bab 2 tinjauan pustaka 2.1 tanaman filetropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. daun...
Post on 13-Jun-2019
219 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Gayam
Gayam (Inocarpus fagifer) merupakan tumbuhan berbentuk pohon,
tinggi mencapai 20 m. Tanaman gayam disebut juga pohon nusantara karena
Indonesia merupakan salah satu daerah persebaran tanaman gayam yang
hidup pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman gayam ini
biasanya hidup pada daerah rawa-rawa atau kawasan lingkungan yang
terdapat sumber air yang melimpah (Heyne, 1987). Berikut akan dijelaskan
lebih rinci tentang morfologi, manfaat, distribusi dan kandungan tanaman
Inocarpus fagiferus.
2.1.1 Morfologi Tanaman Gayam
Morfologi tanaman gayam menurut (Falanruw, 2015) pohon
Inocarpus fagiferus ini termasuk pohon berkayu dengan batang
ketiput. Tinggi pohon ini bisa sampai 20 m, pohon dewasa memiliki
diameter batang mencapai 4-6 m. ranting pohon memiliki pengaturan
spiral alternative, sedangkan cabang sekunder menciptakan jaringan
cabang dalam kanopi yang padat. Daun Inocarpus fagiferus
sederhana, lonjong, warna daun hijau gelap serta kasar saat disentuh,
panjang daun mencapai 15-30 cm dengan lebar mencapai 8 sampai 14
cm, ujung daun sedikit meruncing. Tanaman gayam memiliki bunga
yang harum dan berwarna putih kekuningan serta berukuran kecil,
11
biasanya ditemukan di puncuk cabang, bang dan ranting, tersusun dari
5 mahkota bunga.
Gambar 2.1 Tanaman Gayam (Inocarpus fagiferus)
(Sumber foto: Dokumen Pribadi)
Gambar 2.2 Daun Gayam Tua
(Sumber foto: Dokumen Pribadi)
12
Klasifikasi tanaman gayam sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopyta
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Rosales (Sambamurty, 2005)
Famili : Fabaceae
Genus : Inocapus
Spesies : Inocarpus fagiferus Forst. (Allaby, 2012).
Nama daerah Inocarpus edulis di Indonesia antara lain gayang
(Maluku), gayam (Jawa), gemu (Sulawesi Utara), bosua (Menado),
hayam (Halmahera Utara) (Heyne, 1987).
2.1.2 Manfaat Tanaman Gayam
Inocarpus fagiferus atau lebih dikenal dengan gayam pada
daerah Jawa dan gayang pada daerah Maluku, tumbuhan ini
merupakan pohon dari nusantara dengan tinggi samapi 20 m serta
tumbuh subur pada ketinggian 500 m dari permkaan laut. Kayu
tanaman gayam ini bayak digunakan untuk perabotan rumah tangga.
Kulit pohon gayam ini dapat digunakan sebagai obat bagi masyarakat
yang telah lama menderita murus berdarah, bahan ini banyak
digunakan dalam rumah sakit di Ambon. Daun gayam yang memiliki
tulang daun yang kaku sehingga tanaman ini merupakan tanaman
tropis yang dapat digunakan sebagai tanaman peneduh. Daun tanaman
gayam ini banyak digunakan untuk pakan ternak. Pohon gayam
13
banyak di budidayakan selain untuk diambil kayunya juga di
manfaatkan buahnya. Buah yang mentah berwarna hijau dan yang
telah masak berwarna kuning, setelah lapisan luar atau kulit buah
dibuang kemudian biji di rebus kemudian di konsumsi (Heyne, 1987).
Pohon gayam mulai berbunga pada umur 3-4 tahun, musim
berbunga tanaman ini pada bulan November-Desember serta memiliki
biji tunggal. Kulit tanaman gayam ini kasar berwarna coklat keau-
abuan, warna abu-abu lebih sering terjadi pada tanaman yang tua dan
memiliki akar tunggang (Falanruw, 2015).
2.1.3 Distribusi Tanaman Gayam
Inocarpus fagiferus adalah tanaman asli bagain Pasifik Selatan
negara (dari Jawa di barat untuk Marquesas di timur). Hal ini
ditemukan di negara-negara Melanesia (Solomon Kepulauan,
Vanuatu, Fiji dan Papua Nugini) dimana tanaman gayam diyakini
sebagai pohon adat. Bagian Polynesia (Samoa, Tonga, Kepulauan
Cook dan Polinesia Prancis) dan Mikronesia (Pohnpei, Kepulauan
Marshall dan Kiribati), Sepesies Inocarpus fagiferus menjadi Aborigin
pengenalan. Telah diperkenalkan ke Filipina, meskipun secara
tradisional tidak banyak dibudidayakan (Pauku, 2005).
Distribusi tanaman gayam (Inocarpus fagiferus) yang di
gunakan pada penilitian ini yang dapat dilihat dari titik koordinat yaitu
7o2844S 112
o3337E diukur menggunakan google Earth dan data
14
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3 Titik Koordinat Tanaman
Gayam dibawah ini:
Gambar 2.3 Titik Koordinat Tanaman Gayam (Inocarpus fagiferus) di Desa
Ponokawan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
(Sumber: Dokumen Pribadi)
2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman Gayam
Tanaman gayam mengandung berbagai banyak senyawa kimia
diantaranya fenol, steroid, karbohidrat, flafonoid, protein, dan lemak.
Senyawa-senyawa tersebut tersebar pada seluruh bagian tumbuhan
tanaman gayam mulai dari kulit, daun, sampai biji tanaman gayam.
Daun tanaman gayam mengandung senyawa fenol dan steroid
berdasarkan penelitian sebelumnya. Senyawa-senyawa tersebut
sebagian besar adalah senyawa sekunder bagi tanaman tersebut dan
dapat digunakan bagi masyarakat.
15
Menurut Santi (2015) terdapat kandungan fenol pada kulit
pohon gayam. Krisna (2014) menyatakan bahwa daun tanaman gayam
mengandung sneyawa kimia yaitu steroid dan melakukan uji aktivitas
antioksidan dengan mnggunakan metode DPPH menunjukan isolate
steroid pada daun gayam dapat digunakan sebagai antioksidan karena
memberikan nilai IC50 pada konsentrasi 4 ppm. Wawo (2011)
menyatakan biji gayam (Inocarpus fagiferus) mengandung
karbohidrat, protein, kadar air, lemak, abu dan serat kasar.
2.2 Fenol
Fenol adalah suatu senyawa aromatik yang struktur kimianya
diturunkan dari benzene jika satu atau lebih atom hydrogen yang terikat pada
inti benzene diganti dengan satu atau lebih gugus hodroksil. Fenol yaitu
gugus hidroksil terikat langsung pada inti benzene dan disebut gugus
hidroksil fenol (Sumardjono, 2008).
Fenol dapat larut dalam alkohol, air, eter, kloroform dan alkali. Jika
dalam keadaan tidak murni fenol akan berubah menjadi warna pink atau
merah dan akan mencair jika terkena sinar matahari atau menyerap air dari
udara. Sifat kimia fenol dipengaruhi oleh kestabilan resonansi dari fenol dan
dalam unsur-unsur ion fenolat. Fenol bereaksi sebagai asam lemah, dengan
adanya senyawa-senyawa elektrofilik (meta-indikator) maka sifat kimianya
dapat diturunkan (Vermerris, 2007). Fenol merupakan senyawa dimana gugus
-OH terikat ke atom karbon dari cincin aromatik. Anggota yang paling
sederhana dari golongan ini adalah fenol itu sendiri adalah zat padat yang
16
sedikit larut dalam air. Fenol disebut juga asam karbonat karena agak asam.
Fenol merupakan senyawa yang ada pada tumbuhan. Fenol yang
terdistribususi pada tumbuhan disebut antioksidan biasanya digunakan untuk
mencegah reaksi dari radikal bebas. Dalam industri makanan fenol yang tidak
beracun dipakai sebagai radikal inhibitor yang disebut zat pengawet. Fenol
efektif sebagai antioksidan karena dapat bereaksi dengan radikal intermediet
menghasilkaan radikal fenol yang stabil dan tidak reaktif (Fassendent, 1997).
Gambar 2.4 Struktur kimia fenol (Fassendent, 1997)
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari
tumbuhan yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenol cenderung larur
didalam air karena umumnya mereka sering kali berikatan dengan gula
sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel (Harborne, 1987).
Fenol terdiri atas bermacam-macam zat yang memiliki kepolaran yang
berbeda-beda. Golongan senyawa yang termasuk fenol misalnya flavonoid
memiliki ikatan dengan gugus gula sehingga menyebabkan flavonoid bersifat
polar, sedangkan senyawa minyak atsiri biasanya cenderung bersifat non
polar. Kelarutan senyawa fenol terbanyak tidak selalu terdapat dalam ekstrak
17
polar, tetapi tergantung dari struktur senyawa fenol yang dijumpai (Markham,
1988).
Senyawa fenol dan asam fenolat biasanya diidentifikasi bersama-sama
pada identifikasi tumbuhan. Senyawa asam fenolat ada hubungannya dengan
lignin terikat sebagai ester atau terdapat pada daun di dalam fraksi yang lain
dalam etanol. Ekstraksi senyawa fenol tumbuhan dengan etanol mendidih
biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim (Harborne, 1987). Fenolat
tanaman dianggap memiliki peran penting sebagai pertahanan senyawa ketika
tekanan lingkungan, seperti cahaya yang tinggi, suhu rendah, infeksi patogen,
herbivora, dan kekurangan gizi, dapat menyebabkan peningkatan produksi
gratis radikal dan spesies oksidatif lainnya pada tanaman (Vermerris, 2006).
Banyak senyawa fenol alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus
hidroksil, dan lebih banyak yang membentuk senyawa ester atau eter fenol
daam air lebih rendah dari pada senyawa fenolnya, sementara senyawa
glikosidanya lebih mudaj larut dalam air. Seseorang meninjau bidang ini
mengemukakan bahwa senyawa fenol bebes biasanya terdapat dalam jaringan
kayu, sementara senyawa fenol yang terdapat di tempat lain berbentuk
glikosida (Robinson, 1995).
Peranan beberapa golongan senyawa fenol sudah d