bab lima ekonomi rumah tangga papalele...111 bab lima ekonomi rumah tangga papalele pengantar bab...

44
111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka mengandalkan hasil berjualan, mes- kipun kadang-kadang keuntungan tidak sesuai atau bahkan tidak diperoleh sama sekali. Jika barang dagangan tidak habis terjual, mereka berusaha agar paling tidak uang yang digunakan sebagai modal bisa kembali. Modal ini kemudian diputar pada hari berikutnya, tetapi kadangkala uang modal pun tidak diperoleh. Meskipun demikian, para papalele telah mengan- tisipasi keadaan dengan menyiapkan dana cadangan. Dana cadangan ini dihimpun dari sebagian hasil keuntungan pada penjualan hari-hari sebelumnya. Keuntungan berjualan dipergunakan untuk menambah modal, dan antisipasi jika dagangan sepi pembeli, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga. Sifat antisipatif ini dilakukan secara turun temurun para papalele dalam mengge- luti dunia usaha, sehingga usaha tetap bertahan. Pemanfaatan dana cadangan tersebut utamanya untuk kelangsungan usaha.

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

111

Bab Lima

Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar

Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka mengandalkan hasil berjualan, mes-kipun kadang-kadang keuntungan tidak sesuai atau bahkan tidak diperoleh sama sekali. Jika barang dagangan tidak habis terjual, mereka berusaha agar paling tidak uang yang digunakan sebagai modal bisa kembali. Modal ini kemudian diputar pada hari berikutnya, tetapi kadangkala uang modal pun tidak diperoleh. Meskipun demikian, para papalele telah mengan-tisipasi keadaan dengan menyiapkan dana cadangan. Dana cadangan ini dihimpun dari sebagian hasil keuntungan pada penjualan hari-hari sebelumnya.

Keuntungan berjualan dipergunakan untuk menambah modal, dan antisipasi jika dagangan sepi pembeli, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga. Sifat antisipatif ini dilakukan secara turun temurun para papalele dalam mengge-luti dunia usaha, sehingga usaha tetap bertahan. Pemanfaatan dana cadangan tersebut utamanya untuk kelangsungan usaha.

Page 2: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

112

Jika kondisi terdesak maka kebutuhan konsumsi keluarga di-ambil dari hasil kebun seadanya. Sikap antisipatif yang dilaku-kan para papalele ini memungkinkan mereka dan keluarganya tidak begitu merasakan kesulitan konsumsi.

Dari delapan belas informan, ada empat orang informan yang suami mereka bekerja sebagai pegawai golongan kecil dan pensiunan. Sudah bisa diduga dengan pekerjaan seperti ini tentu memiliki penghasilan yang relatif kecil untuk membiayai berbagai kebutuhan hidup keluarga. Keterbatasan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga menjadi tantangan tersendiri, sehingga menjadi papalele adalah pilihan menopang ekonomi ke-luarga.

Sementara enam dari sebelas informan harus berjuang mencari nafkah sebagai orang tua tunggal tanpa suami. Tiga informan suami meninggal dunia dan tiga lainnya mengakhiri ikatan perkawinan (cerai). Mereka tidak putus asa untuk ber-usaha karena keluarga harus tetap dinafkahi. Tanggung jawab ini memang terasa berat bagi mereka, tetapi tidak membuat mereka berpasrah diri mengatasi tuntutan dan kesulitan hidup.

Aktivitas papalele secara umum didominasi perempuan yang umumnya adalah ibu rumah tangga. Walaupun demikian pekerjaan rumah tangga tetap menjadi kewajiban yang harus diselesaikan, meskipun sebagian waktu dihabiskan di luar rumah berjualan. Agar pekerjaan rumah tangga tidak terbeng-kalai, pembagian kerja antar anggota keluarga merupakan hal penting yang dilakukan. Dengan membagi tugas antar anggota rumah tangga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga. Pada sisi lain anak-anak turut dibekali dengan pengalaman dan pengetahuan tentang hidup berkeluarga.

Page 3: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

113

Tidak berlebihan jika kemudian penulis dalam bab ini fokus pada situasi ekonomi rumah tangga keluarga papalele. Kesulitan ekonomi keluarga merupakan gambaran dan eksistensi mereka untuk menjadi dan mempertahankan usaha agar tetap berlangsung.

Situasi Ekonomi Keluarga

Pendapatan alternatif keluarga hanya bisa diperoleh dari hasil kebun keluarga. Karena itu, papalele merupakan sumber pendapatan tambahan. Untuk mendukung ekonomi keluarga, kepemilikan kebun ditanami dengan tanaman produktif sehing-ga menjadi sumber penghasilan keluarga. Umumnya masyarakat pedesaan di Maluku setiap keluarga memiliki pekarangan yang dimanfaatkan menanam tanaman yang berupa kebun (dusun) di hutan, yang letak dan jarak dari rumah antara dua sampai tiga kilometer bahkan kadang lebih. Luas kebun yang dimiliki hanya sebesar satu sampai dua hektar. Demikian halnya dengan para informan dalam penelitian ini, lima belas keluarga infor-man memiliki kebun. Tidak berarti bahwa hanya mereka yang bertani saja yang mengusahakan kebun, tetapi juga mereka yang pegawai selepas tugas pokok di kantor turut mengelola kebun. Karena umumnya setiap keluarga itu sudah sejak lama memiliki tanah dan kebun sebagai peninggalan orang tua atau marga (keluarga besar) secara turun-temurun.

Hasil pendapatan dari kebun untuk membiayai kebutuhan sekolah dan kehidupan hari-hari. Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya sekolah anak-anak merupakan bagian yang diperoleh dari hasil kebun dan hasil papalele. Simak saja latar belakang kehidupan keluarga salah satu informan: mama Tine’ dan suaminya George Salamena (69 tahun). Mereka telah dikaruniai tujuh orang anak. Lima di antaranya telah bekerja

Page 4: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

114

dan berkeluarga. Kelima anak ini telah menetap dengan keluarga masing-masing. Hanya satu anak yang telah berkeluarga dan masih menetap bersama mereka. Anak mereka yang bungsu masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di kota Ambon. Untuk menambah dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka mengandalkan hasil kebun (dusun) warisan orang tua. Tentu sebagai aset keluarga pengelolaan dan pemanfaatannya harus tetap terjaga dan terpelihara bukan saja untuk mereka tetapi juga dapat diterus-kan kepada generasi berikutnya.

Pendapatan suami terbatas yang menyebabkan mereka menjadi papalele. Keterbatasan penghasilan dari pekerjaan suami menjadi faktor pendorong untuk menjadi papalele. Jaminan penghasilan sebagai pegawai negeri sipil atau pensiunan pada dasarnya sangat terbatas dan tidak cukup diandalkan untuk membiayai keperluan hidup dan berbagai kebutuhan keluarga lainnya. Keadaan itu diungkapkan oleh salah seorang informan “mama Le” di satu waktu ketika situasi keluarga sangat membutuhkan biaya. “ose bisa papalele ka seng? tau to, abis beta pung dasar gaji kacil ni” (kamu bisa berjualan atau tidak? karena gaji pokok yang diterima ini sangat kecil). Kalimat ini terucap dari sang suami. Ajakan sang suami ketika itu masih terekam kuat dalam benaknya, sehingga ia pun turut merasakan keprihatinan sang suami. Apa yang dilihat dan dirasakan kemudian menjadi daya dorong untuk menjadi papalele. Apalagi dengan berjalannya waktu, keadaan pun berubah semenjak keluarga mulai merasa-kan bahwa penghasilan yang ada tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Sehingga menjadi papalele adalah pilihan pekerjaan yang sangat mungkin dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga.

Page 5: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

115

Ketika papalele berjualan, ada resiko mereka tidak mendapat untung. Para informan sangat menyadari bahwa keadaan keuangan keluarga sangat terbatas. Hasil berjualan tidak selalu mendapat untung, kadang-kadang harus menerima kerugian akibat tidak laku/ tidak terjual. Jika saja modal awal dapat kembali sudah sangat menyenangkan. Rata-rata keuntungan papalele per hari antara Rp 50.000 sampai Rp 150.000. keuntungan ini yang kemudian harus dialokasikan untuk berbagai keperluan. Salah dalam mengalokasikan keuntungan tersebut, kemungkinan besar kebutuhan lain tidak dapat dipenuhi, bahkan terkadang modal yang sudah disisipkan pun akan dipakai untuk keperluan sehari-hari.

Menjadi papalele membutuhkan keberanian mengambil resiko. Kesulitan keuangan tidak hanya terjadi untuk meme-nuhi kebutuhan makan minum keluarga, tetapi juga terjadi pada usahanya. Pergulatan keras mencari penghasilan kadang-kadang membutuhkan keberanian dan resiko. Apapun bentuk usaha, untung atau rugi selalu menjadi bagian dalam perjalanan kegi-atan itu. Demikian halnya dengan ‘mama Yoke’, tidak selama-nya papalele yang dilakukan mendapatkan keuntungan, kadang juga mengalami kerugian, kalaupun modal bisa kembali itu sudah merupakan kebahagian. Setidaknya dengan kembalinya modal, maka di hari berikutnya ia masih tetap dapat berjualan. Keadaan tersebut disampaikan:

“…ada yang kadang-kadang katong rugi, ia kadang-kadang seng dapa modal bale… ia, seng laku, beso baru katong jual…. katong punya te, resiko katong tanggung sandiri.. dapat yo paling kacil 10 ribu, paling basar 50, 60 kadang-kadang bisa 100… ia, lah seng tiap hari tu sama… mo bali makang kadang-kadang bali makan for di rumah… voor dapur… bagi te, kadang-kadang beta untung barang 30 ribu beta musti angka ana ampat

Page 6: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

116

punya harga uang oto skola”. – (terkadang kami rugi bahkan modal tidak kembali karena tidak laku terjual. Keesokan harinya dijual lagi. Itu kami punya resiko dan harus ditanggung sendiri. Kalaupun keuntungan didapat paling kecil Rp. 10.000, paling besar Rp 50.000 – Rp 60.000 bahkan bisa mencapai Rp. 100.000. tetapi tidak tiap hari seperti itu. Kemudian sebagian keuntungan dibagi untuk membeli kebutuhan untuk makan. Kalau misalnya ada keuntungan Rp 30.000, saya harus menyi-sihkan sebagian biaya transport mobil angkutan umum untuk anak-anak ke sekolah).

Para papalele memanfaatkan hasil kebun untuk

kebutuhan konsumsi sehari-hari, jika hasil usaha mengalami kerugian. Memanfaatkan sumber-sumber lokal untuk keperluan keluarga selalu diutamakan jika kondisi keuangan keluarga sangat darurat. Terlebih ketika hasil berjualan tidak mendapat untung. Karena itu, bagi sebagian masyarakat Hatalai hutan dan kebun di sekitar mereka sangat memberikan faedah dan manfaat, karena hasil kebun/dusun dapat dipakai tatkala terjadi kekurangan kebutuhan konsumsi. Karena itu para informan mampu mendayagunakan lingkungan alam sekitarnya (hutan dan kebun), diolah dan dijadikan sebagai barang yang mudah diuangkan (likuid).

Para papalele, pada umumnya menghindari belas kasihan dan bergantung pada orang lain. Mandiri atau tidak bergantung pada belas kasihan pihak lain adalah ciri keluarga-keluarga informan. Mereka memang tidak pernah mau meng-gantungkan kehidupan mereka pada pihak atau keluarga lain. Walaupun dalam kondisi kekurangan, mereka selalu berusaha agar tidak menjadi beban pihak lain. Bagi mereka dengan berusaha mandiri tidak memerlukan dukungan, perhatian dan apalagi bantuan. Lebih dari itu, bagi mereka dengan mandiri,

Page 7: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

117

maka ketergantungan pada pihak lain tidak akan terjadi. Mengingat ketergantungan pada pihak lain akan dengan mudah mempengaruhi keberadaan keluarga. Sebagaimana penuturan salah satu informan:

…katong bajual tuh.. artinya katong pung dalang rumah tuh seng rasa kata ada kekurangan yang katong musti loko lalu pikir isa eee.. sang beso baru beta pi ambong ..sang lusa baru beta pi ambong....kah.. katong titip kah... cukup sulit jua atau katong pi minta di orang katong malu pa...jadi kalo setiap hari pa...tadi nih katong bali gula sadiki..deng ikang eso katong bali baras sadiki jadi seng ada kekurangan yang katong temui dalam katong pung dapor pa... dia pung kesenangan yang katong tarima kalo macang... ada untuk mencukupi katong pung keluarga.. jadi ya.. mau bilang akang mangkali su biasa par katong pung keluarga1. – (Kita berjualan, artinya dalam rumah kita tidak merasa terdapat kekurangan yang harus dipikir, apakah besok harus ke Ambon (baca; papalele) atau lusa baru akan pergi? ataukah bahan jualan harus dititip bagi teman? Cukup sulit lakukan itu, apalagi harus meminta sesuatu ke orang lain, kita akan malu. Jadi kalau bisa setiap hari papalele; hari ini bisa membeli sedikit gula, beras atau ikan sedikit besoknya, pasti tidak ditemui dapur kita ada berkekurangan. Papalele ada kesenangannya ketika kita menerima bahwa ada saja yang mencukupi kebutuhan bagi keluarga. Jadi papalele telah terbiasa bagi keluarga kita).

Merasakan betapa berat pekerjaan. ‘Mama Le’ menutur-

kan bahwa, memang pekerjaan itu sangat membebani dan terasa berat, tetapi karena tanggung jawab kepada keluarga tidak mungkin bisa dihindari dan harus tetap bertahan. Setiap hari sejak subuh sudah meninggalkan rumah dan pulang baru

1 Wawancara dengan Elisabeth Alfons (52 tahun), tanggal 08 November 2008.

Page 8: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

118

menjelang malam. Itupun tidak cukup, setelah tiba di rumah pekerjaan rumah tangga pun harus diselesaikan. Karena itu, bagi ‘mama Le’ keluarganya akan tetap merasa nyaman dan tidak merasa khawatir berkekurangan dalam memenuhi kebutuhan, kalau ia papalele. Lebih lanjut menurut ‘mama Le’, semua yang diperlukan walaupun sedikit tetap tersedia dan tercukupi. Kekurangan kebutuhan sedapat mungkin selalu dihindari. Dengan begitu mereka tidak sampai harus bergantung pada pihak lain, atau hanya bisa mengharapkan bantuan. Jika sampai harus bergantung dan mengharapkan bantuan orang lain, maka kondisi demikian sangat memalukan, akunya. Baginya kalau sehari saja papalele tidak dilakukan maka Ia akan lebih merasa malu, oleh karena untuk membeli kebutuhan makan, dan barang yang akan dijual harus dititip ke teman lain. Baginya dengan papalele, paling tidak setiap hari bisa membeli beberapa kebutuhan dapur keluarga seperti beras, gula, atau ikan, walaupun memang terbatas, tetapi tetap tersedia. Walaupun sedikit, kalau semua kebutuhan itu bisa dipenuhi setiap hari maka ada kepuasan tersendiri.

Mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ketekunan, setia, pantang menyerah, jujur dan tetap berdoa kepada Sang Pencipta untuk meminta kekuatan dan berkat adalah prinsip hidup. Itulah makna hidup yang selalu dilakoni ‘mama Yoke’ dalam kesehariannya. Bukan saja sepeninggal sang suami, tetapi sudah menjadi filosofi kehidupan pribadinya sejak lama. Lahir di tahun 1954 dari empat bersaudara, ‘mama Yoke’ mulai bertumbuh menjadi anak-anak desa yang merindukan masa depan lebih baik. Namun dalam kenyataannya, cita-citanya itu tidak bisa terwujud karena keter-batasan penghasilan orang tua. Ayahnya hanya bekerja sebagai pegawai gereja di desanya dan terkadang serabutan sebagai

Page 9: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

119

buruh bangunan (tukang), sementara sang ibu hanya papalele seadanya. Kondisi keterbatasan penghasilan kedua orang tua dengan pekerjaan seperti itu membuat ‘mama Yoke’ tidak ingin lagi melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Jalan pintas pun diambilnya; berhenti sekolah. Menurutnya terkadang apa yang menjadi kebutuhan sekolah tidak bisa terpenuhi sehingga ia hanya bisa menerima kenyataan tersebut, dan memutuskan menghentikan pendidikan di kelas dua Sekolah Menengah Pertama (SMP)2.

Mengelola uang hasil jualan guna mengantisipasi agar keluarga tidak mengalami kekurangan uang pada waktu-waktu tertentu, sehingga sebagian hasil penjualan disisihkan. Cara seperti ini bagi para papalele, umumnya tidak berbeda. Semua informan dalam penelitian ini selalu menggunakan cara demi-kian untuk mengantisipasi dan berjaga-jaga jika satu waktu tertentu mereka membutuhkan uang dadakan. Bahwa mereka dalam keseharian tergolong terbatas, tetapi selalu ada sifat anti-sipatif terhadap kondisi. Sikap dan strategi antisipatif ini tidak hanya dilakukan dalam bentuk penyediaan cadangan uang tunai, tetapi juga dalam bentuk penyediaan barang natura seperti beras, gula, sabun, daun teh, dan beberapa kebutuhan dapur lainnya. Mereka melakukannya, karena sadar bahwa pada saat tertentu pasti terjadi kelangkaan uang maupun barang konsumsi. Pada saatnya jika kondisi demikian itu terjadi, tidak membuat mereka mengalami kesulitan yang bukan tidak mungkin akan jauh lebih berat.

Belajar pengelolaan uang dari pengalaman sebelumnya yang tidak teratur. Proses antisipasi kekurangan uang dan barang konsumsi rumah tangga diperhitungkan dari hasil

2 Wawacara dengan Yoke Yohanna de Fretes (54 thn), tanggal 21 April 2009.

Page 10: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

120

penjualan. Sikap dan tindakan itu adalah bagian dari proses rasionalitas yang dibentuk oleh pengalaman sebelumnya. Bahwa tindakan yang dilakukan, berawal dari satu situasi yang sebelumnya telah terjadi, membuat munculnya pemikiran itu. ‘Mama Le’3 adalah salah satu informan yang menceritakan bagaimana tindakan antisipatif itu dilakukan:

beta pake uang 192 ribu paleng kacil voor bali, deng bagitu paling tinggi tadi beta su hitung kalo lemon pung uang bale bisa dapat 45 ribu, lalu mangga tu balong laku, kalo jual 10 ribu beta masih dapat 30 ribu dari dalam sedangkan talor tu kembali semua, mo jual 50 ribu dap alai 50 ribu, mo jual eceran juga pa.. (ditawar ke anak sekolah - ade nyong salak yang dimuka tu 5 ribu ade - sementara wawancara berhenti… kasiang ade, oma bukang pung salak nih, kalo oma pung salak oma kasih).. satu hari akang dapa 150 kan kalo beta dapat 150 beta cuma angka 50 simpang sa, mo uang balanja beso seng kore lai to. Jadi yang 100 tuh mangkali kasih par ana pung harga oto. Marlen pung harga oto itu, jadi Marlen pung uang oto pa.... itu tuh.... rely pung uang par bali bensin par motor toh.. par dia turun nae, itu dari 100 ribu itu jadi marlen jata 20 ribu... lalu Rely tuh 15 ribu pa... voor beli bensin to. dua hari satu kali, sa minggu dia tiga kali minta uang par bali bensin... ada kadang-kadang seng dapa pa, la ada labe bali dapor pung isi te. – (saya menggunakan uang paling kecil Rp 192.000 untuk membeli bahan untuk dijual. Dengan uang itu saya sudah memperhitungkan kalau buah jeruk akan kembali Rp 45.000, buah Mangga berlum terjual – dijual Rp 10.000 per buah, akan kembali Rp. 30.000, sementara telur ayam negeri dengan menjual Rp 50.000 akan mendapat Rp 50.000 juga. Semua dijual secara eceran. Satu hari saya bisa mendapat keuntungan Rp. 150.000. kemudian dari hasil itu, saya menyisihkan Rp. 50.000. uang ini disimpan saja, karena modal belanja untuk besok hari tidak di-

3 Wawancara dengan Elisabeth Alfons (52 tahun), tanggal 08 November 2008.

Page 11: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

121

pakai, kemudian selebihnya yang Rp 100.000 dibagi untuk biaya transportasi sekolah anak Rp 20.000, uang bensin motor anak yang lain Rp 15.000 setiap dua hari sekali, atau seminggu dia mendapat jatah tiga kali, bahkan terkadang tidak mendapat sama sekali. Selebihnya untuk membeli kebutuhan dapur atau untuk makan).

Membagi dan mengalokasikan uang hasil berjualan sesuai

pemanfaatannya merupakan cara mengelola uang hasil jualan. Situasi di atas terjadi saat saya sementara mendampingi ‘mama Le’ berjualan. Sambil berjualan, sesekali wawancara dilakukan untuk mendalami kegiatannya tanpa diketahuinya secara langsung. Dari pernyataan yang ia sampaikan membuktikan bahwa apa yang telah dilakukan berkenaan dengan hasil usaha setiap hari merupakan bagian untuk menyikapi jika sewaktu-waktu uang tidak lagi tersedia. Cadangan uang yang telah dipersiapkan kemudian dipakai dan dimanfaatkan untuk menu-tup kebutuhan biaya hidup.

Situasi ekonomi yang terbatas mendorong suami turut serta dalam pekerjaan rumah tangga. Suami dan anggota keluarga yang menyadari pentingnya menyelesaikan pekerjaan di rumah sesungguhnya tidak terpisahkan dari situasi yang membentuknya. Mereka sangat menyadari bahwa pekerjaan seperti itu harus ditinggalkan untuk beberapa saat karena istri harus berjualan mencari tambahan penghasilan. Tetapi tugas yang diterima tidak semata-mata hanya karena alasan eko-nomis, tetapi juga kesadaran yang sungguh bahwa anak-anak harus tetap mendapat perhatian orang tua. Dengan demikian ketika saling mengerti dan menerima pekerjaan itu adalah satu bentuk saling mendukung satu sama lain.

Page 12: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

122

Rumah para papalele sederhana menunjukkan bahwa surplus usaha tidak berlebihan. Hidup sederhana dan apa adanya menjadi ciri keluarga. Tidak dapat dihindari bahwa kesederhanaan keluarga-keluarga ini sangat nampak terlihat dari bentuk dan keberadaan rumah tempat tinggal. Kondisi rumah yang sederhana dan tidak berbeda sebagaimana bentuk rumah-rumah lain yang ada di sekitarnya. Seperti rumah keluarga Elias tidak terlalu besar, bentuk rumah terbagi atas dua bagian; bagian depan untuk ruang tamu dan dua kamar tidur, dan bagian belakang untuk ruang makan sekaligus dapur ke-luarga. Di ruang tamu lantai tidak menggunakan porselin (tegel), tetapi hanya dilapisi dengan semen. Ada dua set kursi tamu dari bahan plastik warna merah muda dan biru. Sementara di pojok ruang tamu bagian belakang ada meja kayu kecil yang di atasnya televisi ukuran 21 inci merek Digitec. Pada dinding bagian atas televisi, terpampang satu lukisan foto salah satu cucu mereka yang diperkirakan dilukis saat usianya berumur dua atau tiga tahun. Setelah saya menelusuri lukisan itu, ternyata ia adalah salah satu mahasiswa yang pernah studi di Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Kristen Indonesia Maluku-Ambon. Sejak kecil dia menetap dan diasuh keluarga Parera. Menurut beliau kini anak (cucu) tersebut telah bekerja sebagai pegawai negeri sipil di kota Dobo Kabupaten Kepulauan Aru Maluku.

Penghasilan Suami yang Terbatas

Suami para informan memiliki pekerjaan yang berbeda satu dengan yang lain. Pekerjaan sebagai petani ada enam orang. Konsentrasi pekerjaan ini hanya merawat dan mengelola berbagai tanaman yang diusahakan di dusun atau kebun milik sendiri. Tidak ada di antara mereka yang menjadi buruh tani

Page 13: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

123

karena setiap keluarga memiliki lahan dusun sendiri. Tanaman yang diusahakan adalah jenis tanaman umur panjang dan di antara setiap tanaman itu diselingi dengan jenis tanaman umur pendek. Bagi mereka, pemanfaatan tanah kosong di antara tanaman umur panjang merupakan langkah efisien sehingga tanah yang kosong juga terpakai dan tidak terbuang sia-sia.

Selain mereka yang bertani, ada empat orang suami yang tidak bertani, dua adalah pegawai negeri yang pada dasarnya memiliki pangkat dan golongan rendah, sementara dua orang yang lain hanya pensiunan. Walaupun memiliki pekerjaan, namun penghasilan yang diperoleh tidak selalu dapat diandal-kan untuk memenuhi berbagai keperluan rumah tangga. Se-hingga, baik yang bekerja sebagai pegawai maupun pensiunan, kadang-kadang sebagian waktu mereka digunakan untuk ke dusun dan kebun mengolah dan mengerjakan tanaman. Tambahan pekerjaan ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk menambah penghasilan keluarga. Upaya yang dilakukan merupakan tanggung jawab untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga dan membiayai berbagai keperluan sekolah anak-anak.

Menjadi pegawai sambil bertani secara sambilan. Mereka yang tidak secara spesifik bertani, kadang-kadang menggunakan waktu selepas jam kantor atau hari libur untuk ke hutan dan dusunnya. Perhatian keluarga ke hutan dan dusun bukan tanpa alasan, mereka memang juga memilikinya. Apalagi jika musim buah-buahan telah tiba, hasil kebun itu menjadi sumber penghasilan. Laki-laki menjadi papalele karena tidak ada peker-jaan lain yang tersedia sehingga papalele terpaksa dilakukan.

Dalam penelitian ini sebetulnya ada dua informan laki-laki yang terlibat sebagai papalele. Satu di antaranya sudah meninggal dunia ketika situasi kota Ambon sedang dilanda

Page 14: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

124

konflik, dia adalah Simon Wattimena 50 tahun4. Karena satu papalele telah meninggal, maka saat ini di Hatalai hanya ada satu laki-laki yang masih aktif menjadi papalele. Tata (61 tahun) demikian panggilannya, nama lengkapnya adalah Christian Tatipikalawan. Sebelum menjadi papalele, pekerjaan yang ditekuni adalah sebagai tukang besi, tukang parkir, kemudian bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal motor penangkap ikan Perusahaan Umum (Perum) Perikani Maluku, dan akhirnya papalele menjadi pekerjaan terakhir.

Umumnya kondisi tanah di setiap kebun milik keluarga para informan terbilang subur. Kesuburan tanah sangat terkait dengan lingkungan alam Hatalai yang berada di daerah pegunungan dengan kondisi tanah yang agak miring. Penduduk yang akan membangun rumah harus meratakan tebing tanah bercampur batu karang di dalamnya. Sementara di sekitar pemukiman penduduk dikelilingi oleh hutan lebat, baik yang

4 Menurut istrinya ‘mama Anci’ 58 tahun (wawancara tanggal 21 April 2009) yang bersangkutan mendapat musibah, tewas tertembak bersama empat korban lainnya pada 15 Mei 1999 saat kota Ambon sedang dilanda konflik. Kejadian itu berawal saat aksi demonstrasi dari salah satu kelompok komu-nitas menuju Markas Komando Militer Kodam XV Pattimura untuk menuntut pengusutan dan penuntasan adanya satu korban akibat pertikaian/kerusuhan. Demontrasi dengan jumlah massa yang cukup besar telah mengarah anarkis dan brutal sehingga terjadi kericuhan dan benturan fisik antara massa pendemo dengan aparat keamanan. Karena situasi yang tidak terkendali sehingga untuk menghalau massa aparat keamanan melepaskan tembakan. Saat kejadian itu Simon bersama sang istri sementara berjualan di salah satu pasar alternatif di kota Ambon yang kebetulan saja berdekatan dengan tempat tujuan para demonstran. Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan, tanpa disadari Simon terkena peluru dan ia jatuh terkapar. Simon sempat ditolong dan dilarikan ke rumah sakit, namun sayang jiwanya tidak dapat diselamatkan. Lihat juga Koran Kompas Minggu, 16 Mei 1999 (hal; 1&11); Koran Suara Maluku, Senin 17 Mei 1999 (hal 1&8); Koran Suara Maluku, Selasa 18 Mei 1999 (hal; 1), Majalah Tempo 24 Mei 1999.

Page 15: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

125

sudah dikelola maupun yang belum dikelola untuk kebun. Karena itu bagi sebagian masyarakat setempat, hutan-hutan yang berada di sekitarnya kemudian dijadikan sarana aktivitas dan sumber pekerjaan.

Memanfaatkan hutan untuk memperoleh pendapatan dari hasil hutan. Hampir dapat dipastikan sebagian orang di Hatalai ikut terlibat mencari hasil hutan dari dusun yang berada di sekitarnya. Hutan dan dusun yang dimiliki dan dikelola tidak hanya untuk mereka yang bermata pencaharian pokok sebagai petani. Tetapi juga mereka yang telah memiliki pekerjaan formal di kantor-kantor pemerintahan dan swasta, sebagai pekerjaan sampingan. Pada saat kondisi kebutuhan yang men-desak, dan tidak ada lagi barang lain yang bernilai, maka hasil hutan menjadi alternatif untuk dapat dijadikan uang. ‘Mama Yoke’ salah satu informan telah menunjukkan tanggung jawab-nya sebagai orang tua dengan memberikan uang yang seharus-nya dipakai untuk modal usaha. Modal hari berikutnya tidak lagi diperhitungkan, yang penting kebutuhan anak untuk biaya praktik di sekolah harus dicukupi. Dia tetap meyakini bahwa uang masih bisa didapatkan untuk hari berikutnya. Baginya biaya keperluan sekolah anak adalah yang utama.

Tanah yang dimiliki berasal orang tua sebagai warisan keluarga. Menurut George5, salah satu suami papalele, dusun milik orang tuanya telah dimiliki sejak zaman kolonial Belanda dijadikan sebagai sumber penghasilan keluarga. Hasil panen dusun biasanya dijual sendiri atau dijual kepada papalele lain yang membutuhkan. Sebagai dusun warisan, pengaturan dan pembagian tanah dilakukan oleh pemerintahan saat itu yang diberikan hak kepada setiap keluarga untuk mengelola sebidang

5 Wawancara tanggal 13 November 2008.

Page 16: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

126

tanah. Pengaturan itu yang memberikan kesempatan pada keluarga mereka mendapatkan hak tiga dusun yang masing-masing bernama; dusun Dati Usimoang, Wasemoni dan Wehuri. Besaran luas setiap dusun ini antara satu sampai dua hektar. Hasil kebun-dusun inilah yang diakui oleh George sangat membantu mencukupi kehidupan keseharian keluarga dan membiayai sekolah anak.

Membangun industri rumah tangga dari hasil kebun. Penghasilan dari mengolah buah pohon mayang (enau) cukup menjanjikan. Buah pohon ini oleh keluarga George diolah dalam bentuk penyulingan untuk menghasilkan produk turun-an yang dapat dijadikan bahan minuman tradisional lokal. Minuman yang dimaksudkan dikenal dengan nama ‘Sopi’6. Bagi masyarakat Hatalai (dan Maluku umumnya) minuman ini dikenal sebagai minuman yang mengandung alkohol. Dalam satu tahun, George dapat mengolah dua kali, karena setiap pohon membutuhkan waktu antara tiga sampai empat bulan untuk mengambil hasilnya. Satu sampai dua pohon mayang (enau), jika dikelola dapat menghasilkan empat sampai lima liter ‘sopi’ selama satu minggu. George menuturkan lagi bahwa setiap penyulingan hanya bisa menghasilkan sepuluh liter; biasanya dengan ukuran jerigen – satu jerigen berisi lima liter. Setelah mendapatkan hasil, Ia menjual dengan harga antara Rp 100.000 sampai dengan Rp 125.000 per lima liter. Lebih lanjut menurut George, minuman tersebut tidak dibawa ke pasar

6 “Sopi” (tuak) adalah minuman tradisional khas Maluku. Untuk menghasilkan “Sopi”, biasanya dilakukan proses penyulingan dari buah pohon mayang (enau) yang sudah matang. “Sopi” bagi sebagian masyarakat sering dijadikan untuk konsumsi yang berkaitan pula sebagai media untuk mempererat hubungan kekerabatan dan persaudaraan antar keluarga atau desa dalam acara-acara adat. Sering juga “sopi” dijadikan sebagai minuman pengganti minuman beralkohol lainnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Page 17: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

untuk dijual, tetapi biasanya ada orang atau pelanggan yang pada waktu tertentu akan datang untuk membeli.

Gambar 2.

Pohon Mayang (enau): buahnya dijadikan minuman Sopi (Piso.doc.2008)

Bagi informan, lahan kebun atau dusun adalah aset keluarga. Setiap keluarga informan memiliki aset dalam bentuk lahan kebun yang sering disebut dengan istilah dusun sebagaimana terlihat pada Tabel V. Dusun dati7, merupakan dusun yang diberikan kepada anggota masyarakat tertentu dari pejabat pemerintah di zaman kolonial Belanda. Karena itu Menurut F. Valenteinj dan Holleman F.D (Ziwar, 1987:115-

7 Dalam konteks masyarakat Maluku khusus di Maluku Tengah, tanah yang berada pada satu teritori/wilayah negeri (desa) tertentu harus dipahami dalam dua bentuk. Pertama, Ewang adalah tanah yang belum diusahakan dan digarap oleh tangan manusia, dan kedua Dusun; adalah tanah-tanah yang telah di-usahakan dan digarap oleh manusia. Sementara Dusun dati adalah dusun yang diberikan oleh negeri (desa) kepada satu persekutuan dati sebagai kompensasi atas pelaksanaan tugas-tugas dati tanpa upah (Ziwar, 1987:97-98).

127

Page 18: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

128

117), dati adalah adalah kerabat-kerabat (families) yang menjalankan tugas untuk hongi. Lebih lanjut dikatakan bahwa “dati adalah kesatuan wajib kerja (eenheid van dienstplicht) yang berkekuatan atau yang jumlah anggotanya rata-rata sebanyak 20 orang dan di antara mereka salah satu orang diangkat menjadi kepala dati”. Terkait dengan dusun dati ini, ada pengertian yang hidup di kalangan rakyat bahwa kebun atau dusun dati bukan hanya terbatas pada tanahnya atau tanamannya saja, tetapi tanah dengan semua tanaman yang ada di atas tanah itu bersama-sama (Ziwar, 1978:141-142). Pada dusun dati terdapat dua pihak sebagai pemilik, yaitu petuanan atau negeri sebagai pemilik atas tanahnya yang diatur berdasarkan hak petuanan negeri itu, dan persekutuan dati yang memiliki tanaman-tanaman yang tumbuh di atasnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa persekutuan dati dengan anak-anak tulung-tulung datinya hanyalah pemilik dari tanaman-tanamannya, tetapi terhadap tanahnya sendiri mereka hanya memperoleh hak pakai.

Gambar 3. Kebun atau dusun milik keluarga (Piso.doc.2008)

Page 19: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

129

Tanah-tanah dusun yang dimiliki dan dijadikan kebun terdapat berbagai jenis tanaman di atas tanah dusun. Kebun yang diusahakan memiliki beraneka tanaman, baik jenis tanam-an umur panjang maupun jenis tanaman umur pendek dengan berbagai jenis buah-buahan. Tanaman di setiap kebun selalu didominasi jenis tanaman umur panjang seperti cengkih (syzygium aromaticum/eugenia aromaticum), pala (myristica fragrans), duren (durio zibethinus), kelapa (jenis; arecaceae), langsat (lansium domesticum) dan enau (arengan pinnata). Namun tidak berarti hanya ada tanaman-tanaman umur panjang, mereka juga menanam, memelihara dan merawat tanaman umur pendek seperti nenas (ananas comosus/ananassa sativa), salak (salacaa edulis), rambutan (jenis-sapindaceae), manggis (garcinia mangostana) dan pepaya (carica papaya)8. Tanaman-tanaman tersebut merupakan sumber penghasilan keuangan keluarga. Lima belas dari delapan belas informan memiliki lahan kebun yang hasilnya dimanfaatkan bagi kehi-dupan keluarga. Dalam pengelolaannya, biasanya tanaman-tanaman ini diselingkan di antara tanaman-tanaman umur panjang. Tidak ada kebun yang khusus dipersiapkan untuk satu jenis tanaman tertentu.

Perawatan tanaman tidak saja diutamakan bagi tanaman umur pendek, tetapi perawatan juga bagi tanaman umur panjang. Tanaman kebun umumnya jenis tanaman umur panjang, yang harus tetap dirawat. Tanaman umur panjang biasanya tumbuh secara alami, walaupun demikian tanaman tersebut tetap dilindungi dan dirawat. Secara rutin kebun dikunjungi untuk dilihat apakah ada gangguan hama atau binatang liar yang menyerang tanaman. Perawatan khusus

8 Buah-buah dengan istilah latin dirujuk dari www.wikipedia.org. Dikunjungi tanggal 12 Mei 2010.

Page 20: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

130

hanya akan dilakukan menjelang musim panen. Sebelum masa panen, dusun dibersihkan dari rumput dan ilalang yang meng-ganggu di sekitar pohon. Kemudian di dekat atau sekitar dusun dibuat paparisa (rumah kecil). Paparisa biasanya dibangun di sekitar kebun yang digunakan sebagai tempat berisirahat dan berteduh dan melepas lelah, sambil mengawasi binatang-binatang liar atau orang lain yang mungkin saja akan mencuri. Di samping itu paparisa juga bisa dijadikan tempat sementara untuk menampung hasil panen buah atau sayuran sebelum dibawa ke rumah.

Karena itu, petani ladang atau petani sawah berbeda dalam mengelola lahan. Termasuk bertani buah-buahan yang dimiliki para informan. Petani sawah atau peladang, membu-tuhkan waktu yang relatif banyak dan secara terus menerus dirawat, dan dipelihara. Selain itu juga diperlukan penyaluran air (irigasi) untuk tanaman agar tanaman tidak mengalami kekeringan dan kendala pertumbuhan. Biaya yang dikeluarkan juga berbeda, petani ladang lebih mahal daripada petani buah-buahan. Dalam pengelolaan seperti itu pasti membutuhkan biaya yang relatif besar untuk membeli alat-alat bertani, bibit dan pupuk untuk pertumbuhan tanaman dan hasilnya. Semen-tara bertani buah-buahan praktis tidak memerlukan perhatian khusus dan biaya besar, karena tanaman tersebut berada di hutan tidak seperti petani sawah atau ladang. Tanaman dusun hanya memerlukan waktu yang relatif sedikit untuk merawat karena sangat tergantung dari proses alami dan musim buah yang berlaku, biasanya musim panen satu atau dua tahun sekali. Perawatan mungkin diperlukan saat akan panen sehingga rumput atau ilalang yang mengganggu dan berada dekat atau di sekitar tanaman harus dibersihkan. Selain itu, tanaman perlu

Page 21: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

131

sesekali dikunjungi untuk memastikan bahwa hasil yang akan dipanen pada waktunya tidak dirusak atau dicuri orang.

Hasil kebun tidak optimal karena cuaca tidak mendukung. Namun demikian tidak menyebabkan kerugian yang berbeda dengan usaha petani sawah. Ketidakstabilan perubahan cuaca dan curah hujan sangat berpengaruh bagi tanaman kebun sehingga hasil panen yang diharapkan tidak optimal. Dusun yang merupakan warisan orang tua, oleh George dikelola hingga kini bagi keperluan keluarga. Tidak banyak yang diha-rapkan dari dusun yang dimiliki, karena umumnya tanaman-tanaman produktif di dalamnya merupakan tanaman-tanaman umur panjang. Karena sifatnya tersebut, George dan keluarga hanya dapat mengambil hasil panen dari setiap tanaman ini rata-rata sekali dalam setahun. Kecuali buah pohon kelapa. Di antara tanaman umur panjang ada beberapa pohon buah-buahan yang menjadi andalan untuk menambah penghasilan antara lain nenas, manggis, duku, langsat, duren dan pohon mayang (enau). Buah-buah dari pohon ini memberikan hasil dua kali dalam setahun, biasanya antara bulan Maret-April dan Oktober-Desember.

Curah hujan banyak berpengaruh terhadap hasil kebun. Curah hujan mengalami perubahan. George mengatakan bahwa buah-buah tersebut tidak selamanya memberikan hasil maksi-mal, hal ini dipengaruhi oleh kondisi dan cuaca alam yang tidak menentu. Seiring dengan perubahan kondisi alam, biasanya pada dua bulan terakhir (Oktober-Desember) curah hujan semakin tinggi. Bahkan yang terjadi dalam dua tahun terakhir 2007-2008 di kota Ambon curah hujan turun hampir sepanjang tahun. Dengan semakin tingginya curah hujan, mengakibatkan hasil panen mengalami kegagalan karena hujan merusak dan menggugurkan bunga-bunga buah.

Page 22: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

132

Hujan berkepanjangan membuat gagal panen. Iklim dan cuaca yang tidak menentu, bukan hanya menjadi masalah pada jenis tanaman umur panjang, tetapi juga untuk jenis tanaman umur pendek. Umbi-umbian; singkong, tela, dan ubi jalar yang diusahakan George mengalami gangguan dan bahkan gagal panen karena musim hujan yang berkepanjangan. Walaupun tanaman tidak memberikan hasil yang diharapkan namun masih ada tanaman kasbi (singkong) yang bisa dimanfaatkan dan daunnya dapat disajikan sebagai sayuran untuk makanan keluarga.

Punya tanah banyak tidak ada jaminan hasil tanaman mencukupi. Sumber penghasilan utama keluarga berasal dari kebun yang dimiliki. Lain George, lain pula suami ‘mama Lae’ yakni Elias Parera9 (82 tahun), kesehariannya biasa dipanggil ‘tete ocong’. Di kalangan keluarga papalele ia memiliki dusun yang jumlahnya cukup banyak. Ada 12 lahan kebun (dusun) yang menjadi milik keluarga. Kepemilikan kebun-kebun tersebut menurut Elias kurang lebih pada tahun 1814 pada saat negeri diperintah oleh Raja Yohannis Loppies, surat keputusan (register)10 penetapan sebagai kepala dati ditandatangani dan

9 Wawancara dengan Elias Pieter Parera (82 tahun), 8 November 2008. 10 Maksud dan tujuan register dati dapat dikemukakan dan dijelaskan bahwa; terhadap dusun-dusun dati ini kemudian oleh pemerintah diadakan pendaf-taran atau registerasi di daerah Ambon Lease, tetapi pendaftarannya tidak serempak. Di Pulau Ambon di negeri-negeri Kristen dan negeri-negeri Islam Batumerah pada tahun 1814 dan di pulau-pulau Lease mulai dari pulau Saparua pada tahun 1823. Melihat tahun pendaftaran tersebut, maka Peme-rintah Peralihan Inggris yang memulainya. Pemerintah Inggris yang pertama-tama menganggap perlu adanya penertiban dan kepastian mengenai dusun-dusun dati serta segala yang bersangkutan dengan dati ini. Sesudah daerah Indonesia diserahkan kembali oleh Pemerintah Inggris kepada Pemerintah Belanda, rupanya pemerintah Belanda berpendapat bahwa pendaftaran yang telah dirintis oleg pemerintah Inggris itu perlu diteruskan. Proses ini sebe-tulnya ingin dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk mengetahui secara tegas dan pasti terhadap setiap aset ini antara lain; berapa jumlahnya, berapa banyaknya dusun-dusun datinya, berapa luasnya serta berapa jumlah anak-

Page 23: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

133

diberikan kepada Andarias Parera; bapak dari ayahnya – Ishak Parera. Dengan pengesahan itu menurut beliau ada 12 dusun dati11 yang menjadi haknya. Mengingat begitu banyaknya dusun yang harus dikelola maka atas kesepakatan keluarga besar, mereka memberikan dua dusun Riang dan Auspouw kepada sanak keluarga terdekat keluarga Parera lainnya untuk dikelola dan dimanfaatkan12. Walaupun dusun yang mereka miliki ter-golong banyak, namun kebutuhan hidup belum terpenuhi secara layak. Hal ini lebih disebabkan oleh dusun yang dimiliki pada umumnya memiliki tanaman sejenis merata tersebar di setiap dusun. Pada saat panen tiba, yang menghasilkan hanya tanaman sejenis.

Pengakuan kepemilikan dusun, sejarah jaman Belanda. Pengakuan, pembagian dan pengaturan atas hal dusun dati sejak masa kolonial tetap dipatuhi dan dihormati oleh masyarakat. Pengakuan terhadap kepemilikan dusun-dusun dati ini kemu-dian dalam perkembangannya pasca kolonal Belanda dengan sistem hongi pada masa penjajahan, tetap menjadi milik peme-gang hak dan diwariskan secara turun temurun. Sementara dusun-dusun dati milik sah negeri, oleh pemerintah negeri diterapkan sistem lelang. Dengan cara, setiap tiga tahun, warga yang akan memanfaatkan dusun-dusun akan disertakan dalam

anak dan tulung-tulung datinya dapat dikerahkan untuk tugas-tugas dati. Dengan diketahuinya jumlah dan luas serta areal dusun-dusun cengkih dapat-lah diketahui jumlah seluruhnya pohon-pohon cengkih seluruh Ambon Lease dan volume produksi cengkihnya. Berdasarkan data itu penguasa dapat mengatur produksi cengkeh supaya tetap berada pada volume yang paling menguntungkan sesuai dengan permintaan pasaran dunia Eropa ketika itu (Ziwar, 1978: 156-164). 11 Setiap dusun dati memiliki luas antara satu sampai dua hektar, dengan nama masing-masing; dusun Paireu, dusun Kintal, dusun Peiilisa, dusun Hauhahan, dusun Wajerit, dusun Awija, dusun Auspouw, dusun Hahurenan, dusun Waisamar, dusun Riang, dusun Afsila dan dusun Amusluan. 12 Short Massage Service (SMS) dari Dominggus Parera – anak Elias.

Page 24: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

134

lelang, dan wajib membayar pajak kepada negeri13. Pembayaran pajak disesuaikan dengan besar kecilnya lahan dusun dan hasil kebun yang diperoleh. Sementara dusun-dusun dati dari ketu-runan, pemukiman penduduk dan kepemilikan tanah lainnya, pembayaran kewajiban kepada pemerintah melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Merawat tanaman buah membantu ekonomi rumah tangga. Kebun sebagai sumber penghasilan keluarga. Merawat dan melindungi tanaman kebun dari penyakit dan hama adalah bentuk pengetahuan dan kearifan lokal. Elias saat ini sudah memasuki usia 84 tahun. Saat saya menemui beliau dan istrinya, mereka sementara asyik melihat-lihat beberapa tanaman buah nenas di kebun dekat halaman rumah. Saat itu bulan November, dimana buah nenas mulai matang menjelang di panen pada bulan berikutnya Desember. Perhatian mereka kepada tanaman itu, bukan tanpa sebab karena ternyata buah nenas yang mulai matang selalu diserang hama tikus. Karenanya, pengawasan selalu harus dilakukan pada waktu-waktu tersebut. Jika lalai, maka buah nenas sulit di panen dalam keadaan utuh. Sempat saya bertanya kepada mereka bagaimana cara mengatasi hama tikus ini. Menurut ‘mama Lae’ sang istri, untuk menjaga agar hama tikus tidak memakan buah nenas, maka dipakai daun gatal (jelatang)14 untuk menutupi seluruh buah. Daun gatal (jelatang) ini sejenis tanaman bunga yang jika terkena atau disentuh

13 Wawancara dengan Sekretaris negeri Hans Dominggus Alfons (50 tahun), tanggal 6 November 2008. 14 Daun Gatal atau Jelatang adalah tumbuhan yang daunnya berbulu (miang) yang dapat menyebabkan gatal pada kulit jika bersentuhan. Tumbuhan ini memiliki beberapa jenis. Ada yang berbatang, dan ada juga yang merambat. Jelatang memiliki daun berukuran kecil, tapi ada juga jelatang dengan daun lebar. Tumbuhan ini memiliki tinggi sekitar 10 cm sampai 1 meter (http://id.wikipedia.org/wiki/Jelatang; dikunjungi tanggal 12 November 2009).

Page 25: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

135

bagian bawah daunnya akan mengakibatkan benjolan dan gatal-gatal selama beberapa saat.

Selain bertani, mereka bekerja sebagai pegawai negeri. Selain bertani, ada juga di antaranya yang pekerjaan suami sebagai pegawai negeri dan pensiunan. Baik yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan pensiunan tidak menjamin bahwa segala kebutuhan ekonomis keluarga dapat terpenuhi. Ada dua informan yang suami mereka bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan dua lagi sebagai pensiunan. Suami dari “mama Bae” dan “mama Emi’ bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Pemerintah Kota Ambon. Demikian halnya dengan “mama Le” dan “mama Ting”, yang suami mereka telah purna tugas. Suami “mama Le” sebelumnya adalah pegawai negeri sipil yang ber-tugas di kantor Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah XII Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Sementara suami “mama Ting” adalah pegawai negeri sipil di Kodam XVI Pattimura Maluku.

Tanggungan Keluarga

Beban ekonomi meningkat karena jumlah anggota keluar-ga meningkat. Dapat dimaklumi bahwa beban ekonomi semakin meningkat manakala jumlah anggota keluarga inti juga bertam-bah. Idealnya, ayah, ibu dan dua atau tiga orang anak untuk satu keluarga. Kalaupun keluarga inti melebihi jumlah tersebut, mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan tertentu bagi setiap keluarga, misalnya: jumlah marga (klan) yang terbatas sehingga perlu menjaga dan melanjutkan marga keturunannya, anak yang telah dilahirkan masih belum memenuhi unsur gender, serta terbatasnya pengetahuan dan perencanaan tentang jumlah anak. Bahkan banyak anak banyak rejeki masih mendo-minasi pemahaman dan pengetahuan mereka tentang hakikat

Page 26: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

136

sebuah keluarga. Walaupun kondisi ekonomi keluarga tergo-long pas-pasan namun keluarga memiliki rata-rata jumlah anak yang tergolong besar. Dari delapan belas informan hanya dua keluarga yang memiliki dua orang anak, selebihnya antara tiga sampai empat orang anak. Dua keluarga lain memiliki anak tujuh dan sembilan orang. Akibat banyaknya anak dalam keluarga mempengaruhi dan menambah beban tanggungan ekonomi keluarga.

Jumlah anak dalam keluarga merupakan bagian dari beban ekonomi. Tambahan jumlah anak membawa tambahan beban, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan ekonomis. Pada dasarnya memang beban keluarga akan semakin mening-kat saat lahirnya anak-anak dengan segala kebutuhan yang harus dipenuhi. Setiap keluarga memiliki anak paling sedikit dua orang dan paling banyak sembilan orang. Kalau kemudian dirata-ratakan maka setiap keluarga akan mempunyai anak paling banyak tiga orang. Dengan jumlah anak yang dimiliki berdampak pada bertambahnya kebutuhan keuangan keluarga. Nampaknya rata-rata jumlah anak bukan merupakan ciri khusus dari keluarga papalele. Tetapi dapat dimengerti bahwa jumlah anak terutama di daerah perdesaan merupakan upaya menjaga kelangsungan klen keluarga.

Beban semakin meningkat jika pola tinggal bersama atau menyatu dengan orang tua, semakin memberatkan ekonomi orang tua. Anak yang telah berkeluarga sebagian masih mene-tap bersama orang tua, hal ini sering dijumpai pada keluarga di desa-desa. Seperti halnya para informan, beberapa di antara mereka, sebagian anak-anaknya yang telah bekerja dan berke-luarga, namun masih menetap bersama. Anak-anak yang telah bekerja dan berkeluarga yang masih tinggal dan menetap ber-sama orang tua, tentu membawa dampak terhadap tanggungan

Page 27: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

137

orang tua. Pada posisi ini orang tua masih tetap memainkan peran untuk menafkahi keluarga mereka. Dengan demikian ketergantungan ekonomi mereka akan menambah beban ke-uangan keluarga.

Orang tua berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya, karenanya pemenuhan kebutuhan anak adalah tanggung jawab orang tua. Sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dengan kehidupan setiap keluarga andai saja kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi. Pengalaman hidup setiap keluarga tentu akan berbeda sebagaimana pengalaman salah satu informan ‘mama Lae’ (79 tahun)15 salah satu informan berikut:

Kasus:

Mama Lae menceritakan apa yang dilakukan selama ini untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan anak-anaknya. Ia merasakan bagaimana sakitnya bekerja untuk anak-anaknya dengan cara harus berjualan setiap hari. Baginya apa yang dilakukan hanya untuk anak-anak agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak hingga sedapat mungkin memperoleh gelar kesarjanaan. Pendapatan keluarga tidak cukup kalau hanya mengan-dalkan penghasilan suami. Pengalaman itu yang dirasa-kan sangat sakit dan masih terekam kuat dalam ingatan-nya ketika Ia harus bersusah payah berusaha mendapat-kan uang bagi biaya pendidikan salah satu anaknya. Walaupun, masih ada juga empat saudaranya yang lain yang membutuhkan biaya, tetapi keempat saudaranya hanya ber-sekolah di Ambon.

Kejadian itu terjadi sekitar tahun 1970 an. Di satu pagi sekitar pukul 05.30 pagi dia, berjalan bersama beberapa papalele lain dari negeri Hatalai pergi menuju ke kota (Ambon). Pada sekitar tahun-tahun tersebut, memang

15 Wawancara tanggal 8 November 2009

Page 28: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

138

jalan umum bagi kendaraan angkutan belum tersedia. Masyarakat sekitar harus menempuh perjalanan kaki sekitar enam kilometer menuju kota Ambon, melintasi jalan setapak di dalam hutan di mana harus melalui lembah curam dan menyeberangi sungai. Jalan tersebut merupakan jalan yang tergolong singkat untuk menca-pai pusat kota.

‘Mama Lae’ berjalan dalam kekalutan dan kebingungan sambil menangis karena sudah tidak lagi mempunyai uang untuk papalele. Walaupun tidak lagi mempunyai uang untuk berjualan, Ia tetap harus ke kota. Dengan harapan ada saja kemungkinan mendapatkan sedikit uang untuk melanjutkan berjualan. Uang yang Ia punyai beberapa hari lalu telah habis dipakai untuk dikirim kepada anaknya yang sementara melanjutkan sekolah pelayaran di Surabaya. Setiap bulan sekitar Rp 80.000 sampai dengan Rp. 100.000 ribu harus dikirim kepada anaknya. Uang dalam jumlah itu, pada tahun-tahun tersebut sangat besar nilainya. Dalam kebingung-an dan terus menangis, dia berjumpa di pasar dengan kakaknya yang sulung. Kebetulan juga, kakak perem-puan yang sulung itu adalah juga seorang papalele. Tetapi kakaknya tidak tinggal satu negeri dengannya. Karena telah menikah Ia telah menetap bersama keluar-ganya di negeri Seri dusun Siwang, salah satu keca-matan lainnya di kota Ambon.

Saat keduanya berjumpa, sang kakak melihat sang adik dalam keadaan sedih, sementara bahan yang akan dijual juga tidak ada. Memang seperti biasanya ketika mereka berjumpa di pasar, keduanya selalu mempunyai bahan yang akan dijual. Tetapi hari itu, ketika, tidak terlihat bahan jualannya, sang kakak pun bertanya mengapa tidak mempunyai bahan jualan?. ‘Mama Lae’ semakin menangis manakala kakaknya bertanya. ‘Mama Lae’ kemudian menceritakan bahwa uang yang akan dipakai untuk berjualan sudah harus dikirim ke anaknya yang sangat membutuhkan.

Page 29: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

Keprihatinan kakak terhadap sang adik tidak hanya dirasakan, tetapi diwujudkan melalui bantuan uang seadanya guna membeli bahan jualan sesuai dengan uang yang diberikan. Sang kakak memberikan bantuan uang Rp 5.000 dan beberapa buah-buahan untuk dijualnya. Dengan berbekal bantuan seadanya, Ia pun bisa melanjutkan berjualan.

Gambar. 4

Proses wawancara dengan informan, 79 tahun (Piso.doc.2008)

Jerih payah dan perjuangan ‘mama Lae’ telah dibuktikan bagi keluarga dan anak-anaknya. Kelima anaknya telah berhasil dalam studi dan pekerjaan dan empat dari lima anaknya telah berkeluarga, sementara anak nomor empat belum menikah. Anak yang pertama dan kedua telah bekerja sebagai guru. Anak

139

Page 30: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

140

yang ketiga laki-laki lulusan sekolah Maritim di Surabaya dan telah bekerja sebagai kepala masinis pelayaran di salah satu kapal kargo. Anak kelima; laki-laki lulusan salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kota Ambon, dan telah bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat. Sementara anak nomor lima perempuan, lulusan Sekolah Tinggi Teologia di Ambon, dan menjadi Pendeta Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) di Ambon.

Pendapatan untuk Membiayai Pendidikan Anak-Anak

Pendapatan dari usaha papalele diutamakan untuk mem-biayai sekolah anak. Suatu bentuk investasi tidak langsung. Tanggung jawab kepada anak termanisfestasi melalui penyedia-an biaya pendidikan yang bersumber dari hasil papalele. Hasil usaha dialokasikan sebagian untuk keperluan sekolah. Seperti biaya pendidikan, kelengkapan peralatan tulis-menulis dan biaya transpor setiap hari secara rutin. Delapan belas informan (keluarga) dapat dikatakan berhasil menyekolahkan anak-anak pada berbagai tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi. Bagi mereka untuk memenuhi segala tuntutan kebutuhan itu, sumber keuangan hanya bersumber dari hasil papalele dan hasil kebun di dusun keluarga.

Para informan lebih memprioritaskan hasil papalele untuk pendidikan anak-anak. Hasil papalele yang diper-untukkan bagi biaya sekolah anak-anak adalah wujud tanggung jawab. Setiap keluarga informan memiliki anak-anak yang masih bersekolah, beberapa di antaranya masih berada di tingkat sekolah mene-ngah dan perguruan tinggi sehingga masih harus difasilitasi. Bagi informan kebutuhan sekolah bagi anak-anak tidak bisa diabaikan, pendidikan menjadi yang utama. Apa pun kebutuhan dan berapa pun besar biaya yang diperlukan, tetap akan di-usahakan, karena itu adalah bagian

Page 31: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

141

dari kepuasaan mereka ketika hasil usaha yang dicari dan diperoleh dapat dimanfaatkan bagi keperluan anak-anaknya.

Bekerja keras sebagai papalele agar anak-anak berhasil dalam pendidikan. Suami telah meninggal enam belas tahun lalu atau di tahun 1993, membuat ‘mama Yoke’ salah satu informan harus bekerja keras berkorban memberikan perhatian dan curahan kasih sayang kepada anak-anaknya. Keadaan ini terus bertahan hingga kini, walaupun demikian perubahan telah terjadi dengan kehidupan mereka. Perubahan itu ditandai dengan keberhasilan yang telah dicapai anak-anaknya menye-lesaikan sekolah hingga masing-masing telah berkeluarga. Tetapi tetap saja hingga kini ‘mama Yoke’ tetap menjalani papalele sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hasil penjualan yang diperoleh dimanfaatkan untuk biaya sekolah anak-anak. Seperti salah satu informan ‘Mama Rina’ ketika mengatur keuangan keluarga tergolong sederhana, keuntungan yang diperoleh dari papalele selalu dipakai untuk kebutuhan anak-anaknya yang masih bersekolah, baik untuk sumbangan biaya pendidikan, transportasi maupun kebutuhan biaya sekolah lainnya. Sementara untuk kebutuhan rutin keluarga seperti untuk konsumsi dan kebutuhan lain keluarga dipakai dari penghasilan suami yang bertani. Suaminya selain mengusahakan buah-buahan di dusun untuk dijual, juga mem-buat tifar ‘sopi’ untuk menambah penghasilan keluarga. Dia tinggal dan menetap bersama suami dan ketiga anak, termasuk ibu mertua yang sudah usia lanjut. Anak-anak mereka saat ini sedang mengikuti pendidikan di Universitas Pattimura Ambon. Anak sulung kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan sementara mengkuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Anak nomor dua, kuliah di Fakultas Perikanan semester enam. Pada semester berikutnya ia akan mempersiapkan diri untuk mengi-

Page 32: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

142

kuti Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sementara anak yang paling bungsu – nomor tiga juga masih kuliah di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Satu dari ke tiga anak mereka – nomor dua mendapat bantuan beasiswa berprestasi di fakultasnya.

Bagi ‘mama Rina’, renovasi dan perbaikan kondisi rumah bukan yang utama, tetapi pendidikan anak-anak. Kondisi rumah yang sederhana, ditempati bersama suami, anak-anak, dan ibu mertua. Kesederhanaan rumah nampak dari bentuk parmanen yang berukuran 5x6 meter persegi beratap zink. Dinding bagian depan rumah dilapisi cat metrolite warna kuning muda, sementara jendela kayu warna coklat muda. Jika diperhatikan, terkesan kusen pintu-jendela dan sepasang jendela rumah bagian depan baru saja diganti dengan yang baru, bentuknya sedikit berukiran tidak seperti rumah yang ada disamping. Dalam ruang tamu, lantai dilapisi dengan keramik (tegel) warna putih ukuran 30x30 cm. Di ruang tamu mereka juga nampak satu buah televisi ukuran 16 inci merek Polytron dilengkapi dengan seperangkat VCD (video compact disk) player dan amplifier. Ada juga beberapa foto keluarga serta dua buah piring hiasan yang terletak dan terpajang pada rak berbeda di satu lemari besar (buffet) yang terbuat dari kayu ukiran. Ada juga satu set kursi dan meja tamu berbahan plastik warna biru.

Pembagian Kerja dalam Rumah Tangga

Walaupun mereka sudah bekerja keras, tidak berarti tugas rumah tangga dilimpahkan kepada suami. Tugas rutin rumah tangga adalah kewajiban seorang ibu. Peran ini biasanya dilaku-kan seorang diri, mulai dari masak, mencuci, membersihkan rumah sampai merawat anak-anak. Namun dalam kenyataannya di mana keluarga terbatas dalam penghasilan untuk memenuhi

Page 33: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

143

berbagai kebutuhan keluarga, maka tugas rumah tangga yang tadinya harus dilakukan seorang diri, akhirnya juga diberikan dan diserahkan kepada anggota keluarga. Di saat tugas rumah tangga dibagikan sesungguhnya tidak sekedar hanya untuk mengurusi, mengatur dan menyelesaikan pekerjaan saja, tetapi di dalamnya mengandung makna pemberian pengetahuan bagi anggota keluarga lainnya. Pengetahuan ini berhubungan dengan pengalaman hidup sosial dalam unit terkecil yang diharapkan dapat ditindak-lanjuti untuk masa depan anak-anak. Karenanya, sosok ibu sering berhubungan dengan pengaturan internal kehidupan satu keluarga. Mengapa dan bagaimana semestinya melakukan tugas-tugas demikian? ‘mama Rina’ salah satu informan yang dalam kesehariannya dapat menjelaskan hal ini.

Walaupun seharian papalele tetapi pekerjaan rumah tangga tidak lalu diabaikan. Sekalipun harus berjualan, mem-bagi waktu dan mengatur tugas-tugas di rumah tidak dapat dihindari. Itulah yang harus dilakukan sebagai satu pilihan apalagi anak-anak masih kecil dan suami pun harus bekerja di kebun-dusun. Melihat kondisi demikian saya ajukan pertanyaan kepadanya tentang, bagaimana mengatur dan membagi peran dan tugas dengan suami dan anak-anak? Dengan tenang dan senyum disertai sesekali tawa kecil ‘mama Rina16’ mengisahkan pengalaman melayani rumah tangga dan berupaya membagi pekerjaan-pekerjaan itu kepada anggota keluarganya.

Setelah anak-anak mulai menanjak remaja dan dianggap sudah cukup waktu untuk membantu orang tua, pembagian kerja pun dilakukan. Dengan dialek bahasa Ambon yang khas ‘mama Rina’ bercerita:

16 Wawancara tanggal 19 April 2009.

Page 34: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

144

…umpama pagi, laeng bangun cuci piring. Laeng mayimpang, untuk mamasa malang, yang parampuang dua, laki-laki satu. Yang parampuang bongso masa voor malang, yang tua masa siang. Kalau dia kuliah pagi brarti baku tukar…. bage tugas par dong, kalau misalnya beta pulang tempo brarti bisa masa malang,… voor makang malam, kalau misalnya samua kaluar pagi brarti beta musti tinggal par masa siang dolo,… sebelum dong tau mamasa, dong cuma bisa manyimpang dalam rumah sa, manyapu kintal ka… sabalong dong kaluar.. artinya yang sakarang ni, ana-ana dong cuci dong pakaian satu-satu. Yang laki-laki, kalau misalnya sapa cuci, kalau misalnya kaka dong pakaian ada dong cuci sama-sama lai… kasempatan itu katong musti cari waktu supaya ada lai.

(misalnya waktu pagi, setelah bangun tidur satu orang mencuci piring, yang lain merapikan, dan masak untuk malam hari. Anak perempuan dua orang, laki-laki satu.Yang perempuan bungsu masak malam, yang sulung masak siang. Kalau dia yang sulung kuliah pagi maka saling bergantian masak. Tugas harus dibagi untuk mereka. Kalau kebetulan saya pulang lebih awal berarti bisa masak untuk makan malam. Tetapi kalau kebetulan saja semuanya harus keluar pagi-pagi, itu berarti saya yang harus tetap tinggal sementara untuk masak makan-an siang. Memang sebelum mereka tahu pekerjaan seperti sekarang, mereka hanya bisa membersihkan rumah seperti membersihkan ruang rumah dan halaman saja. Sekarang ini mereka sudah bisa mencuci pakaian masing-masing. Mereka saling bergantian bertugas, kadang-kadang mereka mencuci pakaian bersama-sama. Saya tetap harus mencari waktu, supaya tetap bisa bersama mereka).

Pekerjaan rumah tangga dilihat sebagai kewajiban. Bagi

‘mama Rina’ pekerjaan di rumah adalah tugas utama sebagai kewajiban. Pekerjaan pokok harus dituntaskan seperti menyiap-

Page 35: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

145

kan makanan pagi, makanan siang, menyapu dan membersih-kan ruang rumah dan pekarangan hingga mencuci dan mem-bersihkan peralatan dapur. Termasuk setelah pulang papalele, makanan untuk makan malam keluarga harus juga disiapkan. Prinsipnya sebelum istirahat tidur malam pun pekerjaan rumah tangga hari itu sudah harus selesai. Ketika anak-anak masih kecil dan belum dapat membantu pekerjaan di rumah, ia merasa terbantu karena ada ibu mertua untuk menjaga dan merawat anak-anak selama ia tidak berada di rumah.

Pembagian kerja dalam rumah tangga mendukung papalele. Begitulah keseharian ‘mama Rina’, pembagian tugas kepada anggota keluarga telah ditanamkan sejak anak mulai bertumbuh. Pendelegasian tugas-tugas rumah tangga bukan dimaksudkan untuk menambah beban kerja anak, tetapi lebih bertujuan agar seluruh anggota keluarga dapat menerima situasi yang ada, di mana sang ibu memiliki tugas dan peran ganda. Peran sebagai ibu untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada suami dan anak-anak, juga peran yang harus dilakukan di luar rumah tangga sebagai pencari penghasilan tambahan bagi keluarga.

Ada juga suami yang mau terlibat dalam pekerjaan rumah tangga. Kesadaran suami untuk menerima dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama. Pada kasus ini ada sembilan informan yang suami mereka bersedia menerima dan mengerjakan pekerjaan rutin di rumah. Umumnya pekerjaan yang diselesaikan di rumah seperti masak, menyapu membersihkan ruang tamu dan halaman rumah serta mengurusi anak. Kalau pun harus juga mencuci pakaian, hanya jenis pakaian berukuran kecil, karena mencuci secara rutin dilakukan oleh sang istri saat sebelum berangkat berjualan atau setelah kembali ke rumah. Pakaian dan bahan kain rumah

Page 36: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

146

tangga berukuran besar dan yang sejenis biasanya akan dicuci pada akhir pekan di hari minggu atau hari libur lainnya.

Kesadaran suami muncul setelah melihat istri bekerja keras. Pemahaman bersama terhadap tugas rumah tangga adalah bentuk perhatian kepada keluarga, walaupun keluarga menga-lami kesulitan ekonomi. Suami salah satu infroman misalnya: Elias17 bercerita tentang pengalaman masa lalu, saat ia harus terima secara sadar dan sukarela semua pengasuhan anak-anak saat istrinya pergi ke kota untuk berjualan. Bagi dia pekerjaan ini harus dilihat sebagai bagian dari tangung jawab bersama. Masa-masa sulit dan terasa menyakitkan saat anak-anak masih kecil dan perlu pendampingan, tetapi setelah anak mulai ber-tumbuh dan masuk sekolah, beban mulai terasa ringan akunya. Setiap hari, sejak sang istri ke pasar untuk berjualan, mengasuh dan merawat anak menjadi pekerjaan pertama. Baru kemudian setelah itu, ia bekerja di kebun mencari kebutuhan makanan dan buah yang akan dijual.

Suami turut terlibat dalam pekerjaan rumah tangga tidak dianggap sebagai beban. Sukacita bekerja menyelesikan peker-jaan di rumah mengganti peran istri menyelesaikan tugas rumah tangga dan mengurusi anak-anak tidak dianggap sebagai beban. Selama sang istri tidak di rumah, Elias mengasuh anak-anak, masak dan harus ke kebun untuk batifar, semua itu tidak pernah dijadikan sebagai alasan menyalahkan nasib. Sebaliknya ia merasa tugas demikian telah menjadi tanggung jawab mereka dalam keluarga. Padahal sebelumnya bisa saja ia menerima pekerjaan lain yang mungkin lebih layak bagi kehidupan keluarganya:

17 Wawancara tanggal 8 November 2008.

Page 37: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

147

Beta dolo tekeng angkatan laut mangkali taong lima puluhan kapa, baru maso balong karja toh, mar beta buang dinas angkatan laut...kalo seng su di pemerintah tuh... tekeng kan di Surabaya dolo tuh....karna beta seng mau kas tinggal dong.

(Saya dulu mendaftar sebagai prajurit Angkatan Laut, mungkin sekitar tahun 1950-an; baru masuk belum bekerja, tapi akhirnya saya tinggalkan dinas Angkatan Laut. Kalau tidak, saya sudah di pemerintahan kerja di Surabaya, karena daftar dulu disana. Sebab saya tidak ingin meninggalkan mereka).

Pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh suami

mendorong istri untuk tetap melanjutkan papalele. Penuturan di atas sesungguhnya membuktikan bahwa ada pekerjaan lain yang telah diusahakan. Mendaftar menjadi prajurit Angkatan Laut sudah diterima, tetapi kemudian ditinggalkan. Hal itu terjadi menurut Elias mungkin sekitar tahun 1950-an. Penye-butan tahun mulai tidak diingat menyusul umurnya yang sudah tua. Ketika itu, karena tidak ingin meninggalkan keluarga menjadi alasan penolakan terhadap pekerjaan saat itu. Menurut Elias, kalau saja ia tetap menerima pekerjaan dan berangkat ke Surabaya maka bukan tidak mungkin kehidupan keluarga akan lebih baik atau jika tidak malah sebaliknya.

Selama istri berjualan di pasar, suami harus sedapat mungkin mengurusi pekerjaan rumah tangga. Elias menuturkan bahwa saat-saat di mana istrinya sementara berada di pasar untuk berjualan ia yang menjaga, merawat dan bahkan mema-sak makanan. Ia menceritakan bahwa ketika anak-anak masih kecil, mereka digendong dibawa untuk bermain hingga perti-gaan jalan utama negeri Hatalai – yang jaraknya kira-kira satu kilometer, sambil membawa beberapa potong loyor (popok bayi) untuk mengantisipasi dan mengganti jika sang anak

Page 38: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

148

kencing atau buang air. Elias pun masih mengingat ketika salah satu anaknya yang masih menyusui terpaksa harus dicari seorang ibu yang punya anak (seumuran) untuk diminta tolong menyusui sang anak. Setelah bermain dan pulang ke rumah, air putih atau air teh manis seadanya harus disiapkan manakala sang anak menangis ingin minum kembali. Lebih lanjut Elias menuturkan bahwa setelah pulang bermain dengan anak-anak kemudian mereka ditidurkan, baru ia memiliki cukup waktu untuk memasak makanan, itu pun apa adanya. Ia lebih sering membuat bubur – kalau masih ada beras atau kalau tidak sama sekali maka ia membuat papeda18 di sempe19 kecil dilengkapi dengan kuah ikan kering atau kuah dari buah pohon tomi-tomi. Baginya makanan itu sudah cukup untuknya dan anak-anak, sebelum malam sang istri kembali ke rumah. Saat sore hari istrinya tiba di rumah, barulah dia pergi ke kebun untuk mencari sayuran, buah dan batifar. Rutinitas keseharian Elias dan istrinya ketika itu, ternyata memberikan ciri tersendiri rumah tangga papalele. Laki-laki sebagai kepala keluarga juga dapat menyiapkan makanan untuk keluarga, tidak hanya dilakukan oleh perempuan.

Menjaga Kepercayaan

Pengalaman papalele dari orang tua merupakan bagian dari proses belajar. Menjual roti dan kue di lingkungan desa dan sesekali membawanya ke pasar mendampingi sang ibu adalah awal untuk selanjutnya terus menekuni papalele. Itulah penga-

18 Ciri khas makanan pokok di Maluku yang terbuat dari serbuk pohon sagu yang sudah diolah menjadi tepung sagu. Setelah dimasak akan berbentuk bubur yang sangat kental. Kalau dimakan harus memakai kuah tertentu agar mudah ditelan dan tidak menempel. Lihat juga Mailoa J.P (2006:74) 19 Sempe ini sejenis panci berukuran kecil yang terbuat dari tanah liat.

Page 39: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

149

laman pertama salah satu informan mama Yoke yang menutur-kan awal mula saat dia memulai papalele untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya. Sebetulnya sebelum menikah, menjual roti seadanya telah dilakukan setiap hari, kadang-kadang kalau kue yang dijual di desanya tidak habis, ia kemudian mendampingi sang ibu ke pasar sambil menjual sisa dagangan. Keadaan itu terus berlangsung bahkan sampai pada saat berkeluarga (menikah) dan mempuyai anak, menjual roti tetap dilakukan. Baru keadaan berubah drastis sejak suami meninggal dunia karena sakit tahun 1993, papalele dilakoni secara penuh. Tidak ada pilihan pekerjaan lain karena hanya lulusan SMP, apalagi kebutuhan hidup anak-anak harus dipe-nuhi, termasuk mengupayakan agar anak-anak tetap berse-kolah, tidak boleh ada di antara anak-anak yang harus berhenti sekolah, akunya.

Berjualan sebagai seorang papalele harus mengutamakan kejujuran kepada pembeli. Menerima resiko rugi dan hasil seadanya menjadikan ‘mama Yoke’ tetap bertahan. Dalam menjalankan usaha, kadang ada penjual membohongi pembeli hanya untuk mengejar keuntungan. Tindakan ini tentu saja tidak terpuji dan sangat merugikan pembeli. Tetapi bagi ‘mama Yoke’, kejujuran dalam berjualan adalah hal yang utama. Ia mengakui bahwa jujur dalam berjualan akan memberikan berkah tersendiri. Untuk membuktikan hal itu, ‘mama Yoke’ menceritakan bahwa biasanya di kalangan papalele dan pasar di kota Ambon, masyarakat sangat mengenal dan mengetahui bahwa buah salak pegunungan yang berasal dari Hatalai sangat enak rasanya.

Kualitas buah lokal lebih unggul dari buah impor dan selalu menjadi incaran pembeli. Berbeda dengan buah salak dari daerah lain di luar Ambon, termasuk dari Surabaya,

Page 40: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

150

Makassar, Bali Manado atau Sorong, yang dari segi bentuk dan ukuran yang tidak terlalu besar, tidak lonjong dan kualitas rasa yang agak asam-manis. Maka salak yang berasal dari kota Ambon, bentuk dan ukurannya agak besar, berbentuk lonjong dan selalu manis rasanya. Dia menceritakan pengalaman itu terjadi satu hari:

…Mo kalo ada orang tanya salak dari mana to, beta tetap bilang beta jual salak manado, tetap beta bilang mana-do… beta biasa kalau salak gunung, salak manado, yang ini salak gunung, ini salak manado, ini salak sorong, kalau misalnya katong parlente orang makan orang bilang, i, tanta itu parlente, umpamanya beta seng dapa hasil parlente itu tapi beta pung ana-ana bisa dapa, jadi kalau beta mau biking apa-apa beta pikir, beta pung ana-ana ada lai, kalau misalnya beta parlente orang, orang bisa parlente katong pung ana-ana”20

(Kalau ada pembeli yang bertanya asal buah salak, saya tetap mengatakan bahwa buah salak ini dari Manado,… “ini salak gunung, yang ini Manado, ini salak Sorong”. Kalau kita berbohong, disaat mereka (pembeli) makan buah tersebut dan tahu rasanya, mereka akan mengata-kan ..‘ibu itu berbohong’. Dampaknya saya tidak merasa-kan, tetapi anak-anak saya yang nanti akan merasakan. Jadi apa yang akan saya lakukan, saya akan berpikir matang. Karena satu saat anak-anak saya akan dibohongi orang lain). Kualitas produk yang diutamakan untuk menjaga keper-

cayaan pelanggan. Perilaku tidak jujur dalam menjual akan berdampak buruk. Berbagai cara tidak jujur dapat dilakukan seperti mengurangi jumlah barang, atau membohongi pembeli tentang asal barang. Dampak yang ditimbulkan dengan cara

20 Wawacara dengan Yoke Yohanna de Fretes (54 thn), tanggal 21 April 2009.

Page 41: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

151

seperti ini akan mengakibatkan pembeli tidak lagi datang dan membeli barang yang dijual. Mereka sudah mengetahui perilaku penjual yang selalu merugikan. Pernyataan ‘mama Yoke’ di atas menunjukkan bahwa sebetulnya sikap jujur dimulai dari pribadi setiap orang, termasuk dia yang menjual. Dengan bersikap jujur kepada pembeli, satu saat nanti mereka juga akan memetik hasilnya, termasuk pada anak-anaknya. Yang paling utama dalam menjual baginya adalah jujur, dan itu tetap harus dilakukan.

Papalele adalah pekerjaan yang tidak mengenal umur. Usia yang terus bertambah, bukan halangan untuk tetap bersemangat mencari penghasilan bagi keluarga. Saat ini ‘mama Yoke’ sudah berusia 54 tahun. Usia seperti ini pada kenyataan-nya masih dianggap layak dan produktif dalam bekerja. Tetapi menurut anak-anaknya, papalele tidak perlu lagi diteruskan, mengingat pertimbangan bahwa mereka semua telah berhasil dalam studi dengan pengorbanan dan biaya dari hasil papalele. Pertimbangan lain adalah, karena anak-anak tidak ada lagi bersekolah, maka sudah waktunya ibu mereka harus beristira-hat. Berhenti papalele dan tinggal saja di rumah sambil bekerja apa adanya dan menikmati hasil usaha anak-anaknya adalah impian mereka. Sebaliknya bagi dia, sepanjang kekuatan masih diberikan Tuhan, maka bekerja terus harus dijalani. Walaupun anak-anak sudah meng-inginkan hal tersebut. Dia mengatakan kepada anak-anaknya “…mama masi kuat, beta bilang nanti kalo mama su seng kuat, la mama stop, spanjang mama masih kuat masi bisa” (Mama masih bisa berjualan, saya katakan untuk anak-anak, saatnya nanti kalau fisik sudah tidak sanggup lagi berjualan, mama akan berhenti). Karena itu untuk semen-tara ia menolak berhenti papalele.

Page 42: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

152

Para informan selalu menghindari berhutang, walaupun kebutuhan keuangan mendesak. Pengalaman kesulitan uang sekolah bagi anak-anak, diatasi dengan memanfaatkan hasil kebun. Pengalaman kesulitan uang masih segar di ingatannya ketika harus memilih, mempertahankan modal berjualan atau harus memberikan kepada salah satu anaknya untuk keperluan biaya sekolah. Kesulitan uang, bukan berarti berpasrah terha-dap kondisi itu, tetapi berupaya mengatasi dan berusaha agar tidak berutang kepada orang lain dengan cara memanfaatkan hasil alam sekitar. Hasil dusun-hutan adalah aset yang sewaktu-waktu dapat dijadikan uang jika kebutuhan mendesak dan bersifat darurat. Kepada saya dia menceritakan pengalaman itu:

Salalu mau pigi, sombayang dolo, Tuhan beta mau pi cari jualan, jualan apa yang beta dapat, sampe sana Antua kasi beta apa, yang bisa beta buat par ana-ana pung kebutuhan, pernah beta pung ana Bidan ni mau pi praktek, nanti beta musti bali obat-obat sandiri. Beta bilang nanti ambil uang jualan jua, tinggal mama pung uang naik deng uang oto besok. Pulang beta pigi hutan seng tau ambil apa di hutan, cuma dari rumah sumbo-yang saja, lalu ada kalapa kering yang jatuh, dengan apa ka yang bisa par bantu jual lai, laste dapa.

(setiap akan pergi papalele diawali dengan berdoa “Tuhan saya mau pergi cari bahan untuk dijual. Jualan apapun yang didapat, adalah dari Tuhan dan pasti ada untuk kebutuhan anak-anak. Satu saat pernah anak saya yang saat ini sudah menjadi bidan, ketika masih sekolah akan mengikuti kerja praktik, saat itu peralatan praktik harus dibiayai sendiri untuk membeli obat-obatan. Dia kemudian datang meminta uang untuk membeli obat-obatan. Saya mengatakan, “nanti ambil uang jualan ini saja, yang penting berikan mama uang transpor mobil untuk pulang dan untuk esok pergi. Setelah itu saya pulang dan pergi ke hutan, dalam kebingungan dan tidak tahu harus mengambil apa, saya terus berdoa.

Page 43: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Ekonomi Rumah Tangga Papalele

153

Akhirnya saya mendapatkan buah kelapa lalu segera dijual menjadi tambahan uang).

Kesimpulan

Kehidupan keseharian papalele yang sederhana nampak-nya membantu menjelaskan adanya nilai juang yang sangat kuat. Ketika tenaga dan waktu dicurahkan penuh bagi kepen-tingan keluarga, setidaknya telah membentuk karakter mereka untuk mempertahankan eksistensi keluarga sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Semangat berkorban ini mampu menem-bus sekat-sekat ganasnya persaingan hidup. Semangat itu dibingkai melalui jiwa kerja keras, setia, sabar, dan bahkan siap dan tetap bertahan dalam perubahan kondisi kekinian. Nilai ini dimaknai sebagai upaya berjuang yang terus-menerus tanpa memperhitungkan untung-buntung (pamrih) dalam dunianya. Oleh karenanya nilai itulah yang sebenarnya tidak pernah dikembangkan oleh mereka secara formal. Yang patut dijadikan inspirasi adalah adanya kesan kuat bahwa semangat berjuang terbangun bukanlah karena kuatnya sentuhan dan tuntutan modernisme, tetapi semangat yang terbangun dan dibentuk secara alami dari situasi yang serba terbatas.

Hidup sederhana dan berkekurangan serta kuatnya tekan-an kesulitan keuangan yang melanda rumah tangga informan telah membentuk mereka mencurahkan segala energi untuk papalele dan konsisten menjalaninya. Modal kebun sebagai warisan yang dimiliki keluarga, memberikan cukup waktu untuk mengelolanya. Aset ini tidak membebani keuangan keluarga dan resiko kegagalan hasil panen jauh lebih kecil. Kesulitan-kesulitan ekonomi yang selalu menyertai tidak mem-buat anggota rumah tangga pasrah atau berontak terhadap situasi demikian. Justru sebaliknya mereka dan anggota keluar-

Page 44: Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele...111 Bab Lima Ekonomi Rumah Tangga Papalele Pengantar Bab ini menggambarkan situasi ekonomi rumah tangga keluarga para papalele sehari-hari

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

154

ganya secara aktif berterima dan membagi tanggung jawab tugas-tugas keseharian. Pergeseran tugas antar anggota rumah tangga merupakan strategi untuk menggunakan waktu luang. Kesadaran bertumbuh dalam keluarga sebagai satu proses yang bertanggung jawab.

Hidup yang sederhana dan serba pas-pasan, terwariskan dari generasi sebelumnya. Sejarah masa lalu menjadikan papalele tetap eksis. Dengan menjadi papalele, keluarga mendapat tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada sisi lain, papalele menjadi alat aktualisasi diri, khususnya kaum perempuan. Bentuk perjuangan papalele bagi generasi mereka (anak-anak) tidak lagi sulit mendapat pendidikan. Anak-anak sebagai generasi penerus keluarga merupakan investasi tidak langsung yang dilakukan papalele.