bab 2 tinjauan pustaka -...

38
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p54) Sistem Basis Data adalah sekumpulan data logical yang berhubungan dan dirancang untuk mengumpulkan informasi bagi perusahaan. Menurut Elmasri (2011, p4) Sistem Basis Data adalah sekumpulan data yang berhubungan yang digunakan oleh sistem. Menurut Frost (2006, p6) Sistem Basis Data adalah kumpulan data-data yang digunakan oleh sistem. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem Basis Data adalah sekumpulan data yang berhubungan yang digunakan oleh sistem dengan menggunakan DBMS (Database Management System). 2.1.2 Pengertian Data Menurut Elmasri dan Navathe (2011, p4) Data adalah fakta yang dapat direkam atau disimpan dan memiliki arti yang jelas. 2.1.3 Pengertian Basis Data Menurut Elmasri dan Navathe (2011, p4) Basis data adalah kumpulan data-data yang saing berhubungan. 2.1.4 Pengertian ANSI SPARC Menurut Connolly (2010, p34) ANSI-SPARC adalah arsitektur yang digunakan oleh kebanyakan DBMS komersil. ANSI- SPARC memiliki tiga level yakni:

Upload: hatu

Post on 10-Aug-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori-Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p54) Sistem Basis Data

adalah sekumpulan data logical yang berhubungan dan dirancang untuk

mengumpulkan informasi bagi perusahaan.

Menurut Elmasri (2011, p4) Sistem Basis Data adalah

sekumpulan data yang berhubungan yang digunakan oleh sistem.

Menurut Frost (2006, p6) Sistem Basis Data adalah kumpulan

data-data yang digunakan oleh sistem.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem Basis Data

adalah sekumpulan data yang berhubungan yang digunakan oleh sistem

dengan menggunakan DBMS (Database Management System).

2.1.2 Pengertian Data

Menurut Elmasri dan Navathe (2011, p4) Data adalah fakta

yang dapat direkam atau disimpan dan memiliki arti yang jelas.

2.1.3 Pengertian Basis Data

Menurut Elmasri dan Navathe (2011, p4) Basis data adalah

kumpulan data-data yang saing berhubungan.

2.1.4 Pengertian ANSI SPARC

Menurut Connolly (2010, p34) ANSI-SPARC adalah

arsitektur yang digunakan oleh kebanyakan DBMS komersil. ANSI-

SPARC memiliki tiga level yakni:

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

8

1. Level Eksternal

Level ini merupakan level individual user, di mana

masing-masing user hanya akan berkepentingan dengan satu

bagian saja. Cara pandang masing-masing user bersifat

abstrak bila dibandingkan dengan bagaimana sebenarnya data

itu disimpan. Masing-masing pandangan user tersebut disebut

external view, yang berisi berbagai tipe eksternal record

Level ini berkaitan erat dengan pengguna, di mana dari

tiap pengguna hanya memerlukan sebagian data yang ada

dalam basis data. Cara pandang eksternal hanya terbatas pada

entitas, atribut dan hubungan antara entitas yang diperlukan

saja.

Karakteristik level eksternal ini adalah sebagai berikut:

a) Cara Pandang user terhadap basis data.

b) Menjelaskan bagaimana data yang ada

direpresentasikan untuk user yang berbeda.

2. Level Konseptual

Level ini merupakan representasi informasi

keseluruhan isi basis data, di mana seluruh pandangan

masing-masing user digabungkan. Perwujudannya abstrak,

bila dibandingkan dengan bagaimana data sesungguhnya

tersimpan secara fisik. Pandangan konseptual ini berisi

berbagai tipe dari konseptual record yang didefinisikan oleh

konseptual skema, ditulis ke dalam Data Definition Language

(DDL). Pendefinisian skema konseptual dimaksudkan untuk

menyertakan fitur-fitur tambahan, seperti security dan

integrity. Beberapa tujuan utama skema konseptual

diantaranya mengambarkan enterprise secara lengkap,

bagaimana data tersebut digunakan, bagaimana aliran data di

dalam enterprise, kegunaan data untuk setiap proses, dan

proses kontrol atau audit yang diberikan setiap proses.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

9

Karakteristik level konseptual ini adalah sebagai

berikut:

a) Cara pandang keseluruhan basis data.

b) Menjelaskan data apa saja yang tersimpan dan

hubungan antar data.

3. Level Internal

Merupakan level terendah dalam representasi

keseluruhan basis data. Level ini berisikan berbagai tipe

internal record yang didefinisikan oleh skema internal. Selain

itu juga menjelaskan mengenai alokasi ruang penyimpanan

data dan index serta bagaimana perwujudan field-field yang

disimpan, deskripsi record untuk penyimpanan yang disertai

dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen, penempatan

data, dan teknik enkripsi atau pengamanan data. Dengan kata

lain, level ini berkaitan erat dengan storage structure atau

storage database yang menerangkan tempat penyimpanan

data pada internal view dan storage structure definition yang

menjelaskan hubungannya dengan cara pengaksesan data

yang tersimpan.

Karakteristik level internal adalah sebagai berikut:

a) Berkaitan dengan penyimpanan secara fisik.

b) Menjelaskan bagaimana data yang ada

disimpan dalam basis data.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

10

Gambar 2.1 Level ANSI - SPARC

2.1.5 Pengertian Database Management System

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66) Database

Management System adalah sebuah sistem software yang

memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, menjaga, dan

memiliki akses ke basis data.

Di dalam DBMS juga memugkinkan user untuk

mendefinisikan basis data dengan menggunakan DDL (Data Definition

Language). DDL ini memungkinkan user untuk menspesifikasikan tipe

dari data dan strukturnya dan batasan dari data yang disimpan dalam

basis data. selain itu, DBMS juga memungkinkan user dalam

melakukan insert, update, dan delete, dan mendapatkan data dari basis

data melalui DML (Data Manipulation Language). DBMS juga

memungkinkan user untuk melakukan hak akses ke dalam basis data.

Misalnya:

a) Sistem keamanan di mana dapat menghalangi user

yang tidak mempunyai hak akses terhadap basis data.

b) Sistem integritas dapat menjaga konsistensi dari data

yang tersimpan.

User 1 User 2 User 3

View 2 View 1 View 3

Conceptual Schema

Database

Internal Schema

External Level

Conceptual Level

Internal Level

Physical Data Organization

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

11

c) Memungkinkan recovery data yang disebabkan karena

kesalahan sistem.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Database

Management System adalah sebuah perangkat lunak yang

memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, dan mengakses

basis data.

2.1.5.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p68) ada lima

komponen-komponen dalam DBMS yaitu Hardware, Software,

Data, Procedures, dan People:

Gambar 2.2 Komponen DBMS

1. Hardware (Perangkat Keras)

DBMS dan aplikasi yang lain membutuhkan hardware

untuk dapat dijalankan. Beberapa DBMS hanya bisa

dijalankan pada hardware tertentu.

2. Software (Perangkat Lunak)

Perangkat-perangkat lunak yang dibutuhkan dalam

menjalankan DBMS. Misalkan : C, C++, C#, Java, Visual

Basic, COBOL, Fortran, dan Pascal.

3. Data

Data adalah bagian paling penting dalam DBMS

karena data berperan sebagai penghubung antara komponen-

komponen mesin dan komponen-komponen manusia.

Hardware Software Procedure People

Data

Bridge

Machine Human

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

12

4. Procedure

Procedure adalah bagaimana aturan-aturan dalam

menggunakan basis data. User membutuhkan procedure yang

terdokumentasi tentang bagaimana menjalankan sebuah sistem.

Misalnya :

a) Cara masuk ke DBMS.

b) Menggunakan fasilitas dalam DBMS.

c) Memulai dan menghentikan DBMS.

d) Membuat Backup data dari basis data.

e) Mengubah Struktur table.

5. People

Manusia yang terlibat di dalam penggunaan sistem

misalnya Database Administrator, End-user, pengembang

aplikasi, dan perancang basis data.

2.1.5.2 Keuntungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p77) keuntungan

dari DBMS antara lain:

1. Kontrol terhadap pengulangan data (Redudancy Data).

2. Konsistensi data.

3. Informasi yang lebih dari data yang sama.

4. Data yang dibagikan (Sharing of Data).

5. Meningkatkan Integritas data.

6. Meningkatkan keamanan.

7. Menambah Produktivitas.

8. Meningkatkan recovery data atau pemulangan data

apabila terjadi kesalahan.

2.1.5.3 Kerugian DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p80) kerugian dari

DBMS antara lain:

1. Kompleksitas (complexity).

2. Size atau ukuran.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

13

3. Biaya dari DBMS.

4. Biaya konversi.

5. Performa yang menurun.

6. Dampak kegagalan yang kuat.

2.1.6 Pengertian Database Lifecycle

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313) Database Lifecycle

merupakan bagian yang terpenting dari sistem basis data karena

berhubungan dengan sistem informasi yang ada.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam Database Lifecycle:

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

14

Gambar 2.3 Database Lifecycle (Connolly dan Begg, 2010, p313)

2.1.6.1 Database Planning

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313) Database Planning

adalah merencanakan bagaimana tahapan dalam Database Lifecycle

bisa direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin. Hasil yang ingin

dicapai dalam Database Planning adalah:

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

15

a. Mission Statement

Berisi tentang tujuan pembuatan basis data dan menyediakan

alur yang jelas terhadap pembuatan basis data secara efektif

dan efisien.

b. Mission Objective

Berisi tentang tugas-tugas yang harus dijalankan dan

mendukung sistem basis data serta apa saja langkah-langkah

yang harus dilakukan agar mission statement terpenuhi.

2.1.6.2 System Definition

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316) System Definition

mengambarkan ruang lingkup dan batasan dari sistem basis data,

termasuk user view. sebelum masuk ke perancangan sistem basis data,

perlu dirancang batasan dari pembuatan sistem. user view

menggambarkan apa saja yang dibutuhkan oleh sistem basis data

dilihat dari sudut pandang jabatan, seperti manajer atau supervisior.

sehingga nantinya sistem basis data yang dibuat bisa memberikan

informasi yang berguna bagi user.

2.1.6.3 Requirements Collection and Analysis

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316) Requirements

Collection and Analysis adalah proses pengumpulan data dan

menganalisa informasi tentang bagian dari organisasi yang akan

didukung oleh sistem basis data dan memakai informasi ini untuk

mengidentifikasi kebutuhan dari sistem baru yang akan dirancang.

Beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dan

analisis ini adalah fact-finding techniques. Teknik fact-finding

techniques adalah cara pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan

cara metode wawancara atau kuesioner. Lima kegiatan dalam fact-

finding techniques yaitu :

1. Memeriksa Dokumentasi

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

16

Menganalisis sistem yang sedang berjalan dengan

melihat dokumen-dokumen dalam perusahaan sehingga dapat

diketahui bagaimana aliran datanya.

2. Wawancara

Bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta secara

lebih detail dengan melibatkan user secara langsung. Metode ini

memerlukan kemampuan komunikasi yang baik karena dalam

pelaksanaannya user yang terlibat berbeda-beda dan memiliki job-

role yang berbeda pula.

3. Observasi

Metode yang dilakukan dengan cara ikut serta atau

mengamati jalannya sistem. Dengan menggunakan metode ini bisa

didapatkan informasi lebih mengenai aktivitas dalam bisnis dan

mendapatkan informasi yang lebih banyak.

4. Penelitian

Jurnal-jurnal, buku-buku referensi dan internet

merupakan sumber informasi yang baik serta memberikan banyak

informasi.

5. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan

menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

proses bisnis. Ada dua tipe kuesioner yaitu open-ended quesion dan

close-ended quesion.

2.1.6.4 Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010, p320) Database Design

adalah proses membuat rancangan yang akan mendukung mission

statement dan mission objectives untuk sistem basis data yang

diperlukan. Dalam perancangan database ada tiga tahap yang

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

17

diperlukan yaitu perancangan konseptual, perancangan logical dan

perancangan fisikal.

Berikut ini dijelaskan mengenai tiga tahap perancangan

database:

1. Perancangan Konseptual

Proses membangun sebuah data model yang digunakan oleh

perusahaan, bersifat independent terhadap seluruh pertimbangan

fisikal yang ada. Pada tahapan ini, perancangan dimulai dengan

membuat model data konseptual dari perusahaan terhadap rincian

implementasi seperti target DBMS, appliation programs,

programming languages, hardware platform, performance issues,

atau physical cosideration lainnya. Langkah-langkah yang terdapat

dalam conceptual database design adalah:

1. Identify entity types

Bertujuan untuk mengidentifikasi tipe entitas dan objek

utama yang sesuai dengan kebutuhan user. Salah satu metode

yang digunakan untuk identifikasi entitas adalah dengan

memeriksa user requirements spesification. Melalui

spesifikasi ini, dilakukan identifikasi terhadap nouns atau

noun phrases yang disebutkan (misalnya: staff number,staff

name, property number, property address, rent, number of

rooms) serta turut memperhatikan objek utama lainnya yaitu

people, place, atau concepts of interest diluar noun lain

sebagai kualitas objek lainnya.

2. Identify relationship types

Bertujuan untuk mengidentifikasi important

relationships yang muncul antar tipe entitas dengan

melakukan beberapa hal yaitu menggunakan Entity

Relationship (ER) diagrams, menentukan multiplicity

constraints dari relationship types yang ada, memeriksa fan

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

18

dan chasm traps serta mendokumentasikan relationship types

tersebut.

3. Identify and associate attributes with entity or relationship

types

Bertujuan untuk menghubungkan atribut-atribut terkait

dengan entitas atau tipe yang telah disesuaikan. Terdapat

beberapa macam atribut yaitu simple atau composite

attributes, single atau multi-valued attributes, dan derived

attributes.

4. Determine attribute domains

Bertujuan untuk menentukan domain dari attribute

yang terdapat pada model data konseptual serta melakukan

dokumentasi terhadap setiap rinciannya. Domain merupakan

sekumpulan nilai dari satu atau lebih atribut yang

menggambarkan nilainya.

5. Determine candidate, primary, and alternate key attributes

Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate keys setiap

entitas dan memilih sebuah primary key sebagai simbolik

yang unik dari beberapa candidate yang tersedia, turut

mengelompokkan alternate keys lainnya.

6. Consider use of enchanced modeling concepts (optional

step)

Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan dari

modeling concepts semisal specialization atau generalization,

aggregation, dan composition. Pada tahap ini, pengembangan

terhadap ER model dilakukan dengan menggunakan beberapa

konsep modeling yang tersedia.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

19

7. Check model for redundancy

Bertujuan untuk memeriksa redundansi pada model

dengan objek spesifik dan menghilangkan keberadaannya.

Terdapat 3 aktivitas pada langkah ini yaitu:

a. Memeriksa hubungan one-to-one (1:1) relationships

b. Menghilangkan redundansi relationships

c. Mempertimbangkan dimensi waktu

8. Validate conceptual data model againts user transaction

Bertujuan untuk memastikan bahwa conceptual data

model mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan. Dua

pendekatan yang digunakan sebagai berikut:

a. Menjelaskan transaksi-transaksi

b. Menggunakan jalur transaksi

9. Review conceptual data model with user

Bertujuan untuk melakukan review pada conceptual

data model terhadap user sekaligus meyakinkan

pertimbangan model tersebut sebagai representasi sebenarnya

terhadap kebutuhan datasuatu perusahaan. Apabila

ditemukan adanya anomali data, maka dilakukan perbaikan

yang diperlukan dan disesuaikan dengan pengulangan atas

langkah-langkah yang ada.

2. Perancangan Logikal

Proses membangun sebuah data model yang digunakan

perusahaan berdasarkan sebuah spesifik model data, tetapi

independent terhadap particula DBMS dan physical consideration

lainnya dengan tujuan menterjemahkan conceptual data model ke

dalam logical data model, lalu divalidasikan untuk memeriksa

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

20

kebenarannya agar mampu mendukung transaksi yang diperlukan.

Langkah-langkah yang terdapat dalam logical database design

adalah:

1. Derive relation for logical data model

Bertujuan untuk membangun relasi logical data model

yang merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang

telah terindentifiksai. Relasi yang diturunkan dari

conceptual data model meliputi:

a. Strong entity types

b. Weak entity types

c. One-to-many (1:*) binary relationship types

d. One-to-one (1:1) binary relationship types:

1) Mandatory participation on both sides of

1:1 relationship

2) Mandatory participation on one sides of

1:1 relationship

3) Optional participation on both side of

1:1 relationship

e. One-to-one (1:1) recursive relationship types

f. Superclass/subclass relationship types

g. Many-to-many (*:*) binary relationship types

h. Complex relationship types

i. Multi-valued attributes

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

21

Tabel 2.1 Pemetaan dari Entities dan Relationships

Entity/Relationship Mapping

Strong Entity Membuat suatu relasi yang menyertakan

keseluruhan simple attributes.

Weak Entity Membuat suatu relasi yang menyertakan

keseluruhan simple attribute (kemudian

harus dilakukan identifikasi terhadap

primary key setelah dilakukan mapping

hubungan dengan setiap owner entity).

1:* binary relationship Menyertakan primary key idari suatu

entitas pada sisi "one" yang bertindak

sebagai foreign key ke relasi yang

mempresentasikan entitas pada sisi

"many". Atribut daripada relasi juga

disertakan pada sisi "many".

One-to-one (1:1) binary relationship

types:

1) Mandatory participation on

both sides of 1:1 relationship

2) Mandatory participation on

one sides of 1:1 relationship

3) Optional participation on both

side of 1:1 relationship

Menggabungkan entitas-entitas ke dalam

satu relasi.

Menyertakan primary key entitas pada

sisi "optional" sebagai suatu entutas yang

merepresentasikan entitas oada sisi

"mandatory".

Tidak beraturan dengan tanpa further

information.

Supercalss/subclass relationship Lihat pada tabel 2.2

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

22

Entity/Relationship Mapping

*:* binary relationship, Complex

relationship

Membuat representasi relasi yang

menghubungkan dan termasuk di

dalamnya atribut yang terdapat di

relationship tersebut. Menyertakan

duplikasi primary keys dari setiap owner

entities ke dalam suatu relasi baru

sebagai foreign keys.

Multi-valued attribute Merepresentasikan sebuah

ketergantungan antar atribut dalam suatu

relasi, sehingga untuk setiap nilai A

terdapat satu set nilai untuk B dan satu

set nilai untuk C. Namun , set nilai untuk

B dan C yang independen satu sama lain.

Tabel 2.2 Representasi dari Superclass/Subclass Relationships

Participation Constraints Disjoint Constraint Relationship Required

Mandatory Nondisjoint {And} Relasi tunggal (dimana

terdapat satu atau lebih

discriminators untuk

membedakan tipe setiap

tuple).

Optional Nondisjoint {And} Dua relasi: satu relasi untuk

superclass dan satu relasi

untuk seluruh subclass,

(terdapat satu atau lebih

discriminators untuk

membedakan tipe setiap

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

23

tuple).

Participation Constraints Disjoint Constraint Relationship Required

Mandatory Disjoint {Or} Banyak relasi: satu relasi

yang ditujukan untuk

kombinasi yang terdapat

dari superclass/subclass.

Optional Disjoint {Or} Banyak relasi: satu relasi

ditujukan pada superclass

dan satu untuk masing-

masing subclass.

2. Validate relations using normalization

Bertujuan untuk melakukan validasi atas relasi yang

terdapat logical data model dengan menggunakan teknik

normalisasi. Penggunaan teknik tersebut diperlukan untuk

mengidentifikasi ketergantungan fungsional antar atribut

setiap relasi yang melalui beberapa langkah dalam

menentukan komposisi atribut suatu relasi, yaitu 1NF, 2NF,

dan 3NF, dst. Untuk menghindari redundansi data,

disarankan agara setiap relasi sekurang-kurangnya mencapai

hingga 3NF.

3. Validate relations againts user transaction

Bertujuan untuk memastikan bahwa relasi du dalam

logical data model dapat mendukung transaksi-transaksi

yang diperlukan sesuai dengan spesifiksai kebutuhan user.

4. Check integrity constraints

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

24

Bertujuan untuk memeriksa integrity constarints yang

direpresentasikan di dalam logical data model. Beberapa

tipe dari integrity constarints yang menjadi pertimbangan

adalah:

a. Required data

Terdapat beberapa atribut yang seharusnya memiliki

nilai valid atau tidak boleh null.

b. Atribute domain constraints

Setiap atribut memiliki sebuah domain yang berupa

kumpulan dari nilai yang memenuhi persyaratan-

persyaratan.

c. Multiplicity

Merepresentasikan batasan jumlah yang terdapat pada

hubungan antara data yang satu dengan data lainnya di

dalam basis data.

d. Entity integrity

Primary key yang terdapat pada sebuah entitas tidak

boleh bernilai null.

e. Referential integrity

Sebuah foreign key menghubungkan setiap tuple di

dalam child relation dengan tuple di dalam parent

relation yang berisikan nilai candidate key yang

bersesuaian.

f. General constraints

Batasan-batasan umum dimana updates di dalam suatu

entitas ditentukan berdasarkan representasi yang berasal

dari real worlds.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

25

5. Review logical data model with user

Bertujuan untuk melakukan review terhadap logical

data model dengan user untuk meyakinkan bahwa model

yang menjadi pertimbangan merepresentasikan data yang

sebenarnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sebelum

memasuki tahap selanjutnya, terdapat hubungan antara

logical data model dengan data flow diagrams mengikuti

ketentuan sebagai berikut:

a. Setiap data yang disimpan harus

merepresentasikan seluruh jumlah entitas.

b. Atribut-atribut pada data flow harus mengacu

kepada tipe entitas.

6. Merge logical data models into global model (optional

step)

Bertujuan untuk menggabungkan logical data model

yang merepresentasikan satu atau lebih tetapi tidak seluruh

sudut pandang pengguna ke dalam sebuah global logical

data model yang merepresentasikan sebaliknya. Aktivitas

yang terdapat di dalam tahap ini adalah:

a. Menggabungkan local logical data model ke

dalam global logical data model

b. Melakukan validasi terhadap global logical data

model

c. Melakukan review global logical data model

dengan user

7. Check for future growth

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

26

Bertujuan untuk menentukan perubahan yang

diperlukan pada masa mendatang dan menilai apakah

logical data model dapat menyesuaikan terhadap perubahan

yang terjadi.

3. Perancangan Fisikal

Proses menghasilkan sebuah deskripsi mengenai implementasi

dari basis data pada secondary storage yang menjelaskan base

relations, file organizations, dan indexes yang digunakan untuk

memperoleh akses efisien terhadap data dengan integrity

constraints terkait serta security measures. Pada tahapan ini,

designer diperbolehkan untuk memilih bagaimana basis data akan

diimplementasikan sekaligus DBMS spesifik yang akan digunakan.

Langkah-langkah yang terdapat dalam physical database design

adalah:

1. Translate logical data model for target DBMS

a. Design base relations

Bertujuan untuk menentukan representasi base

relation teridentifikasi di dalam logical data model

terhadap target DBMS.

b. Design representation of derived data

Bertujuan untuk menentukan representasi dari

derived data yang ditampilkan pada logical data model

terhadap target DBMS.

c. Design general constraints

Bertujuan untuk merancang general constraints

terhadap target DBMS.

2. Design file organization and indexes

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

27

Bertujuan untuk mengoptimalkan file organization

untuk menyimpan base relation dan indexes yang

diperlukan agar memperoleh kinerja maksimal. Terdapat

beberapa aktivitas pada tahap ini, sebagai berikut:

a. Analyze transaction

Bertujuan untuk memahami funsionalitas dari

transaksi yang akan dijalankan pada basis data untuk

menganalisis transaksi yang bersifat penting.

b. Choose file organizations

Bertujuan untuk menentukan efisiensi file

organization terhadap base relations.

c. Choose indexes

Bertujuan untuk menentukan panambahan

indexes yang akan meningkatkan kinerja dari sistem.

d. Estimate disk space requirements

Bertujuan untuk melakukan estimasi kapasitas

penyimpanan pada disk yang dibutuhkan oleh basis

data.

3. Design user views

Bertujuan untuk merancang user view yang

diidentifikasikan selama requirement collection dan

analysis stage dari Database System Development Lifecycle.

4. Design security mechanisms

Bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan

basis data yang disesuaikan selama tahapan requirement dan

collection pada Database System Development Lifecycle.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

28

5. Consider the introduction of controleed redundancy

Bertujuan untuk menentukan introduction of controlled

redundancy (mengikuti ketentuan normalisasi) yang

digunakan agar sistem memberikan performa terbaik.

6. Monitor and tune the operational system

Bertujuan untuk melakukan monitorisasi pada

sistem operasional dan meningkatkan performa sistem

guna memperbaiki pengambilan keputusan yang tidak

tepat sekaligus refleksi terhadap perubahan persyaratan.

2.1.6.5 DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2010, p325) DBMS Selection

adalah pemilihan DBMS yang sesuai untuk mendukung sistem basis

data yang dibuat.

Langkah-langkah dalam pemilihan DBMS adalah sebagai berikut:

a) Menetapkan kerangka referensi belajar.

b) Daftar sederhana dari dua atau tiga produk.

c) Mengevaluasi produk.

d) Merekomendasikan seleksi dan menghasilkan laporan.

2.1.6.6 Application Design (Perancangan Aplikasi)

Perancangan dari user interface dan application programs

yang digunakan dan proses dari basis data.

Rancangan aplikasi dibagi menjadi:

a) Transaction Design (Rancangan Transaksi)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p330) Transaksi adalah

sesuatu tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan

oleh satu pengguna atau program aplikasi yang mengakses atau

mengubah isi basis data.

b) User interface Design

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

29

Ada tiga tipe utama transaksi, yaitu :

a) Retrieval Transaction

Digunakan untuk mengambil data yang ditampilkan dilayar

atau dalam produksi laporan transaksi. sebagai contoh operasi

untuk mencari dan menampilkan rincian properti.

b) Update Transaction

Digunakan untuk memasukkan record baru, menghapus record

lama, dan memodifikasi record yang ada didalam basis data.

Contoh untuk memasukkan properti baru kedalam basis data

yang sudah ada.

c) Mixed Transaction

Melibatkan baik pengambilan ataupun pembaharuan data.

Misalkan operasi untuk mencari dan menampilkan rincian

properti.

2.1.6.7 Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333) Prototyping adalah

membuat model dari sistem basis data. Tujuan utama dari pembuatan

prototyping ini adalah agar user bisa mengetahui rancangan basis data

yang nantinya akan dibangun apakah sesuai dengan kebutuhan user

atau belum, dan keperluan untuk perbaikan atau tidak.

2.1.6.8 Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2010, p333) Implementation

adalah realisasi fisik basis data dan aplikasi desain.

Implementation sistem basis data tercapai dengan

menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang

dipilih atau Graphical User Interface (GUI) yang menyediakan fungsi

yang sama ketika sampai menyembunyikan low level pernyataan

DDL.

Bagian dari program aplikasi ini adalah database transaction

yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation Language

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

30

(DML) dari DBMS target, yang mungkin tersimpan didalam host

programming language.

2.1.6.9 Data Conversion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334) Data Conversion

and Loading adalah mentransfer semua data ke dalam basis data yang

baru dan mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk dijalankan

pada sistem basis data yang baru.

2.1.6.10 Testing

Menurut Connolly dan Begg (2010, p334) Testing adalah

proses menjalankan sistem basis data baru dengan maksud

menemukan kesalahan atau apakah sistem sudah baik atau belum.

Beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dalam testing

adalah sebagai berikut:

a) Menemukan kesalahan sebelum sistem diterapkan

dalam perusahaan,

b) Apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan harapan

user.

2.1.6.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2010, p335) Operational

Maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem basis

data pada instalansi berikutnya.

Beberapa kegiatan terkait dengan maintenance:

a) Memantau kinerja sistem yang sedang berjalan.

Apabila performa turun dibawah tingkat dapat diterima,

maka perlu dilakukan reorganisasi sistem basis data

yang diperlukan.

b) Mempertahankan dan meningkatkan sistem basis data.

Persyaratan baru dimasukkan ke dalam sistem basis

data melalui tahap-tahap siklus hidup.

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

31

2.1.7 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p117) Data Flow

Diagram (DFD) adalah sebuah gambaran grafis yang menggambarkan urutan

dari proses-proses dan fungsi-fungsi yang terkandung dalam sebuah batasan

spesifikasi sistem serta aliran data yang melewati sistem tersebut.

Tingkatan dalam DFD :

a. Diagram Konteks

Mengambarkan seluruh input atau output ke sistem. Diagram Konteks

ini merupakan level tertinggi dari DFD.

b. Diagram Nol

Menggambarkan rincian dari diagram konteks dan memperlihatkan

data store yang digunakan.

c. Diagram Rinci

Merupakan rincian diagram diatasnya.

Simbol-simbol dalam DFD :

No Simbol Keterangan

1

Entitas eksternal, dapat berupa orang

atau unit terkait yang berinteraksi dengan

system tetapi di luar system

2 Orang, unit yang menggunakan atau

melakukan transformasi data, komponen

fisik tidak diidentifikasikan

3 Aliran data dengan arah khusus dari

sumber ke tujuan

4 Penyimpanan data atau tempat arah

khusus dari direfer oleh proses

Gambar 2.4 Simbol DFD

2.1.8 Flowchart Diagram

Menurut Romney (2003, p163) Flowchart Diagram adalah teknik

analis yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem

Entitas

Proses

Data Store

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

32

informasi dalam bentuk yang jelas dan ringkas. Flowchart dapat digunakan

untuk mendeskripsikan gambaran dari proses transaksi sebuah perusahaan

dan aliran data melalui sistem.

Simbol flowchart diagram terdapat dalam empat kategori antara lain:

1. Input atau output merupakan representasi sebuah simbol

yang menyediakan masukkan atau merekam hasil dari proses

operasi.

2. Processing Symbol merupakan tipe dari suatu simbol yang

digunakan untuk memproses data atau mengidentifikasikan

data yang diproses secara manual.

3. Storage Symbol merupakan simbol yang digunakan untuk

menyimpan data yang tidak digunakan.

4. Flow and Miscellaneous Symbol merupakan indentifikasi

aliran data dan barang.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

33

Simbol Nama Keterangan

Input/output symbols

Document Sebuah dokumen atau

laporan yang dibuat oleh

tulisan atau bantuan

komputer

Multiple

Document

Menjelaskan lebih dari

satu dokumen

Input/Output

Journal

Setiap fungsi input atau

output pada flowchart

dan digunakan untuk

menjelaskan jurnal dalam

dokumen flowchart

Processing Symbols

Computer

Processing

Fungsi pemrosesan

komputer yang

menghasilkan perubahan

pada data dan informasi

Manual

Operation

Proses pengoperasian

proses secara manual

Auxilary

Operation

Pemrosesan fungsi yang

dilakukan melalui sebuah

media bukan komputer

Storage Symbols

Magnetic Disk Penyimpanan data secara

permanen pada magnetic

disk, digunakan sebagai

database

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

34

Simbol Nama Keterangan

On line Storage Penyimpanan data secara

sementara

Flow and Miscellaneous Symbols

Processing Flow Arah dari proses dan

dokumen alur yang

normal yaitu ke bawah

dan ke kanan

On page

Connector

Menghubungkan proses

alur di halaman yang

sama

Off page

Connector

Masuk dari atau keluar

ke halaman lain

Decision Langkah-langkah untuk

pengambilan keputusan

yang digunakan dalam

flowchart untuk

menunjukkan langkah-

langkah alternatif

Gambar 2.5 Flowchart Diagram

2.1.9 Entitas kuat dan Lemah

Menurut Connolly dan Begg (2010, p383) Entitas kuat adalah

sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada beberapa

entitas yang lain. Karakteristik dari tipe entitas yang kuat adalah setiap

menggunakan atribut primary key dari entitas tersebut. Sebagai contoh

mengindentifikasi secara unik setiap anggota dari staff dengan menggunakan

atribut StaffNo, dimana StaffNo adalah primary key dari entitas staff.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

35

Sedangkan entitas lemah adalah entitas yang keberadaannya

bergantung pada entitas yang lainnya. karakteristik dari entitas ini adalah

setiap kejadian entitas tidak bisa diindentifikasi secara unik dengan

menggunakan atribut dari entitas tersebut. Hanya bisa mengindentifikasi

secara unik entitas preference hanya melalui relationship yang dimiliki oleh

client terindentifikasi secara unik dengan menggunakan primary key dari

entitas client yaitu ClientNo.

Gambar 2.6 Strong Entity dan Weak Entity

2.1.10 Structural Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2010, p385) Multiplicity adalah

sejumlah kejadian yang mungkin terjadi dari entitas yang berhubungan

dengan kejadian tunggal melalui relationship tertentu. Multiplicity

menggambarkan bagaimana entitas saling berhubungan. Ada tiga jenis tipe

relationship antara lain :

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

36

Gambar 2.7 Multiplicity One To One

Gambar 2.8 Multiplicity One To Many

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

37

Gambar 2.9 Multiplicity Many To Many

2.1.11 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p416) Normalisasi adalah

teknik untuk memproduksi sekumpulan relasi dengan properti yang

diinginkan dan mengingat kebutuhan data dari suatu enterprise.

Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengidentifikasikan

seperangkat relasi yang sesuai yang dapat mendukung kebutuhan data pada

sebuah perusahaan.

2.1.12 Proses Normalisasi

Normalisasi merupakan teknik formal untuk menganalisis

relasi berdasarkan primary key dan fungsional dependency. Ada beberapa

tahap dalam normalisasi yaitu :

1. Unnormalized Form (UNF)

Unnormalized Form adakah sebuah tabel yang mengandung

satu atau lebih grup yang berulang. Unnormalized Form adalah bagian awal

dari First Normal Form.

2. First Normal Form (1NF)

First Normal Form adalah sebuah relasi dimana persimpangan

antara basis dan kolomnya mengandung satu dan hanya mempunyai satu

nilai.

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

38

3. Second Normal Form (2NF)

Second Normal Form adalah relasi yang ada di First Normal Form

dan setiap atribut yang non primary key menjadi sepenuhnya bergantung pada

fungsi dari primary key.

4. Third Normal Form (3NF)

Third Normal Form adalah relasi yang ada pada First dan second

Normal Form dan dimana atribut yang non primary key beralih menjadi

dependent pada primary key.

2.1.13 Teori Pemograman PHP dan MySQL

2.1.13.1 Pengertian Hypertext prepocessor (PHP)

Menurut Sklar (2004, p1) PHP adalah bahasa pemograman

yang bersifat open source atau terbuka sehingga banyak digunakan

para pengembang web untuk membuat sebuah web yang dinamis dan

dapat berinteraksi dengan basis data.

PHP memiliki kelebihan sebagai berikut:

a) PHP tidak berbayar atau gratis.

b) PHP bersifat open source.

c) PHP bersifat cross-platform.

d) PHP dibuat untuk pemograman web.

2.1.13.2 Pengertian MySQL

Menurut Bunafit Nugroho (2004, p29) Mysql adalah sebuah

program basis data yang bersifat open source sehingga siapapun dapat

menggunakan secara bebas.

2.1.14 Teori Desain Eight Golden Rules

Menurut Shneiderman (2005, p74), delapan tahapan dalam merancang

antar muka untuk pengguna yaitu :

a) Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan

istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

b) Memenuhi penggunaan universal

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

39

Kenali kebutuhan pengguna yang beragam sehingga

membutuhkan fitur yang umum digunakan untuk memudahkan

pengguna dalam mengerti dan menjalankan fitur-fitur yang ada.

c) Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu

sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak

terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi

ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik

sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah

menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan

kesalahannya.

d) Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok

dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif

akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar

dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

e) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sebisa mungkin sistem dirancang dengan baik sehingga

pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan

terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan

memberikan mekanisme penanganan yang sedehana dan mudah

dipahami.

f) Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena

pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan

sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan

lain yang belum biasa digunakan.

g) Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan

merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna

merasa bahwa sistem yang mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem

dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator

daripada responden.

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

40

h) Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang

sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan,

serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan

urutan tindakan.

2.2 Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik.

2.2.1 Pengertian Pemesanan

Menurut KBBI, pemesanan adalah proses perbuatan, cara memesan

atau memesankan. Pemesanan merupakan salah satu aktifitas dalam sebuah

perusahaan pemesanan dilakukan oleh konsumen, adanya pemesanan

membantu penjual menentukan jumlah persediaan barang. Menurut James

(2009, p225) Pemesanan dibagi lagi menjadi 2 kategori berdasarkan proses

dan isinya yaitu:

1. Pemesanan Penjualan (Sales Order)

Proses pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan kepada perusahaan.

Dokumen pemesanan penjualan berisi informasi penting seperti nama,

alamat, nomor rekening pelanggan yang melakukan pembelian.

2. Pemesanan Pembelian

Proses pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan atau penjual

kepada pemasok. Dokumen pemesanan pembelian berisi mengenai

permintaan pembelian dan menspesifikasikan berbagai barang yang

dipesan dari pemasok.

Kemajuan teknologi sekarang ini memungkinkan pemesanan tidak

hanya dapat dilakukan jika konsumen dan penjual bertatap langsung, tetapi

dapat dilakukan dari jarak jauh sekalipun, misalnya dengan menggunakan E-

commerce, yaitu sistem pemesanan barang lewat internet.

Menurut Mohammad Subekti dkk, (2012, p665) E-commerce

merupakan bagian dari e-Business, di mana cakupan e-Business lebih luas,

tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra

bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

41

www, e-Commerce juga memerlukan teknologi database atau pangkalan data

(database), e-Surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non

komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat

pembayaran untuk e-Commerce ini.

2.2.2 Pengertian Pembelian dan Penjualan

Menurut Wawan Saputra (2010, p1074-1075) pembelian adalah

perolehan barang dan jasa. Secara umum definisi pembelian adalah suatu

usaha pengadaan barang atau jasa dengan tujuan yang akan digunakan untuk

kebutuhan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun untuk dijual

kembali. Tujuan dari kegiatan pembelian adalah :

1. Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh

secara eksternal.

2. Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga

dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.

Menurut Wawan Saputra (2010, p1075) kegiatan penjualan terdiri dari

transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan penjualan adalah suatu aktivitas

perusahaan yang utama dalam memperoleh pendapatan baik untuk

perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran

akhir dari kegiatan pemasaran. Pada bagian ini terjadi penetapan harga

melalui perundingan dan perjanjian serah terima barang, cara pembayaran

yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga tercipta suatu titik

kepuasan.

2.2.3 Pengertian Jual-Beli

Menurut Dr. Munir Fuady (2003, p25) Jual-beli merupakan suatu

kontrak dimana satu pihak, yakni yang disebut pihak penjual, mengikatkan

dirinya untuk menyerahkan suatu benda, sedangkan pihak lainnya, yang

disebut dengan pihak pembeli, mengikatkan dirinya untuk membayar harga

dari benda tersebut sebesar yang telah disepakati bersama.

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

42

2.2.4 Metode Pembayaran dalam Transaksi Jual-Beli

Menurut Dr. Munir Fuady (2003, p26) jenis-jenis metode pembayaran

dalam transaksi jual-beli adalah sebagai berikut :

1. Metode Pembayaran Seketika

Metode pembayaran seketika merupakan bentuk yang sangat

klasik, tetapi sangat lazim dilakukan dalam melakukan jual-beli. Dalam

hal ini harga barang diserahkan semuanya, sekaligus pada saat

diserahkannya barang objek jual-beli kepada pembeli.

2. Metode Pembayaran dengan Cicilan atau Kredit

Metode dengan cicilan ini dimaksudkan bahwa pembayaran

yang dilakukan dalam beberapa termin, sementara penyerahan barang

kepada pembeli dilakukan sekaligus dimuka, meskipun pada saat itu

pembayaran belum semuanya dilunasi. Dalam hal ini, menurut hukum,

jual-beli dan peralihan hak sudah sempurna terjadi, sementara cicilan

yang belum dibayar menjadi hutang-piutang belaka.

3. Metode pembayaran Memakai Kartu Kredit

Agar pihak pembeli aman dengan tidak membawa uang cash

ke mana-mana, sementara membayar dengan cek belum tentu

membudaya, maka pembayaran dengan menggunakan kartu kredit

merupakan pilihan yang populer. Dalam hal ini ketika barang diterima

oleh pihak pembeli, pihak pembeli cukup menandatangani suatu resi

dan menunnjuk kartu kredit kepada toko (penjual). Oleh toko tersebut

dikonfirmasi ke perusahaan kartu kredit tersebut apakah cukup tersedia

dana untuk harga pembelian tersebut. Jika konfirmasi diterima dan resi

ditandatangani, maka barang baru diserahkan, untuk selanjutnya pihak

penjual menagih uang harga pembelian kepada bank-bank tertentu.

4. Metode pembayaran dengan Memakai Kartu Debit

Metode pembayaran dengan memakai kartu debit lebih praktis

dari penggunaan kartu kredit. Hanya saja, dengan kartu debit, baik

pembeli maupun penjual harus sama-sama memiliki rekening di satu

bank tertentu, yakni bank yang menyediakan kartu debit tersebut. Kartu

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

43

debit tersebut dalam praktek dikenal dengan nama kartu ATM

(Automated Teller Machine) karena kertu tersebut dapat digunakan juga

untuk melakukan transaksi di ATM. Dengan sistem kartu debit, pada

pihak penjual tersedia alat yang dengan menekan kode rahasia kartu

ATM atau debit tersebut oleh pihak pembeli, maka rekening pihak

pembeli langsung didebit oleh bank dan mengkreditkannya langsung ke

rekening penjual. Jadi, berbeda dengan banknya, pihak pembeli (bank

devisa) untuk kemudian meneruskannya ke bank koresponden di

tempatnya pihak penjual. Harga sudah dapat dibayar kepada penjual

oleh bank koresponden setelah L/C ditunjukan dan dokumen lainnya

oleh pihak penjual barang, tanpa terlebih dahulu menunggu tibanya

barang yang dikirim.

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01125-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian

44