bab iv pembahasan dan temuan penelitian a. langkah …digilib.uinsby.ac.id/4440/7/bab 4.pdf ·...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
BAB IV
PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan secara berurutan tentang pembahasan dan
temuan penelitian.
A. Langkah-langkah dan Strategi menghafal al-Qur’a>n dengan metode
Hanifida.
1. Materi Hafalan al-Qur’a>n
Hanifida adalah sebuah strategi pembelajaran yang merupakan
pengembangan dari Accelerated Learning yang digagas oleh seorang ahli
psikiatri dan pendidik legendaris berkebangsaan Bulgaria. Dimana model
pembelajarannya mengeksplorasi seluruh bagaian otak, baik otak reptilia,
mamalia, ataupun neo kortek. Baik otak kanan maupun kiri yang
disinergikan melalui satu kesatuan.Strategi ini juga disebut sebagai strategi
pembelajaran super brain (Brain Based Learning) karena dalam
pembelajarannya yang mengoptimalkan daya kerja otak yang tidak
terbatas.133
Strategi yang dikembangkan hanifida adalah strategi menghafal
cepat yang berbasis otak atau brain. Dinamakan cepat karena strategi ini
mengoptimalkan kerja otak kiri sehingga ada keseimbangan otak kiri dan
otak kanan. Menurut pasangan ini,134 Otak kita merupakan anugerah Allah
SWT yang sangat spektakuler, yang sangat berharga bak mutiara sejagad
133 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Super Camp Laa Raiba
Hanifida sekaligus merupakan adik kandung Master Trainer Hanifida Dr, Khoirotul Idawati,
M . P d I . w a w a n c a r a p r i b a d i , J o m b a n g , S e l a s a t a n g g a l 1 7 M a r e t 2 0 1 5 . 134 Dr. Hanifudin Mahadun, M.Ag dan istri beliau Dr. Khoirotul Idawati M.PdI. Keduanya
merupakan Direktur Laa Raiba Hanifida Training Center (LRCT) dan Master Trainer LRCT
sekaligus merupakan Pendiri dan Pengasuh dari Pesantren Laa Raiba Hanifida.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
jika telah difungsikan secara maksimal. Didalam menghafal urutan
huruf/kata/kalimat, nomor dan bahasa merupakan aktivitas otak
kiri”digabungkan” dengan aktivitas otak kanan yang membayangkan benda
tersebut. Daya kerja otak kanan menurut para ahli otak sebagaimana yang
dikutip Win Winger dalam bukunya bersifat Long Term Memory (LTM)
yaitu 1600 kali daya kerja otak kiri. Bahkan ada yang mengatakan sampai
3000 kali. Dalam teknik ini prinsip memori hanya sekali. Artinya, sekali
membaca disertai visualisasi penuh aksi, akan cepat hafal dan mengendap
lama diingatan, tidak perlu diulang-ulang. Begitu juga ketika akan di-reccall
(dipanggil kembali), otak akan cepat merespon.135
Oleh karena pembelajaran yang mengoptimalkan daya kerja otak
terutama otak kanan yang bersifat LTM, maka kualitas hafalan al-Qur’a>n
para santri Laa Raiba Hanifida berbeda dengan santri yang tidak memakai
strategi ini. Hafalan para santri di di Pesantren ini lebih lengkap yang
meliputi hafal ayat, terjemah, nomor ayat dan dapat pula hafal secara maju
atau mundur bahkan secara acak.136
135 Dokumentasi, Ida Hanif Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, al-Asma al-Husna
(Menghafal Nama, Arti dan Nomor Urut): Menghafal cepat abad 21 Model Konstruktifisme,
(Jombang: Hanifida, 2006), 2. Dalam strategi ini otak disetting seperti layaknya sebuah komputer,
ketika kita memerlukan data, maka tinggal klik dan data itu langsung keluar. Begitu juga otak anak
yang menghafal dengan strategi ini, ditanya ayat jawab terjemah, ditanya terjemah langsung jawab
n o m o r s e m u a l a n g s u n g k e l u a r l a y a k n y a s e b u a h k o m p u t e r h i d u p 136 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, Ahad 22 Maret 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
2. Hafalan yang didapat
Hafalan para santri Laa Raiba Hanifida yang didapat lebih lengkap
yaitu meliputi unsur-unsur sebagai berikut:137
1) Hafal ayatnya 8) Hafal halamannya
2) Hafal terjemahnya 9) Hafal isi kandungannya
3) Hafal nomor ayat 10) Hafal acak
4) Hafal nomor surat 11) Kreatif ekspresinya
5) Hafal mufrodatnya 12) Kuat visualnya
6) Hafal maju 13) Otak bagaikan file komputer
7) Hafal mundur 14) Penghafal seperti computer
Tiap santri di Pesantren ini, memiliki jumlah hafalan yang didapat
berbeda-beda.138 Tergantung panjang pendeknya ayat yang dihafal dan
motivasi diri serta kesungguhan santri tersebut dalam menghafal al-
Qur’a>n.
Diantara mereka ada yang dalam waktu 20 bulan mendapat 15,5 juz
dengan Asmaul Husna, amtsilati dan pelajaran,139 dan ada pula yang
137 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, Ahad 22 Maret 2015 dan diperkuat dengan observasi hari selasa
tanggal 24 Maret 2015 juga terdapat pula dalam dokumentasi brosur MTs dan MA Laa Raiba
Hanifida Hanifida tahun ajaran 2014-2015. 138 Keberbedaan dan keragaman jumlah pendapatan hafalan tersebut karena di Pesantren ini
tidak ada tekanan apalagi pemaksaan pada santri agar selalu menghafal al-Qur’a>n dan yang lebih
diutamakan di pesantren ini adalah kecerdasan ganda atau multi intelegensi. 139 Rizki, Santri akselersi tercepat dalam menghafal al-Qur’a>n, wawancara pribadi,
Jombang, Selasa 24 Maret 2015. Ia mengaku awalnya dulu termasuk santri yang lambat dalam
menghafal, namun karena motivasi yang kuat ia bisa mengejar bahkan melebihi teman-temannya
misalnya untuk menghafal surat Ya>si>n dan al-Waqi’ah masing-masing 1 minggu, al-Rahman,
al-Mulk, al-dukhon, dan al-Sajdah masing-masing 3 hari bahkan sekarang dia bisa menghafal 3
lembar dalam sehari.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
mendapat 8 juz140 serta ada yang dalam waktu 1,5 bulan sudah hafal 6 surat
popular lengkap ayat, terjemah dan nomornya.141
Perbedaan pendapatan tersebut juga dikarenakan pesantren ini tidak
mengkhususkan pada kompetensi menghafal al-Qur’a>n saja, melainkan
seluruh potensi, dan bakat yang dimiliki santri dikembangkan, misalnya
bakat musik, seni tari, seni kaligrafi, desain grafis dan sebagainya, termasuk
pengoptimalan IQ, EQ dan SQ misalnya, seberapa banyak ia membantu
teman, melakukan amal sholeh, jama’ah sholatnya dan sebagainya. Namun
secara formal, bagi santri yang masih sulit/kurang baik dalam bacaan maka
untuk menambah hafalan baru minimal 5 ayat142 jika ayatnya panjang, dan 8
ayat jika ayatnya pendek. Sedangkan bagi santri yang sudah lancar dan baik
bacaannya maka untuk setoran hafalan baru minimal 1 kaca.143
3. Kelancaran
Para santri di Pesantren ini disetting seperti komputer yang memakai
prinsip kerja memori yang bersifat LTM. Sehingga ketika akan di-reccall
(dipanggil kembali), otak akan cepat merespon.144 Mereka bisa menghafal
ayat-ayat al-Qur’a>n, nomor surat, nama surat, arti surat, jumlah ayat,
tempat turun, dan arti kandungan suratsecara urut/maju dan mundur juga
bolak-balik bahkan secara acak.Apabila mereka ditanya lafadz ayatnya
140 Santri akselerasi, wawancara pribadi, Jombang, Selasa 24 Maret 2015. 141 Wanca, Santri kelompok middle, wawancara pribadi, Jombang, Selasa 24 Maret 2015. 142 Batas minimal 5 ayat ini biasanya diperuntukkan bagi kelompok butuh perhatian dan
butuh bimbingan/bantuan, sedangkan untuk 1 kaca biasanya diperuntukkan bagi kelompok
akselerasi dan mandiri. 143 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida, Rizki,
Santri akselerasi, Devi santri butuh bantuan, wawancara pribadi, Jombang, Selasa 24 Maret 2015. 144 Dokumentasi, Ida Hanif Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, al-Asma al-Husna
(Menghafal Nama, Art dan Nomor Urut): Menghafal cepat abad 21 Model Konstruktifisme,
(Jombang: Hanifida, 2006), 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
dijawab terjemah, nomor ayat, nama surat dan nomor surat begitu juga
sebaliknya.145
Contonya dalam menghafal surat al-Quraish yang jumlahnya ada 4
ayat, maka mereka bisa menghafal secara maju yaitu ayat 1-4, bisa juga
dengan cara mundur yaitu ayat 4-1, dan bisa pula secara acak. Berikut
penerapan menghafal secara mundur.146
4. Fashohah
Karena lebih menekankan kelancaran, mengenai fashohah atau tingkat
kefasihan santri dalam melafalkan ayat-ayat al-Qur’a>n di Pesantren ini
kurang bagus, yaitu mereka belum bisa melafalkan ayat-ayat al-Qur’a>n
sesuai dengan makhroj dan tajwidnya. Bahkan untuk santri pemula tingkat
fashohahnya masih rendah karena para santri yang datang untuk belajar di
pesantren ini tidak disyaratkan harus sudah bisa membaca al-Qur’a>n tetapi
yang penting ada niat untuk menghafal, bahkan diantara mereka ada santri
yang belum bisa membaca al-Qur’a>n sama sekali karena memang usianya
yang masih kecil yaitu 6-7 tahun. Namun untuk santri yang lama tingkat
145 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, dan diperkuat dengan observasi Selasa 24 Maret 2015. 146 Dokumentasi buku Teknik Menghafal Kontemporer al-Qur’a>n Model File Komputer
(ayat, terjemah dan nomor urut) Metode Hanifida: Juz 30, 131.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
fashohahnya sudah cukup baik.Sebagai solusi untuk memperbaiki fashohah
santri, Pengasuh biasanya mendatangkan guru fashohah dari luar lembaga
setiap satu minggu sekali. Hanya saja karena guru fashohah yang jarak
rumahnya jauh dari Pesantren147 menyebabkan beliau sering berhalangan
hadir.148
5. Masa atau jenjang yang ditempuh dalam menghafal al-Qur’a>n.
Para santri di Pesantren ini, menempuh masa/jenjang yang berbeda
dalam menghafal.149 Diantara santri tersebut dalam 1 tahun setengah sudah
hafal juz 30, 7 surat popular dan juz 1-13, Asmaul husna, Amtsilati serta
materi-materi pelajaran umum dan agama. Ada pula yang masih setengah
bulan sudah hafal 6 surat popular yaitu al-Mulk, al-Rahma>n, al-Dukhon,
Ya>sin, al-Sajdah, al-Waqi’ah juga Asmaul Husna. Namun ada pula yang
sudah 8 bulan masih hafal juz 7 surat popular, juz 30 dan surat al-Baqarah
yang masih dalam proses penghafalan.150
Selain beberapa kriteria kualitas di atas, pesantren ini juga memberikan
jaminan kualitas (Quality Assurance) kepada setiap santri, jaminan kualitas
147 Menurut penuturan Ustadz Islah, Biasanya Guru Fashohah di datangkan dari Mojokerto,
Beliau sering sekali izin tidak mengajar karena ada khotmi al-Qur’a>n atau ada tetangga yang
meninggal dsb, namun demikian pengurus memaklumi keadaan tersebut mungkin karena lokasi
rumah beliau yang jauh dari pesantren. 148 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi. Jombang, Selasa 24 Maret 2015. 149 Santri yang datang di Pesantren ini memang dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada
yang sudah lancar membaca al-Qur’a>nnya dan ada pula yang belum bisa sama sekali. Diantara
mereka ada yang memang berniat menghafal al-Qur’a>n ada pula yang tidak akan tetapi ingin
belajar tekniknya saja dan bagaimana cara menerapkannya dalam semua materi. Karena memang
prinsip pesantren ini yang mengembangkan multi intelegensi bukan hanya menghafal al-Qur’a>n.
Meski demikian jika ada santri yang memang tidak berniat menghafal al-Qur’a>n pesantren ini
berani memeberikan jaminan kualitas pada level 1. 150 Rizki dan Wanca santri akselerasi dan middle, wawancara pribadi, Jombang, selasa 24
Maret 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
tersebut diberikan sesuai dengan level masing-masing. Adapun level yang ada
di pesantren ini antara lain:151
a. Level 1, meliputi: hafal surat-surat popular, hafal juz 30, mampu menjadi
guru sebaya.
b. Level 2, meliputi: hafal 5 juz al-Qur’a>n, hafal amtsilati, mampu menjadi
trainer.
c. Level 3, meliputi: hafal 10 juz al-Qur’a>n, hafal amtsilati dan mampu
menjadi trainer.
d. Level 4, meliputi: hafal >10 juz, mampu I’lal dan I’rob ayat-ayat al-Qur’a>n
serta faham tafsir ayat-ayat al-Qur’a>n.
Level-level tersebut ditentukan berdasarkan minat dan bakat santri dalam
menghafal al-Qur’a>n. Tentunya didukung oleh kemampuan santri itu sendiri.
Jadi penetapan level tersebut bukan berdasarkan atas waktu/lamanya santri
belajar di pesantren tersebut tetapi berdasarkan minat, bakat. Karena pesantren
ini tidak mengkhususkan pada penghafalan al-Qur’a>n saja melainkan
mengembangkan semua potensi dan semua kecerdasan santri yang ada 9 yaitu
spiritual, logis matematis, intrapersonal, interpersonal, natural, body kinestetik,
spasial visual, musikal, linguistik. Namun, meskipun jika ada santri yang tidak
mempunyai bakat dan minat dalam menghafal al-Qur’a>n, atau bahkan tidak
mau menghafal al-Qur’a>n, pesantren ini tetap memberikan jaminan kualitas
151 Dokumentasi brosur MTs dan MA Laa Raiba Hanifida Hanifida tahun ajaran 2015-2016
juga pada baner yang terpampang di ruang tamu Pesantren.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
level 1 yakni hafal surat-surat popular, hafal juz 30, mampu menjadi guru
sebaya.152
Karena model menghafal al-Qur’a>nnya yang begitu lengkap yaitu ayat,
terjemah dan nomor ayat baik hafal secara maju atau mundur bahkan acak,
Hanifida ini sering mendapat penghargaan. Seperti penghargaan dari Menteri
Agama RI, sebagai metode menghafal kontemporer al-Qur’a>n model file
komputer. Hanifida ini dinilai yang pertama di Indonesia bahkan di Dunia
karena paling lengkap dalam unsur-unsur materi yang dihafalkan dan system
yang digunakan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis otak (Brain
Based Learning) Cara belajar cepat abad 21.153
Penghargaan diberikan pada musabaqoh hafalan al-Qur’a>n dan hadith
Nabi Muhammad SAW Amir Sultan Bin Abdu al-Aziz Abu Su’ud tingkat
ASEAN pada tahun 2009. Pada saat upacara penutupan di Hotel Le Merian
Jakarta tanggal 29 Desember 2009. Penghargaan tersebut di berikan oleh
Menteri Agama dihadiri & di saksikan mantan Menteri Agama Maftuh Basuni,
Dr. Fuad Bawazier (mantan Menteri Keuangan) duta besar Arab Saudi, Imam
Masjidil Haram (Syekh Sudais), para sekjen Departemen Agama RI ketua
Holly Qur’a>n Memorization Int'l, para dirjen DEPAG RI Dirjen Bimas, Prof.
Dr. Nasaruddin Umar MA. Dirjen Pendidikan Agama, Dr.Muhammad Ali
ketua badan Litbang dan diklat DEPAG RI Prof. Dr. H. Atho
Mudzakar. Direktur Penerangan DEPAG RI Drs. Johari M.SI dan lain lain.154
152 Syifa’, pengurus Pesantren dan Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin
Pesantren Laa Raiba Hanifida, wawancara pribadi, Jombang, Rabu 25 Maret 2015. 153 Dokumentasi dari situs Laa Raiba Hanifida dalam
http://www.hanifida99.com/school/2012/07/ prestasi-hanifida/html diakses 26 Maret 2015. 154 Ibid.,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
B. Implementasi Metode Hanifida
Hanifida adalah strategi hafalan dengan sistem asosiasi, dimana objek
yang dihafal dihubungkan dengan kalimat/kata yang mudah mudah untuk
dihafal dan diasosiasikan. Teknik atau jurus-jurus yang digunakan dalam
strategi menghafal cepat Hanifida adalah strategi menghafal yang lebih
menekankan pada penggunaan otak kanan yang bersifat LTM antara lain:
sistem cerita, sistem pengganti, sistem lokasi/loci, sistem angka dan
kalimat.155
1. Sistem cerita
Sistem ini diterapkan oleh semua santri dalam menghafal termasuk
menghafal al-Qur’a>n. Masing-masing mereka membuat cerita kata
kunci untuk mempermudah menghafal. Bagi santri pemula (kelompok
butuh bantuan dan perlu perhatian) mereka masih terpaku pada
pedoman yang pada buku beserta visualisasinya, namun untuk santri
lama dan lancar (kelompok middle, mandiri dan akselerasi) mereka
sudah mampu membuat cerita dan kata kunci sendiri.156
Misalnya pada surat al-Naba’ ayat 17 yang berbunyi
Maka santri membuat cerita kunci ayat tersebut dengan “Tinju inna
beli yong-ma asli karena mie kotak ditetapkan sebagai bonusnya”
155 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, Kamis 27 Maret 2015. 156 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, Rabu 29 Maret 2015. juga di perkuat dengan observasi Kamis
tanggal 27 Maret 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
kalimat yang bercetak tebal tersebut senada dengan bunyi ayat “inna
yaumal fashli kaana miiqoota” sedangkan kalimat yang bercetak
miring merupakan terjemah dari ayat tersebut “Sesungguhnya hari
keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan” sedangkan kata yang
bergaris bawah menunjukkan nomor ayat 17 (TinJu sistem angka
sekunder>: T=1, J=7).157 Kemudian dari kalimat di atas santri
membayangkan (berimajinasi) “ada tinju Inna yang gendut pake jubah
pink beli yong-ma ke super market karena dia pengen dapat mie kotak”
kemudian cerita dan ayat tersebut ditancapkan disertai
gerakan/ekspresi.158
Contoh lain misalnya pada surat al-Infithor ayat 2 yang berbunyi:
159
Maka santri membuat cerita kunci ayat tersebut dengan
“Donatberbintang jatuh berserakan, wah ada kawat key boardnya
nyasar” kalimat yang bercetak tebal tersebut senada dengan bunyi ayat
di atas sementara kalimat yang bercetak miring senada dengan terjemah
“Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan” sedangkan kata yang
bergaris bawah menunjukkan nomor ayat 02 (DoNat<sistem angka
157 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer al-
Qur’a>n Model File Komputer (Ayat, Terjemah dan Nomor urut) Metode Hanifida juz 30
(Jombang: Hanifida, 2009), 4. 158 Syifa’, Pengurus Pesantren Laa Raiba, wawancara pribadi, Jombang, tanggal 30 Maret
2015. 159 Q.S. Al-Infithar (82): 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
sekunder>: D=0, N=1).160 Kemudian dari kalimat di atas santri
membayangkan (berimajinasi) “ada Donat berataburan mises berbentuk
bintang yang jatuh berserakan bersama itu ada kawat key boardnya
rohman yang ikut nyasar ke donat”.161 Dan lain sebagainya162.
2. Sistem pengganti
Sistem ini merupakan sistem digunakan santri untuk melafalkan
dan menghafalkan kata-kata yang sulit dengan cara mengganti kata-kata
tersebut dengan kata lain yang mirip bunyinya.163
Misalnya:164
1) Safaroh = penulis
Maka santri membayangkan “ada mbak safaroh safari ke penulis
jamu gendong se-Indonesia”
2) Istaghnaa = merasa dirinya serba cukup
Maka santri membayangkan “ada mbah is tak genahyang tidak mau
diberi makan padahal sudah 3 hari ia belum makan karena ia merasa
dirinya cukup”
3) Habban = biji-bijian
Maka santri membayangkan “seorang bayi yang nafasnya hab-hab
karena menelan biji-bijian”
160 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-
Qur’a>n Model File Komputer (Ayat, Terjemah dan Nomor urut) Metode Hanifida Juz
30(Jombang: Hanifida, 2009), 44. 161Syifa’, Pengurus pesantren Super camp Laa raiba, wawancara pribadi, Jombang, Kamis 31
Maret 2015. 162 Contoh lain bisa dilihat di lampiran dan lebih lengkapnya lihat buku teknik menghafal al-
Qur’a>n Juz 30 dan surat-surat popular. 163 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, tanggal 30 Maret 2015. 164 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Kamus Akselerasi: Mufrodat ayat-
ayat al-Qur’a>n Metode Hanifida Juz 30 (Jombang: Hanifida, 2009), 3-23.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
4) Sujjirot = dipanaskan
Santri membayangkan adik beli suci roti yang diberi air wudlu yang
dipanaskan
Implementasi sistem pengganti ini dalam menghafal al-Qur’a>n
berfungsi untuk membantu santri dalam menghafal ayat-ayat al-Qur’a>n
yang sulit.165 Contohnya: menghafal surat an-Naba’ ayat 15 “Tisu lik
Nuh bikin Hab-hab pengen bersin”. Kata “hab-hab” digunakan untuk
mengingat lafadz:
166
Contoh lain pada surat al-Balad ayat 1 “Rambut lala kok semu, kusam,
mbulet lagi, sumpah”. Kata ”lala kok semu” untuk mengingat bunyi ayat
167
Begitu juga implementasinya168 pada ayat-ayat lain yang sulit.169
3. Sistem lokasi
Sistem ini digunakan para santri untuk menghafal nomor urut ayat
atau hal yang berhubungan dengan angka urutan.Lokasi yang digunakan
sangat beragam dan hampir semua yang menggunakan sistem lokasi
memiliki pasak lokasi yang berbeda.170 Seperti: lokasi badan (rambut,
165 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, tanggal 31 Maret 2015. 166 Q.S. an-Naba’: 15. 167 Q.S. al-Balad: 1. 168 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer al-
Qur’a>n Model File Komputer, 4 dan 77. 169 Contoh lain yang lebih lengkap bisa dilihat dalam Teknik Menghafal al-Qur’a>n juz 30
dan Surat-surat popular. 170Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, 1 April 2015 dan diperkuat dengan dokumentasi buku Teknik
menghafal Kontemporer al-Qur’a>n juz 30.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
jidat, alis, mata, bulu mata, hidung, pipi, tahi lalat, bibir, gigi dsb.), lokasi
rumah (pintu, tuan, meja-kursi, komputer, buku, galon, tangga, obat,
pigura, kalender, dsb.), lokasi skitar rumah (pagar, pohon, bunga, pintu,
jendela, tiang, lantai, sapu, dsb.), lokasi bayi (bayi, box, kasur, bantal,
guling, selimut, baju, celana), lokasi kitab al-Qur’a>n (sampul, kaligrafi,
kertas, tulisan, pita), lokasi sanca (kepala, lidah, leher, badan ekor), dan
lokasi-lokasi lainnya, Dimana semua lokasi tersebut menyesuaikan
jumlah ayat surat yang hendak dihafal.171
Dalam surat al-Bayyinah misalnya, santri memakai lokasi peralatan
sholat dalam menghafal nomor urutnya. Yang meliputi al-Qur’a>n,
surban, piyama, sarung, mukena, sajadah, tasbih dan siwak.172 Contoh al-
Bayyinah ayat 3 yang berbunyi:
173
Lokasi ayat nomor 3 misalnya “piyama”.Maka untuk mengaitkan
lokasi “piyama” dengan ayatnya, dirangkailah dalam sebuah sistem
cerita. Seperti, “Piyama fiha beli di kutub”, cerita dan kalimat ini
senada dengan bunyi ayat “Fiihaa kutubun Qoyyimah”. Selain dengan
bantuan sistem lokasi tersebut, untuk mempermudah dalam menghafal
nomor urut tersebut, para santri memakai kekuatan ekspresi dan imajinasi
dengan cara mengerakkan anggota badan/ menyentuh anggota badan/
171 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer al-
Qur’a>n Model File Komputer, 1-135. Semua santri diberi kebebasan untuk memakai lokasi yang
ada di buku atau membuatnya sendiri. Namun bila memakai pedoman buku, namun jika membuat
sendiri lokasi tersebut harus urut dan benar-benar diingat oleh santri. 172 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal., 104. 173 Q.S. Al-bayyinah:3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
benda yang dipakai dalam menghafal nomor ayat sambil
membayangkannya.174
Contoh lain pada surat al-Falaq memakai lokasi sanca (kepala,
lidah, leher, badan, ekor), misal pada ayat yang ke 4 memakai badan.
Maka kata “badan” dirangkai dalam sebuah sistem cerita, “Badan
Syahrin gemuk nafasnya saat akad di uqud” dimana kalimat/cerita
tersebut senada dengan bunyi ayat:
175
Berikut ini adalah penerapan sistem lokasi yang digunakan santri
dalam menghafal surat al-Kautsar ayat 1-3.176 Mereka menggunakan
lokasi manusia, antara lain: 1). Kepala, 2). Dada, 3). Tangan
1) KepalaInna letthoooi…..kasar…..padahal nikmatnya banyak
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak”
2) Dadafaishal roboh ke tuan hari saat sholat
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”
3) TanganInna Syaaniya kaku getarannya, ada yang benci
174 Syifa’, Pengurus Pesantren Laa Raiba, wawancara pribadi, Jombang, 02 April 2015 dan
diperkuat dengan observasi proses pembelajaran santri, 2 April 2015 jam 16:30. 175 Q.S. al-Falaq: 4. 176 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontempor.,
125.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
“Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang
terputus”.
Dan masih banyak contoh implementasi sistem lokasi di atas.Selain
untuk menghafal nomor ayat, sistem lokasi juga digunakan para santri
dalam menghafal halaman mushaf al-Qur’a>n.177
Dalam menerapkan lokasi ini santri harus faham betul letak lokasi
yang diurutkan ketika menghafal. Lokasi-lokasi tersebut juga harus
diimajinasikan sehingga telah mengendap di otak. Sehingga apabila suatu
saat lokasi tersebut berubah maka yang dijadikan patokan adalah lokasi
awal. Namun jika ada santri baru yang datang sesudah lokasi itu berubah
maka ustadzah akan menjelaskan keadaan lokasi awalnya.178 Misalnya
dalam menghafal surat al-Lail ayat 1-21 yang menggunakan lokasi
rumah.179
a) Pintu h) Obat o) TV
b) Tuan i) Pigura p) VCD
c) Meja-kursi j) Kalender q) Almari
d) Computer k) Spring Bed r) Koper
e) Buku l) Jam s) Sepatu
f) Gallon m) Tas t) Paralon
g) Tangga n) Setrika u) Kipas
Urutan letak lokasi benda di atas dibuat dan ditulis dalam buku
pedoman sebelum pesantren ini direnovasi, dan setelah direnovasi letak
177 Contoh penerapan lokasi lebih lengkap lihat dalam Khoirotul Idawati Mahmud dan
Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-Qur’a>n Model File Komputer. 178 Rizki, santri akselerasi, wawancara pribadi, Jombang, hari kamis tanggal 03 April 2015. 179 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer.,
86.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
benda-benda tersebut sudah berpindah dan tidak sesuai dengan buku.
Oleh karenanya santri baru yang datang setelah lokasi berubah akan
dijelaskan oleh ustad/ah tentang lokasi sebelumnya dan meminta mereka
untuk mengimajinasikan lebih dalam sementara santri yang sudah tahu
lokasi awal hanya perlu diingatkan dan tetap diimajinasikan.180 Adapun
rumus angka primer dan sekunder181 tersebut adalah:
Gambar.4.1
Tabel rumus 0-9 angka primer
180 Rizki, santri akselerasi, wawancara pribadi, Jombang, tanggal 02 April 2015. 181 Rumus angka primer terdiri dari angka 0-9 sedangkan rumus angka sekunder terdiri dari
angka 01-99.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
Gambar.4.2
Tabel rumus 01-99 angka skunder
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
87
Contoh nya pada surat al-Qaaria’ah ayat 1-9 yang memakai angka
primer dan 10-11 yang dipakai angka sekunder. Contoh bunyi penerapannya
pada ayat 1 (Teri) dan 11 (Tato):182
1) TeriBertemu Qaari’ah di hari kiamat
“Hari kiamat”
11) Tatosenar hamiyah apinya sangat panas
Dan masih banyak contoh ayat dan surat lain yang menerapkan
sistem ini, seperti an-Naba’, al-Infithar, al-Ghosiyah, as-Syams, al-
Humazah dan lain-lain.183
4. Sistem Kalimat
Sistem ini mirip dengan sistem cerita hanya saja di dalam kalimat
tersebut dimasukkan kata kuncinya. Sisitem ini digunakan untuk
mengingat ayat dengan cara membuat cerita imajinasi dari inti-inti suatu
kalimat. Dan sistem ini juga diterapkan pada semua ayat dalam al-
Qur’a>n, juga lebih lengkap dengan menghafal makna kandungan
surat.184
Misalnya menghafal cerita surat al-Thoriq yang mempunyai 6 kata
kunci/ inti kalimat. “al-Thoriq adalah surat ke-86 artinya yang datang
malam hari. Jumlah ayatnya ada 17, diturunkan di makkah.
Kandungannya “Setiap jiwa diawasi Allah, dan al-Qur’a>n adalah
182 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-
Qur’an Model File Komputer, 112. 183 Ibid., 1 184 Syifa’, pengurus dan Ustadzah di pesantren Super camp Laa Raiba, wawancara pribadi,
Jombang, tanggal 02 April 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
pemisah antar yang haq dan yang balil”.Cara menghafalnya kemudian
dirangkai dalam sebuah kalimat “Bola….nya tarik!!!!!Yang datang di
malam hari tinju saja. Makka-nya hati-hati.* karena setiap jiwa
diawasi Allah, dan al-Qur’a>n adalah pemisah antara yang haq dan
yang bat}il”185
Penjelasan dari kalimat di atas adalah:186
1) Bola untuk mengingat urutan surat yang ke-86
2) Tarik untuk mengingat surat al-T}ariq
3) Yang datang malam hari untuk mengingat arti surat al-T}ariq
4) Tinju kodenya TJ untuk mengingat kalau jumlah ayat dalam surat al-
T}ariq ada 17
5) Makka-nya untuk mengingat tempat turun surat al-T}ariq
6) Setelah tanda bintang untuk mengingat kandungan surat al-T}ariq
Contoh lain pada surat pada surat Ya>sin “Ya>sin adalah surat ke
36 artinya Ya>sin. Jumlah ayatnya ada 83, diturunkan di
Makkah.Isi kandungannya peristiwa itu mirip dengan kisah utusan
Nabi Isa dengan penduduk Anthokiyah (Syam)”. Cara menghafalnya
kemudian dirangkai dalam sebuah kalimat “Milo Makkah di bawa pak
Yaasin ke Indonesia hancur lebur terkena Bom* peristiwa itu mirip
185 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer al-
Qur’a>n Model File Komputer juz 30, 58. 186 Syifa’, pengurus Pesantren Laa raiba, dan Rizki, Santri akselerasi, wawancar pribadi,
Jombang, tanggal 3 April 2015 diperkuat dengan observasi pada pembelajaran kedua (ba’da
ashar).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
89
dengan kisah utusan Nabi Isa dengan penduduk Anthokiyah
(Syam)”187
Sementara itu, dalam menghafal al-Qur’a>n cerita kata kunci
dirangkai dari 3 unsur, yaitu ayat, nomor, dan terjemah. Ketiga hal
tersebut yang dibidik untuk dihafalkan.188
Contoh: menghafal ayat 20 surat al-Insyiqo>q189
Kalimatnya: Nodaskokmenutup Iman karena pamali. Huw…..la yuh
iman!
1) Noda untuk mengingat nomor urut ayat 20
2) Skok untuk mengingat surat al-Insyiqoq
3) Huw…….la yuh iman untuk mengingat bunyi ayatnya
4) Menutup iman untuk mengingat arti “mengapa mereka tidak
beriman?”
Contoh lain pada surat al-Waqi’ah ayat 4:190
Kalimatnya: DupaWaqi’ah di rujak Raja, apabila bumi digoncangkan
dengan sedahsyat-dahsyatnya.191
187 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer al-
Qur’a>n Model File Komputer Surat-Surat Populer al-Qur’a>n dan Visualisasinya, (Jombang:
Hanifida, 2009). 188 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, tanggal 4 April 2015. 189 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-
Qur’a>n Model File Komputer juz 30, 47. 190 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-
Qur’a>n Model File Komputer Surat-Surat Populer Al-Qur’a>n dan Visualisasinya. 191 Untuk keterangan dari contoh ini unsurnya sama dengan contoh di atas yaitu Dupa untuk
mengingat nomor urut 04, Waqia’ah untuk mengingat surat al-Waqi’ah, Dirujak Raja untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
90
Begitu juga penerapannya dalam ayat dan surat lain. Sementara itu
untuk selain juz 30 dan surat-surat popular, para santri sudah mampu
membuat kalimat sendiri sebagai kail dan kata kunci.Biasanya mereka
menulisnya dalam buku kemudian membuat visualisasinya selanjutnya di
sharekan dengan kelompok mereka. Jika ada kalimat yang lebih menarik
dan sesuai dengan ayat maka kalimat itulah yang disepakati kelompok
untuk menghafal surat yang akan dihafal. Misalnya dalam menghafal
surat al-An’am 145 mereka membuat kalimat “T.Pisau pak Anamkula’an
ajudan’a mama jualan uyah, tiadalah aku peroleh dalam wahyu” untuk
mengingat bunyi ayat
Kelima sistem inilah yang di terapkan santri La Raiba Hanifida
dalam menghafal termasuk dalam menghafal al-Qur’a>n salah. Masing-
masing sistem saling terkait dan hampir tidak ada yang berdiri sendiri.
Ketika cerita di baca, santri membayangkan cerita tersebut. Proses
pengimajinasian itu dibantu dengan melihat gambar berwarna, dan
mengingat bunyi ayat “idza Rujjatil ardlu Rojja” dan kata yang bergaris miring untuk mengingat
terjemahnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
91
anggota tubuh mengekspresikan maksud dari ayat dengan kreasi masing-
masing.192
Menghafal al-Qur’a>n dengan strategi ini bisa dipraktikkan kepada
siapapun, para santri yang datang juga berasal dari latar belakang yang
berbeda bahkan ada yang belum bisa baca tulis al-Qur’a>n. Semua santri
masuk ke Pesantren ini tanpa melalui tes. Selain dapat diterapkan oleh
siapapun, sistem ini juga dapat diterapkan oleh semua umur.193 Bahkan
sistem hafalan ini terbukti efektif untuk anak-anak yang berusia dibawah
usia 10 tahun. Dimana mereka sudah mampu menghafal al-Qur’a>n
beserta artinya. Dengan strategi menghafal cepat Hanifida ini anak
mampu menghafal deret 100 angka dalam 2 menit. Anak dapat
menghafal apa pun dalam waktu cepat dan dapat menjawab setiap
pertanyaan mengenai apa yang telah dihafalkan seperti komputer saja.
Jadi dengan mempelajari strategi ini, selain anak pandai menghafal al-
Qur’a>n, jago berhitung dan pintar di sekolah. Dan anak usia produktif
kelas 3 sampai kelas 6 SD paling cepat mempelajari strategi ini karena
strategi Hanifida ini, mengoptimalkan kerja otak kiri sehingga ada
keseimbangan otak kiri dan otak kanan dimana akurasinya hingga 85
persen.194
5. Kegiatan menghafal al-Qur’a>n
1) Surat pertama yang dihafal
192 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, hari kamis 5 April 2015. 193 Ibid., 194Dokumentasi pernyataan pengasuh dari situs Laa Raiba Hanifida dalam
www.hanifida99.com diakses 5 April 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
92
Surat pertama yang di hafal oleh para santri195 di pesantren ini
adalah adalah juz 30, kemudian di lanjutkan dengan tujuh surat popular,
yaitu al-Mulk, al-Rahman, al-waqi’ah, Ya>sin, al-Dukhon, al-Sajdah, dan
al-Kahfi), kemudian di lanjutkan juz 1 s.d. selesai, dan ada pula santri
yang menghafal surat popular kemudian juz 30 setelah itu s.d. selesai.
Namun sebelum menghafal al-Qur’a>n, semua santri di wajibkan
menghafal asmaul husna sebagai pondasi awal dalam menghafal semua
materi termasuk menghafal al-Qur’a>n. Masing-masing materi dan surat
yang dihafal menggunakan lima sistem dasar dalam menghafal yaitu:
sistem cerita, sistem pengganti, sistem lokasi, sistem angka, dan sistem
kalimat untuk membuat kata kunci. Namun dalam hal ini, santri di beri
kebebasan untuk memilih surat apa yang di hafal terlebih dahulu. Dan
inilah salah satu yang membedakan dengan pesantren yang masih
memakai strategi konvensional.196
2) Langkah-langkah dalam menghafal al-Qur’a>n
Adapun langkah-langkah dalam menghafal al-Qur’a>n dengan
strategi menghafal cepat hanifida sebagai berikut:197
a) Menentukan surat yang akan di hafal
b) Menghafal rumus angka primer disertai simbol bergambar
c) Menghafal rumus angka sekunder disertai simbol bergambar
195 Surat pertama yang dihafal tiap santri berbeda, diantara mereka ada yang menghafal juz
30 dahulu dan ada pula yang menghafal surat-surat popular kemudian juz 30. 196 Syifa’, pengurus pesantren Laa Raiba Hanifida dan diperkuat dengan wawancara pada
rizki dan devi santri akselerasi dan butuh bantuan, wawancara pribadi, Jombang, tanggal 05 April
2015. 197 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, 06 April 2015 dan diperkuat wawancara pribad idengan beberpa
santri, firda, santri mandiri.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
93
d) Menggabungkan nomor, ayat, dan terjemah ke dalam kesatuan cerita
sebagai kata kunci dengan pilihan penggunaan sistem cerita,
pengganti, lokasi, angka dan kalimat
e) Menggambarkan rumus angka/sistem lain dengan ayat dan
terjemahnya dalam bentuk sebuah cerita yang disusun dalam bentuk
kalimat yang menarik, lucu, aneh dan konyol. Susunan cerita tersebut
juga di lengkapi dengan gambar, simbol.
Contoh: dalam surat asy-Syams ayat 15. 15 TS bendanya Tisu.
Ceritanya Tisu dari Syams?Walah…yak kok dibawa Khotbah. Tidak
takut to????.198 Untuk mengingat bunyi ayat……
199
“Dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu.”
Dalam suarat Yaasiin ayat 5. 05 DS bendanya Dasi, ceritanya
DasiYaasin di pakai ta’jilan aziz dan rahim subhanallah dapat wahyu,200
untuk mengingat ayat…………
201
“ (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang”
3) Proses pembelajaran
a) Pendahuluan
198 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer al-
Qur’a>n Model File Komputer juz 30, 84. 199 Q.S. al-Syams: 15. 200 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-
Qur’a>n Model File Komputer: Surat-surat Populer dalam al-Qur’a>n. 201 Q.S. Yaasiin: 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
94
Pada awal pembelajaran, santri tidak langsung di beri materi
tetapi para santri diajak melakukan tepukan sambil bernyanyi,
kemudian mengucapkan yel-yel yang keras mengisi energi positif
kemudian berdoa. Setelah itu, baru pembelajaran dimulai.
Pembelajaran dilakukan di ruangan yang selalu ada rumus angka yang
ditempel di tembok. Dalam pembelajaran ini, setiap santri wajib
memegang buku panduan.202
b) Kegiatan inti203
Dalam kegiatan inti, ustadz/ah membuat kesepakatan dengan
santri tentang cerita kata kaunci dari surat yang akan di hafal,
misalnya surat an-Naba’ ayat 1-9 memakai sistem angka primer dan
10-40 memakai sistem angka sekunder. Selanjutnya ustadz/ah
mengucapkan nomor ayat disertai simbol dan bendanya dengan suara
keras diikuti para santri sambil bertepuk tangan. Misalnya: 1 T
bendanya TERI, 01 DT bendanya DOT, 02 DN bendanya DONAT,
ini diucapkan 2x dengan keras, memakai tepukan dan diikuti para
santri.
Selanjutnya ustadz/ah membuat sebuah cerita untuk yang akan
dihafal untuk mengingat bunyi ayat dan artinya serta nomor ayatnya.
Cerita tersebut dibuat sekonyol dan seaneh mungkin disertai gerakan
dan ekspresi agar bisa mengendap di otak lebih lama. Disini guru
selalu berusaha agar cerita itu keluar dari ide para santri.
202 Observasi pembelajaran dan diperkuat wawancaradengan ustadzah dan santri tanggal 8
April 2015. 203 Ibid.,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
95
Misalnya:204Teriama Natasya pergi ke alun-alun, ini bisa
dibayangkan ada seekor Teri yang besar dan gemuk, ia berdiri sambil
menari-nari dan memakai kerudung pink sambil membawa tembak
berlari ke alun-alun menemui Natasya kemudian mereka saling
bertanya tentang apa ya...????? cerita ini, untuk mengingat bunyi
ayat:
205 Artinya: Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
Ketika membunyikan arti, semua santri ikut berekspresi, disertai
intonasi suara yang pas.Dengan demikian dalam pembelajaran semua
santri ikut terlibat dan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan
hidup.206
Berbeda dengan anak normal, untuk anak autis pada permulaan
pembelajaran mereka diajak bercerita dari gambar yang ada di buku,
diajak membayangkan cerita tersebut dan diajak bergerak, kemudian
mereka diminta untuk menggambarkan apa yang diceritakan oleh
guru, diwarnai setelah itu ditempel di kertas karton/ papan. Setelah itu,
mereka diminta untuk menceritakan gambar yang mereka buat,
kemudian cerita itu dihubungkan dengan ayat yang mau di
hafalkan.Setiap anak Autis yang belajar di Pesantren ini masing-
masing dibimbing oleh 1 orang ustadz/ah.207 Dengan teknik ini Arnida
204 Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer al-
Qur’a>n Model File Komputer juz 30, 1. 205 Q.S. al-Naba’: 1. 206 Observasi pembelajaran tanggal 08 dan 10 dan 12April 2015. 207 Pembedaan ini di karenakan memang mereka memerlukan perhatian khusus.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
96
menyelesaikan 7 surat popular (2,5 juz), dan juz 30 dalam waktu
kurang dari satu tahun.208 Selain Arnida juga ada santri autis yang
bernama Lismatul dimana ia sudah hafal 2 surat populer yaitu al-
Rahman dan al-Waqi’ah lengkap dengan arti, nomor ayat dan nomor
suratnya dalam waktu setengah tahun.209
c) Penutup
Pembelajaran kemudian ditutup dengan pemberian motivasi dan
reward kepada para santri agar energi positif dalam diri mereka tetap
aktif sehingga mereka tetap semangat dalam menghafal al-Qur’a>n
setelah itu mereka berdoa bersama.210
4) Tahapan-tahapan dalam menghafal al-Qur’a>n
Dalam tahapan-tahapan menghafal al-Qur’a>n santri di
kelompokkan menjadi 5 kelompok sesuai kemampuan dan kompetensi
masing-masing santri. Pengelompokan tersebut di laksanakan dalam
setiap kegiatan dan setiap tahap dalam menghafal.
a) Tahap tahfizh211
(1) Santri pemula
Bagi santri pemula yang bacaannya sudah lancar, guru
pendamping membaca cerita dengan pilihan cerita kata kunci yang di
208 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, 10 April 2015 dan diperkuat dengan observasi tanggal 12 dan 14
April 2015. 209Lismatul, santri butuh perhatian yang autis, wawancara pribadi, Jombang, 14 April 2015. 210 Ibid., 211 Data ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara pribadi ustadzah dan diperkuat dengan
observasi tanggal 14 April 2015, sedangkan untuk contonya penulis peroleh dari dokumentasi
buku Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-
Qur’a>n Model File Komputer juz 30, 47.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
sepakati, kemudian santri menirukan dengan suara yang keras disertai
tepukan tangan dan gerakan. Sedangkan apabila santri tersebut belum
lancar dan masih sulit membaca, maka guru membuatkan kata kunci,
tiap-tiap lafadz dibuatkan kata-kata yang bunyinya mirip dengan
lafadz yang akan dihafal kemudian dirangkai dalam sebuah cerita.
Contoh: surat al-Insyiqoq 1-3 memakai sistem angka primer
(a) Teri terbang-langit terbelah, ada samak di sekat
(b) Nuri patuh pada Tuhan, dan Adi di laknat Roby. Wah…ke kota!
(c) Mie tumpah ke bumi, wa-dah Arto modot
Setelah dibaca santri menirukan dan diulang 2x, lalu santri
diminta menghafal satu persatu dengan di bantu gerakan oleh guru.
Apabila sudah lancar semua, maka di hafal lagi bersama-sama.
Setelah dapat dua ayat, kemudian diadakan pendalaman materi
dengan cara berpasangan 2-2 demikian seterusnya.
(2) Santri lama
Pada tahap ini santri dibagi menjadi 5 kelompok sesuai
kompetensi masing-masing santri. Kelima kelompok tersebut yaitu:
(a) Kelompok akselerasi adalah kelompok yang sudah mampu
membuat kata kunci dan cerita sendiri dan mereka memiliki
kesdaran untuk menghafal tanpa disuruh dan diingatkan oleh
ustadz/ah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
(b) Kelompok mandiri adalah kelompok yang mampu membuat
cerita dan kata kunci sendiri dalam menghafal al-Qur’a>n
akan tetapi kesadarn mereka masih labil sehingga kadang
masih perlu diingatkan dalam menghafal al-Qur’a>n.
(c) Kelompok menengah adalah kelompok yang terlalu cepat bila
ditaruh dikelompok Perlu Perhatian akan tetapi bila di taruh
di kelompok mandiri kalah cepat.
(d) Kelompok butuh bantuan adalah kelompok yang masih
belum mampu membuat cerita dan kata kunci sendiri.
(e) Kelompok perlu perhatian adalah kelompok yang belum
mampu membuat kata kunci dan cerita sendiri dan setorannya
masih sedikit.
Jumlah santri dalam kelompok di atas bervariasi ada yang 2,
3, atau 4 orang. Pengelompokan ini bersifat fleksibel bukan
permanen, artinya apabila nanti ada santri yang hafalannya
meningkat, maka akan dilakukan perubahan. Setiap 2 minggu
sekali dewan asatidz/ah mengadakan rapat evaluasi bersama
pengasuh.212
Rapat evaluasi ini dilaksanakan untuk membahas
perkembangan setiap santri sampai sejauh mana hafalannya, apa
saja kendala yang dihadapi dan bagaimana solusinya. Jika dalam
evaluasi ini anak dari kelompok bawah atau sedang memiliki
212 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Super Camp Laa Raiba
Hanifida, wawancara pribadi, Jombang, 15 April 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
perkembangan hafalan yang bagus maka santri tersebut di up
grade/dinaikkan ke kelompok sedang atau ke kelompok atas.
Sebaliknya bila ada santri kelompok aksel atau kelompok mandiri
yang terus menurun prestasinya maka ia akan diturunkan ke
kelompok belajar bawahnya.213
b) Tahap tasmi’
Setiap santri yang akan setor hafalan di wajibkan mengadakan
tasmi’ atau sema’an (review) dengan sesama santri.Tujuan tahapan ini
adalah untuk memperlancar hafalan dan mengoreksi bacaan-bacaan
yang salah. Dalam proses sema’an ini juga santri harus menghafal
secara maju, mundur, dan acak.214
c) Tahap setoran215
Setelah santri menghafal al-Qur’a>n dan melakukan sema’an,
maka hafalan yang diperoleh harus disetorkan kepada ustadz/ah.
Sistem setorannya santri maju satu persatu, kemudian menghafal ayat
yang disetorkan, misalnya surat Ali imran ayat 1-25 disertai terjemah
dan ekspresinya. Selanjutnya santri menghafal secara mundur dari
ayat 25-1 tanpa arti lalu diacak. Apabila pada waktu setoran santri
salah 3 kali maka dia harus mundur dan mengulang kembali
hafalannya. Santri yang sudahsetor nilainya direkap dalam buku
setoran.
213 Ibid., 214 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida, dan
Rizki, santri akselerasi, wawancara pribadi, Jombang, tanggal 16 April 2015 serta diperkuat
dengan observasi tanggal 7 dan 14 April 2015. 215 Ibid.,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
Didalam menyetorkan hafal hafalan baru atau tambahan setiap
santri berbeda tergantung panjang pendeknya ayat yang dihafal. Bagi
santri yang masih sulit atau kurang baik dalam bacaan maka untuk
menambah hafalan baru minimal 5 ayat jika ayatnya panjang dan 8
ayat jika ayatnya pendek.Bagi santri yang sudah lancar dan baik maka
untuk setoran hafalan minimal 1 kaca.
Apabila surat yang dihafal itu disetorkan secara bertahap, maka
setoran berikutnya harus diulang dari awal, misalnya surat al-Waqi’ah
jumlah ayatnya ada 96, setoran pertama ayat 1-40, maka setoran kedua
diulang dari ayat 1-96 kemudian di acak. Khusus bagi santri yang
belum lancar, maka setorannya ditambah cerita kata kunci.
d) Tahap muroja’ah
Dalam muroja’ah (takrir) santri mengulang-ulang hafalan
tergantung banyak sedikitnya juz-juz yang sudah dihafal.
Muroja’ahnya dilakukan pada jam review yang sudah ditentukan oleh
ustadz/ah pendamping dan akan di catat di dalam buku setoran review,
selain pada jam formal, biasanya para santri juga melakukan
muroja’ah setiap sholat fardhu dan setelah selesai sholat fardhu
berjama’ah dengan membuat kelompok-kelompok kecil sesuai hafalan
santri, juga ketika ada teman yang ulang tahun mereka mengadakan
khotmil Qur’a>n bersama. Semua Hafalan tersebut harus disuarakan
yang keras dan disertai visualisasi dan ekspresi.Setelah itu mereka
main tebak-tebakkan dengan KMS (Kartu Menuju Surga). Pada
permainan ini santri saaling berebut untuk mendapatkan kartu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
sebanyak-banyaknya sambil tertawa riang. Karena yang berhasil
menjawab dengan cepat maka ia berhak mendapat kartu. Kartu KMS
ini digunakan untuk menguji hafalan santri secara acak.216
e) Teknik penguatan hafalan217
Teknik penguatan hafalan di Pesantren ini seluruh santri harus
bisa menjadi guru sesama teman/guru sebaya, karena mengajar
sesama teman adalah salah satu bentuk untuk menguatkan hafalan
mereka. Caranya santri berpasangan dengan temannya untuk
menghafal al-Qur’a>n. Santri yang telah lancar hafalannya, mengajar
santri yang belum bias atau santri yang hafalannya lambat mengajar
temannya yang lambat.
Selain teknik penguatan dengan teman sebaya, pesantren ini
juga menerapkan penguatan lainnya, antara lain:
(1) Siswa menuliskan kembali cerita kata kunci disertai ayat dan
artinya. Yaitu setelah santri setoran, santri diminta menuliskan
kembali surat yang dihafal disertai kata kunci dan terjemah lalu
disetorkan kepada ustadz/ah/pengasuh untuk dikoreksi dan dinilai.
(2) Menyimak bacaan teman
216 Ibid., 217 Nur Afifah, Dewan penasehat dan Kepala Madin Pesantren Laa Raiba Hanifida,
wawancara pribadi, Jombang, 16 April 2015, diperkuat dengfan observasi tanggal 7 dan 14 April
2015, dan contohnya merupakan dokumentasi dari buku Khoirotul Idawati Mahmud dan
Hanifuddin Mahadun, Kamus Akselerasi: Mufrodat Ayat-ayat al-Qur’a>n
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
Santri memperdengarkan hafalannya kepada teman secara
bergantian, jika santri lupa ayatnya, maka untuk mengingatkan
hanya dengan memakai cerita kata kunci, tapi bila yang lupa
artinya diingatkan dengan gerakan.
(3) Memahami arti mufrodat
Yaitu ayat al-Qur’a>n dipenggal-penggal lalu diartikan
permufrodat, caranya membaca cerita dengan kata-kata, yang
bunyinya mirip dengan lafadz yang dihafal. Misalnya: Tublaa =
ditampakkan, ceritanya “Tubuhlah yang harus di tampakkan”, al-
Thoriq = yang datang pada malam hari, ceritanya “Thoriq, tarik
hari yang datang pada malam hari.”
(4) Memahami kandungan ayat yang dihafal yaitu santri membaca
ayat, terjemah, kemudian tafsirnya tapi hal ini baru dipraktikkan
oleh beberapa santri.
(5) Diulang-ulang pada waktu sholat, setelah selesai sholat dan
mengadakan kotmil Qur’a>n ketika ada teman yang ulang tahun.
f) Waktu menghafal dan setoran
Adapun waktu yang disediakan bagi santri ada tiga waktu yaitu:
pagi setelah sholat shubuh s.d jam 6 pagi, sore setelah ashar jam 16.00
s.d. maghrib, dan malam setelah sholat maghrib s.d. jam 20.00.
Masing-masing kelompok mempunyai satu waktu untuk menambah
setoran, satu waktu untuk mereview, dan satu waktu untuk menambah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
103
hafalan.Namun apabila ada santri yang setor lebih dari satu kali dalam
sehari maka diperbolehkan.
Semua santri ditiap kelompok menyetorkan hafalannya kepada
ustadz/ah kelompok mereka, kecuali untuk kelompok akselerasi
mereka harus menyetorkan hafalannya langsung kepada umi Ida dan
abi Hanif.
g) Menghafal ayat-ayat mutasayabbihat
Ayat-ayat mutasyabbihat atau ayat ayat yang serupa jika di Pondok
tahfizh pada umumnya menjadi batu sandungan yang cukup besar, tetapi
tidak bagi pesantren ini. Hal ini dikarenakan santri di Pesantren ini
menerapkan sistem menghafal cepat yang berbasis otak dimana di
dalamnya ada cerita, kata kunci, visualisasi dan ekspresi serta imajinasi.
Semua sistem tersebut berfungsi menghafal ayat, terjemah, nomor ayat,
nomor surat dan lain-lain, sehingga meskipun antara ayat yang satu
dengan lainnya ada lafadz yang sama tidak akan tertukar dalam
menghafal karena ceritanya berbeda, kalimatnya berbeda, imajinasi dan
ekspresinya pun berbeda. Namun demikian santri yang menghafal ayat-
ayat mutasyabbihat biasanya mempunyai cara yang berbeda dibanding
menghafal ayat yang bukan mutasyabbihat yaitu lebih banyak
mengulang-ulang kedua ayat tersebut dan membuat cerita yang semakin
berbeda dari kedua ayat tersebut agar semakin lekat dalam otak.218
Contohnya dalam Q.S. al-Mulk (67) ayat 25 dan Q.S. Ya>sin (36)
ayat 48 yang memiliki bunyi ayat yang sama.
218Rizki, Santri akselerasi, wawancara pribadi, Jombang tanggal 14 April 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
104
219
220
Dalam menghafal 2 ayat yang serupa di atas, santri mengulang-
ulang dan membuat cerita serta visualisasi untuk diimajinasikan yang
berbeda antara keduanya. Q.S. al-Mulk: 25 = NaSi, ceritanya: NaSiMulk
sama Yakult leHadza........Waiiiiiiiiiid di kuntum ama Shodiq. Sedangkan
untuk Q.S. YaaSiin: 48 = PerBanYasiin kenaYakult uuna matanya kadal
wa’duin...
5) Cara mengetahui perkembangan santri
Untuk mengetahui perkembangan santri dalam menghafal al-
Qur’a>n, pesantren ini melakukan evaluasi/ujian. Ujian di pesantren ini
dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, yaitu:221
a) Ujian tertutup yaitu ujian yang dilaksanakan oleh pengurus Pesantren,
diikuti oleh semua santri, bertempat di Pesantren, dan pengujinya
juga dari ustadz/ah yang mengajar dipesantren. Ujian ini
dilaksanakan 1 minggu menjelang ujian terbuka.
b) Ujian terbuka yaitu ujian yang dilaksanakan oleh pengurus Pesantren,
diikuti oleh semua santri, bertempat dikota-kota besar seperti Jakarta,
219 Q.S. al-Mulk (67): 25. 220 Q.S. Yaasiin (36): 48. 221 Syifa’, Pengurus Pesantren Laa Raiba, wawancara pribadi, Jombang, tanggal 14 April
2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
105
dan pengujinya adalah para ahli tahfidz al-Qur’a>n di luar pengurus
Pesantren seperti Ust. Yusuf Mansur, Prof. Dr. H. A. Zahro’, MA,
Drs. K.H. Ahmad Musta’in Syafii M.Ag dan lain-lain.
Dengan adanya ujian terbuka ini santri menjadi lebih termotivasi
dan semangat dalam menghafal al-Qur’a>n karena yang menguji
mereka adalah orang-orang yang berpengaruh di negeri ini sehingga
mereka saling beromba-lomba meningkatkan dan memperbaiki
kualitas hafalan.222
6) Sistem penilaian
Alat evaluasi teknik menghafal al-Qur’a>n terdiri dari beberapa
item antara lain:
a) Nomor,
b) Tanggal/hari,
c) Waktu,
d) Materi,
e) Nilai,
f) Tanda tangan guru,
g) Tanda tangan santri dan dilengkapi dengan identitas singkat
santri dan foto santri dihalaman sampul.223
Alat evaluasi ini untuk memantau sampai sejauh mana hafalan
santri, setor apa tidak setiap harinya, yang disetorkan berapa ayat,
222 syifa’, pengurus Pesantren super Camp Laa raiba dan diperkuat Wanca, santri kelompok
middle, wawancara pribadi, Jombang, 17 April 2015. 223 Dokumentasi dari buku evaluasi santri.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
106
surat apa yang disetorkan, dan bagaimana kelancarannya. Kriteria
pemberian nilai adalah sebagai berikut:224
a) Santri yang setor salah lebih dari 3 kali nilainya B.
b) Santri yang setor salah 3 kali nilainya A-.
c) Santri yang setor tanpa ada yang salah sama sekali nilainya A.
d) Santri yang setor tanpa ada yang salah sama sekali pada putaran ke-2
nilainya A+.
e) Jarak setoran pertama dan kedua dilakukan minimal 1 bulan.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Hanifida
1. Kelebihan Metode Hanifida225
Beberapa kelebihan dengan menggunakan metode hanifida adalah:
a. Menghafalnya lebih mudah dan sulit lupa sesuai dengan mottonya yaitu
cepat hafal sulit lupa.
b. Menghafalnya lebih lengkap (menghafal ayat, nomor ayat, terjemah
ayat, nama surat, nomor surat dan isi kandungan).
c. Bisa menghafal secara urut, mundur dari belakang bahkan secara acak.
d. Menghafalnya lebih santai dan menyenangkan (Enjoy full Learning).226
e. Menghafalnya sangat unik dengan memakai visualisasi, imajinasi,
warna, bentuk dan ekspresi.227
224 Syifa’, pengurus Pesantren Laa raiba, wawancara pribadi, jombang, tanggal 17 April
2015. 225 Analisis kelebihan strategi ini didapat penulis dari hasil wawancara pribadidengan
ustadzah, santri, dan diperkuat dengan observasi tanggal 7 dan 14 April 2015. 226 Yaitu pembelajaran berbasis otak, yang mengoptimalkan otak kanan dan kiri serta otak
triune dengan metode enjoyfull Learning melalui pembelajaran yang kreatif, inovatif,
menyenangkan dan menggairahkan, sehingga berbagai permasalahan seperti bosan dan jenuh pada
santri dapat diminimalisir.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
107
f. Menguasai strategi ini dapat mengembangkan kecerdasan ganda
(multiple intelegences).
g. Sangat baik untuk diterapkan pada anak pada usia emas (golden age).
2. Kekurangan Metode Hanifida228
Beberapa kekurangan dengan menggunakan metode hanifida adalah:
a. Kurang cocok untuk diterapkan pada orang dewasa apa lagi lanjut
usia.229
b. Biaya pendidikan230 yang cukup mahal sehingga hanya bisa dijangkau
oleh masyarakat menengah ke atas supper class.231
c. Kurang adanya kekhusyukan dan penghayatan makna ayat-ayat yang di
baca santri.232
d. Strategi ini tidak dapat diterapkan secara otodidak melalui buku.
227Tentang ini, pengasuh menuturkan dalam buku Teknik Menghafal al-Qur’a>n
Kontemporer juz 30 bahwa Visualisasi, bayangan, imajinasi dan kreativitas ada di otak kanan.Otak
kanan daya kerjanya panjang sekali. Dengan demikian visualisasi disertai aksi akan dapat diingat
lama oleh otak. Oleh karenanya strategi ini menggunakan visualisasi, bayangan, imajinasi. 228 Analisis kelemahan strategi ini didapat penulis dari hasil Wawancara pribadi ustadzah,
santri dan diperkuat dengan observasi tanggal 7 dan 14 April 2015. 229Hal ini disebabkan karena daya kerja otak orang dewasa yang sudah mulai menurun dan
sulit untuk berimajinasi. Dari hasil wawancara dengan ustadzah Nur Afifah, beliau menuturkan
bahwa pernah ada ibu-ibu peserta training ketika mereka disuruh membayangkan beliau malah
berkata “saya lho.. tidak ada bayangan sama sekali” namun dengan seringnya berlatih maka
berimajinasi menjadi lebih mudah, tutur beliau. 230Pendidikan di pesantren ini mensinergikan antara pendidikan pesantren dengan pendidikan
formal. Yaitu MTs dan MA al-Qur’a>n Laa Raiba Hanifida Hanifida yang baru berjalan 4 tahun
(berdiri tahun 2011). Dimana semua guru diwajibkan menerapkan strategi Hanifida dalam setiap
pembelajaran dan semua siswa yang belajar di sini wajib asrama di pesantren Laa Raiba Hanifida. 231 Biaya pendidikan di pesantren ini uang masuk sebesar Rp. 17.850.000 dan perbulannya
Rp. 1.950.000 (SPP pesantren/madin Rp. 550.000, SPP sekolah/bulan Rp. 550.000, jasa boga
(makan)/bulan Rp. 500.000, Ekstrakurikuler Rp. 100.000, Jasa laundry/bulan Rp. 250.000), Data
administrasi ini penulis peroleh dari brosur MTs-MA al-Qur’a>n Laa Raiba Hanifida Hanifida
tahun ajaran 2014-2015. Sementara untuk data administrasi pondok dan training penulis peroleh
dari hasil wawancara pribadi dengan ustadzah Syifa’ tanggal 14 April 2015. 232Bedasarkan pengamatan penulis tanggal 7 dan 14 April 2015, semua santri yang menghafal
dalam keadaan ceria dan senang bahkan mereka sambil bertepuk tangan ketika mengadakan
muroja’ah setelah sholat fardhu. Begitu pula pada yat-ayat yang menerangkan
kesedihan/kiamat/neraka, mereka tetap menghafal dalam keadaan ceria.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
108
e. Kata kunci yang digunakan terkesan kurang islami bahkan kadang
kurang sopan233
Misalnya: megganti kata a’thoina dengan kata letthooi, mengganti kata
adrooka dengan kata androk dsb.234
KepalaInna letthoooi…..kasar…..padahal nikmatnya banyak
235
Nonamenggoda lik Thoghin….. maapmbak yaa!Jika melampaui batas
236
Notapak kades wah ashoy,tetapi fir’aun tidak suka
237
PakMuqithndakik-ndakik membuat tafsiran dengan tertawa dan
gembira ria
238
Sembilan belasiliyyin, mama androknya ma,iling Yuni
239
Delapansejenis dan androkya ma sejenis
240
Mie.......Umie, mana androk Qori’ah, tahukah?
233 Dokumentasi dari buku Dokumentasi Khoirotul iadawati dan Hanifuddin mahadun, teknik
Menghafal Kontemporer al-Qur’a>n, juz 30. 234 Dokumentasi Khoirotul iadawati dan Hanifuddin mahadun, teknik Menghafal
Kontemporer al-Qur’a>n, juz 30. 235 Q.S. al-kautsar:1. 236 Q.S. an-Naba’: 22. 237 Q.S. an-Nazi’at: 21. 238 Q.S. Abasa: 39. 239 Q.S. al-Muthoffifin: 19. 240 Q.S. al-Muthoffifin: 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
109
241
241 Q.S. al-Qari’ah: 3.