bab iii deskripsi wilayah 3.1 gambaran lokasi penelitian...

45
38 BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Desa Gubugklakah Desa Gubugklakah merupakan sebuah desa yang berada di sekitar lereng Gunung Bromo. Asal mula nama Desa Gubugklakah berasal dari sebuah cerita yang berkembang di masyarakat. Berdasarkan informasi dari situs blog Desa Gubugklakah (http://gubugklakah2017.blogspot.co.id/2017/04/sejarah-desa- gubugklakah.html, diakses pada 15 Juni 2017 Pukul 11.35 WIB), masyarakat meyakini bahwa pada jaman dahulu ada seorang pengembara bernama Radjiman yang berasal dari Mataram. Beliau datang ke daerah ini dengan membawa dua ekor kerbau dan kemudian membuat sebuah gubug dari batang pisang yang dalam bahasa Jawa disebut dengan gedhebog atau dhebog. Karena gubug yang dibuat dari dhebog inilah masyarakat menyebut wilayah tersebut menjadi Bokklakah. Dari waktu ke waktu, batang pisang yang menjadi bahan gubug itu menjadi layu, sehingga diganti dengan batang bambu. Atap yang tadinya terbuat dari batang pisang diganti dengan batang bambu yang dibelah dua. Kemudian para pengikut pengembara Radjiman meniru membuat gubug dengan batang bambu, dari sinilah mereka bersepakat kalau daerah ini dinamakan Desa Gubugklakah. Mula-mula Desa Gubugklakah terdiri dari 2 Perdukuhan yaitu Dukuh Kerto Ayu dan Dukuh Kerto Sari. Karena beberapa sebab pedukuhan itu ditiadakan, lalu dibagi beberapa RW ( Rukun Warga ) dan sekarang menjadi 7 RW. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh warga desa adalah bahasa jawa Tengger.Pada

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

38

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 Gambaran Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah Desa Gubugklakah

Desa Gubugklakah merupakan sebuah desa yang berada di sekitar lereng

Gunung Bromo. Asal mula nama Desa Gubugklakah berasal dari sebuah cerita

yang berkembang di masyarakat. Berdasarkan informasi dari situs blog Desa

Gubugklakah (http://gubugklakah2017.blogspot.co.id/2017/04/sejarah-desa-

gubugklakah.html, diakses pada 15 Juni 2017 Pukul 11.35 WIB), masyarakat

meyakini bahwa pada jaman dahulu ada seorang pengembara bernama Radjiman

yang berasal dari Mataram. Beliau datang ke daerah ini dengan membawa dua

ekor kerbau dan kemudian membuat sebuah gubug dari batang pisang yang dalam

bahasa Jawa disebut dengan gedhebog atau dhebog. Karena gubug yang dibuat

dari dhebog inilah masyarakat menyebut wilayah tersebut menjadi Bokklakah.

Dari waktu ke waktu, batang pisang yang menjadi bahan gubug itu menjadi layu,

sehingga diganti dengan batang bambu. Atap yang tadinya terbuat dari batang

pisang diganti dengan batang bambu yang dibelah dua. Kemudian para pengikut

pengembara Radjiman meniru membuat gubug dengan batang bambu, dari sinilah

mereka bersepakat kalau daerah ini dinamakan Desa Gubugklakah.

Mula-mula Desa Gubugklakah terdiri dari 2 Perdukuhan yaitu Dukuh Kerto

Ayu dan Dukuh Kerto Sari. Karena beberapa sebab pedukuhan itu ditiadakan, lalu

dibagi beberapa RW ( Rukun Warga ) dan sekarang menjadi 7 RW. Bahasa

sehari-hari yang digunakan oleh warga desa adalah bahasa jawa Tengger.Pada

Page 2: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

39

mulanya penduduk desa mayoritas menganut agama Hindu dan Budha. Karena

perkembangan jaman dan banyak pendatang dari daerah lain, lama kelamaan

penduduk desa menganut agama Islam hingga sekarang.

3.1.2 Letak Geografis Desa Gubugklakah

Ditinjau dari segi geografinya, Desa Gubugklakah berbatasan dengan empat

desa, dengan rincian sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Duwet Kecamatan Tumpang

Sebelah barat : Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo

Sebelah selatan : Desa Poncokusumo Kecamatan Poncokusumo

Sebelah timur : Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo

Desa Gubugklakah terletak dilereng Gunung Bromo dengan ketinggian 900-

1100 Dpl. Karena berada di wilayah pegunungan, iklimnya terasa relatif sejuk

dengan suhu rata-rata 20-22 derajat celcius. Bentang wilayah yang berbukit dan

curah hujan 1.500-2.000 mm selama kurang lebih 6 bulan menjadikan daerah ini

memiliki banyak lahan yang subur untuk komoditi sayuran. Secara keseluruhan

luas Desa Gubugklakah yaitu 384 Ha, meliputi : tegal/ladang 332 Ha; pemukiman

12 Ha; perkantoran 1 Ha; dan lain-lain 39 Ha. Jarak desa dengan Kecamatan

Poncokusumo yaitu kurang lebih 10 Km, sedangkan ke Kabupaten Malang 35

Km, dan jarak ke Propinsi sejauh 125 Km.

3.1.3 Kondisi Geografis Desa Gubugklakah

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk keseluruhan : 3645 jiwa

Page 3: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

40

Jumlah Kepala Keluarga : 1050 KK

Penduduk laki-laki : 1848 jiwa

Penduduk perempuan : 1797 jiwa

2. Penduduk Menurut Agama

Seluruh penduduk Desa Gubugklakah menganut agama Islam.

Sebagaimana masyarakat Jawa kuno, masyarakat Desa Gubugklakah

pada mulanya menganut agama Hindu maupun Budha. Namun seiring

berjalannya waktu, Islam mulai masuk ke Desa Gubugklakah hingga saat

ini menjadikan seluruh masyarakatnya bergama Islam. Belum diketahui

sejak kapan Islam mulai masuk ke Desa Gubugklakah tetapi dapat

diketahui bahwa Islam membawa pengaruh yang sangat kuat.

Sebagaimana yang banyak diketahui, satu-satunya desa Tengger yang

ada di Malang yaitu Desa Ngadas (yang juga berbatasan langsung dengan

Desa Gubugklakah) dimana desa tersebut juga mendapatkan pengaruh

masuknya kepercayaan Islam pada tahun 1990-an yang dibawa oleh tiga

pendatang. Penganut Islam di Desa Ngadas kemudian berkembang

hingga kini mencapai sekitar 40 persen dari populasi di desa tersebut,

namun pemeluk agama lain yaitu Budha dan Hindu tetap ada hingga

sekarang. Masyarakat Desa Ngadas sangat memegang teguh identitasnya

sebagai Suku Tengger dengan cara memisahkan antara adat dan agama.

Lain halnya yang terjadi di Desa Gubugklakah di mana beberapa

masyarakat desa ini dipercaya bahwa leluhurnya juga merupakan Suku

Tengger, namun munculnya kepercayaan baru dan modernisasi membuat

Page 4: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

41

budaya dan kepercayaan yang biasanya dianut Suku Tenggar semakin

hilang. Keberadaan Islam di Desa Gubugklakah semakin kuat dengan

adanya Pondok Pesantren Darussa’adah. Sarana ibadah yang ada di desa

tersebut diantaranya:

Tabel Sarana Ibadah di Desa Gubugklakah

Sarana Ibadah Jumlah

Masjid 2

Mushola 13

Tabel 3.1 Sarana Ibadah di Desa Gubugklakah

(Sumber : Profil Desa Gubugklakah 2017)

Tabel Kegiatan Jamaah di Desa Gubugklakah

Kegiatan Jumlah

Tahlil 15

Yasin 10

Tabel 3.2 Kegiatan Jamaah di Desa Gubugklakah

(Sumber : Profil Desa Gubugklakah 2017)

3. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Desa Gubugklakah

Jenis Mata Pencaharian Jumlah Prosentase

Petani 1.352 36,6%

Buruh Tani 960 26%

Wiraswasta 285 7,7%

Page 5: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

42

PNS 8 0,21%

TNI 3 0,08%

Penjahit 5 0,1%

Supir 10 0,27%

Tukang Kayu 25 0,67%

Tukang Batu 30 0,8%

Guru swasta 17 0,45%

Pensiunan 3 0,08%

Lain-lain 1001 27%

Tabel 3.3 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Gubugklakah

(Sumber : Profil Desa Gubugklakah 2017)

4. Penduduk Menurut Pendidikan

Mayoritas masyarakat Desa Gubugklakah hanya menyelesaikan

pendidikan dasar. Sedangkan pada tingkat Perguruan Tinggi sebanyak kurang

lebih 5 persen dari total jumlah penduduk desa tersebut.

3.1.4 Kondisi Sumber Daya Manusia

Kondisi kualitas SDM di suatu masyarakat tidak terlepas dari beberapa

komponen, salah satu yang paling penting adalah pendidikan. Kesadaran

masyarakat terhadap pendidikan juga menjadi perhatian pemerintah desa agar

selalu memberikan dorongan kepada anak-anaknya agar bisa menempuh

pendidikan setinggi-tingginya. Adanya salah pengertian di kalangan masyarakat

terhadap pendidikan yakni pendidikan yang tinggi belum tentu menjamin

Page 6: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

43

keberhasilan seseorang mendapat pekerjaan yang layak. Maka masyarakat yang

menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi sedikit sekali. Jika digambarkan

secara visual, tingkat pendidikan masyarakat Desa Gubugklakah ibarat sebuah

diagram segitiga dimana semakin tinggi semakin mengerucut, artinya semakin

tinggi tingkatan pendidikan semakin sedikit jumlahnya.

Relatif rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tidak terlepas dari

beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi perekonomian masyarakat. Pada

dekade 1980-1990an Desa Gubugklakah sangat populer dengan pertanian

apelnya. Hasil pertanian apel dipasok ke beberapa daerah, sehingga sangat

menunjang perekonomian petani apel yang merupakan mata pencaharian

mayoritas masyarakat desa. Banyak warga yang beranggapan bahwa dari hasil

sektor pertanian apel saja sudah sangat menjanjikan bagi kesejahteraan hidup

anak-anaknya di masa depan, sehingga pendidikan tidaklah terlalu penting. Para

orang tua lebih menginginkan anak-anaknya untuk bertani dari pada menempuh

pendidikan tinggi.

Pertanian di Desa Gubugklakah setelah tahun 1990an rupanya mulai

mengalami penurunan. Gagal panen akibat serangan hama/penyakit, cuaca,

mahalnya harga pupuk, alih fungsi lahan, dan persaingan dengan produk impor

telah menjadikan surutnya masa-masa kejayaan petani apel. Dari sinilah banyak

petani yang beralih profesi. Tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan mulai

tumbuh yang juga dikarenakan upaya dari pemerintah desa dalam membangun

sektor pendidikan bagi masyarakat. Sejalan dengan waktu masyarakat mulai

paham tentang arti penting pendidikan. Sarana pendidikan di Desa Gubugklakah

yang ada saat ini diantaranya:

Page 7: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

44

Tabel Sarana Pendidikan di Desa Gubugklakah

Sarana Pendidikan Jumlah

TK/RA 3

SDN 2

Madrasah Ibtidaiyah 1

Madrasah Tsanawiyah 1

SMPI 1

Madrasah Aliyah 1

SMK 1

Pondok Pesantren 1

Tabel 3.4 Sarana Pendidikan di Desa Gubugklakah

(Sumber : Profil Desa Gubugklakah 2017)

Upaya pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas selalu

dilakukan oleh pemerintah desa setempat, terlebih lagi baik sektor pertanian

maupun pariwisata di Desa Gubugklakah saat ini masih sangat memerlukan

konstribusi masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Sebagaimana pada

umumnya desa di Indonesia, di Desa Gubugklakah juga terbentuk karang taruna

yang mewadahi para pemuda desa. Terbentuknya Katar (Karang Taruna) Pelangi

sebagai pusat kegiatan anak-anak atau generasi muda untuk mempersiapkan diri

sebagai generasi penerus. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

Olah raga sepak bola

Ketrampilan pembuatan souvenir

Pembuatan kripik buah

Page 8: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

45

Pembuatan sari buah

Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas juga dilakukan

mulai dari kelompok terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga. Masalah KB dan

kesehatan merupakan masalah yang perlu diperhatikan demi terwujudnya

keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut yang perlu

dilakukan di antaranya:

a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya

program KB

b. Melakukan penimbangan serta imunisasi untuk balita dan ibu hamil

c. Mewajibkan bagi calon mempelai putri untuk imunisasi TT 1

sebelum pernikahan dan TT 2 setelah pernikahan.

Adapun pencapaian program KB di Desa Gubugklakah sebagai berikut:

PUS : 350 orang

Peserta IUD : 150 orang

Peserta Suntik : 250 orang

Peserta Pil : 200 orang

Page 9: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

46

3.1.5 Struktur Desa Gubugklakah

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah

Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah

(Sumber : Profil Desa Gubugklakah 2017)

BPD Kepala Desa

(Ngadiono, SP)

Sekretaris Desa

(Puji Laksana, SE)

Kuwowo

(Imam Subari)

Kebayan

(Mualifah, S.Pd)

Kepetengan

(Abdul Rokim)

Modin

(Samsul Hadi)

Kaur Umum

(Puji Laksana,

SE)

Kaur Keuangan

(Heri Siswoyo)

Kamituwo

(Miskan)

Page 10: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

47

3.1.6 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Di bidang sosial budaya sampai saat ini kegiatan yang ada yaitu:

Tabel Kelompok Sosial Budaya di Desa Gubugklakah

Kelompok Jumlah

Terbang Jedor 1

Hadrah 1

Kuda Lumping 1

Bantengan 1

Band/dangdut 1

Ladesta 1

Tabel 3.5 Kelompok Sosial Budaya di Desa Gubugklakah

(Sumber : Profil Desa Gubugklakah 2017)

Kondisi sosial masyarakat Desa Gubugklakah menjadi salah satu aspek

yang mendukung pengembangan pariwisata. Penjelasan sistem kebudayaan Desa

Gubugklakah mengacu pada 7 unsur kebudayaan universal yang dikemukakan

oleh Kluckhohn (1953), dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Sistem bahasa (bahasa Jawa dengan dialek Tengger)

2. Sistem kesenian (seni Tari (kuda lumping, bantengan)

3. Sistem teknologi (berkembang seperti halnya masyarakat Jawa Modern)

Page 11: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

48

4. Sistem religi (pada mulanya menganut agama Hindu-Budha, namun saat ini

seluruh masyarakat desa Gubugklakah menganut agama Islam)

5. Sistem Perkawinan (pola perkawinan endogami dengan adat jawa dan adat

menetap setelah menikah / neolokal)

6. Sistem Kemasyarakatan (diatur oleh pemerintahan desa yang dipimpin ileh

kepala desa)

7. Sistem mata pencaharian (petani) dengan sistem pengetahuan (masih tradisional

dan berorientasi pada kebudayaan lama, namun saat ini mulai mengacu ke sistem

pengetahuan yang modern)

Page 12: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

49

3.2 Perintisan Desa Gubugklakah Menjadi Desa Wisata

Desa Wisata Gubugklakah (DWG) menyajikan panorama indah nan sejuk

khas pegunungan dikarenakan lokasinya yang berada di kaki Gunung Bromo.

Desa ini memang jauh dari pusat Kota Malang dan terpencil, tetapi desa ini cukup

ramai untuk ukuran desa kecil. Penyebutan nama Gubugklakah mengandung

makna tersendiri. Gubug adalah tempat tinggal yang sangat sederhana dan klakah

berarti bambu yang dibelah dua. Jadi, Gubugklakah adalah tempat tinggal yang

terbuat dari bambu yang dibelah, sebagai simbol kemiskinan yang membelit

penduduknya pada jaman dahulu.

Geliat desa wisata dapat langsung dirasakan pengunjung ketika memasuki

gapura perbatasan desa sebagai pintu masukmenuju Desa Gubugklakah. Tempat

penginapan berupa homestay akan dengan mudah dijumpai di sisi kanan dan kiri

sepanjang jalan utama di desa tersebut. Beberapa usaha kreatif seperti penjualan

souvenir dan apel terdapat di sepanjang rute jalan di Desa Gubugklakah yang

dilalui untuk menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Setidaknya setiap

beberapa menit sekali minimal ada satu mobil jeep ukuran 4x4 yang melintas di

jalanan desa, baik untuk masuk atau meninggalkan Desa Gubugklakah.

Page 13: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

50

Gb. 3.1 Kendaraan jeep banyak dijumpai di sepanjang jalan desa

(Sumber : dokumentasi pribadi)

Sejak beberapa tahun ini perkembangan wisata di Gubugklakah terus

menunjukkan perkembangan yang pesat seiring dengan ramainya wisatawan yang

berkunjung ke Gunung Bromo. Selain ke Bromo, banyak juga wisatawan yang

sengaja berwisata ke sejumlah objek yang ada di Desa Gubugklakah. Wisatawan

yang akan berkunjung ke Gunung Bromo maupun ke Gubugklakah sendiri juga

sering menginap di homestay yang ada di Desa Gubugklakah. Homestay di desa

ini sedikit berbeda dengan yang ada di daerah lainnya, yaitu tamu yang datang

akan tinggal dalam satu rumah dengan pemilik sehingga dapat terlibat dengan

aktivitas penduduk desa.

Desa Gubugklakah telah menjadi sebuah desa wisata sejak tahun 2010.

Berdasarkan data yang diperoleh, penulis membagi proses perintisan Desa

Gubugklakah menjadi desa wisata ke dalam beberapa periode:

Page 14: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

51

Periode 1

Di periode ini (sekitar tahun 1980-1990an) Desa Gubugklakah merupakan

desa yang mengandalkan pertanian apel. Hasil produksi apelnya memenuhi

permintaan pasar ke beberapa daerah. Bertani adalah mata pencaharian mayoritas

masyarakat desa, meskipun tidak seluruhnya bertani apel, tetapi juga sayur mayur

seperti daun bawang; wortel; dan sebagainya. Hasil dari sektor pertanian rupanya

cukup menjanjikan secara ekonomi bagi masyarakat. Seperti yang banyak

diketahui bahwa Kota Malang terkenal sebagai kota apel. Kecamatan

Poncokusumo, khususnya Desa Gubugklakah, adalah salah satu yang memasok

buah apel paling banyak yang ada di Malang.

“pada tahun 80-90an bertani apel di sini sangat maju, jadi jarang

ada orang yang mau menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi. Mereka

berpikir untuk apa sekolah, kalau dengan bertani apel saja sudah

bisa makmur.” (hasil wawancara dengan Puji Leksono, Sekertaris

Desa Gubugklakah, pada 5 Juni 2017)

Periode 2

Periode ini adalah periode di mana pertanian di Gubugklakah mengalami

penurunan. Pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi nasional di Indonesia. Krisis

ini berimbas pada hampir seluruh sendi-sendi ekonomi, tidak terkecuali pertanian

di Gubugklakah. Harga kebutuhan pokok melonjak namun distribusi apel

terganggu. Hal ini membuat beberapa petani banting setir menjadi tukang/kuli

bangunan hingga tukang kayu. Situasi semakin sulit ketika beberapa tahun

kemudian banyak tanaman apel yang terkena penyakit.

Periode 3

Page 15: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

52

Pada masa ini setelah surutnya pertanian di Desa Gubugklakah,

masyarakat mulai mencoba sektor lain khususnya pariwisata. Desa Gubugklakah

adalah desa yang dilalui para pengunjung untuk menuju kawasan wisata Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Setiap harinya banyak sepeda motor

maupun jeep yang lalu lalang melewati Desa Gubugklakah untuk menuju ke

kawasan TNBTS. Namun tidak banyak pengaruh yang dirasakan masyarakat

karena rata-rata wisatawan hanya lewat saja dan tidak berhenti di desa tersebut.

Selain itu di Desa Gubugklakah sendiri juga memiliki potensi wisata yang sudah

maupun belum tereksplorasi, sehingga dapat menjadi peluang bagi warga desa.

Pada tahun 2007, di Desa Gubugklakah dibangun sebuah rest area bagi

wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan TNBTS. Sejumlah pemuda Desa

Gubugklakah memanfaatkannya untuk mencoba usaha berdagang di rest area

tersebut guna menyediakan beberapa kebutuhan bagi para wisatawan yang

berhenti di rest area. Pada tahun 2010, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari

Universitas Gadjah Mada menginisiasikan sejumlah pemuda desa tersebut untuk

membentuk Lembaga Desa Wisata (Ladesta) Gubugklakah. Setelah menjalani

proses yang panjang, seperti pelatihan; penguatan; hingga legalisasi, keberadaan

Ladesta sebagai penggerak pariwisata di Desa Gubugklakah semakin berkembang

dan sekaligus menandai berdirinya Desa Wisata Gubugklakah. Sejumlah

pembangunan non-fisik dilakukan, yaitu berupa pemberdayaan terhadap

masyarakat terkait pengembangan pariwisata.

Desa Gubugklakah dahulu hanyalah sebagai desa yang dilewati oleh

wisatawan-wisatawan yang menuju ke Bromo. Namun masyarakat telah mencoba

menangkap peluang dengan mengembangkan sektor pariwisata. Melalui

Page 16: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

53

pembentukan Ladesta secara otomatis telah menstranformasikan identitas Desa

Gubugklakah menjadi Desa Wisata Gubugklakah. Usaha yang telah dilakukan

Pokdarwis/Ladesta diantaranya memberdayakan masyarakat dengan membangun

homestay, mempekerjakan warga menjadi guide wisata ke Bromo, ke lahan petik

apel, dan melibatkan warga menjadi guide penjemputan wisatawan dari stasiun

menuju lokasi wisata, serta mengkoordinasi jasa transportasi wisata. Setelah

berdirinya Pokdarwis ini roda perekonomian Gubugklakah semakin menggeliat.

Pada 27 September 2014, Desa Wisata Gubugklakah meraih penghargaan

sebagai juara III Desa Wisata Nasional 2014. Penghargaan itu diterima langsung

oleh Purnomo Anshori (Ketua Lembaga DWG) dari Menteri Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu. Penghargaan tersebut

diberikan di Balai Banjar Desa Pakraman Jasri, Kabupaten Karangasem, Bali.

Sementara peraih juara I yaitu Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, dan

Juara II diraih oleh Desa Panglipuran, Kabupaten Bangli.

Pada 21 Oktober 2014, atau berselang satu bulan kemudian, Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Gubugklakah selaku pengelola desa wisata meraih

juara I lomba Pokdarwis yang digelar di Kecamatan Kete Kesu, Kabupaten Tana

Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Pokdarwis Gubugklakah menyisihkan Pokdarwis

LA Adventure Padang Pariaman, Sumatera Barat yang merebut juara II dan

Pokdarwis Kauman, Solo, Jawa Tengah yang merebut juara III.

Kiprah Desa Wisata Gubugklakah semakin dikenal secara nasional, tidak

hanya sebagai tujuan wisata, tetapi juga oleh beberapa lembaga atau akademisi

yang ingin studi banding ke Desa Wisata Gubugklakah. Hal ini mengingat akan

Page 17: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

54

prestasi yang diperoleh Ladesta dalam skala nasional. Tidak berhenti sampai di

situ, DWG juga selalu berinovasi untuk semakin maju. Setiap wisatawan yang

datang dapat memesan kaos sebagai souvenir khas Desa Wisata Gubugklakah.

Kaos itu bergambar foto wisatawan ketika mengunjungi objek-objek wisata,

misalnya foto dengan background Gunung Bromo. Desa Wisata Gubugklakah

juga memiliki souvenir khas yang disebut apel kaligrafi, karena dipermukaan apel

terdapat tulisan/gambar berdasar pesanan.

Gb. 3.2Apel Kaligrafi

(Sumber: Tc DWG Sakti)

Sebagai desa wisata, DWG memiliki beberapa destinasi wisata yang

lokasinya berada di desa tersebut. Di antaranya Agro wisata apel, Coban Pancut,

dan Coban Gereja. Sayangnya untuk dua coban tersebut masih terkendala akses

yang hanya berupa jalan setapak. Namun dalam paket wisata yang ditawarkan,

DWG juga memasukkan tujuan wisata seperti Gunung Bromo, arung jeram

Sungai Amprong, dan Coban Pelangi. Untuk wisata petik apel dikenai biaya Rp.

15 ribu per orang dan diperkenankan makan apel sepuasnya. Apabila ingin

Page 18: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

55

membeli apel dari penduduk, dikenai harga Rp. 15 ribu per kilogram. Sedangkan

jika ingin membeli apel dengan cara memetik sendiri di kebun harganya menjadi

Rp 20 ribu per kilogram. Jenis apel yang ditanam warga adalah rome beauty,

manalagi, dan apel australia.

Lembaga Desa Wisata menawarkan beberapa paket wisata. salah satu

paket wisata yang paling banyak diminati adalah paket Bromo dua hari satu

malam dengan biaya Rp 2,75 juta untuk 1-6 orang. Objek wisata yang akan

dikunjungi adalah Alun-alun Balai Kota Malang, Candi Jago, Coban Pelangi,

Bromo Sunrise, Savana, dan Bukit Teletubies. Fasilitas yang didapatkan wisawan

adalah transportasi penjemputan dari stasiun, terminal, atau bandara di Malang;

homestay tinggal bersama warga desa; tiket destinasi wisata; makan tiga kali

(pagi, siang, malam); minuman teh atau kopi; dan transportasi menuju objek

wisata.

Objek wisata di Desa Gubugklakah yang paling diandalkan adalah Coban

Pelangi. Coban Pelangi adalah objek wisata air terjun dengan ciri khas biasan

cahaya pelangi. Kemunculan pelangi bisa dilihat ketika cuaca tidak mendung dan

matahari bercahaya cerah yang tepat mengenai air terjun. Coban Pelangi dapat

dicapai setelah wisatawan lebih dulu melewati perkampungan Desa Gubugklakah,

kemudian meneruskan perjalanan hingga sampai pada pintu masuk sebelah kanan

jalan bertuliskan nama objek wisata tersebut. Untuk dapat masuk ke wisata ini

pengunjung dikenai tiket sebesar Rp. 11 ribu. Setelah itu, pengunjung harus

berjalan kaki dengan rute jalan yang menurun, dan melewati sebuah jembatan.

Panjang keseluruhan perjalanan sampai Coban Pelangi sekitar 1,5 km.

Page 19: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

56

Sepanjang perjalanan, pengunjung dapat menikmati pepohonan menghijau,

bunga-bunga tanaman liar, dan sesekali tupai dan burung-burung terlihat muncul

di dahan-dahan pohon. Sesampai di Coban Pelangi, guyuran air terjun begitu

dingin menyentuh kulit. Apabila hari belum beranjak siang, pengunjung dapat

melihat kabut yang menyelimuti di sekitar air terjun. Pada musim hujan, jam

berkunjung ke Coban Pelangi dibatasi hingga pukul 16.00 WIB, karena

dikhawatirkan sewaktu-waktu muncul air bah dari pegunungan. Di dalam lokasi

wisata, pengunjung disediakan beberapa fasilitas, diantaranya toilet, tempat

makan, dan lain-lain.

Gb. 3.3 Air Terjun Coban Pelangi

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Destinasi wisata di Desa Wisata Gubugklakah juga bertambah dengan

adanya kawasan wisata agropolitan sapi perah. Hasil susu dari sapi perah itu akan

diolah menjadi beragam produk olahan, seperti keripik susu, permen, yoghurt

serta keju di satu titik pengolahan. Wisata edukasi sapi perah ini melengkapi

sejumlah tujuan wisata lainnya yang ada di Poncokusumo, selain wisata pertanian,

Page 20: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

57

juga ada perkebunan apel serta rest area yang dibangun untuk tempat singgah

wisatawan sebelum menuju Gunung Bromo.

Gb. 3.4 Rest Area Poncokusumo

(Sumber : Dokumentasi pribadi)

Untuk kunjungan ke Bromo diluar paket wisata, pengunjung dikenai tiket

masuk ke kawasan wisata Gunung Bromo. Sejak 5 Mei 2014, bagi wisatawan

Nusantara yang ingin menuju Gunung Bromo dikenai biaya Rp 27.500,00 pada

hari biasa. Pada saat liburan, biaya naik menjadi Rp 32.500,00. Lain halnya

dengan tarif bagi wisatawan asing yang dikenai tarif Rp 217.500,00 dan akan

melonjak menjadi Rp 317.500,00 ketika musim liburan. Sementara itu, pendakian

ke Gunung Semeru untuk wisatawan lokal dikenai biaya Rp 17.500,00 dan naik

menjadi Rp 22.500,00 saat liburan. Khusus wisatawan asing, biaya pendakian

pada hari biasa sebesar Rp 207.500,00 dan akan naik menjadi Rp 307.000,00

ketika liburan tiba.

Sebagaimana kawasan wisata pada umumnya, Desa Gubugklakah

menyediakan penginapan bagi para wisatawan. Penginapan yang ditawarkan

Page 21: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

58

berupa homestay. Sejauh ini, sudah ada 67 rumah warga yang dibuka untuk

homestay. Bahkan jika pada saat high season, rumah warga yang lain juga bisa

digunakan sebagai homestay. Rata-rata setiap bulannya, ada 200 wisatawan yang

berkunjung dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Desa

Wisata Gubugklakah. Ketika masuk high season, jumlahnya bisa meningkat lebih

dari 1.000 wisatawan, dengan omzet hingga Rp 500 juta per bulan. Jadi, bila akan

ke Gunung Bromo sempatkan juga untuk bermalam di Desa Wisata Gubugklakah

(http://ngalam.id/read/5019/desa-wisata-gubugklakah/, minggu 16 Juni 2017

pukul 19.40 wib).

Page 22: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

59

Gb. 3.5 Peta Wisata Desa Gubugklakah

(Sumber : Tc DWG Sakti)

Page 23: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

60

3.3 Lembaga Desa Wisata (Ladesta) Gubugklakah

Ladesta adalah sebuah kelembagaan kecil yang berada di desa lereng

Pegunungan Tengger tepatnya berada di desa Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang. Ladesta berdri pada tanggal 20 Agustus 2010

yang diprakarsai oleh pemuda Desa Gubugklakah yang dibantu oleh tim KKN

UGM. Lembaga ini didirikan dalam rangka untuk mengembangkan wisata desa

dan membangun perekonomian masyarakat dari sektor pariwisata. Mayoritas

penduduk Gubugklakah pada dasarnya adalah petani apel dan sayur, bahkan

hingga saat ini. Iklim dan kondisi wilayah di Desa Gubugklakah ternyata sangat

menguntungkan bagi pertanian apel dan sayur-sayuran. Usaha pertanian pun

sangat menjanjikan, apalagi pada sekitar awal 1990an. Para petani sangat makmur

secara ekonomi dari hasil bertani, Desa Gubugklakah juga dikenal didaerah lain

sebagai pemasok apel dan sayur. Keadaan mulai berubah sejak tahun 1998 saat

krisis moneter terjadi dan imbas perekonomian juga terjadi pada petani di Desa

Gubugklakah.

Pertanian merupakan sektor andalan di Desa Gubugklakah kala itu,

setelah terjadi penurunan maka pengaruh bagi roda perekonomian di desa tersebut

menjadi sangatlah besar. Roda perekonomian semakin tidak karuan, khususnya

bagipetani. Tidak hanya krisis pada tahun1998,awal tahun 2000 sampai tahun

2004 tanaman apel di Desa Gubugklakah mengalami kahancuran di mana

tanaman apel diserang virus. Para petani menyebutnya dengan penyakit kanker.

Pada tahun 2005 banyak pemuda di desa tersebut yang bekerja keluar desa untuk

menjadi kuli bangunan dan merantau ke Kalimantan untuk bekerja di perkebunan

sawit, dan akhirnya banyak di antara mereka yang meninggalakan pertanian.

Page 24: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

61

Pembangunan Rest Area Poncokusumo, yang tepatnya berada di Desa

Gubugklakah pada sekitar tahun 2007 membuat sekumpulan pemuda di desa

tersebut menjadi tertegun. Mereka tidak tahu apa fungsi dari rest area tersebut.

Bukannya mereka bersifat terlalu apatis atau tidak peduli, tetapi karena mereka

belum dapat memahami program-program tersebut. Mereka mengaku hanya

lulusan SD dan SMP dan dididik oleh keluarganya untuk bertani. Namun pada

tahun 2008, para pemuda Desa Gubugklakah tersebut mulai berfikir tentang

ramainya desa mereka oleh lalu lalang kendaraan jeep yang berwisata ke Gunung

Bromo. Tetapi para kendaraan-kendaraan yang membawa para wisatawan tersebut

tidak membawa banyak pengaruh positif bagi warga Gubugklakah. Mereka hanya

melewati jalan desa dan tidak pernah berhenti di Gubugklakah. Para pemuda desa

kemudian mulai membaca peluang. Sekumpulan pemuda yang sering berkumpul

dan berdiskusi santai itu pun berfikir matang untuk membentuk sebuah group

kecil yang waktu itu terdiri dari 16 orang, diantaranya :

1. Anang

2. Rahmat Sutrisno

3. Yudi besge

4. Mbah Mat

5. Dolaji

6. Harianto

7. Muliono Kceng

8. Agus Tri Subagyo/ Gimo

9. Rul gagak

10. Dwi Ableh

Page 25: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

62

11. Tuangkat

12. Budi Dayon

13. Saipul Gondo

14. Juni Dono

15. Dulloh

16. Heri Siswoyo

Perkumpulan itu kemudian diberi nama oraganisasi Gubug Pelangi.

Tujuan dari organisasi ini sebenarnya sederhana, yaitu sebagai wadah untuk

membuat usaha kecil-kecilan bagi para pemuda tersebut. Usaha yang dilakukan

pada awalnya adalah berjualan peracangan di depan rest area Poncokusumo

sambil menunggu wisatawan yang beristirahat sebelum ke Bromo atau Semeru,

sehingga para wisatwan tersebut dapat membeli makanan kecil.Lambat laun

jobdespun diberikan pada tiap anggota yang ada, diamana mereka bergilir untuk

jualan sambil memasang bener di rest area setiap pagi. Bisnis perkumpulan para

pemuda ini semakin lama semakin berkembang.Dari modal pertama iuran Rp

25.000 per orang terkumpul Rp 400.000 , kemudian menjadi Rp 800.000 selama 4

bulan. Aktivitas organisasi tersebut tetap berjalan hingga tahun 2009. Pada bulan

Maret tahun 2009 seorang anggota mendapat berita akan diadakannya gelar karsa

di rest area secara besar - besaran oleh pemerintah Kabupaten Malang yang akan

dihadiri Bupati Malang yaitu Sujud. Hal ini membuat para anggota Gubug Pelangi

mulai semangat denganmembuat beberapa gagasan, salah satunya adalah apel

kaligrafi, yang kini menjadi souvenir khas Desa Gubugklakah.

Pada akhir tahun 2009, gelar karsa di rest area di selenggarakan dengan

mewahnya dan tak hanya Bupati Malang saja yang hadir bahkan dari perwakilan

Page 26: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

63

luar negeripun hadir.Perhelatan ini begitu istimewa bagi masyarakat Desa

Gubugklakah, begitu pula bagi para anggota Gubug Pelangi. Namun pada saat itu

mereka sempat dilanda dilema karena apel buatan mereka tak ada yang melirik

dan yang paling pahit lagi, mereka mulai dilanda perpecahan di kerenakan modal

yang dipakai untuk berusaha mengalami kerugiaan. Hal itu membuat mental

beberapa anggotasempat down dan memilih untuk keluar dari organisasi Gubug

Pelangi. Beberapa anggota yang masih bergabung tersisa 9 orang yang mencoba

untuk terus berlanjut.

Hari demi hari berlanjut hingga berganti tahun 2010,para pemuda yang

tergabung di Gubug Pelangi hanya berjualan di depan rest area setiaphari Sabtu

dan Minggu sambil memasang baner wisata, yaitu Agro Wisata Petik Apel dan

Coban Pelangi serta homestay. Pada bulan Juli 2010, tim KKN UGM yang

pertama,menetap di Desa Gubugklakah selama 45 hari. Kemudian pada

bulanAgustus, para mahasiswa tersebut membentuk sebuah organisasi bersama

tokoh masyarakat, pemuda desa, serta pemerintah desa. Organisasi tersebut diberi

namaLadesta (Lembaga Desa Wisata).

Lembaga ini sempat vacum karena tidak diajari apapun tentang

keorganisasian.Merekapun hanya melanjutkan aktifitasnyaseperti biasanya, yaitu

bertani dan berjualan di depan rest area. Pada suatu kesempatan, para anggota

Ladesta diajak untuk mengikuti kegiatan Bupati Rendra Kresna saat berkampanye

untuk menjadi bupati periode selanjutnya. Para anggota Ladesta mengikuti

kegiatan tersebut di rest area Poncokusumo, mereka juga menyampaikan

pertanyaan dan harapan yang langsung ditanggapi oleh Bupati Rendra.Pada kala

itu Bupati rendra menyampaikan sebaris kalimat yang menyemangati para

Page 27: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

64

anggota Ladesta, “Nanti kalau aku sudah punya tanduk akan aku kembangkan

desa kalian”.

H. Rendra Kresna kemudian menepati janjinya tersebut. Beberapa bantuan

pun diberikan kepada Desa Gubugklakah dalam rangka pengembangan menjadi

desa wisata. Bantuan tidak hanya diberikan melalui SKPD saja, tetapi melalui

bawahannya yang turunlangsung ke masyarakat. Salah satu bantuan tersebut

adalah beberapa perangkat komputer yang berguna sebagai opersional Ladesta.

Gb 3.6 Sekretariat Ladesta Gubugklakah

(Sumber: Tc DWG Sakti)

Setahun berselang, tepatnya tahun 2011, tim KKN UGM yang ke dua

datang ke Desa Gubugklakah. Tim KKN tersebut melaksanakan sejumlah

program kerja di antaranya mengajari Ladesta Gubugklakah tentang

keorganisasian; mengajak terjun langsung mulai dari pembuatan proposal sampai

mengajukannya ke dinas-dinas; brosur; web; facebook dan membuatkan logo.

Lembaga Desa Wisata Gubugklakah semakin bangkit dan mendedikasikan Desa

Gubugklakah menjadi Desa Wisata Gubugklakah.

Page 28: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

65

Gb.3.7 Ladesta Gubugklakah

(Sumber : Tc DWG Sakti)

Page 29: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

66

3.4 Tc DWG Sakti

Tc Dwg Sakti adalah tele center yang berada di Desa Wisata Gubugklakah

yang didirikan dengan tujuan untuk pengembangan masyarakat dan sebagi pusat

media pemasaran dan informasi masyarakat desa. Setelah terbentuknya Ladesta,

tim kelembagaan yang beranggotakan seluruh pemuda Desa Gubugklakah:

Penasehat : Suyono H.M Dimyati ( Kepala Desa)

Ketua : H.Moch.Anshori, SE

Wakil Ketua : Muchamad Muksin. SH

Sekretaris : Heri Siswoyo

Bendahara : Anang Fauzi

Seksi-seksi/Divisi :

Divisi Wisata :

Ketua : Hari Anto

Pokja Edukasi : Riska

Pokja Alam : Dulloh

Pokja Budaya : Robi

Pokja Out Bond : Muliono

Divisi Fasilitas :

Ketua : Bambang Wahyudi

Home Sta : Lia Amalia

Rest Area : Sukirman

Transportasi : Wartono

Tour Guide : Dwi Nur Cahyo

Divisi Kewirausahaan :

Page 30: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

67

Ketua : Agus Tri Subagyo

Kuliner : Deni

Pedagang : Ponimat

Souvenir : Ngateksan

Divisi Development :

Riset : Efendi

SDM : Sutrisno

Divisi Humas : Puji Laksana, SE

Divisi Promosi: Vivin

Drs. H. Japari

Ita Nurmiasih

Isnawati

Imam Syaiful Jazuli

Mia Hanifatur Rohma

Kelompok tersebut bersama tim KKN mencoba mengajukan proposal

kurang lebih 34 proposal yang diajukan pada tahun 2011 tetapi hanya 1 proposal

yang ter acc, yaitu legalisasi kelembagaan oleh Dinas PariwisataMalang. Hal

tersebut membuat merekasangat bahagia dikarenakan sudah dilegalkan mulai dari

desa sampai kabupaten. Kemudian Tc DWG Sakti memulai usaha wisata yang

menggunakan jaringan internet dengan facebook dan web yang diajari dan

difasilitasi tim KKN UGM. Proses tersebut bukannya tanpa kendala, sulitnya

jaringan telekomunikasi di Desa Gubugklakah menjadi hambatan bagi mereka.

Berbagai solusipun dicoba, mulai dari penggunaan modem. Modem yang dipakai

Page 31: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

68

mulai modem CDMA Fleksi sampai GSM yaitu Telkomsel namun masih saja

sulit untuk browsing. Tanpa sengaja mereka menggunakan jaringan 3 tapi harus

memakai kabel usb yang panjangnya 15 meter untuk dapat browsing internet di

desa tersebut. Dan yang paling unik adalah untuk mencari jaringan mereka harus

memanjat atap basecamp agar sinyal 3g muncul, cara tersebut berhasil dan bisa di

pakai untuk satu CPU saja.

Dalam promosi desa wisataTc DWG Sakti menggunakan sistem facebook

setan. Awal mulanya tim bertujuan melaksanakan kegiatan sosial dengan

membuka pelatihan komputer untuk anak-anak Desa Gubugklakah dan

mewajibkan membayar Rp. 2000 per bulan untuk perawatan peralatan. Teryata

banyak respon yang mendalam dari kegiatan tersebut termasuk dari TIM LPMD

desa yang menyubang monitor 2 dan teman - teman komunitas anak -anak jalanan

yang menyubang CPUuntuk pelatihan tersebut. Lambat laun pelatihan berjalan

selama 1 tahun dan tim yang dahulunya tidak bisa menggunakan komputer mulai

mengerti dan bisa menggunakan facebook.

Kemudian, peserta yang mengikuti pelatihan diwajibkan untuk membuat

akun facebook sebanyak 3 akun bayangan dan 1 akun pribadi.Akun bayangan ini

digunakan untuk mencari pertemanan dengan orang di luar Malang dan travel

agent di luar Malang. Setiap jam wajib share status facebook Desa Wisata yang

mempromosikan wisata Desa Gubugklakah. Sebanyak 24 peserta pelatihan dapat

memakai facebookmelalui telepon genggam maupun CPU. Setiap individu rata-

rata memiliki 4 akunfacebook, jadi jika setiap akun memiliki 1000 pertemanan

maka sangat banyak kemungkinan orang lain yang akan membaca tentang Desa

Page 32: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

69

Wisata Gubugklakah dan sistem ini pun berhasil. Inilah yang mereka sebut

sebagai strategi facebook setan, karena banyaknya akun bayangan.

Di tahun 2012 tim mendapat program tentang pengajuan peralatan internet

ke dinas KPDE. Walaupun peralatan yang diterima adalah pindahan dari Tc Sakti

di desa Wonomulyo tapi mereka sangat senang dan bangga karena dapat memiliki

fasilitas internet dari Pemerintah Kabupaten Malang secara gratis, tim lembaga

hanya menyediakan tempat dan listrik. Peralatan tersebut dikirim dan dikawal

oleh Bapak Nugroho dan tim KPDE sehingga terbentuk tc DWG SAKTI yang

maknanya apapun yang akan menyerang tim akan tetap kokoh dan berjaya seperti

para punggawa kerajaan jaman dahulu.

Kini Tc DWG Sakti berkibar dalam pemasaran pariwisata di Desa

Gubugklakah dan sebagai sarana komunikasi dengan klien. Tc DWG Sakti

menjadi tumpuan masyarakat Gubugklakah dalam ajang lomba tingkat nasional

sehingga dapat meraih juara 1 kelembagaan pariwisata tingkat Nasional

(dirangkum dari situs blog Lembaga Desa Wisata Gubugklakah

ladestagubugklakah.blogspot.com/2015/06/ladesta-gubugklakah-history.htmpada

17 Juli 2017 Pukul 18.00 WIBdan hasil wawancara dengan pengurus Ladesta )

Gb. 3.8 Prestasi Desa Gubugklakah di tingkat nasional

(Sumber : Tc DWG Sakti)

Page 33: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

70

3.5 Objek Wisata di Desa Gubugklakah dan Paket Wisata yang disediakan

Desa Gubugklakah merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang. Desa Gubugklakah adalah salah satu desa

penghasil apel di Indonesia. Apel diolah menjadi beberapa jenis makanan,

diantaranya adalah keripik apel; sarang apel; dan sari apel. Gubugklakah juga

merupakan desa wisata yang memiliki beberapa destinasi wisata yang menarik,

seperti Coban Pelangi; Coban Trisula; Tubing; Rafting; Agro Wisata Petik Apel;

Agro Wisata Sapi Perah Nusa Pelangi; dan beberapa destinasi wisata yang masih

dalam proses pengembangan. Selain itu, Desa Gubugklakah merupakan rute

utama di wilayah Malang menuju kawasan wisata Taman Nasional Bromo

Tengger Semeru. Berikut beberapa destinasi wisata yang diambil dari katalog

wisata Desa Gubugklakah:

1. Air Terjun Coban Pelangi

Coban pelangi adalah destinasi wisata pertama di Desa Gubugklakah

sebelum ada destinasi yang lain. Keistimewaan air terjun ini ada pada saat

cuaca cerah akan muncul pelangi dari cahaya yang membiaskan air terjun.

Gb. 3.9 Air Terjun Coban Pelangi

Page 34: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

71

(Sumber : dokumentasi pribadi)

2. Air Terjun Coban Trisula

Coban Trisula adalah air terjun tiga tingkat yang unik dan layak

dikunjungi. Wilayah Coban Trisula termasuk dalam kawasan Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru. Setiap tingkatannya menawarkan

keindahan yang berbeda.

Gb. 3.10 Air Terjun Coban Trisula

(Sumber : http://surabaya.panduanwisata.id/wisata-alam/coban-trisula-air-

terjun-3-tingkat-yang-unik-dan-menyegarkan/, diunduh pada 7 Agustus

2017 Pukul 13.45 WIB)

3. Tubing

Tubing adalah single rafting yang menggunakan ban truk dan merupakan

destinasi wisata terbaru di Desa Gubugklakah. Menggunakan jalur Sungai

Amprong dengan jarak 500 meter yang dapat ditempuh dalam waktu 15

menit. Ladesta selaku pengelola wisata di Gubugklakah bekerja sama

dengan Perhutani dan pemuda Karang Taruna Desa Wringin Anom,

Page 35: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

72

sehingga paket tubing yang ditawarkan sudah satu paket dengan out bond.

Destinasi ini sangat diminati terutama oleh para pemuda.

Gb. 3.11 Wisata Tubing

(Sumber : Tc DWG Sakti)

4. Rafting

Rafting adalah kegiatan rekreasi outdoor yang menantang, menggunakan

raket tiup untuk menyusuri sungai. Ladesta bekerja sama dengan objek

wisata Ndayung yang memiliki jarak tempuh 5-7 km yang bisa ditempuh

dengan durasi waktu 2,5 jam. Kegiatan rafting yang ditawarkan ini dapat

melatih kesiapan, kemampuan, dan kepercayaan diri, serta kekompakan

peserta rafting.

Page 36: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

73

Gb. 3.12 Wisata Rafting

(Sumber : Tc DWG Sakti)

5. Agro Wisata Apel

Agro wisata petik apel merupakan salah satu destinasi wisata yang paling

diunggulkan. Waktu berbuah dan memanen sudah diatur sedemikian rupa

sehingga parawisatawan dapat memetik apel kapanpun tanpa

memperhitungkan waktu panen. Selain itu juga tersedia paket edukasi

perawatan apel sampai proses produksi menjadiolahan rumah tangga.

Gb. 3.13 Agro Wisata Petik Apel

(Sumber : TC DWG Sakti)

Selain beberapa objek wisata andalan yang disebutkan diatas, Ladesta juga

menawarkan paket edutrip. Paket berupa edukasi pertanian, apel, sayur, dan

stroberi, serta tour ke Bromo. Paket ini adalah paket live in dengan ending wisata

kawasan Bromo.

Page 37: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

74

1. Edukasi perawatan apel sampai proses hasil produksimenjadi olahan

bahan rumah tangga.

Di sini pengunjung akan belajar bertani tentang apel muali dari

pembibitan, perawatan, hingga panen. Akan diajarkan pula pembuatan

sari apel, kripik apel, jenang apel, dan sarang apel.

2. Edukasi sayuran

Pengunjung akan diajak belajar tentang pertanian ala Tengger, yaitu

daun bawang dan wortel.

3. Seni Tradisional Bantengan

Seni Tradisional Bantengan adalah sebuah pertunjukan seni budaya

tradisional yang menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan,

musik, syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Pelaku

bantengan yakin bahwa permainannya akan semakin menarik apabila

telah masuk tahap “trans” yaitu tahapan pemain pemegang kepala

menjadi kesurupan arwah leluhur banteng (dhanyangan).

4. Topeng Malang

Topeng Malang adalah kesenian tari topeng dari daerah Malang, Jawa

Timur. Kisah yang dibawakan biasanya berasal dari kisah Panji yang

menceritakan kisah asmara Raden Panji Asmara Bangun (Inu

Kertapati) dan Putri Sekartaji (Chandra Kirana)

5. Kuda Lumping

Tari Kuda Lumpingmenghadirkan 4 fragmen tarian, yaitu 2 kali tarian

Buto Lawas, Tari Senterewe, dan Tari Begon Putri. Pada fragmen Buto

Lawas biasanya ditarikan oleh para pria saja yang terdiri dari 4-6

Page 38: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

75

orang. Beberapa orang penari muda menunggangi kuda anyaman

bambu dan menari mengikuti alunan musik. Pada bagian inilah para

penari Buto Lawas dapat mengalami kesurupan atau kerasukan roh

halus. Para penonton pun tidak luput dari fenomena kerasukan ini.

Banyak warga yang menonton pagelaran merasakan kesurupan dan

ikut menari bersama para penari. Dalam keadaan tidak sadar, mereka

terus menari dengan gerakan enerjik dan terlihat kompak dengan

penari lainnya.

6. Peternakan sapi perah

Pengunjung diajak untuk belajar membudidayakan sapi perah hingga

diajak membuat hasil perahan susu menjadi produk minuman susu.

7. Fun game dan wisata air terjun

Pengunjung akan diajak untuk bermain di area outbond, dimulai dari

permainan tradisional sambil menikmati panorama air terjun pelangi.

Ladesta Gubugklakah menyediakan beberapa jenis paket wisata, baik

untuk tour ke Bromo maupun untuk wisata di wilayah Desa Gubugklakah sendiri,

bahkan juga paket wisata ke luar daerah dengan cara bekerja sama dengan travel

agent dari luar. Usaha penyediaan paket wisata ini cukup potensial. Dalam satu

bulan rata-rata Ladesta Gubugklakah mendapatkan pesanan paket wisata untuk

kurang lebih 600 orang, baik untuk ke wisata Gunung Bromo maupun di dalam

Desa Gubugklakah sendiri.

Berikut ini beberapa paket wisata yang ditawarkan:

Page 39: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

76

Paket 1( 2 hari 1 malam :Bromo; Coban Pelangi; Agro Apel Desa Wisata

Gubugklakah Rp.395.000/ Orang, Minimal 8 Orang, ,Paket Keluarga maksimal5

Orang Rp 2.500.000)

Destinasi wisata:

1. Cadi Jago Tumpang

2. Agro Apel Desa Wisata Gubugklakah

3. Coban Pelangi

4. Bromo sunrise Seruni Point

5. Kawah Bromo

6. Pasir berbisik

7. Bukit teletubies

Include:

1. Transpotasi Antar Jemput Stasiun/bandara Malang

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

4. Makan 3x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )

6. Tiket menuju destinasi wisata

Paket 2.(2 hari 1malam :Bromo; Rafting Desa Wisata Gubugklakah Rp 475.000 /

Orang Minimal 8 Orang, Paket Rafting saja Rp250.000 minimal 4 Orang)

Include rafting:

1. Welcome drink

2. Snack

Page 40: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

77

3. Makan

4. Asuransi

Exclude :Biaya Lain ( Foto )

Destinasi wisata:

1. Rafting Desa Wisata Gubugklakah

2. Bromo sunrise Seruni Point

3. Kawah Bromo

4. Pasir berbisik

5. Bukit teletubies

Include:

1. Transpotasi Antar Jemput Stasiun/bandara Malang

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

4. Makan 3x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )

6. Tiket menuju destinasi wisata

Paket 3. (2 hari 1 malam : Bromo; war game Paint Ball/ Air soft gun Desa

Wisata Gubugklakah Rp 400.000 / Orang Minimal 20 Orang, Paket War game

175.000 Minimal 20 ( Durasi 1-2 Jam ) Bulet 30 Pcs)

Destinasi wisata:

1. War Game Desa Wisata Gubugklakah

2. Bromo sunrise Seruni Point

Page 41: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

78

3. Kawah Bromo

4. Pasir berbisik

5. Bukit teletubies

Include:

1. Transpotasi Antar Jemput Stasiun/bandara Malang

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

4. Makan 3x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )

6. Tiket menuju destinasi wisata

Paket 4. (2 hari 1 malam :Bromo; River Tubing Desa Wisata Gubugklakah Rp

385.000 / Orang Minimal 10 Orang, paket River Tubing Rp 175.000/ minimal

10pack durasi 2jam)

Destinasi wisata:

1. River Tubing Desa Wisata Gubugklakah

2. Bromo sunrise Seruni Point

3. Kawah Bromo

4. Pasir berbisik

5. Bukit teletubies

Include:

1. Transpotasi Antar Jemput Stasiun/bandara Malang

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

Page 42: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

79

4. Makan 3x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )

6. Tiket menuju destinasi wisata

Paket 5. (2 hari 1 malam :Bromo; Out Bond Wisata Gubugklakah Rp 450.000 /

Orang Minimal 20 Orang, Out Bond Rp225.000/ Fun Game Rp 175.000 minimal

20 pack)

Destinasi wisata:

1. Out bound

2. Bromo sunrise Seruni Point

3. Kawah Bromo

4. Pasir berbisik

5. Bukit teletubies

Include:

1. Transpotasi Antar Jemut Stasiun/bandara Malang

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

4. Makan 3x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )

6. Tiket menuju destinasi wisata

Paket 6.(2 hari 1 malam : Bromo; Edukasi Pertanian Wisata Gubugklakah Rp

400.000 / Orang Minimal 20 Orang, Edukasi Pertanian Rp 175.000 min 20 pack)

Destinasi wisata:

Page 43: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

80

1. Edukasi Pertanian Desa Wisata Gubugklakah

2. Bromo sunrise Seruni Point

3. Kawah Bromo

4. Pasir berbisik

5. Bukit teletubies

Include:

1. Transpotasi Antar Jemput Stasiun/bandara Malang

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

4. Makan 3x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )

6. Tiket menuju destinasi wisata

Paket 7Full(3 hari 2 malam:paket Desa Wisata Gubugklakah; Bromo; Ranu

Pani; Ranu Regulo . 750.000/Orang Minimal Pack 8 Orang)

Destinasi wisata:

1. Candi Jago

2. Agro apel Desa wisata Gubugklakah

3. Air Terjun Coban Pelangi

4. Bromo sunrise Seruni Point

5. Kawah Bromo

6. Pasir berbisik

7. Bukit teletubies

8. Danau Ranu Pani

Page 44: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

81

9. Danau Ranu Regulo.

10. Rafting

Include:

1. Transpotasi Antar Jemput Stasiun/bandara Malang

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

4. Makan 7x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )

6. Tiket menuju destinasi wisata

Paket 7 Full. (2 hari 1 malam: paket Desa Wisata Gubugklakah; Bromo; 2

waterfall out bond . 550.000/Orang Minimal Pack 7 Orang)

Destinasi wisata:

1. Candi Jago

2. Agro apel Desa wisata Gubugklakah

3. Air Terjun Coban Pelangi

4. Coban Trisula

5. High rope 3 permainan ( Flying Fox )

6. Bromo sunrise Seruni Point

7. Kawah Bromo

8. Pasir berbisik

9. Bukit teletubies

Include:

1. Transpotasi Antar Jemput Stasiun/bandara Malang

Page 45: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Lokasi Penelitian …eprints.umm.ac.id/44363/4/jiptummpp-gdl-dianniswat-50469-4-babiii.pdfStruktur Organisasi Pemerintah Desa Gubugklakah Kecamatan

82

2. Transpotasi menuju destinasi wisata

3. Homestay

4. Makan 8 x

5. Transpotasi menuju Bromo ( hartop/jeep )