bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/55736/3/bab ii.pdfkemampuan,...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu merupakan rujukan atau acuan peneliti yang sudah
dilakukan oleh peneliti terdahulu untuk mengetahui hasil dari penelitian
terdahulu dan mengetahui perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian
penulis saat ini.
Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian
ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Terdahulu Keterangan
1
Penelitian Prista Maya Dewi, Pristiyono (2016)
Hasil Penelitian - Secara serempak variabel
keterlibatan kerja, lingkungan kerja
dan budaya kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
- Secara parsial variabel keterlibatan
kerja paling dominan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
- Secara parsial variabel lingkungan
kerja tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan.
- Secara parsial budaya kerja
berpengaruh erhadap kinerja
karyawan.
13
Lanjutan Tabel 2.1
No. Penelitian Terdahulu Keterangan
2
Penelitian Ari Setiani (2011)
Hasil Penelitian - Keterlibatan kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap
kinerja wartawan.
- Komitmen organisasi tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja wartawan.
- Keterlibatan kerja dan
komitmen organisasi
mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan
terhadap kinerja wartawan
3
Penelitian Alfine Kakinsale, Altje L. Tumbel,
Greis M. Sendow (2015)
Hasil Penelitian - Keterlibatan kerja,
Lingkungan Kerja, dan
Kompensasi secara bersama-
sama berpengaruh terhadap
karyawan pada PT. Bangun
- Keterlibatan Kerja
berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan pada PT Bangun
- Lingkungan Kerja tidak
berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan pada PT Bangun
- Kompensasi tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan
pada PT Bangun
4
Penelitian Prabadwipa Meidianwar, A. Margono,
Djumadi (2014)
Hasil Penelitian - Kemampuan Kerja
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
pegawai.
- motivasi kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai.
- kemampuan kerja dan
motivasi kerja secara bersama-
sama (simultan) mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai di
LPP TVRI Kalimantan Timur
14
Lanjutan Tabel 2.1
No. Penelitian Terdahulu Keterangan
5
Penelitian Lu’luwatin Rosdiana Aprilia (2018)
Hasil Penelitian - Kemampuan kerja
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan di
Hotel Isola Resort & Meeting
Services
- Motivasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
karyawan di Hotel Isola Resort
& Meeting Services
- Kemampuan kerja dan
motivasi kerja secara simultan
memberikan pengaruh yang
cukup tinggi terhadap kinerja
karyawan di Hotel Isola
Resort, dan selebihnya yang
mempengaruhi kinerja adalah
faktor lain yang tidak diteliti.
6 Penelitian Askolani&Ressi J Machdalena (2012)
Hasil Penelitian - Motivasi dan Kemampuan
kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan baik secara parsial
maupun simultan
7 Penelitian Donny Nofan Irawan, Muslichah
Erma Widiana, dan Nurul Iman
(2017)
Hasil Penelitian - Pengawasan, Keterlibatan
Kerja dan Gaya
Kepemimpinan berpengaruh
secara parsial dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan
pada PT. Assa Land Marvell
City Surabaya.
- Keterlibatan Kerja secara
dominan mempunyai pengaruh
paling besar terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Assa Land
Marvell City Surabaya.
15
Lanjutan Tabel 2.1
No. Penelitian Terdahulu Keterangan
8 Penelitian Muhammad Ferryal Ramadhan & Ari
Darmawan (2018)
Hasil Penelitian - Berdasarkan hasil didapatkan
bahwa variabel Kemampuan
(X1), Motivasi (X2), Disiplin
Kerja (X3), dan
Pengembangan Karier (X4)
memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan
maupun parsial terhadap
Kinerja Karyawan (Y)
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dengan meningkatkan
Kemampuan, Motivasi,
Disiplin Kerja, dan
Pengembangan Karier maka
akan meningkatkan Kinerja
Karyawan.
9 Penelitian Jerry Marcellinus Logahan & Sherley
Marcheline Aesaria (2014)
Hasil Penelitian - Budaya Organisasi
tidakberpengaruh signifikan
terhadap Komitmen
Organisasi pada PT. Bank
Tabungan Negara,
- Budaya Organisasi
berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Karyawan
pada PT. Bank Tabungan
Negara,Tbk cabang Ciputat
- Komitmen Organisasi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Karyawan
pada PT. Bank Tabungan
Negara,Tbk cabang Ciputat
- Budaya Organisasi,
Keterlibatan Kerja serta
Komitmen Organisasi
berpengaruh secara simultan
terhadap Kinerja Karyawan
pada PT. Bank Tabungan
Negara,Tbk cabang Ciputat
16
Persamaan : Berdasarkan tabel penelitian terdahulu diatas persamaan yang
terdapat dalam penelitian ini adalah dari variabel yang sedang diteliti antara lain
kemampuan kerja, keterlibatan kerja, dan kinerja karyawan. Hasil yang didapat dari
penelitian terdahulu yaitu kemampuan kerja dan keterlibatan kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan.
Perbedaan : Penelitian terdahulu yang terdapat pada tabel diatas tidak
menggunakan variabel yang sama persis untuk diteliti dan berbeda dengan variabel
yang digunakan oleh penelitian saat ini. Penelitian Prista Maya Dewi menggunakan
variabel keterlibatan kerja, lingkungan dan budaya kerja. Penelitian Ari Setiani
menggunakan variabel keterlibatan kerja dan komitmen organisasi. Penelitian
Alfine Kakinsale menggunakan variabel keterlibatan kerja, lingkungan dan
kompensasi. Penelitian Prabadwipa menggunakan variabel kemampuan kerja dan
motivasi kerja. Penelitian Lu’luwatin menggunakan variabel kemampuan kerja dan
motivasi kerja. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel kemampuan
kerja dan keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan.
B. Landasan Teori
1. Kinerja Karyawan
a. Definisi Kinerja Karyawan
Kinerja menurut Bangun (2012:231) adalah hasil pekerjaan
yang telah dicapai seseorang berdasarkan job recruitment atau
persyaratan – persyaratan pekerjaan. Suatu pekerjaan mempunyai
persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan
yang dapat disebut dengan job standard atau standar pekerjaan.
17
Kinerja menurut Moeheriono (2010:62) adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu progam kegiatan
atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi
organisasi. Suatu kinerja dapat diukur jika individu atau sekelompok
karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan yang
menjadi tolak ukur yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh
karena itu jika dalam suatu organisasi tidak ada target atau tujuan
yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur maka kinerja seseorang atau
kelompok dalam organisasi tersebut tidak dapat diketahui.
Kinerja menurut Robbins (2006:258), merupakan hasil kerja
seorang karyawan secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai
dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang
telah diberikan oleh perusahaan kepadanya. Kinerja menurut
Mangkunegara (2009 : 9).merupakan hasil kerja secara keseluruhan
baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan ketika melaksanakan tugas dan juga tanggung jawab yang
diberikan oleh perusahaan kepada dirinya.
Kinerja menurut Zainal (2014) merupakan perilaku nyata
setiap orang yang telah ditampilkan sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan tugas dan perannya dalam
perusahaan. Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting
bagi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan dari perusahaan.
18
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
karyawan adalah suatu ukuran yang digambarkan melalui hasil
pekerjaan seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas sesuai
dengan tujuan dari suatu organisasi. Dari pengertian diatas juga
menjelaskan betapa pentingnya kinerja dari seorang karyawan untuk
keberlangsungan dari sebuah organisasi atau perusahaan, hal ini
dikarenakan pencapain suatu organisasi atau perusahaan
dipengaruhi oleh kinerja karyawannya, apabila kinerja karyawannya
bagus maka dapat dipastikan pencapain organisasi atau perusahaan
tersebut baik karena sesuai dengan target dan tujuan mereka.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Pasalong (2010: 186-189) faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan antara lain :
1. Kemampuan : Suatu kapasitas individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Terdapat dua
kemampuan, yaitu kemampuan fisik dan kemampuan
intelektual.
2. Motivasi (Kemauan) : Kesediaan untuk mengeluarkan suatu
upaya yang bertujuan untuk pencapaian dari suatu organisasi
3. Tekhnologi : Tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok yang dibantu oleh keberadaan alat atau mekanikal
untuk membuat beberapa perubahan dalam suatu objek
tertentu.
19
4. Energi : sesuatu hal berupa fisik ataupun psikis yang dimiliki
oleh setiap individu dalam upaya melakukan sebuah
pekerjaan.
5. Keamanan : Kebutuhan mendasar setiap individu akan
keamanan dan keselamatan dalam suatu pekerjaan, karena
pada umumnya seseorang lebih mengutamakan keamanan
pekerjaan daripada kenaikan pangkat atau gaji.
6. Kompensasi : Sesuatu yang didapatkan atau diterima oleh
karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah
dilakukannya dan dapat bermanfaat baginya.
Menurut Zainal (2003 : 246) faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan antara lain :
1. Kepuasan Kerja : merujuk kepada sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya. Seseorang yang mempunyai
tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap yang
positif terhadap pekerjaannya dan apabila seseorang yang
tingkat kepuasan kerjanya rendah maka individu tersebut
menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.
2. Keterlibatan Kerja : mengukur derajat sejauh mana seorang
individu memihak secara psikologis kepada pekerjaannya
dan individi tersebut menganggap bahwa tingkat kinerjanya
sangat penting dan dipersepsikan sebagai harga dirinya.
Tingkat keterlibatan kerja yang tinggi berkaitan dengan
20
tingkat kemangkiran yang rendah dan permohonan berhenti
yang rendah.
3. Komitmen Pada Organisasi : didefinisikan sebagai keadaan
seorang karyawan memihak kepada suatu organisasi tertentu
beserta tujuan – tujuannya, dan berniat memelihara
keanggotaan didalam organisasi tersebut. Jadi keterlibatan
kerja yang tinggi dapat diartikan pemihakan seorang
karyawan terhadap pekerjaannya secara khusus, sedangkan
komitmen pada organisasi yang tinggi dapat diartikan
pemihakan seorang karyawan kepada organisasi yang telah
mempekerjakannya.
c. Indikator Kineja Karyawan
Menurut Robbins (2006 : 260) terdapat 5 indikator untuk
mengukur kinerja karyawan yaitu :
1. Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap
kualitas pekerjaan yang dihasilkannya serta kesempurnaan
tugas terhadap kemampuan karyawan dan keterampilan
karyawan.
2. Kuantitas
Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dan biasanya
dinyatakan dengan istilah jumlah unit, jumlah siklus aktivitas
yang diselesaikan
21
3. Ketepatan Waktu
Ketepatan Waktu merupakan tingkat aktivitas yang
diselesaiakan pada awal waktu yang telah ditetapkan. Dilihat
dari hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia.
4. Efektivitas
Efektivitas adalah tingkat penggunaan sumber daya
organisasi (uang, tenaga, tekhnologi, bahan baku)
dimaksimalkan dengan maksud meningkatkan hasil dari setiap
unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian
Kemandirian adalah tingkat seorang karyawan bisa
menjalankan fungsi kerjanya dengan baik dan mempunyai
komitmen kerja. Komitmen kerja adalah tingkat karyaawan
yang mempunyai komitmen dalam bekerja terhadap instansi dan
karyawan tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kantor.
2. Kemampuan Kerja
a. Definisi Kemampuan Kerja
Kemampuan menurut Robbins dan Judge (2008: 57) adalah
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan. Kemampuan adalah penilaian terkini terhadap apa
yang telah dilakukan oleh seseorang. Kemampuan keseluruhan
seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua faktor yaitu
kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan fisis
22
merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan atau tugas yang membutuhkan stamina, kecekatan, bakat
dan kekuatan. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang
mengutamakan pikiran atau pengetahuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Kemampuan menurut Rao (2000; 96) merupakan potensi
yang dimiliki seseorang dan dapat membantu seseorang sanggup
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah dibebankan
kepadanya.
Kemampuan menurut Gibson (2008; 123) adalah merujuk
kepada potensi seseorang untuk mengerjakan tugas ataupun
pekerjaannya. Kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaannya merupakan bentuk perwujudan dari keterampilan
danpengetahuanyangdimilikinya.
Kemampuan menurut Soelaiman (2007: 112) adalah sifat
yang dibawa dari lahir atau dipelajari yang dapat memungkinkan
seseorang menyelesaikan tugas dan pekerjaannya baik secara fisik
maupun secara mental. Seorang karyawan didalam perusahaan
ataupun organisasi meskipun sudah dimotivasi tetapi tidak semua
dari mereka memiliki kemampuan yang baik untuk menyelesaikan
tugas dan pekerjaannya. Kemampuan dan keterampilan mempunyai
peran yang sangat penting dalam perilaku dan juga kinerja
seseorang. Keterampilan merupakan kemahiran atau keahlian yang
23
dimiliki seseorang yang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan
dan digunakan pada saat yang tepat.
Kemampuan menurut Simamora (2004: 337) adalah
kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas dan
pekerjaan yang telah diberikan dan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya terhadap organisasi sehingga tujuan dari suatu
organisasi dapat tercapai secara efisien dan juga efektif.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah sifat yang dibawa dari lahir ataupun dipelajari oleh seseorang
dan juga kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas
dan pekerjaan yang telah diberikan kepadanya dengan hasil yang
maksimal. Sedangkan upaya untuk meningkatkan kemampuan
karyawan adalah dengan melakukan pendidikan dan juga pelatihan
terhadap karyawan.
b. Indikator Kemampuan Kerja
Menurut Rao (2000:98) terdapat indikator untuk mengetahui
kemampuan kerja seorang karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Indikator kemampuan kerja menurut Rao yaitu:
1. Kemampuan Tekhnis
Kemampuan tekhnis merupakan suatu aktivitas
khusus dan keahlian atau kecakapan karyawan dalam
aktivitas yang berkaitan dengan prosedur, proses,
metode, dan tekhnik.
24
2. Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial merupakan kecakapan
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
pengorganisasian, perencanaan, pemonitoran,
pengkoordinasian, penilaian dan lain sebagainya.
3. Kemampuan Konseptual
Kemampuan konseptual merupakan kecakapan
sesorang untuk melihat dan mengetahui organisasi
secara keseluruhan.
4. Kemampuan Perilaku
Kemampuan perilaku merupakan kepandaian
seorang karyawan berhubungan dan berinteraksi dengan
orang lain.
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Menurut Robbins (2001) yang dikutip dalam Ardana (2009:
11) terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan yaitu:
1. Kemampuan Intelektual
Kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau
menjalankan kegiatan mental. Robbins mencatat 7
dimensi yang dapat membentuk kemampuan intelektual
yaitu:
a. Kecerdasan numerik yaitu kemampuan untuk
berhitung dengan cepat dan tepat.
25
b. Pemahaman verbal yaitu kemampuan untuk
memahami apa yang dibaca dan didengar.
c. Kecepatan perseptual yaitu kemampuan mengenal
kemiripan dan perbedaan visual dengan cepat dan
tepat
d. Penalaran induktif yaitu kemampuan mengenal
suatu urutan logis dalam satu masalah dan
pemecahannya.
e. Penalaran deduktif yaitu kemampuan
menggunakan logika dan menilai implikasi dari
suatu argumen
f. Visualisasi ruang yaitu kemampuan
membayangkan bagaimana suatu obyek akan
tampak seandainya posisi dalam ruang diubah.
g. Ingatan yaitu berupa kemampuan menahan dan
mengenang kembali pengalaman masa lalu.
2. Kemampuan Fisik
Kemampuan untuk melakukan tugas – tugas yang
menuntut kekuatan fisik, daya stamina, kecekatan,
ketangkasan dan keterampilan. Berikut sembilan
kemampuan dasar menurut Robbins dalam Ardana
(2009: 11) :
26
1. Kekuatan dinamis yaitu kemampuan untuk
menggunakan kekuatan otot secara berulang –
ulang selama beberapa saat
2. Kekuatan tubuh yaitu kemampuan menggunakan
kekuatan otot dengan menggunakan otot – otot
tubuh terutama menggunakan perut
3. Kekuatan Statik yaitu Kemampuan
menggunakan kekuatan terhadap objek luar
4. Kekuatan yaitu kemampuan menghabiskan
energi yang maksimal untuk melakukan kegiatan
yang menguras tenaga
5. Keluwesan extent yaitu kemampuan
menggerakkan otot tubuh terutama punggung
6. Keluwesan dinamis yaitu kemampuan
melakukan gerakan dengan cepat
7. Koordinasi tubuh yaitu kemampuan
mengkoordinasikan gerakan secara bersamaan
dari beberapa bagian tubuh
8. Keseimbangan yaitu kemampuan
mempertahankan keseimbangan meskipun
terdapat kekuatan – kekuatan yang mengganggu
9. Stamina yaitu kemampuan menggunakan tenaga
secara maksimal untuk mengerjakan sesuatu.
27
3. Keterlibatan Kerja
a. Definisi Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja menurut Robbins & Coulter (2012:377)
merupakan tingkat identifikasi karyawan terhadap pekerjaannya,
seorang karyawan secara aktif berpartisipasi dalam pekerjaanya, dan
menganggap kinerjanya didalam pekerjaaannya sangat berharga
untuk kebaikan dirinya sendiri.
Keterlibatan kerja menurut Istijanto (2005 : 97) merupakan
karyawan mempunyai keterlibatan atau partisipasi yang tinggi
kepada pekerjaannya yang ditandai dengan kepedulian yang tinggi
dari karyawan terhadap pekerjaannya, karyawan secara psikologis
memiliki perasaan terikat terhadap pekerjaannya dan mempunyai
keyakinan kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
Keterlibatan kerja menurut Khaerul Umam (2010: 81)
merupakan derajat atau tingkatan seseorang secara psikologis dan
mengartikan bahwa pekerjaan merupakan hal penting bagi dirinya
dan menganggap prestasi dan tingkat kinerjanya merupakan harga
diri yang sangat penting baginya.
Keterlibatan kerja menurut Hiriyappa (2009: 134)
merupakan tingkatan sampai sejauh mana seseorang
mengidentifikasi atau mengenali dirinya dan pekerjaannya serta
secara aktif berpartisipasi atau terlibat didalamnya dan menganggap
28
tingkat kinerjanya penting dan merupakan keberhargaan dari
dirinya. Tingkat partisipasi atau keterlibatan yang tinggi dalam suatu
organisasi akan membuat tingkat ketidak hadiran dan pengunduran
diri karyawan rendah, sedangkan partisipasi atau keterlibatan kerja
yang rendah dalam suatu organisasi akan membuat ketidak hadiran
dan angka pengunduran diri karyawan meningkat.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keterlibatan
kerja merupakan tingkatan keterlibatan atau partisipasi seseorang
terhadap pekerjaannya dengan rela memberikan tenaga, energi serta
waktunya untuk pekerjaannya dan menganggap bahwa pekerjaannya
merupakan hal yang menggambarkan dirinya serta harga dirinya dan
menganggapnya sangat penting.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Kerja
Terdapat dua faktor yang dapat digunakan untuk melihat
keterlibatan kerja seseorang didalam suatu organisasi. Menurut
Robbins & Coulter (2012:382) keterlibatan kerja berhubungan
dengan faktor pribadi dan faktor organisasi yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Faktor Pribadi
Karakteristik pribadi seseorang sangat penting dalam
keterlibatan kerja yang meliputi diantaranya : jenis kelamin, usia,
pendidikan, lama kerja, kebutuhan berkembang, dan
keyakinannya dalam etos kerja.
29
2. Faktor Organisasi
Faktor faktor yang berkaitan dengan tingkah laku dari
seorang pemimpin dan juga proses pengambilan keputusan yang
dilakukan seorang pemimpin yang mempunyai hubungan dengan
keterlibatan kerja. Komitmen organisasi yang tinggi merupakan
proses dari pekerjaan, kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan, dan sikap yang positif terhadap suatu kelompok
kerja akan memberikan performa atau prestasi yang baik dalam
pekerjaannya.
c. Indikator Keterlibatan Kerja
Terdapat 6 indikator yang digunakan untuk mengukur tinggi
rendahnya keterlibatan kerja menurut Istijanto (2005 : 99) yaitu :
1. Aktif Berpartisipasi
Aktif berpartisipasi didalam sebuah pekerjaan menunjukkan
keikutsertaan yang tinggi dan perhatian tehadap pekerjaannya.
2. Mengutamakan Pekerjaan
Seorang individu menunjukkan bahwa pekerjaannya adalah
yang utama dan diprioritaskan dan akan terus berusaha yang
terbaik dalam menyelesaikan pekerjaannya dan individu tersebut
menganggap bahwa pekerjaannya merupakan hal yang menarik
di dalam kehidupannya dan patut untuk diutamakan.
3. Pekerjaan Merupakan Harga Diri
30
Seorang karyawan melihat pekerjaannya sebagai sesuatu
yang sangat penting bagi dirinya dan karyawan tersebut
mengganggap bahwa pekerjaannya merupakan harga dirinya.
4. Keterlibatan Mental dan Emosi
Keterlibatan di dalam sebuah pekerjaan tidak hanya terkait
dengan keterlibatan kegiatn fisik tetapi juga keterlibatan mental
dan emosional didalam sebuah pekerjaan.
5. Motivasi
Motivasi yang didapat oleh karyawan dari manajer berupa
dorongan untuk terjun dan terlibat secara langsung didalam
pekerjaan.
6. Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang karyawan terhadap pekerjaan yang
terdapat didalam suatu perusahaan yang harus diselesaikan
secara individu maupun kelompok.
C. Hubungan Antar Variabel
Dalam penelitian ini terdapat hubungan pada setiap variabel, yaitu :
1. Hubungan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Kemampuan kerja seseorang merupakan hal penting yang harus
dimiliki seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya, jika seseorang
mempunyai kemampuan kerja yang baik maka kinerjanya di dalam
suatu organisasi juga baik. Menurut Robbins dan Judge (2008: 57)
tingkat kinerja karyawan sangat bergantung pada kemampuan kerja
31
karyawan itu sendiri seperti dari tingkat pengetahuan, pengalaman dan
pendidikannya, yang berarti dimana kemampuan seorang pegawai
tinggi maka akan berpengaruh positif terhadap kinerjanya dan apabila
seorang karyawan yang memiliki tingkat pengetahuan, pengalaman dan
pendidikan yang rendah maka akan berpengaruh negatif terhadap
kinerjanya. Hal ini diperkuat oleh penelitian Askolani dan Machdalena
(2012) dengan hasil penelitian bahwa kemampuan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Hubungan Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Keterlibatan kerja merupakan partisipasi atau keterlibatan
karyawan yang berhubungan dengan tugas dan pekerjaan di dalam
suatu organisasi. Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan
suatu keputusan didalam suatu organisasi maka karyawan juga akan
mempunyai rasa tanggung jawab dan merasa turut andil dalam
kemajuan organisasi yang ia ada di dalamnya. Dengan tingkat
keterlibatan kerja yang tinggi dalam suatu organisasi maka kinerjanya
juga semakin tinggi dan karyawan akan merasa puas karena dengan
keterlibatan kerjanya mereka merasa bahwa seorang karyawan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu organisasi dan
tentunya kemajuan organisasi tidak lepas dari kinerja karyawan itu
sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Hiriyappa (2009:
134) apabila karyawan mempunyai keterlibatan atau partisipasi yang
tinggi kepada pekerjaannya yang ditandai dengan kepedulian yang
32
tinggi dari karyawan terhadap pekerjaannya,maka karyawan secara
psikologis memiliki perasaan terikat terhadap pekerjaannya dan
mempunyai keyakinan kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini diperkuat oleh penelitian
Irawan, Widiana, dan Iman (2017) dengan hasil penelitian bahwa
keterlibatan kerja berpengaruh secara dominan terhadap kinerja
karyawan.
3. Hubungan Kemampuan Kerja dan Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan
Dalam sebuah organisasi kinerja karyawan merupakan hal yang
sangat penting untuk kelangsungan dan kemajuan dari organisasi
tersebut. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh kemampuan kerja.
Kemampuan seseorang merupakan sesuatu yang diperoleh dari lahir
dan juga dapat dipelajari. Hal ini selaras dengan pendapat Soelaiman
(2007: 112) bahwa kemampuan adalah sifat yang dibawa dari lahir atau
dipelajari yang dapat memungkinkan seseorang menyelesaikan tugas
dan pekerjaannya baik secara fisik maupun secara mental. Kemampuan
mempunyai peran yang sangat penting dalam perilaku dan juga kinerja
seseorang dalam sebuah organisasi. Hal ini diperkuat oleh penelitian
Aprilia (2018) dengan hasil penelitian bahwa kemampuan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
Selain itu kinerja karyawan juga dapat dipengaruhi oleh
keterlibatan kerja, karena di dalam suatu organisasi suatu tugas,
33
pekerjaan dan tujuan dari organisasi tersebut tidak akan selesai dan
tercapai tanpa adanya keterlibatan dari karyawan, dan keterlibatan
karyawan juga tidak terpisahkan dari kinerja seorang karyawan itu
sendiri. Karena sebagian karyawan beranggapan bahwa kinerjanya
dalam sebuah organisasi merupakan cerminan dari dirinya dan juga
merupakan harga dirinya. Hal ini selaras dengan pernyataan menurut
Umam (2010: 81) bahwa keterlibatan kerja merupakan derajat atau
tingkatan seseorang secara psikologis dan mengartikan bahwa
pekerjaan merupakan hal penting bagi dirinya dan menganggap prestasi
dan tingkat kinerjanya merupakan harga diri yang sangat penting
baginya. Hal ini diperkuat oleh penelitian Dewi dan Pristiyono (2016)
dengan hasil penelitian bahwa keterlibatan kerja paling dominan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir atau kerangka konseptual menurut Sugiyono (2015:
91) adalah model tentang bagaimana sebuah teori berhubungan dengan
beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori diatas, maka kerangka pikir
yang dapat disusun oleh peneliti yaitu menggambarkan tentang “ Pengaruh
Kemampuan Kerja dan Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di
Dinas Pariwisata Kota Batu”.
Kerangka pikir memperlihatkan suatu konsep pikiran dari peneliti
berdasarkan rumusan masalah sehingga pembahasan yang dilakukan lebih
34
mudah di pahami dan diketahui. Kerangka pikir dari penelitian ini
berdasarkan beberapa teori dari ahli dan berdasarkan penelitian terdahulu
yang digunakan untuk menunjang dan mempermudah alur pemikiran dalam
penelitian ini.
Kemampuan (Ability) merupakan hal utama yang dibutukan
seseorang untuk mempermudah melakukan tugas dan pekerjaannya dalam
suatu organisasi. Hal ini selaras dengan pernyataan menurut Simamora
(2004: 337) bahwa kemampuan kerja adalah kesanggupan seseorang untuk
menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah diberikan dan sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya terhadap organisasi sehingga
tujuan dari suatu organisasi dapat tercapai secara efisien dan juga efektif.
Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Keterlibatan kerja karyawan juga merupakan hal yang penting dalam
melakukan suatu tugas dan pekerjaan dalam suatu organisasi, karena tanpa
keterlibatan karyawan maka tugas dan pekerjaan dalam suatu organisasi
tidak akan selesai. Hal ini selaras dengan pernyataan Istijanto (2005 : 97)
bahwa keterlibatan kerja adalah suatu proses partisipasi yang menggunakan
seluruh kapasitas dari seorang karyawan dan dirancang untuk mendorong
peningkatan komitmen dari karyawan untuk kesuksesan suatu organisasi
ataupun perusahaan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
35
Berdasarkan teori diatas maka kerangka pikir yang terbentuk dari
penelitian ini seperti gambar dibawah ini :
Gambar 2.1. Hubungan kemampuan kerja dan keterlibatan
kerja terhadap kinerja karyawan.
H1
H3
H2
Berdasarkan pemaparan kerangka pikir diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh kemampuan kerja
serta keterlibatan kerja. Apabila dilihat dari indikator dari kemampuan kerja
menurut Rao (2000) dapat ditarik hipotesa bahwa kemampuan dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Sementara indikator keterlibatan kerja
menurut Istijanto (2005) salah satunya aktif berpartisipasi dapat
mempengaruhi kinerja karyawan.
Keterlibatan Kerja (X2)
X2.1 Aktif Berpartisipasi
X2.2 Mengutamakan Pekerjaan
X2.3 Pekerjaan Merupakan Harga Diri
X2.4 Keterlibatan Mental & Emosi
X2.5 Motivasi
X2.6 Tanggung Jawab
Kemampuan Kerja (X1)
X1.1 Kemampuan Tekhnis
X1.2 Kemampuan Manajerial
X1.3 Kemampuan Konseptual
X1.4 Kemampuan Perilaku
Kinerja Karyawan (Y)
Y1 Kualitas
Y2 Kuantitas
Y3 Ketepatan Waktu
Y4 Efektifitas
Y5 Kemandirian
36
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja seperti
kemampuan tekhnis, manajerial, konseptual dan perilaku sangat
mempengaruhi kinerja karyawan, apabila kemampuan kerja nya baik maka
kinerja dari karyawan akan semakin baik dan apabila tingkat partisipasi
seorang karyawan tinggi maka kinerja seorang karyawan yang salah satunya
terdiri dari kualitas dan kuantitas yang dihasilkan juga akan semakin baik
sesuai dengan indikator menurut Robbins (2006).
E. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2015: 96) merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian dan
harus diuji kebenarannya, rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian
ini dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan
masalah dan berlandasan penelitian terdahulu maka peneliti menyimpulkan
hipotesis sementara dari penelitian ini seperti dibawah ini :
H1 : Kemampuan Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja
Karyawan
Menurut pendapat Robbins dan Judge (2008: 57) bahwa
kemampuan kerja seseorang yang terdiri dari kemampuan fisik dan
kemampuan intelektual berguna untuk menyelesaikan berbagai tugas
sehingga kinerja dari seseorang di dalam perusahaan akan semakin baik.
Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Aprilia (2018) yang hasil
penelitiannya yaitu Kemampuan kerja berpengaruh signifikan terhadap
37
kinerja karyawan dan penelitian dari Ramadhan & Darmawan (2018) yang
hasil penelitiannya yaitu Kemampuan kerja secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan
H2 : Keterlibatan Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja
Karyawan
Menurut pendapat Robbins (2001: 91) Keterlibatan kerja merupakan
bentuk partisipasi atau keterlibatan yang tinggi dari seorang karyawan
terhadap pekerjaannya dalam suatu organisasi dan karyawan tersebut
mempunyai rasa peduli yang tinggi terhadap pekerjaannya. Keterlibatan
merupakan hal yang penting untuk mengukur kinerja karyawan, apabila
seseorang mempunyai partisipasi yang tinggi dalam dalam suatu organisasi
atau perusahaan maka kinerja nya juga akan semakin baik, apabila seorang
karyawan partisipasi nya rendah dalam sebuah organisasi atau perusahaan
maka kinerja juga akan semakin rendah.
Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Dewi dan Pristiyono (2016)
hasil dari penelitiannya yaitu Secara parsial variabel keterlibatan kerja
paling dominan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dan penelitian dari Logahan & Aesaria (2014) hasil dari
penelitiannya yaitu keterlibatan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
38
H3 : Kemampuan Kerja dan Keterlibatan Kerja Berpengaruh Positif
Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut Zainal (2014) Kinerja merupakan perilaku nyata setiap
orang yang telah ditampilkan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sesuai dengan tugas dan perannya dalam perusahaan. Kinerja
karyawan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam upaya
mencapai tujuan dari perusahaan dan kinerja karyawan juga ditunjang atau
dipengaruhi oleh kemampuan serta keterlibatan kerja dari karyawan itu
sendiri.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Meidianwar, Margono, dan Djumadi
(2014) dengan hasil penelitian kemampuan kerja secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan penelitian
Setiani (2011) dengan hasil penelitian keterlibatan kerja secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.