bab i tuhan ppt

39
BAB 1 TUHAN KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN 1. Mahasiswa mampu menyadari dan menghayati peranan penting agama dalam kehidupan manusia dan masyarakat, secara khusus peranannya dalam pengembangan kepribadian yang utuh-menyeluruh. 2. Mahasiswa mampu menghayati makna kepercayaan kepada Tuhan dalam praktek kehidupan sehari-hari dalam relasi dengan Tuhan, sesama dan tanggung jawabnya terhadap pemeliharaan alam semesta ini.

Upload: san

Post on 10-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

matakuliah agama

TRANSCRIPT

  • BAB 1 TUHAN KOMPETENSI SUBSTANSI KAJIAN Mahasiswa mampu menyadari dan menghayati peranan penting agama dalam kehidupan manusia dan masyarakat, secara khusus peranannya dalam pengembangan kepribadian yang utuh-menyeluruh.Mahasiswa mampu menghayati makna kepercayaan kepada Tuhan dalam praktek kehidupan sehari-hari dalam relasi dengan Tuhan, sesama dan tanggung jawabnya terhadap pemeliharaan alam semesta ini.

  • INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSIMenjelaskan dengan kata-kata sendiri peran agama bagi kehidupan manusia, khususnya dalam pengembangan kepribadian manusia yang utuh.Menjelaskan dengan kata-kata sendiri implikasi kepercayaan kepada Tuhan sebagai Pencipta dan Pemelihara, Penyelamat, dan Pembaharu dalam kehidupan kristiani di dalam konteks masyarakatnya.

  • PROSES PEMBELAJARAN Metode inquiry (inkuiri) yang menantang mahasiswa untuk mencari, memikirkan, serta mengungkapkan berdasarkan pengalaman mereka sendiri mengenai kemungkinan apa saja peranan dan sumbangan agama yang dianutnya dalam pembentukan serta pengembangan kepribadian dalam arti: sistem kepercayaan, sistem nilai yang dianut, serta bagaimana keduanya mempenparuhi cara mereka berpikir dan berperilaku dalam masyarakat. Demikian pula mahasiswa diajak untuk mencari sendiri apa saja implikasi kepercayaan kepada Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat, dan pembaharu dalam kehidupan kristianinya. Dengan kata lain, mahasiswa diajak untuk mengidentifikasi hubungan antara agama dan pengembangan kepribadian. Setelah itu pengajar sebagai fasilitator merangkum secara sisternatis apa yang kemukakan oleh para mahasiswa. Hindari sedapat mungkin metode yang bersifat indoktriner dalam membahas substansi kajian ini.

  • PENGANTAR.Alkitab adalah dasar untuk kepercayaan dan perilaku kristiani. Harus diakui bahwa Alkitab tentu mempunyai ungkapanungkapan yang sangat kaya tentang siapakah Allah. Meskipun kekristenan percaya akan "Satu Allah" akan tetapi Allah yang dipercayai itu menyatakan diri dengan berbagai cara yakni sebagai Bapa, Pencipta segala sesuatu, sebagai Penyelamat dalam Yesus Kristus, dan sebagai Pembaharu dalam Roh Kudus. Kekayaan penyataan diri Allah seperti inilah yang biasanya oleh gereja pada zaman dahulu dikenal dengan ungkapan Trinitas (Tritunggal).

  • 1. Agama dan Kepercayaan Kepada Allah Setiap manusia pada dasarnya mempunyai kesadaran religius, yakni kesadaran bahwa ada suatu kodrat ilahi di atas realitas dunia ini. Kesadaran itulah yang mendorong manusia untuk mewujudkan relasinya dengan kodrat ilahi, yang pada gilirannya memunculkan fenomena agama. Itulah sebabnya fenomena agama tak mungkin bisa dihapuskan sama sekali dalam kehidupan manusia.

  • Satu pertanyaan "Dapatkah manusia mengenal Allah dan hakikat-Nya?" Ada dua kemungkinan jawaban. Pertama, manusia tak mungkin dapat mengenal Allah dan hakikat-Nya, karena manusia adalah terbatas. Kedua, manusia mungkin mengenal Allah dan hakikat-Nya hanya apabila la menyatakan diri-Nya. 2. Allah dan Penyataan-Nya

  • Dua Penyataan AllahPertama, Penyataan Allah secara umum, yaitu melalui alam semesta ciptaan Tuhan, sejarah, hati nurani atau suara hati (Roma 1 : 19 20; Maz 19,dikatakan segala langit menceritakan kemuliaan Allah.Kedua, Penyataan Allah secara Khusus,yaitu melalui firman-Nya dan pada puncaknya dalam diri Tuhan Yesus Kristus.

  • Apakah yang dilakukan Allah yang menunjuk kepada hakikat dan sifat-Nya? Alkitab memulai kesaksiannya tentang Allah sebagai Pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya termasuk manusia (band. Kej. 1 dan 2). Demikian juga Pengakuan Iman Rasuli dimulai dengan pengakuan bahwa Allah, Bapa adalah Khalik Pencipta langit dan bumi.Allah dikenal dengan apa yang Allah lakukan. Tetapi apa yang Allah lakukan belum seluruhnya menyingkap siapa Allah sesungguhnya." ALLAH SANG PENCIPTA

  • ALLAH: Pribadi yang MahakuasaSalah satu kesimpulan yang dapat dibuat bahwa Allah adalah sang Pribadi yang Mahakuasa, yaitu Allah dalam kebijaksanaan-Nya membuat keputusan untuk menciptakan alam semesta serta segala isinya termasuk manusia. Hal ini menunjukkan bahwa la adalah pribadi yang berpikir, membuat keputusan dan juga la membangun relasi/hubungan dengan ciptaan-Nya, khususnya dengan manusia.

  • b. Implikasi Kepercayaan Kepada ALLAH Sebagai PenciptaTiga implikasi. Pertama, bahwa sebagai Pencipta, Allah adalah sumber kehidupan dan keberadaan kita. Karena itu hidup kita sepenuhnya bergantung kepada Allah, dan kita adalah milik Allah sang Pencipta. Ini berarti juga bahwa Allah berdaulat atas hidup dan tujuan hidup kita.

  • Kedua, pengakuan dan kepercayaan akan kemahakuasaan dan kebesaran Allah mendorong kita untuk mengagumi-Nya. Hal ini mendorong kita kepada sikap bersyukur dan beribadah kepada Tuhan. Perasaan kagum, heran, dan syukur mendorong kita bukan saja untuk memuji Tuhan tetapi juga untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan-Nya. Semua ini menjadi dasar dari kehidupan ibadah kita sebagai orang beriman.

  • Ketiga, Allah Pencipta adalah Pribadi maka manusia terpanggil untuk menjawab penyataan diri Allah dengan memasuki hubungan yang bersifat pribadi dengan-Nya. Pengetahuan saja tak cukup, karena itu dibutuhkan hubungan pribadi. Hubungan ini dipelihara dan dikembangkan melalui ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Kita terpanggil bukan saja untuk mengetahui siapa Dia, melainkan untuk mengenal-Nya dan mengenal dalam arti Alkitabiah berarti masuk dalam hubungan pribadi dengan-Nya.

  • ALLAH PENYELAMATa.Allah, Agama, dan KeselamatanIde tentang keselamatan mempunyai tempat dalam setiap agama. Mulai dari agama primitif yang percaya roh-roh, maupun agama politheis yang percaya banyak ilah/dewa/i, sampai ke agama monotheis, ajaran mengenai keselamatan dan Allah sebagai penyelamat selalu hadir. Memang maknanya berbeda dari satu agama ke agama lain bahkan maknanya dalam satu agama pun cukup bervariasi dan luas. Keselamatan dalam agama tertentu bisa melulu, merupakan pengalaman masa kini dan di sini, bisa juga melulu pengalaman nanti, di masa yang akan datang sesudah kehidupan ini, tetapi bisa juga kedua-duanya.

  • Dalam ajaran Kristen, ajaran tentang keselamatan dan Allah sebagai penyelamat khususnya dalam Yesus Kristus mempunyai tempat yang sangat penting bahkan sentral. Sedemikian sentralnya sehingga dalam Pengakuan Iman Rasuli, fakta Kristus, mulai dari pra-eksistensi-Nya, kelahiran, pekerjaan, penderitaan, kematian, kenaikan ke Surga dan kedatangan-Nya kembali, mengambil tempat yang dominan. Sesungguhnya Agama Kristen lahir karena kepercayaan akan Allah sebagai penyelamat di dalam Yesus Kristus. Sebutan Kristen justru dikenakan kepada orang-orang yang menjadi pengikut Kristus.

  • b. Keselamatan Menurut Perjanjian Lama.Tindakan penyelamatan Allah dalam peristiwa keluarnya Israel dari Mesir melalui Laut Kolzom ini telah memberi kesan yang sangat mendalam dalam sanubari dan ingatan bangsa Israel. Oleh karena itulah peringatan akan peristiwa tersebut dirayakan setiap tahun dalam perayaan Paskah. (band. UI. 16:1). Pembebasan dari Mesir justru merupakan bukti paling utama dan kuat tentang kasih setia Tuhan, karena hal itu merupakan tanda yang sentral dari PL tentang anugerah penyelamatan bagi umat yang baru kelak.

  • Itu pula sebabnya dalam pembukaan Decalog (Sepuluh Perintah, Keluaran 20) peristiwa pembebasan dari Mesir juga disebutkan kembali dan menjadi dasar dari tanggapan moral kepada Tuhan. Dengan kata lain, hukum-hukum Tuhan yang merupakan refleksi kehendak Tuhan tentang bagaimana umat Allah seharusnya menjalani hidupnya didasarkan pada peristiwa penyelamatan Allah melalui pembebasan dari Mesir.

  • Nabi-nabi besar memberitakan kesiapan Allah untuk menyelamatkan dari perspektif baru. Berkatberkat eksternal masih juga diharapkan, namun tekanannya kini lebih kepada kebutuhan akan suatu perubahan hati, pengampunan, kebenaran, dan pembaharuan hubungan dengan Allah. Keselamatan masih mempunyai implikasi sosial, namun tekanannya lebih kepada perjanjian dengan individu daripada secara bangsa. Itu berarti bahwa keselamatan terutama menjadi pengalaman dari setiap individu.

  • Dengan demikian kita dapat membaca pengakuan Yesaya misalnya bahwa "Allah adalah keselamatanku (Yes. 12:2), sebab Allah menyatakan diri-Nya "sebagai Allah yang benar clan Juruselamat; tak ada Allah lain selain Dia (Yes. 45:21, 43:11). Karena itu dalam Kitab Yesaya, istilah Allah sama dengan Juruselamat.

  • Keselamatan dalam sejarah awal umat Allah (Israel) adalah bahwa Allah menyelamatkan orang yang baik dari berbagai kesukaran. Akan tetapi dengan pemahaman yang berkembang tentang hubungan antara keselamatan dan dosa, dalam konteks kebutuhan akan pertobatan, maka konsep ini memperoleh pengertian yang lebih rohaniah dan moral. Hal ini menuntun kita kepada doktrin tentang keselamatan yang khas dalam Perjanjian Baru, yakni bahwa Allah menyelamatkan orang jahat dari dosa-dosanya dan membenarkan mereka.

  • c. Allah Penyelamat Dalam Yesus Kristus (Perjanjian Baru).Yesus Kristus Perjanjian Baru dikenal dengan sebutan Juruselamat. Karena itu kita dapat mengatakan bahwa Allah di dalam Yesus Kristus adalah Allah penyelamat. Keselamatan menjadi tujuan utama dari kedatangan dan pelayanan Yesus Kristus. Yesus disambut dalam arena sejarah dunia dengan pernyataan para malaikat bahwa "la akan dinamai Yesus, yang berarti yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka" (Mat. 1:21).

  • Mengapa untuk menyelamatkan manusia berdosa, Allah harus menjelma menjadi manusia?" Terhadap pertanyaan seperti ini, harus diakui bahwa kita tak mungkin menjawabnya dengan tuntas dan memuaskan. Sebagaimana Allah tak mungkin kita pahami secara sempurna, begitu pula maksudmaksud-Nya tak terselami. Penjelasan berikut ini, mungkin dapat menolong kita untuk membuka sebagian dari selubung misteri Allah dan rencanaNya.

  • Untuk dapat menjadi Juruselamat manusia berdosa dari hukuman dosanya, la harus dapat menanggung penderitaan dan hukuman itu. Tugas seperti itu, haruslah diemban manusia sejati. Akan tetapi dibutuhkan manusia yang tak bercacat dan berdosa untuk menjadi korban keselamatan. Oleh karena semua manusia telah berdosa dan bercacat, Allah sendirilah yang menjelma menjadi manusia sehingga dapat berperan sebagai Juruselamat.

  • Dosa harus mendapat hukuman dan ini adalah keadilan Allah. Namun mengapa la sendiri yang mau menanggung hukuman itu? Di sinilah nampak hakikat Allah yang terdalam, yakni bahwa Allah adalah Kasih. la tak sekedar memiliki kasih, tapi merupakan kasih itu sendiri. Jadi pada satu sisi, Allah menjadi manusia untuk menjadi Juruselamat karena keadilan-Nya, namun pada sisi yang lain karena kasih-Nya (Yoh. 3:16).

  • d. Makna Keselamatan yang Dikerjakan Allah Dalam Yesus Kristus Perkembangan makna keselamatan di Perjanjian Baru dibandingkan dengan ajaran Perjanjian Lama adaIah bahwa baik Yesus maupun para rasul memberi arti yang lebih rohaniah dan universal kepada konsep keselamatan itu. Artinya, meskipun keselamatan mengandung juga aspek fisik, tetapi lebih-lebih aspek rohani mendapat tekanan yang penting. Dengan demikian keselamatan menaruh perhatian terhadap manusia seutuhnya. Selain itu, keselamatan juga bukan hanya bagi satu bangsa saja tetapi bagi seluruh umat manusia melampaui batas bangsa.

  • Hukuman dosa adalah maut, (Rm. 6:23). Maut atau kematian di sini lebih bersifat rohani, yakni keterasingan dari Allah, putus atau rusaknya hubungan atau persekutuan manusia dengan Allah. Dalam pengertian seperti itulah, kita dapat memahami pengalaman Yesus yang paling hebat dan mengerikan ketika dalam karya penyelamatan-Nya la menga!ami ditinggalkan oleh Allah, Bapa-Nya. Di atas kavu salib la berseru "Allahku, Allahku, rnengapa Engkau meninggalkan Aku?" Dengan demikian, keselamatan yang dikerjakan Allah pada dasarnya adalah restorasi (pembaharuan, perbaikan) hubungan dengan Allah, suatu pengalaman hubungan atau persekutuan yang benar dengan Allah.

  • e. Implikasinya Bagi Kehidupan PraktisKita percaya kepada Allah yang mengasihi manusia, yang berinisiatif mencari dan mendatangi manusia. Oleh karena kasih-Nya yang persuatif (memberikan dorongan, tidak memaksa), maka kepercayaan kita merupakan jawaban terhadap Allah yang mengasihi kita. Jawaban terhadap kasih Allah tak bisa lain, adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama serta alam ciptaan-Nya

  • Kita percaya kepada Allah: sebagai sang Penyelamat dalam Yesus Kristus, ini harus dipahami, bahwa keselarnatan adalah karya Allah, anugerah Allah dan bukan hasil karya manusia yang dicapai karena prestasinya. Kita boleh mengatakan bahwa dasar keselamatan adalah anugerah Allah. Sedangkan saluran keselamatan adalah iman kepada Yesus Kristus

  • ALLAH ROH KUDUS1. Roh Kudus Dalam Perjanjian LamaRoh Kudus dalam PL tidak saja dikaitkan dengan Penciptaan, tetapi juga dengan nubuat. Roh Allah, berbeda dengan roh manusia, sebab Roh Allah adalah Allah itu sendiri. Dalam PL juga ditekankan bahwa Roh Allah itu mengilhamkan nubuatan. Ini adalah salah satu tema utama ,Alkitab. Roh Kudus adalah Pribadi Allah sendiri yang mengilhami orang yang beriman untuk menyampaikan Firman Allah.

  • 2. ROH KUDUS DALAM PERJANJIAN BARUSiapakah Roh Kudus itu ?Roh Kudus adalah sesungguhnya Roh Allah dan juga Roh Yesus Kristus dan dengan demikian la adalah Allah itu sendiri. Karena memang Allah adalah Roh adanya (band. Yoh. 4:24). Roh Kudus memiliki semua ciri keilahian sama seperti yang dimiliki oleh Allah, yakni Mahahadir, Mahatahu, dan Mahakuasa (band. I Kor. 2:10-16; Luk. 1:35; Kis. 1:8). Karena itu kalau kita menyembah Allah, sesungguhnya kita menyembah Allah yang menyatakan diri sebagai Bapa Pencipta, Yesus Penyelamat, dan Roh Kudus Pembaharu dan Penolong.

  • Kepribadian Allah RohTetapi dalam Alkitab Roh Kudus mempunyai sifat-sifat kepribadian. Walaupun Roh itu menyatakan diri secara tidak pribadi namun Roh adalah Pribadi. Ia adalah Roh Allah bagian dari Allah Tritunggal. Dia mempunyai tabiat Allah Bapa dan tabiat Allah Anak yang juga merupakan Kepribadian. Dalam Alkitab, Roh Kudus digambarkan dengan sifat yang hanya boleh dikatakan tentang Kepribadian.

  • Contoh kesaksian Alkitab Kepribadian Roh Kudus.Roma 15:30, tetapi demi Kristus, Tuhan kita dan demi kasih Roh, aku menasihatikan kamu, saudara-saudara .. KASIH.I Kor 2:10: Roh menyelidiki segala sesuatu bahkan hal-hal yang tersebunyi dalam diri Allah. PENYELIDIKANI Kor 2:11: tidak ada orang yang tahu apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. PENGERTIAN.I Kor 12:11 semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. MEMUTUSKAN.

  • Karya / Peranan Roh Kudus.Karya Allah di dalam Roh Kudus yang memperbaharui, yaitu menjadikan orang yang percaya mengalami kelahiran kembali atau dilahirkan kembali secara rohani (band. Yoh. 3:5-7). Hal ini memungkinkan kita menjadi orang beriman kepada Allah di dalam Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia. Bandingkan juga peristiwa Pentakosta di mana setelah khotbah Petrus, maka ada ribuan orang menjadi percaya.

  • Implikasinya Bagi Kehidupan Kristen.Percaya kepada Allah yang menyatakan diri dalam Roh Kudus berimplikasi sbb :Pertama, kita percaya kepada Allah Roh Kudus yang tak dibatasi oleh ruang dan waktu, serta dapat bekerja dalam diri manusia bahkan tinggal dalam diri orang yang percaya.

  • Kedua, Allah Roh Kudus juga dapat memperbaharui orientasi nilai dan sikap hidup seseorang. Sebagai contoh misalnya, dari kecenderungan hidup yang menuruti keinginan daging menuju kepada kecenderungan hidup yang menuruti Roh Kudus, sehingga menghasilkan buahbuah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri.

  • Ketiga, Allah Roh Kudus membaharui kehidupan persekutuan orang-orang percaya, sehingga mereka dimungkinkan untuk tekun dan setia mengemban tugas panggilannya di dunia ini untuk bersekutu, bersaksi, dan melayani.

  • RANGKUMANYOHANES CALVIN, seorang tokoh Reformasi Gereja mengatakan : Allah Bapa ,Dialah sumber dari segala sesuatu. Allah Bapa menurut Alkitab memulai segala sesuatu. Ialah Raja sorgawi yang berkehendak bahwa segala sesuatu akan menjadi nyata ialah Pencipta. Lihatlah Kej.1:3, 26,dll. Sesudah manusia jatuh ke dalam dosa dan dipisahkan dengan Allah dan dikutuki dengan maut, Allah Bapa telah mempersiapkan cara supaya mereka menerima berkat, melalui perjanjian dengan Abraham. Kemudian ketika segala sesuatu sudah siap, Allah Bapa mengirim Anak-Nya Yesus Kristus untuk memberikan kehidupan kekal kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jadi Allah Bapa telah memulaikan segala sesuatu. Dalam rahasia ke-ALLAH-an, segala-galanya terjadi.

  • Allah Anak, mempunyai hikmat dan kebijaksanaan dan melaksanakan segala sesuatu yang dimulai oleh Bapa menurut kehendak-Nya. Yesus Kristus: logos yang kekal, hidup bersama dengan Bapa pada mulanya. Melalui Dia, Allah Bapa menciptakan alam semesta, Yoh1:3: Segala sesuatu yang telah dijadikan. Allah Bapa menghendaki penyelamatan umat manusia tetapi Dia melakukannya buat kita melalui Anak Allah, oleh inkarnasi-Nya, kehidupan-Nya,kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Yohanes 3:16 (Hafalkan). Allah Bapa merencanakan keselamatan kita, namun IA melakukan dalam Yesus Kristus.

  • Allah Roh Kudus, mempunyai kuasa untuk menggenapkan segala sesuatu. Roh Kudus bekerja supaya segala sesuatu yang Allah Bapa lakukan buat kita dalam Yesus Kristus menjadi nyata dan aktif di dalam kehidupan kita. Kita harus mengerti bahwa selama Kristus tinggal di luar kita, dan selama kita terpisah dari Dia, semua yang Ia deritakan bagi kita dan segala sesuatu yang dilakukan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia tetap tidak bermanfaat, tidak berguna.

  • Ringkasnya Roh Kudus ialah Penghubung yang diperlukan Kristus untuk menghubungkan kita kepada diri-Nya. Oleh Roh Kudus, semua yang diberikan oleh Kristus bagi kita boleh menjadi nyata dalam kehidupan kita. Jadi, dalam Allah Tritunggal, Roh Kudus memainkan peranan penting yaitu untuk menghubungkan kita dengan Allah Bapa dan Allah Anak.