bab 2 tinjauan pustaka 2.1 tanaman...

23
10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayam Gayam (Inocarpus fagifer) merupakan tumbuhan berbentuk pohon, tinggi mencapai 20 m. Tanaman gayam disebut juga pohon nusantara karena Indonesia merupakan salah satu daerah persebaran tanaman gayam yang hidup pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman gayam ini biasanya hidup pada daerah rawa-rawa atau kawasan lingkungan yang terdapat sumber air yang melimpah (Heyne, 1987). Berikut akan dijelaskan lebih rinci tentang morfologi, manfaat, distribusi dan kandungan tanaman Inocarpus fagiferus. 2.1.1 Morfologi Tanaman Gayam Morfologi tanaman gayam menurut (Falanruw, 2015) pohon Inocarpus fagiferus ini termasuk pohon berkayu dengan batang ketiput. Tinggi pohon ini bisa sampai 20 m, pohon dewasa memiliki diameter batang mencapai 4-6 m. ranting pohon memiliki pengaturan spiral alternative, sedangkan cabang sekunder menciptakan jaringan cabang dalam kanopi yang padat. Daun Inocarpus fagiferus sederhana, lonjong, warna daun hijau gelap serta kasar saat disentuh, panjang daun mencapai 15-30 cm dengan lebar mencapai 8 sampai 14 cm, ujung daun sedikit meruncing. Tanaman gayam memiliki bunga yang harum dan berwarna putih kekuningan serta berukuran kecil,

Upload: ngodiep

Post on 13-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Gayam

Gayam (Inocarpus fagifer) merupakan tumbuhan berbentuk pohon,

tinggi mencapai 20 m. Tanaman gayam disebut juga pohon nusantara karena

Indonesia merupakan salah satu daerah persebaran tanaman gayam yang

hidup pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman gayam ini

biasanya hidup pada daerah rawa-rawa atau kawasan lingkungan yang

terdapat sumber air yang melimpah (Heyne, 1987). Berikut akan dijelaskan

lebih rinci tentang morfologi, manfaat, distribusi dan kandungan tanaman

Inocarpus fagiferus.

2.1.1 Morfologi Tanaman Gayam

Morfologi tanaman gayam menurut (Falanruw, 2015) pohon

Inocarpus fagiferus ini termasuk pohon berkayu dengan batang

ketiput. Tinggi pohon ini bisa sampai 20 m, pohon dewasa memiliki

diameter batang mencapai 4-6 m. ranting pohon memiliki pengaturan

spiral alternative, sedangkan cabang sekunder menciptakan jaringan

cabang dalam kanopi yang padat. Daun Inocarpus fagiferus

sederhana, lonjong, warna daun hijau gelap serta kasar saat disentuh,

panjang daun mencapai 15-30 cm dengan lebar mencapai 8 sampai 14

cm, ujung daun sedikit meruncing. Tanaman gayam memiliki bunga

yang harum dan berwarna putih kekuningan serta berukuran kecil,

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

11

biasanya ditemukan di puncuk cabang, bang dan ranting, tersusun dari

5 mahkota bunga.

Gambar 2.1 Tanaman Gayam (Inocarpus fagiferus)

(Sumber foto: Dokumen Pribadi)

Gambar 2.2 Daun Gayam Tua

(Sumber foto: Dokumen Pribadi)

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

12

Klasifikasi tanaman gayam sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatopyta

Kelas : Dikotiledon

Ordo : Rosales (Sambamurty, 2005)

Famili : Fabaceae

Genus : Inocapus

Spesies : Inocarpus fagiferus Forst. (Allaby, 2012).

Nama daerah Inocarpus edulis di Indonesia antara lain gayang

(Maluku), gayam (Jawa), gemu (Sulawesi Utara), bosua (Menado),

hayam (Halmahera Utara) (Heyne, 1987).

2.1.2 Manfaat Tanaman Gayam

Inocarpus fagiferus atau lebih dikenal dengan gayam pada

daerah Jawa dan gayang pada daerah Maluku, tumbuhan ini

merupakan pohon dari nusantara dengan tinggi samapi 20 m serta

tumbuh subur pada ketinggian ±500 m dari permkaan laut. Kayu

tanaman gayam ini bayak digunakan untuk perabotan rumah tangga.

Kulit pohon gayam ini dapat digunakan sebagai obat bagi masyarakat

yang telah lama menderita murus berdarah, bahan ini banyak

digunakan dalam rumah sakit di Ambon. Daun gayam yang memiliki

tulang daun yang kaku sehingga tanaman ini merupakan tanaman

tropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman

gayam ini banyak digunakan untuk pakan ternak. Pohon gayam

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

13

banyak di budidayakan selain untuk diambil kayunya juga di

manfaatkan buahnya. Buah yang mentah berwarna hijau dan yang

telah masak berwarna kuning, setelah lapisan luar atau kulit buah

dibuang kemudian biji di rebus kemudian di konsumsi (Heyne, 1987).

Pohon gayam mulai berbunga pada umur 3-4 tahun, musim

berbunga tanaman ini pada bulan November-Desember serta memiliki

biji tunggal. Kulit tanaman gayam ini kasar berwarna coklat keau-

abuan, warna abu-abu lebih sering terjadi pada tanaman yang tua dan

memiliki akar tunggang (Falanruw, 2015).

2.1.3 Distribusi Tanaman Gayam

Inocarpus fagiferus adalah tanaman asli bagain Pasifik Selatan

negara (dari Jawa di barat untuk Marquesas di timur). Hal ini

ditemukan di negara-negara Melanesia (Solomon Kepulauan,

Vanuatu, Fiji dan Papua Nugini) dimana tanaman gayam diyakini

sebagai pohon adat. Bagian Polynesia (Samoa, Tonga, Kepulauan

Cook dan Polinesia Prancis) dan Mikronesia (Pohnpei, Kepulauan

Marshall dan Kiribati), Sepesies Inocarpus fagiferus menjadi Aborigin

pengenalan. Telah diperkenalkan ke Filipina, meskipun secara

tradisional tidak banyak dibudidayakan (Pauku, 2005).

Distribusi tanaman gayam (Inocarpus fagiferus) yang di

gunakan pada penilitian ini yang dapat dilihat dari titik koordinat yaitu

7o28’44’’S 112

o33’37’E diukur menggunakan google Earth dan data

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

14

tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3 Titik Koordinat Tanaman

Gayam dibawah ini:

Gambar 2.3 Titik Koordinat Tanaman Gayam (Inocarpus fagiferus) di Desa

Ponokawan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo

(Sumber: Dokumen Pribadi)

2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman Gayam

Tanaman gayam mengandung berbagai banyak senyawa kimia

diantaranya fenol, steroid, karbohidrat, flafonoid, protein, dan lemak.

Senyawa-senyawa tersebut tersebar pada seluruh bagian tumbuhan

tanaman gayam mulai dari kulit, daun, sampai biji tanaman gayam.

Daun tanaman gayam mengandung senyawa fenol dan steroid

berdasarkan penelitian sebelumnya. Senyawa-senyawa tersebut

sebagian besar adalah senyawa sekunder bagi tanaman tersebut dan

dapat digunakan bagi masyarakat.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

15

Menurut Santi (2015) terdapat kandungan fenol pada kulit

pohon gayam. Krisna (2014) menyatakan bahwa daun tanaman gayam

mengandung sneyawa kimia yaitu steroid dan melakukan uji aktivitas

antioksidan dengan mnggunakan metode DPPH menunjukan isolate

steroid pada daun gayam dapat digunakan sebagai antioksidan karena

memberikan nilai IC50 pada konsentrasi 4 ppm. Wawo (2011)

menyatakan biji gayam (Inocarpus fagiferus) mengandung

karbohidrat, protein, kadar air, lemak, abu dan serat kasar.

2.2 Fenol

Fenol adalah suatu senyawa aromatik yang struktur kimianya

diturunkan dari benzene jika satu atau lebih atom hydrogen yang terikat pada

inti benzene diganti dengan satu atau lebih gugus hodroksil. Fenol yaitu

gugus hidroksil terikat langsung pada inti benzene dan disebut gugus

hidroksil fenol (Sumardjono, 2008).

Fenol dapat larut dalam alkohol, air, eter, kloroform dan alkali. Jika

dalam keadaan tidak murni fenol akan berubah menjadi warna pink atau

merah dan akan mencair jika terkena sinar matahari atau menyerap air dari

udara. Sifat kimia fenol dipengaruhi oleh kestabilan resonansi dari fenol dan

dalam unsur-unsur ion fenolat. Fenol bereaksi sebagai asam lemah, dengan

adanya senyawa-senyawa elektrofilik (meta-indikator) maka sifat kimianya

dapat diturunkan (Vermerris, 2007). Fenol merupakan senyawa dimana gugus

-OH terikat ke atom karbon dari cincin aromatik. Anggota yang paling

sederhana dari golongan ini adalah fenol itu sendiri adalah zat padat yang

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

16

sedikit larut dalam air. Fenol disebut juga asam karbonat karena agak asam.

Fenol merupakan senyawa yang ada pada tumbuhan. Fenol yang

terdistribususi pada tumbuhan disebut antioksidan biasanya digunakan untuk

mencegah reaksi dari radikal bebas. Dalam industri makanan fenol yang tidak

beracun dipakai sebagai radikal inhibitor yang disebut zat pengawet. Fenol

efektif sebagai antioksidan karena dapat bereaksi dengan radikal intermediet

menghasilkaan radikal fenol yang stabil dan tidak reaktif (Fassendent, 1997).

Gambar 2.4 Struktur kimia fenol (Fassendent, 1997)

Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari

tumbuhan yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang

mengandung satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenol cenderung larur

didalam air karena umumnya mereka sering kali berikatan dengan gula

sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel (Harborne, 1987).

Fenol terdiri atas bermacam-macam zat yang memiliki kepolaran yang

berbeda-beda. Golongan senyawa yang termasuk fenol misalnya flavonoid

memiliki ikatan dengan gugus gula sehingga menyebabkan flavonoid bersifat

polar, sedangkan senyawa minyak atsiri biasanya cenderung bersifat non

polar. Kelarutan senyawa fenol terbanyak tidak selalu terdapat dalam ekstrak

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

17

polar, tetapi tergantung dari struktur senyawa fenol yang dijumpai (Markham,

1988).

Senyawa fenol dan asam fenolat biasanya diidentifikasi bersama-sama

pada identifikasi tumbuhan. Senyawa asam fenolat ada hubungannya dengan

lignin terikat sebagai ester atau terdapat pada daun di dalam fraksi yang lain

dalam etanol. Ekstraksi senyawa fenol tumbuhan dengan etanol mendidih

biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim (Harborne, 1987). Fenolat

tanaman dianggap memiliki peran penting sebagai pertahanan senyawa ketika

tekanan lingkungan, seperti cahaya yang tinggi, suhu rendah, infeksi patogen,

herbivora, dan kekurangan gizi, dapat menyebabkan peningkatan produksi

gratis radikal dan spesies oksidatif lainnya pada tanaman (Vermerris, 2006).

Banyak senyawa fenol alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus

hidroksil, dan lebih banyak yang membentuk senyawa ester atau eter fenol

daam air lebih rendah dari pada senyawa fenolnya, sementara senyawa

glikosidanya lebih mudaj larut dalam air. Seseorang meninjau bidang ini

mengemukakan bahwa senyawa fenol bebes biasanya terdapat dalam jaringan

kayu, sementara senyawa fenol yang terdapat di tempat lain berbentuk

glikosida (Robinson, 1995).

Peranan beberapa golongan senyawa fenol sudah diketahui (misalnya,

lignin sebagai bahan pembangunan dinding sel, antosianin sebagai pigmen

bunga), sedangkan peranan senyawa yang termasuk golongan lain masih

merupakan hasil dugaan belaka. Flavonoid misalnya tampak penting pada

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

18

pengaturan pengendalian tumbuhan, flavonoid merupakan faktor pertahanan

alam (Harborne, 1987).

2.3 Antioksidan

Antioksidan dalam pengertian kimia adalah senyawa pemberi elektron

(electron donors) dan secara biologis antioksidan merupakan senyawa yang

mampu mengatasi dampak negatif oksidan dalam tubuh seperti kerusakan

elemen vital sel tubuh. Keseimbangan antara oksidan dan antioksidan sangat

penting karena berkaitan dengan kerja fungsi sistem imunitas tubuh, terutama

untuk menjaga integritas dan berfungsinya membran lipid, protein sel, dan

asam nukleat, serta mengontrol tranduksi signal dan ekspresi gen dalam sel

imun (Winarsih, 2007).

Menurut Sayuti (2015) tubuh manusia tidak mempunyai cadangan

antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga apabila terbentuk banyak radikal

maka tubuh membentuk antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen didapat

dari luar tubuh, berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi menjadi dua yaitu

antioksidan alami dan sitetik.

a. Antioksidan sintetik, yang sering digunakan adalah senyawa fenol seperti

butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), tert-

butyl hydroquinone (TBHQ), propyl gallate, dan lain-lain. Antioksidan

sintetik utama yang digunakan mempunyai batas penggunaan yaitu

0,02% dari kandungan lemak atau minyak. Antioksidan sintetik telah

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

19

diuji dengan sangat teliti oleh taksiologi, akan tetapi penggunaan dalam

jangka panjang memberikan efek pada tubuh

b. Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenol

atau polifenol yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam

sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik polifungsional.

Senyawa antioksidan alami poli fenol ini adalah multifungsional dan

dapat beraksi sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat

logam, dan peredam terbentuknya singlet oksigen. Antioksidan alami

lebih unggul daripada antioksidan sintetis karena antioksidan alami aman

untuk dikonsumsi dan tidak hanya menstabilkan minyak, namun juga

menambahkan kandungan nutrisi pada minyak.

Salah satu senyawa pada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai

antioksidan alami adalah fenol yang merupakan senyawa yang ada pada

tumbuhan. Fenol yang terdistribususi pada tumbuhan disebut antioksidan

biasanya digunakan untuk mencegah reaksi dari radikal bebas. Dalam industri

makanan fenol yang tidak beracun dipakai sebagai radikal inhibitor yang

disebut zat pengawet. Fenol efektif sebagai antioksidan karena dapat bereaksi

dengan radikal intermediet menghasilkaan radikal fenol yang stabil dan tidak

reaktif (Fessenden, 1997).

Berdasarkan mekanisme reaksi dan fungsinya antioksida dibagi menjadi

tiga macam, yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan

tersier:

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

20

a. Antioksidan Primer, merupakan zat atau senyawa yang dapat

menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas yang

melepaskan hidrogen. Antioksidan primer dapat berasal dari alam atau

sintetis. Contoh antioksidan primer adalah Butylated hidroxytoluene

(BHT). Reaksi antioksidan primer terjadi pemutusan rantai radikal bebas

yang sangat reaktif, kemudian diubah menjadi senyawa stabil atau tidak

reaktif. Antioksidan ini dapat berperan sebagai donor hidrogen atau CB-

D (Chain breaking donor) dan dapat berperan sebagai akseptor elektron

atau CB-A (Chain breaking acceptor).

b. Antioksidan Sekunder, disebut juga antioksidan eksogeneus atau non

enzimatis. Antioksidan ini menghambat pembentukan senyawa oksigen

reatif dengan cara pengelatan metal, atau dirusak pembentukannya.

Prinsip kerja sistem antioksidan non enzimatis yaitu dengan cara

memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan

menangkap radikal tersebut, sehingga radikal bebas tidak akan bereaksi

dengan komponen seluler. Antioksidan sekunder diantaranya adalah

vitamin E, vitamin C, beta karoten, flavonoid, asam lipoat, asam urat,

bilirubin, melatonin dan sebagainya.

c. Antioksidan Tersier kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim

DNA-Repair dan metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini

berperan dalam perbaikan biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas

radikal bebas. Kerusakan DNA yang terinduksi senyawa radikal bebas

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

21

dicirikan oleh rusaknya Single dan Double strand baik gugus non-basa

maupun basa (Winarsih, 2007).

2.4 Metode pengukuran aktivitas antioksidan

Metode pengujian aktivitas antioksidan dikelompokkan menjadi 3

golongan. Golongan pertama adalah Hydrogen Atom Transfer Methods

(HAT) misalnya Oxygen Radical Absorbance Capacity Metods (ORAC),

golongan kedua adalah Electron Transfer Metods (ET) misalnya 1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH), golongan ketida adalah metode lain

seperti Total Oxidant Scavengling Capacity (TOSC) dan Chemiluminescenc

(Sayuti, 2015).

Metode yang paling mudah digunakan dan bisa digunakan untuk

pengujian antioksidan adalah DPPH. DPPH digunakan merupakan radikal

bebas yang stabil pada suhu ruang. DPPH ini akan menerima electron atau

radikal hidrogen, dan akan membentuk molekul diamagnetic yang stabil,

interaksi antioksidan dengan DPPH, baik secara transfer electron atau radikal

hydrogen pada DPPH akan menetralkan karakter radikal bebeas dari DPPH.

Prosedur dengan DPPH dilakukan dengan membuat larutan DPPH dalam

metanol dengan konsentrasi 2 X 10-4

M. serangkaian larutan sampel dari

ketiga fraksi ekstrak dengan variasi konsentrasi menggunakan pelarut

metanol ditambahkan 2 Ml larutan DPPH, sehingga diperoleh konsentrasi

sampel yang berbeda diamkan selama 30 menit kemudian diabsorbansi pada

panjang gelombang 517 nm. Data yang diperoleh digunakan untuk

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

22

menentukan % inhibisi, dari kurva inhibisi konsentrasi sampel dapat

diperoleh nilai IC50 ekstrak dengan analisis statistic menggunakan regresi

linier, perubahan dapat diukur dengan alat spektrofotometri sejumlah elektron

atau atom hydrogen yang ditangkap oleh molekul DPPH akibat adanya zat

antioksidan (Bintang, 2010).

Gambar 2.5 Struktur Kimia Reaksi DPPH dengan Antioksidan

(Sayuti, 2015)

2.5 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya

dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika

tercapai kesetim bangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan

konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan

dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik

pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu,

ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan

ukuran molekul yang sama (Mukhriani, 2014).

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

23

Jenis - jenis metode ekstraksi yang dapat digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Maserasi

Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan.

Metode ini dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut

yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar.

Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara

konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel

tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan

penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan

banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar

kemungkinan beberapa senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa

mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain,

metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa senyawa yang

bersifat termolabil.

b. Perkolasi

Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam

sebuah perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada

bagian bawahnya). Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel

dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari

metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan

kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

24

pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga

membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu.

c. Soxhlet

Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung

selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang

ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai

dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu

reflux. Keuntungan dari metode ini adalah proses ektraksi yang kontinyu,

sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehingga tidak

membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu.

Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi

karena ekstrak yang diperoleh terus menerus berada pada titik didih

(Mukhriani, 2014).

Menurut Julianto (2016), pelarut sangat mempengaruhi esktraksi.

Pemilihan pelart sepengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Selektivitas

Pelarut dapat melarutkan zat yang akan diekstrak dengan cepat dan

sempurna.

2. Titik didih pelarut

Pelarut harus mempunyai titik didih yang cukup rendah sehingga pelarut

mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi pada proses pemurnian

dan jika diuapkan tidak tertinggal dalam minyak.

3. Memilki harga yang murah

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

25

4. Tidak mudah terbakar

5. Tidak boleh larut dalam air

Namun tidak ada pelarut mutlak yang sesuai dengan syarat di atas

sehingga dapat saja memilih pelarut yang lebih mendekati beberapa sifat

diatas, selain untuk tujuan ekonomis juga harus memikirkan efisiensi pelarut.

Metanol dan etanol merupakan senyawa yang bersifat polar dan merupakan

pelarut yang universal dimana mampu untuk mengekstrak metabolik

sekunder baik yang bersifat polar atau non polar (Saifudin, 2014). Pemilihan

metanol sebagai pelarut dalam ekstraksi karena memiliki titik didih yang

lebih rendah dari pada metanol yaitu 65 oC sedangkan etanol sendiri titik

didihnya yaitu 78,5 oC, sehingga dari penelitian ini dapat diketahui total fenol

yang paling tinggi pada pelarut metnol atau etanol (Fessenden, 1997).

2.6 Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya

proses belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran, dan

lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi

juga mencakup tenaga, biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar, sumber

belajar dapat digunkan, baik secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga

mempermudah anak didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi

yang harus dicapainya. Secara umum sumber belajar dapat dikategorikan

dalam 6 jenis, yaitu: orang, lingkungan, pesan, teknik, alat, bahan.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

26

a. Pesan (massage), yaitu informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh

komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai dan data.

Contoh: isi bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan

formal, dan non formal maupun dalam pendidikan informal.

b. Orang (person), yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,

pengelolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, tutor, siswa, pemain,

pembicara, instruktur dan penatar.

c. Bahan (material), yaitu sesuatu ujud tertentu yang mengandung pesan atau

ajaran untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu sendiri

tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering disebut sebagai media atau

softwareatau perangkat lunak. Contoh: buku, modul, majalah, bahan

pengajaran terprogram, transparansi, film, video tape, pita audio (kaset

audio), filmstrip, microfiche dan sebagainya.

d. Alat (Divice), yaitu suatu perangkat yang digunakan untuk menyampaikan

pesan yang tersimpan dalam bahan. Alat ini disebut hardware atau

perangkat keras. Contoh: proyektor slide, proyektor film, proyektor

filmstrip, proyektor overhead (OHP), monitor televisi, monitor komputer,

kaset, dan lain-lain.

e. Tehnik (Technique), dalam hal ini tehnik diartikan sebagai prosedur yang

runtut atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan peralatan,

orang dan lingkungan belajar secara terkombinasi dan terkoordinasi untuk

menyampaikan ajaran atau materi pelajaran. Contoh: belajar mandiri,

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

27

belajar jarak jauh, belajar secara kelompok, simulasi, diskusi, ceramah,

problem solving, tanya jawab dan sebagainya.

f. Lingkungan (setting), yaitu situasi di sekitar proses belajar-mengajar

terjadi. Latar atau lingkungan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu

lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung, sekolah,

perpustakaan, laboratorium, rumah, studio, ruang rapat, musium, taman

dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non fisik contohnya adalah tatanan

ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar,

cuaca dan sebagainya (Sudjana, 2007).

Kegitan sumber belajar bila ditijau dari segi fungsinya terdapat

beberapa fungsi sumber belajar diantaranya:

1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik, karena

sumber belajar dapat mempercepat laju belajar dan membantu pendidik

menggunakan waktu secara efisien.

2. Informasi yang disajikan oleh pendidik lebih sedikit karena sudah

digantikan oleh sumber belajar, sehingga dapat mengurangi beban

pendidik karena pendidik hanya membina dan mengembangkan

semangat belajar peserta didik.

3. Memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar dengan mandiri

sesuai dengan kemampuan.

4. Memberikan dasar yang lebih ilmiah karena program pembelajaran

direncanakan lebih sistematis.

5. Mengembangkan bahan pembelajaran dilandasi dengan penelitian.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

28

6. Memantapkan pembelajaran dengan cara meningkatkan kemampuan

manusia dalam hal menggunakan berbagai media komunikasi, penyajian

data dan informasi secara kongkrit.

7. Memberikan pengetahuan secara langsung dan mengurangi jurang

pemisah antara pelajar yang bersifat verbal, sehingga belajar dapat

dilakukan secara sitematis (Sitepu, 2008).

Pengembangan sumber belajar salah satunya dapat berupa artikel ilmia

atau karya ilmiah. Artikel ilmiah atau karya ilmiah/karya tulis ilmiah (KTI)

merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari

hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun

menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya

dapat dipertanggung jawabkan. Artikel ilmiah merupakan hasil dari penelitian

jadi relative lebih mudah penulisannya karena dalam proses penulisannya

sudah tersedi bahan yang berupa laporan penelitian, namu demikian bukanlah

ringkasan hasil penelitian (Siahaan, 2012).

Beberapa manfaat artikel ilmiah menurut Budiyanto (2012)

diantaranya:

1. Sarana Pengembangan Pemikiran

Tahap-tahap perkembangan kognitif seseorang membutuhkan dukungan.

Dukungan itu ialah pembiasaan diri untuk menyadari dan membedakan

antara pemikiran atau gagasan dengan segala sesuatu tentang dunia nyata

tentang peristiwa - peristiwa, tentang berbagai kondisi atau keadaan.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

29

2. Sarana untuk menyimpan, mengorganisasi, dan mensintesiskan gagasan.

Kemampuan pikir untuk mengingat atau menyimpan seluruh pengalaman

sangat terbatas. Menulis, kita akan lebih mampu berfokus pada

pemikiran-pemikiran kita, sekaligus juga menemukan saling hubungan

antar materi (informasi dan gagasan) yang kita tulis. Hal itu akan

memunculkan pertanyaan - pertanyaan baru yang berharga untuk dijawab

dan membantu kita untuk menemukan cara baru dalam penyelesaian

masalah.

3. Sarana utuk membantu menemukan kesenjangan dalam logika atau

pemahaman melalui kegiatan menulis, kita dapat menemukan adanya

kesulitan dan atau kekurangan pengetahuan kita tentang berbagai teori

atau konsep. Dengan ditemukannya kesulitan atau kekurangan itu, kita

dimungkinkan untuk menyadari dan kemudian menemukan alur

pemahaman kita terhadap suatu masalah, konsep, atau teori. Setidaknya,

kita bisa menyadari adanya berbagai isu yang patut dipikirkan dan

mengkajinya melalui pembacaan ulang berbagai teori baru.

4. Sarana untuk membantu mengungkap sikap kita terhadap suatu masalah.

Melalui kegiatan menulis, kita akan memperoleh kejelasan letak atau

kedudukan kita di tengah- tengah permasalahan yang dikaji. Melalui

kegiatan ini kita dimungkinkan untuk melihat secara objektif kelemahan

dan kekuatan dari berbagai perspektif yang berbeda-beda.

5. Sarana untuk berkomunikasi. Melalui kegiatan menulis kita dapat menata

berbagai informasi yang adakalanya bertentangan dan berserakan.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

30

Melalui kegiatan ini kita bisa menyusun konsep, kategori, dan

mengorganisasikan berbagai konsepsi yang simpangsiur menjadi pola-

pola yang mudah dipahami. Kata - kata sebagai simbol dari pikiran atau

emosi dapat kita gunakan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan

memotivasi tindakan.

Penulisan artikel ilmiah terdapat sistematika dalam penyusunannya

terutama yang berasal dari hasil penelitian adalah 1) Judul/topik dari artikel

ilmiah yang akan dipublikasikan ditulis dengan huruf tebal, langsung di

bawah judul artikel dituliskan nama penulisnya (tanpa huruf tebal) disertai

dengan tanda*) setelah huruf terakhir nama penulis; 2) Abstrak ditulis 1 spasi

dengan jumlah kata sekitar 150-350 kata yang dirumuskan dalam satu alinea

dan di bawahnya dituliskan dikemukakan kata-kata kunci (key words) serta di

bagian akhir bawah dari halaman yang sama dituliskan identitas penulis; 3)

Pendahuluan yang di dalamnya dicakup uraian tentang latar belakang

(rasional mengajukan dan membahas topik atau masalah yang akan dibahas,

kedalaman dan keluasannya), perumusan masalah, dan apa tujuanpenelitian;

4) Kajian Literatur yang mencakup: kajian teori dan hasil penelitian terdahulu

yang relevan; 5) Metodologi yang berisikan rancangan/model, sampel dan

data, tempat dan waktu, teknik pengumpulan dan analisis data; 6) Hasil dan

Pembahasan yang mencakup uraian tentang hasil analisis data dan

implikasinya (disesuaikan dengan variabel penelitian yang diteliti); 7)

Penutup yang berisikan tentang beberapa kesimpulan (didasarkan atas hasil

analisis data) dan saran-saran (haruslah terkait dengan kesimpulan yang

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

31

diajukan); 8) Pustaka Acuan (Referensi) yang berisikan semua rujukan atau

sumber acuan yang digunakan di dalam tulisan (harus dihindarkan

memasukkan acuan yang sama sekali tidak digunakan di dalam uraian materi)

(Siahaan, 2012).

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu

Pernelitian mengenai tentang kandungan kulit gayam yang di lakukan

oleh Santi (2015) menyatakan kulit pohon gayam mengandung fenol

14,160%, flavonoid 0,14 %, serta mempunyai aktivitas antioksidan yang

tinggi melebihi aktivitas antioksidan, dengan menggunakan ekstrak etanol

dengan kloroform, n-butanol, dan air berturut-turut. Daun tanaman gayam

mengandung senyawa kimia yaitu steroid menurut Krisna (2014) hasil

identifikasi dengan spektoforometer menunjukan adanya isolate steroid, dan

dengan metode DPPH menunjukan isolate steroid pada daun gayam dapat

digunakan sebagai antioksidan karena memberikan nilai IC50 pada

konsentrasi 4 ppm dengan menggunakan fraksinasi ekstrak kental etanol

dengan n-heksana dan kloroform berturut-turut.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Gayameprints.umm.ac.id/36818/3/jiptummpp-gdl-dwimargale-49989-3-babii.pdftropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman gayam

32

2.8 Kerangka Konsep

Tanaman Gayam

Metabolik

primer

Metabolik

sekunder

Steroit Minyak

atsiri

Saponin Fenol Tani

n

Alkalod

Daun Gayam Uji Kandungan Fenolik

Uji Aktivitas

Antioksidan

Sumber belajar biologi berupa

artikel ilmiah