bab vi problematika iman 1

16
139 BAB VI PROBLEMATIKA IMAN A. Syirik 1. Pengertian Syirik Syirik dalam konteks khusus bermakna menjadikan sesuatu selain Allah sebagai Tuhan yang disembah dan ditaati. Inilah makna syirik yang secara langsung dapat dipahami ketika ia disebut dalam Al Qur'an dan Sunnah Nabi. Allah Swt berfirman: "Dan mereka menyembah selain dari pada Allah apa yang tidak mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) manfaat, dan mereka berkata : "Mereka itu pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah" (QS. Yunus (10): 18). Jadi, siapa saja yang menyembah sesuatu selain Allah maka ia telah menjadi musyrik. Syirik adalah dosa yang paling besar. "Sesungguhnya syirik itu adalah kedzaliman (dosa) yang sangat besar. "(QS. Luqman (31): 13) Rasulullah Saw. Bersabda, "Taukah kalian dosa yang paling besar ? Yaitu mempersekutukan Allah …” (HR.Muslim dari Abu Hurairah). Betapa besar dosa syirik tergambar dari ancaman Allah kepada para pelakunya. "Sesungguhnya orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". (QS. Al-Maidah (5): 72). Syirik bisa membatalkan amalan para pelakunya. "Jika kamu mempersekutukan (Allah) niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (QS. Al-Zumar (39): 65). Perbuatan syirik mempunyai bentuk yang sangat beragam. Di bawah ini dikemukakan bentuk-bentuk syirik khafiy (samar/tersembunyi) yang dapat berkembang di tengah-tengah ummat Islam: 2. Macam-Macam Syirik Khafiy a. Sihir Allah Swt. telah menyuruh kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam firman-Nya : "Aku berlindung dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.” (QS. Al-Falaq (113): 4).

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

139

BAB VI

PROBLEMATIKA IMAN

A. Syirik

1. Pengertian Syirik

Syirik dalam konteks khusus bermakna menjadikan sesuatu selain Allah sebagai Tuhan yang disembah dan ditaati. Inilah makna syirik yang secara langsung dapat dipahami ketika ia disebut dalam Al

Qur'an dan Sunnah Nabi. Allah Swt berfirman: "Dan mereka menyembah selain dari pada Allah apa yang tidak mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) manfaat, dan mereka

berkata : "Mereka itu pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah" (QS. Yunus (10): 18). Jadi, siapa saja yang menyembah sesuatu selain

Allah maka ia telah menjadi musyrik.

Syirik adalah dosa yang paling besar. "Sesungguhnya syirik itu adalah kedzaliman (dosa) yang sangat besar. "(QS. Luqman (31): 13)

Rasulullah Saw. Bersabda, "Taukah kalian dosa yang paling besar ? Yaitu mempersekutukan Allah …” (HR.Muslim dari Abu Hurairah).

Betapa besar dosa syirik tergambar dari ancaman Allah kepada para pelakunya. "Sesungguhnya orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga

baginya, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". (QS. Al-Maidah (5): 72).

Syirik bisa membatalkan amalan para pelakunya. "Jika kamu mempersekutukan (Allah) niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (QS. Al-Zumar

(39): 65).

Perbuatan syirik mempunyai bentuk yang sangat beragam. Di bawah ini dikemukakan bentuk-bentuk syirik khafiy (samar/tersembunyi)

yang dapat berkembang di tengah-tengah ummat Islam:

2. Macam-Macam Syirik Khafiy

a. Sihir

Allah Swt. telah menyuruh kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam firman-Nya : "Aku berlindung dari kejahatan

wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.” (QS. Al-Falaq (113): 4).

Page 2: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

140

Sihir itu haram, sudah tentu mendatangi penyihir dan meminta mereka melakukan sihir pun adalah haram.

"Siapa yang datang kepada tukang sihir, kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan/menyakini apa yang

dikatakannya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari." (HR. Bukhari).

b. Ramalan

Meramalkan peristiwa-peristiwa yang yang masih ghaib termasuk juga ke dalam perbuatan syirik. Dukun/peramal dinyatakan kafir karena ia mengklaim mengetahui kegaiban yang sebenarnya hanya

diketahui Allah Swt. Orang yang memanfaatkan jasa peramal/ dukun dan percaya padanya juga dinyatakan kafir.

Rasululah Saw bersabda: "Siapa yang mendatangi seorang dukun /peramal, lalu memercayai apa yang ia katakan maka dia telah kafir kepada yang diturunkan kepada Muhammad Saw" (HR. Abu Daud

dari Abu Hurairah).

c. Nusyrah

Menurut Ibnu Katsir, Nusyrah adalah pengobatan yang dilakukan terhadap orang yang diduga kemasukan jin. Nusyrah juga bermakna mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir.

Ada dua jenis Nusyrah:

1) menyembuhkan orang yang terkena sihir dengan do'a yang

terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunah. Ini hukumnya mubah atau boleh.

2) menyembuhkan orang yang terkena sihir dengan sihir lagi. Ini

hukumya haram.

Rasulullah Saw ditanya tentang Nusyrah maka beliau bersabda : "Hal itu adalah pekerjaan setan". (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad

dari Jabir bin Abdullah, Sunan Abu Daud).

d. Tanjim (Perbintangan)

Kata Tanjim dalam terminologi syariat diartikan sebagai upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang. Tanjim terbagi kepada dua bagian.

Pertama, Ilmu Tasyrik. Maksudnya menjadikan bintang dan benda-benda angkasa sebagai petunjuk penentuan arah mata angin dan

letak geografis suatu Negara dan macamnya. Jenis ini dibolehkan dalam Islam.

Page 3: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

141

Kedua, Ilmu Ta'tsir. Maksudnya menjadikan keadaan bintang dan benda angkasa lainnya sebagai dasar ramalan untuk masalah gaib

seperti jodoh, rezeki, kematian, dan lain-lain. Ini hukumnya haram. Ilmu Ta'tsir dalam terminologi sekarang adalah astrologi.

e. At-Thiyarah

Pada masyarakat kita ada keyakinan kalau di rumah ada kupu-kupu, itu pertanda ada kedatangan tamu, kalau mata berdenyut

tandanya akan menangis. Keyakinan seperti itu disebut Thiyarah. Thiyarah hukumnya syirik sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw. "Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik”. (HR.

Abu Daud dari Abdullah bin Mas'ud).

f. Tama'im (Jimat)

Kata Tam'am adalah bentuk jamak dari Tamimah, yaitu sesuatu yang dikalungkan di leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat atau menolak mudharat. Dalam

bahasa kita hal ini disebut jimat.

Ibnu Mas'ud berkata: Aku telah mendengarkan Rasulullah saw

berkata : "Sesungguhnya jampi, jimat dan pelet adalah syirik". (HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas'ud).

Bagaimana kalau jimat itu berisi ayat al-Qur'an? Ibrahim Al-Nakah'i

berkata: Jimat itu haram, baik yang berasal adari Al-Qur'an maupun yang bukan dari Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan bukan

untuk jimat tapi sebagai petunjuk kejalan yang benar."

3. Alasan Berbuat Syirik

a. Mau beriman kalau melihat Allah Swt

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum Kami melihat Allah dengan terang,

karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.” (QS. Al-Baqarah (2): 55).

b. Tidak percaya adanya kehidupan akhirat

Page 4: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

142

“Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan

dibangkitkan.” (QS. Al-An’am (6): 29)

c. Mereka tercengkeram oleh kepercayaan nenek moyang yang tidak

berdasar kebenaran.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". mereka menjawab: "(Tidak), tapi Kami (hanya)

mengikuti apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka (akan mengikuti bapak-

bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?” (QS. Luqman (31): 21)

d. Ingin mendapatkan pertolongan dan kemuliaan dari selain Allah

Swt,

“Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka.”

(QS Maryam (19): 81)

e. Tidak menggunakan mata dan hati untuk berfikir

“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi

tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk

melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka

lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf (7): 179)

Page 5: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

143

4. Bukti Wujud Allah

Allah Swt menegaskan wujud keberadaan-Nya dengan

memperlihatkan ayat-ayat-Nya, baik ayat-ayat Quraniyyah maupun Kauniyyah. Sebab, keberadaan-Nya adalah Ghaib (tersembunyi) tidak

bisa dijangkau oleh pancara indera manusia. Dia Dzat yang tidak terbatas, muthlaq, sementara manusia makhluk yang serba terbatas. Maka, untuk membuktikan keberadsaan Allah Swt diperlukan bukti-

bukti yang tak terbantahkan. Perhatikan firman-Nya:

a. Alam ini tercipta dengan rencana dan ukuran yang serapi-rapinya. Dia-lah Allah Swt yang telah menciptakannya. Mustahil keberadaan

alam ini terwujud karena teori kebetulan atau sebagaimana yang dituduhkan kaum atheisme. Perhatikan firman Allah Swt:

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak

mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (QS. Al-

Furqan (25): 2)

b. Alam ini mustahil diciptakan dan dimiliki oleh lebih dari satu tuhan.

Sebab apabila diciptakan dan dikuasai oleh dua tuhan atau lebih, tentu tuhan-tuhan ini tidak berkuasa. Sebab, tuhan satu tidak dapat mengalahkan tuhan yang lainnya, atau hacurlah alam

semesta ini yang disebabkan oleh perbedaan kehendak dan sistem makhluk. Perhatikan firman Allah Swt:

“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS.

Al-Anbiya’ (21): 22).

Page 6: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

144

c. Tanda-tanda kekuasaan Allah Swt terdapat di dalam diri manusia, dan di alam semesta ini. Perhatikan firman-Nya:

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah

benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fushshilat (41): 53).

d. Fithrah merupakan potensi yang menjadi alat bagi manusia untuk memperoleh hidayah-Nya adalah melalui fikir dan dzikir. Perhatikan firman-Nya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-

orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan

mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari

siksa neraka. (QS. Ali Imran (3): 190-191).

B. Ilhad

Kata ilhad, bahasa Arab yang berasal dari kata lahada, yang artinya melobangi. Tatkala kata melobangi berkaitan dengan sikap dan perkataan, maka berarti menyimpang dari kebenaran. Terdapat dua

bagian makna dari ilhad, yaitu: pertama, perbuatan syirik akbar yang menjadikannya keluar dari iman, dan kedua, berbuat kezaliman terhadap kebenaran dan ketauhidan. (Al-Raghib Al-Ashfahani,tt: 468) Perhatikan di

bawah ini penjelasan Allah Swt tentang perbuatan ilhad:

Page 7: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

145

1. Orang yang menyatakan bahwa Al-Quran adalah buatan manusia. (QS. Al-Nahl (16): 103)

“Dan Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia

kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.”

Bahasa 'Ajam ialah bahasa selain bahasa Arab dan dapat juga berarti bahasa Arab yang tidak baik, karena orang yang dituduh mengajar

Muhammad itu bukan orang Arab dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab.

2. Menyimpangkan nama-nama-Allah (QS. Al-A’raf (7): 180)

“Hanya milik Allah al-asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut al-asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-

orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang

telah mereka kerjakan.

Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.

Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai al-asmaa-ul husna, tetapi

dengan maksud menodai nama Allah atau memergunakan al-asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah.

3. Mengingkari ayat-ayat Allah Swt. (QS. Fushilat (41): 40)

Page 8: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

146

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari kami. Maka Apakah orang-orang yang

dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? perbuatlah apa yang

kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

4. Menghalangi manusia dari jalan Allah Swt (QS. Al-Hajj (22): 25)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan

siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.

5. Mencari pelindung kepada selain Allah Swt (QS. Al-Kahfi (18):27)

“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, Yaitu kitab

Tuhanmu (Al-Quran). tidak ada (seorangpun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari padanya.”

C. Kufur

Kata al-kufur artinya adalah: tertutupnya sesuatu, malam yang gelap, atau benih yang terkubur. Jadi arti kufur adalah menutup diri atau

menolak kebenaran yang Allah turunkan, baik berupa nikmat maupun hidayah. Kufur itu di dalam Al-Quran ada dua: (1) kufur nikmat, dan (2)

kufur iman.

1. Kufur Nikmat

a. Melalaikan rezeki yang Allah Swt berikan:

Page 9: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

147

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim (14):7)

b. Tidak beramal sholeh

“Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia

beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya (QS. Al-Anbiya (21): 94)

c. Berbuat dzalim

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang

menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang

tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.” (QS. Al Isra (17): 99)

2. Kufur Iman a. Orang yang menolak risalah yang dibawa oleh para nabi dan rasul

Page 10: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

148

“Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ´Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka.

Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu

mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami

benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya" (QS. Ibrahim (14): 9)

b. Orang yang tersesat dari jalan yang lurus

“... Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah (5): 12)

c. Orang yang menolak Allah Swt sebagai satu-satunya Dzat yang disembah

“Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka

putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Ghafir (40): 12)

d. Orang yang menolak hari akhir

“Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika

kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.” (QS. Al-Muzammil (73): 17)

e. Orang yang menolak ayat-ayat Al-Quran

Page 11: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

149

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-

Baqarah (2): 39).

f. Orang yang akalnya buta dan tuli terhadap kebenaran Islam

“Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan

buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.” (QS. Al-Baqarah (2): 171).

g. Orang yang tidak memiliki iman di dalam hatinya

“Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian

bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.” (QS. Ali Imran (3): 90).

h. Orang-orang yang membuat-buat dusta kepada Allah Swt

“Allah sekali-kali tidak pernah mensyari´atkan adanya bahiirah,

saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti (QS. Al-Maidah (5): 103).

i. Orang-orang yang menentang Allah Swt dan rasul-Nya

Page 12: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

150

“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri

(mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan

fasik.” (QS. At-Taubah (9): 84)

D. Munafiq

Kata munâfiq berakar pada kata nâfaqa, Menurut Al-Raghib Al-Ashfahani

adalah orang yang satu kakinya masuk ke dalam Islam, kaki yang satunya lagi keluar dari Islam. Dalam bahasa lain: lain di bibir lain di hati, apa yang dikatakan bukan yang diyakini. Allah Swt menyebut orang-

orang munafiq adalah orang-orang yang fasiq dan keluar dari Islam. Kemudian Allah Swt menyebutkan karakter orang-orang munafiq

sebagai berikut:

1. Menyatakan iman padahal di dalam hatinya tidak ada iman

“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada

Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah (2): 8)

2. Ingin menipu Allah Swt dan orang-orang beriman

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah (2): 9)

3. Terdapat penyakit di dalam hatinya

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”

(QS. Al-Baqarah (2): 10).

Page 13: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

151

4. Mengaku-aku sebagai orang yang berbuat kebaikan

“Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya

mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah (2): 11-12)

5. Merasa dirinya orang pintar padahal bodoh

“Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan

berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang

bodoh; tetapi mereka tidak tahu.” (QS. Al-Baqarah (2): 13)

6. Bermuka dua

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya

kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." (QS. Al-Baqarah (2): 14).

7. Memperjualbelikan hidayah dengan kesesatan

Page 14: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

152

“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka

mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah (2): 16)

8. Fasiq dan keluar dari Islam

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang

munkar dan melarang berbuat yang ma´ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka

Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah (9): 67).

9. Berada di neraka yang paling bawah

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-

Nisa`(4): 145).

E. Riddah

Kata riddah, menurut Al-Raghib Al-Ashfahani (tt: 197) berarti mengganti dzat atau sifat sesuatu. Pengertian istilah orang yang melakukan riddah disebut murtad, yaitu keluar dari Islam padahal sebelumnya muslim.

Terdapat beberapa penjelasan tentang makna riddah, yaitu:

1. Kembali ke dalam kekafiran

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran

(3): 149)

Page 15: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

153

2. Mengubah dan menolak rahmat

“Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa" (QS. Al-An’am (6): 147)

3. Melakukan dosa dusta

“Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka

dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta

belaka (QS. Al-An’am (6): 28).

4. Mengingkari wahyu yang dibawa oleh para nabi dan rasul

“Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ´Ad, Tsamud, dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada

yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata:

"Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar

dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya" (QS. Ibrahim (14): 9)

Page 16: BAB VI PROBLEMATIKA IMAN 1

154

5. Keluar dari keimanan

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya,

yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan

Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui

(QS. Al-Maidah (5): 54).

Soal:

1. Terangkan makna syirik !

2. Sebutkan macam-macam syirik khafiy dan contohnya!

3. Jelaskan arti ilhad !

4. Ungkapkan ciri-ciri orang yang berbuat ilhad !

5. Ungkapkan arti munafiq !

6. Jelaskan ciri-ciri orang munafiq!

7. Jelaskan arti riddah !

8. Uraikan sifat-sifat orang yang murtad!