badan ekonomi kreatif laporan penyusunan · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016...

104

Upload: nguyenque

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 2: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORANPDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

Page 3: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016

ISBN: 978-602-438-190-5No. Publikasi: 07120.1801No. Katalog: 9301007Ukuran Buku: 17,6 x 25 cmJumlah Halaman: xii + 89 halamanNaskah: Subdirektorat Neraca Jasa Penyunting/Editor: Subdirektorat Neraca JasaGambar Kulit: Badan Ekonomi KreatifGambar: Badan Pusat StatistikDiterbitkan oleh: Badan Pusat StatistikDicetak oleh: PT. Citra Mawana Patamoro

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

Page 4: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 iii

Ekonomi Kreatif (ekraf ) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional kedepan. Ekonomi Kreatif menjadi

katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama

antara BPS dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) tahun 2017. Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif

yang merupakan bagian dari Big Data Ekonomi Kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang Ekonomi Kreatif ini dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016; Penyusunan

PDRB Ekraf 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016 dan

Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016; serta Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014.

Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang Ekonomi Kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf.Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf.Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional.Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini.

Jakarta, Desember 2017Kepala Badan Pusat Statistik,

Dr. Suhariyanto

KATA PENGANTAR

Page 5: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 iv

Page 6: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 v

KATA PENGANTAR

Dalam era teknologi digital saat ini, Ekonomi Kreatif merupakan sektor alternatif yang berpotensi mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Berbeda dengan sektor lainnya, Ekonomi Kreatif memanfaatkan kemajuan

teknologi dan kebebasan informasi dalam mendorong ide dan kreativitas sumber daya manusia untuk menciptakan suatu

produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada. Produk kreatif ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi bagi berbagai isu

yang ada, tetapi juga memberikan nilai tambah yang juga meningkatkan kesejahteraan bagi penciptanya.

Sebagai salah satu indikator ekonomi yang telah banyak digunakan di berbagai bidang, ketersediaan data Produk Dometik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif menjadi sangat diperlukan. Bagi pemerintah, PDB Ekonomi Kreatif dapat dimanfaatkan untuk melihat potensi dan perkembangan Ekonomi Kreatif dibandingkan dengan sektor lainnya. Data PDB yang akurat dan terkini juga dibutuhkan dalam rangka penyusunan

rencana strategis yang tepat sasaran. Tidak hanya bagi pemerintah, data PDB Ekonomi Kreatif juga akan

bermanfaat bagi pelaku usaha untuk melihat potensi usaha yang dijalaninya dan bagaimana posisi usaha ini

dibandingkan dengan usaha yang lain. Mengingat pentingnya data PDB Ekonomi Kreatif, maka Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun Buku Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 ini. Buku ini memuat perkembangan PDB dari keenambelas subsektor Ekonomi Kreatif yang diamati dari berbagai sisi, seperti laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap PDB Nasional. PDB Ekonomi Kreatif juga disajikan berdasarkan harga berlaku (ADHB) dan harga konstan (ADHK), sehingga pemerintah, pelaku usaha, peneliti, serta akademisi dapat menggunakannya sesuai kebutuhan. Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai Ekonomi Kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia.

Jakarta, Desember 2017Kepala Badan Ekonomi Kreatif,

Triawan Munaf

Page 7: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 vi

Naskah Subdirektorat Neraca Jasa

Penanggung Jawab Umum Setianto, S.E., M.Si

Penanggung Jawab Teknis Nina Suri Sulistini, M.T

Editor Endah Riawati, SST., M.M, Diana Bhakti, SST., M.Si, Nasiyatul Ulfah, SST., M.Si

Penulis Naskah Suci Wulandari, M.Si

Pengolah Data Umi Nurlaila, SST, Rizky Zulqarnain. SST, Kharissa Dereviani, SST, Erma Novriawati, SST, Maisaroh Ir. Yoshep Paulus Apri Caraka Yuda MBA

PENYUSUN

Page 8: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 vii

KATA PENGANTAR ________________________________________ iii

DAFTAR ISI ______________________________________________ vii

DAFTAR GAMBAR ________________________________________ viii

DAFTAR LAMPIRAN _______________________________________ ix

BAB 1 PENDAHULUAN _________________________________ 3

BAB 2 TAHAPAN KEGIATAN _____________________________ 9

BAB 3 METODOLOGI __________________________________ 19

BAB 4 HASIL _________________________________________ 51

LAMPIRAN _____________________________________________ 67

DAFTAR ISI

Page 9: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016viii

DAFTAR GAMBARGambar 1. Aturan revisi PDB________________________________ 10

Gambar 2. Tahapan penyusunan PDB Ekonomi Kreatif___________ 11

Gambar 3. PDB atas dasar harga berlaku, PDB atas dasar harga

konstan, dan laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun

2014-2016 _____________________________________ 52

Gambar 4. Nilai PDB Nasional dan Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan

2015 sebelum dan sesudah revisi __________________ 53

Gambar 5. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas

dasar harga berlaku tahun 2014-2016 _______________ 54

Gambar 6. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas

dasar harga konstan tahun 2014-2016 ______________ 55

Gambar 7. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga

berlaku menurut subsektor tahun 2016 _____________ 56

Gambar 8. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga

konstan menurut subsektor tahun 2016 _____________ 57

Gambar 9. Struktur Perekonomian Indonesia Tahun 2014-2016 ___ 57

Gambar 10. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor

Ekonomi Kreatif tahun 2016 _______________________ 58

Gambar 11. Pertumbuhan PDB Nasional, PDB Ekonomi Kreatif, dan

PDB non-Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016 __________ 60

Gambar 12. Laju pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif menurut

subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016 _________ 61

Gambar 13. Sumber pertumbuhan Ekonomi Kreatif menurut

subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016 _________ 62

Page 10: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 ix

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan Subsektor

Ekonomi Kreatif menurut KBLI 2015 _______________ 67

Lampiran 2. Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif _____________ 77

Lampiran 3. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016

menurut lapangan usaha (%) ____________________ 80

Lampiran 4. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016

menurut pengeluaran (%) _______________________ 81

Lampiran 5. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga

berlaku tahun 2014-2016 menurut subsektor (miliar

rupiah) ______________________________________ 82

Lampiran 6. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga

konstan tahun 2014-2016 menurut subsektor (miliar

rupiah) ______________________________________ 83

Lampiran 7. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun

2014-2016 menurut subsektor (%) ________________ 84

Lampiran 8. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2014-

2016 terhadap PDB Nasional (%) __________________ 85

Lampiran 9. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia

atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016 menurut

subsektor (%) _________________________________ 86

Lampiran 10. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia

atas dasar harga konstan tahun 2014-2016 menurut

subsektor (%) _________________________________ 87

Lampiran 11. Laju pertumbuhan Implisit PDB Ekonomi Kreatif

Indonesia tahun 2014-2016 (%) __________________ 88

Lampiran 12. Sumber pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun

2014-2016 menurut subsektor (%) ________________ 89

Page 11: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 12: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

PDB

EKONOMI

KREATIF

INDONESIA

2014-2016

4,95%

4,41%5,19%

Pertumbuhan Ekonomi Kreatif kembali meningkat di tahun

2016 menjadi 4,95 persen

PDB Ekonomi Kreatif Indonesia pada tahun 2016 mencapai

922,59 triliun rupiah

Distribusi PDB Ekonomi Kreatif terhadap PDB Nasional tahun 2014-2016 sebesar

7,39 hingga 7,44 persen

Distribusi PDB Ekonomi Kreatif didominasi oleh subsektor kuliner,

fesyen, dan kriya

41,40% 18,01% 15,40%

2016

Page 13: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 14: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

PENDAHULUAN

1

Page 15: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 16: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 3

1.1. Latar Belakang

Perekonomian dunia berevolusi seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada akhir abad ke-18 Masehi, tumpuan ekonomi masyarakat dunia, khususnya Eropa, mulai bergeser dari ekonomi konvensional berbasis agraris ke sektor industri. Hal ini ditandai dengan penggunaan mesin yang semakin berkembang sehingga proses produksi barang menjadi lebih banyak dan cepat.

Mulai tahun 1920-an, tren perekonomian masyarakat kembali bergeser dari kegiatan utama memproduksi barang menuju perekonomian yang berbasis penyediaan jasa dan produk dengan karakteristik unik. Pergeseran ini merupakan awal mula era post-industrial society. Pada tahun 1990-an, perkembangan proses tersebut melahirkan sebuah konsep baru, yaitu industri kreatif.

Pada tahun 1997, Negara Inggris mencoba menghitung kontribusi industri kreatif dalam perekonomian1. Mereka menggolongkan industri kreatif ke dalam tiga belas bentuk aktivitas yang memiliki satu kesamaan, yaitu aktivitas yang berasal dari kreativitas, keterampilan, dan bakat individu yang berpotensi dalam membentuk kesejahteraan melalui penciptaan hak kekayaan intelektual (intellectual property). Konsep pengakuan atas hak kekayaan intelektual inilah yang dipandang sebagai inti dari industri kreatif.

Bab 1Pendahuluan

1John Newbigin. What is the creative economy?. diakses dati https://creativeconomy.britishcouncil.org/guide/what-creative-economy/, pada tanggal 16 November 2017 pukul 10.59.

Page 17: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-20164

Belakangan ini, banyak negara di dunia mulai menyadari peran penting industri kreatif. Perkembangan ini melahirkan konsep Ekonomi Kreatif meskipun cakupan Ekonomi Kreatif relatif bervariasi antar negara2. Beberapa di antaranya mendefinisikan Ekonomi Kreatif hanya berkisar antara kesenian dan kebudayaan. Beberapa yang lain menambahkan cakupan kegiatan kuliner. Ada juga yang memasukkan kegiatan usaha penerbitan, pembuatan software dan pembangunan aplikasi, kegiatan periklanan, dan desain komunikasi visual ke dalam cakupan Ekonomi Kreatif.

Dewasa ini, Ekonomi Kreatif tidak hanya dipandang sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling dinamis, tetapi juga sebagai sektor yang tumbuh dengan cepat dalam penciptaan pendapatan, penciptaan lapangan pekerjaan, dan ekspor (UNDP, 2013). Ekonomi Kreatif memberikan manfaat ekonomi bagi negara berkembang untuk bangkit, tumbuh, dan berkembang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Ekonomi Kreatif merupakan ruang terbuka untuk kebebasan mengekspresikan ide, talenta, dan pemikiran bernilai ekonomi serta menjadi wadah bagi dialog kreativitas kebudayaan. Ekonomi Kreatif juga mampu mengembangkan kewiraswastaan sekaligus sebagai solusi terhadap semakin menipisnya cadangan sumber daya alam.

Di Indonesia, Ekonomi Kreatif telah menjadi pusat perhatian pemerintah. Hal ini terbukti dari dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) pada tahun 2014. Pemerintah Indonesia terus berupaya mengembangkan Ekonomi Kreatif yang diyakini dapat menjadi tumpuan perekonomian di masa depan. Selain itu, Ekonomi Kreatif juga diharapkan dapat medorong terwujudnya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah diintegrasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Pengembangan Ekonomi Kreatif yang berdaya saing tidak terlepas dari peran pemerintah dalam pengambilan kebijakan yang tepat. Oleh karena itu, dibutuhkan data dan informasi Ekonomi Kreatif yang akurat dan terkini sebagai dasar pengambilan kebijakan dan perencanaan Ekonomi Kreatif di Indonesia pada masa yang akan datang. Dengan adanya statistik Ekonomi Kreatif yang berkualitas diharapkan kebijakan dan keputusan yang diambil dapat mengembangkan potensi Ekonomi Kreatif di Indonesia.

Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 | 1

Latar Belakang

Perekonomian dunia berevolusi seiring perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada akhir abad ke-18

masehi, tumpuan ekonomi masyarakat dunia, khususnya

Eropa, mulai bergeser dari ekonomi konvensional

berbasis agraris ke sektor industri. Hal ini ditandai

dengan penggunaan mesin yang semakin berkembang

sehingga proses produksi barang menjadi lebih banyak

dan cepat.

Mulai tahun 1920-an, tren perekonomian masyarakat

kembali bergeser dari kegiatan utama memproduksi

barang menuju perekonomian yang berbasis penyediaan

jasa dan produk dengan karakteristik unik. Pergeseran ini

merupakan awal mula era post-industrial society. Pada

tahun 1990-an, perkembangan proses tersebut

melahirkan sebuah konsep baru, yaitu industri kreatif.

Pada tahun 1997, Negara Inggris Raya mencoba

menghitung kontribusi industri kreatif dalam

perekonomian. Mereka menggolongkan industri kreatif ke

dalam tiga belas bentuk aktivitas yang memiliki satu

kesamaan, yaitu aktivitas yang berasal dari kreatifitas,

keterampilan, dan bakat individu yang berpotensi dalam

membentuk kesejahteraan melalui penciptaan hak

kekayaan intelektual (intellectual property). Konsep

pengakuan atas hak kekayaan intelektual inilah yang

dipandang sebagai inti dari industri kreatif.

Belakangan ini, banyak pemerintahan di dunia mulai

menyadari peran penting industri kreatif. Perkembangan

ini melahirkan konsep Ekonomi Kreatif meskipun dengan

cakupan yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya

pertanian

industri

jasa

kreatif

Perekonomian global terus

berubah dari ekonomi

berbasis agraris hingga

menjadi ekonomi yang

berbasis kreativitas

£Perekonomian global terus berubah dari ekonomi berbasis agraris hingga menjadi ekonomi yang berbasis kreativitas

2John Newbigin. What is the creative economy?. diakses dati https://creativeconomy.britishcouncil.org/guide/what-creative-economy/, pada tanggal 16 November 2017 pukul 10.59.

Page 18: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-2016 5

1.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan penyediaan dan pengembangan data dan informasi statistik bidang Ekonomi Kreatif dimaksudkan untuk memberikan data dan informasi mengenai perkembangan dan peranan Ekonomi Kreatif di Indonesia. Data dan informasi statistik yang diperoleh dari kegiatan ini digunakan sebagai landasan pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia serta sebagai bahan evaluasi kebijakan Ekonomi Kreatif yang telah diambil sebelumnya.

Pada tahun 2016, BPS dan Bekraf telah menyusun PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2010-2015. Tahun ini, kegiatan penyediaan dan pengembangan data dan informasi terkait Ekonomi Kreatif ditujukan untuk menyusun Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016. PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan 2015 merupakan revisi dari nilai PDB Ekonomi Kreatif yang telah dihitung sebelumnya. Revisi nilai PDB ini dilakukan terkait adanya data dan informasi terbaru yang diperoleh. Selain PDB Ekonomi Kreatif, dihitung pula indikator-indikator turunannya, yaitu sebagai berikut:

a. PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016

b. PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan (2010=100) tahun 2014-2016

c. Struktur atau distribusi PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

d. Laju pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

e. Sumber pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

Page 19: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-20166

1.3. Manfaat

Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah, khususnya oleh Badan Ekonomi Kreatif dalam menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang Ekonomi Kreatif sehingga dapat meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain itu, hasil kajian ini diharapkan dapat pula digunakan oleh peneliti, penulis, pelajar, pemerhati industri kreatif, atau para pelaku bisnis dalam industri kreatif untuk lebih memahami perkembangan dari setiap subsektor Ekonomi Kreatif.

£Data itu mahal, tetapi membangun tanpa data jauh lebih mahal

Page 20: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

TAHAPAN KEGIATAN

2

Page 21: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 22: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 9

2.1. Penyusunan Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif

Pemetaan kegiatan Ekonomi Kreatif ke Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015 yang dilakukan oleh BPS dan Bekraf pada tahun 2016 menunjukkan bahwa keenam belas subsektor Ekonomi Kreatif berkoresponden dengan 223 kelompok KBLI 2015 lima digit. Kategori lapangan usaha yang mencakup kegiatan Ekonomi Kreatif antara lain: industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa hiburan. PDB Ekonomi Kreatif diolah berdasarkan System of National Account (SNA) 2008, yaitu buku utama berstandar internasional untuk penyusunan neraca nasional.

SNA 2008 merekomendasikan untuk menggunakan basis establishment dalam penyusunan PDB. Unit establishment adalah unit usaha yang terletak di satu lokasi dan melakukan suatu aktivitas produktif yang menghasilkan nilai tambah. Berangkat dari hal tersebut, PDB Ekonomi Kreatif disusun berdasarkan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh establishment yang termasuk dalam 223 kelompok lima digit KBLI 2015 Ekonomi Kreatif.

Dalam penyajian PDB tahunan dikenal istilah angka sangat sementara (**), angka sementara (*), dan angka tetap. Sedangkan pada penyusunan

Bab 2Tahapan Kegiatan

Page 23: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201610

angka PDB triwulanan terdapat istilah angka PDB sangat sangat sementara (***), yaitu PDB triwulanan pada saat tahun berjalan. PDB tahunan sangat sementara merupakan PDB yang dihitung pada akhir tahun berjalan. Angka PDB tahunan sementara merupakan nilai PDB yang dihitung pada tahun sebelumnya. Terakhir, PDB angka tetap adalah PDB yang sudah direvisi berdasarkan data yang telah tersedia seluruhnya.

Gambar 1. Aturan revisi PDB

8 | Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

tahun berjalan. Angka PDB tahunan sementara merupakan

nilai PDB yang dihitung pada tahun sebelumnya. Terakhir,

PDB angka tetap adalah PDB yang sudah direvisi berdasarkan

data yang telah tersedia seluruhnya.

Aturan revisi pada gambar di atas juga berlaku dalam

penghitungan PDB Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2016, BPS

dan BEkonomi Kreatif telah menghitung PDB tahun 2010-

2015. PDB tahun 2013 merupakan angka PDB tetap,

sedangkan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan tahun 2015

merupakan angka PDB Ekonomi Kreatif sementara dan PDB

Ekonomi Kreatif sangat sementara. Oleh karena itu, nilai PDB

Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan 2015 perlu direvisi

berdasarkan data yang telah tersedia.

Setelah direvisi, angka PDB tahun 2014 menjadi angka PDB

tetap dan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2015 menjadi angka

PDB 2014*

PDB 2013

Tanggal Rilis

November 2016

Angka sangat sangat sementara

Data tidak boleh direvisi

Angka tetap Angka sementara

Angka sangat sementara

PDB 2015**

PDB Q1-Q3 2016***

Data boleh direvisi

Februari 2017

Menjadi angka tetap

Menjadi angka

sementara

Angka sangat sementara

PDB 2014

PDB 2015*

PDB Q1-Q3 2016**

PDB Q4 2016**

dan PDB 2016**

Gambar 2.1

Aturan revisi

PDB

Aturan revisi pada gambar di atas juga berlaku dalam penghitungan PDB Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2016, BPS dan Bekraf telah menghitung PDB Ekonomi Kreatif tahun 2010-2015. PDB Ekonomi Kreatif tahun 2013 merupakan angka tetap, sedangkan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan 2015 merupakan angka sementara dan angka sangat sementara. Oleh karena itu, nilai PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan 2015 perlu direvisi berdasarkan data yang telah tersedia.

Page 24: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 11

Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 | 9 Setelah direvisi, angka PDB tahun 2014 menjadi angka

PDB tetap dan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2015 menjadi

angka sementara. Langkah selanjutnya adalah

mengestimasi nilai PDB Ekonomi Kreatif tahun 2016.

Nilai PDB Ekonomi Kreatif 2016 diestimasi dengan

menggunakan berbagai indikator dan data sekunder

yang tersedia, salah satunya dengan menggunakan data

yang diperoleh dari Survei Khusus Neraca produksi

Ekonomi Kreatif (SKNP-EK). Berdasarkan langkah-

langkah yang telah disebutkan, diperoleh nilai PDB

Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016 baik atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan.

PDB Ekonomi Kreatif 2014

dan 2015

PDB Ekonomi Kreatif 2014

dan 2015 revisi

PDB Ekonomi Kreatif 2016

Data SKNP-EK 2017

Data sekunder (updated) Data sekunder

Gambar 2.2

Tahapan

Penyusunan

PDB Ekonomi

Kreatif

Setelah direvisi, angka PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014 menjadi angka tetap dan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2015 menjadi angka sementara. Langkah selanjutnya adalah mengestimasi nilai PDB Ekonomi Kreatif tahun 2016. Nilai PDB Ekonomi Kreatif 2016 diestimasi dengan menggunakan berbagai indikator dan data sekunder yang tersedia, salah satunya dengan menggunakan data yang diperoleh dari Survei Khusus Neraca Produksi Ekonomi Kreatif (SKNP-EK) 2017. Berdasarkan langkah-langkah yang telah disebutkan, diperoleh nilai PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

Gambar 2. Tahapan penyusunan PDB Ekonomi Kreatif

Page 25: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201612

Page 26: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

3

Metodologi

Page 27: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 28: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 15

Bab 3Metodologi

3.1. Konsep Dasar Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi di Indonesia. PDB menggambarkan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu. Sesuai dengan yang direkomendasikan oleh PBB, pada sistem neraca nasional terdapat tiga pendekatan dalam menyusun PDB, yaitu:

1. PDB produksi menggambarkan jumlah seluruh nilai tambah bruto (NTB) akibat adanya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh establishment menurut lapangan usaha sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Nilai tambah diperoleh dari output dikurangi konsumsi antara.

2. PDB pendapatan adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi berupa kompensasi tenaga kerja, surplus usaha, konsumsi barang modal tetap, dan neto pajak lainnya atas produksi dan impor.

3. PDB pengeluaran menggambarkan aktivitas konsumsi akhir yang dilakukan rumah tangga dan pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan perubahan inventori, serta ekspor dan impor.

Page 29: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201616

Dalam penyajiannya, PDB dapat dinyatakan dalam dua jenis, yaitu:

1. PDB atas dasar harga berlaku (PDB ADHB)

Pada penyusunan PDB ADHB, nilai tambah barang dan jasa dihitung dengan menggunakan harga berlaku pada setiap tahun.

2. PDB atas dasar harga konstan (PDB ADHK)

Pada penyusunan PDB ADHK, nilai tambah barang dan jasa dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu yang digunakan sebagai tahun dasar penghitungan. Pemilihan tahun dasar ini berbeda-beda yang biasanya didasarkan pada keadaan atau stabilitas negara.

Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam penghitungan PDB atas dasar harga berlaku, yaitu:

1. Pendekatan Produksi

Pada metode ini, PDB dihitung dengan menjumlahkan semua nilai tambah seluruh unit usaha. Nilai tambah diperoleh dengan mengurangi output dengan konsumsi antara. Nilai output diperoleh dengan mengalikan kuantum produksi dengan harga pada tahun berjalan.

Keterangan:

Output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun dan dinilai atas harga dasar (basic price). Ada dua jenis output, yaitu:

i. Output utama

ii. Output sekunder

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t = Produksit × HargatNTBb,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t − Konsumsi Antarab,t

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t Output/ nilai produksi atas dasar harga berlaku tahun ke-t

=

NTBb,t

ProduksitHargat

=

=

=

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke-tNTBb,t

ProduksitHargat

NTBb,t

ProduksitHargat

Kuantum produksi tahun ke-t

Harga produksi tahun ke-t

Page 30: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 17

Konsumsi antara adalah nilai barang dan jasa yang dikonsumsi sebagai input dalam proses produksi atau nilai barang dan jasa tidak tahan lama (waktu pemakaian kurang dari setahun) yang digunakan/habis dalam proses produksi. Konsumsi antara ini dinilai atas dasar harga pembeli.

Nilai tambah dideskripsikan sebagai kontribusi tenaga kerja dan modal dalam proses produksi.

Nilai Tambah Bruto adalah selisih antara output dan konsumsi antara (BPS, 2013).

2. Pendekatan Pendapatan

Pada metode ini PDB dihitung berdasarkan penjumlahan dari seluruh balas jasa yang diterima faktor produksi.

Keterangan:

3. Pendekatan Pengeluaran

PDB ADHB disusun dengan menjumlahkan seluruh komponen permintaan akhir.

Keterangan:

Kompensasi tenaga kerja tahun ke-t𝑊𝑡

𝑁𝑂𝑆𝑡𝐶𝐹𝐶𝑡

𝑇𝑂𝑃𝑡

Surplus usaha tahun ke-t yang terdiri dari sewa aset non-produced, bunga yang diperoleh dari aset finansial, serta profit/keuntungan dari kewiraswastaan

=

=𝑊𝑡

𝑁𝑂𝑆𝑡𝐶𝐹𝐶𝑡

𝑇𝑂𝑃𝑡

Konsumsi barang modal tetap tahun ke-t

Pajak lainnya atas produksi dan impor tahun ke-t

=

=

PDBb,t = Wt + OSt + CFCt + TOPIt

𝑂𝑆𝑡

𝑇𝑂𝑃𝐼𝑡

𝑃𝐷𝐵𝑡 = 𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 + 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 + 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 + 𝑋𝑡 − 𝑀𝑡

Konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit tahun ke-t

Konsumsi pemerintah tahun ke-t

Pembentukan modal tetap bruto tahun ke-t

𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 𝑋𝑡 𝑀𝑡

𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 𝑋𝑡 𝑀𝑡

𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 𝑋𝑡 𝑀𝑡

=

=

=

Page 31: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201618

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘 ,t = (𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡b,t ⁄ IHt) ∗ 100NTBk,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘 ,t − Konsumsi Antara𝑘,t

= Indeks harga tahun ke-t

Penghitungan PDB atas dasar harga konstan dapat didekati melalui tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Revaluasi

Pada metode revaluasi, output diperoleh dengan mengalikan kuantum produksi dengan harga pada tahun dasar.

Keterangan:

2. Pendekatan Ekstrapolasi

Pada metode ekstrapolasi, output harga konstan tahun berjalan diperoleh dengan mengalikan output tahun dasar dengan suatu indeks produksi.

Keterangan:

3. Pendekatan Deflasi

Pada metode deflasi, output harga konstan tahun berjalan diperoleh dengan membagi output harga berlaku tahun berjalan dengan indeks harga.

Keterangan:

IH𝑡

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘 ,t = Produksit × HargaoNTBk,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘 ,t − Konsumsi Antara𝑘,t

Hargao Harga produksi tahun dasar=

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘 ,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡k,o × (IPt 100⁄ �

NTBk,t = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑘 ,t − Konsumsi Antara𝑘,t

Indeks produksi tahun ke-t=IP𝑡

Ekspor tahun ke-t

Impor tahun ke-t

𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 𝑋𝑡 𝑀𝑡

𝑃𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐹𝐶𝐸𝑡 𝐺𝐷𝐶𝐹𝑡 𝑋𝑡 𝑀𝑡

=

=

Page 32: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 19

3.2. Revisi PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2015

Revisi PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dilakukan berdasarkan perubahan/revisi data sekunder maupun ketersediaan data baru yang pada tahun 2016 lalu belum tersedia. Perubahan PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2014-2015 disebabkan oleh updating data nilai tambah di lima subsektor Ekonomi Kreatif yaitu subsektor fotografi; aplikasi dan game developer; penerbitan; televisi dan radio; dan seni rupa. Sedangkan subsektor yang hanya merevisi tahun 2015 adalah kriya; kuliner; musik; dan fesyen.

Pada PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan, terdapat enam subsektor yang merevisi nilai tambahnya yaitu subsektor fotografi; kriya; aplikasi dan game developer; penerbitan; televisi dan radio; dan seni rupa untuk tahun 2014 dan 2015. Empat subsektor lainnya, yaitu film, animasi, dan video; kuliner; musik; dan fesyen mengalami revisi di tahun 2015.Metodologi penyusunan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2015 revisi atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan menurut subsektor Ekonomi Kreatif akan dijelaskan secara lebih rinci, sebagai berikut:

1. Subsektor Film, Animasi, dan Video

Lima digit KBLI 2015 Ekonomi Kreatif subsektor film, animasi, dan video tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan, informasi dan komunikasi, dan jasa pendidikan. Nilai tambah atas dasar harga konstan subsektor ini pada tahun 2015 mengalami revisi pada lapangan usaha industri pengolahan. Revisi dilakukan karena adanya updating data terkait subsektor film, animasi, dan video.

2. Subsektor Fotografi

Nilai tambah subsektor fotografi diperoleh dengan menambahkan nilai tambah bruto yang tercipta pada establishment subsektor fotografi yang tersebar atau tergolong pada lapangan usaha jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya (pemerintah dan swasta). Subsektor ini mengalami revisi nilai tambah untuk tahun 2014 dan 2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga konstan. Revisi dilakukan karena adanya updating data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun tersebut.

Page 33: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201620

3. Subsektor Kriya

Penghitungan nilai tambah subsektor kriya dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah bruto subsektor kriya yang tersebar pada lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sesuai dengan KBLI 2015. Revisi dilakukan pada nilai tambah subsektor kriya atas dasar harga berlaku tahun 2015.

Revisi dilakukan karena adanya updating data dasar yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah pada lapangan usaha industri pengolahan, yang selanjutnya berdampak pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor yang diestimasi dengan pendekatan commodity flow.

4. Subsektor Kuliner

Nilai tambah subsektor kuliner diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto subsektor kuliner pada lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, serta lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum.

Revisi subsektor ini dilakukan karena adanya perbaikan nilai tambah bruto subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan makan minum tahun 2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan karena adanya updating data terkait yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah tersebut, yaitu data pengeluaran konsumsi penduduk untuk makanan jadi.

5. Subsektor Musik

Nilai tambah subsektor musik disusun berdasarkan nilai tambah bruto subsektor musik yang tergolong dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya.

Nilai tambah subsektor ini direvisi untuk penghitungan tahun 2015 baik nilai PDB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Revisi disebabkan adanya perubahan pada lapangan usaha jasa pendidikan. Hal ini terjadi karena adanya updating data pada jumlah peserta kursus yang menjadi indikator dalam penghitungan nilai tambah lapangan usaha pendidikan.

Page 34: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 21

6. Subsektor Fesyen

Menurut pemetaan KBLI 2015, subsektor fesyen tersebar pada lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil, dan sepeda, dan jasa pendidikan. Revisi nilai tambah subsektor fesyen dilakukan untuk tahun 2015 baik PDB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Revisi terjadi karena adanya updating data pada lapangan usaha industri pengolahan dan jasa pendidikan. Pada lapangan usaha industri pengolahan, revisi dilakukan karena adanya perubahan data dasar yang digunakan, sedangkan pada lapangan usaha jasa pendidikan disebabkan karena adanya updating data pada jumlah peserta kursus yang menjadi indikator dalam penghitungan PDB lapangan usaha pendidikan.

7. Subsektor Aplikasi dan Game Developer

Revisi nilai tambah subsektor aplikasi dan game developer tahun 2014-2015 atas dasar harga berlaku dan konstan disusun berdasarkan perbaikan pada lapangan usaha yang menyusun nilai tambah subsektor aplikasi dan game developer. Ada tiga lapangan usaha yang mencakup subsektor aplikasi dan game developer di dalamnya, yaitu lapangan usaha informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Revisi dilakukan pada lapangan usaha informasi dan komunikasi terkait adanya updating data pertumbuhan pendapatan dalam laporan keuangan perusahaan go public yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha informasi dan komunikasi.

8. Subsektor Penerbitan

Pada subsektor penerbitan revisi dilakukan untuk tahun 2014 dan 2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan yang disusun berdasarkan nilai tambah bruto subsektor penerbitan yang tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Revisi dilakukan pada lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan informasi dan komunikasi karena adanya updating data dasar yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah subsektor penerbitan.

Page 35: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201622

9. Subsektor Periklanan

Subsektor periklanan mengalami revisi pada tahun 2015 akibat adanya updating data pajak reklame yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah subsektor periklanan

10. Subsektor Televisi dan Radio

Berdasarkan hasil pemetaan subsektor Ekonomi Kreatif ke KBLI 2015, kesimpulan subsektor televisi dan radio tercakup dalam lapangan usaha informasi dan komunikasi. Subsektor ini mengalami revisi untuk tahun 2014 dan 2015 baik untuk nilai tambah atas dasar harga berlaku maupun nilai tambah atas dasar harga konstan. Perubahan dilakukan karena adanya data yang lebih up to date terkait laporan keuangan perusahaan televisi dan radio yang go public serta data belanja iklan.

11. Subsektor Seni Rupa

Subsektor seni rupa disusun berdasarkan nilai tambah subsektor seni rupa pada lapangan usaha perdagangan besar, dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Revisi dilakukan untuk tahun 2014 dan 2015 baik untuk niai tambah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Perbaikan terjadi karena updating data pengeluaran penduduk untuk barang-barang pajangan yang digunakan sebagai indikator penghitungan nilai tambah subsektor seni rupa pada lapangan usaha perdagangan, besar, dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Revisi subsektor jasa lainnya pemerintah dilakukan karena adanya perubahan data realisasi APBN.

3.3. Metode Penghitungan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2016

Pada penghitungan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2016, selain menggunakan data sekunder yang disediakan oleh BPS maupun instansi lain. BPS dan Bekraf bekerja sama mengadakan Survei Khusus Neraca Produksi Ekonomi Kreatif 2017 (SKNP-EK 2017). Survei ini dilakukan untuk menyediakan informasi mengenai perkembangan tahunan indikator perusahaan/usaha. SKNP-EK 2017 dilakukan di sepuluh provinsi

Page 36: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 23

di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, PDB Ekonomi Kreatif disusun dengan menjumlahkan nilai tambah bruto dari establishment-establishment subsektor Ekonomi Kreatif yang tercakup dalam lapangan usaha KBLI 2015 Ekonomi Kreatif. Oleh karena itu, metode yang digunakan untuk menghitung tiap subsektor Ekonomi Kreatif akan berbeda-beda sesuai dengan lapangan usaha yang mencakup subsektor Ekonomi Kreatif tersebut. Metode penghitungan PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku (PDB ADHB) maupun atas dasar harga konstan (PDB ADHK) menurut subsektor Ekonomi Kreatif secara rinci, adalah sebagai berikut;

1. Subsektor Arsitektur

Establishment yang tergolong dalam subsektor arsitektur tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan. Metode yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah bruto (NTB) subsektor arsitektur adalah:

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor arsitektur tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator dari industri konstruksi.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor arsitektur tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator dari industri konstruksi

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. PDB Indonesia, BPS

2. Subsektor Desain Interior

Subsektor desain interior tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan dan jasa pendidikan. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor desain interior.

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor desain interior pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator industri real estat.

Page 37: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201624

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor desain interior pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator industri real estat.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. PDB Indonesia, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor desain interior pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor desain interior pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor desain interior pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

3. Subsektor Desain Komunikasi Visual

Establishment yang tergolong dalam subsektor desain komunikasi visual tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan dan jasa pendidikan. Berikut merupakan estimasi yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor desain komunikasi visual.

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor desain komunikasi visual pada lapangan

Page 38: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 25

usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor desain komunikasi visual pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor desain komunikasi visual pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor desain komunikasi visual pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor desain komunikasi visual pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan dengan membagi NTB ADHB subsektor desain komunikasi visual pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

4. Subsektor Desain Produk

Establishment yang tergolong dalam subsektor desain produk tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan dan jasa pendidikan. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor desain produk.

Page 39: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201626

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator industri kemasan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator industri kemasan.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

3. Statistik Industri Mikro dan Kecil, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor desain produk pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

5. Subsektor Film, Animasi, dan Video

Establishment yang tergolong dalam subsektor film, animasi, dan video tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan,

Page 40: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 27

informasi dan komunikasi, dan jasa pendidikan. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor film, animasi, dan video.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

PDB ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Industri Mikro dan Kecil, BPS

3. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

4. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. Output ADHB diperoleh dengan menggerakan NTB ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2015 dengan pertumbuhan jumlah penonton lima belas film Indonesia peringkat teratas. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor film, animasi, dan video pada lapangan

Page 41: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201628

usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 dengan IHK umum. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

3. Film Indonesia (filmindonesia.or.id)

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor film, animasi, dan video pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

6. Subsektor Fotografi

Establishment yang tergolong dalam subsektor fotografi tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor fotografi.

Page 42: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 29

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud

Page 43: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201630

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 diestimasi dengan indikator yang berasal dari SKNP-EK 2017. Nilai tambah bruto ADHB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK subsektor fotografi pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

4. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Pemerintah)

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

c. Sumber Data

1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal tetap APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

7. Subsektor Kriya

Establishment yang tergolong dalam subsektor kriya tercakup dalam

Page 44: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 31

lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor kriya.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor kriya pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor kriya pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. Statistik Harga Produsen, BPS

4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor kriya pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengolahan di subsektor kriya. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB

Page 45: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201632

diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS

4. Survei Penyediaan dan Penggunaan Jasa (SPPJ), BPS

8. Subsektor Kuliner

Establishment yang tergolong dalam subsektor kuliner tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan penyediaan akomodasi dan makan minum. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor kuliner.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor kuliner pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor kuliner pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

4. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Page 46: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 33

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor kuliner pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengolahan di subsektor kuliner. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan permintaan. Output utama ADHB diperoleh dengan menjumlahkan pengeluaran penduduk terhadap produk penyediaan makan minum ditambah dengan konsumsi wisatawan mancanegara dikurangi pengeluaran wisatawan nasional atau impor restoran). Output sekunder dihitung dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor kuliner pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi. Output ADHB tahun 2016 dibagi dengan IHP penyediaan makan minum. NTB ADHK dihitung dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

Page 47: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201634

c. Sumber Data

1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), BPS

2. Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS

3. Passanger Exit Survey (Publikasi Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara), BPS

4. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

9. Subsektor Musik

Establishment yang tergolong dalam subsektor musik tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor musik.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. Statistik Harga Produsen, BPS

4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Page 48: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 35

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor musik pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengolahan musik dan aktivitas penerbitan musik, dan buku musik. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Nilai output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan menyesuaikan pertumbuhan subsektor musik dengan subsektor film, animasi, dan video. Hal ini dikarenakan subsektor musik merupakan bagian kecil dari industri Produksi Gambar Bergerak, Video, dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan (yang merupakan industri SUT dari subsektor film, animasi, dan video). NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor musik pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 dengan IHK umum. NTB ADHK diperoleh dengan

Page 49: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201636

mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

Page 50: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 37

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi output ADHB tahun 2015 menggunakan pertumbuhan hasil pengolahan SKNP-EK 2017. NTB diperoleh dengan mengalikan ouput dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor musik pada lapangan usaha jasa lainnya tahun 2016 dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS

3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

10. Subsektor Fesyen

Establishment yang tergolong dalam subsektor fesyen tercakup dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan jasa pendidikan. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor fesyen.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan

Page 51: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201638

ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. Statistik Harga Produsen, BPS

4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengolahan di subsektor fesyen. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder diperoleh dengan menggunakan rasio dari SUT Ekonomi Kreatif 2010. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator

Page 52: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 39

produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB subsektor fesyen pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

11. Subsektor Aplikasi dan Game developer

Establishment yang tergolong dalam subsektor aplikasi dan game developer tercakup dalam lapangan usaha informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor aplikasi dan game developer.

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diperoleh menggunakan pertumbuhan pendapatan dalam laporan keuangan perusahaan go public. Kemudian nilai NTB berlaku diperoleh dari perkalian antara output ADHB dan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha informasi dan komunikasi tahun 2016 dengan IHK umum. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

Page 53: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201640

c. Sumber Data

1. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor aplikasi dan game developer pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

12. Subsektor Penerbitan

Establishment yang tergolong dalam subsektor penerbitan tercakup

Page 54: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 41

dalam lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor penerbitan.

Lapangan Usaha: Industri Pengolahan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor penerbitan pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan produksi. NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB tahun berjalan.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha industri pengolahan tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan ekstrapolasi. Output ADHK tahun 2016 dihitung dengan menggerakkan output ADHK 2015 dengan suatu indikator produksi yang dihasilkan dari hasil pengolahan SKNP-EK 2017 serta dengan memperhatikan data pendukung lainnya seperti ekspor, tenaga kerja, dan data kualitatif. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun dasar.

c. Sumber Data

1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

2. Statistik Mikro dan Kecil, BPS

3. Statistik Harga Produsen, BPS

4. SKNP-EK 2017, BPS – Bekraf

5. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB dan ADHK

Output ADHB maupun ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya margin perdagangan barang-barang subsektor penerbitan yang diperdagangkan. Output utama diperoleh dari perkalian antara output industri dengan rasio margin perdagangan. Output sekunder dihitung menggunakan

Page 55: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201642

rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei khusus. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB.

b. Sumber Data

1. Data output sektor barang, Subdirektorat Neraca Barang BPS

2. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

3. SKSJ, BPS

4. SPPJ, BPS

Lapangan Usaha: Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB penerbitan pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator pertumbuhan industri percetakan (industri pencetakan dan reproduksi media rekaman dan industri keras dan barang dari kertas). Untuk nilai NTB ADHB diperoleh antara perkalian output ADHB dengan rasio NTB.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi. Output ADHK diperoleh dengan membagi output ADHBnya dengan IHP industri barang cetakan dan barang-barang dari kertas. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB tahun 2010.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Produsen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor penerbitan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor penerbitan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode

Page 56: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 43

deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

13. Subsektor Periklanan

Establishment yang tergolong dalam subsektor periklanan tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan. Metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor periklanan adalah:

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor periklanan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator pajak reklame.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor periklanan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi PDB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Keuangan dan Pemerintahan, BPS

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

14. Subsektor Televisi dan Radio

Establishment yang tergolong dalam subsektor televisi dan radio tercakup dalam lapangan usaha informasi dan komunikasi. Metode yang digunakan dalam penghitungan NTB subsektor televisi dan radio adalah:

Lapangan Usaha: Jasa Informasi dan Komunikasi (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB televisi dan radio pada lapangan usaha informasi (swasta) diestimasi menggunakan laporan perusahaan televisi dan radio yang go public. Untuk nilai NTB ADHB diperoleh antara perkalian output ADHB dengan rasio NTB.

Page 57: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201644

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor televisi dan radio pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Informasi dan Komunikasi (Pemerintah)

a. NTB ADHB

NTB ADHB televisi dan radio pada lapangan usaha informasi (pemerintah) diestimasi menggunakan data realisasi belanja pegawai dan konsumsi barang modal tetap.

b. NTB ADHK

NTB ADHB subsektor televisi dan radio pada lapangan usaha informasi dan komunikasi (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan indeks upah dan implisit PMTB.

c. Sumber Data

1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal tetap APBN dan APBD

15. Subsektor Seni Pertunjukan

Establishment yang tergolong dalam subsektor seni pertunjukan tercakup dalam lapangan usaha jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor seni pertunjukan.

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator laporan keuangan perusahaan go public di bidang seni pertunjukkan.

Page 58: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 45

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Bursa Efek Indonesia (BEI)

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi output ADHB tahun 2015 menggunakan pertumbuhan dari data hasil SKNP-EK yang telah diolah. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio NTB yang bersesuaian.

Page 59: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201646

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor seni pertunjukan pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi output ADHB dengan IHK yang bersesuaian. NTB ADHK diperoleh dengan mengalikan output ADHK dengan rasio NTB.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS

3. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

16. Subsektor Seni Rupa

Establishment yang tergolong dalam subsektor seni rupa tercakup dalam lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, jasa perusahaan, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan PDB subsektor seni rupa.

Lapangan Usaha: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan permintaan. Output merupakan penjumlahan dari pengeluaran penduduk untuk barang-barang pajangan. NTB ADHB diperoleh dengan mengalikan output dengan rasio NTB-nya.

b. NTB ADHK

Output ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tahun 2016 diestimasi menggunakan pendekatan deflasi. Output ADHK diperoleh dengan membagi output ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. Susenas, BPS

2. Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Page 60: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 47

Lapangan Usaha: Jasa Perusahaan

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa perusahaan tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Pendidikan

a. NTB ADHB

Output ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi dengan menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi berupa jumlah siswa dengan indikator harga berupa output per siswa. Selanjutnya NTB ADHB dihitung dengan mengalikan output ADHB dengan rasio NTB yang bersesuaian.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 diestimasi mengunakan pendekatan deflasi, yaitu dengan membagi NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa pendidikan tahun 2016 dengan IHK kursus.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. Statistik Pendidikan Non-Formal, Kemendikbud

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Swasta)

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya

Page 61: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201648

(swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator hasil SKNP-EK 2017.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (swasta) tahun 2016 diestimasi menggunakan metode deflasi yaitu dengan membagi NTB ADHB dengan IHK umum.

c. Sumber Data

1. SUT Indonesia tahun 2010, BPS

2. SKNP-EK 2017, BPS-Bekraf

3. Statistik Harga Konsumen, BPS

Lapangan Usaha: Jasa Lainnya (Pemerintah)

a. NTB ADHB

NTB ADHB subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

b. NTB ADHK

NTB ADHK subsektor seni rupa pada lapangan usaha jasa lainnya (pemerintah) tahun 2016 diestimasi menggunakan indikator jasa lainnya pemerintah berupa realisasi APBN.

c. Sumber Data

1. Realisasi belanja pegawai dan estimasi konsumsi modal tetap APBN dan APBD

Page 62: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

HASIL

4

Page 63: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 64: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 51

4.1. Kondisi Makro PDB Indonesia Tahun 2016

Setelah tumbuh sebesar 3,2 persen pada tahun 2015, perekonomian global mengalami perlambatan pada tahun 2016, dengan tumbuh sebesar 3,1 persen1. Negara maju secara umum menjadi penyumbang perlambatan, dengan kinerja 2,1 persen (2015) menjadi 1,6 persen (2016). Sedangkan perekonomian negara berkembang tumbuh 4,1 persen. Sementara itu, perekonomian Indonesia sempat melambat dari 5,01 persen pada tahun 2014, menjadi tumbuh sebesar 4,88 persen pada tahun 2015. Namun, kinerja perekonomian Indonesia kembali menguat dengan tumbuh sebesar 5,02 persen pada tahun 2016 (Gambar 3).

Pada tahun 2014, PDB Indonesia atas dasar harga berlaku mencapai 10.569,71 triliun rupiah dan meningkat sebesar 17,38 persen menjadi 12.406,81 triliun rupiah pada tahun 2016. Rata-rata pertumbuhan besaran PDB Indonesia atas dasar harga berlaku setiap tahun selama kurun waktu tersebut mencapai 9,14 persen. Nilai PDB Indonesia atas dasar harga konstan meningkat sebesar 10,14 persen dari 8.564,87 triliun rupiah tahun 2014 menjadi 9.433,03 triliun rupiah pada tahun 2016. Rata-rata pertumbuhan besaran PDB Indonesia atas dasar harga konstan setiap tahun selama kurun waktu tersebut mencapai 4,97 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 ditopang seluruh lapangan usaha, sedangkan dari sisi pengeluaran, capaian ini didukung menguatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan

Bab 4Hasil

1Bank Indonesia. 2017. Laporan Perekonomian Indonesia 2016. hlm. 3.

Page 65: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201652

Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) (Lampiran 3 dan 4).

Gambar 3. PDB atas dasar harga berlaku, PDB atas dasar harga konstan, dan laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

4.2. Besaran PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

Sesuai dengan aturan revisi PDB, pada Februari 2017 BPS merevisi nilai PDB Indonesia untuk tahun 2014 dan 2015. PDB tahun 2014 berubah dari angka sementara menjadi angka tetap, sedangkan besaran PDB tahun 2015 berubah dari angka sangat sementara menjadi angka sementara. Tidak semua nilai PDB menurut lapangan usaha mengalami revisi. Pada umumnya, revisi dilakukan pada lapangan usaha yang mengalami updating data yang sebelumnya belum tersedia atau belum lengkap.

Nilai PDB Indonesia pada tahun 2014 yang semula bernilai 10.565,82 triliun rupiah direvisi menjadi 10.569,71 triliun rupiah (ADHB), dan dari 8.566,27 triliun rupiah menjadi 8.564,87 triliun rupiah (ADHK). Sedangkan PDB Indonesia tahun 2015 mengalami revisi dari 11.540,79 triliun rupiah menjadi 11.531,72 triliun rupiah (ADHB) dan dari 8.976,93 triliun rupiah menjadi 8.982,51 triliun rupiah (ADHK).

Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 | 53

Kondisi Makro PDB Indonesia Tahun 2016

Setelah tumbuh sebesar 3,4 persen pada tahun 2015,

perekonomian global mengalami perlambatan pada

tahun 2016, dengan tumbuh sebesar 3,2 persen. Negara

maju secara umum menjadi penyumbang perlambatan,

dengan kinerja 2,1 persen (2015) menjadi 1,7 persen

(2016). Sedangkan perekonomian negara emerging

market dan berkembang stagnan pada angka 4,3 persen.

Perekonomian Indonesia sempat melambat dari 5,01

persen pada tahun 2014, menjadi tumbuh sebesar 4,88

persen pada tahun 2015. Namun, kinerja perekonomian

Indonesia kembali menguat dengan tumbuh sebesar 5,02

persen pada tahun 2016 (Gambar 4.1).

.

Pada tahun 2014, PDB Indonesia atas dasar harga

berlaku mencapai 10.569,71 triliun rupiah dan meningkat

sebesar 17,38 persen menjadi 12.406,81 triliun rupiah

pada tahun 2016. Rata-rata pertumbuhan besaran PDB

Indonesia atas dasar harga berlaku setiap tahun selama

5,014,88

5,02

4,20

4,40

4,60

4,80

5,00

5,20

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

2014 2015 2016

pers

en

Mili

ar R

p

Tahun

PDB ADHB PDB ADHK Laju Pertumbuhan

Kinerja perekonomian Indonesia mengalami percepatan pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015, meskipun perekonomian global tumbuh melambat.

Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar 4.1 PDB atas

dasar harga berlaku,

PDB atas dasar harga

konstan, dan laju

pertumbuhan PDB

Indonesia tahun 2014-

2016

Page 66: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 53

Sejalan dengan revisi PDB Indonesia, PDB Ekonomi Kreatif juga mengalami revisi baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia ADHB tahun 2014 direvisi dari 784,82 triliun rupiah menjadi 784,87 triliun rupiah. Nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia ADHB tahun 2015 juga direvisi dari 852,24 triliun rupiah menjadi 852,56 triliun rupiah. Untuk PDB Ekonomi Kreatif ADHK, pada tahun 2014 direvisi dari 657,69 triliun rupiah menjadi 657,67 triliun rupiah dan nilai tahun 2015 direvisi dari 686,48 triliun rupiah menjadi 686,66 triliun rupiah. Revisi PDB dan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Nilai PDB Nasional dan Ekonomi Kreatif tahun 2014 dan 2015 sebelum dan sesudah revisi

Sumber: Badan Pusat Statistik

Revisi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tidak dialami oleh semua subsektor Ekonomi Kreatif. Subsektor yang mengalami revisi antara lain subsektor fotografi, aplikasi dan game developer, penerbitan, periklanan, dan seni rupa.

PDB Ekonomi Kreatif Indonesia sejak tahun 2014 hingga tahun 2016, terus meningkat. Pada tahun 2014, PDB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan oleh sektor Ekonomi Kreatif adalah sebesar 784,87 triliun rupiah, nilai ini meningkat 17,55 persen pada tahun 2016 menjadi 922,59 triliun rupiah. Rata-rata pertumbuhan besaran PDB Ekonomi Kreatif atas

56 | Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

Revisi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tidak dialami oleh

semua subsektor Ekonomi Kreatif. Subsektor yang

mengalami revisi antara lain subsektor fotografi, aplikasi dan

game developer, penerbitan, periklanan, dan seni rupa. Revisi

nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga berlaku

dan atas dasar harga konstan tahun 2014 dan 2015 secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6.

PDB Ekonomi Kreatif Indonesia sejak tahun 2014 hingga

tahun 2016, terus meningkat. Meskipun demikian,

pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif tidak secepat

pertumbuhan yang dialami oleh sektor non Ekonomi Kreatif.

Pada tahun 2014, PDB atas dasar harga berlaku yang

dihasilkan oleh sektor Ekonomi Kreatif adalah sebesar 784,87

triliun rupiah, nilai ini meningkat 16,85 persen pada tahun

2016 menjadi 917,10 triliun rupiah. Rata-rata pertumbuhan

besaran PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku setiap

Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar 4.2 Nilai

PDB nasional dan

Ekonomi Kreatif

tahun 2014 dan

2015 sebelum dan

sesudah revisi

Tahun 2014

Tahun 2015

PDB Nasional

Total PDB

PDB Ekonomi

PDB Ekonomi Kreatif

10.565,82

10.569,71

8.566,27

8.564,87

0 4.500 9.000 13.500

sebelum revisi

sesudah revisi

sebelum revisi

sesudah revisi

Triliun Rp

784,82

784,87

657,69

657,67

0 250 500 750 1.000

sebelum revisi

sesudah revisi

sebelum revisi

sesudah revisi

Triliun Rp

11.540,79

11.531,72

8.976,93

8.982,51

0 4.500 9.000 13.500

sebelum revisi

sesudah revisi

sebelum revisi

sesudah revisi

Triliun Rp

Total PDB PDB Ekonomi Kreatif

ADHB ADHK

852,24

852,56

686,48

686,66

0 500 1.000

sebelum revisi

sesudah revisi

sebelum revisi

sesudah revisi

Triliun Rp

Page 67: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201654

dasar harga berlaku setiap tahun selama kurun waktu tersebut adalah sebesar 9,22 persen. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan besaran PDB non Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku setiap tahun selama kurun waktu tersebut mencapai 9,13 persen. Perkembangan PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dalam kurun waktu tersebut, sektor Ekonomi Kreatif secara rata-rata berkontribusi sebesar 7,42 persen terhadap perekonomian di Indonesia. Subsektor film, animasi, dan video memiliki pertumbuhan NTB atas dasar harga berlaku tertinggi dari tahun 2014 ke 2016 yaitu sebesar 32,45 persen, disusul kemudian oleh subsektor televisi dan radio dengan tingkat pertumbuhan sebesar 28,56 persen. Sementara itu, subsektor kuliner tumbuh paling lambat, yaitu sebesar 14,36 persen dari tahun 2014 hingga tahun 2016. Pada periode waktu 2014-2016, subsektor fesyen; dan kuliner tumbuh lebih lambat dibanding pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif secara keseluruhan.

Seperti halnya PDB atas dasar harga berlaku, PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 hingga tahun 2016. PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan meningkat dari 657,67 triliun rupiah pada tahun 2014 menjadi 720,63 triliun rupiah pada tahun 2016. Rata-rata pertumbuhan besaran PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan setiap tahun selama kurun waktu tersebut adalah

Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 | 57 tahun selama kurun waktu tersebut adalah sebesar 9,00

persen, sedangkan rata-rata pertumbuhan besaran PDB non

Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku setiap tahun selama

kurun waktu tersebut mencapai 9,15 persen. Perkembangan

PDB Ekonomi Kreatif dan non Ekonomi Kreatif atas dasar

harga berlaku secara lengkap dapat dilihat pada grafik 4.3

Miliar (rp)

Dalam kurun waktu tersebut, sektor Ekonomi Kreatif secara

rata-rata berkontribusi sebesar 7,40 persen terhadap

perekonomian di Indonesia. Subsektor film, animasi, dan

video memiliki pertumbuhan NTB atas dasar harga berlaku

tertinggi dari tahun 2014 ke 2016 yaitu sebesar 31,61 persen,

disusul kemudian oleh subsektor televisi dan radio dengan

tingkat pertumbuhan sebesar 27,52 persen. Sementara itu,

subsektor kuliner tumbuh paling lambat, yaitu sebesar 13,73

persen dari tahun 2014 hingga tahun 2016. Pada periode

waktu 2014-2016, subsektor fesyen; kriya; dan kuliner

tumbuh lebih lambat dibanding pertumbuhan sektor

Ekonomi Kreatif secara keseluruhan.

Gambar 4.3 PDB

Ekonomi Kreatif dan

non-Ekonomi

Kreatif atas dasar

harga berlaku tahun

2014-2016

784,87

852,56

922,59

9.784,84

10.679,16

11.484,22

0 4.000 8.000 12.000

2014

2015

2016

Miliar Rp

Tahu

n

PDB Non-Ekonomi Kreatif PDB Ekonomi Kreatif

Page 68: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 55

sebesar 4,85 persen, sedangkan rata-rata pertumbuhan besaran PDB non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan setiap tahun selama kurun waktu tersebut mencapai 4,98 persen. Perkembangan PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. PDB Ekonomi Kreatif dan non-Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada periode yangs sama, subsektor desain komunikasi visual memiliki pertumbuhan NTB atas dasar harga konstan tertinggi dari tahun 2014 ke 2016 yaitu sebesar 20,18 persen, disusul kemudian oleh subsektor televisi dan radio dengan tingkat pertumbuhan sebesar 19,59 persen. Sementara itu, subsektor kriya tumbuh paling lambat, yaitu sebesar 6,92 persen dari tahun 2014 hingga tahun 2016. Pada periode waktu 2014-2016, subsektor kriya, fesyen, penerbitan, dan kuliner tumbuh lebih lambat dibanding pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif secara keseluruhan.

4.3. Struktur Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor atas dasar harga berlaku memperlihatkan struktur perekonomian berdasarkan subsektor Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2016 subsektor kuliner memiliki nilai terbesar di antara subsektor lainnya yaitu mencapai 381.985,7 miliar rupiah, disusul kemudian oleh subsektor fesyen dan subsektor kriya dengan nilai NTB atas dasar harga berlaku sebesar 166.135,3 dan 142.064,8 miliar rupiah masing-masing. Sementara itu, subsektor

58 | Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

peningkatan dari tahun 2014 hingga tahun 2016. PDB

Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan meningkat dari

657,67 triliun rupiah pada tahun 2014 menjadi 719,36 triliun

rupiah pada tahun 2016. Rata-rata pertumbuhan besaran

PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan setiap tahun

selama kurun waktu tersebut adalah sebesar 4,79 persen,

sedangkan rata-rata pertumbuhan besaran PDB non

Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan setiap tahun

selama kurun waktu tersebut mencapai 4,98 persen.

Perkembangan PDB Ekonomi Kreatif dan non Ekonomi

Kreatif atas dasar harga konstan secara lengkap dapat dilihat

pada Gambar 4.4.

Struktur Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

Gambar 4.4 PDB

Ekonomi Kreatif

dan non-Ekonomi

Kreatif dasar harga

konstan tahun

2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

657,67

686,66

720,63

7.907,19

8.295,85

8.712,40

0 4.000 8.000 12.000

2014

2015

2016

Miliar Rp

Tahu

n

PDB Non-Ekonomi Kreatif PDB Ekonomi Kreatif

Page 69: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201656

desain komunikasi visual memiliki nilai NTB atas dasar harga berlaku tahun 2016 terkecil yaitu 579,3 miliar rupiah.

Gambar 7. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga berlaku menurut subsektor tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan tahun 2016, subsektor kuliner, fesyen, dan kriya memiliki nilai terbesar dengan nilai masing-masing sebesar 307.800,6; 127.435,3; dan 106.098,3 miliar rupiah. Sedangkan subsektor dengan nilai PDB atas dasar harga konstan terkecil adalah subsektor desain komunikasi visual dengan nilai PDB atas dasar harga konstan tahun 2016 sebesar 437,1 miliar rupiah.

Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 | 59

PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor atas dasar harga

berlaku memperlihatkan struktur perekonomian berdasarkan

subsektor Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2016 subsektor

kuliner memiliki nilai terbesar di antara subsektor lainnya

yaitu mencapai 379.856,6 miliar rupiah, disusul kemudian

oleh subsektor fesyen dan subsektor kriya dengan nilai NTB

atas dasar harga berlaku masing-masing sebesar 165.652,7

dan 140.923,2 miliar rupiah. Sementara itu, subsektor desain

komunikasi visual memiliki nilai NTB atas dasar harga berlaku

tahun 2016 terkecil yaitu 579,3 miliar rupiah.

Pada PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan tahun

2016, subsektor kuliner, fesyen, dan kriya memiliki nilai

terbesar dengan nilai masing-masing sebesar 306.885,4;

127.425,4; dan 106.215,8 miliar rupiah. Sedangkan subsektor

dengan nilai PDB atas dasar harga konstan terkecil adalah

subsektor desain komunikasi visual dengan nilai PDB atas

dasar harga konstan tahun 2016 sebesar 437,1 miliar rupiah.

Selama tahun

2014-2016

subsekto kuliner,

fesyen, dan kriya

selalu menjadi

subsektor dengan

nilai PDB

tertinggi.

Gambar 4.5 PDB

Ekonomi Kreatif

Indonesia atas

dasar harga berlaku

menurut subsektor

tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

0 100.000 200.000 300.000 400.000

Desain Komunikasi Visual

Desain Interior

Film, Animasi dan Video

Seni Rupa

Desain Produk

Seni Pertunjukan

Fotografi

Musik

Periklanan

Aplikasi dan Game Developer

Arsitektur

Penerbitan

Televisi dan Radio

Kriya

Fesyen

Kuliner

Miliar Rp

Subs

ekto

r

Page 70: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 57

Gambar 8. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga konstan menurut subsektor tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

PDB Ekonomi Kreatif berkontribusi sebesar 7,39 hingga 7,44 persen terhadap perekonomian Indonesia selama kurun waktu 2014-2016 dengan rata-rata kontribusi sektor Ekonomi Kreatif terhadap perekonomian nasional adalah sebesar 7,42 persen. Kontribusi sektor Ekonomi Kreatif tahun 2016 meningkat ke angka 7,44 persen. Nilai ini naik tipis jika dibandingkan kontribusi sektor Ekonomi Kreatif pada tahun 2014 yaitu sebesar 7,43 persen.

Gambar 9. Struktur Perekonomian Indonesia Tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Selama tahun 2014 hingga 2016, terdapat tiga subsektor yang mendominasi pembentukan PDB Ekonomi Kreatif, yaitu subsektor kuliner; fesyen; dan kriya. Pada tahun 2014, ketiga subsektor ini

60 | Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

PDB Ekonomi Kreatif berkontribusi sebesar 7,39 hingga 7,43

persen terhadap perekonomian Indonesia selama kurun

waktu 2014-2016 dengan rata-rata kontribusi sektor Ekonomi

Kreatif terhadap perekonomian nasional adalah sebesar 7,40

persen. Kontribusi sektor Ekonomi Kreatif tahun 2016

stagnan pada angka 7,39 persen. Nilai ini lebih rendah jika

dibandingkan kontribusi sektor Ekonomi Kreatif pada tahun

2014 yaitu sebesar 7,43 persen.

Selama tahun 2014 hingga 2016, terdapat tiga subsektor

yang mendominasi pembentukan PDB Ekonomi Kreatif, yaitu

subsektor kuliner; fesyen; dan kriya. Pada tahun 2014, ketiga

subsektor ini menyumbang 76,06 persen dari total PDB

Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2015 kontribusi ketiga

subsektor turun menjadi 75,54 persen dan pada tahun 2016

kontribusi ketiganya terhadap pembentukan PDB Ekonomi

Kreatif ini kembali turun menjadi 74,85 persen. Kontribusi

ketiga belas belas subsektor lainnya, kecuali subsektor seni

rupa konsisten meningkat setiap tahunnya. Kontribusi

Gambar 4.6 PDB

Ekonomi Kreatif

Indonesia atas

dasar harga

konstan menurut

subsektor tahun

2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

7,43%

92,57%

2014

7,39%

92,61%

2015

7,39%

92,61%

2016

PDB Ekraf

0 100.000 200.000 300.000 400.000

Desain Komunikasi VisualFilm, Animasi dan Video

Desain InteriorSeni Rupa

Desain ProdukSeni Pertunjukan

MusikFotografi

PeriklananAplikasi dan Game Developer

ArsitekturPenerbitan

Televisi dan RadioKriya

FesyenKuliner

Miliar Rp

Subs

ekto

r

% 2014 2015 2016 Rata-RataPDB Ekonomi Kreatif 0,07 0,07 0,07 0,07 7,425645 7,39318 7,436136PDB Non-Ekonomi Kreatif 0,93 0,93 0,93 0,93 92,57436 92,60682 92,56386

7,43%

92,57%

2014

PDB Ekonomi Kreatif PDB Non-Ekonomi Kreatif

7,39%

92,61%

2015

PDB Ekonomi Kreatif PDB Non-Ekonomi Kreatif

7,44%

92,56%

2016

PDB Ekonomi Kreatif PDB Non-Ekonomi Kreatif

Page 71: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201658

menyumbang 76,06 persen dari total PDB Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2015 kontribusi ketiga subsektor turun menjadi 75,54 persen dan pada tahun 2016 kontribusi ketiganya terhadap pembentukan PDB Ekonomi Kreatif ini kembali turun menjadi 74,81 persen.

Kontribusi ketiga belas subsektor lainnya, kecuali subsektor seni rupa konsisten meningkat setiap tahunnya. Kontribusi subsektor televisi dan radio meningkat paling tinggi dibandingkan subsektor lainnya. Kontribusi subsektor televisi dan radio yang semula pada tahun 2014 berkontribusi sebesar 7,56 persen menjadi 8,27 persen pada tahun 2016. Sebaliknya. Kontribusi subsektor kuliner semakin menurun setiap tahunnya. Kontribusi subsektor kuliner turun dari 42,56 persen pada tahun 2014 menjadi 41,40 persen pada tahun 2016.

Gambar 10. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada tahun 2016, subsektor kuliner menyumbang nilai sebesar 381.985,7 miliar rupiah atau 41,40 persen terhadap PDB Ekonomi Kreatif. Subsektor fesyen dan subsektor kriya masing-masing menghasilkan nilai tambah sebesar 166.135,3 dan 142.064,8 miliar rupiah atau menyumbang 18,01

Kriya

Kuliner

Fesyen

41,40%18,01%

15,40%

Page 72: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 59

dan 15,40 persen terhadap pembentukan PDB Ekonomi Kreatif. Sementara itu, tiga subsektor yang memberikan kontribusi terendah terhadap pembentukan PDB Ekonomi Kreatif adalah subsektor film, animasi, dan video; desain interior; dan desain komunikasi visual yang masing-masing menyumbang 0,17; 0,16; dan 0,06 persen naik tipis dibandingkan tahun 2014 (ketiga subsektor ini masing-masing menyumbangkan 0,15;0,15; dan 0,06 persen terhadap PDB Ekonomi Kreatif ).

4.4. Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016

Untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi sektor Ekonomi Kreatif, biasanya diukur dengan pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan yang digambarkan benar-benar merupakan pertumbuhan volume barang dan jasa yang diproduksi, di luar pengaruh perubahan harga. Selama tahun 2014-2016 rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor Ekonomi Kreatif adalah sebesar 4,85 persen. Rata-rata pertumbuhan tersebut lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan PDB nasional dan PDB non Ekonomi Kreatif yang masing-masing tumbuh rata-rata sebesar 4,97 dan 4,98 persen.

Pada tahun 2014, pertumbuhan Ekonomi Kreatif mencapai 5,19 persen. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonomi non Ekonomi Kreatif yang hanya mencapai 5,01 persen dan 4,99 persen. Namun, pada tahun 2015 pertumbuhan Ekonomi Kreatif melambat hingga 0,78 persen menjadi 4,41 persen. Pertumbuhan ekonomi nasional dan non-Ekonomi Kreatif juga mengalami perlambatan, tetapi tidak sedalam perlambatan yang dialami oleh sektor Ekonomi Kreatif. Pertumbuhan PDB nasional melambat ke angka 4,88 persen, sedangkan pertumbuhan sektor non Ekonomi Kreatif melambat menjadi 4,92 persen. Pada tahun 2016, pertumbuhan Ekonomi Kreatif kembali meningkat ke level 4,95 persen. Meskipun demikian tingkat percepatan masih lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi nasional dan sektor non Ekonomi Kreatif yang tumbuh 5,02 dan 5,02 persen pada tahun 2016.

Page 73: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201660

Gambar 11. Pertumbuhan PDB Nasional, PDB Ekonomi Kreatif, dan PDB non-Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada tahun 2014 pertumbuhan tertinggi dialami oleh subsektor televisi dan radio dengan tingkat pertumbuhan 11,58 persen, disusul oleh subsektor periklanan dan subsektor desain komunikasi visual dengan tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 9,74 dan 9,06 persen. Sementara itu, subsektor desain produk dan subsektor seni rupa hanya tumbuh sebesar 2,85 dan 1,98 persen. Pada tahun 2015, subsektor desain komunikasi visual tumbuh paling cepat di antara subsektor lainnya, yaitu sebesar 10,28 persen. Pertumbuhan subsektor televsi dan radio melambat dibanding tahun 2014, namun lebih tinggi dibandingkan empat belas subsektor yang lain, yaitu sebesar 8,39 persen. Subsektor seni rupa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hingga menyentuh angka 6,24 persen, sedangkan subsektor desain produk tumbuh melambat yaitu sebesar 2,03 persen.

Pada tahun 2016 pertumbuhan subsektor televisi dan radio paling tinggi di antara subsektor yang lain yaitu 10,33 persen. Tingginya pertumbuhan belanja iklan dan televisi, yang merupakan pendapatan utama televisi dan radio turut mendorong pertumbuhan subsektor tersebut. Subsektor desain produk mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2015, yaitu sebesar 7,67 persen. Subsektor film, animasi, dan video dan juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, pertumbuhannya mencapai 10,09 persen. Pertumbuhan subsektor film, animasi, dan video didukung oleh banyaknya film-film lokal yang sukses di pasaran selama tahun 2016. Sementara itu subsektor arsitektur; desain interior; kriya; penerbitan; dan seni rupa mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2016.

% 2014 2015 2016PDB Nasional 5,01 4,88 5,02 4,97PDB Ekonomi Kreatif 5,19 4,41 4,95 4,85PDB Non-Ekonomi Kreatif4,99 4,92 5,02 4,98

5,01

4,88

5,02

5,19

4,41

4,954,994,92

5,02

4,00

4,20

4,40

4,60

4,80

5,00

5,20

5,40

2014 2015 2016

Pers

en

TahunPDB Nasional PDB Ekonomi Kreatif PDB Non-Ekonomi Kreatif

2014

2015

2016

Page 74: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 61

Gambar 12. Laju pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif menurut subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada periode tahun 2014-2016, subsektor televisi dan radio memiliki pertumbuhan rata-rata tertinggi yaitu 10,10 persen. Subsektor desain komunikasi visual juga memiliki pertumbuhan rata-rata yang cukup tinggi yaitu 9,44 persen. Subsektor seni pertunjukkan menempati posisi ketiga pertumbuhan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 7,70 persen.

4.5. Sumber Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014 2016

Masing-masing subsektor Ekonomi Kreatif berperan terhadap penciptaan laju pertumbuhan Ekonomi Kreatif. Peranan subsektor Ekonomi Kreatif tersebut dapat terlihat dari seberapa besar sumbangannya terhadap penciptaan pertumbuhan Ekonomi Kreatif.

Selama tahun 2014-2016, subsektor kuliner; televisi dan radio; fesyen; dan kriya menjadi sumber pertumbuhan utama sektor Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2014, subsektor kuliner menyumbang 2,16 persen dari pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif yang sebesar 5,19 persen. Subsektor televisi dan radio; fesyen; dan kriya masing-masing menyumbang 0,90; 0,75; dan 0,56 persen. Pada tahun 2016, dengan pertumbuhan sektor

0,75

6,53

5,67

9,44

4,18

7,35

5,92

3,494,70

7,44

3,63

6,37

4,18

7,64

10,10

7,70

4,24

0

2

4

6

8

10

12

Arsitektur Desain Interior DesainKomunikasi

Visual

Desain Produk Film, Animasidan Video

Fotografi Kriya Kuliner Musik Fesyen Aplikasi danGame

Developer

Penerbitan Periklanan Televisi danRadio

SeniPertunjukan

Seni Rupa

2014 2015 2016 Rata-Rata

Page 75: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201662

Ekonomi Kreatif sebesar 4,95 persen, subsektor kuliner menyumbang 2,16 persen, sedangkan subsektor televisi dan radio; fesyen; dan kriya menyumbangkan 0,88; 0,72, dan 0,34 persen. Sementara itu, subsektor desain interior; desain komunikasi visual; film, animasi, dan video; dan seni rupa masing-masing berkontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 0,01 persen.

Gambar 13. Sumber pertumbuhan Ekonomi Kreatif menurut subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016 | 65 tinggi yaitu 9,44 persen. Subsektor seni pertunjukkan

menempati posisi ketiga pertumbuhan rata-rata tertinggi

yaitu sebesar 7,65.

Sumber Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014

2016

Masing-masing subsektor Ekonomi Kreatif berperan

terhadap penciptaan laju pertumbuhan Ekonomi Kreatif.

Peranan subsektor Ekonomi Kreatif tersebut dapat terlihat

dari seberapa besar sumbangannya terhadap penciptaan

pertumbuhan Ekonomi Kreatif.

Selama tahun 2014-2016, subsektor kuliner; televisi dan

radio; fesyen; dan kriya menjadi sumber pertumbuhan utama

sektor Ekonomi Kreatif. Pada tahun 2014, subsektor kuliner

menyumbang 2,16 persen dari pertumbuhan sektor Ekonomi

Kreatif yang sebessar 5,19 persen. Subsektor televisi dan

radio; fesyen; dan kriya masing-masing menyumbang 0,88;

0,75; dan 0,56 persen. Pada tahun 2016, dengan

pertumbuhan sektor Ekonomi Kreatif sebesar 4,77 persen,

subsektor kuliner menyumbang 2,03 persen, sedangkan

2014

2015

2016 kuliner

televisi dan radio

fesyen

kriya

penerbitan 10 subsektor lainnya

2,16

1,71

0,88 0,72

0,69 0,50

2,16 0,90 0,75

Gambar 4.11

Sumber

pertumbuhan

Ekonomi Kreatif

menurut subsektor

Ekonomi Kreatif

tahun 2014-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

Persen

Page 76: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 63

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik [BPS]. (2013). Sistem Neraca Nasional 2008. Jakarta: BPS

Bank Indonesia. (2017). Laporan Perekonomian Indonesia 2016.

Newbegin, John. What is the creative economy?, diakses dari https://creativeconomy.britishcouncil.org/guide/what-creative-economy/, pada tanggal 16 November 2017 pukul 10.59

United Nations Development Programme [UNDP]. (2013). Creative Economy Report 2013 Special Edition. New York: UNDP

Page 77: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201664

Page 78: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAPORAN PENYUSUNANPDRB EKRAF 5 PROVINSI2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA

BUK

U 2

LAPO

RA

N PEN

YUSU

NA

N PD

RB

EKR

AF 5 PR

OVIN

SI 2010-2016 MEN

UR

UT LA

PAN

GA

N U

SAH

A

BUKU 2

BADAN PUSAT STATISTIKJl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 [email protected] www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIFGedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 [email protected] www.bekraf.go.id

LAMPIRAN

Page 79: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 80: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 67

Lampiran 1. Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan Subsektor Ekonomi Kreatif menurut KBLI 2015

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015

Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

01 ARSITEKTUR 71101 Aktivitas Arsitektur

71102 Aktivitas Keinsinyuran dan Konsultasi Teknis YBDI

02 DESAIN INTERIOR 74100 Aktivitas Perancangan Khusus

85497 Pendidikan teknik swasta

03 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

74100 Aktivitas Perancangan Khusus

85497 Pendidikan teknik swasta

04 DESAIN PRODUK 74100 Aktivitas Perancangan Khusus

82920 Aktivitas Pengepakan

85497 Pendidikan teknik swasta

05 FILM, ANIMASI, VIDEO 18202 Reproduksi Media Rekaman Film dan Video

59111Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah

59112Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta

59121Aktivitas Pasca Produksi Film, Video, dan Program Televisi oleh Pemerintah

59122Aktivitas Pasca Produksi Film, Video, dan Program Televisi oleh Swasta

59131Aktivitas Distribusi Film, Video, dan Program Televisi oleh Pemerintah

59132Aktivitas Distribusi Film, Video, dan Program Televisi oleh Swasta

59140 Aktivitas Pemutaran Film

85499 Pendidikan lainnya swasta

06 FOTOGRAFI 74201 Aktivitas Fotografi

85420 Pendidikan kebudayaan

90006 Aktivitas Operasional Fasilitas Seni

Page 81: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201668

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015

Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

90009 Aktivitas Hiburan, Seni, dan Kreativitas Lainnya

91021 Museum yang dikelola Pemerintah

91022 Museum yang dikelola Swasta

07 KRIYA 13122 Industri Kain Tenun Ikat

13123 Industri Bulu Tiruan Tenunan

13134 Industri Batik

13911 Industri Kain Rajutan

13912 Industri Kain Sulaman/Bordir

13913 Industri Bulu Tiruan Rajutan

13921Industri Barang Jadi Tekstil untuk Keperluan Rumah Tangga

13922 Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman

13923 Industri Bantal dan Sejenisnya

13924 Industri Barang Jadi Rajutan dan Sulaman

13930 Industri Karpet dan Permadani

15129Industri Barang dari Kulit dan Kulit Buatan untuk Keperluan Lainnya

16291 Industri Barang Anyaman dari Rotan dan Bambu

16292Industri Barang Anyaman dari Tanaman Bukan Rotan dan Bambu

16293 Industri Kerajinan Ukiran dari Kayu Bukan Mebeller

16294 Industri Alat Dapur dari Kayu, Rotan, dan Bambu

16299 Industri Barang dari Kayu, Rotan, Gabus Lainnya YTDL

17022 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton

17099Industri Barang dari Kertas dan Papan Kertas Lainnya YTDL

23121Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah Tangga dari Kaca

Page 82: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 69

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015

Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

23123 Industri Kemasan dari Kaca

23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca

23929Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng

23931 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Porselen

23932Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Tanah Liat/Keramik

23951 Industri Barang dari Semen

23959Industri Barang dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes Lainnya

23961Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan

23963Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan

25920Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam dan Barang dari Logam

25992 Industri Peralatan Dapur dan Peralatan Meja dari Logam

25995 Industri Lampu dari Logam

25999 Industri Barang Logam Lainnya YTDL

31001 Industri Furnitur dari Kayu

31002 Industri Furnitur dari Rotan dan atau Bambu

31003 Industri Furnitur dari Plastik

31004 Industri Furnitur dari Logam

31009 Industri Furnitur Lainnya

32111 Industri Permata

32112Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk Keperluan Pribaadi

32113Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulian Bukan Untuk Keperluan Pribadi

32115 Industri Perhiasan Mutiara

32119 Industri Barang Lainnya dari Logam Mulia

Page 83: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201670

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015

Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

32120 Industri Perhiasan Imitasi dan Barang Sejenis

32201 Industri Alat Musik Tradisional

32202 Industri Alat Musik Bukan Tradisional

32401 Industri Alat Permainan

32402 Industri Mainan Anak-Anak

32903 Industri Kerajinan YTDL

32909 Industri Pengolahan Lainnya YTDL

46411 Perdagangan Besar Tekstil

46414 Perdagangan Besar Barang Lainnya Dari Tekstil

46419Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian dan Alas Kaki Lainnya

46496 Perdagangan Besar Alat Musik

46497 Perdagangan Besar Perhiasan dan Jam

47511 Perdagangan Eceran Tekstil

47512Perdagangan Eceran Perlengkapan Rumah Tangga Dari Tekstil

47735 Perdagangan Eceran Barang Perhiasan

47881Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Kerajinan

47530Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani dan Penutup Dinding dan Lantai di Toko

47591 Perdagangan Eceran Furnitur

47594Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat

47595Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Kayu, Bambu atau Rotan

47596Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur bukan dari Plastik, Batu, Tanah Liat, Kayu, Bambu atau Rotan

47784 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari keramik

Page 84: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 71

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015 Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

46498Perdagangan Besar Alat Permainan dan Mainan Anak-anak

46491Perdagangan Besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga

46499Perdagangan Besar berbagai barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya

32401 Industri Alat Permainan

08 KULINER 10710 Industri Produk Roti dan Kue

10732 Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula

10733 Industri Manisan Buah-Buahan dan Sayuran Kering

10739 Industri Kembang Gula Lainnya

10750 Industri makanan dan masakan olahan

10792 Industri Kue Basah

10793Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu

10799 Industri Produk Makanan Lainnya

46321 Perdagangan Besar Daging Sapi Dan Daging Sapi Olahan

46322Perdagangan Besar Daging Ayam Dan Daging Ayam Olahan

46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan

46331 Perdagangan Besar Gula, Coklat, dan Kembang Gula

46332 Perdagangan Besar Produk Roti

46339 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya

47242Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah Dan Sejenisnya

47245 Perdagangan Eceran Daging dan Ikan Olahan

47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya

47822Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Roti, Kue Kering, Kue Basah Dan Sejenisnya

47825Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Daging Olahan Dan Ikan Olahan

Page 85: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201672

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015

Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

47829Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Makanan Dan Minuman Ytdl

56101 Restoran

56102 Warung Makan

56103 Kedai Makanan

56104 Penyediaan Makanan Keliling/Tempat Tidak Tetap

56210 Jasa Boga untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering)

56290 Penyediaan Makanan Lainnya

56301 Bar

56303 Rumah Minum/Kafe

56304 Kedai Minuman

56305 Rumah/Kedai Obat Tradisional

56306 Penyediaan Minuman Keliling/Tempat Tidak Tetap

09 MUSIK 18201 Reproduksi Media Rekaman Suara dan Piranti Lunak

59201 Aktivitas Perekaman Suara

59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik

77295Aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi alat musik

79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL

85420 Pendidikan Kebudayaan

90002 Aktivitas Pekerja Seni

46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak

47620Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik dan Video di Toko

10 FESYEN 14111 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil

14112 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Kulit

14120 Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan

Page 86: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 73

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015

Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

14131 Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil

14132 Industri Perlengkapan Pakaian dari Kulit

14200 Industri Pakaian Jadi dan Barang dari Kulit Berbulu

14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan

14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir

14303 Industri Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya

15121Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan Untuk Keperluan Pribadi

15201 Industri Alas Kaki Untuk Keperluan Sehari-hari

15202 Industri Sepatu Olahraga

15209 Industri Alas Kaki Lainnya

46412 Perdagangan Besar Pakaian

46413 Perdagangan Besar Alas Kaki

47711 Perdagangan Eceran Pakaian

47712Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal dan Alas Kaki Lainnya

85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri

85499 Pendidikan lainnya swasta

11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER

58200 Penerbitan Piranti Lunak (Software)

62011 Aktivitas Pengembangan Video Game

62012Aktivitas Pengembangan Aplikasi Perdagangan Melalui Internet (E-Commerce)

62019 Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya

62021 Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi

62029Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya

62090Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa Komputer Lainnya

Page 87: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201674

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015 Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

63111 Kegiatan Pengolahan Data

63112Kegiatan Penyimpanan Data di Server (Hosting) dan Kegiatan Ybdi

63120 Portal Web

70202 Aktivitas konsultasi transportasi

70204Aktivitas konsultasi investasi dan perdagangan berjangka

12 PENERBITAN 90002 Aktivitas Pekerja Seni

18111 Industri Percetakan Umum

18112 Industri Percetakan Khusus

18120 Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan

46422Perdagangan Besar Barang Percetakan dan Penerbitan Dalam Berbagai Bentuk

47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan

58110 Penerbitan Buku

58120 Penerbitan Direktori dan Mailing List

58130 Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin atau Majalah

58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya

58200 Penerbitan Piranti Lunak (software)

59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik

63911 Aktivitas Kantor Berita oleh Pemerintah

63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta

72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial

72202 Penelitian dan Pengembangan Linguistik dan Sastra

72209Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora Lainnya

90005 Jurnalis Berita Independen

13 PERIKLANAN 73100 Periklanan

Page 88: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 75

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015 Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

70203 Aktivitas kehumasan

70209 Aktivitas konsultasi manajemen lainnya

73201 Penelitian pasar

73202 Jajak pendapat masyarakat

14 TELEVISI DAN RADIO 60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah

60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta

60201Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Pemerintah

60202Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Swasta

61991 Aktivitas telekomunikasi khusus untuk penyiaran

15 SENI PERTUNJUKAN82301

Penyelenggara Pertemuan, Perjalan Intensif, Koferensi dan Pameran

82302 Event Organizer

85420 Pendidikan Kebudayaan

85499 Pendidikan lainnya swasta

90001 Aktivitas Seni pertunjukan

90002 Aktivitas Pekerja Seni

90003 Aktivitas Penunjang Hiburan

90004 Jasa Impresariat Bidang Seni

90006 Aktivitas operasional fasilitas seni

90009 Aktivitas Hiburan, Seni, dan Kreativitas Lainnya

47785 Perdagangan Eceran Lukisan

47789Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dan Lukisan lainnya

47746 Perdagangan Eceran Barang Antik

47883 Perdagangan Eceran kaki lima dan los pasar lukisan

47893Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Barang Antik

Page 89: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201676

Kode Subsektor

Subsektor Ekonomi Kreatif

Kode KBLI 2015 Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3) (4)

72204 Penelitian dan Pengembangan Seni

85420 Pendidikan Kebudayaan

16 SENI RUPA 91021 Museum yang dikelola Pemerintah

91022 Museum yang dikelola Swasta

90002 Aktivitas Pekerja Seni

91023 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Pemerintah

91024 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Swasta

85499 Pendidikan Lainnya Swasta

70209 Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya

70203 Aktivitas Kehumasan

70204Aktivitas Konsultasi Investasi dan Perdagangan Berjangka

Page 90: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 77

Lampiran 2. Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif

1. Arsitektur

Arsitektur adalah wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang.

2. Desain Interior

Desain interior adalah kegiatan yang memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior; menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan publik.

3. Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.

4. Desain Produk

Desain produk merupakan salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya. Industrial Design Society of America (IDSA) mendefinisikan desain produk sebagai layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik.

5. Film, Animasi, dan Video

Film

“Karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audio visual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi.”

Animasi

“Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa.”

Page 91: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201678

Video

“Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi.”

6. Fotografi

Fotografi merupakan sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.

7. Kriya

Kriya merupakan bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya.

8. Kuliner

Kuliner adalah kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen.

9. Musik

Musik adalah segala jenis usaha dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya seni musik.

10. Fesyen

Fesyen adalah suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok.

11. Aplikasi dan Game developer

Aplikasi dan Game developer adalah suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan (rules).

Page 92: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 79

12. Penerbitan

Penerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan mengelola informasi dan daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak, media elektronik, ataupun media daring untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.

13. Periklanan

Periklanan adalah bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa.

14. Televisi dan Radio

Televisi

Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.

Radio

Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.

15. Seni Pertunjukan

Seni pertunjukkan merupakan cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc).

16. Seni Rupa

Seni rupa adalah penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya.

Page 93: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201680

Lampiran 3. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016 menurut lapangan usaha (%)

Kategori Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

APertanian, Kehutanan, dan Perikanan

4,24 3,77 3,25

B Pertambangan dan Penggalian 0,43 (3,42) 1,06

C Industri Pengolahan 4,64 4,33 4,29

D Pengadaan Listrik dan Gas 5,90 0,90 5,39

EPengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

5,24 7,07 3,60

F Konstruksi 6,97 6,36 5,22

GPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5,18 2,59 3,93

H Transportasi dan Pergudangan 7,36 6,68 7,74

IPenyediaan Akomodasi dan Makan Minum

5,77 4,31 4,94

J Informasi dan Komunikasi 10,12 9,69 8,87

K Jasa Keuangan dan Asuransi 4,68 8,59 8,90

L Real Estate 5,00 4,11 4,30

M,N Jasa Perusahaan 9,81 7,69 7,36

OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2,38 4,63 3,19

P Jasa Pendidikan 5,47 7,33 3,84

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,96 6,68 5,00

R,S,T,U Jasa lainnya 8,93 8,08 7,80

Nilai Tambah Bruto atas Harga Dasar 5,00 4,18 4,55

Pajak dikurangi Subsidi atas Produk 5,08 32,24 19,31

Produk Domestik Bruto 5,01 4,88 5,02

Page 94: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 81

Lampiran 4. Laju pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2014-2016 menurut pengeluaran (%)

No Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

1Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

5,15 4,96 5,01

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 12,19 (0,62) 6,62

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,16 5,32 (0,15)

4Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

4,45 5,01 4,48

5 Perubahan Inventori 31,44 (31,01) 23,70

6 Net Ekspor Barang dan Jasa (24,27) 138,11 5,10

7 Diskrepansi Statistik 41,24 (29,47) 62,83

8 Produk Domestik Bruto 5,01 4,88 5,02

Page 95: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201682

Lampiran 5. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016 menurut subsektor (miliar rupiah)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (4) (6) (7)

01 Arsitektur 17.083,8 19.560,6 21.567,0

02 Desain Interior 1.195,1 1.354,2 1.483,7

03 Desain Komunikasi Visual 437,0 512,7 579,3

04 Desain Produk 1.897,2 2.010,6 2.280,9

05 Film, Animasi dan Video 1.191,5 1.354,7 1.578,2

06 Fotografi 3.403,5 3.848,5 4.256,3

07 Kriya 120.737,2 133.863,4 142.064,8

08 Kuliner 334.006,7 355.505,5 381.985,7

09 Musik 3.479,8 3.997,7 4.426,4

10 Fesyen 142.189,1 154.658,2 166.135,3

11 Aplikasi dan Game Developer 13.801,2 15.123,3 17.142,8

12 Penerbitan 48.783,4 53.605,4 58.313,2

13 Periklanan 5.999,1 6.776,1 7.515,7

14 Televisi dan Radio 59.350,6 66.283,0 76.302,8

15 Seni Pertunjukan 1.968,3 2.202,9 2.488,9

16 Seni Rupa 1.706,5 1.918,8 2.059,0

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 757.230,0 822.575,6 890.180,0

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 27.638,8 29.985,0 32.407,3

PDB Ekonomi Kreatif 784.868,8 852.560,6 922.587,3

PDB Non-Ekonomi Kreatif 9.784.836,5 10.679.156,3 11.484.222,4

PDB Nasional 10.569.705,3 11.531.716,9 12.406.809,8

Page 96: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 83

Lampiran 6. PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga konstan tahun 2014-2016 menurut subsektor (miliar rupiah)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (4) (6) (7)

01 Arsitektur 13.552,3 14.449,1 15.323,5

02 Desain Interior 1.040,4 1.103,8 1.169,2

03 Desain Komunikasi Visual 363,7 401,1 437,1

04 Desain Produk 1.654,1 1.687,7 1.817,2

05 Film, Animasi dan Video 948,0 1.011,2 1.113,2

06 Fotografi 2.804,8 2.980,4 3.185,8

07 Kriya 99.235,0 103.743,6 106.098,3

08 Kuliner 281.711,5 292.978,7 307.800,6

09 Musik 2.739,1 2.937,8 3.160,7

10 Fesyen 119.172,2 122.480,5 127.435,3

11 Aplikasi dan Game Developer 11.222,2 11.787,9 12.738,0

12 Penerbitan 38.021,0 39.875,4 41.309,8

13 Periklanan 4.980,1 5.284,9 5.658,3

14 Televisi dan Radio 54.018,4 58.551,9 64.600,5

15 Seni Pertunjukan 1.644,6 1.743,7 1.910,0

16 Seni Rupa 1.406,8 1.494,6 1.561,9

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 634.514,2 662.512,3 695.319,4

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 23.159,7 24.150,3 25.313,3

PDB Ekonomi Kreatif 657.673,9 686.662,6 720.632,7

PDB Non-Ekonomi Kreatif 7.907.192,7 8.295.848,7 8.712.401,7

PDB Nasional 8.564.866,6 8.982.511,3 9.433.034,4

Page 97: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201684

Lampiran 7. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2014-2016 menurut subsektor (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 2,18 2,29 2,34

02 Desain Interior 0,15 0,16 0,16

03 Desain Komunikasi Visual 0,06 0,06 0,06

04 Desain Produk 0,24 0,24 0,25

05 Film, Animasi dan Video 0,15 0,16 0,17

06 Fotografi 0,43 0,45 0,46

07 Kriya 15,38 15,70 15,40

08 Kuliner 42,56 41,70 41,40

09 Musik 0,44 0,47 0,48

10 Fesyen 18,12 18,14 18,01

11 Aplikasi dan Game developer 1,76 1,77 1,86

12 Penerbitan 6,22 6,29 6,32

13 Periklanan 0,76 0,79 0,81

14 Televisi dan Radio 7,56 7,77 8,27

15 Seni Pertunjukan 0,25 0,26 0,27

16 Seni Rupa 0,22 0,23 0,22

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 96,48 96,48 96,49

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 3,52 3,52 3,51

PDB Ekonomi Kreatif 100,00 100,00 100,00

Page 98: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 85

Lampiran 8. Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2014-2016 terhadap PDB Nasional (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 0,16 0,17 0,17

02 Desain Interior 0,01 0,01 0,01

03 Desain Komunikasi Visual 0,00 0,00 0,00

04 Desain Produk 0,02 0,02 0,02

05 Film, Animasi dan Video 0,01 0,01 0,01

06 Fotografi 0,03 0,03 0,03

07 Kriya 1,14 1,16 1,15

08 Kuliner 3,16 3,08 3,08

09 Musik 0,03 0,03 0,04

10 Fesyen 1,35 1,34 1,34

11 Aplikasi dan Game developer 0,13 0,13 0,14

12 Penerbitan 0,46 0,46 0,47

13 Periklanan 0,06 0,06 0,06

14 Televisi dan Radio 0,56 0,57 0,62

15 Seni Pertunjukan 0,02 0,02 0,02

16 Seni Rupa 0,02 0,02 0,02

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 7,16 7,13 7,17

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 0,26 0,26 0,26

PDB Ekonomi Kreatif 7,43 7,39 7,44

PDB Non-Ekonomi Kreatif 92,57 92,61 92,56

PDB Nasional 100,00 100,00 100,00

Page 99: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201686

Lampiran 9. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016 menurut subsektor (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 14,94 14,50 10,26

02 Desain Interior 11,45 13,31 9,56

03 Desain Komunikasi Visual 14,04 17,32 12,99

04 Desain Produk 8,11 5,98 13,44

05 Film, Animasi dan Video 13,31 13,70 16,50

06 Fotografi 9,38 13,07 10,60

07 Kriya 11,04 10,87 6,13

08 Kuliner 9,69 6,44 7,45

09 Musik 14,58 14,88 10,72

10 Fesyen 11,34 8,77 7,42

11 Aplikasi dan Game developer 12,23 9,58 13,35

12 Penerbitan 10,46 9,88 8,78

13 Periklanan 14,72 12,95 10,91

14 Televisi dan Radio 14,06 11,68 15,12

15 Seni Pertunjukan 13,75 11,92 12,98

16 Seni Rupa 6,44 12,44 7,31

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 10,82 8,63 8,22

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 10,63 8,49 8,08

PDB Ekonomi Kreatif 10,82 8,62 8,21

PDB Non-Ekonomi Kreatif 10,71 9,14 7,54

PDB Nasional 10,72 9,10 7,59

Page 100: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 87

Lampiran 10. Laju Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga konstan tahun 2014-2016 menurut subsektor (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 6,91 6,62 6,05

02 Desain Interior 5,00 6,09 5,92

03 Desain Komunikasi Visual 9,06 10,28 8,98

04 Desain Produk 2,85 2,03 7,67

05 Film, Animasi dan Video 5,31 6,67 10,09

06 Fotografi 4,61 6,26 6,89

07 Kriya 3,65 4,54 2,27

08 Kuliner 5,04 4,00 5,06

09 Musik 7,47 7,25 7,59

10 Fesyen 4,08 2,78 4,05

11 Aplikasi dan Game developer 6,01 5,04 8,06

12 Penerbitan 4,05 4,88 3,60

13 Periklanan 9,74 6,12 7,07

14 Televisi dan Radio 11,58 8,39 10,33

15 Seni Pertunjukan 7,55 6,03 9,54

16 Seni Rupa 1,98 6,24 4,50

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 5,20 4,41 4,95

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 5,01 4,28 4,82

PDB Ekonomi Kreatif 5,19 4,41 4,95

PDB Non-Ekonomi Kreatif 4,99 4,92 5,02

PDB Nasional 5,01 4,88 5,02

Page 101: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN EKONOMI KREATIF TAHUN 2014-201688

Lampiran 11. Laju pertumbuhan Implisit PDB Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2014-2016 (%)

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 7,52 7,39 3,97

02 Desain Interior 6,15 6,80 3,43

03 Desain Komunikasi Visual 4,57 6,38 3,68

04 Desain Produk 5,12 3,87 5,36

05 Film, Animasi dan Video 7,60 6,59 5,82

06 Fotografi 4,55 6,41 3,47

07 Kriya 7,13 6,05 3,77

08 Kuliner 4,43 2,34 2,27

09 Musik 6,62 7,11 2,92

10 Fesyen 6,98 5,83 3,24

11 Aplikasi dan Game developer 5,87 4,32 4,90

12 Penerbitan 6,15 4,77 5,01

13 Periklanan 4,54 6,44 3,60

14 Televisi dan Radio 2,23 3,03 4,34

15 Seni Pertunjukan 5,77 5,56 3,15

16 Seni Rupa 4,37 5,84 2,68

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 5,35 4,04 3,11

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 5,35 4,04 3,11

PDB Ekonomi Kreatif 5,35 4,04 3,11

PDB Non-Ekonomi Kreatif 5,45 4,03 2,40

PDB Nasional 5,44 4,03 2,45

Page 102: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut

LAPORAN PDB EKONOMI KREATIF TAHUN TAHUN 2014-2016 89

Subsektor Uraian 2014 2015* 2016**

(1) (2) (3) (4) (4)

01 Arsitektur 0,14 0,14 0,13

02 Desain Interior 0,01 0,01 0,01

03 Desain Komunikasi Visual 0,00 0,01 0,01

04 Desain Produk 0,01 0,01 0,02

05 Film, Animasi dan Video 0,01 0,01 0,01

06 Fotografi 0,02 0,03 0,03

07 Kriya 0,56 0,69 0,34

08 Kuliner 2,16 1,71 2,16

09 Musik 0,03 0,03 0,03

10 Fesyen 0,75 0,50 0,72

11 Aplikasi dan Game developer 0,10 0,09 0,14

12 Penerbitan 0,24 0,28 0,21

13 Periklanan 0,07 0,05 0,05

14 Televisi dan Radio 0,90 0,69 0,88

15 Seni Pertunjukan 0,02 0,02 0,02

16 Seni Rupa 0,00 0,01 0,01

PDB Ekonomi Kreatif Atas Harga Dasar 5,01 4,26 4,78

Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk Ekonomi Kreatif 0,18 0,15 0,17

PDB Ekonomi Kreatif 5,19 4,41 4,95

Lampiran 12. Sumber pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif tahun 2014-2016 menurut subsektor (%)

Page 103: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut
Page 104: BADAN EKONOMI KREATIF LAPORAN PENYUSUNAN · laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut lapangan usaha buku 2 laporan penyusunan pdrb ekraf 5 provinsi 2010-2016 menurut