bab i pendahuluan 1.1 latar belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · bab i...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk pendidikan pra sekolah
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak
sebelum memasuki pendidikan dasar. Sebagaimana terdapat dalam Garis-
garis Besar Program Kegiatan belajar Taman Kanak-Kanak (GBPKBTK
1994) bahwa Taman kanak-Kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan
seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan
dalam keluarga dan pendidikan sekolah. Adapun tujuan program kegiatan
belajar anak TK adalah meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya. Kata kunci yang juga merupakan suatu keutuhan
dalam tujuan tersebut yaitu kata daya cipta atau dengan istilah lain
kreativitas.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan yang telah ada (Supriadi, 1994 dalam Rachmawati, 2005:15)
kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya namun membutuhkan
perhatian yang maksimal untuk dapat mengembangkannya secara optimal.
Dalam pengembangannya masih banyak ditemukan kesulitan yang
berkenaan dengan bagaimana mengembangkan kreativitas pada anak TK.
Kesulitan atau hambatan tersebut mungkin berasal dari program apa yang
seharusnya dikembangkan oleh guru, karakteristik guru seperti apa yang
dapat mengembangkan kreativitas anak usia TK serta strategi apa yang harus
dilakukan oleh guru agar dapat memfasilitasi berkembangnya kreativitas
anak.
Kreativitas hendaknya dikembangkan sejak usia dini, pada masa usia
Taman Kanak-Kanaklah waktu yang tepat untuk mengembangkan
2
kreativitas. Tetapi tidak semua anak usia Taman Kanak-Kanak dapat
mengoptimalkan kreativitasnya. Didalam kelompok B3 yang terdiri dari 27
anak dapat dikatakan hanya 40 % anak yang mempunyai kreativitas yang
baik. Namun 60 % sisanya adalah anak-anak yang kurang mampu
mengembangkan kreativitasnya.
Harapan agar anak usia Taman Kanak-Kanak mempunyai kreativitas
yang tinggi tidaklah sama dengan kenyataan yang ada, hal demikianlah yang
menjadikan masalah, maka menjadi tugas guru Taman Kanak-Kanak untuk
mengatasi hal ini.
Dalam rangka mengembang tugas dan tanggung jawab untuk
mengoptimalkan potensi kreativitas yang dimiliki oleh anak sehingga
mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka
miliki, maka diperlukan suatu upaya kreatif agar mereka dapat tumbuh
optimal dengan kondisi nyaman dan menyenangkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
“Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kreativitas anak melalui
bercerita”.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulis adalah untuk mengetahui strategi guru dalam
mengembangkan kreatifitas melalui bercerita di TK ABA I Rambipuji.
1.4 Kegunaan Penelitian
Pentingnya atau kegunaan observasi ini :
1. Bagi penulis
Hasil observasi ini nantinya dapat dijadikan bekal bagi penulis
sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak di Taman
Kanak-Kanak
3
2. Bagi Guru
Khususnya guru Taman Kanak-Kanak, hasil observasi dapat
menjadi alternatif dalam mengembangkan kreativitas anak didik di
Taman Kanak-Kanak.
3. Bagi Siswa – Orang Tua
Siswa dapat mengembangkan potensi kreativitas yang ada pada
dirinya.
Orang tua dapat membantu mengembangkan kreativitas anak
dengan memberikan dukungan dan dorongan pada anak
4. Bagi TK ABA I
Hasil observasi ini dapat digunakan sebagai sarana
mengoptimalkan kreativitas pada anak didik
1.5 Batasan Operasional
“Strategi mengembangkan” adalah cara yang digunakan memajukan,
menambahkan, meningkatkan, mengoptimalkan apa yang menjadi obyek
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kreatifitas
James J Gallagher (1985 dalam Rachmawati 2005 : 15) mengatakan
bahwa “Creativity is a mental process by which an individual creates new
ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fasion that is
novel to him or her” (kreativitas merupakan suatu proses mental yang
dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau
mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada
dirinya)
Lebih lanjut Supriadi (1994 dalam Rachmawati 2005 : 15)
mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreatifitas merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan
berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi dan integrasi
antara setiap tahap perkembangan.
Clark Monstakis (dalam Munandar 1995 dalam Rachmawati 2005 :
15) mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk
terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain. Pada umumnya
definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses dan
produk dan press, seperti yang diungkapkan oleh Rhodes yang menyebut hal
ini sebagai “Four P’s of Creativity : Person, Process, Press, Product”.
Keempat P ini saling berkaitan : Pribadi yang kreatif yang melibatkan diri
dalam proses kreatif dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari
lingkungan akan menghasilkan produk kreatif.
5
Adapun Semiawan (1997 dalam Rachmawati 2005 : 15)
mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk
memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Sementara itu Chaplin (1989 dalam Rachmawati 2005 : 15)
mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk
baru dalam seni, atau dalam permesinan atau dalam memecahkan masalah-
masalah dengan metode-metode baru.
Definisi berikutnya diutarakan oleh Csikzentmihalyi (dalam
Munandar, 1995), beliau memaparkan kreativitas sebagai produk berkaitan
dengan penemuan sesuatu, memproduksi sesuatu yang baru, daripada
akumulasi ketrampilan atau berlatih pengetahuan dan mempelajari buku.
Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,
metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis,
fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas dan diferensiasi yang berdaya
guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
2.2 Cara Meningkatkan Kreativitas Anak
Empat hal yang dapat mengembangkan kreativitas yaitu :
Pertama, memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun
kepribadiannya serta suasana Psikologis (Psycological
Athmosphere).
Kedua, menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak
untuk mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar
dan dimainkan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan
beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan kanan.
Cherry (1976) dan Ayan (2002 dalam Rachmawati 2005 : 15)
mengemukakan beberapa kondisi lingkungan yang harus
6
diciptakan untuk menumbuhkan jiwa-jiwa kreatif, sebagai
berikut :
a. Pencahayaan
b. Sentuhan warna
c. Seni dalam lingkungan
d. Bunyi dan musik
e. Aroma
f. Sentuhan
g. Cita rasa
Ketiga, peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya
ketika kita ingin anak-anak menjadi kreatif maka akan
dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan
stimulasi yang tepat pada anak. Beberapa hal yang dapat
mendukung peran guru dalam mengembangkan kreativitas siswa
adalah sebagai berikut :
a. Percaya diri
b. Berani mencoba hal-hal yang baru
c. Memberikan contoh
d. Menyadari keragaman karakteristik siswa
e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi dan
bereksplorasi
f. Positive thinking
Keempat, peran orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak. Utami
Munandar (1999 dalam Rachmawati 2005 : 15) menjelaskan
beberapa sikap orang tua yang menunjang tumbuhnya kreativitas,
sebagai berikut :
a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk
mengungkapkan
b. Memberi waktu pada anak untuk berfikir, merenung, dan
berkhayal
7
c. Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri
d. Mendorong anak untuk menjajagi dan mempertanyakan hal-
hal
e. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang
ingin dicoba, dilakukan dan apa yang di hasilkan
f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak
g. Menikmati keberadaannya bersama anak
h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
i. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja
j. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak
2.3 Bercerita
Aspek pengembangan anak usia dini pada lembaga Taman Kanak-
Kanak sangat luas dan hal tersebut dapat dicapai dengan pendekatan yang
beragam, salah satu diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan bercerita
sebagai implementasi metode bercerita. Metode bercerita merupakan salah
satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-Kanak melalui
cerita yang disampaikan secara lisan (Moeslichatun 1999 : 157 dalam Bachri
2005 : 11)
Kegiatan bercerita juga dapat mewarisi nilai-nilai budaya dan
kemanusiaan pada anak Moeslichatun (1999 : 26 dalam Bachri 2005 : 11)
menjelaskan bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak
Taman Kanak-Kanak melalui kegiatan bercerita guru dapat melakukan hal
untuk :
a. Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya
b. Mengkomunikasikan nilai-nilai sosial
c. Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan
d. Menanamkan etos kerja, etos waktu dan etos alam
e. Membantu mengembangkan fantasi fisik
f. Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak
g. Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak
8
Melalui perhatian yang terpusat pada guru yang menyampaikan
cerita anak akan mudah mengikuti pembelajaran yang disampaikan melalui
bercerita. Dan kajian teori belajar pengolahan informan terungkap bahwa
tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage and Berliner
dalam Dimyati 1994 : 40 dalam Bachri 2005 : 11)
2.4 Peran Bercerita dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
Menurut Rachmawati (2005 : 60 – 76) ada tujuh strategi
pengembangan kreativitas anak :
a. Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (Hasta karya
pada dasarnya hasil karya anak yang dibuat melalui aktivitas membuat).
Menyusun atau mengkontruksi ini akan memberikan kesempatan bagi
anak untuk menciptakan benda-benda buatan mereka sendiri yang belum
pernah ditemui, ataupun membuat modifikasi benda-benda yang telah
ada sebelumnya.
b. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi dalam permainan imajinasi
anak-anak dapat memperagakan situasi, memainkan peranannya dengan
cara tertentu, memainkan peran orang dan menggantinya bila tidak
cocok ataupun membayangkan suatu situasi yang tidak pernah mereka
alami.
c. Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi ide-ide kreatif sering kali
muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu terhadap sesuatu
d. Pengembangan kreativitas melalui eksperimen segala macam fenomena
alam dan berbagai hal permasalahan kehidupan mengundang berbagai
tantangan yang mendorong anak-anak untuk melakukan suatu percobaan
atas segala keingintahuan
e. Pengembangan kreatifitas melalui proyek, metode proyek ini merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk melakukan
pendalaman tentang satu topik pembelajaran yang diminati satu atau
beberapa anak (Katz 1991)
f. Pengembangan kreativitas melalui musik-musik merupakan sesuatu
yang nyata dan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia
g. Pengembangan kreativitas melalui bahasa (bercerita)
9
Yusuf (2001) menyatakan bahwa bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup
semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan
dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian,
seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat bilangan, lukisan dan
mimik muka. Sedangkan Smilansky dalam Beauty (1994) menemukan tiga
fungsi utama bahasa pada anak-anak yaitu :
1. Meniru ucapan orang dewasa
2. Membayangkan situasi (terutama dialog)
3. Mengatur permainan
Tiga fungsi kegiatan berbahasa ini dapat dilakukan di Taman Kanak-
Kanak melalui kegiatan mendongeng, menceritakan kembali kisah yang
telah didengarkan, berbagi pengalaman, sosiodrama ataupun mengarang
cerita dan puisi. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kreativitas dan
kemampuan bahasa anak dapat terkembangkan lebih optimal.
Menurut Mustakim (2005 : 121 – 170) untuk mengetahui peranan
cerita dalam mengembangkan kreativitas anak terlebih dahulu kita akan
mengetahui peranan cerita dalam pembentukan perkembangan anak. Tujuan
dari kegiatan penceritaan atau reproduktif cerita untuk memperoleh berbagai
manfaat perkembangan anak dari yang ditimbulkan oleh bentuk dan isi
cerita. Tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Perkembangan Bahasa Anak
Pada dasarnya berbahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Ada
dua hal yang harus diperhatikan untuk menetapkan anak mampu dan
terampil berbahasa dan berkomunikasi. Pertama, anak harus
mengucapkan kata-kata, sehingga segera dimengerti oleh orang lain.
Kedua, anak-anak harus memahami arti kata-kata yang diucapkannya
dalam menghubungkan dengan obyek-obyek yang diwakilinya.
Bilamana kedua kemampuan dan ketrampilan ini dikuasai, maka berarti
anakpun menguasai penyampaian hasil pikiran, perasaan atau kehendak
anak. Setelah dipahami perkembangan anak usia TK maka diungkapkan
bagaimana aplikasi penggunaan bahasa cerita terhadap perkembangan
bahasa anak.
10
2. Perkembangan Kognitif Anak
Tahapan ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Tahap berfikir anak teroganisasi
2. Tahap berfikir kompleks
3. Tahap berfikir konseptual
Apabila anak mulai berfikir egosentris dan beralih ke berfikir
obyektif. Ciri berfikirnya mewujudkan kompleksitas antara berfikir pada
tingkat kongkrit ke abstrak, simbol dan logik. Dihubungkan dengan
pembelajaran bercerita maka bahan cerita yang cocok untuk kegiatan
bercerita adalah cerita yang bersifat fantasi seperti horor, cerita yang
berkait dengan science, cerita binatang dan cerita petualangan.
Berdasarkan pada pengalaman setiap tingkat atau level, individu
dipersiapkan untuk mendengarkan lingkungan pengalaman yang berbeda
dan kebudayaan berbeda akan membentuk cara alami anak
meningkatkan proses kognitif.
3. Perkembangan Emosional Anak
Perkembangan emosi anak mengalami kebahagiaan dan
kesusahan, kebahagiaan artinya emosional anak berkembang secara
positif menuju kebahagiaan, sedangkan kesusahan berkembang secara
negatif. Pada masa bunyi ungkapan emosi berbentuk melalui prabicara,
yaitu ungkapan melalui gerak tangan, badan dengan suara gelak tawa
dan ungkapan melalui ekspresi wajah.
4. Perkembangan Moral Anak
Perkembangan moral biasanya dianggap sebagai proses
sosialisasi dimana orang dewasa mengajari anak-anak memahami apa-
apa yang benar dan apa yang salah. Perkembangan kognitif anak
bertanggung jawab atas perubahan perkembangan pikiran moral
5. Perkembangan Estetika Anak
Prinsip dasar estetika adalah keindahan sebagai pernyataan
perasaan dan pikiran. Dalam seni berceritapun yang dinilai adalah aspek
kemampuan orang mengkomunikasikan apa yang bicarakan berupa
tema, lafal, kata yang tepat dan wajar, intonasi kata atau kalimat,
ekspresi atau penghayatan dan penampilan.
11
6. Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku
yang sesuai dengan tuntunan sosial. Kemampuan perperilaku sosial atau
bermasyarakat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sosial.
Ternyata apa yang paparkan dalam penemuan penelitian, dalam
mengembangkan kreativitas anak di TK bercerita memegang peranan
penting, karena :
1. Bercerita merupakan suatu metode yang dilakukan guru untuk
mengembangkan kreativitas anak
2. Metode bercerita adalah metode yang tidak terlalu banyak
menggunakan biaya dalam penyampaiannya namun dapat langsung
mengena kepada sasaran
3. Metode bercerita mampu memberikan masukan pada perkembangan
bahasa anak, perkembangan kognitif anak, perkembangan emosional
anak, perkembangan moral anak, perkembangan estetika anak dan
perkembangan sosial anak
4. Bercerita mampu mengembangkan kreativitas anak dalam era
globalisasi ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara
bergantung pada sumbangan pemikiran yang kreatif berupa ide-ide
baru atau penemuan-penemuan baru. Untuk mencapai hal ini, sikap,
pemikiran dan perilaku yang kreatif perlu dipupuk sejak usia TK.
2.5 Prosedur Pembelajaran
Pada Garis-Garis Besar Program Kegiatan belajar Taman Kanak-
Kanak (GBPKB-TK) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
27 tahun 1990 tentang pendidikan pra sekolah, dengan program kegiatan
belajar (Hidayat, 2003 : 21 dalam Bachri 2005 : 9)
a. Program Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di TK dalam rangka
pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam
kegiatan sehari-hari yang meliputi pengembangan agama, moral
pancasila, disiplin, perasaan emosi dan kemampuan bermasyarakat.
12
b. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan
dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi
pengembangan kemampuan pendidikan agama, berbahasa, daya pikir,
daya cipta, ketrampilan dan jasmani (GBPKB TK, 1994 : 2)
Pendidikan di Taman Kanak-Kanak dikembangkan dengan berdasar
pada teori-teori pembelajaran yang menggunakan prosedur dan strategi
ilmiah untuk belajar, diantaranya adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan di Taman
Kanak-Kanak adalah metode yang sesuai untuk belajar anak usia dini.
Dengan demikian tidak semua metode pembelajaran yang berhasil
diidentifikasi dan dikembangkan oleh para ahli pembelajaran dapat
dipergunakan di Taman Kanak-Kanak. ( Bachri 2005 : 9)
Menurut Hidayat (2003 : 21 dalam Bachri 2005 : 9) metode
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Bercerita k. Metode Menyanyi
b. Metode Bercakap-cakap l. Metode Skolastik/Kinestesi
c. Metode Berdiskusi m. Metode Bermain
d. Metode Tanya Jawab n. Metode Wisata Bermain
e. Metode Mengucapkan Syair o. Metode Proyek/Kerja Kelompok
f. Metode Dramatisasi p. Metode Gerak dan Lagu
g. Metode Pemberian Tugas q. Metode Senam
h. Metode Praktek Langsung r. Metode Menari
i. Metode Demonstrasi/Eksperimen s. Metode Permainan Musik
j. Metode Pantonim t. Metode Atraktif
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah
diskriptif kwalitatif
3.2 Populasi/Responden
Penelitian ini dilakukan di kelompok B3 TK ABA I Rambipuji. TK
ABA I Rambipuji merupakan salah satu TK favorit di Kecamatan
Rambipuji, TK ini adalah amal usaha Aisyiyah Cabang Rambipuji yang
merupakan kesatuan istri-istri Muhammadiyah, yang berdiri sekitar 33 tahun
yang lalu dan dikelola oleh Majlis Dikdasmen Cabang Rambipuji.
3.3 Metode Penggumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penyusunan tugas akhir ini digunakan
tehnik pengumpulan data yaitu :
1. Observasi
Tehnik ini dilakukan oleh penulis dengan cara pengamatan
langsung dan pencatatan secara sistematis
2. Wawancara
Merupakan tehnik kedua yang dilakukan oleh penulis kepada
guru-guru yang ada di TK ABA I Rambipuji. Wawancara adalah tehnik
yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden untuk memperoleh dan mendapatkan data dari responden
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
14
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Data Hasil Observasi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui metode observasi
terhadap 27 anak didik di kelompok B3 TK Aisyiyah Bustanul
Athfal I Rambipuji kemudian dimasukkan dalam 17 aspek (ada pada
lampiran 1) kreativitas anak yang dikategorikan baik atau kurang.
3.4.2 Data Hasil Wawancara
Adapun wawancara dilakukan pada masing-masing Staf
pengajar dengan 4 aspek (ada pada lampiran 2) yang dikategorikan
ya atau tidak.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tentang TK ABA I Rambipuji
4.1.1 Gambaran Umum Tentang Staf Pengajar TK ABA I Rambipuji.
Tabel Staf Pengajar TK ABA I Rambipuji
No Nama Guru Tempat
Lahir
Ijzah
Terakhir
Pangkat
Jabatan
Bekerja di
TK sejak
Mengajar Ket
A B
1 Lathifah
Hanum, MM
Bangil,
03-08-1946
DII
1996 Kep TK 01-06-1984 - -
2 Dewi
Sukarningsih
Jember,
25-10-1957
SMP
1973 Guru 17-07-1989
3 Yuliana Jember,
18-08-1968
SPGTK
1988 Guru 17-07-1988
4 Novita Jember,
05-01-1980
DII PGTK
2005 Guru 17-07-2003
5 Dina
Rahmawati
Jember,
12-05-1984
SMK
2003 Guru 24-07-2004
6 Ida Winarni Jember, SMK
2006 Guru 01-03-2007
7 Nurul Aini Jember,
13-04-1986
SMA
2005 Guru 01-05-2007
Ibu Hanum selaku Kepala TK ABA I Rambipuji, beliau
mengabdi di TK ABA I Rambipuji hampir 21 tahun. Latar belakang
pendidikannya DII Tarbiyah di STAIN lulus pada tahun 1996.
Sebelum mengajar di TK ABA I Rambipuji, beliau pernah mengajar
SD, SMP dan SMA Swasta di Dorowati, Surabaya. Pada tahun 1974
beliau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan mengajar di SD 4
Kencong (tahun 1981). Tahun 1982 Ibu Lathifah Hanum pindah ke
Jember dan mengajar di MI Miftahul Ulum. Tahun 1984 beliau
mulai mengajar di TK, waktu itu belum menjadi Kepala TK dan
muridnya waktu itu adalah 33 siswa. Setelah menjabat menjadi
Kepala Sekolah hingga sekarang, beliau berusaha terus menerus agar
sekolah TK ABA I Rambipuji menjadi TK yang maju dan terbaik.
Terbukti dengan jumlah siswa yang awalnya hanya 33 siswa, dari
tahun ke tahun bertambah terus, hingga sekarang mencapai 180
16
siswa yang sekolah di TK ABA I Rambipuji. Di TK ABA I
Rambipuji menjadi TK yang diminati banyak orang karena hasil
perjuangan Ibu Hanum.
Ibu Dewi Sukarningsih selaku Guru di TK ABA I Rambipuji,
termasuk guru senior dan tertua dari guru yang lainnya. Latar
belakang pendidikannya hanya lulusan SMP, yang lulus pada tahun
1973. Ibu Dewi sebelumnya sudah berpengalaman mengajar di TK,
sebelum mengajar di TK ABA I Rambipuji, yaitu mengajar di TK
Banyuwangi. Dengan pindahnya ke Jember dan dengan pengalaman
yang dimiliki, yaitu mengajar di TK Banyuwangi, Ibu Dewi
mencoba ikut tes untuk menjadi guru di TK ABA I Rambipuji dan
akhirnya diterima pada tahun 1989, dan beliau mulai mengajar pada
tahun itu juga.
Ibu Novita yang akrab di sapa Bu Novi pada saat pertama
mengajar di TK ABA I Rambipuji beliau masih dalam pendidikan
DII PGTK di Universitas Muhammadiyah Jember, karena ijazah
terakhir beliau SMA. Setelah tamat dari DII PGTK pada tahun 2005
beliau eksis di TK ABA I Rambipuji.
Ibu Dina Rahmawati, selaku guru di TK ABA I Rambipuji,
memiliki latar belakang yang hanya lulusan SMK. Karena ada
dorongan dari orang tua dan mempunyai motivasi yaitu senang
terhadap anak kecil akhirnya menjadi guru TK di TK ABA I
Rambipuji pada tanggal 24 Juli 2004. Dan sekarang masih
menempuh DII PGTK di UNMUH Jember.
Ibu Ida mempunyai latar belakang pendidikan SMK 2006
namun karena keinginan yang kuat beliau mengikuti tes untuk
menjadi guru di TK ABA I Rambipuji dan berhasil menjadi staf
pengajar di TK ABA I Rambipuji.
Ibu Nurul Aini beliau mempunyai latar belakang pendidikan
SMA namun pada saat ia mengikuti tes mengajar di TK ABA I
Rambipuji beliau masih menempuh DII PGTK di UNMUH Jember.
17
4.1.2 Gambaran Geografis TK ABA I Rambipuji
4.1.2.1 Letak Geografis TK ABA I Rambipuji
Penelitian di TK ABA I Rambipuji yang beralamat
di Jl. Gajah Mada No. 27 Rambipuji di sebelah barat
Kantor Kapolsek Rambipuji dan di sebelah Timur
Lapangan (Alun-alun) Rambipuji. Karena letaknya strategis
berada di pinggir jalan yang setiap waktu dilalui angkutan
umum, maka untuk dapat sampai letak TK ABA I
Rambipuji orang tidak akan sulit. Adapun disebelah kanan
dan kiri TK ABA I Rambipuji adalah rumah penduduk
yang padat, bahkan halaman sekolahpun jadi satu dengan
halaman rumah penduduk.
4.1.2.2 Jarak TK ABA I Rambipuji dengan Kota Kecamatan
Jarak antara TK ABA I Rambipuji dengan kota
Kecamatan tidaklah jauh, kurang lebih 500 m berada di
sebelah Timur Lapangan (Alun-alun) Rambipuji dan juga
letak TK ABA I Rambipuji berada di daerah pusat
Kecamatan dan Sentral pembelajaran Kecamatan
Rambipuji. Jadi dapat dikatakan bahwa TK ABA I berada
di tengah pusat kota Kecamatan Rambipuji.
4.1.2.3 Peta Lokasi TK ABA I Rambipuji
TK ABA I
Rambipuji
POLSEK
Rambipuji
Stasiun
Rambipuji
Ke
Su
rabay
a
S U
T
B
18
4.1.3 Gambaran Siswa TK ABA I Rambipuji
TK ABA I Rambipuji pada tahun ajaran 2006 – 2007
mempunyai siswa yang berjumlah 150 siswa yang terdiri dari
kelompok A berjumlah 69 siswa yaitu A1, A2, A3 (L = 30, P = 39)
sedangkan kelompok B berjumlah 81 siswa yaitu B1, B2, B3 (L = 35,
P = 46). Dalam penelitian responden yang diteliti sebanyak 27 siswa
dari kelompok B3 yang terdiri dari L = 13, P = 14.
4.2 Hasil Wawancara dengan Staf Pengajar TK ABA I Rambipuji
Hasil wawancara penulis dengan 6 Staf Pengajar TK ABA I
Rambipuji jika dilihat dari segi usia antara 20 – 50 tahun, sedangkan latar
belakang pendidikan mereka berbeda, Lathifah Hanum, MM dari DII
Tarbiyah tahun 1996, Dewi S dari SMP lulus tahun 1973, Novita dari DII
PGTK tahun 2005, Dina R dari SMK tahun 2003, Ida dari SMK tahun 2006
dan Nurul Aini dari SMA tahun 2005. Lama mereka mengabdi karena
tertarik pada dunia anak-anak, namun berbicara tentang dunia anak-anak
tidaklah mudah mendidik anak usia Taman Kanak-Kanak. Selain kesabaran
dibutuhkan ketelatenan dalam mendidik anak usia Taman Kanak-Kanak,
guru juga diharapkan mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga
bermanfaat bagi anak didiknya. Dengan mengetahui latar belakang
pendidikan yang berbeda dari guru-guru TK ABA I Rambipuji, dapat kita
lihat bagaimana mereka mengembangkan kreativitas anak didiknya di TK
ABA I Rambipuji. Dimana TK tersebut termasuk TK Favorit yang ada di
Kecamatan Rambipuji dan juga TK tersebut letaknya sangat strategis karena
terletak berhadapan dengan jalan raya dan mudah dijangkau dengan alat
transportasi umum maupun pribadi. Dengan kata lain TK ABA I Rambipuji
mudah dijangkau.
Hasil wawancara dengan Ibu Lathifah Hanum, MM selaku Kepala
TK ABA I Rambipuji (Juni 2007), yaitu : “Mengembangkan kreativitas anak
melalui bercerita tergantung pada apa yang diceritakan dan yang
menceritakan, bagaimana gerakannya, bagaimana aktingnya ketika bercerita
19
sebab dengan demikian anak akan terfokus pada gerakan yang membawakan
cerita dan anak dapat meniru”. Disinilah kreativitas anak dapat muncul dan
kreativitas itu bisa muncul dari diri anak dengan cara sejauh mana anak
memahami, mengerti apa isi cerita dan gerakan-gerakan yang merupakan
stimulus dari cerita tersebut.
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi yang sudah mengabdi selama 17
tahun di TK ABA I Rambipuji.
Pada umumnya anak-anak menyukai boneka, karena boneka itu
bermacam-macam bentuknya. Ada yang lucu, menyerupai binatang
kesukaan anak-anak, ternyata setelah ditanya pada umumnya mereka banyak
yang menyukai boneka panda dan hampir semuanya mempunyai boneka
panda tersebut di rumahnya, maka dari itu saya mengambil tema boneka
panda sebagai judul cerita bagi anak-anak.
Sebelum guru memberikan tugas, terlebih dahulu guru menceritakan
kondisi panda itu sendiri bahwa panda itu warnanya bagus putih dan hitam-
putih. Kelihatan bersih sekali sehingga anak-anak ingin memegangnya.
Selain itu badannya juga lucu, gemuk, berbulu halus, ekornya mungil dan
kalo berjalan suka berdiri. Panda juga merupakan hewan yang bersahabat,
panda suka bermain dengan sesamanya sehingga dapat membuat perasaan
manusia senang karena gaya panda memang lucu.
Dengan cerita yang pendek tersebut, guru memberikan tugas untuk
merangsang anak dalam menggambar binatang panda sesuai dengan
kemampuan anak-masing-masing.
Ternyata setelah guru melihat hasil dari gambaran anak-anak, hampir
semuanya mampu menggambar sesuai dengan cerita yang telah guru
ceritakan sesuai dengan kemampuan anak masing-masing. Padahal
sebelumnya guru memberikan tugas menggambar tanpa cerita, banyak
diantara anak-anak tidak bisa menggambar dengan baik.
Dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan bercerita
anak-anak bisa berkreatifitas sesuai dengan apa yang dibayangkan. Dengan
cerita, kemampuan anak dalam membayangkan sesuatu bisa meningkat,
20
sehingga hasil gambarannya menjadi lebih bagus. Dengan hasil gambaran
yang lebih bagus tersebut dapat menjadikan anak lebih senang dalam
menggambar apa yang dia lihat disekitarnya.
Menurut Ibu Novita dengan latar belakang pendidikan DII PGTK
atau dalam artian mempunyai bekal kependidikan, hasil wawancaranya
adalah :
Menurut pendapat saya kegiatan bercerita memberikan pengalaman
belajar untuk berlatih mendengarkan. Melalui mendengarkan anak
memperoleh bermacam informasi tentang pengetahuan nilai dan sikap untuk
dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Memberi pengalaman
belajar dengan menggunakan kegiatan bercerita memungkinkan anak
mengembangkan kemampuan kognitif masing-masing anak. Bila anak
terlatih untuk mendengarkan dengan baik maka ia akan terlatih untuk
menjadi pendengar yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu
melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang
didengarkannya. Pendengar yang kritis mampu menemukan ketidaksesuaian
antara apa yang didengar dengan apa yang dipahami. Bila menurut
anggapannya yang didengar itu salah, maka ia berani menyatakan adanya
kesalahan tersebut. Keberanian menyatakan pendapat yang berbeda,
misalnya dalam pernyataan :” Saya kalau dirumah tidak begitu bu guru” atau
dalam pernyataan : “ Saya kalau mengerjakan begini bu guru.”
Dan dalam kegiatan bercerita anak dibimbing mengembangkan
kemampuan untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk
memberikan informasi (sebagaimana telah dijelaskan diatas) atau
menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan. Nilai-nilai sosial yang
dapat ditanamkan ke anak yakni bagaimana seharusnya sikap seseorang
dalam hidup bersama dengan orang lain. Nilai-nilai moral yang dapat
ditanamkan yakni bagaimana seharusnya sikap moral seseorang yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai keagamaan yang dapat
ditanamkan yakni bagaimana kewajiban kita sebagai seorang muslim (Taat
kepada Alllah dan Ajaran Islam)
21
Berdasarkan definisi diatas, maka saya menyimpulkan bahwa
kegiatan bercerita dapat mengembangkan kemampuan dasar untuk
mengembangkan daya cipta dalam pengertian membuat anak kreatif yaitu
lancar dalam bertutur kata dan berfikir. Dan pengembangan kemampuan
dasar dalam pengembangan bahasa atas anak mampu berkomunikasi secara
lisan dengan lingkungannya.
Menurut Ibu Dina hasil wawancara adalah sebagai berikut :
Menurut pendapat saya peranan bercerita sangat penting dan
membantu dalam mengembangkan kreativitas anak, karena bercerita
merupakan suatu metode dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.
Bercerita merupakan suatu cara untuk menggali bakat anak dalam
berbahasa, berkomunikasi, bertanya serta menanamkan nilai budaya, sosial
dan agama. Peranan bercerita dapat merangsang anak untuk
konsentrasi/memusatkan perhatian serta membangun motivasi anak,
sehingga anak tidak akan pernah takut kepada guru dalam menyampaikan
suatu ide-idenya. Peranan bercerita juga dapat berbentuk kasih sayang,
pujian kepada anak didik, agar anak bisa lebih kreatif dan dapat
memunculkan rasa percaya diri kepada anak.
Menurut saya mengembangkan kreativitas anak melalui metode
bercerita diharapkan anak bisa berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab,
serta cara penyampaian yang menyenangkan dan unik dimata anak, sehingga
peranan bercerita merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat
membentuk anak yang kreatif, unik, inovatif dan aktif. Selain peranan
bercerita seorang guru yang kreatif akan membentuk jiwa anak yang kreatif.
Menurut Ibu Ida yang mempunyai latar belakang pendidikan SMK
hasil wawancaranya adalah :
Cerita merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan anak.
Dengan bercerita komunikasi akan lebih mengena dengan artian komunikasi
itu terasa komplek sehingga anak akan lebih mudah menerima apa yang
akan disampaikan di dalam cerita dengan kata lain cerita adalah komunikasi
yang paling anak sukai di dalam menyampaikan sesuatu kepada anak
sehingga anak dapat berkembang pemikirannya (kreatif) setelah dia
mendengarkan cerita tersebut.
22
Menurut Ibu Nurul Aini
Bercerita memang dapat mengembangkan kreativitas anak, karena
kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik.
Bercerita memungkinkan mengembangkan dimensi perasaan anak TK.
Dengan bercerita pula anak akan lebih berimajinatif sehingga menghasilkan
suatu kreatifitas yang tinggi. Contohnya : guru menyampaikan cerita
bertema kehidupan di desa dan anak disuruh menggambar apa saja yang ada
dicerita. Namun untuk menumbuhkan imajinasi dan membangkitkan
semangat pada nak yang bertujuan untuk menghasilkan suatu kreativitas,
semua tergantung pada cara guru saat menyampakan cerita. Dalam bercerita,
guru tidak hanya dituntut untuk kreatif tapi juga harus berimajinasi,
sehingga anak akan menghasilkan karya yang lebih kreatif dan lain dari pada
orang lain.
4.2.1 Hasil Observasi Anak
Dari responden B3 yang teridiri dari 27 anak dalam kegiatan
belajar mengajar bisa dikatakan cukup baik, namun dalam
mengembangkan kreativitas guru telah melakukan kegiatan atau
usaha untuk meningkatkan kreativitas pada anak, namun hasil yang
didapat belum begitu memuaskan. Ada sekitar 40 % dari jumlah
siswa yang mempunyai kreativitas yang dapat dikatakan baik namun
yang 60 % adalah masih kurang memenuhi persyaratan anak yang
kreatif. Daftar nama anak (lampiran 3)
Dalam menangani anak yang kurang kreatif ini guru
memberikan metode bercerita. Dalam menyampaikan metode
bercerita ini guru berharap akan memberikan rangsangan dan
memberikan dorongan untuk manambah kreativitas anak. Cerita-
cerita yang disampaikan adalah cerita-cerita yang menarik pada
anak. Hasil yang diperoleh ada pada lembar observasi.
Cerita pertama “Anak Pemalas” yang pada akhir cerita si
anak pulang paling akhir karena tidak bisa menjawab pertanyaan
guru. Pada cerita ini guru belum melihat pengaruh cerita pada
kreativitas anak. (lampiran 4)
Cerita kedua “Budi Anak Pintar” sehingga mendapat bintang
dari guru. Pada cerita ini guru melihat adanya perubahan pada anak
yang kurang kreatif. (lampiran 5)
23
Cerita ketiga “Kerja Kelompok Menyusun Menara” pada
cerita ini anak mulai menunjukkan bahwa ia mulai punya kreatif.
Guru memberi tugas pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya
melalui menyusun balok berbentuk menara. (lampiran 6)
Cerita ke empat “Anton Anak yang Kreatif” pada cerita ini
anak mulai terpacu untuk berkreativitas. (lampiran 7)
Dari cerita-cerita di atas anak mulai terangsang untuk
mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan minat masing-masing
anak.
4.3 Pembahasan
Masa anak-anak adalah masa mengembangkan kreatifitas, namun
kreatifitas itu tidak datang dengan sendirinya, namun perlu dikembangkan.
Anak perlu dilatih dalam ketrampilan tertentu sesuai dengan minat
pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka.
Pendidik perlu menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan
ketrampilan kreatif anak.
Serta menyediakan sarana prasarana. Tetapi ini tidak cukup.
Disamping perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, perlu ada
motivasi intrinsik pada anak. Minat anak untuk melahirkan sesuatu harus
tumbuh dari dalam diri sendiri, atas keinginan sendiri, artinya seorang guru
harus memberi kebebasan kepada anak.
Menjadi seorang guru TK bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru
berkewajiban menciptakan suasana sekolah yang sebaik-baiknya, yang
menunjang proses belajar mengajar oleh karena itu guru harus aktif
mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan
menggunakan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan
alat peraga yang cukup serta pengaturan organisasi kelas yang mantap.
Khususnya guru TK, menciptakan suasana sekolah yang menarik
merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari, karena usia TK adalah
“Bermain sambil Belajar”. Guru TK di tuntut untuk mampu menciptakan
suasana sekolah yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan
24
dikelas, sehingga dapat mempermudah seorang guru dalam memberikan
pengetahuan tanpa harus ada paksaan kepada si anak tersebut. Apabila unsur
paksaan tersebut lebih dominan, maka hal ini, baik secara langsung maupun
tidak langsung akan menghambat proses kreativitas pada anak.
Dari TK yang telah penulis observasi tersebut, terdapat 7 orang guru,
dengan usia antara 20 – 50 tahun, sedangkan pengalaman mereka sebagai
guru boleh dikatakan tidak sebentar, karena pengabdian mereka dibidang
pendidikan khususnya guru Taman Kanak-Kanak antara 1 – 20 tahun. Dan
dengan latar belakang yang dimiliki oleh mereka, bisa dijadikan bekal bagi
mereka untuk mendidik anak.
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki
oleh masing-masing guru tersebut, ternyata dalam hal mendidik dan
mengembangkan anak didiknya untuk berkreatif tidak jauh berbeda. Mereka
mengatakan, bahwa dalam mengembangkan kreativitas anak metode
bercerita adalah cukup efisien dalam membatu perkembangan kreativitas
anak.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala TK ABA I Rambipuji, bercerita
adalah suatu cara mengembangkan kreativitas anak dimana pelaksanaannya
bergantung pada isi cerita yang disampaikan dan tergantung pada guru yang
menyampaikan cerita, baik gerakan, mimik dan aktingnya waktu bercerita.
Dengan latar belakang kependidikan yang dimiliki oleh masing-
masing guru tersebut dalam mengembangkan kreativitas anak metode yang
mereka lakukan atau mereka pilih tidak jauh berbeda yaitu mereka memiliki
metode bercerita untuk merangsang pengembangan kreativitas anak
didiknya. Menurut salah seorang guru TK yang mempunyai latar belakang
pendidikan D-2 PGTK yang menyatakan bahwa melalui bercerita anak akan
dapat berlatih pendengaran dan akan memperoleh bermacam informasi
pengetahuan nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Disamping itu bercerita juga dapat menanamkan nilai-nilai
sosial, moral dan keagamaan serta dapat mengembangkan kemampuan dasar
dalam mengembangkan bahasa dan ini akan memupuk anak untuk lebih
kreatif setelah ia menyerap apa yang disampaikan melalui bercerita.
25
Apabila dilihat dari latar belakang pendidikan yang bervariasi
(berbeda) dari para guru tersebut ternyata cara mengembangkan kreativitas
tidak jauh beda, karena mereka mempunyai motivasi yang sama terhadap
anak-anak yaitu sama-sama ingin mengembangkan kreativitas anak. Dengan
motivasi yang bisa dikatakan sama tersebut, guru yang memiliki latar
belakang SMA maupun SMK yang masa pengabdiannya masih belum lama
dibandingkan dengan guru yang memiliki latar belakang pendidikan lebih
tinggi dan mempunyai bekal ilmu pengetahuan bahkan pengalaman terhadap
dunia anak, terus mencoba berusaha mengembangkan kreativitas anak
melalui bercerita.
Menjadi seorang guru, khususnya guru TK, tidaklah mudah seperti
yang selalu kita bayangkan. Selain pada akhirnya dituntut anak didiknya
harus bisa membaca dan menulis, guru juga dituntut untuk mengembangkan
kreativitas anak secara optimal dan ini dilakukan dengan beberapa metode
yaitu satu diataranya dengan metode bercerita.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya menjadi seorang guru membutuhkan suatu keahlian
khususnya guru Taman Kanak-Kanak, karena usia TK adalah usia yang
rawan dimana anak didik mudah meniru apa saja yang dilihatnya. Dan yang
paling penting adalah usia TK adalah usia dimana kita harus dapat
menanamkan dan mengembangkan kreativitas pada anak didik kita.
Bagaimanakah strategi guru dalam mengembangkan kreativitas anak melalui
bercerita.
Menjadi guru di Taman Kanak-Kanak hendaknya selain mempunyai
bekal pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan seorang guru dalam
menghadapi anak didiknya perlu memahami metode yang cocok untuk
meningkatkan atau mengembangkan kreatifitas anak didiknya.
Guru Taman Kanak-Kanak harus mampu menciptakan suasana
menyenangkan disekolah, karena anak masih sulit untuk mampu
memusatkan perhatian. Jadi merupakan tugas guru untuk mampu membuat
anak tertarik dan tidak bosan ketika berada dilingkungan sekolah.
Dengan proses kreatif yang ada pada diri anak, disitulah peranan
guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kreativitas anak didiknya. Juga
dengan metode-metode yang dimiliki atau dikuasai oleh guru dengan
metode bercerita misalnya guru berusaha mengembangkan kreativitas anak
didiknya agar menjadi manusia yang mandiri dan kreatif.
Metode bercerita yang dapat memberikan pemahaman dan
kebebasan untuk berfikir dapat memungkinkan merangsang kreativitas anak
didik untuk mencapai prestasi.
Mengembangkan kreativitas sejak dini dalam diri anak dapat
bermakna memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya yang
kelak akan bermanfaat bagi dirinya dan memberikan kepuasan kepada
individu.
Guru didalam memilih metode bercerita diharapkan dapat
mengembangkan kreativitas anak didiknya.
27
Dengan bekal pendidikan yang dimiliki oleh guru-guru TK ABA I
Rambipuji dalam mendidik dan membimbing anak didiknya memilih
metode yang tidak jauh beda dan ternyata semua guru TK yang ada di TK
ABA I Rambipuji sama-sama memilih metode bercerita dalam
mengembangkan kreativitas anak didiknya.
5.2 SARAN
Menjadi seorang guru Taman Kanak-Kanak bukan suatu pekerjaan
yang mudah, karena mereka harus mampu mendidik anak sesuai dengan
perkembangannya. Oleh sebab itu hendaknya menjadi guru Taman Kanak-
Kanak khususnya yang ada di TK ABA I Rambipuji tidak pernah berhenti
untuk menambah pengetahuan mereka tentang dunia anak yang bertujuan
untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan TK.
Guru TK dapat memilih metode-metode yang sesuai dengan situasi
dan kondisi baik anak maupun sekolah untuk meningkatkan kreativitas anak
Diharapkan kepada semua guru TK ABA I Rambipuji agar dapatnya
menguasai metode-metode pembelajaran yang ada agar dapat memiliki
metode mana yang paling obyektif dalam menghadapi anak didiknya.
Kepada Kepala TK ABA I Rambipuji agar meningkatkan upaya
(motivasi dan dorongan) yang dilakukan guru dalam mengembangkan
kreativitas anak didiknya, karena kreativitas sangat bermakna dan berguna
bagi anak tersebut.
28
DAFTAR RUJUKAN
Mustakim NM. 2005. Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan Anak
TK. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Rachmawati Y, Kurniati E. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak
Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi
Bachri SB. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-Kanak,
Teknik dan Prosedurnya, Jakarta. Departeman Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Penguruan Tinggi
29
Lampiran 1
Aspek Kreativitas anak yang diobservasi
No Aspek yang diobservasi Baik Kurang
1 Terbuka terhadap pengalaman baru
2 Fleksibel dalam berfikir dan merespon
3 Bebas dalam menyatakan pendapat dan merespon
4 Menghargai fantasi
5 Tertarik pada kegiatan kreatif
6 Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh
pada orang lain
7 Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
8 Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi
yang tidak pasti
9 Berani mengambil resiko yang diperhitungkan
10 Percaya diri dan mandiri
11 Mempunyai tanggung jawab dan komitmen kepada
tugas
12 Tekun dan tidak mudah bosan
13 Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah
14 Kaya akan inisiatif
15 Peka terhadap situasi lingkungan
16 Lebih berorientasi kemasa kini dan masa depan dari
pada masa lalu
17 Mempunyai citra diri dan stabilitas emosi yang baik
30
Lampiran 2
Aspek mengembangkan Kreativitas yang dilakukan guru
No Aspek yang ditanyakan Ya Tidak
1 Memberikan rangsangan mental pada aspek kognitif
dan kepribadian
2 Menciptakan lingkungan yang kondusif
3 Guru yang memberikan stimulasi dan kreativitas guru
4 Mengikutsertakan orang tua dalam mengembangkan
kreativitas (secara tidak langsung)
31
Lampiran 3
DAFTAR KELOMPOK B3
TK. ABA I RAMBIPUJI
NO NAMA JENIS KELAMIN
KETERANGAN P L
1 Aditya Dion L P = 14
2 Aditya Wahyu L L = 13
3 M. Andre L
4 Eovrija Luluk P
5 Desi P
6 Salsa Bila P
7 Febrianti P
8 Linda P
9 Dika Humairoh P
10 Wendi P
11 Aulia Intan P
12 Imro’atul P
13 Reza P
14 Niken P
15 Tania P
16 Noval Hayyu L
17 Wulandari P
18 Sauqi L
19 Hari Riski L
20 M. Ilzam L
21 Henrico L
22 Hasbi L
23 Ugra L
24 M. Roy L
25 M. Danil L
26 Fateh Jenata L
27 Qotrun Nada P
32
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 4 JUNI 2007
Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Anak Malas”
Tujuan : Meningkatkan Keaktivan Anak
Hasil : Perubahan Tingkah Laku dari Malas menjadi Rajin
NO NAMA
Aspek Kreativitas Anak
(Item Pada Lampiran Observasi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B / K
1 Aditya Dion B K K K B K B K B K K B B B K K B
2 Aditya Wahyu K B B K B B K K B K B K K B B K K
3 M. Andre B B B K K K K K B K K K B B B B K
4 Eovrija Luluk B B K B B K B K B K B K B K K K K
5 Desi K K B B B K K K K K K B K K B B B
6 Salsa Bila K B K B K K B K B K K B K B K K K
7 Febrianti K K B B K K B B K K B B K B B K B
8 Linda K K K K K B B B K K K B B B K B K
9 Dika Humairoh B B B K K K B B K B K B K K K K K
10 Wendi K K K K K B B B K B K B B B K K K
11 Aulia Intan K K K B B B K K K K B B B B K K K
12 Imro’atul B B B B B B K K K K K K K B K K K
13 Reza K K K K K B B B B K K B B B K K K
14 Niken B B B B B K K K B K K B K K K K K
15 Tania K K K K B B B B B K K K K B B K K
16 Noval Hayyu K B B K K B K B K K B B K K K B B
17 Wulandari B B K K B B K K B B K K B B B K K
18 Sauqi K K B B K K B B K K B B K K K B B
19 Hari Riski B B B B B B B K K K K K K K B B K
20 M. Ilzam B B B K K K K K B B K K K B B K K
21 Henrico B B K K B B K K B B K K K B B K K
22 Hasbi B K B K B K B K B K B K B K B B K
23 Ugra B B K B K K B B K B B K K K B K K
24 M. Roy K K B B K K B B K K B B K K B B K
25 M. Danil B B B B K K K K B B K K B B K K B
26 Fateh Jenata K K K K B B B K K K B B B K K K B
27 Qotrun Nada B K B K B K B K B K B K B K K B K
Keterangan : B = Baik
K = Kurang
B = 40 %
K = 60 %
33
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 11 JUNI 2007
Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Budi Anak Pintar”
Tujuan : Meningkatkan Kreativitas Anak
Hasil : Perubahan pada Anak yang Kurang Kreatif
NO NAMA
Aspek Kreativitas Anak
(Item Pada Lampiran Observasi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B / K
1 Aditya Dion B K B K K B K B K B K B K B K B B
2 Aditya Wahyu B K B K B B K B K B K B B K K K K
3 M. Andre K K K B B K B B K B K B B B K K K
4 Eovrija Luluk B B K B B K K B B K B B B K K K K
5 Desi K K B B B K K B B K B K K B B K K
6 Salsa Bila B K B K K B K B K K B K B K B K B
7 Febrianti K B K B K K B K B K B K B K B B B
8 Linda K B K B K K B K B K B K B B K B B
9 Dika Humairoh B K B K K B K B K B K B K B K K B
10 Wendi K B K B K B K B K B K B B B K B K
11 Aulia Intan K B K B K B K B K B K B K B K B K
12 Imro’atul B K B K B K B K B K B K B K B K B
13 Reza K B K B K B K B K B K B K B B K K
14 Niken B K B K B K B K B K K K B K B K B
15 Tania B K B K B K B K B K B K B K B K B
16 Noval Hayyu K B K B K B K B K B B B K B K K B
17 Wulandari K B K B K B K B K B B K K B K K B
18 Sauqi B B B K B K B K B K K B B B K K K
19 Hari Riski K B B K B K B K B K K B B B K K K
20 M. Ilzam B B B K K B K B K B K K B K K B B
21 Henrico B B B K K B K B K B K K B K K B K
22 Hasbi K B K B K K B K K K B K K B B B B
23 Ugra K B K B K K B K B K B K K B B B B
24 M. Roy B K B K B K B B K B K B B K K K K
25 M. Danil B K B K B K B B K B K B B B K K K
26 Fateh Jenata K B K B K B K K B K K K K B B B B
27 Qotrun Nada K B K K K B K K B K K K K B B B B
Keterangan : B = Baik
K = Kurang
B = 50 %
K = 50 %
34
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 18 JUNI 2007
Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Kerja Kelompok Menyusun Menara”
Tujuan : Meningkatkan Kreativias Anak
Hasil : Anak Kreatif mulai Meningkat
NO NAMA
Aspek Kreativitas Anak
(Item Pada Lampiran Observasi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B / K
1 Aditya Dion B K B K B K B B B K B K B K B B K
2 Aditya Wahyu B B K B K B K K K B K B K B B B B
3 M. Andre B B B K B B K K B B B B B K K K K
4 Eovrija Luluk K B K B K B K B K B B B B K K B B
5 Desi K B K B K B K B K B B B B K K B B
6 Salsa Bila B K B K B K B K B K B K B K B B B
7 Febrianti K B K B K B K B K B K B K B B B B
8 Linda K B B K B B K B B K B K B K B B K
9 Dika Humairoh B K B B K B B K B K B K B K B B K
10 Wendi B B B B K K B K B K B K B B K K K
11 Aulia Intan B B B B K K B K B K B K B B K K K
12 Imro’atul K B K B K B K B K B K B B B B B B
13 Reza K B K B K B K B K B K B B B B B B
14 Niken B B K B K B K B K B K B B K B K B
15 Tania B B K B K B K B K B K B B K B K B
16 Noval Hayyu K B B K B K B K B K B K B K B B B
17 Wulandari K B B K B K B K B K B K B K B B B
18 Sauqi B B B B B B B B B B B K K K K K K
19 Hari Riski B B B B B B B B B B B K K K K K K
20 M. Ilzam K K K K K K B B B B B B B B B B B
21 Henrico K K K K K K B B B B B B B B B B B
22 Hasbi B B B B B B B B B B K K K K K K K
23 Ugra B B B B B B B B B B K K K K K K K
24 M. Roy K K K B B B B B B B B K K K K K K
25 M. Danil K K K B B B B B B B B K K K K K K
26 Fateh Jenata K K K K K B B B B B B B B B B K K
27 Qotrun Nada K K K K K B B B B B B B B B B K K
Keterangan : B = Baik
K = Kurang
B = 60 %
K = 40 %
35
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 25 JUNI 2007
Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Anak Kreatif”
Tujuan : Meningkatkan Kreativitas Anak
Hasil : Anak semakin Kreatif
NO NAMA
Aspek Kreativitas Anak
(Item Pada Lampiran Observasi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B / K
1 Aditya Dion B B B B B B B B B B B B B K K K K
2 Aditya Wahyu K K B K B K B B B B B B B B B B B
3 M. Andre B K B B K B B B K B B B B B B B K
4 Eovrija Luluk B B B B B B B B B B K B K B K B K
5 Desi B B B B B B B B B B K B K B K B K
6 Salsa Bila K B K B K B K B B B B B B B B B B
7 Febrianti K B K B K B K B B B B B B B B B B
8 Linda B B B B B B B B B B K B K B K B K
9 Dika Humairoh B B B B B B B B B B K B K B K B K
10 Wendi B B B B B B K B K B B K B K B B B
11 Aulia Intan B B B B B B K B K B B K B K B B B
12 Imro’atul B K B K B K B K B B B B B B B B B
13 Reza B K B K B K B K B B B B B B B B B
14 Niken K B K B K B K B B B B B B B B B B
15 Tania K B K B K B K B B B B B B B B B B
16 Noval Hayyu B B B B B B B B B K K B B K B K B
17 Wulandari B B B B B B B B B K K B B K B K B
18 Sauqi B K B B K K K B B B B B B B B B B
19 Hari Riski B K B B K K K B B B B B B B B B B
20 M. Ilzam B B B B K K K B B B B B B K B B B
21 Henrico B B B B K K K B B B B B B K B B B
22 Hasbi B B B B K K K B B B B B B K B B B
23 Ugra B B B B B B B B K K K K B B B B B
24 M. Roy B B B B B B B B K K K K B B B B B
25 M. Danil B B B B B B B B K K K K B B B B B
26 Fateh Jenata B B K B K B K B K B B B B B B B B
27 Qotrun Nada B B K B K B K B K B B B B B B B B
Keterangan : B = Baik
K = Kurang
B = 75 %
K = 25 %
36
STRATEGI MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
ANAK MELALUI BERCERITA DI TK AISYIYAH
BUSTANUL ATHFAL I RAMBIPUJI
JEMBER
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Jember
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memenuhi
Program D-2 PGTK
Oleh :
YULIANA NIM : 05024032
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU TAMAN KANAK-KANAK
JULI 2007
37
LEMBAR PERSETUJUAN
Dengan ini dinyatakan bahwa Tugas Akhir yang di buat :
Nama : YULIANA
NIM : 05024032
Judul : Strategi Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Bercerita di TK.
Aisyiyah Bustanul Athfal I Rambipuji
Isi dan formatnya telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diujikan
dalam memperoleh gelar Ahli Muda Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember.
Jember, Juli 2007
Dosen Pembimbing
Dr. BAMBANG HARI. P, MA
NIP : 131 658 015
38
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas akhir oleh Yuliana ini telah dipertahankan
di depan Dewan Penguji pada Tanggal 31 Juli 2007
Dewan Penguji
.............................. Ketua
Drs. H. MF. Rachman Tawil, M.Si
.............................. Sekretaris
Drs. Slamet Riyadi
.............................. Anggota
DR. Bambang Hari P, MA
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Drs. Kukuh Munandar, M.Kes
NIP : 131 963 584
ii
39
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirobbil Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dalam penulisan tugas akhir ini
penulis menyadari masih banyak kekurangan, karena adanya keterbatasan
kemampuan atau keterbatasan ilmu yang kami miliki.
Adapun penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi oleh semua mahasiswa Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak
guna menyelesaikan jenjang Pendidikan Diploma II di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak.
Dalam penyelesaian tugas ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara
langsung maupun tidak langsung, hingga terselesaikannya tugas akhir ini, antara
lain :
1. Bpk. Drs. Kukuh Munandar, M.Kes, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember ;
2. Ibu Dra. Tri Endang Jatmikowati, M.Si, selaku Ketua Program Study D-2
PGTK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jember ;
3. Bpk. Dr. Bambang Hari P, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan nasehat dan bantuan kepada penulis sehingga terselesaikannya
tugas akhir ini ;
4. Ibu Lathifah Hanum, MM, selaku Kepala TK. ABA I Rambipuji dan Staf-
stafnya yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan bersedia kami wawancarai ;
5. Suami dan keluarga yang telah memberikan dukungan ;
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pengelola Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember ;
7. Semua pihak yang membantu kelancaran pelaksanaan dan penyusunan Tugas
Akhir ini.
40
Akhirnya, harapan kami semoga tugas akhir ini nantinya bermanfaat baik
bagi penulis maupun semua pihak yang membaca, khusunya mahasiswa D-2
PGTK Universitas Muhammadiyah Jember. Saran dan Kritik yang bersifat
membangun terhadap penulisan tugas akhir ini sangat kami harapkan dan mudah-
mudahan orang-orang yang telah membantu kami senantiasa mendapatkan
Rahmad dan Hidayah dari Allah SWT. Amin.
Penyusun
41
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Lembar Persetujuan ......................................................................................... i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................. 2
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................. 2
1.5 Batasan Operasional ............................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kreatifitas ............................................................... 4
2.2 Cara Meningkatkan Kreativitas Anak .................................. 5
2.3 Bercerita ............................................................................... 7
2.4 Peran Bercerita dalam Mengembangkan Kreativitas Anak . 8
2.5 Prosedur Pembelajaran ......................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 13
3.2 Populasi / Responden ........................................................... 13
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................. 13
3.4 Metode Analisis Data ........................................................... 14
3.4.1 Data Hasil Obeservasi .............................................. 14
3.4.2 Data Hasil Wawancara ............................................. 14
v
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum tentang TK ABA I Rambipuji ................ 15
4.1.1 Gambaran Umum tentang Staf Pengajar TK ABA I
Rambipuji ................................................................. 15
4.1.2 Gambaran Geografis TK ABA I Rambipuji ............ 17
4.1.2.1 Letak Geografis TK ABA I Rambipuji ..... 17
4.1.2.2 Jarak TK ABA I Rambipuji dengan Kota
Kecamatan ................................................. 17
4.1.2.3 Peta Lokasi TK ABA I Rambipuji ............ 17
4.1.3 Gambaran Siswa TK ABA I Rambipuji .................. 18
4.2 Hasil Wawancara dengan Staf Pengajar TK ABA I
Rambipuji ............................................................................. 18
4.2.1 Hasil Observasi Anak ............................................... 22
4.3 Pembahasan .......................................................................... 23
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 26
5.2 Saran ..................................................................................... 27
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN