bab ii tinjauan pustaka cnc
DESCRIPTION
CNCTRANSCRIPT
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya
mata kuliah Mesin Perkakas CNC,tentang cara menggunakan mesin bubut TU-
2A.Pemahaman mahasiswa mengenai mesin bubut CNC perlu diperdalam
dengan mengikuti praktikum CNC. Latihan merencanakan mengetahui bagian-
bagian dari mesin bubut TU-2A yang ada di laboratorium CNC jurusan teknik
mesin serta bisa menggunakannya merupakan bagian dari proses pembelajaran
yang ada di laboratorium CNC.
Dalam praktikum CNC ini dapat dikatakan sebagai sarana dalam belajar
merancang suatu profil yang dapat dikerjakan dengan bubut TU-2A,dimana
proses pelaksanaanya telah ditunjang oleh teori-terori yang didapat dari mata
kuliah mesin perkakas CNC.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir praktikum CNC ini adalah
belajar memahami dan mengerti tentang teori mesin bubut CNC TU – 2A
serta cara penggunaan mesin bubut CNC TU-2A .
1.3 Sistematika Penulisan
Susunan penulisan laporan akhir praktikum mesin bubut TU-2A meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas mengenai masalah yang melatar belakangi laporan
akhir, tujuan dari pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan
akhir serta sistematika penulisan laporan.
1
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Membahas teori-teori yang berhubungan dengan praktukim CNC
mesin bubut TU-2A.
BAB III : PEMBAHASAN
Membahas mengenai prosedur praktikum dan proses pembuatan
listing, gambar profil bubut,serta cara menggunakan mesin bubut
TU-2A.
BAB IV : ANALISA DAN KESIMPULAN
Membahas tentang hasil yang diperoleh dari praktikum serta
analisa yang berhubungan dengan pelaksanaan praktikum.
Daftar Pustaka
Berisi referensi buku yang menjadi acuan dalam penulisan
laporan akhir ini.
Lampiran
Berisi tugas tambahan dan keterangan-keterangan yang
berhubungan dengan penulisan laporan akhir ini.
2
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. Proses Pemesinan
Proses pemesinan adalah proses pembentukan material dengan cara
membuang material dalam bentuk geram akbat adanya gerak relatif pahat
terhadap benda kerja. Diagram proses pemesinan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Klasifikasi Proses Pemesinan
II.1 Mesin Konvensional
Mesin konvensional adalah mesin yang membutuhkan tools/pahat tajam,
keras dan tangguh, perlu biaya potong yang besar, terjadi penumpukan panas
yang dapat merusak struktur mikro benda kerja, tidak dapat digunakan secara
produktif pada material yang sangat keras dan ukuran terkecilnya terbatas.
II.1.1 Konvensional Manual
Manual adalah hampir seluruh proses pemesinan dilakukan oleh operator.
Ciri utama dari mesin ini adalah tidak dilibatkanya computer
sebagai sistem kontrolnya, atau proses pemotongannya dilakukan secara
manual.
Mesin konvensional memiliki beberapa jenis diantaranya :
3
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
a. Proses bubut.
b. Proses freis.
c. Proses skrap.
d. Proses gurdi.
e. Proses gerinda.
f. Proses gergaji
Pahat yang bergerak relative terhadap benda kerja akan menghasilkan
gerak dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan
terbentuk menjadi komnponen yang dikehendaki. Pahat tersebut
dipasangkanpada suatu jenis mesin perkakas dan dapat merupakan salah
satu dari berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara
pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk sementara, dapat kita
klasifikasikan dua jenis pahat yaitu pahat bermata potong jamak dan
bermata potong tunggal.
Gerak relative pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua
macam komponen gerak yaitu gerak potong dan gerak makan.
Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan sefesifikasi geometri suatu
produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemesinan
yang telah disinggung diatas harus dipilih sebagi suatu proses atau urutan
proses yang digunakan untuk pembuatnya. Bagi suatu tingkatan proses
ukuran objektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material
benda kerja sebagai ukuran objektif yang dicapai. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram (sebelum
dipotong). Selain itu, setelah berbagi teknologi aspek ditinjau, kecepatan
pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan
yang diinginkan. Pekerjaan seperti ini akan ditemui dalam setiap
perencanaan proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami lima elemen
dasr proses pemesinan yaitu :
1. Kecepatan potong ( cutting speed) : v (m/min).
2. Kecepatan makan (feeding speed) : Vf (mm/min)
3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm)
4. Waktu peemotongan : tc (min)
4
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
5. Kecepatan penghasilan geram : Z ( cm /min)
a. Proses Bubut
Proses pembubutan merupakan proses pembuatan material (benda
kerja) dengan cara membuang sebagian material dalam bentuk geram
akibat gerak relative pahat terhadap benda kerja yang diputar pada
spindle dan path dihantarkan ke benda kerja.
Gambar 2.2 Mesin Bubut Manual
(htpp:// nanafrmana.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-gambar-
mesin-bubut.html)
Elemen dasar mesin bubut :
1. Kepala tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah
kiri mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang
didalamnya terdapat transmisi roda gigi.
2. Kepala lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin
bubut, yang berfungsi untuk memotong benda kerja yang panjang.
3. Alas mesin
Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat
kedudukan eretan dan tempat kedudukan penyangga diam.
5
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses
pemakanan pada benda kerja dengan cara menggerakkan kekiri dan
kekanan sepanjang meja.
Elemen dasar proses bubut :
- Kecepatan potong
(m/min)
- Kecepatan makan
Vf = f.n.Zph (mm/min)
- Waktu pemotongan
T (min)
Dimana Z =
Tc = (min)
- Kedalaman potong
(mm)
- Kecepatan penghasilan geram
Z = f.a.Vc ( cm /min)
b. Proses freis
Mesi freis adalah jenis mesin perkakas yang mempunyai keistimewaan
tersendiri karena mesin freis salah satu jenis mesin yang dapat
melakukan berbagai macam bentuk pada benda kerja.
Prinsip kerja mesin freis adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang
berasal dari putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang
berasal dari gerakan meja kerja secara translasi sebagai pembawa benda
kerja.
Pada mesin freis terdapat dua jenis pemakanan yaitu :
- Up milling
6
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Arah gerak potong yang dilakukan oleh pahat berlawanan dengan
arah gerak makan yang dilakukan oleh benda kerja.
- Down milling
Arah gerak potong yang dilakukan oleh pahat searah dengan arah
gerak makan yang dilakukan benda kerja.
Gambar 2.3 Mesin Freis
(htpp:// imatamega.blogspot.com/2
012/02/jual-mesin-milling-bekas-di-jakarta.html)
c. Proses Skrap
Mesin skrap adalah mesin dengan pahat pemotong yang bergerak
translasi bolak-balik(gerak potong). Dengan menggerakkan meja
menyilang dari pahat(gerak makan), maka akan menyebabkan
terpotongnya permukaan logam sehingga menjadi rata.
7
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.4 Mesin Skrap
(htpp:// cyber1803.blogspot.com/2013/12/pengertian-mesin-
sekrapmilling.html)
d. Proses Gurdi
Gurdi adalah sebuah pahat yang ujungnya berputar dan yang
memiliki satu atau beberapa tepi potong dan alur yang berhubungan
continue disepanjang badan gurdi.
Gambar 2.5 Mesin Gurdi
(www.teknikmesin.net/2012/02/mesin-bordrilling.html)
e. Proses Gerinda
8
Gambar 2.9 Mesin Gerinda
(htpp:// peralatanteknik.indonetwork.co.id/
2069653/mesin-gerinda-duduk-bosch-gbg-8-bench-
grinder-8-inch.html)
Gambar 2.7 Gergaji
(anggatekel.blogspot.com/2012/09/penggunaan –mesin-gergaji
.html)
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Pada dasarnya mesin gerinda itu berguna untuk menggerinda
permukaan benda kerja sehingga rata dan halus, khususnya untuk
mengasah pahat potong dari mesin-mesin perkakas. Bentuk mesin ini
ada yang duduk dan ada yang berdiri, yang dimaksud dengan mesin
gerinda yang duduk ialah yang pemasangannya dengan diikat dengan
baut pada bangku kerja, sedangkan mesin gerinda yang berdiri ialah
mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi.
f. Proses Gergaji
9
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Fungsi utama mesin gergaji ialah untuk memotong benda kerja
dalam jumlah banyak. Macam-macam mesin gergaji adalah sebagai
berikut :
- Mesin gergaji datar
- Mesin gergaji pita
- Mesin gergaji bundar
II.1.2. Konvensional Semi otomatis
Semi otomatis adalah proses pemesinan dilakukan sebagian oleh
operator dan sebagian oleh mesin.
II.1.2.1 Mesin Bubut TU-2A
Gambar 2.8 Mesin Bubut TU-2A
(mesin.itats.ac.id/mesi-bubut-cnc-tu-2a)
Mesin TU-2A ini dirancang hanya untuk training, bukan untuk produksi.
Oleh karena itu mesin ini mempunyai keterbatasan kemampuan. Komputer
mesin ini tidak mempunyai hardisk yang dapat menyimpan data (program)
sehingga program harus disimpan pada kaset yang dilengkapi dengan
10
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
diskdrive juga, sehingga program dapat disimpan didalam disket yang dapat
dipanggil kembali saat diperlukan.
Spesifikasi mesin bubut TU-2A
Motor penggerak sumbu utama atau spindel adalah motor arus
searah dengan kecepatan putar yang bervariasi.
Spesifikasi mesin bubut TU-2A adalah sebagai berikut :
Merk : EMCO TU-2A
Jenis : Bubut CNC
Spindel utama : 600-4000 rpm
Jumlah pahat : 3 pahat luar + 3 pahat dalam
Penampang pahat maks 12 x12 mm
Benda kerja : Diameter maksimum 80 mm
Panjang maksimum 300 mm
Daya spindel utama : Input 500 W
Output 300W
Dalam pemilihan harga variabel proses harus memperhatikan
kemampuan mesin yang digunakan. Apakah hasil yang diinginkan dari
pemilihan variabel proses tersebut dapat dipenuhi atau tidak oleh mesin
yang digunakan.
1.Benda kerja : Aluminium
2. Pahat : Karbida
3. Kecepatan potong: Pembubutan 150 – 200 m/min
Pemotongan 60 – 80 m/min
4.Besar asutan : Pembubutan 0,02 – 0,1 mm/min
(Kec. Pemakanan) Pemotongan 0,01 – 0,02 mm/min
Batasan-batasan diatas yang merupakan kemampuan mesin bubut
TU-2A harus dipertimbangkan oleh seorang pemrogram jika hendak
menggunakan mesin bubut TU-2A ini.
11
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
II.1.2.3 Tujuan Mesin Bubut TU-2A
Memberikan gambaran tentang penggunaan Mesin Bubut TU-2A,
pengenalan terhadap panel-panel yang ada pada mesin bubut TU-2A, dan
penentuan variabel proses pemotongan.
II.1.2.4 Sistem persumbuan CNC TU-2A
Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada
tiga sumbu x,y dan z tetapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya
dua sumbu saja maka koordinat titik yang dituliskan hanya dua sumbu
saja. Sumbu x merupakan ukuran diameter benda kerja dan sumbu z
merupakan arah longitudinal benda kerja. Sedangkan sumbu y tidak ada,
sebab tidak akan mengalami perubahan harga selama pemesinan.
Gerakan untuk membuat profil pada benda kerja dalam hal ini
adalah gerakan pahat atau eretan pada mesin CNC dinyatakan dalam
sisitem koordinat ini. Dalam bentuk perubahan koordinat titik yang
digerakkan.
Sisitem koordinat pada mesin bubut TU – 2A, positif dan
negatifnya dapat dilihat pada gambar berikut :
12
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2. 9
II.1.2.5 Sistem kKoordinat
Ada dua jenis sistem koordinat, yaitu :
1. Sistem koordinat mesin
sistem koordinat mesin mengacu pada titik yang terletak pada
mesin yang letak titik tersebut dibuat atau ditetapkan oel pembuat
mesin tersebut. Sehingga mesin tersbut tidak bisa dipindahkan oleh
pembuat program CNC. Mesin TU-2A ini tidak mempunyai hardisk
atau media penyimpan data didalam komputer mesin sehingga tidak
bisa menyimpan memori maka oleh pembuat mesin ini ditetapkan
bahwa titik nol adalah titik tempat kedudukan saat mode manual mulai
diaktifkan sehingga setiap kita memulai mode manual selalu harga
koordinat yang ditubjukan mesin (0,0).
2. Sistem koordinat benda kerja
Letak titik nol biasanya direncanakan oleh pembuat program dan
hal ini harus dicantumkan atau didefinisikan diawal program, tentu
saja hal ini harus dikomunikasikan dengan operator seandainya
pemogram tidak sama dengan operator.
Selain kedua sistem kordinat diatas bentuk dan posisi pahat harus
juga dikomunikasikan pada mesin supaya profil yang direncanakan sesuai
dengan yang dihasilkan mesin.
Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada
tiga sumbu x, y dan z tatapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya
dua sumbu saja. Sumbu x merupakan ukuran diameter benda kerja dan
sumbu z merupakakn arah longitudinal benda kerja. Sedangkan sumbu y
tidak ada sebab tidak akan mengalami perubahan harga selama
permesinan.
13
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Sistem koordinat pada mesin bubut TU-2A, positif dan negatifnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.9 Sistem Sumbu Pada Bubut
(mutiamanarisa.worpress.com/2010/09/30/program-dan-bagian-program-cnc/)
Referensi titik nol
Mode Koordinat Absolute
Titik referensi (0,0) ditentukan oleh perpotongan sumbu x dan
sumbu y. Jadi koordinat semua titik mengacu pada titik (0,0).
Mode Koordinat Incramental
Titik referensi ditentukan oleh koordinat titik sebelumnya. Dimana
titik yang sebelumnya dianggap titik (0,0) dan koordinat titik
selanjutnya dihitung dari titik sebelumnya tersebut.
y
Absolut Inkramental
3 B A. (4,2) (4,2)
2 A B. (2,3) (-2,1)
1 C C. (1,1) (-1,-2)
1 2 4 x
14
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
II.1.2.6 Jenis – Jenis Pahat Pada Mesin Bubut TU-2A
Proses permesinan dengan mesin bubut arah gerak pemahanan
pahat harus diperhatikan. Kesalahan arah gerak pemakanan ini dapat
mengakibatkan pahat tidak memotong benda kerja tetapi hanya
membenturnya saja sebab bukan mata potong yang makan tetapi
punggung pahat.
Berdasarkan arah gerak pemakanan pahat dapat dibedakan menjadi
pahat kanan dan pahat kiri, Pahat kanan memiliki arah gerak kekiri,
sedangkan pahat kiri memiliki arah gerak kekanan. Dari letak mata
potngnya dapat ditentukan jenis pahat tersebut yaiotu apabila telapak
tangan ditelungkupkan diatas pahat dan ibu jari terletak pada sisi yang ada
mata potongnya maka pahat tersebut dikatakan pahat kanan, apabila
sebaliknya dapat dikatakan pahat kiri.
Gambar 2.10 Sudut Pemakanan
Pahat kanan dan pemakanan
Contoh Pengunaan
Sudut pemasangan γ = 930 pahat dipasang lurus (γ = 930).
1. Pembubutan memanjang, melintang menyudut.
Sampai dengan γ = 900
Catatan :
Dalam pemotongan “a” pada pembubutan melintang tidak boleh di
program melebihi 0,3 mm. Jika tidak, jalannya pahat sangat buruk.
15
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.11 Pembubutan memanjang
2. Pembubutan bentuk
Pembubutan bentuk tidak boleh melebihi 300 jika tidak, tidak ada sudut
bebas.
Gambar 2.12 Pembubutan Bentuk
3. Radius
Gambar 2.13 Radius
16
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.14 Sudut kelonggaran pahat
Pahat kiri dan pemakanan
1. Pembubutan memanjang melintang tirus
Dengan dalamnya pemotongan tidak boleh melebihi 0,3 mm
karena ujung potong tidak lagi memotong.
Gambar 2.15 Pahat kiri
1. Membubut bentuk
Minimal , maksimal .
Gambar 2.16 Pembubutan Bentuk
3. Radius
17
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.17 Radius
Selain kedua jenis pahat diatas ada jenis pahat yang lain yaitu pahat
netral yang dapat makan kearah kiri dan kanan, pahat ulir untuk membuat
ulir serta pahat alur yang berguna untuk membuat alur atau memotong
benda kerja.
Selain pengolongan tersebut, ada juga pembagian jenis lain yaitu
pahat luar untuk pemotongan luar dan pahat dalam untuk pemotongan
dalam.
Gambar 2.18 Pahat luar
Pahat Netral
1. Pembubutan memanjang menyudut
18
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.19 Pembubutan memanjang dan menyudut
2. Pembubutan bagian radius
Gambar 2.20 Pembubutan bagian radius
Pahat pada mesin TU-2A dipegang oleh revolver pahat sehingga
dapat memegang beberapat pahat sekaligus, setiap pahat diberi nomor
sesuai dengan tempatnya direvolver. Secara program diperintahkan pada
mesin untuk menggunakan pahat nomor yang diinginkan.
19
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.21 Revolver Pahat
Dalam program CNC, program membayangkan gerakan pahat
sebagai lintasan sebuah titik (pahat dianggap sebagai titik). Pada
krenyataannya pahat bukanlah sebuah titik tetaspi sebuah benda yang
mempunyai ukuran. Oleh sebab itu agar profil yang diinginkan sesuai
dengan profil yang terjadi maka mesin harus diberi tahu mengenai data
pahat.
Data pahat ini berupa nomor pahat, panjang pahat, diameter pahat
dan sebagainya. Semua ini dinformasikan pada mesin dalam bentuk
koordinat x dan koordinat z.
Data pahat
Data pahat yang ingin dilihat adalah besarnya sumbu x dan sumbu
z. Hal ini disebabkan tidak samanya panjang setiap pahat terutama
program memerlukan beberapa jenis pahat.
Salah satu pahat dijadikan sebagai referensi, dengan demikian data
pada pahat tersebut dibuat sumbu x dan sumbu z sama dengan nol (ingat
20
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
cara menolkan sumbu). Kemudian data tersebut ditabelkan untuk
kemudian diberitahukan pada mesin saat membuat program yang
menggunakan pahat yang bersangkutan.
Prosedur pengambilan data pahat adalah sebagai berikut :
Pasang perkakas optis pahat didepan revolver pahat.
Gerakkan pahat referensi (pahat no 1) kegaris persilangan.
Jika ujung pahat sudah terletak pada garis persilangan atau
penunjukkan z dan z ke nol. Hati-hati penunjukkan pahat terbalik.
Mundurkan revolver pahat secukupnya agar dapat dilakukan
pergantian pahat dengan bebas tanpa tabrakkan.
Ganti pahat dengan yang lain (pahat no 2).
Atur agar bayangan ujung pahat tepat pada garis silang.
Lihat dan catat harga x dan harga z pada kedudukan ini. Inilah harga
data pahat yang harus dimasukkan pada program.
Catatan :
Data yang terlihat pada optis posisinya terbalik.
Gambar 2.22 Ujung Pahat Yang Terlihat Pada Perkakas Optis
21
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.23 Bentuk dan Posisi Mata Pahat
Gerakan mesin yang terjadi selama proses pemesinan dengan mesin CNC
sepenuhnya diatur oleh sistem kontrol mesin. Sistem kontrol menterjemahkan dari
masukkan oleh pemrogram. Sebuah program harus berisi semua informasi yang
diperlukan mesin untuk mewujudkan proses pemesinan yang diinginkan.
22
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gerakan untuk membentuk profil pada benda kerja biasanya
dibayangkan sebagai gerakan sebuah titik didalam ruang, gerakan ini dapat
dilakukan oleh pahat atau benda kerja. Pada kenyataannya benda kerja
maupun pahat bukanlah merupakan sebuah titik tetapi adalah sebuah
benda yang mempunyai dimensi maupun profil.
II.1.2.7 Titik aman pahat
Titik aman pahat pada mesin bubut TU- 2A didapat dari rumus
Dimana:
DB= Diameter benda
SM = Skala mesin
Karena diameter benda kerja pada saat praktikum 22 mm dan skala
mesin 1:100 maka titik aman pahat menjadi:
CNC Manual
x z x z
2600 200 200 200
II.1.2.8 Setting nol
Hidupkan mesin, aktikan mode manual dan perhatikan harga x dan z,
titik pada saat kedudukan mulai diaktifkan mode manual titik tersebutlah
yang dianggap oleh mesin sebagai titik nol. Letak titik nol benda kerja
direncanakan dan dinformasikan pada mesin melalui kode G92, penentuan
letak nol benda kerja.
Penentuan sumbu x
Gerakan pahat searah sumbu x secara manual diluar benda kerja
dan jaga jangan sampai terjadi proses pemotongan kemudian nolkan
sumbu x dengan menekan del.
23
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.24 Penentuan sumbu X [2]
Penentuan sumbu z
Sentuhkan pahat pada benda kerja dengan cara menggerakan
sumbu z secara manual. Pada kedudukan tersebut tekan tombol del
sehingga kedudukan tersebut dianggap sebagai titik nol oleh mesin.
Gambar 2.25 Penentuan sumbu Z [2]
II.1.3 Konvensional Otomatis
Konvensional otomatis adalah proses pemesinan yang hampir
seluruh prosesnya dilakukan oleh komputer, mulai dari penggantian pahat
hingga pengerjaan benda kerja, disini operator hanya menghidupkan dan
membuat program pada komputer setelah itu pengerjaan sesuai dengan
program, contoh :
II.1.3.1 ATC (Automatic Tooling Charge)
Automatic Tool Charge (ATC) merupakan sebuah sistem
penggantian pahat otomatis. pemilihan pahat secara otomatis
dilakukan oleh unit pengontrol mesin (Machine Control Unit) dan
penggantian pahat dilakukan oleh robot sehingga ATC kadang
disebut juga sebagai Roobotic Tool Charge, Robot Tool Charge,
Robot Coupler, Robotic Coupler dan Robotic Connector.Dengan
penggunaan ATC maka penggantian pahat dapat dilakukan secara
cepat sehingga menurunkan waktu non produktif.
24
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.26 ATC( http://belajarmachining.blogspot.com )
II.1.3.2 APC (Automatic Pallet Charge)
Automatic Pallet Charge (APC) merupakan sebuah sistem
penggantian benda kerja secara otomatis. Dengan sistem inibenda
kerja dapat dipasang atau dibongkar diluar mesin sewaktu proses
pemesinan benda kerja lain sedang berlangsung. Alat bantu
pemegang (fixture) yang dipasang di atas pallet direncanakan sesuai
dengan bentuk dan ukuran benda kerja dan jumlah fixture sesuai
dengan jumlah pallet.
Gambar 2.27 Mesin APC
( http://belajarmachining.blogspot.com )
25
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
II.2 MESIN NON KONVENSIONAL
Mesin perkakas NC sebenarnya serupa dengan mesin perkakas
biasa (non NC, konvensional) yang terdiri atas berbagai jenis sesuai
dengan proses yang bisa dilakukan misalnya, untuk proses pemesinan
dapat ditemukan mesin NC jenis bubut (turning), freis,(milling),
koter(borring), gurdi (Drilling), Gerinda Grinding),. Untuk proses
pengelasan biasa ditemukan mesin jenis NC untuk pemotongan (Flame
cutting) dan pengelasan titik (spot welding).
Berbagai mesin NC untuk proses non tradisional/Nonkonvensional
misalnya proses erosi bunga api(Spark-erode/ Elektro discharge
machining, EDM), pemesinan dengan berkas laser (Laser beam
machining) serta proses pemesinan dengan jet air(water jet machining).
Proses pengontrolan geometri di permudah dengan adany mesin ukur
koordinat(CMM, Coordinate Measuring machine).
Mesin NC tersebut diatas memerlukan berbagai perangkat lunak (program)
dalam pengoperasiannya, misalnya program system operasi (operating
system), program – program kelengkapan(utility programs) dan program-
program aplikasi khusus(special application programs) bagi computer
pengontrolnya. Program-program tersebut dibuat oleh pembuat sistem
kontrol besrta pembuat mesin pada saat system control (computer)
disatukan dengan mesin perkakas. Penggunaan mesin NC secara tak
langsung dan langsung dapat memanfaatkan program-program tersebut
ketika mesin NC digunakan untuk membuat produk.
Dibandingkan dengan mesin kon vensional yang setaraf dan sejenis mesin
NC dikatakan lebih teliti(Accurate), lebih tepat(Pricise), lebih
luwes(Flexible), dan lebihbproduktif(Productive). Konstruksi mesin
perkakas NC secara umum l;ebih baik dengan transmisi daya yang
kompak dan pemakaian elemen pembimbing serta penggerak yang lebih
teliti, pemakaian elemen pengukur jarak gerakan yang teliti dengan
rangkaian control tertutup serta kemungkinan penerapan teknik
kompensasi kesalahan yang terprogram menaikan ketelitian gerakan pahat
relatif terhadap benda kerja.
26
( http://technovacation.blogspot.com/2010/10/ electrochemical-machine-ecm.html )
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
II.2.1 Jenis – Jenis Mesin Non Konvensional
II.2.1.1 Elecrochimical Machining (ECM)
Electrochemical machine (ECM) adalah suatu mesin
perkakas yang digunakan untuk pemakanan atau pemotongan benda
kerja dengan menggunakan proses kimia elektrik. Biasanya
digunakan untuk produksi massal dan untuk benda kerja yang
memilki tingkat kekerasan tinggi atau benda kerja yang sulit
dikerjakan oleh mesin – mesin konvensional. Ecm menggunakan
bahan conduktif elektrik yang terbatas sehingga cocok semua bahan
benda kerja. Ecm dapat memotong sudut yang kecil ataupun rongga
yang sangat sulit pada baja yang keras dan batang – batang Eksotis
seperti titanium, hastelloy , kovar ,inconel dan karbit.
Gambar 2.28 contoh mesin ECM
Proses ECM :
Adanya proses peralutan anodis daripada material benda
kerja maka terbentuklah senyawa metal hidroksida yang bercampur
dengan cairan elektrolit semacam lumpur. Cairan yang berlumpur ini
kemudian diendapkan dalam bak pengendap. Keluar dari bak
pengendap ini, cairan elektrolit tersebut kemudian dijernihkan dengan
mempergunakan centrifuge dan akhirnya baru dialirkan kedalam
reservoir elektrolit. Dengan mempergunakan pompa, cairan elektrolit
ini dialirkan kedalam celah antara benda kerja dengan pahat.
27
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2. 29 Sketma ECM
( http://dharmawanadi.blogspot.com/2014/05/electrochemical-
machining-ecm.html)
Skematik prosesnya seperti sebuah katode yang
direaksikan dengan anoda (elektrolite positif). Tekanan
elektrolitenya diinjeksikan pada temperature tertentu ke area
pemakanan. Tingkat pemekanannya sama pada tingkat pencairan
bahan. Ataupun disesuaikan dengan titik lebur dari benda yang
akan dibuat.untuk toleransi yang digunakan didalam dan diluarnya
adalah 0,03 inci. berikut Skema dari proses ECM
Proses dalam ECM lebih luas digunakan untuk memproduksi
bentuk benda yang sudah sangat rumit dan presisi dengan
penyelesaian akhir permukaan yang bagus bagi material mesin seperti
kipas turbin. Secara lebih luas dan efektive pula digunakan untuk
II.2.1.2 Water Jet Machining (EJM)
Water Jet Machining (WJM) merupakan mesin yang
menggunakan pancaran air untuk memotong lembaran logam. Contoh
prinsip pengerjaan dalam mesin WJM ini adalah apabila jari
diletakkan pada ujung keran air, maka cucuran aliran dengan tekanan
tinggi akan mencuci kotoran yang melekat secara efektif. Water jet
28
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
adalah sebuah alat yang digunakan dalam proses pemotongan dingin
yang menggunakan tekanan yang sangat tinggi dengan air sebagai
medianya dan tambahan bahan abrasive.
Proses WJM :
Air dan polymer dicampur secara tepat dan campuran
tersebut dikirm ke intensifier dimana tekanan dinaikan. Penguat
hidrolis (hidrolik intesifer) menaikan intensitas tekanan air dan
memberikannya ke akumualtor hidrolis (penampung reservoir),
selama itu energy tidak dibutuhkan secara kontinyu. Selama periode
tak ada proses (idle-periode) energy disimpan didalam akumualtor dan
diberikan keluar selama pemotongan
Air bertekanan yang datang dari akumulator dikontrol oleh
papan control darimana air itu pergi ke nosel setelah melewati valves
pembuka dan penutup (stop-star). Aliran pancaran keluar dari nosel
memotong benda kerja, dan selanjutnya dikumpulkan dalam system
saluran. Kecepatan tinggi air yang keluar dari permata menciptakan
ruang hampa yang menarik abrasive dari garis kasar, yang kemudian
bercampur dengan air dalam tabung pencampuran.
Water jet adalah sebuah alat yang digunakan dalam proses
pemotongan dingin yang menggunakan tekanan yang sangat tinggi
dengan air sebagai medianya dan tambahan bahan abrasive (biasanya
antara 20.000 sampai dengan 90.000 psi) dengan tekanan yang sangat
tinggi melalui lubang sempit,maka menghasilkan kecepatan yang
sangat tinggi pula(tekanan antara 20.000 dan 60.000 Pounds per
Square Inch (PSI) (1.300-6.200 bar). Ini terpaksa melalui lubang kecil
di permata, yang biasanya 0,007 “untuk 0,020″ dengan diameter
(0,18-0,4 mm). Ini menciptakan kecepatan yang sangat tinggi, sangat
tipis berkisar (yang adalah mengapa sebagian orang menyebut
waterjets sebagai “air laser”) sedekat mungkin dengan kecepatan suara
(sekitar 600 mph atau 960 km / jam).
29
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Gambar 2.30 WJM
(http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/water-jet-machining.html)
II.2.1.3 Electric Discharge Machining (EDM)
EDM singkatan electrical discharge machining, dalam bahasa
sehari-hari kadang-kadang juga disebut sebagai spark machining,
erosi percikan, terbakar, atau kawat erosi adalah suatu proses
manufaktur yang mana ingin membentuk suatu objek, yang disebut
benda kerja, dapat diperoleh dengan menggunakan percikan listrik.
Electrical Discharge Machining (EDM) adalah proses
pemotongan logam yang dilakukan dengan penciptaan ribuan
kotoran per detik. listrik mengalir di antara elektroda dan benda kerja
dalam cairan dielektrikum. Pada saat proses pemotongan, akan
muncul uap logam yang sangat kecil pada wilayah erosi. EDM dapat
digunakan pada bahan yang konduktif listrik, termasuk bahan-bahan
eksotis seperti Waspaloy atau Hastaloy, yang sangat sulit dikerjakan
mesin dengan menggunakan metode konvensional.
Proses kerja EDM :
Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik
didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda
kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak
menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamakan cairan
dielectric (dielektrikum). Walaupun cairan dielektrikum adalah
sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar
menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang
menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda
kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang tercampur ke
cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua cara:
30
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak
dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta
partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik
dari cairan. Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah
pada titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling
dekat, seperti pada titik tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik
menunjukkan bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi
arusnya nol.
Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari
cairan dielektrik menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian
terkuat di daerah tersebut. Tegangan meningkat hingga titik tertinggi
tetapi arus masih nol. Arus mulai muncul ketika cairan berkurang
sifat isolatornya menjadi yang paling kecil. Beda tegangan mulai
menurun. Panas muncul secara cepat ketika arus listrik meningkat
dan tegangan terus menurun drastis. Panas menguapkan sebagian
cairan, benda kerja, dan elektrode, serta jalur discharge mulai
terbentuk antara elektrode dan benda kerja. Gelembung uap melebar
ke samping, tetapi gerakan melebarnya dibatasi oleh kotoran-kotoran
ion di sepanjang jalur discharge. Ion-ion tersebut dilawan oleh daerah
magnet listrik yang telah timbul. Arus terus meningkat dan tegangan
menurun. Sebelum berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas
dan tekanan di dalam gelembung uap telah mencapai ukuran
maksimal, dan sebagian logam telah dihilangkan. Lapisan dari logam
di bawah kolom discharge pada kondisi mencair, tetapi masih berada
di tempatnya karena tekanan dari gelembung uap. Jalur discharge
sekarang berisi plasma dengan suhu sangat tinggi, sehingga terbentuk
uap logam, minyak dielektrik, dan karbon pada saat arus lewat
dengan intensif melaluinya. Pada akhirnya, arus dan tegangan turun
menjadi nol. Temperatur turun dengan cepat, tabrakan gelembung
dan menyebabkan logam yang telah dicairkan lepas dari benda kerja.
Cairan dielektrik baru masuk di antara elektrode dan benda kerja,
menyingkirkan kotoran-kotoran dan mendinginkan dengan cepat
31
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
permukaan benda kerja. Logam cair yang tidak terlepas membeku
dan membentuk lapisan baru hasil pembekuan (recast layer). Logam
yang terlepas membeku dalam bentuk bola-bola kecil menyebar di
cairan dielektrik bersama-sama dengan karbon dari elektrode. Uap
yang masih ada naik menuju ke permukaan. Tanpa waktu putus yang
cukup, kotoran-kotoran yang terbentuk akan terkumpul membentuk
percikan api yang tidak stabil. Situasi tersebut dapat membentuk DC
arc, yang mana dapat merusak elektrode dan benda kerja.
Gambar 2.31
(http://agungadi13.blogspot.com/2013_01_01_archive.html)
II.2.1.4 Chemical Machining (CHM)
Proses CHM merupakan proses korosi yang terkendali atau
secara selektif yang terjadi pada suatu benda kerja. Adanya reaksi
kimia yang mengubah metal tersebut menjadi senyawa geram yang
mengandung unsur metal benda kerja tersebut.
Zat pelarut yang digunakan proses CHM dapat bersifat asam
atau senyawa kimia yang bersifat basa. Proses dapat terjadi dengan
menyemprotkan pelarut kimia kebagian yang akan dilarutkan atau
benda kerja direndam dalam zat pelarut. Pengatur rate of removal
32
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
dilakukan dengan mengatur kosentrasi, komposisi dan kondisi
pengerjaan dari pelarut zat kimia (etching solution). Proses ini
digunakan untuk pembuatan lubang, celah, blanking operation dan
engraving(pembuatan huruf dan bentuk-bentuk ukuran).
Proses chemical machining (CHM) memiliki beberapa
langkah untuk menghasilkan bagian mesin. Berikut merupakan proses
chemical machining (CHM):
a. Bahan Benda kerja harus dibersihkan pada awal proses
chemical machining (CHM). Pembersihan operasi dilakukan untuk
menghilangkan minyak, lemak, debu, karat atau substansi dari
permukaan material. Proses pembersihan yang baik menghasilkan
adhesi baik dari bahan masking. Ada dua metode pembersihan yaitu
metode mekanik dan metode kimia. Proses pembersihan yang paling
banyak digunakan adalah metode kimia karena kerusakan lebih kecil
dibandingkan metode mekanik.Pembersih mesin ultrasonic diterapkan
menggunakan larutan pembersih khusus dan pemanasan yang
bermanfaat selama proses pembersihan.
b. Langkah selanjutnya lapisan benda kerja dibersihkan
dengan menggunakan bahan masking
c. Pemilihan masking tergantung pada material, jumlah yang
dihasilkan, dan ukuran benda kerja yang menerima proses chemical
machining (CHM).
d. Etching merupakan tahap paling penting untuk
menghasilkan komponen yang dibutuhkan dari bahan. Tahap ini
dilakukan oleh jenis etsa merendam mesin. Bahan benda kerja
terbenam ke dalam etsa dan yang menemukan adalah
mesin.Proses ini umumnya dilakukan pada temperature tinggi yang
bergantung pada bahan benda kerja. Kemudian benda kerja tersebut
dibilas agar etsa bersih dari permukaan mesin.
e. Bahan pembersih masking adalah bahan untuk menghapus
masking dari bagian benda kerja.
BAB III
33
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
PEMBAHASAN
III.1. Prosedur Praktikum
1. Menyalakan Mesin :
Pastikan seluruh tombol pada control panel dalam keadaan mati.
Nyalakan tombol pada stabilizer.
Nyalakan tombol power pada mesin dengan cara memutar kunci searah
jarum jam.
2. Operasi Manual :
Pastikan saklar pada mesin menunjukan mode manual
Periksa tombol x, dan z dapat bekerja dengan baik.
Pasang pahat pada revolver.
Pastikan spindel dapat bekerja dengan baik dengan cara memutar
tombol spindel pada kontrol panel searah jarum jam, setelah spindel
dapat berputar maka matikan kembali spindel dengan cara memutar
tombol berlawanan arah jarum jam.
Putar kembali saklar mode pada kondisi netral.
3. Pemasangan Benda Kerja :
Memasang benda kerja pada ragum.
4. Pengalihan fungsi CNC :
Tekan tombol H/C
Ketik G64 pada layar monitor untuk mematikan motor asutan.
Masukan listing program.
Lakukan uji matematik dengan cara menekan tombol M.
5. Setting nol benda kerja
6. Posisikan pahat berada pada posisi aman
7. Pengalihan fungsi dari manual ke CNC
8. Tekan tombol start
III.2. Listing program
34
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
- Listing program
35
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
NO G(M) X Z F H
00 92 2600 200 - -
01 M03 - - - -
02 00 2200 200 - -
03 84 2050 -3950 50 25
04 00 2000 200 - -
05 01 2000 -2975 50 -
06 00 2050 200 - -
07 00 1950 200 - -
08 01 1950 -2975 50 -
09 00 2000 200 - -
10 00 1900 200 - -
11 01 1900 -2975 50 -
12 00 1950 200 - -
13 00 1850 200 - -
14 01 1850 -2975 50 -
15 00 1900 200 - -
16 00 1800 200 - -
17 01 1800 -2950 50 -
18 00 1850 200 - -
19 00 1750 200 - -
20 01 1750 -2950 50 -
21 00 1800 200 - -
22 00 1700 200 - -
23 01 1700 -2950 50 -
24 00 1750 200 - -
25 00 1650 200 - -
26 01 1650 -2900 50 -
27 00 1700 200 - -
28 00 1600 200 - -
36
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
29 01 1600 -2875 50 -
30 00 1650 200 - -
31 00 1550 200 - -
32 01 1550 -2850 50 -
33 00 1600 200 - -
34 00 1500 200 - -
35 01 1500 -2025 50 -
36 00 1550 22 - -
37 00 1450 200 - -
38 01 1450 -2625 50 -
39 00 1500 200 - -
40 00 1400 200 - -
41 01 1400 -1150 50 -
42 00 1450 200 - -
43 00 1350 200 - -
44 01 1350 -1050 50 -
45 00 1400 200 - -
46 00 1300 200 - -
47 01 1300 -1025 50 -
48 00 1350 200 - -
49 00 1250 200 - -
50 01 1250 -1000 50 -
51 00 1300 200 - -
52 00 1200 200 - -
53 01 1200 -1000 50 -
54 00 1250 200 - -
55 00 1150 200 - -
56 01 1150 -975 50 -
57 00 1200 200 - -
37
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
58 00 1100 200 - -
59 01 1100 -975 50 -
60 00 1150 200 - -
61 00 1050 200 - -
62 01 1050 -975 50 -
63 00 1550 200 - -
64 00 1550 -1425 - -
65 01 1450 -1425 50 -
66 01 1450 -2725 50 -
67 00 1500 -1525 - -
68 01 1400 -1525 50 -
69 01 1400 -2725 50 -
70 00 1450 -1625 - -
71 01 1350 -1625 50 -
72 01 1350 -2725 50 -
73 00 1400 -1725 - -
74 01 1300 -1725 50 -
75 01 1300 -2725 50 -
76 00 1550 -1825 - -
77 01 1250 -1825 50 -
78 01 1250 -2725 50 -
79 00 1300 -1525 - -
80 01 1200 -1925 50 -
81 01 1200 -2725 50 -
82 00 1250 -2025 - -
83 01 1150 -2025 50 -
84 01 1150 -2725 - -
85 00 1200 -2125 - -
86 01 1100 -2125 50 -
38
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
87 01 1100 -2725 50 -
88 00 1150 -2225 - -
89 01 1050 -2225 50 -
90 01 1050 -2725 50 -
91 00 2200 200 - -
92 00 1000 200 - -
93 01 1000 -1000 50 -
94 03 1500 -1250 50 -
95 01 1000 -2250 50 -
96 01 1000 -2750 50 -
97 01 1000 -2750 50 -
98 02 2000 -3000 50 -
99 01 2000 -4000 50 -
100 00 2200 200 - -
101 M05 - - - -
102 M30 - - - -
III.3. Proses Pengerjaan
1. Membuat gambar profil pada kertas millimeter blok ( kertas grafik ).
39
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
2. Membuat listing program profil tersebut.
3. Menghidupkan mesin.
4. Memasukan data pada mesin.
5. Pengujian matematis.
6. Pembuatan ploter pada kertas.
40
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
7. Setting nol.
8. Perubahan ke fungsi CNC.
9. Proses pangerjaan profil.
10. Matikan mesin.
BAB IV
ANALISA DAN KESIMPULAN
41
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
IV.1. Analisa
Gambar goresan ploter pada kertas putih yang digunakan untuk
mengecek alur pahat sebelum dilakukan proses permesinan pada benda kerja
dilakukan satu kali.
- Goresan Ploter kurang jelas dikarenakan alat yang digunakan tidak sesuai
dengan standar.
- Pada saat proses pengecekan pada kertas ploter, untuk mengefektifkan
waktu kecepatan pemakanan dipercepat dari 50 menjadi 300.
- Melihat benda kerja yang dihasilkan cukup halus karena pahat yang
digunakan tajam.
- Dilihat dari geram yang dihasilkan bahwa geram tidak kontinu, hal ini
dikarenakan benda kerja yang digunakan merupakan Alumunium
4.2 Kesimpulan
Setelah melihat kemampuan dari mesin CNC dapat diambil
kesimpulan bahwa mesin CNC jauh lebih baik dari pada mesin non CNC
(manual), hal ini dikarenakan:
1. Dari segi keterulangan, bahwa mesin CNC memiliki keterulangan yang
sangat tinggi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih baik dan teliti.
2. Dari segi keamanan, bahwa mesin CNC lebih aman sebab pada saat
proses permesinan, campur tangan manusia tidak begitu diperlukan lagi
sehingga mesin benar – benar berjalan sesuai dengan program yang telah
dimasukan. Tetapi walaupun ada masalah dengan program sehingga
membuat alarm berbunyi kita dapat menghindarinya dengan menekan
tombol darurat.
42
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
3. Efesiensi dan efektifitas mesin CNC lebih tinggi, hal tersebut dapat
dilihat dari waktu proses pemotongan total dan jumlah geram yang
dihasilkan.
4. Dalam mesin CNC tidak diperlukan keterampilan (pengalaman) dari
operator yang terlalu tinggi selama dia bisa membuat program dan tahu
cara mengunakannya dinilai sudah cukup untuk menjalankan mesin
CNC.
Selain itu mesin CNC juga memiliki banyak kerugian dan
kekurangan, bahwa setiap produk yang dihasilkan cenderung lebih mahal.
Hal tersebut dikarenakan biaya untuk produksi untuk mesin CNC memang
lebih mahal ( mesin CNC memiliki harga yang relatif lebih mahal untuk
jenis yang sama dengan mesin non CNC /manual )
DAFTAR PUSTAKA
43
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
.Rochim, Toufiq. “Proses Pemesinan” Institut Teknologi Bandung.
Sharil Sayuti. “Buku Petunjuk Praktikum CNC” Institut Teknologi Nasional. 2003.
Hans B Kief “ Computer Numerical Control “, Macmilan. 1992.
Catatan Kuliah “ Mesin perkakas CNC “.
http://nanafrmana.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-gambar-mesin- bubut.html
http://fadlybachtiar.blogspot.com/2011/12/mesin-frais-milling-machine.html
http://norrochman.blogspot.com/
http://adamnsath.blogspot.com/2012/03/electrochemical-machining-ecm.html
44
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
LAMPIRAN
Kode G dan Kode M
Kode G:
G00 : Gerak cepat tanpa pemakanan.
G01 : Gerak cepat dengan pemakanan.
G02 : Gerak pemotongan melingkar searah jarum jam.
G03 : Gerak pemotongan melingkar berlawanan arah jarum jam.
G04 : Perintah waktu tinggal diam.
G21 : Pembuatan blok kosong.
G24 : Penetapan radius.
G25 : Pemanggilan program sabrutin.
G27 : perintah h melompat kenomor blok program
G33 : pemotongan ulir tunggal.
G64 : Motor asutan tidak berarus.
G65 : Perintah pelayanan disket atau kaset.
G66 : Pelayanan dengan computer (external programing system)
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal.
G78 : siklus penyayatan ulir
G81 : Siklus pengeboran langsung.
G82 : Siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam.
G83 : Siklus tinggal diam dengan penarikan tatal.
G84 : Siklus pembubutan memanjang dan melintang.
G85 : Siklus pereameran.
G86 : Siklus pemotongan alur.
G88 : Siklus pembubutan melintang.
G89 : siklus pereameran dengan waktu tinggal diam.
G90 : Program harga absolut.
G91 : Program harga inkrimental..
G92 : Penetapan titik awal absolut.
45
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
Kode M
M00 : berhenti terprogram.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (menyalakan motor spindel).
M04 : Spindel berputar berlawanan arah jarum jam.
M05 : mematikan motor spindel.
M06 : Pergantian pahat dengan cara terprogram.
M07 : perintah kembali keprogram utama.
M30 : Program berakhir dan kembali ke awal.
NB :
Pada praktikum CNC yang digunakan hanya kode :
Proses freis : G00, G01, G02, G03, G64, G92, M03, M03, M06, M30
Proses bubut : G00, G01, G02, G03, G64, G84, G92, M03, M05, M30
Foto uji plotter
Foto Proses Pengerjaan Mesin Bubut CNC TU-2A
46
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
BIODATA KELOMPOK 19
47
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
1. Nama : M.Rezky Rivaldo
2. NRP : 12-2012-008
3. TTL : Bekasi, 10 Juni 1994
4. Alamat : Bandung, jln. Bekarbon No.8 Cibeunying Kidul
5. Hobi : Gamer & Football
6. Status : Mahasiswa
7. Kesan : Belajarnya asik dan menarik
8. Pesan : Mesinnya mudah – mudahan diganti yang baru
9. Makan dan Minuman Favorit : Burger & Air mineral
10.Ukuran Baju, Celana, Dan Sepatu : XL, 34, 44
1. Nama : Rio Indra Gunawan
48
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
2. NRP : 12-2012-016
3. TTL : Kerawang, 16 Februari 1995
4. Alamat : Bandung, Perum sweet antapani
5. Hobi : Sepak Bola
6. Status : Belum Kawin
7. Kesan : Gemetaran pada saat test awal
8. Pesan : Test awal jangan terlalu banyak
9. Makan dan Minuman Favorit : Udang Bakar & Teh Botol
10.Ukuran Baju, Celana, Dan Sepatu : M, 30, 40
49
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
1. Nama : Irvan Ulum
2. NRP : 12-2012-018
3. TTL : Subang, 19 Desember 1993
4. Alamat : Bandung, Suka Senang RT 05 RW 15 No.9
5. Hobi : Mancing & Jalan - jalan
6. Status : Mahasiswa
7. Kesan : Enjoy + dramatis
8. Pesan : R.praktikum harap dipasang AC
9. Makan dan Minuman Favorit : Nasi Goreng & Juice
10.Ukuran Baju, Celana, Dan Sepatu : L, 31, 42
50
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2A KELOMPOK 19
1. Nama : Muhammad Irvan Ismail
2. NRP : 12-2012-172
3. TTL : Lahat, 15 September 1994
4. Alamat : Jln. Tanjung 1 No.46 RT 04 RW 11
Kab.Bandung
5. Hobi : Sepak Bola
6. Status : Mahasiswa
7. Kesan : Asik & Seru
8. Pesan : Laporan akhirnya jangan terlalu banyak
9. Makan dan Minuman Favorit : Nasi goreng & jus alpukat
10.Ukuran Baju, Celana, Dan Sepatu : M, 31, 42-43
51