bab 8 penafsiran peta topografi

Upload: djauhari-noor

Post on 02-Apr-2018

524 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    1/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    93 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    88Penafsiran Peta Topografi8.1. Pendahuluan

    Pada dasarnya penafsiran peta topografi dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu

    penafsiran secara kualitatif dan kuantitatif. Penafsiran peta kualitatif memfokuskan pada semuaaspek dari suatu peta, yaitu aspek kelerengan peta (lereng terjal atau landai), jenis iklim yangada (beriklim kering atau basah), ada tidaknya kontrol struktur. Pertanyaan pertanyaantersebut harus dapat dijawab secara baik melalui mengalaman, melalui perbandingan petayang akan ditafsirkan dengan contoh kenampakan lainnya didalam peta, dan melaluipengamatan kenampakan kenampakan yang bersifat anomali untuk membantu dalammembedakan kenampakan kenampakan yang ada di peta dengan kenampakan lainnya.

    Penafsiran kuantitatif adalah penafsiran yang dilakukan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang berbeda. Berapa derajat sudut lerengnya? Berapa nilai kerapatan sungainya(drainage densities) ?; Berapa derajat arah dari bukit yang ada di dalam peta. Meskipunpertanyaan pertanyaannya mirip dengan pertanyaan pada penafsiran kualitatif, namun berbeda

    dalam hal mengukur panjang suatu obyek, volume, frekuensi dalam analisis. Kedua analisa,baik analisa kualitatif maupun analisa kuantitatif yang dilakukan secara sendiri sendiri sudahcukup untuk memahami suatu peta topografi. Kedua analisa dapat saling menguatkan dalammemahami resistensi batuan dan struktur batuan, proses proses erosi dan pengendapan,

    dampak waktu terhadap suatu evolusi bentangalam.

    8.2. Metoda Penafsiran Peta Topografi

    Ada dua cara dasar untuk belajar mengenal dan mengidentifikasi kenampakan-kenampakangeologi pada peta topografi, yaitu:

    1. Melakukan pengamatan secara teliti terhadap bentuk-bentuk dari struktur geologi yangdigambarkan dalam bentuk-bentuk kontur pada peta topografi. Gambaran/ilustrasi daribentuk-bentuk semacam ini disebut sebagai kunci untuk mengenal dan mengidentifikasikenampakan geologi.

    2. Melalui metoda praktek dan pelatihan sehingga memiliki kemampuan melakukandeduksi dalam mengidentifikasi dan memaknakan kenampakan-kenampakan geologimelalui kajian dengan berbagai kriteria. Cara ini diyakini sangat dibutuhkan dalammelakukan interpretasi.

    Meskipun banyak diilustrasikan disini bahwa kesamaan geologi yang terdapat di banyak tempatdi dunia, baik secara stuktur geologi, stratigrafi dan geomorfologi detail serta hubungan

    diantaranya sangatlah unik. Berikut ini adalah beberapa cara dalam mengenal danmengidentikasi kenampakan-kenampakan geologi pada peta topografi.

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    2/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    94 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    Pembuatan peta geomorfologi akan dipermudah dengan adanya data sekunder berupa petatopografi, peta geologi, foto udara, citra satelit, citra radar, serta pengamatan langsungdilapangan. Interpretasi terhadap data sekunder akan membantu kita untuk menetapkansatuan dan batas satuan geomorfologinya. Walaupun demikian, interpretasi pada petatopografi tetap ditujukan untuk menginterpretasikan batuan, struktur dan proses yang mungkin

    terjadi pada daerah di peta tersebut, baik analisa secara kualitatif, maupun secara kuantitatif.

    Dalam interpretasi peta topografi, prosedur umum yang biasa dilakukan dan cukup efektifadalah:

    1. Menarik semua kontur yang menunjukkan adanya lineament /kelurusan;2. Mempertegas (biasanya dengan cara mewarnai) sungai-sungai yang mengalir pada

    peta;3. Mengelompokan pola kerapatan kontur yang sejenis.

    Pada butir 1, penarikan lineament biasa dengan garis panjang, tetapi dapat juga berpatah-patah dengan bentuk garis-garis lurus pendek. Kadangkala, setelah pengerjaan penarikangaris-garis garis-garis pendek ini selesai, dalam peta akan terlihat adanya zona atau trend atau

    arah yang hampir sama dengan garis-garis pendek ini.

    Pada butir 2, akan sangat penting untuk melihat pola aliran sungai (dalam satu peta mungkinterdapat lebih dari satu pola aliran sungai). Pola aliran sungai merupakan pencerminankeadaan struktur yang mempengaruhi daerah tersebut.

    Pada butir 3, pengelompokan kerapatan kontur dapat dilakukan secara kualitatif yaitu denganmelihat secara visual terhadap kerapatan yang ada, atau secara kuantitatif dengan menghitungpersen lereng dari seluruh peta. Persen lereng adalah persentase perbandingan antara bedatinggi suatu lereng terhadap panjang lerengnya itu sendiri.

    Dalam interpretasi batuan dari peta topografi, hal terpenting yang perlu diamati adalah pola

    kontur dan aliran sungai.

    a. Pola kontur rapat menunjukan batuan keras, dan pola kontur jarang menunjukanbatuan lunak atau lepas.

    b. Pola kontur yang menutup (melingkar) diantara pola kontur lainnya, menunjukan lebihkeras dari batuan sekitarnya.

    c. Aliran sungai yang membelok tiba-tiba dapat diakibatkan oleh adanya batuan keras.d. Kerapatan sungai yang besar, menunjukan bahwa sungai-sungai itu berada pada

    batuan yang lebih mudah tererosi (lunak). (kerapatan sungai adalah perbandinganantara total panjang sungai-sungai yang berada pada cekungan pengaliran terhadapluas cekungan pengaliran sungai-sungai itu sendiri).

    Dalam interpretasi struktur geologi dari peta topografi, hal terpenting adalah pengamatanterhadap pola kontur yang menunjukkan adanya kelurusan atau pembelokan secara tiba-tiba,baik pada pola bukit maupun arah aliran sungai, bentuk-bentuk topografi yang khas, serta polaaliran sungai.

    8.3. Penafsiran Geomorfologi

    Ada dua cara dasar untuk belajar mengenal dan mengidentifikasi kenampakan-kenampakangeologi pada peta topografi. Cara pertama adalah dengan mengamati dengan teliti dan detailterhadap bentuk-bentuk dari struktur geologi yang digambarkan dalam bentuk-bentuk konturpada peta topografi. Gambaran / ilustrasi dari bentuk-bentuk semacam ini disebut sebagai

    kunci untuk mengenal dan mengidentifikasi kenampakan geologi. Cara kedua adalah melaluimetoda praktek dan pelatihan sehingga memiliki kemampuan melakukan deduksi dalam

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    3/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    95 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    mengidentifikasi dan memaknakan kenampakan-kenampakan geologi melalui kajian denganberbagai kriteria. Cara kedua ini diyakini sangat dibutuhkan dalam melakukan interpretasi.

    Meskipun banyak diilustrasikan disini bahwa kesamaan geologi yang terdapat di banyak tempatdi dunia, baik secara stuktur geologi, stratigrafi dan geomorfologi detail serta hubungan

    diantaranya sangatlah unik. Berikut ini adalah beberapa cara dalam mengenal danmengidentikasi kenampakan-kenampakan geologi pada peta topografi. Pembuatan petageomorfologi akan dipermudah dengan adanya data sekunder berupa peta topografi, petageologi, foto udara, citra satelit, citra radar, serta pengamatan langsung dilapangan.Interpretasi terhadap data sekunder akan membantu kita untuk menetapkan satuan dan batassatuan geomorfologinya.

    8.4. Penafsiran Peta Topografi

    Dalam interpretasi geologi dari peta topografi, maka penggunaan skala yang digunakan akansangat membantu. Di Indonesia, peta topografi yang tersedia umumnya mempunyai skala 1 :25.000 atau 1 : 50.000 (atau lebih kecil). Acapkali skala yang lebih besar, seperti skala 1 :

    25.000 atau 1 : 12.500 umumnya merupakan pembesaran dari skala 1 : 50.000. dengandemikian, relief bumi yang seharusnya muncul pada skala 1 : 25.000 atau lebih besar, akantidak muncul, dan sama saja dengan peta skala 1 : 50.000. Dengan demikian, sasaran / objekinterpretasi akan berlainan dari setiap skala peta yang digunakan. Perhatikan Tabel 8-1dibawah, interpretasi pada peta topografi tetap ditujukan untuk menginterpretasikan batuan,struktur dan proses yang mungkin terjadi pada daerah di peta tersebut, baik analisa secarakualitatif, maupun secara kuantitatif.

    Tabel 8-1 Contoh skala peta dan satuan geomorfologi

    Dalam interpretasi peta topografi, prosedur umum yang biasa dilakukan dan cukup efektifadalah: 1). Menarik semua kontur yang menunjukkan adanya lineament / kelurusan; 2).Mempertegas (biasanya dengan cara mewarnai) sungai-sungai yang mengalir pada peta, 3).Mengelompokan pola kerapatan kontur yang sejenis.

    Pada butir 1, penarikan lineament biasa dengan garis panjang, tetapi dapat juga berpatah-patah dengan bentuk garis-garis lurus pendek. Kadangkala, setelah pengerjaan penarikangaris-garis garis-garis pendek ini selesai, dalam peta akan terlihat adanya zona atau trend atauarah yang hampir sama dengan garis-garis pendek ini. Pada butir 2, akan sangat penting untuk

    melihat pola aliran sungai (dalam satu peta mungkin terdapat lebih dari satu pola aliran sungai).

    Skala Contoh satuan geomorfologi

    1 : 250.000 Zona fisiografi : geoantiklin Jawa, pegunungan Rocky, Zonapatahan Semangko

    1 : 100.000

    Sub fisiografi : Komplek dieng, Perbukitan kapur selatan, dan

    lainnya, Plateau Rongga

    1 : 50.000Perbukitan Karst Gn. Sewu, Perbukitan LipatanKarangsambung, Delta Citarum, Dataran Tinggi Bandung, dan

    lainnya

    1 : 25.000Lembah Antiklin Welaran, Hogback Brujul Waturondo, BukitSinklin Paras, Kawah Upas, dan lainnya

    1 : 10.000Lensa gamping Jatibungkus, Sumbat Lava Gn. Merapi,Longsoran Cikorea

    1 : 10.000 < Aliran Lumpur di , rayapan di km,Erosi alur di, dsb

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    4/18

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    5/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    97 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    Dalam interpretasi batuan dari peta topografi, hal terpenting yang perlu diamati adalah polakontur dan aliran sungai.

    a. Pola kontur rapat menunjukan batuan keras, dan pola kontur jarang menunjukanbatuan lunak atau lepas.

    b. Pola kontur yang menutup (melingkar) diantara pola kontur lainnya, menunjukan lebihkeras dari batuan sekitarnya.c. Aliran sungai yang membelok tiba-tiba dapat diakibatkan oleh adanya batuan keras

    atau zona patahan.d. Kerapatan sungai yang besar, menunjukan bahwa sungai-sungai itu berada pada

    batuan yang lebih mudah tererosi (lunak). (kerapatan sungai adalah perbandinganantara total panjang sungai-sungai yang berada pada cekungan pengaliran terhadapluas cekungan pengaliran sungai-sungai itu sendiri), sedangkan kerapatan sungai yangkecil menunjukan batuan yang resisten terhadap erosi.

    Dalam interpretasi struktur geologi dari peta topografi, hal terpenting adalah pengamatanterhadap pola kontur yang menunjukkan adanya kelurusan atau pembelokan secara tiba-tiba,

    baik pada pola bukit maupun arah aliran sungai, bentuk-bentuk topografi yang khas, serta polaaliran sungai. Berikut ini adalah penafsiran struktur perlapisan, struktur lipatan dan struktursesar berdasarkan pola kontur, pola aliran sungai dan lineament (kelurusan) topografi.

    1. Jurus dan kemiringan lapisan berdasarkan pola kontur

    Jurus perlapisan batuan dapatditafsirkan berdasarkan arahkecenderungan dari garis konturnya.

    Kemiringan lapisan batuan dapat

    ditafsirkan berdasarkan spasikonturnya. Arah kemiringan umumnyamengarah ke arah spasi kontur yangrenggang.

    2. Jurus dan kemiringan lapisan berdasarkan pola kontur

    Jurus perlapisan batuan dapatditafsirkan berdasarkan bentuk daripola garis konturnya.

    Kemiringan lapisan batuan dapatditafsirkan berdasarkan spasikonturnya. Arah kemiringan umumnyamengarah ke arah spasi kontur yangrenggang.

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    6/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    98 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    3. Resistensi batuan berdasarkan pola kerapatan kontur

    Spasi garis kontur rapat meng-indikasikan batuan yang resisten

    Spasi garis kontur renggangmengindikasikan batuan yang non-resisten.

    4. Resistensi batuan berdasarkan kerapatan sungai (drainage density)

    Nilai kerapatan sungai (drainage

    density) yang besar mengindikasikanbatuannya lunak, seperti batulempung,napal, atau lanau.

    Nilai kerapatan sungai (drainagedensity) yang kecil mengindikasikanbatuannya resisten, seperti: batuanbeku, breksi, konglomerat, batupasir.

    5. Struktur lipatan berdasarkan pola kontur perbukitan paralel

    Pola kontur perbukitan yang sejajar /paralel.

    Pola aliran sungai trellis yang mewakilidaerah yang dikontrol oleh strukturperlipatan.

    6. Struktur lipatan berdasarkan pola konturperbukitan berupa shoe shape

    Pola kontur perbukitan yang berbentuksepatu (shoe shape) mengindikasikanstruktur lipatan (sinklin atau antiklin)yang menunjam kebawah atau terbukakeatas.

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    7/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    99 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    7. Struktur patahan berdasarkan pola kontur perbukitan yang bergeser

    Pola kontur perbukitan yang bergeser

    (offset).

    Pola kontur yang mengikuti bidangsesar / patahan.

    8. Struktur patahan berdasarkan pola aliran sungai yang berbelok tiba-tiba (offset)

    Pola aliran sungai yang membeloksecara tiba tiba (offset)

    Arah aliran sungai yang mengalirdisepanjang bidang patahan.

    Beberapa contoh kenampakan Geologi yang dapat diidentikasi dan dikenal pada peta topografi:

    1. Patahan / Sesar, umumnya ditunjukan oleh adanya pola kontur rapat yang meneruslurus, kelurusan sungai dan perbukitan, ataupun pergeseran, dan pembelokanperbukitan atau sungai, dan pola aliran sungai parallel dan rectangular.

    Gambar 8-1 Peta Topografi Patahan : Kelurusan bukit yang diwakili oleh pola kontur rapat yang menerus

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    8/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    100 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    Gambar 8-2 Peta Topografi Patahan :Kelurusan dan pergeseran bukit yang diwakili oleh kontur rapat

    yang menerus dan lurus

    Gambar 8-3 Peta Topografi Patahan:Kelurusan bukit yang diwakili oleh pola kontur rapat yang menerus

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    9/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    101 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    2. Perlipatan, umumnya ditunjukan oleh pola aliran sungai trellis atau parallel, danadanya bentuk-bentuk dip-slope yaitu suatu kontur yang rapat dibagian depan yangmerenggang makin kearah belakang. Jika setiap bentuk dip-slope ini diinterpretasikanuntuk seluruh peta, muka sumbu-sumbu lipatan akan dapat diinterpretasikan kemudian.Pola dip-slope seperti ini mempunyai beberapa istilah yang mengacu pada kemiringan

    perlapisannya.

    Gambar 8-4 Peta Topografi Lipatan : Pola Aliran Trellis dan Penjajaran Bukit

    Gambar 8-5 Peta Topografi Lipatan : Pola Aliran Trellis, Pola Kontur berbentuk

    sepatu (shoe shape) dan Penjajaran Bukit

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    10/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    102 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    3. Kekar, umumnya dicirikan oleh pola aliran sungai rektangular, dan kelurusan-kelurusan sungai dan bukit.

    Gambar 8-6 Peta topografi yang memperlihatkan kontrol Kekar dan Sesar: Pola aliran

    rectangular, kelurusan (lineament) bukit, kelurusan sebaran danau.

    Gambar 8-7 Peta topografi yang memperlihatkan kontrol Kekar dan lineament

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    11/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    103 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    4. Intrusi, umumnya dicirikan oleh pola kontur yang melingkar dan rapat, sungai-sungaimengalir dari arah puncak dalam pola radial atau annular.

    Gambar 8-8 Peta Topografi Intrusi Batuan Beku dengan pola kontur yangmelingkar dan rapat.

    Gambar 8-9 Peta Topografi Kubah Garam (Dome structures) dan Pola Aliran Annular

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    12/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    104 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    5. Lapisan mendatar, dicirikan oleh adanya areal dengan pola kontur yang jarang dandibatasi oleh pola kontur yang rapat.

    Gambar 8-10 Peta Topografi dari Batuan Lapisan Mendatar yang dicirikanoleh pola kontur yang jarang dibatasi oleh pola kontur yang rapat.

    Gambar 8-11 Peta Topografi dari Batuan Lapisan Mendatar yang dicirikan

    oleh pola kontur yang jarang dibatasi oleh pola kontur yang rapat.

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    13/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    105 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    6. Ketidakselarasan bersudut, dicirikan oleh pola kontur rapat dan mempunyaikelurusan-kelurusan seperti pada pola perlipatan yang dibatasi secara tiba-tiba olehpola kontur jarang yang mempunyai elevasi sama atau lebih tinggi.

    Gambar 8-12 Peta Topografi dari bentuk ketidak selarasan: Perbedaan polakontur rapat dan renggang

    7. Gunung api, dicirikan umumnya oleh bentuk kerucut dan pola aliran radial, sertakawah pada puncaknya untuk gunung api muda, sementara untuk gunung api tua dan

    sudah tidak aktif, dicirikan oleh pola aliran annular serta pola kontur melingkar rapatatau memanjang yang menunjukan adanya jenjang volkanik atau korok-korok.

    Gambar 10-13 Peta Topografi Gunungapi : Pola kontur membulat dan PolaAliran Radial

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    14/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    106 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    Gambar 10-14 Peta Topografi Kaldera dengan anak Gunungapi : Pola KonturMembulat.

    8. Karst, dicirikan oleh pola kontur melingkar yang khas dalam penyebaran yang luas,beberapa aliran sungai seakan-akan terputus, terdapat pola-pola kontur yangmenyerupai bintang segi banyak, serta pola aliran sungai multibasinal. Pola karst iniagak mirip dengan pola perbukitan seribu yang biasanya terjadi pada kaki gunung api.Walaupun dengan pola kontur yang melingkar dengan penyebaran cukup luas, tetapiumumnya letaknya berjauhan antara satu pola melingkar dengan lainnya, dan tidakdidapat pola kontur seperti bintang segi banyak.

    Gambar 10-15. Peta Topografi Karst :Pola kontur depresi dan

    sungai bawah tanah

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    15/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    107 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    Gambar 10-16. Peta Topografi Karst : Pola kontur depresi dansungai bawah tanah

    9. Daerah mlange, umumnya dicirikan oleh pola-pola kontur melingkar berupa bukit-bukit dalam penyebaran yang relative luas, terdapat beberapa pergeseran bentuk-bentuk topografi, kemungkinan juga terdapat beberapa kelurusan, dengan pola aliransungai rektangular atau contorted.

    Gambar 8-17 Peta Topografi Daerah Melange : Pola Kontur dan Pergeseran Bentuk

    Bentuk Topografi.

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    16/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    108 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    8. Daerah Slump, umumnya dicirikan oleh banyaknya pola dip-slope denganpenyebarannya yang tidak menunjukan pola pelurusan, tetapi lebih berkesan acak-acakan. Pola kontur rapat juga tidak menunjukan kelurusan yang menerus, tetapiberkesan terpatah-patah.

    Gambar 8-18 Peta Topografi Daerah Slump : Pola Kontur dengan dip slope yangbersifat acak dan pola aliran dendritik .

    Gambar 8-19 adalah suatu peta kontur hipotetis yang merefleksikan wilayah yang tersusun daribatuan sedimen terlipat dan tersesarkan. Berdasarkan peta tersebut dapat dianalisa danditafsirkan sebagai berikut:

    Perlipatan batuan dicerminkan oleh pola kontur yang memperlihatkan pola simetrisedangkan kemiringan lapisan batuan dicerminkan oleh kerapatan kontur / spasi kontur.Untuk jurus perlapisan batuan tercermin dari pola garis kontur yang memanjang dari arahbaratdaya - timurlaut, pola garis kontur yang demikian dapat ditafsirkan sebagai arah jurusperlapisan batuan.

    Untuk arah kemiringan lapisan dapat ditafsirkan melalui pola spasi kontur dari rapat kerenggang, hal ini mencerminkan bentuk relief yang landai dan bentuk lereng yang demikianbiasanya mewakili bidang kemiringan lapisan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka dapat

    ditafsirkan jurus perlapisan batuan berarah baratdaya timurlaut dengan arah kemiringanlapisan ke arah tenggara dan baratlaut., membentuk lipatan antiklin.

    Patahan / sesar dicerminkan oleh pola aliran sungai dan arah sungai yang membeloksecara tiba tiba serta adanya pergeseran pola kontur. Berdasarkan adanya offset sungaidan pergeseran pola kontur dapat ditafsirkan pada jalur sungai tersebut dilalui oleh sesarmendatar dengan pergerakan relatifnya mengarah kekanan (dexstral fault)

    Jenis litologi dapat ditafsirkan melalui kerapatan kontur. Untuk kontur rapat mencerminkanbatuan yang keras (resisten) sedangkan kontur yang renggang mencerminkan batuan yanglunak (kurang resisten).

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    17/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    109 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    Gambar 8-19 Peta topografi hipotetik yang mencerminkan suatu daerah yang terlipat dantersesarkan.

    Gambar 8-20 adalah peta topografi hipotetis yang merefleksikan suatu wilayah yang tersusundari perselingan batuan yang resisten (batupasir, konglomerat, atau breksi) dan non-resistenterhadap erosi (lempung, serpih, atau napal).

    Berdasarkan peta tersebut dapat dianalisa dan ditafsirkan sebagai berikut:

    Pada peta, batuan resisten ditafsirkan dari kenampakan pola kontur yang rapat, sedangkanbatuan non-resisten diwakili oleh pola kontur yang renggang.

    Pola kontur yang berada dibagian atas peta memperlihatkan kontur yang rapat denganpola kontur tidak teratur. Pola kontur yang demikian umumnya mewakili batuan yang

    homogen. Berdasarkan data geologi diketahui bahwa topografi tersebut tersusun daribatuan metamorf.

    Kedudukan jurus dan kemiringan lapisan batuan (strike/dip) dapat ditafsirkan melalui poladan kerapatan konturnya. Untuk jurus perlapisan batuan tercermin dari pola garis konturyang memanjang dari kiri ke kanan (barat timur), pola garis kontur yang demikian dapatditafsirkan sebagai arah jurus perlapisan batuan. Untuk arah kemiringan lapisan dapatditafsirkan melalui pola spasi kontur dari rapat ke renggang, hal ini mencerminkan bentukrelief yang landai dan bentuk lereng yang demikian biasanya mewakili bidang kemiringanlapisan. Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka dapat ditafsirkan jurus perlapisannyaberarah barat timur dengan arah kemiringan lapisannya ke arah atas (utara).

    Jenis litologi (jenis batuan) dapat ditafsirkan melalui kerapatan garis kontur, kontur rapatmewakili batuan yang resisten, sedangkan kontur yang renggang mewakili batuan yang

  • 7/27/2019 Bab 8 Penafsiran Peta Topografi

    18/18

    Bab 8. Penafsiran Peta Topografi 2012

    110 Copyright@2012 By Djauhari Noor

    kurang resisten. Berdasarkan sebaran pola kontur dan kerapatan garis konturnya dapatditafsirkan minimal terdapat 7 jenis batuan.

    Gambar 8-20 Peta topografi hipotetis yang mencerminkan suatu areal yang terdiri dari

    perselingan batuan yang resisten dan batuan non-reisiten.