bab ii kajian teori dan hipotesis a. bola basket … · pernafasan-jantung, kekuatan otot,...

29
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Olahraga Bola Basket Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan oleh tangan, bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan), dan tujuannya adalah memasukan bola ke basket (keranjang) lawan.Permainan dilakukan oleh dua regu masing – masing terdiri dari 5 pemain, setiap regu berusaha memasukan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri kemasukan bola sedikit mungkin (Imam Sodikun 1992:8). Bola basket termasuk jenis permainan yang gerakannya kompleks, artinya gerakannya terdiri dari gabungan unsur – unsur gerak yang terkoordinasi rapi sehinga bermain dengan baik.Sebelum melempar bola, ia harus bisa memegang bola dengan baik terlebih dahulu.jika cara memegang bola saja salah tentu ia tidak dapat melemparkan bolanya dengan baik. Sebelum ia menerima bola ia harus dapat menangkap dengan baik pula agar dapat dikuasai.Untuk dapat menerobos lawan dengan baik, ia harus dapat menggiring bola dengan baik pula.Untuk dapat bekerjasama dengan baik, tentu harus menguasai teknik melempar, menangkap dan menggiring bola dengan baik.Dengan demikian agar seseorang atau regu dapat bermain dengan baik, maka mereka di tuntut dapat melakukan setiap unsur gerak yang benar.Jika unsur gerak ini, dalam meningkatkan ketrampilan berikut dan mengkombinasikan gerakan tidak akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu penguasaan terhadap teknik dasar dalam permainan bola basket harus didahulukan. Penguasaan teknik dasar yang benar akan menunjang ketrampilan bermain selanjutnya. Tujuan utama permainan bola basket adalah memasukan bola ke sasaran basket yang berada diatas lantai setinggi 305cm.Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan gerakan atau teknik yang baik

Upload: lydiep

Post on 26-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Olahraga Bola Basket

Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola

besar, dimainkan oleh tangan, bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh

dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan), dan tujuannya adalah

memasukan bola ke basket (keranjang) lawan.Permainan dilakukan oleh dua

regu masing – masing terdiri dari 5 pemain, setiap regu berusaha memasukan

bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri

kemasukan bola sedikit mungkin (Imam Sodikun 1992:8). Bola basket

termasuk jenis permainan yang gerakannya kompleks, artinya gerakannya

terdiri dari gabungan unsur – unsur gerak yang terkoordinasi rapi sehinga

bermain dengan baik.Sebelum melempar bola, ia harus bisa memegang bola

dengan baik terlebih dahulu.jika cara memegang bola saja salah tentu ia tidak

dapat melemparkan bolanya dengan baik. Sebelum ia menerima bola ia harus

dapat menangkap dengan baik pula agar dapat dikuasai.Untuk dapat menerobos

lawan dengan baik, ia harus dapat menggiring bola dengan baik pula.Untuk

dapat bekerjasama dengan baik, tentu harus menguasai teknik melempar,

menangkap dan menggiring bola dengan baik.Dengan demikian agar seseorang

atau regu dapat bermain dengan baik, maka mereka di tuntut dapat melakukan

setiap unsur gerak yang benar.Jika unsur gerak ini, dalam meningkatkan

ketrampilan berikut dan mengkombinasikan gerakan tidak akan mengalami

kesulitan. Oleh karena itu penguasaan terhadap teknik dasar dalam permainan

bola basket harus didahulukan. Penguasaan teknik dasar yang benar akan

menunjang ketrampilan bermain selanjutnya.

Tujuan utama permainan bola basket adalah memasukan bola ke

sasaran basket yang berada diatas lantai setinggi 305cm.Untuk dapat

memainkan bola dengan baik perlu melakukan gerakan atau teknik yang baik

10

pula.Gerakan yang baik menimbulkan efisiensi kerja dan berkat latihan yang

teratur mendapatkan efektifitas yang baik pula.Pada dasarnya gerakan yang

efisien adalah gerakan yang benar tanpa kehilangan tenaga yang sia–sia,

misalnya pada gerakan mendorong sesuatu agar efisien maka semua otot

bekerja ke depan, tidak ada otot yang bekerja ke samping, baik otot–otot pada

kaki, paha, badan, lengan dan tangannya, dengan demikian semua gerakan

efisiensi adalah gerakan yang mengeluarkan tenaga sedikit mungkin tetapi

hasilnya lebih besar.

Permainan bola basket merupakan permainan yang dituntut untuk

penguasaan teknik dan taktik yang baik bagi setiap pemain untuk

memainkannya, karena akan menentukan kemenangan sebuah tim dalam suatu

pertandingan. Bola basket merupakan permainan yang gerakannya kompleks

yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat, dan unsur kecepatan, ketepatan,

kelenturan dan lain – lain. Jadi untuk meningkatkan keahlian bermain bola

basket hanya akan berhasil jika ditunjang dengan kondisi fisik yang baik,serta

kebugaran, bugar bukan hanya penting dari sisi kesehatan, namun komponen–

komponen lain yang penting bagi pemain bola basket yaitu kebugaran sistem

pernafasan-jantung, kekuatan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh,

(Brittenham Greg, 1996:36). Kemenangan dalam permainan bola basket selalu

ditentukan dari jumlah banyaknya bola yang masuk ke keranjang lawan yang

dihitung dengan angka.Memasukan bola ke dalam keranjang lawan dalam

permainan bola basket merupakan tujuan utama, agar dalam memasukanbola

ke dalam ring dapat terarah dan tepat, teknik menembak harus dikuasai dengan

baik, selain itu faktor fisik terutama kekuatan sangat berpengaruh sekali

terhadap hasil tembakan,karena dengan kekuatan yang baru jangkauan

tembakan akan lebih jauh, tembakan akan terpengaruh yaitu pengaruh yang

positif (Brittenham Greg,1996:36)

2. Teknik Dasar Bola Basket

Teknik–teknik dasar dalam permainan bola basket sebagai berikut: 1)

Teknik melempar dan menangkap, 2) Teknik menggiring bola, 3)Teknik

11

menembak, 4)Teknik gerakan berporos, 5) Teknik lay up shot, 6) Teknik

merayah, (Imam Sodikun,1992: 47). Menurut Dani Kosasih (2009 : 2) teknik

– teknik dasar dalam permainan bola basket antara lain sebagai berikut: 1)

Dasar – dasar body control (quick stance,quickstart,step,turn dan stop ),2)

Movingwithout the ball (v-cut, front and rear cut,decoy moves,shootmove),

3)Ball handling,4) Passing and catching,5) Driblling, 6) Shooting,

7)Rebound.

3. Shooting Dalam Permainan Bola Basket

Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain bola basket,

keberhasilan suatu regu dalam permainan bola basket selalu ditentukan oleh

keberhasilannya dalam menembak atau memasukan bola ke dalam ring

lawan,(Imam Sodikun,1992:59). Didalam permainan bola basket terdapat

berbagai macam jenis tembakan, yaitu 1)Tembakandengan dua tangan di dada,

2) Tembakan dengan dua tangan diatas kepala, 3) Tembakan dengan satu

tangan, 4) Tembakan lay up, 5) Tembakan loncat dengan satu tangan dan dua

tangan, 6) Tembakan kaitan (Imam Sodikun 1992:59). Sedangkan tembakan

berdasarkan gerak kakinya dibagai menjadi tiga yaitu 1) Menembak di tempat,

2) Melompat, 3)Melayang (A.Sarumpaet 1992:230). Menurut Jon Oliver

(2007:13) tembakan dibagi menjadi dua yaitu tembakan dalam dan tembakan

luar, tembakan dalam terdiri dari lay up shot, under the basket shoot, hook

shot dan jump hook. Sedangkan tembakan luar terdiri dari jump shot dan free

throw. Berdasarkan berbagai pendapat para pakar diatas, peneliti dapat

menyimpulkan macam– macam tembakan dalam permainan bola basket antara

lain sebagai berikut: 1) Tembakan satu tangan dan dua tangan, 2) Tembakan

ditempat, melompat (jump shot), dan melayang (hook shot), 3) Tembakan lay

up, free throw dan three point shoot.

4. Teknik Shooting Dalam Permainan Bola Basket

Shooting atau menembak menurut Wissel Hal (2000 : 48) terdiri dari 3

fase yaitu fase persiapan, fase pelaksanaan dan fase follow through.

Sedangkan menurut Dani kosasih (2009 : 47) teknik menembak (shooting)

12

dikenal dengan singkatan B.E.E.F yang memiliki makna atau singkatan dari “

B “ memiliki makna balance yaitu gerakan selalu dimulai dari lantai, saat

menangkap bola tekuk lutut dan mata kaki serta atur agar tubuh dalam posisi

seimbang. “ E“ memiliki makna eyes yaitu agar shooting menjadi akurat

pemain harus dengan segera mengambil fokus pada target (ring). “ E“

memiliki makna elbow yaitu pertahankan posisi siku agarpergerakan lengan

akan tetap vertical.” F“memiliki makna follow through yaitu kunci siku siku

lalu lepaskan gerakan lengan, jari– jari dan pergelangan tangan mengikuti

kearah ring.

Mekanisme gerak tembakan dalam permainan bola basket menurur Wissel

Hal (2000 : 48) adalah sebagai berikut :

1). Fase persiapan

Mekanika gerak tembakan fase persiapan ini terdiri dari beberapa sikap tangan

dan kaki dengan urutan sebagai berikut : 1) Pandangan mata melihat target,2)

Kaki terentang selebar bahu,3) Jari kaki lurus ke depan,4) Lutut dilenturkan

dan agak ditekuk sedikit, 5) Bahu dirilekskan,6) Tangan yang tidak menembak

menyeimbangkan bola, 7) Tangan yang menembak diletakan dibagian

belakang bawah bola,8)Jari – jari rileks dan dibuka lebar,9)Siku masuk ke

dalam,10) Bola diletakan di depan dahi.

Gambar 2.1

Fase persiapan

(Wissel Hal,2000:48)

13

2). Fase pelaksanaan

Fase pelaksanaan ini terdapat sikap–sikap dengan urutan sebagai berikut: 1)

Lihat target,2) Rentangkan kaki,punggung dan bahu, 3) Rentangkan siku,

4)Lenturkan pergelangan dan jari–jari ke depan,5) Lepaskan ibu jari,6).

Tangan penyeimbang pada bola sampai lepas,7)Irama yang seimbang.

Gambar 2.2

Fase pelaksanaan

(Wissel Hal,2000:49)

3). Fase follow through

Fase pelaksanaan ini terdapat sikap–sikap dengan urutan sebagai berikut:1)

Lihat target, 2) Lengan terentang, 3) Jari telunjuk menunjuk pada target, 4)

Telapak tangan ke bawah saat shooting, 5) Seimbangkan dengan telapak

tangan ke atas.

Gambar 2.3

Fase follow through

( Wissel Hal,2000: 49 ).

14

Salah satu faktor yang menentukan untuk menghasilkan tembakan dalam

permainan bola basket yang akurat adalah sudut tembakan.Ketepatan dalam

melakukan tembakan bebas dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh

sudut tembakan.Sudut lepasnya bola saat melakukan tembakan dari tangan

adalah 30 derajat terhadap garis vertical dan 60 derajat terhadap garis

horizontal, dengan sudut tembakan tersebut akan menghasilkan lintasan bola

yang parabola.Menurut Way Dana dan Alexander Marion bahwa konsistensi

,ketinggian, kecepatan rilis dan akurasi adalah kunci sukses untuk menembak

termasuk busur atau sudut tembakan.

Salah satu kunci untuk menembak tembakan bebas adalah bahwa tubuh

tetap tegak dan vertikal selama pelepasan bola (Alexander, A. and Hayward,).

Ini akan memastikan kecepatan vertikal optimal diberikan kepada bola di rilis,

dan akan kondusif ke titik rilis yang lebih tinggi. Semakin tinggi bola

dilepaskan, semakin sedikit waktu itu di udara sebelum mencapai

keranjang.Ketinggian puncak yang lebih tinggi dari rilis akan memberikan

bola sudut lebih besar dari pendekatan ke keranjang, dan kesempatan lebih

besar untuk memasukan bola.

Menurut M, Justin. and Goldman, M.(2010) bahwa keberhasilan free throw

yaitu untuk menggunakan mekanika tubuh yang tepat direkomendasikan dan

diminta untuk berpikir bahwa mereka dapat membuat gambar mereka akan

meningkatkan persentase lemparan bebas mereka lebih dari pemain yang

hanya diperintahkan untuk menggunakan mekanika tubuh yang tepat

direkomendasikan.

5. Tembakan bebas (free throw) dalam permainan bola basket

Tembakan bebas (free throw) dalam permainan bola basket merupakan

tembakan yang diberikan kepada pemain untuk mencetak angka dari posisi

belakang garis tembakan hukuman di dalam setengah

lingkaran,(Perbasi:73).Tembakan dilakukan dari daerah tembakan bebas

dalam waktu 5 (lima) detik, terhitung sejak bola diberikan kepada pemain

15

yang akan melakukan tembakan bebas, dan pemain tidak boleh menginjak

garis tembakan bebas sebelum bola menyentuh ring atau papan. Bola yang

masuk akan mendapatkan nilai satu.

Gambar 2.4.

Area free throw

(Perbasi,2006:36)

Sukses dalam melakukan tembakan bebas memerlukan keahlian,

kebiasaan, konsentrasi dan keyakinan.Kebiasaan, rileks dan irama mendukung

konsentrasi dan keyakinan diri, (Wissel Hal 2000: 51). Keyakinan adalah

bagian terpenting dalam melakukan tembakan bebas (free throw), dengan

keyakinan dan teknik yang benar kemungkinan gagal dalam tembakan bebas

akan sedikit sekali. Pengembangan kebiasaan melakukan tembakan bebas

bertujuan untuk menguji mekanisme persiapan menembak. Kebiasaan juga

akan membuat rileks, konsentrasi dan melakukan tembakan bebas dengan

irama. Yang paling penting yaitu kebiasaan akan membangun kepercayaan

diri.

Beberapa pemain menggunakan berbagai cara untuk dapat berkonsentrasi

saat melakukan tembakan free throw antara lain untuk menenangkan diri

dengan cara memantul – mantulkan bola terlebih dahulu beberapa kali, selain

itu dengan cara mengambil nafas panjang agar rileks. Visualisasi sebelum

16

melakukan tembakan free throw bisa membuahkan tembakan yang

mulus,berirama dan meningkatkan rasa percaya diri.Relaksasi dalam

tembakan free throw merupakan masalah penting karena tembakan free throw

lebih banyak memberi kesempatan untuk berfikir dari pada tembakan yang

lain.Penggunaan kata–kata kunci untuk memantapkan irama tembakan

memegang peranan penting juga saat melakukan tembakan free throw, semisal

“yes”, menggunakan kata–kata pribadi dengan cara ini dapat meningkatkan

ritme tembakan,mempermudah mekanisme dan menegakan rasa percaya diri

(Wissel Hal,2000: 52). Rasa percaya diri dan konsentrasi berkaitan satu

dengan yang lainnya.menggunakan kata penguat (sugesti) dapat

membimbingpikiran akan kemampuan diri dalam menembak. Sebagai contoh

seperti kalimat “ saya seorang penembak “atau mengingatkan diri dengan

keberhasilan dimasa lalu.Langkah penting sebelum mengawali gerakan free

throw adalah menghilangkan semua gangguan pikiran, memusatkan pikiran

pada ring basket. Konsentrasi pada tembakan yang pernah berhasil dan

memvisualkan tentang keberhasilan dalam melakukan tembakan free throw.

(Wissel Hal, 2000: 52).

Behncke Luke (2004) menyatakan kemampuan individu untuk

mengontrol unsur-unsur mental dan emosional membantu kinerja tugas serta

menciptakan dasar psikologis bagi kepercayaan diri dan kesejahteraan, selain

itu dalam penelitian tersebut menyampaikan bahwa terdapat beberapa metode

untuk melatih ketrampilan mental yaitu metode pelatihan keterampilan

mental, kognitif dan somatik metode. Metode kognitif termasuk latihan

mental, gambaran mental dan visualisasi, visuo-motor latihan perilaku, dan

kognitif-perilaku.Metode somatik termasuk biofeedback, relaksasi otot

progresif dan meditasi. Latihan mental dapat digunakan untuk memperkuat

proses tak sadar melaksanakan keterampilan motorik tertentu untuk

meningkatkan efisiensi keterampilan. Hal ini karena kontrol sadar gerakan

cepat danatau rumit terlalu lambat dalam kekuasaan mereka campur tangan,

dan dengan demikian, memberikan kontribusi untuk mengganggu, atau

menghancurkan gerakan yang dimaksudkan. Kedua, awal dari sebuah

17

keterampilan yang spesifik membutuhkan kondisi psikologis tertentu untuk

kinerja yang optimal, seperti gairah spesifik dan proses perhatian. Oleh karena

itu, keterampilan motorik komponen dan keterampilan pra-, atau pra-kinerja

menjelang, perlu dilatih untuk eksekusi efisien.

Fase – fase pelaksanaan tembakan free throwmenurut Wissel Hal adalah

sebagai berikut:

1). Fase persiapan

Fase persiapan terdiri dari : 1) Penegasan yang positif,2) Letakan kaki untuk

menembak sedikit diluar tanda,3)Lakukan dengan rutin,4) Sikap yang

seimbang,5) Tangan yang tidak menembak dibawah bola,6) Tangan yang

menembak di belakang bola,7) Ibu jari rileks,8) Siku masuk ke dalam,9) Bola

antara telinga dan bahu, 10) Bahu rileks,11.) Nafas dalam dan rileks,12)

Visualkan tembakan yang berhasil,13) Konsentrasi pada target.

Gambar 2.5.

Fase persiapan tembakan free throw

(Wissel Hal 2000:53)

2). Fase Pelaksanaan

Fase pelaksanaan terdiri dari : 1) Lihat target,2) Ucapkan kata – kata kunci

secara berirama,3)Rentangkan kaki,punggung dan bahu,4)Rentangkan siku,5)

Lenturkan pinggang dan jari–jari ke depan,6) Lepaskan jari telunjuk,7)

Tangan penyeimbang pada bolasampai terlepas.

18

Gambar 2.6.

Fase pelaksanaan tembakan free throw

(Wissel Hal 2000:53)

3). Fase follow through

Fase ini terdiri dari : 1)Lihat target,2)Lengan terentang,3)Jari telunjuk

menunjuk ke target,4)Telapak tangan ke bawah saat shooting,5) Seimbangkan

dengan telapak tangan ke atas,6) Posisi lengan tetap di atas sampai bola masuk

ke dalam ring .

Gambar 2.7.

Fase follow through tembakan free throw

(Wissel hal 2000:53)

19

6. Faktor–faktor Penentu Prestasi Olahraga

M. Anwar Pasau dalam M.Sajoto (1995:2) menyatakan faktor–faktor penentu

pencapaian prestasi dalam olahraga adalah sebagai berikut:

1). Aspek Biologis

Aspek Biologis meliputi: 1) Potensi/kemampuan dasar tubuh

(fundamental motor skill) yang terdiri dari: kekuatan, kecepatan, kelincahan

dan kordinasi, tenaga (power) daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru –

paru, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan untuk olahraga. 2)

Fungsi organ – organ tubuh yang terdiri dari: daya kerja jantung-peredaran

darah, daya kerja paru– paru–system pernafasan, daya kerja persyarafan, daya

kerja panca indera. 3)Struktur dan postur Tubuh, yang terdiri dari : ukuran

tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh, bentuk tubuh.

4) Gizi yang terdiri dari: jumlah makanan yang cukup nilai makanan yang

memenuhi kebutuhan, variasi makanan yang bermacam – macam.

2) Aspek Psikologis.

Aspek psikologis terdiri dari: 1) Intelektual (kecerdasan = IQ) yang

ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat. 2) Motivasi, yang meliputi

motivasi internal (harga diri, kebanggaan, keinginan berprstasi, percaya diri),

dan motivasi external (penghargaan, pujian, hadiah, kedudukan). 3)

Kepribadian, yang dibagi menjadi dua yaitu kepribadian yang menguntungkan

dalam pembinaan prestasi (ketekunan, kematangan, semangat, berani, percaya

diri dan lain–lain) dan kepribadian yang kurang menguntungkan dalam

pembinaan prestasi (emosi, cepat bosan, kurang cakap, ragu – ragu, ceroboh

dan lain – lain.). 4) Koordinasi kerja otot dan saraf, yang meliputi; kecepatan

reaksi motorik dan kecepatan reaksi karena rangsang penglihatan dan

pendengaran.

3) Aspek Lingkungan.

Aspek lingkungan terdiri dari: sosial,sarana dan prasarana,cuaca ,iklim

sekitar,orang tua,keluarga dan masyarakat.

20

4) Aspek Penunjang

Aspek penunjang terdiri dari: pelatih yang berkualitas tinggi,program

yang tersusun secara sistematis, penghargaan dari masyarakat dan

pemerintah,dana yang memadahi, organisasi yang tertib.

7. Latihan

Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja secara

berulang – ulang dengan setiap hari menambah beban latihan atau pekerjaanya

(Yusuf Adisasmita,1992:1). Menurut Harsono dalam Imam Sodikun (1992:35)

latihan adalah proses yang sistematis dari kegiatan berlatih atau bekerja secara

berulang–ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan atau

pekerjaanya. Sistematis berarti latihan dilaksanakan secara teratur, berencana,

menurut jadwal, berdasarkan pada pola dan system tertentu, metodis,

berkesinambungan dari yang mudah menuju ke yang lebih kompleks.

Berulang – ulang berarti gerakan yang dipelajari harus dilatih secara berulang

kali, agar gerakan yang semula sukar dilakukan dan koordinasi gerakan masih

kaku akan menjadi lebih mudah, otomatis dan reflek gerakannya.

2.7.1 Aspek–aspek latihan

Aspek–aspek latihan menurur Tohar (2002: 2) adalah sebagai berikut:

1). Latihan Fisik

Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk menguatkan kondisi

fisik. Tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan–

latihan dengan baik pula.Beberapa unsur kondisi fisik yang perlu dilatih

adalah kekuatan, daya tahan, kelenturan, kelincahan, kecepatan, daya ledak,

stamina dan koordinasi gerak.

2). Latihan Teknik

Latihan teknik bertujuan meningkatkan dan mengembangkan penguasaan

ketrampilan teknik gerakan dalam suatu gerakan cabang olahraga.Penguasaan

teknik–teknik dasar adalah sangat penting karena akan membantu menentukan

21

ketrampilan dan kemahiran secara keseluruhan gerak dalam suatu cabang

olahraga.

3). Latihan Taktik

Latihan taktik bertujuan mengembangkan dan menumbuhkan

kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga

tertentu. Latihan taktik akan berjalan dengan baik dan lancar apabila teknik

dasar sudah dikuasai dengan baik dan atlet memiliki tingkat kecerdasan yang

baik.

4). LatihanMental

Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan

psikologis terutama pada perkembangan kedewasaan dan emosional atlet

seperti semangat bertanding, pantag menyerah, keseiimbangan emosi terutama

dalam keadaan stress,fair play,percaya diri,kejujuran,kerjasama dan sikap–

sikap positif lainnya. Latihan mental menurut Behncke, Luke (2004) dapat

digunakan untuk memperkuat proses tak sadar melaksanakan keterampilan

motorik tertentu untuk meningkatkan efisiensi keterampilan. Hal ini karena

kontrol sadar gerakan cepat dan atau rumit terlalu lambat dalam kekuasaan

mereka campur tangan, dan dengan demikian, memberikan kontribusi untuk

mengganggu, atau menghancurkan gerakan yang dimaksudkan. Kedua, awal

dari sebuah keterampilan yang spesifik membutuhkan kondisi psikologis

tertentu untuk kinerja yang optimal, seperti gairah spesifik dan proses

perhatian. Oleh karena itu, keterampilan motorik komponen dan keterampilan

pra-, atau pra-kinerja menjelang, perlu dilatih untuk eksekusi efisien.

Behncke, Luke (2004) menyelidiki efek dari pelatihan rutin pra-kinerja pada

tugas menembak lemparan bebas. Subjek menunjukkan peningkatan 7% di

lemparan bebas selama latihan saat menggunakan pra-rutinitas .

22

8. Prinsip – Prinsip Latihan

Latihan – latihan yang bertujuan untuk peningkatan prestasi suatu cabang

olahraga harus mengedepankan latihan – latihan yangsesuai dengan prinsip –

prinsip latihan, beberapa prinsip latihan yang dapat digunakan yaitu :

1)Pemanasan Tubuh

Pemanasan tubuh dilakukan sangat penting sekali, karena pemanasan

bertujuan untuk mengadakan perubahan fungsi organ tubuh guna menghadapi

kegiatan fisik yang lebih berat, selain itu juga memiliki tujuan lain yaitu:1)

Menghindari dari kemungkinan cidera,2) Mengkoordinasikan gerakan yang

mulus,3) Menyesuaikan organ tubuh untuk bekerja lebih berat,4) Persiapan

mental agar semakin meningkat, (Tohar,2002:4).

2). Metode latihan

Metode latihan bertujuan untuk mempercepat peningkatan

prestasi,latihan tidak hanya cukup dengan dilakukan secara motorik, akan

tetapi harus disertai dengan metode latihan nir motorik (tanpa gerakan).

Latihan nir motorik dilakukan dengan melihat gambar–gambar atau film

mengenai gerakan yang akan dilakukan, selain dengan cara membayangkan

atau visualisasi gerakan akan dapat mempercepat proses peningkatan prestasi,

(Tohar,2002:5).

3). Berfikir positif

Atlet terkadang tidak mau atau tidak berani berlatih dengan beban latihan

yang melebihi kemampuanya.Padahal mereka sebenarnya mampu untuk

menanggung beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.Masalah tidak

berani berlatih terletak pada kata hati.kalau pada waktu latihan kata hati

negative seperti capek, tidak mampu dan sakit maka latihan yang dilakukan

juga akan menyebabkan capek,tidak mampu, dan sakit. Kalau kata hatinya

berubah menjadi positif maka perilaku akan berubah menjadi positif sehinga

kata hati mengatakan kuat, tidak mau menyerah dan mampu, maka hasil

23

latihan tersebut juga akan positif dan betul–betul mampu melaksanakan

latihan dengan baik (Tohar,2002:6 ).

4) Prinsip beban berlebih ( Overload )

Penggunaan beban latihan yang berlebih atau overloadakan merangsang

penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatnya kekuatan

otot. (M.Sajoto,1995:30)

5) Prinsip penggunaan beban secara progresif

Sejak otot yang menerima beban berlebihan (overload), kekuatanya

semakin bertambah,Bila kekuatanya sudah bertambah, dan program latihan

berikutnya dilakukan dengan beban yang tetap atau sama, maka tidak lagi

dapat menambah kekuatan. Oleh karena itu perlu penambahan berlebih,

penambahan beban dilakukan apabila otot yang sedang dilatih belum

merasakan letih pada suatu set dengan repetisi yang ditentukan.Prinsip

penambahan beban demikian disebut dengan prinsip penggunaan penambahan

beban secara progresif.(M.Sajoto,1995: 31).

6) Prinsip spesifikasi ( Spesifik )

Program latihan dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus atau

spesifik.Misalnya pengembangan kekuatan adalah khusus bukan hanya bagi

kelompok otot tertentu yang di latih,tetapi juga terhadap pola gerakan yang

dihasilkan.hal ini berarti bahwa latihan peningkatan kekuatan hendaknya

melibatkan gerakan yang langsung menuju nomor–nomor gerakan cabang

olahraga bersangkutan, misalnya ingin meningkatkan kekuatan bagi tendangan

dalam sepak bola, maka program latihan harus lebih banyak melibatkan otot–

otot yang digunakan untuk menendang bola.Karena meskipun sama–sama

menggunakan gerakan kaki lebih banyak dalam permainan,tetapi pemain

sepak bola akan jauh berbeda kebutuhan kekuatan kakinya dibandingkan

dengan pemain bola basket atau pemain bola voli. Pada dasarnya yang perlu

diperhatiakn dalam menyusun program latihan hendaknya melatih otot–otot

yang digunakan untuk cabang olahraga tersebut, dan hendaknya latihan dapat

24

merangsang benar pada gerakan cabang olahraga yang bersangkutan,

(M.Sajoto,1995:32)

7) Prinsip latihan beraturan

Latihan berbeban hendaknya diatur sedemikan rupa,sehingga kelompok

otot–otot besar dulu yang dilatih sebelum otot kecil. Latihan selayaknya

dilakukan secara teratur,sehingga akan berpengaruh yang baik terhadap tubuh.

Tidak boleh berlatih secara berurutan pada kelompok otot yang sama dan juga

harus memberikan jangka waktu yang cukup untuk periode pemulihan.

8) Intensitas latihan

Intensitas latihan merupakan komponen kualitatif kerja yang dilakukan

dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam

satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya.(Bompa 1994:5).Intensitas

latihan ditentukan berdasarkan atas denyut jantung setiap menitnya.

9). Istirahat

Salah satu yang perlu diperhatikan dalam latihan adalah istirahat.

Istirahat yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap otot,

oleh karenanya harus diperhatikan secara seimbang antara latihan dan

istirahat.

9. Metode latihan shooting free throw

Tembakan freethrow dalam permainan bola basket dapat dilatih

menggunakan berbagai metode, antara lain yaitu seperti yang disampaikan

oleh WisselHal (2000 :63) sebagai berikut:

1) Pemanasan sebelum menembak

Menembak dekat ring sebagai pemanasan membantu menumbuhkan

kepercayaan diri dan memperbaiki bentuk dan irama. Mulai pada sikap berdiri

seimbang sekitar 3 (tiga) meter di depan ring dengan bola pada posisi didepan

bahu sisi yang menembak.Tembaklah, biarkan lengan anda diatas hingga bola

menyentuh lantai.Posisi tangan yang menembak berada dibelakang bola dan

25

lepaskan melalui jari telunjuk sehingga terjadi putaran dan bola kembali

memantul ke anda.

Ucapkan kata kata kunci yang dihayati dalam ritme sesuai gerakan tembakan

dari awal hingga bola ditembakan.dalam metode latihan shooting ini pertama

kali melakukan tembakan sekitar 5 (lima) tembakan dari jarak 3 (tiga)

meter,begitu berhasil maka jarak tembakan akan ditambah menjadi 4 (empat)

meter, jika itu berhasil, maka jarak akan ditambah lagi menjadi 5 (lima) meter

dari papan ring. Dengan target sukses yaitu 5 (lima) tembakan beruntun

dengan bola masuk dari setiap jarak.

2). On-your-back shooting (menembak dari punggung)

Latihan ini memfokuskan diri pada tangan untuk menembak di belakang

bola,siku sejajar, pelepasan yang benar dari jari telunjuk, follow through dan

menangkap bola dalam posisi menembak. Berbaringlah pada punggung ,

mulai dengan bola pada bahu untuk menembak. Letakan tangan untuk

menembak dibelakang bola dengan jari telunjuk pada titik tengah bola.Cek

agar siku sejajar.Tembakan bola ke udara dengan ayunan lengkap (follow

through),siku diluruskan penuh), tujukan bola untuk mendapatkan bolanya

kembali ke posisi menembak tanpa harus menggerakan tangan waktu

menangkapnya.Tujuan latihan tembakan ini adalah menembak 5 (lima) kali

beruntun (dengan ayunan lengkap)yang mengembalikan bola lurus kembali ke

posisi penembak sehingga tidak perlu menggerakan tangan untuk

menangkapnya.jika berhasil melakukanya, ketinggihan tembakan bisa

ditambahkan kembali.

3). Wall shooting (tembakan ke dinding)

Latihan tembakan ke dinding memusatkan perhatian pada tangan untuk

menembak di belakang bola,penempatan siku,pelepasan jari telunjuk,follow

through,dan menangkap bola pada posisi menembak. Latihan ini melatih

membantu atlet untuk memperbaiki tembakan atlet terutama untuk

menghasilkan sudut tembakan yang parabola yaitu berkisar 30 derajat dari

26

garis vertical. Semakin tinggi rilis bola yang dihasilkan akan menghasilkan

kemungkinan semakin besar bola itu masuk ke ring basket saat melakukan

shooting free throw. Pelaksananya dimulai dari menghadap pada suatu

didinding atau papan ring, pilih salah satu titik setinggi paling tidak 3 (tiga)

meter atau lebih di dinding atau papan pantul sebagai sasaranya. Tembakan

bola dengan follow through ke arah dinding atau sasaran papan ring, buat bola

kembali ke posisi penembak . Target sukses dalam latihan menembak ini yaitu

5 (lima) tembakan beruntun mengenai titik pada dinding dan 5 (lima)

tangkapan beruntun dari posisi menembak tanpa menggerakan tangan saat

menangkap bola.

4) Menembak dari kursi

Menembak dari kursi meningktkan konsistensi dalam mengangkat bola

ke ring dan meluruskan siku pada fase follow through, latihan ini memperbaiki

jarak tembak dan membantu pemain yang memiliki kecenderungan

melemparkan bola.Duduk dikursi memanfaatkan punggung,bahu dan siku

lurus penuh untuk memberikan daya pada saat menembak. Teknik

pelaksanaan latihan ini yaitu manaruh kursi pada jarak 3 meter di depan ring.

Menembak dari kursi akan melatih pemusatan diri,proses penyeimbangan diri

sendiri baik secara fisik maupun mental.Jika penembak merasa fokus berarti

penembak sudah siap yaitu otot akan rileks dan bernafas lebih dalam dan lebih

lambat dari sebelumnya.kondisi ini juga menyertakan penyeimbangan berat

untuk teknik yang dilakukan, terutama baik sekali untuk pemusatan

tenaga.Tempatkan tangan menembak dibelakang bola, dengan jari telunjuk

pada titik tengah bola.Alirkan tenaga dari punggung,bahu,lengan,pergelangan

tangan dan jari–jari untuk menembak. Target sukses dalam latihan shooting

ini adalah 5 tembakan berturut–turut pada setiap jarak yaitu jarak 3,4,5, dan 6

meter dari depan ring.

5) One hand shooting

Menembak dengan satu tangan sangat baik untuk menumbuhkan

kemampuan menembak dengan menggunakan tangan yang lemah.Latihan ini

27

terutama menguntungkan jika tangan yang tidak menembak cenderung

merintangi tembakan.Latihan tembakan satu tangan memungkinkan untuk

memfokuskan diri pada posisi tangan yang menembak dibelakang bola, siku

yang lurus dan mengangkat bola ke dalam keranjang dengan satu pukulan

pendek. Teknik pelaksanaan lathan ini yaitu mulai dari jarak 3 meter dari

keranjang.Posisi tangan yang tidak menembak berada dibelakang

punggung.Seimbangkan bola dengan tangan yang akan menembak.Jari

telunjuk diletakan pada satu titik di tengah–tengah bola. Posisi tangan

membentuk formasi “ L “. Target sukses dalam latihan shooting ini yaitu 5

tembakan berturut – turut dari masing–masing tangan.

6) Lemparan bebas dengan mata tertutup

Riset menunjukan bahwa menggabungkan latihan lemparan bebas antara

mata tertutup dan terbuka akan lebih meningkatkan hasil dibandingkan dengan

mata terbuka saja.Menembak dengan mata tertutup akan menghilangkan

pengandalan terhadap penglihatan dan akan menajamkan indera yang lain,

khususnya kinesthetic (perasaan akan pergerakan tubuh) dan tactile

(sentuhan), (Wissel Hall 2000:69). Bayangkan suatu tembakan sukses dan

fokuskan pada ring secepatnya sebelum menutup mata untuk

menembak.Gunaka rekan untuk rebound dan komentarnya atas setiap

tembakan, termasuk reaksi dari tembakan pada lingkaran ring.Gunakan

komentar tersebut dan indera tactile dan kinesthetic untuk menyesuaikan

tembakan. Sharon A. Hamilton dan William J. Fremouw dalam penelitianya

mengemukakan salah satu metode latihan free throw yaitu dengan pendekatan

program pelatihan kognitif-perilaku dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja

lemparan bebas pada Tim Bola basket Divisi II di perguruan tinggi.dengan

hasil perbaikan 88% pada tembakan free throw. Berdasarkan macam –

macam teknik atau metode latihan shooting dalam permainan bola basket,

dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode latihan wall shooting dan

metode latihan shooting dengan mata tertutup, dengan alasan sebagai berikut:

28

1) Metode latihan shooting menggunakan wall shooting merupakan salah satu

metode latihan shooting yang menggunakan seluruh komponen–komponen

fisik pemain seperti kekuatan,dayaledak atau power,kelentukan. Jika

dibandingkan denganmetode yang lain seperti menembak dari

kursi,menembak menggunakan punggung,menembak menggunakan satu

tangan yang lebih memfokuskan pada kekuatan lengan,punggung serta

pergelangan tangan tanpa melibatkan unsur utama lain yaitu power

tungkai,karena dalam penelitian ini menggunakan variabelpower

tungkai,maka dianggap peneliti menggunakan metode latihan wall shooting

sudah sesuai dengan teknik shooting dan melibatkan unsur–unsur

komponenfisik yang hampir sama dengan tembakan free throw. Selain hal

tersebut,metode latihan shooting dengan menggunakan wall shooting secara

mekanika gerakan hampir sama dengan teknik gerakan shooting free throw,

yang dibedakan adalah pada targetnya saja jika dibandingkan dengan metode

latihan shooting yang lain.

2). Metode latihan shooting menggunakan mata tertutup dapat melatih

menajamkan indera yang lain yaitu kinesthetic(perasaan akan gerakan) dan

tactile (sentuhan). Seperti diketahui, shooting free throw dalam kesuksesanya

tidak hanya ditentukan oleh komponen fisik maupun teknik, juga sangat

dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti, percaya diri, konsentrasi,

ketenangan, fokus, sugesti, visualisasi(Wissel Hal 2000:52). Dengan

melakukan latihan shooting freethrow akan semakin menajamkan indera yang

lain seperti percaya diri, konsentrasi dan yang lainnya yang akan membantu

kesuksesan melakukan shooting free throw. Selain itu metode latihan shooting

free throw menggunakan mata tertutup,mekanika gerakanya hampir sama

dengan mekanika gerakan shooting free throw,yang membedakan cuma mata

penembak ditutup saat melakukan shooting free throw. Kondisi dilapangan

juga penerapan metode latihan ini masih kurang dipakai dalam melatih

shooting free throw padahal sangat penting untuk melatih konsentrasi pemain

saat melakukan shooting free throw.

29

10. Komponen kondisi fisik dalam permainan bola basket

Bola basket merupakan permainan yang gerakannya kompleks, yaitu

gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan,

kelenturan, dan lain–lain (Imam sodikun,1992:35). Untuk melakukan

gerakan– gerakan bola basket secara baik diperlukan kemampuan dasar fisik

yang baik yang memadai. Dengan kondisi fisik yang baik akan memudahkan

melakukan gerakan– gerakan yang lebih sulit (kompleks). Unsur–unsur

kondisi fisik yang perlu diperhatikan dan di kembangkan dalam permainan

bola basket adalah: 1) Daya tahan kardiovaskuler, 2)MusculerEndurance, 3)

Kekuatan otot, 4)Kelenturan, 5) Kecepatan, 6)Komposisi Tubuh dan 7)Power

(Pate Russel dalam Imam Sodikun,1992:36). Kondisi seseorang pemain yang

baik, maka akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

1) Diperoleh peningkatan kemampuan sistem sirkulasi darah dan kerja jantung

yang baik.

2) Diperoleh peningkatan kekuatan, kelenturan, dayatahan, kecepatan, dan

unsure kondisi fisik semakin baik.

3) Gerakan lebih efisisen.

4) Pemulihan organ – organ tubuh lebih cepat setelah latihan.

5) Respon lebih cepat terhadap tubuh bila sewaktu–waktu respon seperti itu

dibutuhkan,( Imam Sodikun,1992: 36 ).

11. Komponen kondisi fisik yang mempengaruhi shooting free throw

Komponen kondisi fisik yang mempengaruhi shooting free throw antara

lain :

1) Kekuatan

Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja.

30

2) Kelenturan

Kelenturan (flexibilitas) adalah keefektifitasan seseorang dalam penyesuaian

diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan

sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh

tubuh.

3) Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam–

macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara

efektif.Sebagai contoh seorang pemain bola basket akan kelihatan memiliki

koordinasi yang baik apabila dapat bergerak kerah bola sambil menangkap

bola sambil melakukan tembakan ke ring basket.

4) Keseimbangan

Keseimbangan (balance) adalah kemampuan sesorang mengendalikan

organ–organ syaraf otot,sebagai contoh saat melakukan shooting free throw

dalam permainan bola basket,keseimbangan sangat penting sekali terutama

keseimbangan posisi kaki saat akan melakukan shooting ke ring basket,jika

posisi kaki tidak seimbang tembakan akan tidak dapat terarah masuk ke ring

dengan baik karena posisi kaki yang tidak seimbang akan mengganggu posisi

tangan yang memegang bola saat melakukan shooting free throw.

5) Ketepatan

Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak–gerak

bebas terhadap suatu sasaran.sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau

mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian

tubuh.Tembakan dalam permaianan bola basket memiliki tujuan utama yaitu

memasukan bola ke keranjang,apabila saat melakukan tembakan khususnya

tembakan free throw tidak tepat,maka bola tidak akan masuk,berkaitan dengan

hal tersebut ketepatan memliki peranan yang penting sekali dalam permainan

bola basket.

31

6) Daya ledak atau power

Daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan

maksmum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek – pendeknya

(M.Sajoto,1995:8). Daya ledak = Kekuatan X Kecepatan. Dalam gerakan

tembakan free throw daya ledak dapat mempengaruhi hasik tembakan free

throw terutama daya ledak otot tungkai karena membantu memberi dorongan

pada saat melepaskan bola ke ring.

12. Power Tungkai

Prestasi olahraga tidak mungkin diwujudkan tanpa adanya kekuatan dan

daya ledak(Power). Kekuatan dan daya ledak menurut Paulus Pesurney dalam

M.Nasution(2008:5) adalah kemampuan dari system syaraf otot untuk

mengatasi ketahanan,melawan ketahanan dan menahan tahanan.Sedangkan

pendapat lain menyatakan daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang

sependek–pendeknya (M.Sajoto,1995:8). Kekuatan dan daya ledak (power)

merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dominan dan sangat

dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga. Pelaksanaan berbagai macam

ketrampilan atau aktifitas gerak khususnya dalam permainan bola

basket,seorang pemain harus terlebih dahulu memiliki dasar kekuatan dan

power yang baik. Dasar Power yang baik akan memudahkan pelaksanaan

gerak baik melangkah, meloncat maupun melakukan gerak–gerak teknik dasar

dalam permainan bola basket.hal ini semakin tampak jelas dengan manfaat

yang diperoleh dari kekuatan dan power yang baik yaitu untuk mempermudah

mempelajari teknik serta mencegah kemungkinan terjadinya cidera.

Untuk meningkatkan power tungkai dapat dilakukan dengan dengan cara

sebagai berikut:

1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan, sebaliknya

meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan.

32

2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau

peningkatan latihan kekuatan yang dilakukan secara simultan.

Menembak merupakan sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku,

kelenturan pergelangan tangan, dan jari tangan.Kaki memiliki peranan yang

penting karena memberikan keseimbangan pada tubuh saat akan

melaksanakan tembakan, juga memberikan dorongan yang besar pada

pelaksanaan tembakan.Tekukan kaki akan memberikan tenaga penting untuk

tembakan,pemain pemula dan yang sudah kecapaian sering gagal menekuk

lututnya hingga kekurangan tenaga untuk melontarkan bola dengan tenaga

kaki ( Wissel Hal 2000:46 ). Pemain yang melakukan tembakan bebas dalam

permainan bola basket tidak menggunakan tekukan lutut akan berakibat

tembakan tersebut tidak sampai atau tidak kena ring, jika menembak dengan

bantuan tekukan lutut, tembakan akan sampai pada ring, karena tekukan lutut

tersebut memberikan bantuan kekuatan yang besar dalam usaha memindahkan

bola dari tangan sampai pada ring basket.Menurut Chuurch, Dawson (2008)

bahwa lemparan bebas atau free throw di pengaruhi oleh tinggi lompatan atau

power, yaitu dalam penelitianya menunjukan 21 % lebih baik dalam

melakukan tembakan bebas.

Waktu menembak bola, tenaga harus datang dari kedua kaki bukan

tangan, dan badanpun harus mengikuti gerakan menembak.Kebanyakan

tenaga untuk melakukan shooting berasal dari dorongan ke atas oleh lompatan

(khususnya jump shot), atau dorongan ke atas dari paha (ketika free throw).

Jangan menambah kekuatan dengan otot lengan atau pergelangan tangan

ketika melakukan shooting dengan jarak yang lebih jauh. Biarkan otot yang

berada pada kaki yang bekerja. Tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai

bawah.Tungkai atas terbagi atas : pangkal paha sampai lutut, sedangkan

tungkai bawah terbagi atas lutut sampai dengan kaki, (Sudarminto,1992:60-

61). Berdasarkan keterangan diatas,dapat disimpulkan power tungkai

merupakan besarnya kekuatan (tungkai) yang dikerahkan untuk menghasilkan

33

sebuah kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu yang sependek –

pendeknya.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam

bagan berikut:

Gambar. Kerangka Berpikir

Ketrampilan Free

Shooting free throw

Metode latihan Metode latihan

Variabel Atributif

Power tungkai :

- Rendah

Hasil free throw

34

1). Perbedaan pengaruh latihan antara metode latihan shooting dengan

menggunakan wall shooting dan mata tertutup.

Metode latihan shooting free throw menggunakan wall shooting

bertujuan memusatkan perhatian pada tangan untuk menembak bola dari

belakang bola, penempatan siku, pelepasan jari telunjuk, follow through dan

menangkap bola pada posisi menembak dengan menggunakan sasaran

dinding atau papan basket pada suatu titik dengan ketinggian 3 (tiga) meter

atau lebih. Latihan shooting freethrow dengan menggunakan wall shooting

membantu melatih supaya saat melepaskan bola bisa membentuk sudut

parabola berkisar 30 derajat dari garis vertical atau 60 derajat dari garis

horizontal, sehingga dengan menghasilkan sudut tembakan tersebut,

kemungkinan bola masuk saat melakukan shooting free throw lebih

besar.Selain itu juga melatih penempatan siku, pelepasan jari telunjuk, follow

throught pemain, sehingga dapat membantu memperbaiki teknik tembakan

free throw pemain dan hasil akhir tembakan free throw pemain akan bisa

lebih baik.

Metode latihan shooting free throw dengan menggunakan mata tertutup

saat melakukan tembakan bebas memiliki makna menghilangkan

pengandalan terhadap penglihatan dan menajamkan indera yang lain,

khususnya kinesthetic atau rasa akan pergerakan tubuh dan tactile atau

sentuhan.Metode latihan ini membantu pemain secara psikologi seperti

membantu untuk lebih percaya diri, ketenangan, konsentrasi, fokus sebelum

melakukan shooting free throw, dimana konsentarsi, percaya diri, ketenangan

sangat dibutuhkan sekali sebelum melakukan shooting free throw, sehingga

metode latihan ini sangat bermanfaat bagi atlet atau pemain yang akan

meningkatkan hasil shooting free throw.

Metode tembakan bebas dengan mata tertutup secara mekanika

gerakanya sama dengan metode latihan shooting dengan wall shooting, yang

membedakan adalah proses pelaksanaanya, salah satu dengan mata tertutup

dengan target langsung ring basket, yang satunya dengan mata terbuka

35

dengan target dinding dengan ketinggian 3 meter..Metode latiahn shooting

free throw dengan mata tertutup diharapkan dapat meningkatkan indera tactil

pemain yaitu meningkatnya ketenangan, percaya diri, fokus, konsentrasi saat

melakukan tembakan free throw yang pada akhirnya diharapkan juga akan

membantu meningkatkan hasil tembakan free throw dalam permainan bola

basket untuk lebih baik lagi. Dengan adanya metode latihan shooting free

throw yang berbeda, dapat diduga ada perbedaan pengaruh yang positif antara

metode latihan shooting menggunakan wall shooting dan metode latihan

shooting free throw menggunakan mata tertutup.

2). Perbedaan pengaruh latihan antara power tungkai kategori sedang dan kurang

terhadap hasil shooting free throw dalam permainan bola basket.

Testee dengan kemampuan powertungkai yang sedang, berarti

mempunyai gerakan yang efisien sehingga memiliki kualitas gerakan yang

lebih baik. Dengan kondisi yang demikian, maka apabila diberi metode

latihan shooting free throw dengan menggunakan metode latihan wall

shooting dan mata tertutup bagi testee yang memiliki power tungkai yang

baik akan memberikan dampak latihan shooting free throw yang berbeda

pada hasil akhirnya.

Testee dengan kemampuan power atau daya ledak otot tungkai yang

kurang berarti mempunyai gerakan yang kurang dan kualitas gerakan yang

kurang juga. Dengan kondisi yang demikian, maka apabila diberi metode

latihan shooting free throwdengan menggunakan metode latihan wall

shooting dan mata tertutup, akan mengasilkan hasil tembakan free throw yang

berbeda.

3). Interaksi antara metode latihan shooting dan power tungkai terhadap hasil

shooting free throw dalam permainan bola basket.

Metode latihan shooting free throw menggunakan wall shooting dan

shooting dengan mata tertutup memiliki hubungan atau interaksi dengan atlet

atau pemain yang memiliki power tungkai tinggi maupun rendah dalam

36

proses keberhasilan melakukan shooting free throw, dimana semuanya saling

terkait atau berinteraksi satu sama dengan yang lain, pemain yang memiliki

power tungkai sedang maupun kurang jika diberi metode latihan shooting free

throw menggunakan wall shooting maupun metode shooting mata tertutup

akan memberikan dampak hasil latihan yang berbeda pada hasil shooting free

throw.

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian dari kajian teori dan kerangka pemikiran, maka dalam

penelitian ini mengajukan beberapa hipotesis, yaitu:

1. Ada perbedan pengaruh antara metode shooting menggunakan metode

wall shooting dan metode mata tertutup terhadap hasil shooting free throw

dalam permainan bola basket.Metode latihan wall shooting lebih baik jika

dibandingkan metode latihan mata tertutup dalam permainan bola basket.

2. Ada perbedaan pengaruh antara power otot tungkai dengan ketegori

sedang dan kurang terhadap hasil shooting free throw dalam permainan

bola basket. Pada kelompok sample power otot tungkai dengan ketegori

sedang lebih baik jika dibandingkan kelompok sample power otot tungkai

dengan ketegori rendah.

3. Ada interaksi antara metode latihan shooting dan power otot tungkai

terhadap hasil shootingfree throw dalam permainan bola basket, dimana

semuanya saling terkait atau berinteraksi satu sama dengan yang lain,

pemain yang memiliki power tungkai sedang maupun kurang jika diberi

metode latihan shooting free throw menggunakan wall shooting maupun

metode shooting mata tertutup akan memberikan dampak hasil latihan

yang berbeda pada hasil shooting free throw.

88