bab 6 perang kemerdekaan

38
BAB 6 REVOLUSI MENEGAKKAN PANJI-PANJI NKRI

Upload: susitamis

Post on 16-Apr-2017

198 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 6 perang kemerdekaan

BAB 6

REVOLUSI MENEGAKKAN PANJI-PANJI NKRI

Page 2: Bab 6 perang kemerdekaan

KONDISI AWAL INDONESIA MERDEKAKondisi sosial, ekonomi, dan politik Indonesia diwarnai ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden yang disebabkan oleh:1. Sisa-sisa kekuatan Jepang yang ingin mempertahankan status

quo Indonesia2. Masuknya kembali pasukan sekutu dan tentara NICA

(Belanda) ke Indonesia. 3. Alat-alat kelengkapan negara yang belum lengkap.4. Inflasi yang sangat tinggi disebabkan peredaran mata uang

Jepang yang tidak terkendali5. Blokade ekonomi yang dilakukan Belanda

Page 3: Bab 6 perang kemerdekaan

Tujuan Blokade ekonomi Belanda a. Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan

militer ke Indonesia;b. Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik

Belanda dan milik asing lainnya;c. Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh orang bukan Indonesia.Akibat dari blokade ini barang-barang dagangan milik pemerintah RI tidak dapat diekspor, sehingga banyak barang-barang ekspor yang dibumihanguskan. Selain itu Indonesia menjadi kekurangan barang-barang impor yang sangat dibutuhkan.

Page 4: Bab 6 perang kemerdekaan

• Awal kedatangan Sekutu ditandai dengan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

• Sebagai pihak yang kalah perang, maka Jepang harus menarik semua pasukan di wilayah kekuasaannya di Asia, termasuk Indonesia dan diatur oleh SEAC (South East Asia Command).

• SEAC dipimpin oleh Lord Mountbatten (Amerika) yang berkedudukan di Singapura. Sedang untuk pelucutan senjata tentara Jepang di Indonesia dilakukan oleh AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies).

Ada pun tugas AFNEI adalah:• Membebaskan tawanan perang Sekutu yang ditahan Jepang.• Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang.• Melucuti dan memulangkan tentara Jepang.• Mencari dan menuntut penjahat perang.Pasukan AFNEI yang akan melucuti senjata tentara Jepang di Indonesia dibagi menjadi 2, dimana pendaratannya diatur oleh Lord Mountbatten di Singapura yaitu:1. Pasukan AFNEI Inggris yang dipimpin oleh Sir Philip Christisson. Pasukan ini

bertugas melucuti senjata tentara Jepang yang ada di Sumatra dan Jawa.2. Pasukan AFNEI Australia yang dipimpin oleh Albert Thomas Blarney. Pasukan ini

bertugas melucuti senjata tentara Jepang yang ada di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Page 5: Bab 6 perang kemerdekaan

• Ternyata pasukan AFNEI Inggris yang akan melucuti senjata Jepang di Indonesia di boncengi NICA (Belanda).

• Maksud NICA membonceng Sekutu tidak lain adalah ingin kembali menguasai wilayah Indonesia.

• Pada tanggal 15 September 1945, pasukan Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan Kapal Chamberlain yang dipimpin oleh W.R Petterson dan disertai oleh dua tokoh NICA, yaitu Van Der Plass dan Van Mook.

• Inggris bersedia membawa NICA ke Indonesia karena terikat perjanjian rahasia dalam Civil Affairs Agreement di Chequers, London pada tanggal 24 Agustus 1945. Dimana isi perjanjian tersebut yaitu Inggris bertindak atas nama Belanda dan pelaksanaannya diatur oleh NICA yang bertanggung jawab kepada Sekutu.

Page 6: Bab 6 perang kemerdekaan

Perjanjian LinggajatiPerjanjian Linggajati dilatarbelakangi oleh adanya upaya pemerintah RI untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda dengan jalan diplomatik. Sementara pihak Inggris terus mengupayakan perundingan untuk mencari jalan terbaik dalam menyelesaikan konflik antara Indonesia dan belanda. Perjanjian ini melibatkan pihak Indonesia , Belanda, dan Inggris sebagai penengah. Tokoh-tokoh yang terlibat adalah Sir Philip Christison dari Inggris, Dr. H.J. Van Mook dari Belanda dan Sutan Syahrir dari Indonesia.Isi perjanjian Linggajati:1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia atas

Jawa, Madura, dan Sumatra.2. Akan dibentuk negara federal dengan nama Indonesia Serikat yang

salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia3. Dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan ratu Belanda sebagai kepala

uni4. Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Uni Indonesia-

Belanda sebelum tanggal 1 Januari 1949

Page 7: Bab 6 perang kemerdekaan

Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani tanggal 15 November 1946 mendapat tentangan dari partai-partai politik yang ada di Indonesia. Sementara itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 6 tahun 1946 tentang penambahan anggota KNIP untuk partai besar dan wakil dari daerah luar Jawa. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan susunan KNIP.

Ternyata tentangan itu masih tetap ada, bahkan presiden dan wakil presiden mengancam akan mengundurkan diri apabila usaha-usaha untuk memperoleh persetujuan itu ditolak.

Akhirnya, KNIP mengesahkan perjanjian Linggarjati pada tanggal 25 Februari 1947, bertempat di Istana Negara Jakarta.

Persetujuan itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947. Apabila ditinjau dari luas wilayah, kekuasaan Republik Indonesia

menjadi semakin sempit, namun bila dipandang dari segi politik intemasional kedudukan Republik Indonesia bertambah kuat.

Hal ini disebabkan karena pemerintah Inggris, Amerika Serikat, serta beberapa negara-negara Arab telah memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.

Page 8: Bab 6 perang kemerdekaan
Page 9: Bab 6 perang kemerdekaan
Page 10: Bab 6 perang kemerdekaan

Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli1947 sampai 5 Agustus 1947.

Operasi militer ini merupakan bagian dari Aksi Polisionil (Actie Politionel) yang berarti “Pengamanan Dalam Negeri” , diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati.

Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini dianggap merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggarjati.

Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 km. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini.

Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak. Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer ini sebagai Aksi Polisionil, dan menyatakan tindakan ini sebagai urusan dalam negeri

AGRESI MILITER BELANDA I

Page 11: Bab 6 perang kemerdekaan

Akhir Agresi Militer Belanda I Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan

Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata.

pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda.

Komite ini awalnya hanyalah sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), dan lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sebagai pihak yang netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

Page 12: Bab 6 perang kemerdekaan

Gb. Iring-iringan truk infanteri Belanda saat operasi produk, aksi polisionil Belanda I

Page 13: Bab 6 perang kemerdekaan

Perjanjian Renville Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan

Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.

Page 14: Bab 6 perang kemerdekaan

Isi perjanjian Renville

• Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia

• Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda

• TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Konsekuensi dari perjanjian Renville:1. Wilayah RI menjadi semakin sempit karena adanya garis

demarkasi Van Mook, dimana wilayah RI meliputi Yogyakarta dan sebagian Jawa Timur.

2. Anggota TNI yang masih berada di daerah kantong yang dikuasai Belanda, harus ditarik masuk ke wilayah RI

Page 15: Bab 6 perang kemerdekaan
Page 16: Bab 6 perang kemerdekaan
Page 17: Bab 6 perang kemerdekaan

AGRESI MILITER BELANDA II Latar belakang terjadinya Agresi Militer II yaitu saat pihak

bangsa Indonesia maupun pihak Belanda sama-sama mengirimkan surat kepada pihak KTN ( komisi tiga negara ).

Surat tersebut sama-sama berisi dugaan terhadap pihak Indonesia maupun pihak belanda yang dianggap tidak menghormati hasil perjanjian Renville.

Akibatnya, sebelum tengah malam tepat pada tanggal 18 Desember 1948, pihak belanda mengumumkan,bahwa Belanda tidak terikat lagi terhadap perjanjian Renville.

Dan pada hari tepat pada tanggal 19 Desember 1948, pesawat tempur Belanda menyerang Maguwo (sekarang Bandara Adisucipto) dan sejumlah bangunan penting di Yogyakarta. Peristiwa tersebut merupakan awal dari agresi militer Belanda II.

Page 18: Bab 6 perang kemerdekaan

Gambar Situasi Agresi Militer Belanda II

Page 19: Bab 6 perang kemerdekaan

Akibat Agresi Militer Belanda II• Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta beserta sejumlah menteri, Kepala

Staff angkatan Udara Komodor Suryadarma dan lainnya ikut ditawan oleh Belanda

• Untuk kelangsungan pemerintah RI Presiden Soekarno mengirimkan radiogram kepada menteri kemakmuran Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang sedang melakukan kunjungan ke Sumatera untuk membentuk pemerintahan darurat RI (PDRI). Perintah serupa juga diberikan kepada Mr. A.A Maramis yang sedang di India untuk membentuk exile Goverment di luar negeri.

• Pasukan TNI di perintahkan untuk melakukan gerilya meninggalkan kota Yogyakarta

• Pada tanggal 24 januari 1949, DK PBB mengeluarkan resolusi agar pemerintah RI dan belanda segera menghentikan permusuhan dan kembali ke meja perundingan.

Page 20: Bab 6 perang kemerdekaan

Pemerintahan Darurat RI • Berhasil dibentuk di kabupaten Lima Puluh Kota pada tanggal 19 Desember 1948• Peranan PDRI antara lain berfungsi sebagai

mandataris kekuasaan pemerintah RI dan sebagai pemerintah pusat.

• Sebagai kunci dalam mengatur arus informasi• Radiogram mengenai masih berdirinya PDRI

dikirimkan kepada ketua Konferensi Asia, pandit Jawaharlal Nehru oleh Radio Rimba Raya yang berada di Aceh Tengah pada tanggal 23 Januari 1949.

• Akibat konflik antara Indonesia-Belanda semakin menguntungkan posisi Indonesia, oleh DK PBB maka dibentuklah UNCI (United Nations Commission For Indonesia) sebagai pengganti KTN

Page 21: Bab 6 perang kemerdekaan

SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

• Pihak Belanda tidak mau segera menerima resolusi DK PBB• Sementara itu Sri Sultan Hamengkubuwono IX lewat radio menangkap berita luar

negeri tentang rencana DK PBB yang akan mengadakan sidang lagi pada bulan Maret 1949, untuk membahas perkembangan Indonesia.

• Sri Sultan berkirim surat kepada Jendral Sudirman tentang perlunya tindakan penyerangan terhadap Belanda.

• Tanggal 1 Maret 1949 pukul 06.00 serangan umum dilancarkan dari segala penjuru. Letkol Soeharto langsung memegang komando menyerang ke pusat kota. Selama enam jam Yogyakarta dapat diduduki oleh TNI.

• Keberhasilan ini kemudian disebarluaskan melalui RRI gerilya yang ada di gunung Kidul sehingga dapat ditangkap oleh RRI di Sumatera untuk diteruskan ke luar negeri.

• Serangan Umum 1 Maret mampu menguatkan posisi tawar dari Republik Indonesia, mempermalukan Belanda yang telah mengklaim bahwa RI sudah lemah.

• Tak lama setelah Serangan Umum 1 Maret terjadi Serangan Umum Surakarta yang menjadi salah satu keberhasilan pejuang RI yang paling gemilang

Page 22: Bab 6 perang kemerdekaan

Lanjutan....• Tiga alasan penting yang dikemukakan Bambang Sugeng

untuk memilih Yogyakarta sebagai sasaran utama adalah:1. Yogyakarta adalah Ibukota RI, sehingga bila

dapat direbut walau hanya untuk beberapa jam, akan berpengaruh besar terhadap perjuangan Indonesia melawan Belanda.

2. Keberadaan banyak wartawan asing di Hotel Merdeka Yogyakarta, serta masih adanya anggota delegasi UNCI (KTN) serta pengamat militer dari PBB.

3. Langsung di bawah wilayah Divisi III/GM III sehingga tidak perlu persetujuan Panglima/GM lain dan semua pasukan memahami dan menguasai situasi/daerah operasi.

Page 23: Bab 6 perang kemerdekaan

Gb. Serangan Umum 1 Maret 1949

Page 24: Bab 6 perang kemerdekaan

PERJANJIAN ROEM-ROYEN

• Perjanjian Roem-Roijen (juga disebut Perjanjian Roem-Van Roijen) adalah sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.

• Maksud pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama.

Page 25: Bab 6 perang kemerdekaan

ISI PERJANJIAN ROEM-ROYEN

Pernyataan Mr. Moh. Roem (Indonesia)• Mengeluarkan perintah kepada “pengikut” RI yang bersenjata untuk menghentikan

perang gerilya• Kerja sama dalam hal pengembalian perdamaian dan menjaga keamanan dan

ketertiban• Turut serta dalam KMB di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat

“penyerahan” kedaulatan yang sungguh-sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat

• 2. Pernyataan DR. Van Royen (Belanda)• Menyetujui kembalinya Pemerintah RI ke Yogyakarta• Menjamin penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan

politik• Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai

oleh RI sebelum 19-12-1949 dan tidak akan meluaskan negara atau daerah dengan merugikan Republik

• Menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat• Berusaha dengan sungguh-sungguh agar KMB segera diadakan sesudah Pemerintah

Republik kembali ke Yogyakarta

Page 26: Bab 6 perang kemerdekaan

Gambar: Perundingan Roem - Royen di bawah pengawasan UNCI di Hotel des Indes, Jakarta.

Page 27: Bab 6 perang kemerdekaan

PERISTIWA YOGYA KEMBALI• Setelah perjanjian Roem Royen, maka pada tanggal 29 Juni 1949

pasukan Belanda di tarik mundur ke luar yogyakarta. Setelah itu pasukan TNI masuk ke yogyakarta. Peristiwa tersebut dikenal dengan Peristiwa Yogya Kembali

• Tanggal 6 Juli 1949, Sukarno dan Hatta kembali dari pengasingan ke Yogyakarta, Ibukota sementara dari Republik Indonesia.

• Ada 3 kelompok yang ditunggu untuk kembali yakni kelompok Bangka, kelompok PDRI, dan kelompok angkatan perang dibawah pimpinan Jendral Sudirman.

• 15 Juli 1949, diadakan sidang kabinet untuk pertama kalinya yang dipimpin oleh Moh.Hatta. Pada kesempatan tersebut Mr. Syarifuddin Prawiranegara secara resmi menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno.

Page 28: Bab 6 perang kemerdekaan

Gb. Jendral Sudirman dengan ditandu memasuki kota yogyakarta setelah perang gerilya

Page 29: Bab 6 perang kemerdekaan

KONFERENSI INTER INDONESIA• Belanda tidak berhasil membentuk negara-negara bagian dari satu negara federal• Konferensi Inter-Indonesia ini penting untuk menciptakan kesamaan pandangan

menghadapi Belanda dalam KMB. Konferensi diadakan setelah para pemimpin RI kembali ke Yogyakarta.

• Konferensi Inter-Indonesia I diadakan di Yogyakarta pada tanggal 19 - 22 Juli 1949. Konferensi Inter-Indonesia I dipimpin Mohammad Hatta.

Konferensi Inter-Indonesia II diadakan di Jakarta pada tanggal 30 Juli - 2 Agustus 1949. Konferensi Inter-Indonesia II dipimpin oleh Sultan Hamid (Ketua BFO).

Pembicaraan dalam Konferensi Inter-Indonesia hampir semuanya difokuskan pada masalah pembentukan RIS, antara lain:

1. masalah tata susunan dan hak Pemerintah RIS,

2. kerja sama antara RIS dan Belanda dalam Perserikatan Uni.

Page 30: Bab 6 perang kemerdekaan

Isi Konferensi Inter-IndonesiaHasil positif Konferensi Inter-Indonesia adalah disepakatinya beberapa hal berikut ini:1. Negara Indonesia Serikat yang nantinya akan dibentuk di Indonesia bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme2. RIS akan dikepalai oleh seorang presiden dengan dibantu menteri-menteri3. RIS akan menerima kedaulatan baik dari RI maupun BelandaDalam bidang militer, Konferensi Inter-Indonesia memutuskan hal-hal berikut:

1. Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional.2. TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan ditentukan lebih lanjut.3. Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, negara-negara bagian tidak mempunyai angkatan perang sendiri.

Page 31: Bab 6 perang kemerdekaan

Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar di ikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda, dan perwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut ini para delegasi yang hadir dalam KMB:a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.d. UNCI diwakili oleh Chritchley.

Tujuan diadakan Konferensi Meja Bundar• Untuk mengakhiri perselisihan Indonesia — Belanda dengan jalan

melaksanakan perjanjian-perjanjian yang telah diadakan antara Republik Indonesia dengan Belanda, terutama mengenai pembentukan Negara Serikat.

• Untuk mencapai kesepakatan antara para peserta tentang tata cara penyerahan yang penuh dan tanpa syarat kepada negara Indonesia Serikat, sesuai dengan ketentuan persetujuan Renville.

Page 32: Bab 6 perang kemerdekaan

Hasil Atau Isi Keputusan Konferensi Meja Bundar adalah

• Belanda mengakui keberadaan negara RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

RIS terdiri dari RI dan 15 negara bagian/daerah yang pernah dibentuk belanda

• RIS dan Kerajaan Belanda merupakan UNI, UNI Indonesia- Belanda itu dikepalai oleh

Ratu Kerajaan Belanda berdasarkan kerjasama secara sukarela dan sederajat

• Penyerahan kedaulatan oleh, Belanda kepada Indonesia akan diIakukan selambat-

Iambatnya pada akhir tahun 1949 (Yang benar pengakuan kedaulatan bukan penyerahan

kedaulatan.)

• RIS harus membayar utang-utang Hindia Belanda sampai waktu pengakuan kedaulatan.

• TNI menjadi inti tentara RIS dan berangsur-angsur akan mengambil-alih penjagaan

keamanan di seluruh wilayah RIS.

• Kedudukan Irian Barat akan ditentukan selama-lamanya 1 tahun sesudah penyerahan

kedaulatan.

• RIS akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan izin baru untuk

perusahaan-perusahaan Belanda

Page 33: Bab 6 perang kemerdekaan

Pembentukan RIS• Isi KMB diterima oleh KNIP melalui sidangnya pada tanggal 6

Desember 1949.• Tanggal 14 Desember 1949 diadakan pertemuan yang menyetujui

naskah UUD yang akan menjadi konstitusi RIS.• Negara RIS berbentuk federasi dimana RI sebagai salah satu negara

bagiannya• Soekarno dan Moh.Hatta secara resmi dilantik pada tanggal 17

Desember 1949.• Untuk menjaga kelangsungan RI, dan apabila sewaktu-waktu RIS

bubar RI akan tetap bertahan. • Untuk itu Mr. Asaat dilantik sebagai pemangku jabatan Presiden RI

pada tanggal 27 Desember 1949

Page 34: Bab 6 perang kemerdekaan

Gb. Penandatanganan piagam konstitusi RIS pada tanggal 14 Desember 1949

Page 35: Bab 6 perang kemerdekaan

Penyerahan dan Pengakuan Kedaulatan

• Pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan peyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia

• Setelah penyerahan kedaulatan, Indonesia kemudian mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain.

• Pengakuan pertama datang dari negara-negara Liga Arab, Yaitu: Mesir, Suriah, Lebanon, Saudi Arabia, dan Afganistan, India, dan lain-lain.

Page 36: Bab 6 perang kemerdekaan

Gambar Peristiwa Penyerahan Kedaulatan RI di Denhaag Belanda

Page 37: Bab 6 perang kemerdekaan

Kembali ke Negara Kesatuan

• Setelah RIS menerima pengakuan kedaulatan muncul rasa tidak puas dari negara-negara bagian di luar RI.

• Rasa tidak puas disebabkan karena sebagai negara ciptaan Belanda, berbau kolonial, sehingga merasa belum merdeka sepenuhnya.

• Pada tanggal 17 Agustus 1950 secara resmi terbentuk negara kesatuan RI.

Page 38: Bab 6 perang kemerdekaan

Nilai-nilai Kejuangan Pada masa Revolusi

• Persatuan dan kesatuan

• Rela berkorban dan tanpa pamrih

• Cinta pada tanah air

• Saling pengertian dan saling menghargai