bab v analisis gender terhadap kelurahan siaga...

82
109 BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA KALIBENING Kelurahan Siaga Kalibening sebagai Media Pemberdayaan Masyarakat Merujuk kepada Rahim (Schramm dan Lerner, 1976) dalam Mardikanto (2012:22), Kelurahan Siaga merupakan kelembagaan masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah sebagai upaya untuk mengorganisasi dan menggerakkan warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan di bidang kesehatan. Dalam kasus Kelurahan Siaga ini, partisipasi dipandang sebagai tujuan sekaligus sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu swadaya dan berkelanjutan. Berdasarkan pernyataan Kruks (1983) dalam Mikkelsen (2011:59), partisipasi masyarakat dalam Kelurahan Siaga dapat digolongkan sebagai partisipasi transformasional. Pada hakikatnya, pembentukan Kelurahan Siaga melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat pada umumnya. Keputusan ini merupakan upaya untuk menciptakan iklim kondusif bagi pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan sebagaimana diungkapkan Kartasasmita (1996:15). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 tidak mengatur bahwa hanya perempuan yang dilibatkan dalam Kelurahan Siaga. Sebagai media pemberdayaan yang terkait dengan pendekatan dari bawah ke atas (Mosse, 1996), pembentukan dan pengelolaan Kelurahan Siaga

Upload: truongkien

Post on 06-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

109

BAB V

ANALISIS GENDER TERHADAP

KELURAHAN SIAGA KALIBENING

Kelurahan Siaga Kalibening sebagai Media Pemberdayaan Masyarakat

Merujuk kepada Rahim (Schramm dan Lerner, 1976) dalam Mardikanto (2012:22), Kelurahan Siaga merupakan kelembagaan masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah sebagai upaya untuk mengorganisasi dan menggerakkan warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan di bidang kesehatan. Dalam kasus Kelurahan Siaga ini, partisipasi dipandang sebagai tujuan sekaligus sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu swadaya dan berkelanjutan. Berdasarkan pernyataan Kruks (1983) dalam Mikkelsen (2011:59), partisipasi masyarakat dalam Kelurahan Siaga dapat digolongkan sebagai partisipasi transformasional.

Pada hakikatnya, pembentukan Kelurahan Siaga melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat pada umumnya. Keputusan ini merupakan upaya untuk menciptakan iklim kondusif bagi pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan sebagaimana diungkapkan Kartasasmita (1996:15). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 tidak mengatur bahwa hanya perempuan yang dilibatkan dalam Kelurahan Siaga. Sebagai media pemberdayaan yang terkait dengan pendekatan dari bawah ke atas (Mosse, 1996), pembentukan dan pengelolaan Kelurahan Siaga

Page 2: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

110

diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. Merujuk kepada Adi (2012:202), Kelurahan Siaga juga melibatkan kader.1

Lurah Kalibening menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Salatiga tidak melepas Kelurahan Siaga Kalibening begitu saja.

“Sejak dibentuk, DKK (Dinas Kesehatan Kota) secara rutin memberi pembinaan. Biasanya berupa pelatihan, rapat-rapat, sosialisasi. Satu tahun bisa ada 5-6 kali kegiatan. Tahun 2012 kemarin, DKK juga memberikan 1 set perlengkapan untuk keperluan sosialisasi Kelurahan Siaga. Ada LCD, layar, sound system, laptop. Tahun ini malah ada bantuan peralatan kesehatan untuk mengukur gula darah, kolesterol, asam urat. Juga ada 2 kader yang dilatih untuk menggunakan alat itu. Ya, sementara memang baru dua kader. Tapi, memang tidak mungkin dalam satu kali pelatihan semua kader ikut. Se-Salatiga ini ada berapa puluh, mungkin malah berapa ratus kader. Untuk pelaksanaan kegiatan, Puskesmas Sidul (Sidorejo Kidul) mengijinkan untuk menggunakan Pustu. Yang penting minta kunci ke Puskesmas. Karena kalau ndak dikunci bahaya. Di situ nyimpan obat-obatan.”2

Pernyataan Lurah Kalibening tersebut diperkuat oleh Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Dinas Kesehatan Kota Salatiga.

“Kelsi (Kelurahan Siaga) itu kan lebih bersifat fasilitasi. Artinya, terkadang masyarakat tidak tahu apa yang mereka butuhkan. Nah, kita (Pemerintah Kota Salatiga) memfasilitasi masyarakat untuk melakukan pencegahan-pencegahan penyakit melalui Kelsi ini. Kalau mereka tidak sakit, mereka bisa bekerja, memperoleh pendapatan, tidak perlu biaya berobat, jadi bisa sejahtera. Nah, untuk mendukung itu, kualitas kader kita tingkatkan. Dulu kan hanya nimbang berat bayi lalu ngisi KMS (Kartu Menuju Sehat). Sekarang lebih dari itu. Kader bisa nensi (mengukur tekanan darah), ngukur gula darah, ngukur kolesterol, asam urat. Alat-alatnya kita sediakan. Nanti Puskesmas Induk yang memantau supaya hasil pengukuran alat-alat itu tetep valid. Jadi tidak kita lepas begitu saja. Ya, kalau pelatihan untuk semua kader tentu tidak bisa dalam sekali pelatihan. Pasti bertahap. Sekarang masing-masing Kelsi 2 orang dulu. Tahun

1 Kader adalah orang-orang yang berasal dari masyarakat setempat yang dengan sukarela ingin membantu proses perubahan terencana yang dilakukan oleh lembaga. 2 Wawancara dilakukan pada tanggal 5 September 2013.

Page 3: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

111

depan, mungkin bisa ditambah lagi. Begitu. Kalau mak breng (sekali pelatihan untuk semua kader) ya tidak mungkin. Pertama, dananya tidak cukup. Karena yang membutuhkan pendanaan itu kan tidak hanya pelatihan kader Kelsi. Jadi, penggunaannya harus merata. Kedua, efektivitasnya. Kalau peserta pelatihan cuma beberapa orang itu lebih efektif. Ilmunya bisa terserap. Tapi kalau banyak orang, biasanya tidak efektif karena ada yang ngobrol sendirilah, keluar masuk ruanganlah, macem-macem. Memang tahun kemarin kita membantu perlengkapan sosialisasi. Bedanya, kalau peralatan pemeriksaan kesehatan itu kita serahkan kepada kader, kalau perlengkapan sosialisasi ini kita serahkan ke Kelurahan. Kalau tidak begitu, nanti kalau rusak, hilang, tidak ada yang bertanggung jawab. Atau jangan-jangan jadi rebutan, terus lama-lama dihaki (menjadi milik perorangan). Jadi penggunaan fasilitas yang ini (perlengkapan sosial) biar diawasi aparat Kelurahan.”3

Dengan kata lain, sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat, Pemerintah Kota Salatiga melengkapi kebijakan pembentukan Kelurahan Siaga dengan hal-hal sebagai berikut.

1. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada kader Kelurahan Siaga secara rutin.

2. Memberikan peralatan pemeriksaan kesehatan yang selanjutnya disimpan oleh kader agar dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan.

3. Memberikan pendampingan dan pembinaan secara rutin melalui tenaga kesehatan di Puskesmas, baik dalam bentuk transfer pengetahuan, informasi, pemantauan kualitas alat pemeriksaan kesehatan, dan supervisi.

4. Memberikan kesempatan kepada para kader untuk merencanakan dan melaksanakan program kerja Kelurahan Siaga sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Keempat hal tersebut sekaligus merupakan usaha Pemerintah Kota Salatiga untuk memperkuat potensi atau daya yang dimiliki

3 Wawancara dilakukan pada tanggal 7 September 2013.

Page 4: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

112

masyarakat menyangkut penyediaan berbagai masukan (input) dan membuka akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya sebagaimana diungkapkan Kartasasmita (1996:15). Dengan adanya kader kesehatan dan peralatan pemeriksaan kesehatan di lingkungan setempat, masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan secara mudah dan murah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh beberapa kader berikut.

“Sinten mawon sing butuh, saged mriki. Nek mboten saged, nggih kula sing ten griyane. Soale sedaya alat enten mriki. Gratis. Jane mriki nggih enten dokter. Nggih warga mriki. Ning kirang srawung...tiang mriki badhe priksa mriku dadi pekewuh to mbak...nggih..sakniki pun enten Posbindu. Ning dereng saged rutin mbak. Lha nunggu sedaya pengurus sela. Niku kan penguruse gabungan saking sedaya RW.” (Sholikhah, 44 tahun)4

(Siapa pun yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan bisa datang ke sini. Kalau tidak bisa, saya yang ke rumahnya. Karena semua alat ada di sini. Gratis. Sebenarnya di sini ada dokter. Warga sini juga. Tetapi kurang bergaul dengan warga. Warga sini jadi segan. Ya, sekarang sudah ada Posbindu. Tetapi belum bisa rutin. Karena menunggu semua pengurus bisa hadir. Pengurus Posbindu merupakan gabungan dari semua RW.)

“Saupami tiang sadean, nek Kelsi5 niku nggih dodolan priksan kalih penyuluhan, gratis. Nek bangsane obat boten gadhah. Vitamin A niku nggih saking Puskesmas. Namung pas posyandu. Nak boten posyandu nggih kader boten gadhah.”(Suciyem)6

(Ibarat berjualan, Kelurahan Siaga menjual pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan. Kelurahan Siaga tidak menyediakan obat-obatan. Vitamin A juga dari Puskesmas

4 Wawancara dilakukan pada tanggal 12 September 2013. Yang bersangkutan adalah ibu rumah tangga murni. Suami yang bersangkutan adalah wiraswasta. Mereka memiliki enam orang anak. 5Pengurus Kelurahan Siaga Kalibening terbiasa menggunakan istilah Kelsi yang merupakan akronim dari Kelurahan Siaga. 6 FGD pada tanggal 22 September 2013.

Page 5: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

113

dan tersedia hanya pada saat posyandu. Kalau sedang tidak ada posyandu, tidak punya.)

“Priksan niku pas posyandu, posbindu. Nanging sehari-hari nggih saged, nek enten sing butuh. Nek penyuluhan pas PKK RT, RW, pengaosan, sok dong nggih gethok tular. Ngoten niku mawon.”(Kustianah)7

(Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada saat posyandu dan posbindu. Tetapi, sewaktu-waktu diperlukan juga bisa, kalau ada yang membutuhkan. Penyuluhan kesehatan dilakukan pada saat pertemuan PKK RT, RW, pengajian, dan terkadang dari mulut ke mulut. Hanya seperti itu.)

Berdasarkan konsep pemberdayaan Ife (1995:3), empat hal tersebut merupakan upaya Pemerintah Kota Salatiga untuk melengkapi masyarakat dengan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas mereka guna menentukan masa depan mereka sendiri, dan untuk berpartisipasi dalam dan mempengaruhi kehidupan komunitas mereka. Selain itu, empat hal tersebut juga menunjukkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat dalam Kelurahan Siaga Kalibening mengikuti kecenderungan pertama yang disampaikan Pranarka dkk (1996:56), yaitu menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuataan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya, yang merupakan makna kecenderungan primer.

Pemberdayaan Perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening

Pelaksanaan Program Desa/Kelurahan Siaga diatur melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, yang kemudian diperbarui dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada hakikatnya juga bertujuan 7 FGD pada tanggal 22 September 2012.

Page 6: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

114

memberdayakan segenap potensi yang ada dalam masyarakat (termasuk perempuan) dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pemberdayaan segenap potensi masyarakat menjadi penting karena merujuk kepada Rahim (Schramm dan Lerner, 1976) dalam Mardikanto dkk (2012:22) pelaksana utama kegiatan pembangunan justru terdiri dari kelompok masyarakat luas yang disebut sebagai subsistem masyarakat atau pengikut.

Perempuan sebagai bagian dari masyarakat sudah seharusnya memiliki partisipasi yang sama dengan laki-laki dalam proses pembangunan, baik dalam bentuk pemberian ide, pelaksanaan kegiatan, pemantauan, pengawasan, serta pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. Keterlibatan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening tidak bisa lepas dari upaya pemberdayaan perempuan yang dilakukan melalui lembaga swadaya masyarakat bentukan pemerintah yang pada jaman dahulu disebut Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Melalui Kelompok Kerja (Pokja) IV yang membidangi kesehatan. PKK memberikan edukasi dan pelatihan kepada perempuan tentang kesehatan ibu dan bayi serta kesehatan keluarga. Berawal dari Pokja IV itulah kader kesehatan terbentuk sehingga akhirnya, di Kelurahan Kalibening, kader-kader tersebut direkrut oleh Ketua Kelurahan Siaga Kalibening untuk menjadi kader Kelurahan Siaga, sebagaimana penjelasan Lurah Kalibening berikut.

“PKK itu kan ada Pokja (Kelompok Kerja) IV. Pokja ini khusus mengurusi kesehatan. Karena yang mengikuti PKK itu ibu-ibu semua, jadi yang dikirim untuk mendapat pelatihan kesehatan ya ibu-ibu. Akhirnya, hanya ibu-ibu yang berpengalaman ikut kegiatan kesehatan. Sejarahnya begitu.”8

Berdasarkan Ulfah (2010:16), edukasi dan pelatihan tersebut merupakan bentuk proses penumbuhan kesadaran kritis agar perempuan mampu berkembang secara optimal dan mampu membuat rencana, mengambil inisiatif, mengorganisasi diri, serta bertanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya. Selain itu, edukasi dan 8 Wawancara dilakukan pada tanggal 5 September 2013.

Page 7: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

115

pelatihan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk membekali masyarakat dengan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menentukan masa depan serta untuk berpartisipasi dan mempengaruhi diri sendiri sekaligus komunitas mereka sebagaimana yang dinyatakan oleh Ife (1995:3).

Di dalam Kelurahan Siaga, pengetahuan dan keterampilan para perempuan ini semakin terasah karena adanya pelatihan rutin dengan materi yang semakin berkembang. Jika dahulu kader kesehatan hanya mampu membaca alat pengukur berat badan dan mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS), kini kader kesehatan dilatih untuk mengukur kadar gula darah, kadar kolesterol, kadar asam urat, lemak tubuh, dan mengukur lingkar pinggang-pinggul (lingpingping) dalam rangka deteksi dini penyakit tidak menular. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan para perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening tersebut semakin mengukuhkan pentingnya peran mereka dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan pada level preventif (pencegahan).

Kader Kelurahan Siaga Kalibening yang dilatih untuk mampu mengoperasikan peralatan pemeriksaan kesehatan adalah perempuan. Apabila para kader perempuan tidak terlibat lagi dalam Kelurahan Siaga, berbagai peralatan hibah dari Pemerintah Kota Salatiga tersebut akan tidak bermanfaat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Adi (2002:60), sarana kesehatan menjadi kurang artinya ketika masyarakat tidak berpartisipasi dalam wujud pemanfaatan dan pemeliharaannya secara optimal. Oleh karena itu, dari aspek pemanfaatan peralatan kesehatan, dapat dikatakan bahwa kader-kader perempuan tersebut telah memberdayakan peralatan kesehatan yang ada untuk memantau kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang kesehatan tersebut menjadi bekal bagi kader perempuan untuk mengambil peran dalam setiap pengambilan keputusan Kelurahan Siaga Kalibening. Dengan kata lain, dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening terjadi pemberdayaan perempuan yang, menurut Ardle (1989) dalam Hikmat (2010:3), ditandai dengan adanya proses pengambilan

Page 8: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

116

keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Dalam kasus Kelurahan Kalibening, orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan mereka sendiri adalah kader perempuan.

Dalam sudut pandang Moser dalam Rusmidi (2006: 94-100), berkaitan dengan kedudukan perempuan dalam pembangunan, penerapan kebijakan pembentukan Kelurahan Siaga Kalibening ini menggunakan pendekatan pemberdayaan. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa untuk memperbaiki posisi perempuan, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kekuasaan perempuan untuk melakukan negosiasi, tawar menawar, dan mengubah sendiri situasinya. Hal ini tampak dari proses pengambilan keputusan di Kelurahan Siaga Kalibening yang tidak terjadi begitu saja. Pengambilan keputusan terjadi melalui diskusi dan negosiasi di antara para kader perempuan dan antara kader perempuan dengan kader laki-laki.

Berdasarkan pengamatan, kader perempuan mampu melakukan negosiasi dengan baik selama rapat berlangsung sehingga keputusan akhir yang diambil oleh Kelurahan Siaga Kalibening hampir selalu berawal dari pemikiran kader perempuan. Mereka dapat melakukan negosiasi dengan baik karena mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan, menyaksikan sendiri kondisi masyarakat setempat melalui kegiatan posyandu, posbindu, maupun pemeriksaan jentik nyamuk dari rumah ke rumah. Selain itu, mereka juga mendengar sendiri keluhan masyarakat. Oleh karena itulah, mereka menjadi pelaku aktif dalam pembangunan kesehatan di Kelurahan Kalibening melalui Kelurahan Siaga Kalibening.

Pendekatan ini juga menekankan pentingnya bagi perempuan untuk meningkatkan keberdayaannya dan mengartikan pemberdayaan bukan dalam konteks mendominasi orang lain dengan makna apa yang diperoleh perempuan akan merupakan kehilangan bagi laki-laki, melainkan menempatkan pemberdayaan dalam arti kecakapan atau kemampuan perempuan untuk meningkatkan kemandirian (self reliance) dan kekuatan dalam dirinya (internal strength). Di Kelurahan Siaga Kalibening, kader perempuan tidak berupaya untuk

Page 9: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

117

mendominasi laki-laki, baik di lingkup Kelurahan Siaga, kelurahan, maupun rumah tangga. Berdasarkan pengamatan dalam rapat Kelurahan Siaga Kalibening, kader perempuan tidak memaksakan kehendaknya apabila kurang memahami permasalahan yang dibahas.

Dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya, para kader perempuan juga tidak lantas menyerahkan semua urusan rumah tangga kepada suami. Para kader perempuan ini lebih memilih bergantian melaksanakan tanggung jawab sebagai kader dengan rekannya, ketika mereka memiliki urusan produktif atau reproduktif yang tidak dapat ditinggalkan. Sebaliknya, mereka (meskipun ada satu yang tidak) berbagi pekerjaan rumah tangga dengan suami ketika ada tugas kader yang tidak dapat ditinggalkan. Dengan kata lain, kader perempuan di Kelurahan Siaga Kalibening memiliki kebebasan untuk beraktivitas dalam pekerjaan sosial, pekerjaan produktif, maupun pekerjaan reproduktif. Mereka berusaha keluar dari subordinasi tanpa melakukan subordinasi kepada laki-laki, salah satunya adalah dengan tetap menyajikan minum untuk suami karena memiliki anggapan bahwa sebagai istri, mereka memang wajib melayani suami. Dalam sudut pandang Moser, aktivitas para kader perempuan tersebut menyiratkan adanya upaya untuk mengatasi hambatan guna mencapai hubungan gender laki-perempuan yang lebih selaras sehingga pembangunan mempunyai makna sebagai pemberdayaan.

Sebagaimana pernyataan Ardle dalam Hikmat dkk (2006:3) bahwa dalam konsep pemberdayaan, orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif melalui kemandiriannya, harus lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan, serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. Demikian halnya para kader perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening. Mereka harus lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri. Dalam hal ini, analisis gender memegang peranan penting untuk menyusun kebijakan pengarusutamaan gender (PUG) dalam rangka mencapai kesetaraan dan keadilan gender.

Page 10: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

118

Analisis Harvard

Dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening, perlu diketahui apakah dalam lembaga tersebut sudah terjadi kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-hak mereka dalam pembangunan sekaligus menikmati hasilnya. Keterlibatan perempuan dalam suatu kegiatan tidak serta merta menunjukkan adanya kesetaraan gender. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Kemungkinan pertama, kader perempuan terlibat dan berpartisipasi sebatas sebagai pelaksana keputusan kader laki-laki. Kemungkinan kedua, keterlibatan kader perempuan ternyata mengabaikan keberadaan kader laki-laki. Kedua kemungkinan tersebut merupakan bentuk kesenjangan gender.

Analisis Harvard digunakan sebagai dasar untuk melihat apakah Kelurahan Siaga Kalibening telah memperhatikan pembagian peran antara perempuan dan laki-laki. Analisis tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa pembagian peran akan mempengaruhi keterlibatan perempuan di dalam mengikuti kegiatan Kelurahan Siaga Kalibening.

Menurut pengakuan para kader perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening, dalam kehidupan sehari-hari, di anatara mereka ada yang terbiasa berbagi pekerjaan dengan suami, ada pula yang tidak. Dalam hal pekerjaan reproduktif, ada ibu-ibu yang mengerjakan pekerjaan reproduktif sendiri, ada yang berbagi dengan suami. Demikian halnya dalam hal pekerjaan produktif, ada ibu-ibu yang turut berperan dalam pekerjaan produktif, ada yang sama sekali tidak berperan sebagaimana petikan hasil wawancara berikut.

“Wah nek bojone kula niku, rumiyin pas tesih bujang, sregep. Napa-napa piyambak. Ning bareng gadah bojo ngantos saniki blas boten nate nggarap damelan nggriya. Pikire yak e wong dheweke wis nyambut gawe golek dhuwit terus kulo sing ning ngomah.”(Nuraini, 34 tahun)9

9 Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah ibu rumah tangga murni. Suami yang bersangkutan adalah karyawan swasta dengan jam kerja shift. Mereka memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Page 11: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

119

(Suami saya dulu, sebelum menikah, rajin. Semua dia kerjakan sendiri. Tetapi, setelah punya istri, sama sekali tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mungkin, karena dia sudah bekerja mencari nafkah sedangkan saya di rumah.)

“Nggih pancen kula boten nate ngrencangi damelan nggriya. Nggih gentosan. Mosok pados arta kula, damelan nggriya nggih kula. Ibune lare kan enten nggriya. Nek pas kula prei, nggih kula sing momong. Nanging nek ibune lare ngaken kula ten pundi-pundi ngoten kula manut kok, bu. Pokoke boten blanja mawon. Lha nek blanja kleru mengke diseneni.(Tri Utomo, 34)10

(Memang saya tidak pernah membantu pekerjaan rumah tangga. Gantian. Masa mencari uang, saya, pekerjaan rumah tangga juga saya. Toh istri saya ada di rumah. Kalau saya libur, saya yang mengasuh anak. Tetapi, kalau istri menyuruh saya ke mana-mana, saya juga menurut. Asalkan bukan belanja. Karena, kalau belanjanya salah, nanti dimarahi.)

“Kula kalih bapake niku sinten sing saged mbak...ning nek damelan njero ngomah bangsane masak, resik-resik ngoten niku nggih kathah kula...lha nek isuk bapake nyambut damel.” (Sholikhah)

(Saya dan suami, siapa yang sempat saja. Tetapi, kalau pekerjaan rumah tangga, seperti bersih-bersih, lebih banyak saya, karena kalau pagi, suami bekerja.)

“Damelan griya nggih kula mbak. Bapake niku jam pitu pun bidhal glidhig kok...biasane wangsul nggih pun bakda

10 Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah suami Nur Aeni.

Page 12: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

120

ashar...paling-paling nek enten griya namung momong anak.”(Ismiyati, 34 tahun)11

(Pekerjaan rumah tangga, saya. Suami jam tujuh pagi sudah berangkat bekerja. Biasanya, pulang setelah ashar. Kalau di rumah, hanya mengawasi anak.)

“Kula kalih ibuke niku sami mawon mbak. Kula piyambak mboten saged kendel. Dadose nek enten griya nggih enten damelan napa tak candhak. Ning nek sakniki nggih rada santai, wong lare-lare sampun ageng...pun sami saged ngrewangi nyapu, masak, siram-siram.” (Muhlazin, 53 tahun)12

(Saya dan istri, sama saja. Saya sendiri tidak bisa berdiam. Jadi, kalau sedang di rumah, ada pekerjaan apa, saya kerjakan. Tetapi kalau sekarang sudah lebih santai karena anak-anak sudah besar. Sudah bisa membantu menyapu, memasak, atau menyiram halaman.)

“Kula kalih bapake niku ten pundi-pundi sareng kok mbak. Dadose sedaya damelan nggih sareng-sareng. Paling nek bapake pas enten undangan saking kecamatan napa kota ngoten niku kula enten wande piyambakan.” (Purwanti, 39 tahun)13

(Saya dan suami pergi ke mana saja selalu bersama. Jadi, semua pekerjaan dilakukan bersama-sama. Kecuali kalau

11 Wawancara dilakukan pada tanggal 1 September 2013. Yang bersangkutan memiliki usaha menjahit kecil-kecilan yang memang menjadi salah satu sumber penghasilan keluarga. Suami yang bersangkutan bekerja sebagai buruh bangunan. Mereka memiliki satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. 12 Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah suami Nur Badiah dan bekerja sebagai PNS di Kabupaten Semarang. 13 Wawancara dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah istri Ketua Kelurahan Siaga.

Page 13: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

121

suami ada undangan rapat di Kecamatan atau Kota, saya menunggui warung sendiri.)

“Sami-sami mbak. Sinten sing enten griya mawon. Pas kula enten griya nggih kula sing nandangi damelan griya. Nak pas bapake sing enten griya nggih bapake. Nak pas enten griya sedaya nggih sareng-sareng. Jaman lare-lare tesih alit, nek bapake pas enten griya piyambake momong. Nek sakniki pun sami dolan piyambak, mboten perlu momong. Ning nek pados arta, kula nggih pados arta. Kula kan ngedrop jajanan kangge lare sekolah niku, Damatex, kalih Sampoerna Ngawen niku. Nek bapake nyambut damel enten damatex.” (Suciyem)

(Sama saja, tergantung siapa yang sedang berada di rumah. Kalau saya yang berada di rumah, saya yang menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan sebaliknya. Kalau sedang di rumah semua, pekerjaan rumah tangga diselesaikan bersama. Ketika anak-anak masih kecil, kalau suami sedang di rumah, dia yang mengawasi anak-anak. Kalau sekarang, anak-anak sudah bisa bermain sendiri. Tetapi kalau mencari uang, saya juga mencari uang. Saya menitipkan kue-kue untuk anak sekolah, Damatex, dan Sampoerna Ngawen. Kalau suami, bekerja di Damatex.)

“Nggih kula mbak...bapake niku isane prentah...lha wong ya mbiyen ki critane cah cilik entuk wong tuwa dadi entene manut. Neng bapake niku nek kula pas kesel diprentah ra mangkat nggih boten napa-napa. Kula tilar kesah urusan posyandu napa rapat enten kota nggih manut mawon. Lha napa-napa nggih kula... nggarap bengkok nggih kula.” (Rojabiyah, 47 tahun)14

14 Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah ibu rumah tangga dan memiliki pekerjaan sambilan menjahit. Selain itu, yang bersangkutan juga bercocok tanam dengan menyewa tanah bengkok Kelurahan

Page 14: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

122

(Sayalah, suami hanya bisa menyuruh. Memang saya dulu menikah dengan orang yang jauh lebih tua, jadi hanya bisa menurut. Tetapi, suami itu kalau saya sedang kelelahan dan tidak mau mengikuti perintahnya, ya tidak apa-apa. Saya tinggal pergi ke Posyandu atau rapat di Kota, menurut saja. Karena segala sesuatu tergantung saya, menggarap tanah bengkok, juga saya.)

“Kula pun merdeka. Lare-lare pun ageng dados pun saged ngurusi awake piyambak-piyambak. Kula kantun ngurusi warung. Nek riyin nggih damelan kula piyambak. Bapake namung momong kalih ngurusi warung.” (Nurlidyawati, 40 tahun)15

(Saya sudah merdeka. Anak-anak sudah besar, bisa mengurusi diri mereka sendiri. Saya tinggal mengurus warung. Kalau dulu, pekerjaan rumah tangga saya kerjakan sendiri. Suami hanya mengawasi anak dan mengurus warung.)

“Kula paling ndherek pas posyandu kalih rapat Kelsi mawon mbak. Sanese niku kula boten tumut. Lha lare kula sing alit blas boten saged ditilar...sakniki kula lebetke PAUD kajenge ajar kendel...dhawahe nek ngertos kula tilar wangsul mesthi nangis. Dados kula saben dinten nenggani enten sekolahan....damelan griya paling napa ta...nggih pancen sing nggarap kula wong nek enjang nggih bapake nggih nyambut damel. Ning nek niku boten kudu jam sementen-jam sementen ngoten. Bapake ngrencangi damelan griya namung nek sonten kalih Minggu...kan prei.....o bapake niku pokoke

Kalibening. Suami yang bersangkutan adalah guru mengaji yang hanya bekerja di sore hari. Mereka memiliki dua orang anak laki-laki. 15 Wawancara dilakukan pada tanggal16 Agustus 2013. Yang bersangkutan bersama suami mengelola warung kelontong sebagai sumber penghasilan keluarga. Suami yang bersangkutan juga memiliki pekerjaan sambilan sebagai makelar tanah. Mereka memiliki dua orang anak.

Page 15: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

123

sing piyambake saged napa dicandhak...boten milih-milih damelan. (Ana Ghoziyah, 36 tahun)16

(Saya paling ikut ketika ada Posyandu dan rapat Kelurahan Siaga saja. Selain itu, saya tidak ikut. Karena anak saya yang kecil tidak bisa ditinggal. Sekarang sudah saya masukkan PAUD supaya belajar berani. Ternyata, setiap tahu saya tinggal pulang, menangis. Jadi, saya menunggui di sekolah setiap hari. Kalau pekerjaan rumah tangga, tidak banyak. Memang yang menyelesaikan saya karena, kalau pagi, suami bekerja. Tetapi, toh pekerjaan rumah tangga tidak terikat waktu. Suami membantu pekerjaan di rumah hanya sore hari dan Minggu. Suami saya tidak memilih-milih pekerjaan. Di rumah ada pekerjaan apa, dia mau mengerjakan. Suami membantu pekerjaan di rumah hanya sore hari dan Minggu. Suami saya tidak memilih-milih pekerjaan. Di rumah ada pekerjaan apa, dia mau mengerjakan.)

“Kula estunipun remen mbak saged ndherek kegiatan ngeten niki. Kula rumiyin kan aktif. Menawi ndherek kegiatan Kelsi kan pikantuk pelatihan caranipun ngangge alat kesehatan, dados tambah wawasan tambah pengalaman. Nanging kula sakniki nyambut damel. Lha ditawari mbake kula sing enten Solo. Kula badhe boten purun nggih eman-eman. Nanging nggih kula pikir-pikir rencang-rencang ingkang saged nggantos kula kathah kok. Dinten Minggu kula nggih taksih saged ngrencangi.... Saderenge kula nyambut damel riyin, sing nggarap damelan nggriya nggih kula. Bapake ngrencangi namung nek pas kantuk sif sore napa dalu. Menawi nembe kantuk sif enjang nggih boten saged ngrencangi. Sakniki, nek piyambake kantuk sif enjang, damelan nggriya didamel nek sonten wangsul nyambut damel. Lha kula dugi nggriya sampun dalu, padahal kula bidhal bibar shubuh. Nanging, menawi dinten Minggu, kula ingkang ngrampungi damelan

16 Wawancara dilakukan pada tanggal 6 September 2013. Yang bersangkutan adalah ibu rumah tangga murni dan tidak memiliki usaha sambilan. Suami yang bersangkutan adalah karyawan swasta. Mereka memiliki dua orang anak.

Page 16: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

124

nggriya. Kersane bapake nggih ngaso. Kan piyambake sampun saben dinten ngurusi nggriya..” (Sri Suparti,40 tahun)17

(Sebenarnya saya senang bisa terlibat kegiatan seperti ini. Saya dulu aktif. Kalau ikut kegiatan Kelurahan Siaga mendapat pelatihan cara menggunakan alat kesehatan, jadi tambah pengalaman dan wawasan. Tetapi sekarang saya bekerja. Karena ditawari kakak perempuan saya yang tinggal di Surakarta. Kalau saya tolak, sayang. Tetapi, saya pikir, teman-teman yang bisa menggantikan saya juga banyak. Hari Minggu saya masih bisa membantu. Dulu, sebelum saya bekerja, yang lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah saya. Suami hanya membantu ketika mendapat shift sore atau malam. Kalau sedang mendapat shift pagi, dia tidak bisa membantu. Sekarang, kalau sedang mendapat shift pagi, pekerjaan rumah tangga dia lakukan sepulang kerja. Karena saya sampai rumah sudah malam, padahal pagi-pagi setelah shubuh, saya sudah berangkat. Tetapi, setiap hari Minggu, saya yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Biar suami istirahat. Karena dia sudah setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga.)

“Kula akoni mbak, sakniki pancen kula pun arang-arang tumut kumpulan...hahaha....lha nggih gentos sing nem-nem niku. Mengke nek kula melu terus malah sing nem-nem njagake terus. Terus nek sing pun lawas-lawas ngeten niki boten enten, pripun? Ning nek pas enten kegiatan sing rada penting kados lomba kelsi riyin nika, kula mesti tumut. Nek wedal nggih enten mawon...toko pun enten sing jaga, resik-resik nggriya nggih pun enten tiyang jane... nggih niku ben sing nom-nom yo melu obah....hehehe....kula kalih mbak nur niku lak pun kader kawak...mangke Kelurahan kalih

17 Wawancara dilakukan pada tanggal 6 September 2013. Yang bersangkutan semula ibu rumah tangga. Tetapi kemudian bekerja di perusahaan garmen di daerah Surakarta. Suami yang bersangkutan adalah karyawan swasta. Mereka memiliki dua orang anak.

Page 17: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

125

Puskesmas ndak malah bosen ngertose kula terus.” (Siti Khotijah, 45 tahun)18

(Saya akui, sekarang memang jarang ikut pertemuan. Ganti yang muda-muda saja. Kalau saya terlibat terus, yang muda-muda akan tergantung pada yang tua. Lalu, kalau yang tua-tua sudah tidak ada, bagaimana? Tetapi, kalau ada kegiatan yang penting, seperti lomba Kelurahan Siaga dulu, saya pasti ikut. Kalau waktu, sebenarnya ada. Toko sudah ada yang menjaga. Rumah juga sudah ada yang membersihkan. Tetapi, memang biar yang muda-muda ikut aktif. Saya dengan Mbak Nur memang kader lama. Nanti Kelurahan dan Puskesmas bisa bosan ketemu saya terus.)

“Pripun nggih mbak, kula riyin jane nggih aktif...ning sakniki anak kula sing tesih alit kalih...TK kalih balita. Terus sing ageng pun SMA kalih SMP lak butuh ragad kathah...dadose pripun nggih, kula kalih bapake nggih langkung kathah enten griya..nggih ngrampungi damelan griya nggih nggoreng kripik...lha angsale rejeki nggih seking mriku...pripun malih....mangke sing pados bahan, sing ngedrop nggih bapake. Nek nggoreng sareng-sareng...niku kan angsale nggoreng ping kalih...nek sing alit rewel ngoten boten mesthi kula sing mlayoni..sinten sing cedhak kamar...untunge bapake niku nggih luwes ngurusi lare.”(Nur Magfiroh, 45 tahun)19

(Bagaimana ya, sebenarnya, saya dulu juga aktif. Tetapi, sekarang saya mempunyai dua anak yang masih kecil. TK dan balita. Kalau yang besar sudah SMA dan SMP, jadi membutuhkan biaya agak besar untuk keperluan sekolah.

18 Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah ibu rumah tangga dan memiliki toko tekstil di sekitar tempat tinggalnya. Suami yang bersangkutan adalah pengusaha lokal. Mereka memiliki dua orang anak yang sudah dewasa. Salah satu anaknya sudah menikah. 19 Wawancara dilakukan pada tanggal 7 September 2013. Yang bersangkutan memiliki usaha pembuatan makanan ringan dengan skala industri rumah tangga. Usaha tersebut dijalankan bersama suami sejak tahun 2009 melalui program Desa Vokasi. Mereka memiliki empat orang anak.

Page 18: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

126

Jadi, saya dan suami lebih banyak di rumah menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sekaligus menjalankan usaha makanan ringan. Karena sumber pendapatan kami memang itu. Suami yang mencari bahan baku dan mengirim dagangan. Kalau menggoreng kripik, bersama-sama karena perlu dua kali penggorengan. Kalau anak saya yang paling kecil menangis, tidak selalu saya yang menghampiri, siapa yang jaraknya paling dekat saja. Untunglah, suami saya cukup luwes mengurus anak.)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan para kader Kelurahan Siaga, dapat dibuat profil aktivitas pembagian kerja sebagaimana Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Profil Kegiatan berdasarkan Analisis Harvard

No. Kegiatan Pelaksana Kegiatan

Waktu Lokasi P L

1. Sosial a. Arisan √ B D b. Pengajian √ √ M D c. Posyandu √ B D d. Posbindu √ √ B D e. Penyuluhan kesehatan √ B D f. Menengok pasien √ T D/L g. Mengikuti Pembinaan √ √ T L h. Kerja bakti √ √ T D i. Kerukunan kematian √ √ T D j. Pengelolaan air bersih √ √ H D k. Pemasangan pipa dan

meteran air √ T D

l. Pengatur aliran air √ H D 2 Reproduktif a. Mencuci √ √ H D b. Memasak √ √ H D c. Merawat anak √ √ H D d. Membersihkan rumah √ √ H D e. Mengantar anak sekolah √ √ H D/L

Page 19: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

127

No. Kegiatan Pelaksana Kegiatan

Waktu Lokasi P L

f. Belanja ke pasar √ √ H D g. Menyediakan air minum √ H D 3. Produktif: a. Menjahit √ H D b. Mengolah makanan √ √ H D c. Berjualan makanan √ √ H D d. Belanja bahan mentah √ √ H D e. Mengelola warung √ √ H D f. Buruh √ H L g. Karyawan swasta √ H L

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2013 Keterangan: P : Perempuan L : Luaran Komunitas L : Laki-laki M : Mingguan D : Dalam komunitas B : Bulanan H : Setiap hari T : Temporer

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa terjadi keseimbangan pembagian peran antara perempuan dan laki-laki dalam pekerjaan sosial, reproduktif, dan produktif. Meskipun demikian, Tabel 5.1 tidak serta merta menggambarkan bahwa semua laki-laki dan perempuan beserta pasangan masing-masing telah benar-benar selalu terlibat dalam pekerjaan produktif maupun reproduktif.

Dari hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa para suami membantu pekerjaan reproduktif hanya ketika sore hari atau hari libur. Selain itu, juga ada suami yang sama sekali tidak membantu pekerjaan rumah tangga kecuali mengasuh anak, seperti yang dilakukan oleh Tri Utomo, suami Nuraini. Sebaliknya, juga ada istri yang sama sekali tidak melakukan pekerjaan produktif seperti yang dilakukan Nuraini dan Ana Ghoziyah.

Berdasarkan paparan para narasumber, tidak banyaknya keterlibatan laki-laki dalam pekerjaan reproduktif adalah karena pekerjaan reproduktif lebih banyak diselesaikan pada pagi hari ketika para suami sedang melakukan pekerjaan produktif di luar rumah. Selain itu, pekerjaan reproduktif lebih banyak diselesaikan oleh

Page 20: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

128

perempuan karena para istri memiliki lebih banyak waktu di pagi hari untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Bagi istri yang juga melakukan pekerjaan produktif, pekerjaan tersebut cenderung bersifat wiraswasta di sekitar rumah sehingga tidak membuat mereka terikat waktu. Jadi, bagi para kader Kelurahan Siaga dan keluarga mereka, pekerjaan reproduktif tidak lagi dianggap sebagai pekerjaan perempuan semata. Hal ini juga berarti bahwa mereka tidak beranggapan bahwa pekerjaan produktif lebih penting daripada pekerjaan reproduktif. Pembagian kerja yang dilakukan oleh para kader Kelurahan Siaga dengan pasangannya bukan berdasarkan perbedaan gender melainkan berdasarkan ketersediaan waktu dan saling berbagi beban.

Dalam hal pekerjaan sosial, para pengurus Kelurahan Siaga Kalibening sepakat bahwa memang lebih banyak ibu-ibu yang berperan.

“Mriki niki nek pengaosan onten ibu-ibu onten bapak-bapak. Nek arisan namung ibu-ibu. Nek kumpulan bapak-bapak, mboten sedaya RT onten. Ning nek bangsane tilikan niku ibu-ibu.” (Wiwiek Purwanti, 44 tahun)20

(Di sini ada pengajian ibu-ibu maupun bapak-bapak. Kalau arisan, hanya ibu-ibu. Kalau pertemuan bapak-bapak, tidak semua RT ada. Tetapi, kalau bezuk, pasti ibu-ibu.)

“Bapak-bapak mriki menawi kempalan paling pengaosan, kerja bakti, kalih rapat RT. Sanese ibu-ibu.” (Siti Kustianah)

(Bapak-bapak di sini kalau mengadakan pertemuan, hanya untuk pengajian, kerja bakti, dan rapat RT. Selain itu, ibu-ibu yang melakukan.)

“Kumpulan niku ibu-ibu pun cekap mbak. Kados kula ngeten niki nek ndilalah mlebet enjang, sonten nggih pun wegah medal seking nggriya. Pilih turu. Ning nak damelan griya

20 Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah ibu rumah tangga dan memiliki warung pulsa kecil-kecilan untuk menambah pendapatan keluarga. Suami yang bersangkutan adalah karyawan swasta. Mereka memilliki dua orang anak.

Page 21: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

129

kangge kula nggih dirampungi sareng-sareng. Kula dados tiang jaler nggih maturnuwun to mbak, pun direncangi pados arta kalih wong wedok. Dadose nak pas kula enten griya ngeten niki nggih napa sing perlu dicandhak, dicandhak.” (M. Sodiq Prayono, 45 tahun)21

(Pertemuan itu, cukup ibu-ibu. Seperti saya, kalau kebetulan masuk pagi, sore sudah malas keluar rumah. Pilih tidur. Tetapi kalau pekerjaan rumah tangga, diselesaikan bersama-sama. Saya jadi laki-laki harus terima kasih sama istri, sudah dibantu mencari nafkah. Jadi, kalau sedang di rumah, pekerjaan apa yang perlu diselesaikan, saya selesaikan.)

“E....begini...kalau menurut saya, yang lebih cocok menjadi kader kesehatan itu memang ibu-ibu. Kalau ibu-ibu, khususnya yang ibu rumah tangga, mereka relatif memiliki lebih banyak waktu luang. Kalau pekerjaan rumah tangga...maksud saya pekerjaan di rumah...itu kan bisa diatur jamnya kapan mau dikerjakan. Jadi, ibu-ibu ini bisa membagi waktu mengerjakan pekerjaan di rumah dengan tugas-tugas kader. Kalau bapak-bapak, seperti saya, kan tergantung jam kerja di kantor mbak. Kebetulan saja saya PNS jadi hari Sabtu libur bisa ikut kegiatan. Kalau yang buruh-buruh itu kan kasihan. Mereka tidak masuk kerja itu dipotong lho pendapatannya. Selain itu, ibu-ibu itu lebih luwes.”(Asroi, 40 tahun)22

Dari petikan-petikan pernyataan tersebut, pembagian kerja sosial juga tidak berdasarkan kepada perbedaan gender, melainkan terdapat alasan yang lain, yaitu masalah waktu.

Kelurahan Siaga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan mencakup beberapa usaha kesehatan berbasis masyarakat, yaitu Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Posbindu, dan Tirto Bening. Posyandu Balita yang memiliki tugas

21 Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah suami Suciyem. 22 Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah PNS yang bertugas di Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir. Istri yang bersangkutan adalah ibu rumah tangga dan memiliki usaha konveksi dan katering kecil-kecilan yang hanya sebagai pekerjaan sambilan. Mereka memiliki dua orang anak perempuan.

Page 22: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

130

untuk memantau kesehatan ibu dan anak dikelola oleh kader kesehatan yang semuanya perempuan sebagaimana petikan hasil wawancara berikut.

“Kalau kader posyandu bapak-bapak padahal yang datang mengantar balita ibu-ibu itu kan malah tidak enak. Kalau sama-sama perempuannya kan bisa saling curhat.”(Asroi)

Warga laki-laki di Kelurahan Kalibening yang bukan pengurus juga memberikan tanggapan yang sama.

“Sing dados kader niku nggih ibu-ibu mawon. Sing wektune isa diatur. Kados kula ngeten niki damelan namung mburuh e. Nek dados kader ken ndherek kumpulan enjang nggih boten saged. Lha nek prei boten nyambut damel nggih bayaran kula dipotong. Terus sekolahe anak kula pripun.”(Muh Shodiq Prayono)

(Ibu-ibu saja yang menjadi kader. Waktu mereka bisa diatur. Seperti saya, pekerjaan saya hanya karyawan pabrik. Kalau menjadi kader, saya tidak bisa mengikuti pertemuan yang dilaksanakan pagi atau siang hari. Karena kalau tidak masuk kerja, gaji saya dipotong. Lalu, biaya sekolah anak saya bagaimana.)

“Ibu-ibu niku nggih luwes. Nek penyuluhan liwat arisan PKK saged. Lha nek bapak-bapak kan boten sedaya RT enten pertemuan. Sing enten lak namung RT-ne kula kalih Pak Lasin.”(Rochmadi, 44 tahun)23

(Ibu-ibu juga luwes. Kalau penyuluhan, bisa melalui arisan PKK. Kalau bapak-bapak, tidak semua RT menyelenggarakan pertemuan. Hanya RT saya dan RT Pak Lazin yang ada pertemuan bapak-bapak.)

Berdasarkan penuturan kader dan warga, lebih banyaknya perempuan daripada laki-laki yang beraktivitas di bidang kesehatan disebabkan beberapa alasan berikut: 23 FGD pada tanggal 29 September 2013. Yang bersangkutan adalah suami Sri Suparti.

Page 23: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

131

1. Posyandu Balita lebih tepat dilaksanakan pada pagi hari sehingga tidak terganggu ataupun mengganggu kegiatan kemasyarakatan lainnya yang dilaksanakan pada sore hari;

2. warga masyarakat yang tidak bekerja di luar komunitas pada pagi hari adalah para istri, sedangkan mayoritas suami bekerja di luar komunitas;

3. pekerjaan produktif yang dilakukan ibu-ibu bersifat wiraswasta yang tidak terikat waktu; dan

4. untuk menghindari fitnah karena obyek kegiatan kader kesehatan dalam Posyandu Balita adalah ibu dan anak.

Selain Posyandu Balita, Posyandu Lansia juga dikelola oleh perempuan. Hal ini terjadi karena pengelola Posyandu Balita dan Posyandu Lansia adalah orang yang sama sehingga untuk menghemat waktu, kedua Posyandu tersebut dilaksanakan bersamaan secara rutin pada tanggal tertentu setiap satu bulan sekali. Di RW I, kedua posyandu dilaksanakan pada tanggal 19 setiap bulan. Di RW II, kedua posyandu dilaksanakan pada tanggal 27 setiap bulan. Sedangkan di RW III, kedua posyandu dilaksanakan pada tanggal 9 setiap bulan. Oleh karena itulah, para kader kesehatan tidak merasa kegiatan tersebut mengganggu aktivitas pribadi mereka, baik dalam hal pekerjaan produktif maupun reproduktif.

Hal yang sedikit berbeda adalah Posbindu. Selain perempuan, laki-laki juga diikutsertakan dalam pengelolaan Posbindu. Menurut para kader, hal ini karena Posbindu tidak hanya melayani anggota perempuan, tetapi juga laki-laki. Meskipun demikian, secara umum, aktivitas Posbindu lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan dengan alasan mereka sudah lebih dahulu menjadi kader kesehatan dalam Posyandu Balita maupun Posyandu Lansia, sehingga lebih ahli.

“Mula nek Posbindu niku Pak Ridho diken tumut kalih ibu-ibu. Kajenge bapak-bapak sing tesih nem niku boten rikuh nek ajeng priksa ten Posbindu. Wong niku nggih namung sewulan sepindhah tur tingkate kelurahan. Nek Posyandu kan saben RW wonten piyambak-piyambak.”(Nurlidyawati)

Page 24: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

132

(Makanya, ibu-ibu minta supaya Pak Ridho ikut Posbindu. Kegiatannya hanya sebulan sekali dan di tingkat kelurahan. Kalau Posyandu, setiap RW punya sendiri-sendiri.)

Niku enten bapak-bapake setunggal, nggih Pak Ridho niku. Lha bapak-bapak mriki sing gadah wedal nak enjang nggih namung setunggal niku. Kangge komplit-komplit...hahaha...ben bapak-bapak kalih remaja sing nem-nem niku boten isin priksa....kathah ibu-ibune soale sing pun pengalaman...dadose nek dilatih melih niku gampang..kantun neruske. Nek bapak-bapak lak padha wae ngajari seka ngarep maneh.(Sholikhah)

(Itu ada bapak-bapak satu, Pak Ridho. Karena bapak-bapak di sini yang punya waktu luang di pagi hari ya hanya Pak Ridho. Sebagai pelengkap, supaya bapak-bapak dan remaja yang masih muda tidak malu untuk periksa. Pengurus memang lebih banyak ibu-ibunya karena sudah berpengalaman. Kalau dilatih lagi, lebih mudah, tinggal melanjutkan. Kalau bapak-bapak, sama saja mengajari dari awal.)

Tirto Bening barangkali menjadi satu-satunya UKBM yang dikelola sepenuhnya oleh kaum laki-laki. Hanya ada satu perempuan, yang bertugas sebagai bendahara, dalam kepengurusan Tirto Bening. Menurut para narasumber, pekerjaan di Tirto Bening melibatkan pekerjaan fisik, baik dalam pemasangan instalasi maupun pemeliharaannya. Kurangnya peran kaum perempuan dalam UKBM ini bukan semata karena mereka perempuan sehingga tidak dilibatkan, melainkan karena kaum perempuan itu sendiri menolak untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan Tirto Bening. Mereka menolak terlibat karena aktivitas dalam UKBM Tirto Bening melibatkan aktivitas fisik yang dinilai berat, seperti menggali tanah, menanam pipa, memasang meteran air, membersihkan tangki air, dan sebagainya. Selain itu, kaum perempuan juga beralasan bahwa mereka sudah banyak terlibat dalam aktivitas UKBM lainnya, seperti posyandu dan posbindu. Oleh karena itu, mereka lebih suka jika kaum laki-laki saja yang terlibat di UKBM Tirto Bening.

“Lha nek bapak-bapak kan ngertose namung ngurusi Tirto Bening. Soale niku hubungane kalih peralatan abot-abot.

Page 25: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

133

Nek ibu-ibu mesakke..mosok ibu-ibu kon ndhudhuk lemah.” (Muhlazin)

(Kalau bapak-bapak, hanya mengurusi Tirto Bening karena berhubungan dengan alat-alat berat. Kalau ibu-ibu mengurusi Tirto Bening, kasihan. Masa ibu-ibu disuruh menggali tanah.)

“Nak kon ngurusi Tirto Bening, kula wegah..repot...ben bapak-bapak wae...dereng malih suarane wong-wong niku sok boten penak dirungokke. Nak posyandu napa penyuluhan kan gampil, paribasane mung nggawa awak. Nak Tirto Bening, nggawa pipa, muter keran...nggih ndhudhuk lemah napa...abot lho niku.” (Nuraeni)

(Kalau disuruh mengurus Tirto Bening, saya tidak mau. Repot. Biar bapak-bapak saja. Belum lagi mendengar komentar orang-orang yang sering tidak menyenangkan. Kalau Posyandu atau penyuluhan itu mudah. Ibarat, hanya perlu membawa badan. Kalau Tirto Bening, membawa pipa, memutar keran air, menggali tanah, itu berat.)

Kula nggih namung ngurusi arta mawon...nek sanese ngoten bapak-bapak. Ibu-ibu nggih wegah to mbak ken ndhudhuki lemah...ibu-ibu sing ngurusi penyuluhan karo ibu-ibu hamil wae....lha nek sing memantau ibu hamil niku bapak-bapak lak saged dados fitnah...hahahaha.....lha sanes muhrime...wong sing lanang ra ning omah kok ana wong lanang liyane mlebu omah....hahahaha.....nggih sing cocok tetep ibu-ibu...boten abot kok niku....nggih pancen nek namung berduaan sanes muhrime nggih pun diatur agama kan boten angsal. Ning nek nyambut damel rame-rame lanang wedok nggih boten napa-napa. (Nurbadiah)

(Saya hanya mengurusi uang. Selain uang, diurusi bapak-bapak. Ibu-ibu juga tidak mau menggali tanah. Ibu-ibu yang mengurusi penyuluhan dan ibu hamil saja. Kalau bapak-bapak yang memantau ibu hamil, bisa menjadi fitnah karena bukan muhrimnya. Karena pada saat suami tidak di rumah, kok ada laki-laki yang bukan muhrim masuk ke rumah, jadi yang cocok menjadi kader tetap ibu-ibu, itu tidak berat. Memang kalau hanya berduaan dan bukan muhrim sudah

Page 26: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

134

diatur agama tidak boleh. Tetapi kalau bekerja ramai-ramai, laki-laki perempuan, ya tidak apa-apa.)

Bagi para istri yang menjadi kader Kelurahan Siaga, pekerjaan reproduktif juga tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk terlibat dalam kegiatan pembangunan pada umumnya, baik yang berorientasi ekonomi maupun sosial. Menurut pernyataan para narasumber, hal ini karena dalam melakukan pekerjaan reproduktif, mereka tidak terikat waktu. Selain itu, jadwal mereka untuk terlibat dalam kegiatan Kelurahan Siaga merupakan jadwal rutin dan dapat dilakukan secara bergantian dengan sejawatnya. Jadwal yang rutin tersebut juga tidak mengganggu pekerjaan produktif mereka.

“Kula santai kok. Nek damelan nggriya dereng rampung nggih kula tinggal boten napa-napa. Bapake inggih mboten melu-melu. Terserah kula mawon. Pokoke, sing penting anakku wis mangan. Nek anak durung mangan ki rasane kepiye ngoten. Nek marake mboten saged nyambut gawe nggih mboten wong kula pancen mboten nyambut damel. Kula riyin pancen ngrencangi tanggi damel kateringan. Ning sareng anak kula kaleh kula pun wegah nyambut damel. Niku karep kula piyambak. Bojo kula ngoten manut mawon. Ben sing golek duit pakne wae, aku tak ngurusi anak..”(Nuraeni)

(Saya santai. Kalau pekerjaan rumah tangga belum selesai, saya tinggal tidak apa-apa. Suami juga tidak mengatur. Terserah saya saja. Yang penting, anak saya sudah makan. Kalau anak belum makan, rasanya bagaimana begitu. Kalau (kegiatan Kelurahan Siaga) membuat saya tidak bisa mencari nafkah, juga tidak. Karena saya memang tidak bekerja. Saya dulu memang membantu tetangga yang punya usaha katering. Tetapi, sejak anak saya dua, saya tidak mau bekerja. Itu kemauan saya sendiri. Suami menurut saja. Biar suami saja yang mencari uang, saya mengurus anak.)

“Dados kader kesehatan niku nek rumangsa kula nggih mboten ngganggu. Santai mawon. Napa melih damelan kader niku lak sing rutin-rutin enten jadwale. Kula piyambak damel jajanan nek dalu. Nak pas bapake mboten sip malam nggih ngrencangi. Mangke ngedrope injing. Terus jam sanganan mendhet tirahan kalih arta langsung blanja. Nak

Page 27: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

135

mendhet arta mesthi kula. Lha bapake boten mudheng itung-itungan jajanan niku. Dadose mboten keganggu. Saupami enten rapat napa pembinaan enten Puskesmas napa Kota saged diayahi rencang-rencang. Gentosan sinten sing saged. Mboten masalah mbak.”(Suciyem)

(Menjadi kader kesehatan, menurut perasaan saya, tidak mengganggu. Santai saja. Apalagi, kegiatan kader terjadwal rutin. Saya sendiri membuat kue kalau malam. Kalau kebetulan suami tidak sedang bekerja shift malam, dia membantu saya. Saya mengirim kue-kue ke warung pagi hari. Sekitar jam sembilan mengambil sisa kue yang tidak terbeli sekalian uang hasil penjualan lalu langsung belanja. Kalau mengambil uang memang harus saya. Karena suami tidak paham hitung-hitungan penjualan kue itu. Jadi, (kegiatan Kelurahan Siaga) tidak mengganggu. Misalnya ada rapat atau pembinaan di Puskesmas atau Kota, bisa dilakukan teman-teman. Bergantian, siapa yang bisa. Tidak ada masalah.)

“Nek ngganggu damelan nggih mboten. Wedal niku lak saged diatur. Kula piyambak nek buntel tempe nggih sonten. Dele...godhong...pun dikirim. Dagangan namung kula titipke warunge mbake kula mriku nggih cedhak. Mboten repot mbak...nek Tirto Bening, kula namung dados bendahara. Nampani duit iuran kangge pemeliharaan....walah sami mawon mbak...tiang nggih sami boten ngertos...dikirane duit iuran niku kangge honore pengurus. Padahal blas boten wonten. Niku kangge pemeliharaan mawon kirang...sakniki per meter kibik namung sewu..iuran langganan namung kalehewu gangsalatus. Tiang mbayar iuran niku ben wulane paling pitungewu nemewu...padahal nek enten sing bocor napa ngresiki tangki, nggih ngangge arta niku...boten cekap mbak.” (Nurbadiah)

(Kalau mengganggu, tidak. Waktu bisa diatur. Saya sendiri membuat tempe ketika sore. Kedelai dan daun pisang sudah dikirim. Tempe cukup saya titipkan di warung kakak depan, dekat. Tidak repot. Kalau Tirto Bening, saya hanya menjadi bendahara. Menerima uang iuran untuk pemeliharaan. Orang sering tidak tahu. Mereka mengira uang itu untuk honor pengurus. Padahal sama sekali tidak. Uang itu untuk pemeliharaan saja kurang. Sekarang, per meter kubik air itu hanya Rp 1.000,00. Iuran untuk berlangganan hanya Rp 2.500,00. Orang membayar iuran per bulannya ada yang Rp

Page 28: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

136

7.000,00 ada juga yang Rp 6.000,00. Padahal, kalau ada yang bocor atau membersihkan tangki air, dibiayai dengan uang itu. Itu pun tidak cukup.)

“Sing kula pikir niku malah thole. Thole niku nek enten nggriya kalih mbake pun mboten masalah. Ning nek piyambake wangsul kok kula mboten enten, mbake nggih mboten enten, nesu. Nek jahitan ngoten saged kula garap sakwanci-wanci. Mulane kula niki nek ken ndherek acara pembinaan enten kota rada susah. Napa malih kula boten saged kendaraan piyambak, angkot mriki nggih danguuuu.....Ning nek namung posyandu, penyuluhan, enten mriki-mriki mawon mboten napa-napa. Pokoke boten damelan Tirto Bening mawon.” (Ismiyati)

(Yang saya pikirkan justru anak laki-laki saya. Dia sudah tenang kalau ada kakaknya di rumah. Tetapi, kalau dia pulang tidak melihat saya atau kakaknya, marah. Kalau jahitan bisa saya kerjakan sewaktu-waktu. Makanya, saya kalau diminta ikut acara pembinaan di Kota agak susah. Apalagi, saya tidak bisa membawa kendaraan sendiri. Angkutan kota di sini juga harus menunggu lama. Tetapi, kalau hanya posyandu, penyuluhan, di sekitar sini saja, tidak apa-apa. Yang penting bukan pekerjaan Tirto Bening saja.)

Berdasarkan penuturan para kader Kelurahan Siaga, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan akses dan kontrol kader perempuan maupun kader laki-laki terhadap sumber daya maupun manfaat yang diperoleh dari pengelolaan sumber daya tersebut.

“..bengkok niku gampil...pokoke mbayar angsuran ten kelurahan tertib, tahun ngajeng diundang malih..boten kedah bapak-bapak, ibu-ibu nggih sami tumut...saben tahun kan diumumke enten lelang...bengkok sing kangge kelsi niku nggih ibu-ibu sing tumut lelang.”(Rojabiyah)

(Bengkok itu mudah. Asalkan membayar angsuran ke kelurahan tertib, tahun depan pasti diundang lagi. Tidak harus bapak-bapak, ibu-ibu juga banyak yang ikut. Setiap tahun diumumkan ada lelang. Bengkok yang digunakan Kelurahan Siaga itu juga ibu-ibu yang ikut lelang.)

Page 29: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

137

“Bapake boten ngaken kula nyambut damel kok. Kula dibebasaken...badhe nyambut damel nggih sae, boten nggih sami mawon, sedaya enten untung ruginipun. Nanging kula piyambak menawi namung njagake arta saking bapake kok nggih mesakaken. Kula nggih pingin ngrencangi pados arta. Amargi kula nyambut damel enten Solo, bapake enten Damatex, nggih bapake sing langkung kathah nggarap damelan nggriya.”(Sri Suparti)

(Suami tidak menyuruh saya bekerja. Saya dibebaskan, mau bekerja bagus, kalau tidak bekerja juga sama saja, semua ada untung ruginya. Tetapi, saya sendiri kalau hanya tergantung kepada pemberian suami merasa kasihan. Saya juga ingin membantu mencari nafkah. Karena saya bekerja di Solo, sedangkan suami bekerja di Damatex, yang lebih banyak melakukan pekerjaan rumah tangga adalah suami.)

“Nek fasilitase kelsi kan nggih terbatas. Nanging wong disimpen kader. Nggih gampang to mbak. Pokoke ndang marani omahe kader nek butuh tensi napa nimbang lak mesthi saged. Tes gula darah nggih saged. Namung nek obat nggih kader mboten gadhah.....lanang wedok sami mawon...sing tesih nem sing lansia...nek butuh saged mriki....nek boten nggih pas posyandu saged priksa...nek pas posyandu malah enten petugas seking Puskesmas beta vitamin kalih obat gratis. Napa malih sakniki enten Posbindu. Niku sinten mawon saged dados anggota. Bapak-bapak saged, ibu-ibu saged, remaja nggih saged.”(Nurlidyawati)

(Fasilitas Kelurahan Siaga terbatas. Tetapi karena disimpan kader, jadi mudah. Asalkan mendatangi rumah kader, minta diperiksa tekanan darah atau berat badan, pasti bisa. Tes gula darah juga bisa. Tetapi, kalau obat, memang kader tidak punya. Laki-laki maupun perempuan sama saja, semua dilayani, baik yang masih muda maupun lansia. Kalau memerlukan pemeriksaan dasar bisa datang ke sini atau ke Posyandu. Di Posyandu malah ada tenaga kesehatan dari Puskesmas dan menyediakan vitamin serta obat gratis. Apalagi sekarang ada Posbindu. Siapa pun bisa menjadi anggota. Bapak-bapak bisa, ibu-ibu bisa, remaja juga bisa.)

Page 30: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

138

Menanggapi aktivitas ibu-ibu di Kelurahan Siaga, suami ibu-ibu tersebut tidak mempermasalahkan.

“Halah mbak, aku ki terserah mbok wedok wae. Pokoke tak peseni ojo lali agama ben kowe ra mlencang-mlenceng. Lha nek wong wedok kon ning omah terus lak yo bosen...yo to mbak. Sing penting anake ojo nganti kapiran wong aku nek isuk nyambut gawe. Tur yo malah akeh untunge...nek urusan karo Puskesmas apa kelurahan ki wis kepenak lha wis kenal kabeh. Mulane mbak..aku ki yo gumun..wong dho dijak aktif kok angel men...ning nek arep golek duit pancen aku ra oleh....lha nek kabeh golek duit ngko anake malah ra enek sing ngawasi....bocah jaman saiki lho mbak, diawasi wae sok mletho apa maneh ra diawasi.”(Haryanto, 46 tahun) 24

(Saya terserah ibunya anak-anak. Yang penting, pesan saya, jangan lupa agama supaya kamu berjalan lurus. Kalau ibu-ibu di rumah terus, pasti juga bosan. Yang penting, anak-anak jangan terlantar karena, kalau pagi, saya bekerja. Toh, banyak untungnya. Kalau harus berurusan dengan Puskesmas atau Kelurahan jadi mudah karena sudah kenal semua. Makanya, saya heran, orang diajak aktif kok susah. Tetapi, kalau untuk mencari uang, saya memang tidak mengijinkan. Kalau semua mencari uang, anak-anak malah tidak ada yang mengawasi. Anak jaman sekarang, diawasi saja masih bisa bermasalah, apalagi tidak diawasi.)

“Mboten masalah mbak. Malah kula surung-surung ken srawung. Wong niku nggih mboten rugi..malah piyambake angsal ilmu to. Nek wong-wong wedok liyane rung ngerti, bojo kula pun ngerti. Timbang namung nangga ngrasani wong liya. Sing penting ojo nganti kekeselen.”(M. Sodiq Paryono)

(Tidak masalah. Malah saya dorong supaya bergaul dengan banyak orang. Toh, itu tidak rugi, malah dia mendapat ilmu. Ketika ibu-ibu yang lain belum tahu, istri saya sudah tahu lebih dahulu. Daripada ngobrol dengan tetangga hanya membicarakan jeleknya orang lain. Yang penting jangan sampai kecapekan.)

24 Wawancara dilakukan pada tanggal 12 September 2013. Yang bersangkutan adalah suami Sholikhah.

Page 31: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

139

“Terserah ibue mawon. Kula nggih malah untung wong alat-alat kesehatan niku disimpen enten mriki. Kan nek butuh tensi mboten sah ten Puskesmas, bojo kula saged. Kula nggih bangga nek warga mriki sami madosi bojo kula nyuwun ditensi....rasane kaya duwe bojo dokter...hahahahaha...Tur nek pas enten acara ten Kota kan nggih angsal sangu, malah piyambake tambah cekelan...warung sing nunggu kula...pun boten masalah.”(M. Abdul Muhaimin, 40 tahun)25

(Terserah istri saya saja. Saya juga malah beruntung karena alat-alat kesehatan itu disimpan di sini. Kalau butuh mengukur tensi tidak perlu ke Puskesmas, istri saya bisa. Saya juga bangga kalau warga di sini banyak yang mencari istri saya minta diperiksa tekanan darahnya. Rasanya seperti punya istri dokter. Selain itu, kalau sedang ada acara di Kota juga mendapat uang saku. Dia mendapat tambahan pemasukan. Warung bisa saya urusi. Tidak masalah.)

“Warga niku nek ngertos enten kader nembe repot nggih purun ngrencangi kok. Lha warga mriki kan tesih sami sedherekan. Dados nek enten sing boten saged mlampah ngoten, sambat kalih sedhereke ngoten nggih direncangi.”(Muhlazin)26

(Warga di Kelurahan Kalibening, kalau mengetahui ada kader yang sedang tidak bisa melakukan tugasnya, bersedia membantu. Warga di sini, satu sama lain, masih memiliki ikatan kekerabatan yang kuat. Kalau ada kader yang tidak bisa bertugas, mereka minta tolong kepada saudaranya, selalu dibantu.)

Penuturan para kader dan suami kader tersebut juga

memperlihatkan adanya jaringan sosial yang berperan dalam pemberdayaan perempuan, yaitu kader perempuan bekerja sama dengan suami mereka dalam melaksanakan pekerjaan rumah tangga, kader perempuan saling bergantian melaksanakan tugas kader, dan adanya hubungan kekerabatan antara kader dengan warga bukan kader. Ditinjau dari sudut pandang Carlzon dan Mc. Cauley dalam 25 Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2013. Yang bersangkutan adalah suami Nurlidyawati. 26 FGD pada tanggal 29 September 2013.

Page 32: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

140

Roesmidi (2006), para suami kader dapat dikatakan telah membebaskan istri mereka dari kendali yang kaku (bahwa istri hanya memiliki peran reproduktif) dan membebaskan mereka untuk bertanggung jawab terhadap ide-ide dan keputusan mereka sendiri sehingga terjadi pemberdayaan perempuan. Hasil wawancara selebihnya adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 5.2. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan sumber daya adalah segala sarana yang bersifat fisik maupun nonfisik yang menjadi modal untuk melakukan pekerjaan produktif, reproduktif, maupun sosial.

Tabel 5.2

Profil Akses dan Kontrol

Akses Kontrol Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Sumber daya Peralatan kerja Peralatan kesehatan Pelayanan kesehatan Pelatihan Bahan baku Pendidikan Modal finansial Rapat Modal sosial

√ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Manfaat Pendapatan Ilmu Pengetahuan Kepemilikan aset Pendidikan Anak Sandang Terpenuhi Pangan Terpenuhi Papan Terpenuhi Kesehatan terpantau Pencegahan penyakit

√ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2013

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa kader perempuan maupun laki-laki dalam Kelurahan Siaga memiliki akses dan kontrol yang sama terhadap sumber daya dan manfaat yang diperoleh dari pengelolaan

Page 33: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

141

sumber daya tersebut. Hal ini berarti bahwa baik laki-laki maupun perempuan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam Kelurahan Siaga sekaligus memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam pekerjaan produktif, pekerjaan reproduktif, maupun pekerjaan sosial. Dalam hal peralatan kesehatan, kader perempuan memiliki kontrol yang lebih besar karena mereka yang pada akhirnya membuat keputusan mengenai penggunaan peralatan kesehatan tersebut.

Menurut para kader, keadaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kegiatan, Akses,

dan Kontrol Laki-laki dan Perempuan dalam Kelurahan Siaga

Faktor Penghambat Pendukung 1. Norma dalam

masyarakat dan hirarkhi sosial

Masyarakat cenderung tertutup terhadap penganut agama lain.

a. Nilai-nilai agama yang dianut masyarakat tentang muhrim.

b. Hubungan kekerabatan antar warga masih sangat dekat.

c. Bekerja adalah ibadah dan ibadah adalah kewajiban.

2. Demografi Sebagian besar penduduk laki-laki bekerja di luar komunitas.

a. Sebagian besar perem-puan yang menjadi kader Kelurahan Siaga adalah wiraswasta.

b. Semua kader berusia produktif.

3. Pendidikan Rata-rata tingkat pendidikan kader sampai tingkat menengah (SLTA).

Salah satu kader berpendidikan pasca sarjana (S2).

4. Struktur kelembagaan

a. Jumlah perempuan yang lebih banyak dapat menimbulkan persepsi bahwa kegiatan Kelurahan Siaga adalah

a. Struktur organisasi sangat membutuhkan kader kesehatan.

b. Dalam kepengurusan Kelurahan Siaga, jumlah

Page 34: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

142

Faktor Penghambat Pendukung kegiatan perempuan.

b. Kader tidak terbiasa dengan pekerjaan administrasi.

kader perempuan secara signifikan lebih banyak daripada laki-laki se-hingga dapat mengontrol peng-ambilan keputusan.

5. Faktor ekonomi Ada kader yang tidak memiliki aset tanah-bangunan (6 kader perempuan). Ada pula kader yang tinggal di dalam bangunan di atas tanah bengkok (1 kader perempuan).

Sebagian besar kader memiliki aset tanah-bangunan (3 kader laki-laki dan 8 kader perempuan).

6. Faktor politik Kader perempuan cenderung dominan dalam pengambilan kebijakan Kelurahan Siaga.

Perempuan yang menjadi kader terlibat secara langsung dalam pengambilan kebijakan Kelurahan Siaga.

7. Pelatihan Kader yang sudah mengikuti pelatihan adalah perempuan semua.

Para kader perempuan rajin mengikuti pelatihan di bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota.

8. Perundang-undangan

Belum ada Perda tentang Pembangunan yang Responsif Gender

a. Perda Nomor 6 Tahun 2013.

b. Perda Nomor 1 Tahun 2012.

9. Sikap masyarakat terhadap pekerja pembangunan

Masyarakat cenderung tertutup terhadap orang baru dari luar komunitas.

Masyarakat terbuka terhadap tokoh panutannya.

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2013

Keberadaan faktor-faktor sebagaimana disajikan pada Tabel 5.3 akan sangat berpengaruh terhadap kesetaraan peran perempuan dan laki-laki dalam pekerjaan produktif, reproduktif, maupun sosial di masa selanjutnya. Apabila peluang yang ada dimanfaatkan dengan baik, kesetaraan peran tersebut akan terpelihara sehingga semakin mengurangi dominasi laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya, baik dalam pekerjaan produktif, reproduktif, maupun sosial.

Page 35: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

143

Berkaitan dengan nilai-nilai agama yang dianut masyarakat yang mengatur hubungan antara perempuan dan laki-laki bukan muhrim27 merupakan peluang bagi kader perempuan untuk meningkatkan peran mereka dalam pembangunan di bidang kesehatan, khususnya yang bersentuhan dengan sesama perempuan. Demikian halnya bagi kader laki-laki. Meskipun demikian, nilai-nilai ini tidak menjadi hambatan bagi kader perempuan untuk beraktivitas bersama kader laki-laki, sepanjang kegiatan itu dilakukan di tempat umum. Namun, kecenderungan masyarakat yang menutup diri terhadap penganut agama lain dapat menjadi hambatan bagi proses perubahan sosial. Hal ini dikarenakan, tidak tertutup kemungkinan bahwa selama proses perubahan sosial terjadi diperlukan interaksi antara warga masyarakat dengan warga masyarakat lain yang memiliki berbagai latar belakang.

Kewajiban beribadah dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Kelurahan kalibening merupakan komponen penting modal sosial (Putnam dalam Field, 2003:49). Adanya jaringan sosial, kewajiban moral, dan nilai-nilai sosial tersebut menunjukkan adanya peran modal sosial dalam pemberdayaan perempuan di Kelurahan Siaga Kalibening.

Hubungan kekerabatan antar warga masyarakat di Kelurahan Kalibening merupakan modal sosial bagi pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga, khususnya modal sosial yang berbentuk mengikat (bounding social capital). Karena masih terikat hubungan kekerabatan yang cukup kuat, mereka sama sekali tidak keberatan untuk saling membantu. Oleh karena itu, para kader perempuan dapat menitipkan rumah atau anak kepada kerabatnya ketika harus mengikuti kegiatan Kelurahan Siaga di luar komunitas. Adakalanya pula, ketika kader perempuan tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai kader, kerabatnyalah yang menggantikan pelaksanaan tugas itu. Modal sosial ini merupakan peluang bagi pemberdayaan perempuan di Kelurahan

27 Nilai-nilai agama yang dianut masyarakat melarang seorang perempuan dengan seorang laki-laki yang bukan muhrim dan tidak terikat dalam perkawinan berada di satu tempat tanpa ada orang dewasa lain. Muhrim adalah lawan jenis yang tidak boleh dinikahi dalam hukum Islam.

Page 36: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

144

Siaga Kalibening. Hal ini sekaligus berarti bahwa kader perempuan juga memiliki akses dan kontrol terhadap modal sosial.

Sebagian besar perempuan yang menjadi kader Kelurahan Siaga berprofesi sebagai wiraswasta. Hal ini berarti bahwa dalam menjalankan peran produktifnya, kader perempuan tidak terikat jam kerja yang ketat, sehingga bisa mengatur jadwal keterlibatannya dalam peran produktif, peran reproduktif, maupun peran sosial. Oleh karena itu, kader perempuan berpeluang meningkatkan perannya dalam pembangunan di bidang kesehatan.

Keberadaan kader perempuan yang memiliki tingkat pendidikan terakhir pasca sarjana (strata 2), berpeluang menjadi panutan bagi kader lain. Pada kenyataannya, hal-hal yang disampaikan oleh kader tersebut memang diikuti oleh kader lainnya. Selain itu, kader yang berpendidikan pascasarjana tersebut merupakan kader lama sehingga sudah sangat paham cara menghadapi masyarakat di sekitarnya. Keberadaan kader tersebut juga memungkinkan yang bersangkutan untuk membimbing kader lainnya yang hanya mencapai tingkat pendidikan menengah dalam hal menganalisis dan mengevaluasi kegiatan Kelurahan Siaga Kalibening.

Aktivitas para suami yang bekerja di luar komunitas dapat menjadi penghambat bagi pemberdayaan perempuan dalam Kelurahan Siaga. Jika suami bekerja di luar komunitas dan terikat jam kerja, maka harus ada yang berjaga di dalam rumah pada saat anak-anak yang masih kecil pulang sekolah. Hal tersebut dapat berarti bahwa pada jam tertentu, istri harus berada di rumah atau menjemput anak mereka dari sekolah sehingga tidak dapat melakukan aktivitasnya sebagai kader Kelurahan Siaga. Selama ini, hambatan tersebut dapat diatasi dengan menitipkan anak kepada orang tua atau saudara.

Semua kader berada pada usia produktif. Hal ini menjadi peluang bagi kader laki-laki dan perempuan untuk aktif dalam kegiatan Kelurahan Siaga. Pada usia tersebut, kesehatan manusia pada umumnya masih prima sehingga tidak mudah kelelahan ketika beraktivitas.

Page 37: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

145

Struktur organisasi Kelurahan Siaga pada setiap lini membutuhkan sumber daya manusia yang sudah memahami permasalahan kesehatan keluarga, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan. Sumber daya manusia yang memenuhi syarat untuk mengisi struktur organisasi tersebut adalah kader kesehatan. Hal ini sebagaimana pernyataan Ketua Kelurahan Siaga Kalibening berikut.

“Lha aku ya milih wong-wong sing wis kulina..rak ya ngono to mbak. Nek rung tau dadi kader kesehatan moro tak lebokke ngono rak yo ra ngerti apa-apa. Lha ndilalah sing kulina dadi kader kesehatan ya ibu-ibu kuwi to mbak...nek bapak-bapake kan ra kulina... soale neng kene ki bapak-bapake nek isuk rata-rata kerja.”(M. Arridho)

(Saya juga memilih orang-orang yang sudah biasa (berkecimpung dalam kegiatan kemasyarakatan di bidang kesehatan). Kalau belum pernah menjadi kader kesehatan, tiba-tiba saya masukkan (kepengurusan Kelurahan Siaga), bisa tidak tahu apa-apa. Kebetulan yang terbiasa menjadi kader kesehatan adalah ibu-ibu. Bapak-bapak tidak terbiasa karena kalau pagi rata-rata bekerja.)

Mengingat sebagian besar kader kesehatan di Kelurahan Kalibening adalah perempuan, maka struktur organisasi Kelurahan Siaga sangat membutuhkan kader perempuan. Situasi ini merupakan peluang bagi kader perempuan untuk berperan secara aktif dalam Kelurahan Siaga karena jumlah mereka secara signifikan lebih banyak daripada kader laki-laki sehingga dapat mengontrol pengambilan keputusan, bahkan cenderung dominan. Dominasi perempuan ini dapat mendatangkan permasalahan lain yang merugikan kaum perempuan. Apabila dominasi tersebut terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang, jumlah perempuan yang lebih banyak tersebut dapat menimbulkan persepsi bahwa kegiatan Kelurahan Siaga adalah kegiatan perempuan yang berarti menunjukkan adanya diskriminasi gender.

Sebagian besar kader memiliki aset tanah-bangunan. Kepemilikan mereka terhadap aset tanah-bangunan membuka peluang

Page 38: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

146

bagi kader perempuan untuk turut mengontrol aset tersebut baik dalam pemanfaatannya maupun dalam menerima manfaat dari aset tersebut. Hal ini akan berdampak pada situasi di mana perempuan tidak memiliki ketergantungan kepada laki-laki dalam mengakses maupun mengontrol aset.

Para kader perempuan terlibat secara langsung dalam pengambilan kebijakan Kelurahan Siaga. Keterlibatan tersebut memungkinkan kader perempuan menyusun rencana kegiatan yang peduli dan simpati terhadap kebutuhan perempuan. Berikut penuturan kader.

“Ibu-ibu niku sing saben dinten anu...nopo niku...nggih ndherek posyandu, nggih mriksa jentik, garam beryodium...terus...ngawasi ibu hamil..ngoten niku...dadose langkung ngertos langkah-langkah selanjutnya niku napa...Lha nek bapak-bapak kan ngertose namung ngurusi Tirto Bening. ...nek ngrapatke Tirto Bening nggih ibu-ibu gantos manut...usul sakperlune...lha sami mboten mudheng pasang meteran niku pripun...nek kedah nggantos pipa carane pripun.” (Muhlazin)

(Ibu-ibu itu yang selalu mengurusi Posyandu, memeriksa jentik nyamuk, garam beryodium, dan memantau ibu hamil. Jadi, mereka lebih paham langkah-langkah selanjutnya apa. Kalau bapak-bapak, hanya mengurusi Tirto Bening. Kalau sedang membahas Tirto Bening, ganti ibu-ibu yang menurut bapak-bapak karena juga tidak paham bagaimana cara memasang meteran air atau mengganti pipa.)

“Nek damel program niku ibu-ibu kok mbak...soale ibu-ibu kados kula niki sing sesasi pisan mubeng teng omah-omah...nek kunjungan bayi, balita napa ibu hamil berisiko biasane seminggu pisan...bapak-bapak namung usul-usul thok. Nggih nek usule pas ditampi...nek mboten pas nggih mboten ditampi.”(Rojabiyah)

(Kalau membuat program, ibu-ibu. Karena ibu-ibu seperti saya ini yang setiap bulan berkeliling ke rumah-rumah tetangga. Kalau mengunjungi bayi, balita, atau ibu hamil berisiko, biasanya seminggu sekali. Bapak-bapak hanya usul. Kalau usulnya tepat, diterima, kalau tidak tepat, tidak diterima.)

Page 39: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

147

“Nek kebutuhan sehat niku nggih sami mawon, jaler istri sami mawon, sing benten niku lak nek ibu hamil, ibu menyusui, ibu gadhah balita, ngoten niku kebutuhane benten. Lha kader mriki sing dietung estu niku.”(Sri Suparti)28 (Kalau kebutuhan kesehatan, laki-laki maupun perempuan, sama saja. Kebutuhan yang berbeda adalah pada ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang memiliki balita. Kader di sini, benar-benar memperhitungkan kebutuhan mereka.)

“Ibu hamil resiko tinggi napa boten, gizine pripun, wawasan sing dibutuhke napa, ibu menyusui, ibu gadhah balita nggih dipikir ngoten niku. Terus mangke kapan balitane butuh vitamin A, jumlahe pinten ngoten niku dipikir kader. Soale kedah pesen dateng Puskesmas, betahe pinten. Vitamin A kan ten posyandu gratis.”(Suciyem)29

(Ibu hamil risiko tinggi atau bukan, gizinya bagaimana, pengetahuan yang diperlukan apa. Demikian halnya ibu menyusui dan ibu yang memiliki balita. Kemudian, kapan balita membutuhkan vitamin A, jumlahnya berapa, semua dipikirkan kader karena harus pesan ke Puskesmas. Vitamin A di posyandu gratis.)

“Nak ngono kan ibune wis penak, ra sah mikir kapan anakku kudu entuk vitamin, kapan kudu imunisasi, pokoke nak sregep ning posyandu mesthi ra bakal kelalen.”(Nuraeni)30

(Kalau dipikirkan seperti itu, ibu sudah tidak perlu mengingat-ingat, kapan anaknya harus mendapat vitamin, kapan harus imunisasi, asalkan rajin ke posyandu, tidak akan lupa.)

“Mulane mriki kan sedaya RW nak meh enten posyandu diumumke ten mesjid.”(Sholikhah)31

28 FGD pada tanggal 22 September 2013. 29 FGD pada tanggal 22 September 2013. 30 FGD pada tanggal 22 September 2013. 31 FGD pada tanggal 22 September 2013.

Page 40: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

148

(Oleh karena itu, semua RW di Kelurahan Kalibening, selalu mengumumkan melalui masjid jika akan ada kegiatan Posyandu.)

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pencegahan Tindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak dan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga Tahun 2011-2016 dapat menjadi pendukung bagi kader perempuan untuk meningkatkan peran mereka dalam pembangunan di bidang kesehatan dan pembangunan pada umumnya. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga Tahun 2011-2016 telah memasukkan masalah kesehatan sebagai salah satu dari tiga prioritas pembangunan. Sedangkan isu tentang pemberdayaan perempuan dan pengarusutamaan gender menjadi salah satu misi dari sembilan misi Pemerintah Kota Salatiga 2011-2016. Tetapi belum adanya Perda yang mengatur pembangunan responsif gender merupakan hambatan bagi peningkatan peran kader perempuan dalam pembangunan.

Masyarakat Kelurahan Kalibening cenderung terbuka terhadap tokoh panutannya. Mereka mau menerima saran, ide, dan ajakan tokoh panutannya. Meskipun demikian, kecenderungan tersebut dapat menjadi permasalahan ketika tokoh panutan ingin melindungi kepentingan pribadinya sehingga tidak bersedia bekerja sama dengan agen perubahan, baik pemerintah maupun nonpemerintah. Dampak dari permasalahan tersebut akan sama halnya dengan akibat kecenderungan masyarakat yang tertutup terhadap penganut agama lain maupun orang baru dari luar komunitas. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat menghambat pelaksanaan pembangunan dan proses perubahan sosial.

Keberadaan Kelurahan Siaga di Kelurahan Kalibening diakui pengurus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

“Dados kenal tiang kathah mbak. Nggih nak tiyang mriki mawon pun biasa ketemu. Ning nak pas kumpulan enten Puskesmas lak ketemu kader saking kelurahan sanes. Nak

Page 41: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

149

pingin maju nggih kudu ngoten niku to....kenal tiang pundi-pundi..napa malih kenal aparat pemerintah....mesthi pikantuk kathah informasi penting....Tur nek butuh priksa niku, pas kumpulan ngoten niku, kaleh Bu Dian langsung dipriksa enten kantore. Dadose pun mboten sah ndaftar enten loket, tur mboten mbayar. Butuh konsultasi nggih gampang. Lha ibu-ibu kene ki tak jak angel men og. Nak kangge masyarakat nggih bermanfaat banget. Wong nek kader angsal sosialisasi saking puskesmas, mesthi ya disampeke ten PKK RT, pengajian nggih. Masyarakat ki lak yo perlu ngerti mbak perkembangane kesehatan ki piye. Kados mriki lak enten balita gizi buruk setunggal. Niku gang ngajeng let siji. Lha ngoten niku lak saged konangan merga enten kader kesehatan. Nak ra ana kader, Puskesmas thok ya ra mungkin ngonangi. Terus ngoten niku kader kados kula ngeten niki nguyak-uyak priksa ten Puskesmas. Riyin sok tak terke napa. Ning suwe-suwe kok jebule ibune sing kesed...wegah metu seka omah...nek ndulang anake sakecandhake...nggih kula ajeng pripun mbak...wong tuwane dhewe sing angel. Paling-paling kula kunjungan mawon seminggu pisan..terus perkembangane tak laporke Puskesmas. Nek pas Posyandu ngoten nika petugas saking Puskesmas ngontrol larene. Jane Puskesmas mriki nggih sae kok...ibune bocah niku mawon sing angel. Padahal nek seminggu pisan kontrol ning Puskesmas ki ragade sepira.” (Nuraini)

(Jadi kenal banyak orang. Kalau warga sini saja sudah biasa bertemu. Tetapi, kalau sedang ada pertemuan di Puskesmas, bisa bertemu kader dari kelurahan lain. Kalau ingin maju harus seperti itu. Kenal banyak orang dari luar kampung. Apalagi, kenal aparat pemerintah. Pasti mendapat banyak informasi penting. Selain itu, kalau butuh periksa kesehatan, kalau sedang ada pertemuan, bisa langsung diperiksa Bu Dian (dokter Puskesmas) di kantornya. Jadi tidak perlu mendaftar di loket dan tidak membayar. Butuh konsultasi juga gampang. Tapi, ibu-ibu di sini susah diajak. Kalau untuk masyarakat, jelas sangat bermanfaat. Kalau kader mendapat sosialisasi dari Puskesmas, pasti disampaikan kepada warga melalui pertemuan PKK RT dan pengajian. Masyarakat juga perlu tahu perkembangan ilmu kesehatan. Seperti di sini, ada satu balita gizi buruk. Rumahnya di gang depan selisih satu gang. Kasus seperti itu bisa ketahuan karena ada kader kesehatan. Kalau Puskesmas saja, mungkin tidak akan tahu. Kader seperti saya inilah yang mendorong orang tuanya untuk memeriksakan anaknya ke Puskesmas. Dulu saya yang mengantar ke Puskesmas. Lama-lama, ternyata ibunya yang

Page 42: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

150

malas keluar dari rumah. Kalau memberi makan anaknya asal saja semau dia. Saya mau bagaimana? Orang tuanya sendiri yang sulit. Yang saya lakukan hanya kunjungan seminggu sekali. Perkembangannya saya laporkan ke Puskesmas. Pada saat ada Posyandu, petugas dari Puskesmas mengontrol si anak. Sebenarnya Puskesmas sini juga bagus. Ibunya si anak saja yang sulit. Padahal, kalau seminggu sekali kontrol ke Puskesmas, biayanya seberapa.)

“Kesejahteraan....kangge kula nggih mundhak mbak. Kula dados ngertos carane ngrawat lare nggih dados kader kesehatan...lha hasile thole niku riyin juara balita sehat tingkat kecamatan....kangge masyarakat nggih sami mawon...sebelah niki kan enten lare balita mbak. Ibune TKI enten Hongkong. Pakne mboten ngertos enten pundi. Dadose sing ngopeni lik e. Gandheng mriki kader kesehatane aktif, lare niku nggih kopen. Mriki kan upami pas posyandu enten balita sing mboten ketingal ngoten niku dipadosi dipuruki enten griyane.”(Ismiyati)

(Kesejahteraan, bagi saya meningkat. Saya jadi tahu cara merawat anak karena menjadi kader kesehatan. Hasilnya, anak laki-laki saya pernah menjadi juara balita sehat tingkat kecamatan. Bagi masyarakat juga sama. Sebelah rumah saya ini ada balita. Ibunya TKI di Hongkong. Bapaknya entah di mana. Jadi, anak itu dirawat oleh adik perempuan ibunya. Karena kader kesehatan di sini aktif, anak itu sehat. Di sini kalau ada balita tidak datang ke Posyandu, dicari ke rumahnya.)

“Kangge kader pun cetha mbak, kesejahteraane mundhak. Nggih pancen mboten rupa duit. Ning nek tambah pinter niku lak nggih sejahtera to mbak. Nek kangge masyarakat, nggih malah banget. Nyatane Posyandu mriki ngladosi balita seking Kelurahan Tingkir Lor niku meh tigang dasa. Dadose sedaya enten nek sewidakan.”(Rojabiyah)

“Bagi kader, kesejahteraan jelas meningkat. Memang tidak berupa uang. Tetapi, bertambah pintar itu juga berarti sejahtera. Bagi masyarakat, sangat meningkatkan kesejahteraan. Buktinya, Posyandu di sini juga melayani balita dari Kelurahan Tingkir Lor sampai hampir 30 balita. Jadi, totalnya ada sekitar 60 balita dilayani Posyandu di sini.

Page 43: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

151

“Pengurus Kelsi kuwi kan komplit mbak. BKM, Tirto Bening, Posyandu, PKK, kabeh melu. Kaya...e....pendataan rumah tidak layak huni kuwi sing ndata kader kesehatan. Kuwi ngko diwehke aku. Aku karo Pak Asroi lak pengurus BKM. Datane kuwi tak wehke ketua BKM ben nak isa ki dileboke program bedah rumah apa pembangunan MCK nganggo dana PNPM...terus...ning kene ya ana ambulan desa kok mbak. Mobile Mas Eko kuwi...pokoke pas eneng omah wis mesthi oleh disilih nggo ngeterke pasien nyang rumah sakit opo nggo methuk.”(M. Arridho)

(Pengurus Kelurahan Siaga itu lengkap. Ada unsur BKM, Tirto Bening, Posyandu, PKK, semua masuk. Seperti pendataan rumah tidak layak huni. Pendataan itu dilakukan oleh kader kesehatan. Selanjutnya, data diserahkan pada saya. Saya dan Pak Asroi memang pengurus BKM. Kemudian, data itu saya serahkan kepada Ketua BKM supaya bisa dimasukkan program bedah rumah atau pembangunan MCK dengan dana PNPM. Di sini juga ada ambulans desa. Mobilnya mas Eko itu. Asalkan mobil itu di rumah, pasti boleh dipinjam untuk mengantar pasien ke rumah sakit atau menjemput dari rumah sakit.)

“Mriki nggih enten mbak dana saking usahane kader kesehatan. Niku critane ngeten...ngge dana sehat niku nek njagakke iuran lak mboten kathah. Riyin nek enten sing sakit ngoten niku paling numbaske roti napa mergo danane sitik. Lha terus Bu Khotijah niku lak nggih nyambi pengurus BKM, ngiguhke modal seking PNPM ngge damel usaha persewaan alat pesta...terus ngangge sistem bagi hasil antara pengelola kalih Kelurahan Siaga. Terus melih, nyewa bengkok ngge sawah. Niku nggih bagi hasil. Sakniki nek enten sing sakit ngoten wantun nyukani arta. Ya ra akeh..mung satus seket...ning lak lumayan mbak...paling mboten iso nggo sangu sing nunggulah. Wong sakniki nggih pun enten Jamkesmas kalih Jamkesda.” (Nur Badiah)

(Di sini juga ada dana dari usahanya kader kesehatan. Ceritanya begini, untuk dana sehat, kalau hanya tergantung pada iuran warga, hasilnya tidak banyak. Dulu, kalau ada yang sakit, hanya cukup untuk membelikan roti karena dananya sedikit. Lalu, Bu Khotijah yang juga menjadi pengurus BKM, mengusahakan modal dari PNPM untuk usaha persewaan peralatan pesta dengan sistem bagi hasil antara pengelola dan Kelurahan Siaga. Ada lagi, menyewa

Page 44: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

152

tanah bengkok untuk sawah. Itu juga bagi hasil. Sekarang, kalau ada warga yang sakit, berani memberi sumbangan dalam bentuk uang. Memang tidak banyak, hanya Rp 150.000,00. Lumayanlah, setidaknya bisa digunakan untuk biaya makan keluarga yang menjaga pasien. Toh sekarang juga sudah ada Jamkesmas dan Jamkesda.)

“Nek niku (dana) boten kangge wong wedok thok, napa wong lanang thok. Sami mawon, sinten sing butuh. Nek biasane pancen dipasrahkan wong wedok. Nak sing lara sing wedok ya diwenehke sing lara. Nak sing lara wong lanang, diwenehke bojone napa ibune, napa anake. Pokoke sinten sing ngurusi. Bantuan niku kan nggih boten kathah, namung ngge ngrewangi tumbas maeme sing ngurusi tiang sakit.”(Nur Badiyah)32

(Dana itu bukan hanya untuk perempuan atau laki-laki. Tergantung siapa yang membutuhkan. Biasanya memang diserahkan kepada perempuan. Kalau perempuan yang sakit, diserahkan kepada dia sendiri. Kalau laki-laki yang sakit, diserahkan kepada istri, ibu, atau kerabat yang mengurusinya. Bantuan itu tidak banyak, hanya untuk membantu biaya konsumsi kerabat yang merawat pasien.)

“Lha nak diwenehke wong lanang ngko ndak malah dipek dhewe nggo tuku rokok. Dadine sing tanda tangan ning buku lak wong wedok kabeh.”(Nuraini)33

(Karena kalau diberikan kepada laki-laki, dikhawatirkan dipakai sendiri untuk membeli rokok. Jadi, yang tanda tangan di buku bendahara, perempuan semua.)

“Riyin sakderenge enten kader-kader kesehatan kados kula niki...mriki niki pundi-pundi sampah...tiang sepuh ken nyekolahke anak niku eman duite...ngantos awal tahun 2000an kader-kader mriki tesih ndhodhoki lawang kok nek injing...nggih kalih tiang kelurahan mbak...nguyak-uyak sing sepuh ben lare-larene sami sekolah...sakniki pun boten perlu ndhodhoki...pun sami sadar nyekolahke lare-lare.”(Siti Khotijah)

32 FGD pada tanggal 22 September 2013. 33 FGD pada tanggal 22 September 2013.

Page 45: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

153

(Dulu, sebelum ada kader-kader kesehatan seperti saya, di sini di mana-mana sampah. Orang tua tidak mau menyekolahkan anak karena sayang uangnya. Sampai awal tahun 2000-an, kader-kader di sini masih mengetuk-ketuk pintu kalau pagi, dengan aparat Kelurahan, mengingatkan orang tua supaya menyuruh anak mereka berangkat ke sekolah. Sekarang tidak perlu seperti itu lagi. Mereka sudah sadar untuk menyekolahkan anak-anak.)

Dari penuturan para kader tersebut, dapat diketahui bahwa kerja sama mereka menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan bersama. Merujuk pada pendapat Uphoff (2000) dalam Mattesich (2009:51), secara struktural, hubungan antarkader Kelurahan Siaga telah membentuk jaringan sosial. Jaringan ini memfasilitasi pembangunan kesehatan masyarakat setempat melalui aliran informasi, gagasan, produk, dan jasa di antara mereka. Secara kognitif, hubungan tersebut membangun tujuan bersama, meningkatkan komitmen, mendorong saling percaya, dan memperkuat norma resiprositas di antara anggota masyarakat. Oleh karena itu, mutually beneficial collective action atau tindakan kelompok yang saling menguntungkan bagi masyarakat Kelurahan Kalibening dapat dicapai melalui Kelurahan Siaga Kalibening.

Bagi masyarakat sendiri, tanpa Kelurahan Siaga, sebenarnya upaya gotong royong di bidang kesehatan itu sudah ada.

“Riyin dereng enten Kelsi nggih pun enten urunan kangge tilikan. Kegiatan Posyandu nggih pun mlampah. Mulane sinten ketuane niku boten penting mbak. Nggih bedane, nek riyin sedaya mlampah piyambak-piyambak, kanthi enten Kelsi niku kados enten komunikasi ngoten antara pengurus posyandu mrika, posyandu mrika, kalih posyandu mriki. Terus komunikasi kalih BKM, kalih Tirto Bening nggih enten...nek masalah aturan...Kelsi mriki boten ngangge aturan-aturan sing saklek...nggih mlampah kados napa entene mawon...boten enten tata tertib ngoten niku boten enten...pokoke masing-masing ngertos tanggung jawabe ngoten mawon...nggih keleresan kader mriki boten enten sing mletho...pokoke gentosan...enten desa lak ngeten niki to mbak...penting guyub...wong nek boten guyub srawung nggih malah dirasani tanggane...hehehe...”(Nurbadiah)

Page 46: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

154

(Dulu belum ada Kelsi, sudah ada iuran untuk bezuk. Kegiatan Posyandu juga sudah berjalan. Makanya, tidak masalah siapa Ketuanya. Bedanya, kalau dulu semua berjalan sendiri-sendiri. Dengan adanya Kelsi, seperti ada komunikasi antara pengurus Posyandu sana, Posyandu sana, dan Posyandu sini. Kemudian komunikasi dengan BKM dan Tirto Bening juga ada. Kalau masalah aturan, Kelsi di sini tidak membuat aturan-aturan yang kaku. Berjalan apa adanya saja. Tidak ada tata tertib. Yang penting, masing-masing tahu tanggung jawabnya. Kebetulan, kader di sini tidak ada yang tidak bertanggung jawab, yang penting bergantian. Hidup di desa memang seperti ini, yang penting rukun. Kalau tidak rukun dengan tetangga bisa menjadi pembicaraan tetangga juga dosa.)

“Sebenarnya memang kegiatan masyarakat sudah berjalan sejak sebelum Kelurahan Siaga dibentuk. Tetapi, semua kan berjalan sendiri-sendiri. Artinya, Posyandu bergerak sendiri, Tirto Bening bergerak sendiri, BKM bergerak sendiri. Dengan adanya Kelurahan Siaga yang pengurusnya diambil dari unsur Posyandu, Tirto Bening, dan BKM, kegiatan masyarakat di bidang kesehatan itu bisa dikatakan seiring sejalan..nyambunglah. Tahun kemarin dan tahun-tahun sebelumnya, BKM bisa mengusahakan dana untuk program PMT. Tirto Bening bisa mendapat informasi dari pengurus Posyandu, keluarga mana yang belum mendapat aliran air bersih. Kemudian, Kelurahan Siaga mendapat modal dari BKM untuk usaha sawah dan sewa peralatan pesta. Itu manfaat pertama. Kedua, bagi pemerintah, Kelurahan Siaga menjadi sarana untuk memantau kegiatan masyarakat di bidang kesehatan. Fungsi pengurus, ketua dan sebagainya itu akan menjadi pihak yang pertama kali diajak membicarakan program pemerintah di bidang kesehatan berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Ketika ada monitoring dan evaluasi, pengurus itu pula yang akan ditanya pertama kali. Ketika ada bantuan, entah keuangan entah peralatan, Pemerintah Kota lebih mudah memantau pemanfaatannya melalui pengurus Kelurahan Siaga sebagai penanggung jawab. Itu lebih mudah dibandingkan Pemerintah Kota harus memantau masing-masing lembaga kemasyarakatan di kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan. Memantau 22 Kelurahan Siaga itu kan lebih mudah daripada sekian ratus Posyandu di Kota Salatiga. Mengenai aturan-aturan atau tata tertib dalam Kelurahan Siaga memang tidak ada petunjuk resmi dari pemerintah tentang itu. Biar diatur pengurus sendiri. Karena Kelurahan Siaga itu lembaga kemasyarakatan yang sifatnya sukarela. Artinya, yang menjadi pengurus di

Page 47: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

155

situ karena kesukarelaannya bukan karena dipaksa atau dibayar. Jadi aturan yang berlaku di Kelurahan Siaga ya hanya apa yang berlaku di masyarakat sini saja. Yang jelas mengutamakan gotong royong.”(Lurah Kalibening)34

Nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan tersebut merupakan modal bagi Kelurahan Siaga Kalibening untuk membangun masyarakat dengan keberdayaan yang tinggi di bidang kesehatan maupun bidang yang lain sebagaimana yang disampaikan oleh Sumodiningrat (1999:5).

Secara individu, para kader Kelurahan Siaga Kalibening memiliki hubungan yang baik dengan pihak-pihak luar, seperti aparat pemerintah di tingkat kelurahan dan tenaga kesehatan di Puskesmas induk. Tetapi, hubungan baik tersebut dapat terjalin bukan karena proses yang terjadi secara individu, melainkan karena mereka aktif dalam kegiatan Kelurahan Siaga. Hal tersebut menunjukkan adanya bentuk dasar modal sosial yang menjembatani (bridging social capital). Para kader menyadari bahwa hubungan baik dengan aparat Kelurahan Kalibening maupun tenaga kesehatan di Puskesmas Induk membawa manfaat bagi mereka. Mereka merasakan memperoleh kemudahan dalam pelayanan administrasi dan kesehatan. Selain itu, mereka juga memperoleh banyak informasi penting, baik di bidang kesehatan maupun informasi lainnya yang berguna bagi kemajuan diri mereka sendiri maupun masyarakat di sekitarnya.

Tidak hanya bagi masyarakat, modal sosial yang menjembatani tersebut juga membawa manfaat bagi aparat Kelurahan Kalibening dan tenaga kesehatan di Puskesmas Induk. Bagi aparat Kelurahan Kalibening, kedekatan dengan para kader Kelurahan Siaga mempermudah pekerjaan mereka dalam menyosialisasikan kebijakan pemerintah, khususnya di bidang kesehatan. Hal ini karena para kader Kelurahan Siaga yang sebagian besar ibu-ibu juga aktif dalam kegiatan PKK di tingkat RT maupun RW dan pengajian. Oleh karena itu, informasi yang disampaikan kepada kader Kelurahan Siaga akan lebih

34 Wawancara dilakukan pada tanggal 5 September 2013.

Page 48: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

156

cepat sampai kepada masyarakat. Berbeda halnya apabila informasi tersebut disampaikan melalui Ketua RT. Karena tidak semua RT mengadakan pertemuan RT, informasi dari pemerintah sering tidak sampai kepada masyarakat tepat pada waktunya.

Bagi tenaga kesehatan, kedekatan hubungan dengan para kader Kelurahan Siaga sangat membantu mereka dalam memantau kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, dan kesehatan keluarga di lingkungan Kelurahan Kalibening. Selain itu, deteksi dini terhadap kasus-kasus kesehatan juga menjadi lebih mudah. Hal tersebut mengurangi beban kerja mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat mengingat jumlah tenaga kesehatan di Kota Salatiga masih sangat terbatas.

Baik aparat Kelurahan Kalibening maupun tenaga kesehatan Puskesmas Induk, pada hakikatnya, adalah representasi Pemerintah Kota Salatiga. Oleh karena itu, Pemerintah Kota juga memperoleh manfaat dari bentuk dasar modal sosial yang menjembatani. Keberhasilan Kelurahan Siaga dalam membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat dan pencegahan penyakit sangat membantu Pemerintah Kota dalam mengendalikan pengeluaran daerah untuk biaya kesehatan masyarakat miskin. Selain itu, juga akan terjadi efek domino. Upaya-upaya pencegahan penyakit akan menghasilkan masyarakat yang sehat. Selanjutnya, kondisi yang sehat akan meningkatkan produktivitas masyarakat. Peningkatan produktivitas akan berdampak pada terwujudnya penanggulangan kemiskinan yang menjadi tujuan hakiki pembentukan Kelurahan Siaga.

Hubungan antara Kelurahan Siaga dengan aparat Kelurahan Kalibening maupun tenaga kesehatan Puskesmas Induk, sebagai representasi pemerintah, juga menunjukkan adanya saling percaya dan adanya kepentingan serta tujuan yang sama di antara pihak-pihak tersebut. Masyarakat percaya bahwa Kelurahan Siaga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, pemerintah percaya bahwa masyarakat memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri dengan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.

Page 49: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

157

Berdasarkan penjelasan Putnam dalam Field (2011;520), resiprositas dan solidaritas di antara para kader perempuan tersebut menunjukkan bahwa modal sosial yang mengikat cenderung mendorong identitas eksklusif dan mempertahankan homogenitas dalam komunitas. Meskipun kondisi tersebut tampak positif bagi pemberdayaan perempuan, namun dapat merugikan perempuan juga. Ketika semakin banyak perempuan dan semakin sedikit laki-laki terlibat dalam kepengurusan Kelurahan Siaga, dalam jangka panjang dapat muncul persepsi bahwa Kelurahan Siaga atau kesehatan adalah mutlak urusan perempuan. Atau, akan muncul masalah lain, yaitu pengabaian kesehatan laki-laki yang juga merupakan anggota masyarakat. Meskipun berbeda, keduanya memiliki inti permasalahan yang sama, yaitu terjadi lagi diskriminasi gender.

Sebagai contoh, ketika ada ibu hamil, kader Kelurahan Siaga langsung mendampingi dengan cara melakukan kunjungan rutin untuk menyampaikan informasi penting, seperti fasilitas jaminan persalinan (jampersal). Jika ada warga yang sakit, kader Kelurahan Siaga bersama PKK RT memberikan bantuan finansial walaupun tidak dalam jumlah besar. Contoh lain lagi adalah apabila ada warga yang membutuhkan alat transportasi menuju atau pulang dari rumah sakit, kader Kelurahan Siaga menyiapkan mobil ambulans desa yang sebenarnya adalah milik perorangan. Kebiasaan memberikan bantuan finansial maupun penyediaan mobil untuk keadaan gawat darurat sebenarnya sudah ada sejak lama dan masih berlanjut hingga sekarang dengan nama ambulans desa.

Dapat dimaklumi jika kesehatan masyarakat Kelurahan Kalibening secara umum relatif baik karena masyarakat rajin mengunjungi posyandu balita maupun lansia setiap satu bulan sekali. Apabila ada kader kesehatan yang berhalangan menjalankan tugasnya, selalu ada warga yang secara sukarela menjalankan tugas kader kesehatan meskipun dirinya sendiri bukan kader kesehatan. Sudah barang tentu, sepanjang tugas itu hanya berupa memantau ibu hamil, pemeriksaan jentik, atau pemeriksaan garam beryodium. Hal ini

Page 50: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

158

menunjukkan bahwa masyarakat mendukung kegiatan Kelurahan Siaga.

Barangkali, tanpa pembentukan Kelurahan Siaga, semua kegiatan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat memang dapat berjalan. Tetapi, bagi pemerintah, Kelurahan Siaga diperlukan untuk memantau kegiatan-kegiatan tersebut sekaligus memberikan pembinaan di bidang kesehatan masyarakat. Aparat kelurahan juga selalu aktif menyampaikan informasi kepada Ketua Kelurahan Siaga apabila Dinas Kesehatan Kota Salatiga menyelenggarakan sosialisasi menyangkut kesehatan. Di sini, juga terdapat bridging social capital antara Kelurahan Siaga dengan Kantor Kelurahan Kalibening dan Dinas Kesehatan Kota Salatiga.

Dalam hal penyusunan program kerja maupun jadwal para pengurus untuk melaksanakan tugas, ibu-ibu menyatakan bahwa itu ditentukan oleh mereka sendiri tanpa dipengaruhi suami.

“Hahahaha....bojo kula mudheng napa mbak. Sing penting piyambake niku ngertos kula ajeng kesah ten pundi perlune napa.”(Nuraini)

(Suami saya tidak paham apa-apa. Yang penting, dia tahu saya pergi ke mana dan ada perlu apa.)

“Lha nek bojo kula melu-melu mangke nek salah program pripun...hahahaha...dadose nek kula pamiti nggih namung ‘ya’ ngoten...biasane kula dalu pun omong riyin...bojo kula malah apal jadwal kula tugas. Sok dong kula supe ngoten piyambake sing ngelikke.”(Suciyem)

(Kalau suami saya ikut mempengaruhi, nanti salah program, bagaimana. Jadi, kalau saya pamit mau pergi hanya menjawab ‘ya’. Biasanya, saya sudah memberitahu semalam sebelumnya. Suami saya malah hapal jadwal tugas saya. Ketika saya terkadang lupa dengan jadwal tugas saya, suami yang mengingatkan.)

Page 51: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

159

Warga laki-laki di Kelurahan Kalibening yang bukan kader Kelurahan Siaga menyatakan hal yang sama.

“Lha sing mudeng ibu-ibu kok mbak. Nek bapak-bapak e melu ngatur nggih malah salah niku. Nek boten mudeng nggih bapak-bapake kedahe manut.”(Abdul Hanan Fahrozi, 40 tahun)35

(Karena yang paham kegiatan kesehatan adalah ibu-ibu. Kalau bapak-bapak ikut mengatur, salah. Kalau tidak paham, bapak-bapak seharusnya menurut.)

Berdasarkan petikan-petikan hasil wawancara yang telah disampaikan sebelumya, untuk menilai Kelurahan Siaga dari sudut pandang gender dan mengetahui perbedaan pengaruh perubahan sosial terhadap laki-laki dan perempuan dilakukan analisis sebagaimana disajikan pada Tabel 5.4 sampai dengan Tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.4 Pertanyaan Kunci Analisis Siklus Proyek-Identifikasi Proyek36

Variabel Data 1. Penilaian kebutuhan dan

peluang perempuan a. Untuk peningkatan produktivitas: kesehatan,

waktu. b. Untuk peningkatan akses dan kontrol terhadap

sumber daya: pelatihan, pendidikan. c. Untuk peningkatan akses dan kontrol terhadap

manfaat: pendidikan, pelatihan. d. Hubungan dengan pembangunan nasional:

melalui pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan, masyarakat dapat melakukan pencegahan penyakit sehingga mengurangi biaya pengobatan. Selain itu, masyarakat yang sehat akan meningkatkan produktivitas dalam berpartisipasi di berbagai bidang pembangunan untuk menanggulangi kemiskinan.

35 FGD pada tanggal 29 September 2013. 36 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan proyek adalah program Kelurahan Siaga Kalibening.

Page 52: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

160

Variabel Data e. Perempuan terlibat secara langsung dalam

mengidentifikasi kebutuhan mereka melalui Kelurahan Siaga.

2. Definisi Tujuan Kelurahan Siaga Kalibening

a. Tujuan berhubungan secara langsung dengan kebutuhan perempuan.

b. Tujuan mencerminkan kebutuhan perempuan. c. Tujuan Kelurahan Siaga telah ditentukan oleh

pemerintah. d. Sebelum ada Kelurahan Siaga, kegiatan di

bidang kesehatan sudah ada melalui kegiatan PKK.

3. Kemungkinan Dampak Negatif

Dalam jangka panjang dapat menimbulkan persepsi bahwa kegiatan kemasyarakatan di bidang kesehatan adalah kegiatan perempuan. Persepsi ini akan merugikan perempuan karena perempuan dianggap sebagai satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab terhadap kesehatan keluarga dan masyarakat.

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2013

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa Kelurahan Siaga Kalibening telah melibatkan perempuan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan peluang mereka untuk terlibat dalam pembangunan pada umumnya. Tujuan Desa/Kelurahan Siaga secara umum adalah untuk mewujudkan desa/kelurahan dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di desanya/kelurahannya. Perempuan sebagai anggota masyarakat berhak dan wajib turut serta dalam upaya tersebut sekaligus memperoleh manfaatnya sebagaimana anggota masyarakat lainnya. Dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening, kader perempuan memperoleh manfaat dari pendidikan dan pelatihan yang mereka terima yang selanjutnya mereka terapkan di lingkungan masyarakatnya. Situasi ini menunjukkan terbukanya peluang kesetaraan gender dalam peran sosial. Meskipun demikian, perlu diwaspadai pula, keterlibatan kader perempuan yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada kader laki-laki, dalam jangka panjang akan menimbulkan kesan bahwa kegiatan di bidang kesehatan adalah

Page 53: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

161

pekerjaan perempuan. Hal seperti ini sangat mungkin terjadi karena dalam sejarahnya, gender diciptakan oleh manusia melalui proses sosial dan kultural yang panjang (Nugroho, 2011:3). Kemungkinan yang terjadi selanjutnya adalah kesehatan dianggap sebagai tanggung jawab perempuan semata. Dengan kata lain, jika ada anggota keluarga atau masyarakat yang tidak sehat, maka perempuan akan menjadi pihak yang dipersalahkan.

Tabel 5.5 Pertanyaan Kunci Analisis Siklus Proyek-Rancangan Proyek37

Variabel Data

1. Dampak Proyek terhadap Kegiatan Perempuan

a. Aktivitas yang secara langsung dipengaruhi oleh Kelurahan Siaga adalah aktivitas sosial yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap aktivitas produktif dan reproduktif.

b. Pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening yang dapat dijadwalkan dan bergantian di antara para kader tidak mengganggu kegiatan kader perempuan, baik yang bersifat produktif maupun reproduktif.

2. Komponen perencanaan

a. Komponen perencanaan selaras dengan isu gender karena kader Kelurahan Siaga Kalibening tidak hanya mempromosikan masalah kesehatan ibu dan anak, tetapi sekaligus mempromosikan kesehatan masyarakat, seperti pengecekan garam beryodium, pemberantasan sarang nyamuk, kerja bakti, dan dana sehat yang manfaatnya dirasakan secara langsung oleh laki-laki maupun perempuan.

3. Dampak Proyek terhadap akses dan kontrol perempuan

a. Kelurahan Siaga dapat meningkatkan pemahaman perempuan terhadap teknologi kesehatan dan meningkatkan kualitas kesehatan perempuan sebagai modal utama untuk melakukan peran sosial, produktif, maupun reproduktif.

b. Kelurahan Siaga meningkatkan akses dan kontrol kaum perempuan terhadap sumber daya dan manfaat dalam

37 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan proyek adalah program Kelurahan Siaga Kalibening.

Page 54: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

162

Variabel Data

pembangunan kesehatan.

c. Kelurahan Siaga tidak menyebabkan kaum perempuan kehilangan akses dan kontrol terhadap sumber daya untuk pekerjaan reproduktif.

d. Kelurahan Siaga tidak menyebabkan kaum perempuan kehilangan akses dan kontrol terhadap sumber daya untuk pekerjaan produktif.

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2013.

Tabel 5.5 menunjukkan adanya pengaruh positif pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening terhadap perempuan. Kelurahan Siaga Kalibening merupakan lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pembangunan kesehatan. Kegiatan Kelurahan Siaga Kalibening memberikan dampak terhadap peran sosial para kader, baik perempuan maupun laki-laki. Akibat adanya kegiatan Kelurahan Siaga, para kader yang semula hanya aktif di lingkungan Rukun Warga (RW) masing-masing, mulai meningkatkan aktivitasnya di lingkungan kelurahan. Aktivitas kader dalam Kelurahan Siaga meningkatkan pengetahuan mereka dalam bidang pemeliharaan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga kualitas peran produktif mereka juga meningkat. Hal ini karena dalam peran pengasuhan dan pemeliharaan keluarga, mereka dapat menerapkan ilmu kesehatan yang diperoleh karena menjadi kader Kelurahan Siaga. Dengan pengetahuan yang semakin meningkat di bidang kesehatan, para kader juga akan lebih cermat memelihara kesehatan sendiri sehingga mendukung aktivitas mereka dalam peran produktif.

Keterlibatan kader dalam Kelurahan Siaga juga berarti memperluas jaringan yang juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung peran produktif mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa peran sosial dalam Kelurahan Siaga justru mendukung peran kader dalam kegiatan produktif maupun reproduktif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pula bahwa kegiatan kader perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening tidak

Page 55: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

163

menghambat kader perempuan dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, baik untuk peran sosial, reproduktif, maupun produktif. Dari aspek gender, situasi tersebut menunjukkan Kelurahan Siaga Kalibening mendorong kader perempuan untuk mencapai kesetaraan gender dengan laki-laki.

Tabel 5.6 Pertanyaan Kunci Analisis Siklus Proyek-Implementasi Proyek38

Variabel Data 1. Personil a. Kader peduli dan bersimpati terhadap kebutuhan

perempuan. b. Kader perempuan menjadi media transfer jasa

untuk keuntungan perempuan. Jasa yang dimaksudkan di sini adalah pemeriksaan kesehatan dan informasi baru tentang kesehatan. Sebagai contoh, kader perempuan juga menyosialisasikan penggunaan kondom perempuan.

c. Kader perempuan telah dilatih untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, baik pada perempuan maupun laki-laki.

d. Tidak ada teknik pelatihan yang digunakan untuk mengembangkan transfer jasa. Teknik yang digunakan adalah sosialisasi melalui pertemuan-pertemuan warga.

e. Perempuan berkesempatan berpartisipasi pada level manajemen.

2. Struktur Organisasi a. Struktur organisasi meningkatkan akses perempuan terhadap sumber daya kesehatan.

b. Organisasi memiliki kekuatan untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan perempuan dari organisasi lain.

3. Keuangan a. Pendanaan Kelurahan Siaga tergantung kepada dana swadaya masyarakat.

b. Dana yang ada sangat terbatas sehingga menghambat kegiatan.

c. Kader tidak merasakan pengistimewaan akses

38 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan proyek adalah program Kelurahan Siaga Kalibening.

Page 56: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

164

Variabel Data antara laki-laki dan perempuan terhadap sumber daya finansial.

d. Memungkinkan menelusuri dana bagi perempuan mulai alokasi hingga penggunaan dengan akurat.

4. Fleksibilitas a. Proyek tidak memiliki sistem informasi manajemen yang akan memungkinkan mendeteksi pengaruh pelaksanaan proyek terhadap perempuan.

b. Struktur organisasi sangat sederhana sehingga fleksibel terhadap perubahan keadaan kaum perempuan.

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2013.

Penerapan kegiatan Kelurahan Siaga Kalibening dengan sebagian besar kader perempuan menghasilkan kader yang peduli dan bersimpati terhadap kebutuhan perempuan. Kader perempuan menjadi media transfer jasa untuk keuntungan perempuan. Jasa yang dimaksudkan di sini adalah pemeriksaan kesehatan dan informasi baru tentang kesehatan. Sebagai contoh, kader perempuan juga menyosialisasikan penggunaan kondom perempuan. Kondom perempuan menjadi sangat penting ketika ada penolakan terhadap pemakaian kondom laki-laki. Contoh yang lain adalah kepedulian kader untuk memantau kesehatan ibu hamil berisiko tinggi agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga.

Peluang bagi kader perempuan untuk berpartisipasi pada level manajemen sangat terbuka. Hal ini karena kader perempuan memiliki pengalaman dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di bidang kesehatan. Selain itu, mereka juga sudah dibekali keterampilan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, baik pada perempuan maupun laki-laki sebagaimana penuturan kader berikut.

“Nak kula mboten masalah og mbak..arep lanang opo wedok. Nak ketua niku lak namung jenenge..wong le nyambut gawe ya bareng. Nanging nak kader nggih sing saged tiang istri. Soale kegiatan kesehatan niku sing sekeco nggih enjang. Nak sonten ngarepke maghrib boten penak. Dadose sing cocok nak kader nggih ibu-ibu, wong damelan enjang” (Sholikhah)

Page 57: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

165

(Kalau saya tidak masalah, apakah laki-laki atau perempuan. Kalau ketua itu kan hanya namanya. Bekerjanya juga bersama-sama. Tetapi kalau kader, yang bisa ya ibu-ibu. Karena kegiatan kesehatan itu lebih enak dilakukan pagi hari. Kalau sore, menuju maghrib, tidak nyaman. Jadi, yang lebih cocok menjadi kader ya ibu-ibu, karena dilakukan di pagi hari.)

“Nak bapak-bapak ya malah beneran...dadi nak eneng rapat-rapat nyang kota ki ibu-ibu ra repot. Tapi nak kader ya penak ibu-ibu. Luwes. Tur wektune niku sing penak isuk mbak. Nak awan ngantuk. Nak sore ki sok dhong pas ana pengajian, arisan, tur sedhela ujug-ujug maghrib.” (Nuraini)

(Kalau bapak-bapak malah kebetulan. Jadi kalau ada rapat-rapat di kota, ibu-ibu tidak repot. Tapi kalau kader, lebih baik ibu-ibu. Luwes. Lagipula, waktunya lebih nyaman di pagi hari. Kalau siang, mengantuk. Kalau sore, kadang-kadang ada pengajian, arisan, dan baru sebentar tiba-tiba maghrib.)

“Halah...lanang wedok sami mawon...wong niku nek rapat-rapat ngoten nggih malah bapak-bapak niku namung manut kalih ibu-ibu kok...paling-paling usul napa ngoten niku...paling nek pun bingung ngoten mbah Dik sing nengahi.”(Nur Badiah)

(Laki-laki atau perempuan sama saja. Kalau sedang rapat (Kelurahan Siaga), malah bapak-bapak hanya menurut pada ibu-ibu. Bapak-bapak hanya ikut usul saja. Kalau sudah bingung, Mbah Dik penengahnya.)

“Estune bapak-bapak niku pingine wis pengurus ibu-ibu kabeh wae...ning ibu-ibu sing boten kersa...nek ibu-ibu nggih pilih pun penguruse kados sakniki mawon. Pun komplet...wong nggih nyambut damele srabutan boten iki gaweanku kuwi gaweyanmu...boten ngoten...nek ngoten niku nggih malah sida ditebihi rencang-rencang...pengurus niku rak namung tanggel jawabe ben cetha ngoten to mbak.”(Rojabiyah)

(Sebenarnya, bapak-bapak menginginkan pengurus Kelurahan Siaga ini ibu-ibu semua. Tetapi, ibu-ibu yang tidak

Page 58: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

166

mau. Ibu-ibu lebih memilih kepengurusan yang sekarang. Sudah lengkap. Toh, pekerjaan dijalankan bersama-sama. Tidak ada ini pekerjaanku itu pekerjaanmu. Kalau yang terjadi seperti itu, bisa dijauhi teman-teman kader. Pengurus itu hanya untuk memperjelas tanggung jawab.)

“Menawi Ketua boten dugi, kula malah ngaken Bendahara ingkang mimpin rapat. Amargi, Bendaharanipun langkung pengalaman tinimbang kula. Piyambakipun langkung enem nanging sampun dangu ndherek kegiatan masyarakat kados PKK, Posyandu, LPMK, BKM. Menawi kula kan sampun sepuh, sampun boten mudheng perkembangan.”(A. Tasdik Pranoto, 69 tahun)39

(Kalau Ketua tidak hadir, saya malah minta Bendahara yang memimpin rapat. Karena Bendahara di sini lebih banyak pengalaman daripada saya. Dia lebih muda, tetapi sudah lama mengikuti kegiatan kemasyarakatan kados PKK, Posyandu, LPMK, BKM. Kalau saya sudah tua, sudah tidak mengikuti perkembangan.)

Mbah Dik yang dimaksudkan di sini adalah A. Tasdik Pranoto, Wakil Ketua Kelurahan Siaga Kalibening yang sekaligus tokoh yang dituakan dan menjadi panutan di Kelurahan Kalibening. Wakil Ketua Kelurahan Siaga Kalibening adalah pensiunan PNS yang memang dikenal sebagai pasangan suami istri yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Meskipun tidak melakukan teknik pelatihan khusus untuk mengembangkan transfer jasa, para kader perempuan secara konsisten memberikan sosialisasi melalui pertemuan-pertemuan warga maupun dari mulut ke mulut. Sosialisasi yang disampaikan kader kepada masyarakat merupakan informasi-informasi tentang kesehatan. Kader memang tidak memberikan pelatihan cara menggunakan peralatan kesehatan karena mereka menyadari bahwa yang berkompeten memberikan pelatihan tersebut adalah tenaga kesehatan.

39 Wawancara dilakukkan pada tanggal 9 September 2013. Yang bersangkutan adalah pensiunan PNS dan merupakan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kelurahan Kalibening.

Page 59: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

167

Struktur organisasi Kelurahan Siaga Kalibening meningkatkan akses kader perempuan terhadap sumber daya kesehatan. Hal ini karena struktur organisasi Kelurahan Siaga Kalibening mengakomodasi kepentingan masyarakat untuk mengakses sumber daya kesehatan, seperti usaha kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan pengumpulan dana sehat. Struktur organisasi yang jelas dengan pembagian kerja yang jelas, memungkinkan Kelurahan Siaga Kalibening memiliki kekuatan untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan kader perempuan dari organisasi lain. Sebagai contoh, Kelurahan Siaga Kalibening bekerja sama dengan Badan Keswadayaan Masyarakat Kalibening (BKM) dalam penyediaan modal usaha untuk UKBM Persewaan Alat Pesta dan UKBM Pengolahan Sawah Bengkok.

UKBM tersebut menjadi sumber utama pendanaan Kelurahan Siaga Kalibening. Hal tersebut karena tidak ada dana bantuan untuk operasional dari pemerintah. Selain itu, sebagian masyarakat keberatan untuk membayar iuran sehingga masyarakat yang sebenarnya semula bersedia membayar iuran, berubah menjadi keberatan. Dana Kelurahan Siaga Kalibening sangat terbatas karena tergantung pada bagi hasil UKBM. UKBM Persewaan Alat Pesta belum berani menjangkau konsumen di luar wilayah Kelurahan Kalibening karena peralatan yang ada masih terbatas, baik jenis maupun jumlah. Sedangkan UKBM Pengolahan Sawah Bengkok tergantung pada hasil panen yang tidak menentu. Sebagai contoh, pada awal tahun 2013, pengolahan sawah bengkok sama sekali tidak menghasilkan pemasukan karena padi dirusak hama sebagaimana penuturan kader berikut.

“Lha nek ajeng damel kegiatan piyambak, danane niku mbak. Eman-eman. Dana namung sekedhik, luwih becik ngge ngrencangi tanggi sing nembe susah. Lha pripun, tergantung bengkok kalih alat pesta. Warga ken iuran angel. Padahal kados wingi niku, bengkok boten panen.”(Nur Badiah)40

(Untuk membuat kegiatan sendiri, sayang dananya. Dana hanya sedikit, lebih baik dimanfaatkan untuk membantu tetangga yang sedang susah. Karena dana tergantung pada hasil sawah bengkok dan sewa peralatan pesta. Warga

40 FGD pada tanggal 22 September 2012.

Page 60: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

168

diminta iuran, sulit. Padahal, seperti pengalaman awal tahun ini, sawah bengkok tidak panen.)

“Sewa alat pesta niku nggih tergantung warga mriki, napa warga kelurahan sanes sing pun kenal. Lha dereng wantun dugi pundi-pundi wong jumlahe alat dereng kathah.”(Sholikhah)41

(Persewaan alat pesta itu juga tergantung pada warga di sini, atau warga kelurahan lain yang sudah kenal. Pengelola belum berani menyewakan peralatan ke daerah lain karena jumlah alatnya belum cukup banyak)

Sumber dana yang terbatas menghambat kegiatan Kelurahan Siaga Kalibening secara umum. Meskipun demikian, kader tidak merasakan perbedaan akses antara laki-laki dan perempuan terhadap sumber daya keuangan, karena memang tidak ada yang diistimewakan. Mengingat jumlah dan penggunaan dana yang masih terbatas, memungkinkan menelusuri dana bagi perempuan mulai alokasi hingga penggunaan dengan akurat. Hal ini karena penggunaan dana tidak berdasarkan pada rencana penganggaran karena dana yang terbatas hanya digunakan untuk sekadar membantu warga masyarakat yang sakit.

Kelurahan Siaga Kalibening adalah lembaga kemasyarakatan yang dikelola secara sederhana oleh masyarakat setempat sehingga tidak memiliki sistem informasi manajemen yang memungkinkan mendeteksi pengaruh pelaksanaan kegiatannya terhadap perempuan. Para kader yang terlibat dalam Kelurahan Siaga Kalibening adalah sumber daya manusia yang tidak terbiasa dengan kegiatan administrasi. Bagi mereka, melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai kader secara fisik di lapangan adalah lebih penting daripada sekadar mencatat. Mereka juga merasa, kegiatan administrasi yang diajarkan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Induk sangat rumit karena harus berurutan dari satu seksi ke seksi lain. Oleh karena itulah, mereka

41 FGD pada tanggal 22 September 2012.

Page 61: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

169

mengabaikan kegiatan administrasi. Kegiatan tersebut hanya dilakukan ketika Kelurahan Siaga Kalibening akan mengikuti lomba sebagaimana penuturan para kader berikut.

“Nggih paling cathetan pemasukan pengeluaran. Nek cathetan sanes pas lomba mawon. Nek kula sing penting tanggung jawab kula rampung mbak. Nak kon nyathet-nyathet ki kok ya ra sabar. Wong biasane mung gawean kasar kon nyathet ya ra tlaten.”(Ismiyati)42

(Catatan yang dibuat secara rutin hanya pemasukan dan pengeluaran. Kalau catatan yang lain, dibuat ketika akan mengikuti lomba. Kalau saya, hal yang penting adalah tanggung jawab saya selesai. Kalau harus mencata-catat, saya tidak sabar. Biasa melakukan pekerjaan kasar kok disuruh mencatat.)

“Sing dikumpulke ten Puskesmas niku thok sing didata. Upami, sing nembe hamil pinten, sing ten posyandu wulan niki pinten, sing pemeriksaan jentik. Ngoten niku. Nek kados penyuluhan ping pinten judule napa ngoten niku boten dicathet.”(Wiwik Purwantini)43

(Data yang dibuat hanya yang dikumpulkan ke Puskesmas. Misalnya, jumlah ibu hamil, jumlah warga yang mengunjungi posyandu bulan berjalan, data hasil pemeriksaan jentik. Sedangkan penyuluhan dilakukan berapa kali dan judulnya apa tidak dicatat.)

“Mriki sing penting damelan mlampah hasile ketok. Nek data pun dikumpulke ten Puskesmas nggih pun urusane Puskesmas. Ken mikir angka-angka ngoten niku mumet mbak. Paling nek ketok si kae kok ra tau neng posyandu, ngoten niku diparani, dijak. Mangke nek kinten-kinten enten masalah lak Puskesmas nyanjangi.”(Ismiyati)44

(Bagi kami, yang penting adalah tugas dijalankan dan hasilnya kelihatan. Kalau data sudah dikumpulkan ke

42 FGD pada tanggal 22 September 2012. 43 FGD pada tanggal 22 September 2012. 44 FGD pada tanggal 22 September 2012.

Page 62: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

170

Puskesmas, selanjutnya menjadi urusan Puskesmas. Kalau harus memikirkan angka-angka bisa sakit kepala. Kecuali, kalau ada lansia atau ibu yang tidak pernah mengunjungi posyandu, kami mengunjungi mereka dan mengajak ke posyandu. Puskesmas akan memberi masukan kepada kami, kalau ada masalah yang mereka lihat dari data yang kami kumpulkan.)

Tidak adanya sistem informasi manajemen yang memungkinkan mendeteksi pengaruh Kelurahan Siaga Kalibening terhadap perempuan, bukan berarti Kelurahan Siaga Kalibening tidak fleksibel terhadap perubahan keadaan kaum perempuan. Hal ini karena struktur organisasi Kelurahan Siaga Kalibening sangat sederhana sehingga mudah beradaptasi apabila terjadi perubahan keadaan kaum perempuan.

Tabel 5.7 Pertanyaan Kunci Analisis Siklus Proyek-Evaluasi Proyek45

Variabel Data 1. Kebutuhan Data a. Kader belum melakukan evaluasi secara eksplisit atas

pengaruh Kelurahan Siaga Kalibening terhadap perempuan.

b. Kader Kelurahan Siaga Kalibening tidak mengumpulkan data untuk analisis aktivitas maupun analisis akses dan kontrol perempuan.

2. Pengumpulan dan analisis data

a. Data yang dikumpulkan kader perempuan sebatas data-data angka yang diminta oleh Puskesmas dan kader membuat arsipnya.

b. Analisis data dilakukan secara sederhana. c. Interpretasi data dilakukan oleh Puskesmas dan

Puskesmas memberikan masukan kepada kader apabila diperlukan.

d. Tidak ada identifikasi bidang kunci penelitian woman in development/gender and development (WID/GAD).

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2013.

45 Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan proyek adalah program Kelurahan Siaga Kalibening.

Page 63: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

171

Secara umum, kader Kelurahan Siaga Kalibening belum melakukan pengumpulan dan analisis data tentang pengaruh Kelurahan Siaga Kalibening terhadap perempuan. Kader hanya mendiskusikan kegiatan yang mereka lakukan, yaitu apa yang sudah dilakukan dan bagaimana hasilnya, dalam rapat Kelurahan Siaga. Selain itu, kader Kelurahan Siaga Kalibening tidak mengumpulkan data untuk analisis aktivitas maupun analisis akses dan kontrol perempuan. Data yang dikumpulkan para kader sebatas data-data angka yang diminta oleh Puskesmas dan kader membuat arsipnya. Sebagai contoh, data yang dikumpulkan kader adalah jumlah ibu hamil, ibu hamil berisiko tinggi, jumlah balita dan lansia yang mengunjungi Posyandu. Interpretasi terhadap data-data tersebut dilakukan oleh Puskesmas. Selanjutnya, tenaga kesehatan dari Puskesmas memberikan masukan kepada kader apabila diperlukan. Oleh karena tidak ada pengumpulan data tentang pengaruh Kelurahan Siaga Kalibening terhadap perempuan, maka juga tidak ada identifikasi terhadap bidang kunci penelitian WID/GAD. Selanjutnya, juga tidak ada keterlibatan kader baik laki-laki maupun perempuan dalam pengumpulan dan interpretasi data tersebut.

Berdasarkan Analisis Harvard (Tabel 5.4 sampai dengan Tabel 5.7), dapat diketahui bahwa pada prinsipnya tidak ada permasalahan dalam alokasi sumber daya kesehatan bagi perempuan maupun laki-laki. Tidak ada upaya untuk mengistimewakan atau mendahulukan laki-laki atau perempuan dalam mengakses atau mengontrol sumber daya kesehatan. Meskipun tidak dilakukan secara sistematis, kader perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening terlibat dalam seluruh kegiatan, mulai identifikasi kebutuhan, perancangan kegiatan, implementasi, maupun evaluasi. Permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan perempuan juga sudah diakomodasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Analisis Harvard, pemberdayaan masyarakat dalam Kelurahan Siaga Kalibening telah memperhatikan kesetaraan gender. Hal tersebut diindikasikan dengan tidak adanya hambatan bagi perempuan maupun laki-laki untuk mengakses dan mengontrol sumber daya kesehatan beserta manfaatnya dan adanya perhatian terhadap isu-isu kesehatan perempuan.

Page 64: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

172

Meskipun demikian, ada beberapa hal yang dalam sudut pandang kesetaraan gender belum terpenuhi.

Beberapa hal dalam sudut pandang kesetaraan gender yang belum terpenuhi dalam Kelurahan Siaga Kalibening adalah pada tahap evaluasi. Pada tahap ini, kader belum melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan pengaruh Kelurahan Siaga Kalibening terhadap perempuan. Kelurahan Siaga Kalibening juga belum melakukan pengukuran terhadap dampak kegiatan Kelurahan Siaga Kalibening terhadap perempuan. Hal tersebut bukan karena para kader tidak peduli, melainkan karena tidak terpikirkan. Hal ini dapat dimaklumi karena tingkat pendidikan yang rata-rata hanya sampai pada tingkat menengah. Selain itu, meskipun memiliki pekerjaan produktif, pada dasarnya mereka adalah ibu rumah tangga yang tidak terbiasa bekerja dengan data dan analisis maupun administrasi. Hal yang terpenting bagi mereka adalah melaksanakan tugas untuk kebaikan bersama, baik perempuan maupun laki-laki, anak-anak maupun orang tua.

Dari keempat tabel juga dapat diketahui bahwa peran perempuan dalam Kelurahan Siaga dapat dikatakan dominan. Hal ini dapat menimbulkan dua makna, yaitu:

a. positif, karena menunjukkan adanya peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan, mulai dari identifikasi kebutuhan, perancangan kegiatan, implementasi kegiatan, serta akses dan kontrol terhadap sumber daya dan manfaat, khususnya di bidang kesehatan; dan

b. negatif, karena dominasi perempuan dalam jumlah maupun pengambilan kebijakan dapat menimbulkan persepsi bahwa kesehatan adalah urusan perempuan yang berpotensi menimbulkan diskriminasi gender. Selain itu, dominasi salah satu pihak, baik perempuan maupun laki-laki, dapat menghambat kesetaraan gender.

Page 65: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

173

Analisis Longwe

Pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening yang telah dijelaskan dalam Kerangka Analisis Harvard, perlu dianalisis dengan Kerangka Analisis Longwe. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pemberdayaan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening.

Dimensi Kesejahteraan

Kelurahan Siaga bertujuan untuk mewujudkan kelurahan dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di kelurahannya. Berdasarkan hasil Analisis Harvard, keberadaan Kelurahan Siaga turut membangun kesejahteraan perempuan. Dengan menjadi kader dalam Kelurahan Siaga Kalibening, perempuan memperoleh pengetahuan dan pengalaman di bidang kesehatan. Selain itu, mereka dapat menjalin hubungan baik dengan tenaga kesehatan sehingga akses mereka terhadap pelayanan kesehatan menjadi mudah. Dalam Kelurahan Siaga Kalibening, kader perempuan dapat menjalankan peran sosial, peran reproduktif, maupun peran produktif secara beriringan. Peran sosial tidak mengganggu peran yang lain, tetapi justru memperkuat. Artinya, peran sosial kader perempuan memperkuat peran reproduktif dan produktif mereka.

Dimensi Kesejahteraan Longwe antara lain menyangkut status gizi, tingkat kematian, tingkat kecukupan pangan, pendapatan, dan pendidikan pada perempuan maupun laki-laki (Sara H. Longwe, 1988) yang hanya dihitung pada lingkup kota, bukan kelurahan. Meskipun demikian, gambaran kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Kalibening dapat dilihat antara lain dari tidak adanya kasus kematian ibu melahirkan maupun kasus kematian bayi selama periode 2010-2012. Selama bulan Januari hingga Agustus 2013, Kelurahan Kalibening adalah salah satu dari tiga kelurahan di Kota Salatiga yang bebas kematian ibu dan kematian bayi. Selain itu, 2 pasien tuberkulosis yang ditemukan di Kelurahan Kalibening pada tahun 2010 (1 pasien) dan 2011 (1 pasien) juga tertangani dengan baik. Pasien yang ditemukan

Page 66: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

174

pada pertengahan tahun 2010 dinyatakan sembuh pada pertengahan tahun 2012. Pasien yang ditemukan pada awal tahun 2011 telah dinyatakan sembuh pada awal tahun 2013. Pada tahun 2012 juga ditemukan 1 kasus balita gizi buruk dengan komplikasi cacat fisik, yaitu tugas motorik tangan dan kaki tidak berfungsi. Kasus ini juga tertangani dengan baik sehingga balita tersebut pada saat ini sudah berada dalam keadaan mendekati normal sesuai tugas tumbuh kembang usianya.

Secara umum, angka kesakitan di Kelurahan Kalibening untuk penyakit yang tergolong berat memang relatif rendah. Penyakit berat yang masih ditemukan di Kelurahan Kalibening adalah stroke (2 orang), gangguan jiwa (5 orang), dan sakit karena usia. Hal ini berbeda dengan kondisi enam tahun lalu yang masih dijumpai adanya kasus gizi buruk atau kondisi tiga tahun lalu yang masih ditemukan kasus tuberkulosis. Bahkan, di tingkat kecamatan, dua perwakilan balita dari Kelurahan Kalibening mampu menjadi juara pertama dalam lomba balita sehat dalam tahun yang berbeda (2010 dan 2011).

Dimensi Akses

Fasilitas Kelurahan Siaga yang berupa peralatan kesehatan disimpan oleh kader perempuan yang sudah terlatih di masing-masing RW. Fasilitas tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh kader kesehatan untuk memantau kesehatan masyarakat melalui posyandu balita dan lansia maupun posbindu. Di luar kegiatan tersebut, warga juga dapat meminta kader untuk memeriksa kesehatan mereka sewaktu-waktu apabila diperlukan. Baik perempuan maupun laki-laki dapat mengakses fasilitas tersebut dengan mudah. Akses terhadap dana sehat juga tidak mengistimewakan laki-laki atau perempuan. Dana sehat dari hasil usaha pengolahan sawah bengkok dan persewaan alat pesta dikeluarkan ketika ada kader atau warga pada umumnya menderita sakit sedang sampai berat. Dengan kata lain, penggunaan dana sehat melihat kebutuhan, bukan melihat jenis kelamin.

Page 67: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

175

Selain kemudahan mengakses fasilitas kesehatan, kaum perempuan juga mudah mengakses kelembagaan Kelurahan Siaga. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki dalam kepengurusan Kelurahan Siaga. Banyaknya jumlah kader perempuan bukan semata-mata karena mereka perempuan sehingga dilibatkan dalam Kelurahan Siaga, melainkan karena mereka adalah perempuan yang berpengalaman dalam kegiatan pembangunan masyarakat di bidang kesehatan. Hal tersebut menjadi gambaran bahwa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tidak difokuskan hanya kepada perempuan, kaum perempuan dapat terlibat secara aktif karena keterampilannya. Keterlibatan aktif para kader perempuan dalam Kelurahan Siaga ini mengindikasikan adanya peningkatan kekuasaan (power) orang-orang yang kurang beruntung (disadvatage) terhadap sumber daya kesehatan yang menjadi tujuan pemberdayaan, sebagaimana pernyataan Hikmat (2010:2). Dalam kacamata Ife (1995:3), perempuan merupakan kelompok primary structural disadvatage menyangkut gender. Berdasarkan lima tingkatan pemerataan Longwe (1998), pemerataan penguasaan terhadap sumber daya kesehatan akan lebih meningkatkan pemerataan kesejahteraan di bidang kesehatan.

Dimensi Kesadaran Kritis

Kaum perempuan yang terlibat dalam kepengurusan Kelurahan Siaga memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki peran penting bagi keluarga maupun masyarakat. Selain itu, para kader perempuan juga berpandangan bahwa kader kesehatan tidak harus perempuan sebagaimana pernyataan kader berikut.

“Sedaya pengurus niku asline nggih pados tiang enggal mbak...mbuh lanang mbuh wedok padha wae. Mengke nek enten sing purun tumut, diajari terus saged dilebetke pengurus. Ning lare sakniki sami angel. Alesane enten mawon...sing wedi salah...sing kesel...sing ra eneng duite....macem-macem pun... padahal niki penting lho.”(Siti Khotijah)

Page 68: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

176

(Semua pengurus sebenarnya mencari kader baru. Laki-laki atau perempuan sama saja. Kalau ada yang mau, diajari lalu dilibatkan dalam kepengurusan. Tetapi, anak sekarang susah diajak ikut kegiatan kemasyarakatan. Alasannya bermacam-macam, takut salah, capek, tidak ada uangnya. Padahal, kegiatan ini penting.)

Apabila, pada kenyataannya, kader kesehatan dalam Kelurahan Siaga Kalibening didominasi oleh perempuan adalah karena mereka berpengalaman terlibat kegiatan di bidang kesehatan. Pandangan kader laki-laki juga tidak jauh berbeda. Mereka berpendapat bahwa kader perempuan lebih paham, terampil, dan berpengalaman dalam kegiatan kemasyarakatan di bidang kesehatan.

Di sisi lain, masih ada anggapan bahwa, sebagai istri, para kader perempuan merasa berkewajiban melayani suami, salah satunya diwujudkan dengan menyajikan minum untuk suami. Hal tersebut menunjukkan betapa kuatnya pembedaan tugas berdasarkan gender yang dibentuk oleh budaya sehingga, meskipun sudah terjadi saling berbagi dalam peran produktif, sosial, dan reproduktif pada umumnya, para istri yang menjadi kader di Kelurahan Siaga tetap beranggapan bahwa mereka adalah istri yang wajib melayani suami, dan tidak sebaliknya. Meskipun demikian, anggapan tersebut ternyata tidak berarti bahwa dalam menjalankan peran sebagai kader Kelurahan Siaga, para istri ini juga dipengaruhi oleh suami mereka. Hal ini karena mereka sangat menyadari, bahwa merekalah yang lebih mengerti kegiatan apa yang harus dilaksanakan kader dan bagaimana penerapannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dalam peran sosial, perempuan sudah memiliki kesadaran kritis, meskipun kesadaran kritis itu belum sepenuhnya tumbuh dalam peran reproduktif.

Para pengurus Kelurahan Siaga menyadari bahwa masing-masing memiliki peran penting dalam keluarga maupun masyarakat.

“Nggih....diarani penting nggih penting mbak. Kados pas pendataan jamkesda ngoten nika, nak boten kula kalih rencang-rencang kader sing ndata, pak RT nggih boten mlampah-mlampah...ning pancen sok sami nyepeleke.

Page 69: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

177

Padahal..ngih boten kok kula ngundhat-undhat lho mbak.....mangke nak butuh tanglet napa-napa nggih sami mlayu mriki....kados tanglet urusan jampersal, jamkesda...nak enten nggriya nggih sami-sami penting kalih bapake...tiang nak salah setunggil boten enten griya nggih sami sambate...ning nak bojo kula niku kalih kula ngregani og...boten sakpenake dhewe....sok dhong lak enten to mbak sing karo wong wedok ki wis ra nggagas...nek pas kumpulan ngoten nika, bapak-bapak niku nggih bingung damel program napa wong mudhenge namung Tirto Bening.”(Suciyem)

(Dikatakan penting, ya memang penting. Contohnya ketika pendataan Jamkesda. Kalau bukan saya dan teman-teman yang melakukan pendataan, Pak RT tidak segera mendata. Tetapi memang orang sering menyepelekan pekerjaan kader. Padahal, bukan saya mengungkit-ungkit, kalau mereka butuh bertanya banyak hal, larinya juga ke kader, seperti bertanya tentang Jampersal, Jamkesda. Kalau di rumah sama pentingnya dengan suami. Kalau salah satu sedang tidak ada di rumah, sama-sama mengeluh. Tetapi, suami menghargai saya, tidak seenak dia sendiri. Karena, terkadang ada suami yang meremehkan istri. Kalau sedang ada rapat Kelurahan Siaga, bapak-bapak itu juga binggung akan membuat program apa karena mereka hanya paham Tirto Bening.)

“Jelas penting to nggih....kados niku...enten balita gizi buruk...niku nak boten kader sinten sing nggagas...nak dibandingke bojone kula...nggih sami pentinge....nggih pancen bapake niku nak damelan njero ngomah wegah...ning nak momong anak, ngeterke, methuk, pokoke gawean-gawean metu seka ngomah ngoten gampang...lha boten penting piye ek....nak mbayar pembantu ya larang....nak Kelsi ra ana ibu-ibu ya gaweane ra mlaku...kan ibu-ibu sing mudheng...”(Nuraini)

(Jelas penting. Seperti balita gizi buruk itu, kalau bukan kader yang memikirkan, siapa lagi? Kalau dibandingkan dengan suami, sama pentingnya. Memang suami tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tetapi kalau mengasuh anak, mengantar sekolah, menjemput, pekerjaan-pekerjaan yang keluar rumah, dia bersedia. Bagaimana tidak penting, kalau membayar pembantu juga mahal. Kalau Kelurahan Siaga tidak ada ibu-ibu, kegiatan tidak akan berjalan karena ibu-ibulah yang lebih paham.)

Page 70: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

178

“....wah nak Kelsi ra nglibatke ibu-ibu mumet mbak...mulane biyen sing tak jupuk ibu-ibu soale wis pengalaman ngurusi kesehatan...dadine nak meh ngejoke proposal apa nyang Pemkot ki mudheng sing meh dijaluk apa.”(M. Arridho)

(Kalau Kelurahan Siaga tidak melibatkan ibu-ibu, pusing. Makanya, dulu yang saya pilih ibu-ibu karena sudah berpengalaman mengurusi masalah kesehatan. Jadi, kalau ingin mengajukan proposal ke Pemerintah Kota, kami paham yang kami butuhkan.)

“Lha pripun mbak, jane nggih kesel..tapi nek mboten enten sing purun obah nggih pripun...nggih kangge ibadah mawon...kula kalih bapake nggih santai kok...nek pas saged nggih dilampahi...neng nek pas warunge rame nggih salah setunggal mawon...ngoten niku bapake tesih dipaido lho mbak...kula niki ngantos sok dong pingin nangis...perkara Tirto Bening niku to...nek toyane macet pun....dados rame...Kula sok dong nek jengkel ngoten nika nganu bapake...wis pak awakedhewe ki wisa ra sah melu-melu urusan ngene iki...wis entuke kesel sih dipaido...ning bapake niku nek njawab nggih namung wis ben jenenge ibadah ki ya ngene iki...njenengan nggih pirsa to mbak bapake niku mendel...mboten purun rame.”(Purwanti)

(Sebenarnya (saya dan suami) juga capek. Tapi kalau tidak ada yang mau bergerak, bagaimana. Ya sebagai ibadah saja. Saya dan suami juga santai. Kalau sedang longgar, ya dijalani, kalau warung sedang ramai, ya salah satu saja. Begitu saja, suami masih disalahkan masalah Tirto Bening. Kalau airnya macet, jadi masalah. Kadang, kalau saya jadi jengkel, saya katakan pada suami, sudahlah Pak, kita tidak usah terlibat lagi dengan kegiatan seperti ini, sudah dapatnya hanya capek, masih disalahkan. Tapi, suami hanya menjawab, biar sajalah, namanya juga ibadah.)

Pengakuan kader-kader tersebut menunjukkan sudah mulai tumbuhnya kesadaran bahwa mereka harus berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat. Mereka juga memiliki kesadaran bahwa partisipasi mereka adalah penting, sehingga walaupun merasakan lelah, mereka tetap bertahan menjadi kader. Nilai-nilai agama yang mereka

Page 71: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

179

anut yang menyatakan bahwa bekerja adalah ibadah menjadi penyemangat bagi para kader untuk tetap melaksanakan tugas sebagai kader.

Dimensi Partisipasi

Kelurahan Siaga merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, sudah seharusnya dan sewajarnya apabila perempuan juga terlibat aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat itu. Dalam Kelurahan Siaga Kalibening, para kader perempuan terlibat dalam setiap tahapan aktivitas. Mereka turut menentukan kebutuhan masyarakat (baik perempuan maupun laki-laki, anak-anak maupun dewasa), pelaksanaan kegiatan di lapangan, dan terlibat dalam pengambilan keputusan pada setiap tahap kegiatan. Bahkan, dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan yang mereka tidak ingin terlibat pun, kader perempuan turut terlibat, yaitu dalam hal UKBM Tirto Bening.

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa kader perempuan cenderung dominan hampir dalam semua pengambilan keputusan. Hal tersebut karena kader perempuan mempunyai pengalaman dalam kegiatan kemasyarakatan yang berhubungan dengan kesehatan. Meskipun demikian, keterlibatan mereka dalam Kelurahan Siaga ternyata juga tidak menghambat keterlibatan mereka dalam pekerjaan reproduktif, pekerjaan produktif, maupun kegiatan pembangunan pada umumnya. Berkaitan dengan pengambilan keputusan, berikut penuturan para kader.

“Lha pripun boten ngoten, nggih niku wau gandheng ibu-ibu sing mudheng perkembangane damelan kesehatan dados nggih ibu-ibu sing damel rencana, sing nglampahi, sing ngontrol...pokoke ibu-ibu sedaya. Kecuali nggih Tirto Bening...niku mawon nek ibu-ibu pun gadhah usul sami ngeder...dados bapak-bapake niku ngiyani ngoten mawon...timbang ribut ya e...hahahahaha....ben wae...kados nek Tirto Bening ajeng ngundhakke iuran...ibu-ibu mesthi pun mbengok sik...boten setuju. Jane nggih ngertos nak iuran sakniki boten cukup ngge pemeliharaan. Nanging sing ngiguhke dhuit ki yo ibu-ibu e..”(Nuraini)

Page 72: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

180

(Bagaimana tidak? Karena ibu-ibu yang memahami perkembangan kegiatan di bidang kesehatan, jadi ibu-ibu juga yang membuat rencana, menjalankan, sekaligus mengontrol. Semua dilakukan ibu-ibu. Kecuali Tirto Bening. Itu pun kalau ibu-ibu sudah memiliki usul, ngotot. Jadi, bapak-bapak hanya mengiyakan, mungkin daripada ribut. Biar saja. Seperti ketika Tirto Bening akan menaikkan iuran, ibu-ibu pasti berteriak lebih dahulu. Tidak setuju. Sebenarnya juga tahu kalau iuran yang sekarang ini tidak cukup untuk pemeliharaan. Tetapi yang mengatur pengeluaran itu ibu-ibu.)

Dari analisis Harvard dapat diketahui bahwa perempuan terlibat dalam setiap tahapan kegiatan Kelurahan Siaga, mulai pengkajian kebutuhan, identifikasi permasalahan, perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi program. Menurut lima tingkatan pemerataan Longwe (1988), dalam Kelurahan Siaga Kalibening telah terjadi pemerataan partisipasi aktif perempuan sebagai bagian dari sasaran kegiatan dalam proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan penjelasan Mikkelsen (2011:57-58), keadaan tersebut menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening telah menghasilkan pemberdayaan. Dengan kata lain, kader perempuan dalam Kelurahan Siaga mampu menyatakan pendapat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan perempuan.

Dimensi Kontrol

Dalam setiap aktivitas Kelurahan Siaga, kader perempuan memiliki kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan. Mereka mengamati dan menentukan kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun dewasa; menyusun dan memutuskan rencana kegiatan; serta mengimplementasikannya di lapangan. Meskipun tidak dilakukan secara sadar dan terstruktur, kaum perempuan ini juga menganalisis dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan Kelurahan Siaga dengan melihat hasil-hasilnya. Mereka mendengarkan keluhan masyarakat dan

Page 73: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

181

membicarakannya dalam rapat Kelurahan Siaga maupun di luar rapat untuk memperoleh solusi. Mereka juga membuat rekomendasi-rekomendasi untuk lembaga kemasyarakatan lain, seperti BKM. Salah satu contoh rekomendasi mereka adalah rumah yang layak untuk mendapat bantuan bedah rumah atau pembangunan MCK dari BKM.

Berdasarkan analisis terhadap lima dimensi Longwe, dapat diketahui bahwa kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening meningkat dari Dimensi Kesejahteraan, Dimensi Akses, Dimensi Kesadaran Kritis, Dimensi Partisipasi, hingga Dimensi Kontrol, karena kesetaraan ada pada setiap dimensi. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki yang ada pada setiap dimensi menunjukkan adanya peningkatan pemberdayaan perempuan. Analisis terhadap berbagai dimensi tersebut dapat disajikan seperti pada Gambar 5.1 berikut.

Gambar 5.1

Piramida Lima Dimensi Longwe dalam Kelurahan Siaga Kalibening

Bagi Longwe dalam March et all (2005:94), melakukan penilaian terhadap pemberdayaan perempuan saja tidak cukup. Hal lain yang juga penting adalah mengidentifikasi sejauh mana, tujuan

Peningkatan Kesetaraan

Peningkatan Pemberdayaan

Page 74: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

182

suatu proyek peduli kepada pembangunan perempuan, untuk meyakinkan apakah isu-isu perempuan diakui (dianggap penting) atau diabaikan. Longwe mengidentifikasi tiga level yang berbeda dalam pencapaian pemberdayaan perempuan, yaitu negatif, netral, dan positif.

Berdasarkan kepada analisis terhadap lima dimensi Longwe, dapat diketahui bahwa isu perempuan telah menjadi perhatian pada setiap dimensi. Hal tersebut dapat diketahui dari adanya pengakuan kader laki-laki bahwa perempuan dilibatkan dalam Kelurahan Siaga Kalibening bukan karena mereka perempuan, melainkan karena mereka memiliki keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman dalam kegiatan kemasyarakatan di bidang kesehatan. Selain itu, berdasarkan pada Analisis Harvard, para kader perempuan mengambil keputusan sendiri atas apa yang harus mereka laksanakan sebagai kader Kelurahan Siaga Kalibening. Oleh karena itu, para kader berusaha untuk saling menggantikan apabila ada salah satu kader yang tidak dapat menjalankan tugasnya. Bahkan, ada kalanya tugas kader dilaksanakan oleh kerabat perempuannya yang bukan kader. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa terjadi upaya untuk memperbaiki posisi perempuan secara relatif terhadap laki-laki, yaitu perempuan tidak lagi hanya menjadi obyek (penerima keputusan) atas hal-hal yang diputuskan oleh laki-laki. Hal tersebut mengandung beberapa makna.

Makna pertama, perbaikan posisi perempuan secara relatif terhadap laki-laki berarti bahwa walaupun perbaikan tersebut terjadi di Kelurahan Siaga Kalibening yang merupakan media pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, tidak serta merta terjadi hal yang sama di semua aspek kehidupan dan bidang pembangunan. Kedua, berdasarkan sudut pandang Longwe, pemberdayaan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening telah mencapai level positif, yang ditandai dengan keterlibatan perempuan secara aktif di lembaga tersebut dan terjadinya perbaikan posisi perempuan secara relatif terhadap laki-laki. Ketiga, modal sosial yang mengikat yang ditunjukkan dengan kemauan kaum perempuan, walaupun bukan kader, untuk saling menggantikan menjalankan tugas kader menunjukkan bahwa telah tercapai level

Page 75: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

183

yang lebih tinggi daripada level positif Longwe, yakni tercapainya level kelembagaan Kelurahan Siaga Kalibening.

Strategi

Dari pemaparan pada Subbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa meskipun pemberdayaan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening telah mencapai level pemberdayaan yang positif menurut kerangka analisis Longwe, tetapi masih terdapat permasalahan dan hambatan yang memerlukan pemecahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Selain beberapa permasalahan yang mungkin muncul yang telah disebutkan pada Subbab sebelumnya, masih ada permasalahan lain sebagaimana dituturkan para kader dan warga berikut.

“Mriki sing angel banget niku pados kader enggal. Lanang wedok sami mawon. Angel kabeh. Padahal nggih pun sami disanjangi nek manfaate luwih akeh timbang mudarate.”(Kustianah)46

(Mencari kader baru sulit. Laki-laki dan perempuan, sama sulitnya. Padahal, sudah diberitahu bahwa lebih banyak manfaatnya daripada ruginya.)

“Nek ibu-ibu alesane repot, bapak-bapak alesane ya repot. Padahal nak dipikir repote, awake dhewe ya repot ya. Sami-sami gadhah anak bojo. Enten sing alesane ajrih, sing boten saged. Nek belajar kan suwe-suwe ya isa.”(Wiwik Purwantini)47

(Ibu-ibu dan bapak-bapak beralasan repot. Padahal, kalau dipikir, kita juga repot. Kita juga sama dengan mereka, mempunya anak dan suami. Ada yang beralasan takut atau tidak bisa. Kalau mau belajar, semakin lama akan bisa.)

46 FGD pada tanggal 22 September 2012. 47 FGD pada tanggal 22 September 2012.

Page 76: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

184

“Sing kula pikir niku, terus mbesok nek sing ngeten-ngeten niki pun sami sepuh, pripun. Lha wong remajane wae ya ra mlaku. Karang taruna mriki kan blas boten mlampah. Paling pemuda Anshor niku tesih enten pengaosan.”(Sri Suparti)48

(Saya berpikir, kelak, kalau kami ini sudah tua, bagaimana? Karena remajanya juga tidak aktif. Karang Taruna di sini sama sekali tidak ada aktivitas. Hanya Pemuda Anshor yang masih mengadakan pengajian.)

“Mungkin kudune cah-cah SMP-SMA kuwi dijak.”(Nuraeni)49

(Barangkali, seharusnya remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA diajak ikut kegiatan Kelurahan Siaga.) “Berarti kudune posyandu, posbindu kuwi sore.”(Ismiyati)50

(Berarti, posyandu dan posbindu seharusnya dilaksanakan sore hari.)

“Ya ra papa, nek wis mlaku lak bocah-bocah kuwi isa gantian karo awake dhewe. Bocah-bocah kuwi kan isa ngrewangi nyathet-nyathet. Ya cah lanang ya cah wedok. Suwe-suwe lak pinter isa dadi kader.”(Sholikhah)51

(Tidak masalah, kalau sudah berjalan, remaja-remaja itu bisa bertugas bergantian dengan kita. Mereka bisa membantu mencatat. Baik remaja perempuan maupun laki-laki. Kalau sudah terbiasa, mereka bisa menjadi kader.)

“Sing wis lulus sih nganggur kuwi ya dijak. Malah pinter-pinter kuwi wong dho lulusan SMA. Wong aku sing lulus SMP wae isa kok.”(Nuraeni)52

48 FGD pada tanggal 22 September 2012. 49 FGD pada tanggal 22 September 2012. 50 FGD pada tanggal 22 September 2012. 51 FGD pada tanggal 22 September 2012. 52 FGD pada tanggal 22 September 2012.

Page 77: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

185

(Yang sudah lulus tetapi masih menganggur itu sebaiknya diajak. Mereka malah lebih pinter karena lulusan SMA. Saya yang lulusan SMP saja bisa.)

Bahwa mencari kader laki-laki sangat sulit, hal tersebut diakui oleh bapak-bapak yang bukan kader Kelurahan Siaga.

“Ning nek bapak-bapake pancen angel. Sing nganggur-nganggur niku nggih boten purun kok. Padahal Kelurahan niku nek enten warga sing tumut acara ten Kota mesthi nyangoni jane.”(Tri Utomo)53

(Bapak-bapak memang sulit diminta menjadi kader. Yang tidak bekerja juga tidak bersedia. Padahal, kalau ada warga yang mengikuti acara pemerintah di Kota, Kelurahan selalu memberi uang saku.)

“Kula ngoten jane nggih purun tumut dados kader. Wong ragil kula sampun lulus SMA. Nanging nggih niku, nek enten acara enjang jelas boten saged. Paling-paling acara sonten napa Minggu. Nyambut damel sareng-sareng ibu-ibu nggih boten napa-napa ta. Wong kesehatan niku sedaya butuh, boten namung ibu-ibu. Tur tiang kathah kok, sing boten angsal niku lak nek namung tiang kaleh piyambakan.”(Siswanto,47 tahun)54

(Sebenarnya, saya bersedia menjadi kader. Anak bungsu saya sudah lulus SMA. Tetapi, kalau ada acara pagi, saya pasti tidak bisa mengikuti. Saya bisa ikut kegiatan kalau dilaksanakan sore atau hari Minggu. Bekerja sama dengan ibu-ibu, bagi saya tidak masalah. Karena semua orang membutuhkan kesehatan, bukan hanya ibu-ibu. Selain itu, saya bekerja bersama orang. Yang tidak diijinkan adalah apabila hanya laki-laki dan perempuan bukan muhrim hanya berdua di tempat yang sepi.)

Oleh karena itu, perlu dirumuskan strategi untuk menunjang kegiatan pemberdayaan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening berdasarkan sudut pandang gender. 53 FGD pada tanggal 29 September 2012. 54 FGD pada tanggal 29 September 2012. Yang bersangkutan adalah Ketua RT 2 RW 2 di Kelurahan Kalibening. Yang bersangkutan bukan kader Kelurahan Siaga.

Page 78: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

186

Berkaitan dengan strategi pemberdayaan perempuan, strategi yang diusulkan dalam penelitian ini merupakan pengembangan atas strategi pemberdayaan perempuan yang diusulkan oleh Ife (1995) dan Gunawan Sumodiningrat dalam Nugroho (2011). Ife (1995) mengusulkan tiga strategi yang dapat dilakukan untuk mengalirkan power terhadap disadvantage yakni melalui:

a. kebijakan dan perencanaan (policy and planning);

b. aksi politik dan sosial (social and political action); dan

c. pendidikan dan peningkatan kesadaran (education and consciousness raising).

Meskipun pada prinsipnya sama dengan Ife, Gunawan Sumodiningrat dalam Nugroho (2011) menekankan pentingnya pemihakan terhadap perempuan daripada laki-laki. Gunawan Sumodiningrat menyatakan bahwa untuk melakukan pemberdayaan perlu tiga langkah yang berkesinambungan yaitu:

a. pemihakan, artinya perempuan sebagai pihak yang diberdayakan harus dipihaki daripada laki-laki;

b. penyiapan, artinya pemberdayaan menuntut kemampuan perempuan untuk dapat mengakses, berpartisipasi, mengontrol, dan mengambil manfaat; dan

c. perlindungan, artinya memberikan proteksi sampai dapat dilepaskan.

Dalam upaya pemberdayaan perempuan, ketiga tahapan tersebut harus dapat dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, karena ketiga hal tersebut saling terkait satu sama lain.

Sebagai pengembangan atas kedua usulan tersebut, strategi pemberdayaan perempuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah strategi pemberdayaan perempuan berbasis gender. Strategi ini menekankan pentingnya pemihakan, penyiapan, dan perlindungan terhadap kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki sehingga

Page 79: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

187

tidak ada pihak yang mengalami subordinasi. Strategi ini mencakup tiga hal, yaitu:

a. pemihakan dan perlindungan terhadap kesetaraan kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki;

b. penyiapan masyarakat untuk mengakses, berpartisipasi, mengontrol, dan mengambil manfaat; dan

c. memperkuat manajemen Kelurahan Siaga.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD), hambatan dan peluang yang ada dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening adalah sebagai berikut.

a. Hambatan

1) Sulitnya mencari kader baru.

2) Sulitnya mencari kader laki-laki

3) Jumlah kader perempuan dan kader laki-laki tidak seimbang sehingga berpotensi menimbulkan diskriminasi gender.

4) Terbatasnya dana operasional.

5) Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah.

6) Karang Taruna sebagai organisasi pemuda di Kelurahan belum mampu menggerakkan remaja untuk aktif berorganisasi.

7) Sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh sehingga berpenghasilan rendah.

8) Usaha sawah bengkok tidak selalu dapat diharapkan hasilnya.

9) Kader tidak terbiasa dengan kegiatan administrasi.

b. Peluang

1) Sebagian penduduk Kelurahan Kalibening bekerja sebagai wirausaha sehingga tidak terikat jam kerja.

2) Hubungan kekerabatan yang masih kuat di antara anggota masyarakat Kelurahan Kalibening.

Page 80: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

188

3) Jumlah remaja di Kelurahan Kalibening cukup besar.

4) Pendanaan melalui APBD Kota Salatiga.

5) Adanya usaha persewaan alat pesta dan sawah bengkok.

6) Di wilayah Kelurahan Kalibening terdapat SMKN 3 Salatiga yang mengembangkan jurusan pertanian.

7) Di wilayah Kelurahan Kalibening terdapat paguyuban petani organik Qoriyah Thoyibah.

Selain hambatan dan peluang, juga diperoleh kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk menunjang kegiatan pemberdayaan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening, berdasarkan sudut pandang gender, sebagai berikut.

1) Kader berbagi keterampilan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan dengan masyarakat di sekitarnya melalui acara pengajian ibu-ibu maupun bapak-bapak dan arisan.

2) Kader melibatkan remaja laki-laki dan perempuan dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan, seperti Posbindu.

3) Terlibat aktif dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.

4) Mengembangkan usaha persewaan alat pesta.

5) Menjalin kerja sama dengan SMKN 3 Kota Salatiga.

6) Memaksimalkan pemanfaatan sewa bengkok dengan penerapan pertanian organik.

7) Pengolahan sampah organik untuk mendukung pertanian organik.

8) Pelatihan pemeriksaan kesehatan untuk kader laki-laki.

Dari hambatan, peluang, dan usulan yang disampaikan peserta FGD, dapat disusun strategi untuk menunjang kegiatan pemberdayaan perempuan dalam Kelurahan Siaga Kalibening, berdasarkan sudut pandang gender, sebagai berikut.

Page 81: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Kelurahan Siaga Kalibening

189

a. Pemihakan dan Perlindungan, dengan kebijakan sebagai berikut.

1) Meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening.

2) Mendorong Pemerintah Kota dan DPRD Kota untuk mengembangkan perencanaan pembangunan yang responsif gender.

3) Terlibat secara aktif dalam kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat Kelurahan.

4) Memperkuat bridging social capital dengan meningkatkan kerja sama dengan pihak eksternal.

b. Penyiapan masyarakat untuk mengakses, berpartisipasi, mengontrol, dan mengambil manfaat dengan kebijakan sebagai berikut.

1) Memperkuat bounding social capital.

2) Memperluas peningkatan kesadaran kritis di semua peran bagi perempuan maupun laki-laki.

3) Melibatkan remaja dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Kalibening.

4) Membuka peluang seluas-luasnya kepada perempuan maupun laki-laki untuk memiliki akses maupun kontrol terhadap sumber daya dan manfaatnya, baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan pada umumnya.

c. Memperkuat manajemen Kelurahan Siaga Kalibening dengan kebijakan sebagai berikut.

1) Mengembangkan mekanisme pendataan dan pelaporan hasil kegiatan melalui formulir isian data yang berdasarkan jenis kelamin dan rukun tetangga (RT).

2) Meningkatkan ketersediaan data dan informasi gender secara berkesinambungan untuk mengetahui isu gender dan upaya untuk mengatasinya.

Page 82: BAB V ANALISIS GENDER TERHADAP KELURAHAN SIAGA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5160/6/T2_092012005_BAB … · Kelurahan Siaga ini, ... Keputusan Menteri Kesehatan RI No

Analisis Gender Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dalam Kelurahan Siaga

190

Ketiga strategi tersebut saling berkaitan dan menyangkut relasi antara perempuan dan laki-laki. Berbagai strategi tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan peran Kelurahan Siaga Kalibening dalam memberdayakan masyarakat, memberdayakan perempuan sebagai bagian dari masyarakat, dan pencapaian kesetaraan gender dalam pembangunan di bidang kesehatan yang diharapkan juga berdampak pada kesetaraan gender dalam pembangunan pada umumnya.