bab iii. biografi hasan.al-banna dan abul.a’la.al-maududi

25
45 BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI A. Biografi Hasan Al-Banna 1. Riwayat Hidup Hasan Al-Banna dan Pendidikan Hasan Al-Banna memiliki nama lengkap Hasan Ahmad Abdurrahman Muhammad Al-Banna, beliau lahir dari keluarga terhormat dan keluarganya sangat terkenal dengan keislamannya serta amat taat akan agama Islam. Hasan Al-Banna lahir pada hari Ahad, 25 Sya'ban 1324 Hijriah, yang bertepatan dengan 14 Oktober 1906 daerah Dhuha di Mahmudiah, tepatnya di kota Buhairah, Mesir. 1 Beliau tumbuh pada keluarga pengarang dan ulama As- Sunnah al-Muthahharah, sejak balita Hasan al-Banna di didik dalam lingkungan keluarga yang memiliki perpustakaan yang benar-benar lengkap. 2 1 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1: Masa Pertumbuhan Dan Profil Sang Pendiri (Imam Syahid Hasan Al-Banna), (Solo: ERA Intermedia, 2005), cetakan pertama, h. 169 2 Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN: Konsep Gerakan Terpadu, (Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 1977), edisi kesatu, h. 23

Upload: others

Post on 21-Feb-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

45

BAB III.

BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN

ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

A. Biografi Hasan Al-Banna

1. Riwayat Hidup Hasan Al-Banna dan Pendidikan

Hasan Al-Banna memiliki nama lengkap Hasan

Ahmad Abdurrahman Muhammad Al-Banna, beliau lahir

dari keluarga terhormat dan keluarganya sangat terkenal

dengan keislamannya serta amat taat akan agama Islam.

Hasan Al-Banna lahir pada hari Ahad, 25 Sya'ban 1324

Hijriah, yang bertepatan dengan 14 Oktober 1906 daerah

Dhuha di Mahmudiah, tepatnya di kota Buhairah, Mesir.1

Beliau tumbuh pada keluarga pengarang dan ulama As-

Sunnah al-Muthahharah, sejak balita Hasan al-Banna di

didik dalam lingkungan keluarga yang memiliki

perpustakaan yang benar-benar lengkap.2

1 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1: Masa

Pertumbuhan Dan Profil Sang Pendiri (Imam Syahid Hasan Al-Banna), (Solo:

ERA Intermedia, 2005), cetakan pertama, h. 169 2 Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN: Konsep

Gerakan Terpadu, (Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 1977), edisi kesatu, h. 23

Page 2: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

46

Bapaknya mempunyai nama Syaikh Ahmad Abd

al-Rahman Al-Banna, beliau dikenal dengan sebutan as-

sa‟ati karena beliau bekerja sebagai jasa memperbaiki

jam, beliau terkenal seorang yang murah hati serta

tawadhu. Ayahnya alumni mahasiswa di Al-Azhar pada

saat Muhammad Abduh mengajar pada lembaga itu.3 Dia

memiliki perpustakaan besar dengan berbagai macam

buku terkenalnya, antara lain : Musnad As-Safi‟I dan

Musnad Ahmad, Mu‟atata Malik, Al-Kutub As-Sittah,

beliau juga mengumpulkan beberapa kitab antara lain:

Bada‟i‟u Al-Musnad Fiy Jama‟I Wa Tartib Musnad Asy-

Syafi‟i.4 Seorang ayah mendambakan anaknya Hasan Al-

Banna untuk menjadi mujahid (pejuang) dan mujadid

(pembaharu).

Ibu Hasan Al-Banna merupakan wanita baik juga

terhormat, yang diberi nama Ummu Sa'ad Ibrahim

3 Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1993), edisi kelima,

h. 147 4 Samian Hadisaputra, “Kontektualisasi Pemikiran Dakwah Hasan Al-

Banna”, Jurnal Aqlania Vol. 08, N0. 01 (Januari-Juni, 2017) IAIN Sultan

Maulana Hasanuddin Banten, h. 3

Page 3: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

47

Shaqar.5 Ibunya adalah perempuan sangat cerdas dan

memiliki pengetahuan yang baik untuk kehidupan

selanjutnya, namun di sisi lain ibunya memiliki sifat yang

keras kepala.

Hasan Al-Banna mempunyai tujuh bersaudara,

anak dari Ummu Sa‟ad Ibrahin Shaqar dengan Syaikh

Ahmad Abd al-Rahman Al-Banna, ayah dari Hasan Al-

Banna. Pertama adalah Abdurrahman, kedua Fatimah,

ketiga Muhammad, keempat Abdul Basith, kelima

Zainab, keenam Al-Ustadz Ahmad Jamaludin, dan yang

terakhir yaitu Fauziah.6 Semua anaknya baik yang laki-

laki maupun perempuan lahir di tempat yang sama , yaitu

di Masqath ar-ru’us al-azhimah, yang disebut dengan

tempat kelahiran yang agung.

Semenjak kecil Hasan Al-Banna dituntut oleh

keluarganya supaya menghafalkan Al-Qur‟an, dan beliau

masuk di sekolah yang telah dirancang oleh pemerintah

5 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.

170 6 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.

170-171

Page 4: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

48

Mesir pada waktu itu yakni Sekolah Dasar yang tidak

mempelajari bahasa-bahasa barat atau asing, beliaupun

sering membaca di perpustakaan pribadi milik ayahnya.

Jenjang pendidikan Hasan Al-Banna yaitu : Pertama,

Madrasah Ar-Rasyad Ad-Diniyah; Kedua, Madrasah Al-

I‟dadiyah; Ketiga, Madrasah Al-Mu‟alimin Al-

Awwaliyah di Damanhur; Keempat, Univetsitas Darul

Ulum di Kairo.7

Madrasah yang pertama adalah Ar-Rasyad, Hasan

Al-Banna pada saat itu berusia 8 Tahun, madrasah ini

merupakan sekolah awal yang dimasuki Hasan Al-Banna

dan pendidikan ini pondasi awal dari karakter dan

pemikirannya berkembang untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang berikutnya. Selama empat tahun Hasan

Al-Banna belajar di Ar-Rasyad selanjutnya beliau

berpinda di madrasah”Addadiyah di;;Almahmudia dalam

waktu dua tahun. Ia melanjutkan sekolah di Darul

Mualimin Bidamanhur pada tahun‟‟1920, pada tempat ini

7 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.

180

Page 5: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

49

Hasan Al-Banna mampu menuntaskan hafalan Al-Qur‟an

disaat umurnya menginjak 14 tahun, dan dijuluki

pembaharu Islam Abad ke-20.8 Salah satu pengajar yang

berperan dalam membentuk karakter kecerdasan Hasan

Al-Banna adalah Syaikh Mahmud Zahra.9

Setelah menuntaskan sekolahnya di sekolah guru,

Hasan Al-Banna melanjutkan pendidikannya di Dar_al-

Ulum‟‟Kairo, berada di‟‟kota yang sangat luas dan disitu

pula beliau kenal dengan Rasyid Ridha beserta gerakan

Salafinya, beliau rajin membaca Al-Manar.10

Saat itu

usianya 16 tahun dan ia mengkoordinir perkumpulan

pelajar‟Universitas_Al-Azhar serta Universitas Darul

Ulum untuk dipersiapkan berkhotbah di masjid-masjid

yang berada di Kairo.

8 Muhamad Hanif Fuadi, “Pesan Dakwah Hasan Al-Banna dalam

Buku Majmu‟at al-Rasail”, dalam Ilmu Dakwah: Journal For Homiletic

Studies, Vol. 11 No. 2 (Oktober-Desember, 2017) Program Pascasarjana UIN

Sunan Gunung Djati Bandung, h. 328 9 Rosmaladewi, “Pemikiran Politik Hasan Al-Banna”, Jurnal Nurani

Vol. 15, No. 2 (Desember, 2015), h. 77 10

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h. 147

Page 6: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

50

Hasan Al-Banna lulus pada tahun 1345 H atau

1927 M di Darul Ulum pada usia 21 tahun dan

mendapatkan rangking pertama, kemudian pada saat

itulah Hasan Al-Banna terpilih menjadi pengajar

di=Ismailiah lanjutan Suez, itulah tempat lahirnya benih-

benih jamaah Al-Ikhwanul Al-Musimin pada bulan

Zulqa‟dah 1347 H / Maret 1928 M.11

Secara langsung

Ikhwan Muslimin terlibat dalam pertikaian politik di

Mesir melalui kegiatannya melawan penduduk Inggris

dan berdirinya negara Israel di Palestina.12

Hasan Al-

Banna mempunyai akhlak yang Islami. Diantaranya yaitu:

Beliau mempunyai akhlak yang jujur dan benar, sopan

dan tawadhu, semangat dakwah yang tinggi bagi beliau

da‟wah adalah jalan hidupnya, dan sederhana.

Hasan Al-Banna menikahi seorang wanita dari

keluarga baik juga terhormat, khususnya keluarga Ash-

shauli di Ismailiyah, kemudian pada saat itu, komunitas

11

Muhamad Hanif Fuadi, “Pesan Dakwah Hasan Al-Banna dalam

Buku Majmu‟at al-Rasail”, …, h. 328 12

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h. 145

Page 7: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

51

dakwahnya berpindah ke Kairo di sebuah apartemen lama

yang terletak di jalan Nashiriyah desa Sayyidah Zainab di

Kairo.13

Salah satu penyebab Hasan Al-Banna meninggal,

karena Mesir mempunyai dendam dan marah pada

organisasi Ikhwanul Muslimin, dan salah satu mahasiswa

sekolah tinggi kedokteran hewan yang mengaku salah

satu dari anggota Ikhwan Muslimin membunuh seorang

Perdana Mentri Mesir. Hasan Al-Banna meninggal dunia

pada tanggal 14 Rabiul Tsani tahun 1368 H bertepatan

dengan 12 Februari 1949 M.14

Pada saat beliau umur 43

tahun.

Hasan al-Banna dibunuh oleh seorang anggota

kepolisian di Mesir yakni oleh polisi rahasia Mesir.

Puncak kemarahan ini menghabisi nyawa Hasan Al-

Banna, karena mereka merasa bahwa apabila beliau mati

pengembangan dakwah beliau mati pula, akhirnya Hasan

13

Mahmud Jami‟, IKHWANUL MUSLIMIN Yang Saya Kenal,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), cetakan kesatu, h. 22 14

Muhamad Hanif Fuadi, “Pesan Dakwah Hasan Al-Banna dalam

Buku Majmu‟at al-Rasail”, …, h. 330

Page 8: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

52

Al-Banna terbunuh tepat pada depan kantor Syubanul

Muslimin di Kairo. Meskipun Hasan Al-Banna sudah

mengakhiri hidupnya, namun pemikiran beliau tidak akan

mati.

2. Karya-Karya Hasan Al-Banna

Hasan Al-Banna ialah tokoh pembaharu serta

sosok yang unik di kalangan manusia bahkan dikalangan

para pemimpin. Pengaruh beliau terus mengikuti arus

zaman dan selalu berkembang dan sangat berwujud pada

generasi-generasi berikutnya, terlihat dalam

perkembangan pergerakan Islam yang sangat mendunia.

Beliau mengembangkan gagasannya berdasarkan pada

peristiwa sesuai dengan keadaan secara langsung dan

nyata.

Dalam menyusun karyanya Hasan Al-Banna tidak

pernah merasa lelah walaupun pada keadaan sulit, beliau

sangat aktif menulis artikel dan berbagai majalah serta

risalah-risalahnya. Berbagai risalah tersebut disatukan

dengan judul Kumpulan Risalah Imam Al-Banna,

Page 9: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

53

khususnya risalah-risalah yang berkaitan dengan sistem

pendidikan Ikhwanul Muslimin.15

Dari banyaknya karya

Hasan Al-Banna, berikut beberapa Majmu‟atur Rasail

atau kumpulan surat dan risalah yang beliau tulis, antara

lain:

a. Risalah Akidah Kami, risalah ini dikarang Hasan Al-

Banna di tahun 1350 H / 1931 M, Saat itu risalah ini

sebenarnya sudah dipublikasikan dalam berbagai

media massa.16

Risalah ini merupakan karya ilmiah

pertama yang diberikan kepada masyarakat dan

menetapkan bahwa target Ikhwanul Muslimin adalah

berupaya melaksanakan yang berwujudkan kebaikan

di dunia maupun di akhirat.

b. Risalah Dakwah Kami, dicatat tahun 1936, risalah ini

menegaskan bahwa tujuan Jamaah Ikhwanul

Muslimin, surat ini menjelaskan tentang prinsip dari

dakwahnya serta dakwah Ikhwanul Muslimin ini

15

Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN: Konsep

Gerakan Terpadu, …, h. 363 16

Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 365

Page 10: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

54

meliputi semua sendi kehidupan. Kemudian beliau

menjelaskan bahwa menurut pandangan Ikhwanul

Muslimin, Masyarakat dibagi pada empat macam

manusia yakni, orang optimis, orang yang memusuhi,

orang yang ragu-ragu dan orang mukmin.17

c. Risalah Kemana Kami Membawa Umat, ditulis pada

tahun 1936, di dalamnya membahas juga tentang

risalah dakwah kami. Risalah ini membahas tentang

politik, agama dan nasionalisme secara nyata dan

meyakinkan.18

d. Risalah Menuju Cahaya, risalah ini ditulis oleh Hasan

Al-Banna pada bulan Rajab tahun 1366 H / 1936 M,

risalah ini dituju kepada raja Faruq, pemimpin di

seluruh negeri Islam, Mushthafa Nahhas Pasha, dan

para raja, perdana menterinya, penguasa, juga dituju

ke beberapa tokoh, pemimpinm dan pelopor

17

Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 370 18

Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 373

Page 11: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

55

pembaruan non-pemerintah di beberapa negara.19

Selain itu risalah ini juga ditujukan kepada sejumlah

pemimpin dan tokoh pembaharu yang tidak resmi,

dalam risalah ini menjelaskan bahwa pentingnya

membebaskan umat Islam dari segala persoalan

politik.

e. Risalah Untuk Para Pemuda, didirikan pada tahun

1355 H/1936 M, risalah ini adalah jenis perhatian dari

Hasan Al-Banna kepada pemuda. Risalah ini

membahas tentang kaidah-kaidah dasar dalam

memenangkan sebuah fikrah, khususnya keikhlasan,

semangat dan kerja keras, keimanan, dimana keempat

kaidah dasar ini adalah kepribadian pemuda.20

f. Risalah Yang Ditujukan Pada Konferensi Pelajar,

risalah yang merupakan teks wacana yang

disampaikan oleh Imam pendiri pada bulan

Muharram 1357 H /Maret 1938 di hadapan para

19

Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail: Kumpulan Risalah Dakwah

Hasan Al-Banna Jilid Satu, ( Jakarta Timur: AL-I‟TISHOM CAHAYA

UMAT, 2007), edisi keempat, h. 99 20

Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail, …, h. 66

Page 12: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

56

pelajar Ikhwanul Muslimin.21

Ia berpidato dan berdoa

kepada Allah supaya adanya tindakan dan

pelaksanaan dan beliau menyinggung masalah yang

gencar dibicarakan oleh orang banyak yaitu masalah

Islam dan Politik.

g. Risalah Ikhwanul Muslimin di Bawah Bendera Al-

Qur'an, ditulis tanggal 14 Shafar 1358 H/ 4 April

1393, dalam pertemuan besar di Kairo.

h. Risalah Program Pendidikan, Risalah ini ditulis pada

tahun 1359 H/1940, pernah dipublikasikan yang

berjudul “Garis-Garis Besar Program Pendidikan

Jamaah Ikhwanul Muslimin.22

Risalah ini adalah

salah satu dokumen yang banyak menjelaskan

kebijaksaan pendidikan Jamaah Ikhwanul Muslimin.

i. Risalah Antara Kemarin Dan Hari Ini, dicatat tahun

1942 ketika Perang Dunia II sedang berlangsung. Ini

adalah risalah kesatu dengan judul “Bainal Amsi Wal

21

Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 380 22

Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 385

Page 13: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

57

Uyun”.23

Risalah ini membahas tentang

perkembangan dan sasaran fikrah Islamiyah.

j. Risalah Pengerahan, ditulis pada tahun 1943.

k. Risalah Al-Ma’tsurat, ditulis pada awal Ramadhan

1355 H.24

yaitu kumpulan kitab suci Al-Qur‟an dan

Hadist Nabi yang seharusnya diamalkan , seperti

dzikir pagi dan petang setiap pagi dan sore hari.

Semenjak Jamaah Ikhwanul Muslimin berpindah

ke Kairo pada tahun 1932, waktu mereka dihabiskan oleh

dakwah-dakwah Islam dan banyak prestasi-prestasi yang

telah dicapai oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin pada kurun

waktu tersebut. Pada bulan Desember 1932, Ikhwanul

Muslimin menerbitkan edisi kedua risalah al-mursyid,

risalah ini Hasan Al-Banna menjelaskan dengan rinci

beberapa tujuan dan prinsip Ikhwanul Muslimin.25

Dua

karya monumental Hasan Al-Banna diwariskan yaitu:

Majmu’ah Rasail, Mudzakkirat al Dakwah wa Da’iyah.

23

Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail, …, h. 402 24

Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail, …, h. 351 25

Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h . 33

Page 14: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

58

Berikut ini merupakan beberapa karya-karya

Hasan Al-Banna secara ringkas, yakni :

a. Di antara karya Hasan Al-Banna yang menjadi

aspirasi penerusnya yaitu:

1. Al-Ma‟tsurat (Wasiat-Wasiat);

2. Mudzakiratu Al Dakwah Wa Al Da‟iyah (Pesan

untuk Dakwah dan Da‟i);

3. Ahaditsul Jum‟ah (Pesan Setiap Jum‟at).26

b. Karya Hasan Al-Banna dalam bentuk kumpulan pesan

diantaranya :

1. Misi kita;

2. Menuju kecerahan;

3. Kepada para pemuda;

4. Antara kemarin dan hari ini;

5. Pesan Jihad;

6. Konfrensi Kelima;

7. Sistem Kelompok Kecil Pergerakan;

8. Al-Aqaid;

26

Rosmaladewi, “Pemikiran Politik Hasan Al-Banna”, …, h. 78

Page 15: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

59

9. Al-Nidzam al-Iqtishadi (Sistem Prekonomian);

10. Al Nizham Al Iqtishadi (Sistem Pemeintahan).27

11. Tafsir Al-Fatihah.28

12. Da‟watuna Fi Thaurin Jadid (Misi Kita Dalam

Masa Baru).

13. Al Ikhwan Tahta Rayati Al-Qur‟an (Ikhwan

Dibawah Panji Al-Qur‟an).

14. Al-Aqidah wa Syakhshiyah Rajulil Aqidah

(Akidah dan Kepribadian Seorang yang

Berakidah).29

B. Biografi Abul A’la Al-Maududi

1. Riwayat Hidup Abul A’la Al-Maududi dan

Pendidikan

Seorang ulama kontemporer yakni Abul A‟la Al-

Maududi lahir ke dunia pada 3 Rajab 1321 H sesuai

dengan 25 September 1903 M di Aurangabad, di sebuah

kota terkenal di tempat yang pada saat ini terkenal sebagai

27

Rosmaladewi, “Pemikiran Politik Hasan Al-Banna”, …, h. 78 28

Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.

133 29

Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.

258

Page 16: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

60

Andra Pradesh India. Al-Maududi lahir dalam keluarga

syarif (keluarga tokoh Muslim India Utara) dari Delhi,

yang tinggal di Deccan, bdia adalah yang paling muda

dari tiga bersaudara.30

Nama Abul A‟la Al-Maududi sempt terjadi

kesalah fahaman, dengan alasan bahwa “Abul al-A‟la”

berarti ayah dari “Yang Maha Tinggi”, sedangkan “Yang

Maha Tinggi” itu salah satu sebutan Allah dan pasti serta

yang kita dapatkan dalam sejumlah ayat Al-Qur‟an,

namun dalam pembelaannya Maududi mengutip dua ayat

Al-Qur‟an di mana sifat al-A‟la dan al-A‟launa, kata

jamak dari al-A‟la, diberikan kepada manusia yakni

kepada Nabi Musa A.S. dan kepada orang-orang yang

beriman.31

Ayah Maududi bernama Abu Hasan pernah belajar

di Sekolah Tinggi Mohammedan Anglo Oriental

Colledge, beliau adalah salah satu orang yang mempunyai

30

Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-

Maududi, (Surabaya: EDUFUTURA PRESS, 2009), cetakan pertama, h. 46 31

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h. 157-158

Page 17: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

61

pemikiran modern, dan beliau mempunyai rasa

kekecewaan terhadap sikap orang-orang Inggris. Oleh

karena itu, ia tidak ingin anak-anaknya termasuk Al-

Maududi di sekolahkan pada sekolah-sekolah Inggris.

Semasa kecil Al-Maududi belajar dari rumah, dan

diajar sama ayahnya, ayah Al-Maududi adalah salah satu

orang yang meninggalkan profesinya sebagai pengacara

beliau juga disebut sebagai pengikut sufi, setibanya di

usia sebelas tahun Maududi mengikuti tes masuk sekolah

menengah, dan di sekolah itu pertama kalinya dia

mendapat pelajaran ilmu kimia, ilmu alam, matematika

dan sebagainya, dia dikenal sebagai anak yang pintar,

bijaksana, dan menuntaskan sekolahnya sesuai pada

waktunya dengan mendapatkan ijazah Maulawi.32

Al-Maududi dalam nasibnya kurang bagus karena

ayahnya jatuh sakit dan ekonominya semakin menurun

dan beliau meninggalkan Aurangabad dan menumpang

hidupnya bersama abang yang paling tua di Haiderabad,

32

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h. 158

Page 18: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

62

Maududi mengakhiri pendidikannya sangat bagus dan

juga dapat mengantarkannya memasuki perguruan tinggi

daerah Hiderabad di Darul Ulum.

Pada tahun 1919, Al-Maududi melanjutkan

sekolahnya di perguruan tinggi Darul Ulum, tepat di

wilayah Deabon, perguruan tinggi yang paling terkenal

pada wilayah benua Indo-Pakistan, saat itu adalah tempat

untuk mencetak seorang ulama, namun ia hanya bisa

bertahan selama setengah tahun hal ini dikarenaka

kesulitan biaya, dengan demikian berakhirlah pendidikan

formal Maududi.33

Beliau mengakhiri pendidikannya

dikarenakan kesulitan biaya serta merawat ayahnya yang

sedang sakit, namun setelah beberapa waktu ayah Al-

Maududi meninggal dunia, dia mencari nasibnya ke Delhi

dan beliau bekerja di penerbit Islam, waktu kosongnya

beliau gunakan untuk membaca buku mulai dari buku-

buku ekonomi, filsafat, sastra Arab, tafsir serta mantik,

33

Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-

Maududi, …, h. 49

Page 19: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

63

dan disisi lain beliau menguasai bahasa Arab, Persia dan

bahasa ibunya.

Pada tahun 1918, ia menolong saudaranya

mengurus majalah Islam „Al-Madinah, dapat diartikan

bahwa itu adalah awal karir Al-Maududi dalam penyiaran

berita, karena pada profesi wartwan di daerah Inggris

pada saat itu penting sekali untuk menguasai bahasa

Inggris, Maududi terpaksa belajar bahasa Inggris.34

Pada

saat inilah awal karir Maududi dalam bidang jurnalistik

dan politiknya.

Pada tahun 1919, di India gerakan Khilafah

didirikan, bertekad untuk membantu kelanjutan Khilafah

Islamiyah dalam dinasti Utsmaniyah yang terletak

di_Istambul, Al-Maududi bergabung bersama gerakan itu

dan kemampuannya soal mengarang ataupun berdakwah

merupakan pemberian sangat luar biasa untuk gerakan

tersebut.35

Dia ditunjuk sebagai editor surat kabar yaitu

34

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h 159 35

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h. 159

Page 20: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

64

Taj, diterbitkan di wilayah Jubalpur dan pada tahun 1921

sampai tahun 1923, beliau diberi tanggungjawab untuk

memimpin surat kabar Muslim serta diangkat sebagai

pimpinan harian al-jami‟ah.

Pada tahun 1927, Al-Maududi menerbitkan buku

yang diberi judul “al-Jihad Fi al-Islam”, buku tersebut

sangat hati-hati dan keras tentang hukum Islam dalam

perang dan perdamaian.36

Buku yang berjudul Perang

dalam Islam ini, mengklarifikasi sikap Islam terhadap

perang atau kebiadaban yang telah terbentuk menjadi

konsep Islam tentang masyarakat dan negara.

Pada tahun 1941, Maududi bersama 75

penganutnya, mendirikan kelompok organisasi dengan

nama Jamiah-Islamiyah. Sebagaimana Al-Ikhwan al-

Muslimin.37

Sebagaimana beliau mendirikan organisasi

yang bernama Jamiah Islamiyah bisa dibilang serupa

dengan Al-Ikhwanul al-Muslimin, sehingga Al-Maududi

36

Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-

Maududi, …, h. 51 37

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h. 163

Page 21: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

65

memiliki kolaborasi khusus bersama Hasan Al-Banna di

Mesir. Bahkan ada persamaan di kedua tokoh tersebut

dalam strategi pergerakannya.

Lahirnya kemerdekaan Pakistan pada tahun 1947

membuat pergerakan Maududi semakin genting, beliau

melakukan pertemuan akbar dengan jamaahnya, dan

menyusun atau merumuskan konsep kenegaraan, untuk di

umumkan pada MK Pakistan, yang kemudian dikenal

sebagai empat butir. Keempat butir tersebut mencakup

hal-hal khusunya:

1) Bahwa kedaulatan negara Pakistan adalah milik

Tuhan, dan bahwa pemerintahan Pakistan dapat

menjadi spesialis guna memenuhi keinginan

penguasa;

2) Bahwa syari‟at Islam harus menetapkan standar-

standar perundang-undangan dengan pemberlakuan di

bawahnya;

3) Bahwa semua undang-undang saat ini atau yang akan

datang, baik materi maupun semangatnya harus

Page 22: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

66

sesuai syari‟at sebagai sumber dari segala sumber

hukum;

4) Kekuasaan pemerintahan Pakistan wajib dimulai dari

membatasi dan dipraktekkan hanya di dalam batas

syari‟at.38

Sebagai seorang pejuang politik, resiko Al-

Maududi sering kali ditahan serta dihukum oleh penguasa

di Pakistan, kurang lebih 20 tahun Negara Pakistan

berdiri, 4 kali Al-Maududi dihukum serta dijatuhi

hukuman mati. Kemudian Al-Maududi menghembuskan

nafas Tanggal 22 September 1979 di Buffalo, New_York

dan di makamkan di Ichkrah,..‟Lahore, pada

pemakamannya dihadiri lebih dari satu juta orang, dan dia

mendapat kehormatan sebagai negarawan senior yang

diberikan oleh Ziaul.Haq.39

38

Ibrahim, “Reformasi Pendidikan Hukum Dalam Perspektif Abu Al-

A‟la A-Maududi”, Jurnal Kependidikan Islam Vol. 2, No. 2 (Desember,

2016), h. 265. 39

Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-

Maududi, …, h. 59-60

Page 23: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

67

2. Karya-Karya Abul A’la Al-Maududi

Abul..A‟la..Al-Maududi merupakan pemikir Islam

kontemporer yang memberikan konsepi politik Islam

secara utuh, asli dan lengkap.40

Sepanjang perjalanan,

Sayyid Abul A‟la Al-Maududi dikenal dengan tokoh yang

amat ulung, beliau juga seorang penulis yang produktif,

utamanya di bidang keagamaan, gagasan tentang Islam

termasuk teori negara, baik berupa ceramah, majalah,

artikel atau surat kabar yang beliau sampaikan, naskahnya

diterbitkan dan beberapa buku sudah dicetak hasil

karangan Al-Maududi. dari beberapa banyak karya tulis

Maududi, ada 6 risalah dan satu buku yang identik dengan

pemikirannya tentang negara. Diantara keenam risalah itu

adalah : Teori politik Islam; Metode revolusi Islam;

Hukum Islam dan pelaksanaannya; Kodifikasi konstitusi

Islam; Hak golongan dzimmi dalam negara Islam; dan

prinsip dasar negara Islam.41

40

Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-

Maududi, …, h. 65 41

Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah

dan Pemikiran, …, h. 165

Page 24: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

68

Meskipun Al-Maududi sudah tiada di peradaban

dunia, namun pemikirannya serta gagasan beliau masih

layak untuk kita pelajari lebih dalam hingga saat ini.

Adapun salah satu karya tulis Al-Maududi yang

berbentuk buku yaitu berjudul pemerintahan Islam.

Sepanjang hidupnya Al-Maududi sudah banyak

menghimpun karya-karya kurang lebih sebanyak 138

buah yang dituangkan dalam tulisannya seperti ilmiah,

risalah-risalah dan tentunya kitab. Karya Al-Maududi

sudah ada yang diartikan dalam bahasa Inggris, Persia,

Jerman, Perancis, Arab, Tamil, Turki dan juga

Indonesia.42

Adapun karya-karya beliau sebagai berikut : Al-

Jihad Fi Al-Islam yang berarti Jihad Dalam Islam;

Islamic Law And Its Introduction atau yang disebut

dengan Pengantar Hukum Islam; Right Of Non Muslims

In An Islamic Solution yang berarti hak-hak non muslim

di negara Islam; adapun Toward Understand Islam berarti

42

Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-

Maududi, …, h. 59

Page 25: BAB III. BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI

69

menuju pemahaman Islam; The Islamic Law And

Contitution artinya Konstitusi dan Undang-Undang Yang

Islami; Ar Riba; Islamic Qanun (Islamic Law)43

; Tafhim

Al-Qur‟an; Islam : A Historical Perspective; Human

Right In Islam; The Process Of Islamic Revolution; dan

lain-lain.

Pengaruh pemikiran Al-Maududi sangat tersebar

pada belahan dunia termasuk pada dunia Islam sendiri,

banyak sekali karya tulis yang diterjemahkan, sehingga

Al-Maududi merupakan seorang tokoh Islam

Internasional, ia sering mengadakan perjalanan atau

keliling dunia, misalnya negara Suriah, Saudi Arabia,

Jordan, dan Mesir guna dipelajari aspek geografis dan

sejarah di tempat yang disebut dalam Al-Qur‟an.44

43

Ibrahim, “Reformasi Pendidikan Hukum Dalam Perspektif Abu Al-

A‟la A-Maududi”, …, h. 271 44

Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-

Maududi, …, h. 59