bab i pendahuluan 1.1 latar belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · bab i...

42
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk pendidikan pra sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebelum memasuki pendidikan dasar. Sebagaimana terdapat dalam Garis- garis Besar Program Kegiatan belajar Taman Kanak-Kanak (GBPKBTK 1994) bahwa Taman kanak-Kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga dan pendidikan sekolah. Adapun tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Kata kunci yang juga merupakan suatu keutuhan dalam tujuan tersebut yaitu kata daya cipta atau dengan istilah lain kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan yang telah ada (Supriadi, 1994 dalam Rachmawati, 2005:15) kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya namun membutuhkan perhatian yang maksimal untuk dapat mengembangkannya secara optimal. Dalam pengembangannya masih banyak ditemukan kesulitan yang berkenaan dengan bagaimana mengembangkan kreativitas pada anak TK. Kesulitan atau hambatan tersebut mungkin berasal dari program apa yang seharusnya dikembangkan oleh guru, karakteristik guru seperti apa yang dapat mengembangkan kreativitas anak usia TK serta strategi apa yang harus dilakukan oleh guru agar dapat memfasilitasi berkembangnya kreativitas anak. Kreativitas hendaknya dikembangkan sejak usia dini, pada masa usia Taman Kanak-Kanaklah waktu yang tepat untuk mengembangkan

Upload: others

Post on 30-Apr-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk pendidikan pra sekolah

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak

sebelum memasuki pendidikan dasar. Sebagaimana terdapat dalam Garis-

garis Besar Program Kegiatan belajar Taman Kanak-Kanak (GBPKBTK

1994) bahwa Taman kanak-Kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan

seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan

dalam keluarga dan pendidikan sekolah. Adapun tujuan program kegiatan

belajar anak TK adalah meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,

pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta untuk pertumbuhan dan

perkembangan selanjutnya. Kata kunci yang juga merupakan suatu keutuhan

dalam tujuan tersebut yaitu kata daya cipta atau dengan istilah lain

kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu

yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda

dengan yang telah ada (Supriadi, 1994 dalam Rachmawati, 2005:15)

kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya namun membutuhkan

perhatian yang maksimal untuk dapat mengembangkannya secara optimal.

Dalam pengembangannya masih banyak ditemukan kesulitan yang

berkenaan dengan bagaimana mengembangkan kreativitas pada anak TK.

Kesulitan atau hambatan tersebut mungkin berasal dari program apa yang

seharusnya dikembangkan oleh guru, karakteristik guru seperti apa yang

dapat mengembangkan kreativitas anak usia TK serta strategi apa yang harus

dilakukan oleh guru agar dapat memfasilitasi berkembangnya kreativitas

anak.

Kreativitas hendaknya dikembangkan sejak usia dini, pada masa usia

Taman Kanak-Kanaklah waktu yang tepat untuk mengembangkan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

2

kreativitas. Tetapi tidak semua anak usia Taman Kanak-Kanak dapat

mengoptimalkan kreativitasnya. Didalam kelompok B3 yang terdiri dari 27

anak dapat dikatakan hanya 40 % anak yang mempunyai kreativitas yang

baik. Namun 60 % sisanya adalah anak-anak yang kurang mampu

mengembangkan kreativitasnya.

Harapan agar anak usia Taman Kanak-Kanak mempunyai kreativitas

yang tinggi tidaklah sama dengan kenyataan yang ada, hal demikianlah yang

menjadikan masalah, maka menjadi tugas guru Taman Kanak-Kanak untuk

mengatasi hal ini.

Dalam rangka mengembang tugas dan tanggung jawab untuk

mengoptimalkan potensi kreativitas yang dimiliki oleh anak sehingga

mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka

miliki, maka diperlukan suatu upaya kreatif agar mereka dapat tumbuh

optimal dengan kondisi nyaman dan menyenangkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

“Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kreativitas anak melalui

bercerita”.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulis adalah untuk mengetahui strategi guru dalam

mengembangkan kreatifitas melalui bercerita di TK ABA I Rambipuji.

1.4 Kegunaan Penelitian

Pentingnya atau kegunaan observasi ini :

1. Bagi penulis

Hasil observasi ini nantinya dapat dijadikan bekal bagi penulis

sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak di Taman

Kanak-Kanak

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

3

2. Bagi Guru

Khususnya guru Taman Kanak-Kanak, hasil observasi dapat

menjadi alternatif dalam mengembangkan kreativitas anak didik di

Taman Kanak-Kanak.

3. Bagi Siswa – Orang Tua

Siswa dapat mengembangkan potensi kreativitas yang ada pada

dirinya.

Orang tua dapat membantu mengembangkan kreativitas anak

dengan memberikan dukungan dan dorongan pada anak

4. Bagi TK ABA I

Hasil observasi ini dapat digunakan sebagai sarana

mengoptimalkan kreativitas pada anak didik

1.5 Batasan Operasional

“Strategi mengembangkan” adalah cara yang digunakan memajukan,

menambahkan, meningkatkan, mengoptimalkan apa yang menjadi obyek

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kreatifitas

James J Gallagher (1985 dalam Rachmawati 2005 : 15) mengatakan

bahwa “Creativity is a mental process by which an individual creates new

ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fasion that is

novel to him or her” (kreativitas merupakan suatu proses mental yang

dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau

mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada

dirinya)

Lebih lanjut Supriadi (1994 dalam Rachmawati 2005 : 15)

mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata

yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia

menambahkan bahwa kreatifitas merupakan kemampuan berpikir tingkat

tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan

berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi dan integrasi

antara setiap tahap perkembangan.

Clark Monstakis (dalam Munandar 1995 dalam Rachmawati 2005 :

15) mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam

mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk

terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain. Pada umumnya

definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses dan

produk dan press, seperti yang diungkapkan oleh Rhodes yang menyebut hal

ini sebagai “Four P’s of Creativity : Person, Process, Press, Product”.

Keempat P ini saling berkaitan : Pribadi yang kreatif yang melibatkan diri

dalam proses kreatif dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari

lingkungan akan menghasilkan produk kreatif.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

5

Adapun Semiawan (1997 dalam Rachmawati 2005 : 15)

mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk

memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Sementara itu Chaplin (1989 dalam Rachmawati 2005 : 15)

mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk

baru dalam seni, atau dalam permesinan atau dalam memecahkan masalah-

masalah dengan metode-metode baru.

Definisi berikutnya diutarakan oleh Csikzentmihalyi (dalam

Munandar, 1995), beliau memaparkan kreativitas sebagai produk berkaitan

dengan penemuan sesuatu, memproduksi sesuatu yang baru, daripada

akumulasi ketrampilan atau berlatih pengetahuan dan mempelajari buku.

Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kreativitas

merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,

metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis,

fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas dan diferensiasi yang berdaya

guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.

2.2 Cara Meningkatkan Kreativitas Anak

Empat hal yang dapat mengembangkan kreativitas yaitu :

Pertama, memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun

kepribadiannya serta suasana Psikologis (Psycological

Athmosphere).

Kedua, menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak

untuk mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar

dan dimainkan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan

beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan kanan.

Cherry (1976) dan Ayan (2002 dalam Rachmawati 2005 : 15)

mengemukakan beberapa kondisi lingkungan yang harus

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

6

diciptakan untuk menumbuhkan jiwa-jiwa kreatif, sebagai

berikut :

a. Pencahayaan

b. Sentuhan warna

c. Seni dalam lingkungan

d. Bunyi dan musik

e. Aroma

f. Sentuhan

g. Cita rasa

Ketiga, peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya

ketika kita ingin anak-anak menjadi kreatif maka akan

dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan

stimulasi yang tepat pada anak. Beberapa hal yang dapat

mendukung peran guru dalam mengembangkan kreativitas siswa

adalah sebagai berikut :

a. Percaya diri

b. Berani mencoba hal-hal yang baru

c. Memberikan contoh

d. Menyadari keragaman karakteristik siswa

e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi dan

bereksplorasi

f. Positive thinking

Keempat, peran orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak. Utami

Munandar (1999 dalam Rachmawati 2005 : 15) menjelaskan

beberapa sikap orang tua yang menunjang tumbuhnya kreativitas,

sebagai berikut :

a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk

mengungkapkan

b. Memberi waktu pada anak untuk berfikir, merenung, dan

berkhayal

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

7

c. Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri

d. Mendorong anak untuk menjajagi dan mempertanyakan hal-

hal

e. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang

ingin dicoba, dilakukan dan apa yang di hasilkan

f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak

g. Menikmati keberadaannya bersama anak

h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak

i. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja

j. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak

2.3 Bercerita

Aspek pengembangan anak usia dini pada lembaga Taman Kanak-

Kanak sangat luas dan hal tersebut dapat dicapai dengan pendekatan yang

beragam, salah satu diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan bercerita

sebagai implementasi metode bercerita. Metode bercerita merupakan salah

satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-Kanak melalui

cerita yang disampaikan secara lisan (Moeslichatun 1999 : 157 dalam Bachri

2005 : 11)

Kegiatan bercerita juga dapat mewarisi nilai-nilai budaya dan

kemanusiaan pada anak Moeslichatun (1999 : 26 dalam Bachri 2005 : 11)

menjelaskan bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak

Taman Kanak-Kanak melalui kegiatan bercerita guru dapat melakukan hal

untuk :

a. Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya

b. Mengkomunikasikan nilai-nilai sosial

c. Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan

d. Menanamkan etos kerja, etos waktu dan etos alam

e. Membantu mengembangkan fantasi fisik

f. Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak

g. Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

8

Melalui perhatian yang terpusat pada guru yang menyampaikan

cerita anak akan mudah mengikuti pembelajaran yang disampaikan melalui

bercerita. Dan kajian teori belajar pengolahan informan terungkap bahwa

tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage and Berliner

dalam Dimyati 1994 : 40 dalam Bachri 2005 : 11)

2.4 Peran Bercerita dalam Mengembangkan Kreativitas Anak

Menurut Rachmawati (2005 : 60 – 76) ada tujuh strategi

pengembangan kreativitas anak :

a. Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (Hasta karya

pada dasarnya hasil karya anak yang dibuat melalui aktivitas membuat).

Menyusun atau mengkontruksi ini akan memberikan kesempatan bagi

anak untuk menciptakan benda-benda buatan mereka sendiri yang belum

pernah ditemui, ataupun membuat modifikasi benda-benda yang telah

ada sebelumnya.

b. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi dalam permainan imajinasi

anak-anak dapat memperagakan situasi, memainkan peranannya dengan

cara tertentu, memainkan peran orang dan menggantinya bila tidak

cocok ataupun membayangkan suatu situasi yang tidak pernah mereka

alami.

c. Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi ide-ide kreatif sering kali

muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu terhadap sesuatu

d. Pengembangan kreativitas melalui eksperimen segala macam fenomena

alam dan berbagai hal permasalahan kehidupan mengundang berbagai

tantangan yang mendorong anak-anak untuk melakukan suatu percobaan

atas segala keingintahuan

e. Pengembangan kreatifitas melalui proyek, metode proyek ini merupakan

metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk melakukan

pendalaman tentang satu topik pembelajaran yang diminati satu atau

beberapa anak (Katz 1991)

f. Pengembangan kreativitas melalui musik-musik merupakan sesuatu

yang nyata dan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia

g. Pengembangan kreativitas melalui bahasa (bercerita)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

9

Yusuf (2001) menyatakan bahwa bahasa merupakan kemampuan

untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup

semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan

dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian,

seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat bilangan, lukisan dan

mimik muka. Sedangkan Smilansky dalam Beauty (1994) menemukan tiga

fungsi utama bahasa pada anak-anak yaitu :

1. Meniru ucapan orang dewasa

2. Membayangkan situasi (terutama dialog)

3. Mengatur permainan

Tiga fungsi kegiatan berbahasa ini dapat dilakukan di Taman Kanak-

Kanak melalui kegiatan mendongeng, menceritakan kembali kisah yang

telah didengarkan, berbagi pengalaman, sosiodrama ataupun mengarang

cerita dan puisi. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kreativitas dan

kemampuan bahasa anak dapat terkembangkan lebih optimal.

Menurut Mustakim (2005 : 121 – 170) untuk mengetahui peranan

cerita dalam mengembangkan kreativitas anak terlebih dahulu kita akan

mengetahui peranan cerita dalam pembentukan perkembangan anak. Tujuan

dari kegiatan penceritaan atau reproduktif cerita untuk memperoleh berbagai

manfaat perkembangan anak dari yang ditimbulkan oleh bentuk dan isi

cerita. Tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :

1. Perkembangan Bahasa Anak

Pada dasarnya berbahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Ada

dua hal yang harus diperhatikan untuk menetapkan anak mampu dan

terampil berbahasa dan berkomunikasi. Pertama, anak harus

mengucapkan kata-kata, sehingga segera dimengerti oleh orang lain.

Kedua, anak-anak harus memahami arti kata-kata yang diucapkannya

dalam menghubungkan dengan obyek-obyek yang diwakilinya.

Bilamana kedua kemampuan dan ketrampilan ini dikuasai, maka berarti

anakpun menguasai penyampaian hasil pikiran, perasaan atau kehendak

anak. Setelah dipahami perkembangan anak usia TK maka diungkapkan

bagaimana aplikasi penggunaan bahasa cerita terhadap perkembangan

bahasa anak.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

10

2. Perkembangan Kognitif Anak

Tahapan ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Tahap berfikir anak teroganisasi

2. Tahap berfikir kompleks

3. Tahap berfikir konseptual

Apabila anak mulai berfikir egosentris dan beralih ke berfikir

obyektif. Ciri berfikirnya mewujudkan kompleksitas antara berfikir pada

tingkat kongkrit ke abstrak, simbol dan logik. Dihubungkan dengan

pembelajaran bercerita maka bahan cerita yang cocok untuk kegiatan

bercerita adalah cerita yang bersifat fantasi seperti horor, cerita yang

berkait dengan science, cerita binatang dan cerita petualangan.

Berdasarkan pada pengalaman setiap tingkat atau level, individu

dipersiapkan untuk mendengarkan lingkungan pengalaman yang berbeda

dan kebudayaan berbeda akan membentuk cara alami anak

meningkatkan proses kognitif.

3. Perkembangan Emosional Anak

Perkembangan emosi anak mengalami kebahagiaan dan

kesusahan, kebahagiaan artinya emosional anak berkembang secara

positif menuju kebahagiaan, sedangkan kesusahan berkembang secara

negatif. Pada masa bunyi ungkapan emosi berbentuk melalui prabicara,

yaitu ungkapan melalui gerak tangan, badan dengan suara gelak tawa

dan ungkapan melalui ekspresi wajah.

4. Perkembangan Moral Anak

Perkembangan moral biasanya dianggap sebagai proses

sosialisasi dimana orang dewasa mengajari anak-anak memahami apa-

apa yang benar dan apa yang salah. Perkembangan kognitif anak

bertanggung jawab atas perubahan perkembangan pikiran moral

5. Perkembangan Estetika Anak

Prinsip dasar estetika adalah keindahan sebagai pernyataan

perasaan dan pikiran. Dalam seni berceritapun yang dinilai adalah aspek

kemampuan orang mengkomunikasikan apa yang bicarakan berupa

tema, lafal, kata yang tepat dan wajar, intonasi kata atau kalimat,

ekspresi atau penghayatan dan penampilan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

11

6. Perkembangan Sosial Anak

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku

yang sesuai dengan tuntunan sosial. Kemampuan perperilaku sosial atau

bermasyarakat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sosial.

Ternyata apa yang paparkan dalam penemuan penelitian, dalam

mengembangkan kreativitas anak di TK bercerita memegang peranan

penting, karena :

1. Bercerita merupakan suatu metode yang dilakukan guru untuk

mengembangkan kreativitas anak

2. Metode bercerita adalah metode yang tidak terlalu banyak

menggunakan biaya dalam penyampaiannya namun dapat langsung

mengena kepada sasaran

3. Metode bercerita mampu memberikan masukan pada perkembangan

bahasa anak, perkembangan kognitif anak, perkembangan emosional

anak, perkembangan moral anak, perkembangan estetika anak dan

perkembangan sosial anak

4. Bercerita mampu mengembangkan kreativitas anak dalam era

globalisasi ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara

bergantung pada sumbangan pemikiran yang kreatif berupa ide-ide

baru atau penemuan-penemuan baru. Untuk mencapai hal ini, sikap,

pemikiran dan perilaku yang kreatif perlu dipupuk sejak usia TK.

2.5 Prosedur Pembelajaran

Pada Garis-Garis Besar Program Kegiatan belajar Taman Kanak-

Kanak (GBPKB-TK) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

27 tahun 1990 tentang pendidikan pra sekolah, dengan program kegiatan

belajar (Hidayat, 2003 : 21 dalam Bachri 2005 : 9)

a. Program Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di TK dalam rangka

pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam

kegiatan sehari-hari yang meliputi pengembangan agama, moral

pancasila, disiplin, perasaan emosi dan kemampuan bermasyarakat.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

12

b. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan

dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi

pengembangan kemampuan pendidikan agama, berbahasa, daya pikir,

daya cipta, ketrampilan dan jasmani (GBPKB TK, 1994 : 2)

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak dikembangkan dengan berdasar

pada teori-teori pembelajaran yang menggunakan prosedur dan strategi

ilmiah untuk belajar, diantaranya adalah dengan menggunakan metode

pembelajaran. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan di Taman

Kanak-Kanak adalah metode yang sesuai untuk belajar anak usia dini.

Dengan demikian tidak semua metode pembelajaran yang berhasil

diidentifikasi dan dikembangkan oleh para ahli pembelajaran dapat

dipergunakan di Taman Kanak-Kanak. ( Bachri 2005 : 9)

Menurut Hidayat (2003 : 21 dalam Bachri 2005 : 9) metode

pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Bercerita k. Metode Menyanyi

b. Metode Bercakap-cakap l. Metode Skolastik/Kinestesi

c. Metode Berdiskusi m. Metode Bermain

d. Metode Tanya Jawab n. Metode Wisata Bermain

e. Metode Mengucapkan Syair o. Metode Proyek/Kerja Kelompok

f. Metode Dramatisasi p. Metode Gerak dan Lagu

g. Metode Pemberian Tugas q. Metode Senam

h. Metode Praktek Langsung r. Metode Menari

i. Metode Demonstrasi/Eksperimen s. Metode Permainan Musik

j. Metode Pantonim t. Metode Atraktif

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah

diskriptif kwalitatif

3.2 Populasi/Responden

Penelitian ini dilakukan di kelompok B3 TK ABA I Rambipuji. TK

ABA I Rambipuji merupakan salah satu TK favorit di Kecamatan

Rambipuji, TK ini adalah amal usaha Aisyiyah Cabang Rambipuji yang

merupakan kesatuan istri-istri Muhammadiyah, yang berdiri sekitar 33 tahun

yang lalu dan dikelola oleh Majlis Dikdasmen Cabang Rambipuji.

3.3 Metode Penggumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penyusunan tugas akhir ini digunakan

tehnik pengumpulan data yaitu :

1. Observasi

Tehnik ini dilakukan oleh penulis dengan cara pengamatan

langsung dan pencatatan secara sistematis

2. Wawancara

Merupakan tehnik kedua yang dilakukan oleh penulis kepada

guru-guru yang ada di TK ABA I Rambipuji. Wawancara adalah tehnik

yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

responden untuk memperoleh dan mendapatkan data dari responden

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

14

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Data Hasil Observasi

Berdasarkan data yang diperoleh melalui metode observasi

terhadap 27 anak didik di kelompok B3 TK Aisyiyah Bustanul

Athfal I Rambipuji kemudian dimasukkan dalam 17 aspek (ada pada

lampiran 1) kreativitas anak yang dikategorikan baik atau kurang.

3.4.2 Data Hasil Wawancara

Adapun wawancara dilakukan pada masing-masing Staf

pengajar dengan 4 aspek (ada pada lampiran 2) yang dikategorikan

ya atau tidak.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tentang TK ABA I Rambipuji

4.1.1 Gambaran Umum Tentang Staf Pengajar TK ABA I Rambipuji.

Tabel Staf Pengajar TK ABA I Rambipuji

No Nama Guru Tempat

Lahir

Ijzah

Terakhir

Pangkat

Jabatan

Bekerja di

TK sejak

Mengajar Ket

A B

1 Lathifah

Hanum, MM

Bangil,

03-08-1946

DII

1996 Kep TK 01-06-1984 - -

2 Dewi

Sukarningsih

Jember,

25-10-1957

SMP

1973 Guru 17-07-1989

3 Yuliana Jember,

18-08-1968

SPGTK

1988 Guru 17-07-1988

4 Novita Jember,

05-01-1980

DII PGTK

2005 Guru 17-07-2003

5 Dina

Rahmawati

Jember,

12-05-1984

SMK

2003 Guru 24-07-2004

6 Ida Winarni Jember, SMK

2006 Guru 01-03-2007

7 Nurul Aini Jember,

13-04-1986

SMA

2005 Guru 01-05-2007

Ibu Hanum selaku Kepala TK ABA I Rambipuji, beliau

mengabdi di TK ABA I Rambipuji hampir 21 tahun. Latar belakang

pendidikannya DII Tarbiyah di STAIN lulus pada tahun 1996.

Sebelum mengajar di TK ABA I Rambipuji, beliau pernah mengajar

SD, SMP dan SMA Swasta di Dorowati, Surabaya. Pada tahun 1974

beliau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan mengajar di SD 4

Kencong (tahun 1981). Tahun 1982 Ibu Lathifah Hanum pindah ke

Jember dan mengajar di MI Miftahul Ulum. Tahun 1984 beliau

mulai mengajar di TK, waktu itu belum menjadi Kepala TK dan

muridnya waktu itu adalah 33 siswa. Setelah menjabat menjadi

Kepala Sekolah hingga sekarang, beliau berusaha terus menerus agar

sekolah TK ABA I Rambipuji menjadi TK yang maju dan terbaik.

Terbukti dengan jumlah siswa yang awalnya hanya 33 siswa, dari

tahun ke tahun bertambah terus, hingga sekarang mencapai 180

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

16

siswa yang sekolah di TK ABA I Rambipuji. Di TK ABA I

Rambipuji menjadi TK yang diminati banyak orang karena hasil

perjuangan Ibu Hanum.

Ibu Dewi Sukarningsih selaku Guru di TK ABA I Rambipuji,

termasuk guru senior dan tertua dari guru yang lainnya. Latar

belakang pendidikannya hanya lulusan SMP, yang lulus pada tahun

1973. Ibu Dewi sebelumnya sudah berpengalaman mengajar di TK,

sebelum mengajar di TK ABA I Rambipuji, yaitu mengajar di TK

Banyuwangi. Dengan pindahnya ke Jember dan dengan pengalaman

yang dimiliki, yaitu mengajar di TK Banyuwangi, Ibu Dewi

mencoba ikut tes untuk menjadi guru di TK ABA I Rambipuji dan

akhirnya diterima pada tahun 1989, dan beliau mulai mengajar pada

tahun itu juga.

Ibu Novita yang akrab di sapa Bu Novi pada saat pertama

mengajar di TK ABA I Rambipuji beliau masih dalam pendidikan

DII PGTK di Universitas Muhammadiyah Jember, karena ijazah

terakhir beliau SMA. Setelah tamat dari DII PGTK pada tahun 2005

beliau eksis di TK ABA I Rambipuji.

Ibu Dina Rahmawati, selaku guru di TK ABA I Rambipuji,

memiliki latar belakang yang hanya lulusan SMK. Karena ada

dorongan dari orang tua dan mempunyai motivasi yaitu senang

terhadap anak kecil akhirnya menjadi guru TK di TK ABA I

Rambipuji pada tanggal 24 Juli 2004. Dan sekarang masih

menempuh DII PGTK di UNMUH Jember.

Ibu Ida mempunyai latar belakang pendidikan SMK 2006

namun karena keinginan yang kuat beliau mengikuti tes untuk

menjadi guru di TK ABA I Rambipuji dan berhasil menjadi staf

pengajar di TK ABA I Rambipuji.

Ibu Nurul Aini beliau mempunyai latar belakang pendidikan

SMA namun pada saat ia mengikuti tes mengajar di TK ABA I

Rambipuji beliau masih menempuh DII PGTK di UNMUH Jember.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

17

4.1.2 Gambaran Geografis TK ABA I Rambipuji

4.1.2.1 Letak Geografis TK ABA I Rambipuji

Penelitian di TK ABA I Rambipuji yang beralamat

di Jl. Gajah Mada No. 27 Rambipuji di sebelah barat

Kantor Kapolsek Rambipuji dan di sebelah Timur

Lapangan (Alun-alun) Rambipuji. Karena letaknya strategis

berada di pinggir jalan yang setiap waktu dilalui angkutan

umum, maka untuk dapat sampai letak TK ABA I

Rambipuji orang tidak akan sulit. Adapun disebelah kanan

dan kiri TK ABA I Rambipuji adalah rumah penduduk

yang padat, bahkan halaman sekolahpun jadi satu dengan

halaman rumah penduduk.

4.1.2.2 Jarak TK ABA I Rambipuji dengan Kota Kecamatan

Jarak antara TK ABA I Rambipuji dengan kota

Kecamatan tidaklah jauh, kurang lebih 500 m berada di

sebelah Timur Lapangan (Alun-alun) Rambipuji dan juga

letak TK ABA I Rambipuji berada di daerah pusat

Kecamatan dan Sentral pembelajaran Kecamatan

Rambipuji. Jadi dapat dikatakan bahwa TK ABA I berada

di tengah pusat kota Kecamatan Rambipuji.

4.1.2.3 Peta Lokasi TK ABA I Rambipuji

TK ABA I

Rambipuji

POLSEK

Rambipuji

Stasiun

Rambipuji

Ke

Su

rabay

a

S U

T

B

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

18

4.1.3 Gambaran Siswa TK ABA I Rambipuji

TK ABA I Rambipuji pada tahun ajaran 2006 – 2007

mempunyai siswa yang berjumlah 150 siswa yang terdiri dari

kelompok A berjumlah 69 siswa yaitu A1, A2, A3 (L = 30, P = 39)

sedangkan kelompok B berjumlah 81 siswa yaitu B1, B2, B3 (L = 35,

P = 46). Dalam penelitian responden yang diteliti sebanyak 27 siswa

dari kelompok B3 yang terdiri dari L = 13, P = 14.

4.2 Hasil Wawancara dengan Staf Pengajar TK ABA I Rambipuji

Hasil wawancara penulis dengan 6 Staf Pengajar TK ABA I

Rambipuji jika dilihat dari segi usia antara 20 – 50 tahun, sedangkan latar

belakang pendidikan mereka berbeda, Lathifah Hanum, MM dari DII

Tarbiyah tahun 1996, Dewi S dari SMP lulus tahun 1973, Novita dari DII

PGTK tahun 2005, Dina R dari SMK tahun 2003, Ida dari SMK tahun 2006

dan Nurul Aini dari SMA tahun 2005. Lama mereka mengabdi karena

tertarik pada dunia anak-anak, namun berbicara tentang dunia anak-anak

tidaklah mudah mendidik anak usia Taman Kanak-Kanak. Selain kesabaran

dibutuhkan ketelatenan dalam mendidik anak usia Taman Kanak-Kanak,

guru juga diharapkan mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga

bermanfaat bagi anak didiknya. Dengan mengetahui latar belakang

pendidikan yang berbeda dari guru-guru TK ABA I Rambipuji, dapat kita

lihat bagaimana mereka mengembangkan kreativitas anak didiknya di TK

ABA I Rambipuji. Dimana TK tersebut termasuk TK Favorit yang ada di

Kecamatan Rambipuji dan juga TK tersebut letaknya sangat strategis karena

terletak berhadapan dengan jalan raya dan mudah dijangkau dengan alat

transportasi umum maupun pribadi. Dengan kata lain TK ABA I Rambipuji

mudah dijangkau.

Hasil wawancara dengan Ibu Lathifah Hanum, MM selaku Kepala

TK ABA I Rambipuji (Juni 2007), yaitu : “Mengembangkan kreativitas anak

melalui bercerita tergantung pada apa yang diceritakan dan yang

menceritakan, bagaimana gerakannya, bagaimana aktingnya ketika bercerita

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

19

sebab dengan demikian anak akan terfokus pada gerakan yang membawakan

cerita dan anak dapat meniru”. Disinilah kreativitas anak dapat muncul dan

kreativitas itu bisa muncul dari diri anak dengan cara sejauh mana anak

memahami, mengerti apa isi cerita dan gerakan-gerakan yang merupakan

stimulus dari cerita tersebut.

Hasil wawancara dengan Ibu Dewi yang sudah mengabdi selama 17

tahun di TK ABA I Rambipuji.

Pada umumnya anak-anak menyukai boneka, karena boneka itu

bermacam-macam bentuknya. Ada yang lucu, menyerupai binatang

kesukaan anak-anak, ternyata setelah ditanya pada umumnya mereka banyak

yang menyukai boneka panda dan hampir semuanya mempunyai boneka

panda tersebut di rumahnya, maka dari itu saya mengambil tema boneka

panda sebagai judul cerita bagi anak-anak.

Sebelum guru memberikan tugas, terlebih dahulu guru menceritakan

kondisi panda itu sendiri bahwa panda itu warnanya bagus putih dan hitam-

putih. Kelihatan bersih sekali sehingga anak-anak ingin memegangnya.

Selain itu badannya juga lucu, gemuk, berbulu halus, ekornya mungil dan

kalo berjalan suka berdiri. Panda juga merupakan hewan yang bersahabat,

panda suka bermain dengan sesamanya sehingga dapat membuat perasaan

manusia senang karena gaya panda memang lucu.

Dengan cerita yang pendek tersebut, guru memberikan tugas untuk

merangsang anak dalam menggambar binatang panda sesuai dengan

kemampuan anak-masing-masing.

Ternyata setelah guru melihat hasil dari gambaran anak-anak, hampir

semuanya mampu menggambar sesuai dengan cerita yang telah guru

ceritakan sesuai dengan kemampuan anak masing-masing. Padahal

sebelumnya guru memberikan tugas menggambar tanpa cerita, banyak

diantara anak-anak tidak bisa menggambar dengan baik.

Dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan bercerita

anak-anak bisa berkreatifitas sesuai dengan apa yang dibayangkan. Dengan

cerita, kemampuan anak dalam membayangkan sesuatu bisa meningkat,

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

20

sehingga hasil gambarannya menjadi lebih bagus. Dengan hasil gambaran

yang lebih bagus tersebut dapat menjadikan anak lebih senang dalam

menggambar apa yang dia lihat disekitarnya.

Menurut Ibu Novita dengan latar belakang pendidikan DII PGTK

atau dalam artian mempunyai bekal kependidikan, hasil wawancaranya

adalah :

Menurut pendapat saya kegiatan bercerita memberikan pengalaman

belajar untuk berlatih mendengarkan. Melalui mendengarkan anak

memperoleh bermacam informasi tentang pengetahuan nilai dan sikap untuk

dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Memberi pengalaman

belajar dengan menggunakan kegiatan bercerita memungkinkan anak

mengembangkan kemampuan kognitif masing-masing anak. Bila anak

terlatih untuk mendengarkan dengan baik maka ia akan terlatih untuk

menjadi pendengar yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu

melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang

didengarkannya. Pendengar yang kritis mampu menemukan ketidaksesuaian

antara apa yang didengar dengan apa yang dipahami. Bila menurut

anggapannya yang didengar itu salah, maka ia berani menyatakan adanya

kesalahan tersebut. Keberanian menyatakan pendapat yang berbeda,

misalnya dalam pernyataan :” Saya kalau dirumah tidak begitu bu guru” atau

dalam pernyataan : “ Saya kalau mengerjakan begini bu guru.”

Dan dalam kegiatan bercerita anak dibimbing mengembangkan

kemampuan untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk

memberikan informasi (sebagaimana telah dijelaskan diatas) atau

menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan. Nilai-nilai sosial yang

dapat ditanamkan ke anak yakni bagaimana seharusnya sikap seseorang

dalam hidup bersama dengan orang lain. Nilai-nilai moral yang dapat

ditanamkan yakni bagaimana seharusnya sikap moral seseorang yang

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai keagamaan yang dapat

ditanamkan yakni bagaimana kewajiban kita sebagai seorang muslim (Taat

kepada Alllah dan Ajaran Islam)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

21

Berdasarkan definisi diatas, maka saya menyimpulkan bahwa

kegiatan bercerita dapat mengembangkan kemampuan dasar untuk

mengembangkan daya cipta dalam pengertian membuat anak kreatif yaitu

lancar dalam bertutur kata dan berfikir. Dan pengembangan kemampuan

dasar dalam pengembangan bahasa atas anak mampu berkomunikasi secara

lisan dengan lingkungannya.

Menurut Ibu Dina hasil wawancara adalah sebagai berikut :

Menurut pendapat saya peranan bercerita sangat penting dan

membantu dalam mengembangkan kreativitas anak, karena bercerita

merupakan suatu metode dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

Bercerita merupakan suatu cara untuk menggali bakat anak dalam

berbahasa, berkomunikasi, bertanya serta menanamkan nilai budaya, sosial

dan agama. Peranan bercerita dapat merangsang anak untuk

konsentrasi/memusatkan perhatian serta membangun motivasi anak,

sehingga anak tidak akan pernah takut kepada guru dalam menyampaikan

suatu ide-idenya. Peranan bercerita juga dapat berbentuk kasih sayang,

pujian kepada anak didik, agar anak bisa lebih kreatif dan dapat

memunculkan rasa percaya diri kepada anak.

Menurut saya mengembangkan kreativitas anak melalui metode

bercerita diharapkan anak bisa berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab,

serta cara penyampaian yang menyenangkan dan unik dimata anak, sehingga

peranan bercerita merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat

membentuk anak yang kreatif, unik, inovatif dan aktif. Selain peranan

bercerita seorang guru yang kreatif akan membentuk jiwa anak yang kreatif.

Menurut Ibu Ida yang mempunyai latar belakang pendidikan SMK

hasil wawancaranya adalah :

Cerita merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan anak.

Dengan bercerita komunikasi akan lebih mengena dengan artian komunikasi

itu terasa komplek sehingga anak akan lebih mudah menerima apa yang

akan disampaikan di dalam cerita dengan kata lain cerita adalah komunikasi

yang paling anak sukai di dalam menyampaikan sesuatu kepada anak

sehingga anak dapat berkembang pemikirannya (kreatif) setelah dia

mendengarkan cerita tersebut.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

22

Menurut Ibu Nurul Aini

Bercerita memang dapat mengembangkan kreativitas anak, karena

kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik.

Bercerita memungkinkan mengembangkan dimensi perasaan anak TK.

Dengan bercerita pula anak akan lebih berimajinatif sehingga menghasilkan

suatu kreatifitas yang tinggi. Contohnya : guru menyampaikan cerita

bertema kehidupan di desa dan anak disuruh menggambar apa saja yang ada

dicerita. Namun untuk menumbuhkan imajinasi dan membangkitkan

semangat pada nak yang bertujuan untuk menghasilkan suatu kreativitas,

semua tergantung pada cara guru saat menyampakan cerita. Dalam bercerita,

guru tidak hanya dituntut untuk kreatif tapi juga harus berimajinasi,

sehingga anak akan menghasilkan karya yang lebih kreatif dan lain dari pada

orang lain.

4.2.1 Hasil Observasi Anak

Dari responden B3 yang teridiri dari 27 anak dalam kegiatan

belajar mengajar bisa dikatakan cukup baik, namun dalam

mengembangkan kreativitas guru telah melakukan kegiatan atau

usaha untuk meningkatkan kreativitas pada anak, namun hasil yang

didapat belum begitu memuaskan. Ada sekitar 40 % dari jumlah

siswa yang mempunyai kreativitas yang dapat dikatakan baik namun

yang 60 % adalah masih kurang memenuhi persyaratan anak yang

kreatif. Daftar nama anak (lampiran 3)

Dalam menangani anak yang kurang kreatif ini guru

memberikan metode bercerita. Dalam menyampaikan metode

bercerita ini guru berharap akan memberikan rangsangan dan

memberikan dorongan untuk manambah kreativitas anak. Cerita-

cerita yang disampaikan adalah cerita-cerita yang menarik pada

anak. Hasil yang diperoleh ada pada lembar observasi.

Cerita pertama “Anak Pemalas” yang pada akhir cerita si

anak pulang paling akhir karena tidak bisa menjawab pertanyaan

guru. Pada cerita ini guru belum melihat pengaruh cerita pada

kreativitas anak. (lampiran 4)

Cerita kedua “Budi Anak Pintar” sehingga mendapat bintang

dari guru. Pada cerita ini guru melihat adanya perubahan pada anak

yang kurang kreatif. (lampiran 5)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

23

Cerita ketiga “Kerja Kelompok Menyusun Menara” pada

cerita ini anak mulai menunjukkan bahwa ia mulai punya kreatif.

Guru memberi tugas pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya

melalui menyusun balok berbentuk menara. (lampiran 6)

Cerita ke empat “Anton Anak yang Kreatif” pada cerita ini

anak mulai terpacu untuk berkreativitas. (lampiran 7)

Dari cerita-cerita di atas anak mulai terangsang untuk

mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan minat masing-masing

anak.

4.3 Pembahasan

Masa anak-anak adalah masa mengembangkan kreatifitas, namun

kreatifitas itu tidak datang dengan sendirinya, namun perlu dikembangkan.

Anak perlu dilatih dalam ketrampilan tertentu sesuai dengan minat

pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka.

Pendidik perlu menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan

ketrampilan kreatif anak.

Serta menyediakan sarana prasarana. Tetapi ini tidak cukup.

Disamping perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, perlu ada

motivasi intrinsik pada anak. Minat anak untuk melahirkan sesuatu harus

tumbuh dari dalam diri sendiri, atas keinginan sendiri, artinya seorang guru

harus memberi kebebasan kepada anak.

Menjadi seorang guru TK bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru

berkewajiban menciptakan suasana sekolah yang sebaik-baiknya, yang

menunjang proses belajar mengajar oleh karena itu guru harus aktif

mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan

menggunakan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan

alat peraga yang cukup serta pengaturan organisasi kelas yang mantap.

Khususnya guru TK, menciptakan suasana sekolah yang menarik

merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari, karena usia TK adalah

“Bermain sambil Belajar”. Guru TK di tuntut untuk mampu menciptakan

suasana sekolah yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

24

dikelas, sehingga dapat mempermudah seorang guru dalam memberikan

pengetahuan tanpa harus ada paksaan kepada si anak tersebut. Apabila unsur

paksaan tersebut lebih dominan, maka hal ini, baik secara langsung maupun

tidak langsung akan menghambat proses kreativitas pada anak.

Dari TK yang telah penulis observasi tersebut, terdapat 7 orang guru,

dengan usia antara 20 – 50 tahun, sedangkan pengalaman mereka sebagai

guru boleh dikatakan tidak sebentar, karena pengabdian mereka dibidang

pendidikan khususnya guru Taman Kanak-Kanak antara 1 – 20 tahun. Dan

dengan latar belakang yang dimiliki oleh mereka, bisa dijadikan bekal bagi

mereka untuk mendidik anak.

Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki

oleh masing-masing guru tersebut, ternyata dalam hal mendidik dan

mengembangkan anak didiknya untuk berkreatif tidak jauh berbeda. Mereka

mengatakan, bahwa dalam mengembangkan kreativitas anak metode

bercerita adalah cukup efisien dalam membatu perkembangan kreativitas

anak.

Seperti yang dikatakan oleh Kepala TK ABA I Rambipuji, bercerita

adalah suatu cara mengembangkan kreativitas anak dimana pelaksanaannya

bergantung pada isi cerita yang disampaikan dan tergantung pada guru yang

menyampaikan cerita, baik gerakan, mimik dan aktingnya waktu bercerita.

Dengan latar belakang kependidikan yang dimiliki oleh masing-

masing guru tersebut dalam mengembangkan kreativitas anak metode yang

mereka lakukan atau mereka pilih tidak jauh berbeda yaitu mereka memiliki

metode bercerita untuk merangsang pengembangan kreativitas anak

didiknya. Menurut salah seorang guru TK yang mempunyai latar belakang

pendidikan D-2 PGTK yang menyatakan bahwa melalui bercerita anak akan

dapat berlatih pendengaran dan akan memperoleh bermacam informasi

pengetahuan nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Disamping itu bercerita juga dapat menanamkan nilai-nilai

sosial, moral dan keagamaan serta dapat mengembangkan kemampuan dasar

dalam mengembangkan bahasa dan ini akan memupuk anak untuk lebih

kreatif setelah ia menyerap apa yang disampaikan melalui bercerita.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

25

Apabila dilihat dari latar belakang pendidikan yang bervariasi

(berbeda) dari para guru tersebut ternyata cara mengembangkan kreativitas

tidak jauh beda, karena mereka mempunyai motivasi yang sama terhadap

anak-anak yaitu sama-sama ingin mengembangkan kreativitas anak. Dengan

motivasi yang bisa dikatakan sama tersebut, guru yang memiliki latar

belakang SMA maupun SMK yang masa pengabdiannya masih belum lama

dibandingkan dengan guru yang memiliki latar belakang pendidikan lebih

tinggi dan mempunyai bekal ilmu pengetahuan bahkan pengalaman terhadap

dunia anak, terus mencoba berusaha mengembangkan kreativitas anak

melalui bercerita.

Menjadi seorang guru, khususnya guru TK, tidaklah mudah seperti

yang selalu kita bayangkan. Selain pada akhirnya dituntut anak didiknya

harus bisa membaca dan menulis, guru juga dituntut untuk mengembangkan

kreativitas anak secara optimal dan ini dilakukan dengan beberapa metode

yaitu satu diataranya dengan metode bercerita.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

26

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pada dasarnya menjadi seorang guru membutuhkan suatu keahlian

khususnya guru Taman Kanak-Kanak, karena usia TK adalah usia yang

rawan dimana anak didik mudah meniru apa saja yang dilihatnya. Dan yang

paling penting adalah usia TK adalah usia dimana kita harus dapat

menanamkan dan mengembangkan kreativitas pada anak didik kita.

Bagaimanakah strategi guru dalam mengembangkan kreativitas anak melalui

bercerita.

Menjadi guru di Taman Kanak-Kanak hendaknya selain mempunyai

bekal pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan seorang guru dalam

menghadapi anak didiknya perlu memahami metode yang cocok untuk

meningkatkan atau mengembangkan kreatifitas anak didiknya.

Guru Taman Kanak-Kanak harus mampu menciptakan suasana

menyenangkan disekolah, karena anak masih sulit untuk mampu

memusatkan perhatian. Jadi merupakan tugas guru untuk mampu membuat

anak tertarik dan tidak bosan ketika berada dilingkungan sekolah.

Dengan proses kreatif yang ada pada diri anak, disitulah peranan

guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kreativitas anak didiknya. Juga

dengan metode-metode yang dimiliki atau dikuasai oleh guru dengan

metode bercerita misalnya guru berusaha mengembangkan kreativitas anak

didiknya agar menjadi manusia yang mandiri dan kreatif.

Metode bercerita yang dapat memberikan pemahaman dan

kebebasan untuk berfikir dapat memungkinkan merangsang kreativitas anak

didik untuk mencapai prestasi.

Mengembangkan kreativitas sejak dini dalam diri anak dapat

bermakna memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya yang

kelak akan bermanfaat bagi dirinya dan memberikan kepuasan kepada

individu.

Guru didalam memilih metode bercerita diharapkan dapat

mengembangkan kreativitas anak didiknya.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

27

Dengan bekal pendidikan yang dimiliki oleh guru-guru TK ABA I

Rambipuji dalam mendidik dan membimbing anak didiknya memilih

metode yang tidak jauh beda dan ternyata semua guru TK yang ada di TK

ABA I Rambipuji sama-sama memilih metode bercerita dalam

mengembangkan kreativitas anak didiknya.

5.2 SARAN

Menjadi seorang guru Taman Kanak-Kanak bukan suatu pekerjaan

yang mudah, karena mereka harus mampu mendidik anak sesuai dengan

perkembangannya. Oleh sebab itu hendaknya menjadi guru Taman Kanak-

Kanak khususnya yang ada di TK ABA I Rambipuji tidak pernah berhenti

untuk menambah pengetahuan mereka tentang dunia anak yang bertujuan

untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan TK.

Guru TK dapat memilih metode-metode yang sesuai dengan situasi

dan kondisi baik anak maupun sekolah untuk meningkatkan kreativitas anak

Diharapkan kepada semua guru TK ABA I Rambipuji agar dapatnya

menguasai metode-metode pembelajaran yang ada agar dapat memiliki

metode mana yang paling obyektif dalam menghadapi anak didiknya.

Kepada Kepala TK ABA I Rambipuji agar meningkatkan upaya

(motivasi dan dorongan) yang dilakukan guru dalam mengembangkan

kreativitas anak didiknya, karena kreativitas sangat bermakna dan berguna

bagi anak tersebut.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

28

DAFTAR RUJUKAN

Mustakim NM. 2005. Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan Anak

TK. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan

Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Rachmawati Y, Kurniati E. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak

Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan

Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Bachri SB. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-Kanak,

Teknik dan Prosedurnya, Jakarta. Departeman Pendidikan Nasional,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan

Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Penguruan Tinggi

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

29

Lampiran 1

Aspek Kreativitas anak yang diobservasi

No Aspek yang diobservasi Baik Kurang

1 Terbuka terhadap pengalaman baru

2 Fleksibel dalam berfikir dan merespon

3 Bebas dalam menyatakan pendapat dan merespon

4 Menghargai fantasi

5 Tertarik pada kegiatan kreatif

6 Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh

pada orang lain

7 Mempunyai rasa ingin tahu yang besar

8 Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi

yang tidak pasti

9 Berani mengambil resiko yang diperhitungkan

10 Percaya diri dan mandiri

11 Mempunyai tanggung jawab dan komitmen kepada

tugas

12 Tekun dan tidak mudah bosan

13 Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah

14 Kaya akan inisiatif

15 Peka terhadap situasi lingkungan

16 Lebih berorientasi kemasa kini dan masa depan dari

pada masa lalu

17 Mempunyai citra diri dan stabilitas emosi yang baik

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

30

Lampiran 2

Aspek mengembangkan Kreativitas yang dilakukan guru

No Aspek yang ditanyakan Ya Tidak

1 Memberikan rangsangan mental pada aspek kognitif

dan kepribadian

2 Menciptakan lingkungan yang kondusif

3 Guru yang memberikan stimulasi dan kreativitas guru

4 Mengikutsertakan orang tua dalam mengembangkan

kreativitas (secara tidak langsung)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

31

Lampiran 3

DAFTAR KELOMPOK B3

TK. ABA I RAMBIPUJI

NO NAMA JENIS KELAMIN

KETERANGAN P L

1 Aditya Dion L P = 14

2 Aditya Wahyu L L = 13

3 M. Andre L

4 Eovrija Luluk P

5 Desi P

6 Salsa Bila P

7 Febrianti P

8 Linda P

9 Dika Humairoh P

10 Wendi P

11 Aulia Intan P

12 Imro’atul P

13 Reza P

14 Niken P

15 Tania P

16 Noval Hayyu L

17 Wulandari P

18 Sauqi L

19 Hari Riski L

20 M. Ilzam L

21 Henrico L

22 Hasbi L

23 Ugra L

24 M. Roy L

25 M. Danil L

26 Fateh Jenata L

27 Qotrun Nada P

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

32

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 4 JUNI 2007

Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Anak Malas”

Tujuan : Meningkatkan Keaktivan Anak

Hasil : Perubahan Tingkah Laku dari Malas menjadi Rajin

NO NAMA

Aspek Kreativitas Anak

(Item Pada Lampiran Observasi)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

B / K

1 Aditya Dion B K K K B K B K B K K B B B K K B

2 Aditya Wahyu K B B K B B K K B K B K K B B K K

3 M. Andre B B B K K K K K B K K K B B B B K

4 Eovrija Luluk B B K B B K B K B K B K B K K K K

5 Desi K K B B B K K K K K K B K K B B B

6 Salsa Bila K B K B K K B K B K K B K B K K K

7 Febrianti K K B B K K B B K K B B K B B K B

8 Linda K K K K K B B B K K K B B B K B K

9 Dika Humairoh B B B K K K B B K B K B K K K K K

10 Wendi K K K K K B B B K B K B B B K K K

11 Aulia Intan K K K B B B K K K K B B B B K K K

12 Imro’atul B B B B B B K K K K K K K B K K K

13 Reza K K K K K B B B B K K B B B K K K

14 Niken B B B B B K K K B K K B K K K K K

15 Tania K K K K B B B B B K K K K B B K K

16 Noval Hayyu K B B K K B K B K K B B K K K B B

17 Wulandari B B K K B B K K B B K K B B B K K

18 Sauqi K K B B K K B B K K B B K K K B B

19 Hari Riski B B B B B B B K K K K K K K B B K

20 M. Ilzam B B B K K K K K B B K K K B B K K

21 Henrico B B K K B B K K B B K K K B B K K

22 Hasbi B K B K B K B K B K B K B K B B K

23 Ugra B B K B K K B B K B B K K K B K K

24 M. Roy K K B B K K B B K K B B K K B B K

25 M. Danil B B B B K K K K B B K K B B K K B

26 Fateh Jenata K K K K B B B K K K B B B K K K B

27 Qotrun Nada B K B K B K B K B K B K B K K B K

Keterangan : B = Baik

K = Kurang

B = 40 %

K = 60 %

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

33

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 11 JUNI 2007

Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Budi Anak Pintar”

Tujuan : Meningkatkan Kreativitas Anak

Hasil : Perubahan pada Anak yang Kurang Kreatif

NO NAMA

Aspek Kreativitas Anak

(Item Pada Lampiran Observasi)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

B / K

1 Aditya Dion B K B K K B K B K B K B K B K B B

2 Aditya Wahyu B K B K B B K B K B K B B K K K K

3 M. Andre K K K B B K B B K B K B B B K K K

4 Eovrija Luluk B B K B B K K B B K B B B K K K K

5 Desi K K B B B K K B B K B K K B B K K

6 Salsa Bila B K B K K B K B K K B K B K B K B

7 Febrianti K B K B K K B K B K B K B K B B B

8 Linda K B K B K K B K B K B K B B K B B

9 Dika Humairoh B K B K K B K B K B K B K B K K B

10 Wendi K B K B K B K B K B K B B B K B K

11 Aulia Intan K B K B K B K B K B K B K B K B K

12 Imro’atul B K B K B K B K B K B K B K B K B

13 Reza K B K B K B K B K B K B K B B K K

14 Niken B K B K B K B K B K K K B K B K B

15 Tania B K B K B K B K B K B K B K B K B

16 Noval Hayyu K B K B K B K B K B B B K B K K B

17 Wulandari K B K B K B K B K B B K K B K K B

18 Sauqi B B B K B K B K B K K B B B K K K

19 Hari Riski K B B K B K B K B K K B B B K K K

20 M. Ilzam B B B K K B K B K B K K B K K B B

21 Henrico B B B K K B K B K B K K B K K B K

22 Hasbi K B K B K K B K K K B K K B B B B

23 Ugra K B K B K K B K B K B K K B B B B

24 M. Roy B K B K B K B B K B K B B K K K K

25 M. Danil B K B K B K B B K B K B B B K K K

26 Fateh Jenata K B K B K B K K B K K K K B B B B

27 Qotrun Nada K B K K K B K K B K K K K B B B B

Keterangan : B = Baik

K = Kurang

B = 50 %

K = 50 %

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

34

Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 18 JUNI 2007

Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Kerja Kelompok Menyusun Menara”

Tujuan : Meningkatkan Kreativias Anak

Hasil : Anak Kreatif mulai Meningkat

NO NAMA

Aspek Kreativitas Anak

(Item Pada Lampiran Observasi)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

B / K

1 Aditya Dion B K B K B K B B B K B K B K B B K

2 Aditya Wahyu B B K B K B K K K B K B K B B B B

3 M. Andre B B B K B B K K B B B B B K K K K

4 Eovrija Luluk K B K B K B K B K B B B B K K B B

5 Desi K B K B K B K B K B B B B K K B B

6 Salsa Bila B K B K B K B K B K B K B K B B B

7 Febrianti K B K B K B K B K B K B K B B B B

8 Linda K B B K B B K B B K B K B K B B K

9 Dika Humairoh B K B B K B B K B K B K B K B B K

10 Wendi B B B B K K B K B K B K B B K K K

11 Aulia Intan B B B B K K B K B K B K B B K K K

12 Imro’atul K B K B K B K B K B K B B B B B B

13 Reza K B K B K B K B K B K B B B B B B

14 Niken B B K B K B K B K B K B B K B K B

15 Tania B B K B K B K B K B K B B K B K B

16 Noval Hayyu K B B K B K B K B K B K B K B B B

17 Wulandari K B B K B K B K B K B K B K B B B

18 Sauqi B B B B B B B B B B B K K K K K K

19 Hari Riski B B B B B B B B B B B K K K K K K

20 M. Ilzam K K K K K K B B B B B B B B B B B

21 Henrico K K K K K K B B B B B B B B B B B

22 Hasbi B B B B B B B B B B K K K K K K K

23 Ugra B B B B B B B B B B K K K K K K K

24 M. Roy K K K B B B B B B B B K K K K K K

25 M. Danil K K K B B B B B B B B K K K K K K

26 Fateh Jenata K K K K K B B B B B B B B B B K K

27 Qotrun Nada K K K K K B B B B B B B B B B K K

Keterangan : B = Baik

K = Kurang

B = 60 %

K = 40 %

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

35

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI TANGGAL 25 JUNI 2007

Mengembangkan kreativitas melalui cerita “Anak Kreatif”

Tujuan : Meningkatkan Kreativitas Anak

Hasil : Anak semakin Kreatif

NO NAMA

Aspek Kreativitas Anak

(Item Pada Lampiran Observasi)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

B / K

1 Aditya Dion B B B B B B B B B B B B B K K K K

2 Aditya Wahyu K K B K B K B B B B B B B B B B B

3 M. Andre B K B B K B B B K B B B B B B B K

4 Eovrija Luluk B B B B B B B B B B K B K B K B K

5 Desi B B B B B B B B B B K B K B K B K

6 Salsa Bila K B K B K B K B B B B B B B B B B

7 Febrianti K B K B K B K B B B B B B B B B B

8 Linda B B B B B B B B B B K B K B K B K

9 Dika Humairoh B B B B B B B B B B K B K B K B K

10 Wendi B B B B B B K B K B B K B K B B B

11 Aulia Intan B B B B B B K B K B B K B K B B B

12 Imro’atul B K B K B K B K B B B B B B B B B

13 Reza B K B K B K B K B B B B B B B B B

14 Niken K B K B K B K B B B B B B B B B B

15 Tania K B K B K B K B B B B B B B B B B

16 Noval Hayyu B B B B B B B B B K K B B K B K B

17 Wulandari B B B B B B B B B K K B B K B K B

18 Sauqi B K B B K K K B B B B B B B B B B

19 Hari Riski B K B B K K K B B B B B B B B B B

20 M. Ilzam B B B B K K K B B B B B B K B B B

21 Henrico B B B B K K K B B B B B B K B B B

22 Hasbi B B B B K K K B B B B B B K B B B

23 Ugra B B B B B B B B K K K K B B B B B

24 M. Roy B B B B B B B B K K K K B B B B B

25 M. Danil B B B B B B B B K K K K B B B B B

26 Fateh Jenata B B K B K B K B K B B B B B B B B

27 Qotrun Nada B B K B K B K B K B B B B B B B B

Keterangan : B = Baik

K = Kurang

B = 75 %

K = 25 %

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

36

STRATEGI MENGEMBANGKAN KREATIVITAS

ANAK MELALUI BERCERITA DI TK AISYIYAH

BUSTANUL ATHFAL I RAMBIPUJI

JEMBER

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Jember

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memenuhi

Program D-2 PGTK

Oleh :

YULIANA NIM : 05024032

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

GURU TAMAN KANAK-KANAK

JULI 2007

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

37

LEMBAR PERSETUJUAN

Dengan ini dinyatakan bahwa Tugas Akhir yang di buat :

Nama : YULIANA

NIM : 05024032

Judul : Strategi Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Bercerita di TK.

Aisyiyah Bustanul Athfal I Rambipuji

Isi dan formatnya telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diujikan

dalam memperoleh gelar Ahli Muda Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember.

Jember, Juli 2007

Dosen Pembimbing

Dr. BAMBANG HARI. P, MA

NIP : 131 658 015

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

38

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas akhir oleh Yuliana ini telah dipertahankan

di depan Dewan Penguji pada Tanggal 31 Juli 2007

Dewan Penguji

.............................. Ketua

Drs. H. MF. Rachman Tawil, M.Si

.............................. Sekretaris

Drs. Slamet Riyadi

.............................. Anggota

DR. Bambang Hari P, MA

Mengetahui,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Drs. Kukuh Munandar, M.Kes

NIP : 131 963 584

ii

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

39

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dalam penulisan tugas akhir ini

penulis menyadari masih banyak kekurangan, karena adanya keterbatasan

kemampuan atau keterbatasan ilmu yang kami miliki.

Adapun penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang

harus dipenuhi oleh semua mahasiswa Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak

guna menyelesaikan jenjang Pendidikan Diploma II di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak.

Dalam penyelesaian tugas ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara

langsung maupun tidak langsung, hingga terselesaikannya tugas akhir ini, antara

lain :

1. Bpk. Drs. Kukuh Munandar, M.Kes, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember ;

2. Ibu Dra. Tri Endang Jatmikowati, M.Si, selaku Ketua Program Study D-2

PGTK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Jember ;

3. Bpk. Dr. Bambang Hari P, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan nasehat dan bantuan kepada penulis sehingga terselesaikannya

tugas akhir ini ;

4. Ibu Lathifah Hanum, MM, selaku Kepala TK. ABA I Rambipuji dan Staf-

stafnya yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan bersedia kami wawancarai ;

5. Suami dan keluarga yang telah memberikan dukungan ;

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pengelola Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember ;

7. Semua pihak yang membantu kelancaran pelaksanaan dan penyusunan Tugas

Akhir ini.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

40

Akhirnya, harapan kami semoga tugas akhir ini nantinya bermanfaat baik

bagi penulis maupun semua pihak yang membaca, khusunya mahasiswa D-2

PGTK Universitas Muhammadiyah Jember. Saran dan Kritik yang bersifat

membangun terhadap penulisan tugas akhir ini sangat kami harapkan dan mudah-

mudahan orang-orang yang telah membantu kami senantiasa mendapatkan

Rahmad dan Hidayah dari Allah SWT. Amin.

Penyusun

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

41

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Lembar Persetujuan ......................................................................................... i

Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii

Kata Pengantar ................................................................................................ iii

Daftar Isi .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 2

1.3 Tujuan .................................................................................. 2

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................. 2

1.5 Batasan Operasional ............................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kreatifitas ............................................................... 4

2.2 Cara Meningkatkan Kreativitas Anak .................................. 5

2.3 Bercerita ............................................................................... 7

2.4 Peran Bercerita dalam Mengembangkan Kreativitas Anak . 8

2.5 Prosedur Pembelajaran ......................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 13

3.2 Populasi / Responden ........................................................... 13

3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................. 13

3.4 Metode Analisis Data ........................................................... 14

3.4.1 Data Hasil Obeservasi .............................................. 14

3.4.2 Data Hasil Wawancara ............................................. 14

v

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdigilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/9/umj-1x-yu... · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya

42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum tentang TK ABA I Rambipuji ................ 15

4.1.1 Gambaran Umum tentang Staf Pengajar TK ABA I

Rambipuji ................................................................. 15

4.1.2 Gambaran Geografis TK ABA I Rambipuji ............ 17

4.1.2.1 Letak Geografis TK ABA I Rambipuji ..... 17

4.1.2.2 Jarak TK ABA I Rambipuji dengan Kota

Kecamatan ................................................. 17

4.1.2.3 Peta Lokasi TK ABA I Rambipuji ............ 17

4.1.3 Gambaran Siswa TK ABA I Rambipuji .................. 18

4.2 Hasil Wawancara dengan Staf Pengajar TK ABA I

Rambipuji ............................................................................. 18

4.2.1 Hasil Observasi Anak ............................................... 22

4.3 Pembahasan .......................................................................... 23

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 26

5.2 Saran ..................................................................................... 27

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 28

DAFTAR LAMPIRAN