bab iii. biografi hasan.al-banna dan abul.a’la.al-maududi
TRANSCRIPT
45
BAB III.
BIOGRAFI HASAN.AL-BANNA DAN
ABUL.A’LA.Al-MAUDUDI
A. Biografi Hasan Al-Banna
1. Riwayat Hidup Hasan Al-Banna dan Pendidikan
Hasan Al-Banna memiliki nama lengkap Hasan
Ahmad Abdurrahman Muhammad Al-Banna, beliau lahir
dari keluarga terhormat dan keluarganya sangat terkenal
dengan keislamannya serta amat taat akan agama Islam.
Hasan Al-Banna lahir pada hari Ahad, 25 Sya'ban 1324
Hijriah, yang bertepatan dengan 14 Oktober 1906 daerah
Dhuha di Mahmudiah, tepatnya di kota Buhairah, Mesir.1
Beliau tumbuh pada keluarga pengarang dan ulama As-
Sunnah al-Muthahharah, sejak balita Hasan al-Banna di
didik dalam lingkungan keluarga yang memiliki
perpustakaan yang benar-benar lengkap.2
1 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1: Masa
Pertumbuhan Dan Profil Sang Pendiri (Imam Syahid Hasan Al-Banna), (Solo:
ERA Intermedia, 2005), cetakan pertama, h. 169 2 Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN: Konsep
Gerakan Terpadu, (Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 1977), edisi kesatu, h. 23
46
Bapaknya mempunyai nama Syaikh Ahmad Abd
al-Rahman Al-Banna, beliau dikenal dengan sebutan as-
sa‟ati karena beliau bekerja sebagai jasa memperbaiki
jam, beliau terkenal seorang yang murah hati serta
tawadhu. Ayahnya alumni mahasiswa di Al-Azhar pada
saat Muhammad Abduh mengajar pada lembaga itu.3 Dia
memiliki perpustakaan besar dengan berbagai macam
buku terkenalnya, antara lain : Musnad As-Safi‟I dan
Musnad Ahmad, Mu‟atata Malik, Al-Kutub As-Sittah,
beliau juga mengumpulkan beberapa kitab antara lain:
Bada‟i‟u Al-Musnad Fiy Jama‟I Wa Tartib Musnad Asy-
Syafi‟i.4 Seorang ayah mendambakan anaknya Hasan Al-
Banna untuk menjadi mujahid (pejuang) dan mujadid
(pembaharu).
Ibu Hasan Al-Banna merupakan wanita baik juga
terhormat, yang diberi nama Ummu Sa'ad Ibrahim
3 Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1993), edisi kelima,
h. 147 4 Samian Hadisaputra, “Kontektualisasi Pemikiran Dakwah Hasan Al-
Banna”, Jurnal Aqlania Vol. 08, N0. 01 (Januari-Juni, 2017) IAIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten, h. 3
47
Shaqar.5 Ibunya adalah perempuan sangat cerdas dan
memiliki pengetahuan yang baik untuk kehidupan
selanjutnya, namun di sisi lain ibunya memiliki sifat yang
keras kepala.
Hasan Al-Banna mempunyai tujuh bersaudara,
anak dari Ummu Sa‟ad Ibrahin Shaqar dengan Syaikh
Ahmad Abd al-Rahman Al-Banna, ayah dari Hasan Al-
Banna. Pertama adalah Abdurrahman, kedua Fatimah,
ketiga Muhammad, keempat Abdul Basith, kelima
Zainab, keenam Al-Ustadz Ahmad Jamaludin, dan yang
terakhir yaitu Fauziah.6 Semua anaknya baik yang laki-
laki maupun perempuan lahir di tempat yang sama , yaitu
di Masqath ar-ru’us al-azhimah, yang disebut dengan
tempat kelahiran yang agung.
Semenjak kecil Hasan Al-Banna dituntut oleh
keluarganya supaya menghafalkan Al-Qur‟an, dan beliau
masuk di sekolah yang telah dirancang oleh pemerintah
5 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.
170 6 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.
170-171
48
Mesir pada waktu itu yakni Sekolah Dasar yang tidak
mempelajari bahasa-bahasa barat atau asing, beliaupun
sering membaca di perpustakaan pribadi milik ayahnya.
Jenjang pendidikan Hasan Al-Banna yaitu : Pertama,
Madrasah Ar-Rasyad Ad-Diniyah; Kedua, Madrasah Al-
I‟dadiyah; Ketiga, Madrasah Al-Mu‟alimin Al-
Awwaliyah di Damanhur; Keempat, Univetsitas Darul
Ulum di Kairo.7
Madrasah yang pertama adalah Ar-Rasyad, Hasan
Al-Banna pada saat itu berusia 8 Tahun, madrasah ini
merupakan sekolah awal yang dimasuki Hasan Al-Banna
dan pendidikan ini pondasi awal dari karakter dan
pemikirannya berkembang untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang berikutnya. Selama empat tahun Hasan
Al-Banna belajar di Ar-Rasyad selanjutnya beliau
berpinda di madrasah”Addadiyah di;;Almahmudia dalam
waktu dua tahun. Ia melanjutkan sekolah di Darul
Mualimin Bidamanhur pada tahun‟‟1920, pada tempat ini
7 Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.
180
49
Hasan Al-Banna mampu menuntaskan hafalan Al-Qur‟an
disaat umurnya menginjak 14 tahun, dan dijuluki
pembaharu Islam Abad ke-20.8 Salah satu pengajar yang
berperan dalam membentuk karakter kecerdasan Hasan
Al-Banna adalah Syaikh Mahmud Zahra.9
Setelah menuntaskan sekolahnya di sekolah guru,
Hasan Al-Banna melanjutkan pendidikannya di Dar_al-
Ulum‟‟Kairo, berada di‟‟kota yang sangat luas dan disitu
pula beliau kenal dengan Rasyid Ridha beserta gerakan
Salafinya, beliau rajin membaca Al-Manar.10
Saat itu
usianya 16 tahun dan ia mengkoordinir perkumpulan
pelajar‟Universitas_Al-Azhar serta Universitas Darul
Ulum untuk dipersiapkan berkhotbah di masjid-masjid
yang berada di Kairo.
8 Muhamad Hanif Fuadi, “Pesan Dakwah Hasan Al-Banna dalam
Buku Majmu‟at al-Rasail”, dalam Ilmu Dakwah: Journal For Homiletic
Studies, Vol. 11 No. 2 (Oktober-Desember, 2017) Program Pascasarjana UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, h. 328 9 Rosmaladewi, “Pemikiran Politik Hasan Al-Banna”, Jurnal Nurani
Vol. 15, No. 2 (Desember, 2015), h. 77 10
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h. 147
50
Hasan Al-Banna lulus pada tahun 1345 H atau
1927 M di Darul Ulum pada usia 21 tahun dan
mendapatkan rangking pertama, kemudian pada saat
itulah Hasan Al-Banna terpilih menjadi pengajar
di=Ismailiah lanjutan Suez, itulah tempat lahirnya benih-
benih jamaah Al-Ikhwanul Al-Musimin pada bulan
Zulqa‟dah 1347 H / Maret 1928 M.11
Secara langsung
Ikhwan Muslimin terlibat dalam pertikaian politik di
Mesir melalui kegiatannya melawan penduduk Inggris
dan berdirinya negara Israel di Palestina.12
Hasan Al-
Banna mempunyai akhlak yang Islami. Diantaranya yaitu:
Beliau mempunyai akhlak yang jujur dan benar, sopan
dan tawadhu, semangat dakwah yang tinggi bagi beliau
da‟wah adalah jalan hidupnya, dan sederhana.
Hasan Al-Banna menikahi seorang wanita dari
keluarga baik juga terhormat, khususnya keluarga Ash-
shauli di Ismailiyah, kemudian pada saat itu, komunitas
11
Muhamad Hanif Fuadi, “Pesan Dakwah Hasan Al-Banna dalam
Buku Majmu‟at al-Rasail”, …, h. 328 12
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h. 145
51
dakwahnya berpindah ke Kairo di sebuah apartemen lama
yang terletak di jalan Nashiriyah desa Sayyidah Zainab di
Kairo.13
Salah satu penyebab Hasan Al-Banna meninggal,
karena Mesir mempunyai dendam dan marah pada
organisasi Ikhwanul Muslimin, dan salah satu mahasiswa
sekolah tinggi kedokteran hewan yang mengaku salah
satu dari anggota Ikhwan Muslimin membunuh seorang
Perdana Mentri Mesir. Hasan Al-Banna meninggal dunia
pada tanggal 14 Rabiul Tsani tahun 1368 H bertepatan
dengan 12 Februari 1949 M.14
Pada saat beliau umur 43
tahun.
Hasan al-Banna dibunuh oleh seorang anggota
kepolisian di Mesir yakni oleh polisi rahasia Mesir.
Puncak kemarahan ini menghabisi nyawa Hasan Al-
Banna, karena mereka merasa bahwa apabila beliau mati
pengembangan dakwah beliau mati pula, akhirnya Hasan
13
Mahmud Jami‟, IKHWANUL MUSLIMIN Yang Saya Kenal,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), cetakan kesatu, h. 22 14
Muhamad Hanif Fuadi, “Pesan Dakwah Hasan Al-Banna dalam
Buku Majmu‟at al-Rasail”, …, h. 330
52
Al-Banna terbunuh tepat pada depan kantor Syubanul
Muslimin di Kairo. Meskipun Hasan Al-Banna sudah
mengakhiri hidupnya, namun pemikiran beliau tidak akan
mati.
2. Karya-Karya Hasan Al-Banna
Hasan Al-Banna ialah tokoh pembaharu serta
sosok yang unik di kalangan manusia bahkan dikalangan
para pemimpin. Pengaruh beliau terus mengikuti arus
zaman dan selalu berkembang dan sangat berwujud pada
generasi-generasi berikutnya, terlihat dalam
perkembangan pergerakan Islam yang sangat mendunia.
Beliau mengembangkan gagasannya berdasarkan pada
peristiwa sesuai dengan keadaan secara langsung dan
nyata.
Dalam menyusun karyanya Hasan Al-Banna tidak
pernah merasa lelah walaupun pada keadaan sulit, beliau
sangat aktif menulis artikel dan berbagai majalah serta
risalah-risalahnya. Berbagai risalah tersebut disatukan
dengan judul Kumpulan Risalah Imam Al-Banna,
53
khususnya risalah-risalah yang berkaitan dengan sistem
pendidikan Ikhwanul Muslimin.15
Dari banyaknya karya
Hasan Al-Banna, berikut beberapa Majmu‟atur Rasail
atau kumpulan surat dan risalah yang beliau tulis, antara
lain:
a. Risalah Akidah Kami, risalah ini dikarang Hasan Al-
Banna di tahun 1350 H / 1931 M, Saat itu risalah ini
sebenarnya sudah dipublikasikan dalam berbagai
media massa.16
Risalah ini merupakan karya ilmiah
pertama yang diberikan kepada masyarakat dan
menetapkan bahwa target Ikhwanul Muslimin adalah
berupaya melaksanakan yang berwujudkan kebaikan
di dunia maupun di akhirat.
b. Risalah Dakwah Kami, dicatat tahun 1936, risalah ini
menegaskan bahwa tujuan Jamaah Ikhwanul
Muslimin, surat ini menjelaskan tentang prinsip dari
dakwahnya serta dakwah Ikhwanul Muslimin ini
15
Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN: Konsep
Gerakan Terpadu, …, h. 363 16
Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 365
54
meliputi semua sendi kehidupan. Kemudian beliau
menjelaskan bahwa menurut pandangan Ikhwanul
Muslimin, Masyarakat dibagi pada empat macam
manusia yakni, orang optimis, orang yang memusuhi,
orang yang ragu-ragu dan orang mukmin.17
c. Risalah Kemana Kami Membawa Umat, ditulis pada
tahun 1936, di dalamnya membahas juga tentang
risalah dakwah kami. Risalah ini membahas tentang
politik, agama dan nasionalisme secara nyata dan
meyakinkan.18
d. Risalah Menuju Cahaya, risalah ini ditulis oleh Hasan
Al-Banna pada bulan Rajab tahun 1366 H / 1936 M,
risalah ini dituju kepada raja Faruq, pemimpin di
seluruh negeri Islam, Mushthafa Nahhas Pasha, dan
para raja, perdana menterinya, penguasa, juga dituju
ke beberapa tokoh, pemimpinm dan pelopor
17
Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 370 18
Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 373
55
pembaruan non-pemerintah di beberapa negara.19
Selain itu risalah ini juga ditujukan kepada sejumlah
pemimpin dan tokoh pembaharu yang tidak resmi,
dalam risalah ini menjelaskan bahwa pentingnya
membebaskan umat Islam dari segala persoalan
politik.
e. Risalah Untuk Para Pemuda, didirikan pada tahun
1355 H/1936 M, risalah ini adalah jenis perhatian dari
Hasan Al-Banna kepada pemuda. Risalah ini
membahas tentang kaidah-kaidah dasar dalam
memenangkan sebuah fikrah, khususnya keikhlasan,
semangat dan kerja keras, keimanan, dimana keempat
kaidah dasar ini adalah kepribadian pemuda.20
f. Risalah Yang Ditujukan Pada Konferensi Pelajar,
risalah yang merupakan teks wacana yang
disampaikan oleh Imam pendiri pada bulan
Muharram 1357 H /Maret 1938 di hadapan para
19
Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail: Kumpulan Risalah Dakwah
Hasan Al-Banna Jilid Satu, ( Jakarta Timur: AL-I‟TISHOM CAHAYA
UMAT, 2007), edisi keempat, h. 99 20
Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail, …, h. 66
56
pelajar Ikhwanul Muslimin.21
Ia berpidato dan berdoa
kepada Allah supaya adanya tindakan dan
pelaksanaan dan beliau menyinggung masalah yang
gencar dibicarakan oleh orang banyak yaitu masalah
Islam dan Politik.
g. Risalah Ikhwanul Muslimin di Bawah Bendera Al-
Qur'an, ditulis tanggal 14 Shafar 1358 H/ 4 April
1393, dalam pertemuan besar di Kairo.
h. Risalah Program Pendidikan, Risalah ini ditulis pada
tahun 1359 H/1940, pernah dipublikasikan yang
berjudul “Garis-Garis Besar Program Pendidikan
Jamaah Ikhwanul Muslimin.22
Risalah ini adalah
salah satu dokumen yang banyak menjelaskan
kebijaksaan pendidikan Jamaah Ikhwanul Muslimin.
i. Risalah Antara Kemarin Dan Hari Ini, dicatat tahun
1942 ketika Perang Dunia II sedang berlangsung. Ini
adalah risalah kesatu dengan judul “Bainal Amsi Wal
21
Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 380 22
Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h. 385
57
Uyun”.23
Risalah ini membahas tentang
perkembangan dan sasaran fikrah Islamiyah.
j. Risalah Pengerahan, ditulis pada tahun 1943.
k. Risalah Al-Ma’tsurat, ditulis pada awal Ramadhan
1355 H.24
yaitu kumpulan kitab suci Al-Qur‟an dan
Hadist Nabi yang seharusnya diamalkan , seperti
dzikir pagi dan petang setiap pagi dan sore hari.
Semenjak Jamaah Ikhwanul Muslimin berpindah
ke Kairo pada tahun 1932, waktu mereka dihabiskan oleh
dakwah-dakwah Islam dan banyak prestasi-prestasi yang
telah dicapai oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin pada kurun
waktu tersebut. Pada bulan Desember 1932, Ikhwanul
Muslimin menerbitkan edisi kedua risalah al-mursyid,
risalah ini Hasan Al-Banna menjelaskan dengan rinci
beberapa tujuan dan prinsip Ikhwanul Muslimin.25
Dua
karya monumental Hasan Al-Banna diwariskan yaitu:
Majmu’ah Rasail, Mudzakkirat al Dakwah wa Da’iyah.
23
Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail, …, h. 402 24
Hasan Al-Banna, Majmu’atur Rasail, …, h. 351 25
Ali Abdul Halim Mahmud, IKHWANUL MUSLIMIN, …, h . 33
58
Berikut ini merupakan beberapa karya-karya
Hasan Al-Banna secara ringkas, yakni :
a. Di antara karya Hasan Al-Banna yang menjadi
aspirasi penerusnya yaitu:
1. Al-Ma‟tsurat (Wasiat-Wasiat);
2. Mudzakiratu Al Dakwah Wa Al Da‟iyah (Pesan
untuk Dakwah dan Da‟i);
3. Ahaditsul Jum‟ah (Pesan Setiap Jum‟at).26
b. Karya Hasan Al-Banna dalam bentuk kumpulan pesan
diantaranya :
1. Misi kita;
2. Menuju kecerahan;
3. Kepada para pemuda;
4. Antara kemarin dan hari ini;
5. Pesan Jihad;
6. Konfrensi Kelima;
7. Sistem Kelompok Kecil Pergerakan;
8. Al-Aqaid;
26
Rosmaladewi, “Pemikiran Politik Hasan Al-Banna”, …, h. 78
59
9. Al-Nidzam al-Iqtishadi (Sistem Prekonomian);
10. Al Nizham Al Iqtishadi (Sistem Pemeintahan).27
11. Tafsir Al-Fatihah.28
12. Da‟watuna Fi Thaurin Jadid (Misi Kita Dalam
Masa Baru).
13. Al Ikhwan Tahta Rayati Al-Qur‟an (Ikhwan
Dibawah Panji Al-Qur‟an).
14. Al-Aqidah wa Syakhshiyah Rajulil Aqidah
(Akidah dan Kepribadian Seorang yang
Berakidah).29
B. Biografi Abul A’la Al-Maududi
1. Riwayat Hidup Abul A’la Al-Maududi dan
Pendidikan
Seorang ulama kontemporer yakni Abul A‟la Al-
Maududi lahir ke dunia pada 3 Rajab 1321 H sesuai
dengan 25 September 1903 M di Aurangabad, di sebuah
kota terkenal di tempat yang pada saat ini terkenal sebagai
27
Rosmaladewi, “Pemikiran Politik Hasan Al-Banna”, …, h. 78 28
Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.
133 29
Jumu‟ah Amin Abdul Aziz, Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin 1, …, h.
258
60
Andra Pradesh India. Al-Maududi lahir dalam keluarga
syarif (keluarga tokoh Muslim India Utara) dari Delhi,
yang tinggal di Deccan, bdia adalah yang paling muda
dari tiga bersaudara.30
Nama Abul A‟la Al-Maududi sempt terjadi
kesalah fahaman, dengan alasan bahwa “Abul al-A‟la”
berarti ayah dari “Yang Maha Tinggi”, sedangkan “Yang
Maha Tinggi” itu salah satu sebutan Allah dan pasti serta
yang kita dapatkan dalam sejumlah ayat Al-Qur‟an,
namun dalam pembelaannya Maududi mengutip dua ayat
Al-Qur‟an di mana sifat al-A‟la dan al-A‟launa, kata
jamak dari al-A‟la, diberikan kepada manusia yakni
kepada Nabi Musa A.S. dan kepada orang-orang yang
beriman.31
Ayah Maududi bernama Abu Hasan pernah belajar
di Sekolah Tinggi Mohammedan Anglo Oriental
Colledge, beliau adalah salah satu orang yang mempunyai
30
Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-
Maududi, (Surabaya: EDUFUTURA PRESS, 2009), cetakan pertama, h. 46 31
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h. 157-158
61
pemikiran modern, dan beliau mempunyai rasa
kekecewaan terhadap sikap orang-orang Inggris. Oleh
karena itu, ia tidak ingin anak-anaknya termasuk Al-
Maududi di sekolahkan pada sekolah-sekolah Inggris.
Semasa kecil Al-Maududi belajar dari rumah, dan
diajar sama ayahnya, ayah Al-Maududi adalah salah satu
orang yang meninggalkan profesinya sebagai pengacara
beliau juga disebut sebagai pengikut sufi, setibanya di
usia sebelas tahun Maududi mengikuti tes masuk sekolah
menengah, dan di sekolah itu pertama kalinya dia
mendapat pelajaran ilmu kimia, ilmu alam, matematika
dan sebagainya, dia dikenal sebagai anak yang pintar,
bijaksana, dan menuntaskan sekolahnya sesuai pada
waktunya dengan mendapatkan ijazah Maulawi.32
Al-Maududi dalam nasibnya kurang bagus karena
ayahnya jatuh sakit dan ekonominya semakin menurun
dan beliau meninggalkan Aurangabad dan menumpang
hidupnya bersama abang yang paling tua di Haiderabad,
32
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h. 158
62
Maududi mengakhiri pendidikannya sangat bagus dan
juga dapat mengantarkannya memasuki perguruan tinggi
daerah Hiderabad di Darul Ulum.
Pada tahun 1919, Al-Maududi melanjutkan
sekolahnya di perguruan tinggi Darul Ulum, tepat di
wilayah Deabon, perguruan tinggi yang paling terkenal
pada wilayah benua Indo-Pakistan, saat itu adalah tempat
untuk mencetak seorang ulama, namun ia hanya bisa
bertahan selama setengah tahun hal ini dikarenaka
kesulitan biaya, dengan demikian berakhirlah pendidikan
formal Maududi.33
Beliau mengakhiri pendidikannya
dikarenakan kesulitan biaya serta merawat ayahnya yang
sedang sakit, namun setelah beberapa waktu ayah Al-
Maududi meninggal dunia, dia mencari nasibnya ke Delhi
dan beliau bekerja di penerbit Islam, waktu kosongnya
beliau gunakan untuk membaca buku mulai dari buku-
buku ekonomi, filsafat, sastra Arab, tafsir serta mantik,
33
Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-
Maududi, …, h. 49
63
dan disisi lain beliau menguasai bahasa Arab, Persia dan
bahasa ibunya.
Pada tahun 1918, ia menolong saudaranya
mengurus majalah Islam „Al-Madinah, dapat diartikan
bahwa itu adalah awal karir Al-Maududi dalam penyiaran
berita, karena pada profesi wartwan di daerah Inggris
pada saat itu penting sekali untuk menguasai bahasa
Inggris, Maududi terpaksa belajar bahasa Inggris.34
Pada
saat inilah awal karir Maududi dalam bidang jurnalistik
dan politiknya.
Pada tahun 1919, di India gerakan Khilafah
didirikan, bertekad untuk membantu kelanjutan Khilafah
Islamiyah dalam dinasti Utsmaniyah yang terletak
di_Istambul, Al-Maududi bergabung bersama gerakan itu
dan kemampuannya soal mengarang ataupun berdakwah
merupakan pemberian sangat luar biasa untuk gerakan
tersebut.35
Dia ditunjuk sebagai editor surat kabar yaitu
34
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h 159 35
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h. 159
64
Taj, diterbitkan di wilayah Jubalpur dan pada tahun 1921
sampai tahun 1923, beliau diberi tanggungjawab untuk
memimpin surat kabar Muslim serta diangkat sebagai
pimpinan harian al-jami‟ah.
Pada tahun 1927, Al-Maududi menerbitkan buku
yang diberi judul “al-Jihad Fi al-Islam”, buku tersebut
sangat hati-hati dan keras tentang hukum Islam dalam
perang dan perdamaian.36
Buku yang berjudul Perang
dalam Islam ini, mengklarifikasi sikap Islam terhadap
perang atau kebiadaban yang telah terbentuk menjadi
konsep Islam tentang masyarakat dan negara.
Pada tahun 1941, Maududi bersama 75
penganutnya, mendirikan kelompok organisasi dengan
nama Jamiah-Islamiyah. Sebagaimana Al-Ikhwan al-
Muslimin.37
Sebagaimana beliau mendirikan organisasi
yang bernama Jamiah Islamiyah bisa dibilang serupa
dengan Al-Ikhwanul al-Muslimin, sehingga Al-Maududi
36
Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-
Maududi, …, h. 51 37
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h. 163
65
memiliki kolaborasi khusus bersama Hasan Al-Banna di
Mesir. Bahkan ada persamaan di kedua tokoh tersebut
dalam strategi pergerakannya.
Lahirnya kemerdekaan Pakistan pada tahun 1947
membuat pergerakan Maududi semakin genting, beliau
melakukan pertemuan akbar dengan jamaahnya, dan
menyusun atau merumuskan konsep kenegaraan, untuk di
umumkan pada MK Pakistan, yang kemudian dikenal
sebagai empat butir. Keempat butir tersebut mencakup
hal-hal khusunya:
1) Bahwa kedaulatan negara Pakistan adalah milik
Tuhan, dan bahwa pemerintahan Pakistan dapat
menjadi spesialis guna memenuhi keinginan
penguasa;
2) Bahwa syari‟at Islam harus menetapkan standar-
standar perundang-undangan dengan pemberlakuan di
bawahnya;
3) Bahwa semua undang-undang saat ini atau yang akan
datang, baik materi maupun semangatnya harus
66
sesuai syari‟at sebagai sumber dari segala sumber
hukum;
4) Kekuasaan pemerintahan Pakistan wajib dimulai dari
membatasi dan dipraktekkan hanya di dalam batas
syari‟at.38
Sebagai seorang pejuang politik, resiko Al-
Maududi sering kali ditahan serta dihukum oleh penguasa
di Pakistan, kurang lebih 20 tahun Negara Pakistan
berdiri, 4 kali Al-Maududi dihukum serta dijatuhi
hukuman mati. Kemudian Al-Maududi menghembuskan
nafas Tanggal 22 September 1979 di Buffalo, New_York
dan di makamkan di Ichkrah,..‟Lahore, pada
pemakamannya dihadiri lebih dari satu juta orang, dan dia
mendapat kehormatan sebagai negarawan senior yang
diberikan oleh Ziaul.Haq.39
38
Ibrahim, “Reformasi Pendidikan Hukum Dalam Perspektif Abu Al-
A‟la A-Maududi”, Jurnal Kependidikan Islam Vol. 2, No. 2 (Desember,
2016), h. 265. 39
Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-
Maududi, …, h. 59-60
67
2. Karya-Karya Abul A’la Al-Maududi
Abul..A‟la..Al-Maududi merupakan pemikir Islam
kontemporer yang memberikan konsepi politik Islam
secara utuh, asli dan lengkap.40
Sepanjang perjalanan,
Sayyid Abul A‟la Al-Maududi dikenal dengan tokoh yang
amat ulung, beliau juga seorang penulis yang produktif,
utamanya di bidang keagamaan, gagasan tentang Islam
termasuk teori negara, baik berupa ceramah, majalah,
artikel atau surat kabar yang beliau sampaikan, naskahnya
diterbitkan dan beberapa buku sudah dicetak hasil
karangan Al-Maududi. dari beberapa banyak karya tulis
Maududi, ada 6 risalah dan satu buku yang identik dengan
pemikirannya tentang negara. Diantara keenam risalah itu
adalah : Teori politik Islam; Metode revolusi Islam;
Hukum Islam dan pelaksanaannya; Kodifikasi konstitusi
Islam; Hak golongan dzimmi dalam negara Islam; dan
prinsip dasar negara Islam.41
40
Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-
Maududi, …, h. 65 41
Munawir Sjadzali, ISLAM DAN TATA NEGARA: Ajaran, Sejarah
dan Pemikiran, …, h. 165
68
Meskipun Al-Maududi sudah tiada di peradaban
dunia, namun pemikirannya serta gagasan beliau masih
layak untuk kita pelajari lebih dalam hingga saat ini.
Adapun salah satu karya tulis Al-Maududi yang
berbentuk buku yaitu berjudul pemerintahan Islam.
Sepanjang hidupnya Al-Maududi sudah banyak
menghimpun karya-karya kurang lebih sebanyak 138
buah yang dituangkan dalam tulisannya seperti ilmiah,
risalah-risalah dan tentunya kitab. Karya Al-Maududi
sudah ada yang diartikan dalam bahasa Inggris, Persia,
Jerman, Perancis, Arab, Tamil, Turki dan juga
Indonesia.42
Adapun karya-karya beliau sebagai berikut : Al-
Jihad Fi Al-Islam yang berarti Jihad Dalam Islam;
Islamic Law And Its Introduction atau yang disebut
dengan Pengantar Hukum Islam; Right Of Non Muslims
In An Islamic Solution yang berarti hak-hak non muslim
di negara Islam; adapun Toward Understand Islam berarti
42
Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-
Maududi, …, h. 59
69
menuju pemahaman Islam; The Islamic Law And
Contitution artinya Konstitusi dan Undang-Undang Yang
Islami; Ar Riba; Islamic Qanun (Islamic Law)43
; Tafhim
Al-Qur‟an; Islam : A Historical Perspective; Human
Right In Islam; The Process Of Islamic Revolution; dan
lain-lain.
Pengaruh pemikiran Al-Maududi sangat tersebar
pada belahan dunia termasuk pada dunia Islam sendiri,
banyak sekali karya tulis yang diterjemahkan, sehingga
Al-Maududi merupakan seorang tokoh Islam
Internasional, ia sering mengadakan perjalanan atau
keliling dunia, misalnya negara Suriah, Saudi Arabia,
Jordan, dan Mesir guna dipelajari aspek geografis dan
sejarah di tempat yang disebut dalam Al-Qur‟an.44
43
Ibrahim, “Reformasi Pendidikan Hukum Dalam Perspektif Abu Al-
A‟la A-Maududi”, …, h. 271 44
Mohammad Salik, Konsep Negara Islam Menurut Abul A’la Al-
Maududi, …, h. 59