bab iii keterbukaan keadilan

56

Upload: sasadama

Post on 24-May-2015

66.104 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Iii Keterbukaan Keadilan
Page 2: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Kelompok 2Kelompok 2 Hary Tama Simanjuntak Rina Silalahi Lasriana Simangunsong Margareth L.Gaol Letizia Sigalingging Zainal Napitupulu Lita Sibarani Adriana Hasibuan Henni Tampubolon Anna Manalu

Page 3: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

KOMPETENSI DASARKOMPETENSI DASAR

Standar Kompetensi

: Menampilka

n sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Kompetensi Dasar :Kompetensi Dasar :1.1. 1.1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan pengertian dan pengertian dan

pentingnya keterbukaan dan keadilan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.bernegara.

1.2. 1.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparanpemerintahan yang tidak transparan. .

1.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan 1.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.dan bernegara.

Page 4: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Standar kompeteniStandar kompeteni

Menampilkan sikap keterbukaan Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan dan keadilan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegaraberbangsa dan bernegara

Kompetensi Dasar :Kompetensi Dasar :2.1. 2.1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan pengertian dan pengertian dan

pentingnya keterbukaan dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.berbangsa dan bernegara.

Page 5: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

PengertianPengertian

Jaminan keadilan dalam kehidupan Jaminan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraberbangsa dan bernegara

KETERBUKAAN KETERBUKAAN DAN DAN

KEADILANKEADILAN

KeterbukaanKeterbukaan

KeadilanKeadilan

Keterbukaan Keterbukaan dalam kehidupan dalam kehidupan berbangsa dan berbangsa dan

bernegarabernegara

Ciri-ciri Ciri-ciri keterbukaanketerbukaan

Sikap Sikap terbukaterbuka

Page 6: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

1.1. Pentingnya Keterbukaan dan KeadilanPentingnya Keterbukaan dan Keadilan

a.a.Pengertian Pengertian KeterbukaanKeterbukaan

Keterbukaan merupakan Keterbukaan merupakan perwujudan dari sikap perwujudan dari sikap jujur, rendah hati, adil, jujur, rendah hati, adil,

mau menerima mau menerima pendapat, dan kritik dari pendapat, dan kritik dari

orang lain.orang lain.

Dalam Dalam Kamus Kamus Besar Bahasa Besar Bahasa

IndonesiaIndonesia, , keterbukaan keterbukaan

adalah hal terbuka, adalah hal terbuka, perasaan toleransi perasaan toleransi dan hati-hati serta dan hati-hati serta

merupakan merupakan landasan untuk landasan untuk berkomunikasi.berkomunikasi.

Page 7: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Dalam Ensiklopedi Indonesia, kata “adil” Dalam Ensiklopedi Indonesia, kata “adil” (bahasa Arab ; ‘(bahasa Arab ; ‘adladl) mengandung pengertian :) mengandung pengertian : Tidak berat sebelah atau tidak memihak.Tidak berat sebelah atau tidak memihak. Memberikan sesuatu kepada setiap orang Memberikan sesuatu kepada setiap orang

sesuai dengan hak yang harus sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.diperolehnya.

Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah peraturan atau syarat dan rukun yang telah ditetapkan. Tidak sewenang-wenang dan ditetapkan. Tidak sewenang-wenang dan maksiat atau berbuat dosa.maksiat atau berbuat dosa.

Orang yang berbuat adil, kebalikan dari Orang yang berbuat adil, kebalikan dari fasiqfasiq (orang yang tidak mengerjakan (orang yang tidak mengerjakan perintah).perintah).

b.b.Pengertian Pengertian KeadilanKeadilan

Page 8: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Aristoteles, keadilan adalah kelayakan dalam tindakan Aristoteles, keadilan adalah kelayakan dalam tindakan menusia. Terdapat 5 (lima) jenis keadilan :menusia. Terdapat 5 (lima) jenis keadilan :

No

Keadilan

Uraian / Keterangan

Contoh

1. Keadilan Komutatif

Yaitu, perlakuan terha-dap seseorang dengan tidak melihat jasa-jasa yang telah diberikannya.

Seseorang yang telah melaku-kan kesalahan/ pelanggaran tanpa memandang kedudu-kannya, dia tetap dihukum sesuai dengan kesalahan/ pelanggaran yang dibuatnya.

2. Keadilan Ditributif

Yaitu, perlakuan terha-dap seseorang sesuai dengan jasa –jasa yang telah diberikan-nya.

Beberapa orang pegawai sua-tu perusahaan memperoleh gaji yang berbeda, berdasar-kan masa kerja, golongan, kepangkatan, jenjang pendidikan, atau tingkat kesulitan pekerjaannya.

Page 9: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

3. Keadilan Kodrat Alam

Yaitu, memberi sesuatu sesuai dengan yang diberi-kan oleh orang lain kepada kita.

Seseorang yang menjawab salam yang diucapkan orang lain dikatakan adil karena telah menerima salam dari orang tersebut.

4. Keadilan Konvensi-onal.

Yaitu, jika seorang warga negara telah menaati pera-turan perundang-undangan yang telah dikeluarkan.

Penggunaan sabuk pengaman bagi pengendara mobil dan helm untuk pengendara motor.

5. Keadilan Perbaikan

Yaitu, jika seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercermar.

Tindakan klarifikasi terhadap kesalahan yang telah dilakukan seseorang.

Page 10: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Plato, orang yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri & perasaannya dikendalikan oleh akal. Keadilan dapat dibedakan :• Keadilan moral• Keadilan prosedural

Lanjutan ………….

Thomas HobbesThomas Hobbes, , keadilan adalah suatu keadilan adalah suatu perbuatan yang didasarkan pada perjanjian yg perbuatan yang didasarkan pada perjanjian yg telah disepakati.telah disepakati.

NotonagoroNotonagoro, keadilan hukum “, keadilan hukum “legalitaslegalitas” ” adalah suatu keadaan yang didasarkan pada adalah suatu keadaan yang didasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku.ketentuan hukum yang berlaku.

Panitia Ad-hoc MPRS 1966Panitia Ad-hoc MPRS 1966, Keadilan dibagi , Keadilan dibagi menjadi 2 (dua) bagian ; a) Keadilan idividual, menjadi 2 (dua) bagian ; a) Keadilan idividual, dan b) Keadilan sosialdan b) Keadilan sosial

Page 11: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Sikap keterbukaan sangat diperlukan dalam upaya Sikap keterbukaan sangat diperlukan dalam upaya pelaksanaan pembangunan nasional untuk mening-pelaksanaan pembangunan nasional untuk mening-

katkan kesejahteraan rakyat banyak dan bukan katkan kesejahteraan rakyat banyak dan bukan kesejahteraan sekelompok orang.kesejahteraan sekelompok orang.

2.2. Keterbukaan Dalam Kehidupan Berbangsa Keterbukaan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegaradan Bernegara

PembangunaPembangunan Nasionaln Nasional

Berkeadilan Berkeadilan SosialSosial

Asas Asas Adil Adil dan dan

MerataMerata

Asas keseimbangan, Asas keseimbangan, Keserasian, dan Keserasian, dan

Keselarasan dalam Keselarasan dalam peri kehidupanperi kehidupan

Page 12: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Sikap yang dibutuhkan dalam harmonisasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

a.a.Ciri-ciri Ciri-ciri KeterbukaanKeterbukaan

Sikap Sikap KeterbukaanKeterbukaan

Sebagai prasyarat Sebagai prasyarat dalam menciptakan dalam menciptakan pemerintahan yang pemerintahan yang bersih & transparan.bersih & transparan.

Sangat Diperlukan

Page 13: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Ciri-ciri keterbukaan :Ciri-ciri keterbukaan :• Transparan dlm proses maupun pelaksanaan kebijakan publik.• Menjadi dasar/pedoman dalam dialog maupun berkomunikasi.• Berterus terang dan tidak menutup-nutupi kesalahan dirinya maupun yang

dilakukan orang lain.• Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang lain.• Bersikap hati-hati dan selektif (check and recheck) dalam menerima dan

mengolah informasi dari manapun sumbernya.• Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.• Mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya.• Menyadari tentang keberagaman dlm berbagai bidang kehidupan• Mau bekerja sama dan menghargai orang lain.• Mau dan mampu menyesuaikan dengan berbagai perubahan.

Lanjutan ………….

Page 14: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

b.b.Sikap Sikap TerbukaTerbuka

Dalam kehidupan berbangsa, diperlukan untuk menjaga keutuhan bangsa, mempererat hubungan toleransi serta menghindari konflik.

Dalam kehidupan bernegara, bagi pemerintah atau pejabat publik diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan rakyat agar mau berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

Pejabat publik harus mampu mewujudkan “Clean Government” atau pemerintah yang bersih.

Sikap Terbuka

Suatu sikap berupa

kesediaan seseorang untuk mau menerima

terhadap hal-hal yang berbeda

dengan kondisi dirinya

Page 15: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

c.c. Jaminan Keadilan Dalam Kehidupan Jaminan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraBerbangsa dan Bernegara

TuntutanTuntutanKeadilanKeadilan

Dalam Arti Dalam Arti FormalFormal

Dalam Arti Dalam Arti MaterialMaterial

Bahwa keadilan menuntut agar hukum berlaku, secara umum. Semua orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama. Oleh karena itu dihadapan hukum kedudukan orang adalah sama. Inilah yang disebut dengan “kesamaan kedudukan”.

Bahwa hukum harus adil. Adil di sini adalah adil yang dianggap oleh masyarakat. Jadi bukan sekedar secara formal saja seperti apa yang tertulis itu adil. Itulah sebabnya perlu adanya penyesuaian antara keputusan sidang dan penilaian masyarakat, walaupun sidang peradilan itu telah selesai.

Dalam hukum, tuntutan keadilan memiliki dua arti :Dalam hukum, tuntutan keadilan memiliki dua arti :

Page 16: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

1. Asas Kepastian hukum (principle of legal security = Rechts zekerheid beginsed).

2. Asas Keseimbangan.

3. Asas Kesamaan.

4. Asas Larangan Kesewenang-wenangan.

5. Asas larangan Penyalahgunaan wewenang (detoumement de pouvoir).

6. Asas Bertindak Cermat.

7. Asas Perlakukan yang Jujur.

8. Asas meniadakan Akibat Suatu keputusan yang Batal.

9. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum.

Lanjutan ………….

Asas Umum Asas Umum Penyeleng-Penyeleng-

garaan garaan Pemerinta-Pemerinta-han Negarahan Negara

Page 17: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Jaminan keadilan bagi warga negara, dapat Jaminan keadilan bagi warga negara, dapat ditemukan ditemukan

dalam dalam Undang-Undang Dasar 1945 :Undang-Undang Dasar 1945 :

1.1. Bidang Hukum dan Pemerintahan (Pasal 27);Bidang Hukum dan Pemerintahan (Pasal 27);

2.2. Bidang Politik (Pasal 28);Bidang Politik (Pasal 28);

3.3. Bidang Hak Asasi Manusia (Pasal 28A – 28J);Bidang Hak Asasi Manusia (Pasal 28A – 28J);

4.4. Bidang Keagamaan (Pasal 29);Bidang Keagamaan (Pasal 29);

5.5. Bidang Pertahanan Negara (Pasal 30);Bidang Pertahanan Negara (Pasal 30);

6.6. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Pasal 31 & 32);Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Pasal 31 & 32);

7.7. Bidang Kesejahteraan Sosial (Pasal 33 dan 34).Bidang Kesejahteraan Sosial (Pasal 33 dan 34).

Lanjutan ………….

Page 18: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Undang-Undang, antara lain :Undang-Undang, antara lain :• Undang-Undang No. 8/1981 Tentang Undang-Undang No. 8/1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara PidanaKitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP).(KUHAP).• Undang-Undang No. 14/1985 Tentang Undang-Undang No. 14/1985 Tentang Mahkamah AgungMahkamah Agung..• Undang-Undang No. 5/1998 Tentang Undang-Undang No. 5/1998 Tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan

atau Penghukuman Lain Yang Kejam, Tidak Manusiawi , atau Merendahkan Martabat atau Penghukuman Lain Yang Kejam, Tidak Manusiawi , atau Merendahkan Martabat Manusia.Manusia.

• Undang-Undang No. 9/1998 Tentang Undang-Undang No. 9/1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka UmumMuka Umum..

• Undang-Undang No. 35/1999 Tentang Undang-Undang No. 35/1999 Tentang Kekuasaan KehakimanKekuasaan Kehakiman..• Undang-Undang No. 39/1999 Tentang Undang-Undang No. 39/1999 Tentang Hak-hak Asasi ManusiaHak-hak Asasi Manusia..• Undang-Undang No. 26/2000 Tentang Undang-Undang No. 26/2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi ManusiaPengadilan Hak Asasi Manusia. . • Undang-Undang No. 31/2002 Tentang Undang-Undang No. 31/2002 Tentang Partai PolitikPartai Politik..

Page 19: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Tuntutan Tuntutan MasyarakMasyarak

atat

Aparat Penegak Hukum

Transparan, Transparan, Akuntabel dan Akuntabel dan

ProfesionalProfesional

Taat Asas dan Taat Taat Asas dan Taat AturanAturan

Baik dan TerbukaBaik dan Terbuka

Tidak Tidak DikehdakiDikehdaki

Dapat berakibat Dapat berakibat Mobokrasi/ OkhlokrasiMobokrasi/ Okhlokrasi

Yang Yang DikehendDikehend

akiaki

Korupsi, Kolusi & Korupsi, Kolusi & NepotismeNepotisme

Tuntutan Masyarakat Kepada Aparat Penegak Tuntutan Masyarakat Kepada Aparat Penegak HukumHukum

Page 20: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Standar Kompetensi :Standar Kompetensi :

Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegarabernegara

Kompetensi Dasar :3.2.3.2. Menganalisis dampak penyelengga- Menganalisis dampak penyelengga- raan pemerintahan yang tidak raan pemerintahan yang tidak transparan. transparan. 3.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan 3.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan

keadilan dlm kehidupan berbangsa keadilan dlm kehidupan berbangsa dan bernegara.dan bernegara.

Page 21: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian pemerintah, pemerintahan dan kepemerintahan.

Mendeskripsikan karakteristik, aktor dan kepemerintahan yang baik.

Menganalisis dampak pemerintahan yang tidak transparan.

Menampilkan sikap perilaku positif dan partisipasi dalam upaya peningkatan sikap keterbukaan & jaminan keadilan.

Page 22: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

PengertianPengertian

Perilaku positif dan partisipasi dalam upaya Perilaku positif dan partisipasi dalam upaya peningkatan sikap keterbukaan dan jaminan peningkatan sikap keterbukaan dan jaminan

keadilankeadilan

PENYELENG-PENYELENG-GARAAN GARAAN

PEMERINTAHANPEMERINTAHAN

Pemerintah

PemerintahanPemerintahan

Kepemerintahan

AktorAktor

Good Good GovernanceGovernance

KepemerintahanKepemerintahan

Dampak Pemerintahan Yang Tidak TransparanDampak Pemerintahan Yang Tidak Transparan

Page 23: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

1. Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Tidak Transparan

a.a. Pengertian Pemerintah dan PemerintahanPengertian Pemerintah dan Pemerintahan

Pemerintah berarti lembaga atau orang yang bertugas mengatur dan memajukan negara dengan rakyatnya.

Dalam arti organ merupakan alat kelengkapan pemerintahan yang melaksanakan fungsi negara

PemerintahanPemerintahan adalah adalah hal cara, hal cara, hasil kerja memerintah, hasil kerja memerintah,

mengatur negara dengan mengatur negara dengan rakyatnyarakyatnya..

Page 24: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Dalam arti organ, pemerintah dapat Dalam arti organ, pemerintah dapat dibedakan baik dalam arti luas maupun dibedakan baik dalam arti luas maupun

dalam arti sempit.dalam arti sempit.

Pemerintah

Dalam Arti Dalam Arti LuasLuas

Dalam Arti Sempit

Adalah suatu pemerintah yang Adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai gabungan semua berdaulat sebagai gabungan semua badan atau lembaga kenegaraan badan atau lembaga kenegaraan yang berkuasa dan memerintah di yang berkuasa dan memerintah di wilayah suatu negara, meliputi wilayah suatu negara, meliputi badan eksekutif, legislatif dan badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.yudikatif.

Adalah suatu pemerintah yang Adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai badan atau berdaulat sebagai badan atau lembaga yang mempunyai lembaga yang mempunyai wewenang melaksanakan kebijakan wewenang melaksanakan kebijakan negara (eksekutif) yang terdiri dari negara (eksekutif) yang terdiri dari presiden, wakil presiden, dan para presiden, wakil presiden, dan para menteri (kabinet).menteri (kabinet).

Page 25: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Hubungan Pemerintahan, swasta dan masyarakat yang secara bersama-sama mewujudkan tujuan

nasional secara kolaboratif

Lanjutan ………….

GovernmenGovernmentt

PemerintPemerintahah

SwastaSwasta MasyarakMasyarakatat

PemerintaPemerintahh

SwastaSwasta MasyarakMasyarakatat

GovernancGovernancee

Page 26: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

b.Karakteristik Pemerintahan

KeanekaragamanKeanekaragaman

Karakteristik Pemerintahan

Masyarakat Modern

KompleksitasKompleksitas

Dinamika

Penyelenggaraan pemerintahan (governing) dapat dipandang sebagai “intervensi perilaku politik dan sosial yang berorientasi hasil. Diarahkan untuk menciptakan pola interaksi yang stabil atau dapat diprediksikan dalam suatu sistem (sosial-politik), sesuai dengan harapan ataupun tujuan dari para pelaku intervensi tersebut”.

Page 27: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

c. Konsepsi Kepemerintahan (Governance)

Kepemerintahan atau governance, merupakan tindakan, fakta, pola dari kegiatan atau

penyelenggaraan pemerintahan.

Menurut Kooiman, kepeme-rintahan lebih merupakan :

• Serangkaian proses interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang.

• Berkaitan dengan kepenti-ngan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut.

Dalam pandangan Pinto, istilah “governance” mengandung arti :

• Yaitu praktik penye-lenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum, dan pembangunan ekonomi khususnya.

Page 28: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

d. Aktor Dalam Kepemerintahan

Merupakan komponen besar dalam maju mundurnya pengelolaan negara

3 (tiga) 3 (tiga) AktorAktor

Negara dan Pemerintahan

Sektor Swasta

Masyarakat Madani

Page 29: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Wujud Kepemerintahan yang baik, adalah :

Penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid, bertang-gungjawab, serta efisien dan efektif.

Mensinergiskan inte-raksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyara-kat (society).

Kepemerintahan yang baik berorientasi pada 2 hal :

Orientasi ideal negara yg diarahkan pd pencapaian tujuan nasional.

Pemerintahan yg berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien melaku-kan upaya pencapaian tujuan nasional.

e. Kepemerintahan Yang Baik

Page 30: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Beberapa pandangan tentang wujud Beberapa pandangan tentang wujud kepemerintahan kepemerintahan

yang baik :yang baik : World Bank (2000), yaitu suatu

penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang solid dan bertang-gungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghidaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas swasta.

UNDP, yaitu suatu hubungan yg sinergis & konstruk-tif di antara negara, sektor swasta & masyarakat.

Page 31: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, yaitu ke-pemerintahan yang mengembangkan dan mene-rapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

Modul Sosialisasi AKIP (LAN & BPKP 2000), merupa-kan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public goods and services. Good governance yang efektif, menuntut adanya “alignment” (koordinasi) yang baik dan integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi.

Lanjutan ………….

Page 32: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Dari sisi pemerintah (government), good governance

dapat dilihat melalui aspek-aspek :

• Hukum/Kebijakan, mrp aspek yang ditunjukan pada perlindungan kebebasan.

• Adminisrative competense and transparency, yaitu kemampuan membuat perencanaan dan melakukan implementasi.

• Desentralisasi, yaitu desentralisasi regional dan dekonstrasi di dalam departemen.

• Penciptaan pasar yang kompetitif, yaitu penyempur-naan mekanisme pasar peningkatan peran pengu-saha kecil dan segmen lain dalam sektor swasta.

Page 33: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

1. Partisipasi (Participation),2. Aturan Hukum (Rule of Law),3. Transparan (Transparency),4. Daya Tanggap (Responsiveness), 5. Berorientasi Konsensus (Consensus

Orientation),6. Berkeadilan (Equity), 7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness

and Efficiency), 8. Akuntabilitas (Accountability),9. Bervisi Strategis (Strategic Vision),10.Saling Keterkaitan (Interrelated).).

Karakteristik atau prinsip-prinsip dalam Karakteristik atau prinsip-prinsip dalam praktik penyelenggaraan kepemerintahan praktik penyelenggaraan kepemerintahan

yang baik (UNDP) :yang baik (UNDP) :

Page 34: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Prinsip-prinsip penyelenggaraan Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik sesuai UU pemerintahan yang baik sesuai UU

Nomor 28 Tahun 1999.Nomor 28 Tahun 1999.1. Asas Kepastian Hukum,

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara,

3. Asas Kepentingan Umum,

4. Asas Proporsionalitas,

5. Asas Profesionalitas,

6. Asas Akuntabillitas.

Page 35: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Pemerintah diselenggarakan

dalam rangka pencapaian

kesejahteraan bersama bagi

warga masyarakat.

Faktor Penyebab Terjadinya Penyelenggaraan Pemerintah Yang Tidak Transparan

f.f. Dampak Kepemerintahan Yang Tidak TransparanDampak Kepemerintahan Yang Tidak Transparan

Sistem politik yang tertutup,

Sumber daya manusianya bersifat feodal, opportunis “aji mumpung”

Pendekatan “ingin dilayani” sbg aparatur pemerintah.

Page 36: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Faktor lain penyebab terjadinya pemerintahan yang tidak transparan

No Faktor-Faktor

Uraian / Keterangan

1. Pengaruh Kekuasaan

Ingin mempertahankan kekuasaanya. Peralihan kekuasaan yang sering

menimbulkan konflik, Mengabaikan proses demokratisasi, Bersifat sentralistis, Penyelahgunaan kekuasaan.

2. Moralitas Terabaikannya nilai-niai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai sumber etika.

Melakukan perbuatan tercela : berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Page 37: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

3.3. Sosial-Ekonomi

Sering terjadinya konflik sosial sebagai konsekuensi keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan yang tidak dikelola dengan baik dan adil.

Perilaku ekonomi yang sarat dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar.

4.4. Politik dan Hukum

Sistem politik yang otoriter sehingga para pemimpinya tidak mampu lagi menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Hukum telah menjadi alat kekuasaan sehingga pelaksanaannya banyak bertentangan dengan prinsip keadilan, termasuk masalah hak warga negara dihadapan hukum.

Page 38: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Akibat dari Penyelenggaraan Akibat dari Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Tidak TransparanPemerintahan Yang Tidak Transparan

1. Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga negara terhadap pemerintah.

2. Rendahnya partisipasi warga negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah.

3. Sikap Apatis warga negara dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan dengan kebijakan publik.

4. Jika rejim yang berkuasa sangat kuat dan lemahnya fungsi legislatif, maka KKN merajalela dan menjadi budaya yang mendarah daging (nilai dominan).

5. Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum dan hak asasi manusia.

Page 39: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

No Karakteristik

Indikator Penyelenggaraan Keterangan / Akibat

1. Partisipasi o Warga masyarakat dibatasi/ tidak memiliki hak suara.

o Informasi sefihak (top down) dan lebih bersifat instruktif.

o Lembaga perwakilan tidak bebas berpolitik.

o Kebebasan berpendapat dan pers sangat dibatasi.

Warga masyarakat dan pers cenderung pasif, tidak ada kritik (unjuk rasa), tidak berdaya dan terkekang dengan berbagai aturan dan doktrin.

2. Aturan Hukum o Hukum lebih berpihak kepada penguasa.

o Penegakkan hukum tidak adil.o Hak-hak Asasi Manusia terabaikan.

Penguasa menjadi otoriter, posisi tawar masyarakat lemah, masyarakat banyak ketakutan

Beberapa indikator tentang penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan beserta

akibat-akibatnya.

Lanjutan ………….

Page 40: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

3.3. Transparan Informasi yang diperoleh satu arah, yaitu hanya dari pemerintah.

Masyarakat sangat dibatasi dalam memperoleh informasi.

Sulit bagi masyarakat untuk mengevaluasi pemerintahan.

Pemerintah sangat tertutup dan masyarakat tidak banyak tahu apa yang terjadi pada negaranya.

4.4. Daya Tanggap

Proses pelayanan sentralistik. Banyak pejabat memposisikan diri

sebagai penguasa. Layanan kepada masyarakat

diskriminatif dan konvensional

Layanan kepada masyarakat sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme.

5.5. Berorientasi Konsensus

Pemerintah banyak bertindak sebagai alat kekuasaan negara.

Lebih banyak bersifat komando dan instruksi dan segala bentuk prosedur lebih bersifat formalitas.

Tidak ada peluang untuk mengadakan musyawarah.

Pemerintah cenderung otoriter karena menu-tup jalan bagi dilaksa-nakannya konsensus dan musyawarah.

Lanjutan ………….

Page 41: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

6. Berkeadilan Adanya diskriminasi gender, Menutup peluang bagi dibentuknya LSM Banyak peraturan yang masih berpihak

pada gender tertentu.

Arogansi kekuasaan sangat dominan dalam menentukan penye-lenggaraan pem.

7. Efektivitas dan Efisiensi

Manajemen penyelenggaraan negara terpusat (top down).

Banyak acara-acara seremonial. Pemanfaatan SDA dan SDM tidak

berdasarkan kebutuhan.

Negara cenderung salah urus dalam mengelola SDA dan sumber daya manusianya

8. Akuntabi-litas Pengambil keputusan didominasi oleh pemerintah.

Swasta dan masyarakat memiliki peran yang sangat kecil.

Pemerintah memonopoli berbagai alat produksi strategis.

Masyarakat dan pers tidak diberi ruang menilai pemerintahan.

Dominannya pemerintah dalam semua lini kehidupan.

Lanjutan ………….

Page 42: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

9. Bervisi Strategis

Pemerintah lebih puas dengan kemapanan yang telah dicapai.

Sulit menerima perubahan mslh politik, hukum dan ekonomi.

Kurang mau memahami aspek-aspek kultural, historis dan kompleksitas masyarakatnya.

Penyelenggaraan pemerintahan statis dan tidak memiliki jangkauan jangka panjang.

Banyaknya penguasa yang pro status quo dan kemapanan sehingga tidak memperdulikan terjadinya perubahan.

10. Saling Keterkaitan

Penguasa mengabaikan peran swasta atau masyarakat.

Pemerintah merasa yang paling benar dan paling pintar.

Masukan atau kritik dianggap provokator anti stabilitas.

Swasta dan masyarakat tidak diberi kesempatan bersinergi.

Para pejabat peme-rintah sering dianggap lebih tahu dalam segala hal, sehingga masyara-kat tidak tidak punya keinginan untuk bersinergi.

Lanjutan ………….

Page 43: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Menurut MTI (Masyarakat Transparansi Internasional), bhw “korupsi merupakan perilaku pejabat, baik

politisi maupun pegawai negeri, yg secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yg dekat dengannya dng

menyalahguna-kan kekuasaan publik yg dipercayakan kepada mereka.”

Lanjutan ………….

Di Indonesia, rezim pemerintahan yang dianggap paling korup adalah semasa orde baru berkuasa. Laporan Wold Economic Forum, dalam “The global

Competitiveness Report 1999”, kondisi Indonesia termasuk yang terburuk di antara 59 negara yang

diteliti.

Bahkan pada tahun 2002, menurut laporan lembaga “Political and Risk Consultancy (PERC di Hongkong), negara Indonesia “berhasil mengukir prestasi” sebagai negara yang paling korup di Asia.

Page 44: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Pendapat ahli berkaitan dengan faktor-Pendapat ahli berkaitan dengan faktor-faktor penyebab terjadinya tindak korupsfaktor penyebab terjadinya tindak korupsi.i.

NoNo Nama Nama TokohTokoh

Uraian / KeteranganUraian / Keterangan

1.1. Sarlito W. Sarwono Dorongan dari dalam diri sendiri (seperti keinginan, hasrat, kehendak, dan lain-lain).

Rangsangan dari luar (dorongan teman, ada kesempatan, kurang kontrol dan lain-lain).

2.2. Andi Hamzah Kurangnya gaji pegawai negeri dibandingkan dengan kebutuhan yang makin meningkat.

Latar belakang kebudayaan atau kultur yang merupakan sumber/sebab meluasnya korupsi.

Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan efisien, yang memberikan peluang orang untuk korupsi.

Modernisasi pengembangbiakan korupsi.

Page 45: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

1.1. Melibatkan lebih dari satu orangMelibatkan lebih dari satu orang

2.2. Pelaku tidak terbatas pada oknum pegawai pemerintah, Pelaku tidak terbatas pada oknum pegawai pemerintah, tetapi juga di swasta.tetapi juga di swasta.

3.3. Sering digunakan bahasa “sumir” untuk menerima uang Sering digunakan bahasa “sumir” untuk menerima uang sogok, yaitu : uang kopi, uang rokok, uang semir, uang sogok, yaitu : uang kopi, uang rokok, uang semir, uang pelancar, salam tempel, uang pelancar baik dalam pelancar, salam tempel, uang pelancar baik dalam bentuk uang tunai, benda tertentu atau wanita.bentuk uang tunai, benda tertentu atau wanita.

4.4. Umumnya bersifat rahasia, kecuali jika sdh membudaya.Umumnya bersifat rahasia, kecuali jika sdh membudaya.

5.5. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik yang selalu tidak berupa uang.balik yang selalu tidak berupa uang.

6.6. Mengandung unsur penipuan yang biasanya ada pada Mengandung unsur penipuan yang biasanya ada pada badan publik atau masyarakat umum.badan publik atau masyarakat umum.

Ciri-ciri KorupsiCiri-ciri Korupsi

Lanjutan ………….

Page 46: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Akibat Tindak Akibat Tindak KorupsiKorupsi

Siapapun Siapapun pelakunya, pelakunya,

bahwa bahwa sekecil sekecil apapun apapun

perbuatan perbuatan tindak tindak

korupsi akan korupsi akan mendatangkamendatangka

n kerugian n kerugian pada pihak pada pihak

lainlain. .

1.1. Mendelegetimasi proses demokrasi Mendelegetimasi proses demokrasi dengan mengurangi kepercayaan dengan mengurangi kepercayaan publik terhadap proses politik melalui publik terhadap proses politik melalui politik uang.politik uang.

2.2. Mendistorsi pengambilan keputusan Mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, membuat pada kebijakan publik, membuat tiadanya akuntabilitas publik dan tiadanya akuntabilitas publik dan manafikan manafikan the rule of lawthe rule of law. Hukum dan . Hukum dan birokrasi hanya melayani kekuasaan birokrasi hanya melayani kekuasaan dan pemilik modal.dan pemilik modal.

Page 47: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Akibat Tindak KorupsiAkibat Tindak Korupsi

Lanjutan ………….

3. Meniadakan sistem promosi (reward and punishman), karena lebih dominan hubungan patron-klien dan nepotisme.

4. Proyek-proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga mengganggu pembangunan yang berkelanjutan.

5. Jatuh atau rusaknya tatanan ekonomi karena produk yang dijual tidak kompetitif dan terjadi penumpukan beban utang luar negeri.

6. Semua urusan dapat diatur sehingga tatanan aturan/hukum dapat dibeli dengan sejumlah uang sesuai kesepakatan.

7. Lahirnya kelompok-kelompok pertemanan atau “koncoisme” yang lebih didasarkan kepada kepentingan pragmatisme uang.

Page 48: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ………….

Upaya Pencegahan Terhadap Penyelenggaraan Pemerintah Yang Tidak

Transparan

1. Pemerintah dan pejabat publik, dilakukan pengawasan melekat.

2. Mengefektifkan peran dan fungsi aparat penegak hukum,

3. Pembekalan intensif thd aparatur pemerintah/pejabat publik

4. Menegakkan supremasi hukum secara konsisten.

5. Peralihan kekuasaan secara tertib, damai, dan demokratis.

6. Menata kehidupan politik agar distribusi kekuasaan seimbang.

7. Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan negara.

Formal Pemerintah/Kekuasaan Formal Pemerintah/Kekuasaan

Page 49: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Organisasi Non Pemerintah dan Media Massa

Lanjutan ………….

Keterlibatan Lembaga Swadaya Keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam mengawasi setiap Masyarakat dalam mengawasi setiap kebijakan publik yg dibuat pemerintah, kebijakan publik yg dibuat pemerintah,

Kontrol sosial oleh rakyat melalui berbagai Kontrol sosial oleh rakyat melalui berbagai media massa elektronik maupun cetak.media massa elektronik maupun cetak.

Dr. Leden Marpaung, S.H., menyebutkan tentang upaya pencegahan (prevensi)

tindak pidana korupsi, yaitu antara lain mencakup : mental dan budi pekerti,

sistem, perilaku masyarakat, perundang-undangan, manajemen, dan kesejahteraan

aparat negara/pemerintah.

Page 50: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

1. Memperkenalkan sejak dini melalui pembelajaran di sekolah tentang pentingnya pemerintah yang transparan.

2. Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang mampu membuka wacana dan dialog interaktif di dalam masyarakat.

3. Meningkatkan kerukunan sosial antara pemeluk agama, suku dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya melalui dialog dan kerja sama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, toleransi dan saling menghormati.

4. Memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik yang demokratis sehingga dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas, bertanggung jawab, menjadi panutan masyara-kat, dan mampu mempersatukan bangsa dan negara.

Pendidikan dan Masyarakat

Lanjutan ………….

Page 51: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

2.2. Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraKehidupan Berbangsa dan Bernegara

a.a.Perilaku Perilaku PositifPositif

1.1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan.suasana kekeluargaan dan kegotong royongan.

2.2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.menghormati hak-hak orang lain.

3.3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.yang memerlukan.

4.4. Suka bekerja keras.Suka bekerja keras.

5.5. Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.bersama.

Page 52: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Disamping perilaku tersebut diatas, dalam rangka Disamping perilaku tersebut diatas, dalam rangka jaminan keadilan perlu di timbulkan;jaminan keadilan perlu di timbulkan;

a.a. Kesadaran akan adanya hak yang sama bagi Kesadaran akan adanya hak yang sama bagi setiap warga negara Indonesia.setiap warga negara Indonesia.

b.b. Kesadaran akan adanya kewajiban yang sama Kesadaran akan adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga negara Indonesia. bagi setiap warga negara Indonesia.

c.c. Kesadaran akan hak dan kewajiban untuk Kesadaran akan hak dan kewajiban untuk menciptakan dan tercapainya kesejahteraan dan menciptakan dan tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.kemakmuran yang merata.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 53: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

b.b.Partisipasi dan Partisipasi dan UpayaUpaya

Lanjutan ………….

Bentuk partisipasi warga negara tersebut antara lainBentuk partisipasi warga negara tersebut antara lain ::Pengawasan terhadap aparatur negara :

1. Pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara tertib berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan rencana dan program pemerintah dengan sasaran yang ditetapkan.

3. Hasil-hasil pembangunan dapat menjadi umpan balik berupa pendapat, kesimpulan, dan saran terhadap kebijaksanaan, perencanaan, pembinaan, dan pembangunan.

4. Sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran, dan penyimpangan dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang, dan serta perlengkapan milik negara.

Page 54: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Peran Masyarakat Dalam Upaya Memberantas Peran Masyarakat Dalam Upaya Memberantas KorupsiKorupsi1. Berusaha memahami berbagai aturan yg diterapkan

pem.

2. Mengikuti prosedur/mekanisme sesuai aturan yang berlaku.

3. Jika terdapat kejanggalan dalam penerapan aturan, tanyakan dengan baik dan sopan kepada pejabat atau instansi yang berwenang.

4. Bersedia melaporkan atau menginformasikan pelaku korupsi kepada lembaga berwenang (Kejaksaan, Kepolisian & KPK).

5. Mau menjadi bagian anggota masyarakat yang memberi keteladanan.

6. Melakukan kampanye preventif melalui jalur-jalur pendidikan formal maupun non-formal.

Page 55: Bab Iii Keterbukaan Keadilan

STUDI WACANASTUDI WACANA

KORUPSI ADALAH AKSI TERORISMEKORUPSI ADALAH AKSI TERORISME

Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan korupsi merupakan bentuk tindakan terorisme atau tak lebih dari perbuatan teroris yang menghancurkan peradaban dunia. “Korupsi itu adalah terorisme”, ujar Hidayat dalam deklarasi Aksi Resolusi dan Referandum Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan (Sulsel) terhadap kejahatan yang diselenggarakan di Makassar.

Pemerintah, katanya, telah menghukum para koruptor dan menusakambangkan mereka. Meski demikian, pemerinah jangan cepat berbangga diri atau puas terhadap keberhasilan yang telah dilakukannya, sebab para koruptor yang berhasil ditahan tersebut adalah mereka yang tingkat korupsinya baru mencapai miliaran rupiah. “Masih banyak koruptor trilliunan rupiah yang lari ke luar negeri dan ini menjadi masalah dan pekerjaan rumah bagi aparat hukum,” ujar mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini.

Sumber : Media Indonesia, 9/12/2004.

Page 56: Bab Iii Keterbukaan Keadilan