bab ii pembahasan a. profil masyarakat desa paseban 1...

45
BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1. Sejarah Berdirinya Desa Paseban Menurut cerita warga masyarakat ,konon katanya yang memberikan nama adalah Sunan Pandanaran. Dahulu sebelum diberi nama Desa Paseban masih bernama Jabalakat. Bukit yang dituju Sunan Pandanaran atas perintah gurunya yaitu Sunan Kali Jaga. Sunan Pandanaran menetap di Jabalakat untuk menyebarkan agama Islam di daerah Jabalakat. Dengan diikuti oleh kedua muritnya yang bernama Syeh Domba dan Syeh Kewel. Menurut cerita warga nama Paseban diambil dari kata Seba ,yang artinya berkumpul. Berkumpul yang dimaksudkan adalah dalam artian berkumpul untuk bertukar ilmu dan untuk siar agama Islam. Dahulu masyarakat sering berkumpul di tempat pelataran yang cukup luas tepat di bawah bukit yang ditempati oleh Sunan Padan Aran. Warga biasa berkumpul setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Legi. Karena seringnya tempat itu digunakan untuk berkumpul maka Sunan Padang Aran memberinya nama Desa Paseban, yang berarti tempat berkumpulnya orang-orang untuk kebaikan. Sampai sekarang tempat itu masih digunakan untuk berkumpul dan di bangun sebuah pendapa. Setiap malam tempat itu selalu ramai, tidak hanya malam Jumat Kliwon dan Slasa Legi saja. 44

Upload: phamthuan

Post on 03-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil masyarakat Desa Paseban

1. Sejarah Berdirinya Desa Paseban

Menurut cerita warga masyarakat ,konon katanya yang memberikan nama

adalah Sunan Pandanaran. Dahulu sebelum diberi nama Desa Paseban masih

bernama Jabalakat. Bukit yang dituju Sunan Pandanaran atas perintah gurunya

yaitu Sunan Kali Jaga. Sunan Pandanaran menetap di Jabalakat untuk

menyebarkan agama Islam di daerah Jabalakat. Dengan diikuti oleh kedua

muritnya yang bernama Syeh Domba dan Syeh Kewel.

Menurut cerita warga nama Paseban diambil dari kata Seba ,yang artinya

berkumpul. Berkumpul yang dimaksudkan adalah dalam artian berkumpul untuk

bertukar ilmu dan untuk siar agama Islam. Dahulu masyarakat sering berkumpul

di tempat pelataran yang cukup luas tepat di bawah bukit yang ditempati oleh

Sunan Padan Aran. Warga biasa berkumpul setiap malam Jumat Kliwon dan

Selasa Legi.

Karena seringnya tempat itu digunakan untuk berkumpul maka Sunan

Padang Aran memberinya nama Desa Paseban, yang berarti tempat berkumpulnya

orang-orang untuk kebaikan. Sampai sekarang tempat itu masih digunakan untuk

berkumpul dan di bangun sebuah pendapa. Setiap malam tempat itu selalu ramai,

tidak hanya malam Jumat Kliwon dan Slasa Legi saja.

44

Page 2: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

45

2. Kondisi Geografis (Alam) Masyarakat Desa Paseban

Desa Paseban Kecamatan Bayat yang jauhnya kurang lebih 12 km dari kota

Klaten. Desa Paseban yang terletak di Kecamatan Bayat terbagi menjadi tiga belas

dukuh di antaranya yaitu Paseban, Pandeyan, Pase, Kabo, Balong, Menden, Golo,

Ngaren, Karangdolon, Kebondalem, Lemahmiring dan Jalen. Adapun batas-batas

Desa Paseban adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Krakitan dan Desa Krikilan.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Beluk.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bogem dan Desa Kaligayam,

Kecamatan Wedi.

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Melikan Kecamatan Wedi.

Sedangkan orbitasi atau jarak Desa Paseban dengan pusat Pemerintahan

menurut data monografi Desa Paseban adalah sebagai berikut :

a. Jarak dari Desa ke Ibu Kota Kecamatan : 0,5 km.

b. Jarak dari Desa ke Ibu Kota Kabupaten : 12 km.

c. Jarak dari Desa ke Ibu Kota Propinsi : 100 km.

Luas keseluruhan Desa Paseban kurang lebih 214.5250hektar. dengan

perincian 52.8970 hektar berupa areal sawah dan ladang; 2.2830 hektar; 2.2830

hektar berupa bangunan umum; 84. 3756 hektar berupa pemukiman atau

perumahan; 13.6700 untuk areal pekuburan dan 1.9178 hektar untuk jalan dan 60.

3816 lain-lain.

Keadaan alam Desa Paseban berada pada ketinggian 160 meter dari

permukaan air laut. Kondisi alam di Kecamatan Bayat khususnya Desa Pasebanan

adalah perbukitan dengan jalan yang menanjak, ini terlihat sekali jika melintasi

Page 3: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

46

dari pusat kecamatan Bayat di sekitar Desa Paseban. Wilayah Desa Paseban juga

banyak ditemukan batuan kapur dan ada tanah merahnya juga yang berada di

sekitaran jalan desa. Mayoritas warga Desa Pasebanan bermata pencaharian

sebagai buruh tani dan buruh bangunan, namun ada juga yang memiliki usaha

sampingan berupa gerabah atau keramik dari tanah liat. Mayoritas mereka

menggarap lahan sawahnya sendiri dengan dibantu buruh tani.

Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, mereka

memanfaatkannya untuk menanam pohon jati. Dari pengamatan penulis, cukup

banyak warga yang memiliki lahan perkebunan. Mayoritas mereka menanam

pohon jati dan mahoni. Menurut hasil pengamatan penulis juga, lahan perkebunan

pohon jati ini banyak sekali dikunjungi oleh kalangan mahasiswa ataupun

pengusaha yang akan melakukan penelitian ataupun menanam modal disini.

Selain juga digunakan sebagai mata pencaharian, memiliki perkebunan pohon jati

bisa digunakan investasi atau tabungan di hati tua, mayoritas digunakan juga

untuk membuatkan rumah bagi anak-anaknya kelak. Untuk sebagian masyarakat

yang memiliki pekarangan yang cukup luas, biasanya digunakan untuk ditanami

pohon pisang, ubi kayu, mangga dan rambutan. Setelah berbuah biasanya mereka

menjualnya di Pasar dan sebagian juga untuk dikonsumsi sendiri. Berdasarkan

data monografi dari Desa pasebanan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Jawa

Tengah luas wilayah Desa Paseban adalah 214,5250 Ha, terdiri dari:

1) Tanah sawah

Tanah sawah, yang terdiri dari sawah dengan irigasi setengah teknis dan

sawah tadah hujan seluas kurang lebih 52,8970 Ha.

Page 4: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

47

2) Tanah Kering

Yang terdiri dari tegal/ladang seluas 2,2830 Ha, bangunan umum seluas

2,2830 Ha, pemukiman atau perumahan 84,3756 Ha, areal perkebunan 13,6700

Ha, jalan 1,9178 Ha, lain-lain 60,3816 Ha.

Luas wilayah Desa paseban menurut luas penggunaan lahan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel I

Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

Luas Wilayah

1. Tanah Sawah

2. Pekarangan/Bangunan dll

Kebun

Ladang

Tambak Kolam

Rawa

Hutan Lindung

Perkebunan Negara/Swasta

Lain2 sungai, jalan, kuburan dll

214,5250

52,8970 Ha

84,3756 Ha

13,6700 Ha

2,2830 Ha

-

-

-

±490000 ha

1,9178 Ha

60,3816 Ha

Sumber: Data Geografi Penduduk Tahun 2014

3. Potensi Desa dan Kondisi Sosial Ekonomi

Masalah ekonomi sebenarnya sudah timbul bersamaan dengan timbulnya

manusia di muka bumi. Karena ekonomi pada hakekatnya adalah upaya manusia

untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Sejak manusia mengetahui tentang

kehidupan dan pergaulan, maka muncul masalah yang harus diselesaikan bersama,

bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tidak mungkin kebutuhan

manusia dapat dipenuhi sendiri,karena manusia harus hidup dalam pergaulan.

Desa Paseban dilihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya dan dilihat dari

kondisi lingkungan masyarakatnya, merupakan daerah yang maju. Hal ini bisa

Page 5: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

48

dilihat dari munculnya berbagai macam mata pencaharian dan tingkat pendidikan

masyarakatnya. Desa Paseban menurut data monografi Desa Paseban tahun 2013-

2014 sebagian masyarakatnya bermata pencaharian bertani dan berdagang. Selain

itu, sebagian masyarakat lainnya bergerak di sektor jasa dan industri kecil.

Tabel II

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian Jumlah

Pegawai negeri sipil

Guru

Buruh

Petani

Karyawan

Tukang kayu

TNI/POLRI

Pedagang

Industri kecil

Penjahit

Suwasta

131 orang

67 orang

68 orang

26 orang

476 orang

25 orang

7 orang

180 orang

245 orang

8 orang

456 orang

Menurut data monografi di atas, kehidupan ekonomi Desa Paseban

didominasi dengan adanya kegiatan industri. Di Desa Paseban terdapat 8 jenis

industri di antaranya yaitu batik, keramik, gerabah,genteng, batu bata, konveksi,

dan anyaman. Jenis industri ini secara keseluruhan berjumlah1314 industri, 21

merupakan industri kecil dan 312 masuk kategori industri besar. Di Paseban

terdapat 1 lembaga ketrampilan menjahit, dengan dipandu oleh 2 orang tenaga

pengajar dan muridnya mencapai 41 orang.

Selain industri potensi desa Paseban dari sektor petanian dan peternakan

juga cukup baik, karena sudah mampu menghasilkan barbagai hasil dari pertanian

dan peternakan. Dapat kita lihat potensi desa Paseban dalam pertanian dan

peternakan sebagai berikut:

Page 6: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

49

a. Tanaman pangan : padi, kedelai, jagung, rambutan, pisang, dan lain-lain.

b. Buah-buahan : mangga, rambutan, pisang, dan lain-lain.

c. Peternakan : sapi, kambing, ayam, kerbau.

4. Karakteristik Masyarakat Desa Paseban

Masyarakat desa merupakan suatu wilayah yang ditempati sejumlah

penduduk dan merupakan organisasi pemerintahan yang terendah, atau bisa juga

diartikan sebagai suatu wilayah administratif di Indonesia yang paling rendah di

bawah kecamatan yang dipimpin oleh Kepala Desa. Masyarakat desa merupakan

masyarakat yang masih tradisional karena pada umumnya masih memegang adat.

Sejarah desa mempunyai peranan penting dalam sejarah bangsa Indonesia,

terutama masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Desa adalah merupakan perwujudan pemukiman di area pedesaan. Di

Indonesia istilah desa adalah pembagian wilayah administratife di Indonesia

dibawah Kecamatan, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Sebuah desa

merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung

atau dusun.

Desa Paseban merupakan salah satu dari desa/dusun yang berada di

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Kecamatan Bayat di sebelah selatan

merupakan batas antara Kabupaten Klaten dengan Kabupaten Gunung Kidul

(Daerah Istimewa Yogyakarta) dan sebelah timur Kabuapaten Klaten dengan

Sukaharja disebelah timur. Luas wilayah 371,7400 Ha ini jauh dari kata

keramaian kota sehingga ini bisa dibilang pedesaan. Desa Paseban adalah

masyarakat pinggiran (urban). Disini terdapat 4 Dukuh, 14 RW (Rukun Warga),

dan 13 RT (Rukun Tetangga).

Page 7: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

50

Petilasan Syech Domba kira-kira berjarak 500 meter dari Kecamatan Bayat

dan berjarak 300 meter dari Pasar Bayat. Pasar ini ramai setiap hari pasaran

Pahing dan kliwon dan menjadi pusat perekonomian karena menjadi tempat

transaksi dan jual beli hasil-hasil bumi masyarakat. Selain itu Petilasan Syech

Domba juga dekat dengan petilasan Ki Ageng Pandanaran yang juga merupakan

petilasan yang sering digunakan untuk wisata ziarah. Di petilasan Pandanaran juga

terdapat sebuah pasar kacil yang menyediakan kebutuhan harian bagi masyarakat

setempat atau pun bagi peziarah, misalnya sembako, pakaian dan barang yang

menjadi Khas daerah Bayat.

Kehidupan masyarakat Desa Paseban terbilang masih cukup terjalin erat

tali silaturahim. Etos kerja bergotong-royong masih sangat tinggi, terbukti dari

hasil penelitian langsung penulis saat beberapa kali berkunjung ke Desa Paseban

dan hasil wawancara dengan Kepala Desa, Juru Kunci dan masyarakat Desa

Sarean sendiri. Ini merupakan salah satu ciri khas ataupun kebiasaan masyarakat

Desa Sarean sendiri.

Kehidupan keseharian Masyarakat Desa Paseban masih sangat berpegang

teguh pada adat istiadat setempat, sehingga dari pengamatan penulis di lapangan

diperoleh suatu data analisis karakteristik masyarakat Desa Paseban sebagai

berikut:

a. Rukun

Istilah rukun cukup menggambarkan situasi dan keadaan

masyarakat Desa Sarean. Dari sinilah tercipta keadaan masyarakat yang

nyaman dan tidak merasa ada tekanan. Sikap ini sangat terlihat sekali di

Desa Paseban, antara satu warga dengan warga lainnya saling

Page 8: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

51

menghormati dan bertutur kata yang benar, sehingga menghindari konflik

antar warga yang bisa merusak keutuhan dan keharmonisan bertetangga.

Karena dewasa ini yang terjadi di masyarakat luas sering terjadi konflik,

yang pangkal dari masalah hanya kurang saling menghargai.

b. Saling Menghargai (Ngajeni)

Masyarakat Desa Paseban sangat menjunjung tinggi sikap saling

menghargai antar warganya, ini terlihat sekali di dalam kehidupan

bermasyarakat mereka, masyarakat berusaha saling menjaga ucapan dan

tindakan yang mereka perbuat, supaya tidak menimbulkan

kesalahpahaman yang nantinya bisa berujung tidak menghargai.

Masyarakat jawa menyebutnya “ngajeni”. Mereka benar-benar mengingat

kebaikan yang pernah dilakukan oleh seseorang, sebagai balas budi

mereka akan berusaha membantu ketika orang yang pernah berjasa kepada

dirinya membutuhkan pertolongan.

c. Terbuka

Mungkin seperti inilah potret kehidupan masyarakat Desa Paseban.

Masyarakat disini cukup terbuka dengan hal-hal baru yang masuk di

lingkungan mereka, masyarakat disini cukup beradaptasi jika ada budaya

baru yang masuk. Begitu pula dengan para masyarakat disini cukup

terbuka dengan para pendatang ataupun kepada para pengusaha ataupun

mahasiswa yang hendak akan melakukan observasi ataupun penelitian.

Jika dilihat dan diamati keterbukaan ini akan mempermudah masyarakat

Desa Paseban untuk lebih maju dan selalu mengetahui perkembangan

teknologi dan budaya baru.

Page 9: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

52

d. Sederhana

Sederhana merupakan gambaran nyata kehidupan di masyarakat

Desa Paseban. Masyarakat disini kehidupannya bisa dikatakan cukup,

mayoritas masyarakat Desa Paseban bermatapencaharian sebagai petani

atau buruh. Sekitaran Desa Paseban kondisi tanahnya adalah tanah liat dan

berbukit, sehingga banyak dimanfaatkan para warga untuk menanam

singkong dan berkebun. Sebagian juga ada warga yang memiliki lahan

untuk ditanami pohon jati, karena di daerah sini banyak sekali yang

memiliki tanah dan ditanami pohon jati. Ada juga warga yang bermata

pencaharian sebagai seorang guru ataupun pegawai kantoran. Mengingat

kondisi tempat yang terletak bi bawah bukit dan tergolong plosok atau

jauh dari keramaian maka cukup berpengaruh kepada kehidupan ekonomi

masyarakat Desa Paseban.

e. Sopan-Santun

Masyarakat Desa Paseban sangatlah menjunjung tingi nilai

kesopanan (Unggah-ungguh), ini terlihat sekali di dalam kehidupan

pergaulan di lingkungan para warga. Generasi muda disini terhadap orang

yang lebih tua maupun kepada para pendatang baru cukup sopan, mereka

menjaga sekali tindak tutur dan kesopanan mereka. Begitu pula dengan

orang yang mungkin lebih berwibawa dari mereka, mereka

memperlihatkan sikap sopan. Masih cukup banyak para warga Desa

paseban yang masih bisa menggunakan bahasa jawa yang halus/benar,

terutama para warga yang sudah berumur. Bahkan sebagian masyarakat

yang sudah berumur lanjut masih banyak yang bisa berbahasa jawa halus.

Page 10: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

53

Masyarakat disini akan dengan senang hati jika ada pendatang baru yang

menanyakan tentang lingkungan mereka disini, ditambah dengan

masyarakat disini yang terbuka dan sopan, membuat warga Desa Paseban

cukup mudah untuk bergaul dan menerima hal-hal baru. Bagi para warga

Desa Paseban bersopan santun sudah merupakan bagian dari kehidupan

pergaulan masyarakat kesehariannya. Jauh dari perkotaan membuat nilai-

nilai kehidupan di Desa Paseban masih sangat asli.

f. Tanpa Pamrih

Masyarakat disini tumbuh sikap saling tolong menolong yang

cukup terjalin dengan baik, salah satunya mereka menolong dengan tanpa

pamrih atau tidak mengharap imbalan. Baik tua maupun muda masyarakat

desa Paseban hidup saling tolong menolong.Ini terlihat sekali jika ada

warga Desa Paseban yang memiliki kerja ataupun lagi ada warga yang

meninggal dunia, mereka akan dengan senang hati membantu acara

tersebut agar dapat meringankan beban dari yang punya kerja ataupun

sedang lagi kena musibah. Mereka tidak mengharap balasan dibayar,

semata-mata itu mereka lakukan untuk saling membantu dan sebagai

solidaritas bertetangga. Sikap seperti ini masih terlihat sekali di kehidupan

desa yang sangat menjujung tinggi adat-istiadat. Hal ini lah yang

menjadikan kehidupan di Desa Paseban terlihat rukun dan harmonis antara

sesama anggota masyarakat.

g. Gotong Royong

Mungkin inilah yang bisa diungkapkan untuk melihat ciri khas

masyarakat Desa Paseban. Sikap kebersamaan ini sangatlah terlihat sekali

Page 11: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

54

disini. Mereka bekerja sama untuk satu tujuan, yaitu agar untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan mudah dan cepat selesai. Gotong

royong masih diterapkan di Desa Paseban hingga sekarang, karena disini

mereka menyadari akan pentingnya solidaritas dan bekerja sama antar

masyarakat. Ini terlihat sekali jika di dalam desa ada program baru dari

pemerintah atau sekedar kegiatan rutinitas. Seperti jika ada acara

Sambatan di lingkungan Desa Paseban, yang dilakukan oleh para Bapak-

Bapak ataupun kaum muda untuk membantu atau melakukan kegiatan

dalam pembangunan rumah, pembuatan/pengaspalan jalan baru maupun

untuk membuat aliran selokan di sekitaran pemukiman warga, Sambatan

juga terlihat pada acara ngijing , yakni acara meletakkan/memasang batu

nisan pada saat nyewu, nyewu adalah peringatan 1000 hari kematian

seseorang. Semua ini dilakukan dengan sukarela tanpa mengharap upah

ataupun bayaran. Berkat kehidupan seperti inilah bisa menimbulkan

kerukunan dan kerjasama antar warga. Banyak hayl ang dikerjakan dengan

gotong royong terutama dalam kegiatan desa. Hal ini dilakukan agar

masyarakat terbiasa tolong menolong, silaturahmi antar sesame anggota

masyarakat. Sehingga menciptakan rasa solidaritas yang tinggi.

Selain itu kegiatan-kegiatan masyarakan juga memiliki lembaga

yang mengatur kegiatan kemasyarakatan di desa Paseban. Lembaga ini

dinamakan dengan LKMD (Lembaga Kegiatan Masyarakat Desa) dengan

jumlah pengurus 17 orang. KPD (Kader Pembangunan Desa) berjumlah 10

orang. Secara khusus wanita juga terekrut dalam lembaga sendiri yaitu

Page 12: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

55

PKK, dengan tim penggerak ada 35 orang dengan jumlah kader PKK

sendiri ada 18 orang.

Masyarakat Paseban jika dilihat dari tingkat pendidikannya,

sebagian besar telah mengenyam penddidikan dari tingkat Sekolah Dasar

hingga perguruan tinggi. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk

masyarakat Paseban menurut tingkat pendidikan dari data monografi desa

Paseban, dengan rincian sebagai berikut;

Tabel III

Data Monografi Desa Paseban

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah

Buta Huruf

Tidak tamat SD

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Tamat D1

Tamat D2

Tamat D3

Tamat S1

Tamat S2

495 orang

529 orang

1294 orang

1601 orang

1599 orang

24 orang

18 orang

176 orang

103 orang

4 orang

Meskipun masyarakat desa Paseban telah mengenyam pendidikan dan

pengaruh-pengaruh jaman modern sudah masuk, sebagian besar warga masyarakat

desa Pseban masih percaya dengan hal-hal gaib yang ada di sekitar dan masih

melakukan ritual turun temurun seperti yang dilakukan para pendahulu

masyarakat desa Paseban. Hal ini sesuai dengan ciri masyarakat jawa yang

percaya dengan kehidupan yang sudah di atur dalam alam semesta.

Page 13: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

56

Inti pandangan alam fikiran mereka tentang alam tersebut tidak terlepas

dari hal-hal lain yang ada dalam alam semesta (jagad), selain itu orang Jawa

percaya pada satu kekuatan yang melebihi segala kekuatan apapun. Seperti

misalnya percaya dengan adanya kesaktian, arwah atau roh leluhur, makhluk

halus yang ada di sekitar mereka. Menurut kepercayaan mereka, setiap unsur

tersebut bisa mendatangkan keberhasilan, kebahagiaan, ketentraman, atau

keselamatan, tetapi juga dapat menimbulkan gangguanpikiran, gangguan

kesehatan, bahkan kematian dan kesengsaraan, sehingga muncul berbagai aliran

kebatinan.

Masyarakat Paseban yang masih percaya dengan kepercayaan-

kepercayaan leluhur ini bisa dilihat dari upacara-upacara selamatan yang masih

mereka lakukan. Upacara-upacara tersebut diantaranya dengan mengadakan

selamatan ketika akan mempunyai hajat seperti pernikahan, membangun rumah,

dll. Selain itu mereka juga masih memberi sesaji-sesaji pada tempat-tempat yang

masih dianggap angker dan dipercaya ada yang menunggu atau sering disebut

dengan sebutan mbahe, danyangeatau yang mbaurekso.Tempat-tempat yang

mereka anggap angker seperti pohon-pohon besar yang telah berumur tua

biasanya berada di tempat-tempat seperti sendang-sendang atau mbelik dan

tempat-tempat lain yang mereka anggap ada penunggunya.

Selain itu masyarakat Paseban juga mengadakan upacara untuk

mengenang arwah orang-orang yang sudah meninggal. Biasanya upacara ini

dilangsungkan pada bulan Ruwah atau bulan Sya‟ban. Upacara ini dilangsungkan

pada tanggal 27 Ruwah, upacara ini sering disebut dengan upacara HaulSunan

Tembayat. Upacara ini disebut juga dengan Nyadran, dilaksanakan dengan

Page 14: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

57

menyediakan berbagai macam makanan sesaji seperti ayam ingkung, nasi gurih

dan berbagai macam buah-buahan. Upacara ini dimulai dengan do‟a-do‟a yang

dipimpin oleh juru kunci makam. Isi dari do‟a-do‟a ini diantaranya adalah

mendo‟akan orang-orang yang sudah meninggal, dan berharap mendapat berkah

keselamatan, kebahagiaan, kesehatan, dan kesuksesan. Selain itu bertujuan untuk

menyucikan diri dari kesalahan-kesalahan yang telahlalu untuk menyambut bulan

puasa atau bulan Ramadhan.

5. Agama dan Kepercayaan Masyarakat Desa Paseban

Hal yang mendarah daging bagi kehidupan manusia adalah kepercayaan.

Sebelum menetukan tahap-tahpa selanjutnya dalam kelanjutan manusia, semua

manusia sempat mengalami pertanyaan seputar kepercayaan yang ia miliki. Pada

dasarnya konsep ketuhanan kontemporer ada 3 macam yaitu: teisme (adalah

konsep yang meyakini dengan tegas bahwa Tuhan itu ada), aknotisme merupakan

paham yang berpendapat bahwa pengetahuan tentang Tuhan tidak diperoleh oleh

manusia, manusia tidak mampu mengetahui eksistansi Tuhan (agnostik), ateisme

yaitu pandagan yang tidak mengakui adanya tuhan karena alam ada dengan

sendirinya dan bekerja menuru undang-undang dirinya sendiri. Logika positifis

selalu menggambarkan bahwa agama merupakan fenomena kemasyarakatan, tak

ubahnya denga tradisi,cara berpakaian, dan lain-lain. Keyakina beragama secara

individu, sosio kultural dan religiusitas menurut orang jawa berada di dalam satu

spirit. Tindakan-tindakan keberagamaan merupakan sikap individu dimana

individu tersebut terikat secara ssio kultural sehingga menghasilakn religiusitas

yang sinkretis. Masyarakat jawa menjalani semua itu sebagai bentuk dari sikap

budaya dan gaya hidupnya yang selalu menjaga harmoni. Masyarakat Desa

Page 15: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

58

Paseban mayoritas para warganya adalah asli orang Jawa, masih banyak pula yang

mempercayai hal-hal yang berbau kejawen, dan ada pula yang sudah berfikir

modern/Islam. Bagi sebagian masyarakat yang masih percaya dengan hal yang

berbau Kejawen, banyak yang sering berkunjung atau melakukan ritual di Makam

Syeh Domba. Karena mereka mengaggap Syeh Domba adalah orang yang

dulunya menyebarkan agama di desa cakaran, dan Syeh Domba memberi kan

pengaruh posif di Desa Paseban. Tidak hanya para warga masyarakat Desa

Paseban yang datang ke makam, tetapi banyak juga pengunjung yang datang dari

luar daerah, bahkan dari luar kota juga masih cukup banyak yang datang untuk

berkunjung maupun sesirih di petilasan Syeh Domba. Pada malam-malam tertentu

seperti Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, masih banyak yang berkunjung di

petilasan Makam Syeh Domba untuk melakukan rangkaian kegiatan yang menjadi

ujubnya/permintaannya. Kemudian ada juga yang hanya sekedar berkumpul pada

malam tertentu untuk bersilaturahmi ataupun bersiarah, karena pada malam-

malam tertentu di areal makam sering ramai dikunjungi oleh para warga.

Warga masyarakat Desa Paseban mayoritas adalah beragama Islam, tetapi juga

ada yang bergama Kristen maupun Katholik. Sebagai buktinya ini terlihat sekali

masjid yang berada di perkampungan yang digunakan umat Islam sebagai tempat

beribadah mereka, Gereja-gereja juga ditemukan di daerah ini untuk peribadatan

orang Nasrani.

Terdapatnya bangunan kristen dan bangunan islam yang berdekatan yaitu

Gua Bunda Maria dan masjid Gala yang konon adalah masjid yang digunakan

untuk sholat Syeh Domba ,Sunan pandanaran dan para pengikutnya, adalah bukti

nyata keserasian dan keharmonisan antar agama. Kedua bangunan yang berbeda

Page 16: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

59

itu terletak di pinggir jalan diantara makam Syeh Domba dan Sunan Pandanaran.

Untuk menjaga keharmonisan, para warga berusaha untuk saling menghargai

maupun saling membantu jika salah satu membutuhkan uluran tangan. Kegiatan

keagamaan disini yang dilakukan adalah seperti Tahlillan yang dilakukan secara

bergantian dari rumah ke rumah atau disaat ada seseorang warga yang sanak

keluarganya ada yang kesripahan / meninggal dunia. Bagi Ibu-Ibu juga sering

melakukan kegiatan keagamaan yaitu Pengajian di masjid pada hari tertentu.

Kegiatan tradisi yang masih dipercaya atau dilakukan oleh masyarakat

Desa Sarean ialah berupa Selametan, Nyadran. Ini dilakukan karena sebagian

masyarakat disini masih banyak yang menganut kejawen yang kuat, masih

melestarikan budaya jawa yang cukup kuat. Bagi yang sudah berfikir

modern/islam modern, sudah jarang yang melakukan kegiatan seperti ini. Tetapi

keharmonisan di Desa Paseban sangat terjaga walaupun mungkin memiliki

perbedaan pikiran atau kepercayaan. Mereka saling menghormati dan menghargai

satu dengan yang lainnya. Jika saat ada bancaan di Makan Syeh Domba atau pun

di makan Sunan Padang Aran, masih ada sebagian pula masyarakat yang datang

disini untuk sekedar ikut berdoa dan kemudian masakan dari bancaan itu sendiri

akan dibagikan oleh modin atau juru kunci. Bancaan itu sendiri adalah

serangkaian kegiatan yang bertujuan unyuk meminta keselamatan atau wujud dari

rasa syukur. Biasanya di dalam bancaan yang sangat kental atau menjadi utama

adalah adanya sega gudangan, sega gudangan (nasi urap) disini terdiri dari nasi,

kemudian terdapat sayuran dan kacang-kacangan dengan sambal kelapa,

kemudian dilengkapi dengan telor.

Page 17: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

60

Agama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya

suatu kebudayaan. Selain itu agama juga merupakan salah satu elemen terpenting

untuk memahami sebuah aktivitas keagamaan.Dalam kesehariannya kehidupan

antar umat beragama di Desa Paseban kelihatan sangat harmonis. Agama yang

dianut oleh penduduk Desa Paseban ini ada 4 macam, yaitu Islam, Kristen,

Katholik dan Hindu. Perinciannya sebagai berikut :

Tabel IV

Data Monografi Desa Paseban

Jumlah Penduduk Menurut Agama

Agama Jumlah penduduk

Islam

Kristen

Katolik

Hindu

5348 orang

30 orang

521 orang

1 orang

Jika dilihat dari data monografi diatas masyarakat Desa Paseban dalam

bidang keagamaan dapat di bilang cukup majemuk. Karena secara kuantitas dari

5869 jiwa penduduk yang memeluk agama Islam 5348 orang. Sedangkan

penganut Kristen ada 30 orang dan sisanya penganut Katolik berjumlah 521

orang, sedangkan Hindunya hanya 1 orang saja. Jika dinilai dari kualitas

keagamaannya, dapat dilihat dari jumlah bangunan peribadahan termasuk

organisasi-organisasi yang berkembang di dalamnya. Di Desa Paseban sendiri

telah berdiri 6 Masjid dan 13 Mushola.

Pendirian Masjid-masjid tersebut telah dimulai sejak tahun 90-an dengan

biaya swadaya masyarakat. Aktivitas peribadahan dalam masyarakat Islam

Paseban semakin disemarakkan dengan jumlah organisasi keagamaannya yaitu

dengan adanya majelis ta‟lim yang berjumlah 5 kelompok, dengan anggotanya

200 orang. Remaja Masjid 8 kelompok dengan jumlah anggota 200 orang. Dalam

Page 18: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

61

hal ini ada juga Masjid yang mempunyai lebih dari dua kelompok remaja Islam,

karena antara laki-laki dan perempuan disendirikan. Ditambah lagi dengan suatu

lembaga yaitu TPA (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) yang bercorak tradisional.

Kualitas keagamaan masyarakat Desa Paseban juga dapat diketahui dari jalur

pendidikan yang mereka tempuh. Diantara mereka ada yang mengenyam

pendidikan pondok pesantren tercatat 1 orang, madrasah 138 orang, pendidikan

agama 3 orang.

Tidak hanya beberapa organisasi keagamaan diatas di Desa Paseban juga

terdapat dua organisasi besar yaitu Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.

Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan Islam yang bergerak dalam

pemurnian agama Islam secara modern, sedangkan Nahdatul Ulama lebih

condong bergerak dalam dakwah secara tradisional. Di Desa Paseban kebanyakan

masyarakatnya berorganisasi di Nahdatul Ulama. Hal ini semakin menguatkan

eksistensi Makam Sunan Tembayat sebagai obyek wisata ziarah.

Selain agama Islam, yang berkembang di Paseban adalah Katolik. Karena,

di bukit yang sama, tepatnya di bukit Jabalkat, didirikan Gua Bunda Maria,

sebagai tempat peribadahan umat Katolik. Dengan aktivitas peribadahan

diperlihatkan dengan adanya 1 majelis Gereja yang mempunyai jumlah anggota

50 orang, dan remaja Gereja 1 kelompok dengan jumlah anggota 100 orang.

Sisanya beragama Kristen yang berjumlah 30 orang dan satu lagi beragama

Hindu. Dilihat dari data-data di atas masyarakat Paseban mempunyai kualitas

keagamaan yang sudah cukup maju, dari yang dulunya masih dipengaruhi unsur-

unsur Animisme dan Dinamisme, sekarang masyarakat Paseban sudah

menjalankan rukun Islam meskipun belum begitu sempurna.

Page 19: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

62

6. Tradisi Masyarakat

Dilihat dari segi sosial masyarakat Desa Paseban memiliki beragam

aktivitas kemasyarakatan yang telah mengakar menjadi tradisi. Aktivitas tersebut

ada yang terkait dengan social keagamaan dan peringatan hari-hari besar. Upacara

memiliki fungsi penting bagi masyarakat, yaitu menumbuhkan solidaritas. Dengan

adanya kegiata tersebut masyarakat bertemu dan saling berkomunikasi satu sama

lain. Komunikasi dan pertemuan antara masyarakat tersebut menumbuhkan rasa

kebersamaan dan membantu terbentuknya kesatuan social yang kuat.

Orang jawa masih sangat kental dalam hal tradisi, mereka percaya akan

adanya hal yang tidak tampak mata atau disebut dengan gaib. Gaib yang

dipercaya adalah ruh yang menguasai suatu wilayah tertentu atau sering disebut

danyang. Ruh dipercaya ada yang baik dan ada yang buruk, oleh karena itu

masyarakah menghormati dengan cara melakukan sebuah ritual dengan maksud

agar ruh yang baik meu menbantu untuk menghindarkan dari ruh yang jahat.

Upacara-upacara tradisional menjadi lambang kudus dalam dunia spiritual Jawa

atau dalam dunia mistik Jawa.

Masyarakat Jawa khususnya masyarakat Desa Paseban masih berpegang

pada kejawen. Masyarakat Desa Paseban masih bersifat sangat religious, sifat

tersebut ditandai dengan agama atau kepercayaan yang mereka anut sekarang.

Pengakuan dan keyakinan atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa tercermin dalam

pemeluk agama di Desa Paseban yaitu Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu.

Berlainan agama tidak membuat mereka bermusuhan tetapi mereka rukun

secara berdampingan karena memiliki toleransi beragama yang kuat dan patut

dijadikan contoh. Hal ini dikarenakan antara masyarakat yang satu dengan yang

Page 20: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

63

lain saling menghormati dan tidak mengganggu dalam melaksanakan peribadatan.

Masyarakat Desa Paseban yang beragama islam masih ikut serta dalam

melakukan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh sebagian lapisan masyarakat.

Upacara-upacara keagamaan atau ritual biasanya dilakukan bersama dengan

upacara tradisi leluhur, yaitu berupa Slametan(kendhuren), Bersih Desa, dan

member sesaji untuk ruh-ruh penunggu atau ruh leluhur yang telah meninggal.

Masyarakat Desa Paseban sebagaimana masyarakat Jawa pada umumnya,

tumbuh dan berkembang dalam pengaruh budaya nenek moyang. Sebagai contoh

tradisi, yaitu :

a. mitoni (tujuh bulanan).

Dalam tradisi Jawa, mitoni merupakan rangkaian upacara siklus hidup

yang sampai saat ini masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa. Kata mitoni

berasal dari kata “am” (awalan am menunjukan kata kerja) + „7‟ (pitu) yang

berarti suatu kegiatan yang dilakukan pada hitungan ke-7. Upacara mitoni ini

merupakan suatu adat kebiasaan yang dilakukan pada bulan ke-7 pada masa

kehamilan pertama seorang perempuan dengan tujuan agar embrio dalam

kandungan dan ibu yang mengandung senantiasa memperoleh keselamatan.

Ubarampe atau sesajen yang digunakan antara lain :

1. Sajen tumpeng, maknanya adlah pemujaan (memule) pada arwah leluhur yang

sudah tiada. Para leluhur setelah tiada bertempat tinggal ditempat yang tinggi,

di gunung-gunung. Ini sebagai symbol keselarasan agar bayi yang dikandung

sempurna dan tidak ada satu kekurangan serta memberikan keselamatan agar

pada saat melahirkan lancar dan ibu yang melahirkan juga selamat.

Page 21: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

64

2. Sajen jenang abang, jenang putih, melambangkan benih pria dan wanita yang

bersatu dalam wujud bayi yang akan lahir.

3. Sajen berupa sego gudangan, mengandung makna agar calon bayi selalu

dalam keadaan segar.

4. Benang lawe atau daun kelapa muda yang disebut janur yang dipotong,

maknanya adalah mematahkan segala bencana yang menghadang kelahiran

bayi.

5. Sesajen berupa telur yang nantinya dipecah mengandung makna berupa

ramalan bahwa kalau telur pecah maka bayi yang lahir perempuan, kalau telur

tidak pecah maka bayi yang lahir laki-laki.

6. Sayur 7 warna (sayur terdiri dari 7 macam sayur yaitu jepan, kacang panjang,

kol/kubis, kluwih, daun mlinjo, wortel, terung). Hal ini dimaksudkan agar si

jabang bayi kelak dapat menjalani kehidupan yang penuh warna-warni.

Pelaksanaannya diawali dengan ke Duren oleh kaum laki-laki kemudian

dilanjutkan dengan diadakan siraman kepada calon ibu jabang bayi menggunakan

air 7 sumber yang telah dicampur dengan bunga. Lalu dilanjutkan dengan calon

ibu jabang bayi berganti jarik sebanyak 7 kali sebagai simbol kehamilannya sudah

berusia 7 bulan. Dilanjutkan dengan brobosan telur ayam kampong. Telur ayam

kampung dimasukan ke dada ibu hamil oleh dukun bayi yang kemudian ditangkap

oleh nenek bayi ditengah kedua kaki ibu hamil. Apabila telur dapat ditangkap

maka kelak anak yang dilahirkan laki-laki, dan apabila tidak dapat ditangkap

maka kelak anak yang dilahirkan adalah perempuan. Kemudian calon bapak dan

calon ibu berjalan masuk rumah sambil membersihkan tempat yang dilewatinya,

Page 22: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

65

sebagai symbol agar kelak pada saat proses persalinan lancar dan tidak mengalami

suatu hambatan.

Masyarakat Pasebanan mempunyai tradisa mengenai pengormatan

terhadap orang yang meninggal yaitu tatacara merawat jenazah. Hal ini memiliki

makna untuk mengingat segala kebaikan yang pernah diberikan oleh orang yang

sudah meninggal. Selain itu juga dipercaya bahwa dengan dibantu doa, maka

arwah orang yang meninggal tersebut akan tenang dan diterima disisi Tuhan.

Upacara yang dilakukan biasanya berwujud kenduri dengan menggunakan sesaji-

sesaji. Kenduri merupakan wujud kebersamaan masyarakat dalam menangani

masalah bersama. Kenduri tidak dapat lepas dari sesaji. Sesaji yang digunakan

biasanya sama,hanya mungkin prosesnya berbeda.

Dalam penghormatan terhadap orang yang telah meninggal dunia,

masyarakat Cakaran melakukan tradisi lama berupa:

b. upacara slametan.

Upacara-upacara yang dilakukan untuk memperingati kematian biasanya

dengan mengadakan kenduri, yang disertai dengan do‟a bersama dan dihadiri oleh

kerabat dan tetangga dekat. Kenduri menggambarkan pola gotong royong dalam

masyarakat Jawa. Sikap saling membantu dan member penghiburan bila ada

kesusahan merupakan contoh konkrit pola piker masyarakat Jawa. Serangkaian

upacara yang dilakukan adalah :

1. Upacara ngesur tanah atau geblag

Istilah sur tanah atau ngesur tanah berarti membuat lubang pada tanah.

Makna sur tanah adalah memindah alam fana ke alam buka dan wadah

semula yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah. Upacara ini

Page 23: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

66

dilakukan pada saat membuat liang lahat untuk tempat pemakaman

orang yang meninggal. Adapun perlengkapannya adalah :

a. Tumpeng ungkur-ungkuran (tumpeng yang dibelah dan diletakkan

dengan saling membelakangi). Yang bermakna bahwa mayit telah

berpisah antara jasmani dan rohnya.

b. Ingkung (ayan dimasak utuh) ingkung juga melambangkan

kepasrahan kepada Tuhan.

c. Urap (gudhangan dengan kelengkapannya) bermakna agar

keselamatan selalu menyertai orang yang meninggal sampai

menghadap Tuhan.

d. Lalaban, ini terdiri dari cabai merah, garam, dan bawang merah

melambangkan bahwa semua sesaji sesuai dan tidak ada yang

kurang.

e. Dhele ireng, jenis kacang kedelai yang berwarna hitam yang

melambangkan agar tidak mendapat kegelapan, semoga Tuhan

selalu member penerangan kepada orang yang telah meninggal.

2. Upacara tigang dinten (tiga hari)

Upacara ini merupakan upacara yang diselengggarakan untuk

memperingati tiga hari meninggalnya seseorang, untuk

menyempurnakan 4 perkara yang disebut anasir yaitu bumi, api, angin,

dan air. Peringatan ini dilakukan dengan kenduri, mengundang kerabat

dan tetangga terdekat. Sesajen yang digunakan sampai acara nyewu

(seribu hari) hamper sama. Upacara slametan ini biasanya diperingati

sampe ke seribu hari.

Page 24: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

67

B. Bentuk dan Isi Cerita Rakyat Syech Domba

Semasa hidupnya Syech Domba adalah seorang tokoh penyebar agama

Islam yang begitu dikenal di daerah Bayat Kabupaten Klaten. Karena peranannya

yang begitu luarbiasa di daerah bayat umumnya dan desa Paseban khususnya,

sampai sekarang beliau masih di kenang oleh banyak orang. Banyak yang

berziarah banyak yang berkunjung ke makam beliau. Bukan hanya masyarakat

lokal saja yang datang berziarah namun juga dari luar daerah, luar kota, dan

bahkan luar Jawa juga ada beberapa.

Petilasan Syeh Domba terletak di atas bukit jauh dari pemukiman warga,

jarak dari bawah menaiki bukit tersebut kira-kira 1 km dengan jalan menanjak

yang sebagian sudah beton dan sebagian masih terjal. Makam Syeh Domba

terletak didalam bangun seperti pendopo tetapi diberi pintu dan selalu di kunci

apabila tidak ada pengunjung.

Banyak orang berkunjung meskipun letak makan Syeh Domba berada di

atas bukit yang cukup tinggi dan medan jalan yang lumayan sulit dijangkau

banyak orang yang tidak perduli karena ingin berziarah ataupun karna maksud

lain.

Di petilasan atau makam Syeh Domba terdapat susunan kayu jati

berjumlah sembilan(sundo sanga) yang berada tepat diatas makam. Menurut juru

kunci kayu jati tersebut melambangkan Wali Sanga(Wali yang jumlahnya

sembilan) yang merupakan panutan Syeh Domba. Dari pertama di temukan

petilasan itu sampai sekarang tidak ada yang tau siapa yang menyusun kayu itu

dan bahkan menurut juru kunci susunan kayu tersebut tidak berubah dan kayunya

tetap awet tidak rusak dan tidak termakan rayap.

Page 25: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

68

Menurut kesaksian orang yang berkunjung selain kayu sunda sanga, di

petilasan Syeh Domba juga sering terlihat penampakan burung merpati yang

terbang tinggi dan mengitari petilasan Syeh Domba. Menurut cerita juru kunci,

burung merpati itu muncul ketika di desa sedang terjadi pagebluk. Burung merpati

itu muncul terbang mengitari bukit Cakaran dan setelah itu pagebluk akan hilang

dengan sendirinya. Warga masyarakat menyebut burung merpati itu peliharaan

Syeh Domba yang dianggap utusan Syeh Domba untuk mengayomi atau

melindungi masyarakat Paseban.

Banyak juga orang berkunjung ke petilasan Syeh Domba untuk meminta

benda pusaka yang menurut juru kunci, pusaka-pusaka itu terkubur bersama Syeh

Domba. Setelah mengetahui bentuk petilasan Syeh Domba selanjutnya alangkah

baiknya kalau kisah atau cerita Syeh Domba juga diketahui. Ada dua versi cerita

yang di ulas tentang Cerita Rakyat Syeh Domba yaitu:

1. Menerut Juru Kunci

Syeh Domba dahulu kala adalah seorang perampok atau begal menjadi

seorang Syeh yang berperanan dan turut serta menyebarkan agama Islam dalam

bimbingan gurunya Sunan Pandanaran. Sunan Pandanaran dahunya adalah

seorang bupati Semarang yang tak lain juga adalah Brawijaya V, yang diangkat

murid oleh Sunan Kalijaga dan diberi mandat untuk menyebarkan agama di suatu

daerah yang bernama Jabalkat.

Menurut cerita dari juru kunci ,Syeh Domba diminta oleh Sunan

Pandanaran untuk menjadi raja atau pemimpin ,saat itu Syeh Domba menolak dan

ingin menjadi pengikut atau murid saja, ketika itu Syeh Domba di sabda menjadi

domba, seh domba sendiri tidak percaya kemudian disuruh berkaca di sendang

Page 26: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

69

dan terkejut ketika melihat sosok manusia yang berkepala domba. Karena

kejadian itulah ia disebut Syeh Domba. Dan sendang yang digunakan untuk

berkaca diberi nama sendang Maerakaca yang berada di desa Paseban, yang

sampai saat ini masih dikenal oleh masyarakat sekitar.

Pada awalnya Syeh Domba disuruh oleh Sunan Pandanaran untuk

mengikuti burung merak sampai dimana tempat burung merak itu berhenti.

Burung merak itu akan menunjukan tempat yang pantas untuk Syeh Domba. Syeh

Dombo mengikuti burung merak itu dan akhirnya burung merak itu berhenti

dibukit Cakaran. Syeh Dombo kemudian menetap dan menyiarkan agama islam

disekitar bukit itu hingga akhir hayatnya.

Syeh Domba meninggal pada Selasa Kliwon tanggal 21 bulan Ramadan di

bukit Cakaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sampai sekarang setiap malam 21 bulan puasa selalu diadakan ritual slametan dan

pengajian di makam Syech Domba untuk memgenang atau menghormati baliau.

2. Menurut Masyarakat Sekitar

Syeh Domba adalah murid atau pengikut dari Sunan Pandanaran. Dahulu

Syeh Domba adalah seorang rampok dan dikenal dengan nama atau sebutan

Sambang Dalan. Suatu hari ketika rombongan Sunan Pandanaran melewati suatu

tempat ketika hendak menuju sebuah tempat yaitu gunung jabalkat, di tengah

perjalanannya kemudian dicegat oleh Sambang Dalan atau Syeh Domba dengan

temannya. Syeh Domba dan kawanan pun dikalahkan oleh Sunan Pandanaran dan

akhirnya sepakat untuk ikut mengabdi menjadi murid Sunan Pandanaran.

Cukup lama berjalan akhirnya rombongan memasuki sebuah desa yang

sangat sepi, kemudian ada seorang nenek-nenek menggendong karung melintas

Page 27: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

70

dan berpapasan dengan rombongan Sunan Pandanaran. Akhirnya Syeh Domba

mendekati nenek itu dan menanyakan apa isi di dalam karung itu, nenek itu

kemudian menjawab “kula naming mbeta wedi” ,setelah di buktikan ternyata

benar isi dalam karung itu adalah pasir, nenek itu terkejut karena awalnya

membawa beras kemudian berubah menjadi pasir, dengan kejadian itu Syeh

Domba berkata kepada nenek itu bahwa desa itu akan menjadi ramai dan damai

kelak ,dan Syeh Domba memberi nama desa itu desa Wedi(pasir).

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan dan sampai di suatu tempat

bertemu dengan seorang yang sedang berada di kebun atau ladang yang ditanami

timun. Syeh Domba pun menghampiri orang itu dan bermaksud untuk meminta

ketimun namun si pemilik mengatakan bahwa belum ada ketimun yang berbuah.

Syeh Domba kemudian meminta biji ketimun untuk di tanam tetapi orang itu tidak

boleh melihat, ketika biji ditanam orang itu menuruti apa kata Syeh Domba, dan

pada saat membuka mata orang itu melihat ketimun yang sudah berbuah. Orang

itu terheran-heran ,kemudian Syeh Domba member nama desa itu Jiwo (nandur

wiji wis awoh).Syeh Domba diminta oleh Sunan Pandanaran untuk menjadi raja

atau pemimpin, saat itu Syeh Domba menolak dan ingin menjadi pengikut atau

murid saja, ketika itu Syeh Domba di sabda menjadi domba, Syeh Domba sendiri

tidak percaya kemudian disuruh berkaca di sendang dan terkejut ketika melihat

sosok manusia yang berkepala domba. Karena kejadian itulah ia disebut Syeh

Domba. Sendang yang digunakan untuk berkaca diberi nama sendang Maerakaca

yang berada di desa paseban dan sampai saat ini masih dikenal oleh masyarakat

sekitar.

Page 28: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

71

Pada awalnya Syeh Domba disuruh oleh Sunan Pandanaran untuk

mengikuti burung merak ,karena burung merak itu akan menunjukan tempat yang

pantas untuk Syeh Domba. Syeh Domba pun mengikuti burung merak itu dan

akhirnya merak itu berhenti dibukit cakaran. Syeh Domba kemudian menetap dan

menyiarkan agama islam disekitar bukit itu hingga akhir hayatnya.

Syeh Domba meninggal pada Selasa Kliwon tanggal 21 bulan Ramadan di

Bukit Cakaran, Kecamatan Bayat,Klaten. Sampai sekarang setiap malam 21 bulan

puasa selalu diadakan ritual slametan dan pengajian di makam seh dombo untuk

memgenang atau menghormati baliau. Selain itu makam ini juga banyak

dikunjungi oleh peziarah dari berbagai wilayah, paling jauh dari Palembang.

Makam ini ramai dikunjungi pada setiap malam selasa kliwon dan setiap malam

jum‟at. Pengunjung makam Syeh dombo datang dengan maksud dan tujuan yang

berbeda-beda ,ada yang sekedar berziarah agar mendapat berkah, ada yang datang

untuk berobat, ada yang datang untuk meminta penglaris, mencari wangsit, dan

ada juga yang datang untuk mencari persugihan tuyul.

C. Bentuk Ritual Dalam Cerita Rakyat Syeh Domba

Analisis terhadap suatu karya sastra dilakukan melalui unsur-unsurnya.

Unsur-unsur dalam karya sastra merupakan struktur bangun dari keseluruhan

karya tersebut. Struktur karya sastra merupakan kumpulan dari berbagai unsur

yang membentuk menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Analisis

bentuk adalah analisis mengenai struktur dalam karya sastra. Keberadaan mitos

Syeh Domba tidak dapat dipisahkan dengan ritual-ritual yang memperngingati

atau mengakui ketokohan dan keberadaan Syeh Domba. Mitos Syeh Domba

merupakan suatu cerita yang mendasari adanya berbagai ritual dalam bnentuk

Page 29: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

72

upacara ada. Upacara ada yang paling penting dalam keberadaan mitos Syeh

Domba adalah peringatan kematian atau haul Syeh Domba yang di adakan pada

setiap malam ke dua puluh satu bulan puasa. Selain peringatan peringatan

kematian atau haul Syeh Domba masih ada beberapa ritual tetapi sifatnya hanya

dilakukan oleh masyrakat atau individu yang mempunyai kepentingan, seperti

ritual penglarisan dan ritual pengobatan.

Mitos Syeh Domba dalam bentuk berbagai ritual sebagai bagian dari

folklor. Folklor tidak hanya berbentuk cerita lisan saja. Folklor menampung

kreasi-kreasi, baik yang primitif maupun yang modern, dengan menggunakan

bunyi dan kata-kata dalam bentuk puisi dan prosa meliputi juga kepercayaan dan

ketakhayulan, adat kebiasaan serta pertunjukan-pertunjukan, tari-tari dan drama

rakyat. Folklor lisan adalah folklor yang berbentuk lisan atau cerita yang

dilisankan. Folklor sebagian lisan adalah foklor yang berbentuk pernyataan yang

bersifat lisan ditambah dengan gerakan-gerakan tertentu yang memiliki makna

gaib. Sedangkan folklor bukan lisan adalah folklor yang berbentuk bukan lisan

tetapi cara pembuatannya diajarkan melalui lisan. Mitos Syeh Domba termasuk

ke dalam folklor sebagian lisan. Mitos Syeh Domba sebagai foklor sebagian lisan

karena bentuknya merupakan gabungan antara unsur lisan dan unsur bukan lisan.

Unsur lisan berasal dari warisan atau tradisi lisan yang turun temurun atau yang

disampaikan dari mulut ke mulut kepada generasi satu ke generasi selanjutnya.

Sedangkan unsur bukan lisan karena memiliki bentuk atau bermateri yaitu

diwujudkan dalam ritual atau upacara adat.

Page 30: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

73

1. Haul atau Peringatan Kematian Syeh Domba (Bentuk Penghormatan

Syeh Domba sebagai Pepunden)

Mitos Syeh Domba merupakan mitos yang berkembang di Dukuh

Cakaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Cerita mitos Syeh Domba dianggap ada dan benar-benar menjadi cerita yang suci

oleh masyarakat pemiliknya. Keberadaan mitos tersebut akrab di telinga

masyarakat sampai sekarang ini. Masyarakat yang akrab dengan mitos tersebut,

baik secara langsung maupun secara tidak langsung telah terpengaruh dengan

keberadaan mitos Syeh Domba. Masyarakat dalam setiap tindakannya selalu

berdasar pada ajaran-ajaran yang telah diberikan oleh Syeh Domba.Masyarakat

selalu mematuhi segala aturan atau perintah dari perwujudan gaib Syeh Domba.

Hal ini menjelaskan bahwa ternyata mitos mampu mempengaruhi kehidupan

masyarakat yaitu sebagai pola panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Mitos

sebagai pola panduan hidup masyarakat, mengatur dan menentukan dalam

kehidupan masyarakat. Keberadaan mitos akan selalu hidup selama masyarakat

masih mempercayai keberadaannya.

Syeh Domba dianggap oleh masyarakat sebagai pepundhen atas

keberadaan kolektif masyarakat di Dukuh Cakaran, Desa Paseban, Kecamatan

Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pepundhen menurut Pigeaud (dalam

Rusyana, 1981:20) adalah cikal bakal yang kemudian menurunkan manusia pada

suatu masyarakat, atau orang yang menyusun aturan dalam masyarakat, atau yang

mendirikan suatu dinasti, yang adakalanya menimbulkan pemujaan di tempat suci.

Syeh Domba dianggap sebagai pepundhen karena merupakan orang yang pertama

kali menempati Dukuh Cakaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten

Page 31: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

74

Klaten, Jawa Tengah yang dulunya hanya berupa bukit Cakaran, karena Syeh

Domba menetap di daerah situ kemudian berkembanglah tempat tersebut menjadi

padukuhan dan ramai sampai sekarang. Masyarakat khususnya di Dukuh Cakaran

menganggap bahwa Syeh Domba mempu membawa kebaikan, kemakmuran dan

menuju jalan kebenaran. Pada awalnya Syeh Domba disuruh oleh Sunan

Pandanaran untuk mengikuti burung merak ,karena burung merak itu akan

menunjukan tempat yang pantas untuk Syeh Domba. Syeh Domba pun mengikuti

kemana burung merak itu pergi dan akhirnya merak itu berhenti di sebuah bukit

yang letaknya tidak jauh dari tempat Sunan Pandanaran. Konon katanya burung

merak itu berhenti di situ dan ceker-ceker (dalam bahasa jawa) kemudian Syeh

Domba juga ikut berhenti dan menamakannya bukit Cakaran. Syeh Domba

kemudian menetap di bukit Cakaran dan menyiarkan agama Islam di sekitar bukit

itu hingga akhir hayatnya

Secara harfiah, kata pepundhen diartikan sebagai sesuatu yang disembah

atau dihormati. Masyarakat Dukuh Cakaran sangat menghormati keberadaan

mitos Syeh Domba sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa keberadaan

mitos Syeh Domba disebut sebagai mitos pepundhen. Mitos pepundhen yaitu

mitos yang dianggap ada akan keberadaannya dan dipercaya sebagai sesuatu yang

dihormati (dipundhi) oleh masyarakat.

Bentuk penghargaan masyarakat terhadap kebedaaan Syeh Domba sebagai

pepunden adalah diperingatinya hari kematian Syeh Domba atau Haul Syeh

Domba yang dilakukan setiap tahun. Syeh Domba meninggal pada Selasa Kliwon

tanggal 21 bulan Ramadan di bukit Cakaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat,

Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Haul dilaksanakan setiap malam 21 bulan Puasa

Page 32: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

75

selalu diadakan ritual slametan dan pengajian di makam Syeh Domba untuk

mengenang atau menghormati baliau. Selain itu makam ini juga banyak

dikunjungi oleh peziarah dari berbagai wilayah, paling jauh dari Palembang.

Makam ini ramai dikunjungi pada setiap malam Selasa Kliwon dan setiap malam

Jum‟at.

Ritual slametan yang diadakan untuk memperingati wafatnya Syeh Domba

sangat sederhana dan tidak ada ritual atau proses yang mewah. Ritual yang

dilakukan hanyalah slametan yaitu membuat kenduri atau bancakan dengan

membuat nasi tumpeng, kemudian malam harinya diadakan pengajian yang

melibatkan ustad, warga masyarakat dukuh cakaran dan pengunjung atau

peziarah. Menurut juru kunci kenapa slametan yang diadakan untuk mengenang

Syeh Domba sangat sederhana, hal itu dikarenakan karena dulunya Syeh Domba

adalah orang kecil yang hidupnya sederhana, apa adanya dan penuh prihatin,

namun selalu bersyukur dengan keadaan dalam hidupnya. Menginggat hal itu

slametan yang diadakan juga sederhana tetapi bermanfaat. Haul Syeh Domba

diadakan oleh Pemeritahan Desa, dan dikuti oleh seluruh aparat pemeritahan dari

Desa sampai Ke Kecamatan.

Bentuk Haul Syeh Domba

a. Tahlilan, dan Pengajian

Tahlil dimaksudkan untuk mendokan Syeh Domba. Hal ini dilakukan oleh

masyrakat karena Syeh Domba merupakan penyebar syiar agama Islam di sekitar

bukit itu hingga akhir hayatnya. Tahlil dipimpin oleh seorang Kyai Lokal atau

Page 33: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

76

tokoh agama setempat. Setelah Tahlil selesai kemudian dilanjutkan di dengan

pengajian yang diakhiri dengan Sholawat Nabi secara bersama-sama.

b. Upacara Slametan

Upacara slametan merupakan ajaran Jawa untuk menyelamatkan jiwa

orang yang sudah meninggal dunia. Ajaran ini sudah ada sebelum masuknya

agama Hindu dan Budha ke Nusantara. Tentu saja dalam perjalanannya selamatan

ini mendapat pengaruh ajaran Hindu dan Budha. Akan tetapi, yang diganti itu

hanyalah mantranya/doanya. Prinsip dari selamatan itu sendiri masih tetap. Dan

setelah Islam masuk, berbagai tata cara dan mantranya diubah disesuaikan dengan

prinsip-prinsip ajaran Islam.

Manusia tidaklah seperti binatang. Binatang mati tidak membutuhkan

upacara penyelamatan jiwanya. Tapi, manusia melakukan upacara. Mula-mula

amat primitif tata caranya. Hanya sekedar mengirimkan puja-puji dan mantra.

Kemudian pada tahap yang lebih maju, adanya seseorang yang mampu

berkomunikasi dengan jiwa orang yang telah meninggal, diperlukan untuk

memimpin upacara tersebut. Dalam perkembangan lebih lanjut, bisa jadi upacara

selamatan tersebut hanyalah sekedar formalitas seremonial saja. Isinya telah

kosong, hanya tinggal kulitnya saja.

Masyarakat Jawa di waktu ini pulau Jawa khususnya, yang memiliki

sistem transportasi, komunikasi, dan pengembangan ilmu serta teknologi modern

dan telah pula lama bersentuhan dan berinteraksi secara langsung dengan budaya-

budaya global, masih melaksanakan, menghayati, dan bahkan mempertahankan

berbagai tradisi lama yang nota bene sangat berbeda atau bahkan berlawanan

dengan prinsip-prinsip modendan modemisasi dalam hidup dan kehidupan. Salah

Page 34: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

77

satu tradisi termaksud adalah tradisi selamatan yang terkait dengan peristiwa

kematian seseorang warga komunitas penganut tradisi tersebut. Sampai saat ini,

tradisi selamatan yang terkait dengan peristiwa kematian seseorang masih tetap

diuri-uri atau dipelihara banyak warga masyarakat Jawa, khususnya di pedesaan.

Tradisi ini didukung baik oleh masyarakat Jawa pedesaan yang masih tradisional,

Jawa transisi yang sedang berubah ke arah masyarakat kota, maupun oleh

sebagian masyarakat Jawa perkotaan yang telah mengenyam pendidikan tinggi.

Tujuan dari Upacara Selamatan atau Haul adaalah:

1) Haul diadakan untuk mendo'akan dengan memintakan ampun kepada Allah

swt. agar orang yang meninggal (yang dihauli) dijauhkan dari segala siksa

serta dimasukkan ke dalam surga;

2) Untuk bersedekah dari ahli keluarganya atau orang yang membuat acara,

orang yang membantu atau orang yang ikut berpartisipasi dengan diniatkan

amal dan pahalanya untuk dirinya sendiri dan juga dimohonkan kepada Allah

agar disampaikan kepada orang yang dihauli;

3) Untuk mengambil teladan dengan kematian seseorang bahwasanya kita

semua pada akhirnya juga akan mati, sehingga hal itu akan menimbulkan efek

positif pada diri kita untuk selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah

swt.;

4) Untuk meneladani kebaikan-kebaikan dari orang yang dihauli, dengan

harapan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari; dan

5) Untuk memohon keberkahan hidup kepada Allah melalui wasilah (media)

yang telah diberikan kepada para ulama, sholihin atau waliyullah yang dihauli

selama masa hidupnya.

Page 35: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

78

Upacara selamatan peringatan kematian Syech Domba masih mengadobsi

ini mendapat pengaruh ajaran Hindu dan Budha. Akan tetapi, yang diganti itu

hanyalah mantranya/doanya. Bentuk adobsi budaya Hindu Budha adaalah adanya

beberapa sajen dalam bentuk makanan tetapi fungsi dan maknanya berbeda

disesuai dengan ajaran agama Islam. Doa dan mantranya sesuai dengan agama

Islam dan berupa Ayat-ayat suci Al Quran.

Adapun bentuk upacara selamaten peringatan kematian Sh Domba sebagai

berikut:

1) Bentuk Upacara

Bentuk upacara selamatan pada masyrakat Jawa bentuknya hambir sama,

yait sajen yang berupa makanan di tempatkan ditengah kalahann, kemudian

diberikan mantra-mantra oleh tetua adat, yang kemudian setelah pembacaan

mantra selesai dan menjelaskan makna tiap sajen yang diakhir doa dalam bahasa

Arab (Doa dipimpin oleh kyai setempat).

2) Bentuk dan Makna Sesaji

Khusus untuk upacara selamatan peringatan kematian Syeh Domba,

bentuk sajen sebagai berikut:

a) Ingkung (Ayam yang dimasak Utuh). Setelah upacara selesai ayam di Ambil

kakinya atau dalam bahasa Jawa “ceker-nya” untuk dipersembahkan

kepapda Syeh Domba. Ceker atau kaki ayam bermakna nama desa Cakaran

atau alat mencari rejeki,.

b) Pisang Raja, pisang raja sebagai simbol Syeh Domba sebagai pepunden

setempat karena ketokohannya dalam menyebarkan atau Syiar Agama Islam

di Daerah Bukit Cakaran dan sekitarnya.

Page 36: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

79

c) Berbagai bunga, yang mmpunyai arti selalu membikuti dan menarapkan apa

yang menjadi ajaran Syeh Domba

d) Sayur Lodeh, Teh Pahit. Merupakan makanan kesukaan Syeh Domba.

Upacara peringatan kematian Syeh Domba yang dilakukan pada setiap

malam tanggal 21 bulan Puasa, tetap langgeng dan lestari dilaksanankan hingga

sekarang. Hal ini mempertegas keberadaan Syeh Domba di masyarakat disebut

sebagai mitos pepundhen. Mitos pepundhen yaitu mitos yang dianggap ada akan

keberadaannya dan dipercaya sebagai sesuatu yang dihormati (dipundhi) oleh

masyarakat.

2. Ritual Penglarisan

Alur rejeki seperti sebuah roda yang berputar, kadangkalanya berada diatas

(jaya dan berkecukupan) tapi kadangkala berputar hingga berada diposisi

terbawah, terpuruk dan serba kekurangan. Dalam berniaga tidak selamanya

untung dan sebaliknya tidak selamanya merugi. Dalam dunia usaha hal tersebut

adalah wajar, hampir semua pedagang dan pengusaha mengalami sirklus semacam

itu.

Alangkah baiknya apabila saat roda kehidupan berada diatas, sedang jaya

dan makmur, untuk tidak sombong dan takabur tapi sebaliknya harus tetap eling

lan waspada, memperbanyak bersyukur dalam lisan dan tindakan dengan

memperbanyak bersedekah, berzakat atau memberi donasi. Harapannya semoga

setiap rizki yang telah kita terima – baik itu berupa materi (uang), kesehatan atau

ilmu semua itu akan menjadi BERKAH dalam kehidupan dimasa mendatang,

menjadi pemicu datangnya pertolongan Allah bila suatu ketika terpuruk dalam

keadaan susah dan kesulitan.

Page 37: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

80

Sebaliknya apabila kini roda kehidupan rejeki berada dibawah, hidup

terasa sempit dan kekurangan, omset penjualan menurun, tidak untung bahkan

bangkrut, alangkah baiknya untuk tetap berusaha sekuat tenaga dan pikiran,

jangan mudah menyerah & berputus asa dalam meraih rahmat pertolongan Allah

al-basith (Yang Maha Melapangkan Rizki). Ingatlah, bahwa selalu ada jalan bagi

mereka yang tekun berusaha, berpikir dan berdzikir.

Dalam dunia perdagangan sebetulnya telah menjadi hal yang wajar adanya

siklus, kadang dagangan yang dijual laku keras tapi kadang sepi dan bahkan tidak

terjual sama sekali. Mungkin karena sifat manusia yang memang selalu merasa

tidak pernah puas dengan apa yang didapat, juga karna kurang bersyukur,

sehingga mendorong seseorang atau pedagang melakukan hal yang tidak benar,

yaitu dengan mencari penglarisan.

Penglarisan yaitu sebuah upaya yang digunakan untuk memperlancar

sebuah usaha (dagang) dengan cara meminta bantuan kepada ruh atau hal gaib.

Penglarisan biasanya berupa jimat-jimat, atau mantra, doa, lelaku (ritual), dan

juga bantuan makhluk halus. Penglaris bias didapatkan dengan sebuah rituah atau

dating ketempat orang pintar (Kyai). Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar

usaha atau bisnis yang dimilikinya mendapatkan keuntungan yang banyak dan

laris di pasaran.

Pada kehidupan manusia pada umumnya materi adalah hal yang pokok

atau utama, karena dengan materi yang berlimpah tentu saja secara tidak langsung

akan menggangkat derajat dan martabat seseorang. Dengan materi yang berlimpah

seseorang akan lebih dianggap dan lebih mempunyai posisi dalam kehidupan

bermasyarakat. Akan tetapi ada sebagian orang yang memperoleh materi atau

Page 38: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

81

kekayaan dengan cara yang tidak benar. Yang dimaksud tidak benar yaitu dengan

menggunakan penglarisan untuk meraka yang menjadi pedagang. Mungkin

dengan penglarisan keuntungan yang diperoleh akan lebih cepat dan banyak.

Dengan menggunakan penglarisan seseorang dapat dengan mudahnya meraup

pundi-pundi uang. Akan tetapi tidak semudah yang kita bayangkan. Untuk

memperoleh penglarisan seseorang haruslah melakukan beberapa ritual sesuai

dengan apa yang menjadi persyaratan. Selain ritual juga harus menyiapkan uba

rampe atau sesaji.

Penglarisan ada bermacam-macam bentuknya, di antaranya dijelaskan

sebagai berikut:

a. Penglarisan jimat; penglarisan yang mengunakan jimat yang diperoleh

dari paranormal ataupun kiayi. Biasanya jimat diberikan setelah orang

yang bersangkutan membayar mahar. Ada juga yang melalui proses ritual

dan kemudian baru mendapat jimat untuk penglarisan.

b. Penglarisan doa ; penglarisan ini diperoleh dengan mengamalkan isi yang

terkandung dalam sebuah doa. Pengasihan melalui doa biasanya

dilakukan dengan hti yang iklas yang pasrah akan Tuhan.

c. Penglarisan dengan jin; penglarisan yang menggunakan bantuan jin

untuk membantu meramaikan usahanya(khususnya dagang). Jin yang di

pekerjakan dapat membantu menarik pembeli dan meramaikan usaha.

Penglarisan dengan jin kebanyakan digunakan dalam usaha kuliner. Jin

yang di pekerjakan akan menarik pengunjung dan menurut cerita

makanan terasa lebih enak apabila langsung dimakan di tempat, karena

makanan itu terkena air liur dari jin tersebut.

Page 39: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

82

d. Penglarisan dengan susuk; penglarisan yang di peroleh dengan membeli

atau meminta kepada orang yang ahli dalam bidang susuk. Biasanya

orang membeli dari para normal atau dukun untuk memperolehnya.

Susuk juga bermacam-macam bentuknya, ada yang di tanamkan dalam

tubuh orang yang mencari dan ada juga yang di letakkan di tempat usaha.

Sesaji dan proses ritual penglarisan yang terdapan di petilasan Syech

Domba:

Sesaji yang di perlukan untuk ritual yaitu; Ingkung ,ubarampe ini berupa ayam

kampung yang di masak utuh dan diberi bumbu opor, kelapa, dan daun salam.

Ingkung ini biasanya di letakkan di atas nasi uduk. Ingkung ini melambangkan

bayi yang belum di lahirkan dengan demikian belum mempunyai kesalahan apa-

apa atau masih suci. Ingkung juga dimaknai sebagai sikap pasrah dan menyerah

kepada kekuasaan Tuhan. Orang Jawa mengartikan kata ingkung dengan

pengertian dibanda (dibelenggu). Bunga tiga rupa, biasanya mawar, kantil,

kenanga (bisa di ganti melati sesuai kebutuhan). Setelah sesaji lengkap proses

ritual dilakukan orang yang bersangkutan dengan juru kunci sebagai perantara.

Menurut juru kunci Sesaji di sediakan hanya sebagai simbol untuk menghormati

roh luluhur. Setelah ritual selesai sesaji yang bisa dimakan boleh di makan

bersama-sama.

Ritual diawali juru kunci memintakan ijin kepada Syech Domda krmudian

yang bersangkutan membaca Doa atau Syahadad

“ASYHADU ALLA ILAAHA ILLALLAH „WA ASYHADY ANNA

MUHAMMADAR RASULULLAH”

Page 40: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

83

Baca syahadad 18x, yaitu dengan ketentuan Menghadap ke barat 3x, Utara

3x, Seltan 3x, Timur 3x, Atas 3x, bawah 3x.

Sampai dirumah Baca saat mau membuka toko/warung. Ambil tanah

segenggam di pekarangan rumah kemudian bungkus dengan kain hitam. Baca

sholawat nabi 3x kemudian di taruh di kotak tempat menyimpan uang. Beberapa

orang telah mencoba ritual penglarisan ini dan ada yang berhasil dan ada juga

yang tidak. Karna tergantung keyakinan dan kerasnya usaha masing-masing.

3. Ritual Pengobatan

Banyak peziarah yang datang kemakam Syeh Domba dengan berbagai

maksud dan tujuan tertentu. Ada yang sekedar berziarah kubur ,ada yang

melakukan tirakat dengan berpuasa ngebleng ,ada juga yang datang untuk tujuan

meminta pengglarisan usaha, dan ada juga yang datang untuk berobat.

Menurut pengakuan juru kunci bapak Paiman, banyak peziarah yang

datang untuk meminta kesembuhan. Orang yang datang untuk meminta

kesembuhan biasanya orang yang sakit struk, lumpuh, dan orang yang sakitnya

tak lazim (karna gangguan gaib).

Orang yang datang untuk meminta kesembuhan tidak hanya dari

masyarakat sekitar tetapi banyak juga yang dari luar daerah dan bahkan luar kota.

Dari cerita bapak Paiman juru kunci makan Syeh Domba ,orang yang datang

untuk berobat biasanya membawa ubarampe yang berupa kembang telon, segelas

the pait, pisang raja setangkep, dan juga singkong atau umbi rambat. Ubarampe

yang disiapkan tidak mempunyai makna apa-apa, hanya menurut juru kunci

ubarampe tersebut adalah makanan kesukaan Syeh Domba semasa hidupnya dulu.

Konon semasa hidup Syeh Domba adalah orang yang suka prihatin. Maksudnya

Page 41: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

84

prihatin yaitu, senang tirakat, makan seadanya atau makan seadannya yang ada di

sekitarnya. Selain senang tirakat Syeh Domba semasa hidupnya juga termasuk

orang yang berperanan menyebarkan agama islam di daerah paseban dan

sekitarnya.

Ubarampe disiapkan kemudian orang yang sakit disuruh membersihkan

diri terlebih dahulu, dimaksudkan agar suci ketika masuk ke dalam makam Syeh

Domba. Untuk orang yang lumpuh atau struk biasanya di bantu untuk sibin.

Proses Ritual :

Untuk mengawali ritual, juru kunci terlebihdahulu masuk ke dalam makam

sendirian untuk berdoa atau untuk meminta izin. Setelah juru kunci berdoa

kemudian orang yang sakit di bawa masuk ke dalam makam untuk melakukan

proses ritual.

Ubarampe diletakan dalam meja kecil dan orang yang sakit di dudukkan di

depan makam Syeh Domba. Juru kunci mulai membaca doa atau mantra untuk

mngawali ritual. Setelah membaca mantra juru kunci mangambil sedikit tanah dari

dalam makam kemudian di suruh makan orang yang sakit, kemudian di beri

minun dari air yang ada pada cawan yang terletak di pintu masuk makam. Setah

itu juru kunci kembali menggambil tanah dan dilumurkan pada seluruh tubuh

orang yang sakit, mungkit dimaksudkan untuk membersikan dari gangguan gaib.

Setelah itu orang yang sakit di tinggal sendiri di dalam makam untuk bersemedi

,atau menurut juru kunci untuk meminta dawuh atau petunjuk dari Syeh Domba.

Setelah ritual selesai dilakukan juru kunci mengambilkan air yang di isikan pada

botol untuk dibawa pulang dan diminumkan setiap harinya di rumah.

Page 42: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

85

Konon kabarnya banyak yang sembuh setelah berobat atau melakukan

ritual di makam Syeh domba. Tapi juru kunci bapak Paiman berkata ,asalkan ada

keyakinan untuk sembuh dan mantap untuk meminta kesembuhan maka

insyaallah akan sembuh. Tetapi sebagai manusia harus ingat bahwa sakit sembuh

itu adalah kuasa Allah ,dan kalaupun seseorang mendapt kesembuhan setelah

melakukan ritual dimakam Syeh Domba tak lepas atas ijin Allah. Bapak Paimam

juru kunci makam juga berkata kalau makam Syeh Domba dan juru kunci

hanyalah sarana atau lantaran, yang disiapkan Allah untuk umatNya.

D. MAKNA DAN EKSISTENSI MITOS SYECH DOMBA BAGI

MASYARAKAT CAKARAN

Syeh Domba sebenarnya adalah pengikut dari Sunan Pandanaran.

Awalnya Syeh Domba merupakan seorang perampok yang hendak merampok Ki

Ageng Pandanaran yang dulunya adalah Bupati Semarang yang kemudian diutus

oleh Sunan Kalijaga untuk menemuinya di Jabalkat. Perampok tersebut sangat

rakus dan tidak puas dengan hasil rampokannaya, sampai kemudian Ki Ageng

Pandaranan mengutuk menjadi Domba atau Kambing. Syeh Domba akhirnya

mengkikuti Ki Ageng Pandanaran, yang pada akhirnya Syeh Domba akhirnya

menetap di bukit Cakarang dan menyebarkan agama Islam sampai Akhir

Hayatanya. Hal ini menunjukkan tanpa sebab yang jelas, Syeh Domba memeluk

agama Islam dan diangkat menjadi murid Sunan Pandanarang yang juga murid

dari Sunan Kalijaga. Dalam penyebaran Agama Islam di Jawa tidak akan lepas

dari peran Sunan Kalijaga. Dalam kaitan dengan pernyataan tersebut,

Porboetjaroko mengatakan bahwa telah menjadi kehendak Tuhan bahwa agama

Page 43: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

86

Islam di Jawa bersamaan dengan adanya kekacauan yang melanda Majapahit

hingga akhirnya runtuh. Pada waktu itu, banyak dari kalangan intelektual Jawa

yang masuk Islam, entah karena terbujuk atau terpaksa mencari kehidupan (Simuh

dalam Simon, 2006:75). Selain itu, agama Islam yang hadir pada waktu itu

menawarkan ajaran agama yang bersifat kompromistis yang tidak bertentangan

dengan kepercayaan yang lain dan pesan yang disampaikan lebih cepat ditangkap.

Menurut catatan sejarah, agama Islam sebenarnya telah masuk ke Jawa

pada abad ke-8 Masehi. Akan tetapi, karena masih kuatnya kepercayaan

masyarakat mengenai Hindu, Budha, dan masih berkembangnya kepercayaan

animisme, sehingga tak tergoyahkan dengan agama baru yaitu agama Islam.

Namun mulai pada abad ke-13 Masehi, perkembangan agama Islam di Jawa

sangat pesat. Puncaknya ketika runtuhnya kerajaan besar Majapahit, penganut

agama Islam semakin bertambah banyak. Sunan Kalijaga merupakan salah satu

anggota Dewan Walisongo. Sunan Kalijaga menjadi Dewan Walisongo pada

tahun 1463. Sunan Kalijaga sebagai wali, banyak mengangkat murid dan memberi

nama baru kepada murid-muridnya, salah satunya adalah Ki Ageng Pandanaran.

Makna Syeh Domba dalam ritual masyarakat sebagai berikut:

1. Religius

Kepercayaan yang dipegang teguh oleh masyarakat pemiliknya merupakan

bentuk nyata dari ungkapan ritual masyarakat. Ungkapan ini merupakan hak asasi

dari setiap insan manusia yang menyadari akan sesuatu kekuatan yang ada diluar

kemampuannya. Upacara ritual ini dilakukan sebagai sarana untuk menghormati

leluhur yang dianggap sebagai jembatan penghubung antara manusia dengan satu

kekuatan Yang Maha Tinggi. Masyarakat Jawa memiliki konsep tentang

Page 44: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah

87

kosmologi. Kosmologi Jawa terdiri dari mikrokosmos (jagad cilik) dan

makrokosmos (jagad gedhe).

Di lain pihak, masyarakat pemiliknya mempercayai bahwa kejadian-

kejadian yang terjadi di alam ini memiliki hubungan yang erat dengan dunia

transenden yang tidak terjangkau oleh manusia dalam wujud yang tak kasat mata.

Semangat yang dimunculkan adalah sebagai rangkaian upacara yang dipercaya

oleh masyarakat memiliki makna keselamatan bagi lingkungannya.

2. Sosial

Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial, mitos Syeh Domba, makna

keberadaan mitos Syeh Domba ritual upacara selamaten ada;aj adalah mempererat

hubungan persaudaraan atau kekeluargaan. Hubungan ini terjalin antara sesama

penerus ajaran Syeh Domba. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup

tanpa bantuan dari orang lain. Manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan

sehingga manusia harus saling tolong-menolong dan menjaga hubungan

persaudaraan.

Page 45: BAB II PEMBAHASAN A. Profil masyarakat Desa Paseban 1 ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0108070_bab2.pdf · Masyarakat Desa Paseban yang perkebunan di sekitaran dusun, ... Sejarah