bab ii tinjauan pustaka 2.1 manggis (garcinia mangostana l.) 2.pdf · 6 bab ii tinjauan pustaka 2.1...

17
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari hutan tropis di kawasan asia tenggara. Manggis dikenal sebagai "Queen of Fruits" karena kandungan xanton pada kulit buah manggis tidak ditemukan pada buah-buahan lain. Di daerah Asia Tenggara, kulit buah manggis telah lama digunakan untuk pengobatan (Chaverri et al., 2008; Yatman, 2012). Bagian buah dan pohon manggis dapat dilihat pada gambar 2.1. (a) (b) Gambar 2.1 Garcinia mangostana L. (Hadriyono, 2011) Keterangan: (a) Buah Manggis; (b) Pohon Manggis 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Menurut Hutapea (1994), klasifikasi tanaman manggis adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta

Upload: others

Post on 24-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.)

Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari hutan tropis di kawasan

asia tenggara. Manggis dikenal sebagai "Queen of Fruits" karena kandungan

xanton pada kulit buah manggis tidak ditemukan pada buah-buahan lain. Di

daerah Asia Tenggara, kulit buah manggis telah lama digunakan untuk

pengobatan (Chaverri et al., 2008; Yatman, 2012). Bagian buah dan pohon

manggis dapat dilihat pada gambar 2.1.

(a) (b)

Gambar 2.1 Garcinia mangostana L. (Hadriyono, 2011) Keterangan: (a) Buah Manggis; (b) Pohon Manggis

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Menurut Hutapea (1994), klasifikasi tanaman manggis adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

7

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Guttiferanales

Famili : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

2.1.2 Nama Daerah

Manggoita (Aceh), Manggista (Batak), Manggih (Minangkabau), Manggus

(Lampung), Manggu (Sunda), Kirasa (Makasar), Manggis (Bali), Manggusta

(Manado) dan Magi (Nias) (Pitojo dan Hesti, 2008; Lim, 2012).

2.1.3 Morfologi Tanaman

a. Tanaman manggis

Tanaman manggis merupakan tanaman tahunan, berbentuk pohon dengan

bagian bawah lebar dan bagian ujung menyempit. Tanaman manggis memiliki

tinggi kurang lebih 15 meter dengan akar tunggang dan akar berwarna putih

kecoklatan. Batang berkayu, bulat, tegak, percabangan simpodial, berwarna hijau.

Daun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, percabangan

menyirip, panjang 20-25 cm, lebar 6-9 cm, tangkai silindris, berwarna hijau.

Bunga tunggal, berkelamin dua, benang sari berwarna kuning. Buah buni, bulat,

diameter 6-8 cm, kulit buah berdinding tebal lebih dari 9 mm, pada waktu muda

kulit buah berwarna hijau namun setelah tua berubah menjadi merah tua sampai

ungu kehitaman. Daging buah berwarna putih dan mengandung banyak akuades.

Biji bulat dengan diameter 2 cm, dalam 1 buah terdapat 5-7 biji berwarna coklat.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

8

Akarnya tunggang berwarna putih kecoklatan (Hutapea, 1994; Pitojo dan Hesti,

2008).

b. Simplisia kulit buah manggis

Berupa potongan padat, agak keras, bentuk seperempat bola atau setengah

bola dengan garis tengah 4-6 cm, tebal 3-6 mm, permukaan luar agak kasar, agak

mengkilat, warna kecoklatan sampai coklat kehitaman sedangkan permukaan

dalam licin, berwarna coklat, dan terdapat sisa sekat yang membagi buah menjadi

4 bagian atau lebih, bekas patahan tidak rata, tidak berbau dengan rasa pahit.

Secara mikroskopik yang menjadi fragmen penanda adalah sel batu, parenkim

endokarp, parenkim eksokarp, periderm dan parenkim mesokarp (Depkes RI,

2010).

2.1.4 Kandungan Kimia

Kulit buah manggis mengandung senyawa fenol, diantaranya xanton,

antosianin, proantosianin, asam fenolik dan flavonoid. Selain itu kulit buah

manggis juga mengandung saponin dan tanin. Xanton merupakan senyawa fenol

utama yang terdapat pada kulit buah manggis (Hutapea, 1994; Deylami et al.,

2014). Kandungan xanton pada kulit buah manggis mencapai 123,97 mg/100 mL

(Yatman, 2014). Xanton pada kulit buah manggis memiliki turunan seperti α-

mangostin, β-mangostin, γ-mangostin, gartanine, garcinone E, 8-deoxygartanine,

3-isomangostin dan 9-hydroxycalabaxantone (Chaverri et al., 2008; Deylami et

al., 2014). Senyawa aktif utama yang terdapat pada kulit buah manggis adalah α-

mangostin (Palakawong et al., 2010).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

9

2.1.5 Aktivitas Farmakologi

Xanton memiliki aktivitas farmakologi antipoliferasi, anti-inflamasi,

antimikrobial, antikarsinogenik, antimalaria, antialergi dan pro-apoptotic (Orozco

and Mark, 2013; Yatman, 2013).

Selain itu, xanton juga memiliki aktivitas farmakologi sebagai antioksidan.

Antioksidan banyak digunakan dalam bahan sediaan topikal untuk pengobatan

dermatologi. Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari

radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk sebagai hasil

dari metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses

metabolik yang terjadi dalam tubuh (Yulia, 2007). Radikal bebas merupakan atom

atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena mengandung satu atau

lebih elektron tidak berpasangan pada lapisan terluarnya (Maulida dan Naufal,

2010). Radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya, seperti DNA,

membran lipid dan protein untuk memperoleh pasangan elektron sehingga dicapai

kestabilan atom atau molekul. Reaksi tersebut akan menyebabkan terjadinya

kerusakan sel, kerusakan jaringan dan proses penuaan (Ningtyas, 2010).

Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik merupakan

antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia, contohnya PG (Propil

galat), TBHQ (Tert-Butylhydroxyquinone). BHA (Butylated Hydroxyanisole) dan

BHT (Butylated Hydroxytoluene) (Nuraini, 2007). Antioksidan alami diperoleh

dari ekstraksi bahan alami, contohnya vitamin C dan vitamin E (Utami, 2014).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

10

Palakawong et al. (2010), menyatakan bahwa ekstrak air kulit buah manggis

mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50

adalah 5,94 mg/mL. Mardawati

et al. (2009), menyatakan bahwa semua fraksi pelarut dari ekstrak kulit manggis

memiliki aktivitas antioksidan yang besar dengan nilai Inhibiton Concentration

50% (IC50) kurang dari 50, dimana ekstrak metanol nilai IC50

sebesar 8,00 mg/L,

ekstrak etanol 9,26 mg/L dan ekstrak etil asetat sebesar 29,48 mg/L.

2.2 Maserasi

Penyarian merupakan kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang

tidak dapat larut dengan pelarut cair, sehingga zat aktif akan berada dalam cairan

pelarut tersebut (Dewi, 2013). Salah satu cara penyarian simplisia adalah teknik

maserasi. Keuntungan cara penyarian menggunakan teknik maserasi adalah cara

pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana serta mudah diusahakan.

Sedangkan kerugian cara maserasi adalah pengerjaannya lama, penyariannya

kurang sempurna dan pelarut ekstraksi yang digunakan lebih banyak (DepKes RI,

1986; Dewi, 2013).

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut

ekstraksi dan disertai dengan pengadukan. Pengadukan bertujuan untuk meratakan

konsentrasi larutan diluar butir serbuk simplisia sehingga derajat perbedaan

konsentrasi sekecil-kecilnya antara larutan didalam sel dengan larutan diluar sel

tetap terjaga (Dewi, 2013). Pemilihan pelarut ekstraksi dilakukan berdasarkan

kelarutan dari zat aktif yang diinginkan atau menggunakan prinsip "like dissolves

like", dimana senyawa polar akan larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

11

nonpolar akan larut dalam senyawa nonpolar (Seidel, 2008). Pelarut ekstraksi

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak

keluar. Peristiwa tersebut terjadi berulang sehingga terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (DepKes RI, 1986).

Pelarut ekstraksi yang umum digunakan adalah etanol. Etanol memiliki

indeks polaritas sebesar 5,2. Etanol dalam ekstraksi dapat meningkatkan

permeabilitas dinding sel simplisia sehingga proses ekstraksi menjadi lebih efisien

dalam menarik komponen polar hingga semi polar (Seidel, 2008). Etanol memiliki

titik didih yang rendah yaitu 78,5°C sehingga mudah untuk diuapkan. Etanol tidak

beracun dan tidak berbahaya (Myers and Rusty 2007; Ramadhan dan Haries,

2010). Etanol memiliki kelarutan yang tinggi dan bersifat inert sehingga tidak

bereaksi dengan komponen lainnya (Susanti dkk., 2012). Etanol dengan

konsentrasi 20% keatas sulit untuk ditumbuhi kapang dan kuman. Selain itu,

etanol dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan, selektif dalam

menghasilkan jumlah senyawa aktif yang optimal dan panas yang diperlukan

untuk pemekatan lebih sedikit sebab etanol mudah untuk diuapkan (Depkes RI,

1986).

2.3 Ekstrak

Ekstrak merupakan sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan

cara menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

12

pengaruh cahaya matahari langsung (Depkes RI, 1979). Ekstrak disari

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa

hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Dewi, 2013).

2.4 Masker Gel Peel Off

Masker wajah adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah. Masker

wajah memiliki manfaat sebagai pemberi kelembaban, mengembalikan tekstur

kulit, memberi nutrisi pada kulit, melembutkan kulit, membersihkan pori-pori

kulit, mencerahkan warna kulit, mengendurkan otot-otot wajah dan

menyembuhkan jerawat (Irawati dan Sulandjari, 2013; Utami, 2014). Salah satu

jenis masker wajah adalah masker gel peel off (Shai et al., 2009).

Masker gel peel off merupakan masker yang terbuat dari bahan polimer

seperti polivinil alkohol dan bahan seperti lateks dan senyawa karet alam (Shai et

al., 2009). Dibandingkan dengan sediaan masker lain seperti pasta dan serbuk,

masker gel peel off memiliki beberapa keunggulan yaitu, dapat menimbulkan efek

dingin akibat lambatnya penguapan air pada kulit, tidak menghambat fungsi

fisiologis kulit khususnya respiration sensibilis karena tidak membentuk lapisan

lilin yang melapisi permukaan kulit secara kedap serta tidak menyumbat pori-pori

kulit, memungkinkan pemakaian pada bagian tubuh yang berambut, daya sebar

dan daya lekat baik, serta mampu melepaskan zat aktif dengan baik (Lieberman

and Banker, 1989; Voigt, 1994). Masker diaplikasikan pada permukaan kulit

dengan cara dioleskan, ditunggu mengering, mengeras dan membentuk lapisan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

13

tipis, fleksibel serta transparan biasanya 15-30 menit kemudian dikelupas seperti

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Cara Menggunakan Masker Gel Peel Off (Shai et al., 2009). Keterangan: (A) Sepotong kain kasa yang dibasahi dengan akuades ditempatkan pada wajah; (B)

Masker gel peel off dioleskan di atas kasa; (C) Setelah waktu pengaplikasian selesai

masker diangkat dengan cara dikelupas.

Sukmawati (2013) dan Evrilia (2014), telah memformulasikan kulit buah

manggis menjadi sediaan masker gel peel off dengan memanfaatkan kandungan

antioksidan didalamnya. Utami (2014), telah melakukan pengujian aktivitas

antioksidan ekstrak etanol 96% kulit buah manggis dari sediaan masker gel peel

off yang dibandingkan dengan standar vitamin C. Dari penelitian Utami (2014),

diperoleh hasil dimana aktivitas antioksidan masker gel peel off ekstrak kulit buah

manggis lebih besar dan berbeda signifikan dibandingkan dengan standar vitamin

C (P<0,05). Nilai IC50 masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis adalah

17,90±0,06 g/mL dan IC50 vitamin C adalah 20,58±0,11 g/mL.

2.5 Hidroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC)

HPMC merupakan turunan dari metilselulosa berupa serbuk granul atau

berserat, berwarna putih atau putih krem, tidak berbau dan tidak berasa. HPMC

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

14

memiliki titik lebur pada suhu 190-200°C dan larut dalam air dingin dan

membentuk larutan koloid kental. HPMC praktis tidak larut dalam air panas,

kloroform, etanol 95%, dan eter, tetapi larut dalam campuran etanol dan

diklorometana, campuran metanol dan diklorometana, serta campuran air dan

etanol. HPMC digunakan sebagai agen pengemulsi, agen pensuspensi, dan

sebagai agen penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep (Rowe et al.,

2009).

Larutan HPMC stabil pada pH 3-11 dan dapat disimpan dalam wadah tertutup

baik, di tempat sejuk dan kering. HPMC digunakan sebagai gelling agent dalam

sediaan gel pada konsentrasi 5-15% (Voigt, 1994). Pada konsentrasi 2-4% HPMC

dapat berfungsi sebagai agen peningkat viskositas (Wade and Waller, 1994). Jika

diformulasikan sebagai sediaan gel, HPMC akan menghasilkan sediaan yang

stabil, jernih, pH netral dan viskositas sediaan besar (Niyogi et al., 2012).

HPMC merupakan bahan pembentuk hidrogel yang baik karena HPMC

merupakan polimer hidrofilik yang dapat mengembang terbatas dalam air.

Hidrogel merupakan jaringan tiga dimensi rantai polimer hidrofilik yang

disatukan oleh ikatan kimia atau ikatan fisika yang dapat mengembang dalam

lingkungan berair. Hidrogel memiliki sifat yang tidak mudah mengiritasi sehingga

sangat cocok digunakan pada permukaan kulit (Lieberman and Banker, 1989).

HPMC didispersikan dalam air dan didiamkan selama 30-60 menit kemudian

disimpan pada suhu rendah akan membentuk gel (Voigt, 1994). Mekanisme

pembentukan gel dari HPMC terjadi dalam dua tahap yang berlangsung terus-

menerus. Tahap pertama yang terjadi adalah hidrasi. Hidrasi terjadi pada suhu

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

15

rendah dimana akuades akan mulai berdifusi masuk ke dalam partikel-pertikel

padat HPMC. Tahap kedua adalah dehidrasi karena adanya peningkatan suhu.

Pada peningkatan suhu, makromolekul akan kehilangan air dalam partikelnya

(Sannino et al., 2009; Suyudi, 2014).

Izzati (2014), telah melakukan uji sifat fisika kimia gel ekstrak kulit buah

manggis dengan menggunakan HPMC yang didispersikan dalam akuades sebagai

gelling agent. Formula dengan HPMC 3% menghasilkan sediaan dengan rentang

5600-16200 cPs, dimana viskositas sediaan tersebut tidak memenuhi syarat

viskositas masker gel peel off yang baik yaitu 2000-4000 cPs (Garg et al., 2002).

Struktur kimia HPMC dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Struktur Kimia HPMC (Rowe et al., 2009). Keterangan: R = H, CH3, atau CH3CH(OH)CH2

2.6 Viskositas dan Rheologi Pseudoplastis

Viskositas adalah pengukuran daya tahan/hambatan suatu larutan untuk

mengalir. Semakin besar viskositas suatu cairan, maka semakin besar pula gaya

per satuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu

kecepatan geser tertentu (rate of shear) (Martin et al., 1993). Pada cairan non-

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

16

Newton, rate of shear dan shearing stress tidak memiliki hubungan linear,

viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan

(Martin et al., 1993).

Sifat alir (rheologi) berasal dari bahasa Yunani yaitu mengalir (Rheo) dan

logos (ilmu). Pengetahuan tentang rheologi bahan akan sangat berperan dalam

menghasilkan produk yang baik, serta untuk optimasi proses yang akan

berpengaruh pada penerimaan produk oleh konsumen. Kemudahan mengalir dari

suatu cairan sangat ditentukan oleh viskositas dari zat cair tersebut. Dalam

kosmetik, sistem dispersi seperti emulsi, suspensi dan sediaan setengah padat

menunjukkan sifat alir yang termasuk golongan non-Newton. HPMC memiliki

sifat alir tidak dipengaruhi oleh waktu, yaitu rheologi pseudoplastis. Rheologi

pseudoplastis dimiliki oleh polimer-polimer yang berada dalam larutan. Kurva

aliran ini melalui titik (0,0), sehingga rheologi pseudoplastis tidak memiliki yield

value. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear

(Handojo, 2011). Kurva rheologi pseudoplastis dapat dilihat pada gambar 2.4.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

17

(a) (b)

Gambar 2.4 Kurva Rheologi Pseudoplastis (Martin et al., 1993). Keterangan: (a) Meningkatnya tekanan geser (shearing stress) akan menyebabkan

peningkatan laju geser (rate of shear); (b) Viskositas akan menurun dengan

meningkatnya laju geser (rate of shear).

2.7 Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel off

Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi evaluasi fisika dan evaluasi

kimia. Evaluasi fisika terdiri dari pengujian organoleptis, pengujian homogenitas,

pengujian viskositas, pengujian daya sebar, pengujian daya lekat, pengujian waktu

sediaan mengering dan pengujian sineresis. Evaluasi kimia terdiri dari pengujian

pH sediaan (Arikumalasari, 2013; Sukmawati, 2013).

2.7.1 Evaluasi Fisika

a. Pengujian Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis meliputi warna dan bau gel yang diamati secara

visual bertujuan untuk menilai parameter bau dan warna sehingga menghasilkan

sediaan yang berpenampilan baik. Masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis

memiliki warna kuning kecoklatan (Sukmawati, 2013).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

18

b. Pengujian homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk menghasilkan sediaan yang

homogen. Pengujian dilakukan dengan mengoleskan sampel pada gelas objek dan

diamati menggunakan mikroskop optik pada perbesaran 10 (Arikumalasari,

2013). Hasil uji harus menunjukkan susunan yang homogen. Bahan-bahan yang

digunakan dalam pembuatan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis harus

terdispersi merata dalam sediaan (DepKes RI, 1979).

c. Pengujian viskositas dan rheologi

Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya suatu viskositas

sediaan. Pengukuran viskositas cuatu cairan dilakukan dengan menggunakan

viskometer. Viskometer yang digunakan untuk menentukan sistem non Newton

adalah viskometer yang memiliki kontrol shearing stress yang bervariasi, yaitu

Viskometer Brookfield DV-E (Martin et al., 1993). Viskometer Brookfield DV-E

dapat menentukan tahanan yang dialami oleh suatu silinder berputar yang

dicelupkan dalam bahan kental. Nilai viskositas gel yang baik berada pada rentang

2000-4000 cPs karena dengan kekentalan tersebut gel mampu menyebar dengan

baik saat diaplikasikan (Garg et al., 2002).

Nilai viskositas (η) yang diperoleh dari rate of shear (dv/dx) digunakan untuk

menghitung shearing stress (F/A) dengan persamaan (1). Kurva rheologi dibuat

dengan cara memplotkan data terhadap tekanan geser dan kecepatan geser.

Rheologi masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis adalah pseudoplastis

(Martin et al., 1993; Handojo, 2011).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

19

……………………………………………………….(1)

d. Pengujian daya sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kecepatan penyebaran sediaan

pada kulit serta untuk mengetahui kelunakan dari sediaan gel untuk dioleskan

pada kulit (Voigt, 1994). Daya sebar gel yang baik adalah 5-7 cm. Pada rentang

daya sebar tersebut masker gel peel off menunjukkan konsistensi yang sangat

nyaman dalam penggunaan (Garg et al., 2002).

e. Pengujian daya lekat

Pengujian daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan masker gel

peel off melekat pada kulit. Secara umum, sediaan gel yang baik memiliki daya

lekat yang tinggi. Semakin tinggi daya lekat maka masker gel peel off akan kontak

lebih lama pada permukaan kulit (Arikumalasari, 2013).

f. Pengujian waktu sediaan mengering

Pengujian waktu sediaan mengering dilakukan dengan mengamati waktu

yang diperlukan sediaan untuk mengering. Waktu sediaan mengering dihitung

dari saat masker gel peel off dioleskan hingga benar-benar terbentuk lapisan yang

kering. Waktu sediaan mengering dikatakan baik apabila sediaan mengering pada

rentang waktu 15-30 menit setelah diaplikasikan (Shai et al., 2009).

g. Pengujian sineresis

Pengujian sineresis didasarkan atas keluarnya cairan yang terjerat dalam gel

ke atas permukaan gel. Perubahan konsistensi gel akan mengakibatkan jarak antar

dxdvAF

dxdv

AF

//

/

/

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

20

matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan.

Masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis dikatakan baik apabila tidak

mengalami sineresis (Bhasha et al., 2013). Sineresis dapat dihitung dengan

persamaan (2).

% Sineresis = %100x sisentrifuga sebelum gelberat total

gel daripisah cairan terberat

…………..(2)

2.7.2 Evaluasi Kimia

a. Pengujian pH

Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pH sediaan dengan pH

kulit. pH sediaan topikal yang baik berada pada rentang pH 4-8 (Aulton, 1998).

2.8 Eksipien dalam Formula Masker Gel Peel Off

2.8.1 Polivinil Alkohol (PVA)

Polivinil Alkohol (PVA) berupa serbuk berwarna putih hingga krem dan tidak

berbau. PVA tegolong dalam polimer sintetik dan merupakan homopolimer dari

etanol. PVA larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut organik. PVA dapat

digunakan untuk membentuk lapisan film pada masker wajah gel peel off pada

rentang konsentrasi 10-16% (Mitsui, 1997). PVA merupakan senyawa non toksik

dan tidak mengiritasi kulit maupun mata pada konsentrasi hingga 10% (Rowe et

al., 2009).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

21

2.8.2 Gliserin

Gliserin merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan

higroskopis, dan manis (Rowe et al., 2009). Gliserin digunakan dalam formulasi

masker wajah gel peel off sebagai humektan dengan kosentrasi 2-15% (Mitsui,

1997). Gliserin larut dalam air, etanol dan metanol; sedikit larut dalam aseton;

praktis tidak larut dalam benzen, kloroform, dan minyak; kelarutan dalam eter

1:500; kelarutan dalam etil asetat 1:11. Campuran gliserin dengan air, etanol 96%,

dan propilen glikol stabil secara kimia. Adanya besi pada gliserin bertanggung

jawab menjadikan warna campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin

menjadi lebih gelap (Rowe et al., 2009).

2.8.3 Metil paraben

Metil paraben berupa kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih, tidak

berbau atau hampir tidak berbau dan mempunyai rasa sedikit terbakar. Metil

paraben mudah larut dalam 2 bagian etanol 96%, dalam 3 bagian etanol 95%,

dalam 6 bagian etanol 50%, dan dalam 10 bagian eter. Metil paraben larut dalam

60 bagian gliserin, praktis tidak larut dalam minyak mineral, larut dalam 200

bagian minyak kacang, mudah larut dalam 5 bagian propilen glikol, larut dalam

400 bagian air, larut dalam 50 bagian air bersuhu 50°C dan larut dalam 30 bagian

air bersuhu 80°C. Larutan metil paraben pada pH 3-6 stabil sekitar 4 tahun pada

temperatur ruangan, sedangkan larutan metil paraben pH 8 atau lebih terhidrolisis

dengan cepat sekitar 60 hari pada temperatur ruangan. Metil paraben disimpan

dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering (Rowe et al., 2009). Metil

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) 2.pdf · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah yang berasal dari

22

paraben digunakan sebagai bahan pengawet dalam sediaan gel pada konsentrasi

0,075% (Voigt, 1994).

2.8.4 Propil paraben

Propil paraben berupa serbuk berwarna putih, kristal, tidak berbau, dan

hambar, sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan eter, sukar

larut dalam air mendidih (DepKes RI, 1995). Propil paraben mudah larut dalam

3,9 bagian propilen glikol (Rowe et al., 2009). Larutan cair propil paraben pada

pH 3-6 stabil sekitar 4 tahun pada suhu ruangan, sedangkan larutan pada pH diatas

8 akan cepat terhidrolisis sekitar 60 hari pada suhu kamar. Propil paraben

disimpan dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering (Rowe et al.,

2009). Propil paraben digunakan sebagai bahan pengawet dalam sediaan gel pada

konsentrasi 0,025% (Voigt, 1994).

2.8.5 Akuades

Akuades merupakan pelarut berupa cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa,

dan tidak berbau. Akuades larut dalam etanol dan gliserol. Akuades disimpan

dalam wadah tertutup baik (DepKes RI, 1979).