bab ii tinjauan pustaka a. skabies 1. definisirepository.ump.ac.id/3192/3/restu kusumaningtyas bab...

33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisi Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh (Djuanda, 2007). DiIndonesia skabies sering disebut kudis, orang jawa menyebutnya gudik, sedangkan orang sunda menyebutnya budug (Cakmioki, 2007). Skabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, dapat mengenai semua golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite) Sarcoptes scabiei (Al-Falakh, 2009). Parasit ini menggali parit-parit di dalam epidermis sehingga menimbulkan gata-gatal dan merusak kulit penderita. Sedangkan menurut Wahidayat (1998), skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh infestasi kutu Sarcoptes scabiei var homini yang membuat terowongan pada stratum korneumkulit, terutama pada tempat predileksi. Skabies merupakan infestasi kulit oleh kutu sarcoptesscabei yang menimbulkan gatal – gatal. Penyakit ini dapat ditemukan pada orang – orang miskin yang hidup dengan kondisi hyegine di bawah standar sekalipun juga sering terdapat di antara orang – orang yang bersih. Skabies sering dijumpai pada orang – orang yang seksual aktif. Namun demikian, infestasi parasit ini tidak bergantung pada aktifitas seksual karena kutu tersebut sering Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Upload: vudat

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Skabies

1. Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada

tubuh (Djuanda, 2007). DiIndonesia skabies sering disebut kudis, orang jawa

menyebutnya gudik, sedangkan orang sunda menyebutnya budug (Cakmioki,

2007). Skabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, dapat

mengenai semua golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau

(kutu atau mite) Sarcoptes scabiei (Al-Falakh, 2009).

Parasit ini menggali parit-parit di dalam epidermis sehingga

menimbulkan gata-gatal dan merusak kulit penderita. Sedangkan menurut

Wahidayat (1998), skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan

ditimbulkan oleh infestasi kutu Sarcoptes scabiei var homini yang membuat

terowongan pada stratum korneumkulit, terutama pada tempat predileksi.

Skabies merupakan infestasi kulit oleh kutu sarcoptesscabei yang

menimbulkan gatal – gatal. Penyakit ini dapat ditemukan pada orang – orang

miskin yang hidup dengan kondisi hyegine di bawah standar sekalipun juga

sering terdapat di antara orang – orang yang bersih. Skabies sering dijumpai

pada orang – orang yang seksual aktif. Namun demikian, infestasi parasit ini

tidak bergantung pada aktifitas seksual karena kutu tersebut sering

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

menjangkit jari – jari tangan, dan sentuhan tangan dapat menimbulkan

infeksi. Pada anak – anak, tinggal semalaman dengan teman yang terinfeksi

atau saling berganti pakaian dengannya dapat menjadi sumber infeksi.

Petugas kesehatan yang melakukan kontak fisik yang lama dengan pasien

skabies dapat pula terinfeksi.

Kutu betina yang dewasa akan membuat terowongan pada lapisan

superfisial kulit dan berada disana selama sisa hidupnya. Dengan rahang dan

pinggir yang tajam dari persendian kaki depannya, kutu tersebut akan

memperluas terowongan dan akan mengeluarkan telurnya dua hingga tiga

butir sehari sampai selama dua bulan. Kemudian kutu betina itu mati. Larva

(telur) menetas dalam waktu 3 sampai 4 hari dan berlanjut lewat stadium

larva serta nimfa menjadi bentuk kutu dewasa dalam tempo sekitar 10 hari.

Skabies adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitasi oleh tungau

Sarcoptes Scabei, yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab,

contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi karena seluruh kulitnya

masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang (Aisiyah, 2005). Scabies ini

tidakmembahayakan manusia namun adanya rasa gatal pada malam hari ini

merupakan gejala utama yang mengganggu aktivitas dan produktivitas.

Penyakit scabies ini banyak berjangkit di: (1) lingkungan yang padat

penduduknya, (2) lingkungan kumuh, (3)lingkungan dengan tingkat

kebersihankurang. Scabies cenderung tinggi pada anak- anak usia sekolah,

remaja bahkan orang dewasa (Siregar, 2004). Penyakit kulit scabies

merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

secara langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur

bersama, dan melalui hubungan seksual. Penularan secara tidak langsung

(melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan selimut

(Djuanda, 2007). Praktek perawatan penderita yang buruk akan menyebabkan

kegagalan dalam tindakan penanggulangan penyakit scabies.

Apabila skabies tidak segera mendapat pengobatan dalam beberapa

minggu maka akan timbul adanya dermatitis yang diakibatkan karena

garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam hari,

secara tidak langsung akan mengganggu kelangsungan hidup para santri

terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan

dilakukan pada siang hari seperti dalam proses belajar akan ikut terganggu.

Selainitu, setelah santri sembuh akibat garukan tersebut akan meninggalkan

bercak hitam yang nantinya juga akan mempengaruhi harga diri santri seperti

merasa malu, cemas, takut dijauhi teman dan sebagainya (Kenneth dalam

Kartika, 2008).

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit, yang

umumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umum di

seluruh dunia (Heukelbach et al. 2006), dapat menjangkiti semua orang pada

semua umur, ras dan level sosial ekonomi (Raza et al. 2009). Ektoparasit

adalah organisme parasit yang hidup pada permukaan tubuh inang,

menghisap darah atau mencari makan pada rambut, bulu, kulit dan menghisap

cairan tubuh inang (Triplehorn dan Johnson, 2005). Infestasi ektoparasit pada

kulit keberadaannya membuat rasa tidak nyaman, dapat menyebabkan

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

kehidupan yang tidak sehat secara signifikan. Infestasi ektoparasit bersifat

sporadik, epidemik dan endemik (Ciftci et al., 2006).

Tungau ektoparasit penyebab skabies adalah Sarcoptes scabiei var

hominis termasuk ordo Acariformes, family Sarcoptidae, Genus Sarcoptes.

Sarcoptes scabiei var hominis menular melalui kontak manusia dengan

manusia (Chosidow, 2006), sedangkan Sarcoptes scabiei var mange

ditransmisikan ke manusia melalui kontak dengan berbagai hewan liar, hewan

yang didomestikasi dan hewan ternak (Bandi & Saikumar, 2012). Nama

Sarcoptes scabiei adalah turunan dari kata Yunani yaitu sarx yang berarti

kulit dan koptein yang berarti potongan dan kata latin scabere yang berarti

untuk menggaruk. Secara harfiah skabies berarti gatal pada kulit sehingga

muncul aktivitas menggaruk kulit yang gatal tersebut. Saat ini istilah skabies

berarti lesi kulit yang muncul oleh aktivitas tungau (Cordoro et al. 2012).

Ciri morfologi tungau skabies antara lain berukuran 0.2 - 0.5mm,

berbentuk oval, cembung dan datar pada sisi perut (Chowsidow 2006).

Menurut Bandi et al (2012) terdapat 15 varietas atau strain tungau yang telah

diidentifikasi dan dideskripsikan secara morfologi maupun dengan

pendekatan molekuler. Keberadaan spesies Sarcoptes scabiei telah diketahui

sekitar 2500 tahun yang lalu, sebagai parasit obligat yang menggali lapisan

epidermis kulit. Pada abad ke 17 seorang ilmuan bernama Giovanni, Cosimo

Bomomo mengidentifikasi tungau yang menyebabkan scabies (Cordoro et al.

2012).

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

2. Etiologi

Penyebab penyakit skabies adalah seekor tungau (kutu/mite) yang

bernama Sarcoptes scabei, filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina,

superfamili Sarcoptes. Pada manusia oleh S. scabiei var homonis yang

berbentuk oval dan gepeng, berwarna putih kotor, transulen dengan bagan

punggung lebih lonjong dibandingkan perut, yang betina berukuran 300-350

mikron, sedangkan yang jantan berukuran 150-200 mikron. Stadium dewasa

mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang merupakan kaki depan dan 2 pasang kaki

belakang (Iskandar, 2000).

Sarcoptes scabiei betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat

dipermukaan kulit untuk kemudian membentuk terowongan, dengan

kecepatan 0,5mm–5 mm per hari. Terowongan pada kulit dapat sampai ke

perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam terowongan

ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari dan

bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan menetas setelah 3-4 hari

menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk kemudian masuk

kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut untuk

melindungi dirinya dan mendapat makanan. Setelah beberapa hari, menjadi

bentuk dewasa melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur

hingga bentuk dewasa sekitar 10-14 hari.

Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada

tungau betina, dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit.

Biasanya hanya hidup dipermukaan kulit dan akan mati setelah membuahi

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

tungau betina. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar

selama lebih kurang 7 – 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis

dan lembab biasanya pada lipatan kulit seperti sela-sela jari, ketiak, lipatan

paha, lipatan lengan dan selangkangan (Soeharsono, 2002).

3. Klasifikasi

Menurut Sudirman (2006), skabies dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Skabies pada Orang Bersih

Terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup. Biasanya

sangat sukar ditemukan terowongan. Kutu biasanya hilang akibat mandi

secara teratur. Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan

yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.

b. Skabies Inkognito

Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda

skabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya pengobatan dengan steroid

topical yang lama dapat pula menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini

disebabkan mungkin oleh karena penurunan respon imum seluler.

c. Skabies Nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus

biasanya terdapat di daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki,

inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas

terhadap tungau skabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan

tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti skabies dan

kortikosteroid.

d. Skabies Norwegia

Ini biasa disebut skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan

krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi

biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak

tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies

biasa, rasa gatal pada penderita skabies ini tidak menonjol tetapi bentuk ini

sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak

(ribuan).

Skabies ini terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun

tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan

mudah. Skabies ini yang sering ditemukan di pondok pesantren karena

skabies jenis ini sangat mudah untuk berkembang biak apalagi didukung

dengan lingkungan yang padat penduduk dan tingkat kebersihannya masih

sangat rendah.

e. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal

ditempat tidurdapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

f. Skabies yang disertai penyakit menular seksual yang lain

Skabies sering dijumpai bersama penyakit menular seksual yang lain

seperti gonore, sifilis, pedikulosis pubis, herpes genitalis dan lainnya.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

4. Manifestasi Klinis

Diperlukan waktu kurang lebih 4 minggu sejak saat kontak hingga

timbulnya gejala pada pasien. Pasien akan mengeluhkan gatal – gatal yang

hebat akibat reaksi imunologi tipe lambat terhadap kutu atau butiran fesenya.

Pada pemeriksaan, kepada pasien di tanyakan di mana gatal – gatal tersebut

terasa paling hebat. Kaca pembesar dan senter (penlight) dipegang dengan

sudut miring terhadap permukaan kulit sementara pemeriksaan dilakukan

untuk mencari terowongan yang berupa tonjolan kulit yang kecil.

Terowongan bisa berupa lesi yang multipel, lurus atau bergelombang,

berwarna cokelat atau hitam dan menyerupai benang, yang terlihat terutama

diantara jari – jari tangan serta pergelangan tangan.

Lokasi lainnya adalah permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki,

ujung – ujung sendi siku, daerah disekitar puting susu, lipatan aksila, dibawah

payudara yang menggantung, dan pada atau didekat lipat paha atau lipat

gluteus, penis atau skrotum selain itu pada lokasi bagian papul / nodul di

aksila. Pada bayi mungkin mengalaminya di kulit kepala dan wajah atau

pustula di telapak kaki. Erupsi yang berwarna merah dan gatal biasanya

terdapat di daerah – daerah kulit di sekitarnya. Namun, terowongan tersebut

tidak selalu terlihat. Setiap pasien dengan ruam dapat menderita skabies.

Salah satu tanda skabies yang klasik adalah peningkatan rasa gatal yang

terjadi pada malam hari dan keadaan ini mungkin disebabkan oleh

peningkatan kehangatan kulit yang menimbulkan efek stimulasi terhadap

parasit tersebut. Demikian pula, hipersensitivitas terhadap organisme tersebut

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

dan produk ekskresinya dapat turut menimbulkan rasa gatal. Jika infeksi

sudah menyebar, anggota keluarga yang lain dan teman dekat juga akan

mengeluhkan rasa gatal sekitar satu bulan kemudian.

Lesi skunder cukup sering dijumpai dan mencakup vasikel, papula,

eksorasi serta krusta. Superinfeksi bakteri dapat terjadi akibat eksorasi yang

tetap dari terowongan dan papula.

5. Evaluasi Diagnostik

Diagnosis dipastikan dengan menemukan sarcoptes scabei atau produk

samping kutu tersebut dari kulit. Sampel jaringan superfisial epidermis

dikerok pada daerah diatas terowongan atau papula dengan menggunakan

mata pisau skalpel yang kecil. Hasil kerokan diletakan pada slide mikroskop

dan diperiksa lewat mikroskop dengan pembesaran rendah untuk melihat kutu

pada setiap stadium ( dewasa, telur, cangkang telur, larva, nimva) dan butiran

fesesnya.

6. Penatalaksanaan

Kepada pasien diminta agar mandi dengan air yang hangat dan sabun

guna menghilangkan debris yang mengelupas dari krusta dan kemudian kulit

dibiarkan kering benar serta menjadi dingin. Preparat skabisida, seperti

lindane (Kwell) atau krotamiton (Krim dan losion Eurax), dioleskan tipis –

tipis pada seluruh permukaan kulit mulai dari leher kebawah dengan hanya

meninggalkan daerah muka dan kulit kepala (yang pada skabies tidak

terkena). Obat itu dibiarkan selama 12 jam hingga 24 jam dan sesudah itu,

pasien diminta untuk membasuh dirinya sampai bersih. Aplikasi obat satu

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

kali sudah dapat memberikan efek kuratif, tetapi disarankan agar terapi

tersebut diulangi sesudah 1 minggu kemudian.

Pasien perlu mengetahui petunjuk pemakaian ini karena pengolesan

skabisida segera sesudah mandi dan sebelum kulit mengering serta menjadi

dingin dapat meningkatkan absorpsi perkutan skabisida sehingga berpotensi

untuk menimbulkan gangguan sistem saraf pusat seperti serangan kejang.

7. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah

Pasien harus mengenakan pakaian yang bersih dan tidur di atas sprei

yang baru saja di cuci di binatu. Semua perangkat tempat tidur (sprei, sarung

bantal, dll.) serta pakaian harus dicuci dengan air yang sangat panas dan

dikeringkan dengan alat pengering panas karena kutu skabies ternyata dapat

hidup sampai 36 jam pada linen. Jika linen tempat tidur atau pakaian pasien

tidak dapat dicuci dengan air panas, disarankan agar barang – barang tersebut

dicuci secara dry-cleaning.

Sesudah terapi skabies sudah selesai dilakukan, pasien harus

mengoleskan salep seperti kortikosteroid topikal pada lesi kulit karena

skabisida dapat mengiritasi kulit. Hipersensitivitas pasien tidak berhenti

setelah kutu di hancurkan. Rasa gatal dapat terus berlangsung selama

beberapa hari atau minggu sebagai manifestasi hipersensitivitas, khususnya

pada orang – orang yang atopik (alergik). Keadaan ini bukan merupakan

suatu tanda gagalnya terapi. Kepada pasien dianjurkan agar tidak

mengoleskan lebih banyak skabisida (karena tindakan ini akan menambah

iritasi serta meningkatkan rasa gatal) dan tidak semakin sering mandi dengan

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

air panas ( karena tindakan ini membuat kulit menjadi kering serta

menimbulkan gatal ).

Semua anggota keluarga dan orang yang berhubungan erat harus harus

diobati secara bersamaan untuk menghilangkan kutu skabies. Jika skabies

ditularkan lewat hubungan seks, pasien mungkin memerlukan pula terapi

terhadap penyakit menular seksual yang turut terdapat. Skabies dapat pula

dijumpai bersama dengan pedikulosis.

8. Pertimbangan Gerontologik

Meskipun pasien yang lebih tua akan merasakan gatal yang hebat,

reaksi inflamasi seperti yang tampak nyata pada orang yang lebih muda

jarang terjadi. Skabies mungkin tidak dikenali pada orang yang berusia lanjut

dan keluhan gatal bisa saja secara keliru dikaitkan dengan kulit orang tua

yang kering atau dengan ansietas.

Petugas kesehatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan yang besar harus

mengenakan sarung tangan ketika melakukan perawatan bagi pasien dengan

kecurigaan skabiessampai diagnosisnya dipastikan dan terapi selesai

dilakukan. Dianjurkan agar semua residen, staf perawat dan keluarga pasien

diobati secara bersamaan untuk mencegah infeksi ulang.

9. Penularan Penyakit Skabies

Penyakit ini sangat mudah menular, karena itu bila salah satu

anggotakeluarga terkena, maka biasanya anggota keluarga lain akan ikut

tertular juga. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan

perseorangan dan lingkungan. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan

penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang,

kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan

terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program

kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang

permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada.

Penularan biasanya melalui Sarcoptes scabiei betina yang sudah

dibuahi atau kadang-kadang oleh larva. Penyakit ini sangat erat kaitannya

dengan kebersihanperorangan dan lingkungan, atau apabila banyak orang

yang tinggal secara bersama-sama di satu tempat yang relatif sempit.

Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat

tidur yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah – sekolah yang

menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasilitas-fasilitas

kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas, dan fasilitas umum lain yang

dipakai secara bersama-sama di lingkungan padat penduduk (Benneth dalam

Kartika, 2008).

Secara umum, cara penularan scabies dibagi menjadi 2 yang

didalamnya dapat dibagi-bagi lagi, yaitu:

a. Penularan kontak langsung yaitu: penularan yang terjadi akibat

kontak langsung antara penderita scabies dengan orang sehat seperti melalui:

hubungan seksual antara penderita dengan orang sehat, kontak dengan hewan

pembawa tungau seperti anjing, babi, kambing, dan biri-biri, dan faktor

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama dengan lingkungan padat

penduduk, tidur bersama, dan berjabat tangan.

b. Penularan tanpa kontak langsung yaitu: penularan yang terjadi

melalui kontak tidak langsung antara penderita dengan orang sehat seperti:

penggunaan handuk secara bergantian, penggunaan pakaian dan tempat tidur,

sprei, dan bantal secara bersamaan.

Penularan scabies biasanya melalui Sarcoptes scabiei betina yang

sudah dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes

scabiei var animalis yang kadang-kadang menulari manusia, terutama pada

mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan misalnya anjing.

Akan tetap menular kecuali kutu dan telur sudah dihancurkan dengan

pengobatan, biasanya setelah dilakukan 1 atau 2 kali pengobatan dalam

seminggu.

10. Faktor Resiko Scabies

Faktor resiko scabies adalah:

a. Sistem imun tubuh

Semakin rendah imunitas seseorang maka, akan semakin besar

kemungkinan orang tersebut untuk terjangkit atau tertular penyakit scabies.

Namun, diperkirakan terjadi kekebalan setelah infeksi. Orang yang pernah

terinfeksi akan lebih tahan terhadap infeksi ulang walaupun tetap masih bisa

terkena infeksi dibandingkan mereka (orang-orang) yang sebelumnya belum

pernah terinfeksi scabies.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

b. Lingkungan dengan hygiene sanitasi yang kurang

Lingkungan yang dimungkinkan sangat mudah terjangkiti scabies

adalah lingkungan yang lembab, terlalu padat, dan dengan sanitasi buruk.

c. Semua kelompok umur

Semua kelompok umur, baik itu anak-anak, reaja, dewasa, dan tua

mempunyai resiko untuk terjangkiti penyakit scabies.

d. Kemiskinan

e. Seksual promiskuitas (berganti-ganti pasangan)

f. Diagnosis yang salah

g. Demografi

h. Ekologi

i. Derajat sensitasi individual

11. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Skabies

Penyakit skabies ini dapat dicegah dengan cara selalu menjaga

kebersihanlingkungan dan menjaga kebersihan diri, mencuci bersih baju,

handuk, sprei penderita skabies bahkan lebih baik apabila dicuci

menggunakan air panas kemudianmenjemurnya sampai kering, menghindari

pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama. Dan yang lebih utama

adalah dengan memutuskan mata rantai penularan penyakit skabies dengan

cara mengobati penderita sampai tuntas (Rohmawati, 2010).

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

B. Faktor Yang Berkaitan Dengan Kejadian Skabies

Penyakit skabies merupakan penyakit yang sangat mudah menular

melalui kontak langsung dengan penderita, beberapa hal yang dapat

mempengaruhi terhadap kejadian penyakit skabies meliputi :

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan adalah pengenalan, kesadaran, dan pemahaman.

Pengetahuan dapat juga berarti segala sesuatu yang telah diamati dan

dimengerti oleh pikiran, ilmu pengetahuan, pengertian. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan inilah terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. Sebgaian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Haniek,

2011).

Indikator – indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2005) :

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab

penyakit, gejala atau tanda – tanda penyakit, bagaimana cara pengobatan,

bagaimana cara penularan, dan bagaimana cara pencegahan.

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup

sehat yang meliputi pengetahuan tentang jenis – jenis makanan bergizi,

manfaat makanan bergizi, pentingnya olahraga, pentingnya istirahat cukup,

penyakit – penyakit atau bahaya merokok, narkoba dan sebagaianya.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan berupa pengetahuan

mengenai manfaat air bersih, cara – cara pembuangan limbah yang sehat,

akibat polusi bagi kesehatan, dan manfaat pencahayaan.

Menurut Bloom untuk memperoleh pengetahuan dibutuhkan proses

kognitif, yang merupakan hal penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Biasanya dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan

konsep baik melaui proses pendidikan maupun pengalaman. Pengetahuan

bisa diperoleh dari pengalaman. Selain juga dari guru, orang tua, teman, buku

dan media masa (Notoatmodjo, 2003).

Dalam kaitannya dengan pengetahuan ini maka pengetahuan (cognitive)

mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Sebagai tindakan yang paling rendah. Tahu diartikan sebagai

kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Untuk mengukur bahwa seseorang dikatakan tahu terhadap apa yang pernah

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

dipelajari sebelumnya adalah dengan melihat kemampuan menyebutkan,

menguraikan, mendifinisikan, menyatakan dan lain sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

benar. Untuk mengukur bahwa seseorang dikatakan paham pada suatu obyek

tertentu adalah bahwa mereka dapat menjelaskan, menyimpulkan atau

meramalkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang telah

dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajaripada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi/obyek kedalam

komponen-komponen.

e. Sintesis (synthesis)

Adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian kedalam suatu keseluruhan yang baru ataupun menyusun formulasi

baru dari materi-materi yang sudah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Adalah kemampuan untuk melakukan penilaian/justifikasi terhadap

suatu materi atau obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus

tahu lebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau

keluarganya, menurut Notoatmodjo (2003). Indikator yang dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan

tentang sakit dan penyakit, gejala atau tanda-tanda penyakit, bagaimana cara

pencegahannya dan sebagainya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden, kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.

a. Tindakan

Tindakan merupakan hal yang sulit bagi sasaran, karena sudah terbiasa

dengan perilaku tersebut yang berasal dari tradisi. Misalnya kebiasaan anak

meminjam handuk orang lain. Tindakan ini dilakukan tidak melihat resiko

yang dialaminya termasuk dalam hal ini tertularnya penyakit skabies (Hasan,

2005).

Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan

menurut kualitasnya yaitu :

1) Praktik Terpimpin (Guided Respons)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tapi masih

bergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. Misalnya seseorang

menjaga kesehatannya tetapi menunggu diingatkan oleh orang lain, begitu

juga dengan anak apabila mau menggunakan handuk ataupun menjemur

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

handuk yang telah dipakai orang lain selalu diingatkan oleh orang tua atau

keluarga, ini adalah disebut praktik atau tindakan terpimpin.

2) Praktik Secara Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang atau subjek telah melakukan atau mempraktekan

sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

Misalnya, seorang anak menderita gatal – gatal pada kulitnya, dia langsung

memeriksa kesehatannya tanpa menunggu perintah dari orang lain.

b. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang,

artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi

sudah dilakukan modifikasi atau tindakan perilaku yang berkualitas. Misalnya

mencuci pakaian bukan hanya saja menjadi bersih tetapi juga berusaha

bajunya tidak bercampur dengan orang yang menderita penyakit skabies.

Berdasarkan tiga tingkatan terhadap tindakan dapat juga dilihat

terhadap kebersihan diri dan kebiasaan.

2. Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Banyak manfaat

yang dapat dipetik dengan merawat kebersihan diri, memperbaiki kebersihan

diri, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan

keindahan.

Kebersihan individu yang buruk atau bermasalah akan mengakibatkan

berbagai dampak baik fisik maupun psikososial. Dampak fisik yang sering

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

dialami seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit

(Wartonah, 2003).

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan

mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu

mempraktekan PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana

(Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Terdapat 5

tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga, PHBS Sekolah, PHBS Tempat

Kerja, PHBS Sasaran Kesehatan, PHBS Tempat – tempat Umum (DepKes,

2009).

Menurut Rahmawati dan Proverawati (2011) mengungkapkan bahwa

pola hidup bersih dan sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan

faktor – faktor tertentu yang mempengaruhi kesehatan, antara lain makanan

dan olahraga. Untuk memperoleh tubuh yang sehat, tidak harus dengan pola

hidup yang serba mahal.

Indikator PHBS di sekolah meliputi : mencuci tangan dengan air yang

mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah,

menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan

terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, membuang sampah

pada tempatnya (DepKes, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian (Akmal, Semiarty dan Gayatri, 2013)

yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar santri yang menderita

skabies adalah berjenis kelamin laki-laki. Insiden skabies laki-laki lebih

banyak dari perempuan. Perempuan akan lebih kecil risiko terpapar penyakit

skabies karena perempuan lebih cenderung merawatdiri dan menjaga

penampilan sedangkan laki-laki cenderung tidak memperhatikan penampilan

diri dan akan berpengaruh terhadap perawatan kebersihan diri.

Dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan sesuai dengan

penelitian sebelumnya. Responden yang laki-laki akan lebih beresiko

terserang skabies. Dengan perawatan diri yang bagus maka resiko

terpaparnya skabies akan berkurang. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa responden berada pada kelompok umur antara

10-20 tahun. Dari kelompok umur tersebut, responden yang mengalami

skabies dengan prevalensi terbanyak adalah berumur 13 tahun. Insiden

skabies adalah responden yang berumur 12-13 tahun.

Beberapa penyakit menulartertentu menunjukkan bahwa umur muda

mempunyai resiko yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa hasil yang

didapatkan sesuai dengan teori dan penelitian sebelumnya. Responden yang

berumur muda lebih beresiko terserang skabies. Tingkat kerentanan dan

pengalaman terhadap penyakit tersebut biasanya sudah dialami oleh mereka

yang berumur tinggi.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa santri

yang mengalami skabiessebagian besar berpendidikan kelas 1

Wustha.Tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan pengetahuan itu

termasuk pengetahuan tentang kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan sesuai dengan teori

sebelumnya. Responden dengan tingkat pendidikan lebih rendah lebih

beresiko tertular penyakit skabies. Semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin banyak mendapatkan pelajaran bagaimana cara pencegahan penyakit

yang menular. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan ada

hubungan antara personal hygiene dengan kejadian skabies. Hygiene

perorangan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit skabies.

Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat

mencegah kejadian skabies. Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sesuai

dengan teori dan penelitian sebelumnya. Dari 34 orang yang menderita

skabies didapatkan 30 orang dengan personal hygiene yang tidak baik.

Personal hygiene yang tidak baik merupakan salah satu faktor yang bisa

meningkatkan kejadian skabies.

3. Kebiasaan

Kebiasaan adalah bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha

penyesuaian diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif /

perasaan. Kebiasaan itu ditentukan oleh lingkungan sosial dan kebudayaan,

dan dikembangkan manusia sejak lahir. Kebiasaan seseorang tidak lepas dari

kebiasaan yang ada dalam lingkungan masyarakat tempat seseorang atau

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

kelompok masyarakat berinteraksi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

kebiasaan para santri yang ada dalam sebuah pesantren tentu tidak akan

terlepas dari kebiasaan – kebiasaan dalam lingkungan pesantren tersebut

(Damayanti, 2005).

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kebiasan untuk menerapkan

kebiasaan yang baik, bersih dan sehat. Secara berhasil guna dan berdaya guna

baik dirumah tangga, institusi – institusi maupun tempat – tempat umum.

Kebiasaan menyangkut pinjam meminjam yang dapat mempengaruhi

timbulnya penyakit menular seperti baju, sabun mandi, handuk, sisir harus

dihindari (DinKes Prov. NAD, 2005).

Kebiasaan yang sangat berpengaruh dalam penularan penyakit skabies

di lingkungan adalah menyangkut kebersihan diri (Personal Hygiene), serta

kebiasaan saling tukar pakaian, serta handuk yang sering digunakan bersama

– sama, sehingga penularan penyakit skabies sangat cepat terjadi.

C. Sanitasi Lingkungan

1. Pengertian

Sanitasi dalam arti luas merupakan tindakan hygienis untuk

meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit, sedangkan sanitasi

lingkungan merupakan usaha pengendalian diri dari semua faktor

lingkungan fisik manusia yang mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang

merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tubuh manusia.

Di negara berkembang pada umumnya sanitasi kesehatan berupa fasilitas

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

yaitu penyediaan air bersih, metode pembuangan kotoran manusia yang

baik dan pendidikan higiene (Notoatmodjo, 2010).

Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang

mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan

sebagainya (Notoadmojo, 2003).Rumah adalah salah satu persyaratan pokok

bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke

zaman mengalami perubahan.

2. Syarat – syarat rumah sehat :

a. Bahan bangunan

b. Lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk

kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah

orang yang mampu di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk

lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang

penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah

pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak

berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan

benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan

berdebu merupakan sarang penyakit.

c. Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok

sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya

tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih

baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat

menambah penerangan alamiah.

d. Atap genteng

Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun

pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat

terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya

sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu

untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan.

Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping

mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.

e. Lain-lain (tiang, kaso dan reng)

Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di

pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu

diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik.

Untuk menghindari ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu

tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso

tersebut ditutup dengan kayu.

f. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah

untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap

terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 didalam rumah yang

berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

meningkat.disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan

kelembaban udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan

dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik

untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).

Fungsi kedua dari pada ventilasi adalah untuk membebaskan udara

ruangan-ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu

selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh

udara akan selalu mengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan

selalu tetap didalam kelembaban (humuduty) yang optium.

g. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan

tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah,

terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media

atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit.

Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau,

dam akhirnya dapat merusakan mata.

Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :

1) Cahaya alamiah, yakni matahari.

2) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.

h. Luas bangunan rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah

penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak

sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah

satu anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan mudah menular kepada

anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila

dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).

i. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

1) Penyediaan air bersih yang cukup

2) Pembuangan Tinja

3) Pembuangan air limbah (air bekas)

4) Pembuangan sampah

5) Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga.

Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka

atau belakang).

Disebutkan oleh Notoatmojo bahwa faktor yang mempengaruhi

kesehatan salah satunyaa faktor lingkungan baik fisik maupun biologi. Faktor

lingkungan sosial hal ini diantaranya kondisi rumah dan sosial ekonomi.

Dikatakan pula skabies banyak ditemukan pada rumah-rumah yang berada

di lokasi kumuh, yang kondisi tidak memenuhi syarat hygiene

lingkungan sehat.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

D. Sosial Ekonomi

1. Pengertian

Sosial adalah sesuatu yang berkanan dengan masyarakat (KBBI, 1996).

Sedangkan pada departemen sosial menunjukan pada kegiatan yang di

tunjukan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam

bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial.

Ekonomi adalah hal yang berkaitan dengan asas – asas produksi,

distribusi dan pemakaian barang – barang serta kekayaan, seperti keuangan,

perindustrian dan perdagangan (KBBI, 1996).

Sosial ekonomi adalah kondisi seseorang atau keluarga dalam

masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan –

kegiatan produktif demi mencapai suatu kesejahteraan seseorang dan

keluarga seperti pendidikan, pendapatan, kekayaan serta status pekerjaan

(DepKes RI, 2006)

2. Menurut Friedman (2004) faktor yang mempengaruhi sosial

ekonomi seseorang yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita tertentu. Makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh

pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai – nilai yang baru dikenal.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan

jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup

dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan.

c. Keadaan ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang rendah akan mengakibatkan seseorang

untuk tidak teratur memeriksakan kondisi kesehatannya.

d. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerjaan atau usaha yang

telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang.

Orang atau keluarga yang mempunyai statusekonomi atau pendapatan tinggi

akan mempraktekan gaya hidup yang mewah misalnya lebih konsumtif

karena mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila

dibandingkan dengan keluarga yang kelas ekonominya kebawah.

Dalam konsep teori keperawatan menurut Betty nauman (1995)

dijelaskan bagaimana tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,

apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan upah minimum

regional (UMR) atau malah sebaliknya dibawah upah minimum. Hal ini

terkait dengan upaya pelayanan kesehatan ditujukan pada anjuran untuk

mengkonsumsi jenis makanan sesuai kemampuan status ekonomi masing –

masing. Berdasarkan informasi upah minimum regional (UMR) tahun 2012 di

Kabupaten Banjarnegara UMR yang dikeluarkan adalah senilai 765000

rupiah.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

Sumber sumber daya yang lain yang juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya skabies yaitu :

Ketersediaan sumber air bersih

Air merupakan zat cair yang dinamis bergerak dan mengalir melalui

siklus hidrologi yang abadi. Sedangkan air bersih adalah salah satu jenis

sumber daya berbasis air bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia

untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari hari

termasuk diantaranya adalah sanitasi (Notoatmojo, 2011)

Air bersih dapat diartikan air yang memenuhi persyaratan untuk

pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi.

Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan

biologis.

Syarat air bersih yaitu :

1. Secara Umum

· Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia

2. Secara Fisik :

· Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

3. Secara Kimia :

· PH netral (bukan asam/basa)

· Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya

· Parameter-parameter seperti BOD, COD, DO, TS, TSS dan

konductiviti memenuhi aturan pemerintah setempat.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang diadopsi pada penelitian ini adalah teori tentang

faktor penyebab penyakit (teori ekologi lingkungan). Teori ini mendasarkan

pada konsep bahwa manusia berinteraksi pada berbagai faktor penyebab

dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan

penyakit tertentu pula. Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi

berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian proses penyakit,

yakni proses interaksi yaitu proses interaksi manusia (penjamu) dengan

berbagai sifatnya, seperti : biologis, fisiologis, sosiologis, dan antropologis ;

dengan penyebab (agen), serta dengan lingkungan (environment).

Host

Environment agent

Gambar 2.1 Segitiga Epidemiologi

(Noor, 2008)

Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas dalam tinjauan kepustakaan

maka kerangka teori dapat digambarkan sebagai berikut :

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Modifikasi Bloom dan Notoatmojo (2003)

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Faktor yang berhubungan dengan kejadian skabies

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Skabies :

a. Pengetahuan b. Personal Hygiene c. lingkungan d. Sosial Ekonomi

Skabies

Faktor biologis (karakteristik) 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Kelompok etnik 4. Tingkat pendidikan

Pengetahuan

Kejadian skabies

Personal hygiene

Lingkungan

Sosial ekonomi

Tidak Skabies

Sumber sumber daya : 1. Penyediaan air bersih 2. Kebiasaan

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisirepository.ump.ac.id/3192/3/Restu Kusumaningtyas BAB II.pdf · dermatitis garukan. Rasa gatal yang ditimbulkan terutama pada waktu malam

G. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai suatu teori sementara yang kebenarannya

perlu diuji. Ada dua hipotesis yaitu hipotesis statistik atau disebut juga

hipotesis nol (H0) dan Hipotesis kerja (Ha) disebut juga hipotesis alternatif.

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara penelitian atau dalil sementara

yang sebenarnya akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2002).

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah : adanya hubungan

tingkat pengetahuan, personal hygiene, lingkungan dan sosial ekonomi

terhadap kejadian skabies pada anak di wilayah kerja Puskesmas II

Banjarnegara tahun 2014.

Analisis Faktor yang..., Restu Kusumaningtyas, Keperawatan S1 UMP, 2015