bab ii tinjauan pustaka 2.1 ekstrak ubi jalar ungu 2.1.1 ... 2.pdftablet cetak biasanya digunakan...

14
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1. Ubi Jalar Ungu Klasifikasi tanaman ubi jalar ungu, Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Convolvulales Famili : Convulvulaceae Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea batatas L. Poir (Rukmana, 1997). Tanaman Ipomoea batatas L. Poir termasuk tanaman semusim (annual) yang memiliki ciri-ciri susunan tubuh utama terdiri atas batang, daun, bunga, buah, biji, dan umbi. Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, dan berbuku-buku. Tipe pertumbuhan tegak dan merambat/menjalar, dengan warna umbi bervariasi yaitu putih, krem, orange, dan ungu (Suprapti, 2003). Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemui di Indonesia. Ubi jalar ungu jenis Ipomoea batatas L. Poir memiliki warna ungu yang cukup pekat pada daging ubinya. Adanya antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai dengan 6

Upload: nguyentu

Post on 05-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu

2.1.1. Ubi Jalar Ungu

Klasifikasi tanaman ubi jalar ungu,

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convulvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea batatas L. Poir

(Rukmana, 1997).

Tanaman Ipomoea batatas L. Poir termasuk tanaman semusim (annual) yang

memiliki ciri-ciri susunan tubuh utama terdiri atas batang, daun, bunga, buah, biji,

dan umbi. Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, dan berbuku-buku.

Tipe pertumbuhan tegak dan merambat/menjalar, dengan warna umbi bervariasi

yaitu putih, krem, orange, dan ungu (Suprapti, 2003). Ubi jalar ungu merupakan

salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemui di Indonesia. Ubi jalar ungu jenis

Ipomoea batatas L. Poir memiliki warna ungu yang cukup pekat pada daging

ubinya. Adanya antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai dengan

6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

7

dagingnya, membuat ubi jalar ungu memiliki warna ungu yang khas. Kandungan

antosianin pada ubi jalar ungu cukup tinggi yaitu mencapai 519 mg/100 g berat

basah (Apriliyanti, 2010). Ubi jalar ungu memiliki beberapa aktivitas farmakologi

seperti antioksidan, antiulcer, antimutagenik, hepatoprotektif, serta antidiabetik

(Montila et al., 2011).

Gambar 2.1. Ubi jalar ungu (Jusuf dkk., 2008).

2.1.2. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995).

2.1.3. Ekstrak Ubi Jalar Ungu

Ekstrak ubi jalar ungu adalah sediaan yang diperoleh dengan menyari ubi

jalar ungu menggunakan pelarut yang sesuai dan dengan menggunakan metode

ekstraksi yang sesuai. Biasanya ekstraksi ubi jalar ungu dilakukan menggunakan

pelarut organik seperti metanol dan etanol, dan salah satu metode ekstraksi yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

8

dapat digunakan adalah metode maserasi (Huang et al., 2010). Ekstraksi ubi jalar

ungu menggunakan etanol 75% sebagai pelarut dapat menghasilkan rendemen

sebesar 3,9 % (Hambali dkk., 2014).

2.2 Tablet

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam

bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat

tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,

zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok (Depkes RI,

1979). Tablet menjadi sediaan yang paling banyak diproduksi karena memiliki

beberapa keuntungan seperti ketepatan dosis, biaya produksi dan pengemasan

lebih murah dan relatif lebih stabil dibanding bentuk sediaan lain (Harbir, 2012).

2.2.1 Metode Pembuatan Tablet

Tablet dapat diproduksi dengan cara cetak atau kempa. Tablet cetak

diproduksi menggunakan mesin tablet atau secara manual dengan memberikan

tekanan pada bahan tablet dengan menggunakan cetakan sehingga menghasilkan

bentuk tablet yang diinginkan. Tablet yang tercetak kemudian dikeluarkan dan

dibiarkan hingga kering. Tablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala

kecil dan laboratorium (Harbir, 2012).

Pembuatan tablet dengan cara kempa dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu

kempa langsung, granulasi basah dan granulasi kering. Metode kempa langsung

dilakukan dengan mengempa langsung bahan tablet tanpa melalui tahapan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

9

granulasi karena bahan-bahan yang digunakan telah memiliki laju alir dan

kompresibilitas yang baik (Dokala, 2013).

Keunggulan yang dimiliki metode kempa langsung sehingga banyak

digunakan dalam formulasi sediaan tablet antara lain efektif, stabilitas, disolusi

yang lebih cepat, dan beberapa keuntungan lainnya. Metode tersebut melalui

tahapan yang lebih singkat sehingga lebih efektif dari segi biaya dan waktu

produksinya. Peningkatan stabilitas pada zat aktif sediaan yang sensitif terhadap

panas dan lembab. Peningkatan tersebut terjadi karena metode ini tidak melalui

tahap pembasahan dan pengeringan. Disolusi yang lebih cepat terjadi karena pada

proses disolusi tablet kempa langsung, tablet langsung terdisintegrasi menjadi

pertikel tanpa melalui fase granul terlebih dahulu. Keunggulan lainnya yang

dimiliki tablet kempa langsung seperti kontaminasi yang rendah karena bahan-

bahan diproses dalam jangka waktu yang cepat dan pertumbuhan mikroba yang

lebih rendah karena dalam metode tersebut tidak menggunakan air (Dokala,

2013). Polimer yang sering digunakan sebagai eksipien tunggal dalam pembuatan

sediaan tablet secara kempa langsung diantaranya mikrokristalin selulosa

(avicel®), natrium alginat dan amilum terpregelatinasi karena umumnya bahan-

bahan tersebut memiliki sifat alir yang baik sehingga cocok untuk dikempa

langsung (Majekodunmi et al., 2008; Ahmad et al., 2014; Rojas et al., 2013).

2.3 Polimer

Polimer merupakan makromolekul yang tersusun atas banyak unit berulang

yang disebut monomer, baik unit yang berupa molekul identik maupun non

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

10

identik (Denis, 2010). Polimer banyak digunakan dalam bidang farmasi, salah

satnya adalah sebagai eksipien tablet. Bahan-bahan yang tergolong polimer adalah

selulosa dan pati, yang merupakan eksipien alami. Selulosa dan pati serta turunan-

turunanya dapat digunakan sebagai pengisi sediaan jika jumlah obat dalam tablet

sedikit. Selain itu eksipien polimer juga dapat berperan sebagai disintegrant untuk

pembuatan tablet konvensional yang memerlukan disintegrasi yang cepat pada

medium air (Denis, 2010). Eksipien polimer dibagi menjadi dua yaitu non ionik

(pH independent) dan ionik (pH dependent). Contoh polimer ionik adalah

mikrokristalin selulosa/avicel®, karboksimetil selulosa, alginat, kitosan dan lain-

lain. Contoh polimer nonionik antara lain polivinil pirolidon (PVP), hidroksi

propil metil selulosa (HPMC), kopovidon, hidroksi propil selulosa (HPC) dan

lain-lain (Troy and Paul, 2006; Shah et al., 2014).

2.4 Uji Kompresibilitas Serbuk

Uji kompresibilitas diperlukan untuk dapat menentukan bagaimana sifat

aliran dari campuran serbuk. Sifat alir ini sangat berperan penting untuk dapat

menghasilkan tablet yang kompak dan stabil. Dalam uji kompresibilitas perlu

ditentukan terlbih dahulu nilai bobot jenis nyata dan bobot jenis mampat dari

serbuk (Lachman et al., 2008).

a. Bobot jenis nyata

Bobot jenis nyata adalah perbandingan berat serbuk dengan volume serbuk

sebelum pemampatan (Voigt, 1995). Selanjutnya dihitung bobot jenis nyatanya

dengan persamaan sebagai berikut:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

11

)(pemampatan sebelum volume

)(serbukberat )(nyata jenisBobot 0

mL

gram .....persamaan (2.1)

b. Bobot jenis mampat

Bobot jenis mampat adalah perbandingan berat serbuk dengan volume serbuk

setelah dilakukan pengentukkan hingga volumenya konstan (Voigt, 1995).

Selanjutnya dihitung bobot jenis mampatnya dengan persamaan sebagai berikut:

)(pemampatansetelah volume

)(serbukberat )(mampat jenisBobot 0

mL

gram ..persamaan (2.2)

c. Uji Kompaktibilitas

Kompaktibilitas adalah kemampuan suatu bahan untuk berkurang volumenya

pada saat mendapatkan tekanan. Sehingga hal ini menentukan kemampuan serbuk

untuk menjadi bentuk yang lebih stabil jika mendapat tekanan, yaitu mudah

menyusun diri pada saat memasuki ruang cetak kemudian mengalami perubahan

bentuk menjadi bentuk yang mampat dan akhirnya menjadi massa yang kompak

dan stabil (Lachman et al., 2008). Persen kompaktibilitas dihitung berdasarkan

data yang diperoleh dari pengukuran bobot jenis nyata dan bobot jenis mampat.

Berikut ini adalah persamaan untuk menghitung % kompaktibilitas:

%100litasKompaktibi% 0 xt

t

.............................................persamaan (2.3)

Keterangan:

ρt = bobot jenis mampat

ρo = bobot jenis nyata

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

12

Tabel 2.1 Hubungan Kompresibilitas Dengan Sifat Alir

Kompresibilitas (%) Sifat aliran

5 – 12

12 – 18

18 – 23

23 – 33

33 – 38

> 38

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

Sangat buruk

(Aulton, 1988).

2.5 Evaluasi

2.5.1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis merupakan uji dengan menggunakan indera manusia sebagai

alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Penampilan

umum tablet meliputi ukuran tablet, bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, dan

bentuk permukaan dan cacat fisik. Penampilan umum tablet penting bagi

penerimaan konsumen (Lachman et al., 2008).

2.5.2. Uji Keseragaman Ukuran Tablet

Metilselulosa Uji dilakukan untuk mengetahui konsistensi ukuran tablet yang

dihasilkan. Diukur diameter dan tebal dari 20 tablet menggunakan jangka sorong.

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet

(Anief, 2010).

2.5.3. Uji Keseragaman Bobot Tablet

Bobot tablet berkaitan dengan bentuk dan ukuran fisik serta mempengaruhi

takaran atau dosis dari bahan obat untuk mencapai tujuan terapi yang diharapkan

(Lachman et al., 2008). Timbang seksama 20 tablet, satu per satu, dan hitung

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

13

bobot rata-rata. Persyaratan uji keseragaman bobot tablet ditunjukkan pada tabel

2.2 berikut.

Tabel 2.2. Persyaratan uji keseragaman bobot tablet (Anief, 2010).

Keterangan : Tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya

lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang

bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan

kolom B.

2.5.4. Uji Kekerasan Tablet

Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet terhadap

tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan, dan keretakan tablet selama

pembungkusan, pengangkutan, dan pemakaian. Tablet tidak boleh terlalu rapuh

dan terlalu keras. Jika tablet terlalu rapuh kemungkinan tablet dapat rusak

sebelum diterima pasien, sedangkan jika tablet terlalu keras dapat mempengaruhi

disolusi tablet didalam tubuh. Tablet diambil sebanyak 10 tablet, lalu dimasukkan

satu per satu ke dalam alat hardness tester dan alat dinyalakan. Data hasil

pengujian kekerasan tablet dicatat. Kekerasan tablet biasanya 4-8 kg (Lachman et

al., 2008).

2.5.5. Uji Kerapuhan Tablet

Uji kerapuhan tablet dilakukan karena pada saat pengemasan dan pengepakan

serta pengangkutan kemungkinan tablet mengalami benturan. Benturan pada

proses tersebut dapat menghilangkan partikel-partikel obat yang berada di

permukaan tablet. Tablet yang mudah menjadi bubuk, menyerpih dan pecah akan

menyebabkan berkurangnya akseptibilitas sediaan oleh pasien dan menimbulkan

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

25 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%

150 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

14

variasi pada berat dan keseragaman isi tablet. Uji kerapuhan di laboratorium

menggunakan alat uji kerapuhan. Alat tersebut memiliki sejenis kotak plastik yang

berputar pada kecepatan 25 rpm, menjatuhkan tablet sejauh enam inci pada setiap

putaran. Tablet diambil sebanyak 30 tablet lalu dibersihkan, kemudian ditimbang

(W1 gram), lalu dimasukkan ke dalam alat uji kerapuhan untuk diuji. Alat diset

dengan kecepatan putaran 25 rpm selama 4 menit. Tablet dikeluarkan, lalu

bersihkan dan ditimbang kembali (W2 gram). Dihitung persentase kerapuhan

tablet. Kehilangan berat kurang dari 1 % masih dapat diterima (Ansel, 2005).

Persentase kerapuhan tablet dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.

% Kerapuhan tablet = 𝑤1−𝑤2

𝑤1 x 100 %.............................................persamaan (2.4)

2.5.6. Uji Waktu Hancur Tablet

Waktu hancur adalah hal yang penting untuk sediaan yang diberikan secara

oral. Tablet harus segera terlarut untuk dapat diabsorbsi. Sediaan hancur sempurna

bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang

tidak mempunyai inti yang jelas. Memasukkan 1 tablet pada masing-masing 6

tabung dari keranjang. Memasukkan satu cakram pada setiap tabung dan

menjalankan alat. Digunakan air bersuhu 37 ± 2˚C sebagai media dengan volume

900 mL. Pada akhir batas waktu, keranjang diangkat dari media dan tabletnya

diobservasi. Semua tablet harus sudah terdisintegrasi sempurna, jika 1 atau 2

tablet tidak terdisintegrasi secara sempurna, pengujian diulangi dengan

menggunakan 12 tablet lainnya. Tidak kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji

harus terdisintegrasi sempurna. Persyaratan waktu hancur tablet adalah tidak lebih

dari 15 menit (Depkes RI, 1995).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

15

2.5.7. Uji Disolusi Tablet

Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam

larutan pada suatu medium. Disolusi merupakan salah satu faktor penentu proses

absorbsi obat dalam tubuh manusia, terutama apabila zat aktif tersebut kelarutan

yang kecil dalam medium gastrik intestinal. Disolusi juga sangat mempengaruhi

efektivitas bahan obat dalam sediaan tablet (Fudholi, 2013). Uji disolusi dilakukan

untuk mengetahui proses melarutnya suatu zat kimia atau senyawa obat dari

sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk

menentukan jumlah obat yang melarut dalam medium asam atau basa (Ansel,

2005). Karakteristik fisik sediaan, proses pembasahan sediaan, kemampuan

penetrasi media disolusi ke dalam sediaan, proses disintegrasi dan deagragasi

sediaan merupakan sebagian dari faktor yang mempengaruhi karakteristik disolusi

obat dari sediaan (Fudholi, 2013). Pada Farmakope Indonesia dijelaskan uji

disolusi dapat dilakukan dengan 2 tipe alat, alat Tipe 1 (metode keranjang) dan

alat tipe 2 (metode dayung).

Alat tipe 2 (metode dayung) terdiri atas wadah tertutup yang terbuat dari kaca

atau bahan transparan lain yang inert, dilengkapi dengan suatu motor atau alat

penggerak. Wadah tercelup sebagian dalam penangas sehingga dapat

mempertahankan suhu tablet dalam wadah 37° ± 0,5° C selama pengujian

berlangsung. Bagian dari alat termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak

dapat memberikan gerakan, goncangan, atau getaran signifikan yang melebihi

gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Wadah disolusi dianjurkan berbentuk

silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160-175 mm, diameter dalam 98-106

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

16

mm, dengan volume sampai 1000 ml. Batang logam berada pada posisi tertentu

sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm dan berputar dengan halus tanpa

goyangan yang berarti. Jarak antara daun dan bagian dalam dasar wadah

dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang

merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai.

Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar

(Depkes RI, 1979).

Gambar 2.2 Alat uji disolusi tipe 2 (Depkes RI, 1979).

Untuk tablet konvensional, diharapkan obat terlepas sebanyak ≥85% dari

jumlah yang tertera pada kemasan dalam waktu 30 menit (Rathod, 2014).

2.6 Eksipien

2.6.1 Avicel®

Avicel®

merupakan nama dagang dari mikrokristalin selulosa. Avicel® dibuat

dari hidrolisis terkontrol α-selulosa dengan larutan asam mineral encer. Sebagai

bahan farmasi, avicel® digunakan untuk bahan pengisi tablet yang dibuat secara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

17

granulasi maupun cetak langsung, bahan penghancur tablet, adsorben dan bahan

anti lekat. Avicel® diketahui mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang sangat

baik. Avicel® sering dilakukan co-processing dengan karagenan, sodium

karboksimetilselulosa dan guar gum (Rowe et al., 2003).

Mikrokristalin selulosa dapat diperoleh secara komersial dari berbagai

kualitas dan merek dagang. Salah satu produk selulosa mikrokristal di

perdagangan dikenal dengan merek dagang Avicel®. Ada beberapa macam jenis

avicel®, salah satunya avicel

® PH 102. Avicel

® PH 102 merupakan selulosa yang

terdepolimerasi parsial berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau, serbuk kristal

yang terdiri atas partikel porous, tidak larut dalam asam encer dan sebagian

pelarut organik (Maryatun, 2010).

Avicel® PH 102 merupakan produk aglomerasi dengan distribusi ukuran partikel

yang besar dan menunjukkan sifat alir serta kompaktibilitas yang baik. Ikatan

yang terjadi antar partikelnya adalah ikatan hidrogen, ikatan ini sangat berperan

terhadap kekerasan dan kohesifitasnya. Pada tekanan kompresi partikelnya

mengalami deformasi plastis, sehingga dapat menaikkan kompaktibilitas (Sheth

and Shangraw, 1980).

2.6.2 Natrium Alginat

Natrum alginat merupakan merupakan bentuk garam dari alginic acid, yaitu

polisakarida anionik yang diperoleh dari alga coklat, yang merupakan suatu

polimer yang terdiri dari D-mannuronic acid dan L-guluronic acid. Natrium

alginat sering digunakan dalam formulasi sediaan oral farmasi. Pada formulasi

sediaan tablet, natrium alginat dapat digunakan sebagai pengikat dan disintegrant,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

18

juga dpat digunakan sebagai pengisi (Rowe et al., 2009). Natrium alginat layak

digunakan sebagai eksipien untuk pembuatan tablet dengan metode kempa

langsung karena memiliki daya alir dan kompaktibilitas yang cukup baik (Rojas et

al., 2013).

2.6.3 Amilum Pregelatinasi

Amilum pregelatin adalah amilum yang telah mengalami proses modifikasi

fisik dengan adanya penambahan air dan atau pemanasan sehingga memecah

semua atau sebagian ikatan dari butir–butir amilum. Amilum yang dihasilkan

memiliki sifat alir yang lebih baik serta dapat digunakan sebagai bahan pembawa

cetak langsung (Rowe et al., 2009). Amilum pregelatin dibuat dengan cara

memanaskan suspensi amilum dalam airdisekitar suhu gelatinisasinya, kemudian

dilakukan pengeringan. Pemanasan suspensi amilum dalam air disekitar suhu

gelatinisasi akan memutus struktur dari granul amilum dan dengan masuknya air

ke dalam granul secara perlahan, terjadi pengembangan struktur granul karena air

masuk dengan jumlah besar sehingga menyebabkan pecahnya granul amilum dan

menyebabkan amilum dapat larut dalam air (Yusuf dkk., 2008).

2.6.4 Magnesium Stearat

Magnesium stearat mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari

8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian berupa serbuk

halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas. Kelarutannya

praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam eter P (DepKes RI,

1995).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstrak Ubi Jalar Ungu 2.1.1 ... 2.pdfTablet cetak biasanya digunakan pada produksi skala kecil dan laboratorium (Harbir, 2012). Pembuatan tablet dengan

19

2.6.5 Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung

sedikit aluminium silikat. Pemerian berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau

putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran (DepKes

RI, 1995).

2.6.6 Aerosil

Aerosil dalam kefarmasian sering digunakan sebagai adsorben, glidan

maupun zat pensusensi. Pemerian berupa silika submikroskopik dengan ukuran

partikel 15 nm, hablur ringan, warna putih, tidak berbau, tidak berasa (Rowe et

al., 2003).