bab ii tinjauan pustaka a. 1. tinjauan tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/asih arum sari bab...

11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sukun 1. Tinjauan Tanaman Sukun Sukun termasuk dalam genus Artocarpus famili (moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di daerah panas dan lembab di kawasan Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daunnya lebar, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar, dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 3 kg (Mustafa, 1998). Sukun memiliki nama yang berlainan di daerahdaerah di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sukun merupakan buah yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari penduduk Nusantara. Misalnya di Aceh orang menyebut sukun dengan nama sakon, di Batak menyebutnya dengan hatopul, di Madura sokon, dan di Makasar makara (Angkasa dan Nazaruddin, 1994). 2. Kandungan Gizi dan Kimia Sukun Kandungan gizi buah sukun cukup banyak, di antaranya terdapat kandungan karbohidrat, protein, dan lemak, vitamin B1 dan B2, vitamin C, kalsium, fosfor, dan zat besi (Angkasa dan Nazaruddin, 1994). Kandungan seratnya juga cukup tinggi sehingga baik untuk sistem pencernaan (Muchtadi, 2009). Daun tanaman sukun mengandung beberapa zat berkhasiat seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, ribofalvin, henol. Daun tanaman ini juga mengandung quercetin, champorol dan artoindonesianin. Dimana artoindonesianin dan quercetin adalah kelompok senyawa dari flavonoid. 3 Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Upload: hoangxuyen

Post on 17-Sep-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Sukun

1. Tinjauan Tanaman Sukun

Sukun termasuk dalam genus Artocarpus famili (moraceae)

yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di

daerah panas dan lembab di kawasan Asia Tenggara dan Kepulauan

Pasifik. Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya

mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua

bagian tanaman bergetah encer. Daunnya lebar, bercanggap menjari,

dan berbulu kasar. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar,

dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 – 3 kg

(Mustafa, 1998).

Sukun memiliki nama yang berlainan di daerah–daerah di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sukun merupakan buah yang

tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari penduduk Nusantara.

Misalnya di Aceh orang menyebut sukun dengan nama sakon, di

Batak menyebutnya dengan hatopul, di Madura sokon, dan di Makasar

makara (Angkasa dan Nazaruddin, 1994).

2. Kandungan Gizi dan Kimia Sukun

Kandungan gizi buah sukun cukup banyak, di antaranya

terdapat kandungan karbohidrat, protein, dan lemak, vitamin B1 dan

B2, vitamin C, kalsium, fosfor, dan zat besi (Angkasa dan

Nazaruddin, 1994). Kandungan seratnya juga cukup tinggi sehingga

baik untuk sistem pencernaan (Muchtadi, 2009).

Daun tanaman sukun mengandung beberapa zat berkhasiat

seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetilcolin, tanin,

ribofalvin, henol. Daun tanaman ini juga mengandung quercetin,

champorol dan artoindonesianin. Dimana artoindonesianin dan

quercetin adalah kelompok senyawa dari flavonoid.

3

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

4

3. Khasiat

Daun sukun efektif mengobati penyakit seperti liver, hepatitis,

pembesaran limpa, jantung, ginjal, tekanan darah tinggi, kencing

manis dan juga bisa untuk penyembuhan kulit yang bengkak atau

gatal-gatal. Sedangkan buah sukun memiliki manfaat yang besar

untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh, diantaranya adalah

peranan buah sukun dalam membantu sistem pencernaan, serta

menguatkan pertumbuhan tulang dan gigi (Ahmad, 2012).

4. Penelitian yang sudah ada

Penelitian terhadap tanaman sukun dan familinya telah banyak

dilakukan dan menunjukkan potensi besar terhadap kesehatan,

diantaranya batang dari sukun berkhasiat sebagai anti inflamasi dan

detoksifikasi (Wei et al., 2005). Studi in vitro dan in vivo yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa senyawa-senyawa flavonoid dari

ekstrak daun sukun berpotensi sebagai obat kardiovaskular. Pengujian

in vitro dengan menggunakan 3 sel model, yaitu sel U937-derived foam

cells dan sel endotel yang terlibat dalam patogenesis atherosclerosis

serta sel cardiomyocytes, menunjukkan bahwa total flavonoid dari

fraksi etil asetat daun sukun mempunyai aktivitas sitoprotektif terhadap

sel-sel tersebut (Umar et al., 2007). Karakteristik dan pengujian

aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah sukun (Artocarpus communis).

Hasil karakteristik menunjukan ekstrak etanol buah sukun mengandung

komponen utama senyawa dietil ftalat dngan kemiripan 93% waktu

retensi 14,592, rumus molekul C12H14O4 dan berat molekul 222.

Ekstrak etanol buah sukun memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50

sebesar 121,96ppm (Sukandar et al, 2013). Pemberian ekstrak daun

sukun dapat mempengaruhi terjadinya degenerasi sel-sel, baik

padabagian tubuh dan glomerulus ginjal setelah pemberian aloksan

(Mu’nisa, 2011).

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

5

C. Diuresis

1. Pengertian diuretik

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran

kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Fungsi utama

ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan

semua zat asing dan sisa pertukaran zat dari dalam darah. Sehingga

darah mengalami filtrasi, dimana semua komponennya melintasi

saringan ginjal kecuali zat putih telur dan sel-sel darah. Setiap ginjal

mengandung lebih kurang satu juta filter kecil ini (glomeruli), dan

setiap 50 menit (Ca 5 liter telah dimurnikan dengan melewati saringan

tersebut). Fungsi penting yang lainnya adalah meregulasi kadar garam

dan cairan tubuh (Tjay dan Rahardja, 2002).

Walaupun kerjanya pada ginjal, diuretik bukan ”obat ginjal”,

artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau menyembuhkan

penyakit ginjal, demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika

diperlukan dialisis, tidak akan dapat ditangguhkan dengan penggunaan

senyawa ini. Beberapa diuretik pada awal pengobatan justru

memperkecil ekskresi zat-zat penting urin dengan mengurangi laju

filtrasi glomerulus sehingga akan memperburuk insufisiensi ginjal

(Mutschler, 1991).

Dengan demikian obat yang dapat digunakan secara terapetik

hanyalah yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi gerakan

air dan elektrolit dalam organisme. Pengaruh terhadap proses transport

hanya seakan-akan saja khas terhadap ginjal. Karena konsentrasi

diuretik pada saat melewati nefron meningkat dengan hebat, maka

efeknya pada ginjal (efek diuretika) dibandingkan efek pada organ lain

lebih dominan. Jika pada peningkatan ekskresi air terjadi juga

peningkatan garam-garam, maka diuretika ini dinamakan saluretika atau

natriuretika (diuretik dalam arti sempit) (Mutschler,1991).

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

6

2. Mekanisme Kerja Diuretik

Kebanyakan diuretik bekerja dengan mengurangi reaksorbsi

natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan demikian juga dari

air diperbanyak. Obat-obat diuretika biasanya bekerja khusus terhadap

tubuli, tetapi juga di tempat lain, yakni:

a) Tubuli proksimal

Garam reabsorbsi secara aktif (70%), antara lain Na+ dan air,

begitu pula glukosa dan ureum. Reabsorbsi berlangsung secara

proporsional sehingga susunan filtrat tidak berubah dan tetap

isotonis terhadap plasma. Diuretik osmosis (manitol, sorbitol)

bekerja disini dengan merintangi reabsorpsi air dan natrium (Tjay

dan Rahardja, 2002).

b) Lengkungan Henle

Di bagian menaik lengkungan Henle ini 2,5% dari semua Cl-

yang telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan

reabsorpsi pasif dari Na+ dan K

+, tetapi tanpa air hingga filtrat

menjadi hipotonis. Diuretik lengkungan (furosemid, bumetamida,

etakrinat) bekerja dengan merintangi transport Cl- dan demikian

reabsorpsi Na+, pengeluaran K

+ dan air diperbanyak (Tjay dan

Rahardja, 2002).

c) Tubuli Distal

Di bagian pertama tubuli ini, Na+ direabsorpsi secara aktif

tanpa air hingga difiltrat menjadi lebih cair dan hipotonis. Senyawa

tiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini. Dibagian kedua segmen

ini, ion Na+ ditukarkan dengan ion K

+ atau NH4

+ proses ini

dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis

aldosteron (spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorid

dan triamteren) bekerja disini (Tjay dan Rahardja, 2002).

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

7

d) Saluran pengumpul

Hormon antidiuretik ADH (vasopressin) hipofise bertitik

kerja di sini dengan jalan mempengaruhi permeabilitas bagian air

dari sel-sel saluran ini (Tjay dan Rahardja, 2002). Diuretik selain

memperbanyak pengeluaran air juga dapat menambah pengeluaran

elektrolit. Maka diuretik dapat menyebabkan gangguan

keseimbangan elektrolit dan air. Secara umum diuretik dapat di bagi

menjadi dua golongan besar yaitu diuretik osmotik dan penghambat

transport elektrolit di tubuli ginjal. (Ganong, 1989).

3. Golongan Diuretik

Berdasarkan mekanisme kerjanya, diuretik diklasifikasikan

menjadi lima golongan yaitu :

a) Diuretik osmotik

Diuretik osmotik adalah senyawa yang dapat meningkatkan

ekskresi urin dengan mekanisme kerja berdasarkan perbedaan

tekanan osmosa. Diuretik merupakan natriuretik, dapat

meningkatkan ekskresi natrium dan air.

Diuretik osmotik merupakan zat bukan elektrolit yang mudah

dan cepat di ekskresi oleh ginjal. Suatu zat bertindak sebagai diuretik

osmotik apa bila memenuhi 4 syarat : (1) difiltrasi secara bebas oleh

glomerolus; (2) tidak atau hanya seikit direabsorbsi oleh tubuli

ginjal; (3) secara farmakologis merupakan zat yang inert; (4) resisten

terhadap perubahan metabolik. Dengan sifat maka diuretik osmotik

dapat diberikan dalam jumlah besar sehingga turut menentukan

derajat osmolaritas plasma, filtrat glomerolus, dan cairan tubuli

(Ganiswara, 2003)

Efek samping diuretik osmotik antara lain : gangguan

keseimbangan elektrolit, dehidrasi, mata kabur, nyeri kepala dan

takikardia. Contoh : manitol, digunakan jika turunan thiazid sudah

tidak efektif lagi (Siswandono dan Soejardjoo, 2000).

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

8

b) Diuretik penghambat karbonik anhidrase

Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalis

CO2+H2O ↔ H2CO3. Enzim ini terdapat dalam sel korteks renali,

pankreas, mukosa lambung, eritrosit, SSP, tetapi tidak terdapat

dalam plasma. Mekanisme karbonik anhidrase yaitu dengan

menghambat reaksi pembentukan H+ dan HCO3¯ dalam sel tubuli

sehingga sekresi H+ berkurang sehingga pertukaran Na+ oleh H+

terhambat. Hal ini menyebablan meningkatnya ekskresi bikarbonat,

Na+ K+ melalui urine sehingga urine menjadi alkalis. Bertambahnya

ekskresi kalium disebabkan oleh pertukaran Na+ dengan K+ menjadi

lebih aktif, menggantikan pertukaran dengan H+. Meningkatnya

ekskresi elektrolit menyebabkan bertambahnya ekskresi air

(Ganiswara, 2003).

Contoh obatnya : asetazolamid, diklorfenamid.

c) Diuretik kuat

Diuretik kuat bekerja dengan menghambat reabsorbsi

elektrolit. Secara umum diuretik kuat mempunyai mula kerja dan

lama kerja yang lebih pendek dari thiazid. Hal ini ditentukan oleh

faktor farmakokinetik dan adanya mekanisme kompensasi.

Mekanisme kerja obat diuretik kuat yaitu meningkatnya

ekskresi K⁺ dan kadar asam urat plasma. Ekskresi Ca⁺ dan Mg⁺ ⁺

juga ditingkatkan sebanding dengan meningginya ekskresi Na⁺ .

Diuretik kuat meningkatkan asam yang dapat dititrasi dengan

ammonia yang berefek pada nefron dan merupakan penyebab

terjadinya alkalosis metabolik (Ganiswara, 2003)

Contoh obat diuretik kuat : Furosemid, Bumetamid, Asam

etakrinat. Ketiga obat tersebut mempunyai daya hambat enzim

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

9

karbonik anhidrase karena merupakan derivate sulfanamid

(Ganiswara, 2003)

d) Diuretik hemat kalium

Yang tergolong kelompok ini adalah antagonis aldosteron,

triamteren, dan amilorid. Aldosteron merupakan mineralokortikoid

endogen yang paling kuat. Peranan utama aldosteron ialah

memperbesar reabsorbsi natrium dan klorida ditubuli serta

memperbesar ekskresi kalium. Mekanisme kerja antagonis

aldosteron adalah penghambatan kompetitif terhadap aldosteron.

Dengan pemberian antagonis aldosteron, reabsorbsi Na⁺ di tubuli

distal dan duktus kologentes dikurangi, dengan demikian ekskresi

K⁺ berkurang. Treamteren dan amilorid memperbesar eksresi

natrium dan klorida, sedangkan ekresi kalium berkurang (Ganiswara,

2003)

e) Benzotiazid

Efek farmakodinamik tiazid ialah mempertinggi ekskresi

Na⁺ , Cl⁻ , dan air. Efek ini disebabkan oleh penghambatan

mekanisme reabsorbsi elektrolit pada tubuli ginjal. Tiazid dapat

menurunkan tekanan darah penderita hipertensi bukan saja karena

efek diuretik tetapi juga efek langsung terhadap artiola sehingga

terjadi vasodilatasi. (Ganiswara, 2003)

f) Diuretik Pembentukan Asam

Diuretik pembentuk asam adalah senyawa anorganik yang

dapat menyebabkan urin bersifat asam dan mempunyai efek diuretik.

Efek diuretik yang ditimbulkan dari senyawa ini lemah dan

menimbulkan asidosis sistemik

Efek samping senyawa ini antara lain : iritasi lambung,

penurunan nafsu makan, mual, asidosis dan ketidaknormalan fungsi

ginjal. Contoh : ammonium klorida, ammonium nitrat dan kalsium

klorida (Soekarjo dan Siswandono, 2000)

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

10

g) Diuretik merkuri organik

Diuretik merkuri organik adalah saluretik karena dapat

menghambat absorbsi kembali ion Na⁺ , Cl⁻ , dan air. Penggunaan

diuretik ini tidak menimbulkan hipokalemi, tidak mengubah

keseimbangan elektrolit dan tidak mempengaruhi metabolisme

karbohidrat dan asam urat.

Efek samping senyawa ini antara lain: iritasi lokal,

menimbulkan nekrosis jaringan dan menimbulkan reaksi sistematik

yang berat sehingga sekarang jarang digunakan sebagai diuretik

(Soekarjo dan Siswandono, 2000)

4. Pengobatan dengan diuretik

a) Keadaan dengan edema

Alasan yang paling lazim dari penggunaan diuretik adalah

menurunkan edema atau paru yang terjadi sebagai hasil dari

penyakit pada jantung, ginjal atau abnormalitas cairan. Semua

diuretik dapat digunakan untuk keadaan udema. Keadaan dengan

udema yang dapat diatasi dengan diuretik antara lain:

1. Gagal ginjal

Cara kerja diuretik pada gagal jantung adalah dengan

menurunkan retensi garam dan air yang karenanya menurunkan

preload vemtrikuler. Edema yang berkaitan dengan gagal

jantung biasanya menggunakan diuretik loop. Pada beberapa

keadaan, retensi air dan garam dapat menjadi sangat berat

sehingga diperlukan kombinasi tiazid dan diuretik loop.

2. Penyakit ginjal

Penderita penyakit ginjal yang mengarah ke sindrom

nefrotik sering menimbulkan masalah yang komplek dalam

pengaturan volume. Pada pasien tersebut, penggunaan diuretik

dapat semakin menurunkan volume plasma sehingga

mengganggu laju filtrasi glomerilus dan menyebabkan hipotensi

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

11

ortostatik. Diuretik loop sering merupakan obat pilihan terbaik

dalam pengobatan edema yang terkaut dengan gagal ginjal.

Namun pada penggunaan diuretik berlebihan dapat

menyebabkan penurunan fungsi ginjal.

3. Sirosis hati

Penyakit hati sering diikuti dengan edema dan asites

yang erat hubungannya dengan peningkatan tekanan hidrostatik

portal dan penurunan tekanan onkotik plasma. Penggunaan

kombinasi diuretik loop dan antagonis reseptor aldosteron dapat

bermanfaat pada beberapa penderita.

4. Edema idiopatik

Walaupun telah diteliti secara intensif, patofisiologi

gangguan ini (edema dan retensi garam yang berfluktuasi) masih

belum jelas. Beberapa penelitian, tapi tidak semua, menyatakan

bahwa penggunaan diuretic intermiten dapat ikut berperan

dalam sindrom ini. Edema idiopatik sebaiknya hanya ditangani

melalui pembatasan garam ringan saja (Bertram at el, 2010)

b) Keadaan tanpa edema

1. Hipertensi

Teorinya, kerja tiazid sebagai diuretik dan vasodilator

ringan bermanfaat mengobati semua penderita hipertensi

esensial, dan juga bermanfaat bagi sebagian besar penderita

lainnya. Diuretik juga berperan penting bagi pasien yang

memerlukan berbagai macam obat untuk mengontrol tekanan

darah. Diuretik meningkatkan efektivitas berbagai obat,

terutama penghambat ACE. Pasien yang diobati menggunakan

vasodilator kuat, seperti hidralazin atau minoksidil, biasanya

memerlukan penggunaan bersama diuretik karena vasodilator ini

menyebabkan retensi garamdan air yang bermakna.

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

12

2. Nefrolitiasis

Banyak pasien yang menderita batu ginjal menunjukan

defek dalam reabsorpsi Ca2+ di tubulus proksimal yang

menyebabkan hiperkalsiuria. Gangguan ini dapat diobati

menggunakan diuretic tiazid.

3. Hiperkalsemia

Hiperkalsemia dapat merupakan suatu kedaruratan

medis. Karena menurunkan reabsorpsi Ca2+, diuretik cukup

efektif menimbulkan dieresis Ca2+. pengobatan yang biasa

dilakukan adalah dengan memberikan infuse normal saline dan

furosemid (80-120 mg) intravena.

4. Diabetes insidious

Diabetes insidious dapat terjadi akibat defisiensi

produksi ADH ( diabetes insipidus neurogenik atau sentral) atau

akibat respon terhadap ADH yang tidak adekuat. Diuretik tiazid

dapat menurunkan poliuria dan polidipsia pada kedua tipe

diabetes insipidus.

5. Efek samping penggunaan diuretik

1. Otoksisitas

Tiazid dan diuretik loop dapat menyebabkan reaksi kulit dan nefritis

interstitial. Diuretik loop dapat menyebabkan otoksisitas, biasanya

pada pasien yang menerima dosis yang sangat tinngi.

2. Hiponatremia

Hiponatermia mudah terjadi pada penggunaan diuretik loop yang

bekerja ditubuli distal, keadaan ini akan lebih berat bila penderita

dianjurkan pantang garam tetapi bebas minum air.

3. Hiperkalsemia

Diuretik tiazid dapat meningkatkan kadar kalsium urin sehingga

dapat menyebabkan hiperkalsemia.

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Tinjauan Tanaman …repository.ump.ac.id/2415/3/ASIH ARUM SARI BAB II.pdf · reabsorpsi Na+, pengeluaran K+ dan air diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002)

13

4. Hiperkalemia

Diuretik hemat kalium jika dikombinasi dengan obat golongan

inhibitor angiotensin converting enzim dapat menyebabkan

hiperkalemia. Oleh karena itu golongan obat ini tidak boleh

diberikan pada penderita gagal ginjal.

5. Hiperurisemia

Diuretic loop dapat menyebabkan hiperurisemia dan peningkatan

kadar asam urat. Hal ini disebabkan oleh hipovolemia yang terkait

dengan peningkatan reabsorpsi asam urat di tubulus proksimal. Hal

ini dapat dihindari dengan menggunakan dosis yang lebih rendah.

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014