bab ii tinjauan pustaka 2.1 tanaman nilam 2.1.1. deskripsi …repository.ump.ac.id/5179/3/arum...

22
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman nilam 2.1.1. Deskripsi Tanaman Nilam Tanaman nilam merupakan tanaman rempah-rempah aromatik berbentuk herba atau perdu. Tanaman tersebut berbau harum dengan batang hampir seluruhnya berbentuk segi empat. Cabang sisi dan daun kebanyakan melintang berhadapan, sering juga dijumpai berkarang. Daun tanaman nilam tanpa daun penumpu dan bunga dalam anak payung yang rapat, biasanya berhadapan dan kadang-kadang bunga dalam bongkol. Bunga kebanyakan berkelamin 2 dan zigomorf. Kelopak berdaun lekat, sering bergigi 5, berlekuk 5 dan kadang-kadang berbibir 2. Mahkota hampir seluruhnya berjumlah 5 dan berbibir 2. Memiliki benang sari yang berjumlah 4. Bakal buah beruang 2, dengan 2 bakal biji tiap ruang, kemudian beruang 4 dan berbagi 4 dengan tangkai putik antara bagian itu. Buah belah terpecah dalam 4 bagian yang berbiji 1 (van Steenis, 2008). Kedua permukaan daunnya kasar, dengan tepi daun bergerigi, panjang daun 10 cm 12 cm. tangkai daun 0,8 cm, batang terbentuk padat, bengkak pada bagian simpul. Duri palsu 2,5 cm -14 cm, kelopak 5 6,5 cm, korolla 6 9 cm, bercak putih berwarna violet pada semua segmen, vilamen berwarna violet (Backer & van den Brink, 1965). 6 Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman nilam

2.1.1. Deskripsi Tanaman Nilam

Tanaman nilam merupakan tanaman rempah-rempah aromatik berbentuk

herba atau perdu. Tanaman tersebut berbau harum dengan batang hampir

seluruhnya berbentuk segi empat. Cabang sisi dan daun kebanyakan melintang

berhadapan, sering juga dijumpai berkarang. Daun tanaman nilam tanpa daun

penumpu dan bunga dalam anak payung yang rapat, biasanya berhadapan dan

kadang-kadang bunga dalam bongkol. Bunga kebanyakan berkelamin 2 dan

zigomorf. Kelopak berdaun lekat, sering bergigi 5, berlekuk 5 dan kadang-kadang

berbibir 2. Mahkota hampir seluruhnya berjumlah 5 dan berbibir 2. Memiliki

benang sari yang berjumlah 4. Bakal buah beruang 2, dengan 2 bakal biji tiap

ruang, kemudian beruang 4 dan berbagi 4 dengan tangkai putik antara bagian itu.

Buah belah terpecah dalam 4 bagian yang berbiji 1 (van Steenis, 2008).

Kedua permukaan daunnya kasar, dengan tepi daun bergerigi, panjang daun

10 cm – 12 cm. tangkai daun 0,8 cm, batang terbentuk padat, bengkak pada

bagian simpul. Duri palsu 2,5 cm -14 cm, kelopak 5 – 6,5 cm, korolla 6 – 9 cm,

bercak putih berwarna violet pada semua segmen, vilamen berwarna violet

(Backer & van den Brink, 1965).

6

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

7

7

2.1.2. Klasifikasi tanaman nilam

Menurut Cronquis ( 1981 ) tanaman nilam diklasifikasikan sebagai

berikut:

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Familia : Lamiaceae

Genus : Pogostemon

Species :Pogostemon cablin / Pogostemon heyneanus / Pogostemon

hortensis

2.1.3. Jenis-jenis tanaman nilam

Di Indonesia terdapat tiga jenis nilam yang dibudidayakan masyarakat

yaitu Pogostemon heyneanus (nilam Lhokseumawe), Pogostemon hortensis

(nilam Tapak tua), dan Pogostemon cablin (nilam Sidikalang) .

a. Pogostemon cablin ( nilam Sidikalang )

Nilam sidikalang merupakan tanaman introduksi yang diperkirakan berasal

dari Filipina atau semenanjung Malaysia, dan masuk ke Indonesia lebih dari

seabad yang lalu. Nama ilmiahnya Pogostemon cablin dan sinonimnya

Pogostemon metha. Nilam jenis ini jarang berbunga. Nilam sidikalang

mengandung sekitar 2,5-5 % minyak, sehingga banyak diminati oleh petani

maupun pasar (Nuryani 2006). Hasil pengujian seleksi ketahanan nilam terhadap

layu bakteri (Ralstonia solanacearum) menunjukkan bahwa varietas Sidikalang

lebih tahan terhadap layu bakteri dibanding Lhokseumawe dan Tapak Tuan

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

8

8

(Nasrun dkk. 2004). Varietas Sidikalang juga lebih tahan terhadap nematoda

(Mustika & Nuryani 2006). Namun, ketiga varietas nilam itu tidak tahan terhadap

penyakit budog (Wahyuno & Sukamto 2010).

b. Pogostemon heyneanus (Lhokseumawe )

Nilam jenis Pogostemon heyneanus sering juga dinamakan nilam jawa

atau nilam hutan berasal dari India, disebut juga nilam kembang karena dapat

berbunga. Kandungan minyaknya lebih rendah dari nilam sidikalang, yaitu

berkisar antara 0,5-1,5%. Oleh karena itu, nilam jenis ini kurang diminati oleh

petani meskipun bentuk tanamannya lebih besar dan rimbun dibanding nilam

Aceh. Namun, nilam Lhokseumawe lebih tahan terhadap penyakit layu bakteri

dan nematoda dibanding nilam Aceh. Wahyuno & Sukamto (2010) juga

melaporkan bahwa nilam Jawa tahan terhadap penyakit budog yang disebabkan

oleh jamur Synchytrium pogostemonis.

c. Pogostemon hortensis (Tapak Tuan)

Nilam Sabun (P. hortensis Backer) sering dipergunakan untuk mencuci

pakaian terutama kain jenis batik. Jenis nilam ini hanya memiliki kandungan

minyak sekitar 0,5-1,5%. Selain itu komposisi kandungan minyak yang dimiliki

tidak baik sehingga minyak dari jenis nilam ini tidak disukai (Mangun, 2002).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

9

9

Tabel 2.1 Deskripsi 3 Jenis Tanaman Nilam

Varietas Tapak Tuan Lhokseumawe Sidikalang

Asal Tinggi tan. (cm) Warna batang muda Warna batang tua Bentuk batang Percabangan Jumlah cab. primer Jumlah cab. sekunder Cabang primer (cm) Cabang sekunder (cm) Bentuk daun Pertulangan daun Warna daun Panjang daun (cm) Lebar daun (cm) Tebal daun (mm) Tangkai daun (cm) Jumlah daun/cabang primer Ujung daun Pangkal daun Tepi daun Bulu daun Terna segar (ton/ha) Minyak (kg/ha) Kadar minyak (%) Patchouli alkohol (%) Ketahanan Meloidogyne incognita Pratylenchus bracyurus Radhopolus similis Ralstonia

solanacearum

TapakTuan (NAD) 50,57-82,28 Ungu Hijau keunguan Persegi Lateral 7,30-24,48 18,80-25,70 46,24-65,98 19,80-45,31 Delta, bulat telur Menyirip Hijau 6,47-7,52 5,22-6,39 0,31-0,78 2,67-4,13 35,37-157,84

Runcing Rata, membulat Bergerigi ganda Banyak, lembut 41,51-103,05 234,89-583,26 2,07-3,87 28,69-35,90

Sangat rentan Sangat rentan Rentan Rentan

Lhokseumawe (NAD) 61,07-65,97 Ungu Ungu kehijauan Persegi Lateral 7,00-19,76 11,42-25,72 38,40-63,12 18,96-35,06 Delta, bulat telur Menyirip Hijau 6,23-6,75 5,16-6,36 0,31-0,81 2,66-4,28 48,05-118,62

Runcing Datar, membulat Bergerigi ganda Banyak, lembut 42,59-64,67 273,49-415,05 2,00-4,14 29,11-34,46

Rentan Agak rentan Rentan Rentan

Sidikalang (Sumut) 70,70-75,69 Ungu Ungu kehijauan Persegi Lateral 8,00-15,64 17,37-20,70 43,01-61,69 25,80-34,15 Delta, bulat telur Menyirip Hijau keunguan 6,30-6,45 4,88-6,26 0,30-4,25 2,71-3,34 58,07-130,43

Runcing Rata, membulat Bergerigi ganda Banyak, lembut 31,19-80,37 176,47-464,42 2,23-4,23 30,21-35,20

Agak rentan

Agak rentan

Agak rentan Toleran

Peneliti Y. Nuryani, Hobir, C. Syukur dan I. Mustika

Sumber : (Nuryani 2006)

2.1.4 Syarat tumbuh Tanaman Nilam

1. Tinggi Tempat

Nilam dapat tumbuh dan berkembang di dataran rendah sampai pada

dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Akan

tetapi, nilam akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada ketinggian

tempat antara 50 - 400 m dpl . (Nuryani dkk. 2005).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

10

10

2. Jenis Tanah

Tanah yang sesuai untuk tanaman nilam yaitu subur dan gembur, kaya

akan humus dan tidak tergenang air, bertekstur halus, kaya lumut, seperti Andosol

atau Latosol dengan kemiringan kurang dari 15° (Nuryani, 2006).

3. Keasaman tanah

Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti tanaman

herba lainnya, namun untuk memperoleh produksi yang maksimal diperlukan

kondisi yang sesuai untuk pertumbuhannya. Nilam dapat tumbuh dengan baik

pada kisaran pH antara 6 – 7 (Nuryani, 2006).

4. Suhu, Iklim dan Kelembaban

Kondisi ekologi yang sesuai dengan jenis tanaman, akan menyebabkan

tanaman tumbuh secara maksimal. Untuk tanaman nilam sendiri menghendaki

iklim sedang dengan suhu yang panas dan lembab. Suhu optimum untuk tanaman

nilam adalah 24 - 28° C dengan kelembaban relatif antara 70-90 % (Nuryani,

2006).

5. Curah Hujan dan Intensitas Cahaya Matahari

Nilam menghendaki intensitas cahaya matahari antara 75-100 % dan

apabila tanaman kurang mendapat sinar matahari (ternaungi), maka kadar minyak

nantinya akan rendah. Tanaman nilam membutuhkan curah hujan relatif tinggi

yaitu antara 2.000 – 3.500 mm per tahun dan penyebarannya merata sepanjang

tahun (Nuryani, 2006).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

11

11

2.2 Pupuk

2.2.1. Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami

yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dan dirombak dengan bantuan

mikroorganisme dekomposer seperti bakteri menjadi unsur-unsur hara yang dapat

diserap oleh tanaman. Proses perombakan bahan organik menjadi pupuk organik

itu dapat berlangsung secara alami atau buatan (Mulyani, 2008)

Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan

atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misalnya bungkil, guano,

tepung tulang dan sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan organic

yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun mengandung hampir

semua unsur (baik makro maupun mikro). Hanya saja, ketersediaan unsure

tersebut biasanya dalam jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai

dengan ciri-ciri :

- Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah

dihisap tanaman.

- Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah.

- Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat

Arang (Murbandono, 2000).

Kelebihan pupuk organik sehingga pupuk organik disukai petani,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memperbaiki struktur tanah

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

12

12

Organisme di dalam tanah saat proses penguraian bahan organik bersifat

sebagai pelekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang

lebih besar sehingga struktur tanah menjadi lebih baik.

2. Meningkatkan daya serap air

Bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah. Itulah

sebabnya pupuk organik sering berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman, terutama pada musim kering.

3. Meningkatkan aktivitas biologis di dalam tanah

Hal ini terutama disebabkan organisme di dalam dalam tanah yang

memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Oleh karena itu, pupuk

organik seperti pupuk kandang yang diberikan pada tanah harus diuraikan

terlebih dahulu oleh jasad renik melalui pembusukan atau peragian sebelum

diserap oleh akar tanaman. Dari proses pembusukan ini, jasad renik

memperoleh makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk organik

yang diberikan, akan semakin banyak pula populasi dan aktivitas jasad renik

dalam tanah.

4. Sebagai sumber nutrisi bagi tanaman

Pupuk organik mengandung nutrisi yang lengkap meskipun kadarnya tidak

setinggi pupuk anorganik. Selain itu, proses penyerapanya lambat dari pada

pupuk anorganik. Itulah sebabnya untuk mencapai hasil maksimal, pemakaian

pupuk organik hendaknya diimbangi dengan pupuk anorganik agar keduanya

saling melengkapi. Hal tersebut, akan tercipta kondisi tanah yang kaya zat

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

13

13

hara, strukturnya gembur atau remah, dan berwarna coklat kehitaman ( Lingga

& Marsono, 2002 )

Penggunaan pupuk organik yang dipadukan dengan penggunaan pupuk

kimia dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan pengurangan

penggunakan pupuk kimia, baik pada lahan sawah maupun lahan kering.

Telah banyak dilaporkan bahwa terdapat interaksi positif pada penggunaan

pupuk organik dan pupuk kimia secara terpadu. Penggunaan pupuk kimia

secara bijaksana diharapkan memberikan dampak yang lebih baik dimasa

depan. Tidak hanya pada kondisi lahan dan hasil panen yang lebih baik, tetapi

juga pada kelestarian lingkungan (Musnamar, 2005)

Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan ataupun segar

berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta

sebagai sumber nutrisi tanaman. Secara umum kandungan nutrisi hara dalam

pupuk organik tergolong rendah dan agak lambat tersedia, sehingga

diperlukan dalam jumlah cukup banyak. Namun, pupuk organik yang telah

dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat

dibandingkan dalam bentuk segar, karena selama proses pengomposan telah

terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh beberapa macam mikroba,

baik dalam kondisi aerob maupun anaerob. Sumber bahan kompos antara lain

berasal dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang,

dahan), sampah rumah tangga, kotoran ternak (sapi, kambing, ayam), arang

sekam, dan abu dapur ( Lingga & Marsono, 2002 )

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

14

14

Sumber utama bahan organik bagi tanah berasal dari jaringan tanaman,

baik serupa sampah-sampah tanaman (serasah) ataupun sisa-sisa tanaman

yang telah mati. Sumber bahan organik lainnya adalah hewan. Bahan–bahan

organik yang berasal dari serasah, sisa-sisa tanaman yang mati, limbah atau

kotoran hewan dan bangkai hewan itu sendiri, didalam tanah akan diaduk-

aduk dan dipindahkan oleh jasad renik yang selanjutnya dengan kegiatan

berbagai jasad tanah bahan organik itu melalui berbagai proses yang rumit

dirombak menjadi bahan organik tanah yang mempunyai arti penting ( Sutejo,

2002 )

2.2.2. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik pupuk dengan

meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea

berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga

& Marsono, 2002).

Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu:

1. Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik

umumnya takaran haranya sudah diketahui.

2. Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang

tepat.

3. Pupuk anorganik dapat tersedia dalam jumlah cukup.

4. Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatife sedikit

dibandingkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang.

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

15

15

Sehingga biaya angkut pupuk jauh lebih murah dibandingkan pupuk

organik. (Lingga & Marsono, 2002).

Selain kelebihan tersebut, Pupuk anorganik memiliki beberapa kelemahan,

antara lain sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro.

Oleh karena itu penggunaan pupuk anorganik yang diberikan lewat akar perlu

dimbangi dengan pemakain pupuk daun yang banyak mengandung hara mikro.

Pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah bila tidak

diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos. Apabila pemberianya terlalu

banyak, tanaman bisa mati. Oleh karena itu, penggunaannya harus sesuai aturan.

(Lingga & Marsono, 2002).

Ada dua kelompok pupuk anorganik berdasarkan jenis hara yang

dikandungnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

a. Pupuk tunggal

Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandung hanya satu. Ada tiga

macam pupuk tunggal yang dikenal dan beredar di pasaran, yaitu pupuk yang

berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor (P), dan hara utama kalium (K).

Selain itu, ada pula pupuk yang berisi hara utama magnesium (Mg). (Lingga &

Marsono, 2002).

a) Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

banyak. Fungsi dari nitrogen adalah sebagai penyusun komponen dari sel

tumbuhan, termasuk asam amino dan asam nukleat (Taiz dan Zeiger, 2002 ).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

16

16

Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion amonium

(NH4=). Sebagian basar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat karena ion

tersebit bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam larutan tanah dan

mudah terserap oleh akar. Karena selalu berada didalam larutan tanah ,ion nitrat

mudah tercuci oleh aliran air. Sebaliknya ion amonium bermuatan positif

sehingga terikat oleh koloid tanah. Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman

setelah melalui proses pertukaran kation. Karena bermuatan ion positif, ion

amonium tidak mudah hilang oleh proses pencucian ( Novizan, 2005).

Nitrogen merupakan komponen utama pada tanaman. Sekitar 40-50%

kandungan protoplasma yang merupakan substansi hidup dari sel tumbuhan terdiri

dari senyawa nitrogen. Senyawa nitrogen dibutuhkan oleh tanaman untuk

membentuk asam amino yang akan diubah mentadi protein. Nitrogen juga

dibutuhkan senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Karena itu

, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah banyak pada setiap tahap pertumbuhan

tanaman, khususnya pada pertumbuhan vegetatif yaitu pertumbuhan akar, batang,

dan daun ( Novizan,2005).

Jika terjadi kekurangan (Defisiensi) nitrogen tanaman tumbuh lambat dan

kerdil. Jika kekurangan tersebut terus berlanjut maka daun berwarna hijau muda

dan daun yang lebih tua mengunig (klorosis) dan akhirnya kering sehingga

menyebabkan daunnya pada runtuh. Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat

dinamis (mobilisasi) sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk,

nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

17

17

muda. Dengan demikian , pada daun – daun yang lebih tua gejala kekurangan

nitrogen akan terlihat lebih awal ( Taiz dan Zeiger, 2002 ).

Jika terjadi kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun

akan menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sukulen) sehingga

mudah rebah dan mudah diserang penyakit . kelebihan nitrogen juga dapat

menunda pembentukan bunga, bahkan bunga yang sudah terbentuk mudah rontok.

Selain itu juga dapat menunda pembuahan (Novizan,2005).

Jenis-jenis pupuk tunggal nitrogen yang dapat diberikan ketanah untuk

menggantikan hara yang hilang karena terserap tanaman.

a. Urea

Urea termasuk pupuk nitrogen yang dulu banyak diimpor. Namun,

sekarang urea sudah banyak diekspor karena banyak dibuat di dalam negeri. Urea

dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawa kedua zat ini

menghasilkan pupuk urea dengan kandungan N sebanyak 46%. Urea termasuk

pupuk yang higroskopis ( mudah menarik uap air ). Pada kelembapan 73%, pupuk

ini sudah mampu menyerap uap air dari udara. Oleh karena itu, urea mudah larut

dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Kalau diberiakan ke tanah, pupuk ini

akan mudah menjadi amoniak dan karbindioksida yang mudah menguap. Sifat

lainnya ialah mudah larut dalam air dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Itu

sebabnya banyak yang menganjurka urea ini lewat daun, tetapi harus hati-hati.

Urea dapat membuat tanaman hangus, terutama yang memiliki daun yang amat

peka. (Lingga & Marsono, 2002).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

18

18

Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk nitrat dan ammonium,

akan tetapi nitrat ini segara ter-reduksi menjadi ammonium, melalui enzim yang

mengandung molibdinum. Apabila unsur nitrogen tersedia lebih banyak dari pada

unsur lainya, akan dapat dihasilkan protein yang lebih banyak. Semakin tinggi

pemberian nitrogen semakin cepat pula sintesis karbohidrat yang diubah menjadi

protein dan protoplasma. Kadar N dari protoplasma adalah sekitar 2-2,5%

(Mulyani : 2002)

b) Phosphor (P)

Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein, dan fosfatida, merupakan

bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat penting

dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem.

Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=.

Secara umum fungsi dari P dalam tanah dapat dinyatakan sebagai berikut :

- Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai

- Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda

menjadi tanaman dewasa pada umumnya

- Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji dan gabah

- Dapat meningkatkan produksi biji-bijian. ( Mulyani, 2002 )

Menurut Lingga & Marsono ( 2002 ) salah satu jenis pupuk fosfat ialah :

- SP-36

Kadar pupuk P2O5 pupuk SP-36 hanya 36%. Namun, fisik, warna, dan

sifatnya tidak berbeda dengan TSP.

Tanah yang kekurangan fosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman.

Gejala tanaman yang tampak ialah warna daun berubah menjadi tua kecoklatan

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

19

19

dan sering tampak mengilap kemerahan. Pada daun, cabang batang, terdapat

warna merah ungu yang lama kelamaan akn berubah menjadi kuning. Apabila

tanamanya berbuah, buahnya menjadi kecil, tampak jelek dan cepat matang (

Lingga dan Marsono : 2002 )

c) Kalium (K)

Elemen ini dapat dikatakan bukan elemen yang langsung membentuk

bahan organik. Dalam hal ini dapat pula ditegaskan bahwa kalium berperan

membantu :

- Pembentukan protein dan karbohidrat

- Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman

- Meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit

- Meningkatkan kaulitas biji dan buah ( Mulyani, 2002 )

Kalium diserap dalam bentuk K+ ( terutama pada tanaman muda ).

Menurut penelitian, kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian

tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium.

Pada sel-sel zat ini terdapat sebagai ion didalam cairan sel dan keadaan demikian

akan merupakan bagian yang penting dalam melaksanakan turgor yang

disebabkan oleh tekanan osmotis. Selain itu ion kalium mempunyai fungsi

fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, yang berarti apabila tanaman

sama sekali tidak diberi kalium, maka asimilasi akan terhenti ( Mulyani, 2002 )

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

20

20

Menurut Lingga & Marsono (2002) salah satu jenis pupuk yang

mengandung zat hara K adalah :

- Kaliumklorida

Pupuk ini dikenal dengan pupuk KCl. Sama halnya dengan pupuk ZK, KCl ini

pun ada dua macam, yaitu KCl 80 yang mengandung K2O 52-53% dan KCl 90

yang mengandung K2O 55-58%.

Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan

memperlihankan gejala-gejala yaitu daun mengerut atau keriting terutama pada

duan tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak

merah cokelat. Selanjutnya daun akan mengering, lalu mati. Pada batang,

batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil ( Mulyani,

2002 )

2.2.3. Waktu Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur hara dalam tanah. Karna

apabila tanah kekurangan unsur hara maka akan mempengaruhi pertumbuhan

tanaman nilam dikarenakan jumlah penyerapan unsur hara berkurang. Oleh

karena itu penambahan unsur hara, usaha memlihara serta mempertinggi

kesuburan tanah perlu dilakukan yaitu dengan pemupukan. ( Lingga & Marsono :

2002 )

Pupuk kandang dan pupuk anorganik (Urea, SP-36 dan KCl) diberikan

sesuai standar operasional prosedur (SOP) tanaman nilam (gambar 2.2).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

21

21

Tabel 2 .2 Pemupukan Tanaman Nilam

NO

Umur

Tanaman

(bulan)

Pemupukan Jenis dan Dosis per Ha (kg)

Ke Waktu Kandang Urea SP-36 KCL

1 0 Dasar

1-2 minggu

sebelum

tanam

20.000

2 1 1 - 70 100 150

3 3 2 - 130 - -

4 5-6 3 Setelah

panen 1 100 50 150

5 10 4 Setelah

panen 2 20.000 100 50 75

6 14 5 Setelah

panen 3 100 50 75

7 18 - Setelah

panen 4 - - -

Jumlah 40.000 500 250 450

Sumber: (anonym, 2006)

2.3 Penyakit Layu dan Penyakit Budog

2.3.1 Penyakit Layu

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

(Nasrun dkk. 2004), merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kerugian

cukup besar bagi petani nilam. Bakteri tersebut dapat berkembang pada

temperatur antara 350C-37

0C dengan kelembaban RH 80%. Gejala penyakit layu

bakteri nilam pada umumnya menyebar secara merata pada satu areal pertanaman

dengan gejala daun menguning dan layu (Gambar 2.1) kemudian diakhiri dengan

kematian tanaman dalam waktu singkat. Gejala awal serangan penyakit dimulai

dari salah satu daun pucuk menjadi layu kemudian diikuti daun-daun bagian

bawah. Pada tingkat serangan lanjut dengan intensitas serangan di atas 50%,

tanaman akan mati dalam waktu 7-25 hari. Akar dan pangkal batang membusuk

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

22

22

dan terlihat adanya massa bakteri berwarna kuning keputihan seperti susu. Bentuk

gejala ini merupakan ciri khas dari serangan patogen penyebab penyakit layu

bakteri (Nasrun, 2005).

Penyakit layu bakteri dapat menular dari tanaman nilam sebelumnya yang

sudah terinfeksi, atau dari benih yang telah mengandung penyakit. Untuk

mencegah tertularnya tanaman, sebaiknya sebelum tanam terlebih dahulu

mendesinfeksi lahan yang akan ditanami dan yang lebih penting yaitu hindari

pengambilan setek dari tanaman yang telah tertular penyakit ( Nuryani dkk. 2005

).

Gambar 2.1. Penyakit Layu Bakteri pada Tanaman Nilam

yang Menguning (Nuryani:2005)

Gejala penyakit layu bakteri adalah sebagai berikut : Kelayuan terjadi pada

tanaman yang masih muda terutama menyerang batang nilam. Tanaman tersebut

mengalami kelayuan dalam waktu 2 – 5 hari setelah terinfeksi. Pada saat

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

23

23

bersamaam ada cabang yang layu dan sehat, pada perkembangan lebih lanjut

seluruh bagian tanaman layu dan mati. Pada tanaman berumur 1 -3 bulan

kematian terjadi 6 hari setelah terlihat gejala serangan. Pada tanaman berumur 4 -

5 bulan kematian terjadi 1 -2 minggu setelah gejala terlihat. Jaringan batang dan

akar tanaman yang terserang membusuk sedang kulit akar sekundernya

mengelupas. Irisan melintang batang terserang memperlihatkan warna hitam

sepanjang jaringan yang layu sampai kambium. Bila cabang yang layu dipotong

akan tampak lendir seperti susu, begitu pula bila direndam di dalam air bersih (

Anonim, 2013 ).

2.3.2 Penyakit Budog

Penyakit budog disebabkan oleh jamur Synchytrium sp (Wahyuno, dkk.

2011). Gejala penyakit ditandai dengan terjadinya pembengkakkan atau terbentuk

kutil berupa benjolan kecil-kecil pada pangkal batang, cabang atau ranting yang

dekat dengan permukaan tanah (Gambar 2.2). Gejala tersebut berkembang ke

batang, cabang, ranting, dan tulang daun sehingga permukaannya kelihatan kasar

dengan warna hitam kecokelatan. Daun yang baru terbentuk berukuran kecil-kecil,

kaku, keriting, tebal berwarna merah keunguan (Nurmansyah, 2011)

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

24

24

Gambar 2.2. Serangan Penyakit Budog pada Batang dan Daun

Nilam yang Membengkak (Sumber:Pribadi)

Budog menyebabkan kutil pada daun, batang dan tangkai yang

menyebabkan bengkak dan menebal, kemerahan, daun terlihat berkerut dan tebal

dengan warna merah. Kehadiran budog telah meningkat dalam 10 tahun terakhir

yang bersamaan dengan terjadinya “demam nilam” di rentang tahun 1997-1998 di

mana lonjakan produksi nilam akan membuka kesempatan bagi budog untuk

menyebar ke berbagai lahan baru. Budog awalnya terisolasi Sumatera, tetapi

sekarang ditemukan di Kalimantan, dan Jawa dimana budidaya nilam telah

menyebar (Sukamto, 2009).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

25

25

2.4 Bakteri Corynebacterium

2.4.1. Klasifikasi Corynebacterium

Menurut Agrios (1997) bakteri Corynebacterium dapat diklasifikasikan

sebagai berikut ;

Kingdom : Procaryotae (Bacteria)

Divisio : Firmicutes

Class : Thallobacteria

Family : Streptomytaceae

Genus : Corynebacterium

Species : Corynebacterium sp

Corynebacterium merupakan bakteri antagonis yang secara morfologis

dapat dikenali dari berbentuk batang lurus sampai agak sedikit membengkok

dengan ukuran 0,5 – 0,9 X 1,5 – 4 μm. Kadang – kadang mempunyai segmen

berwarna dengan bentuk yang tidak menentu tetapi ada juga yang berbentuk gada

yang membengkak. Bakteri tersebut umumnya tidak bergerak, tetapi beberapa

spesiesnya ada yang bergerak dengan rata – rata dua bulu cambuk polar (Pelczar

& Chan, 2005).

Bakteri Corynebacterium termasuk bakteri gram positif karena dengan

pewarnaan diferensial dengan larutan ungu kristal, sel bakteri berwarna ungu,

tetapi ketika ditambahkan larutan safranin warna merah sel bakteri tidak

menyerap larutan safranin sehingga tetap berwarna ungu. Bakteri gram positif

pada umumnya bersifat non patogenik (Pelczar & Chan, 2005)

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

26

26

Gambar 2.3 Bakteri Corynebacterium ( Agrios, 1997 )

2.4.2. Pemanfaatan Agensia Hayati Corynebacterium

Kesadaran baru di bidang pertanian saat ini adalah penerapan sistem

pengendalian hama terpadu ( PHT ) yaitu memaksimalkan penerapan berbagai

metode pengendalian hama penyakit dan gulma secara komprensif dan

mengurangi penggunaan bahan kimia. Salah satu komponen PHT tersebut adalah

pengendalian hayati dengan memanfaatkan bakteri antagonis. Berbagai penelitian

tentang bakteri antagonis membuktikan bahwa beberapa jenis bakteri potensial

digunakan sebagai agensia hayati. Bakteri-bakteri antagonis tersebut diantaranya

selain dapat menghasilkan antibiotik juga bisa berperan sebagai kompetitor

terhadap unsur hara patogen tanaman. Pemanfaatan bakteri-bakteri antagonis di

masa depan akan menjadi salah satu pilihan bijak dalam usaha meningkatkan

produksi pertanian sekaligus menjaga kelestarian hayati untuk menunjang budi

daya pertanian selanjutnya (Banjarnohar, 2010).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015

27

27

Bakteri antagonis merupakan mikroorganisme yang mengintervensi

kegiatan patogen penyebab penyakit pada tumbuhan. Pada dasarnya terdapat tiga

mekanisme antagonis dari bakteri yaitu:

1. Hiperparatisme

Terjadi apabila organisme antagonis memparasit organisme parasit

(patogen tumbuhan).

2. Kompetisi ruang dan hara

Terjadi persaingan dalam mendapatkan ruang hidup dan hara, seperti

karbohidrat, Nitrogen, dan vitamin.

3. Antibiosis

Terjadi penghambatan atau penghancuran suatu organisme oleh senyawa

metabolik yang diproduksi oleh organisme lain (Anonim, 2009).

Beberapa penelitian pernah dilakukan menggunakan Corynebacterium

sp. Salah satunya penelitian Nurmasita Ismail, Luice A. Taulu dan Bahtiar

(2011) digunakan dosis 5 cc Corynebacterium untuk dicampurkan dalam 1

liter air dengan rentang penyemprotan 14 hst, 28 hst, 42 hst (setiap 2 minggu)

mampu menekan perkembangan penyakit blas. Hal tersebut ditunjukkan

dengan intensitas serangan yang rendah dibandingkan dengan perlakuan

tanpa menggunakan Corynebacterium (Nurmasita Ismail, dkk. 2011).

Penerapan Pupuk Organik…, Arum Setianingsih, FKIP UMP, 2015