bab i pendahuluan a. latar belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang...

15
Sirah Nabawiyah | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah mengutus Nabi Muhammad saw. untuk melakukan revolusi dan pembenaran-pembenaran dalam segala aspek kehidupan manusia. Beliau diberikan amanah yang sangat mulai oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia. 1 Islam tersebar melalui perantara rasululloh saw. beliau lah yang dengan sbar dan keuletanya menyebarkan agama yang hanif, agama yang paling sempurna, hingga ujung hayatnya. Beliau adalah Rasul yang paling mulia. Bukan hanya dalam menegakkan Islam, Rasulullah telah mengajarkan kepada kepada umatnya segala aspek dalam kehidupan, termasuk dalam berakhlaq, beliau banyak mencontohkan sikap yang baik dan santun, baik kepada keluarga, sahabat, maupun kepada orang yang memerangi beliau. Oleh karena itu sebagai umat Nabi Muhammad perlulah untuk mengetahui bagaimana perjuangan Rasulullah saw. dalam menyebarkan islam, hingga Islam menjadi agama yang sempurna, serta mengetahui bagaimana Rasulullah memberikan pelajaran dan pengajaran kepada uamatnya, hingga akhir hayatnya, yang nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah Abu Bakar naik haji? 2. Bagaimana proses terjadinya Haji Wada‟? 3. Bagaimana sejarah raslullah muali dari sakit sampai dengan wafatnya beliau? 1 Yunan Nasution, Muhammad Rasulullah, (Jakarta: Abadi, 1985),hal.4.

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah telah mengutus Nabi Muhammad saw. untuk melakukan revolusi dan

pembenaran-pembenaran dalam segala aspek kehidupan manusia. Beliau

diberikan amanah yang sangat mulai oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi

seluruh umat manusia.1

Islam tersebar melalui perantara rasululloh saw. beliau lah yang dengan

sbar dan keuletanya menyebarkan agama yang hanif, agama yang paling

sempurna, hingga ujung hayatnya. Beliau adalah Rasul yang paling mulia. Bukan

hanya dalam menegakkan Islam, Rasulullah telah mengajarkan kepada kepada

umatnya segala aspek dalam kehidupan, termasuk dalam berakhlaq, beliau banyak

mencontohkan sikap yang baik dan santun, baik kepada keluarga, sahabat,

maupun kepada orang yang memerangi beliau.

Oleh karena itu sebagai umat Nabi Muhammad perlulah untuk mengetahui

bagaimana perjuangan Rasulullah saw. dalam menyebarkan islam, hingga Islam

menjadi agama yang sempurna, serta mengetahui bagaimana Rasulullah

memberikan pelajaran dan pengajaran kepada uamatnya, hingga akhir hayatnya,

yang nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Abu Bakar naik haji?

2. Bagaimana proses terjadinya Haji Wada‟?

3. Bagaimana sejarah raslullah muali dari sakit sampai dengan wafatnya

beliau?

1Yunan Nasution, Muhammad Rasulullah, (Jakarta: Abadi, 1985),hal.4.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Abu Bakar As Shiddiq Nak Haji

Sahabat Abu Bakar merupakan sahabat yang dijuluki As Shiddiq karena

menjadi orang pertama yang membenarkan akan perstiwa isra‟ mi‟raj yang

dialami Rasulullah saw. Abu Bakar juga termasuk kedalam orang yang pertama

kali masuk islam atau Assabiquunal Awwaluun dari kalangan orang dewasa, serta

salah satu sahabat yang dipercayai oleh Rasulullah saw.

Pada bulan Dzul Qi‟dah atau Dzul Hijjah tahun 9 H, Rasulullah saw.

mengutus Abu Bakar As shiddiq untuk menjadi pemimpin dalam pelaksanaan

manasik bagi bagi orang-orang Muslim.

Pada tahun itu Rasulullah belum berangkat menunaikan haji, mungkin

karena sesuatu petunjuk dan pertimbangan yang didasarkan kepada

kemashlahatan umum dan keamanan sehingga Rasulullah saw. mengutus Abu

Bakar untuk memimpin Romongan haji yang berjumlah 300 orang.2

Kemudian turunlah surat At Taubah – dari permulaan surat sampai ayat ke

40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara

Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus Ali bin Abi

Thalib sebagai pengganti beliau, seperti apa yang sudah diadatkan dikalangan

bangsa Arab.

Akhirnya Ali bin Abi Thalib dapat bertemu dengan Abu Bakar As Shiddiq

di tengah perjalanan. Kemudian Abu Bakar bertanya kepada Ali bin Abi Thalib, “

Engkau sebagai pemimpin rombongan ataukah yang dipimpin?”. Ali bin Abi

Thalib menjawab, “ Tidak, tetapi akulah orang yang dipimpin”.3

Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan bersama orang-orang muslim

untuk menunaikan ibadah haji. Pada saat penyembelihan kurban, Ali bin Abi

Thalib berdiri di dekat jumrah lalu menyerukan adzan seperti yang telah

2 Ibid.hal. 205.

3 Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Ar Rahiqul Makhtum, penerjemah:

KathurSuhardi,Sirah Nabawi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2007), hal. 521.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 3

diperintahkan Rasulullah saw sebelumnya. Setiap orang yang terikat dalam

perjanjian diperintahkan untuk menggugurkan perjanjianya.

Kemudian Abu Bakar mengumumkan kepada orang-orang musyrik yang

sedang melakukan ritual di dalam Baitullah, Rasulullah bersabda, ” Wahai kalian

semua, sesungguhnya orang kafir tidak akan masuk surga, orang musyrik tidak

boleh berhaji setelah tahun ini, dan tidak berthawaf dengan keadaan telanjang.

Barang siapa yang punya perjanjian dengan Rasulullah saw., maka itu hanya

berlaku sampai masanya selesai. Dan pada akhir musim haji ini, Baitullah menjadi

suci dan bersih, dan tidak boleh ada yang memasuki kecuali orang yang telah

bersih dari kotoran-kotoran dunia dan kemusyrikan”.4

B. Sejarah Haji Wada’

Ketika Rasulullah telah tuntas sudah berdakwah, menyampaikan risalah,

membangun masyarakat baru yang berdasar pada pengukuhan uluhiyyah Allah

SWT serta menghapus uluhiyyah selain Allah. Rasulullah seakan sudah merasa

bahwa beliau sudah tidak lama lagi di dunia ini. Maka tatkala mengutus Mu‟adz

bin Jabal ke Yaman pada tahun 10 H, beliau bersabda kepada Mu‟adz bin Jabal, “

Wahai Mu‟adz, boleh jadi engkau tidak akan bertemu aku lagi sesudah tahun ini,

dan boleh jadi engkau akan lewat masjid dan kuburanku ini.” Seketika itu juga

Mu‟adz menangis sesenggukan karena khawatir akan terpisah dengan Rasulullah

saw.

Rasulullah saw. mengumumkan niatnya untuk melakukan haji yang

mabrur. Maka manusia berbondong-bondong ke Madinah, yang semua ingin

mengikuti Haji bersama Rasulullah saw. sehingga berjumlah sampai 90.000

jamaah, dan nanti akan bertambah ketika ditengah perjalanan banyak penduduk

yang menyatukan diri dalam rombongan, begitu pula ketika samapai di daerah

Yaman sampai Hijaz, sehingga jumlah keseluruhan jamaah mencapai 114.000

Tepat pada Hari Sabtu, pada tanggal 25 Dzul Qo‟dah 10 H atau 22

Pebruari 632 M yang bertepatan empat hari sebelum berakhirnya bulan Dzul 4 Fauzi Ibrahim, “Sayyiduna Muhammad saw. ‘Adzamu Al Khalqi”, diterjemahkan

olehIrhamSya’roni dan Mochammad Fahmi , Muhammad SAW Makhluk Paling Mulia, (Yogyakarta: Citra Risalah,2006), hal 355-356

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 4

Qo‟dah, Rasulullah saw. berkemas dan menyiapkan bekal perjalanan. Selepas

dhuhur beliau berangkat hingga tiba di Dzul Hulaifah sebelum sholat ashar, beliau

sholat ashar dan tetap berada disana hingga keesokan harinya. Pagi-pagi beliau

bersabda kepada para sahabat, “ Semalam aku didatangi utusan Rabku yang

menyatakan „ Sholatlah di lembah yang penuh barakah ini, dan katakan,‟ Umrah

dan Haji”

Sebelum sholat dhuhur Rasulullah saw. mandi untuk berniat ihram,

kemudian melaksanakan sholat dhuhur yang dikerjakan dengan dua rakaat,

kemudian membacakan talbiyah untuk haji dan umrah di tempat shalat itu,

membaca secara berurutan kemudian naik ke Qashwa‟ sebagai tunggangan yang

dikendarai beliau ketika ibadah haji, dan sebelumnya onta Qashwa‟ ini juga

pernah ditunggangi oleh Rasulullah ketika beliau berhijrah dari kota Mekkah ke

Madinah.

Beliau melanjutkan perjalanan menuju Mekkah, dan sempat singgah

sementara di Dzu Thuwa‟, kemudian memasuki Mekkah pada tanggal 4

Dzulhijjah 10 H. Setelah memasuki Masjidil Haram beliau langsung thawaf

mengelilingi Ka‟bah, kemudian sa‟i antara Shafa dan Marwah tanpa bertahallul,

karena beliau berniat melaksanakan haji qiran. Kemudian beliau menetap di bukit

Makkah di Al-Hujjun dan tidak melakukan thawa kecuali thawaf untuk haji.

Bagi sahabat yang tidak mempunyai hewan kurban diperintahkan agar

menjadikan ihramnya sebagai umrah, kemudian thawafmengelilingi ka‟bah dan

disusul sa‟I antara Shafa dan Marwah, kemudian bertahallul secara sempurna.

Pada tanggal 8 Dzul Hijjah, tepatnya hari tarwiyah, beliau pergi ke Mina

dan shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh di sana. Setelah matahari

tergelincir, beliau meminta untuk didatangkan Al-Qaswah‟, kemudian

menungganginya sampai di tengah Padang Arafah, dan beliau disana

menyampaikan piato secara umum,

“Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku!Aku tidak tahu pasti,

boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan

seperti ini.”

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 5

Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci atas kalian seperti

kesucian hari ini, pada bulan ini dan di negeri kalian ini. Ketahuilah, segala

sesuatu dari urusan jahiliyah sudah tidak berlaku di bawah telapk kakiku, darah

jahiliyah tidak berlaku , dan darah pertama dari darah kita yang kuhapuskan

adalah darah Ibnu Rabi‟ahbin Al-Harits.

Aku telah meninggalkan di tengah kalian sesuatu yang sekali-kali kalian

tidak akan tersesat sesudahnya, selagi kalian berpegang teguh kepadanya, yaitu

kitab Allah.

Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada nabi lagi sesudahku dan tidak ada

umat lagi sesudah kalian. Ketahuilah, sembahlah Rabb kalian, laksanakanlah

shalat lima waktu kalian, laksanakan puasa Ramadhan kalian, bayarknlah zakat

dengan suka rela, tunaikanlah haji di rumah Rabb kalian dan taatilah waliyul amri

kalian, niscaya kalian masuk surge yang disediakan Rabb kalian.

Tentunya kalian bertanya-tanya tentang diriku. Lalu apa yang kalian

katakana?

Mereka mejawab.“Kami bersaksi bahwa engkau telah bertabligh,

melaksanakan kewajiban dan memberi nasihat.”

Lalu beliau bersabda sambil mengacungkan jari telunjuknya ke langit dan

mengarahkan kepada orang-orang.“Ya Allah.Persaksikanlah!” beliau

mengacungkannya tiga kali.

Setelah Nabi SAW selesai menyampaikan pidato, turun firman Allah.

ديُب والاءسلا كىن ورضيت َعًتي عهيكى واتًًت ديُكى نكى اكًهت انيوو

“Pada hariini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah

Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama

bagimu.” (Al-Maidah:3)

Umar bin Al-Khattab yang mendengarnya tak kuasa menahan air matanya.

Ada yang bertanya, “Mengapa engkau menanis?”

Dia menjawab, “sesungguhnya setelah kesempurnaan itu hanya ada

kekurangan.”

Setelah pidato dan melaksanakan sholat, kemudian beliau menunggang

Al-Qashwa‟ sampai di tempat wukuf. Setelah memboncengkan Usamah,beliau

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 6

melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah. Dari Muzdalifah beliau pergi ke Mina

sebelum matahari terbit, dengan memboncengkan Al-Fadhl bin Abbs, hingga tiba

di Mahsar.Kemudian melewati jalan pertengahan yang menghubugkan Jumrah

Kubra yang ada di dekat sebuah pohon, yang disebut Jumrah Aqabah atau Jumrah

Pertama.Beliau melempar dengan tujuh butir kerikil, sambil bertakbir setiap kali

lemparan. Kemudian beliau beranjak ke tempat penyembelihan kurban dan

menyembelih enam puluh ekor onta dengan tangan beliau sendiri, kemudian Ali

bin Abi Thalib yang menyembelih tiga puluh tujuh ekor onta, hingga semuanya

genap seratus ekor onta.

Beliau pergi menuju Ka‟bah di Makkah.Beliau menghampiri orang-orang

dari Bani Abdul Muthalib yang sedang mengambil air dari sumur Zamzam.Beliau

bersabda, “Biarkanlah orang-orang Bani Abdul Muthalib. Kalau tidak karena

adaorang-orang yang akan merebut air minum kalian, tentu aku sudah bergabung

bersama kalian. “Lalu merek menyodorkan setimba air, lalu beliau

meminumnya.”

Pada hari kurban atau tanggal 10 Dzul Hijjah, Nabi SAW menyampaikan

pidato dari atas pungguk bighal, yang ditirukan Alidengan suara nyaring.Beliau

bersabda, “Sesungguhnya zaman itu berputar seperti bentuknya saat langitdan

bumi diciptakan. Satu tahun ada dua belas bulan, diantara empat bulan suci, tiga

bulan berturu-turut, yaitu Dzul Qa‟dah, Dzul Hijjah, dan Muharram, serta Rajab

yang terletak antara dua Jumada dan Sya‟ban.”

Beliau bertanya, “Bulan apakah kali ini?”

Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Beliau diam saja hingga kami mengira beliau akan memberikan nama lain.

Beliau bertanya, “Bukankah ini bulan Dzul Hijjah?”

“Begitulah, “jawab kami.

Beliau bertanya, “Negeri apakah ini?”

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, “jawab kami.

Beliau diam saja hingga kami mengira beliau akan memberikan nama lain.

Beliau bertanya, “Bukankah ini negeri kalian?”

“Begitulah, “jawab kami

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 7

Beliau bertanya, “Hari apakah ini?”

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, “jawab kami.

Beliau diam saja hingga kami mengira beliau akan memberikan nama

yang lain. Beliau bertanya, “Bukankah ini harta kurban?”

“Begitulah, “jawab kami.5

Beliau bersabda, “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan diri kalian

adalah suci atas kalian sampai kalian kelak menghadap Tuhan kalian, pada

sesuatu hari dan bulan yang sama sucinya seperti hari dan bulan sekarang ini.

Sesungguhnya kalian akan menemui (menghadap) Tuhan kalian, dimana Ia akan

menanyakan tentang segala amal-amal kalian. Sesungguny saya telah sampaikan

(hal itu) kepada kalian.”6

“Benar,” jawab mereka

“Ya Allah, persaksikanlah. Hendaklah yang hadir mengabarkan kepada

yang tidak hadir. Berapa banyak orang yang menyampaikan lebih sadar daripada

orang yang mendengar.”

Dalam suatu riwayat disebutkan, beliau bersabda dalam pidato itu,

“Ketahuilah, janganlah seseorang menganiaya diri sendiri, menganiaya anaknya

dan anak menganiaya bapaknya. Ketahuilah sesungguhnya setan telah putus asa

untuk dapat disembah di negeri kalian ini selama-lamanya. Tetapi dia akan ditaati

dalam kaitannya dengan amal-amal yang kalian remehkan, dan dia pun ridha

kepadanya.”

Pada tanggal 13 Dzul Hijjah, Nabi SAW melaksanakan nafar dari Mina

hingga tiba di kaki bukit perkampungan Bani Kinanah. Beliau menghabiskan sisa

hari dan malam harinya. Kemudian beliau kembali ke Ka‟bah dan melakukan

thawaf wada‟.

Setelah seluruh manasik haji dilaksanakan, beliau memerintahkan untuk

kembali ke Madinah Al-Munawarah tanpa mengambil waktu untuk istirahat, agar

perjuangannya ini serasa murni karena Allah dan di jalan-Nya.7

5Opcit., Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, hal. 545-549.

6 Ibid.,hal. 208.

7Ibid.,hal. 549-550.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 8

C. Sejarah sakit sampai wafatnya Rasulullah saw.

Setelah dakwah islam benar-benar menjadi sempurna dan islam dapat

menguasai keadaan, mulai muncul tanda-tanda perpisahan dengan kehidupan dan

orang-orang yang hidup, yang bisa di tangkap dari sabda dan tindakan beliau.

Pada bulan Ramadhan tahun 10 H, beliau i‟tikaf di masjid selama dua

puluh hari. Padahal sebelumnya beliau tidak i‟tikaf kecuali hanya sepuluh hari

saja. Jibril mengetes Al-qur‟an dari beliau hingga dua kali. Pada waktu haji wada‟

beliau bersabda,” Aku tidak tahu pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian

lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini,” pada waktu melempar jumrah

Aqobah beliau juga bersabda, “pelajarilah manasik kalian dariku karena boleh jadi

aku tidak akan berhaji lagi sesudah tahun ini.” Sebenarnya semua ini bisa di

kenali dari sebagai suatu perpisahan yang disyarat beliau.

Pada awal-awal bulan shafar tahun 11 H, Rasulullah saw pergi ke Uhud,

lalu beliau sholat atas orang-orang yang mati syahid di sana, layaknya orang yang

hendak berbisah dengan orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal

dunia. Lalu beliau menuju mimbar dan berpidato. “Sesungguhnya aku lebih

dahulu meninggalkan kalian, aku menjadi saksi atas kalian, dan demi Allah aku

benar-benar akan melihat tempat kembaliku saat ini. Aku telah di beri kunci-kunci

gudang dunia atau kunci-kunci dunia, dan demi Allah, aku tidak takut kalian

musyrik sepeninggalku. Tetapi aku takut kalian akan bersaing dalam masah ini.”

Pada suatu malam pertengahan bulan yang sama beliau pergi ke Baqi‟, lalu

memintakan ampunan bagi orang yang di kubur di sana bagi orang yang di kubur

disana. Beliau bersabda, “Salam sejahtera atas kalian wahai para punghuni kubur.

Apa yang kalian hadapi di sana menjadi ringan, seperti apa yang dihadapi

manusia. Fitnah datang seperti sepotong malam yang gelap gulita, yang akhir

akan menyusul yang awal. Hari akhirat lebih jahat pembalasannya dari pada di

dunia,” Lalu beliau menggambarkan kepada orang-orang yang di kubur di sana

dengan bersabda,”Sesungguhnya kami akan bersua dengan kalian.”.8

Kemudian Rasulullah saw menghampiri Abu Muwaihibah , adakah kamu

tahu , bahwa telah di berikan kepadaku anak-anak kunci perbendaharaan dunia

8 Ibid.,hal.553-554.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 9

dan keabadian di dalamnya. Kemudian Allah juga memberikan kunci surga. Aku

di suruh memilih; antara semua itu dengan harus kembali menemui Tuhanku dan

surga?”

Abu Muwaihibah menjawab, “ Demi ayah dan ibuku, amillah olehmu

anak-anak kunci perbendaharaan dunia dan kekekalan di dalamnya kemudian baru

surga.”

Rasulullah saw berkata, “Tidak, demi Allah, wahai Abu Muwaihibah. Aku

telah memilih kembali terhadap Tuhanku dan surga.” Setelah itu Rasulullah saw.

Memintakan amapunan terhadap ahli Baqi‟ dan kemudian berlalu dari tempat

tersebut.9

Pada tanggal 29 shafar tahun 11 H,sepulang dari Baqi‟dan selagi dalam

perjalanan tiba-tiba beliau merasakan pusing di kepala dan panas tubuhnya

semakin melonjak. Beliau sakit selama 13 atau 14 hari dan tetap sholat bersama

orang-orang selama 11 hari dari masa sakitnya itu. Dipekan terakhir sakit

Rasulullah saw semakin lama semakin bertambah parah, sampai-sampai beliau

bertanya kepada istri beliau;” Dimana giliranku besok ?sampai dua kali.

Mereka paham apa yang di beliau maksudkan. Maka istri-istri beliau

memberikan kebebasan kepada beliau untuk memilih.Akhirnya beliau berpindah

kerumah Aisyah. Beliau berjalan dengan di papah Al Fadhl bin Abbas dab Ali bin

Abu Thalib hingga tiba di rumah Aisyah. Beliau berada di sana pada pekan

terakhir dari kehiduoan beliau.

Sementara itu, Aisyah terus-menerus membacakan mu‟awwidzat dan doa-

doa yang di hafalkan dari Rasulullah sambil meniup ketubuh beliau dan

mengusap-ngusap tangan beliau, mengharapkan berkah.

Pada hari Rabu tepatnya lima hari sebelum Rasulullah wafat, suhu badan

beliau semakin tinggi, sehingga beliau semakin demam dan menggigil. Beliau

bersabda,” Guyurkan air dari manapun ketubuhku , agar dapat menemui orang-

orang dan memberikan nasihat kepada mereka. “

9Ahmad Musyafiq, Pengantar Sirah Nabawiyah, (Semarang: CV Karya

AbadiJaya.2015),hal.240.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 10

Mereka mendudukan beliau diatas bejana cucian lalu mengguyurkan air

ketubuh beliau, hingga beliau bersabda,” Cukup, cukup!”

Setelah merasa agak ringan, beliau masuk masjid dengan kepala yang di

ikat, hingga duduk di atas mimbar lalu berpidato di hadapan orang-orang yang

duduk di depan beliau,” kutukan Allah di jatuhkan kepada orang-orang Yahudi

dan Nasrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi mereka menjadi masjid .”

dalam riwayat lain di sebutkan, “Allah memerangi orang Yahudi dan Nasrani

karena menjadikan kuburan para nabi mereka menjadi masjid.” Lalu beliau

melanjutkannya ,” Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala yang

di sembah. Kemudian beliau menawarkan dirinya untuk di qishash dan setelah itu

beliau menyampaikan nasihat berkaitan dengan orang-orang Anshar.

Pada hari Kamis empat hari sebelum wafat, sakit beliau tidak menyusut

beliau bersabda,”kemarilah kalian. Aku akan menuliskan sebuah tulisan,yang

kalian tidak akan tersesat sesudahnya”. Saat itu di rumah ada beberapa orang di

antara mereka adalah Umaer bin Khattab, yang berkatam,” Beliau terpengaruh

dengan sakitnya. Toh di sisi kalian ada Al-qur‟an.Cukuplah bagi kalian kitab

Allah.”

Mereka yang ada di dalam rumah saling berselisih ada yang menyuruh

mendekat agar Rasulullah dapat menulis buat mereka dan ada yang setuju dengan

pendapat Umar, sehingga Rasulullah mengusir mereka.

Pada hari itu beliau menyampaikan tiga wasiat. Pertama, wasiat untuk

mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang-rang musyrik dari

Jazirah Arab. Kedua, wasiat tentang pengiriman para utusan seperti yang pernah

beliau lakukan, rawi hadits ini lupa boleh jadi yang ketiga ini adalah wasiat untuk

berpegang teguh kepada Al-qur‟an dan As-Sunnah atau perintah untuk

melanjutkan pengiriman pasukan Usamah atau wasiat untuk memperhatikan

masalah sholat dan hamba-hamba sahaya yang dimiliki.10

Sekalipun sakit Rasulullah cukup parah, tetapi beliau tetap mengimami

sholat lima waktu bersama orang-orang hari itu. Manjelang sholat isya, sakit

beliau semakin bertambah parah, sampai-sampai beliau tidak sanggup lagi pegi ke

10

Op .cit.hal.540.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 11

masjid.Kemudian Rasulullah mengirim utusan untuk memerintahkan Abu Bakar

menjadi imam.

Pada hari sabtu atau ahad nabi merasakan badannya agak ringan, maka

dengan dipapah dua orang laki-laki beliau keluar rumah untuk melaksanakan

sholat dzuhur, sementara pada saat yang sama Abu Bakar sedang mengimami

orang-orang. Saat melihat kedatangan beliau, Abu Bakar beranjak untuk mundur

kebelakang, namun beliau memberi isyarat kebada Abu Bakar agar beliau tidak

usah mundur dan beliau duduk di samping Abu Bakar.

Sehari sebelum wafat atau pada hari Ahad. Nabi memerdekakan para

pembantu laki-lakinya, mensedekahkan harta beliau yang masih tersisa dan

memberikan senjata milik beliau kepada orang-orang muslim. Pada malam

sebelumnya Aisyah meminjam minyyak lampu pembantu

perempuannya.Sementara baju besi beliau di gadaikan kepada seorang yahudi

seharga tiga puluh sha‟ gandum.

Pada hari Senin ketika orang-orang muslim melaksanakan sholat subuh,

sementara Abu Bakar menjadi imam ,Rasulallah tidak menampakkan diri kepada

mereka. Beliau hanya membuka kamar Aisyah dan memandangi mereka yang

sedang berbaris dalam shaf-shaf sholat.

Waktu dhuha semakin beranjak Rasullah memanggil putrinya Fathimah,

lalu beliau membisikkan sesuatu kepada putrinya sehingga dia menangis.

Kemudian beliau mendiakan Fathimah, setelah itu beliau membisikan sesuatu

kepadanya hingga ia tersenyum. Fathimmah bisa melihat penderitaan yang amat

berat di rasakan Rasulullah.

Rasa sakit yang beliau derita semakin parah sehingga tibalah detik-detik

terakhir dari hidup beliau. Ketiaka itu ada Abdurahman bin Abu Bakar yang

masuk sambil membawa siwak lalu beliau meliriknya sehingga Aisyah meminta

siwak itu untuk di berikan kepada Rasulullah untuk bersiwak. Seusai bersiwak

beliau mengangkat tangan atau jari-jarinya mengarahkan pandangan ke arah

langit-langit rumah dan kedua bibir beliau bergerak gerak. Aisyah masih sempat

mendengar sabda-sabda beliau pada saat itu ,“bersama dengan orang-orang yang

engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 12

Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan

kekasih yang Maha tinggi ya Allah, Kekasih yang Maha tinggi.11

Kalimat yang terakhir di ulang sampai tiga kali yang di susul dengan

tangan beliau yang melemah.Inna Lillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau telah

berplang kepada kekasih yang Maha tinggi.

Hal ini terjadi selagi waktu dhuha sudah terasa panas, pada hari senin

tangga 12 Rabi‟ul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun lebih empat hari.

Setelah mendengar kabar tentang wafatnya Rasululloh para sahabat sangat

terpukul dengan kepergian beliau. Sahabat Umar bin Khattab adalah sahabat yang

paling tegas, namun dengan kepergian Rasulullah saw. Umar bin Khattab hanya

berdiri seperti patung dan tidal sadar ia berkata “ sesungguhnya beberapa orang

munafik beranggapan bahwa Rasulullah SAW meninggal dunia,. Sesungguhnya

beliau tidak meninggal dunia, tetapi pergi kehadapan Rabb-nya seperti yang

dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya selama empat puluh hari, lalu

kembali kepada mereka setelah beliau dianggap mereka meninggal dunia. Demi

Allah Rasulullah saw. benar-benar akan kembali. Karena itu, tangan dan kaki

orang yang beranggapan bahwa beliau telah meninggal dunia, sebaiknya

dipotong.

Berbeda dengan sahabat Abu Bakar, beliau datang dari tempat tinggalnya

di Madinah menuju Masjid dan langsung menemui jasad Rasulullah dan berkata “

Ayah dan Ibuku sebagai tebusan Engkau, Allah tidak akan menghimpun dua

kematian pada diri Engkau. Kalau memang kematian ini sudah ditetapkan bagi

Engkau, berarti engkau memang telah meninggal dunia”.

Kemudian Abu Bakar keluar rumah, yang pada saat itu Umar bin Khattab

sedang berbicara dihadapan orang banyak. Dia berkata “ Duduklah, Wahai

Umar!” umar tidak mau duduk. Orang-orang beralih pandangan kepada Abu bakar

dan meninggalkan Umar,kemudian Abu Bakar berkata, “ Barang siapa diantara

kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah

11

Ibid.,hal.557-559.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 13

meninggal dunia. Tetapi, barang siapa dintara kalian menyembah Allah, maka

sesungguhnya Allah Maha hidup dan tidak akan pernah meninggal”.

افبٌ يبت او قتم اَقهبتى عهي اَفسكى، ويب محمد الا رسول قد خهت يٍ قبهه انرسم،

ويٍ يُقهب عهي عقبيه فهٍ يضر الله شيئب، وسيجزالله انشبكريٍ.

“ Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu

sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan

berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbaik kebelakang, maka ia

tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan

memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran :144)

Ibnul Musayyab menuturkan, bahwa setelah mendengar perkataan Abu

Bakar, Umar bin Khattab berkata “ Demi Allah, setelah mendengar Abu bakar

membacakan ayat tersebut, aku menjadi linglung, hingga aku tak kuasa

mengangkat kedua kakiku, hingga aku terduduk di tanag saat mendengarnya. Kini

aku sadar bahwa Nabi Muhammad saw. telah meninggal dunia. 12

Sebelum Rasulullah akan dimakamkan, orang-orang sibuk membuar

persiapan untuk mengurus jasad Rasulullah, beliau akan dimandikan dan dirawat

sebagaimana apa yang telah disyariatkan Islam.

Pada hari selasa para sanak keluarga memandikan jasad Rasulullah saw.

diantara senak keluarga yang memandikan adalah Al Abbas, Ali, Al Fadl, Qatsam

(anak kedua Al Abbas),Syarqan (pembantu Rasulullah)Usamah bin Zaid, dan Aus

bin Khaili. Al Abbas, Al Fadgl,dan Qasam bertugas membalik-balikkan jasad

Rasulullah, Syarqan mengguyurkan air, Ali yang membersihkanya, dan Aus yang

mendekap jasad beliau di dadanya.

Kemudian mereka mengkafani jasad beliau dengan tiga lembar kain putih.

Dari bahan katun, tanpa menyertakan pakaian apapun. Kemudian mereka daling

berbeda pendapat dalam menentukan temapat dimana Rasulullah akan

dimakamkan. Kemudian Abu Bakar berkata, “ sesungguhnya sku mendengar

12

Syaikh Shofiyyurrahman Al Mabakfuri, Ar Rahiq Al Makhtum , diterjemhkan oleh Agus

Suwandi,Sirah Nabawiyyah, (Jakarta: Ummul Qura,2011), hal. 826-827

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 14

Rasulullah saw. bersabda, “ Tidaklah seorang Nabi dimakamkan kecuali

dimakamkan dimana dia meninggal dunia.” Kemudian Thalhah menggali liang

lahat persis di bawah temapat tidur, dimana Rasulullah wafat.

Kemudian orang-orang bergantian masuk ke dalam kamar Rasulullah

sepuluh orang-sepuluh orang untuk mensholati beliau, yang dimuali dari keluarga

beliau, kaum Muhajirin, kaum Anshor, kaum laki-laki, kaum perempuan,

kemudian anak-anak.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan antara Rasulullah dan orang-orang musyrik Rasulullah saw. juga mengutus

Sirah Nabawiyah | 15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bulan Dzul Qi‟dah atau Dzul Hijjah tahun 9 H, Rasulullah saw.

mengutus Abu Bakar As shiddiq untuk menjadi pemimpin dalam

pelaksanaan manasik bagi bagi orang-orang Muslim yang berjumlah 300

orang.

Kemudian turunlah surat At Taubah – dari permulaan surat sampai ayat ke

40 – ayat ini berisi tentang gugurnya perjanjian yang pernah dilakukan

antara Rasulullah dan orang-orang musyrik.

Rasulullah saw. juga mengutus Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti

beliau, seperti apa yang sudah diadatkan dikalangan bangsa Arab.

Ketika Rasulullah telah tuntas sudah berdakwah, menyampaikan risalah,

membangun masyaraka yang berdasar pada pengukuhan uluhiyyah Allah

SWT serta menghapus uluhiyyah selain Allah,Rasulullah menyampaikan

keinginanya untuk melaksanakan Haji Wada, yang kemudian diikuti

jamaah yang jumlahnya mencapai 114.000

Tepat pada Hari Sabtu, pada tanggal 25 Dzul Qo‟dah 10 H atau 22

Pebruari 632 M yang bertepatan empat hari sebelum berakhirnya bulan

Dzul Qo‟dah, Rasulullah saw. berangkat untuk menunaikan haji wada‟,

dan sampai di Mekkah pada tanggal 4 Dzulhijjah 10 H.

Pada tanggal 8 Dzul Hijjah, tepatnya hari tarwiyah, beliau pergi ke Mina

dan shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh di sana. Beliau

berpidato secara umum di tengah Padang Arafah. Kemudian Pada tanggal

13 Dzul Hijjah, Rasulullah saw. dan rombongan kembali ke Madinah.

Pada hari senin tangga 12 Rabi‟ul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun lebih

empat hari.Yangmemandikan jasad Rasulullah saw. diantara senak

keluarga yang memandikan adalah Al Abbas, Ali, Al Fadl, Qatsam (anak

kedua Al Abbas),Syarqan (pembantu Rasulullah)Usamah bin Zaid, dan

Aus bin Khaili. Kemudian Rasulullah saw. dimakamkan dibawah temapat

tidur beliau.