bab i pendahuluan 1.1. latar belakang...angka kematian bayi (akb) per 1.000 kelahiran hidup 24 data...

142
Renja Tahun 2020 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah, yang diorganisir oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Pengakuan akan pentingnya peranan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan nasional diwujudkan melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat. Diberlakukannya Undang-Undang tersebut serta diberlakukannya amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional

secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan

merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan nasional.

Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini

sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1)

bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya

seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun

pemerintah, yang diorganisir oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Daerah.

Pengakuan akan pentingnya peranan daerah dalam penyelenggaraan

pembangunan nasional diwujudkan melalui Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat. Diberlakukannya Undang-Undang tersebut serta diberlakukannya

amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, yang menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 2

dan merupakan landasan dilakukannya reformasi pembangunan kesehatan.

Dengan pengakuan tersebut, Pemerintah Daerah harus meningkatkan peran

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang merupakan urusan

wajib, guna mempercepat tercapainya tujuan pembangunan di Indonesia.

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu

adanya pembiayaan kesehatan yang bertujuan untuk penyediaan

pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang

mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna

dan berdaya guna. Untuk itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang

terpadu dan berdaya guna dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatan masyarakat yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan

dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang

dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.

Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan yang bersifat

indikatif yang didasarkan pada penjabaran dari Visi, Misi Gubernur, serta

memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan

langsung oleh SKPD Dinas Kesehatan dengan mendorong peran aktif

masyarakat untuk kurun waktu tahun 2016–2021. Renstra tersebut sebagai

rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran OPD Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi. Usaha mewujudkan visi, misi, dan arah kebijakan

yang tertuang dalam dokumen Renstra ini perlu didukung dengan strategi

umum yang kemudian diterjemahkan ke dalam program-program

pembangunan kemudian diuraikan ke dalam kegiatan-kegiatan yang

mendukung masing-masing program tersebut.

Rencana Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi ini diharapkan

dapat di pakai sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian

dan evaluasi kinerja dalam kurun waktu satu tahun. Rencana Kerja Tahunan

ini disusun sedemikian rupa sehingga hasil pencapaian indikator kinerja

dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja

tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Selanjutnya Rencana Kerja

Tahunan ini dapat dilaksanakan dan tercapai tujuannya apabila dengan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 3

dedikasi dan kerja terutama semua aparatur kesehatan di lingkungan Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi.

1.2. Landasan Hukum

Landasan penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi Tahun 2019 meliputi seluruh ketentuan perundang-undangan

yang berkaitan langsung dengan pembangunan daerah yaitu :

a. Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75)

sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun

1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957

tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera

Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 4

f. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5234);

g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

h. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta

Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah

Provinsi;

j. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3)

k. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun2019 Tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020

l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah;

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

n. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 43/Menkes/SK/V/2016 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 5

o. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/522015

tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019;

p. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jambi

(Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 Nomor 8, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jambi Nomor 8);

q. Peraturan Gubernur Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2020.

1.3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Penjabaran visi, misi, tujuan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

ke dalam Rencana Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan yang memuat prioritas

program dan kegiatan.

b. Tujuan

1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan di bidang

kesehatan dalam jangka waktu satu tahun yaitu tahun 2020.

2) Sebagai pedoman dalam pengukuran keberhasilan atau kegagalan

yang tertuang dalam Laporan Kinerja (LKJ);

3) Menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran;

4) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya efektif, efisien,

berkeadilan dan berkelanjutan;

5) Menjamin terciptanya integritas, sinkronisasi dan sinergi antara

Sekretariat dan Bidang-Bidang pada OPD.

1.4. Sistimatika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan Tujuan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 6

1.4. Sistimatika Penulisan

BAB II : EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan

Capaian Renstra SKPD

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi

SKPD

2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

BAB III : TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaah terhadap Kebijakan Nasional

3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD

3.3. Program dan Kegiatan

BAB IV : PENUTUP

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 7

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra

OPD

Evaluasi kinerja di mulai dengan pengukuran kinerja yang

mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator

kinerja, yang digunakan sebagai dasar untuk memulai keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan kegiatan/program sesuai dengan sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dalam

rangka mewujudkan Visi, Misi dan Strategi Instansi Pemerintah.

2.1.1. Penetapan Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur kinerja Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi meliputi Input, Output, Outcome.

Penetapan indikator kinerja didasarkan pada perkiraan yang

realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang

ditetapkan serta data pendukung yang ada.

Indikator kinerja Input yang digunakan adalah dana dengan satuan

rupiah (Rp). Indikator input lain yang merupakan masukan yang

turut mempengaruhi terlaksananya kegiatan, seperti SDM, yang

bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan dan waktu yang

dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan, belum dapat diukur

karena keterbatasan dana.

Indikator Output bervariasi sesuai dengan apa yang diharapkan

langsung dicapai dari suatu kegiatan. Begitu pula dengan Indikator

Outcome bervariasi tergantung dari output yang dihasilkan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 8

2.1.2. Sistem Pengumpulan Data Kinerja

Penyusunan dan pengembangan sistem pengumpulan data kinerja

dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi diarahkan untuk

mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, dan konsisten

mengenai capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dalam

rangka proses pengambilan keputusan bagi perbaikan kinerja,

tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan

manfaat serta efisiensi, dan efektifitas.

2.1.3. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi Tahun 2018 dilakukan dengan cara membandingkan antara

target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2018

dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi tahun 2018 berdasarkan hasil pengukurannya dapat

diilustrasikan dalam

Tabel

Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Tahun 2018

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

1. Meningkatnya

pelayanan kesehatan

yang terjangkau bagi

masyarakat

Persentase Kabupaten/Kota yang

mempunyai minimal 1 Rumah Sakit

terakreditasi

50% 81,82%

Angka Kematian Ibu (AKI) per

100.000 kelahiran

306 Data belum

tersedia

Angka Kematian bayi (AKB) per

1.000 kelahiran hidup

24 Data belum

tersedia

2. Meningkatnya sediaan

farmasi yang

bermanfaat dan aman

Persentase ketersediaan obat di

Provinsi Jambi

80% 91%

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 9

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

3. Meningkatnya

pembiayaan

kesehatan

Persentase kepesertaan jaminan

Kesehatan bagi Masyarakat Tidak

mampu yang ditanggung oleh

Pemerintah Provinsi Jambi (20.600

jiwa Tahun 2021)

70% 100%

4. Terwujudnya

sumberdaya

kesehatan yang

proporsional dan

professional

Persentase tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan minimal Diploma III Kesehatan

63% 100%

5. Meningkatnya

pengendalian penyakit

Persentase penanggulangan KLB

skala Provinsi < 48 Jam

100% 100%

6. Meningkatnya penanggulangan masalah gizi

Prevalensi Balita Gizi kurus (wasted) 7,7% 12,1 %

Prevalensi Baduta Gizi pendek (Sturted)

30,4% 7,8 % (Hasil EPPGBM)

7. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan

Persentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas lingkungan sehat

30% 63,6%

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD

2.2.1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Dalam upaya pencapaian tujuan “Mewujudkan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan berkeadilan” yang sasaran kinerjanya

“Meningkatnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar”

dilakukan beberapa kegiatan dan program yaitu Program Upaya

Kesehatan Masyarakat.

Adapun Program yang menunjang dalam pelaksanaan Kegiatan :

Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dimana capaian Indikator

Kinerjanya sebagai berikut :

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 10

1. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer

Dalam upaya meningkatkan program upaya kesehatan masyarakat

melalui peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi

standar sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun

2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maka setiap

Puskesmas diwajibkan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan

sesuai standar akreditasi puskesmas.

Adapun capaian kinerja dari kegiatan peningkatan pelayanan

kesehatan primer dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel

Jumlah Puskesmas Terakreditasi Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Jumlah

Kec

Jumlah

Pusk

Jumlah

Dinilai

Jumlah Puskesmas Terakreditasi

Dasar Madya Utama Paripurna

1 KERINCI 16 21 14 12 2 0 0

2 MERANGIN 24 27 16 6 10 0 0

3 SAROLANGUN 10 16 12 6 6 0 0

4 BATANGHARI 8 17 13 5 8 0 0

5 MUARO JAMBI 11 22 10 2 8 1 0

6 TANJAB TIMUR 11 17 9 8 1 0 0

7 TANJAB BARAT 13 16 14 4 10 0 0

8 TEBO 13 20 13 6 6 1 0

9 BUNGO 17 19 14 7 7 0 0

10 KOTA JAMBI 11 20 10 0 6 4 0

11 KOTA SUNGAI

PENUH 8 11

10 6 4 0 0

PROV JAMBI 142 206 166 62 68 6 0

Pada Tahun 2018 di Provinsi Jambi baru menerima hasil akreditasi

puskesmas sebanyak 34 Puskesmas, masih 30 Puskesmas yang

belum diterima hasil penilaian dari komisi Akreditasi dari 64 target

puskesmas yang di akreditasi pada tahun 2018

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 11

Tabel Jumlah Kecamatan yang Mempunyai satu Puskesmas Terakreditasi

Tahun 2018

NO KAB/KOTA

JUMLAH

KECAMATAN

KESELURUHAN

JUMLAH

KECAMATAN

TERAKREDITASI

PERSENTASE

PUSKESMAS PER

KECAMATAN

TERAKREDITASI

1 KERINCI 16 12 75.00

2 MERANGIN 24 14 58.33

3 SAROLANGUN 10 10 100.00

4 BATANGHARI 8 8 100.00

5 MUARO JAMBI 11 7 63.64

6 TANJAB TIMUR 11 9 81.82

7 TANJAB BARAT 13 12 92.31

8 TEBO 13 10 76.92

9 BUNGO 17 14 82.35

10 KOTA JAMBI 11 10 90.91

11 KOTA SUNGAI

PENUH 8 8 100.00

PROVINSI JAMBI 142 114 80.28

Pada tabel di atas dapat dilihat jumlah cakupan Kecamatan yang

puskesmas terakreditasi di Provinsi Jambi dari 142 Kecamatan

Puskesmas terakreditasi sebesar 80,28%, cakupan terbanyak yaitu

terdapat di Sarolangun, Kab.Batanghari dan Sungai Penuh dengan

cakupan sebesar 100% dan yang terendah adalah Kab. Merangin

dengan cakupan 58,33% pada tahun 2018 dari 80% target yang

ditetapkan pada tahun 2018.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 12

Gambar

Pada gambar di atas disajikan jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan

pendataan PIS-PK dari 200 Puskesmas 190 Puskesmas menjadi lokus

PIS-PK.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

KOTAJAMB

I

MUARA

JAMBI

BATANG

HARI

TEBO BUNGO

MERANGI

N

SAROLANG

UN

KOTASEI

PENUH

KERINCI

TANJAB

BARAT

TANJAB

TIMUR

JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jumlah Puskesmas 20 19 17 17 19 23 15 9 18 16 17 190

Lokus 2017 15 9 7 5 5 6 7 4 1 4 3 67

Lokus 2018 5 9 8 2 13 14 2 2 4 11 5 75

Lokus 2019 0 1 2 10 1 3 6 3 13 1 9 48

Jumlah Puskesmas Lokus PIS PK Tahun 2017-2019

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 13

Gambar

Tabel

Cakupan Kab/Kota yang memiliki Puskesmas yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tradisional tahun 2018

No Kabupaten/Kota Jumlah

Puskesmas

Jumlah Yang

Menyelenggaran

Pelayanan Kesehatan

Tradisional

Cakupan

(%)

1 KERINCI 21 8 44,4%

2 SUNGAI PENUH 10 5 55%

3 MERANGIN 25 15 65%

4 SAROLANGUN 15 10 66,6%

5 BATANG HARI 17 17 100%

6 MUARO JAMBI 21 0 0%

7 TANJAB TIMUR 17 0 0%

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

BATANGHARI

BUNGO

KERINCI

KOTAJAMB

I

KOTASUNG

AIPENU

H

MERANGI

N

MUARO

JAMBI

SAROLANG

UN

TANJUNGJABUNG

BARAT

TANJUNGJABUNG

TIMUR

TEBO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

JUMLAH DATA 36166 35608 7125 41239 6725 22479 34864 34122 31621 37098 59782

Axi

s Ti

tle

JUMLAH DATA KK YANG TELAH DI ENTRY

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 14

8 TANJAB BARAT 16 9 56%

9 TEBO 19 17 100%

10 BUNGO 19 15 78,9%

11 KOTA JAMBI 20 20 100%

Provinsi 200 116 52,89%

Puskesmas yang menyelenggrakan pelayanan kesehatan tradisional di

Provinsi Jambi dengan cakupan 52,89%, dengan cakupan terbaik

kabupaten batanghari 100%, Tebo 100%, Kota Jambi 100% dan yang

yang cakupan 0% yaitu terdapat di Kab. Muaro Jambi dan dan Tanjab

Timur

Tabel

Cakupan Kab/Kota yang telah Menggerakkan Masyarakat untuk

Pemanfaatan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional di Posyandu Tahun

2018

No Kabupaten/Kota Jumlah

Posyandu

Jumlah Yang

Menyelenggaran Yang

Menyelenggarakan

Asuhan Mandiri

Cakupan

(%)

1 KERINCI 21 2 10%

2 SUNGAI PENUH 10 1 10%

3 MERANGIN 25 1 4%

4 SAROLANGUN 15 1 6,6%

5 BATANG HARI 17 15 68,2%

6 MUARO JAMBI 21 1 4,8%

7 TANJAB TIMUR 17 1 5,9%

8 TANJAB BARAT 16 1 6,2%

9 TEBO 19 2 10,5%

10 BUNGO 19 1 5,3%

11 KOTA JAMBI 20 1 5%

Provinsi 200 27 13,5%

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 15

Kab/Kota yang telah menggerakkan masyarakat untuk pemanfaatan

asuhan mandiri kesehatan tradisional di Posyandu Tahun 2018 masih

rendah sekali yaitu sebesar 13,5% dengan cakupan tertinggi di Kab.

Batanghari sebesar 68,2% dengan cakupan terendah di Kab.

Merangin 4%, kab. Muaro jambi sebesar 4,8% dan Kota Jambi sebesar

5%

Tabel

Jumlah Rumah Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan

Tradisional yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Sakit

Jumlah Yang MenyelenggaranKesehatan Tradisional Yang Aman dan Bermafat Bagi Kesehatan

Cakupan (%)

1 KERINCI 1 0 0

2 SUNGAI PENUH 0 0 0

3 MERANGIN 1 1 100

4 SAROLANGUN 1 1 100

5 BATANG HARI 1 1 100

6 MUARO JAMBI 1 1 100

7 TANJAB TIMUR 1 0 0

8 TANJAB BARAT 1 0 0

9 TEBO 1 1 100

10 BUNGO 1 1 100

11 KOTA JAMBI 1 1 100

Provinsi 10 7 70%

Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tradisional yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan Tahun 2018,

sebanyak 7 rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tradisional 100% dan 4 rumah sakit 0% yaitu (RS Mayjend A Thalib

Kerinci, Sei. Penuh tidak terdapat RS, RS Nurdin Hamzah Tj Timur dan

RS Daud Arief Tanjab Barat).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 16

Tabel

Jumlah Klinik Kesehatan Terakreditasi di Provinsi Jambi Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Jumlah Klinik Kesehatan

Jumlah Terakreditasi

Cakupan (%)

1 KERINCI 1 0 0

2 SUNGAI PENUH 7 0 0

3 MERANGIN 10 0 0

4 SAROLANGUN 6 0 0

5 BATANG HARI 11 0 0

6 MUARO JAMBI 19 0 0

7 TANJAB TIMUR 4 0 0

8 TANJAB BARAT 15 0 0

9 TEBO 6 0 0

10 BUNGO 18 0 0

11 KOTA JAMBI 47 0 0

Provinsi 144 0 0

Terdapat 144 klinik kesehatan di Provinsi Jambi, belum ada yang

terakreditasi, klinik terbanyak terdapat di Kota Jambi sebanyak 47 Klinik,

Muara Jambi 19 Klinik dan Muara Bungo sebanayk 18 Klinik.

Tabel

Jumlah Unit Transfusi Darah (UTD) di Provinsi Jambi Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Jumlah Unit UTD RS Jumlah Terakreditasi

1 KERINCI UTD RS 0

2 SUNGAI PENUH - -

3 MERANGIN UTD RS 0

4 SAROLANGUN UTD RS 0

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 17

5 BATANG HARI UTD RS 0

6 MUARO JAMBI BDRS 0

7 TANJAB TIMUR UTD RS 0

8 TANJAB BARAT UTD RS 0

9 TEBO UTD RS 0

10 BUNGO UTD RS 0

11 KOTA JAMBI UTD RS 0

Provinsi UTD RS 0

2. PENYERAPAN ANGGARAN

Jumlah anggaran APBD pada seksi Yankes Primer dan Tradisional

sebesar Rp. 610.481.500 dengan realisasi Rp. 598.507.716 (98,04%),

3. SARANA PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS

Kebijakan Penguatan pelayanan kesehatan primer saat ini

diarahkan pada penguatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

primer. Penyelenggaraan Puskesmas perlu penataan untuk

meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan kualitas pelayanan

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh

sebab itu menjadi suatu hal yang penting bagi setiap Puskesmas untuk

memenuhi standar agar pelayanan dapat dilakukan secara optimal.

Sumber data yang dimanfaatkan untuk menilai Puskesmas sesuai

standar adalah data dasar Puskesmas yang diperoleh dari aplikasi

berbasis teknologi yaitu Aplikasi Sarana Prasarana Alat Kesehatan

(ASPAK).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 18

Tabel

Data kelengkapan Sarana Prasana dan Alat Kesehata (SPA)

di Provinsi Jambi Tahun 2018

No. Puskesmas Lokasi

Kelengkapan

Kumulasi

(50S+10

P+60A)

Sarana Pra

sarana

Alat

Kesehat

an

Jambi

Status

Pusk

1

PELABUHAN

DAGANG -

Kab. Tanjab

Barat 100.00 100.00 67.30 86.92

2 KERSIK TUO Ranap Kab. Kerinci 100.00 44.68 63.10 79.71

3 MUARA TEBO - Kab. Tebo 77.78 23.91 82.62 74.33

4 SIMPANG KAWAT - Kota Jambi 100.00 54.35 47.05 74.25

5 ALAI ILIR - Kab. Tebo 81.48 34.78 72.57 73.25

6 RIMBO BUJANG IX Ranap Kab. Tebo 91.89 34.04 58.32 72.68

7 SUBAN Ranap

Kab. Tanjab

Barat 86.49 25.53 66.86 72.54

8 MERANTI Ranap

Kab.

Merangin 100.00 48.94 43.56 72.32

9

SP II SEKUTUR

JAYA Ranap Kab. Tebo 64.86 21.28 93.92 72.13

10 TAMIAI Ranap Kab. Kerinci 100.00 46.81 42.55 71.70

11

TELUK

SINGKAWANG - Kab. Tebo 81.48 32.61 68.74 71.50

12

RANTAU

PANJANG Ranap

Kab.

Merangin 100.00 95.74 29.67 71.44

13 TEMPINO Ranap

Kab. Muaro

Jambi 97.30 44.68 45.44 71.29

Dari tabel diatas terlihat masih banyak puskesmas yang sangat kurang

kelengkapan baik sarana, prasarana maupun alat kesehatan. Jika keta

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 19

analisa tabel diatas maka dapat dirata-ratakan kebutuhan SPA setiap

wilayah yang ada di Provinsi Jambi seperti tabel dibawah ini :

Catatan : Series1 = Sarana

Series2 = Prasarana

Series3 = Alat Kesehatan

Series4 = Rata-rata kebutuhan SPA

2.2.2. Program Upaya Kesehatan Perorangan

Sesuai dengan undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal 40

ayat 1 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 12 Tahun 2012

tentang Akreditasi Rumah Sakit menyatakan bahwa dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan

Akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali .

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Puskesmas

Kab.Kerinc

i

Kab.Merangin

Kab.Sarolangun

Kab.Batang Hari

Kab.Muar

oJambi

Kab.Tanja

bTimur

Kab.Tanja

bBarat

Kab.Tebo

Kab.Bungo

KotaJambi

KotaSunga

iPenuh

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Series1 0 15,11 2,49 29,84 21,47 13,67 5,61 30,87 24,06 12,98 2,17 21,42

Series2 0 69,28 42,04 63,72 62,94 61,7 57,77 62,29 69,78 68,3 57,69 64,3

Series3 0 83,53 75,07 81,82 82,16 75,52 63,09 74,99 57,83 81,54 77,14 81,66

Series4 55,97 39,87 58,46 55,52 50,3 42,16 56,05 50,56 54,27 45,67 55,79

Axi

s Ti

tle

Grafik Kumulatif Persentase Kebutuhan SPA Puskesmas perwilayah

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 20

Dalam rangka mencapai target sasaran Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi tentang program Akreditasi di Rumah

Sakit dari seksi Upaya Kesehatan Rujukan telah melaksanakan

pembinaan akreditasi Rumah Sakit, yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu standar pelayanan di Rumah Sakit dan

sebagai syarat peningkatan type Rumah Sakit.

Tim pembina akreditasi Rumah Sakit Provinsi Jambi telah

melakukan pembinaan Akreditasi Rumah Sakit Kabupaten/Kota

sebelum dilakukan bimbingan dan survei oleh Tim Komisi

Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dengan mengeluarkan

rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Jumlah

Rumah Sakit yang sudah terakreditasi dapat di lihat pada tabel

Tabel

DAFTAR RUMAH SAKIT YANG SUDAH TERAKREDITASI SAMPAI

TAHUN 2018

NO NAMA RS TYPE LEVEL AKRE AWAL AKRE AKHIR AKRE

1 RSU Santa Theresia C Paripurna 21 Jan 2015 20 Jan 2018

2 RSU MMC C Dasar 19 Agust 2015 18 Agust 2018

3 Rumkit Tk IV dr. Bratana C Paripurna 19 Agust 2015 18 Agust 2018

4 RSUD Abdul Manap C Madya 25 Nov 2015 24 Nov 2018

5 RS Siloam B Paripurna 25 Feb 2016 24 Feb 2019

6 RSIA Annisa C Perdana 15 Mart 2016 14 Mart 2019

7 RSUD Raden Mattaher B Paripurna 23 Mei 2016 22 Mei 2019

8 RSUD Chatib Quzwain C Perdana 07 Jun 2016 06 Jun 2019

9 RSUD Sultan Thaha. S C Perdana 23 Agust 2016 22 Agust 2019

10 RSU Baiturahim C Perdana 25 Okt 2016 24 Okt 2019

11 RSUD KH Daud Arif C Perdana 26 Okt 2016 25 Okt 2019

12 RS Bhayangkara C Paripurna 17 Nov 2016 16 Nov 2019

13 RS Royal Prima C Perdana 21 Nov 2016 20 Nov 2019

14 RSUD Nurdin Hamzah C Perdana 07 Des 2016 06 Des 2019

15 RS Jiwa B Paripurna 19 Des 2016 18 Des 2019

16 RSUD Hanafie B Madya 21 Des 2016 20 Des 2019

17 RSU Kambang C Utama 17 Jan 2017 16 Jan 2020

18 RSUD Kol.Abundjani C Utama 20 Apr 2017 19 Apr 2020

19 RSUD HAMBA B. Hari C Paripurna 7 Nov 2017 6 Nov 2020

20 RSIA Arafah C Paripurna 4 Des 2017 3 Des 2020

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 21

Dari jumlah Rumah Sakit yang ada di Provinsi Jambi yaitu sebanyak 40

Rumah Sakit baik Pemerintah dan swasta dan sampai tahun 2018

terdapat 20 RS atau (55,5 %) yang sudah terakreditasi, dan untuk tahun

2018 yang menjadi target akreditasi ada sebanyak 3 Rumah Sakit dan

yang terealisasi 2 Rumah Sakit, yatu RSUD Kol Abundjani Bangko dan

RSU Kambang, dan 1 yang belum terakreditasi adalah RSUD Sungai

Bahar Muaro Jambi.

Tabel

RUMAH SAKIT YANG TERAKREDITASI TAHUN 2018

No

Indikator Kinerja

Sasaran

Target

Renst

ra

Realisasi

s.d tahun

ini

Tahun Berjalan

Target Realisasi Capaian

1 Jumlah RS

yang terakreditasi

3

6

3

20

20

Sumber : data laporan seksi yankes Rujukan 2018

Pencapaian target di tahun 2018 untuk Rumah Sakit yang

terakreditasi 20 (dua puluh) Rumah Sakit, sesuai dengan target renstra

pelayanan kesehatan rujukan tahun 2021. Beberapa kendala

pelaksanaan akreditasi RS disebabkan antara lain :

1. Pergantian Pedoman Instrumen Akreditasi dari yang lama ke

Instrumen Akreditasi versi 2018 ,dimana Instrumen penilaian jauh lebih

banyak dari pada Instrumen Akreditasi yang lama.

2. Kurangnya komitmen dari Direktur Rumah Sakit tentang kebijakan

terhadap pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit.

3. Kurangnya kesadaran dan ketidakpedulian petugas di Rumah Sakit

terhadap pelaksanaan Akreditasi versi baru 2018.

4. Kurangnya dukungan dana APBD yang disediakan dari Pemerintah

Daerah untuk menunjang pelaksanaan program akreditas Rumah

Sakit versi baru 2018.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 22

5. Dukungan dana dan kendaraan Operasional (mobil dinas) dalam

melaksanakan pembinaan oleh TIM Pembina Akreditasi Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi ke Rumah Sakit kabupaten/ Kota belum

memadai

6. Pada Januari 2018 telah keluar Standar Nasional Akreditasi Rumah

Sakit (SNARS edisi 1), yang tentu saja memerlukan sosialisasi dan

pemahaman yang mendalam agar RS Prov, Kab dan Kota lebih

mengerti dengan standar akreditasi terbaru.

Tahun 2018 Dinas Kesehatan Provinsi Jambi telah melakukan

Sosialisasi dan Bimtek Akreditasi Instrumen baru versi 2018 untuk 15

(Lima Belas) Rumah Sakit Pemerintah/swasta .

Selanjutnya tahun 2018 akan tetap dilakukan pembinaan dan

bimbingan Akreditasi dengan Instrumen baru versi 2018 bagi semua

Rumah Sakit yang ada diwilayah Provinsi Jambi. Sedangkan upaya yang

telah dilakukan dari program Pelayanan Kesehatan Rujukan dalam

menunjang Akreditasi Rumah Sakit antara lain :

1. Pembinaan akreditasi Rumah Sakit dengan mengadakan Sosialisasi

Akreditasi dengan Instrumen baru.

2. Melakukan pembinaan Akreditasi ke Rumah Sakit.

3. Adanya komitmen dari manajemen tentang kebijakan Akreditasi Rumah

Sakit.

4. Rumah Sakit di wilayah Provinsi Jambi berjumlah 40 Rumah Sakit yang

terdiri dari 15 Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Khusus ada 2

yaitu RS Jiwa daerah dan RS Ibu Anak dan 18 Rumah Sakit Swasta.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 23

Tabel

JUMLAH RUMAH SAKIT RUJUKAN PONEK

DI PROVINSI TAHUN 2018

No Nama Rumah Sakit TYPE RS

Sudah Melaksanakan Workshop dan OJT PONEK

1 RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi

B v

2 RSUD Kol. Abundjani Kab. Merangin

C v

3 RSUD H Abdul Manap Kota Jambi

C v

4 RSUD H Abdoel Madjid Batoe Kab. Batang Hari

C v

5 RSUD H. Hanafie Kab. Bungo

B v

6 RSUD Mayjen H.A Thalib Kab. Kerinci

C v

7 RSUD Ahmad Ripin Kab.Muaro Jambi

C v

8 RSUD Prof Dr Hm Chatib Quzwain Kab. Sarolangun

C v

9 RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kab. Tebo

C v

10 RSUD Nurdin Hamzah Kab. Tanjab Timur

C v

11 RSUD K.H Daud Arif Kab. Tanjab Barat

C v

12 RSUD Sungai Bahar Kab.Ma.Jambi

D -

13 RSUD Sungai Gelam D v

Sumber : Data Laporan Ponek th.2018 program Rujukan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 24

Dari tabel tersebut di atas baru 11 Rumah Sakit yang sudah dilatih

workshop PONEK dan pelayanannya dipantau melalui Program On the

Job Training (OJT) PONEK 24 Jam di Rumah Sakit. Adapun 2 Rumah

Sakit yang belum melaksanakan PONEK secara optimal karena belum

lengkapnya Dokter Spesialis Kandungan ( SPOG ) dan Dokter Spesialis

Anak ( SPA ) yang bertugas paruh waktu. Hasil OJT dari 11 Rumah

Sakit PONEK tersebut belum mencapai standar yang ditetapkan dari

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).

Sedangkan pemantauan 13 RS pelayanan PONEK tetap dimonitoring

melalui pembinaan program Upaya Kesehatan Perorangan dan kegiatan

penilaian Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) setiap tahunnya.

Regionalisasi Sistem Rujukan Provinsi Jambi

Dalam rangka mendukung pelaksanaan BPJS, program upaya

kesehatan perorangan Bidang pelayanan kesehatan Dinas kesehatan

provinsi Jambi bekerja sama dengan lintas program maupun lintas sektor,

kalangan profesi kesehatan, dan telah membagi wilayah rujukan

berdasarkan pertimbangan data geografis wilayah, data fasilitas

transportasi darat, perairan udara dan data fasilitas pelayanan kesehatan

dengan keluarnya peraturan Gubernur No 71 tahun 2013 tentang

Regionalisasi sistem rujukan pelayanan kesehatan di Provinsi Jambi,

dimana regionalisasi wilayah rujukan di bagi menjadi :

a. Regional wilayah timur berpusat di Rumah Sakit Raden Mataher

Provinsi, sebagai pusat rujukan dari Rumah Sakit yang berada di Kota

Jambi, Kabupaten Tanjung jabung Barat, kabupaten Tanjung Jabung

Timur,Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Batang Hari.

b. Regional wilayah barat berpusat di Rumah Sakit umum Daerah

H.Hanafi kabupaten Bungo, sebagai pusat rujukan dari rumah sakit

yang berada di kabupaten Bungo,Kabupaten Tebo, kabupaten

Merangin, Kabupaten Sarolangun,Kota Sungai penuh dan Kabupaten

Kerinci.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 25

c. Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher sebagai Rumah sakit

Pusat Rujukan Provinsi Jambi.

Tabel

DAFTAR 10 BESAR PENYAKIT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

PROVINSI TAHUN 2018

NO URUT

KODE ICD 10

DESKRIPSI

JML PASIEN KELUAR HIDUP & MATI

1 K.30 DYSPEPSIA 9804

2 A.09 DIARE DAN GASTROENTERISTIS AKUT

8007

3 I.10 HYPERTENSI 4293

4 K.29 GASTRISTIS 4221

5 E.11 DIABETES MELITUS 3801

6 K.29 POST SC 2873

7 A.01 BRONCKHITIS 2286

8 I.64 PNEUMONIA 1428

9 B.51.0 ISK 1309

10 A.01 THYPOID 1300 SUMBER : Data Laporan SIRS online 2018

Tabel

DAFTAR 10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT

PROVINSI TAHUN 2018

NO URUT

KODE ICD 10

DESKRIPSI

JML PASIEN KELUAR HIDUP & MATI

1 K.30 DYSPEPSIA 10204

2 R.50 FEBRIS 7730

3 H.52 GANGGUAN REFRAKSI DAN AKOMODASI

7530

4 J.36 – J.39 ISPA 6919

5 J.02 FARINGITIS AKUT 5315

6 A.09 DIARE DAN GASTROENTERISTIS AKUT

4105

7 I.10 HYPERTENSI 3655

8 E.11 DERMATITIS 3288

9 M.05 – M.06

PRESBIOPIA 3090

10 D.22- D 23 MYOPIA 3089 SUMBER : Data Laporan SIRS online 2018

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 26

Tabel

DATA BED OCCUPACY RATE (BOR) TAHUN 2017

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN BOR (%)

1 RSD. Rd. Mattaher Jambi 53.61

2 RS. Jiwa Daerah Jambi 84.71

3 RSUD Mayjen H A. Thalib Kerinci 85

4 RSUD Kol. Abunjani Bangko 57.5

5 RSUD Prof DR. Khatib Quzwain Sarolangun 54.97

6 RSUD. H.Hamafie Muara Bungo 57.37

7 RSUD.Sultan Taha Saifudin Muara Tebo 60.91

8 RSUD H.Abdoel Madjid Batoe 53.42

9 RSUD Ahmad Ripin 14.37

10 RSUD KH. Daud Arif Kuala Tungkal 40.08

11 RSUD Nurdin Hamzah Muara Sabak 38.58

12 RSU H. Abdul Manap Kota Jambi 41.45

13 RSUD Sungai Bahar 46.8

14 RSUD Sungai Gelam 8.38

15 RS. Bhayangkara 77

16 RS. Dr Bratanata (DKT) 73.95

17 RS. St. Theresia 75.63

18 Siloam Hospital 60.33

19 RS. Mayang Medical Centre (MMC) 77.27

20 RS. Bersaudara. Mandiri 19.19

21 RSIA. Annisa 77.81

22 RS Islam Arafah 61.62

23 RS Kambang 85.69

24 RS Royal Prima 72

25 RS Central Medika 58

26 RS Baiturrahim 80.7

27 RS Mitra Medika Batang Hari 63.96

28 RSIA Barkah Bungo 7

29 RS Rhaudhah 30.47

30 RSIA Abdul Malik 9

31 RS Erni Medika

32 RS Permata Hati 12.67

33 RS Andimas

34 RS Setia Budi 60.16

35 RS Mitra Medika Batang Hari 2,64

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 27

Data BOR ini Memang hanya dapat disajikan data tahun 2017 untuk

tahun 2018 data BOR belum dapat ditarik dari aplikasi SIR Online 2018

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 28

Tabel

SEBARAN DOKTER SPESIALIS DAN SUBSPESIALIS TAHUN 2018

Dalam Anak Bedah Obgyn Jumlah

Sp DasarBedah Obgyn Dalam anak

Jantung &

pembuluh

darah

1 RSUD Rd. Mattaher 11 5 9 10 35 3 2 2 1 2 15

2 RS Jiwa Daerah 1 1 2 - - - - - 0

3 RSUD H. Abdul Manap 5 4 4 3 16 - - - - - 1

4 RSUD Hamba 2 2 3 3 10 - - - - - 0

5 RSUD Ahmad Ripin 1 1 1 1 4 - - - - - 0

6 RSUD Sei. Bahar 1 1 2 - - - - - 0

7 RSUD Sei. Gelam 1 1 1 1 - - - - - - 0

8 RSUD Nurdin Hamzah 3 1 2 3 9 - - - - - 0

9 RSUD. KH. Daud Arif 2 2 2 1 7 - - - - - 0

10 RS dr. Bratanata 2 2 3 5 12 2 1 1 - 7

11 RS. Bhayangkara 1 1 1 2 5 1 1 - - - 2

12 RS Kambang 3 1 2 1 7 1 1 - 1 - 3

13 RSI. ARAFAH 3 3 2 6 14 1 - - - - 1

14 RS Royal Prima 4 3 3 4 14 1 1 - - 2

15 RS Theresia 1 1 1 1 4 1 - - - - 1

16 RS Baiturahim 3 2 2 4 11 - - 1 - 1 2

17 RS Siloam 3 4 3 3 13 - 1 1 1 1 6

18 RSUD H. Hanafie Bungo 3 3 4 5 15 - 1 - - - 1

19 RSUD Mayjen H.A. Thalib 4 1 3 3 11 - - - - - 0

20 RSUD Kol. Abundjani 3 3 2 2 10 - - - - - 0

21 RSUD. Chatib Quzwain 3 1 1 2 7 - - - - - 0

22 RSUD H. Hanafie 3 3 4 5 15 - - - - - 0

23 RSUD. STS Tebo 2 2 2 2 8 - - - - - 0

24 RSUD Hamba 2 2 3 3 10 - - - - - 0

Sub SpesialisDalam

Rumah Sakit UmumNoJumlah

SubSpesialis

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 29

Tabel

RUANGAN INTENSIVE CARE UNIT TAHUN 2018

Dari beberapa program Pelayanan Kesehatan Rujukan yang telah

dilaksanakan, maka dapat di ambil kesimpulan sbb :

ICU ICCU NICU PICU HCU

1 RSUD Raden Mattaher 7 5 1- 5 6 23

2 RS Siloam 2 - 3 - - 5

3 RS Jiwa - - - 14 - 14

4 RSUD Abdul Manap - - - - 3 3

5 RS Islam Arafah 2 - 3 - - 5

6 RS Royal Prima 4 - 2 - - 6

7 RSIA Annisa - - 2 - 3 5

8 RS Baiturrahim 2 - 3 - - 5

9 RS bratanata 7 - 8 - - 15

10 RS Bhayangkara 4 1 - - - 5

11 RSU Kambang 1 - 4 3 4 12

12 RS MMC 3 - - - - 3

13 RS St Theresia 2 - - - - 2

14 RSUD Daud Arif - - - - 4 4

15 RSUD Nurdin Hamzah 3 - - - - 3

16 RSUD Ahmad Ripin - - - - 3 3

17 RSUD Sungai Gelam - - - - - 0

18 RSUD Sungai Bahar - - - - - 0

19 RSUD Abdoel Madjid Batoe 4 - - - 3 7

20 RS M2C Merangin - - - - - -

21 RS MITRA Hospital 3 - - - - 3

22 RS BRATANATRA 7 - - - - 7

23 RSU Kambang 1 - - - 4 5

24 RS Abundjani Bangko 7 - - - - 7

25 RSU Bersaudara 3 - - - - 3

26 RSU H.A Thalib Kab. Kerinci 4 9 13

27 RS Rhaudhah 2 - - - - 2

28 RS Andimas - - - - - -

29 RS Hanafie Kab Bungo 6 4 - - - 10

30 RS Sentral Medika - - - - - -

31 RSIA Barkah - - - - - -

32 RS Mitra Medika Batanghari 3 - - - - 3

33 RSIA H. Abdul Malik 1 1 - - - 2

34 RS Erni Medika - - - - - 7

35 RSIA Permata Hati 2 2 2 6

36 RSU Setia Budi - - - - 1 1

37 RSU Abdurrahman Sayoeti - - - - - -

38 RSIA Moelia - - 2 2 4

39 RSU Rimbo Medika - - - - - -

40 RS Langit Golden Medika 2 - - - - 2

82 11 38 26 31 195TOTAL

NO NAMA RSJUMLAH

TOTAL

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 30

a. Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif

(PONEK) 24 jam telah di laksanakan sebanyak 11 (86,4 %) RSUD

Provinsi dan Kabupaten/ Kota dari 13 sasaran yang di tetapkan.

b. Rumah Sakit tahun 2018 berjumlah 40 rumah sakit. Rumah sakit

Pemerintah dan swasta yang terakreditasi berjumlah 22 atau sekitar 55

%. sebanyak 15 RS Pemerintah (87,50 %) dari 17 RS yang ada,

sedangkan RS Swasta yang sudah terakreditasi sebanyak 8 RS (40,00

%) dari 20 RS swasta yang ada.

c. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) telah dilaksanakan secara on-

line terhadap RSUD dan RS Swasta yang ada di Provinsi Jambi.

d. Pertemuan Perencanaan BUK antara Dinas Kesehatan Provinsi

dengan RS dan Labkes Daerah di wilayah binaan telah dilaksanakan

secara on-line melalui e-Planning terhadap Kabupaten/Kota di

Provinsi Jambi.

e. Perlu adanya optimalisasi Sistem rujukan terintegrasi (SISrute) yang

menampung seluruh informasi pelayanan kesehatan rujukan seperti

informasi ketersediaan tempat tidur, ketersediaan layanan Spesialis

dan tenaga medis.

2.2.3. Program Kesehatan Ibu dan Anak

Pada tahun 2017 yang lalu telah dilaksanakan survey yang

dilakukan serentak di 34 Provinsi di Indonesia. Untuk mendapatkan

capaian indikator Angka Kematian Ibu (AKI) ini harus melalui Survey,

sampai saat ini Hasil Survey untuk Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.

000 kelahiran belum ada hasil yang resmi yang dikeluarkan oleh

Kementerian Kesehatan RI. Untuk menjawab indikator ini, kami akan

menampilkan tabel seperti dibawah ini.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 31

Tabel

Trend Kematian Ibu Tahun 2016-2018

NO KABUPATEN/ KOTA

TAHUN

2016 2017 2018

1 Kerinci 6 4 4

2 Merangin 6 5 5

3 Sarolangun 5 4 4

4 Bt.Hari 2 8 3

5 Bungo 10 5 6

6 Tebo 9 4 2

7 Muaro Jambi 3 5 1

8 Tanjab Barat 5 7 4

9 Tanjab Timur 8 6 4

10 Kota Jambi 3 4 1

11 Kota Sei Penuh 2 2 2

Provinsi 59 54 36

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 32

Grafik

Kematian Ibu adalah kasus kematian seorang perempuan yang

diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan,persalinan,

abortus dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya

kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk didalamnya

sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian incidental.

Turunnya jumlah kematian ibu di provinsi Jambi dari tahun sebelumnya

salah satunya karena peningkatan persalinan di pelayanan kesehatan.

Tabel

Jumlah Kematian Neonatal Provinsi Jambi

Tahun 2016 - 2018

NO KABUPATEN/KOTA

TAHUN

2016 2017 2018

1 Kerinci 29 39 27

2 Merangin 38 21 23

59

54

36

8178

55

2016 2017 2018

kematian ibu konversi

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 33

3 Sarolangun 23 18 16

4 Batanghari 27 15 17

5 Bungo 13 14 30

6 Tebo 15 16 23

7 Muaro Jambi 25 13 9

8 Tanjab Barat 34 34 29

9 Tanjab Timur 11 9 9

10 Kota Jambi 16 10 5

11 Kota Sei Penuh 5 12 8

Provinsi 232 201 196

Grafik

3 3 3

232201 196

2016 2017 2018

konversi kematian neonatal

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 34

Tabel

Trend Kematian Bayi Tahun 2016 - 2018

NO Kab/Kota

Tahun

2016 2017 2018

1 Kerinci 37 43 27

2 Merangin 41 25 26

3 Sarolangun 23 22 17

4 Batang Hari 29 19 18

5 Ma. Jambi 27 15 9

6 Tanjab Timur 12 16 10

7 Tanjab Barat 33 13 29

8 Tebo 31 44 31

9 Bungo 16 10 32

10 Kota Jambi 16 12 5

11 Kota Sei Penuh 7 20 9

PROVINSI 273 239 213

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 35

Kematian Bayi adalah kematian kurang dari 1 tahun (0 sampai 11 bulan),

kematian bayi paling banyak pada umur 0 sampai 28 hari yang di sebut dengan

kematiam neonatal. Di provinsi jambi kematian neonatal tahun 2018 berjumlah

213 kasus. Kematian bayi merupakan indicator penting dalam mencerminkan

derajat kesehatan di masyarakat karena bayi yang baru lahir sangat sensitive

terhadap kesehatan linkungan dan status social ekonomi sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembagan bayi.

2.2.4. Program Kesehatan Anak Balita

Derajat Kesehatan masyarakat banyak di pengaruhi oleh

berbagai faktor, bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja

seperti pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana namun juga di

pengaruhi oleh faktor ekonomi, lingkungan sosial,keturunan dan

faktor lainnya.

Dalam upaya pencapaian tujuan” memberdayakan individu,

Keluarga dan masyarakatnuntuk hidup sehat dan mandiri” yang

4 3 3

273

239

213

2016 2017 2018

konversi kematian bayi

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 36

sasaran kinerjanya “meningkatannya akses dan mutu pelayanan

kesehatan ibu, anak ,balita dan lansia serta kesehatan Reproduksi”

dilakukan beberapa kegiatan dan Program yaitu Program

Kesehatan Anak Balita.

Angka kematian dapat membantu mengidentifikasi

kelompok rentan yang beresiko lebih tinggi mengalami kematian

dan menjadi masukan strategis dalam mengurangi resiko terjadinya

kematian (Kematian Balita) : Peluang kematian antara kelahiran

dan sebelum mencapai ulang tahun kelima (0-4 Tahun).

Untuk Provinsi Jambi hasil laporan fasilitas kesehatan tiga

tahun terahir (2016- 2019), jumlah kematian balita terlihat

mengalami penurunan

Jumlah Kematian Balita Per Kabupaten/Kota

Tahun 2016 - 2018

NO Kab/Kota Tahun

2016 2017 2018

1 Kerinci 0 1 0

2 Merangin 0 1 1

3 Sarolangun 0 2 0

4 Batang Hari 1 4 0

5 Ma. Jambi 1 2 1

6 Tanjab Timur 1 0 0

7 Tanjab Barat 0 1 0

8 Tebo 11 1 0

9 Bungo 3 1 2

10 Kota Jambi 1 4 0

11 Kota Sei Penuh 2 3 0

PROVINSI 20 20 4

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 37

2.2.5. Program Peningkatan pelayanan kesehatan lansia

Dalam upaya pencapaian tujuan “Memberdayakan individu,

keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri ” yang

sasaran kinerjanya “Meningkatnya akses dan mutu pelayanan

kesehatan Ibu, Anak, Balita dan Lansia serta Kesehatan

Reproduksi” dilakukan beberapa kegiatan dan program yaitu

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia”. Adapun hasil

yang dilakukan selama tahun 2017 sebagai berikut :

20 20

4

2016 2017 2018

kematian balita

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 38

Tabel

Kesehatan Lansia Tahun 2017

N

O

KABUPATE

N/KOTA

JML

POSY

ANDU

LANSI

A

YANG

AKTIF

JML LANSIA

YANG

MENDAPATKA

N PELAYANAN

JML

PUSKESM

AS YANG

MELAKS

ANAKAN

PELAYAN

AN

KESEHAT

AN

SANTUN

LANSIA

JML

PUSKESMA

S YANG

TENAGAN

YA TELAH

MENDAPA

T

PELATIHA

N

KESEHATA

N LANSIA

DAN

GERIATRI

JML

PUSK

ESMA

S

YANG

MELA

KSAN

AKAN

HOME

CARE

ABS %

1 KERINCI 94 3,361 9.75 18 4 3

2 MERANGIN 99 18,187 79.60 8 6 9

3 SAROLANG

UN

97 14,165 66.69 10 0 7

4 BATANGHA

RI

108 10,026 44.49 17 7 14

5 MUARO

JAMBI

178 17,258 54.54 6 2 21

6 TANJAB

TIMUR

133 1,562 53.18 17 4 0

7 TANJAB

BARAT

165 12,707 43.44 7 3 5

8 TEBO 161 18,538 87.25 11 2 6

9 BUNGO 138 10,721 80.30 7 7 13

10 KOTA JAMBI 63 27,823 71.12 11 26 11

11 SUNGAI

PENUH

54 4,786 51.61 10 20 4

PROVINSI 1.290 139,13

4 56.12

122 81 93

Sumber : Laporan Kesehatan Keluarga Tahun 2017

a. Puskesmas dengan posyandu/posbindu Lansia Aktif disetiap

desa adalah pos pelayanan terpadu yang berada di desa-desa

untuk masyarakat usia lanjut yang penyelenggaraannya melalui

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 39

program puskesmas untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat khususnya lansia.

Jumlah posyandu/posbindu Lansia Aktif disetiap desa pada

tahun 2017 berjumlah 1.290 posyandu/posbindu dengan jumlah

posyandu/posbindu terbanyak di Kabupaten Muaro Jambi yaitu

sebanyak 178 posyandu/posbindu dan yang paling sedikit di

Kota Sungai Penuh sebanyak 54 posyandu.

b. Lansia yang mendapat pelayanan kesehatan adalah jumlah

kunjungan lansia di faskes dalam bentuk pelayanan kesehatan

bagi usia lanjut 60 tahun atau lebih melalui kesehatan jasmani,

rohani maupun sosial melalui seluruh upaya kesehatan

teruatama upaya promotif, prefentif tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

Berdasarkan tabel diatas, jumlah kunjungan lansia pada faskes

pada tahun 2017 adalah sebesar 58.655 orang dan telah

mendapat layanan kesehatan dengan baik. Persentase

cakupan lansia yang mendapat pelayanan kesehatan di faskes

adalah 56,12%. Cakupan ini Bila dilihat dari indikator capaian

target tahun 2017 sebesar 35%, artinya sudah tercapai dengan

baik.

c. Jumlah Puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang

melaksanakan pelayanan kesehatan pada pra lansia dan lansia

yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif yang lebih menekankan unsur proaktif, kemudahan

proses pelayanan, santun, sesuai standar pelayanan.

Berdasarkan Tabel diatas Capaian Puskesmas yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia pada

tahun 2017 sebesar 61% bila dibandingkan dengan target

Indikator sebesar 30% berarti sudah jauh melebihi dari target.

d. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan home care adalah

suatu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat

di rumah pasien khususnya untuk masyarakat lansia.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 40

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan home care sebanyak

93 puskesmas atau sama dengan 46,5%, jika dilihat dari target

2017 sebesar 15% berarti telah tercapai target.

2.2.6. Program Pelayanan Laboratorium Kesehatan

Kegiatan layanan laboratorium klinis dan kesehatan masyarakat

dicapai melalui indikator jumlah pemeriksaan rutin Laboraorium Klinis dan

kesehatan masyarakat dengan satuan ukur parameter dan orang.

Capaian Kinerja Laboraorium Klinis dan kesehatan masyarakat dari target

26.323 dan terealisasi sebesar 26.289 atau sebesar 99,8%.

Untuk lebih jelasnya Indikator kinerja Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Jambi terlihat pada tabel berikut ini

Tabel

Pemeriksaan Laboraorium Klinis dan Kesehatan Masyarakat

Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jambi

Tahun 2018

No

Pelayanan Pemeriksaan

2018

% Target Capaian

1 Kimia dan Patologi Klinik 14.207 14.255 100,3

2 Immunologi 3.097 2.816 90,9

3 Kimia Air dan Lingkungan 6.574 7.004 106,54

4 Mikrobiologi 2.445 2.214 90,55

Jumlah 26.323 26.289 99,8

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 41

Tabel Pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jambi

Tahun 2018

N

o

Sasaran Indikator

Sasaran

Target Realisasi

1 Meningkatnya Mutu

Pemeriksaan

Laboratorium

Jumlah

Parameter yang

dilaksanakan

terakreditasi

15 parameter 7

parameter

2 Penggunaan

Peralatan dan

Metode Terkini

Metode Analisis

Tervalidasi

Mutakhir

4 Alat 0

3 Meningkatnya

jumlah sarana dan

prasarana

Jumlah sarana

dan prasarana

yang diadakan

sesuai standar

pelayanan

minimal

3 Bangunan 0

4 Meningkatnya

Pendapatan/Peneri

maan Balai

Labkesda Jambi

Peningkatan

realisasi

penerimaan

Labkesda Jambi

Rp.

1.050.000.000,

-

Rp.

1.415.082.

000,-

5 Meningkatnya

Kualitas Tenaga

Teknis dan non

teknis

Jumlah Tenaga

yang dilatih

32 Orang

n

g

2.2.7. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Di tahun 2018 Dinas Kesehatan melalui Program Obat dan

Perbekalan Kesehatan melaksanakan kegiatan sebanyak 8 kegiatan

antara lain:

1. Kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

2. Kegiatan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekkes.

3. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 42

4. Kegiatan Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan Rumah

sakit

5. Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK)

6. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka peningkatan

Program Kesehatan keluarga

7. Kegiatan Sampling Alkes dan PKRT

8. Kegiatan Binwasdal Program alkes dan PKRT

Tabel

Kerinci Sungai Penuh Merangin Sarolangun Batang Hari Bungo Tebo Kota Jambi Muara Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat

8284

100

9094

85

97

86

92

100

92

82 81

100 100 10096 97

100 100 1009796

34

73

96 95 94 95

87

94

84

98

CAPAIAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESSENSIAL DI PUSKESMAS PROVINSI Jjmbi TAHUN 2016 S.D 2018

2016 2017 2018

Persentase Ketersediaan obat vaksin dan perbekkes di provinsi Jambi

sebesar 80%.

Berdasakan grafik tentang Capaian ketersediaan obat dan vaksin diatas

menunjukkan bahwa pada tahun 2016 dan 2017 capaian ketersediaan

obat dan vaksi di 11 kabupaten Kota rata2 diatas 80%, bahkan di

kabupaten merangin dan Tanjung Jabung Timur mencapai 100%.

Sedangkan pada tahun 2018 terjadi penurunan sampai di bawah target

yaitu Kota sungai penuh mencapai 34% dan Kabupaten Merangin 73%.

Persentase instalasi Farmasi Kab / Kota yang melaksanakan evaluasi

penggunaan obat sesuai FORNAS

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 43

Persentase instalasi Farmasi Kab / Kota yang melaksanakan evaluasi

penggunaan obat sesuai FORNAS targetnya sebesar 80%.

Berdasakan grafik tentang capaian instalasi Farmasi Kab / Kota yang

melaksanakan evaluasi penggunaan obat sesuai FORNAS menunjukkan

bahwa dari 11 Kabupaten Kota di tahun 2016 terdapat 2 kab/Kota yaitu

Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang

capaiannya 0 %, sementara 5 Kabupaten yang capaiannya diatas 80%

yaitu Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Tebo, Kota Jambi, Muaro Jambi dan

Tanjung Jabung Barat.

Tahun 2017 dan 18 capaian instalasi Farmasi Kab / Kota yang

melaksanakan evaluasi penggunaan obat sesuai FORNAS menunjukkan

bahwa dari 11 Kabupaten Kota menunjukkan Kota Jambi capaiannya 0%

dan tanjab barat tahun 2018 yaitu 0%, sementara 3 Kabupaten

(Kabupaten Kerinci, Tebo dan Muaro Jambi) di atas 80%.

Jumlah rekomendasi monev program obat dan perbekalan kesehatan

yang dihasilkan Pada tahun 2018 Jumlah rekomendasi yang dihasilkan

sebanyak 7 rekomendasi Kab/Kota, belum memenuhi target 11

rekomendasi Kab/Kota karena menyesuaikan dengan kebutuhan prioritas

dan urgensia program. Kab/Kota yang sudah dilaksanakan adalah Kota

98

0

7691 78 76

91 92 94

0

919867 76 74 73 76

93

0

94 87 939773 84 74 72 76

93

0

9480

0

CAPAIAN EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO) SESUAI FORNAS DI IFK KAB/KOTA

TAHUN 2016 S.D SEPTEMBER 2018

Capaian 2016 Capaian 2017 Capaian 2018

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 44

Jambi, Muaro Jambi, Batang Hari, Sungai Penuh, Tanjung Jabung Barat,

tanjung Jabung Timur dan Sarolangun.

Tabel

Persentase pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai standar

Persentase pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai standar

targetnya 65%.

Berdasakan grafik tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas

(PIO) sesuai standar pada tahun 2016 dan 2017, terjadi peningkatan

target 40% menjadi 50%, capaian dari 62,02 tahun 2016 menjadi 75,56 di

tahun 2017. Sementara itu di tahun 2018 peningkatan target 65% tidak

dibarengi capaian yaitu 57,55%.

1. Jumlah Kab/Kota yang terpantau melaksanakan pembinaan ke sarana

Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional

(UMOT), Usaha Jamu Gendong (UJG) Usaha Jamu Racikan ( UJR )

a). Tahun 2016 di Kabupaten Sarolangun,Batang Hari, Tanjab Timur

b). Tahun 2017 di Kabupaten Muaro Jambi

c). Tahun 2018 di Kabupaten Tanjab Barat

2016 2017 2018

4050

6562,02

75,56

57,55

CAPAIAN DAN TARGET PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS (PIO) SESUAI

STANDAR TAHUN 2016 S.D 2018

TARGET CAPAIAN

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 45

Berdasarkan keterangan poin no. 6 didapat bahwa sejak tahun 2016

sampai 2018 baru 4 Kabupaten yang dilakukan pembinaan oleh Dinkes

Provinsi ke sarana UKOT, UMOT, UJG dan UJR. Hal ini disesuaikan

dengan target yang kita tetapkan yaitu 4 Kab/Kota.

2. Jumlah Kab /Kota yang terpantau melaksanakan Pembinaan ke

Industri Rumah Tangga Pangan ( IRTP )

a). Tahun 2016 di Kabupaten Sarolangun,Batang Hari, Tanjab Timur

b). Tahun 2017 di Kabupaten Tanjab Barat

c). Tahun 2018 di Kabupaten Tebo

Berdasarkan keterangan poin no. 7 didapat bahwa sejak tahun 2016

sampai 2018 mencapai 5 Kabupaten yang dilakukan pembinaan oleh

Dinkes Provinsi ke sarana ndustri Rumah Tangga Pangan ( IRTP ), hal

ini melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 4 Kab/Kota.

3. Jumlah Sarana sekolah yang melaksanakan LSS tingkat Nasional di 4

Kab/Kota

a). Tahun 2016 di Kabupaten Merangin (SMAN), Kota Jambi

(SMPN),Batang Hari (SDN), Tajab Barat (TK).

b). Tahun 2017 di Kabupaten Merangin(TK, SMAN),Batang Hari

(MTSN),Kota Jambi(SD)

c). Tahun 2018 di Kabupaten Tebo(SD), Merangin (SMAN), Tanjab

Timur (SMPN), Kota Jambi (TK)

Berdasarkan keterangan poin no. 8 didapat bahwa sejak tahun

2016 sampai 2018 mencapai 6 Kabupaten/Kota yang

melaksanakan LSS tingkat Nasional, hal ini melebihi target yang

telah ditetapkan sebelumnya yaitu 4 Kab/Kota.

4. Jumlah Sarana sekolah yang mengikuti LSS tingkat Nasional di 11

Kab/Kota

a). Tahun 2016 sarana sekolah yang mengikuti LSS tingkat nasional

dari TK, SD, SMP dan SMA di 11 Kab/Kota (Jumlah 44 sarana

sekolah)

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 46

b). Tahun 2017 sarana sekolah yang mengikuti LSS tingkat nasional

dari TK, SD, SMP dan SMA di 11 Kab/Kota (Jumlah 44 sarana

sekolah)

c). Tahun 2018 sarana sekolah yang mengikuti LSS tingkat nasional

dari TK, SD, SMP dan SMA di 10 Kab/Kota kecuali Kab. Bungo

(Jumlah 34 sarana sekolah)

Berdasarkan Grafik diatas menunjukan bahwa Sarana sekolah yang

mengikuti LSS tingkat Nasional di 11 Kab/Kota dari tahun 2016 – 2018

secara umum mengikuti, akan tetapi di tahun 2018 Kabupaten Bungo

tidak mengikuti kegiatan ini, dan juga secara jumlah kabupaten tebo

terjadi penuruna jumlah sarana yng mengikuti LSS ini.

1. Untuk indikator ketersediaan obat dan vaksin essensial di provinsi

Jambi Tahun 2018 telah mencapai target yag ditetapkan yaitu 80%,

dan capaian yaitu 91%, namun hal ini masih mengalami kendala yaitu

pengadaan obat dengan menggunakan sistem E-Katalog mengalami

beberapa kendala seperti : Pemutusan sepihak oleh Penyedia Obat

untuk obat yang sudah di setujui melalui E-Purchasing. Contoh item

obatnya adalah : Amoksisikline Dry Syrup 125Mg/5ml, Vaksin Anti

Rabies, Paracetamol 500 mg Tablet, Diazepam 5 mg/ml,

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

2016

2017

2018

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 47

Metilergometrim Maleat0,200 mg-1 ml Injeksi, Magnesium Sulfat 20%

Injeksi, Metronidazole 500 mg Tablet, Ibuprofen 400 mg Tablet dan

Ibuprofen 200 mgTablet, sehingga ketersediaanya di fasyankes tidak

tersedia, ini sangat berpengaruh terhadap ketersediaan 20 Obat

Indikator yang ada di Puskesmas.

2. Untuk kegiatan monev program obat dan perbekalan kesehatan dan

kegiatan pembinaan ke sarana UKOT,UMOT,UJG dan UJR tidak

dapat terealisasi 100 % di karenakan target 3 kab/kota namun dana

yang tersedia di pagu anggaran APBD 2018 hanya 1 Kab/Kota.

3. Produk alat kesehatan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat (MS)

sebesar 96,77% sedangkan tidak memenuhi syarat (TM) sebesar

3,23%

4. Sarana produksi dan distribusi Alkes dan PKRT yang memenuhi

persyaratan (CDAKB) sebesar 24%, sedangkan produksi PKRT

(CPPKRTB) dari 2 sarana semuanya tidak memenuhi syarat sebesar

0%.

2.2.8. Program Alkes dan PKRT

Tabel

Jumlah Kab/Kota yang Terpantau Melaksanakan Pembinaan dan

Pengawasan

Penggunaan Alkes dan PKRT Tahun 2016-2018

NO Kab/Kota Tahun

2016 2017 2018

1 Kota Jambi 0 0 1

2 Ma. Jambi 0 0 1

3 Batang Hari 0 0 0

4 Tebo 0 0 0

5 Bungo 0 0 0

6 Sarolangun 0 0 0

7 Merangin 0 0 0

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 48

8 Tanjab. Barat 0 0 0

NO

Kab/Kota

2016 2017 2018

9 Tanjab. Timur 0 0 0

10 Kota Sungai

Penuh

0 0 0

11 Kerinci 0 0 0

Total 0 0 2

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat tahun 2016 s.d 2017

belum ada kegiatan yang mendukung indikator tersebut. Pada

Tahun 2018 target dari Indikator Kinerjater dapat di 2 Kab/Kota

yaitu Kota Jambi dan Kab. Muaro Jambi, tapi dalam

pelaksanaanhanya di 1 Kab/ Kota yaitu di Kab. Muaro Jambi

dikarenakan keterbatasan dana, jadi pencapaian target 100%

Tabel

Jumlah Kab/Kota yang Terpantau melaksanakan Pengawasan Alkes dan

PKRT di Peredaran

NO

Kab/Kota Tahun

2016 2017 2018

1 Kota Jambi 0 0 1

2 Ma. Jambi 0 0 1

3 Batang Hari 0 0 0

4 Tebo 0 0 0

5 Bungo 0 0 0

6 Sarolangun 0 0 0

7 Merangin 0 0 0

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 49

8 Tanjab. Barat 0 0 0

9 Tanjab. Timur 0 0 0

10

Kota Sungai Penuh 0 0 0

11

Kerinci 0 0 0

Total 0 0 2

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat tahun 2016 s.d 2017

belum ada kegiatan yang mendukung indikator tersebut. Pada

Tahun 2018 target dari Indikator Kinerjater dapat di 2 Kab/Kota

yaitu Kota Jambi dan Kab. Muaro Jambi, tapi dalam pelaksanaan

hanya di 1 Kab/ Kota yaitu di Kota Jambi dikarenakan

keterbatasan dana, jadi pencapaian target 96,77%.

Tabel

Jumlah Sarana Produksi dan Distribusi Alkes dan PKRT yang memenuhi

persyaratan

N

O

Kab/Kota Tahun

2016 2017 2018

1 Kota Jambi 0 0 25

2 Ma. Jambi 0 0 0

3 Batang Hari 0 0 0

4 Tebo 0 0 0

5 Bungo 0 0 0

6 Sarolangun 0 0 0

7 Merangin 0 0 0

8 Tanjab. Barat 0 0 0

9 Tanjab. Timur 0 0 0

1

0

Kota Sungai

Penuh

0 0 0

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 50

1

1

Kerinci 0 0 0

Total 0 0 25

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat tahun 2016 s.d 2017

belum ada kegiatan yang mendukung indikator tersebut. Pada

Tahun 2018 target dariIndikator Kinerjater dapat di 25 Sarana

yaitu DI Kota Jambi , dari 25 Sarana tersebut hanya 7 Sarana

yang memenuhi Persyaratan secara CDAKB/CPPKRTB (28%),

sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan CDAKB/CPPKRTB

sebesar 72 %,

2.2.9. Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program Pengawasan obat dan makanan yang terdiri dari

beberapa kegiatan yakni: :

1. Kegiatan peningkatan pemberdayaan konsumen /masyarakatdi

bidang obat dan makanan

2. Kegiatan peningkatan pengawasan keamanan pangan dan

bahan berbahaya

3. Kegiatan Pembinaan Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat

Nasional (Pembinaan sarana makanan jajanan anak sekolah

yang mengikuti LSS tingkat Nasional)

4. Kegiatan Pembinaan Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat

Nasional (Pembinaan sarana makanan jajanan anak sekolah

yang mengikuti LSS tingkat Nasional).

Kegiatan peningkatan pemberdayaan konsumen

/masyarakatdi bidang obat dan makanan diharapkan dapat

meningkatkan Jumlah kab/kota yang terpantau melaksanakan

pembinaan ke sarana Usaha kecil Obat Tradisional (UKOT)

Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) Usaha Jamu Gendong

(UJG)

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 51

Kegiatan peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan

berbahaya di seJumlah Sarana Sekolah yang mengikuti LSS

Tingkat Nasional di 11 Kab/Kota.

Kegiatan Pembinaan Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat

Nasional (Pembinaan sarana makanan jajanan anak sekolah yang

mengikuti LSS tingkat Nasional) diharapkan Jumlah Kab/Kota

yang terpantau melaksanakan pembinaan ke Industri Rumah

Tangga (IRTP), dan Kegiatan Pembinaan Lomba Sekolah Sehat

(LSS) tingkat Nasional (Pembinaan sarana makanan jajanan anak

sekolah yang mengikuti LSS tingkat Nasional).diharapkan Jumlah

Sarana sekolah yang mengikuti LSS tingkat Nasional di 11

Kab/Kota.

2.2.10. Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Ditahun 2018 Progrm Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

melaksanakan kegiatan terdiri dari 2 kegiatan yakni Kegiatan

Pengelolaan Program Jamkesda Provinsi danKegiatan

Pengelolaan PHA dan DHA

1. Kegiatan Pengelolaan Program Jamkesda Provinsi

Tabel Jumlah Kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi Masy Tidak

Mampu yang ditanggung Pemerintah Prov Jambi

Tahun 2016 – 2018

NO KAB/KOTA

PENERIMA BANTUAN IURAN APBD

PROV. JAMBI

TAHUN

2016

TAHUN

2017

TAHUN

2018

1 KERINCI - 1,162 1,162

2 MERANGIN 187 549 682

3 SAROLANGUN 135 1,848 2,035

4 BATANGHARI - 1,102 1,102

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 52

5 MUARO JAMBI 3,656 6 3,664

6 TANJAB

TIMUR - 385 385

7 TANJAB

BARAT - 1,065 1,065

8 TEBO - 583 583

9 BUNGO - 710 710

10 KOTA JAMBI - 2,667 2,667

11 KOTA SUNGAI

PENUH - 395 395

JUMLAH 3,978 10,472 14,450

SASARAN 20.600 20.600 20.600

PERSENTASE 19,31% 50,83% 70,15%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi

cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi Masy Tidak

Mampu yang ditanggung Pemerintah Provinsi Jambi tahun 2018

sebanyak 14,450 jiwa. Bila dibandingkan dengan target yang telah

ditetapkan di dalam rencana strategis sebesar 70% dari 20.600

jiwa, maka capaian realisasi kepersertaan jaminan kesehatan bagi

masyarakat tidak mampu telah mencapai target yakni sebesar

70,15%

Untuk melihat cakupan jumlah masyarakat miskin lainnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 53

Tabel

Jumlah Masyarakat Miskin di Provinsi Jambi

No Kabupaten/Kota

Jumlah

Penduduk

Jumlah KK

Miskin (BDT)

Jumlah

Maskin

1 BATANGHARI 308,249 21,035 85,960

2 MA.JAMBI 357,484 17,537 101,671

3 TANJAB TIMUR 212,084 16,919 71,754

4 TANJAB BARAT 322,527 24,844 112,490

5 KOTA JAMBI 796,287 31,711 144,149

6 BUNGO 351,878 17,505 88,635

7 TEBO 324,420 20,734 78,502

8 MERANGIN 372,205 23,143 88,936

9 SAROLANGUN 312,435 22,674 102,317

10 KERINCI 215,014 28,472 96,425

11 SUNGAI PENUH 83,980 5,465 24,842

JUMLAH 3,656,563 230,039 995,681

Sumber Data : Dinas Sosial Provinsi Jambi Tahun 2018

Tabel

Kepesertaan Jaminan Kesehatan Tahun 2018

No KAB/KOTA

JML

PENDDK

PBI JML PBI

APBN PROV KAB/KOTA

1 BATANGHARI 303,322 75,328 1,102 37,298 113,728

2 MA.JAMBI 362,222 94,715 3,664 1703 100,082

3 TANJAB TIMUR 225,393 59,549 385 5,199 65,133

4 TANJAB

BARAT 323,267

84,746 1,065 8,767 94,578

5 KOTA JAMBI 612,703 143,674 2,667 38,480 184,821

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 54

6 KERINCI 236,946 89,050 1,162 12,651 102,863

7 MERANGIN 335,136 79,102 682 4,203 83,987

8 SAROLANGUN 312,435 98,705 2,035 7,850 108,590

9 TEBO 320,893 65,746 583 8,878 75,207

10 BUNGO 333,969 67,075 710 6,165 73,950

11 SUNGAI

PENUH 104,204

18,942 395 14,197 33,534

JUMLAH 3,470,490 876,632 14,450 145,391 1,036,473

Sumber Data : BPJS Kesehatan

Tabel

Capaian Universal Health Coverege (November) Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk PBI + Non PBI %

1 Batanghari 303,072 216,837 71.55

2 Ma. Jambi 362,322 249,833 68.95

3 Tanjab Timur 225,393 121,254 53.80

4 Tanjab Barat 326,267 184,904 56.67

5 Jambi 612,703 587,542 95.89

6 Kerinci 236,946 159,690 67.40

7 Merangin 335,136 178,599 53.29

8 Sarolangun 312,435 192,367 61.57

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk PBI + Non PBI %

9 Tebo 320,893 147,996 46.12

10 Bungo 333,969 192,334 57.59

11 Sei. Penuh 104,204 65,272 62.64

JUMLAH 3,473,340 2,296,628 66.12

Sumber Data BPJS Kesehatan Tahun November 2018

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 55

Tabel

JAMKESDA KAB/KOTA

Peserta Jaminan Kesehatan Daerah

No Kabupaten/Kota APBN APBD Kab/Kota APBD

Provinsi

1 Batang Hari 85,248

37.298 1.102

2 Muaro Jambi 94,715

1.703 3.664

3 Tanjab Barat 84.748

8.767 1.065

4 Tanjab Timur 59.549

5.199 385

5 Kota Jambi 143.674

24.382 2.647

6 Bungo 67.075

1.231 710

7 Tebo 65.746

8.878 583

8 Merangin 79.102

4.203 682

9 Sarolangun 98.705

7.850 2.035

10 Kerinci 89.050

12.629 1,162

11 Sungai Penuh 18.942

14.401 395

Jumlah 876,632

85.796 14.450

Jaminan Kesehatan Nasional Pekerja Penerima Upah (PPU), Pegawai

Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) yang

terdaftar di BPJS Kesehatan Tahun 2018.

No Kabupaten/Kota

Pekerja

Penerima

Upah (PPU)

Pekerja Bukan

Penerima Upah

(PBPU)

Bukan

Pekerja (BP)

1 Jambi 187,181 197,872 21,866

2 Muara Jambi 61,421 89,768 1,667

3 Batanghari 60,135 40,975 2,442

4 Tanjab Barat 44,899 44,769 1,285

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 56

5 Tanjab Timur 19,985 35,990 506

6 Bungo 55,328 57,470 6,155

7 Tebo 25,747 45,437 1,902

8 Merangin 32,773 58,785 2,704

9 Sarolangun 37,538 45,465 2,292

10 Kerinci 24,732 30,190 4,740

11 Sei Penuh 13,700 16,783 2,129

Jumlah 563,439 663,504 47,688

2. Kegiatan Pengelolaan PHA dan DHA

Dalam upaya meningkatkan jaminan akses pelayanan

kesehatan melalui jaminan kesehatan, Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi menyelenggarakan kegiatan pengelolaan PHA

dan DHA sesuai dengan Rencana Strategis yang telah

ditetapkan.

Adapaun hasil kegiatan pengelolaan PHA dan DHA yang

dilakukan selama tahun 2018 sebagai berikut:

Tabel Cakupan Kabupaten/Kota yang Melaksanakan District Health Account (DHA)

Dalam Provinsi Jambi Tahun 2018

NO KAB/KOTA

DOKUMEN DISTRICT HEALTH

ACCOUNT (DHA)

JUMLAH %

1 KERINCI 1 100%

2 MERANGIN 1 100%

3 SAROLANGUN 1 100%

4 BATANGHARI 1 100%

5 MUARO JAMBI 1 100%

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 57

6 TANJAB TIMUR 1 100%

7 TANJAB BARAT 1 100%

8 TEBO 1 100%

9 BUNGO 1 100%

10 KOTA JAMBI 1 100%

11 KOTA SUNGAI

PENUH 1 100%

JUMLAH 11 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua

kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi telah menyelenggarakan District

Health Account (DHA) pada Tahun 2018.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua kabupaten/kota

dalam Provinsi Jambi telah menyelenggarakan District Health Account

(DHA) pada Tahun 2018.

➔ Hambatan Dalam Pelaksanaan Tujuan

- Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan sebagai berikut :

a. Masih ada Masyarakat Miskin yang belum mempunyai kartu JKN-

KIS baik itu di Provinsi, Kabupaten/Kota.

b. Data Masyarakat Miskin yang kurang akurat dan tumpang tindih

(ganda) dan Faskes yang salah

c. Dinas Sosial Kab/Kota masih kurang berperan dalam

melakukan verifikasi data Kepesertaan PBI.

d. Pasien yang akan dirujuk ke RS Nasional masih ada yang belum

mempunyai kartu

➔ Terobosan Yang Dilakukan

- Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan sebagai berikut :

a. Melaksanakan Sosialisasi ke Pengelola Jaminan Kesehatan

Kabupaten/Kota

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 58

b. Melakukan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Daerah Provinsi Jambi

melalui Lounching Kartu Jamkesda oleh Bapak Gubernur Jambi

pada tanggal 10 April 2017

c. Melaksanakan Rapat Koordinasi Lintas Sektoral untuk

Program baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota

d. Melaksanakan Kegiatan Dukungan Jaminan Kesehatan untuk

masyarakat miskin yang dirujuk ke Rumah Sakit Nasional

2.2.11. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya

Manusia Kesehatan yang terdiri dari :

1. Kegiatan percepatan peningkatan kemampuan dan kualifikasi

tenaga kesehatan yang ditingkatkan jenjang pendidikan

menengah/ DI menjadi DIII.

2. Kegiatan pendayagunaan tenaga kesehatan

Dalam upaya pencapaian tujuan “Meningkatnya mutu

pengembangan sumber daya kesehatan” yang sasaran kinerjanya

“Terwujudnya sumber daya kesehatan yang proporsional,

profesional” dilakukan beberapa kegiatan dan program yaitu

Program Pengembangan dan Pemberdayaaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan. Adapun hasil yang dilakukan selama tahun

2018 sebagai berikut :

Program Percepatan Peningkatan Kemampuan dan

Kualifikasi Tenaga Kesehatan Menjadi D.III. merupakan

kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jambi dengan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI mengadakan kelas

sebagai bentuk upaya Pemerintah Provinsi untuk percepatan

peningkatan kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan sesuai

dengan UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten bersama dengan tim

pendayagunaan tenaga kesehatan provinsi melakukan proses

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 59

seleksi administrasi sesuai persyaratan yang telah ditetapkan oleh

panitia penerimaan mahasiswa dan lebih diutamakan untuk

tenaga kesehatan dengan masa kerja yang lebih lama. Seleksi

Akademis dan Rekognisi Pembelajaran Lampau oleh Politeknik

Kesehatan Kemenkes Jambi, Poltekkes Kemenkes Padang,

Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan Poltekkes Kemenkes Jakarta.

Setiap mahasiswa mendapatkan jaminan bantuan

pendidikan dari Pemerintah Daerah Provinsi Jambi melalui

Anggaran Pemerintah Daerah (APBD) Provinsi Jambi sebanyak

193 (sembilan puluh tiga) orang dan 561 orang melalui dana

Anggaran Pendapatan belanja Nasional (APBN).

Sasaran kinerja tahun 2018 telah tercapai yang

diindikasikan melalui tiga indikator kinerja sesuai dengan tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan selama tahun 2018

telah diselesaikan sebagaimana dengan 3 indikator yang tertera

dibawah ini :

No Indikantor Kinerja Target

Tahun 2018

Realisasi

Tahun

2018

1 Jumlah orang yang mengikuti jenjang

pendidikan nakes dari SLTA,DI menjadi

DIII

193 Orang 193 orang

2 Persentasi RS Kab/Kota Kelas C yang

memiliki 4 Dokter Spesialis dasar dan 3

Dokter Spesialis Penunjang

50 % 50 %

3 Persentasi Puskesmas yang minimal 9

jenis tenaga kesehatan

19,68 14,56

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 60

Untuk lebih detilnya perKabupaten/Kota bisa di lihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel

Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Di Tingkatkan Jenjang

Pendidikan Menengah/DI Menjadi DIII

No KAB/KOTA TAHUN Jumlah

2017 2018

1 KOTA JAMBI 122 73 195

2 MUARO JAMBI 49 36 85

3 TANJUNG JABUNG BARAT 13 22 35

4 TANJUNG JABUNG TIMUR 15 26 38

5 BATANGHARI 24 59 83

6 TEBO 20 31 51

7 SAROLANGUN 31 22 65

8 MERANGIN 15 23 38

9 BUNGO 49 37 86

10 KERINCI 18 37 51

11 KOTA SUNGAI PENUH 11 12 23

JUMLAH 367 378 754

Dari data di atas pada dilihat Jumlah tenaga kesehatan yang telah

di tingkatkan dari Jenjang pendidikan menengah/DI menjadi DIII telah

sesuai dengan target yang telah di tetapkan. Jumlah Tenaga yang telah di

tingkatkan pada Tahun ajaran 2017/2018 berjumlah 367 orang dengan

rinciannya antara lain pembiayaan melalui APBD sebanyak 93 orang dan

Pembiayaan melalui APBN sebanyak 274 orang dan pada Tahun ajaran

2018/2019 Jumlah tenaga yang telah di tingkat berjumlah 378 orang

dengan rincian pembiayaan melalui APBD sebanyak 100 orang dan

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 61

pembiayaan melalui APBN sebanyak 278 orang. Jadi total yang telah di

biayai melalui APBD dan APBN berjumlah 750 orang dengan Rincian 193

orang APBD dan Melalui APBN 557 orang, dari penjelasan diatas dapat

dilihat bahwa target telah melampaui target yang telah di tetapkan.

Tabel

Data Puskesmas Yang Memiliki 9 Jenis Tenaga Puskesmas

No KAB/KOTA JUMLAH

PUSKESMAS

TERPENUHI BELUM

TERPENUH

I

1 KOTA JAMBI 20 7 13

2 MUARO JAMBI 22 1 21

3 TANJUNG JABUNG

BARAT

16 7 9

4 TANJUNG JABUNG

TIMUR

17 5 12

5 BATANGHARI 17 4 13

6 TEBO 20 - 20

7 SAROLANGUN 16 2 14

8 MERANGIN 27 3 24

9 BUNGO 19 4 15

10 KERINCI 21 2 19

11 KOTA SUNGAI

PENUH

11 - 11

JUMLAH 206 35 171

Puskesmas yang memiliki 9 jenis Tenaga kesehatan sesuai denga

Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Ke Sembilan jenis

tenaga tersebut meliputi; dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga

kefarmasian, promosi kesehatan, kesehatan masyarakat, sanitarian, gizi

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 62

dan ahli tenik laboratorium medik. Dari 206 puskesmas di Provinsi Jambi,

baru 35 puskesmas yang memiliki tenaga puskesmas lengkap dengan 9

jenis tenaga kesehatan, selebihnya 171 puskesmas belum memenuhi

tenaga kesehatan di puskesmas.

Tabel

RUMAH SAKIT KAB/KOTA KELAS C YANG MEMILIKI

4 DOKTER SPESIALIS DASAR 3 SPESIALIS PENUNJANG

No KAB/KOTA NAMA RUMAH SAKIT TERPENUHI BELUM

TERPENUHI

1 KOTA

JAMBI

RSUD ABDUL MANAP V

2 MUARO

JAMBI

RSUD AHMAD RIPIN V

3 TANJUNG

JABUNG

BARAT

RSUD DAUD ARIF V

4 BATANGH

ARI

RSUD H. ABDUL MADJID

BATOE

V

5 TEBO RSUD SULTAN THAHA V

6 SAROLAN

GUN

RSUD CHATIB QUZWAIN V

7 MERANGI

N

RSD KOL ABUNJANI V

8 KERINCI RSUD MAYJEN A.

THALIB

V

JUMLAH 5 3

Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah dalam Provinsi Jambi berjumlah

13 RS yang terdiri :

1. Rumah Sakit kelas B 2

2. Rumah Sakit kelas C 8

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 63

3. Rumah Sakit kelas D 3

Pada pendataan SDMK tahun 2018 diketahui dari 8 (delapan) RS kelas C,

belum ada yang benar-benar lengkap memenuhi tenaga dokter spesialis

minimal 4 dasar dan 3 penunjang seperti pada tabel diatas, sebagaimana

yang diamanahkan Permenkes No 56 tahun 2014 tentang Rumah Sakit.

Yaitu ada 5 yang terpenuhi dan 3 yang berlum terpenuhi. Akan tetapi 3

RSUD yang berlum terpenuhi tersebut bukanya tidak ada 4 dokter

spesialis dasar dan 3 spesialis penujang akan tetapi jumlahnya yang

belum memenuhi persyaratan permenkes Nomor 56 Tahun 2004

Pada pendataan SDMK tahun 2018 diketahui dari 8 (delapan) RS kelas C,

belum ada yang benar-benar lengkap memenuhi tenaga dokter spesialis

minimal 4 dasar dan 3 penunjang seperti pada tabel diatas, sebagaimana

yang diamanahkan Permenkes No 56 tahun 2014 tentang Rumah Sakit.

Yaitu ada 5 yang terpenuhi dan 3 yang berlum terpenuhi. Akan tetapi 3

RSUD yang berlum terpenuhi tersebut bukanya tidak ada 4 dokter

spesialis dasar dan 3 spesialis penujang akan tetapi jumlahnya yang

belum memenuhi persyaratan permenkes Nomor 56 Tahun 204

➔ Hambatan dalam melasanakan Tujuan

1. Masih Kurangnya SDM di dalam pengelolaan Program di bidang

Sumber Daya Kesehatan baik di Provinsi maupun Kab/kota

2. Belum Sinkronnya program dan kegiatan antara Provinsi dengan

Kab/Kota

➔ Terobosan yang Dilakukan :

1. Belum sinerginya pelaksanaan program antar lintas program pada

bidang- di dinas kesehatan Provinsi Jambi

2. Masih kurangnya pemanfaatan SDM Kesehatan sesuai dengan

kapasitas dan kompetensi yang dimiliki tenaga kesehatan

3. Tidak ada kewenangan Dinas Kesehatan dalam penempatan

tenaga kesehatan di Fasyankes

4. Program yang berada di bidang SDK belum menjadi Perioritas dan

hanya sebagai program pendukung saja.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 64

5. Terobosan yang ditempuh masing-masing Kabupaten/Kota

bervariasi, ada yang melalui kontrak daerah, kontrak sukarela dan

lain-lain sesuai dengan kebijakan Kabupaten/Kota masing-masing

6. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mengadvokasi pemerintah pusat

untuk mengalokasikan Tenaga Kesehatan bagi Kab/Kota yang

belum terpenuhinya 9 Jenis tenaga kesehatan melalui Program

Nusantara Sehat bebasis Individu maupun berbasis Tim

7. Pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan telah melakukan

novasi dengan membuka kesempatan pemenuhan tenaga

kesehatan di puskesmas melalui program nusantara sehat dan

penugasan khusus

8. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mengadvokasi pemerintah pusat

untuk mengalokasikan Tenaga Kesehatan bagi Kab/Kota yang

belum terpenuhinya 9 Jenis tenaga kesehatan melalui Program

Nusantara Sehat bebasis Individu maupun berbasis Tim

9. Memperkuat mekanisme pengurusan Surat Tanda Registrasi

Tenaga Kesehatan

10. Memperkuat koordinasi keterlibatan Institusi Pendidikan dalam

mendukung Percepatan Program Indonesia Sehat

11. Memfasilitasi percepatan penempatan Tenaga Nusantara Sehat

dalam peningkatan akses pelayanan Puskesmas di Kab/kota

dalam Provinsi Jambi

12. Memfasilitasi program Spesialistik di Rumah Sakit Umum Daerah

Kab/Kota dalam Provinsi Jambi

13. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap organisasi

Profesi dalam Provinsi Jambi

14. Memastikan/koordinasi dengan bendahara bahwa dana tersedia

tepat waktu sesuai dengan jadwal kegiatan

15. Menyurati permintaan Narasumber jauh hari sebelum pelaksanaan

kegiatan

16. Melakukan analisa penyerapan keuangan tiap triwulan

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 65

2.2.12. Program Peningkatan Balai Kesehatan Provinsi Jambi

Kegiatan Pembangunan dan pemeliharaan gedung bapelkes yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi

anggaran sebesar Rp.468.979.000.,- realisasi anggaran sebesar

Rp.464.049.500,- atau (98.95%)

Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Bapelkes yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi

anggaran sebesar Rp.241.520.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp.239.980.000,- atau (99.36%)

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran

sebesar Rp.1.000.695.500,- realisasi anggaran sebesar

Rp.899.579.611,- atau (89.90%)

Kegiatan peningkatan kelembagaan bapelkes yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran

sebesar Rp.713.945.500,- realisasi anggaran sebesar

Rp.643.880.674,- atau (90.19%)

2.2.13. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Dalam upaya pencapaian tujuan “Terwujudnya

Pengendalian Penyakit dan Masalah kesehatan Lainnya” yang

sasaran kinerjanya “Meningkatnya Pengendalian Penyakit”

dilakukan beberapa kegiatan dan program yaitu Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Adapun hasil yang

dilakukan :

Sistim Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan

sistem atau tools untuk memantau terjadi atau tidaknya

peningkatan kasus dari suatu penyakit terutama penyakit yang

berpotensial KLB (Kejadian Luar Biasa).

Untuk tahun 2018, semua KLB yang terjadi dalam Provinsi

Jambi dilakukan verifikasi < 24 jam. Kondisi ini dimungkinkan

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 66

karena kerjasama yang baik antara petugas surveilans yang ada

dalam setiap level, baik Puskeskesma, Kabupaten/Kota, dan

Provinsi Jambi.

Tabel

Frekuensi dan CFR KLB pada Kabupaten/Kota

dalam Provinsi Jambi Tahun 2017-2018

No Kab/ Kota

2017 2018

Frek

Jml

Kasus

Jml

Kematian

CFR

(%) Frek

Jml

Kasus

Jml

Kematian

CFR

(%)

1 2 7 8 9 10 7 8 9 10

1 Kerinci 2 55 0 0,00 0 0 0 0,0

2 Kt Sei. Penuh 2 26 0 0,00 1 6 0 0,00

3 Merangin 3 13 1 7,69 3 61 1 1,64

4 Sarolangun 3 19 0 0,00 2 30 0 0,00

5 Bungo 0 0 0 0.00 0 0 0 0,00

6 Tebo 1 7 0 0.00 0 0 0 0,00

7 Batang Hari 4 82 0 0.00 4 152 0 0,00

8 Ma. Jambi 7 104 0 0.00 4 17 1 5,88

9 Tanjab Barat 7 76 0 0.00 4 125 3 2,40

10 Tanjab Timur 3 60 0 0,00 1 9 0 0,00

11 Kota Jambi 3 110 0 0.00 1 5 0 0.00

Total 35 552 1 0,18 20 405 5 1,23

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 67

Berdasarkan Tabel terjadi penurunan jumlah KLB dari 35 KLB (2017)

menjadi 35 KLB (2018). Jumlah kasus juga menurun menjadi 350 orang

dari 552 kasus yang terjadi dari tahun sebelumnya. Namun angka Case

Fatality Rate (CFR) meningkat menjadi 1,23 pada tahun 2018 dari 0,18

pada tahun 2017

Grafik : Jumlah Kasus Alert dan Alert yang Menjadi KLB per

Kabupaten/Kota yang Memiliki KLB di Provinsi Jambi sampai Desember

2018

Sementara berdasarkan hasil SKDR pada tahun 2018, 931 alerts berhasil

diverifikasi kurang dari 24 jam dari total 990 alerts yang muncul dari

SKDR ( 94, 1%). Dua kabupaten yang masih kurang dalam melakukan

follow up terhadap alerts yang timbul dalam tahun 2018 adalah Kota

Sungai Penuh yang hanya 21% dan Kabupaten Muaro Jambi yang hanya

62%. Kabupaten/Kota lain sudah mampu memverifikasi alerts yang timbul

sesuai target kurang dari 24 jam.

Berdasarkan proporsi terjadinya KLB maka KLB Suspek Campak Klinis

memiliki prorporsi terbanyak selama tahun 2018, diikuti KLB Keracunan

Pangan. Kasus Tetanus Neonatorum terdapat satu kasus dengan CFR

sbesar 100%.

9066

4360 55

274

11392

101

82

14

9066

4360 54

269

11089 96

51

32 1 1

61

100 100 100 100 98 98 97 9795

62

21

0

20

40

60

80

100

120

0

50

100

150

200

250

300

BH MRNG SRLG TJBR BGO JBI TBO KRC TJTM MJBI SPNTOTAL ALER <24 JAM KLB % ALERT

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 68

Tabel

Kejadian Luar Biasa Berdasarkan Jenis Penyakit

di Provinsi Jambi Tahun 2018

No Jenis Penyakit Frekuensi Jumlah

Kasus

Meninggal

Dunia CFR

1 Keracunan

Pangan

9 294 2

1

2 Tetanus

Neonatorum

3 3 2

67

3 Suspek

Campak

5 77 0

0

4 DBD 1 21 1 5

5 Difteri 1 1 0 0

6 Diare 1 9 0 0

Jumlah 20 405 5 1,23

KLB hampir terjadi setiap bulannya selama tahun 2018 dan terbanyak

terjadi pada Desember (Grafik 2). Sedangkan pada bulan-bulan yang lain

frekuensi KLB yang terjadi antara 1-3 KLB, hanya pada bulan Februari

dan Juli yang tidak ada KLB.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 69

Grafik : Kejadian Luar Biasa berdasarkan Waktu Kejadian

di Provinsi Jambi Tahun 2018

Malaria

Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk di

Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang

menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi

karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa insektisida

yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor

potensial yang dapat menularkan dan menyebarkan malaria.

Malaria merupakan penyakit menular tidak langsung yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung

plasmodium di dalamnya. Plasmodium yang terbawa melalui gigitan

nyamuk akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia.

Penyakit malaria bisa menyebabkan demam, kedinginan, dan penyakit

seperti flu. Dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi dan

kematian. Kesakitan dan kematian akibat malaria di daerah endemis

dapat menyebabkan beban ekonomi yang cukup besar baik dari

pengeluaran langsung dari penderita maupun dari keluarga penderita

untuk biaya pengobatan, biaya transpor maupun pengeluaran tidak

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 70

langsung seperti berkurangnya pendapatan pada penderita maupun

absensi anak sekolah. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan

kekhawatiran bagi orang yang berkunjung ke wilayah endemis malaria.

Annual Parasite Incidence Malaria (API) Per Kabupaten/Kota

Di Provinsi Jambi Tahun 2018

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa API di

Provinsi Jambi pada tahun 2018 di semua kab/kota yang ada di provinsi

jambi sudah mencapai API kurang dari 1 per 1000 penduduk hal ini

menunjukkan bahwa Provinsi Jambi termasuk daerah dengan endemis

malaria rendah. Angka kesakitan Malaria per kabupaten/kota di Provinsi

Jambi pada tahun 2018 tertinggi adalah Kabupaten Tebo yaitu 0,28 per

1.000 penduduk, dan terdapat 4 (empat) kabupaten yang tidak terdapat

kejadian Malaria positif. Kabupaten/kota tersebut yakni;

Kerinci, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Kota Sungai Penuh.

Pada tahun 2014 sudah 3 kabupaten/kota yang mendapatkan

sertifikasi eleminasi malaria yaitu Kabupaten kerinci. Kota Sungai Penuh

dan Kota Jambi. Sedangkan pada tahun 2018 ada 3 kabupaten yg

diusulkan untuk assesment eleminasi malaria, yaitu Kabupaten Bungo,

Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Batanghari. Namun hanya ada 2

kabupaten yg lulus assesment dan akan diberikan sertifikasi eleminasi

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

00,04 0,039

0,006 0 0,009 0

0,28

0,0020,008 0

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 71

malaria pada hari malaria sedunia tahun 2019 yaitu Kabupaten Muaro

Jambi dan Kabupaten Bungo, untuk Kabupaten Batanghari sendiri akan

diusulkan kembali untuk assessment eliminasi malaria pada tahun 2019.

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes

dan ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab

yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, akral dingin,

sering kali desertai pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan,

kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah dan kesadaran

menurun.

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus

dengue. Virus ini termasuk dalam group B Arthropod Borne Viruses

(Arbovirusis) kelompok Flafivirus dari famili Flaviviridae yang terdiri

dari empat serotipe yaitu virus dengue-1 (DEN1), virus dengue-2

(DEN2), virus dengue-3 (DEN3), virus dengue-4 (DEN4). Keempat

jenis virus ini masing-masing saling berkaitan sifat antigennya dan

dapat menyebabkan sakit pada manusia. Keempat tipe virus ini

telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian

menunjukan bahwa dengue-3 merupakan serotipe virus yang

dominan menyebabkan gejala klinis berat dan penderita banyak

yang meninggal.

Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Jambi tahun 2018,

dilaporkan jumlah penderita DBD sebanyak 498 kasus dengan tidak ada

jumlah kematian. Incidence Rate (IR) tahun 2018 adalah < 49/100.000

penduduk.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 72

Tabel

JUMLAH PENDERITA & KEMATIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

DI PROVINSI JAMBI TH.2011 – 2018

Berdasarkan grafik diatas, menunjukkan bahwa Penderita &

Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di provinsi jambi pada tahun

2011 sebanyak 1879 penderita dan 40 meninggal. Pada tahun 2012-2013

mengalami penurunan, lalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan

pada tahun 2014 – 2016, kemudian mengalami penurunan pada tahun

2017-2018

2011 2012 2013 2014 2015 2016 20172018

(Oot)

Penderita 1879 994 638 1308 1354 1553 525 498

Meninggal 40 22 18 16 8 14 3 0

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 73

PERKEMBANGAN DBD 5 Tahun Terakhir

Perkembangan DBD 5 tahun terakhir dengan jumlah penderita

tertinggi pada tahun 2014 sebanyak 1308. Sedangkan, jumlah kematian

tertinggi terdapat pada tahun 2013 sebanyak 18, untuk Incidence Rate

tertinggi terdapat pada tahun 2016 sebesar 45.5/100.000 penduduk dan

untuk Case Fatality Rate tertinggi pada tahun 2013 sebesar 2.8.

DISTRIBUSI KASUS DBD MENURUT KAB/KOTA

DI PROV. JAMBI TH.2017 & 2018*)

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 74

Pada tahun 2017 Kasus DBD provinsi jambi sebanyak 525 kasus

dan 14.9/100.000 penduduk , kemudian mengalami penurunan pada

tahun 2018 sebanyak 496 kasus dan 14.1/100.000 penduduk.

➔ Hambatan Dalam Pelaksanaan Tujuan

Pada tahun 2018 dapat dikatakan berjalan lancar, semua krisis kesehatan

yang terjadi dapat difasilitasi dan dilaksanakan dengan baik berkat

kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

1. Masih ada petugas surveilans Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang

belum cakap melakukan kewajiban dalam melaporkan SKDR,

sehingga dirasakan perlu mengadakan pelatihan dan bimbingan yang

terarah dan berkesinambungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.

2. Petugas yang sering berganti di tingkat puskesmas maupun

kabupaten.

3. Pelaporan yang dikirim ke pusat belum semua diverifikasi dengan baik

oleh Dinkes Kabupaten/Kota sehingga masih ada dua kabupaten/kota

dengan verfikasi alerts < 24 jam di bawah rata-rata Provinsi.

4. Minimnya pendanaan yang ada di Kabupaten/kota dalam melakukan

verifikasi kasus ataupun Penyelidikan Epidemiologi bila ada kasus

yang diperlukan.

➔ Terobosan yang dilakukan

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk masa mendatang adalah:

a. Terbatasnya kemampuan petugas satgaskes Kabupaten/Kota

dalam penanggulangan krisis, hal ini dimaklumi karena program ini

sampai sekarang masih belum jelas keberadaannya pada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga kemampuan untuk melatih

masih tumpang tindih antara beberapa seksi dalam Dinas

Kesehatan di Kabupaten/Kota. Solusi mengenai kemampuan

petugas dapat dibantu pada saat melakukan asistensi teknis

ataupun monitoring dan evaluasi.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 75

b. Pendanaan minimal dalam program krisis kesehatan. Pentingnya

program ini membuat kegiatan krisis kesehatan tidak lagi sebatas

pertemuan atau refreshing. Pelatihan petugas kesehatan pada tiap

level menjadi hal mutlak jika Jambi menginginkan tim kesehatan

yang solid dalam membantu korban saat bencana terjadi.

2.2.14. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak

Menular

Pada tabel diatas terdapat 2 kegiatan yaitu Kegiatan

Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kegiatan

Pengendalian Kesehatan Jiwa dan Napza dengan anggaran biaya

masing-masing kegiatan Rp 885.685.000 dan Rp 145.070.000.

Untuk kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular realisasinya

mencapai 100% dengan output kegiatan Terselenggaranya

kebijakan Kawasan Tanpa Rokok pada 50% sekolah di

Kabupaten/Kota dan Pertemuan Evaluasi Pengendalian Kanker

(IVA dan Sadanis), sedangkan untuk outcomenya adalah seluruh

sekolah di kabupaten/kota menerapkan kawasan tanpa rokok dan

Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang di deteksi dini

kanker serviks dan kaker payudara. Di tahun 2018 persentase

realisasi kegiatan Pengendalian Kesehatan Jiwa dan Napza untuk

persentase keuangan mencapai 96.4% dan persentase fisiknya

mencapai 100%. Output dari kegiatan ini adalah terselenggaranya

pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 76

A. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

No Kab/Kota

Indikator Kinerja

Persentase kab/kota

yang puskesmas

melaksanakan pelayanan

terpadu (Pandu) PTM

Persentase kab/kota

yang melaksanakan kebijakan

kawasan tanpa rokok

(KTR) minimal 50%

sekolah

Persentase desa/kelurah

an yang melaksanaka

n kegiatan pos

pembinaan terpadu (pos bindu) PTM

Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang

dideteksi dini kanker serviks dan payudara

Persentase ODGJ berat yang

mendapatkan pelayanan

kesehatan jiwa sesuai standar

2018 2018 2018 2018 2018

Target

Capaian

target capaian

target

capaian

target capaian

target capaian

1 Kota Jambi

58% (12)

67% (8)

36,36% (168)

42% (70)

20% (10)

100% (51)

16%

(5.936)

60% (3.330)

100% 100%

2 Muaro Jambi

58% (12)

16% (2)

36,36% (131)

18,18% (24)

20% (11)

100% (51)

16%

(3.966)

30% (732)

100% 100%

3 Batang Hari

58% (10)

20% (2)

36,36% (128)

18,18% (23)

20% (20)

100% (96)

16%

(2545)

23% (3.647)

100% 100%

4 Tanjab Barat

58% (9)

22% (2)

36,36% (150)

51% (76)

20% (11)

100% (46)

16%

(2.986)

28% (515)

100% 100%

5 Tanjab Timur

58% (10)

20% (2)

36,36% (127)

52% (66)

20% (14)

100% (60)

16%

(2.143)

12% (1,546)

100% 100%

6 Merangin 58% (14)

13,8% (2)

36,36% (182)

16,4% (30)

20% (8)

100% (36)

16%

(3.440)

13% (268)

100% 100%

7 Sarolangun

58% (9)

22% (2)

36,36% (117)

18,18% (21)

20% (13)

100% (47)

16%

(2.610)

58% (939)

100% 100%

8 Tebo 58% (11)

18% (2)

36,36% (166)

50% (83)

20% (19)

100% (93)

16%

(3.138)

41% (798)

100% 100%

9 Bungo 58% (11)

18% (2)

36,36% (147)

54% (79)

20% (22)

100% (99)

16%

(3.220)

19% (3.767)

100% 100%

10 Sungai Penuh

58% (6)

31% (2)

36,36% (37)

10% (4)

20% (11)

100% (53)

16%

(880)

55% (303)

100% 100%

11 Kerinci 58% (12)

16% (2)

36,36% (378)

10% (38)

20% (12)

100% (21)

16%

(2.416)

7% (107)

100% 100%

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 77

Tabel di atas menggambarkan indicator kinerja realisasi kegiatan

pelaksanaan program dan kegiatan di seksi P2PTM. Pada tahun 2018

ada 5 (lima) program dan kegiatan yang direalisasikan, diantaranya

adalah pelaksanaan pelayanan terpadu (Pandu) PTM di puskesmas,

melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50%

sekolah, pelaksanaan kegiatan pos pembinaan terpadu (pos bindu) PTM,

perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan

payudara serta ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa

sesuai standar.

Persentase kab/kota yang puskesmas melaksanakan pelayanan terpadu

(Pandu) PTM pada tahun 2018 pemerintah menetapkan target capaian

sebesar 58%, namun persentase capaian masing-masing kabupaten/kota

mayoritas belum mencapai target yang telah ditetapkan kecuali Kota

Jambi dengan persentase capaian sebesar 67%.

Untuk persentase kegiatan Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah di Provinsi Jambi

tahun 2018 baru lima Kab/Kota yang capaiannya melebihi target yaitu

Kota jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung

Jabung Timur, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo, sedangkan 6

Kab/kota lainnya indikator capaiannya masih dibawah target yang

ditetapkan.

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan pos pembinaan

terpadu (pos bindu) PTM pemerintah menetapkan target pada tahun 2018

sebesar 20% dan untuk persentase capaian di seluruh kabupaten/kota

yang ada di Provinsi Jambi sudah sangat baik, dengan persentase

capaiannya sebesar 100%.

Pada tahun 2018 persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi

dini kanker serviks dan payudara pemerintah menetapkan target sebesar

16% dengan capaian target yang cukup baik, hampir semua

kabupaten/kota telah mencapai target, namun ada beberapa

kabupaten/kota yang belum mencapai target yang ditetapkan yaitu

Kabupaten Tanjab Timur, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 78

Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa

sesuai standar pada tahun 2018 persentase capaian target untuk kegiatan

ini sudah mencapai target di semua kabupaten/kota yang ada di Provinsi

Jambi dengan persentase sebesar 100%.

Diagram

Capaian Indikator Kegiatan Pandu PTM

Berdasarkan diagram diatas capaian indikator kinerja untuk Persentase

kab/kota yang puskesmas melaksanakan pelayanan terpadu (Pandu)

PTM pada tahun 2018, dengan capaian persentase tertinggi terdapat

pada Kota Jambi (67%) dan terendah pada Kabupaten Merangin (13,8%).

0

2

4

6

8

10

12

14

Target

Capaian

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 79

Diagram

Capaian Indikator Kegiatan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

di minimal 50 % sekolah

Berdasarkan diagram diatas capaian indikator kinerja untuk Persentase

kab/kota yang melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR)

minimal 50% sekolah tahun 2018, dengan capaian persentase tertinggi

terdapat pada Kabupaten Bungo (54%) dan yang terendah terdapat pada

Kota Sungai Penuh (10%) dan Kabupaten Kerinci (10%).

Tabel

Capaian Indikator Kegiatan Posbindu PTM

0

50

100

150

200

250

300

350

400

target

capaian

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 80

Berdasarkan diagram diatas capaian indikator kinerja untuk persentase

desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan pos pembinaan terpadu

(pos bindu) PTM tahun 2018 telah sangat baik karna untuk seluruh

kabupaten/kota telah melebihi target untuk setiap kabupaten/kota.

Diagram

Capaian Indikator Kegiatan deteksi dini kanker servik dan payudara

Berdasarkan diagram diatas capaian indikator kinerja untuk persentase

perempuan usia 30 – 50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan

payudara tahun 2018, dengan capaian persentase tertinggi terdapat pada

Kota Jambi (60%) dan terendah terdapat pada Kabupaten Kerinci (7%).

Tabel

Capaian Indikator Kegiatan ODGJ berat yang mendapatkan

pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 81

Berdasarkan diagram diatas capaian indikator kinerja untuk Persentase

ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar

sudah sangat baik untuk seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi

(100%).

Permasalahan Dan Solusi

Permasalahan

1. Kurangnya sosialisasi tentang bahaya kanker serviks dan kanker

payudara

2. Masih rendahnya kemauan wanita pada usia produktif untuk

pemeriksaan IVA dan Sadanis

3. Belum maksimalnya implementasi perda KTR Kab/Kota di

Lingkungan Sekolah, Lingkungan kantor Pemerintah dan Swasta,

Tempat Ibadah, Tempat pelayanan kesehatan, Area publik, tempat

bermain anak.

4. Belum terlatihnya seluruh petugas PTM di Puskesmas Kab/Kota

dalam pelatihan Pandu PTM

5. Kurangnya tenaga kesehatan jiwa di kab/kota maupun puskesmas

yang sesuai dengan tingkat pendidikan.

6. Kesiapan masyarakat memiliki pola pikir, mindset paradigma sehat

masih sangat rendah sehingga upaya promotif dan preventif menjadi

isu yang kurang diminati atau kurang menarik.

7. Kurangnya koordinasi antar program dan antar lintas sektor dalam

mengatasi persoalan kesehatan, juga ada kerjasama tetapi

seadanya.

8. Petugas yang sudah dilatih kesehatan Jiwa Puskesmas Kab/Kota

pindah tugas

9. Masih banyak masyarakat terutama keluarga yang kurang peduli

terhadap orang dengan gangguan jiwa sehingga banyak pasien jiwa

yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa

yang di pasung kembali setelah kembali kepada keluarganya.

10. Masih terdapat pasien jiwa yang putus obat.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 82

11. Beberapa IPWL belum memiliki tenaga Asessement dan tenaga

Verifikator

Solusi /Pemecahan Masalah

1. Diharapkan Dinas Kesehatan Kab/Kota melakukan upaya-

upaya akselerasi antara lain dengan melakukan kerjasama dan

koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor seperti

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kab/Kota, BKOW Kab/Kota,

BKKBN Kab/Kota, dll, dalam pencegahan dan pengandalian

penyakit kanker.

2. Diharapkan bagi Kab/Kota yang sudah mempunyai Perda

tentang KTR agar betul-betul dilaksanakan Kawasan Tanpa

Rokok (KTR) tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku,

sedangkan bagi Kab/Kota yang belum mempunyai Perda KTR

segera merealisasikan Perda tersebut.

3. Mengadakan pelatihan kapasitas kesehatan jiwa bagi tenaga

kesehatan di puskesmas , pelatihan deteksi dini dan

penatalaksanaan gangguan jiwa bagi tenaga kesehatan yang

belum terlatih, sehingga diharapkan mampu dalam

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ditingkat Kab/Kota

sampai puskesmas dan pedesaan.

4. Koordinasi dengan RS Jiwa Daerah dalam rangka pelayanan

kesehatan pasien ODGJ yang dirujuk dari Kab/Kota

5. Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor dalam

rangka pelayanan kesehatan jiwa.

6. Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat

(TPKJM) di Kab/Kota

7. Diharapkan peran masyarakat terutama keluarga harus

dominan dalam penanganan masalah kesehatan jiwa ini. Hal

utama yang paling diperhatikan adalah, jangan sampai pasien

jiwa rawat jiwa rawat jalan putus obat dan pasien kambuh

kembali.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 83

8. Semua puskesmas di Kab/kota dalam provinsi Jambi harus

memberikan pelayanan kesehatan jiwa, memberikan edukasi

terhadap keluarga dan masyarakat tentang penanganan pasien

jiwa.

9. Agar IPWL dapat melakukan rehabilitasi, Perlu dilaksanakan

pelatihan Assesment dan Verifikator bagi petugas yang ada di

IPWL.

10. Sosialisasi, Edukasi tentang bahaya narkoba lebih ditingkatkan

lagi di sekolah dan masyarakat.

11. Skrinning Urin Test Narkoba di ASN di Pemerintahan Provinsi

jambi

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan

1. Kegiatan Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi

anggaran sebesar Rp.876.804.554,- realisasi anggaran sebesar

Rp.821.602.600 atau (93.70%).

2. Kegiatan Pengendalian kesehatan jiwa dan napza yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar

Rp.145.070.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.139.135.400 atau

(95.91%).

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 84

2.2.15. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Proporsi Status Gizi Sangat Pendek Dan Pendek

Pada Balita Menurut Provinsi, 2013-2018

18 12,8 18,9

9,2

17,1

19

0

5

10

15

20

25

30

35

40

DK

I Jakart

a

Ban

ten

Bali

Nu

sa T

eng

gara

Ba

rat

Sula

we

si U

tara

Sula

we

si T

eng

ah

Sum

ate

ra B

ara

t

Jaw

a B

ara

t

IND

ON

ES

IA

Kep

ula

ua

n R

iau

Jam

bi

Kalim

an

tan B

ara

t

Malu

ku

Sum

ate

ra U

tara

Jaw

a T

imur

Pap

ua

Nu

sa T

eng

gara

Tim

ur

Aceh

Pendek Sangat pendek

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 85

NO KABUPAT

EN

STATUS GIZI

PENDEK KURUS MASALAH

2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017

1 KERINCI

33,2 36,1 35,0 6,8 10,7 6,5

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT -

KRONIS

2 MERANGI

N 30,1 25 25,4 13 6,7 17,2

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

3 SAROLAN

GUN 29,5 28,6 37,4 11,6 9,9 9,4

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

4 BATANG

HARI 24,7 26,4 28,1 14 10,3 7,5

AKUT -

KRONS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

5 MUARO

JAMBI 24,7 24,1 16,1 14 11 3,3

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS BAIK

6 TANJAB

TIMUR 22 24,8 21,5 27,2 9,6 11,2

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

7 TANJAB

BARAT 15,1 21,1 29,2 6,4 4,8 10,3 AKUT KRONIS

AKUT –

KRONIS

8 TEBO

23 30 24,1 9,6 12,1 12,2

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

9 BUNGO

33,5 27,6 21,9 15 11,1 9,8

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

10 KOTA

JAMBI 19,2 23,4 21,9 14,6 11 14,2 AKUT

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

11 SUNGAI

PENUH 30,4 31,2 27,6 5,3 9,7 14,6

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

12 PROVINSI 25,9 26,6 25,2 12 9,7 10,6

AKUT-

KRONIS

AKUT-

KRONIS

AKUT –

KRONIS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara kuantitas

permasalahan Gizi di Provinsi Jambi relatif turun namun secara

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 86

kualitas tidak ada perubahan, hanya kabupaten ma jambi yang

berubah.

Tabel

Gizi Pendek Berdasarkan Kelompok Umur

Hasil E-Ppgbm Tahun 2018

Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2017 -2018

PROGRAM/

KEGIATAN INDIKATOR

Target

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 (TW

III)

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Pembinaan

Perbaikan

Gizi

Masyarakat

1 % ibu hamil KEK yang

mendapatkan PMT

80,98

65%

90,10 80% 92,08

2 Persentase ibu hamil

yang mendapat Tablet

Tambah Darah (TTD)

71 90,08 90% 91,66 95% 65,66

3 Persentase bayi usia

s/d 6 bulan yang

mendapat ASI

56 73,75 44% 70,64 47% 67,49

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 87

eksklusif

4 Persentase bayi baru

lahir mendapat Inisiasi

Menyusu Dini (IMD)

45 73,60 44% 80,38 47% 84,01

5 Persentase balita

kurus yang mendapat

makanan tambahan

70 81,23 80% 92,88 85% 90,50

6 Persentase remaja

puteri yang mendapat

Tablet Tambah Darah

(TTD)

10 42,52 20% 29,09 25% 43,18

Sumber Laporan Bulanan Gizi

Masalah Program Gizi

Kepatuhan pengelola program Kab/Kota dalam menyampaikan laporan belum tepat waktu.

Rendahnya perhatian Kab/Kota terhadap kualitas data yang disampaikan.

Masih kurangnya konvergensi LS dalam upaya penanggulangan stunting

Solusi

Melakukan bimbingan teknis ke Kab/Kota.

Pertemuan evaluasi program.

Diupayakan adanya regulasi penanggulangan masalah gizi tingkat provinsi.

2.2.16. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Dalam upaya pencapaian tujuan “Terwujudnya Pengendalian

Penyakit dan Masalah kesehatan Lainnya” yang sasaran

kinerjanya “Meningkatnya Kualitas Kesehatan Lingkungan”

dilakukan beberapa kegiatan dan program yaitu Program

Kesehatan Lingkungan. Adapun hasil yang :

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 88

Tabel :

Persentase Kabupaten/Kota Memenuhi Kualitas Lingkungan Sehat

di Provinsi Jambi Tahun 2016-2018

Wilayah Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Provinsi Jambi 45,45 % 63,6 % 63,6 %

Kriteria Kabupaten/Kota dinilai memenuhi kualitas lingkungan

apabila telah mencapai minimal 3 indikator kesehatan lingkungan.

Pencapaian tahun 2018 sama dengan tahun lalu sebesar 63,6%,

telah mencapai target sebesar 30%. Kabupaten Kota yang belum

mencapai kualitas lingkungan antara lain Tanjab Timur, Muaro

Jambi, Merangin, dan Bungo.

Salah satu indikator kinerja bidang pelayanan kesehatan

masyarakat adalah meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan

yang dilihat dari persentase kab / kota yang memenuhi kualitas

lingkungan, dengan rincian seperti terlihat pada tabel berikut :

Kab/Kota yang Memenuhi Kualitas Lingkungan

Kab / Kota

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Terpenuhi

Tdk Terpenu

hi

Terpenuhi

Tdk Terpenu

hi

Terpenuhi

Tdk Terpenu

hi

Kota Jambi

V V V

Muaro Jambi

V V V

Batang Hari

V V V

Tanjab Timur

V V V

Tanjab Barat

V V V

Tebo V V V

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 89

Bungo V V V

Sarolangun

V V V

Merangin V V V

Sungai Penuh

V V V

Kerinci V V V

Kab/Kota dikatakan memenuhi kualitas lingkungan apabila sudah

memenuhi minimal 4 kriteria indikator kesehatan lingkungan.

Target untuk tahun 2018 sebesar 30 % sudah tercapai, dimana

capaian untuk tahun 2018 ini sebesar 63,6%. Walaupun masih

ada kab / kota yang belum memenuhi kualitas lingkungan, yaitu

Kab. Muaro Jambi, Tanjab Timur, Bungo dan Merangin.

Untuk mencapai target indikator bidang pelayanan kesehatan

masyarakat diatas, ada 12 indikator kesehatan lingkungan,

kesehatan kerja dan olahraga yang mendukungnya, yaitu :

1. Persentase Pengawasan Kualitas Sarana Air Minum (SAM)

Kegiatan pengawasan atau pemeriksaan kualitas SAM untuk

tahun 2018 di arahkan atau diprioritaskan kepada

pemeriksaan sarana komunal yang digunakan untuk

bersama-sama baik yang sudah ada kelembagaan badan

pengelola sarana penyediaan air minum dan sanitasi

(BPSPAMs) maupun yang belum ada kelembagaan.

Diharapkan pada level puskesmas dan atau kabupaten kota

dapat membentuk kelembagaan BPSPAMs tersebut.

2. Dasar Hukum dalam pelaksanaan kegiatan adalah

- Permenkes No. 492/MENKES/IV 2010, tentang

Pengawasan Kualitas Air Minum

- Permenkes No. 736/2010, tentang Tata Laksana

Pengawasan Kualitas Air Minum

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 90

- Peraturan Pemerintah No. 16/2005 Tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

3. Target untuk tahun 2018 sebesar 45%

Adapun rincian capaian target dari tahun 2016 s/d 2018 per kab / kota

dapat dilihat pada tabel berikut :

Kab / Kota % Pengawasan Kualitas Sarana Air Minum

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi 50 % 59,7 % 20,52 %

Sungai Penuh 65 % 100 % 0,87 %

Kerinci 25 % 100 % 8,78 %

Merangin 83,3 % 31,1 % 9,93 %

Sarolangun 28 % 35,3 % 13,67 %

Batang Hari 20 % 37, 7 % 10,98 %

Bungo 12,5 % 37,2 % 35,08 %

Tebo 35 % 100 % 23, 38 %

Muaro Jambi 70 % 86,0 % 32,34 %

Tanjab Barat 31,5 % 56,9 % 38,36 %

Tanjab Timur 40 % 100 % 18,75 %

Provinsi 41,8 % 74,1 % 15,4 %

Tahun 2016 target provinsi sebesar 35%, telah tercapai di angka 41,8%.

Demikian juga di tahun 2017 dengan target 40 % juga telah tercapai.

Tetapi ditahun 2018 dengan target 45 % belum tercapai, hanya diangka

15,4%. Hal ini dikarenakan untuk tahun 2018 capaian indikator sarana air

minum yang dilakukan pengawasan dilihat dari data sarana yang telah

diinput ke emonev PKAM.

Banyak permasalahan yang menjadi penyebab, diantaranya lemahnya

koneksi jaringan internet, kurangnya kemampuan petugas puskesmas

dibidang teknologi, dan masih ada puskesmas dan desa yang belum

terdaftar didalam emonev.

Alternatif pemecahan masalah yang telah dilakukan, petugas puskesmas

telah dilatih dan diberikan refreshing setiap tahun juga provinsi telah

mengajukan daftar puskesmas serta desa yang belum terdaftar didalam

emonev ke direktorat kesehatan lingkungan kementerian kesehatan RI

untuk diperbaiki.

1. Jumlah desa yang melaksanakan STBM

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 91

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan

untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan

masyarakat dengan metode pemicuan, ini merupakan salah satu

pendekatan kebijakan berbasis masyarakat.

Prinsip-prinsip yang mendasari STBM :

Keberpihakan terhadap kelompok miskin

Keberpihakan pada lingkungan

Tanggap kebutuhan

Kesetaraan jender

Pembangunan yang berbasis masyarakat

Non-subsidi bagi pembangunan fasilitas sanitasi dasar skala RT

Keberlanjutan

outcome yang diharapkan melalui pelaksanaan STBM sesuai

dengan Pilar :

Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi

dasar terutama pembuangan kotoran (jamban keluarga yang sehat)

sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air

sembarang tempat;

Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu

komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasara,

terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan),

sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar;

Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan

makanan yang aman di rumah tangga;

Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

Dasar Hukum dalam pelaksanaan kegiatan adalah

Peraturan Menteri Kesehatan R.I. NOMOR: 3 Tahun 2014 Tentang

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 92

Peraturan Preseiden RI Nomor 185 Tahun 2014 Tentang Percepatan

Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi

Kesepakatan bersama 5 Kementerian; Kementerian Kesehatan,

Perencanaan, Dalam Negeri, Pekerjaan Umum dam kementerian

Desa, tanggal 21 Maret 2018 tentang Pengarusutamaan STBM dalam

pencapaian akses sanitasi tahun 2019

Kantor Staf Kepresidenan RI, No. B-84/KSP/D.3/10/2018 tanggal 3

Oktober 2018, tentang Keberlangsungan sistem Pemantauan STBM

pada Situation Room Kantor Staff Kepresidenan.

Penilaian Indikator adalah di setiap desa dengan kriteria sbb :

Sudah dilakukan pemicuan

Ada Natural Leader

Ada Rencana Kerja Masyarakat

Semua Kriteria tersebut dilegalisasi atau disahkan oleh Lurah atau kepala

desa dalam bentuk surat ataupun keputusan.

Target jumlah desa yang melaksanakan STBM untuk tahun 2018

sebanyak 700 desa.

Jumlah desa yang melaksanakan STBM dapat dilihat pada tabel berikut :

Kab / Kota Jumlah desa yang melaksanakan STBM

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi 10 35 62

Sungai Penuh 9 13 14

Kerinci 26 81 87

Merangin 26 90 140

Sarolangun 81 153 156

Batang Hari 100 52 71

Bungo 88 81 116

Tebo 70 58 62

Muaro Jambi 70 80 87

Tanjab Barat 74 71 87

Tanjab Timur 31 31 44

Provinsi 585 745 926

Walaupun dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 target indikator

telah tercapai, namun masih ada kabupaten yang belum mencapai hasil

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 93

yang memuaskan. Dari 11 kabupaten kota hanya Kota Jambi yang telah

mencapai 100% desa melaksanakan STBM, dari 62 kelurahan yang ada,

semuanya telah pernah dilakukan pemicuan. Selanjutnya Kabupaten

Sarolangun, dari 158 desa/kelurahan yang ada telah 156 desa/kelurahan

yang telah melaksanakan STBM (98,7%).

Kabupaten/Kota terendah adalah Kota Sungai Penuh, baru 14

desa/kelurahan yang melaksanakan STBM dari 69 desa/kelurahan yang

ada, atau 20,28%.

Salah satu kendala adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan dari

petugas puskesmas untuk melakukan pemicuan didesa dan juga

kurangnya dukungan baik dana maupun komitmen dari pimpinan dan

lintas sektor / program.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah pelatihan atau orientasi

bagi petugas puskesmas untuk menambah keterampilan serta sosialisasi

dan advokasi kepada pimpinan dan lintas sektor / program terkait.

Persentase keluarga yang menempati rumah memenuhi persyaratan

kesehatan

a. Rumah merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan

hunian serta sarana pembinaan keluarga;

b. Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

Lubang ventilasi kamar tidur > 10% luas lantai

Jendela kamar tidur dibuka pada siang hari

Dinding rumah tidak lembab

Suhu udara dalam rumah adalah suhu kamar (110C-300C)

Lantai rumah tidak lembab

Pencahayaan dalam rumah pada siang ahri cukup baik

Lubang ventilasi dapur dapat berfungsi dengan baik

Kapadatan tidak boleh > 8 m2 (untuk 2 orang)

Tidak terdapat jentik nyamuk

Rumah dilengkapi ruang tidur

Jarak kandang ternak menimal 10 meter ( kalau ada kandang )

Kriteria kondisi rumah :

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 94

Kondisi rumah didasarkan atas Tingkat Resiko Pencemaran (TRP)

dengan jumlah skor (dari 11 item pemeriksaan) adalah :

Jika jumlah skor 1 – 4 :Tingkat resiko pencemaran rendah (memenuhi

syarat)

Jika jumlah skor 5 – 8 ;Tingkat resiko pencemaran sedang (tidak

memenuhi syarat

Jika jumlah skor 9 - 11 ; Tingkat resiko pencemaran tinggi (tidak

memenuhi syarat

Dasar Hukum dalam pelaksanaan kegiatan adalah :

UU RI No. 04 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman

UU RI No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman

PMK RI No 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara

Dalam Rumah

Kemenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan

Kesehatan Perumahan

Pedoman Teknis Penilaian/Pemeriksaan Rumah Sehat

Target untuk tahun 2018 sebesar 64% keluarga yang menempati rumah

sehat.

Kab / Kota % Keluarga yang tinggal dirumah MSK

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi 85 % 85,9 % 89,4 %

Sungai Penuh 87 % 96,9 % 96,9 %

Kerinci 45,8 % 14,6 % 74,0 %

Merangin 87,8 % 82,3 % 88,0 %

Sarolangun 45 % 75,6 % 59,0 %

Batang Hari 80,7 % 80,3 % 80,3 %

Bungo 65,6 % 67,6 % 66,6 %

Tebo 70 % 67,6 % 60,2 %

Muaro Jambi 80 % 69,6 % 71,2 %

Tanjab Barat 77,4 % 94,4 % 55,4 %

Tanjab Timur 62,8 % 67,8 % 50,3 %

Provinsi 71,6 % 73,2 % 78,3 %

Target tahun 2016, 2017 dan 2018 sebesar 60%, 62% dan 64% keluarga

yang tinggal dirumah yang memenuhi persyaratan kesehatan. Target

indikator telah tercapai sebesar 71,6%, 73,2% dan 78,3%. Dari indikator

ini tidak begitu banyak permasalah yang ditemukan, hanya saja untuk

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 95

perencanaan kesehatan kedepan belum kelihatan angka tingkat

pencemaran yang bisa didapat dari pengukuran kualitas lingkungan

rumah dengan memakai alat sanitarian kit. Kendalanya belum semua

puskesmas punya peralatan dan belum semua petugas puskesmas

mempunyai kemampuan untuk melakukan pengukuran kualitas

lingkungan.

Persentase Tempat- tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

Tempat-Tempat Umum adalah Tempat atau sarana yang diselenggarakan

oleh Pemerintah/Swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan

bagi masyarakat yang meliputi: Sarana pelayanan kesehatan (Saryankes

seperti Rumah Sakit Umum, Puskesmas dan tempat lainnya), Sarana

pelayanan pendidikan seperti Sekolah (SD dan MI, SLTP dan MTs, SLTA

dan MA) dan Pelayanan Umum (Pasar, Hotel, Tempat Rekreasi dll);

a. Prioritas pengawasan dan pembinaan untuk TTU adalah pada tempat

pelayanan jasa (jual beli) pada pasar tradisional yang ada di

kabupaten kota, dimana tahun ini di targetkan 13 pasar tradisional

(terlampir)

b. TTU yang dibina adalahTTU yang tidak memenuhi syarat kesehatan

hasilpemantauan penyelenggaraan kesehatan lingkungan TTU dan

dilakukan pembinaan lebih lanjut berdasarkan rekomendasi yang ada.

c. Mekanisme pengumpulan data :

Petugas Kesling (sanitarian) melakukan kegiatan pemantauan

dengan menggunakan formulir pemantauanPenyelenggaraan

Kesehatan Lingkungan TTU

Petugas Kesling (sanitarian) merekap hasil pemantauan

penyelenggaraan kesehatan lingkungan TTU

Petugas kesling (sanitarian) laporkan hasil pemantauan

penyelenggaraan keslling TTU dalam formulir Laporan Bulanan,

SP2TP

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 96

Kab / Kota % TTU yang MSK

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi 88 % 86,9 % 87,5 %

Sungai Penuh 91,5 % 94,5 % 96 %

Kerinci 11 % 57,1 % 52,1 %

Merangin 66,5 % 84,4 % 59,6 %

Sarolangun 30 % 30,7 % 34,0 %

Batang Hari 62,4 % 50,5 % 48,46 %

Bungo 6,8 % 53,5 % 68 %

Tebo 8 % 61,6 % 62,4 %

Muaro Jambi 54 % 81,5 % 72,8 %

Tanjab Barat 58,6 % 66,9 % 67,8 %

Tanjab Timur 70,9 % 20,5 % 67,3 %

Provinsi 49,8 % 68,7 % 68,7 %

Untuk tahun 2017 dan tahun 2018, target untuk tempat-tempat umum

yang memenuhi syarat kesehatan telah tercapai. Dimana target untuk

tahun 2017 sebesar 54% dan tahun 2018 sebesar 56% telah tercapai

dengan angka 68,7%.

Permasalahan yang ada untuk indikator tempat-tempat umum ini adalah

belum semua puskesmas memiliki peralatan untuk memeriksa kualitas

lingkungan tempat-tempat umum yang ada diwilayah kerjanya.

Puskesmas yang sudah diberi alat pun juga belum semua terampil untuk

menggunakan alat.Sehingga perlu refreshing latihan keterampilan

penggunaan alat kesling dan juga perlu dukungan pemerintah daerah

untuk pengadaan alat serta dukungan dana untuk pembelian reagensia.

Persentase tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat

kesehatan

Tempat Pengelolaan Makanan dan minuman (TPM)adalah Usaha

pengelolaan makanan yang meliputi: Jasaboga atau katering, rumah

makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan

jajanan.Masing-masing TPM tersebut dalam melaksanakan pengawasan

sesuai dengan buku pedoman.

a. Jumlah TPM yang terdaftar adalah Jumlah seluruh TPM yang tercatat

baik yang telah bersertifikat laik hygiene sanitasi maupun yang belum

memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi di wilayah kerja puskesmas dan

atau Kantor Kesehatan Pelabuhan

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 97

b. Prioritas tempat pengelolaan makanan dan minuman dapat ditujukan

pada tempat pengelolaan yang banyak digunakan/ dikonsumsi oleh

masyarakat luas seperti Depot Air Minum, Kantin dan Rumah makan.

c. Mekanisme pengumpulan data :

Petugas Kesehatan Lingkungan (Sanitarian) melakukan

pendaftaran TPM di wilker baik secara aktif maupun pasif

Petugas Kesehatan Lingkungan (Sanitarian) menginventarisir data

TPM yang ada di wilker yang terdaftar di Dinas Kesehatan

Kab/kota dan atau yang terdaftar di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Petugas Kesehatan Lingkungan (Sanitarian) merekap data TPM

yang terdaftar di wilayah kerjanya dalamformulir rekap TPM

puskesmas

Hasil rekap TPM yg terdaftar & TPM yg bersertifikat dimasukan

dalam Laporan Triwulan, SP2TP dan e monev HSP

Target untuk tahun 2018 sebesar 26 % tempat pengelolaan makanan

yang memenuhi syarat kesehatan

Kab / Kota % TPM yang MSK

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi 5,8 % 37,2 % 26,2 %

Sungai Penuh 45,8 % 78,6 % 45,8 %

Kerinci 13,8 % 28,4 % 27,4 %

Merangin 16,2 % 75,8 % 16,2 %

Sarolangun 5,9 % 41,5 % 14,9 %

Batang Hari 8,2 % 7,0 % 27,6 %

Bungo 28,6 % 5,0 % 22 %

Tebo 18,9 % 17,6 % 21,8 %

Muaro Jambi 14,8 % 19,2 % 34,4 %

Tanjab Barat 44,1 % 72,6 % 59,2 %

Tanjab Timur 21,2 % 56,0 % 21,3 %

Provinsi 20,3 % 36,3 % 28,4 %

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 98

Tahun 2018 indikator persentase tempat pengolahan makanan yang

memenuhi syarat kesehatan walaupun telah mencapai target, akan tetapi

masih jauh dari hasil yang memuaskan. Masih banyak tempat pengolahan

makanan yang belum memenuhi syarat kesehatan lingkungan, baik dari

segi hygiene sanitasi maupun bangunan fisiknya.

Memang tidak mudah untuk mencapai hasil maksimal, akan tetapi harus

terus diupayakan. Untuk tahun 2018 ini, hasil capaian juga dilihat dari

hasil pengawasan yang telah diinput ke emonev TPM yang telah

disediakan direktorat kesehatan lingkungan Kementerian Kesehatan RI.

Sehingga harus ada dukungan dari berbagai pihak agar pengawasan

tempat pengolahan makanan ini bisa dilakukan dengan maksimal untuk

mewujudkan keamanan pangan bagi seluruh masyarakat.

Persentase Rumah Sakit yang melakukan Pengelolaan Limbah Medis

Sesuai Aturan

Kegiatan umum ini merupakan semua tempat pelayanan kesehatan

diwajibkan untuk menmgelola limbah medis sesuai dengan aturan. Pada

tahun ini diprioritaskan tempat pelayanan kesehatan adalah rumah sakit

daerah.

a. Sarana Pelayanan Kesehatan adalah Rumah Sakit Umum Kabupaten

atau kota baik pemerintah maupun swasta, Klinik-klinik bidang

kesehatan, Puskesmas, dan lain-lain.

b. Pengelolaan limbah medis di sarana pelayanan kesehatan diupayakan

dengan menyiapkan perangkat lunaknya yang berupa peraturan-

peraturan, pedoman-pedoman dan kebijakan-kebijakan yng mengatur

pengelolaan dan peningkatan kesehatan dilingkungannya

c. Pembinaan dan pengawasan ke tempat Saryankes mengacu pada

pedoman atau peraturan yang ada dengan frekuensi pembinaan

minimal 1 tahun sekali.

d. Dasar Hukum dalam pelaksanaan kegiatan adalah :

UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 99

Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan

Bahan Berbahaya dan Beracun

Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan

Lingkungan

PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015 tentang Tata Cara dan

Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Target untuk tahun 2018 sebesar 28 % fasyankes melakukan

pengelolaan limbah medis sesuai aturan,

Kab / Kota % Fasyankes melakukan pengelolaan limbah medis

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi 73,3 % 73,3 % 63,2 %

Sungai Penuh - - -

Kerinci 0 % 100 % 100 %

Merangin 100 % 100 % 100 %

Sarolangun 100 % 100 % 100 %

Batang Hari 100 % 100 % 100 %

Bungo 100 % 28,6 % 50 %

Tebo 100 % 50 % 50 %

Muaro Jambi 0 % 33,3 % 33,3 %

Tanjab Barat 0 % 100 % 100 %

Tanjab Timur 0 % 0 % 100 %

Provinsi 60,0 % 63,9 % 70 %

Persentase rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis

sesuai aturan untuk tahun 2016 samapi dengan tahun 2018 sudah

mencapai target yang diharapkan. Pencapaian target ini memerlukan

kerjasama banyak pihak, dari seluruh pengelola fasyankes, pemerintah

daerah, lintas sektor dan lintas program sampai seluruh masyarakat

pengguna.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 100

Persentase Kab/Kota/Kawasan telah melaksanakan tatanan Kawasan

sehat

Kota Sehat adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakatnya, dengan mendorong terciptanya kualitas lingkungan fisik,

sosial, budaya dan produktivitas serta perekonomian, yang sesuai dgn

kebutuhan wilayah perkotaan tsb, yang dilakukan secara terus menerus,

melalui pemberdayaan potensi masyarakat, sehingga dapat mewujudkan

masyarakat yang berperilaku sehat di lingkungan yang aman, nyaman,

dan sehat.

Kabupaten sehat adalah suatu pendekatanuntuk meningkatkan

kemampuan masy. perdesaan secara terus menerus untuk hidup sehat,

dengan mendorong potensimasy, sektor terkait, swasta di sejumlah desa

dengan koordinasi forum di kecamatan, untuk meningkatkan kualitas

lingkungan, prasarana wilayah, akses akan pelayanan sosial, ekonomi &

kesehatan yang memadai, sehingga tercipta perdesaan yang aman,

nyaman, dan sehat.

Indikator Penilaian Sekurang-kurangnya memilih 2 tatanan, sesuai

dengan potensi sumber daya setempat;

1. Sekurang-kurangnya mencakup 60% kecamatan/kawasan

2. Setiap tatanan berada dalam satu kecamatan/kawasan

3. Setiap kecamatan sekurang-kurangnya meliputi 5 desa/kelurahan

4. Tiap tatanan sekurang-kurangnya melaksanakan 60% dari semua

kegiatan

5. Tiap tatanan telah terintegrasi aspek fisik, social/budaya, ekonomi, dan

kesehatan

6. Tiap kegiatan dapat dipilih sekurang-kurangnya 60% dari indikator yang

tersedia meliputi aspek lingkungan, sosbud dan kesehatan.

7. Setiap desa sehat melaksanakan 1 kegiatan

a. Dasar Hukum dalam pelaksanaan kegiatan adalah

KepMendagri No. 650/174 Tahun 1998 Tentang Pembentukan

Kelompok Kerja Pembinaan Pelaksanaan Program Kabupaten/Kota

Sehat

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 101

KepMendagri No. 650-185 Tahun 2002 Tentang Pembentukan

Kelompok Kerja Pembinaan Pelaksanaan Program Kabupaten/Kota

Sehat

Peraturan Bersama Mendagri Dan Menteri KesehatanNomor : 34

Tahun 2005 dan Nomor : 1138/MENKES/PB/VIII/2005Tanggal : 3

Agustus 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/Kota

Sehat

Penilaian Indikator adalah kabupaten atau kota yang telah

melaksanakan dan terbentuknya kelembagaan di kabupaten kota

Target untuk tahun 2018 sebesar 70% atau delapanKabupaten Kota

menyelenggarakan Kabupaten Kota Sehat

Kab / Kota Kab/Kota telah melaksanakan tatanan kawasan sehat

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi V V V

Sungai Penuh V V V

Kerinci V V V

Merangin - V V

Sarolangun V V V

Batang Hari - - V

Bungo V V V

Tebo V V V

Muaro Jambi - - -

Tanjab Barat - - -

Tanjab Timur - - V

Provinsi 54,55 % 63,6 % 81,8 %

Penilaian kawasan sehat tingkat nasional dilakukan setiap tahun ganjil.

Ditahun 2017 ada 5 Kab/Kota yang mengikuti penilaian tingkat nasional,

yaitu Kabupaten Kerinci, Sarolangun dan Tebo serta Kota Jambi dan

Sungai Penuh. Tetapi hanya Kota Jambi dan Kabupaten Tebo yang

mendapatkan penghargaan padapa.

Tahun 2018 ini yang merupakan tahun genap, merupakan tahun penilaian

tingkat provinsi untuk dimajukan ke penilaian tingkat nasional tahun 2019.

Untuk tahun 2019 ini ada 7 Kab/Kota yang mengikuti penilaian tingkat

nasional.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 102

Persentase Kab/Kota yang melaksanakan strategi adaptasi dampak

perubahan iklim bidang kesehatan (APIK)

Strategi Adaptasi Suatu usaha untuk merespon dampak perubahan iklim

dan sebagai refleksi kesiapan sektor terkait dalam menanggapi dan

antisipasi ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim melalui

program yang didasarkan pada proyeksi pembangunan masa depan

a. Daerah potensial atau daerah rawan bencana adalah sejumlah lokasi

atau tempat atau kawasan yang akan terkena dampak akibat

perubahan global baik langsung maupun tidak langsung, seperti :

daerah pantai, daerah bencana alam, daerah rawan kebakaran, daerah

kejadian luar biasa, dll

b. Strategi adaptasi merupakan suatu kegiatan yang meliputi kegiatan

preventif dan promotif dan di daerah potensial

c. Mekanisme pengumpulan data adalah melakukan Pemetaan populasi

dan daerah rentan perubahan iklim di wilayahnya:

Analisis penyebaran penyakit

Analisis perubahan/variabel iklim

Analisis faktor risiko lingkungan

Analisis faktor risiko sosial, ekonomi dan demografi

Analisis korelasi variabel diatas

Tabel Target untuk tahun 2018 sebesar 85% Lokasi Rawan

Bencana telah dilakukan Strategi APIK

Kab / Kota Strategi APIK

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi 70 % 72,7 % 100 %

Sungai Penuh 80 % 100 % 100 %

Kerinci 45 % 58,8 % 100 %

Merangin 34 % 100 % 100 %

Sarolangun 54,2 % 60,9 % 100 %

Batang Hari 100 % 71,4 % 100 %

Bungo 70 % 75 % 100 %

Tebo 100 % 35,3 % 100 %

Muaro Jambi 80 % 100 % 100 %

Tanjab Barat 100 % 100 % 100 %

Tanjab Timur 0 100 % 100 %

Provinsi 73,3 % 63,6 % 100 %

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 103

Semua Kab/Kota telah melakukan strategi adaptasi perubahan iklim

bidang kesehatan utk penanganan bencana di kab/kota.

Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar adalah upaya pelayanan yang

diberikan pada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna

(peningkatan kesehatan kerja pencegahan dan penyembuhan PAK &

PAHK serta pemulihan PAK & PAHK) oleh institusi pelayanan kesehatan

kerja dasar.

a. Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar adalah

puskesmas yang telah :

Memiliki kebijakan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja,

yang dikeluarkan oleh pimpinan Puskesmas;

Mempunyai tim K3 Puskesmas;

Implementasi K3 di Puskesmas minimal menerapkan

kewaspadaan standar (standart precaution);

Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan kerja

Puskesmas yang dibuktikan dengan Laporan Bulanan Kegiatan

Pelayanan Kesehatan Kerja (LBKK-1) Puskesmas.

Institusi (Puskesmas termasuk Puskesmas Pembantu, Poliklinik

Perusahaan/klinik yang setara dan pos UKK)

Sasaran : Masyarakat pekerja

Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Dasar

Pemeriksaan dan seleksi kesehatan calon pekerja

Peningkatan mutu dan kondisi tempat kerja

Penyerasian kapasilitas kerja, beban kerja dan likungan

kerja

Pemeliharaan Kesehatan , Konseling dan rehabilitasi medis

Page 104: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 104

Pembentukan dan pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam

pelayanan kesehatan kerja

Kab / Kota Puskesmas yg menyelenggarakan kesja dasar

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi - 65 % 85 %

Sungai Penuh 87,5 % 90,9 %

Kerinci 27,3 % 52,4 %

Merangin 54,2 % 62,5 %

Sarolangun 100 % 100 %

Batang Hari 64,7 % 94,4 %

Bungo 66,7 % 52,6 %

Tebo 89,5 % 100 %

Muaro Jambi 90,5 % 86,4 %

Tanjab Barat 93,8 % 100 %

Tanjab Timur 88,2 % 82,4 %

Provinsi 72,6 % 78, 3 %

Indikator ini dimulai dari tahun 2017. Indikator ini telah mencapai target

baik tahun 2017 maupun tahun 2018. Tahun 2017 target sebesar 60%

atau 114 puskesmas, telah tercapai 72,6%. Sedangkan untuk tahun 2018

target 70% telah tercapai sebesar 78,3%.

Jumlah Pos UKK yang Terbentuk di Wilayah PKM

Pos Upaya Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Pos UKK adalah

wadah untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat pada pekerja sektor

informal yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan

pendekatan utama promotif dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif

sederhana/terbatas.

Pos UKK Terintegrasi adalah Pos UKK yang dalam pelaksanaan kegiatan

dan substansinya dipadukan dengan program atau kegiatan kesehatan

lainnya yang terdapat pada kelompok pekerja dan bentuk peran serta

Page 105: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 105

masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor

risiko pada penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, pengendalian

penyakit menular dan tidak menular, pengendalian penyakit kesehatan

olahraga, kesehatan kesehatan lingkungan, yang dilaksanakan secara

terpadu, rutin dan periodik.

Tujuan pembentukan Pos UKK mewujudkan masyarakat pekerja yang

sehat dan produktif melalui:

Peningkatan pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan

kerja dan menerapkan PHBS dalam bekerja

Peningkatan pengetahuian kemampuan masyarakat pekerja untuk

menolong dirinya sendiri

Mendekatkan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh

kader, masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih

kesehatan kerja

Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja

terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan

a. Kader Ps UKK Terintegrasi melakukan pencatatan dan

pelaporan hasil kegiatan Pos UKK Terintegrasi secara manual.

b. Pencatatan dan pelaporan dilaporkan kepada Puskesmas

secara berkala.

c. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Pos UKK Terintegrasi

merupakan laporan hasil kegiatan bulanan.

Kab / Kota Jumlah Pos UKK yang terbentuk

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi - 8 8

Sungai Penuh 17 12

Kerinci 18 16

Merangin 0 0

Sarolangun 0 8

Batang Hari 4 16

Bungo 2 2

Tebo 0 7

Muaro Jambi 5 11

Tanjab Barat 9 15

Tanjab Timur 6 7

Provinsi 69 101

Page 106: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 106

Jumlah Pos UKK yang terbentuk juga telah mencapai target untuk

tahun 2018 sebanyak 47 pos UKK, telah tercapai sebanyak 101 Pos

UKK.

Persentase Fasilitas Pemeriksanaan Kesehatan TKI yang Memenuhi

Standar

Rumah sakit / klinik utama yang dapat melakukan pemeriksaan

kesehatan calon TKI harus mendapat penetapan dari Menteri Kesehatan

cq Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan setelah ada rekomendasi

dari Dinkes Provinsi.

a. Rumah sakit atau klinik utama yang akan ditetapkan harus

memenuhi persyaratan teknis yang meliputi:

Sumber daya manusia.

Sarana, Prasarana dan Peralatan.

Selain memenuhi persyaratan, rumah sakit atau klinik utama harus

melaksanakan kegiatan pemantapan mutu laboratorium, radiologi

dan upaya keselamatan dan kesehatan kerja sesuai ketentuan.

b. Kegiatan pemeriksaan kesehatan CTKI ke luar negeri meliputi :

Pemeriksaan kesehatan sebagai persyaratan umum

Pemeriksaan kesehatan khusus sesuai dengan permintaan

negara tujuan penempatan.

c. Penilaian kesehatan baik jasmani maupun rohani bagi CTKI,

disimpulkan dengan sehat (fit to work) atau tidak sehat (unfit to work)

oleh tim yang dipimpin dokter Spesialis Penyakit Dalam.

d. Standar Pemeriksaan :

Standar Pemeriksaan Fisik

Standar Pemeriksaan Jiwa

Standar Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan Laboratorium

dan pemeriksaan Radiologi

e. Pelaporan :

Pelaporan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada

Menteri cq. Direktur Jenderal dengan tembusan Menteri

Page 107: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 107

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kepala BNP2TKI, Kepala

Dinkes Provinsi, Kabupaten/Kota.

Sarana kesehatan juga harus memasukan data setiap hasil

pemeriksaan kesehatan CTKI dalam Sistem Online

Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Indonesia Kementerian

Kesehatan

f. Pembinaan dan Pengawasan :

Pembinaan diarahkan untuk:

menjaga dan meningkatkan kualitas pemeriksaan kesehatan

calon TKI;.

menjaga keabsahan Sertifikat Kesehatan yang dikeluarkan oleh

Sarana Kesehatan; dan

meningkatkan tanggung jawab dan peran serta institusi/lembaga

terkait dalam menjaga kesehatan calon TKI sebelum

keberangkatan.

Dalam rangka pengawasan, Menteri, Ka. Dinkes Prov, Kab./kota

dapat mengambil tindakan administratif terhadap Sarkes & Nakes

yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Menteri

ini sesuai dengan kewenangan masing-masing.

g. Dasar Hukum dalam pelaksanaan kegiatan adalah:

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 29 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Pemeriksaan Calon Tenaga Kerja

Indonesia (CTKI)

h. Penilaian Indikator :

𝐽𝑚𝑙 𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑠 𝑇𝐾𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

𝐽𝑚𝑙 𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑠 𝑇𝐾𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎𝑋 100%

Page 108: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 108

Target untuk tahun 2018 sebesar 100% dari jumlah fasilitas

kesehatan TKI yang ada di Provinsi Jambi. Hanya ada satu rumah

sakit di Provinsi Jambi yaitu RS Raden Mattaher.

Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Kesehatan

Olahraga pada Kelompok Masyarakat di Wilayah Kerjanya

Penyelenggaraan kesehatan olahraga di Puskesmas meliputi upaya

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.Program kesehatan olahraga

lebih banyak terintegrasi dengan upaya kesehatan lain baik upaya

kesehatan esensial maupun pengembangan.Puskesmas yang

menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga melalui pembinaan

kelompok olahraga dan pelayanan kesehatan olahraga di wilayah

kerjanya.

a. Pembinaan kelompok/klub olahraga dan instruktur olahraga di wilayah

kerja puskesmas yang meliputi :

Pendataan kelompok/klub olahraga

Pemeriksaan kesehatan pada kelompok

Penyuluhan kesehatan olahraga pada kelompok.

b. Pelayanan kesehatan olahraga, yang meliputi upaya kesehatan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terkait kesehatan olahraga

seperti :

Konsultasi kesehatan olahraga

Pengukuran tingkat kebugaran jasmani

Pelayanan cedera olahraga akut

Pelayanan kesehatan atlet pada event olahraga.

c. Ruang lingkup :

Pendekatan promotif diharapkan dapat meningkatkan

kebugaran jasmani dan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Pendekatan preventif diharapkan dapat mencegah timbulnya

penyakit atau penyulit akibat kurang gerak serta memperlambat

proses penuaan.

Page 109: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 109

Pendekatan kuratif diharapkan dapat memberikan alternative

untuk upaya penyembuhan penyakit (exercise is medicine).

Pendekatan rehabilitatif diharapkan dapat memulihkan

gangguan fungsi tubuh akibat penyakit dan kecacatan.

Kab / Kota Puskesmas menyelenggarakan Kegiatan Olahraga

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kota Jambi - 90 % 90 %

Sungai Penuh 100 % 100 %

Kerinci 23,8 % 90,5 %

Merangin 100 % 45,8 %

Sarolangun 100 % 100 %

Batang Hari 82,4 % 100 %

Bungo 88,9 % 57,9 %

Tebo 100 % 100 %

Muaro Jambi 90,5 % 95,5 %

Tanjab Barat 100 % 93,8 %

Tanjab Timur 100 % 94,1 %

Provinsi 87,2 % 80,3 %

Target telah tercapai, untuk tahun 2018 target 50 % telah mencapai 80,3 %.

➔ Hambatan dalam Pelaksanaan Tujuan

Dukungan pendanaan yang terlambat pada awal awal tahun,

sehingga harus mereview jadwal yang berkaitan dengan Lintas

Program dan Sektor, sehingga akan mempengaruhi capaian target

berjalan.

Program atau kegiatan yang menjadi issue Nasional belum menjadi

prioritas di kabupaten Kota seperti Limbah B3 dan Perubahan Iklim.

Terjadinya efisiensi pendanaan sehingga ada beberapa kegiatan yang

tidak bisa dikerjakan secara utuh sehingga tidak dapat terealisasi

Page 110: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 110

secara maksimal dan pada akhirnya mempengaruhi output atau

outcome.

Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten kota untuk sinkronisasi

program kegiatan belum optimal, sehingga dapat menghambat

kegiatan di lapangan.

Koordinasi Lintas program dan Sektor belum optimal, sehingga

rendahnya output yang akan dicapai.

Pada era otonomi daerah masih sering terjadi mutasi pegawai

(Penanggung Jawab Program) dengan frekuensi yang cepat dan

masih banyak penanggung jawab kesehatan lingkungan di berbagai

level tidak berdasar kompetensi, sehingga semua ini akan

mempengaruhi pelaksanaan dan kinerja program kesehatan

lingkungan.

➔ Terobosan yang Dilakukan

d. Memperkuat pembinaan kelembagaan. dengan mendorong peran

serta masyarakat dalam suatu wadah, misal Forum

Kabupaten/Kota sehat atau kelembagaan yang terkait baik

pemerintah maupun swasta.

e. Mendorong pengembangan dan penerapan hukum, terutama

Undang undang, PP, Standard di tingkat pusat dan Perda di

Kabupaten/kota.

f. Advokasi dengan menyediakan data evident based; Bina hubungan

lintas sektor, program dan NGOserta masyarakat dalam rangka

untuk menggerakan kepedualian semua pihak.

Page 111: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 111

2.2.17. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Capaian Indikator Kegiatan

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

No Indikator

Kinerja

Tahun 2017 Tahun 2018

Target Realisasi Target Realisasi

1 Jumlah

kabupaten/kota

yang

melaksanakan

minimal 5 tema

kampanye

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

2

Kab./Kota

11 Kab/Kota 2

Kab./Kot

a

11

Kab/Kota

2 Persentase

Kabupaten/Kota

yang memiliki

kebijakan

PHBS

60% 36% 70% 63,6 %

3 Persentase

Posyandu Aktif

50% 47,4% Tahun

2018

tidak

masuk

indikator

50,7 %

4 Persentase desa

yang

memanfaatkan

30% 17% 40% 41,82 %

Page 112: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 112

dana desa untuk

Upaya Kesehatan

Bersumberdaya

Masyarakat

(UKBM)

5 Jumlah dunia

usaha yang

memanfaatkan

CSR-nya untuk

program

kesehatan

4 4 16

(pusat)

4

6 Jumlah

organisasi

kemasyarakatan

yang

memanfaatkan

sumber dayanya

untuk

mendukung

kesehatan

4 4 12

(pusat)

10

Page 113: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 113

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA

2018

NO. KAB/KOTA

TINGKATAN / STRATA POSYANDU

JUMLAH

POSYANDU

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI AKTIF

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

TOTAL 274 1437 1320 440 3471 1760

1.Kerinci

2.Kota Sungai Penuh

3.Merangin

4.Tebo

5.Bungo

6.Sarolangun

7.Tanjab Barat

8.Tanjab Timur

9.Batanghari

10.Muara Jambi

11.Kota Jambi

37 147 96 4

13 47 19 0

78 154 127 99

16 126 113 57

41 135 93 13

0 176 139 25

28 154 77 31

40 127 89 26

0 70 121 107

14 143 192 37

7 158 254 41

13,0% 51,8% 33,8% 1,4% 100 35,2

16,5% 59,5% 24,1% 0,0% 19 24,1

17,0% 33,6% 27,7% 21,6% 226 49,3

5,1% 40,4% 36,2% 18,3% 170 54,5

14,5% 47,9% 33,0% 4,6% 106 37,6

0,0% 51,8% 40,9% 7,4% 164 48,2

9,7% 53,1% 26,6% 10,7% 108 37,2

14,2% 45,0% 31,6% 9,2% 115 40,8

0,0% 23,5% 40,6% 35,9% 228 76,5

3,6% 37,0% 49,7% 9,6% 229 59,3

1,5% 34,3% 55,2% 8,9% 295 64,1

7,9% 41,4% 38,0% 12,7% 50,7

284

79

458

312

282

340

290

282

298

386

460

Page 114: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 114

LAPORAN PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK UKBM

No KABUPATEN/KOTAJumlah

Kecamatan

Jumlah

Desa

Jumlah Desa yang

memanfaatkan

dana desa untuk

UKBM

% desa yang

memanfaatkan dana desa

untuk UKBM

2018

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Kerinci

Kota Sungai Penuh

Merangin

Tebo

Bungo

Sarolangun

Tanjab Barat

Tanjab Timur

Batanghari

Muara Jambi

Kota Jambi

16 285 25 9%

9 69 50 72%

24 215 120 56%

12 112 30 27%

17 153 153 100%

10 158 30 19%

13 120 51 43%

11 75 45 60%

8 111 46 41%

11 150 35 23%

11 62 0 0%

Provinsi 1399 585 41,82

Page 115: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 115

REKAP LAPORAN KEBIJAKAN PHBS KABUPATEN/KOTA

2018

No Kabupaten/KotaBentuk

KebijakanNomor dan Tahun Uraian

Keterlibatan

LP/LSTahunMendukung Sasaran

1

SK Bupati LS/LP 2017

Peraturan

BupatiLS/LP 2018

SK Bupati LP/LS 2018

PERDA LS/LP 2018

2

Kep Walikota Pembentukan Tim Terpadu Desa

PerPHBS Tk Kota Sungai Penuh

Tahun 2013

LP/LS 2013

Kep Walikota LS/LP 2013

PERDA P2PL/POLPP 2015

PERDAKESGA DAN

GIZI2016

Surat Edaran LS/LP 2017

PERWAKO Dinas Perkim 2017

Surat Edaran

Seluruh

SOPD dan

Masyarakat

Umum

2018

PERWAKO

Seluruh

SOPD dan

Masyarakat

Umum

2018

3Peraturan

BupatiGERMAS LS/LP 2018

4

Surat EdaranKesga DAN

GIZI2015

peraturan

BupatiLS/LP 2016

Surat Edaran LS/LP 2016

KEP bupati LS/LP 2016

Surat Edaran LS/LP 2018

SK Bupati LS/LP 2016

Surat Edaran LP 2018

Surat Edaran050/

/UMUM/2018LS/LP 2018

Surat Edaran050/

/UMUM/2018LS/LP 2018

Perbup LS/LP 2018

Kerinci

Kesling, PHBS

Gernas, PHBS

PHBS

PHBS

Kota Sungai

Penuh

PHBS

Capaian Desa Siaga

Aktif

Penurunan Sasaran

Perokok Aktif dan

PasifKIA

GERMAS

Lingkungan Sehat

GERMAS dan PHBS

GERMAS

Merangin Germas, dan PHBS

Tebo

ibu menyusui

masyarakat

dunia pendidikan

dunia pendidikan

DAN Masyarakat

masyarakat

masyarakat

ANAK DIDIK

Anak Sekolah

masyarakat

masyarakat

Tahun 2017Stop BABS dan Penetapan Desa

Siaga

No. 26 tahun 2018 Perbup Germas

No.

800/Kep.185/2018Tim Pembinaan Kabupaten Sehat

No. 1 Tahun 2018 Tentang Kawasan Tanpa Rokok

140/KEP513/2013

140/KEP94/2013

Penetapan Pokjanal Desa dan

Kelurahan Desa Siaga Aktif Tk Kota

Sungai Penuh

01 TAHUN 2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok

08 TAHUN 2016 IMD DAN ASI EKLUSIF

440/469/SE/SETDA.

KESRA.2/VI/2017GERMAS

07 Tahun 2018

Pencegahan dan peningkatan

kualitas tarhadap perumahan kumuh

dan pemukiman kumuh

426/23/I/DISKEPOR

A-3/2018

Kegiatan Senam Kesegaran

Jasmani (SKJ)

21 Tahun 2018 Tentang GERMAS

2018

441.1/1801/bupati/2

015

penyediaan ruang dukung menunjuk

dan penanggung jawab ruang asi

kawasan bebas tanpa asap rokok

441/1297/kesramas/

x/2016

dukungan program usaha

sekolah/madrasah

176 Tahun 2016 pembinaaan PHBS

445/promkes/dinkes

/2018

GERMAS gerakan makan buah dan

sayaur

Tahun 2016 pelaksanaan kampung KB

445/97/PROMKES/

DINKES/2018PHBS Di SEKOLAH

PHBS di Sekolah dan Madrasah

Gerakan Makan Buah dan Sayur

Draft PHBS Tatanan Rumah Tangga

Page 116: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 116

1. Dukungan pendanaan yang terlambat pada awal awal tahun,

sehingga harus mereview jadwal yang berkaitan dengan Lintas

Program dan Sektor.

2. Terlambatnya Petunjuk Teknis yang berkaitan dengan kegiatan

sehingga tidak dapat terealisasi secara maksimal.

3. Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten untuk sinkronisasi

program kegiatan belum optimal, sehingga dapat menghambat

kegiatan di lapangan.

4. Koordinasi Lintas program dan Sektor belum optimal, sehingga

rendahnya output yang akan dicapai.

5. Pada era otonomisasi masih sering terjadi mutasi pegawai

dengan frekuensi yang cepat dan masih banyak penanggung

5

perbup lp/ls 2016

Surat Edaran LP/LS 2018

Surat Edaran LS/LP 2018

Surat Edaran LS/LP 2018

SK LS/LP 2018

6

Perbup LS/LP 2013

Perbup LS/LP 2018

Perbup LS/LP 2018

Perbup LS/LP 2018

Perbup LS/LP 2018

7PERBUP

PHBS2016

8 Surat Edaran 2018

9 0 0

10 Surat Edaran 2017

Surat Edaran 2017

Perbub 2013

11

Bungo

dunia pendidikan

,perkantoran tempat

umumPHBS

PHBS

PHBS

PHBS

Sarolangun

masyarakat

GERMAS masyarakat

PHBS Di 5 Tatanan masyarakat

ASI Eksklusif ibu menyusui

Posyandu masyarakat

Tanjab Barat PHBS Di 5 Tatanan

Dinas

Pendidikan,kecamat

an dinas kesehatan

dan kepala desa

Tanjab Timur

Penyedian fasilitas tempat/ruangan

khusus yang memadai untuk

menyusui

Batanghari 0

Muara Jambi Kesling

Kesling

promkes

Kota Jambi

03 Tahun2016 kawasan tanpa rokok

441.7/1365/SE/Dink

es/2018

Dukungan Kebiijakan PHBS di

Rumah Tangga

441.7/1364/SE/Dink

es/2018

Dukungan Kebijakan PHBS di

Sekolah/Madrasah

441.7/1366/SE/Dink

es/2018

Upaya percepatan pencapaian

Desa/kelurahanODF

SK Tim Koordinasi Percepatan IVA

test tingkat Kab. Bungo

31/2013 Kawasan Tanpa Rokok

0

draft

draft

draft

72 Tahun 2016 LP/LS

0

LP

LP

ls

No. 1044 tahun

2018

0 0

443/34/SE/DINKES/

2017

Upaya percepatan pencapaian

Desa/kelurahanODF/buang air besar

sembarangan

443/35/SE/DINKES/

2017

Sinergisitas Program Lingkungan

bersih dan sehat(LBS) dan sanitasi

total berbasis

masyarakat(STBM)dengan program

55 tahun 2013 tgl 31

oktober 2013kawasan tanpa asap rokok

Page 117: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 117

jawab program di berbagai level tidak berdasar kompetensi,

sehingga semua ini akan mempengaruhi pelaksanaan program

solusi

NO MASALAH SOLUSI / FOKUS KEGIATAN

1 PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

1. KIE YANG TERUS MENERUS

2. PROGRAM KELAS IBU HAMIL DISETIAP

PUSKESMAS DAN DESA

3. PROGRAM KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

DIPERKUAT

4. SOSIALISASI PENGUATAN PEMBIYAAN DALAM

PERSALINAN (KEPESERTAAN

BPJS/PEMANFAATAN JAMPERSAL)

2 AKSES LAYANAN 1. MENDORONG KAB/KOTA MEMBUAT

PEMETAAN KEBUTUHAN TENAGA BIDAN DAN

MELENGKAPI SARANA PRASARANA UNTUK

PERSALINAN DI PUSKESMAS DAN DESA

2. REDISTRIBUSI TENAGA BIDAN

3. PENGUATAN KORDINASI LP DALAM

PEMBANGUNAAN INPRASTKTUR TERKAIT

AKSES LAYANAN KE FASKES

3 KUALITAS

LAYANAN

1. PENINGKATAN KAPASITAS BIDAN DAN

DOKTER MELALUI PEATIHAN-PELATIHAN

2. MENDORONG KAB/KOTA DAPAT MEMENUHI

MINIMAL 3 JENIS DOKTER SPESIALIS TERKAIT

KIA

Page 118: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 118

3. AKREDITASI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

4 KEBIJAKAN DAN

ANGGARAN

1. PENGUATAN ADVOKASI KEPADA

STAKEHOLDER TENTANG KEBIJAKAN

PENGANGGARAN PROGRAM KIA DISESUAIKAN

DENGAN PRIORITAS KABUPATEN/KOTA

5 KOORDINASI 1. PENINGKATAN KERJASAMA ANTAR LINTAS

PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR

2.2.18. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Penyusunan Perencanaan Program dan Anggaran yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi

anggaran sebesar Rp.409.615.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp.302.776.242,- atau (73.92%)

Kegiatan Rapat Kerja Kesehatan daerah (Rakerkesda) Provinsi

Jambi yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi,

dan alokasi anggaran sebesar Rp.391.708.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.389.397.000,- atau (99.41%)

Penerapan Komponen komponen SAKIP yang dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar

Rp.23.525.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.15.953.288,- atau

(67.81%).

Kegiatan Asistensi Pengumpulan dan Update data Program

Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp.77.946.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.77.946.000,- atau (100%)

Page 119: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 119

Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi

anggaran sebesar Rp.52.797.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp.45.495.584,- atau (86.17%)

Kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian dan Capaian Program

Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp.61.060.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.51.483.000,- atau (84.32%)

Penyusunan Laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja

SKPD yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi,

dan alokasi anggaran sebesar Rp.109.338.600,- realisasi

anggaran sebesar Rp.94.488.800,- atau (86.42%)

Kegiatan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang

Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp.146.730.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.100.185.000,- atau (68.28%)

2.2.19. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

Kegiatan Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan

Paramedis yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp.91.424.600,- realisasi

anggaran sebesar Rp.90.186.300,- atau (98.65%)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 2013, Tentang Pengangkatan dan Penempatan

Dokter dan Bidan sebagai tenaga kesehatan strategis. Bahwa

pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi

masalah distribusi dokter dan dokter gigi dengan pengangkatan

dan penempatan pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu

dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan kondisi

wilayah, lama penugasan, jenis pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain itu, Tenaga kesehatan strategis ditetapkan secara kolektif

untuk setiap Provinsi dengan menunjuk Kabupaten/Kota, kriteria

Page 120: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 120

dan lama penugasan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama

Menteri Kesehatan, dan dikirim kepada Gubernur melalui Kepala

Dinas kesehatan Provinsi. Berdasarkan keputusan pengangkatan

secara kolektif dari Kementerian Kesehatan, Gubernur melalui

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menetapkan keputusan

penugasan Bidan sebagai tenaga kesehatan strategsi secara

kolektif untuk setiap kabupaten/kota penugasan, kemudian

penempatan sebagai bidan di desa dan Surat Pernyataan

Melaksanakan Tugas (SPMT) kabupaten/kota berdasarkan

tanggal pengangkatan bidan sebagai tenaga strategis.

Untuk mendukung hal tersebut diatas, Dinas Kesehatan Provinsi

sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat berfungsi

sebagai Pembina Kabupaten Kota sesuai dengan Permenkes

nomor 7 Tahun 2013 BAB III perlu dilakukan monitoring evaluasi

secara berkala keberadaan tenaga kesehatan strategis

dilapangan dengan SK Kriteria Daerah Penempatan atau

SIMPEG (Sistem Informasi Kepegawaian), yang terkadang

dilapangan tidak sinkron dengan SIMPEG (Sistem Informasi

Kepegawaian), dan biaya perjalanan Dinas tersebut dibebankan

pada anggaran APBD Provinsi Jambi.

2.2.20. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang terdiri dari :

1. Kegiatan Penyediaan jasa surat menyurat yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

alokasi anggaran sebesar Rp.400.000,- realisasi anggaran

sebesar Rp.400.000,- atau (100%)

2. Kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan

listrik yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp.300.020.000,-

realisasi anggaran sebesar Rp.299.254.010,- atau (100%)

3. Kegiatan Penyediaan jasa administrasi keuangan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

Page 121: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 121

alokasi anggaran sebesar Rp.319.926.300,- realisasi

anggaran sebesar Rp.296.912.300- atau (92.81%)

4. Kegiatan Penyediaan Jasa Kesebersihan yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran

sebesar Rp.124.334.700,- realisasi anggaran sebesar

Rp.124.334.700,- atau (100%)

5. Kegiatan Penyediaan alat tulis kantor yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran

sebesar Rp.49.858.700,- realisasi anggaran sebesar

Rp.49.858.700,- atau (100%)

6. Kegiatan Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi,

dan alokasi anggaran sebesar Rp.19.000.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.19.000.000,- atau (100%)

7. Kegiatan Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan

bangunan kantor yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar

Rp.7.019.100,- realisasi anggaran sebesar Rp.7.019.100,-

atau (100%)

8. Kegiatan Penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar

Rp.12.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.12.000.000,-

atau (100%)

9. Kegiatan Penyediaan makanan dan minuman yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

alokasi anggaran sebesar Rp.40.000.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.39.930.000,- atau (99.83%)

10. Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dalam daerah dan

konsultasi ke luar daerah yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar

Rp.350.000.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp.346.979.017,- atau (99.14%)

Page 122: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 122

2.2.21. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1. Pengadaan kendaraan dinas/operasional yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

alokasi anggaran sebesar Rp.450.000.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.319.381.600,- atau (70.97%)

2. Kegiatan Pengadaan perlengkapan gedung kantor yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

alokasi anggaran sebesar Rp.8.000.000.,- realisasi

anggaran sebesar Rp.8.000.000,- atau (100%)

3. Kegiatan Pengadaan peralatan gedung kantor yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

alokasi anggaran sebesar Rp.213.500.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.204.780.700,- atau (95.92%)

4. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

alokasi anggaran sebesar Rp.51.840.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.51.589.049,- atau (99.52%)

5. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

dinas/operasional yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar

Rp. 197.280.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp.187.099.335,- atau (94.4%)

6. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung

kantor yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp. 78.300.000,-

realisasi anggaran sebesar Rp.78.294.000,- atau

(99.99%)

2.2.22. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Kegiatan Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

Page 123: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 123

alokasi anggaran sebesar Rp.199.820.000,- realisasi anggaran

sebesar Rp.199.820.000,- atau (100%)

2.2.23. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

1. Kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dan

alokasi anggaran sebesar Rp. 18.001.900,- realisasi anggaran

sebesar Rp.17.696.300,- atau (98.30%)

2. kegiatan bimbingan teknis implementasi peraturan perudang-

undangan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp.148.580.500,-

realisasi anggaran sebesar Rp.113.978.000,- atau (76.71%)

3. Kegiatan Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar

Rp.8.177.500,- realisasi anggaran sebesar Rp.8.177.500,- atau

(100%)

2.2.24. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan

capaian kinerja dan keuangan

Progran Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, Kegiatan penyusunan laporan prognosis

realisasi anggaran yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi, dan alokasi anggaran sebesar Rp.111.084.600,-

realisasi anggaran sebesar Rp.101.927.673,- atau (91.76%)

Untuk mencapai kinerja dan keuangan yang rapi dan tertib perlu

dilakukan Kegiatan Bintek Pengelola Keuangan dan Penataan

Aset Negara di 6 Kabupaten/Kota pada Dinas

Kesehatan dan Rumah Sakit, Pertemuan Pemutakhiran data

tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan dan Aset sehingga dapat

dihasilkan Sistem Pelaporan Keuangan dan Prognosi Realisasi

Anggaran serta Penyusunan Laporan Keuangan yang lebih tertib

sesuai dengan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 57 Tahun 2011

tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaaan Keuangan Daerah

Provinsi.

Page 124: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 124

Laporan realisasi APBD, selanjutnya disingkat dengan LRA,

adalah Laporan yang menyajikan informasi mengenai realisasi

anggaran pendapatan, belanja dan Pembiayaan dalam satu tahun

anggaran tertentu.

Kepala OPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan

keuangan OPD yang disampaikan kepada Badan Pengelola

Keuangan Daerah untuk digabung menjadi Laporan Keuangan

Pemerintahan Daerah.

Kegiatan pada Sistem Laporan Keuangan, Prognosis Realilasi

Anggaran, serta penyusunan laporan Keuangan merupakan

rangkaian dari kegiatan OPD untuk meningkatkan pengembangan

sistem pelaporan pencapaian kinerja dan keuangan.

Kita sebagai bagian dari penyelenggaraan pelayanan

dapat menyusun dan harus melakukan reformasi internal melalui

pengawasan atas tugas dan fungsi yang diemban, yang nantinya

manfaat yang diharapkan dari kegiatan tersebut salah satunya

efesien dan efektifitas dalam mencapai kinerja yang semakin

tinggi untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan

memberikan pelayanan yang berkualitas, menyenangkan, tidak

mengandung kesalahan serta mengikuti prodesur dan ketentuan

yang berlaku.

Kegiatan berupa bimbingan teknis pengelolaan administrasi

keuangan dan penataan aset di 6 kabupaten/kota bagi pengelola

keuangan dan pengurus barang pada Dinas Kesehatan dan

RSUD Kabupaten/Kota. Kegiatan ini dilaksanakan di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mengundang 15 orang

peserta dari pengelola keuangan, pengurus barang di Dinas

Kesehatan dan RSUD, narasumber dalam kegiatan ini adalah

Sekretaris dan Kasubbag Keuangan dan Aset Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi berupa pemaparan tentang cara-cara pengelolaan

dan penataan aset yang berupa barang milik negara dan barang

Page 125: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 125

milik daerah, pada tahun-tahun terakhir ini barang milik negara

harus dihibahkan ke barang milik daerah. Sesuai dengan PMK

No.89/PMK.06/2019 tentang Hibah adalah pengalihan kepemiliki

BMN dari Pemerintahan Pusat ke Pemerintahan Daerah.

Pertemuan dalam bentuk pemaparan dan diskusi serta Rencana

Tindak Lanjut (RTL),

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya

yang signifikan bagi kemajuan suatu wilayah dimasa datang dengan

mempertimbangkan isu-isu dan dinamika internasional, nasional maupun

regional. Isu – isu strategis yang harus menjadi perhatian OPD Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi untuk lima tahun mendatang adalah:

1. Sustainable Development Goals (SDGs)

2. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terkait dengan bidang

kesehatan

3. Peningkatan Akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui

standarisasi fasilitas pelayanan kesehatan

4. Jaminan Kesehatan Nasional untuk keluarga miskin yang belum

ditanggung oleh pusat dan kabupaten/kota

5. Pengendalian penyakit menular dan penyakit menular Triple Burden

6. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua

kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia

sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal dan kelompok

lansia?

7. Kesehatan Lingkungan

8. Pemenuhan dan peningkatan mutu SDM Kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan.

9. Pemanfaatan Dana Desa untuk Program Kesehatan di Desa.

10. Pelaksanaan upaya kesehatan harus terkait dengan kesetaraan

gender.

11. Penguatan Peran Provinsi sesuai dengan UU 23 Tahun 2014.

Page 126: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 126

12. Pengalokasian anggaran kesehatan bersumber APBD secara

bertahap mencapai 10%

13. Tata kelola pemerintahan masih memerlukan perbaikan terutama

dalam hal akuntabilitas dan pelayanan publik.

Adapun Isu Strategis yang dihadapi oleh Pembangunan bidang

Kesehatan Provinsi Jambi adalah :

a. Dalam lingkup pembanguan kesehatan secara keseluruhan

Peningkatan akses kesehatan

b. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

c. Peningkatan Perbaikan Gizi

d. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

e. Peningkatan Akses Air Bersih dan Air Minum serta Sanitasi yang

berkelanjutan.

Adapun permasalahan dibidang kesehatan adalah :

a. Pelayanan kesehatan yang berkualitas masih belum merata untuk

seluruh lapisan dan strata ekonomi dan sosial masyarakat. Pelayanan

kesehatan masih bersifat ekonomi dan sosial masyarakat. Pelayanan

kesehatan masih bersifat diskriminatif sehingga menyebabkan

disparitas status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah dan

antar tingkat sosial ekonomi serta gender.

b. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan

sehat.

c. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan

d. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan di Provinsi Jambi pada

saat ini masih belum memadai baik secara kuantitas maupun

kualitasnya. Sarana, prasarana dan tenaga kesehatan terpusat di Kota

Jambi sementara di sebagian besar ibukota kabupaten tidak memiliki

sarana, prasarana dan tenaga kesehatan yang memadai apalagi di

wilayah-wilayah terpencil.

e. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata. Jumlah

Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan belum memadai baik dari

Page 127: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 127

segi kuantitas maupun maupun kualitas dengan penyebaran yang tidak

merata.

f. Terbatasnya Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan.

g. Terbatasnya kegiatan untuk Perberdayaan Masyarakat.

2.4. Reviu Terhadap Rancangan Awal RKPD

Dengan diberlakukannya PP No. 38 Tahun 2007 tentang pembagian

urusan pemerintahan, antara pemerintah pusat, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota. Di mana Kab/Kota maupun

Provinsi mempunyai peran yang sangat besar, maka peran koordinasi

dan komunikasi menjadi sangat penting. Pada tahun 2017 yang lalu

masih banyak kegiatan yang dilaksanakan sampai ke tingkat kecamatan

maupun desa yang pembiayaannya berasal dari pusat sehingga

memerlukan birokrasi yang sangat panjang. Keberhasilan program tentu

saja ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia (SDM) sarana dan

prasarana yang ada di birokrasi baik di pusat, provinsi, kab/kota bahkan

sampai di kecamatan atau desa.

Selanjutnya perlu disadari bahwa paradigma baru pengelolaan

keuangan negara menuntut adanya perubahan yang mendasar dalam

pendekatan penganggaran. Berbagai perubahan ini membutuhkan

dukungan sistem penganggaran yang lebih responsive yang dapat

memfasilitasi upaya memenuhi tuntutan peningkatan kinerja, kualitas

layanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya. Salah satu upaya yang

perlu dilakukan adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam

pelaksanaan program dan kegiatan. Dan sangat penting juga untuk

memastikan bahwa pilihan program sebagai instrument kebijakan benar-

benar merupakan alternatif terbaik yang mencakup kegiatan-kegiatan

yang mencerminkan alternatif terbaik yang mencakup kegiatan-kegiatan

yang mencerminkan alternatif pendekatan paling efisien untuk

menghasilkan keluaran dan efektif dalam mendukung pencapaian

rencana program. Dengan demikian antara kebijakan, program/kegiatan

Page 128: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 128

dan subkegiatan harus merupakan sebuah rangkaian yang mencerminkan

adanya keutuhan konseptual.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

(1) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

(2) Program Upaya Kesehatan Perorangan

(3) Program Kesehatan Ibu dan Anak

(4) Program Kesehatan Anak Balita

(5) Program Peningkatan pelayanan kesehatan lansia

(6) Program Pelayanan Laboratorium Kesehatan

(7) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

(8) Program Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT)

(9) Program Pengawasan Obat dan Makanan

(10) Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

(11) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan

(12) Program Peningkatan Balai Kesehatan Provinsi Jambi

(13) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

(14) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak

Menular

(15) Program Perbaikan Gizi Masyarakat

(16) Program Pengembangan Lingkungan Sehat

(17) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

(18) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

(19) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

(20) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

(21) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

(22) Program Peningkatan Disiplin Aparatur

(23) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

(24) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan

capaian kinerja dan keuangan

Page 129: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 129

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional

Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 adalah

“Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”

dengan menekankan pada Lima Program Prioritas Pembangunan Nasional

RKP Tahun 2020.

1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) dan

Kesehatan Reproduksi

2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat

3. Peningkatan Pengendalian Penyakit

4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

5. Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan.

Dokumen RKP Tahun 2020 memuat hasil evaluasi pencapaian

prioritas Nasional (PN) RKP 2018, rancangan ekonomi makro, arah

pengembangan Wilayah, pendanaan pembangunan, prioritas

pembangunan Nasional, pembangunan Bidang, serta kaidah

pelaksanaan.dan tema dari RKP tahun 2020 ditujukan menjaga

keberlanjutn pencapaianhasil –hasil pembangunanRPJMN 2015-2019

dan Optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya dalam rangka RPJMN 2020-

2024.

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 disusun sebagai pedoman

pelaksaan bagi pemerintah pusat dan daearh yang berbasis sinkronisasi

perencanaan dan penganggaran. Pada Pemerintah Pusat, RKP Tahun

2020 dijadikan pedoman pada asaat K/L menjabarkan Prioritas Nasional

kedalam Rencana Kerja (Renja) K/L 2020 dan rencana kerja dan

anaggaran (RKA/KL) 2020 dengan pendekatan money follow Program

dan pendekatan tematik, Holistik dan integratif, dan Spasial (THIS), yang

Page 130: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 130

selanjutnya dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) Pada Pemerintah daerah, RKP

Tahun 2020 digunakan sebagai pedomandan menyusun Rencana kerja

Pemerintah Daearah (RKPD) Tahun 2020, yang kemudian dituangkan

dalam Rancangan Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (Raperda APBD) 2020.

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja OPD

Penetapan tujuan dan sasaran merupakan tahap terpenting dalam

perencanaan pembangunan yang menjadi dasar penyusunan kinerja

pembangunan daerah untuk lima tahun mendatang dalam rentang waktu

Tahun 2016-2021. Tujuan dimaksud merupakan penjabaran atau

implementasi dari pernyataan visi dan misi yang menunjukkan hasil akhir

jangka waktu tertentu.

Dengan memperhatikan permasalahan dan isu-isu strategis

daerah. Pernyataan tujuan harus menunjukkan suatu kondisi yang ingin

dicapai di masa mendatang dan juga diselaraskan dengan amanat

pembangunan. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yaitu hasil yang

akan dicapai secara nyata oleh Provinsi Jambi dari masing-masing tujuan

dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam suatu indikator

beserta targetnya.

Oleh karena itu, sasaran dinyatakan sesuai indikator secara

spesifik, fokus, terukur, dan dapat dicapai dengan indikator kinerja atau

tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan

selama 5 (lima) tahun. Setiap sasaran mencerminkan indikator kinerja

yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang.

Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka

ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada bidang Kesehatan

sebagai berikut :

Page 131: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 131

• Misi ke-2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

sehat, terdidik, berbudaya, agamis dan berkesetaraan gender

Untuk mencapai misi meningkatkan kualitas sumber daya manusia

yang sehat, terdidik, berbudaya, agamis dan berkesetaraan gender

dilaksanakan prioritas utama yaitu : membangun sumber daya

manusia yang berdaya saing, ditandai oleh penduduk laki-laki dan

perempuan yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan

masyarakat yang lebih baik serta adil dalam kerangka masyarakat

yang berbudaya dan agamis.

Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui

peningkatan kualitas kesehatan, dengan tujuan, sasaran sebagai

berikut :

Page 132: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 132

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Terwujudnya pelayanan kesehatan secara sinergis, terpadu, berkelanjutan, bermutu, terjangkau bagi masyarakat

Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat

Persentase kecamatan yang mempunyai FKTP (Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama) yang terakreditasi

13,18% 32,56% 49,61% 66,67% 83,72% 100%

Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai minimal 1 Rumah Sakit terakreditasi

10,00% 30,00% 50,00% 70,00% 80,00% 90%

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran

359 359 359 306 306 306

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup

34 34 34 24 24 24

Persentase puskesmas yang terakreditasi

13,18% 32,56% 49,61%

Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan

56% 79% 82%

Meningkatnya sediaan farmasi yang bermutu, bermanfaat, dan aman

Persentase Ketersediaan obat di Provinsi Jambi (DO= ketersediaan obat selama 18 bulan yaitu 12 bulan kebutuhan, 3 bulan cadangan (terjadinya KLB, 3 bulan waktu pengadaaan) /pelayanan kesehatan dasar (puskesmas)

70% 75% 80% 85% 90% 95%

Meningkatnya pembiayaan kesehatan

Persentase kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat tidak mampu yang ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jambi (35.100 jiwa tahun 2021)

100% 100% 100%

Persentase kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat tidak mampu yang ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jambi (20.600 jiwa tahun 2021)

19% 50% 70%

Terwujudnya sumber daya kesehatan yang proporsional, profesional

Persentase tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan minimal Diploma III Kesehatan

50% 55% 60% 63% 81% 100%

Persentase Tenaga kesehatan yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) di Fasilitas Kesehatan

100% 100% 100%

Page 133: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 133

3.3. Program dan Kegiatan

Dalam menetapkan Program prioritas dalam Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi 2016-2021 berdasarkan Permendagri No. 13

Tahun 2016 yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi (tufoksi) Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi yang Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran

dan strategi, maka program dan kegiatan pembangunan kesehatan di

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi yang disusun untuk kurun waktu 2016 –

2021 adalah sebagai berikut :

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

2 Terwujudnya Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan

Meningkatnya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana

Persentase penanggulangan KLB skala Provinsi dalam <48 jam

82% 85% 90%

Persentase screening PTM bagi penduduk

beresiko usia ≥15 s/d 59

Tahun secara kumulatif

40% 41% 42% 45,45% 54,55% 54,55%

Menurunnya angka kesakitan penyakit menular

Persentase Kab/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB Paru BTA Positif (Success Rate) minimal 85 %.

100% 100% 100%

Persentase Kab/Kota dengan API < 1 per 1.000 penduduk

73% 82% 91%

Persentase Kab/Kota dengan IR DBD < 49/100.000 penduduk

91% 91% 91%

Meningkatnya penanggulangan masalah gizi yang optimal

Prevalensi balita Gizi kurus (Wasted)

NA 8,7% 7,7% 6,7% 5,7% 4,2%

Prevalensi Baduta Gizi Pendek (Sturted)

NA 32,9% 30% 28% 25% 23%

Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK)

24% 23% 22%

Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan

Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas lingkungan sehat

20% 25% 30% 35% 40% 45%

Page 134: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 134

Kegiatan :

a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer

b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tradisional

c. Pelayanan Kesehatan Yang Bergerak (PKB) di Daerah Terpencil

Dan Sangat Terpencil (DTPK)

d. Penerapan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan

Keluarga (PIS-PK)

2. Program Upaya Kesehatan Perorangan

Kegiatan :

a. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan

b. Peningkatan Rumah Sakit Untuk Mendukung Program PONEK

c. Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit

3. Program Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan :

a. Perawatan Secara Berkala Bagi Ibu Hamil Bagi Keluarga Kurang

Mampu

b. Pertolongan Persalinan Bagi Ibu Dari Keluarga Kurang Mampu

c. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

4. Program Kesehatan Anak Balita

Kegiatan :

Pelatihan dan Pendidikan Perawatan Anak Balita

5. Program Peningkatan pelayanan kesehatan lansia

Kegiatan :

Pelayanan Kesehatan Lansia

6. Program Pelayanan Laboratorium Kesehatan

Kegiatan :

a. Kegiatan Pelayanan Balai Laboratorium Kesehatan

b. Pelayanan Peningkatan Pelayanan Laboratorium

c. Kegiatan Pengembangan Pelayanan Labkes BLUD

7. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Page 135: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 135

Kegiatan :

a. Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

b. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

c. Kegiatan Dana Alokasi Khusus Farmasi (DAK)

d. Kegiatan BOK Distribusi Obat dan e-Logistik (DAK Non Fisik)

8. Program Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT).

Kegiatan :

Peningkatan Penilaian dan Pengawasan Alkes dan PKRT

9. Program Pengawasan Obat dan Makana

Kegiatan :

Peningkatan Pengawasan dan Pemberdayaan

Konsumen/Masyarakat terhadap Obat, Keamanan Pangan dan

Bahan Berbahaya

10. Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Kegiatan :

a. Kegiatan Pengelolaan Jamkesda Provinsi

b. Kegiatan pengelolaan PHA dan DHA

11. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia (SDM) Kesehatan

Kegiatan :

a. Kegiatan Percepatan Peningkatan Kemapuan dan Kualifikasi

Tenaga Kesehatan Menjadi D III

b. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

12. Program Peningkatan Balai Kesehatan Provinsi Jambi

Kegiatan :

a. Kegiatan Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung Bapelkes

b. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Bapelkes

c. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan

d. Kegiatan Peningkatan Kelembagaan Bapelkes.

Page 136: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 136

13. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Kegiatan :

a. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kusta dan Frambusia

b. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit TB

c. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit HIV

d. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ISPA dan Pneumonia

e. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit DBD

f. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Malaria

g. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Filaria dan Kecacingan

h. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Zoonotik

i. Pencegahan dan Penanggulangan Krisis Kesehatan

j. Kegiatan Pembinaan dan Pemeriksaan Kesehatan Calon

Jemaah Haji

k. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hepatitis dan ISP

(Infeksi Saluran Percernaan)

l. Kegiatan Kewaspadaan Dini dan Respon

m. Penurunan Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) Tertentu

n. Pelaksanaan Imunisasi Rutin Bayi Dan Baduta

o. Penyediaan Fasilitas Kesehatan Bagi Penduduk Pada Kondisi

Kejadian Luar Biasa (KLB)

p. Penyediaan Fasilitas Kesehatan Bagi Penduduk Terdampak

Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana

14. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak

Menular (PTM)

Kegiatan :

a. Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

b. Kegiatan Pengendalian Kesehatan Jiwa dan NAFZA

15. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Kegiatan :

a. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin

b. Penanggulangan Kurang Energi dan Protein Anemia Gizi

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, dan Kurang Vitamin A

Page 137: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 137

c. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pencapaian Keluarga Sadar

Gizi

d. Penguatan Surveilans Gizi

e. Kegiatan Penguatan Intervensi Stunting (DAK)

16. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Kegiatan :

a. Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar

b. Pengamanan Limbah dan Radiasi

c. Penyehatan Udara Tanah Pangan dan Kawasan

d. Penyehatan Pangan

e. Kesehatan Kerja

f. Kesehatan Olahraga

17. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan :

a. Mengembangkan Strategi Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup

Bersih dan Sehat (Promosi Kesehatan Pada Fasyankes dan

Masyarakat)

b. Menggalang Komitmen Sektoral dalam Advokasi Kebijakan Publik

Berwawasan Kesehatan (Pengembangan UKBM, Jejaring dengan

Lintas Sektor, Kemitraan dengan Dunia Usaha dan Organisasi

18. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Kegiatan :

a. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Program dan Anggaran

b. Kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi

Jambi

c. Kegiatan Penerapan Komponen-Komponen SAKIP

d. Kegiatan Asistensi Pengumpulan dan update Data Kesehatan

e. Kegiatan pengembangan sistem informasi kesehatan

f. Kegiatan Diseminasi hasil penelitian dan capaian program

kesehatan

g. Kegiatan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD

h. Kegiatan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan kegiatan bidang

kesehatan

i. Kegiatan BOK Provinsi (DAK Non Fisik).

Page 138: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 138

19. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Kegiatan :

Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis

20. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Kegiatan :

a. Kegiatan Penyediaan jasa surat menyurat

b. Kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan

listrik

c. Penyediaan jasa administrasi keuangan

d. Penyediaan jasa kebersihan kantor

e. Penyediaan alat tulis kantor

f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan

kantor

h. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

i. Penyediaan makanan dan minuman

j. Rapat-rapat koordinasi dalam daerah dan konsultasi ke luar

daerah

21. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Kegiatan :

a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor

b. Pengadaan peralatan gedung kantor

c. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

e. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

22. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Kegiatan :

Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

23. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Kegiatan :

b. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan

c. Kegiatan pelayanan publik

d. Kegiatan Peningkatan ASN

24. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian

kinerja dan keuangan

Kegiatan :

Page 139: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 139

a. Kegiatan Pemutakhiran Data Laporan Keuangan Penataan Aset

di Lingkungan Diskes Provinsi Jambi

b. Pembinaan pengelola administrasi Keuangan dan Barang Milik

Negara.

BAB IV

PENUTUP

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan

oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil

kerja serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku

pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi telah menyusun

Rencana Kinerja Tahun 2020, yang mengacu pada RPJMD dan Renstra Tahun

Page 140: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 140

2016 – 2021. Penjabaran dari Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Nasional selama 1 (satu) Tahun.

Agenda-agenda strategis pembangunan kesehatan harus dijadikan acuan

dasar unit kerja terkait dan dijabarkan dalam visi dan misi unit kerjanya,

sehingga secara komprehensif rencana strategis ini dapat dijalankan secara

bersama-sama. melibatan seluruh unsur jajaran kesehatan di Provinsi Jambi

dalam kerja nyata dalam rangka menjabarkan visi dan misi Gubernur yang

merupakan modal yang paling penting, sehingga bukan hanya memiliki visi dan

misi yang paling utama tetapi bagaimana visi dan misi itu dituangkan dalam kerja

yang nyata untuk membangun Provinsi Jambi.

Prioritas Nasional Rencana Pembangunan Pemerintah Bidang

Kesehatan Tahun 2020 adalah “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk

Pertumbuhan Berkualitas” dengan menekankan pada Lima Program Prioritas

Pembangunan Nasional RKP Tahun 2020.

1. Peningkatan Kesehatan Ibu, anak,Keluarga Berencana (KB) dan

Kesehatan Reproduksi

2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat

3. Peningkatan Pengendalian Penyakit

4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

5. Penguatan sistem Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan.

Rencana Kinerja (Renja) ini merupakan dokumen perencanaan yang

bersifat Indikatif dan memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang

akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2020

dengan penekanan pada pencapaian sasaran program dan indikator prioritas

Nasional dan Daerah yang tertuang dalam Issu Strategis Program

Pembangunan bidang Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2020.

Dengan ini diharapkan pelaksanaan kewenangan Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi untuk mengadakan pelatihan, supervisi, monitoring dan evaluasi

terhadap kab/kota dapat dilaksanakan dengan baik dengan ketersediaan

pembiayaan yang cukup sesuai dengan usulan yang disampaikan. Sangat

diharapkan sinkronisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan yang ada di

Page 141: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 141

kab/kota dan secara administrasi keuangan harus efektif, efisien, transparan dan

akuntabel.

Demikianlah Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Tahun 2020 ini disusun, kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan

Rencana Kerja (Renja) ini disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Tentunya Renja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2020 ini dapat

dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang

tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan di lingkungan Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi.

Jambi, Otober 2019

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jambi

dr. SAMSIRAN HALIM

NIP. 19600517 198712 1 001

Page 142: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...Angka Kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 24 Data belum tersedia 2. Meningkatnya sediaan farmasi yang bermanfaat dan aman Persentase

Renja Tahun 2020 142