bag 1 metode energi

40
Bab I METODE ENERGI

Upload: bagas-m

Post on 24-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Anstruk Pak Agus Supriyadi Teknik Sipil UNS

TRANSCRIPT

  • Bab I METODE ENERGI

  • Tujuan pembahasan Metode Energi

    Energi Hukum konservasi energi Kerja (work) Kerja-luar (external work) Kerja-dalam (internal work) Energi-regangan (strain energy) Kerja riel (real work) Kerja maya (virtual work)

    untuk memformulasikan hubungan antara gaya dan perpindahan, kemudian menghitung komponen perpindahan (translasi dan rotasi)

    Beberapa kata-kunci

  • Energi didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja.

    Kerja adalah usaha yang dilakukan oleh gaya pada perpindahan. Kerja didefinisikan sebagai perkalian antara gaya dengan komponen perpindahan yang koresponden di arah gaya tersebut (misalnya gaya P dengan translasi, momen M dengan rotasi, tegangan dengan regangan).

    Kerja-luar (external work) adalah kerja yang dilakukan oleh gaya-luar.

  • Kerja-dalam (internal work) adalah kerja yang dilakukan oleh gaya-gaya dalam. Internal work menimbulkan energi yang tertimbun dalam struktur sebagai energi regangan (strain energy).

    Hukum konservasi energi menyatakan bahwa external work sama dengan internal work.

  • Ilustrasi konsep kerja-luar (external work) pada kasus batang dengan beban aksial

  • Penjelasan : Batang dengan panjang L dibebani gaya luar (tarik) P. Sifat

    pembebanan statis (static load). Ketika dibebani, batang bertambah panjang hingga pada akhirnya diperoleh pertambahan panjang maksimum u pada saat nilai beban P.

    Kerja W yang dilakukan oleh beban P pada arah perpindahan u, dapat dihitung menggunakan diagram lendutan-beban.

    =

    =

    dPuW

    duPW

    c .

    .

  • Penjelasan :

    Untuk material elastis

    Bila k sebagai kekakuan dari sebuah batang yang dibebani secara aksial didefinisikan sebagai gaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu satuan perpanjangan, yaitu k = (A.E)/L , maka P = k . u

    Diperoleh external work pada batang dengan beban aksial P :

    == duPWW c .

    uPukduukduukW .21.

    21... 2 ====

  • Energi Regangan (strain energy)

    Sebuah elemen kecil dengan tegangan tarik

    Diagram tegangan - regangan

  • Penjelasan : Sebuah elemen kecil (Gb.a) dengan tegangan normal x.

    Gaya pada permukaan (kanan atau kiri) dari elemen adalah x.dy.dz, dimana dy.dz adalah luasan kecil tak berhingga dari permukaan elemen.

    Oleh gaya tsb, elemen bertambah panjang sebesar x.dx, dimana x adalah regangan dalam arah x. Bila elemen terbuat dari bahan yang elastis linier, maka tegangan sebanding dengan regangan (Gb.b).

    Bila elemen semula bebas dari pengaruh tegangan, maka gaya yang bekerja pada elemen tersebut meningkat secara linier dari nol hingga mencapai nilai penuh.

  • Penjelasan : Gaya rata-rata yang bekerja pada elemen ketika terjadi

    deformasi adalah x . dy . dz.

    Gaya rata-rata dikalikan dengan jarak yang ditempuh selama bekerja merupakan kerja yang dilakukan pada elemen.

    Pada struktur dengan beban luar, maka kerja yang dilakukan oleh gaya luar dibarengi dengan kerja yang dilakukan oleh gaya-gaya dalam.

    Kerja-dalam akan menimbulkan energi yang tertimbun dalam struktur yang dinamakan energi regangan (strain energy).

  • Energi regangan U untuk elemen kecil yang mengalami tegangan pada sumbu tunggal adalah :

    dVdzdydxdxdzdydU xxxxxx ..21....

    21...

    21 ===

    dV = volume elemen kecil gaya jarak

    kerja

  • Energi regangan per satuan volume bahan disebut kerapatan energi regangan (strain energy density) Uo

    xxU .21

    0 =

    Atau dapat ditafsirkan sebagai luas di bawah garis miring pada diagram tegangan-regangan (Gb.b). Luas yang dibatasi oleh garis miring dan sumbu vertikal dari diagram tersebut disebut energi komplementer Uc Pada material elastis linier, maka :

    == vol xxc dVUU ..21

  • Energi Regangan pada Kasus Lenturan

    == dAdx

    IyM

    EdV

    EU x ..1

    21

    21 22

    dengan dx adalah panjang elemen , dA adalah luas penampang, dan inersia I = y2 dA, maka

    ==L

    luaspanjang

    dxEIMdAydx

    EIMU

    0

    22

    2

    2

    21.

    21

  • Contoh Defleksi pada balok kantilever

    P

    v L,E,I

    Gaya P mengakibatkan terjadinya defleksi v External work akibat gaya P :

    vPWe .21=

    Momen lentur pada jarak x dari P adalah :

    xPM .=

  • Energi elastis akibat internal work

    ====LL

    i EILPdxx

    EIPdx

    EIMUW

    0

    322

    2

    0

    2

    21

    62

    ie WW =Konservasi Energi

    EILPvP

    6.

    21 32

    =

    EIPLv3

    3

    =diperoleh

  • Metode Kerja Maya (Virtual Work)

    Jika struktur dalam keadaan seimbang akibat beban luar, maka menghasilkan deformasi dan gaya dalam.

    Bila diaplikasikan tambahan perpindahan maya (virtual displacement) atau gaya luar maya (virtual force), maka akan terjadi penambahan perpindahan dan gaya dalam.

    Kerja dari real force pada virtual displacement atau virtual force pada real displacement disebut virtual work (kerja maya).

    Virtual work dari gaya luar dan gaya dalam adalah sama.

  • Aplikasi untuk batang dengan beban aksial

    u udxdu +

    U2 U1

    x dx

    L

    Akibat beban aksial U, maka displacement pada suatu penampang x adalah u

    dx

  • Metode kerja maya (lanjutan)

    ( )120 0 )()( uuUuUdxudxdUdxu

    dxdUW

    L L

    i ====

    )( 121122 uuUuUuUWe ==

    Internal virtual work pada batang tersebut adalah :

    External virtual work :

    Diperoleh bahwa external dan internal virtual work adalah sama merupakan prinsip virtual work

  • dxAvolddxud

    AU

    =

    =

    =

    )(

    )(

    =vol

    i voldW )(

    Internal virtual work yang dinyatakan dalam bentuk tegangan dan regangan:

    maka:

    Metode kerja maya (lanjutan)

  • es WU =dari persamaan terakhir dapat digeneralisir bahwa internal virtual work adalah sama dengan energi elastik pada suatu struktur.

    Metode kerja maya (lanjutan)

    Pada struktur dengan n beban nyata Pi menyebabkan terjadinya tegangan . Bila pada struktur tersebut diberikan virtual displacement yang menyebabkan displacement vi searah dengan arah beban maka persamaan menjadi:

    =

    =vol

    n

    iii vPvold

    1)()(

  • =

    =vol

    n

    iii Pvvold

    1)()(

    Dengan cara yang sama, bila struktur dalam kondisi seimbang oleh beban maya Pi yang menyebabkan tegangan , dikenai beban Pi menyebabkan displacement vi di lokasi dan arah gaya maya, akan memberikan persamaan :

    Metode kerja maya (lanjutan)

  • DEFLEKSI RANGKA BATANG (TRUSS) dengan prinsip VIRTUAL WORK

    P1 P2 P3

    1 satuan (beban maya)

    C

    X

    Plane Truss (rangka batang bidang) dengan gaya riel P1, P2, P3 akan dihitung defleksi vertikal pada titik X

    Beban maya 1 satuan dikerjakan pada titik X (pada arah defleksi yang akan dihitung)

    (beban riel)

  • DEFLEKSI RANGKA BATANG (lanjutan)

    i

    ii lf

    External virtual work yang dikerjakan oleh beban satuan adalah = v1

    Internal virtual work yang dikerjakan oleh gaya-dalam batang maya fi adalah =

    Persamaan virtual work menjadi : =i

    ii lfv

    li adalah perubahan panjang setiap batang akibat gaya-batang Fi (akibat gaya luar Pi), diperoleh dari persamaan berikut :

    i

    iii AE

    lFl =

  • DEFLEKSI RANGKA BATANG (lanjutan)

    Substitusi ke persamaan virtual work menjadi :

    =i i

    iii

    AlfF

    Ev 1

    v = defleksi vertikal pada titik yang ditinjau Fi = gaya-dalam masing-masing batang akibat beban riel (beban luar) fi = gaya-dalam masing-masing batang akibat beban maya 1 satuan pada titik yang ditinjau li = panjang masing-masing batang Ai = luas penampang masing-masing batang E = modulus elastisitas batang

  • 1) Hitung gaya batang akibat beban luar (beban riel) Fi 2) Beban luar diambil, kemudian pada titik yang ditinjau

    diberikan beban maya sebesar 1 satuan gaya pada arah defleksi yang akan dihitung. Selanjutnya hitunglah gaya batang akibat beban satuan tersebut fi

    3) Gunakan rumus virtual work

    DEFLEKSI RANGKA BATANG (lanjutan)

    Jadi, tahapan menghitung defleksi pada struktur rangka batang (truss) adalah sebagai berikut (metode ini juga disebut dengan metode beban satuan)

    =i i

    iii

    AlfF

    Ev 1

  • Tabel Hitungan Defleksi Truss metode Beban Satuan

    No Batang i

    Fi fiX Li Ai Fi . fiX . Li / Ai

    1 2 . n

    Jumlah

    i i

    iii

    AlfF

    =i i

    iiiX A

    lfFE

    v 1Perpindahan pada titik X pada arah yang ditetapkan

  • == volL

    AidAydx

    EImMvold

    Imy

    EIMy

    0

    22)(

    =L

    i dxEImM

    0

    DEFLEKSI BALOK (BEAM) dengan prinsip VIRTUAL WORK Analogi pada plane truss, hitungan defleksi pada balok juga dilakukan dengan metode beban satuan. Hanya saja, external maupun internal force yang dihitung adalah momen lentur.

  • Contoh 1: Menghitung rotasi di A (A) pada simple beam akibat beban terbagi rata q

    L

    A B

    =L

    A dxIEmM

    0 ..

    Prinsip Beban Satuan

    Dengan : M adalah momen lentur dalam fungsi (x) akibat beban riel q. m adalah momen lentur dalam fungsi (x) akibat beban satuan (beban maya) berupa momen sebesar 1 satuan di titik A (karena rotasi selaras dengan momen).

    q

  • Menghitung rotasi di A (lanjutan)

    ).(...)( 2212

    21

    21 xxLqxqxLqxM ==M(x)

    Persamaan M(x) akibat beban q x

    Persamaan m(x) akibat beban maya berupa momen 1 satuan di A

    1

    0

    x

    m(x)

    Lx

    LxLxm == 1)(

    Substitusi ke persamaan A diperoleh :

  • Menghitung rotasi di A (lanjutan)

    EIqL

    LxxLx

    EIq

    dxLxxLx

    EIq

    dxLxxLxq

    EI

    dxIEmM

    L

    L

    L

    L

    A

    30

    4

    213

    322

    21

    0

    32

    0

    221

    0

    241

    2

    )2(2

    )1)((1

    .

    .

    =

    +=

    +=

    =

    =

  • Contoh 2: Menghitung defleksi di tengah bentang pada simple beam akibat beban terbagi rata q

    L

    A B

    C =L

    C dxIEmM

    0 ..

    Prinsip Beban Satuan

    dengan : M adalah momen lentur dalam fungsi (x) akibat beban riel q. m adalah momen lentur dalam fungsi (x) akibat beban satuan (beban maya) berupa beban terpusat P sebesar 1 satuan di titik C (karena defleksi selarans dengan beban terpusat P).

    q

  • defleksi di tengah bentang . (lanjutan)

    ).(...)( 2212

    21

    21 xxLqxqxLqxM ==M(x)

    Persamaan M(x) akibat beban q x

    x P=1

    L41Persamaan m(x) akibat beban maya P=1 di C dibagi 2 bagian :

    xxmLx 2121 )(0 =

  • defleksi di tengah bentang . (lanjutan)

    EIqLatau

    EIqL

    dxxLxLxqEI

    dxxxLxqEI

    dxIEmM

    L

    L

    L

    L

    C

    44

    212

    21

    212

    021

    0

    3845013021,0

    )()(1))((1

    .

    .

    21

    21

    ==

    +=

    =

    Substitusi ke persamaan C diperoleh :

  • Contoh 3

    q= 3 t/m P = 2 t

    8 m 4 m

    A B C 30/70 (cm)

    Hitung : a) Defleksi vertikal di C b) Rotasi di C Bila diketahui E = 2.000.000 t/m2 Dimensi ABC = 30/70 (cm)

    (a) Penyelesaian menghitung C Langkah 1 : susunlah persamaan momen lentur pada sepanjang ABC akibat beban riel P dan q (seperti gambar di atas) menyusun M(x)

    MB = 0 RA = 8 ton MA = 0 RB = 30 ton

    Untuk 0 < x < 8 2221 5,18)( xxxqxRxM A ==

    Untuk 8 < x < 12 2405,138)8()( 2221 =+= xxxqxRxRxM BA

  • Langkah 2 : susunlah persamaan momen lentur pada sepanjang ABC akibat beban maya P = 1 satuan di C menyusun m(x)

    P = 1

    8 m 4 m

    B A C

    MB = 0 rA = - 0,5 ton MA = 0 rB = 1,5 ton

    Untuk 0 < x < 8 xxrxm A 5,0)( ==

    Untuk 8 < x < 12 12)8()( =+= xxrxrxm BA

  • Langkah 3 : Gunakan persamaan untuk menghitung C

    EI

    dxxxxEI

    dxxxxEI

    dxIEmML

    C

    224

    )12)(2405,138(1)5,0)(5,18(1

    .

    .

    12

    8

    28

    0

    2

    0

    =

    +=

    =

    Dengan (EI) = (2.000.000) x (1/12 x 0,3 x 0,73) = 17.150 diperoleh :

    mC 01306,017150224

    ==

  • Langkah 2 : susunlah persamaan momen lentur pada sepanjang ABC akibat momen = 1 satuan di C menyusun m(x)

    1

    8 m 4 m

    B A C

    Untuk 0 < x < 8 xxm 81)( =Untuk 8 < x < 12 1)( =xm

    (b) Penyelesaian menghitung rotasi C Langkah 1 : susunlah persamaan momen lentur pada sepanjang ABC akibat beban riel, menyusun M(x) sama seperti kasus (a)

    1 m(x)

  • Langkah 3 : Gunakan persamaan untuk menghitung C

    ...

    )1)(2405,138(1))(5,18(1

    .

    .

    12

    8

    28

    0812

    0

    dst

    dxxxEI

    dxxxxEI

    dxIEmML

    C

    =

    +=

    =

  • Beberapa formula perpindahan pada balok statis tertentu dan fixed end moment yang diturunkan dengan prinsip metode energi

    Draft catatan kuliahANALISIS STRUKTURTujuan pembahasan Metode EnergiSlide Number 3Slide Number 4Ilustrasi konsep kerja-luar (external work) pada kasus batang dengan beban aksialPenjelasan :Penjelasan :Energi Regangan (strain energy)Penjelasan :Penjelasan :Energi regangan U untuk elemen kecil yang mengalami tegangan pada sumbu tunggal adalah : Slide Number 12Energi Regangan pada Kasus LenturanContohDefleksi pada balok kantileverSlide Number 15Metode Kerja Maya (Virtual Work)Aplikasi untuk batang dengan beban aksialMetode kerja maya (lanjutan)Metode kerja maya (lanjutan)Metode kerja maya (lanjutan)Slide Number 21DEFLEKSI RANGKA BATANG (TRUSS)dengan prinsip VIRTUAL WORKDEFLEKSI RANGKA BATANG (lanjutan)DEFLEKSI RANGKA BATANG (lanjutan)Slide Number 25Tabel Hitungan Defleksi Truss metode Beban SatuanDEFLEKSI BALOK (BEAM)dengan prinsip VIRTUAL WORKContoh-contoh AplikasiMetode Virtual Work (Kerja Maya)untuk Menghitung Perpindahan pada BalokContoh 1:Menghitung rotasi di A (A) pada simple beam akibat beban terbagi rata qMenghitung rotasi di A (lanjutan)Menghitung rotasi di A (lanjutan)Slide Number 32Slide Number 33Slide Number 34Slide Number 35Slide Number 36Slide Number 37Slide Number 38Slide Number 39Slide Number 40