stratigrafi untuk mengetahui lingkungan pengendapan.

16

Page 17: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

Lingkungan pengendapan akan berhubungan dengan bahan galian yg bernilai ekonomis, ex : minyak bumi, batu bara, bijih2 logam dsb.Definisi tentang lingkungan pengendapan :

a. Krumbein & Sless (1963)Suatu kompleks dari sifat fisik, kimia dan biologis dimana sedimen tersebut diendapkan.

b. Potter (1967)Suatu tempat yg ditegaskan oleh sejumlah sifat fisik, kimia dan beberapa varietasnya yg akan dibatasi dengan adanya suatu satuan geomorfik dalam ukuran dan bentuk tertentu.

c. Selley (1970)Suatu bagian di permukaan bumi dimana sifat-sifat fisik, kimia dan biologis berpengaruh terhadap proses pengendapan, dan kondisi ini dapat dibedakan dengan kondisi tempat sekitarnya.

Kesimpulan : Lingkungan pengendapan adalah suatu tempat pengendapan yang dipengaruhi oleh sifat fisik, kimia dan biologis dimana sedimen tersebut diendapkan.

Berdasarkan konsep Uniformitarisme : “ The Present is The Key to The Past “, selamanya tidak selalu benar, karena lingkungan pengendapan purba berbeda dgn lingkungan pengendapan saat ini :

a. Rekonstruksi endapan purba sering dilakukan dengan interpretasi, sehingga belum tentu dianggap benar.

b. Data-data dari endapan purba hanya bersifat interpretasi secara global, sehingga data-data belum spesifik.

17

Page 18: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

c. Interpretasi lapangan untuk endapan saat ini lebih spesifik dan telah dilakukan secara kontinyu, sehingga data lebih akurat dan up to date.

Analisa endapan saat ini dilakukan berdasarkan analisa genesanya (genetic unit) atau proses pembentukan batuan :

a. Rekonstruksi didasarkan pd sayatan litologi, dgn memperhatikan setiap jengkal perubahan / kelainan litologi.

b. Rekonstruksi didasarkan pengelompokkan strata dengan mempunyai ciri-ciri genesa yg sama.

c. Penyebaran satuan yg sama genesanya ditentukan oleh proses yg terjadi dimana lingkungan sedimen tsb terbentuk.

d. Pengamatan sayatan litologis utk melihat kelainan litologis yg mencerminkan kapan suatu proses atau rangkaian proses tsb mempengaruhi sedimentasi dan kapan rangkaian tersebut berhenti mempengaruhi sedimentasi.

e. Satuan genetik hampir selalu berukuran lebih kecil dibandingkan dengan formasi.

Ciri-Ciri Beberapa Lingkungan Pengendapan :1. Endapan alluvial ciri-cirinya:

a. Transportasi berlangsung pada energi yang tinggi atau energi maksimum, bila dibandingkan dengan energi lain, maka sortasinya sangat jelek.

b. Materialnya mempunyai pengendapan yang relatif dekat dengan sumbernya, maka abrasi relatif kecil.

c. Material yang terbentuk mempunyai sortasi jelek maka porositasnya tinggi.

d. Sebagian fragmennya masih mempunyai warna asli.

18

Page 19: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

e. Biasanya ikatan antar butir tidak kuat sehingga sangat porous, maka biasanya kaya kandungan air.

f. Ketebalannya tidak seragam yaitu menebal ke arah bukit, sebab endapan kipas alluvial ini berada di kaki bukit.

2. Endapan sungai yang teranyam (“Braded river”) cirinya:a. Multi channel, maksudnya banyak dijumpai endapan yang arahnya

memanjang sesuai alur sungai purba.b. Banyak dijumpai adanya perlapisan silang siur (“cross bedded”)

dengan komposisi pasir kasar dan sudut inklinasi kecil.c. Alur-alurnya tida k begitu dalam, jadi endapan yang dihasilkan tidak

begitu tebal.d. Kemiringan cukup besar pada waktu terjadinya.e. Pengendapan lateral lebih besar.

3. Endapan sungai yang telah bermeander cirinya:a. “Single channel”, yaitu alurnya biasanya hanya satu.b. Slope kecilc. Erosi yang intensif ke arah lateral.d. Adanya desa-desa yang mempunyai pola tertentu, misalnya

melengkung-melengkung (bekas danau tapal kuda atau “ex Bow Lake”).

e. Cross bedding dapat dijumpai dalam skala kecil.

4. Endapan delta, cirinya:a. Endapan delta umumnya tebal, beberapa ratus sampai beberapa

ribu meter.b. Endapan delta banyak mengandung pasir yang berasal dari

darat/terigen.c. Umumnya mengandung sisipan batu bara, yang terjadi pada

“deltaic plain”nya.d. Secara umum makin ke atas makin mengkasar, terkecuali kalau

kemudian diikuti dengan shifting (perpindahan delta).e. Porositas endaan delta relatif tinggi.

19

Page 20: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

5. Endapan “Delta front”, ciri-cirinya:a. Pengendapan kadang-kadang sub-aerial kadang sub-aqueous.b. Variasi litologi, pasir, lanau, lempung dan kandungan organik

sehingga dapat terbentuk lignit atau batubara.c. Biasanya dibagian permukaan telah mengalami erosi.d. Jika dijumpai kemiringan yg kecil, maka arah kemiringan tsb ke

arah laut. e. Struktur sedimen yang mungkin dijumpai:

Silang siur, “current fill”, “graded bedding”, “ripple mark”.f. Karena pengaruh gelombang sehingga sortasinya tidak baik.g. Fauna dapat fauna darat dapat laut.

6. Endapan “Fore set” (bagian dari prodelta), ciri-cirinya:a. Materialnya merupakan campuran material darat dan laut. Secara

umum material ini agak kasar jika dibandingkan “delta front”, sebab kedalaman tempat ini 15-20 m dimana pengaruh ombak sangat besar.

b. Material yang diendapkan mempunyai kemiringan yang lebih besar sesuai dengan “initial dip”, jika dibanding dengan “delta front”.

c. Komposisinya: lempung, pasir dan lanau.d. Kadang-kadang bagian prodelta dijumpai batu gamping yang hal ini

disebabkan influx sedimen dari darat yang besar, sehingga menghambat pertumbuhan batu gamping.

e. Bagian ini mungkin sekali dijumpai konversi silika ataupun oksida besi.

7. Endapan “Prodelta clay”, ciri-cirinya:a. Materialnya merupakan campuran material darat-laut.b. “Marine clay” lebih banyak dibanding yang asal darat.c. Sedimen ini mempunyai kemiringan yang sama dengan dasar

pengendapannya.d. Komposisi yang dominan lempung.e. Fauna lautnya sudah melimpah.

20

Page 21: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

E. TUJUAN ANALISA STRATIGRAFI DAN PENGGUNAAN MODELDalam analisa stratigrafi hal yang penting adalah dengan menyederhanakan sesuatu yang kompleks menjadi hal yang sederhana maka digunakan model.Model adalah penyederhanaan ideal dari kelompok sesuatu yang digunakan untuk mencoba mengerti (mempelajari) kondisi maupun proses alam yang kompleks.Istilah-istilah yang sering digunakan dalam stratigrafi:

1. “Stratum”, yaitu kesatuan dari batuan yang berbeda dengan di atas dan di bawahnya. Stratum satu dengan stratum lain dibatasi dengan bidang perlapisan atau ciri lain yang membedakannya.

2. “Stratotipe” atau perlapisan jenis, yaitu tipe perwujudan alamiah satuan-satuan stratigrafi yang memberikan gambaran ciri umum dan batas-batas satuan stratigrafi.Stratigrafi Gabungan, ialah satuan stratotipe yang dibentuk oleh kombinasi beberapa sayatan komponen Hipostratotipe, ialah sayatan tambahan (stratotipe sekunder)untuk memperluas keterangan pada stratotipe.

21

Page 22: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

Lokasi tipe, ialah letak geografi semua stratotipe atau tempat mula-mula ditentukannya suatu satuan stratigrafi.

3. “Horizon”, ialah suatu bidang (dalam praktek; lapisan tipis di muka bumi atau di bawahnya) yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu.

4. Korelasi, ialah penghubungan titik-titik yang mempunyai kesamaan waktu.

5. Sebandingan, mempunyai arti yang lebih umum daripada korelasi, yaitu penghubungan antara satuan-satuan stratigrafi tanpa mempertimbangkan kesamaan waktu.

6. “Fasies’, ialah aspek fisika, kimia dan biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fasies, kalau kedua batuan tersebut berbeda ciri fisik, kimia dan biologinya.

7. “Litosome”, adalah masa batuan yang seragam yang dapat dibedakan dengan masa batuan yang lain. Sehingga satuan litostratografi dapat terdiri dari litosome atau beberapa litososme.

8. Satuan morfostratigrafi, yaitu pengelompokan satuan batuan berdasarkan atas bentuk permukaan (morfologi).

9. Arus turbid, yaitu arus yang terjadi akibat adanya suatu sedimen yang longsor secara tiba-tiba dengan kecepatan tinggi.

10. “Flysch”, yaitu suatu urutan endapan yang tebal yang merupakan suatu perulangan dari selang-seling antara pasir dan serpih.

Tujuan analisa stratigrafi

22

Page 23: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

a. Rekonstruksi lingkungan pengendapan purba yang didapatkan dengan harapan lebih teliti.

b. Rekonstruksi paleogeografi yang lebih teliti.c. Rekonstruksi sejarah geologinya lebih teliti.d. Rekonstruksi pengendapan yang lebih teliti.e. Penafsiran dari bagian-bagian sedimen yang prospektif

mengandung mineral dan arah penyebarannya.Misalkan: dijumpai bijih timah, maka bijih ini ditafsirkan terjadi pada tanggal yang braded (teranyam), dari pengertian tentang braded ini maka akan diketahui arah penyebarannya, yaitu mengikuti alur sungai purba.

Langkah-langkah dalam analisa stratigrafi:a. Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.b. Membuat kolom litologi selengkap mungkin dari data yang

didapat dan diadakan pencatatan.c. Jika ingin menyusun peta, kelompokkan urutan menjadi satuan-

satuan.d. Interpretasikan proses-proses yang berlangsung selama

pembentukkannya.e. Dari struktur dan tekstur yang dijumpai dan digabungkan dengan

data yang ada dapat untuk menentukan lingkungan pengendapan.

f. Dengan mengetahui lingkungan pengendapan purba maka dapat dibatasi pengertian tentang prospek dan tidaknya bahan galian ekonomis atau minyak bumi misalnya, dengan demikian tidak

23

Page 24: Bahan Ajar Prinsip Stratigrafi

membuang biaya dan tenaga paling tidak dapat mengurangi biaya eksplorasi.

24